NILAI-NILAI ADI LUHUNG YANG TERKANDUNG DALAM KIRAB PRAJURIT MAJAPAHIT DALAM RANGKA HARI JADI KABUPATEN MOJOKERTO
ADI LUHUNG VALUES THAT CONTAINED IN KIRAB PRAJURIT MAJAOAHIT IN THE ANNIVERSARY OF MOJOKERTO REGENCY
Yeasy Megawati Putri Drs. Suwarno Winarno Siti Awaliyah, S.Pd, S.H, M.Hum
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM E-mail:
[email protected] Dosen Pembimbing Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM Jalan Semarang 5 Malang
ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) sejarah Kirab Prajurit Majapahit di Kabupaten Mojokerto, (2) bentuk-bentuk gerakan baku yang ada dalam Kirab Prajurit Majapahit di Kabupaten Mojokerto, (3) nilai-nilai adi luhung yang terkandung dalam Kirab Prajurit Majapahit di Kabupaten Mojokerto. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil penelitian berupa pertama, sejarah lahirnya Kirab Prajurit Majapahit di Kabupaten Mojokerto. Kirab Prajurit Majapahit berawal dari keinginan Bupati Machmoed Zain yang ingin menggeliatkan para seniman supaya menggali lagi kebudayaan Kerajaan Majapahit serta melestarikan budaya daerah Mojokerto. Kedua, Kirab Prajurit Majapahit mengandung tujuh bentuk gerak baku yaitu gerak tusukan, gerak tanjak, gerakan tebas kanan dan tebas kiri, gerakan endo kanan dan endo kiri, gerakan joblosan, gerakan memanah, gerakan cucuk lampah atau rangga lawe. Ketiga, nilai-nilai adiluhung yang terkandung dalam Kirab Prajurit Majapahit yaitu nilai keindahan, nilai kejujuran, nilai tanggung jawab, nilai patriotisme, nilai persaingan, nilai keadilan, nilai harmonis dan kerjasama, nilai disiplin serta nilai gotong-royong. Dari hasil penelitian ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam Kirab Prajurit Majapahit terkandung nilai-nilai adi luhung atau nilai-nilai luhur yang penting untuk diketahui, dipahami serta diterapkan dan sebagai panutan bagi generasi muda sekarang dan yang akan datang. Kata Kunci: Nilai-nilai Adi Luhung, dan Kirab Prajurit Majapahit ABSTRACT This research uses descriptive qualitative approach. Research result as follow: first, history of KirabPrajurit Majapahit (Carnival of Majapahit Soldier) in
Mojokerto Regency. KirabPrajurit Majapahit started from Regent’s desire of Machmoed Zain that wanted to improve artists in order to make them dug deeper to the Majapahit Kingdom culture and also preserved Mojokerto culture. Second, KirabPrajurit Majapahit consists of seven basic movements, which are upward movement, right slash and left slash movement, left and right endo movement, joblosan movement, shoot movement, cucuk lampah or rangga lawe movement. Third, adi luhung values that contained in KirabPrajurit Majapahit is esthetic value, honesty value, responsibility value, patriotism value, competition value, justice value, harmonic and cooperation value, discipline value, and also mutual cooperation value. From the research result, thus it can be concluded that in KirabPrajurit Majapahit (Carnival of Majapahit Soldier), it contained adi luhung values or noble values that important to be known, understood and also implemented and also as role model for young and future generation. Keywords: Adil Luhung Values, and Kirab Prajurit Majapahit Pada kenyataannya, suatu kebudayaan bisa mengandung unsur-unsur kebiasaan dan bahkan ketentuan-ketentuan, yang pada dasarnya merintangi usaha peningkatan mutu hidup, namun tujuan kebudayaan sebenarnya ialah kebebasan manusia dari tiap bentuk alienasi. Tujuan inilah yang sebebnarnya harus menjadi arah, sehingga kebudayaan sebagai keseluruhan pandangan hidup, sistem nilai serta tata kehidupannya kalau perlu harus diubah, diperbaiki, ataupun dikembangkan demi keselamatan manusia (Poespowardojo 1989:276). Kerajaan Majapahit mewarisi keanekaan dan kekayaan kebudayaan. Seperti taritarian, prasasti, yupa, candi dan banyak lagi peninggalan-peninggalan lainnya. Peninggalanpeninggalan Kerajaan Majapahit tersebut mempunyai nilai-nilai berharga, baik nilai moral, budaya dan cinta tanah air (nasionalisme), nilai kepahlawanan dan patriotisme (cinta tanah air). Salah satu dari peninggalan berharga Kerajaan Majapahit yang memiliki nilai keindahan yang tinggi yaitu Kirab Prajurit Majapahit. Kirab Prajurit Majapahit tersebut diadakan setiap tahun dalam pembukaan upacara hari jadi Kabupaten Mojokerto tepatnya di halaman kantor Bupati Mojokerto. Kirab tersebut diikuti pelajar SMA yang sudah dipilih atau ditunjuk untuk mengikuti acara kirab tersebut dan beberapa orang dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mojokerto serta pelaku seni Kabupaten Mojokerto. METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Jenis penelitian menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dimana data yang dikumpulkan dan diolah nantinya berupa kalimat atau kata-kata dan berupa
gambar. Data-data tersebut diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, foto, video, dan dokumen-dokumen yang lainnya. Dengan demikian, laporan tersebut nantinya akan berisi kutipan-kutipan data yang menyajikan gambaran-gambaran laporan penelitian tersebut. Sesuai pendekatan dan jenis penelitian yang dikemukakan sebelumnya, kehadiran peneliti di lapangan mutlak diperlukan. Kegiatan penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Trawas dan dirumah para Seniman Kirab Prajurit tepatnya di desa Kalen Kecamatan Dlanggu dan Desa Losari Kecamatan Gedeg. Dari semua lokasi penelitian tersebut berada di kawasan Kabupaten Mojokerto. Sumber data dalam penelitian dibagi menjadi dua jenis, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer didapatkan peneliti selama melakukan penelitian (selama proses penelitian berlangsung) di SMA Negeri 1 Trawas serta di tempat tinggal seniman Kirab Prajurit Majapahit Kabupaten Mojokerto. Sumber data sekunder didapatkan peneliti melalui dokumen-dokumen yang relevan dengan permasalahan peneliti yaitu mengenai Nilai-Nilai Adi Luhung Yang Terkandung Dalam Kirab Prajurit Majapahit Dalam Rangka Hari Jadi Kabupaten Mojokerto. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara semistruktur serta observasi. Analisis data dengan cara reduksi data, penyajian data serta kesimpulan dan verifikasi. Pengecekan keabsahan temuan menggunakan teknik triangulasi. Tahap-tahap dari penelitian ini yaitu tahap persiapan, pelaksanaan, penyusunan laporan. HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah Lahirnya Kirab Prajurit Majapahit di Kabupaten Mojokerto Berdasarkan temuan penelitian mengenai nilai-nilai adi luhung yang terkandung dalam Kirab Prajurit Majapahit di Kabupaten Mojokerto tentang sejarah lahirnya Kirab Prajurit Majapahit di Kabupaten Mojokerto yaitu Sejarah lahirnya Kirab Prajurit Majapahit di Kabupaten Mojokerto itu berawal dari keinginan untuk melestarikan maupun mengenang budaya masyarakat Mojokerto khususnya tentang Majapahit. Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Djojodiguno 1958 dalam Sujarwa, (2011:31-32) yang menyatakan bahwa Kebudayaan itu sendiri merupakan perwujudan dari budi, yang berupa cipta,karsa dan rasa. Cipta adalah kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang ada dalam pengalamannya, yang meliputi pengalaman lahir dan batin. Hasil cipta tersebut
berupa
berbagai ilmu pengetahuan. Karsa merupakan kerinduan manusia untuk menginsyafi tentang ‘sangkan paran’ dari mana manusia itu sebelum lahir (sangkan), dan kemana manusia sesudah mati (paran). Rasa adalah kerinduan manusia akan keindahan sehingga menimbulkan
dorongan untuk menikmati keindahan. Manusia merindukan keindahan dan menolak keburukan/kejelekan. Buah perkembangan rasa ini terjelma dalam bentuk berbagai norma keindahan yang kemudian menghasilkan berbagai macam kesenian. Bardasarkan temuan penelitian, Kirab Prajurit Majapahit tersebut menceritakan tentang bagaimana pemerintahan Kerajaan Majapahit jaman dahulu. Kirab Prajurit Majapahit tersebut tidak menceritakan secara penuh tentang bagaimana Kerajaan Majapahit akan tetapi Kirab Prajurit Majapahit tersebut menceritakan sepenggal-sepenggal kejadian atau peristiwa maupun kisah-kisah penting yang terjadi dalam Kerajaan Majapahit dahulu. Pernyataan dari temuan penelitian tersebut sesuai dengan pernyataan Sujarwa (2011:32) yang menyatakan bahwa Wujud kebudayaan menurut JJ. Honigmann dapat dibedakan berdasarkan gejalanya, yaitu ideas, activities, dan artifact. Ideas artinya adalah ide-ide atau gagasan; activities artinya kebudayaan yang diwujudkan dalam bentuk aktifitas; artifact adalah hasil kebudayaan yang berupa benda-benda maupun bangunan, seperti keris, candi, monumen, gedung, dan lain-lain. Bentuk Gerak Baku dalam Kirab Prajurit Majapahit di Kabupaten Mojokerto Berdasarkan temuan penelitian, Bentuk gerak baku yang terdapat dalam Kirab Prajurit Majapahit di Kabupaten Mojokerto ada tujuh gerakan baku. Ketujuh gerak baku dalam Kirab Prajurit Majapahit yaitu (1) gerakan tusukan/coblos, gerakan ini mempunyai makna atau arti yaitu sikap ingin membunuh lawan dalam peperangan (2) gerakan tanjak/sikap tanjak, gerakan ini mempunyai makna atau arti yaitu menunjukkan sikap waspada, jeli untuk menghadapi situasi dan kondisi dalam hal apapun khususnya dalam menghadapi lawan (3) gerakan tebas kanan dan tebas kiri, gerakan ini mempunyai makna atau arti yaitu melindungi maupun menyerang lawan (4) gerakan endo kanan dan endo kiri, gerakan ini mempunyai arti atau makna yaitu sikap yang menunjukkan untuk menghindar dari lawan atau musuh ada saat melakukan peperangan atau perlawanan (5) gerakan joblosan, gerakan ini mempunyai makna atau arti yaitu melawan maupun menyerang lawang atau musuh untuk membela diri dalam suatu peperangan (6) gerakan memanah, gerakan ini mempunyai makna atau arti yaitu sikap untuk menyerang lawan atau musush demi membela kebenaran dalam melindungi wilayah dan bangsanya serta melindungi dirinya sendiri (7) gerakan cucuk lampah/rangga lawe, gerakan ini mempunyai arti atau makna yaitu sikap siap untuk maju melawan penjajah dalam membela wilahnya maupun melindunginya. Ketujuh gerakan baku dalam Kirab Prajurit Majapahit di Kabupaten Mojokerto tersebut mempunyai makna atau arti penting yang
mempunyai unsur keindahan dalam nilai budayanya atau budaya daerah yaitu budaya daerah Kabupaten Mojokerto. Pernyataan tersebut sesuai dengan pernyataan Wardhana dalam Ali (2012) yang menyatakan bahwa Gerakan tari yang dikendalikan dan diatur dengan tenaga yang berbeda-beda akan membangkitkan kesan yang mendalam, bukan hanya bagi penonton, juga bagi si penari. Nilai-nilai Adi Luhung Yang Terkandung dalam Kirab Prajurit Majapahit Di Kabupaten Mojokerto Berdasarkan temuan penelitian, Nilai-nilai adi luhung yang terkandung dalam Kirab Prajurit Majapahit di Kabupaten Mojokerto yaitu (a) nilai budaya, dalam nilai budaya terdapat 4 nilai budaya yang berharga untuk diperjuangkan yaitu kejujuran, patriotisme, persaingan serta harmonis dan kerjasama. Nilai tersebut terdapat dalam make up atau tata rias, kostum atau busana Kirab. Nilai budaya tersebut terdapat dalam Prajurit Majapahit serta musik atau karawitan (b) nilai moral, dalam nilai moral terdapat nilai bertanggungjawab, keadilan, patriotisme, keharmonisan dan kerjasama. Nilai tersebut terdapat dalam kegiatan perang antara pasukan jawa dengan pasukan cina atau tar-tar dan perang antara pemimpin pasukan cina dengan pemimpin pasukan jawa dalam membela Kerajaan Majapahit atau dalam membela negaranya (c) nilai sosial, nilai tersebut terdapat dalam kemenangan Kerajaan Majapahit melumpuhkan lawannya. Pernyataan dari temuan penelitian tersebut sesuai dengan pernyataan dari Qomarudin (2013) yang menyatakan bahwa Adi luhung adalah nilai-nilai luhur yang mampu memberikan kebijakan agar mengarah kepada kebenaran. Adi luhung sendiri dapat dikatakan sebagai pandangan hidup yang memiliki kebenaran atas kehidupan berdasarkan falsafah budaya. Pernyataan dari temuan penelitian diatas juga sesuai dengan pernyatan dari Saputra (2011) yang menyatakan bahwa Kedudukan nilai dalam setiap kebudayaan sangatlah penting, maka pemahaman terhadap sistem nilai budaya adan orientasi nilai budaya sangat penting dalam konteks pemahaman perilaku suatu masyarakat dan sistem pendidikan yang digunakan untuk menyampaikan sistem perilaku dan produk budaya yang dijiwai oleh sistem nilai masyarakat yang bersangkutan. Nilai budaya adalah suatu bentuk konsepsi umum yang dijadikan pedoman dan petunjuk di dalam bertingkah laku baik secara individual, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan tentang baik buruk, benar salah, patut atau tidak patut. Pernyataan dari temuan penelitian tersebut juga sesuai dengan pernyataan dari Sujarwa (2011:231-232) yang menyatakan bahwa Nilai moral mempresentasikan suatu
bentuk perbuatan manusia yang diberi ‘bobot moral’, yang sejalan dengan kapasitas tanggung jawabnya. Yang menandai adanya nilai moral berkaitan dengan pribadi manusia yang bertanggung jawab adalah apabila nilai-nilai moral itu mengakibatkan seseorang dipandang bersalah atau tidak bersalah, karena manusia memiliki tanggung jawab atas perbuatan yang dilakukannya. Nilai moral hanya bisa diwujudkan melalui perbuatan-perbuatan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab orang yang bersangkutan. Perbuatan manusia berasal dari inisiatif bebas manusia. Hal serupa adalah nilai moral juga berasal dari manusia itu sendiri. Manusia jadi sumber nilai moralnya. Berdasarkan temuan penelitian, Nilai sosial ditunjukkan dengan sikap dislipin, kerjasama, tanggung jawab serta gotong royong dan kerukunan yang terdapat dalam Kirab Prajurit Majapahit di Kabupaten Mojokerto tersebut. Pernyataan dari temuan penelitian tersebut sesuai dengan pernyataan dari Fahdisjro (2012) yang menyatakan bahwa Nilai sosial adalah ukuran-ukuran, patokan-patokan, anggapan-anggapan, keyakinan-keyakinan, yang hidup dan berkembang dalam masyarakat serta dianut oleh banyak orang dalam lingkungan masyarakat mengenai apa yang benar, pantas, luhur dan baik untuk dilakukan. Nilai-nilai sosial merupakan aktualisasi dari kehendak masyarakat mengenai segala sesuatu yang dianggap benar dan baik. Pada intinya, adanya nilai sosial dalam masyarakat bersumber pada tiga hal yaitu Tuhan, masyarakat, dan individu. Berdasarkan temuan penelitian, Nilai estetik atau nilai keindahan juga terdapat dalam bentuk gerak baku dalam suatu tarian di Kirab Prajurit Majapahit serta terdapat dalam kostum atau pakaian yang digunakan dalam Kirab Prajurit Majapahit tersebut dan terdapat dalam setiap make up atau riasan yang terdapat dalam setiap pelaku Kirab Prajurit Majapahit di Kabupaten Mojokerto tersebut. Pernyataan dari temuan penelitian tersebut sesuai dengan pernyataan dari Sujarwa (2011: 117-119) yang menyatakan bahwa Menurut The Liang Gie, keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi seperti dalam puisi, tari, cerpen dan sebagainya memiliki spesifikasi tersendiri yang juga mengarahkan nilai estetik terhadap hasil karya tersebut. Denga kata lain, unsurunsur yang berada di dalam hasil suatu karya turut menentukan kadar estetika yang ditampilkan.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah disajikan pada bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis mengambil kesimpulan tentang Nilai-Nilai Adi luhung yang Terkandung dalam Kirab Prajurit Majapahit dalam Rangka Hari Jadi Kabupaten Mojokerto, yaitu sebagai berikut : 1. Sejarah lahirnya Kirab Prajurit Majapahit tersebut yaitu adanya
keinginan untuk
melestarikan maupun mengenang budaya masyarakat Mojokerto khususnya tentang Majapahit. Selain untuk melestarikan maupun mengenang budaya, Kirab Prajurit Majapahit tersebut diadakan untuk menggeliatkan para seniman Kabupaten Mojokerto dalam menggali serta memberi nilai-nilai yang dianggap penting dan agar lebih mencintai budaya daerahnya sendiri. Maka dari itu diadakan Kirab Prajurit Majapahit di Kabupaten Mojokerto. 2. Bentuk-bentuk gerakan baku dalam Kirab Prajurit Majapahit ada tujuh macam Gerakan baku. Ketujuh gerakan baku dalam Kirab Prajurit Majapahit tersebut yaitu (1) gerakan tusukan, (2) gerakan tanjak atau sikap tanjak, (3) gerakan tebas kanan dan tebas kiri, (4) gerakan endo kanan dan endo kiri, (5) gerakan joblosan, (6) gerakan memanah atau panahan, (7) gerakan cucuk lampah atau rangga lawe. Ketujuh bentuk gerakan baku tersebut mempunyai arti atau makna tersendiri dalam setiap bentuk gerakan baku tersebut. 3. Dalam Kirab Prajurit Majapahit terkandung nilai-nilai adi luhung. Nilai-nilai tersebut yaitu nilai keindahan, nilai kejujuran, nilai tanggungjawab, nilai patriotisme, nilai persaingan, nilai keadilan, nilai harmonis dan kerjasama, nilai disiplin serta nilai gotong-royong. Nilainilai tersebut terdapat dalam setiap kegiatan yang ada dalam Kirab Prajurit Majapahit. Nilai keindahan, nilai kejujuran, nilai tanggungjawab ada dalam make up atau riasan, kostum serta karawitan atau musik dalam Kirab Prajurit Majapahit tersebut. Nilai patriotisme, nilai persaingan, serta nilai keadilan ada pada kegiatan perang yang dilakukan oleh pemimpin pasukan serta perang antar pasukan dalam Kirab Prajurit Majapahit tersebut. Nilai harmonis dan kerjasama, nilai disiplin serta nilai gotong royong terdapat dalam aktifitas peserta atau pelaku kirab dalam melakukan persiapan serta kegiatan dalam Kirab Prajurit Majapahit tersebut.
Saran
Sesuai dengan paparan data, pembahasan, dan kesimpulan yang telah diuraikan dalam penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran, sebagai berikut: 1. Bagi Fakultas Ilmu Sosial Agar Fakultas Ilmu Sosial lebih memperbanyak pengadaan penelitian maupun seminarsemianar yang berkaitan Kerajaan Majapahit khususnya Kirab Prajurit Majapahit. Karena Kirab Prajurit Majapahit mempunyai nilai-nilai luhur yang penting untuk diketahui. 2. Bagi Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan (HKn) Agar Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan (HKn) lebih memperbanyak sumber-sumber belajar mengenai Kerajaan Majapahit serta budaya Majapahit khususnya Kirab Prajurit Majapahit berserta sumber-sumber tentang nilai-nilai adi luhung. 3. Bagi Mahasiswa Hukum dan Kewarganegaraan (HKn) Agar mahasiswa HKn lebih banyak yang meneliti mengenai bentuk nilai-nilai adi luhung pada masa Kerajaan Majapahit yang dapat diterapkan di masa depan karena dengan adanya penelitian tersebut akan menambah rasa cinta terhadap warisan budaya daerah di Indonesia. 4. Bagi SMA Negeri 1 Trawas Agar SMA Negeri 1 Trawas lebih meningkatkan dan lebih memotivasi para siswanya untuk mencintai budaya daerahnya dengan mengikuti Kirab Prajurit Majapahit tersebut. Agar setelah mengikuti kegiatan tersebut para siswa lebih bisa memahami nilai-nilai dalam kegiatan tersebut dan bisa menerapkan apa yang diperoleh dari Kirab Prajurit Majapahit tersebut. 5. Bagi Masyarakat di Kawasan kabupaten Mojokerto Agar masyarakat lebih mengenal serta mencintai budaya daerahnya sendiri. Serta masyarakat lebih bisa memahami budaya daerahnya yaitu budaya Majapahit dan bisa menerapkan nilai-nilai yang ada dalam Kirab Majapahit tersebut di masa yang sekarang dan masa yang akan datang. Agar masyarakat melakukan perubahan dan dari perubahan tersebut masyarakat akan memperoleh kehidupan yang lebih baik dan lebih berkembang serta semakin maju sesuai dengan tujuan hidup yang ingin menjadi lebih baik. DAFTAR RUJUKAN Ali, Irfan. 2012. Pengertian, fungsi, jenis, dan peran seni tari. (http://kuliahseni.blogspot.com/2012/09/pengertianfungsijenisdan-peran-seni-tari.html), diakses 3 april 2014. Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Fahdisjro. 2012. Nilai dan Norma Sosial. (http://fahdisjro.blogspot.com/2012/09/nilai-normasosial.html), diakses 5 April 2014 Hamid, Abdul, Anas Shalahudin, Beni A. Saebani. 2010. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Balai Pustaka Ihromi, T.O. 2000. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Ju Lan, Thung & Azzam Manan, M. 2011. Nasionalisme dan Ketahanan Budaya di Indonesia. Jakarta: LIPI Press. Kusumohamidjojo, Budiono. 2009. Filsafat Kebudayaan. Yogyakarta: Jalasutra. Moleong, Lexy J. 2011. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Poespowardojo, Soerjanto. 1989. Strategi Kebudayaan Suatu pendekatan Filosofis. Jakarta: PT Gramedia. Prasetya, Joko Tri. 1998. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Sachari, Agus. 2007. Seni Rupa dan Design. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sujarwa. 2011. Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Universitas Negeri malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah edisi kelima. Malang: Universitas Negeri Malang. Warsito. R. 2012. Antropologi Budaya. Yogyakarta: Penerbit Ombak.