ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE
ARTIKEL E-JOURNAL
ELFI SURIANI NIM 120388201079
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016
ABSTRAK Suriani, Elfi. 2016. Analisis Tindak Tutur Ilokusi dalam Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tere Liye. Skripsi. Tanjungpinang. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing I : Ahada Wahyusari, M.Pd. Pembimbing II : Harry Andheska, M.Pd.
Kata Kunci : Tindak Tutur Ilokusi, Novel Novel merupakan karangan fiksi yang menceritakan tentang kehidupan seseorang dengan setiap pelaku memiliki watak dan sifat tertentu yang dituangkan dalam bentuk karya sastra. Pada novel sering dijumpai dialog yang mengandung tuturan yang sulit untuk dipahami. Makna yang disampaikan penulis dalam novel terkadang membuat kesalahtafsiran antara pembaca satu dengan pembaca lainnya. Pada kondisi seperti itulah suatu analisis ilokusi memiliki peran yang tepat untuk mengkaji suatu penggunaan bahasa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tindak tutur ilokusi dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tindak tutur ilokusi dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye. Berdasarkan teori dalam penelitian ini, peneliti meneliti kelima jenis tindak tutur ilokusi yaitu tindak tutur asertif, tindak tutur direktif, tindak tutur komisif, tindak tutur ekspresif, dan tindak tutur deklarasi. Data yang diambil dari penelitian ini adalah berupa kutipan dialog yang terdapat dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye. Untuk mendapatkan data yang bisa mendukung objek penelitan ini, maka peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dalam metode ini dilakukan beberapa langkah yaitu pengumpulan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah teknik simak dan teknik catat. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah terdapat 113 dialog yang merupakan tindak tutur ilokusi. Tindak tutur ilokusi yang dominan dijumpai adalah tindak tutur direktif. Tindak tutur ilokusi yang paling sedikit dijumpai adalah tindak tutur deklarasi.
ABSTRACT Suriani, Elfi. 2016. Illocutionary Speech Act in Novel Hafalan Shalat Delisa by Tere Liye. Essay. Tanjungpinang. Indonesian Literature and Language Education Department, Teachering and Education Science Faculty, Maritim Raja Ali Haji University. Supervisor I : Ahada Wahyusari, M.Pd. Supervisor II : Harry Andheska, M.Pd.
Keywords: Illocutionary Speech Act, Novel The novel is a fictional essay that tells about the life of a person with every actor has a certain character and properties manifested in a literary work. In the novel often found dialog containing utterances that are difficult to understand. Meaning conveyed in the novel writers sometimes make a misinterpretation between the reader with other readers. In conditions like that an analysis of illocutionary has an appropriate role to assess a use of language. Formulation of the problem in this research is how the illocutionary speech acts in a novel Hafalan Shalat Delisa by Tere Liye. The purpose of this study was to describe the illocutionary speech acts in a novel Hafalan Shalat Delisa by Tere Liye. Based on the theory in this study, researchers examined five types of speech acts are illocutionary speech acts assertive, directive speech acts, commissive speech acts, expressive speech acts, and the declaration speech acts. The data drawn from this research is a form of dialogue excerpts contained in the novel Hafalan Shalat Delisa by Tere Liye. To obtain data that can support the object of this research, the researchers used a qualitative descriptive method. In this method the steps of data collection, analyzing data, and making inferences. Data collection techniques used to obtain the data in this study is a technique and techniques refer to note. The results obtained in this study is that there is a dialogue which is 113 illocutionary speech acts. The dominant illocutionary speech acts directive speech acts is encountered. Illocutionary speech act is the least common declaration speech acts.
1. Pendahuluan Bahasa dalam kehidupan sehari-hari mempunyai peran sebagai alat komunikasi. Bahasa selalu digunakan oleh manusia dalam segala kegiatan berinteraksi seperti berkumpul, bermain dan menyampaikan pesan semuanya menggunakan media bahasa. Sependapat hal tersebut dengan (Chaer dan Agustina, 2010:14) yang menyatakan bahwa bahasa itu bersifat manusiawi. Artinya, bahasa sebagai alat komunikasi verbal yang hanya dimiliki oleh manusia. Dengan komunikasi berbahasa, manusia dapat menyampaikan semua yang ada dalam pikiran karena dengan berpikir secara otomatis manusia menuturkan suatu bahasa di dalam pikirannya. Hal tersebut dapat dilihat pada seorang sastrawan karena ia dapat menyampaikan perasaannya dengan menggunakan bahasa yang berupa percakapan atau tuturan, misalnya saja dalam karya sastra novel. Novel adalah cerita dalam bentuk prosa yang cukup panjang dan meninjau kehidupan sehari-hari (Priyatni, 2010:124). Dalam novel tentulah tidak bisa dilihat secara langsung apa yang dilakukan oleh tokoh-tokohnya, melainkan hanya dapat merasakan perbuatannya saja melalui dialog-dialog yang telah ada di dalam novel dengan membacanya. Namun, kadang kala makna yang ingin disampaikan dalam novel pun akan diterima pembaca secara berbeda antara pembaca yang satu dan yang lain. Dalam dialog yang terdapat dalam novel pun ada beberapa dialog yang mengandung tindak tutur. Tindak tutur merupakan gejala individual yang bersifat
psikologis dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan bahasa penutur dalam menghadapi situasi tertentu (Aslinda dan Syafyahya, 2007:33). Austin (Chaer dan Agustina, 2010:53) merumuskan tiga peristiwa tindak tutur, yaitu (1) tindak tutur lokusi, (2) tindak tutur ilokusi, dan (3) tindak tutur perlokusi. Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur yang menyatakan sesuatu dalam arti “berkata” atau tindak tutur dalam bentuk kalimat yang bermakna dan dapat dipahami (Chaer dan Agustina, 2010:53). Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang biasanya didefinisikan dengan kalimat performatif yang eksplisit (Chaer dan Agustina, 2010:53). Tindak tutur perlokusi adalah tindak tutur yang berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan dengan sikap dan perilaku nonlingusitik dari orang lain itu (Chaer dan Agustina, 2010:53). Berkenaan dengan tuturan ilokusi, Searle (Tarigan, 2009:42-44) membagi tindak ujaran kedalam lima kategori yaitu, asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklarasi. Asertif adalah bentuk tutur yang melibatkan penutur pada kebenaran proposisi yang diekspresikan dalam tuturan itu (Searle dalam Tarigan, 2009:43). Direktif adalah bentuk tuturan yang dimaksudkan untuk menimbulkan beberapa efek melalui tindakan sang mitra tutur (Searle dalam Tarigan, 2009:43). Komisif adalah bentuk tutur yang melibatkan penutur pada beberapa tindakan yang akan datang (Searle dalam Tarigan, 2009:43). Ekspresif adalah bentuk tutur yang berfungsi untuk mengekspresikan, mengungkapkan atau memberitahukan sikap psikologis sang penutur (Searle dalam Tarigan, 2009:43). Deklarasi adalah bentuk tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal yang baru dari tuturan yang diucapkan (Searle dalam Tarigan, 2009:43).
2. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. (Sukardi, 2014:14) berpendapat bahwa metode dekriptif adalah suatu metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek dan subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya, dengan tujuan menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat. Metode deskriptif pada penelitian ini digunakan untuk mendapatkan gambaran mengenai tindak tutur ilokusi yang terdapat pada novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan objek yang telah diteliti oleh peneliti, maka peneliti mendapatkan data berupa dialog yang mengandung tindak tutur ilokusi dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye. Dalam kutipan dialog yang terdapat dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye terdapat 113 tuturan yang mengandung tindak tutur ilokusi yang diklasifikasikan ke dalam 5 kategori, yaitu tindak tutur asertif sebanyak 24 tuturan, tindak tutur direktif sebanyak 54 tuturan, tindak tutur komisif sebanyak 6 tuturan, tindak tutur ekspresif sebanyak 27 tuturan, dan tindak tutur deklarasi sebanyak 2 tuturan. 1. Contoh hasil tindak tutur asertif yang ditemukan dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye: Delisa : “Delisa.. D-e-l-i-s-a cinta Ummi.. Delisa c-i-n-t-a Ummi karena Allah!” (Kode data 045).
Pada tuturan ini disampaikan penutur secara langsung. Menurut (Leech 2011:358) tindak tutur dengan tujuan menyatakan berarti meyakini bahwa proposisi adalah milik dan menunjang posisi penutur. Pada dialog ini yang menjadi kata kunci dalam makna menyatakan adalah „cinta Ummi karena Allah‟. Dari pernyataan tersebut terdapat kebenaran bahwa penutur memang benar mencintai lawan tuturnya dengan menggunakan kata „Allah‟ yang menjadi kesaksian dari penutur. 2. Contoh hasil tindak tutur direktif yang ditemukan dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye: Abi Usman : “Kalau Engkau baik saat itu kepada Delisa ya Allah, menjaganya dari selaksa air bah, maka tak ada sulitnya Engkau akan baik pula saat ini, hamba mohon..” (Kode data 095).
Pada dialog makna memohon ini digunakan penutur untuk memohon kepada mitra tutur secara hormat untuk mengabulkan apa yang diinginkannya. Menurut (Rahardi, 2005:99) makna permohonan ditandai dengan hadirnya ungkapan mohon. Pada dialog ini penutur mengungkapkan permohonannya kepada mitra tuturnya agar memberikan perlindungan kepada anak dari si penutur. 3. Contoh hasil tindak tutur komisif yang ditemukan dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye: Shopi : “Kak Shopi berjanji akan selalu mengirim surat, Sayang” (Kode data 086). Menurut (Leech, 2011:35) berdasarkan tujuan dari dialog tersebut, proposisi mengandung perbuatan yang akan dilakukan penutur merupakan cara untuk
meyakinkan mitra tutur bahwa perbuatan tersebut akan dilakukannya. Dari dialog ini, penutur terikat untuk mengirim surat kepada mitra tuturnya di masa depan. 4. Contoh hasil tindak tutur ekspresif yang ditemukan dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye: Delisa : “Maafkan Delisa, seharusnya Delisa mau belajar berenang seperti yang Abi bilang waktu pulang tiga bulan lalu!” (kode data 070). Pada dialog tersebut, makna minta maaf digunakan untuk menyampaikan rasa penyesalan atas apa yang telah dilakukannya. Searle (Tarigan, 2009:43) menyatakan bahwa tindak tutur ekspresif merupakan bentuk tutur yang berfungsi untuk mengekspresikan, mengungkapkan atau memberitahukan sikap psikologis sang
penutur.
Dari
dialog
tersebut,
penutur
mengungkapkan
keadaan
psikologisnya dengan menyampaikan rasa penyesalannya kepada mitra tutur karena dulu tidak mau belajar berenang seperti yang mitra tutur perintahkan. 5. Contoh hasil tindak tutur deklarasi yang ditemukan dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye: Shopi : “Sudah lima hari lima malam ia tidak tidak siuman.. ini akan sulit sekali!” (Kode data 063).
Kalimat yang bermakna berpasrah biasa digunakan untuk mengungkapkan rasa menyerah terhadap sesuatu. Dalam dialog ini penutur menyampaikan rasa pasrahnya kepada mitra tuturnya karena tidak yakin akan keselamatan dari pasiennya. Searle (Tarigan, 2009:44) menyatakan bahwa tindak tutur deklarasi merupakan tindak tutur yang menghubungkan antara isi tuturan dengan kenyataaannya. Pada makna ini juga memperlihatkan bahwa adanya keadaan baru
yang muncul akibat kejadian itu yakni antara penutur dan mitra tutur akan sedih jika pasien tidak terselamatkan. 4. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan data mengenai tindak tutur ilokusi, dapat diketahui bahwa tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang digunakan untuk menyampaikan informasi agar mitra tutur melakukan sebuah tindakan. Tindak tutur ilokusi yang terdapat dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye telah dibagi menjadi tindak tutur asertif, tindak tutur direktif, tindak tutur komisif, tindak tutur ekspresif dan tindak tutur deklarasi. Kelima jenis tindak tutur ilokusi tersebut memiliki maksud dan tujuan yang berbeda. Tindak tutur ilokusi yang ditemukan dalam novel Hafalan Shalat Delisa karya Tere Liye adalah sebanyak 113 kutipan dialog. Tindak tutur ilokusi yang paling banyak dijumpai dalam novel tersebut adalah tindak tutur direktif. Sedangkan tindak tutur yang paling sedikit dijumpai dalam novel tersebut adalah tindak tutur deklarasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukkan dan panduan bagi para penulis untuk menulis suatu karya sastra novel agar dapat menggunakan bahasa dengan baik sehingga para pembaca dapat menikmati isi dari cerita secara baik. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan bahasa Indonesia khusus untuk bidang kajian pragmatik dan semoga hasil penelitian ini juga dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan, dan dapat menjadi acuan atau bandingan untuk penelitian yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Aslinda dan Leni Syafyahya. 2010. Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama. Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta. Leech, Geoffrey. 2011. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Universitas Indonesia. Priyatni, Endah Tri. 2010. Membaca Sastra Dengan Ancangan Literasi Kritis. Jakarta: BumiAksara. Rahardi, Kunjana. 2005. Pragmatik Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Sukardi. 2014. “Metodologi Penelitian Pendidikan”. Jakarta: PT Bumi Aksara. Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa Bandung.