NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM PADA KESENIAN TRADISIONAL RODAT DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014
SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam Pada Jurusan Tarbiyah
Disusun Oleh ULFAH NURYANI NIM. 11110071 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2015
v
vi
vii
viii
ix
MOTTO
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.(Al-hujuraat:13)
x
PERSEMBAHAN
Teruntuk Ibu dan Bapak tercinta (Ibu Dartiyah dan Bapak Muhlasin) terimakasih atas doa yang tiada pernah terputus, pengorbanan yang tiada pernah terhenti, suport yang tiada pernah lelah kalian berikan kepadaku, segala fasilitas hidup kalian sediakan, kasih sayank yang tak pernah bisa tergantikan oleh apapun trimakasih karna telah menjadi orang tua terbaik di dunia ini untuk kami anakanakmu. Untuk adik kecilku Rischa Amalia Azzahro keceriaanmu menjadi suntikan semangat yang tiada terganti, tetap jadilah pelita untuk kita, meskipun kadang tingkah lucu serta kemanjaanmu membuatku repot tapi kaulah yang teristimewa. Untuk calon imamku (M.M) terimakasih telah memilihku untuk menjadi calon istri dan ibu dari anak-anakmu kelak, semoga Allah slalu memudahkan jalan yang ada di depan kita. Untuk Om Heri yang sedang berjuang menyelesaikan tugas akhirnya dan juga keluarga besarku trimakasih telah banyak membantu dan memberiku kehangatan dalam keluarga. Semua ini ku persembahkan untuk mereka yang tersayang.
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam pada Kesenian Tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2014”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. Selaku Ketua STAIN Salatiga.
2.
Bapak Suwardi, M. Pd. Selaku ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga.
3.
Bapak Rasimin, SPd.I, M.Pd Selaku Ketua program studi PAI STAIN Salatiga.
4.
Bapak Drs. Juz‟an,M.Hum selaku bimbingan skripsi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan sumbangan pemikiran dalam masa bimbingan hingga selesainya penulisan skripsi ini.
5.
Ibu Dra.Siti Farikhah,M Pd.selaku dosen pembimbing akademik.
6.
Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian akademik STAIN Salatiga.
xii
7.
Bapak (Muhlasin) dan Ibu (Dartiyah) yang selalu memberikan dukungan baik moril maupun materi serta dengan tulus ikhlas tiada henti mendoakan agar dapat menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.
8.
Rischa Amalia Azzahro yang slalu menghibur dan menghilangkan kepenatanku dengan keceriaanmu
9.
Calon Imamku (M.M) yang selalu mengajariku dengan berbagai macam cara yang luar biasa agar dapat menjadi pribadi yang lebih dewasa dan kuat, trimakasih untuk kesabaran dan ketidak putus asaan dalam memahamiku dan untuk segalanya.
10. Bapak. Rovik Asari selaku kepala desa Sidomukti
yang telah banyak
memberikan bantuan dalam proses penelitian hingga terselesaikanya penelitian ini. 11. Sahabat terdekatku dan teman mondar-mandirku di kampus Maharani D.N salam sukses buat kita 12. Semua teman-teman PAI angkatan 2010 (khususnya PAI B), PPL dan KKN yang selalu memotivasi dan saling mendukung agar cepat menyelesaikan perkuliahan ini. Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang tentunya masih terdapat kekurangan. Penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pemikiran pendidikan Islam, berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin…
Salatiga, 28 Desember 2014 Penulis
Ulfah Nuryani 111 10 071
xiii
ABSTRAK Ulfah nuryani. 2015. Nilai-Nilai Pendidikan Islam pada Kesenian Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2014. Skripsi, Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negri Salatiga. Pembimbing. Drs. Juz‟an, M.Hum Kata kunci
: Nilai Pendidikan Islam, Rodat
Penelitian ini membahas nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian rodat di desa sidomukti kecamatan bandungan kabupaten semarang. Fokus penelitian yang dikaji adalah: 1.Bagaimana pemahaman masyarakat tentang konsep kesenian tradisional rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 2. Adakah nilai-nilai Pendidikan Islam pada kesenian “rodat” di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang . Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan fenomena secara mendalam untuk mengkaji masalah yang diteliti. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan di desa Sidomukti kecamatan Bandungan kabupaten Semarang. Pengumpulan data menggunkan wawancara, dokumentasi, dan observasi atau pengamatan. Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada, lalu melakukan reduksi data, penyusunan satuan, kategorisasi, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini mengadakan keabsahan data dengan menggunakan pengamatan triangulasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa kesenian rodat adalah kesenian tradisional yang masih dilestarikan oleh masyarakat dan menurut pemahaman masyarakat desa Sidomukti kecamatan Bandungan kabupaten Semarang adalah sebuah kesenian yang dilakukan oleh 10-20 orang sebagai pengiring atau penyemarak acara-acara yang diselenggarakan oleh warga, seperti acara merti desa, 17 Agustusan, hajatan atau sebagai pertunjukan yang digemari warga dalam acara pertunjukan biasa dan juga sebagai media dakwah karena dalam kesenian rodat terdapat syair atau lagu-lagu yang menuntun dan mengajak masyarakat untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT. Nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian tradisional rodat adalah keyakinan bahwa Allah SWT adalah tempat satu-satunya meminta pertolongan, Allah adalah Dzat yang Maha Pemberi segala nikamat, dan terciptanya kesatuan, persatuan, dan juga kerukunan dalam masyarakat
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i HALAMAN NOTA PEMBIMBING........................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................
iv
HALAMAN MOTTO................................................................................
v
PERSEMBAHAN...................................................................................... vi KATA PENGANTAR................................................................................ vii ABSTRAK ................................................................................................. ix DAFTAR ISI .............................................................................................. x DAFTAR TABEL .....................................................................................
xiv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... xv BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................
1
B. Rumusan Masalah .................................................. 4 C. Tujuan Penelitian ................................................... 4 D. Manfaat Penelitian ................................................ 5 E. Penegasan Istilah ..................................................... 6 xv
F. Metode Penelitian... ................................................ 7 1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian......................
2.
Kehadiran Peneliti............................................. 8
3.
Lokasi Penelitian............................................... 8
4.
Sumber Data...................................................... 9
5.
Prosedur Pengumpulan Data............................ 9
6.
Analisis Data....................................................... 11
7.
Pengecekan Keabsahan Data............................. 12
8.
Tahap-tahap Penelitian..................................... 12
G. Sistematika Penulisan Skripsi................................ BAB II
7
13
KAJIAN PUSTAKA A. Nilai-nilai Pendidikan Islam 1. Definisi Nilai ..............................................
14
2. Sifat-sifat Nilai ................................................. 15 3. Macam-macam Nilai......................................... 16 4. Pengertian Pendidikan Islam...........................
20
5. Landasan Pendidikan Islam............................
24
6. Tujuan Pendidikan Islam.................................
27
7. Ruang Lingkup Pendidikan Islam...................
29
8. Ciri Substansi Pendidikan Islam......................
30
9. Tanggung Jawab Pendidikan Islam................
33
B. Kesenian Tradisional Rodat...................................... 36
xvi
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Paparan Data .......................................................... 44 1. Letak Geografis ................................................. 44 2. Keadaan Penduduk...........................................
45
3. Keadaan Sosial Agama....................................... 46 4. Keadaan Pendidikan dan Sarana Pendidikan .... 47 5. Keadaan Sosial Ekonomi.................................... 48 6. Stuktur Organisasi.............................................. 49 B. Temuan Penelitian .................................................. 50 1. Sejarah Berkembanganya Kesenian Tradisional Rodat di desa Sidomukti.............
50
2. Pemahaman kesenian rodat di desa Sidomukti.................................................... BAB IV
51
PEMBAHASAN A. Kesenian Rodat Di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang....
79
B. Nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian tradisional rodat di desa Sidomukti kecamatan Bandungan kabupaten Semarang. ............................80 1.
Nilai Aqidah........................................................ 80
2.
Nilai Ibadah........................................................ 81
3.
Nilai Syukur....................................................... 82 xvii
BAB V
4.
Nilai Gotong Royong/Kerjasama........................ 82
5.
Nilai Persatuan dan Kesatuan............................ 83
6.
Nilai Kearifan Lokal............................................ 84
PENUTUP A. Kesimpulan............................................................... 86 B. Saran ........................................................................ 88
xviii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Jumlah penduduk di desa Sidomukti berdasarkan usia dan jenis kelamin tahun2014, hlm 45
Tabel 3.2
Data penduduk menurut Agama tahun 2014, hlm 46
Tabel 3.3
Data pendidikan masyarakat desa Sidomukti (Umur 5 Tahun Keatas) tahun 2014, hlm 47
Tabel 3.4
Sarana pendidikan desa Sidomukti tahun 2014, hlm 48
Tabel 3.5
Jumlah penduduk menurut mata pencaharian (umur 18 keatas) tahun 2014, hlm 48-49
xix
DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar Riwayat Hidup 2. Daftar Nilai SKK 3. Surat Tugas Pembimbing 4. Surat Ijin Penelitian 5. Surat Keterangan Penelitian 6. Lembar Konsultasi 7. Daftar Pertanyaan 8. Hasil Wawancara 9. Dokumentasi
xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai ajaran yang datang dari Allah sesungguhnya merefleksikan nilai-nilai pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia sehingga menjadi manusia yang sempurna. Islam sebagai agama universal telah memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju
kehidupan
bahagia,
yang
pencapaiannya
bergantung
pada
pendidikan. Islam menyediakan dasar-dasar untuk membangun sistem pendidikan yang sarat dengan sistem nilai (Saebani, 2009: 22). Pendidikan Islam adalah usaha bimbingan ditujukan untuk mencapai keseimbangan kebutuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam. Pendidikan Islam adalah suatu usaha untuk mengarahkan dan mengubah tingkah laku individu untuk mencapai pertumbuhan kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam dalam proses pendidikan melalui latihan-latihan, akal fikiran (kecerdasan), kejiwaan, keyakinan, kemauan, dan perasaan, serta pancaindera dalam seluruh aspek kehidupan manusia (Djumransah, 2007: 19-20) Manusia terdiri dari dua substansi; pertama, substansi jasad/materi yang bahan dasarnya adalah dari materi yang merupakan bagian dari alam semesta ciptaan Allah dan dalam pertumbuhan dan perkembangannya tunduk dan mengikuti sunnatullah (aturan, ketentuan, hukum Allah yang berlaku di alam semesta), kedua, substansi immateri/nonjasadi, yaitu peniupan ruh ke
v
dalam diri manusia sehingga manusia merupakan benda organik yang mempunyai hakekat kemanusiaan serta mempunyai berbagai alat potensial dan fitrah (Widodo, 2004: 14). Dari kedua substansi tersebut maka yang paling esensial adalah substansi immateri atau ruhnya. Manusia yang terdiri dari dua substansi itu telah dilengkapi dengan alat-alat potensial dan potensi-potensi dasar yang harus diaktualkan atau ditumbuh kembangkan dalam kehidupan nyata di dunia
ini
melalui
proses
pendidikan
untuk
selanjutnya
dipertanggungjawabkan dihadapan-Nya kelak di akhirat. Dalam sejarah penyebaran agama Islam di Jawa, Islam mengalami perkembangan yang cukup unik. Dari segi agama, suku Jawa sebelum menerima pengaruh agama dan kebudayaan Hindu, masih dalam taraf animistis dan dinamistis. Dengan khasanah budaya yang semacam ini, akan memberikan nilai tersendiri bagi Indonesia diantara bangsa-bangsa lainya. Sehingga dapat dikatakan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang penuh dengan adat ketimuran, yang diwarnai tataran nilai-nilai luhur dalam pendidikan. Kebudayaan dalam masyarakat lama (kampung) bersifat statik, lamban berubah. Seninya sebagai pola kebudayaan sejagat juga bersifat statik. Seni itu diulang-ulang bukan saja selama kehidupan satu generasi, bahkan dari generasi ke generasi. Dengan perulangan itu menjadi tradisi, yaitu menjadi adat. Adat tidak boleh diubah-ubah. Mengubah adat adalah tabu. Maka seni tradisional juga tidak boleh diubah-ubah. Dengan mengikatkan diri pada tradisi mesyarakat itu menjadi tradisionalisme, yaitu vi
memuja pandangan praktek lama, menjaganya supaya jangan berubah. Kalau dikaji seni tradisional itu, akan ditemukan ada unsur-unsur yang berhubungan dengan: 1.
Agama atau kepercayaan,
2.
Pengobatan (misalnya berhubungan dengan jin),
3.
Perang (silat),
4.
Peristiwa adat,
5.
Hiburan. (Gazalba, 1988: 42) Salah satu unsur seni yang berhungan dengan agama yaitu Rodat.
Rodat merupakan tarian rakyat yang dalam pementasannya berupa tarian kelompok berpasangan. Kesenian ini termasuk jenis salawatan yang lama dan sekarang ini sudah jarang ditemui. Perkumpulan kesenian Rodat yang masih ada pun sudah jarang mengadakan pementasan. Jenis tarian ini dari dulu sampai sekarang bertahan hidup masih seperti keadaan aslinya. Fungsi dan pertunjukan Rodat adalah sebagai tontonan bagi masyarakat umum, yang para penontonnya tidak dipungut bayaran. Jumlah pendukung pementasan kesenian ini sekitar 30 orang, yang terdiri dari 20 orang penari dan 10 orang pemain instrumen. Kesenian ini juga masih menggunakan pedoman Kitab Barzanji. Para pemainnya menggunakan kostum realistis yaitu memakai peci, baju dan celana seragam. Mereka selalu membawa kipas dan saputangan
sebagai
perlengkapan
tangan.
http://460033.blogspot.com/2010/11/kesenian-tradisional.html, diakses pada tanggal 7 November 2013 pukul 14:47 WIB.
vii
Berkaitan dengan uraian tersebut di atas maka timbul suatu keinginan dari peneliti untuk mengadakan penelitian guna mengetahui maksud, tujuan, dan nilai-nilai pendidikan Islam pada kesenian tradisional Rodat. Di mana anggapan masyarakat yang berdomisili di Sidomukti dan sekitarnya yang mayoritas beragama Islam bahwa kesenian rodat tersebut mengandung nilainilai pendidikan Islam. Oleh karena itu, peneliti mengambil judul skripsi “ NILA-NILAI
PENDIDIKAN
ISLAM
PADA
KESENIAN
TRADISIONAL RODAT DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANGDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2014”
B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pemahaman masyarakat tentang konsep kesenian tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun 2014? 2. Bagaimana nilai-nilai pendidikan agama Islam pada kesenian tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah:
viii
1. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat tentang konsep kesenian tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun 2014. 2. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan agama Islam pada kesenian tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 2014.
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis. 1.
Manfaat teoritik Secara teoritis penelitian ini diharapkan menjadi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di dalam melestarikan seni budaya yang terdapat di Indonesia guna menambah hasanah keilmuan pada jenjang S1 STAIN Salatiga.
2.
Manfaat praktis a.
Bagi pemerintah, hasil penelitian ini dapat berguna unutuk melestarikan nilai-nilai budaya yang terdapat di Indonesia khususnya pemerintah desa Sidomukti.
b.
Bagi masyarakat, sebagai sumbangan informasi bagi segenap masyarakat khususnya bagi yang beragama Islam untuk tetap menjaga nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat pada kesenian tradisional rodat di desa Sidomukti kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. ix
c.
Bagi STAIN Salatiga, untuk memperkaya perbendaharaan perpustakaan di Sekolah Tinggi Agama Islam Negri (STAIN) Salatiga.
d.
Bagi peneliti, sebagi bahan masukan untuk mengembangkan wawasan dan sikap ilmiah serta bahan dokumen untuk penelitian lebih lanjut.
E. Penegasan Istilah Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi yang keliru dan untuk membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, perlu dijelaskan kata kunci yang terkandung dalam judul skripsi ini, yaitu : 1. Nilai Nilai diartikan sebagai sesuatu yang berharga, yang dianggap bernilai, adil, baik dan indah serta menjadi pedoman atau pegangan diri (Darmadi, 2009: 27). 2. Pendidikan Islam Pendidikan Islam sebagai bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan menguasai berlakunya semua ajaran Islam (Widodo, 2007: 173). 3. Kesenian Tradisional Rodat Kesenian tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum atau suku atau bangsa tertentu. Tradisional adalah aksi dan tingkah laku yang keluar alamiah karena x
kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu. Tradisi adalah bagian dari tradisional namun bisa musnah karena ketidakmauan masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut (Soemardjo, 2000: 82). Rodat berasal dari kata Irodat, salah satu sifat Allah yang berarti berkehendak. Maksud pemberian nama itu adalah agar manusia selalu berkehendak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ada lagi yang mengatakan ia berasal dari kata raudah, yaitu taman Nabi yang terletak di masjid Nabawi, Madinah. Ada yang berpendapat ia berasal dari nama alat yang dimainkan dalam kesenian ini. Alat musik tersebut berbentuk bundar yang dimainkan dengan cara dipukul yang disebutnya tar. Dengan demikian, maka rodat termasuk seni yang memiliki misi dakwah. http://kedaibacakita.blogspot.com/2008/09/rodat-tarian-pengiring-syairdan-musik.html. Diakses tanggal 4 Maret 2014 pukul 11:36 WIB Rodat, dilakukan oleh sebilangan orang, ada yang memukul rebana, ada yang menari dan menyanyikan lagu dalam bahasa arab, memuji Tuhan dan Nabi. (Gazalba, 1988: 43) Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian tradisional Rodat, mengingat dalam kesenian tersebut terdapat lantunan sholawat.
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif deskriptif, yaitu suatu penelitian yang dalam pelaksanaanya tidak menggunakan angkaxi
angka atau perhitungan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran suatu gejala atau masyarakat tertentu (Rumidi 2004:104) Penelitian ini menggunakan metode bercerita secara nyata tentang keadaan yang di teliti. Selain itu penulis juga mengemukakan landasanlandasan atau teori-teori secara literature yang ada hubunganya dengan objek yang diteliti dalam laporan penelitian seperti ini. Data yang dikumpulkan dan dianalisis adalah berbagai informasi dari respon dan hasil laporan penelitian dapat berupa kutipan-kutipan atau gambar. 2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan sebagai instrumen aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan, Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka peneliti hadir secara langsung di lokasi sampai memperoleh data yang valid. dalam penelitian kualitatif, seorang peneliti menjadi pelajar, yakni belajar dari orang diwawancara yang menjadi sumber data. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Desember 2014. 3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang peneliti ambil adalah di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang 4. Sumber Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data kualitatif yaitu data yang berbentuk kalimat, kata, atau gambar. Data kualitatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dokumen yang xii
berisi yang berisi nilai-nilai pendidikan dan kesenian tradisional Rodat. Penelitian ini menggunakan metode bercerita secara nyata tentang keadaan yang diteliti. Selain itu, penulis juga mengemukakan landasanlandasan atau teori-teori secara literatur yang ada hubunganya dengan objek yang diteliti dalam laporan penelitian seperti ini. Data yang dikumpulkan dan dianalisis adalah berbagai informasi dari respon dan hasil laporan penelitian dapat berupa kutipan-kutipan atau gambar. Oleh karena itu, data yang diperlukan adalah data sekunder dan data primer. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumbernya. Dalam penelitian ini, sumber data primer penulis peroleh melallui wawancara. Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui pihak kedua, baik berupa catatan, laporan, atau yang lainya. 5. Prosedur Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data ini, peneliti memperoleh data dengan menggunakan tiga teknik pengumpulan data. a. Metode Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek dengan sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat ataupun mungkin dapat diulang (Rumidi, 2004:68). Metode observasi ini peneliti gunakan untuk mengamati kesenian tradisional
rodat
di
desa
Sidomukti Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang, dengan cara terjun langsung melihat pertunjukan kesenian rodat.
xiii
b. Metode Wawancara Wawancara identik dengan pengumpulan data dengan cara bertanya langsung secara lisan maupun tulisan kepada narasumber. Menurut Rumidi (2004:88) wawancara adalah suatu proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya. Metode wawancara digunkan untuk menggali informasi tentang kesenian tradisional rodat di desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Dengan jumlah responden 7 orang yang terdiri dari kepala desa, kepala dusun, ketuan kesenian rodat, pemain rodat dan dua warga yang mewakili warga yang selalu dirumah dan warga yang jarang dirumah. c. Metode Dokumentasi Menurut Irawan yang dikutip oleh Rumidi (2004:100) Study dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek penelitian. Dokumentasi yang peneliti peroleh dalam hal ini berupa dokumen dan buku-buku serta kumpulan dari beberapa pengamatan langsung di lokasi penelitian yakni berupa foto-foto kesenian rodat di desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. 6. Analisis Data Menurut Suprayogo dan Tobroni (2001:192), “Kegiatan analisis data selama pengumpulan data dapat dimulai setelah peneliti memahami
xiv
fenomena sosial yang sedang diteliti dan setelah mengumpulkan data yang dapat dianalisis”. Sebagai tahap akhir suatu penelitian maka penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan cara data yang dikumpulkan berupa katakata, gambar dan bukan angka-angka, hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Jadi, teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Reduksi data yaitu proses pemilihan, pemutusan pada penyederhanaan, abstraksi dan transformasi data kasar. Penyajian data adalah penyajian kembali sekumpulan informasi atau data untuk yang tersusun untuk dipahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan selanjutnya berdasarkan sajian datanya. Verifikasi adalah tahapan penyimpulan dari proses penemuan makna atau gejala atas peristiwa yang diteliti. Secara garis besar teknik analisis data dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Setelah data dirasakan cukup, selanjutnya data tersebut ditelaah dan diseleksi. Jika terdapat data yang tidak diperlukan, data tersebut direduksi. Setelah data baru hasil reduksi baik selanjutnya ditarik suatu kesimpulan, yang merupakan hasil akhir atau jawaban terhadap judul. 7. Pengecekan Keabsahan Data Agar data mempunyai validitas, reliabilitas, dan objektivitas yang tinggi, perlu dilakukan triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu, xv
yaitu triangulasi sumber, metode, dan teori (Moleong 2001:178). Tringulasi adalah teknik pemeriksan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai data pembanding. Dengan kata lain, bahwa dengan triangulasi, peneliti dapat me-recheck temuanya dengan jalan membandingkan dengan berbagai sumber, metode atau teori. 8. Tahap-tahap Penelitian Beberapa urutan kegiatan yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan penelitian ini sebagai berikut: a. Persiapan, meliputi : penyusunan proposal, pengurusan perizinan, dan penyusunan jadwal kegiatan. b. Pengumpulan data, meliputi : pengumpulan dokumen dan penelaahan dokumen yang terkumpul. c. Analisis data, meliputi : analisis awal, reduksi data, analisis data temuan, pengayaan dan pendalaman, dan merumuskan kesimpulan. d. Penyusunan laporan, meliputi : penyusunan laporan sementara (draf), penilaian laporan penelitian sementara, perbaikan laporan dan penusunan laporan akhir.
G. Sistematika Penulisan Untuk memberikan gambaran yang jelas dan menyeluruh sehingga pembaca dapat memahami isi skripsi ini dengan mudah maka penulis berusaha memberikan sistematika penulisan dengan penjelasan secara garsis
xvi
besar. Skripsi ini terdiri dari lima bab yang masing-masing saling berkaitan yaitu sebagai berikut: BAB I
berisi tentang pendahuluan yang memuat : terdiri dari latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penulisan. BAB II
berisi konsep nilai, definisi pendidikan Islam, kesenian tradisional
Rodat. BAB III
berisi nilai-nilai pendidikan Islam pada kesenian tradisional Rodat
yang meliputi konsep kesenian tradisional Rodat dan nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian Rodat. BAB IV
berisi tentang analisis nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian
tradisional Rodat. BAB V
berisi tentang penutup yang meliputi : kesimpulan dan saran-saran.
xvii
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Nilai-nilai Pendidikan Islam 1.
Definisi Nilai Menurut Muhammad Noor Syam yang dikutip Muhaimin dan Abdul Mujib (1993:109) nilai
adalah suatu penetapan atau suatu
kualitas objek yang menyangkut suatu jenis apresiasi atau minat. Nilai itu praktis dan efektif dalam jiwa dan tindakan manusia dan melembaga secara objektif di dalam lembaga masyarakat. Nilai ini merupakan suatu realita yang sah sebagai suatu cita-cita yang benar dan berlawanan dengan cita-cita palsu atau bersifat khayati. Dalam arti lain, nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia atau masyarakat, mengenai hal-hal yang dianggap baik, benar dan hal-hal yang dianggap buruk dan salah (Muhaimin, 1993:110). Nilai bersifat ideal, abstrak, dan tidak dapat disentuh oleh panca indra, sedangkan yang dapat ditangkap hanya barang atau tingkah laku yang mengandung nilai tersebut. Nilai juga bukan fakta yang berbentuk kenyataan dan konkret, oleh karena itu, masalah nilai bukan soal benar dan salah, tetapi soal dikendaki atau tidak, sehingga bersifat subjektif. Nilai tidak mungkin diuji, dan ukuranya terletak pada diri yang menilai. Konfigurasi nilai dapat berwujud kebenaran yakni nilai logika yang memberi kepuasan rasa intelek, atau berwujud kegunaan diperoleh dari
sesuatu barang. Hal ini karena barang tidak memiliki kegunaan, sehingga tidak bernilai yakni nilai pragmatis (guna) (Muhaimin, 1993:110) Nilai diartikan sebagai sesuatu yang berharga, yang dianggap bernilai, adil, baik dan indah serta menjadi pedoman atau pegangan diri (Darmadi, 2009: 27). Nilai juga diartikan sebagai suatu sasaran sosial atau tujuan sosial yang dianggap pantas dan berharga untuk dicapai (Sagala, 2006: 237). Adapun nilai yang dimaksud di sini adalah norma yang berlaku dalam masyarakat ataupun tuntunan Agama yang ada dalam masyarakat. Nilai merupakan esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. Esensi belum berarti sebelum dibutuhkan oleh manusia, tetapi tidak berarti adanya esensi karena adanya manusia yang membutuhkan. Hanya saja kebermaknaan esensi tersebut semakin meningkat sesuai dengan peningkatan daya tangkap dan pemaknaan manusia sendiri. 2.
Sifat-sifat Nilai Sifat-sifat nilai menurut Sjarkawi (2009: 31) adalah sebagai berikut: a.
Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia. Nilai yang bersifat abstrak tidak dapat di indra. Hal yang dapat diamati hanyalah objek yang bernilai itu. Misalnya, orang yang memiliki kejujuran. Kejujuran adalah nilai,tetapi kita tidak bisa
mengindra kejujuran itu. Yang dapat kita indra adalah kejujuran itu. b.
Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan, cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai nemiliki sifat ideal (das sollen). Nilai diwujudkan dalam bentuk norma sebagai landasan manusia dalam bertindak. Misalnya, nilai keadilan. Semua orang
berharap
dan
mendapatkan
dan
berperilaku
yang
mencerminkan nilai keadilan. c.
Nilai berfungsi sebagai daya dorong/motivator dan manusia adalah pendukung nilai. Manusia bertindak berdasar dan didorong oleh nilai yang diyakininya. Misalnya, nilai ketakwaan. Adanya nilai ini menjadikan semua orang terdorong untuk bisa mencapai derajat ketakwaan.
3.
Macam-macam Nilai Nilai dapat dilihat dari berbagai sudut pandangan, yang menyebabkan terdapat bermacam-macam nilai, antara lain: a.
Dilihat dari segi kebutuhan hidup manusia, nilai menurut Abraham Maslaw dapat dikelompokkan menjadi: a. Nilai biologis b. Nilai keamanan c. Nilai cinta kasih d. Nilai harga diri e. Nilai jati diri
Kelima nilai tersebut berkembang sesuai kebutuhan yakni akan tuntutan fisik biologis, keamanan, cinta kasih, harga diri dan yang terahkir kebutuhan jati diri (Thoha, 1996: 63). b.
Dilihat dari sumbernya menurut Muhaimin (1993:111) nilai di bagi menjadi dua sumber nilai yang berlaku dalam pranata kehidupan manusia dapat digolongkan menjdi dua macam, yaitu: 1) Nilai Ilahi Nilai yang dititahkan Tuhan melalui para Rasul-Nya, yang berbentuk taqwa, iman, adil, yang diabadikan dalam wahyu Ilahi. Pada
nilai
Ilahi
ini,
tugas
manusia
adalah
menginterpretasikan nilai-nilai itu. Dengan intepretasi itu, manusia akan mampu menghadapi ajaran Agama yang dianut. 2) Nilai Insani Nilai yang tumbuh atas kesepakatan manusia serta hidup dan berkembang dari peradaban manusia. Nilai-nilai insani yang kemudian melembaga menjadi tradisi-tradisi
yang
diwariskan
turun
temurun
dan
menginginkan anggota masyarakat yang mendukungnya, karena kecenderungan tradisi tetap mempertahankan diri terhadap kemungkinan perubahan tata nilai, kenyataan ikatanikatan tradisional sering menjadi penghambat perkembangan peradaban dan kemajuan manusia (Muhaimin, 1993:112).
c.
Dilihat dari kemampuan jiwa manusia untuk menangkap dan mengembangkan
nilai
menurut
Noeng
Muhadjir
dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu: a. Nilai yang statik, misalnya kognisi, emosi, psikomotor. b. Nilai yang bersifat dinamis, seperti motifasi berprestasi, motivasi berafiliasi, motifasi berkuasa (Thoha, 1996 :63). d.
Dilihat dari wujudnya, menurut Muhaimin (1993: 116), nilai yang dilihat berdasarkan wujudnya dibagi menjadi dua yaitu: 1) Nilai formal Nilai formal yaitu nilai yang tidak ada wujudnya, tetapi memiliki bentuk, lambang, serta simbol-simbol. Nilai ini dibagi menjadi dua macam yaitu : a) Nilai sendiri, seperti sebutan “Bapak Lurah” untuk seseorang yang memangku jabatan lurah. b) Nilai turunan, seprti sebutan “Ibu Lurah” bagi seseorang yang menjadi istri pemangku jabatan lurah. 2) Nilai material Nilai material yaitu nilai yang berwujud dalam kenyataan pengalaman, rohani dan jasmani. Nilai ini dibagi menjadi dua macam yaitu : a) Nilai rohani, nilai rohani ini terdiri atas nilai logika, nilai estetika, nilai etika, dan nilai religi. b) Nilai jasmani atau panca indra, nilai ini terdiri atas nilai hidup, nilai nikmat dan nilai Agama.
e.
Pendekatan proses budaya, nilai dapat dikelompokkan dalam tujuh jenis yakni (Darmadi, 2006: 44): 1) Nilai ilmu pengetahuan 2) Nilai ekonomi 3) Nilai keindahan 4) Nilai politik 5) Nilai keagamaan 6) Nilai kekeluargaan dan 7) Nilai kejasmanian.
f.
Pembagian nilai didasarkan atas sifat nilai itu dapat dibagi ke dalam (1) nilai-nilai subjektif, (2) nilai-nilai objektif rasional, dan (3) nilai-nilai objektif metafisik. Nilai subjektif adalah nilai yang merupakan reaksi subjek terhadap objek, hal ini sangat tergantung kepada masing-masing pengalaman subjek tersebut. Nilai subjektif rasional (logis) yakni nilai-nilai yang merupakan esensi dari objek secara logis yang dapat diketahui melalui akal sehat. Seperti nilai kemerdekaan, setiap orang memiliki hak untuk merdeka, nilai kesehatan, nilai keselamatan badan dan jiwa, nilai perdamaian dan sebagainya. Sedangkan nilai yang bersifat objektif metafisik yakni nilai-nilai yang ternyata mampu menyusun kenyataan objektif, seperti nilai-nilai Agama (Thoha, 1996: 64).
g.
Menurut Noeng Muhadjir, dilihat dari segi ruang lingkup dan keberlakuannya nilai dapat dibagi menjadi (1) nilai-nilai universal dan (2) nilai-nilai lokal (Thoha, 1996: 64).
h.
Ditinjau dari segi hakekatnya nilai dapat dibagi menjadi (1) nilai hakiki (root values) dan (2) nilai instrumental. Nilai-nilai yang hakiki itu bersifat universal dan abadi, sedangkan nilai-nilai instrumental dapat bersifat lokal, pasang-surut, dan temporal. Perbedaan macam-macam nilai ini mengakibatkan menjadikan
perbedaan dalam menentukan tujuan pendidikan nilai, perbedaan strategi yang akan dikembangkan dalam pendidikan nilai, perbedaan metoda dan teknik dalam pendidikan Islam. Di samping perbedaan nilai tersebut di atas yang ditinjau dari sudut objek, lapangan, sumber dan kualitas serta masa keberlakuannya, nilai dapat berbeda dari segi tata strukturnya. Tentu hal ini lebih ditentukan dari segi sumber, sifat dan hakekat nilai itu (Thoha, 1996: 65). 4.
Pengertian Pendidikan Islam Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT. kepada hamba-Nya melalui para Rasul. Dalam Islam memuat sejumlah ajaran, yang tidak sebatas pada aspek ritual, tetapi juga mencakup aspek peradaban. Dengan misi utamanya adalah sebagai rahmatan lil „alamin, Islam hadir dengan menyuguhkan tata nilai yang bersifat plural dan inklusif yang merambah ke dalam semua ranah kehidupan.
Islam sebagai ajaran yang datang dari Allah sesungguhnya merefleksikan nilai-nilai pendidikan yang mampu membimbing dan mengarahkan manusia sehingga menjadi manusia yang sempurna. Islam sebagai Agama universal telah memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju kehidupan bahagia, yang pencapaiannya bergantung pada pendidikan. Islam menyediakan dasar-dasar untuk membangun sistem pendidikan yang sarat dengan system nilai (Saebani, 2009: 22). pendidikan Islam merupakan proses membimbing dan membina fitrah peserta didik secara maksimal dan bermuara pada terciptanya pribadi peserta didik sebagai muslim paripurna (insan kamil) (Al Rasyidin dan Nizar, 2005:38). Secara terminologi para ahli pendidikan Islam telah mencoba menformulasikan pengertian pendidikan Islam. Di antara batasan yang variatif tersebut (Al-Rasyidin, Nizar, 2005:31) adalah: a.
Al-Syaibani; mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah proses mengubah tingkah laku individu peserta didik pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya. Proses tersebut dilakukan dengan cara pendidikan dan pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan profesi di antara sekian banyak profesi asasi dalam masyarakat.
b.
Muhammad Fadhil al-Jamaly; mendefinisikan pendidikan Islam sebagai upaya mengembalikan, mendorong serta mengajak peserta didik hidup lebih dinamis dengan berdasarkan nilai-nilai yang
tinggi dan kehidupan yang mulia dengan proses tersebut, diharapkan akan terbentuk pribadi perserta didik yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan potensi akal, perasaan, maupun perbuatannya. c.
Ahmad D. Marimba : mengemukakan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil). (AlRasyidin, Nizar, 2005:32).
d.
Ahmad
Tafsir;
mendefinisikan
pendidikan
Islam
sebagai
bimbingan yang diberikan oleh seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam (Al-Rasyidin, Nizar, 2005:32). Menurut M.J. Adler yang dikutip Djumransah (2007:14) mengartikan “pendidikan adalah suatu proses di mana semua kemampuan manusia (bakat dan kemampuan yang diperoleh) dapat dipengaruhi oleh pembiasaan dan disempurnakan dengan kebiasaankebiasaan yang baik melalui sarana yang artistik serta dibuat dan dipakai oleh siapapun untuk membantu orang lain atau dirinya sendiri dalam pencapaian tujuan yang ditetapkan dengan kebiasaan yang baik. Hal ini berarti bahwa yang menyangkut permasalahan hidup manusia dan kemampuan asli dan yang diperoleh
dapat dipengaruhi dan
disempurnakan oleh pembiasaan yang baik. Berkenaan dengan
pengertian ini maka Ibnu Sina memberikan arti “pendidikan” adalah “pembiasaan” Menurut Djumransah (2007: 19-20), definisi pendidikan Islam adalah: a. Pendidikan Islam adalah usaha bimbingan ditujukan untuk mencapai keseimbangan kebutuhan jasmani dan rohani menurut ajaran Islam (Djumransah, 2007: 19). b. Pendidikan Islam adalah suatu usaha untuk mengarahkan dan mengubah tingkah laku individu untuk mencapai pertumbuhan kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam dalam proses pendidikan melalui latihan-latihan, akal fikiran (kecerdasan), kejiwaan, keyakinan, kemauan, dan perasaan, serta pancaindera dalam seluruh aspek kehidupan manusia. c. Pendidikan Islam adalah bimbingan secara sadar dan terus-menerus yang sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan kemampuan ajaranya (pengaruh dari luar), baik secara individual maupun kelompok sehingga manusia mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam secara utuh dan benar. Ajaran utuh meliputi aqidah (keimanan), syari‟ah (ibadah, muammalah) dan akhlak (budi pekerti) (Djumransah, 2007: 20). Dengan keimanan yang benar memimpin kearah budi pekerti luhur (akhlak mulia), dan akhlak mulia memimpin manusia ke arah manusia mendalami hakikat, dan menuntut ilmu yang benar, sedangkan ilmu yang benar memimpin manusia ke arah amal shaleh. Di samping
itu, untuk memahami pendidikan Islam lebih mendalam maka tentu akan lebih baik apabila memahami makna Islam itu sendiri sebagai suatu kekuatan yang memberi hidup bagi suatu peradaban yang mana salah satu buahnya adalah pendidikan. (Djumransah, 2007: 20) Kata “Islam” yang bersumber dari Al-Qur‟an memang memiliki banyak pengertian antara lain: a. silm berarti damai (perdamaian). b. salaam artinya selamat (keselamatan). c. taslim artinya serah (penyerahan) diri kepada Tuhan. d. sullam artinya tangga/ jenjang, naik untuk mencapai kemulyaan dunia akhirat (Mutholib Muhyidin, 1981: 5) Pengertian Islam sebagai Agama dapat diketahui dengan ungkapan lain yaitu “Islam adalah undang-undang tuhan yang menuntun orang-orang yang berakal dengan ikhtiar mereka yang terpuji ke arah perbaikan taraf hidup mereka di dunia dan akhirat” (muthalib muhyidin, 1981:7). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam sebagaimana dirumuskan berdasarkan pengertian Islam yaitu: menyerahkan diri dan tunduk sepenuhnya kepada Allah dengan cara ikhtiar menuju perubahan hidup yang lebih baik. 5.
Landasan Pendidikan Islam Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan harus mempunyai landasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu, pendidikan Islam sebagai suatu usaha
membentuk manusia, harus mempunyai landasan kemana semua kegiatan dan semua perumusan tujuan pendidikan itu dihubungkan (Depag RI, 1984:19). a.
Al-Qur‟an
Al-Qur‟an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur‟an itu terdiri dari dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut Aqidah dan yang berhubungan dengan amal yang disebut Syari‟ah. Ajaran- ajaran yang berhubungan dengan iman tidak tidak banyak dibicarakan dalam Al-Qur‟an, yang banyak dibicarakan dalam AL-Qur‟an adalah yang berkaitan dengan amal perbuatan. Ini menunjukkan bahwa amal itulah yang banyak dilaksanakan, sebab semua amalperbuatan manusia dalam hubunganya dengan Allah, dengan dirinya sendiri, sesama manusia (masyarakat), dengan alam dan lingkungannya, kesemuanya itu adalah termasuk dalam ruang lingkup amal shaleh (syari‟ah). Istilah-istilah yang biasa digunakan dalam membicarakan ilmu syari‟ah ini ialah: 1) ibadah, untuk perbuatan yang berhubungan dengan Allah. 2) mu‟amalah, untuk perbuatan yang berhubungan selain dengan
Allah. 3) akhlak, untuk tindakan yang menyangkut etika dan budi pekerti dalam pergaulan. b.
As-Sunnah
As-Sunnah ialah perkataan, perbuatan, atau pengakuan Rasul Allah SWT. Yang dimaksud dengan pengakuan itu ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. Sunnah merupakan sumber hukum kedua sesudah Al-Qur‟an. Seperti AlQur‟an, sunnah juga berisi aqidah dan syari‟ah. Sunah berisi petunjuk (pedoman) untuk kemaslahayan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertakwa. Untuk itu rasulallah menjadi guru dan pendidik utama. Beliau sendiri mendidik. Pertama, dengan menggunakan rumah al-arqam ibn al-arqam, kedua dengan memanfaatkan tawanan perang untuk mengajar baca tulis, ketiga dengan dengan mengirim para sahabat ke daerah-daerah yang baru masuk Islam. Semua itu adalah pendidikan dalam rangka pembentukan manusia muslim dan masyarakat Islam. Oleh karena itu, Sunnah merupakan landasan ke dua bagi pembinaan pribadi manusia muslim. Sunnah selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang, itulah sebabnya mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahaminya termasuk sunnah yang berkaitan dengan pendidikan. ( Depag RI, 1984:20)
c.
Ijtihad Ijtihad adalah istilah para fuqoha, yaitu berfikir dengan menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki oleh ilmuan syari‟at Islam untuk menetapkan atau menentukan suatu hukum syari‟at Islam dalam hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya oleh Al-Qur‟an dan Sunnah.Ijtihad dalam dalam pendidikan harus tetap bersumber dari Al-Qur‟an dan Sunnah yang diolah oleh akal yang sehat dari para ahli pendidikan Islam. Ijtihad tersebut haruslah dalam hal-hal yang berhubungan langsung dengan kebutuhan hidup pada suatu tempat pada kondisi dan situasi tertentu. Teori- teori pendidikan baru hasil Ijtihad, harus dikaitkan dengan ajaran Islam dan kebutuhan hidup. ( Depag RI, 1984:21) Menurut Anshari (1992:84) ijtihad adalah usaha yang sungguh-sungguh seseorang (beberapa orang)ulama tertentu, yang memiliki syarat-syarat tertentu, untuk merumuskan kepastian hukum mengenai sesuatu (beberapa) perkara tertentu, yang tidak ada kepastian hukumnya secara tegas dan positif dalam Al-Qur‟an dan Sunnah.
6.
Tujuan Pendidikan Islam Tujuan pendidikan Islam adalah untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang Agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermsyarakat, berbangsa dan bernegara. Tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan menjadi empat dimensi yaitu: a) Tujuan pendidikan jasmani (al-ahdaf al jismiyah), b) tujuan pendidikan rohani (al-ahdaf al-ruhaniyah), c) Tujuan pendidikan akal (al-ahdaf al-akliyah, dan d) tujuan pendidikan sosial (al-ahdaf alijtimaiyah) (Saebani, 2009: 146). Pendidikan Islam diharapkan mampu menghasilkan manusia yang bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat, senang dan gemar mengamalkan dan mengembangkan ajaran Islam dalam berhubungan dengan Allah dan sesama manusia, serta dapat mengambil manfaat dari apa yang Allah sediakan di alam semesta ini untuk kepentingan hidup di dunia dan di akhirat nanti (Daradjat, 2011: 29). Sedangkan tujuan pendidikan Islam dapat dirumuskan sebagai berikut (Saebani, 2009 : 147): a.
Untuk membentuk akhlakul karimah.
b.
Membantu peserta didik dalam mengembangkan kognisi, afeksi dan psikomotori guna memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sebagai pedoman hidupnya sekaligus sebagai kontrol terhadap pola fikir, pola laku dan sikap mental.
c.
Membantu peserta didik mencapai kesejahteraan lahir batin dengan membentuk mereka menjadi manusia beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, memiliki pengetahuan dan keterampilan, berkepribadian
integratif, mandiri dan menyadari sepenuhnya peranan dan tanggung jawab dirinya di muka bumi ini sebagai abdulloh dan kholifatulloh. Dengan demikian, sesungguhnya inti dari tujuan pendidikan Islam adalah menjadikan seseorang menjadi insan kamil manusian yang utuh secara jasmani dan rohani. 7.
Ruang Lingkup Pendidikan Islam Ruang
lingkup
pendidikan
Islam
meliputi
keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara (Saebani, 2009: 46): e. Hubungan manusia dengan Allah SWT f. Hubungan manusia dengan sesama manusia g. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri h. Hubungan manusia dengan mahluk lain dan lingkungannya. Adapun ruang lingkup pendidikan Islam meliputi lima unsur pokok yaitu: Al-Qur‟an, Aqidah, Syari‟ah, Akhlak, dan Tarikh (sejarah). Ruang lingkup ajaran Islam mencakup tiga domain yaitu (Saebani, 2009: 47): a.
Kepercayaan (i‟tiqadiyah), yang berhubungan dengan rukun iman, sepert iman kepada Allah SWT, malaikat, kitabullah, Rasulullah, hari kebangkitan dan takdir;
b.
Perbuatan („amaliyah), yang terbagi dalam dua bagian: (1) masalah Ibadah, berkaitan dengan rukun Islam, seperti syahadat, shalat, zakat, puasa, haji, dan ibadah-ibadah lain yang mengatur hubungan
manusia dengan Allah SWT.; (2) masalah Mu‟amalah, berkaitan dengan interaksi manusia dengan sesamanya, baik perseorangan maupun kelompok seperti akad, pembelajaran, hukuman, hukum jinayah (hukum pidana dan perdata); c.
Etika (khulukiyah), berkaitan dengan kesusilaan, budi pekerti, adab atau sopan santun yang menjadi perhiasan bagi seseorang dalam rangka mencapai kutamaan. Nilai-nilai seperti jujur (siddiq), terpercaya (amanah), adil, sabar, syukur, pemaaf, tidak tergantung pada materi (zuhud), menerima apa adanya (qana‟ah), berserah diri kepada Allah (tawakal), malu berbuat buruk (haya), persaudaraan (ukhuwah), toleransi (tasamuh), tolong menolong (ta‟awun), dan saling menanggung (akaful), adalah serangkaian bentuk dari budi pekerti yang luhur (akhlaq al karimah).
8.
Ciri-ciri Substansi Pendidikan Islam
Standar substansi pendidikan Islam menjadi istimewa disebabkan dengan karakter sebagai berikut: keimanan, ilmu, amal, akhlak, dan sosial. Maka pendidikan Islam adalah pendidikan keimanan, pendidikan ilmiah, pendidikan amaliah, pendidikan akhlak dan pendidikan sosial.(hafidz, 2009:68) a.
Pendidikan Keimanan Sesengguhnya ketuhanan,
esensi
untuk
pendidikan
Islam
adalah
pendidikan
mewujudkan
fokus
utamanya
adalah
terbentuknya ikatan yang kuat antara seorang hamba yang fana
dengan Allah penguasa alam yang kekal. Dengan kata lain, bahwa pendidikan keimanan dimaksudkan sebagai pendidikan spiritual yang istimewa bagi setiap individu. (hafidz, 2009:70) b.
Pendidikan Amaliah
Amal saleh pada hakikatnya merupakan salah satu pintu masuk ke dalam substansi pendidikan Islam, di samping merupakan buah utama dari ilmu yang benar, akhlak yang benar dan pendidikan sosial kemasyarakatan yang dapat dipertanggngjawabkan. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan amaliayah mencakup segala sesuatu yang dimuat dalam pendidikan ketrampilan, yang tercermin dalam perbuatan yang bermanfaat kepada umat manusia dalam kehidupan ini dan perbuatan yang dapat menjamin keberlangsungan ilmu pengetahuan sebagai upaya untuk menguasai seluruh alam semesta, mengambil mnfaat dari bumi yang telah diberikan, dan membuat potensi, kekayaan dan kandungan bumi menjadi bermanfaat bagi individu, masyarakat dan umat manusia seluruhnya (hafidz, 2009:84) c.
Pendidikan Ilmiah
Sesungguhnya di antara substansi paling penting dalam pendidikan Islam adalah berbagai macam ilmu pengetahuan, dimulai dari membaca dan menulis. Pengetahuan
manusia
mengalami
perubahan
dari
pengetahuan kejiwaan ke ilmu sosial, selanjutnya berubah dari
beberapa waktu dan masa ke ilmu pengetahuan geografi dan fenomena alam.( hafidz, 2009:99) d. Pendidikan akhlak Sesungguhnya pendidikan akhlak menjadi bagian yang penting pula dalam
substansi
pendidikan
Islam
sehingga
AL-Qur‟an
menganggapnya sebagai rujukan terpenting bagi seorang muslim, rumah tangga Islami, masyarakat Islami dan umat manusia seluruhnya. Akhlak adalah buahnya Islam yang diperuntukan bagi seorang individu dan umat manusia, dan akhlak menjadikan kehidupan ini menjadi manis dan elok. Tanpa akhlak, yang merupakan kaidah-kaidah kejiwaan dan sosial bagi individu dan masyarakatnya, maka kehidupan manusia tidak berbeda dengan kehidupan hewan dan binatang. (hafidz, 2009:107) e. Pendidikan sosial kemasyarakatan Sesungguhnya pendidikan sosial kemasyarakatan dalam Islam menjadi pintu paling penting dalam pendidikan Islam, disebabkan karena manusia adalah makhluk sosial sesuai dengan ciptaan Allah. (hafidz, 2009:124) Allah sebagai dzat pencipta dan sembahan manusia dan Islam sebagai rahmat lil alamiin tidak datang hanya untuk satu individu, masyarakat tertentu, tetapi untuk seluruh individu, masyarakat dan seluruh generasi di setiap masa dan tempat. Sampai Allah mewariskan bumi dan mengamanatkanya kepada setiap muslim dan
menjadikan sosial sebagai watak Islam dan watak generasi muda Islam. Maka tidak mengherankan, jika Islam memusatkan perhatianya pada pengembangan tradisi sosial yang benar bagi individu, menanamkanya dalam perasaan dan kesadaran sebagai keluarga, anggota masyarakat, individu dan masyarakat dunia yang luas.( hafidz, 2009:124) 9.
Tanggung Jawab Pendidikan Islam Tanggung jawab pendidikan dalam Islam adalah dengan dilaksanakannya kewajiban mendidik. Yaitu menumbuhkan dan mengembangkan potensi jasmaniah dan rohaniah anak didik atau seseorang untuk mendapatkan nilai-nilai atau norma-norma tertentu. (Djumransah, 2007: 83) a.
Tanggung jawab keluarga terhadap pendidikan Pendidikan dalam
keluarga
oleh orang tua
adalah
merupakan dasar atau pondasi dari pendidikan anak selanjutnya. Di dalam keluargalah tempat meletakkan dasar-dasar pendidikan anak yang masih usia muda, karena pada usia ini biasanya nak-anak sangat peka terhadap pengaruh lingkungan dan masyarakat. Orang tua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anak, karena memang merekalah yang dikenal oleh anak-anak sejak lahir. (Djumransah, 2007: 83) 1)
Peranan Ibu terhadap pendidikan anak dalam keluarga Peranan Ibu terhadap pendidikan anak dalam keluarga
Perkembangan watak anak tergantung pada besar kecil dan baik buruknya pengaruh yang ditanamkan oleh ibunya. Adapun gambaran peranan seorang ibu dan tanggung jawab dalam pendidikan anak-anaknya yaitu: a) Sumber dan pemberi rasa kasih sayang b) Pengasuh dan pemelihara c) Tempat mencurahkan isi hati d) Pengatur kehidupan dalam rumah tangga e) Pembimbing hubungan pribadi f)
Pendidik dalam segi-segi emosional (Purwanto, 1988:77)
2) Peranan Ayah terhadap pendidikan anak dalam keluarga Peranan
Ayah
terhadap
pendidikan
anak-anaknya
sangat
berpengaruh dalam pembentukan sikap dan tingkah laku mereka. Adapun peranan seorang ayah dan tanggung jawab dalam pendidikan anak-anaknya yaitu: a) Sumber kekuasaan dalam keluarga b)
Penghubung intern keluarga dengan masyarakat atau dunia luar
c)
Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga
d) Pelindung terhadap ancaman dari luar
b.
e)
Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan
f)
Pendidik dalam segi-segi rasional (Purwanto, 1988:78)
Sekolah dan tanggung jawabnya
Sekolah atau madrasah adalah lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga. Sekolah berfungsi untuk membantu keluarga menanamkan nilai-nilai pendidikan kepada anak-anak yang berhubungan dengan sikap dan kepribadian yang mulia serta pikiran yang cerdas, sehingga nantinya akan menjadi anggota masyarakat yang bermanfaat sesuai dengan tuntunan dan tata laku masyarakat yang berlaku seiring dengan tujuan pendidikan seumur hidup. c.
Tanggung jawab masyarakat terhadap Pendidikan Masyarakat adalah kumpulan individu dan kelompok yang diikat oleh kesatuan budaya, agama dan pengalaman-pengalaman yang sama serta memiliki sejumlah penyesuaian
dalam ikut
memikul tanggung jawab pendidikan secara bersama-sama. Jadi, tanggung jawab masyarakat terhadap pendidikan adalah bagaimana masing masing anggota masyarakat ikut menciptakan suatu sistem pendidikan dalam masyarakat sehingga mendorong masing-masing anggota masyarakat untuk mendidik dirinya sendiri agar bersedia mendidik anggota masyarakat lainnya (Zaini, 1986: 139). d.
Pendidikan menjadi tanggung jawab Pemerintah Tanggung jawab pemerintah dalam pendidikan secara garis besar menurut Achmadi (1992:99) mencakup dua tugas pokok yaitu:
1) Mengusahakan
pemerataan
kesempatan
rakyat
untuk
memperoleh pendidikan 2) Mengusahakan peningkatan kualitas pendidikan B.
Kesenian Tradisional Rodat Definisi kesenian (seperti juga definisi kebudayaan) tentu banyak. Seni dapat dipandang dari segi kemahiran, segi kegiatan manusia, segi karya manusia, dari segi seni halus (fine arts) dan dari segi seni pandang (visual arts). Tiap pandangan itu merumuskan definisinya sendiri. Dan definisi yang akan dirumuskan disini dipandang dari segi karya manusia. Menurut Herbart Read seni adalah usaha menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan (Gazalba, 1988: 45). Dalam perjalanan sejarah boleh dikatakan dalam setiap masa, diulang pertanyaan apa itu seni. Jawaban yang diberikan filosof-filosof banyak
dan
berbeda-beda.
Pembahasan
definisi-definisi
itu
menyimpulkan lima hakikat seni, yaitu (Gazalba, 1988: 82-86): a. Seni sebagai Kemahiran Seni dalam pengertianya yang paling dasar berarti kemahiran atau kemampuan. b. Seni sebagai Kegiatan Manusia Menurut Leo Tolstoy seni adalah kegiatan manusia terdiri atas perkara ini, yaitu seseorang secara sadar menyampaikan perasaanya yang
telah dihayatinya kepada orang lain, dengan perantara tanda-tanda lahir, sehingga ia kejangkitan perasaan itu dan juga mengalaminya. c. Seni sebagai Karya Seni sebagai kegiatan biasa pula diartikan sebagai produk kegiatan itu, yakni karya seni. Pengertian ini terjadi karena mengacaukan proses dan produk dari proses itu d. Seni sebagai seni halus Pengertian ini antara lain dianut oleh Yervan Krikorian yang menguraikan bahwa seni terutama berhubungan dengan bendabenda estetik, berbeda dari seni guna atau seni terapan yang maksudnya untuk kegunaan. e. Seni sebagai seni pandang Dewasa ini banyak juga orang yang memaknakan seni sebagai hubungan dengan pandangan mata. Menurut Eugene Johnson seni bermakna seni pandang yaitu bidang-bidang daya cipta seni yang mengadakan saluran terutama melalui mata. Selain dari lima pengertian tersebut tentu masih ada pengertianpengertian lain. Misalnya, seni ialah pengungkapan perasaan melalui saluran tertentu. Saluran itu macam-macam, misalnya: suara, bunyi, gerak, bahasa, garis, warna bayang. (Gazalba, 1988: 86). Seni jika ditinjau dari berbagai sudut pandang, seni memiliki banyak makna, salah satu nya yaitu “Seni merupakan pengekspresian
cita rasa yang diluapkan dalam satu karya yang dapat dikatakan unik” (Danusuprapta, 2001). Dalam buku filsafat seni yang ditulis oleh Soemardjo (2000) menyimpulkan bahwa seni sebagai objek atau benda yang memiliki enam pandangan tentang apa yang seharusnya diwujudkan dalam benda seni. Pertama, seni itu representasi sikap ilmiah atas kenyataan alam dan kenyataan social. Kedua, seni adalah representasi karakteristik general dari alam dan emosi manusia umumnya. Ketiga, seni adalah representasi karakteristik general dalam alam dan manusia yang dilihat secara objektif oleh senimannya. Keempat, seni adalah representasi bentuk ideal yang melekat pada alam kenyataan dan alam pikiran seniman. Kelima, seni adalah representasi bentuk ideal yang transcendental. Kelima, seni adalah representasi dunia seni itu sendiri (seni demi seni). Tradisi (Bahasa Latin: traditio, "diteruskan") atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau Agama yang sama (Danusuprapta, 2001). Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah adanya informasi yang diteruskan dari generasi kegenerasi baik tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi dapat punah (Rosidi, 1995: 46).
Tradisional adalah aksi dan tingkah laku yang keluar alamiah karena kebutuhan dari nenek moyang yang terdahulu.Tradisi adalah bagian dari tradisional namun bisa musnah karena ketida mauan masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut (Soemardjo, 2000: 82). Kesenian tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat dalam suatu kaum/puak/suku/bangsa tertentu, namun seni tradisi bisa musnah karena ketidakmauan masyarakat untuk mengikuti tradisi tersebut. http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_tradisional diakses pada tanggal 7 November 2013 pukul 15:06 WIB. Kesenian tradisi di tengah-tengah masyarakat yang kompleks sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan kesenian tradisi tersebut. Seperti halnya di masyarakat perkotaan yang secara umum terdiri dari berbagai berbagai kalangan masyarakat. Dengan demikian disana terdapat multi etnis, multi disiplin ilmu, multi kultur yang menyebabkan kehidupan kesenian tradisi terakulturasi dan menyesuaikan dengan kekomplekan paradigma masyarakat tersebut. Berbeda dengan kesenian tradisi yang ada di kalangan masyarakat desa dan memang kesenian tersebut berada pada habitatnya. Mereka akan tetap memegang nilainilai tradisi yang mereka anggap sebagai warisan budaya dari leluhurnya (Rosidi, 1995: 68). Menilik posisi seniman sebagai manusia yang „bebas nilai‟, sudah sepantasnya seniman peduli terhadap konteks nilai yang melahirkan seni tradisi tersebut. Dari sana kita dapat bekerja untuk
menyempurnakan dunia seni masa lampau tersebut. Seniman tidak seharusnya melakukan signifikasi atau menafsirkan benda seni tradisi berdasarkan tata nilainya sendiri sekarang ini, atau ditafsirkan berdasarkan konteks nilai kita sendiri. Dunia seni adalah dunia penyempurnaan, dunia tata nilai ideal yang baru yang „menyelesaikan‟ kenyataan tata nilai yang dikandung dalam seni tradisi. Seni tradisi kita biasanya masih hidup segar di masyarakat pedesaan dan perkauman etnik. Masyarakat ini punya konteks tata nilai sendiri yang berbeda dengn konteks tata nilai masyarakat perkotaan. Masyarakat perkotaan pun terbagi-bagi lagi dalam beberapa subkonteks tata nilai. Jelas bahwa seni tradisi yang masih hidup segar dalam kontek ideology masyarakat pedesaan harus didekati secara objektif berdasarkan tata nilai mereka. Seni tradisi yang hidup di desa masih membawa bentuk aslinya sebagian atau keseluruhan, tergantung pada terpencil tidaknya masyarakat desa tersebut dari masyarakat kota, dan juga apakah mereka menerima estetika asing yang diserap dikota? Konteks tata nilai seni tradisional yang masih segar hidup di pedesaan harus dilihat berdasarkan sejarah perubahannya, akibat pengaruh budaya kota. Pemahaman konteks tata nilai seni tradisional ini berguna untuk melihat secara objektif latar sosial (konteks budaya) setiap karya seni tradisional (Danusuprapta, 2001: 74).
Rodat merupakan salah satu kesenian tradisi di kalangan ummat Islam. Kesenian ini berkembang seiring dengan tradisi memperingati Maulid Nabi dan hari-hari besar Islam lainnya di kalangan umat Islam. Kesenian ini menggunakan syair atau syiiran berbahasa arab yang bersumber dari Kitab Al-Berzanji, sebuah kitab sastra yang masyhur di kalangan ummat Islam. Isi dari shalawat rodat adalah bacaan shalawat yang merupakan puji-pujian terhadap Nabi Muhammad SAW. Rodat berasal dari kata Irodat, salah satu sifat Allah yang berarti berkehendak. Maksud pemberian nama itu adalah agar manusia selalu berkehendak untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ada lagi yang mengatakan ia berasal dari kata raudah, yaitu taman nabi yang terletak di masjid Nabawi, Madinnah. Ada yang berpendapat ia berasal dari nama alat yang dimainkan dalam kesenian ini. Alat musik tersebut berbentuk bundar yang dimainkan dengan cara dipukul yang disebutnya tar. Dengan demikian, maka rodat termasuk seni yang memiliki misi dakwah.
http://kedaibacakita.blogspot.com/2008/09/rodat-tarian-
pengiring-syair-dan-musik.html. Diakses tanggal 4 Maret 2014 pukul 11:36 WIB Kesenian yang dimainkan oleh 10-16 pemain dan empat dalang ini, menggunakan pakaian atau kostum baju lengan panjang putih, celana pendek putih, kabaret, bersepatu dengan kaos kaki setinggi setengah betis, sering dimainkan pada saat ada hajatan, seperti khitanan,
pernikahan, dan juga merti deso atau sedekah desa pada hari lahir sebuah desa (Danusuprapta, 2001: 82). Rodat merupakan tarian rakyat yang dalam pementasannya berupa tarian kelompok berpasangan. Kesenian ini termasuk jenis salawatan yang lama dan sekarang ini sudah jarang ditemui. Perkumpulan kesenian Rodat yang masih ada pun sudah jarang mengadakan pementasan. Jenis tarian ini dari dulu sampai sekarang bertahan hidup masih seperti keadaan aslinya. Fungsi dan pertunjukan Rodat adalah sebagai tontonan bagi masyarakat umum, yang para penontonnya tidak dipungut bayaran. Jumlah pendukung pementasan kesenian ini sekitar 30 orang, yang terdiri dari 20 orang penari dan 10 orang pemain instrumen. Kesenian ini juga masih menggunakan pedoman Kitab Barzanji. Para pemainnya menggunakan kostum realistis yaitu memakai peci, baju dan celana seragam. Mereka selalu membawa kipas dan saputangan sebagai perlengkapan tangan. http://460033.blogspot.com/2010/11/kesenian-tradisional.html, diakses pada tanggal 7 November 2013 pukul 14:47 WIB. Pertunjukan Rodat dimulai oleh salah seorang, dari empat, dalang diikuti oleh tabuhan tanjidur dilanjutkan oleh alat instrumen lain. Lagu pembukaan pada umumnya adalah sholawatan yang diambil dari Al-Barjanji, yaitu ”yaa arkhamarrohimin…..”. kemudian sholawatan jawa, yang merupakan pakem atau selalu ada dalam setiap pertujukan, dan pantun-pantun seperti kecipir-melati. Selain sholawatan dan pantun,
ada juga lagu-lagu bertema perjuangan atau kebangsaan, seperti lirik berikut (Danusuprapta, 2001: 86): Sekarang sudah merdeka seluruh Indonesia 2x Saya menjadi satu semua saudaraku Kami punya kipas buat main adalah di sini Lagu-lagu tersebut dinyanyikan dengan diiringi gerakan majumundur para pemain yang diulang-ulang secara terus-menerus. Satu lagu biasanya dibawakan oleh satu dalang bergantian, namun terkadang satu dalang bisa lebih dari satu lagu. Kesenian Rodat seluruh pemainnya adalah laki-laki. Akan tetapi keunikan itu tidak diikuti oleh proses regenerasi yang baik, sehingga kesenian tersebut sangatlah rawan hilang. Proses pembelajaran yang dilakukan untuk melestarikan kesenian ini dilakukan secara lisan, dan belum ada upaya untuk membukukan kesenian tersebut. Hal ini dikarenakan kesenian rakyat semacam adalah sebuah tradisi yang merupakan bentuk identifikasi kebudayaan dalam masyarakatnya (Danusuprapta, 2001: 87).
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data 1. Letak Geografis
Desa Sidomukti termasuk dalam wilayah Kecamatan Bandungan yang tidak jauh dari kota Ambarawa. Dengan alat transportasi yang ada saat ini perjalanan menuju kota Ambarawa dapat ditempuh berkisar 16 menit, dengan angkutan umum yang tersedia setiap saat. Desa ini memiliki luas 596,998 ha, yang terdiri dari pemukiman, sawah, ladang, dll. Adapun batas-batas desa Sidomukti sebagai berikut: a.
Sebelah Utara Desa Sidomukti merupakan Desa Pakopen
b.
Sebelah Selatan Desa Sidomukti merupakan Desa Duren
c.
Sebelah Barat Desa Sidomukti merupakan Hutan Negara
d.
Sebelah Timur Desa Sidomukti merupakan Desa Jimbaran
Pembagian wilayah Desa Sidomukti menjadi 6 dusun yaitu: a.
Dusun Sidomukti
b.
Dusun Krandegan
c.
Dusun Geblok
d.
Dusun Kluwihan
e.
Dusun Tegal Sari
f.
Dusun Gerpetong
2. Keadaan Penduduk
Dilihat dari jumlah penduduknya wilayah desa Sidomukti mempunyai jumlah penduduk 5606 yaitu orang yang terdiri dari 2794 orang laki-laki dan 2812 orang perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat diklasifikasikan berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin yang dikutip dari data monografi pada bulan Agustus 2014 sebagai berikut: Table 3.1 Jumlah penduduk di desa Sidomukti berdasarkan usia dan jenis kelamin tahun 2014 No
Kelompok Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
0-1 tahun
98
93
191
2
1-5 tahun
165
166
331
3
6-10 tahun
355
346
701
4
11-16 tahun
350
346
696
5
16-20 tahun
465
489
954
6
21-25 tahun
243
218
461
7
26-30 tahun
218
218
436
8
31-40 tahun
193
217
410
9
41-50 tahun
300
314
614
10
51-60 tahun
238
245
483
11
60 tahun ke atas
169
160
329
Jumlah
2794
2812
5606
3. Keadaan Sosial Agama
Masyarakat Desa Sidomukti berjumlah 5606 orang yang mayoritas beragama Islam sejumlah 5605 orang dan Kristen sejumlah 1 orang. Sebagai masyarakat yang penduduk mayoritas beragama Islam, maka sangatlah wajar jika kegiatan kemasyarakatan diwarnai dengan kegiatan keIslaman, Seperti yasinan, manaqib, berjanjian, pengajian dan lain sebagainya. Meskipun
mayoritas beragama
Islam
dan sangat kental dengan
kegiatan keagamaan akan tetapi masih ada juga yang Islam awam, artinya mereka hanya mengikuti agama secara turun temurun yang dibawa oleh keluarga, bisa dibilang hanya ikut-ikutan saja tanpa mengerti ajaran dan hukum yang ada di dalamnya hanya mengatasnamakan Islam sebagai agama mereka. Contohnya saja pada bulan puasa masih ada saja yang tidak menjalankan puasa padahal mereka juga orang Islam dengan namun tidak menjalankan kewajiban tersebut, contoh lain lagi masih ada saja orang-orang yang tongkrong di pinggir
jalan pada saat memasuki waktu shalat, tanpa bergegas untuk membubarkan diri yang didominasi oleh kaum pria. Tabel 3.2 Data Penduduk Menurut Agama No
Agama
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
Islam
2794
2811
5605
2
Kristen
0
1
1
3
Katholik
0
0
4
Budha
0
0
5
Hindu
0
0
Jumlah
2794
2812
5606
4. Keadaan Pendidikan dan Sarana Pendidikan
Desa Sidomukti ini meskipun tergolong desa desa yang besar namun masih ada penduduk yang hanya tamatan SD bahkan ada beberapa yang tidak bersekolah, akan tetapi pada jaman sekarang sudah banyak penduduk yang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi seperti SMP, SMA dan juga Perguruan Tinggi. Menurut data monografi tahun 2014 data kependidikan Desa Sidomukti adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3.
Data Pendidikan Masyarakat Desa Sidomukti (Umur 5 Tahun Keatas) No
Jenis Pendidikan
Laki-laki
perempuan
Jumlah
1
Tidak Sekolah
28
62
90
2
TK/Play Group
316
309
624
3
Belum Tamat SD
417
512
929
4
Tidak Tamat SD
503
531
1034
5
Tamat SD
329
350
679
6
Tamat SLTP
320
292
612
7
Tamat SLTA
52
41
93
8
Tamat Akademi/
7
8
61
2
2
4
1973
2107
4080
Diploma Sarjana Keatas 9 Jumlah
Adapun Sarana Pendidikan yang Ada di Desa Sidomukti adalah sebagai berikut: Tabel 3.4. Sarana Pendidikan
No
Jenis Sarana
Jumlah
Jumlah guru
Jumlah Murid
1
TPA/TPQ
5
-
-
2
TK/Playgroup
1
1
-
3
Sekolah Dasar/MI
4
27
613
4
SLTP
-
-
-
5
SLTA
-
-
-
5. Keadaan Sosial Ekonomi Berikut sajian data keadaan penduduk desa Sidomukti berdasarkan mata pencaharian. Tabel 3.5. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian (umur 18 keatas) No
Jenis Pekerjaan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
PNS
7
5
12
2
TNI
1
0
1
3
Polri
3
1
4
4
Pegawai Swasta
4
5
9
5
Pensiunan
1
0
1
6
Pengusaha
4
0
4
Buruh Bangunan
182
61
197
Buruh Industri
58
43
101
Buruh tani
172
164
336
Petani
605
524
1129
Peternak
17
11
28
Nelayan
0
0
0
Lain-lain
779
693
1472
Jumlah
1833
1461
3298
7
8
9
10
11
12
13
6. Struktur Organisasi Pemerintahan Kepala Desa ROVIK ASARI Sekretaris Desa BANDIYATI
Kep Seksi Pemerint
Kep Seksi Pembangunan
Jadmiko
Zuhri
Kep Seksi Kesra Sunanto
Sidomukti
Krandengan
Eko Sutrisno
Sri Asih
B.
Kaur Umum
Kaur Keuangan
Suratno
Sundari
GeblokKepala DusunKluwihan Sri Rejeki
Damroji
Tegalsari
Garpetung
Toha Muhsoni
Temuan Penelitian
Di tengah perkembangan zaman yang semakin modern ini ada banyak sekali kesenian yang lebih banyak menarik perhatian masyarakat, keberadaan seni tradisional semakin jarang ditemui, meskipun begitu kesenian tradisional harus tetap dijaga dan dilestarikan keberadaanya karena diyakini apabila terus melestarikan dan menjaga seni tradisi yang ada maka akan berdampak positif bagi kehidupannya serta sebagai simbol keberadaan suatu masyarakat yang senantiasa menjaga warisan leluhur. Begitu juga dengan kesenian rodat yang menjadi kesenian tradisional yang bernuansa Islami harus selalu dijaga dan dilestarikan agar tidak punah dan kemudian diakui oleh agama lain. 1.
Sejarah Berkembanganya Kesenian Tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Kesenian
Rodat
merupakan
kesenian
tradisional
yang
masih
bertahan sampai sekarang. Kesenian rodat di desa Sidomukti kecamatan
Bandungan kabupaten Semarang diajarkan oleh almarhum Mbah Anwar pada tahun 70an. Beliau merupakan salah satu warga desa Sidomukti dan saat ini beliau telah meninggal dunia, beliau meninggal pada tahun 2005. Rodat baru diadakan lagi tahun 2011 karena dahulu para pemain kesenian rodat banyak sudah tua dan meninggal dunia sehingga tidak dapat melalukan pementasan lagi dan pada tahun 2011 dari pakar rodat yang masih ada salah satunya yaitu ketua rodat Mbah Ruwan ingin menghidupkan kesenian rodat lagi dan hal ini juga didukung oleh para warga juga pemuda yang desa Sidomukti sehingga kesenian ini dapat kembali dilestarikan dan menghibur masyarakat hingga sekarang. 2.
Kesenian Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
Kesenian rodat di desa Sidomukti kecamatan Bandungan kabupaten Semarang diajarkan oleh almarhum Mbah Anwar. Beliau merupakan salah satu warga desa Sidomukti pada tahun 70an dan saat ini beliau telah meninggal dunia, beliau meninggal pada tahun 2005.
Kesenian
Rodat
merupakan
kesenian
tradisional
yang
masih
bertahan sampai sekarang. Kesenian ini merupakan kesenian tradisional yang bercorakan keagamaan yaitu agama Islam. Hal ini dapat dilihat dari syair
lagu yang digunakan berisi nasehat-nasehat yang mengingatkan
masyarakat kepada Allah dan Nabi Muhammad, dengan musik pengiring Rebana (terbang dan jidor).
Kesenian Rodat adalah kesenian tradisional yang becorak keagamaan yaitu agama Islam, yang intinya merupakan gerakan silat dengan iringan musik berupa Terbang dan Jidor. dengan syair lagu yang digunakan merupakan percampuran antara bahasa Arab yang dicampur dengan bahasa Indonesia dan juga lagu karya para pemain itu sendiri.
Menurut ES selaku Kepala Dusun Sidomukti yang ditemui pada tanggal 16 November 2014 Pukul 16.30 WIB, rodat adalah salah satu kesenian yang menggabungkan antara kesenian jawa dan Islam kesenian Rodat di desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang, telah ada sejak tahun 1970an akan tetapi baru dihidupkan lagi pada tahun 2011, kesenian ini juga disebut kesenian kuntulan oleh warga desa Sidomukti.
Menurut R Ketua Kesenian yang ditemui pada tanggal 17 November 2014 Pukul 16.10 WIB, rodat itu seni tari keagamaan yang didalamnya mengandung unsur dakwah, kekompakan kalo di maksimalkan dalam kesenian rodat itu penuh dg keindahan rodat merupakan kesenian yang telah lama ada rodat adalah kesenian berupa tarian yang diiringi dengan shalawat dan lagu. Berdirinya kesenian rodat dari tahun 1970an namun kesenian ini jatuh bangun hingga pada tahun 2011 dari beberapa pakar rodat menghidupkan kembali krsenian rodat yang ada di desa Sidomukti dengan gaya dan cengkok yang lebih baru begitu juga dengan lagu dan seragam yang digunakan agar selaras dengan zaman yang lebih modern ini. Warga desa Sidomukti selain menyebutnya kesenian rodat adapula yang menyebutnya kesenian kuntulan, Dengan tujuan untuk menampung anak-anak muda yang masih ingin melestarikan kesenian
rodat itu sendiri juga untuk menyemarakan dan menambah kesenian-kesenian yang ada di dusun Sidomukti ini khususnya, selain itu kesenian rodat juga bertujuan agar masyarakat desa Sidomukti tidak hanya berminat pada kesenian reyog saja tapi juga pada kesenian rodat yang bernuansa Islam agar warga dapat lebih mendekatkan diri pada Allah.
Menurut RA , Kepala Desa Sidomukti yang ditemui di Balai Desa Tanggal 19 November 2014 Pukul 09.16 WIB, kesenian Rodat di Sidomukti sebenarnya telah berdiri sejak lama tapi baru di hidupkan lagi pada tahun 2011 atas kesepakatan para warga, dengan tujuan agar dapat ikut serta meramaikan kesenian-kesenian yang ada di desa Sidomukti juga sebagai wadah bagi para masyarakat untuk menyalurkan bakat dan minatnya, selain itu rodat juga merupakan kesenian inti yang harus ada pada ritual bersih Desa (merti desa) pada bulan Muharram (Syuro), ritual ini dilakukan oleh masyarakat Desa Sidomukti pada
bulan syuro dimana ada acara keliling desa. Kesenian ini
menjadi salah satu kesenian inti pada acara Bersih Desa (merti desa) semenjak kesenian Rodat berdiri. Meskipun sempat jatuh bangun dan akhirnya di hidupkan lagi oleh masyakat pada tahun 2011. Acara ini merupakan wujud dari seni yang merupakan bagian dari kebudayaan. Rodat itu kesenian yang mengajarkan banyak hal yang paling menonjol menurut saya yaitu kebersamaan warga masyarakat, gotong royong dan syukur kepada Allah.
Menurut A pemain yang ikut serta dalam kesenian rodat yang ditemui pada tanggal 23 November 2014, pukul 19:17 WIB. Rodat adalah kesenian tradisional yang di dalamnya terdapat tarian yang ditarikan oleh penari yang
berpakaian seperti polisi jaman dahulu tetapi pakaianya berwarna putih dan diiringi rebana dan syair lagu tentang Islam, dengan tujuan untuk melestarikan kesenian tradisional. Sedangkan menurut PR yang ditemui pada tanggal 24 November 2014 pukul 16:55. Rodat adalah kesenian yang mengandung atau mengajarkan budaya Islam, dan juga meningkatkan kebersamaan masyarakat serta kekompakam para pemain. Begitu juga menurut EP yang ditemui pada tanggal 25 november 2014, pukul 19:16 WIB Kesenian rodat itu merupakan kesenian yang didalamnya terkandung nilai-nilai Islam yang dituangkan dengan syair-syair yang disertai dengan atraksi yang mendebarkan.
Dahulu alat musik yang digunakan hanya sedikit, dan orang yang memainkan alat musiknya hanya asal main saja yang penting bunyinya keras dan suaranya enak didengar saja, tidak memperhatikan keras lembutnya suara (dinamika). Dan orang-orang yang latihan tidak mempergunakan notasi sebagai paduan dalam memainkan alat musik rebana sebagai musik pengiring kesenian Rodat, karena pada umumnya mereka sudah hafal lagu dan pola terbang yang dimainkan.
Kecamatan Bandungan memiliki beberapa kelompok kesenian Rodat, akan tetapi yang masih bertahan sampai sekarang hanya di Desa Sidomukti saja. Kesenian ini tidak mempunyai jadwal latihan tetap untuk latihan rutin. Menurut PR kesenia Rodat masih bisa terpelihara dengan baik sampai sekarang di masyarkat Desa Sidomukti itu dikarenakan hampir seluruh warga masyarkat Desa Sidomukti masih selalu menjaga tradisinya baik dalam bentuk kesenian atau adat istiadat.
Keberadaan kesenian Rodat sangat digemari oleh masyarakat, seperti yang dialami oleh jenis kesenian rakyat pada umumnya, hal ini dapat dibuktikan dengan antusiasme masyarakat yang datang untuk menyaksikan pertunjukan kesenian rodat. Seni tersebut mengalami pasang surut
di dalam
pertumbuhanya, beberapa faktor yang mempengaruhi pasang surut kesenian rodat di desa Sidomukti yaitu tinggi rendahnya minat dan kemauan masyarakat untuk melestarikan kesenian rodat, kesibukan masyarakat yang beraneka ragam sehingga sulit untuk melakukan latihan dan pengenalan kesenian rodat kepada para pemuda sebagai penerus untuk melestarikanya, kesenian rodat yang sangat menarik dan dapat menghibur masyakat sehingga ingin menyaksikanya lagi, kemampuan para sesepuh yang masih bisa mengajarkan kesenian ini pada generasi penerus, kemajuan zaman yang menjadikan kesenian ini menjadi tergerus oleh kesenian sekarang yang lebih cepat berkembang dan disukai oleh masyarakat dan lain-lain.
Keberadaan kesenian Rodat itu tidak dapat dilepas dari peranan sesepuh Desa Sidomukti, peran yang dimaksud disini adalah : Kemampuan dan kemauan dari para sesepuh yaitu ketua kelompok tersebut untuk tetap mengelola kesenian tradisional Rodat tersebut. Usaha itu kini telah berhasil menarik pemuda-pemuda yang ada di desa Sidomukti untuk mempelajari dan melestarikan kesenian rodat.
Kesenian tradisional Rodat bisa memberikan hiburan bagi para tamu undangan, dan hiburan yang murah bagi masyarakat desa Sidomukti. Desa Sidomukti merupakan salah satu desa wisata yang terdapat di kecamatan
Bandungan sehingga dengan adanya pertunjukan rodat ini bisa menunjukan kepada para pengunjung bahwa di Desa Sidomukti mempunyai kekayaan adat dan budaya yang perlu diperhatikan dan dilestarikan, karena dengan memperkuat akar kebudayaan yang ada di daerah maka kebudayaan Indonesia akan lebih kuat di mata negara lain.
Pada acara Upacara Merti desa di desa Sidomukti, menurut R kesenian Rodat mulai dipentaskan sekitar pukul 19.30 WIB. Dengan mengikuti acara arak-arakan dari rumah pemuka adat yang diawali dengan do’a pembuka. Setelah selesai pembacaan do’a pembuka, dilanjutkan dengan memainkan lagu Muhammad ya rosul anbiyak sebagai tanda dimulainya upacara arak-arakan keliling desa. Kesenian rodat juga melakukan pemetasan disetiap perempatan jalan dengan mempertujukan gerakan silat yang selaras dengan iringan musiknya. Setelah acara arak-arakan selesai sekitar pukul 22.30 WIB, kesenian Rodat istirahat sejenak dan kemudian akan dilanjutkan acara do’a bersama.
Kesenian rodat melakukan pementasan di pelataran panggung yang telah disediakan oleh panitia. Kesenian ini tidak melakukan pementasan di atas panggung melainkan di pelataran panggung, itu dikarenakan kesenian memiliki jumlah pemain yang cukup banyak. Dengan jumlah pemain musik sekitar 8-10 orang dan jumlah penari sekitar 16-20 orang dikhawatirkan panggung melebihi kapasitas. Untuk mengantisipasi panggung melebihi kapasitas maka panari melakukan gerakan di pelataran panggung dan pemusik memainkan musiknya di atas panggung. Kesenian Rodat menampilkan beberapa buah lagu yang bertujuan untuk memberikan hiburan dan menghidupkan suasana di sekitar
tempat merti desa. Respon para penontonpun bemacam-macam, ada yang apresiatif dengan pertunjukan kesenianan rodat ada juga yang biasa-biasa saja. Tetapi dari mayoritas penonton banyak yang apresiatif, itu dibuktikan dengan antusias penonton mengikuti kesenian ini dari awal pertunjukan hingga akhir pertunjukan a.
Bentuk Penyajian
Menurut R biasanya pelaksanaanya ya cukup dengan latihan dulu sebelum pertunjukan setelah dirasa sudah kompak, sudah memadai baru tampil, di dalam kesenian ini selain syair ada juga tarian dan kadang juga atraksi yang dilakukan oleh warga yang telah terlatih, baru setelah pertunjukan selesai di lanjutkan dengan makan dan doa bersama, sedangkan menurut A Sebelunya di awali dulu dengan doa dilanjutkan dengan permainan yang setiap pergantian dari gerakan atau lagu ditandai denngan bunyi peluit yang dibunyikan oleh pemimpin dan di akhir pertunjukan dilanjutkan dengan beberapa atraksi yang dilakukan oleh orang yang telah terlatih.
Kesenian tradisisonal Rodat adalah kesenian yang sangat sederhana sekali, hal ini dapat dilihat dari lagu-lagu yang dibawakan, dan instrumen pengiringnya. Adapun perlengkapan kesenian tradisional Rodat meliputi: 1)
Urutan Penyajian
Bentuk pertunjukan kesenian Rodat dipentaskan dalam acara
tanggapan dan perlombaan. Bagian-bagian tersebut
meliputi: a)
Pembukaan Pembukaan di dalam kesenian Rodat biasanya dilakukan oleh salah seoarang anggota grup kesenian Rodat ( khususnya oleh ketua kesenian ini) dengan diawali membaca salam atau bacaan Basmalah. Setelah acara pembukaan dengan
selesai
dibacakan, kemudian
lagu pembuka. Lagu pembuka
dilanjutkan yang biasa
dimainkan atau bahkan wajib dimainkan untuk pembukaan pada
setiap
memainkan
pementasan lagu
yang
kesenian diberi
Rodat
nama
atau
adalah judul
Assalamualla Nabi atau ya rosul anbiyak. Setelah lagu Assalamualla Nabi selesai dinyanyikan barulah memasuki lagu berikutnya, dengan membawakan lagu Assalamualla Nabi secara tidak langsung para pelaku kesenian ini telah membuka acara dengan mengucap salam kepada Nabi Muhammad. b) Bagian Inti Bagian inti yang dimaksud disini adalah bagian dari pertunjukan kesenian Rodat yang dimainkan setelah bagian pembukaan selesai dipentaskan. Lagu yang dibawakan adalah lagu Baru Datang, lagu ini wajib dibawakan pada bagian inti pertunjukan kesenian
Rodat pada setiap acara. Setelah lagu selesai dimainkan, dilanjutkan dengan intrumentalia berupa permainan Terbang yang dimaikan bersahut-sahutan dan diperkuat dengan ketukan dari Jidor. Fungsi dari intrumentalia ini adalah sebagai musik pengiring ketika santri sedang malakukan gerakan silat. Selain sebagai pengiring, intrumental ini berfungsi sebagai jembatan pergantian lagu.Selain lagu Baru datang, masih ada sekitar 30 lagu yang biasa dimainkan pada bagian ini. Lirik dari keseluruhan lagu tersebut sarat akan pesan moral yang terbungkus dalam nuansa religi. Adapun lagu yang dinyanyikan dalam kesenian rodat adalah sebagai berikut: MARS KUNTULAN DESA SIDOMUKTI
Muhammad ya rosul ambiyak
Ya robii solli „ala Muhammad ya maula, ya maula 3x AnNabi Muhammad ya maula, ya maula ya rosul ambiyak ya maula [ merunduk bergoyang, 2 kalangan baris tangan menyilang ke atas]
Assola tu „ala Nabi 2x, wasola maula rosul 2x, assafi‟il abtaqi 2x, ya Muhammad „arrobi 2x [kalangan merunduk kipas maju tangan bertengadah goyang kanan kiri sampai selesai]
Noni-noni ambil payung megang topi
Ambilnya sikap buka baju di atas meja Noni baru jalan ambil kertas sama mangsi ditulis di atas meja, jangan bilang marah ini kuntulan [jadi 2 barisan berputar sampai selesai]
Kepada hormat tabik saudara kamu 2x Semua orang yang datang mari sini 2x Kalau ada dalam mohon kita terima 2x Karena saya ini main berjalan 2x [jadi dua barisan sampai lagu selesai]
Hormat saya pada saudara kami Ini kuntulan, kuntulan main di sini Kalau lihat jangan sampai bilang saru Ini kuntulan, kuntulan lagi baru [ jadi dua barisan satu jongkok satu jalan sampai selesai]
Tabik orang ini semua 2x Saya ini datang sini saya ini main di sini Main apa, main kuntulan 2x. Kalau suka boleh lihat, tidak suka boleh kembali [jadi dua barisan berhadapan satu jongkok satu berdiri bergantian sampai selesai]
Nabi kita, Nabi Muhammad 2x Jangan takut saya sudah tahu ayuha ya Muhammad, lamalama saya selama 2x Jangan takut saya sudah tahu ayuha ya Muhammad.
[kalangan
merunduk,
tangan
menyamping
maju,jalan
menyamping sampai selesai]
Batu hitam pasir batu rai 2x Kapal mau layar di lautan negeri 2x Muhammad abdullah sultonan negeri 2x Gusti Allah kang moho suci 2x [kalangan, jadi dua bundaran terus jadi satu lagi]
Tanjung katon itu di tengah laut airnya biru boleh lihat semua orang. Semua orang jangan melawan buah pisang, berapa banyak. Orang hidup dalam rumah [jadi dua barisan berhadap-hadapan tangan di atas menyilang sampai selesai]
Pun ampun semua orang yang duduk di dalam sini 2x Ini waktu jaman sekarang, ini tahun sudah tua 2x Jangan suka bikin menipu kepada orang bersama-sama2x [ kalangan, terus duduk terus berdiri, berputar sampai selesai]
Nyuwun ampun 2x Ini saya marilah duduk, lah sudah, lah terima Ini saya marilah duduk, yang kita terima hormatnya Tuhan semua kuntul 2x Jangan terkena dosa 2x [kalangan terus duduk terus berdiri sampai selesai]
Lekas main 2x
Suruh tadi malam main 2x Lihat aku ada dadi 2x Ada dadi dalam main 2x [kalangan tangan di depan muka, tangan kanan di atas tangan kiri]
Prit prit berpakai payung noni payung kain bakalnya sutra, Boleh tabik namanya cium boleh tabik ya nyonya dari Semarang 2x [kalangan berputar tangan kanan di bahu depanya]
Orang Islam-orang Islam, orang Islam 3x Ngaji qur‟an ya Allah orang Islam ngudi qur‟an 2x Sungguh-sungguh orang muslim 2x Orang muslim menyembah tuhan. Ya Allah orang muslim menyembah tuhan. [jadi dua barisan berhadap-hadapan masuk barisan keluar barisan 2x]
Ya man ya rohman ridhoni ya maula, mang rihdhoni la yasma‟u hudal khusain likuliya ya maula, likulya la yasma‟u 2x [jadi dua barisan berhadap-hadapan tangan menyilang ke atas]
Ya illaihi mintalah ampun badan satu susah sekali, Akulah akan bekerja, saya ini dak tau kerja, Harom sungguh jangan dimakan, saya ini dak mau makan [kalangan keluar masuk terus jadi dua kalangan selesai]
Encik satu berkeduar lain 2x Sama buka berlari-lari 2x Anak-anak janganlah marah 2x Duduk sini ya Allah main kuntulan 2x [jadi dua barisan merundujk maju mundur selesai]
Diem-diem dalam main semua kuntul, jangan bicara, Sebab ini menerima rahmatnya tuhan semua kuntulan habis bicara 2x [kalangan berjongkok maju mundur selesai]
Wan kawan, kawan mari sembahyang 2x Mari sembahyang menuju menyembah tuhan 2x Negara kita sudah merdeka 2x Sang merah putih lambang negara 2x Pabcasila dasar negara 2x Mari bersatu semua bangsa 2x Adil makmur gemah ripah 2x Rakyatnya sukur pembangunan bisa bertambah 2x [jadi dua barisan terus berjalan menyamping]
Jangan masuk 2x Di dalam rumah, karena apa yang tidak boleh masuk 2x Sebab ini 2x Belum promosi 2x Lain hari ini masuk sendiri 2x [kalangan tangan melikuk selesai]
Saya main di sini sekarang tidak mau lihat.
Lihat saya main kuntulan saya senang sekali sekarang dia mau lihat lihat apa ini kuntulan. [kalangan, berjongkok, tangan kanan meliuk]
Allah Allahu anAllah, tiada tuhan selain Allah. Ya roobi ya rosulAllah kanjeng Nabi utusane Allah. Encik-encik mari sini tinggal dulu saya tanya. Jangan malu mari sini tinggal dulu saya tanya orang 2x. Tidak ngaji sebab orang akan tua, akan bodoh, akal kurang, kecil ati, ati goyang. [kalangan, tangan mengadah, terus jalan menyamping]
Ini kuntulan, kuntulan Sidomukti, trimakasih saya main di sini 2x Kembali pulang di rumah kami/pulang ke Sidomukti [kalangan satu arah balik belakang ke depan]
Pergilah pergi ke sumatra 2x Cari rejeki untuk keluarga 2x Proklamasi 45 2x Demokrasi pancasila 2x Pancasila dasar negara 2x Negara kita sudah merdeka 2x Mari bersatu semua bangsa, adil makmur, gemah ripah, rakyatnya makmur pembangunanya tambah. [kalangan menghadap satu arah tangan meliuk]
Ini malam/siang anak-anak main di sini, main apa main kuntulan. Lihat mau lihat kalaulah lihat, kalau tidak suka boleh kembali, sekarang sudah laku. [kalangan, tangan kanan, di atas tangn kiri, kaki kanan diangkat berputar ke belakang selesai]
Buat main jikalau main disini. boleh tabik dengan saya suka hati, saya inilah orang muda lagi main, boleh tabik orang muda main di sini 2x [kalangan, tangan kanan meliuk maju kekanan selesai]
Marhaban ya nurul „aini 2x Marhaban ya jadal husaini 2x Marhaban ahlan wasahlan 2x Marhaban ya khoiru rodain 2x [jadi dua barisan maju mundur jalan menyamping selesai]
Allahumma solli wassalim „ala sayyidina wamaulana Muhammadin,
Nabiyuna
Muhammadin
khoirun
„ala
Muhammadin syafi‟una yaumayikha. [kalangan, berjalan menyamping selesai]
Mari kawan, mari berjuang 2x semua kawan main di sini 2x mari kawan mari bersatu 2x [kalangan merunduk, berdiri menyamping selesai]
Ayo
kawan,
masuk
kuntulan,
mari
kawan
jangan
ketinggalan, kuntulan ini bisa menghibur orang, asal susah bisa jadi senang, lihat saja pemainya seragam, baju putih,
celana putih serembang hitam 2x bagi kita lihat saja gayanya seragam. [jadi dua barisan untuk selesai pertunjukan seselai]
Kelip-kelip lampu di kapal 2x Ditengah kapal ada orangnya 2x Ikan cucut mandi di laut 2x Keterak ombak bergoyang buntut 2x Andeng-andeng di atas mulut 2x Siapa yang mandang pasti kepincut 2x Minta jarum dikasih jarum 2x Dikasih jarum mana benangnya 2x Minta cium dikasih cium 2x Dikasih cium mana uangnya 2x Baru kuning berwarna kuning 2x Saya ini bermain-main 2x Ambil cangkir jangan diuntir 2x Kalau diuntir rusak manggarnya 2x Kuku-kupu memakan jambu 2x Saya tembak kena dadanya 2x Surabaya berupa-rupa 2x Anak dari mana turun di sini 2x Dulu lupa sekarang lupa 2x Lupa sebentar waktunya tidur 2x Jangan suka menumpang tidur 2x Kalau bunting sama yang ngaku 2x
Dulu paku sekarang papan 2x Dulu punya aku sekarang bukan 2x Baru kuning berwarna kuning 2x Saya ini bermain suling 2x [jadi dua barisan, jadi dua bundaran, jadi satu bundaran terus jalan menyimpang]
Akan tetapi lagu yang dinyanyikan tidak harus keseluruhan dan urut sesuai dengan urutan lagu di atas. c)
Bagian Penutup Setiap
acara
pertujukan
jika
ada
bagian
pembukaan pastilah ada bagian penutupan, begitu pula kesenian Rodat. Lagu yang di bawakan pada penutupan adalah lagu Habis Main. Lagu ini merupkan satu-satunya dan telah menjadi tradisi sebagai lagu penutupan yang wajib dimainkan oleh kesenian Rodat. Lagu ini wajib dimainkan pada setiap penutupan pentas, baik pentas resmi maupun latihan saja. Di samping itu di dalam lagu tersebut makna ucapan perpisahan karena telah melakukan pentas di tempat ini. Menurut ES dalam permainan kesenian rodat juga diselingi dengan atraksi-atraksi dari warga yang telah terlatih biasanya di tengah permainan atau di ahir setelah permainan selesai. Menurut Ep rodat
juga
memberikan
pertunjukan
atraksi
yang
sangat
mendebarkan. Contohnya orang dilindas sepeda motor dengan tidur di atas paku yang telah dipersiapkan kemudian dia ditutup dengan papan, dan lain sebagainya, juga diselingi dengan silat di tengah-tengah tarian dan dilakukan oleh para pemain secara bergantian. Setelah acara selesai, barulah pembacaan do‟a yang dipimpin oleh ketua kelompok kesenian Rodat. Do‟a ini dimaksudkan untuk mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT atas berkah dan perlindungan Nya selama pertunjukan berlangsung. b.
Pemain Musik Menurut R alat musik yang digunakan dalam permainan kesenian rodat selain terbang (jidor) juga menggunakan marcing band, meskipun belum lengkap akan tetapi dapat menambah kesemarakan musik yang mengiringi pertunjukan, marcing band biasanya digunakan pada awal saat pertunjukan kesenian rodat ini akan dimulai, lebih tepatnya saat para pemain akan memasuki lapangan atau area yang telah disediakan. Menurut A selain menggunakan terbang atau jidor kesenian ini juga menggunakan drumband sebagai pengiring kedatangan kelompok kesenian rodat ke area yang telah disiapkan. Begitu juga menurut PR dan ES drum band juga digunakan dalam iring-iringan permainan kesenian rodat. Pemain musik dalam kelompok kesenian Rodat adalah
orang yang memainkan alat musik dan sekaligus menyanyikan lagulagu secara bersama-sama, dan untuk mengiringi penampilan gerak santri. Jumlah pemain musik pada kelompok keseniann Rodat terdiri dari 6-10 pemain yang bertugas memainkan alat-alat musik sesuai dengan perannya. Pemain musik kesenian Rodat, dalam memainkan alat musiknya diberikan kebebasan untuk berimprovisasi sesuai dengan kemampuan mereka. Hal tersebut karena dalam penyajian kesenian Rodat tidak pernah menggunakan aturan musik. Dalam setiap pementasan kelompok Kesenian Rodat, para pemain musik bermain dengan bagus dan penuh dengan kekompakan. c.
Penyanyi Penyanyi dalam kesenian Rodat yaitu orang yang sekaligus memainkan alat musik, juga dibantu oleh pemain yang bertugas sebagai instruktur, jadi mengiringi sekaligus bernyanyi lagu yang dibawakan secara bersama-sama, tetapi ada salah satu pemain yang tidak memainkan alat musik dan khusus untuk memimpin rekanrekannya dalam menyanyikan lagu-lagu yang akan dinyanyikan. Penari/ santri dalam kelompok kesenian Rodat bertugas untuk menarikan gerakan-gerakan yang telah dilatih dengan lincah dan kompak, sehingga dapat menarik minat dari penonton pada saat pertunjukan
kesenian Rodat sedang berlangsung. Selain itu juga
bertugas sebagai penari Seorang santri / penari memegang peranan penting dalam penyajian kesenian Rodat
Santri juga ikut
menyanyikan tiap-tiap lagu. Jumlah dan peranan anggota kelompok kesenian Rodat pada saat pementasan tergantung pada jenis pementasannya. Pada saat kelompok kesenian Rodat ini dipentaskan dalam acara-acara tanggapan atau disewa, kelompok ini hanya membutuhkan sedikit anggota, yaitu pemain musik dan penyanyi, yang terdiri dari 6-10 pemain musik dan 2-4 penyanyi, 8-10 santri/ penari Hal tersebut karena melihat kondisi tempat atau panggung yang dipakai dalam pementasannya. Sedangkan pada saat kelompok kesenian Rodat ini dipentaskan dalam acara-acara arak-arakan atau di tempat yang luas seperti lapangan, kelompok ini akan membutuhkan anggota yang lebih banyak, yaitu pemain musik, penari, yang terdiri dari 8-10 pemain musik, 2-4 penyanyi dan 10-20 penari/santri. Kelompok kesenian Rodat biasanya melakukan latihan rutin sebelum pementasan. Latian biasanya dilakukan di halaman rumah pimpinan rodat, yang rumahnya sekaligus dijadikan base camp kelompok kesenian Rodat atau didepan rumah warga yang memiliki halaman luas. Namun jika kelompok ini akan dipentaskan dalam acara arak-arakan, biasanya latihan dilakukan dengan cara jalan berkeliling di sekitar desa. Latihan biasanya dilakukan pada malam hari, karena sebagian besar para pemain rodat bekerja pada siang hari sehingga biyasanya latihan dilakukan pada malam hari. Banyaknya latihan yang dilakukan tergantung dengan kemajuan penggarapan
tarian yang dlakukan oleh santri/penari, jika dalam satu atau dua kali latihan dapat menyelesaikan beberapa gerakan dengan baik, maka latihan hanya dilakukan beberapa kali saja, dan latihan lebih difokuskan untuk kekompakan atau keselarasan gerakan tarian dengan iringan musik pada saat pentas. d.
Tata panggung Suatu pementasan atau pertunjukan, apapun bentuknya selalu memerlukan tempat yang gunanya untuk menyelenggarakan pertunjukan. Kita dapat mengenal bentuk pertunjukan di lapangan terbuka, pendopo, dan panggung. Tempat yang dibutuhkan adalah tempat yang cukup luas untuk menampung sekitar dua puluh sampai tiga puluh orang. Syarat ini diperlukan karena permainan kesenian tradisional Rodat membutuhkan tempat yang memudahkan para pemaian baik pemain musik atau penari untuk bebas memainkan instrumen dan gerakannya. Karena kesederhanaanya, kesenian Rodat tidak memerlukan sound system yang lengkap biasanya hanya memerlukan pengeras suara yang digunakan untuk menyanyikan syair lagu, karena suara yang ditimbulkan dari alat musik Terbang dan Jidor ( Bedhug ) sudah terdengar keras. Selain dipentaskan di tempat terbuka, kesenian ini juga mementaskan di jalan-jalan sekitar tempat pertunjukan berlangsung. Karena
tempat
pementasan yang sangat sederhana, biasanya
penonton berbaur disekitar tempat pertunjukan. Jika kesenian ini
tampil malam hari maka penonton mengikuti arak-arakan kesenian ini sambil membawa alat penerangan berupa obor. e.
Tata rias Dalam kesenian Rodat para pelaku keseniannya tidak merias wajahnya, atau dengan kata lain kesenian ini tidak menonjolkan tampilan wajah dari tiap personilnya, jika ada riasan itupun sebatas hanya sebagai penghilang kotoran diwajah saja. Kesenian pada gerakan saja bukan pada tampilan tiap personilnya. Kesenain tidak dipentaskan di atas panggung, sehingga fungsi make up tidak begitu berfungsi dalam kesenian ini. Hal ini juga disesuaikan dengan keadaan dan situasi serta mempertimbangkan waktu pementasan juga ini hanya menonjolkan pakaian saja sebagai pelengkap pertunjukan. Kostum atau pakaian yang biasa digunakan pada acara pentas kesenian Rodat adalah sebagai berikut: Untuk atasan atau baju, biasanya menggunakan baju putih lengan pendek untuk pemain dan baju putih lengan panjang untuk pemain yang bertugas sebagai instruktur dengan dihias sedemikian rupa menggunanakan serembang hitam dan topi dengan model seperti topi polisi berwarna putih dengan perpaduan warna hitam sebagai penutup kepala dengan lambang burung garuda di depanya, serta kaos tangan berwana putih, tidak lupa juga para pemain menggunakan kaca mata berwarna hitam dan kipas sebagai perlengkapan pelaksanaan kesenian rodat, juga peluit bagi instruktur sebagai penanda pergantian gerakan.
Untuk bawahan atau celana, biasanya menggunakan celana putih pendek dengan pelet merah dan celana putih panjang untuk pemain yang bertugas sebagai instruktur, menggunakan sepatu warna putih dan kaos kaki sepak bola berwarna merah untuk penari (pemain silat). Sedangkan untuk pemain musik menggunakan baju atasan berupa kemeja putih lengan panjang dan celana panjang hitam juga peci hitam sebagai penutup kepala. Tata suara atau sound system dipakai jika pementasan pertunjukan kesenian Rodat dilakukan di atas panggung atau di pelataran dan tidak berjalan keliling seperti saat pentas dalam arakarakan dan karnafal. Sound system yang dibutuhkan hanyalah pengeras suara untuk penyanyi saja. Dan itupun sudah disediakan oleh pihak yang mengundang kesenian Rodat dalam acara tersebut. Sehingga dalam pertunjukannya kesenian Rodat tidak begitu memerlukan sound system. Untuk penerangan di dalam pertunjukan kesenian Rodat disesuaikan dengan waktu pementasannya siang atau malam hari. Jika kesenian ini tampil pada siang hari maka tidak ada penerangan atau pencahayaan sama sekali dalam pementasannya. Sebalaiknya jika kesenian tampil pada malam hari maka penerangan atau pencahayaannya memerlukan lampu dan mempergunkan obor pada saat arak-arakan, Sehingga kesederhanaan dari kesenian ini tetap terjaga, serta tidak menghilangkan unsur tradisional dari kesenian
Rodat yang ada di Desa Sidomukti. Terkadang, juga menggunakan tratak tetapi sudah disediakan oleh penanggap atau yang punya hajatan. f.
Formasi Kesenian Rodat dalam acara hajatan atau pementasan membutuhkan anggota antara lain pemain musik 5-10 pemain musik, 8-20 santri/ penari. Bentuk formasi dalam pementasan biasanya tetap dan tidak berubah-ubah, kecuali jika santri sedang melakukan gerakan silat maka secara tidak langsung formasi akan berubah mengikuti alur gerakan silat yang dimainkan. Sedangkan formasi untuk pemain musik cenderung tetap melakukan perubahan apapun. Penonton tidak semuanya ikut larut dalam pertunjukan kesenian Rodat, ada yang aktif dan juga ada yang pasif. Hal tersebut terlihat saat pertunjukan ada penonton yang aktif yaitu penonton larut dalam pertunjukan misalnya ikut tepuk tangan, ikut berjoget saat musik dimainkan. Dan ada juga yang pasif yaitu saat pertunjukan hanya diam untuk menonton, jadi terlihat kurang menikmati. Namun sebagian besar penonton sangat apresiatif dan aktif dalam melihat pertunjukan kesenian rodat yang ada di Desa Sidomukti. Jidor ( Bedhug ) merupakan alat musik berbentuk silinder yang ujung dan pangkalnya ditutupi oleh kulit kambing, bedhug yang dipergunakan dalam kesenian Rodat yaitu bedhug yang dibuat dengan dua head atau dua kepala yang luasnya sama
dengan salah satu dilapisi oleh kulit, berbeda dengan bedhug yang dipergunakan sebagai penunjuk waktu sholat yang terdapat di masjid-masjid yang lazimnya mempergunakan dua head atau dua kepala yang dilapisi oleh kulit. Kayu yang dipakai untuk membuat Jidor ( Bedhug ) ini adalah kayu midhik ( meh ). Kayu midhik ini disamping
kayunya
tidak
terlalu
kasar
atau
keras
juga
menghasilkan suara yang keras dan empuk. Sedangkan kulit yang dipakai adalah kulit kambing , kulit kambing selain kulitnya tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis ( sedang ), juga menghasilkan suara yang bagus dan mudah untuk mendapatkannya. Alat musik Jidor (Bedhug ) ini termasuk keluarga dari Membranophone yaitu alat musik yang sumber suaranya terbuat adalah selaput tipis membran, membran tersebut dapat berupa mika (Plastik) atau kulit dari binatang seperti sapi atau kambing. Terbang merupakan alat musik tradisional berupa kendang satu sisi dengan badan tidak rendah sesuai dengan kemampuan genggam tangan, alat musik ini termasuk keluarga frame drum sejenis tambourine, baik dengan kericikan atau tanpa kericikan Alat musik ini masuk dalam keluarga Membranophone, dikarenakan alat musik ini mempergunakan kulit binatang sebagai sumber bunyinya. Terbang terbuat dari kayu berbentuk bulat menyerupai tambourine dengan ukuran panjang sekitar 10 cm serta berdiameter sekitar 20 cm. kayu yang digunakan untuk memebuat Terbang
biasanya kayu mahoni atau kayu nangka dikarenakan kayu ini mempunyai
struktur
yang
lumayan
keras,halus,
kayu
ini
menghasilkan suara yang merdu dan keras. Untuk kulit yang digunakan
untuk
bagian
head
atau
kepalanya
biasanya
mempergunakan kulit kambing atau domba, selain kulitnya tidak terlalu tebal dan tidak terlalu tipis ( sedang ), juga menghasilkan suara yang bagus serta mudah mendapatkannya. Pada sisi luarnya terdapat enam buah lempengan logam kecil yang terbagi pada ketiga sisinya yang biasanya terbuat dari besi atau kuningan, sedangka fungsi dari logam yang terdapat pada bagian sisi terbang adalah untuk memperindah irama dalam musik. Alat musik ini dibunyikan dengan cara memukulkan telapak tangan atau bagian ujung jari ke permukaan kulit binatang yang terdapat pada bagian head atau bagian kepala Terbang. Adapun fungsi dari alat musik Terbang pada kesenian Rodat adalah sebagai pununtun lagu atau penuntun irama, terbang juga berfungsi sebagai iringan inti yang berupa perpaduan pola ritmis yang dimainkan dengan gaya bersahut-sahutan, biasanya pola ritmis tersebut digunakan bila dalam iringan musiknya terdapat lebih dari satu
jumlah Terbangnya, di dalam iringan musik pada kesenian
Rodat ini biasanya mempergunakan empat buah terbang atau bahkan lebih, dengan jumlah Terbang yang banyak maka iringan musik yang dihasilkan akan terdengar lebih ramai dan terkesan rancak.
Pada
acara
khitanan
ataupun
pernikahan
khususnya
masyarakat di desa Sidomukti sering menampilkan kesenian Rodat sebagai salah satu hiburan atau sebagai pengiring arak-arakan. Lagulagu yang dibawakan pada acara Khitanan dan pernikahan sama saja dengan lagu-lagu yang biasanya dimainkan. Pada penyambutan tamu-tamu penting, lagu yang dimainkan biasanya juga sama dengan acara-acara lain. Kesenian ini merupakan kesenian tertua di Desa Sidomukti, oleh karena itu kesenian ini menjadi salah satu kesenian yang wajib ditampilkan ketika ada tamutamu penting, disamping memperkenalkan keragaman kesenian yang ada di Desa Sidomukti, kesenian ini juga sebagai media promosi pariwisata yang ada di wilayah Sidomukti khusunya dan yang ada di wilayah Kabupaten Semarang pada umunya. Dapat dikatakan bahwa masyarakat desa masih hiburan.
butuh
Begitu pula pada acara peringatan Hari Ulang Tahun
Kemerdekaan Republik Indonesia yaitu pada acara Tujuh Belasan di Desa Sidomukti selalu dimerihkan oleh kesenian Rodat yang bertempat di Lapangan dekat dengan area objek. Kesenian ini juga melakukan arak-arakan dari Balai Desa menuju ke Lapangan tempat Pementasan acara Tujuh Belasan. Pada acara ini kesenian rodat bertindak sebagai pengiring arak-arakan ritual Sedekah Bumi, tempat pelaksanaanya yaitu di jalan-jalan yang mengelilingi desa Sidomukti.
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pemahaman Masyarakat tentang Konsep Kesenian Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Rodat merupakan salah satu bentuk kesenian yang hingga saat ini masih dilestarikan oleh masyarakat desa Sidomukti kecamatan Bandungan kabupaten Semarang, pada hakikatnya pelaksanaan kesenian rodat adalah semata-mata melestarikan kesenian yang saat ini telah jarang dilakukan oleh masyarakat jawa, juga sebagai media dakwah bagi masyarakat desa Sidomukti karna dirasa lebih efektif dan menarik perhatian warga. Dalam pelaksanaan kesenian rodat berdampak positif bagi kehidupan masyarakat, sehingga kesenian ini masih dilestarikan hingga saat ini, meskipun awalnya sempat berhenti namun dengan kesepakatan bersama kesenian ini kembali diadakan. Rodat adalah sebuah kesenian yang dilakukan masyrakat desa Sidomukti oleh 10-20 orang sebagai pengiring atau penyemarak acara-acara yang diselenggarakan oleh warga, seperti acara merti desa, 17 agustusan, hajatan atau sebagai tontonan yang digemari warga dalam acara pertunjukan biasa. Dalam kesenian rodat terdapat sair atau lagu-lagu yang menuntun dan mengajak masyarakat untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT.
Dalam kesenian rodat ini terdapat syair-syair lagu yang bernuansa Islami, yang mengajak kepada masyarakat untuk selalu mengingat serta mendekatkan diri semata-mata hanya kepada Allah SWT. Kesenian rodat adalah kesenian yang dijadikan salah satu cara mengajak masyarakat untuk mendekatkan diri kepada Allah juga sebagai media agar masyarakat lebih tertarik terhadap kesenian rodat ketimbang dengan kesenian reyog yang menurut para warga kurang mendidik dalam hal keagamaan. Kesenian rodat itu merupakan kesenian yang di dalamnya terkandung nilai-nilai Islam yang dituangkan dengan syair-syair yang disertai dengan atraksi yang mendebarkan, rodat juga berfungsi sebagai wadah bagi para pemuda dan masyarakat agar dapat menyalurkan bakat dan minatnya sehingga membawa dampak yang positif bagi mereka. Dengan diadakanya kesenian ini juga meningkatkan kebersamaan dan kesatuan antar masyarakat B. Nilai-nilai Pendidikan Islam yang Terkandung dalam Kesenian Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam Kesenian Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang meliputi: 1.
Nilai Aqidah
Menanamkan keyakinan bahwa yang memberikan rezeki dan telah menjaga keselamatan desa adalah Allah merupakan nilai aqidah dalam acara kesenian Rodat di Desa Sidomukti. Dan masyarakat percaya bahwa hanya Allahlah satu-satunya tempat untuk memohon perlindungan dan
pertolongan. Masyarakat meyakini bahwa kesenian Rodat merupakan suatu bentuk keyakinan bahwa yang memberikan keselamatan atas desanya adalah Allah SWT., hal ini dapat terlihat dari beberapa syair lagu yang dilantunkan saat pertunjukan, diantaranya: “Orang Islam-orang Islam, orang Islam, ngaji qur‟an ya Allah orang Islam ngudi
qur‟an,
sungguh-sungguh
orang
muslim,
orang
muslim
menyembah tuhan, ya Allah orang muslim menyembah tuhan.” “Allah Allahu an Allah, tiada tuhan selain Allah, ya roobi ya rosulAllah kanjeng Nabi utusane Allah.” 2.
Nilai Ibadah
Meningkatkan kualitas beribadah masyarakat, Dalam pelaksanaan kesenian Rodat di Desa Sidomukti terdapat ritual berdoa bersama, serta lagu-lagu yang digunakan adalah lagu yang bernuansa Islami lagu-lagu dzikir mengingat Allah, dan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, sebagai sarana untuk beribadah kepada Allah SWT. Seperti : n“Muhammad ya rosul ambiyak, ya robii solli „ala Muhammad ya maula, ya maula , an Nabi Muhammad ya maula, ya maula ya rosul ambiyak ya maula.” “As sola tu „ala Nabi, wasola maula rosul, assafi‟il abtaqi , ya Muhammad ar roobi.” “Orang Islam-orang Islam, orang Islam, ngaji qur‟an ya Allah orang Islam ngudi qur‟an”
“Allahumma solli wassalim „ala sayyidina wamaulana Muhammadin, Nabiyuna
Muhammadin
khoirun
„ala
Muhammadin
syafi‟una
yaumayikha.” “Tidak ngaji sebab orang akan tua, akan bodoh, akal kurang, kecil ati, ati goyang.” 3.
Nilai syukur Dengan mengadakan pementasan kesenian rodat menjadi salah satu bentuk ungkapan rasa syukur keselamatan desa yang telah diberikan rizki yang melimpah, tanaman yang subur, serta atas karunia keamanan serta kesehatan masyarakat desa Sidomukti.
“Wan kawan, kawan mari sembahyang, mari sembahyang menuju menyembah tuhan, negara kita sudah merdeka, sang merah putih lambang negara, pancasila dasar negara, mari bersatu semua bangsa, adil makmur gemah ripah, rakyatnya sukur pembangunan bisa bertambah” 4.
Nilai Gotong Royong/Kerjasama Mengembangkan kesadaran masyarakat untuk bergotong royong dan kerjasama karena dalam kesenian ini melibatkan masyarakat luas yang tentumya saling membutuhkan satu sama lain, dalam pelaksanaan kesenian Rodat ini dapat ditemukan dalam mempersiapkan pelaksanaan kesenian rodat dilihat dari antusiasme warga yang secara sukarela bergotong
royong
membersihkan
dan
mempersiapkan
tempat
penyelenggaraan kesenian serta keperluan yang dibutuhkan, juga dalam hal pembiayaan sarana dan prasarana keperluan kesenian seperti sragam,
terbang, penyewaan tratak dan perlengkapan lainya. yang dilakukan bersama-sama warga masyarakat Desa Sidomukti dan sekitarnya. Begitu pula setelah pelaksanaan kesenian ini selesai warga secara bersamaan membersihkan kembali tempat yang digunakan. Mereka membantu secara suka rela, sehingga merasa puas, dan gotong royong yang menjadi ciri khas warga masyarakat dapat dilestarikan atau dipertahankan. 5.
Nilai Persatuan dan Kesatuan Memupuk rasa persatuan dan kesatuam antar warga, kesenian Rodat yang diselenggarakan di Desa Sidomukti dapat berperan untuk menggalang persatuan dan kesatuan warga setempat. Persatuan dan kesatuan warga masyarakat tersebut dapat dilihat dari minat warga yang secara bersama-sama datang untuk menyaksikan kesenian rodat sehingga warga yang biasanya kurang bersosialisasi dengan lingkungan dapat berbaur ikutserta menyaksikan kesenian rodat dan antar warga dapat menjadi lebih akrab dan lebih mengenal karena meskipun desa Sidomukti terletak di daerah lereng gunung akan tetapi tidak semua warganya berprofesi sebagai petani ada juga yang menjadi buruh pabrik, pedagang dan lain-lain sehingga antar warga tidak dapat selalu berkumpul, kesenian rodat ini dapat menjadi magnet untuk mengumpulkan dan mempersatukan warga. Sebagai warga Desa Sidomukti yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur, mempunyai anggapan bahwa manusia tidak dapat hidup sendirian, tetapi selalu tergantung kepada sesamanya. Oleh karena
itu tradisi Kesenian Rodat yang menyangkut kegiatan seluruh warga ditujukan untuk kepentingan bersama. 6.
Nilai Kearifan Lokal Masyarakat senantiasa menjaga kesenian rodat yang telah di tinggalkan oleh para leluhur terdahulu sehingga nilai-nilainya dapat tetap terjaga dan dimanfaatkan oleh masyarakat desa Sidomukti hingga sekarang karena berdampak positif bagi masyarakat. Dengan
mengamati
berbagai
kegiatan
yang
dilakukan
saat
pelaksanaan pertunjukan kesenian rodat di desa Sidomukti tidak dapat dipungkiri bahwa di dalam kesenian tradisional rodat juga terdapat nilai negatif. Beberapa nilai negatif yang terdapat dalam kesenian tradisional rodat di desa Sidomukti kecamatan Bandungan kabupaten Semarang diantaranya yaitu: 1.
Adanya atraksi-atraksi yang berbahaya yang dilakukan di tengah-tengah pertunjukan mengingat bahwa kesenian rodat merupakan kesenian umum yang di lihat oleh semua kalangan baik kaya, miskin, tua, muda, dan juga anak-anak sehingga sangat berpeluang besar bagi anak-anak untuk meniru atraksi-atraksi yang dilihatnya dan dilakukan tanpa adanya bimbingan juga tidak didampingi oleh ahlinya sehingga sangat berbahaya jika dilakukan oleh anak-anak yang notabenya senang menirukan apa yang mereka lihat.
2.
Dalam syair-syair yang dinyanyikan juga ada beberapa bait lagu yang menurut peneliti kurang mendidik, baik dari segi kata maupun dari segi maknanya diantaranya yaitu: “Minta jarum dikasih jarum, dikasih jarum mana benangnya, minta cium dikasih cium, dikasih cium mana uangnya” “Dulu lupa sekarang lupa, lupa sebentar waktunya tidur, jangan suka menumpang tidur, kalau bunting sama yang ngaku, dulu paku sekarang papan, dulu punya aku sekarang bukan”
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tentang Nilai-Nilai Pendidikan Islam Pada Kesenian Tradisional Rodat dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Pemahaman masyarakat tentang konsep kesenian rodat di desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Kesenian Rodat merupakan salah satu bentuk warisan budaya leluhur yang sampai sekarang masih tetap dilaksanakan dan dilestarikan oleh masyarakat Desa Sidomukti. Pada kesenian tersebut merupakan pengiring dari kegiatan yang selama ini berbarengan dengan acara merti desa atau kegiatan social seperti khitanan atau acara 17an. Rodat adalah kesenian yang di dalamnya terdapat tarian yang diiringi lagu juga musik rebana yang di tengah-tengah pertunjukan terdapat atraksi, dengan tujuan untuk melestarikan kebudayaan, memberi ruang yang lebih psitif kepada pemuda untuk menyalurkan potensi, juga sebagai media untuk dakwah. Dalam kesenian rodat terdapat syair atau lagu-lagu yang menuntun dan mengajak masyarakat untuk lebih mendekatkan diri pada Allah SWT.
2.
Nilai-nalai pendidikan Islam yang terdapat pada kesenian rodat di desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kebupaten Semarang antara lain : a.
Nilai aqidah, yaitu terwujudnya keimanan bagi masyarakat dengan meyakini bahwa Allah SWT. merupakan satu-satunya dzat yang memberikan keselamatan kepada manusia.
b. Nilai ibadah, yaitu meningkatkan ketakwaan dengan melakukan do‟a bersama, dan shalawat kepada rosul serta mengingat Allah sebagai wujud ibadah. c.
Nilai syukur yaitu Masyarakat yang senantiasa menambah rasa syukur atas nikmat yang dikaruniakan Allah SWT.
d. Nilai gotong royong, yaitu masyarakat secara bersama-sama saling bantu membantu melestarian kesenian rodat. e. Persatuan dan Kesatuan, yaitu adanya kebersamaan serta persatuan masyarakat
yang
mempersiapkan,
secara serta
sadar
melihat
dan kesenian
bersama rodat
mengadakan, yang sedang
diselenggarakan. f. Nilai kearifan lokal yaitu masyarakat senantiasa menjaga kesenian tradisional yang telah ditinggalkan oleh para leluhur terdahulu sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan sehingga nilainilainya dapat tetap terjaga dan dimanfaatkan oleh masyarakat desa Sidomukti.
B. naraS-saran Diharapkan studi tentang nilai-nilai pendidikan Islam dalam kesenian tradisional rodat ini, dapat disempurnakan dengan mengadakan penelitian lebih lanjut dari pembahasan topik masalah. Sehingga akan dapat ditemukan gambaran yang lebih lengkap dari kesenian tradisional rodat yang berupa kesenian yang perlu dilestarikan. Pada akhir penulisan ini, penulis memberikan saran yang mungkin dapat membantu dan bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan orang lain: 1.
Masyarakat
desa
Sidomukti
agar
tetap
menjaga,
melestarikan
mempertahankan kesenian yang sesuai dengan ajaran Islam, sehingga nilai-nilai pendidikan Islam dapat terus dilestarikan dari generasi ke generasi. 2.
Perlunya para orang tua untuk mengawasi dan menemani anak-anak mereka khususnya yang masih di bawah umur saat melihat pertunjukan rodat sehingga dapat membimbing dan mengarahkan anak-anak agar tidak melakukan hal-hal yang tidak diinginkan dan berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. 1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media Al Rasyidin, Samsul Nizar, Fillsafat Pendidikan Islam: Pendidikan Historis, Teoritis dan Praktis, Ciputat Press, Jakarta, 2005. Anshari,Endang Saifuddin. 1992. Kuliah Al-Islam Pendidikan Agma Islam di Perguruan Tinggi, Jakarta : CV Rajawali Danusuprapta. 2001. Pribumisasi Islam Melalui Seni Budaya Jawa. Yogyakarta: Insan Persada Daradjat, zakiah. 2011. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : PT Bumi Aksara Darmadi, Hamid. 2009. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung: Alfabeta Depag RI. 2000. Al-Qur‟an dan Terjemahnya. Jakarta: Depag RI Depag RI. 1984. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Depag RI Djumransjah, Abdul Malik. 2007. Pendidikan Islam. Malang : UIN-Malang Press Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Remaja Rosda Karya Hamid, Abdul. 2009. Ilmu Akhlak. Bandung: Pustaka Setia Imam Suprayogo dan Tobroni. 2001. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung : Remaja Rosdakarya Moleong, Lexy J. 2011.Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Muhaimin dan Abdul Mujib. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Trigenda karya Muhyiddin, Abdul Mutholib. 1981. Sendi Islam. Medan: Fajar Islamiyah Purwanto, Ngalim. 1988. Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja Karya Rosidi. 1995. Adat Tatacara Jawa. Jakarta: Sunurat Saebani, Beni Ahmad. 2009. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Pustaka Setia Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Nimas Multima Sidi Gazalba. 1988.Islam Dan Kesenian. Jakarta : Pustaka Al- Husna Sjarkawi. 2009. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi Aksara Soemardjo.2000. Tradisi NU. Jakarta : Lp3es Sukandarrumidi. 2004. Metodologi Penelitian. Yogyakarta :Gadjah Mada University Press Thoha, Cabib. 1996. HM. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Widodo, Sembodo Ari. 2007. Pendidikan Islam dan Barat. Jakarta: PT Raja Grafinda Persada Zaini, Sjahminan. 1986. Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia http://id.wikipedia.org/wiki/Seni_tradisional diakses pada tanggal 7 November 2013 pukul 15:06 WIB.
http://460033.blogspot.com/2010/11/kesenian-tradisional.html,
diakses
tanggal 7 november 2013 pukul 14:47 WIB. http://kedaibacakita.blogspot.com/2008/09/rodat-tarian-pengiring-syair-danmusik.html. diakses pada tanggal 4 Maret 2015 pukul 11.36 WIB
pada
PEDOMAN WAWANCARA Kepada
:
Nama
:
Jenis kelamin
:
Waktu pelaksanaan
:
1. Kapan berdirinya kesenian Rodat di desa Sidomukti? 2. Apa tujuan diadakanya kesenian Rodat di desa Sidomukti? 3. Apa saja perlengkapan yang yang ada dalam melaksanakan kesenian Rodat? 4. Siapa yang diikut sertakan dalam kesenian Rodat? 5. Kapan diadakanya kesenian Rodat? 6. Apa yang Saudara pahami tentang kesenian Rodat? 7. Bagaimana pelaksanaan rodat yang ada di desa Sidomukti? 8. Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan apa saja makna dari setiap kegiatan tersebut? 9. Adakah nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam kesenian rodat yang ada di desa Sidomukti? Apa saja? 10. Bagaimana pengaruh masyarakat tentang nilai yang terkandung dalm kesenian rodat?
HASIL WAWANCARA 1. Kepada
: Kepala Dusun
Nama
: Eko Sutrisno
Jenis kelamin
: laki-laki
Waktu pelaksanaan
: 16 November 2014 Pukul 15.30 WIB
X
: Kapan berdirinya kesenian rodat di desa Sidomukti?
Y
: Sebenarnya telah ada sejak tahun 1970an tetapi baru di hidupkan lagi
pada
tahun
2011
karna
sebelumnya
sempat
tidak
dilaksanakan. X
: Apa tujuan diadakanya kesenian rodat di desa Sidomukti?
Y
: Tujuanya agar masyarakat juga menyukai kesenian yang berbau islami tidak hanya reog. Khususnya para pemuda agar melakukan hal-hal yang lebih positif
X
: Apa saja perlengkapan yang yang ada dalam melaksanakan kesenian rodat?
Y
: Biasanya perlengkapan yang dibutuhkan adalah sragam, grup rebana, terbang
X
: Siapa yang diikut sertakan dalam kesenian rodat?
Y
: Seluruh masyarakat tidak hanya pemainya saja, hususnya para pemuda
X
: Kapan diadakanya kesenian rodat?
Y
: Ya kalau ada acara-acara besar seperti merti desa, 17an, mantenan, khitanan dll
X
: Apa yang bapak pahami tentang kesenian rodat?
Y
: rodat adalah salah satu kesenian yang menggabungkan antara kesenian jawa dan islam, Rodat itu biasanya juga disebut kuntulan rodat itu kesenian yang mengajarkan tentang ketuhanan, persatuan, kkeindahan
X
: Bagaimana pelaksanaan rodat yang ada di desa Sidomukti?
Y
: Pelaksanaan rodat itu biasanya di awali dengan doa shalawatan dan di akhiri dengan doa bersama.
X
: Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan apa saja makna dari setiap kegiatan tersebut?
Y
: Dari segi lagu maknanya dakwah, segi tarian maknanya keindahan juga kekompakan, kadang juga ada atraksi yang bermakna keberanian
X
: Adakah nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam kesenian rodat yang ada di desa Sidomukti? Apa saja?
Y
: Ada banyak sekali nilai yang terkandung dalam kesenian rodat, diantaranya nilai ketuhanan,syukur, gotong royong dan lain-lain
X
: Bagaimana pengaruh masyarakat tentang nilai yang terkandung dalm kesenian rodat?
Y
: Pengaruhnya sangat positif warga jadi lebih kompak, sekarang tidak hanya reog yang menjadi kesenian yang diminati masyarakat tapi rodat juga dan mereka mulai lebih religius.
2. Kepada
: Ketua kesenian rodat
Nama
: Ruwan
Jenis kelamin
: laki-laki
Waktu pelaksanaan
: 17 November 2014 Pukul 16:10 WIB
X
: Kapan berdirinya kesenian rodat di desa Sidomukti?
Y
: Pada tahun 2011, dahulunya pernah ada sekitar tahun 1970an tetapi kemudian baru di adakan lagi tahun 2011, karena mengalami pasang surut ini disebabkan oleh minat dan kemauan masyarakat untuk terus memainkan kesenian ini.
X
: Apa tujuan diadakanya kesenian rodat di desa Sidomukti?
Y
: Untuk menambah kesenian yang ada di desa sidomukti dan ikut serta melestarikannya Untuk menampung anak-anak muda yang masih ingin melakukan kesenian rodat ini
Untuk memberi kesadaran pada masyarakat bahwa bukan hanya reog satu-satunya kesenian yang paling menarik, maklum seluruh masyarakat Sidomukti menggemari kesenian reyog X
: Apa saja perlengkapan yang yang ada dalam melaksanakan kesenian rodat?
Y
: Marcing band buat penanda awal masuknya, sragam dan juga di dukung oleh anggota rebana yang katakanlah musik dan syairnya yaitu maulud kejawen.
X
: Siapa yang diikut sertakan dalam kesenian rodat?
Y
: Seluruh kalangan masyarakat baik Para pemuda dan seseepuh juga pakar kesenian rodat itu sendiri
X
: Kapan diadakanya kesenian rodat?
Y
: Wah kalau diakanya tergantung tanggapan tapi paling sering itu kalau ada hari-hari besar sepert 17 agustusan, merti dusun, hajatan-hajatan juga hari-hari lain tergantung tanggapan, jadi kapanpun bisa memainkan kesenian ini
X
: Apa yang bapak pahami tentang kesenian rodat?
Y
: rodat merupakan kesenian yang telah lama ada rodat adalah kesenian berupa tarian yang diiringi dengan shalawat dan lagu. Rodat itu juga disebut kuntulan masyarakat Sidomukti sering
menyebutnya seperti itu, rodat itu seni tari keagamaan yang didallamnya mengandung unsur dakwah, kekompakan kalo di maksimalkan dalam kesenian rodat itu penuh dg keindahan dll X
: Bagaimana pelaksanaan rodat yang ada di desa sidomukti?
Y
: Kalau biasanya pelaksanaanya ya cukup dengan latihan dulu sebelum pertunjukan setelah dirasa sudah kompak, sudah memadai baru tampil, di dalam kesenian ini selain syair ada juga tarian dan kadang juga atraksi yang dilakukan oleh warga yang telah terlatih, baru setelah pertunjukan selesai di lanjutkan dengan makan dan doa bersama
X
: Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan apa saja makna dari setiap kegiatan tersebut?
Y
: Ya menari tapi didalamnya ada
Atraksi : ketrampilan serta kecepatan dalam bergerak
Tarian : kekompakan dan
Sair X
: falsafah untuk keislaman
: Adakah nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam kesenian rodat yang ada di desa Sidomukti? Apa saja?
Y
: Ya itu namanya seni islam pasti ada nilai ketuhanaan tapi seluruh rangkaian kegiatan yang ada didalamnya nilainya positif dan insyaallah bermanfaat bagi masyarakat
X
: Bagaimana pengaruh masyarakat tentang nilai yang terkandung dalm kesenian rodat?
Y
: Semangat untuk mengadakan suatu kegiatan meskipun ada yg ke seni lain tapi rodat menjadi magnet buat warga untuk melakukan dan mengikuti berjalanya acara-acara yang diadakan.
3. Kepada
: Kepala Desa
Nama
: Rovik Asari
Jenis kelamin
: laki-laki
Waktu pelaksanaan
: 19 November 2014 Pukul 09:15 WIB
X
: Kapan berdirinya kesenian rodat di desa Sidomukti?
Y
: Kesenian kuntulan atau Rodat d i Sidomukti sebenarnya telah berdiri sejak lama tapi baru di hidupkan lagi pada tahun 2011 atas kesepakatan para warga.
X
: Apa tujuan diadakanya kesenian rodat di desa Sidomukti?
Y
: Tujuannya agar dapat ikut serta meramaikan kesenian-kesenian yang ada di desa sidomukti selain itu rodat juga merupakan
kesenian inti yang harus ada pada ritual bersih Desa (merti desa) pada bulan Muharam (Syuro) dam juga untuk menambah koleksi kesenian yang ada di Sidomukti juga sebagai wadah bagi para masyarakat agar dapat menylurkan bakat dan minatnya X
: Apa saja perlengkapan yang yang ada dalam melaksanakan kesenian rodat?
Y
: Alat atau Perlengkapan yang dibutuhkan dalam kesenian ini seperti sragam, pengeras suara dan juga alat musik
X
: Siapa yang diikut sertakan dalam kesenian rodat?
Y
: Seluruh masyarakat ikut serta dalam kesenian ini, ada pemain dan juga penonton, besar dan kecil, tua muda seluruhnya diikut sertakan
X
: Kapan diadakanya kesenian rodat?
Y
: Ya seperti tadi, dalam acara merti desa, 17 agustusan atau tanggapan biasa
X
: Apa yang bapak pahami tentang kesenian rodat?
Y
: Meskipun sempat jatuh bangun dan akhirnya di hidupkan lagi oleh masyakat pada tahun 2011 Acara ini merupakan wujud dari seni yang merupakan bagian dari kebudayaan.
Rodat itu kesenian yang mengajarkan banyak hal yang paling menonjol menurut saya yaitu kebersamaan warga masyarakat, gotong royong dan syukur kepada allah X
: Bagaimana pelaksanaan rodat yang ada di desa sidomukti?
Y
: Pelaksanaan ya seperti tari-tari pada umumnya tapi kesenian ini juga ada pembacaan doa sebelum dan sesudah pelaksanaan kesenian
X
:Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan apa saja makna dari setiap kegiatan tersebut?
Y
: Initinya makna dari setiap kegiatan yang dilakukan di dalam kesenian ini yaitu mempercayai bahwa allah lah sang maha pemberi riski
X
: Adakah nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung dalam kesenian rodat yang ada di desa Sidomukti? Apa saja?
Y
: Ada banyak sekali nilai yang ada dalam kesenian ini, ada nilai ibadah, nilai sukur, kerja sama dan lain-lain bisa di amati sendiri pada saat pelaksanaan rodat ini berlangsung
X
: Bagaimana pengaruh masyarakat tentang nilai yang terkandung dalam kesenian rodat?
Y
: Sejauh ini respon dan pengaruhnya di masyarakat sangat positif sekali, yang dapat terlihat dengan jelas itu masyarakat saat ini lebih sering berbaur bersama tidak memandang harus seprofesi tidak harus petani dengan petani atu profesi lainya. Khususnya bagi anak muda yang kadung satu dusun saja tidak saling mengenal
4. Kepada
: Pemain kesenian rodat
Nama
: Anas
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Waktu Pelaksanaan
: 23 November 2014, pukul 12:30
X
: Kapan berdirinya kesenian rodat di desa Sidomukti?
Y
: Kalau kapan berdirinya kesenian ini secara pasti saya tidak tahu tapi saya mulai bergabung pada tahun 2011
X
: Apa tujuan diadakanya kesenian rodat di desa Sidomukti?
Y
: Ya untuk melestarikan kesenian tradisional
X
: Apa saja perlengkapan yang yang ada dalam melaksanakan kesenian rodat?
Y
: Peralatan yang digunakan seperti seragam, kaos tangan, topi, rebana, kipas drumband kalau mau lebih jelas bisa di lihat pada saat kesenian ini melakukan pementasan.
X
: Siapa yang diikut sertakan dalam kesenian rodat?
Y
: Seluruh masyarakat, beser kecil, tua muda seluruhnya mempunyai peran dan ikut andil dalam kesenian ini, baik sebagai penonton ataupun pemain
X
: Kapan diadakanya kesenian rodat?
Y
: Bisa pada acara-acara hajatan, pawai taaruf, merti desa, atau sekedar di tanggap nuntuk main dimanapun.
X
: Apa yang bapak pahami tentang kesenian rodat?
Y
: Kesenian rodat adalah kesenian tradisional yang di dalamnya terdapat tarian yang ditarikan oleh para penari yang berpakaian seperti polisi pada zaman dulu tetapi pakaianya berwarna putih yang diiringi syair-syair tentang islam.
X
: Bagaimana pelaksanaan rodat yang ada di desa sidomukti?
Y
: Sebelunya di awali dulu dengan do‟a dilanjutkan dengan permainan yang setiap pergantian dari gerakan atau lagu ditandai denngan bunyi peluit yang dibunyikan oleh pemimpin dan di akhir
pertunjukan dilanjutkan dengan beberapa atraksi yang dilakukan oleh orang yang telah terlatih. X
: Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan apa saja makna dari setiap kegiatan tersebut?
Y
: Adanya rasa syukur yang ditandai dengan doa, kekompakan saat menari, kebersamaan saat menonton juga keberanian saat melakukan atraksi
X
: Adakah nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung dalam kesenian rodat yang ada di desa Sidomukti? Apa saja?
Y
: Ada banyak sekali ada nilai ketuhanan, syukur, kebersamaan tetapi kalu menurut saya yang sangat menonjol yaitu nilai kebersamaan dan kekompakan
X
:Bagaimana pengaruh masyarakat tentang nilai yang terkandung dalam kesenian rodat?
Y
: Dengan diadakanya kembali kesenian ini masyarakat menjadi semakin bersemangat untuk melestariakn kembali kesenian ini.
5. Kepada
: Warga
Nama
: Puji Rahayu
Jenis Kelamin
: Perempuan
Waktu Pelaksanaan
: 24 November 2014 pukul 16:55
X
: Kapan berdirinya kesenian Rodat di desa Sidomukti?
Y
: Kesenian rodat di desa Sidomukti telah ada dan berdiri sejak zaman dahuu lebih tepatnya bagi saya kurang tahu. Tapi menurut saya kesenia Rodat masih bisa terpelihara dengan baik sampai sekarang di masyarkat Desa Sidomukti itu dikarenakan hampir seluruh warga masyarkat Desa Sidomukti masih selalu menjaga tradisinya baik dalam bentuk kesenian atau adat istiadat.
X
: Apa tujuan diadakanya kesenian Rodat di desa Sidomukti?
Y
: Untuk mempopulerkan kembali kesenian yang telah ada sejak zaman dahulu dan lebih mengarahkan bagi para pemuda agar mereka dapat menyalurkan potensi-potensi mereka dan mereka mempunyai tempat berkumpul yang lebih bermanfaat dan positif
X
: Apa saja perlengkapan yang yang ada dalam melaksanakan kesenian Rodat?
Y
: Alat yang digunakan untuk mengiringi penampilan rodat yaitu drum band terbang kipas alat atraksi seragam
X
: Siapa yang diikut sertakan dalam kesenian Rodat?
Y
: Para pemuda dan tak lupa orang yang lebih tau gerakan-gerakan rodat meskipun meskipun mereka sudah tua tapi merekalah penyemangat bagi para pemuda
X
: Kapan diadakanya kesenian Rodat?
Y
: Ya pada acara-acara tertentu seperti akhirussannah TPA, orang punya hajat, 17 agustusan
X
: Apa yang anda pahami tentang kesenian Rodat?
Y
: Rodat adalah kesenian yang mengandung atau mengajarkan budaya islam, dan juga meningkatkan kebersamaan masyarakat serta kekompakam para pemain
X
: Bagaimana pelaksanaan rodat yang ada di desa Sidomukti?
Y
: Nari-nari yang diiringi lagu islami kemudian dilanjjutkan dengan atraksi
X
: Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan apa saja makna dari setiap kegiatan tersebut?
Y
: Kebersamaan masyarakat lebihh terlihat karena antusias yang sangat besar
X
: Adakah nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung dalam kesenian rodat yang ada di desa Sidomukti? Apa saja?
Y
: Ada, kekompakan, kebersamaan dan mengajarkan nilai islam seperti beribadah dan lain-lain
X
: Bagaimana pengaruh masyarakat tentang nilai yang terkandung dalam kesenian rodat?
Y
:Para masyarakat jadi lebih mengetahui akan hal kesenian dan ajaran islam.
6. Kepada
: Warga
Nama
: Endang Purnaningsing
Jenis Kelamin
: Perempuan
Waktu Pelaksanaan
: 25 november 2014, pukul 19:15 WIB
X
: Kapan berdirinya kesenian Rodat di desa Sidomukti?
Y
: Saya kurang memahmi sebenarnya kapan kesenian ini mulai diadakan di desa Sidomukti
X
: Apa tujuan diadakanya kesenian Rodat di desa Sidomukti?
Y
: Untuk mengingatkan para pemuda-pemuda desa sidomukti akan kesenian rodat yang telah lama sempat dilupakan yang kental dengan nilai-nilai islam
X
: Apa saja perlengkapan yang yang ada dalam melaksanakan kesenian Rodat?
Y
: Menggunakan Drum band, Kipas, seragam
X
: Siapa yang diikut sertakan dalam kesenian Rodat?
Y
: Warga yang telah mengikuti kegiatan kuntulan, para pemuda dan orang-orang yang dulu pernah ikut serta dalam kegiatan tersebut
X
: Kapan diadakanya kesenian Rodat?
Y
: Biasanya kesenian rodat dilaksanakan apabila ada kegiatan masyarakat seperti peringatan kemerdekaan, akhirussannah, hajatan masyarakat
X
: Apa yang anda pahami tentang kesenian Rodat?
Y
: Kesenian rodat itu merupakan kesenian yang didalamnya terkandung nilai-nilai islam yang dituangkan dengan syair-syair yang disertai dengan atraksi yang mendebarkan
X
: Bagaimana pelaksanaan rodat yang ada di desa Sidomukti?
Y
: Ya ada Iring-iringan drumband, tarian rodat, atraksi
X
: Dari kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan apa saja makna dari setiap kegiatan tersebut?
Y
: Menjalin kebersamaan masyarakat, memperlihatkan kekompakan para penari yang terdiri dari banyak orang, memberikan hiburan kepada penonton yang menyenangkan sekaligus mendebarkan
X
: Adakah nilai-nilai pendidikan islam yang terkandung dalam kesenian rodat yang ada di desa Sidomukti? Apa saja?
Y
: Menjalin kekompakan, menjalin kebersamaan, mengajarkan nilai-nilai islam
X
: Bagaimana pengaruh masyarakat tentang nilai yang terkandung dalam kesenian rodat?
Y
: Mereka jadi lebih memahami dengan ajaran-ajaran di masa lampau dan perjuangan jaman dulu
DAFTAR NILAI SKK Nama: Ulfah Nuryani
Pembimbing Akademik: Dra.Siti Farikhah,M Pd.
Nim : 11110071
Jurusan/Progdi
No
Jenis Kegiatan
: Tarbiyah PAI
Pelaksanaan
Keterangan Nilai
1
OPAK
25-27 Agustus 2010
Peserta
3
2
UPT Perpustakaan STAIN (USER EDUCATION)
20-25 September 2010
Peserta
3
3
Seminar “Bahasa Arab”
30 Oktober 2010
Peserta
3
4
Seminar Nasional Pendidikan “Membudayakan sebuah Pendidikan Berkarakter Ke-Indonesia-an dalam Pendidikan Formal (Potret Sekolah Alternatif)”
6 Nopember 2010 Peserta
6
5
National Workshop Of Entrepreneurship And Basic Cooperation 2010
19 Desember 2010
Peserta
6
6
Seminar “Heal the W orld with Voluntary Service”
19 Maret 2011
Peserta
3
7
Seminar Nasional Pendidikan ”Realisasi Pendidikan Karakter Bangsa Dalam Kurikulum Pendidikan Nasional”
20 Juni 2011
Peserta
6
8
Seminar Nasional “Pilar-Pilar Penanggulangan Korupsi di Indonesia Perspektif Agama, Budaya, dan Negara”
22 Juni 2011
Peserta
6
9
Praktikum Baca Tulis Al-Qur‟an
22 Juni 2011
Peserta
2
(BTA) 10
Seminar bahasa arab
11 Juli 2011
Peserta
2
11
Akhirussanah Ma‟had Stain Salatiga 2011 “Peran Pesantren Dalam Mencetak Generasi Tauhid yang Berkekuatan Fikir dan Zikir”
16 Juli 2011
Panitia
3
12
Progam mahad mahasiswa selama satu tahun
2010-2011
santri
3
13
Praktikum Kepramukaan
22-27 Juli 2011
Peserta
3
14
Daurah Mar‟atus Shalihah (DMS)“LET‟S BE AN INSPAIRING WOMEN”
26 November 2011
Peserta
2
15
Praktikum Mata Kuliah ETIKA PROFESI KEGURUAN
10 Februari 2012
Peserta
2
16
Praktikum Mata Kuliah KOMPUTER MULTIMEDIA
14-15 Februari 2012
Peserta
2
17
Seminar Nasional Enterpreneuship “Tren Bisnis Berbasis Multimedia dan Teknologi Informatika Sebagai Wujud Pasar Modern”
21 April 2012
Peserta
6
18
Seminar Regional “Urgensi Media dalam Mencerahkan Umat”
30 April 2012
Peserta
4
19
Seminar Regional “Peran Mahasiswa dalam Mengawal BLSM (BLT) Tepat Saran”
3 Mei 2012
Peserta
4
20
Seminar Nasional Pendidikan “ Pendidikan Multi Kultural sebagai Pilar Karakter Bangsa”
6 Juni 2012
Peserta
6
21
Praktikum Mata Kuliah FIQH
3 Desember 2012
Peserta
3
“PERAWATAN JENAZAH” 22
Diskusi Ilmiyah “Perbandingan Pemikiran Barat Dan Pemikiran Tokoh Islam”
3 Maret 2013
Peserta
3
23
Seminar Nasional “Ahlussunnah Wal Jamaah dalam Persepektif Islam Indonesia”
19 Maret 2013
Peserta
6
24
Diskusi Ilmiah “Peran Pemerintah Daerah Dalam Upaya Perlindungan Anak Di Kabupaten Semarang”
26 Maret 2013
Peserta
3
25
Sarasehan Akbar “Merajut Ukhuwah Memperkokoh Kebersamaan”
4 Juni 2013
Peserta
3
26
Dialog 4 Pilar Kebangsaan Hubunganya Dengan Penegakan Hukum Dan Ham
30 Desember 2013
Peserta
4
27
SARASEHAN AKBAR BERSAMA TOKOH NASIONAL “Komitmen Politik Islam dalam Arah Menata Masa Depan Bangsa Indonesia”
15 Maret 20014
Peserta
6
28
Seminar Nasional “Youth Challenges 29 Maret 2014 And Empowerment”
Peserta
6
29
Talk Show Spirit of Global Entrepreneurship “How to be a Successfull Creative-Preneur to Face ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015
Peserta
3
Jumlah
April 2014
112
Salatiga,
2014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI Nama
: Ulfah Nuryani
Nama Ayah
: Bp. Muhlasin
Nama Ibu
: Ibu Dartiyah
Tempat, TanggalLahir
: Semarang, 31 Maret 1993
Alamat
: Sidomukti Rt 02- Rw 01, Sidomukti, Bandungan, Semarang, Jawa Tengah
JenisKelamin
: Perempuan
Kebangsaan
: Indonesia
Agama
: Islam
Tinggi atau Berat Badan
: 155 cm/48kg
RIWAYAT PENDIDIKAN Pendidikan Formal 1997 – 1998 TK pertiwi Sidomukti, Bandungan, Semarang 1998 – 2004 SDN Sidomukti 1 Bandungan, Semarang 2004 – 2007 MTs Al-Manar Bener, Tengaran, Semarang 2007 – 2010 MA Al-Manar Bener, Tengaran, Semarang 2010 – 2015 ProgramSarjana (S1)SekolahTinggi Agama Islam Negri Stain Salatiga, Program StudiPendidikan Agama Islam Pendidikan Non Formal 2004 – 2009 Madrasah Diniyah (Madin) Pondok Pesantren Putra Putri Al-Manar
PERNYATAAN PUBLIKASI
Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Ulfah Nuryani
Nim
: 111 10 071
Judul Skripsi
:Nilai-Nilai
Pendidikan
Islam
pada
Kesenian
Tradisional Rodat di Desa Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Dengan ini saya menyatakan memberikan ijin untuk dipublikasikan oleh STAIN salatiga Slatiga, 27 Maret 2014 Penulis
Ulfah Nuryani Nim 11110071