UNY Nilai-nilai moral dalam.... (Yanuar Muflianto)
NILAI-NILAI MORAL DALAM TRADISI TINGKEP TANDUR DI DESA KANOMAN KECAMATAN PANJATAN KABUPATEN KULON PROGO Oleh: Yanuar Muflianto, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengungkap maksud dan tujuan diselenggarakannya upacara Tradisi Tingkep Tandur, 2) mengungkap nilai moral ketuhanan, sosial, dan lingkungan yang terkandung dalam upacara tradisi Tingkep Tandur di Desa Kanoman, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif melalui pendekatan kualitatif dengan teknik penentuan subjek penelitian purposive. Pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi yang diperiksa keabsahannya menggunakan teknik triangulasi. Teknis analisis data menggunakan analisis data induktif, melalui tahap reduksi data, kategorisasi dan unitisasi data, display data, hingga pada tahap verifikasi dan pengambilan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Maksud dan tujuan dari penyelenggaraan upacara tradisi tersebut sebagai sarana meminta berkah beserta harapan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa supaya diberikan hasil panen yang melimpah dan selalu diberikan keselamatan dalam menggarap sawah, 2) Upacara Tradisi Tingkep Tandur di Desa Kanoman, Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon Progo menunjukkan adanya kandungan nilai moral yang meliputi nilai moral yang berhubungan dengan Tuhan, nilai moral yang berhubungan dengan sesama manusia, dan nilai moral yang berhubungan dengan lingkungan alam. Nilai moral ketuhanan meliputi: adanya nilai religius kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan rezki melalui panen padi. Nilai moral sosial meliputi: adanya nilai kegotongroyongan, musyawarah, dan saling menghormati. Nilai moral lingkungan seperti masyarakat memanfaatkan sumber daya alam secukupnya sesuai dengan kebutuhan. Kata Kunci: Nilai Moral, Upacara Tradisi, dan Tingkep Tandur Abstract The aim of this research 1) is to reveal the meaning and the purpose of Tingkep Tandur tradition, 2) reveal the moral value of divinity, social, and the environment in Tingkep Tandur ceremony in Kanoman, Panjatan, Kulon Progo. This research is a descriptive research by qualitative approach which is subject determining of purposive research technique. The data collection method that used in this research is observation, interview, and documentation that verified by triangulation technique. This research uses inductive data analysis, by data reduction step, categorize and unity of data, data display, to verification and interpreting the conclusion. The results of the research show that: 1) The aim and the purpose of Tingkep Tandur ceremony is to asking a blessing and wishing to the God for a good harvest and safety on planting, 2) Tingkep Tandur tradition in Kanoman, Panjatan, Kulon Progo shows the moral value that related to God, moral value that related to human, and moral value that related to nature environment. The moral value of divinity such as: religion value to the God for his blessing on the harvest.
1
2
Jurnal Kewarganegaraan dan Hukum 2016
The moral value that related to social such as: mutual cooperation value, discussion, and respecting other. The environment moral value such as the society explore the resource based on their need. Key Words: Moral value, Tradition Ceremony, and Tingkep Tandur
Pendek kata, dalam tradisi terdapat nilai-
PENDAHULUAN Moral merupakan suatu ajaran
nilai moralitas terhadap Tuhan Yang
atau prinsip dasar tentang nilai baik dan
Maha Kuasa,
buruk atas perbuatan dan kelakuan dalam
moralitas
kehidupan
dalam
Nilai-nilai yang hidup dan berkembang
lingkungan kehidupan pribadi, keluarga,
dalam masyarakat menjelma dalam wujud
masyarakat bangsa dan negara. Ajaran
yang
moral menerangkan apa yang seharusnya
kebudayaan daerah menjadi sumber moral
dan sebaiknya dilakukan oleh manusia.
masyarakat.
Secara
tersebut
manusia,
baik
keseluruhan
di
ajaran
moral
moralitas
terhadap
beraneka
sosial
serta
lingkungan
ragam,
alam.
dan
Nilai-nilai
dalam
luhur
tradisi
dijadikansebagai pegangan
merupakan kaidah dan pengertian yang
hidup, pedoman sikap dan tingkah laku
menentukan hal-hal yang dianggap baik
masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
atau
buruk.
Prinsip-prinsip
Nilai-nilai
moral
tersebut
terbentuk sebagai gambaran dari sifat
ditampilkan
kodrati manusia, ajaran agama, pengaruh
terutama upacara tradisional. Melalui
adat, kebiasaan, dan aturan hukum yang
upacara tradisional, masyarakat
telah disepakati dan dirasakan dalam
dapat mengekspresikan, melestarikan dan
hubungan interaksi antar sesama manusia.
mengkomunikasikan
Moral didasarkan atas sesuatu dan tidak
terkandung didalamnya
secara semaunya ditentukan oleh manusia.
pegangan
hidup
dan
mewujudkan
Moral
solidaritas
sosial.
Oleh
karena
pribadi
mangandung manusia,
makna yakni
integritas
harkat
dan
martabat manusia sebagai mahluk Tuhan. Dalam
tradisi
masyarakat
melalui
biasanya
upacara-upacara,
nilai-nilai agar
lokal
yang menjadi
itu,
keberadaan upacara tradisional itu perlu dijaga dan digali kembali oleh masyarakat. Dewasa
ini
sebagian
besar
upacara
Indonesia terdapat ajaran moral yang
tradisional lambat laun memudar seiring
menuntun manusia dalam interaksinya
dengan berlangsungnya laju modernisasi
dengan Tuhan-Nya, orang lain atau sosial
dan globalisasi. Hal tersebut terjadi karena
dan juga dengan lingkungan alamnya.
modernisasi dan
globalisasi
memang
UNY Nilai-nilai moral dalam.... (Yanuar Muflianto)
menawarkan suatu perubahan dengan
Kanoman secara turun-temurun masih
menggeser suatu nilai dan tradisi lama
melaksanakan dan melestarikan upacara
yang dianggap tidak sejalan dengan
Tradisi Tingkep Tandur. Tradisi Tingkep
kemajuan
Tandur
zaman,
ilmu
pengetahuan,
merupakan
ritual
teknologi modern, tata kehidupan dan
masyarakat
gaya hidup yang sesuai dengan tuntutan
diselenggarakan sekali dalam setahun,
zaman (Hudayana, 2001: 293).
yaitu pada waktu tanaman padi berusia 60-
Dalam masyarakat agraris banyak dijumpai adanya tradisi yang dikembangkan
dan
masih
dilestarikan
oleh
petani
selametan
Kanoman
yang
70 hari, tepatnya pada saat padi sedang merkatak atau mengeluarkan bulir padi, dengan
pengambilan
waktu
upacara
masyarakat pendukungnya, terutama pada
tersebut pada saat musim tanam padi
masyarakat Jawa yang sebagian besar
kedua.
bermata pencaharian bercocok tanam atau
Tradisi Tingkep Tandur tersebut
bertani. Cara hidup bertani masyarakat
memiliki nilai-nilai khusus yang bersifat
Jawa pada umumnya masih menggunakan
simbolik yang berbeda dengan tradisi
cara-cara tradisional baik dalam mengolah
lainnya. Simbol-simbol yang ada dalam
pertanian maupun yang berkaitan dengan
tradisi Tingkep Tandur memiliki makna
sistem kepercayaan yaitu penyelenggaraan
sendiri yang
upacara-upacara yang berkaitan dengan
masyarakat
kegiatan pertanian.Kegiatan
masing tradisi memiliki makna dan simbol
tersebut
masih
Desa
dipercayai
Kanoman.
oleh
Masing-
merupakan salah satu bentuk kearifan
yang
masyarakat dalam menjaga nilai-nilai
semuanya menggambarkan kearifan lokal
tradisi
sehingga
dari masyarakat yang memiliki nilai
dengan adanya modernitas tersebut tidak
tinggi. Tradisi tersebut dianggap sebagai
menggusur nilai-nilai tradisi yang sudah
simbol rasa syukur masyarakat kepada
ada sebelumnya.
Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan
dalam
masyarakat,
berbeda. Meskipundemikian
Salah satu masyarakat yang masih
karunia yang telah diberikan-Nya. Karunia
memegang nilai-nilai tradisi lama yaitu,
tersebut bisa berwujud apa saja, seperti
masyarakat Desa Kanoman, Kecamatan
kelimpahan
Panjatan,
ketentraman
Kabupaten
Kulon
Progo.
rezeki, serta
keselamatan,
keselarasan
hidup.
Masyarakat ini masih menjalankan tradisi
Terutama rasa syukur lewat hasil panen
dalam kehidupan sehari-hari terutama
yang melimpah pada musim lalu dan
dalam mengolah sawahnya, yaitu dalam
harapan
penanaman
selanjutnya. Tradisi tersebut ada sejak
padi.
Masyarakat
Desa
yang
sama
untuk panen
3
4
Jurnal Kewarganegaraan dan Hukum 2016
para pendahulu
dan
tradisi
tersebut
dijunjung tinggi oleh masyarakat sekitar
dilakukanya
tradisi
tingkep
tandur
tersebut.
karena mereka sangat menghormati setiap
Upacara tradisi Tingkep Tandur
tradisi yang ada di daerah masing-masing.
merupakan salah satu wujud implementasi
Kegiatan tersebut merupakan salah satu
dari pendidikan kewarganegaraan. Seperti
bentuk
yang dikemukakan oleh Wuryan Sri dan
kearifan
menjaga
masyarakat
lingkungan
mengadakan
dalam
yaitu
dengan
tradisi-tradisi
yang
Syaifullah (2009: 9). Pendidikan Pancasila menitik beratkan pada moral, diharapkan dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan yang maha Esa dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang beraneka ragam kebudayaan dan kepentingan, perilaku yang mendukung kerakyatan mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran, pendapat atau kepentingan diatasi melalui musyawarah dan mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
berhubungan dengan alam lingkungan. Walaupun tradisi Tingkep Tandur tersebut telah dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi oleh masyarakat Desa Kanoman, akan tetapi sebagian
besar
masyarakat
belum
melaksanakan tradisi tersebut
dengan
khidmat, terlihat pada saat upacara tradisi tersebut masih banyak masyarakat yang asik merokok, bergurau, maupun sibuk mengobrol dengan orang lain.
Hal
tersebut terjadi karena mereka belum mengetahui
maksud
dan
tujuan
dilakukannya tradisi Tingkep Tandur, serta nilai-nilai moral apa saja yang terkandung dalam tradisi tersebut. Hal tersebut perlu diketahui oleh masyarakat,
Dari pendapat
selain untuk menguatkan norma-norma
atas dapat
serta nilai-nilai budaya yang telah berlaku
disimpulkan
juga dapat pula dijadikan pegangan bagi
berkaitan
mereka dalam menentukan sikap dan
kewarganegaraan. Dalam upacara tradisi
tingkah laku sehari-hari. Pada umumnya
Tingkep Tandur terdapat nilai moral yang
masyarakat kurang paham dan mengetahui
berhubungan dengan Tuhan, nilai moral
hal
yang
tersebut
karena
belum
adanya
sosialisasi tentang maksud serta tujuan
bahwa
di
erat
dengan
berhubungan
manusia,
dan
upacara
nilai
tradisi
pendidikan
dengan moral
sesama yang
berhubungan dengan lingkungan alam.
UNY Nilai-nilai moral dalam.... (Yanuar Muflianto)
Adanya Upacara tradisi yang dipatuhi oleh
Waktu dan Tempat Penelitian
masyarakat, berfungsi sebagai pengendali perilaku
moral
individu
masyarakat
tersebut.
Kanoman,
Kecamatan
Panjatan,
Kabupaten Kulon Progo pada bulan April
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap
Penelitian ini dilakukan di Desa
maksud
diselenggarakannya
dan
tujuan
upacara
2014 sampai dengan selesai.
Subjek Penelitian
Tradisi
Tingkep Tandur, serta untuk mengungkap nilai moral ketuhanan, nilai moral sosial, dan nilai moral lingkungan alam yang terkandung dalam upacara Tradisi Tingkep Tandur di Desa Kanoman, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo.
Penentuan
subjek
penelitian
menggunakan teknik purposive. Teknik purposive adalah teknik pemilihan subjek penelitian dengan pertimbangan kriteria tertentu (Sugiyono, 2011: 301). Adapun kriteria atau pertimbangan tertentu yang dimaksud yaitu subjek penelitian sebagai informan, yakni orang-orang yang karena
METODE PENELITIAN
posisinya
Jenis Penelitian
pengalaman, dan informasi yang dapat
Penelitian
ini
merupakan
masalahnya
Prosedur
pemecahan
diselidiki
dengan
pengetahuan,
dipertanggung jawabkan.
penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
memiliki
Sesuai dengan kriteria tersebut, maka subjek penelitian dalam penelitian ini
adalah:
Kepala
Desa
Kanoman,
menggambarkan atau melukiskan keadaan
Perangkat
subjek atau objek penelitian (seseorang,
Sesepuh desa (modin), Tokoh masyarakat
lembaga masyarakat dan lain-lain) pada
(Pemerhati Budaya dan tradisi), dan warga
saat sekarang fakta-fakta yang tampak
yang mengikut tradisi (tiga orang).
sebagaimana
adanya
intreprestasi,
data
dan
yang
analisis
data
mendeskripsikan
tentang nilai moral dalam tradisi Tingkep Tandur.
Desa),
Teknik Pengumpulan dan Analisis Data
Penelitian ini berusaha mengkaji, dan
(Sekretaris
meliputi
(Sanapiah, 2001: 20).
menguraikan,
Desa
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik
observasi,
wawancara
dan
dokumentasi untuk kemudian diperiksa keabsahan datanya menggunakan teknik triangulasi. menggunakan
Teknis analisis
analisisdata data
induktif,
5
6
Jurnal Kewarganegaraan dan Hukum 2016
melalui tahap reduksi data, kategorisasi
terdapat dewi penjaga kesuburan tanah serta
dan unitisasi data, display data, hingga
melindungi
tanaman
padinya
pada tahap verifikasi dan pengambilan
terhadap
gangguan-gangguan
hama
simpulan.
tanaman padi, dan dianggap berasal dari para lelembut atau jin, sehingga mereka
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN
mempunyai kewajiban untuk memberikan persembahan berupa sesaji.
1. Maksud dan Tujuan Pelaksanaan
Tradisi Tingkep Tandur Upacara
Bagi
masyarakat
petani,
keberhasilan dalam bertani dapat diukur
tradisional
adalah
dengan
adanya
hasil
panen
yang
kegiatan secara ritual yang melibatkan
melimpah, serta diberikannya keselamatan
masyarakat dalam usaha mencapai tujuan
selama
keselamatan bersama (Soepanto, 1992: 5).
Masyarakat petani memaknai keberhasilan
Begitu pula upacara Tradisi Tingkep
tersebut sebagai peristiwa yang sangat
Tandur pada masyarakat petani Kanoman,
penting dan wajib untuk mengucap syukur
penyelenggaraan
kepada Tuhan serta leluhurnya lewat
maksud
dan
tersebut tujuan
mempunyai
sebagai
sarana
proses
penggarapan
sawah.
adanya upacara Tingkep Tandur tersebut.
meminta berkah, berupa harapan yang
Upacara tradisional sebagai unsur
disertai doa kepada Tuhan Yang Maha
kebudayaan
Kuasa supaya diberikan hasil panen yang
pertahankan
melimpah,
pendukungnya sudah tidak merasakan
sebelumnya,
lebih
baik
dari
panen
dan selalu diberikan
tidak
mungkin
apabila
kita
masyarakat
manfaatnya lagi (Mulyadi dkk, 1983: 18).
keselamatan dalam menggarap sawah
Demikian
mulai dari masa tanam sampai panen
masyarakat Kanoman, Tradisi Tingkep
berakhir,
Tandur
serta
merupakan
wujud
pulayang
terjadi
pada
tersebutmasih dirasa
ungkapan rasa syukur atas hasil panen
mendatangkan
yang lalu. Selain itu juga sebagai wujud
keuntungan, tidak heran jika masyarakat
persembahan terhadap kekuatan makhluk-
petani Kanoman sampai saat ini masih
makhluk halus seperti arwah para leluhur,
menjalankan upacarat tradisi tersebut.
banyak
manfaat
serta
lelembut, demit dan jin yang mbahureksa atau
yang
berdiam
ditempat-tempat
tersebut supaya memberikan perlindungan dan tidak mengganggu selama menggarap sawah.
Mereka
mempercayai
bahwa
2. Moralitas
Ketuhanan
dalam
Tradisi Tingkep Tandur Moral selalu mengacu pada baik buruknya
manusia
sebagai
manusia,
UNY Nilai-nilai moral dalam.... (Yanuar Muflianto)
sehingga bidang moral adalah bidang
gangguan yang berasal dari makluk halus
kehidupan manusia dilihat dari
segi
lainnya maupun hama penyakit yang
(Asri
menyerang tanaman mereka. Selain itu
Budiningsih, 2004: 24). Kita sebagai umat
mereka juga masih menghormati, dan
manusia yang beragama selalu diajarkan
berterimaksih atas jasa leluhur dalam
untuk mengucapkan syukur atas berkah
menjaga sawah mereka, untuk itu mereka
serta rahmat yang telah diberikan oleh
juga mempersembahkan sesaji tersebut
Tuhan Yang Maha Esa. Masyarakat petani
kepada para
Kanoman memaknai rasa syukur tersebut
moyang terdahulu yang sudah tiada.
kebaikannya
dengan
sebagai
menggelar
manusia
upacara Tradisi
Tingkep Tandur.
leluhur
Dengan
ataupun
adanya
nenek
kepercayaan
terhadap roh-roh para leluhur dan makluk
Ungkapan-ungkapan rasa syukur
halus
tersebut
menunjukkan
bahwa
tersebut diwujudkan melalui kenduri, ikrar
masyarakat
dan doa secara tuntunan Islam. Kenduri
masih terpengaruh oleh ajaran animisme.
tersebut
adat
Mereka beranggapan bahwa makluk halus
tradisi Jawa, yang masih kental dengan
dan roh-roh leluhur tersebut masih hidup
kepercayaan lama seperti adanya sesaji,
berdampingan dengan mereka walaupun
akan tetapi saat ini telah dimasukkan ruh
berbeda alam.
Islam, sehingga dalam pelaksanaannya
bahwa arwah nenek moyang yang pernah
disertai dengan doa-doa yang dipanjatkan
hidup sebelum mereka telah banyak jasa
kepada Allah Swt sesuai keyakinan ajaran
dan
agama Islam.
dimintai berkah dan petunjuk (Budiono,
sebenarnya
Orang
merupakan
Jawa
sangat
percaya
petani
kanoman
tersebut
Mereka beranggapan
pengalamannya,
sehingga perlu
2008: 157).
kepada adanya bimbingan yang adikodrati
Dengan memberikan persembahan
dan bantuan dari pihak-pihak roh nenek
tersebut
moyang
Tuhan akan disampaikan dan terkabul,
yang
dapat
menimbulkan
permintaan mereka kepada
perasaan keagamaan dan rasa aman atau
karena mereka beranggapan bahwa para
selamat (Magnis Suseno, 1991: 15).
leluhur sekarang tinggal dekat dengan
Masyarakat
Tuhan.
Kanoman
juga
percaya
Jadi,
beberapa
sebagai
persembahan
adanya kekuatan-kekuatan dari mahluk
tersebut
sarana
untuk
lain, sehingga mereka memberikan sesaji
menjembatani permintaan para
kepada dhanyang yang tinggal disawah
kepada Tuhan lewat para leluhur. Mereka
dan dianggap memberikan perlindungan
melakukan upacara tersebut karena secara
petani Kanoman dari segala macam
batin mereka merasa bebas dari beban
petani
7
8
Jurnal Kewarganegaraan dan Hukum 2016
mental dan mereka takut apabila tidak
3. Moralitas Sosial dalam Tradisi
melaksanakan upacara tradisi tersebut
Tingkep Tandur
akan terkena sanksi sosial dari masyarakat
Moralitas
petani lain.
sosial
warga
Desa
Kanoman Kecamatan Panjatan Kabupaten
Darigambaran
di atas dapat
Kulon Progo tampak cukup kuat dalam
mewakili bentuk moralitas keagamaan
pelaksanaan
warga petani Kanoman pada umumnya.
Tandur. Hal
Ungkapan rasa syukur yang
mereka
antusiasme masyarakat petani Kanoman
tujukan Tuhan Yang Maha Kuasa, makna
saat persiapan sampai dengan pelaksanaan
dan penyampainyanya sudah tidak begitu
upacara
kuat. Ungkapan-ungkapan rasa syukur
berlangsung. Persiapan dilakukan sejak
tersebut hanya lazim diucapkan dalam
musyawarah
penentuan
pernyataan-pernyataan
berlangsungya
upacara
resmi
panitia
upacara tradisi saja. Dari
upacara
hasil
wawancara
dan
Tingkep
tersebut tercermin
tradisi
musyawarah
tradisi
Tingkep
dari
Tandur
hari tersebut,
melibatkan semua warga
petani dari generasi muda sampai tua,
pengamatan terungkap bahwa upacara
tujuannya supaya mereka mempunyai
Tradisi Tingkep Tandur di Desa Kanoman
kesadaran serta tanggungjawab mengenai
Kecamatan Panjatan Kabupaten Kulon
tugas dan peran masing-masing. Persiapan
Progo merupakan ungkapan rasa syukur
juga berkaitan dengan persiapan tempat
atas
berlangsungnya upacara. Mempersiapkan
hasil panen
yang lalu serta
pengharapan dan doa akan hasil panen
berbagai macam perlengkapan
yang lebih baik lagi untuk panen yang
sesaji membutuhkan
akan datang. Seberapa hasil panen mereka
terdekat maupun sanak saudara agar dapat
musim lalu, banyak atau sedikit mereka
selesai dengan cepat, begitupun saat
tetap
pelaksanaan tradisi.
mengadakan
upacara
tersebut,
namun nuansa kemoralitasan ketuhanan
Menurut
atupun
bantuan tetangga
kodratnya
manusia
pada upacara tersebut kurang mendalam
adalah makhluk kelompok. Bagi manusia
dan
hidup
khidmat,
tersebut
masih
sebab
dalam
terdapat
upacara campuran
berkelompok
adalah
suatu
keniscayaan, karena memang tidak ada
tuntunan islam dan aturan kejawen yang
orang
merupakan
keperluannya sendirian. Atas dasar ini,
leluhur.
adat turun temurun
para
yang
mampu
memenuhi
dimana dan kapanpun selalu ada upaya untuk menegakkan dan membina ikatan kelompok, dengan harapan agar menjadi
UNY Nilai-nilai moral dalam.... (Yanuar Muflianto)
kokoh dan
terpelihara kelestariannya.
pemerintahan desa. Komunikasi dengan
Adapun cara yang ditempuh antara lain
pemerintahan desa bisanya berkenaan
melalui alat pengikat yang berwujud
dengan hal pembangunan desa seperti
tradisi (Bawani, 1990: 35).
Moralitas
pembangunan saluran irigasi, pengerasan
yang dibicarakan disini menyangkut sikap,
jalan maupun bantuan pertanian dari
perilaku, dan tindakan dalam kehidupan
pemerintahan
bersama, keterikatan
lewat
pada
kelompok,
pusat yang
pemerintahan antar
diakomodir
desa. Sedangkan
kesadaran akan tanggung jawab sosial,
komunikasi
masyarakat
petani,
dan lain-lain.
biasanya berkenaan dengan hal-hal yang
Lebih lanjut mereka mengatakan
menyangkut masalah pertanian, seperti
bahwa adanya saling berhubungan tentu ada
kapan musim tanam yang akan datang,
bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan
penggunaan
saja disebabkan oleh manusia sebagai
pendistribusian
perorangan melainkan juga oleh unsur-
membersihkan saluran irigasi, dan lain
unsur
kekuatan lain
sebagainya. Semua hal tersebut ditentukan
lingkungan
sosial
kesatuan.
dalam
yang
Masyarakat
merupakan
petani biasa
bekerjasama ataupun bergotong royong
melalui
benih pupuk,
musyawarah
tertentu, kerja
antara
bakti
warga
masyarakat petani yang di fasilitasi oleh pemerintahan desa.
kepentingan
Fungsi lain juga sebagai penguat
perorangan ataupun kelompok. Hal itu
rasa gotong royong dan kekeluargaan
juga dijumpai dalam masyarakat petani
antar petani. Oleh sebab itu untuk menjaga
yang berada di daerah penelitian, yaitu di
keselarasan
Desa
Panjatan
seseorang wajib melakukan kewajiban
Kabupaten Kulon Progo, yang sebagian
sosialnya. Kewajiban sosial dilakukan
besar masyarakatnya bermata pencaharian
berdasarkan prinsip rukun dan hormat
sebagai petani.
antara sesama warga masyarakat (Mudler,
baik
itu
menyangkut
Kanoman
Kecamatan
Masyarakat
petani
biasa
bekerjasama ataupun bergotong royong baik
itu
horizontal,
1986: 36). Berdasarkan uraian tersebut dapat
kepentingan
disimpulkan bahwa moralitas sosial yang
perorangan ataupun kelompok. Selain
menonjol dalam upacara tradisi Tingkep
untuk mendapatkan ketentraman batin,
Tandur di Desa Kanoman tersebut adalah
upacara Tingkep Tandur tersebut juga
tingginya semangat gotong royong, masih
berfungsi sebagai sarana komunikasi antar
kentalnya pengambilan keputusan melalui
masyarakat
menyangkut
hubungan
petani
maupun
dengan
9
10 Jurnal Kewarganegaraan dan Hukum 2016
musyawarah serta kuatnya keterikatan
sumber air yang cukup dan juga kualitas
warga pada kelompok.
serta alam yang bersahabat. Walaupun tersedia sumber air
4. Moralitas
Lingkungan
dalam
dapat mengelola dan menggunakan secara
Tradisi Tingkep Tandur Sebagai
yang cukup apabila masyarakat tidak
arif
maka
desa
tersebut
juga
bisa
masyarakat
petani,
Kanoman
memiliki
mengalami kekurangan sumber air. Oleh
kearifan khusus dalam kaitannya dengan
karena itu wajar apabila dalam sambutan
kehidupan
Kepala Desa saat upacara tradisi Tingkep
masyarakat
Desa
lingkungan
disekitarnya.
Terutama mengenai hubungan manusia
Tandur berlangsung, terdapat himbauan
dengan alam sekitarnya, ada kebudayaan-
serta ajakan kepada warganya untuk tetap
kebudayaan yang memandang alam itu
menjaga dan melestarikan lingkungan
sebagai sesuatu hal yang begitu dahsyat,
alamnya.
sehingga pada hakekatnya manusia itu
Dengan kata lain, upacara tradisi
hanya bisa menyerah saja, tanpa ada banyak
Tingkep Tandur tersebut secara tidak
yang diusahakan. Sebaliknya ada pula
langsung merupakan upaya manusia untuk
kebudayaan yang memandang alam itu
mencari
sebagai suatu hal yang bisa dilawan oleh
sekitar. Manusia tidak hanya sekedar
manusia, dan mewajibkan manusia untuk
memanfaatkan untuk kebutuhan hidupnya
selalu
tetapi
berusaha
menaklukkan
alam.
keseimbangan
juga
harus
dengan
mampu
alam
untuk
Disamping itu ada kebudayaan yang
menjaganya. Dengan adanya kesadaran
menganggap bahwa manusia itu hanya
tersebut kehidupan dilingkungan alam
bisa berusaha mencari keselarasan dengan
lebih terjaga dan lestari, kebutuhan pokok
alam (Koentjaraningrat, 2009: 26).
manusia juga akan terpenuhi. alam,
Selain itu, Tradisi Tingkep Tandur
secara perlahan akan mengakibatkan tanah
tersebut juga berfunsi sebagai media
menjadi kering atau tandus, hal ini
pelestari lingkungan, dimana terlihat pada
Terlantarnya
tentunya
tidak
masyarakat,
lingkungan
oleh
saat warga bergotong royong dan bekerja
yang
bakti
diinginkan terutama
pertanian,
begitu
pula
menjaga
kebersihan
di
lingkungan, terutama lingkungan yang
yang
berkaitan langsung dengan sawah seperti
manggantungkan mata pencaharian bidang
dalam
diharapkan masyarakat petani Kanoman
saluran
irigasi
atau
yang masyarakatnya mayoritas bergelut di
menyadari
bidang pertanian, tentunya membutuhkan
merupakan salah satu sumber yang dapat
bahwa
parit. Mereka tempat
tersebut
UNY Nilai-nilai moral dalam.... (Yanuar Muflianto)
memberikan kemakmuran bagi seluruh
diberikan keselamatan dalam
warga
menggarap sawah.
masyarakat.
Mereka
juga
menyadari bahwa kehidupan manusia
2. Moralitas
ketuhanan
akan harmonis apabila hubungan antara
masyarakat Kanoman kurang
manusia
kuat,
dengan
lingkungan
alamnya
mereka
memohon
berjalan serasi, selaras, dan seimbang.
berkah
Manusia membutuhkan alam untuk hidup,
kepada Tuhan Yang Maha
begitupula alam membutuhkan manusia
Kuasa sesuai ajaran Islam,
untuk merawat serta menjaganya.
akan tetapi mereka juga masih
Dari uraian
di
atas
dapat
serta keselamatan
percaya
akan
keberadaan
disimpulkan bahwa moralitas lingkungan
makluk halus dan roh para
atau alam yang terdapat di masyarakat
leluhur dengan memberikan
petani Kanoman tampak dalam usaha
persembahan
mereka
serta
dan makanan. Dalam hal ini
secara
arif.
terlihat
akan
terus
dalam
menjaga
memanfaatkan
alam
Keharmonisan
tersebut
berlangsung
jika
ada keseimbangan,
berupa
bahwa
moralitas
ketuhanan Kanoman
artinya tradisi tersebut dilakukan dari
mendalam,
generasi ke generasi berikutnya.
upacara
sesaji
masyarakat tampak
kurang
sebab
dalam
tersebut terdapat
campuran
antara
tuntunan
SIMPULAN DAN SARAN
agama Islam dengan cara
A. Simpulan
adat.
Dari
hasil
penelitian
dan
3. Moralitas
sosial
dalam
pembahasan dalam penelitian ini dapat
masyarakat petani Kanoman
disimpulkan sebagai berikut.
tersebut sangat tinggi. Hal
1. Maksud
tujuan
tersebut ditunjukkan dengan
upacara
tingginya semangat gotong
dan
penyelenggaraan
tradisi tersebut adalah sebagai
royong
sarana
terpeliharanya
meminta
berkah
antar
beserta harapan kepada Tuhan
keputusan
Yang Maha Kuasa supaya
bermusyawarah,
diberikan hasil panen yang
saling
melimpah,lebih
warga,
baik
dari
panen sebelumnya dan selalu
masyarakat, pengambilan secara perilaku
menghormati serta
antar kuatnya
11
12 Jurnal Kewarganegaraan dan Hukum 2016
keterikatan
4.
warga
pada
mempertahankan
kelompoknya.
kesadarannya
Dalam upacara tradisi tersebut
menjaga
juga memunculkan moralitas
alamnya
dengan
lingkungan
d. Penyelenggaraan
lingkungan alam yang masih terjaga
dalam
tradisi
baik,
upacara
Tingkep
Tandur
masyarakat petani Kanoman
tersebut hendaknya menjadi
memanfaatkan sumber daya
penyeimbang kuatnya arus
alam seperti tanah dan air
budaya global.
secukupnya
sesuai
dengan
2.
kebutuhan.
Bagi Pemerintah a. Supaya pemerintah daerah mau memperhatikan tradisi Tingkep
B. Saran Dari
beberapa
pada
simpulan
khususnya dan juga tradisi-
di
atas,
penulis
tradisi lain yang ada di
menyampaikan
saran
sebagai
Kabupaten
penelitian
berikut. 1.
Tandur
Kulon
Progo
pada umumnya agar tradisi tersebut menjadi kekayaan
Bagi Masyarakat a. Sebaiknya
bagi daerah setempat.
permohonan
kepada Tuhan Yang Maha
b. Adanya
upaya
dari
Kuasa tersebut hendaknya
pemerintah Desa Kanoman
diwujudkan
untuk mengajak masyarakat
dalam
sikap
nyata secara tuntunan ajaran
bersama-sama
Islam,
tradisi Tingkep Tandur agar
sebagaimana
melestarikan
keberadaanya tetap terjaga.
merupakan agama mayoritas petani Kanoman. b. Penyelenggaraan tradisi
Tingkep
tersebut hendaknya memperkokoh sosial
antara
upacara
DAFTAR PUSTAKA
Tandur
Asri
dapat
moralitas masyarakat
petani Kanoman. c. masyarakat petani Kanoman hendaknya
dapat
Budiningsih. (2004). Pembelajaran Moral Berpijak Pada Karakteristik Siswa Dan Budayanya. Bandung: PT. Rineka Cipta
Bambang Hudayana. (2001). Kebudayaan Lokal dan Pemberdayaannya (Dalam
UNY Nilai-nilai moral dalam.... (Yanuar Muflianto)
Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (3): 3 Budiono Herusatoto. (2000). Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanin Dita Frans Magnis-Suseno. (1991). Etika Jawa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Imam Bawani. (1990). Ilmu Jiwa Perkembangan dalam Konteks Pendidikan Islam. Surabaya: Bina Ilmu Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rihena Cipta Mudler dkk. (1986). Kepribadian Jiwa dan Pembangunan Nasional. Yogyakarta: GAJAH MADA UNIVERSITY PRESS Mulyadi dkk. (1983). Upacara Tradisional Sebagai Kegiatan
Sosial DIY. (DEBDIKBUD) Proyek Inventarisasi dan dokumentasi kabupaten daerah Sanapiah Faisal. (2010). FormatFormat Penelitian Sosial: Dasar-Dasar Dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Soepanto dkk. (2011). Upacara Tradisional Sekaten Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Proyek Inventarisai dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Sri Wuryan dan Syaifullah. (2009). Ilmu Kewarganegaraan (civics). Bandung: Laboratorium PKn UPI Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
13