NILAI-NILAI YANG TERCERMIN DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE Ayu Wandira, Martono dan Parlindungan Nadeak Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Untan Email:
[email protected] Abstrak: Penelitian ini berjudul “Nilai-nilai yang Tercermin dalam Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai yang tercermin dalam Novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye yang ditinjau dari hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiologi karya sastra. Berdasarkan analisis data, penelitian ini menghasilkan: 1) hubungan manusia dengan Tuhan antara lain nilai Aqidah (iman) meliputi iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab Allah, iman kepada rasul, dan iman kepada takdir, sedangkan syariah (ibadah) meliputi perintah mengerjakan shalat dan berdoa kepada Allah. 2) Hubungan manusia dengan manusia antara lain tolong menolong, kasih sayang, kepedulian terhadap sesama, pengorbanan, dan gotong royong. 3) hubungan manusia dengan alam antara lain manusia menjaga kelestarian alam dan manusia tidak menjaga kelestarian alam. Kata kunci: nilai-nilai, novel, sosiologi. Abstract: This research was entitiled “Nilai-nilai yang Tercermin dalam Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye”. The purposed of this research was to describe the values reflected in the novel of Hafalan Shalat Delisa by Tere Liye that considered from the relationship between human to the God, between human to human, and human to the nature. This research used the method of qualitative descriptive with the approach of literature sociology. Based on the data analysis, this research found : 1) the relationship between human to the God, among other are faith (believe), believe to Allah, believe to the angle, believe to Alquran, believe to messenger sent by Allah, and believe to destiny, meanwhile the worship, it includes precept to do the prays to Allah. 2) the relationship between human to human, among other are helpful, love, careness to another, and cooperation. 3) relationship between human to the nature, among other are human keeps the preservation of nature. Keywords : values, novel, sociology.
s
astra merupakan pencerminan masyarakat. Melalui karya sastra, seorang pengarang mengungkapkan problema kehidupan yang pengarang sendiri ikut berada di dalamnya. Karya sastra menerima pengaruh dari masyarakat dan 1
sekaligus mampu memberi pengaruh terhadap masyarakat. Bahkan seringkali masyarakat sangat menentukan nilai karya sastra yang hidup di suatu zaman. Karya sastra dikatakan berkualitas, apabila memenuhi keinginan pembaca, jika tidak dapat dipahami oleh pembaca, maka karya sastra tersebut dapat dikatakan gagal. Oleh sebab itu, pengarang diharapkan dapat menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat. Menurut Lubis (1988:161), “Novel adalah hasil kesusastraan yang berbentuk prosa yang menceritakan suatu kejadian yang luar biasa dan dari kejadian itu lahirlah satu konflik suatu pertikaian yang merubah nasib mereka.”Alasan peneliti mengadakan penelitian terhadap novel Hafalan Shalat Delisa karena novel ini Dalam novel Hafalan Shalat Delisa terkandung nilai yang berhubungan dengan masalah penelitian secara dominan, novel Hafalan Shalat Delisa sangat terkenal dan populer, merupakan salah satu buku dengan rating tertinggi di www.goodreads.com 4 dari 5 bintang dan termasuk novel yang BEST SELLER, novel Hafalan Shalat Delisa merupakan novel yang banyak menyajikan nilai-nilai yang pantas untuk diteladani, nilai-nilai tersebut dapat menggugah hati pembaca dan membuat pembaca mendapatkan masukan sekaligus arahan dalam menerapkan prilakunya, novel Hafalan Shalat Delisa secara tidak langsung turut serta mengembangkan bahasa Indonesia dan turut melestarikan karya sastra dan novel Hafalan Shalat Delisa dapat memberikan gambaran mengenai peristiwa tsunami di Aceh pada bulan Desember 2004 yang mengukir sejarah baru di Indonesia. Yang menarik dari novel Hafalan Shalat Delisa adalah sikap Delisa yang tampak sangat dewasa, melihat usianya yang baru 6 tahun. Sikapnya saat menerima berbagai cobaan yang dihadapinya tidak cocok dengan umurnya. Adapun alasan peneliti memilih nilai-nilai yang tercermin dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye sebagai masalah yang akan diteliti karena nilai-nilai tersebut merupakan sesuatu yang penting bagi manusia dalam mengatur kehidupan, dan untuk mengetahui nilai-nilai yang tercermin dalam novel tersebut. Penelitian terhadap nilai-nilai dibatasi menjadi beberapa masalah, yakni nilai-nilai yang dilihat dari hubungan manusia dengan pencipta-Nya, nilai yang dilihat dari hubungan manusia dengan sesama manusia, dan nilai yang dilihat dari hubungan manusia dengan alam. Novel Hafalan Shalat Delisa ini diterbitkan oleh Republika, tahun 2005, setebal 270 halaman dan memuat 20 episode. Banyak pengarang yang terkenal pada saat ini, satu diantaranya adalah Tere Liye. Peneliti memilih pengarang Tere Liye dengan pertimbangan antara lain: keunikan seorang ekonom yang bisa menjadi pengarang, bukan saja novel Hafalan Shalat Delisa yang laris di pasaran, tetapi masih banyak karyanya yang lain, Tere Liye mempersembahkan karya terbaiknya dengan sederhana dan tulus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan nilai-nilai dalam Novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye. Secara khusus penelitian ini bertujuan untukpendeskripsian nilai yang tercermin dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye dilihat dari hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan alam. Dalam kehidupan ini terdapat nilai-nilai budaya yang menunjukan hubungan manusia dengan Tuhan. Nilai budaya yang mencerminkan hubungan manusia dengan Tuhan adalah nilai-nilai yang dianggap penting oleh manusia (berupa
2
sikap dan pandangan hidup manusia terhadap Tuhan) yang diterapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai budaya dilihat dari hubungan manusia dengan Tuhan dapat dilihat dari beberapa peristiwa seperti (1) manusia yang tidak percaya pada keberadaan Tuhan, (2) manusia yang menyakini keberadaan Tuhan (terbagi dua yaitu: manusia yang taat melaksanakan ajaran-Nya dan manusia yang ingkar terhadap perintah-Nya), dan (3) manusia yang menyakini kekuatan supranatural seperti mengenai hal-hal gaib dan roh-roh halus. Menurut Kluckhon (Sitorus, 1997:38) nilai budaya yang menunjukan hakikat manusia dengan sesamanya, misalnya, ada yang berorientasi kepada sesama (gotong royong), ada yang berorientasi kepada atasan, dan ada yang menekankan individualisme (mementingkan diri sendiri).Berdasarkan pendapat Kluckhon tersebut, nilai-nilai budaya dilihat dari hubungan manusia dengan manusia dapat dibedakan menjadi dua yaitu adanya hubungan baik dan konflik. Manusia yang menjalin hubungan baik dengan sesama diantaranya memiliki ciriciri yaitu: (1) menyayangi dan mencintai manusia lain, (2) tidak hanya mementingkan kepentingan sendiri atau memiliki rasa toleransi, (3) menghargai dan menghormati orang lain, (4) bersedia berbagi kebahagian atau kesenangan dengan orang lain, (5) dapat merasakan kesedihan dan kebahagian yang dirasakan orang lain, (6) menolong sesama manusia, dan kerjasama, (7) adanya kepedulian terhadap sesama, (8) bertanggungjawab, dan (9) adanya hubungan baik yang terjadi misalnya pertemanan, persahabatan, dan hidup rukun dalam bertetangga. Konflik dalam kehidupan manusia dapat terbagi atas (1) konflik dengan manusia lainnya dan (2) konflik dalam diri sendiri. Menurut Kluckhon (Sitorus, 1997:38) nilai mengenai hakikat hubungan manusia dengan alam, misalnya, ada yang beranggapan bahwa manusia tunduk pada alam, menjaga keselarasan dengan alam, atau berhasrat menguasai alam. Manusia yang tunduk kepada alam diantaranya memiliki ciri yaitu: (1) manusia memperlakukan atau memanfaatkan alam tanpa merusaknya, dan (2) berpedoman kepada alam. Manusia tunduk kepada alam karena alam menyediakan diri untuk dimanfaatkan manusia. Dalam hal ini manusia tidak dapat melawan kehendak alam. Jika manusia tidak tunduk kepada alam, alam dapat menimbulkan bencana bagi manusia. Manusia menjaga keselarasan alam diantaranya memiliki ciri-ciri yaitu: (1) tidak merusak alam, (2) menjaga kelestarian alam, (3) berusaha memperbaiki kerusakan alam. Manusia yang menjaga keselarasan alam yaitu memperlakukan alam tidak hanya untuk dimanfaatkan semau hati tetapi juga untuk dijaga dan dilestarikan.Misalnya, manusia menebang hutan dengan sistem tebang pilih dan melakukan reboisasi. Manusia yang berhasrat menguasai alam diantaranya memiliki ciri-ciri yaitu: (1) memanfaatkan alam untuk kepentingan pribadi dan golongan, dan (2) mengeksploitasi alam tanpa memikirkan dampak negatifnya terhadap lingkungan, dan (3) berusaha menundukan alam; misalnya: penambang emas yang merusak lahan, pembalakan hutan yang menyebabkan banjir, gaya hidup manusia yang menyebabkan pemanasan global, dan pawang hujan menjaga cuaca agar tidak hujan ketika acara-acara penting dilaksanakan. Sosiologi sastra adalah telaah terhadap suatu karya sastra.Ada dua kecenderungan telaah sosiologi. Pertama, pendekatan yang berdasarkan pada
3
anggapan, bahwa sastra merupakan cermin proses sosial ekonomi belaka. Pendekatan ini bergerak dari hal yang ada di luar sastra untuk membicarakan sastra. Kedua, pendekatan yang bertolak dari teks.Teks dianalisis, kemudian dipergunakan untuk memahami lebih dalam lagi gejala sosial yang ada di luar sastra (Damono, 1984:2). Menurut pendekatan sosiologi sastra, karya sastra dilihat hubungannya dengan kenyataan, sejauh mana karya sastra itu mencerminkan kenyataan.Kenyataan di sini mengandung arti yang cukup luas, yakni segala sesuatu yang berada di luar karya sastra dan yang diacu oleh karya sastra. METODE Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif mengkaji hal yang dilakukan semata-mata hanya berdasarkan pada fakta atau fenomena yang secara empiris hidup pada kenyataannya. Menurut Moleong (2002:6) mengatakan bahwa dalam metode deskriptif data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Metode deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai hasil analisis data. Dengan demikian penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan untuk memberikan gambaran tentang nilai-nilai yang tercermin di dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye diterbitkan oleh Republika tahun 2005 dengan tebal 270 halaman dan memuat 20 episode yaitu: (1) Shalat Lebih Baik dari Tidur, (2) Kalung Separuh Harga, (3) Jembatan Keledai, (4) Delisa Cinta Ummi Karena Allah, (5) 26 Desember 2004 Itu!, (6) Berita-Berita di Televisi, (7) Burung-Burung Pembawa Buah, (8) Hidayah Itu Akhirnya Datang, (9) Mereka Semua Pergi, (10) Kalung yang Indah Itu, (11) Pertemuan, (12) Pulang ke Lhok Nga, (13) Hari-Hari Berlalu Cepat, (14) Delisa Cinta Abi Karena Allah, (15) Negeri-Negeri Jauh, (16) Ibu Kembali, (17) Ajarkan Kami Arti Ikhlas!, (18) Ajari Kami Arti Memahami!, (19) Hafalan Shalat Delisa, (20) Epilog. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa teknik studi dokumenter. Teknik dokumenter ini dilakukan dengan cara menelaah karya sastra yang menjadi sumber data dalam penelitian, sumber data yang digunakan peneliti adalah novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye. Alat penggumpulan data dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri . selain itu digunakan juga kartu pencatat untuk hasil analisis sebagai bantuan, mengingat adanya keterbatasan peneliti dalam mengingat berbagai hal. Langkah-langkah dalam menganalisis data pada penelitian ini yaitu membaca intensif keseluruhan novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye maksudnya membaca yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan terus menerus khususnya dalam membaca novel Hafalan Sholat Delisa karya Tere Liye, mengklasifikasikan data sesuai dengan permasalahan penelitian, menganalisis data-data yang ada sesuai dengan masalah penelitian, menjelaskan data dengan cara mendeskripsikannya, dan menyimpulkan hasil analisis data. Teknik analisis data dalam penelitian ini antara lain: (1) menganalisis dan menginterpretasi data hubungan manusia dengan Tuhan yang tercermin dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye, (2) menganalisis dan menginterpretasi data hubungan
4
manusia dengan manusia yang tercermin dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye, (3) menganalisis dan menginterpretasi data hubungan manusia dengan alam yang tercermin dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye, (4) menyimpulkan hasil analisis data. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye nilai hubungan manusia dengan Tuhan tersebut dapat dilihat dari tindakan dan perilaku para tokoh dalam menjalani kehidupannya. Nilai-nilai tersebut yaitu aqidah (iman) syariah (ibadah). Nilai Aqidah (iman) meliputi iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab Allah, iman kepada rasul, dan iman kepada takdir. Sedangkan syariah (ibadah) meliputi perintah mengerjakan shalat dan berdoa kepada Allah. Iman kepada Allah merupakan ajaran yang paling pokok yang mendasari seluruh ajaran Islam. Dalam novel ini terdapat keimanan kepada Allah yang tertuang dalam bacaan Bismillah. Bacaan Bismillah sangat mudah diucapkan,akan tetapi keistimewaan dan keutamaannya sangat besar. “Delisa mendekati Ummi. Membuka setorannya pagi ini. Ummi menunggu. Delisa mulai membaca Ta’awudz dan bismillah pelan sambil memperbaiki kerudung birunya.” (h.6) Kutipan di atas melukiskan seorang anak yang bernama Delisa mencoba untuk memenuhi kewajibannya mengaji (membaca Alquran) yang didampingi oleh ibunya.Kata “membuka setorannya” dalam kutipan di atas memiliki makna melanjutkan membaca Alquran yang belum diselesaikan pada hari-hari sebelumnya. Kata tersebut bukanlah memiliki makna material atau uang, tetapi suatu kewajiban melanjutkan membaca bacaan Alquran yang belum tuntas dibimbing sang Ibu setiap pagi hari. Seorang mukmin harus percaya bahwa Allah SWT menciptakan malaikat yang tidak pernah tidur dan tidak pernah makan dan minum, yang selalu bekerja sesuai tugasnya masing-masing. Ajaran keimanan kepada Malaikat dalam novel Hafalan Shalat Delisa tertuang dalam dialog sebagai berikut. “ …. Nanti bangunnya insya Allah nggak susahlagi.... Ada malaikat yang membangunkan Delisa.”(h.7) Kutipan di atas melukiskan kepercayaan bahwa adanya malaikat yang selalu senantiasa menyertai dan mengingatkan untuk melaksanakan perintah Allah. Pada kalimat “…. Nanti bangunnya insya Allah nggak susahlagi....Ada malaikat yang membangunkan Delisa” bermakna rasa percaya bahwa malaikat selalu ada dan tidak pernah lupa mengingatkan Delisa untuk melaksanakan kewajibannya melaksanakan perintah Allah SWT. Rasa yakin terlihat ketika ada mengucapkan kata insya Allah yang bermakna hal itu akan terjadi karena kehendak Allah Firman Tuhan tertuang di dalam kitab suci.Sebagai umat beragama, kita wajib mengimaninya sesuai dengan agama yang kita anut. Umat muslim percaya akan firman Tuhan yang tertulis di dalam Alquran. Alquran diturunkan agar umat muslim mampu mengambil pelajaran di dalamnya, dengan cara membaca, memaknai, dan yang terpenting adalah mengamalkannya dalam kehidupan. Alquran akan menguatkan umat muslim dalam menghadapi berbagai
5
permasalahan hidup. Ajaran iman kepada firman Tuham dalam Alquran tertuang dalam dialog sebagai berikut. “Ummi sedang mengajar mengaji Cut Aisyah dan Cut Zahra. Sedangkan Fatimah membaca Alquran sendiri. Tidak lagi diajari Ummi.” (h.5) Kutipan di atas melukiskan kewajiban setiap umat muslim untuk membaca, memahami, dan mengajarkan kepada orang lain tentang firman Tuhan yang tertuang di dalam Alquran. Sebaik-baiknya umat muslim adalah orang yang mempelajari Alquran dan mengajarkannya kepada orang lain. Hal inilah yang dilakukan oleh Ummi kepada anak-anaknya.Ummi menuntun anak-anaknya membaca dan memahami Alquran dan kewajiban seorang anak dalam membaca dan memahami Alquran disertai merenungkan maknanya agar mereka mengetahui perintah-perintahNya dan larangan-laranganNya. Seorang muslim harus beriman kepada Nabi dan Rasul yang telah diutus oleh Allah SWT. Baik yang disebutkan namanya maupun yang tidak disebutkan. Seorang muslim juga wajib membenarkan semua Rasul dengan sifat, kelebihan dan keistimewaannya. “Sekarang Ustadz sedang bercerita soal bagaimana khusyuknya shalat Rosul dan sahabat-sahabatnya dulu.” (h. 40) Kutipan di atas melukiskan seorang ustadz mengajarkan murid-muridnya tentang ketaatan dalam menjalankan perintah Tuhan dengan cara menceritakan rasul dan sahabat-sahabatnya pada saat menjalankan shalat. Dengan bercerita, apalagi bila disampaikan dengan gaya bahasa yang sederhana maka anak-anak akan cenderung lebih mudah memahami bagaimana riwayat hidup Rasul. Dengan pemahaman tersebut, anak-anak juga dengan lebih mudah mengimani teladan Rasul dan orang tua tidak perlu bersusah payah mengajarkan anak-anak dengan bahasa yang terlalu rumit. Takdir atau ketentuan Allah atas hamba-Nya dalam Islam menempati posisi sentral karena termasuk salah satu rukun iman. Allah telah mengetahui apa yang akan terjadi di dunia dan akhirat. Tiada yang tersembunyi dari Allah sekalipun itu belum terjadi. Percaya kepada takdir dalam novel Hafalan Shalat Delisa terdapat dalam penggalan dialog berikut. “Prajurit Smith mengerti…. Tak ada gunanya menyesali semua takdir Tuhan atas anak dan istrinya.Tak ada gunanya menyalahkandiri sendiri atas kejadian tersebut. Apalagi sumpah serapah dan berbagai kemarahan-kemarahan yang tidak jelas lainnya.” (h.113114) Kutipan di atas melukiskan seorang Prajurit Smith sadar bahwa dia tidak boleh mengingkari takdir. Dia yang sebelumnya membenci takdir hidupnya atas kehilangan anak dan istrinya menjadi percaya bahwa itu semua adalah takdir yang telah digariskan Tuhan kepadanya. Dia sadar bahwa apa yang dia lakukan selama ini salah. Berkat kesadarannya akan adanya takdir, maka dia tidak lagi menyalahkan dirinya sendiri atas kejadian yang menimpa dirinya, bahkan dia
6
tidak mau lagi mengeluarkan sumpah serapah atau kemarahan-kemarahan yang tidak masuk akal. Hubungan manusia dengan manusia sangat berperan penting dalam kehidupan. Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia harus mempunyai akhlak yang baik dalam diri sendiri maupun dalam hal bersosialisasi. Praktik pelaksanaan akhlak dalam kehidupan sehari-hari berpedoman kepada Alquran dan sunah. Nilai-nilai tersebut yaitu tolong menolong, kasih sayang, kepedulian terhadap sesama, pengorbanan, dan gotong royong. Islam bukanlah agama yang mengedepankan dimensi vertikal semata (hubungan dengan Allah) dan melupakan persoalan-persoalan duniawi. Islam sangat memperhatikan dimensi horizontal antarmanusia (hubungan manusia dengan manusia), antara lain ditunjukkan oleh sikap tolong menolong. Dalam interaksi sosialnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam novel Hafalan Shalat Delisa sikap tolong menolong ini tertuang dalam kutipan sebagai berikut. “Sersan Ahmed dengan tampang dingin menatap tajam seluruh anak buahnya. Tugas mereka berbeda sekali hari ini. Tidak menyerbu musuh. Tidak menghabisi benteng kokoh pertahanan penjahat. Tidak juga meluluh-lantakkan gedung-gedung yang dianggap sarang gembong mafia narkoba Amerika Selatan. Bahkan sersan Ahmed tidak tahu bagaimana cara terbaik menghadapi musuh mereka sekarang. Musuh mereka adalah menyisir kota untuk mengevakuasi mayat; menyelamatkan segera orang-orang yang masih bernafas. Musuh yang menyedihkan, memilukan hati.” (h.99-100) Kutipan tersebut melukiskan tugas seorang tentara bukan hanya sebagai aparat negara melainkan juga bertugas membantu orang lain yang terkena bencana karena tentara juga merupakan bagian dari masyarakat yaitu sebagai makhluk sosial. Sebagai bagian dari masyarakat, para tentara menjalankan misi kemanusiaan membantu penanganan bencana alam tsunami. Pergaulan antarsesama harus diikat dengan rasa kasih sayang, karena rasa kasih sayang akan menghilangkan atau menghapus rasa asing satu sama lainnnya.Adanya rasa kasih sayang dapat meringankan tangan dan kaki untuk berbuat, menggembirakan hati, memperbesar minat dan kemauan, serta mempengaruhi sikap kita terhadap orang lain.Adapun kutipan-kutipan yang menunjukan hubungan kasih sayang adalah sebagai berikut. “Delisa bangun, Sayang…. Shubuh!” Fatimah, sulung berumur lima belas tahun membelai lembut pipi Delisa. Tersenyum berbisik. “Delisa masih tidur, kak Fatimah…” Delisa menceracau menggeliat menarik selimutnya. “Aduh, orang tidur kok masih bisa ngomong” Fatimah tertawa menggoda. “Kak Fatimah ganggu saja… Delisa masih ngantuk!”Delisa bandel menarik bantal.Di taruh tersebut kepala.Malas mendengar suara tertawa Kak Fatimah. “Nanti Kak Fatimah gelitik, ya! Kalau nggak bangun-bangun…” Jari-jari Fatimah menjulur mengancam...“Iya Delisa bangun, nih!” sebel sekali suara Delisa terdengar.Ia memandang kakak-kakaknya sirik. (h. 2)
7
Kutipan di atas melukiskan kasih sayang seorang kakak kepada adiknya. Dengan penuh kasih sayang Fatimah kakak pertama Delisa membangunkan Delisa dari tidurnya untuk melaksanakan shalat subuh. Fatimah membangunkan Delisa dengan sabar walaupun Delisa susah sekali bangunnya. Orang yang memiliki kepedulian terhadap sesuatu bermakna memiliki tanggung jawab. Tanggung jawab dalam konteks pergaulan manusia adalah keberanian. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung resiko atas segala yang menjadi tanggung jawabnya. Orang yang demikian akan berusaha melalui potensi dirinya dengan rasa penuh tanggung jawab, ia mau berkorban demi kepentingan orang lain.Adapun kutipan-kutipan yang menunjukan hubungan kepedulian terhadap sesama adalah sebagai berikut. Anak-anak berebut masuk kelas. Ummi menunggu dari luar, berbincang dengan Ummi Tiur, menanyakan kesehatannya; menjanjikan akan menyuruh Fatimah mengantarkan sweater tebal untuk Ummi Tiur. (h. 64) Kutipan di atas melukiskan rasa kepedulian terhadap sesama dalam bentuk perhatian.Dalam kutipan tersebut tampak ada dua orang tua yang sedang menunggu anak-anaknya di sekolah.Sambil menunggu, Ummi Delisa mengajak Ummi Tiur untuk berbincang-bincang sambil menanyakan kesehatan Ummi Tiur.Perhatian Ummi Delisa tampak ketika Ummi menanyakan kesehatan Ummi Tiur.Setelah dia tahu kondisi Ummi Tiur, dia pun langsung berjanji untuk mengantarkan sweater tebal untuk Ummi Tiur.Pemberian jaket dimaksudkan supaya Ummi Tiur bisa cepat sehat dan tidak kedinginan pada saat menunggu anaknya keluar kelas. Menurut Martono (2009:264) pengorbanan berasal dari kata korban, maknanya memberi secara ikhlas: harta, benda, waktu, tenaga, pikiran, bahkan mungkin nyawa, demi cintanya atau ikatannya dengan sesuatu atau demi kesetiaan. Adapun kutipan yang menunjukan pengorbanan adalah sebagai berikut. Abi juga memutuskan berhenti dari kapal tanker. Sekarang mengerjakan banyak hal di sini. Tidak jauh dengan pekerjaan Abi dulu. Membantu sukarelawan yang mengurusi gardu listrik, alat pemancar, mesin-mesin umum dan lain sebagainya. (h. 172) Kutipan di atas melukiskan pengorbanan Abi yang memutuskan berhenti dari pekerjaannya di kapal tanker dan berkorban menjadi sukarelawan. Abi Juga merasa jika dia tetap bekerja, maka Delisa tidak ada yang menjaganya di Lhok Nga, selain itu banyak juga pekerjaan yang bisa Abi lakukan di Lhok Nga demi membantu korban-korban yang terkena bencana.Misalnya Abi membantu mengurusi gardu listrik, alat pemancar, mesin-mesin umum dan lain sebagainya. Abi melakukan semua itu untuk membangun desanya agar cepat kembali normal, sehingga bekas-bekas kesedihan sudah tidak tampak lagi. Supaya semua orang bisa melanjutkan hidup untuk ke depannya dengan baik dan tidak trauma dengan bencana yang telah terjadi, serta mengambil pelajaran dari bencana yang telah terjadi. Gotong royong akan terlaksana jika ada rasa tanggung jawab. Teuku Dien, Koh Acan, dan beberapa penduduk lain juga melakukan hal yang sama seperti Abi. Bergotong royong membangun rumah mereka kembali. (h. 171)
8
Kutipan di atas melukiskan kegiatan gotong royong yang dilaksanakan oleh masyarakat yang terkena bencana. Kata bergotong royong mengandung makna saling membantu untuk membangun desa mereka. Pada kalimat tersebut, Teuku Dien, Koh Acan dan penduduk lainnya bersama-sama membangun kembali rumah mereka, mereka saling membantu untuk membuat rumah tempat tinggal, agar tidak berlama-lama berada di tenda darurat, tenda yang telah disediakan pemerintah untuk korban bencana tsunami yang masih selamat. Agar mereka cepat memulai kembali hidup ini dan melupakan semua yang telah hilang. Mereka saling membantu dan memberi semangat, menjadi satu keluarga yang saling memberi dan menerima. Hubungan manusia dengan alam merupakan hubungan yang sangat akrab. Hal ini disebabkan manusia hidup tergantung kepada alam. Alam membawa berkah untuk manusia di muka bumi ini. Manusia wajib menjaga dan melestarikan alam sehingga alam pun menjadi bersahabat kepada manusia. Dalam penelitian ini ditemukan (1) manusia yang menjaga kelestarian alam (2) manusia yang tidak menjaga kelestarian alam. Manusia menjaga kelestatian alam dapat dilakukan dengan cara tidak merusak alam, menjaganya, dan berusaha memperbaiki kerusakan alam. Dalam novel Hafalan Shalat Delisa tergambar hubungan antara manusia dengan alam dalam hal menjaga kelestarian alam yang terdapat pada kutipan sebagai berikut. “Lhok Nga menggeliat dalam remang. Cahaya matahari menyemburat dari balik bukit yang memagari kota. Orang-orang sudah dari tadi kembali dari meunasah. Orang-orang beranjak mulai mengukir hari. Yang berdagang pergi ke pasar, membuka toko-toko. Yang bekerja di kantoran mandi bersiap diri. Yang sekolah menyiapkan buku-buku dan peralatan lainnya.” (h.30) Kutipan di atas melukiskan masyarakat Lok Nga yang masih menjaga keindahan bukit sehingga bukit tersebut masih terlihat asri dan dapat melindungi kota dari sinar matahari secara langsung. Bukit yang masih asri adalah contoh dari persahabatan manusia dengan alam, sehingga alampun ikut menjaga manusia dari cuaca atau bencana alam yang dapat merugikan manusia. Hal ini berbanding terbalik dengan keadaan bukit di daerah-daerah kota pada umumnya yang sering dimanfaatkan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan tertentu yang malah merusak alam dan pada akhirnya berdampak negatif bagi manusia yang tinggal di sekitar bukit tersebut. Alam memiliki hubungan erat dengan kelangsungan hidup manusia, kepunahan dan kelestariannya terletak di tangan manusia. Jadi keindahan alam itu tergantung dari manusia. Manusia yang mempunyai hasrat menguasai alam terkadang lupa untuk bersahabat dengan alam. Manusia hanya memanfaatkan alam untuk kepentingan pribadi atau golongan, atau mengeksploitasi alam tanpa memikirkan dampak negatifnya terhadap lingkungan. Dalam novel Hafalan Shalat Delisa tergambar akibat yang di dapat manusia yang tidak menjaga kelestarian alam. “Gelombang tsunami sudah menghantam bibir pantai Lhok Nga. Orangorang yang di pagi Ahad biasanya duduk-duduk menikmati hari di pasir pantai berteriak terperanjat. Terkejut melihat betapa dahsyatnya ombak yang tiba.” (h. 70)
9
Kutipan di atas melukiskan tempat tinggal manusia yang terlalu dekat dengan pantai sehingga ketika bencana datang maka manusia akan kesulitan untuk menyelamatkan diri. Tidak hanya itu, manusia juga lupa untuk menjaga kelestarian alam di sekitar pantai dengan sembarangan menebang pohon tanpa menanamnya kembali. Manusia seharusnya memagari pantai dengan menanam pohon-pohon yang menyerap air dan menahan ombak agar tidak terjadi erosi di sekitar bibir pantai. Jika bibir pantai dipagari dengan pohon-pohon seperti pohon bakau dan lain sebagainya, maka ketika terjadi bencana tsunami, ombak akan terlebih dahulu menghantam pohon-pohon sehingga manusia masih sempat menyelamatkan diri. jadi, manusia harus menyatu dengan alam supaya dapat terjadi keseimbangan antara alam dengan manusia. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye nilai hubungan manusia dengan Tuhan tersebut dapat dilihat dari tindakan dan perilaku para tokoh dalam menjalani kehidupannya. Nilai-nilai tersebut yaitu aqidah (iman) (ibadah). Nilai Aqidah (iman) meliputi iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab Allah, iman kepada rasul, dan iman kepada takdir. Sedangkan syariah (ibadah) meliputi perintah mengerjakan shalat dan berdoa kepada Allah. Hubungan manusia dengan manusia sangat berperan penting dalam kehidupan. Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia harus mempunyai akhlak yang baik dalam diri sendiri maupun dalam hal bersosialisasi. Praktik pelaksanaan akhlak dalam kehidupan sehari-hari berpedoman kepada Alquran dan sunah. Nilai-nilai tersebut yaitu tolong menolong, kasih sayang, kepedulian terhadap sesama, pengorbanan, dan gotong royong. Hubungan manusia dengan alam merupakan hubungan yang sangat akrab. Hal ini disebabkan manusia hidup tergantung kepada alam. Alam membawa berkah untuk manusia di muka bumi ini. Manusia wajib menjaga dan melestarikan alam sehingga alam pun menjadi bersahabat kepada manusia. Dalam penelitian ini ditemukan (1) manusia yang menjaga kelestarian alam (2) manusia yang tidak menjaga kelestarian alam. Saran Beberapa saran berikut dapat menjadi bahan masukan yang bermanfaat bagi pihak-pihak terkait. Siswa hendaknya dalam membaca novel memperhatikan nilai-nilai positif antara lain tentang semangat, tekad, perilaku pantang menyerah untuk selalu memperjuangkan cita-cita dan jangan mencontoh apabila novel tersebut mempunyai nilai yang negatif. Guru dapat menjadikan novel “Hafalan Shalat Delisa” sebagai bahan ajar dalam mengajarkan materi tentang nilai-nilai yang berhubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama manusia dan manusia dengan alam. Dalam novel “Hafalan Shalat Delisa” terdapat nilai-nilai kehidupan antara lain kebersamaan yang kental diikuti dengan gotong-royong, kepedulian antasesama, kerja keras mereka dalam mendapatkan penghidupan, dan saling menghormati antar sesama. Selain itu, novel Hafalan Shalat Delisa adalah novel yang berkualitas untuk pembaca karena novel ini
10
memiliki ragam persepsi apresiasi dari pembaca, sehingga ada baiknya jika membaca novel tersebut.Peneliti selanjutnya hendaknya meneliti novel Hafalan Shalat Delisa dengan pandangan dan pendekatan yang berbeda sehingga penelitian tentang novel ini menjadi lengkap dan jelas. DAFTAR RUJUKAN Al-Quran Terjemahan. 2006. Jakarta: Pena PundiAksara. http://rudien87.wordpress.com/2010/11/13/237/iman kepadamalaikat/ diunduh 28 Januari 2013. http://en.wikipedia.org/wiki/Value_(personal_and_cultural),diunduh 27 Januari 2012). Koentjaraningrat.1994. KebudayaanMentalisdan Pembangunan.Jakarta: Gramedia. Liye, Tere. 2011. HafalanSholatDelisa. Jakarta: Republika. Martono. 2009. Ekspresi Puitik Puisi Munawar Kalahan Suatu Kajian Heremeneutika. Pontianak: STAIN Pontianak Press. Moleong, Lexy. 2007. MetodePenelitianKualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakary. Nurgiyantoro, Burhan. 2005. TeoriPengkajianFiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Z.F. Zulfahnur, dkk. 1996. Teori Sastra. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Tahun 1996/1997.
11