KAMPANYE POLITIK VIRAL DAN PROSES AGENDA-BUILDING MEDIA MASSA ONLINE (Studi pada Kampanye Politik Faisal-Biem selama Masa Kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012) Niken Kinanti Suryanto dan Effy Zalfiana Rusfian Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Riset ini membahas kampanye politik viral dan kaitannya dengan proses agenda-building di media massa online. Kampanye politik Faisal-Biem pada Pemilukada DKI Jakarta 2012 dipilih karena keduanya fokus menggunakan Twitter sebagai media kampanye, menciptakan buzz di dunia maya, dan mendapatkan angka publisitas tinggi di media massa online. Riset ini menggunakan pendekatan campuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaktivitas kampanye politik viral Faisal-Biem rendah dan terdapat lima tema kicauan, yakni program kerja, kegiatan kampanye, ajakan memilih, perspektif independen, serta tema lain. Selain itu, ditemukan pula bahwa proses agenda-building pemberitaan di media massa online berpola Circular Relationship. Kata kunci: agenda building; analisis isi; Faisal-Biem; interaktivitas; kampanye politik viral The focus of this research are the viral political campaign and its relation with agendabuilding process in online mass media. Faisal-Biem‟s political campaign in Jakarta Governor Election 2012 was chosen because they focused using Twitter, created „buzz‟ in internet, and got many publicities in online mass media. This is a mixed-method research. The results show that the interactivity of Faisal-Biem‟s viral political campaign is low and there are five tweet topics, such as work plan, campaign, persuation to vote, independent perspective, and another topic. Furthermore, agenda building process that set is Circular Relationship. Key words: agenda building; content analysis; Faisal-Biem; interactivity; viral political campaign PENDAHULUAN Latar Belakang Kampanye politik telah dikenal sebagai salah satu cara untuk memperkenalkan kandidat politik kepada calon pemilih. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar kandidat politik dipilih oleh masyarakat dalam pemilihan umum (Gore dan Peabody, 1958). Menurut Plano dan Greenberg dalam Serly (2009), kampanye politik merupakan upaya kompetitif dari kandidat politik guna memenangkan dukungan masyarakat dalam proses pemilihan umum. Dalam praktiknya, political public relations melakukan beberapa upaya agar kandidat politik yang diusungnya dapat terpilih. Menjelaskan dan menginformasikan kebijakan pada
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
pemilih, penduduk, dan berbagai pemangku kepentingan; memengaruhi opini publik dan perilaku pemilih; hingga memenangkan pemilihan umum adalah berbagai langkah yang dilakukan. Kegiatan yang biasanya dilakukan adalah membangun kampanye politik interaktif dengan konstituen dan membina hubungan baik dengan media massa agar mendapatkan pemberitaan yang positif. Kampanye politik dahulu dilakukan secara pintu ke pintu, diskusi kelompok, tatap muka, hingga media massa. Kini, kampanye politik dapat dilakukan di dunia maya. Pemanfaatan situs jejaring sosial di internet memungkinkannya menyebarkan pesan dengan cepat sekaligus membangun hubungan interaktif dengan masyarakat. Salah satu kandidat politik yang melakukan kampanye politik viral di internet adalah Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Obama berkampanye di situs resminya, MySpace, YouTube, hingga Facebook. Di samping itu, tim political public relations Obama juga berhubungan baik dengan media massa. Hal tersebut dibuktikan oleh penelitian Wallsten (2010) yang menyatakan bahwa konten kampanye Barack Obama memengaruhi agenda media massa di Amerika Serikat. Tiga puluh persen jurnalis Amerika Serikat saat itu menggunakan siaran pers dari tim political public relations sebagai sumber berita. Selain menjadi tren di Amerika Serikat, kampanye politik di internet juga fenomenal di Jerman. Kampanye weblogging di pemilihan umum legislatif Jerman 2005 bahkan memungkinkan masyarakat untuk mengomentari tulisan tentang kandidat politik dan menganalisis kembali dengan perspektif personal. Weblogging pun dipakai oleh masyarakat Jerman untuk berdiskusi interaktif online dengan tim kandidat politik (Albrecht, Lübcke, dan Rasco Hartig-Perschke, 2007). Berbeda dengan Amerika Serikat, diskusi kampanye politik di blog justru dipengaruhi oleh pemberitaan di media massa setempat (Wallsten, 2010). Di Indonesia, khususnya pada Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada) DKI Jakarta 2012, pasangan Faisal Basri dan Biem Benyamin adalah salah satu kandidat politik yang melakukan kampanye politik di dunia maya. Pasangan ini berhasil menciptakan buzz tertinggi dibandingkan dengan lima pasangan lain. Buzz merupakan istilah yang mewakili fenomena percakapan yang terjadi atas suatu hal di media sosial. Buzz Faisal-Biem mampu menyentuh angka 33.376. Artinya, dalam kurun waktu tersebut, Faisal-Biem menjadi pasangan yang paling diperbincangkan khalayak di dunia maya. Tak hanya itu, pasangan ini juga kerap mendapatkan pemberitaan di media massa di dunia maya. Menurut pantauan yang dilakukan oleh Politicawave.com pada 19 hingga 25 Mei 2012, pasangan ini mendapatkan jumlah publisitas sebanyak 552 buah di sepuluh media
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
massa online terkemuka, seperti detik.com, tempo.co, kompas.com, thejakartapost.com, dan sebagainya.
Rumusan Masalah Kampanye politik melalui dunia maya hadir sebagai alternatif penyebarluasan pesan political public relations kepada khalayak. Strategi ini mulai dilakukan oleh beberapa kandidat politik karena mampu menyebarluaskan pesan dengan cepat dan tidak menguras biaya terlalu mahal (Howard, 2006). Tingginya angka buzz yang diperoleh Faisal-Biem di dunia maya menarik perhatian peneliti untuk mencari tahu lebih jauh. Peneliti ingin tahu apakah tingginya angka buzz pun berarti bahwa kampanye politik mereka cukup interaktif dengan khalayak. Karena menurut McMillian (2002), interaktivitas menjadi penting dalam proses penyampaian pesan di internet karena menciptakan gagasan komunikasi dua arah yang terjadi antara pengirim dan penerima pesan. Besarnya angka publisitas Faisal-Biem di berbagai media massa online juga menarik untuk diteliti. Fenomena tersebut menggugah peneliti mencari tahu seperti apa proses agendabuilding yang terjadi antara tim political public relations Faisal-Biem dengan media massa online. Pertanyaan tersebut menguat setelah hasil penelitian Wallsten (2010) yang menunjukkan bahwa pemberitaan di media massa Amerika Serikat dipengaruhi kampanye Barack Obama dan kampanye weblogging di Jerman justru dipengaruhi pemberitaan media massa. Penelitian mengenai strategi kampanye politik telah dilakukan oleh Serly (2009) pada tesisnya. Riset tersebut dilakukan untuk menjawab ada/tidaknya pengaruh kampanye politik terhadap keputusan memilih masyarakat pada pemilihan Gubernur Lampung 2008. Dalam penelitian kuantitatif tersebut diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh antara kampanye politik dan keputusan memilih. Namun, kampanye politik calon gubernur dan wakil gubernur Lampung dilakukan dari pintu ke pintu dan media konvensional. Pada riset ini, peneliti ingin melihat interaktivitas kampanye politik Faisal-Biem melalui akun @FaisalBiem selama masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran pertama. Setelah melihat interaktivitasnya, peneliti juga tertarik melihat bagaimana pola proses agenda-building pemberitaan di media massa online selama masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran pertama.
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
Maka, pertanyaan penelitian yang diajukan oleh peneliti adalah bagaimana interaktivitas akun @FaisalBiem selama masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012 dan bagaimana pola proses agenda-building pemberitaan di media massa online yang dibangun antara tim political public relations Faisal-Biem dengan media massa online selama masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012?
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaktivitas akun @FaisalBiem selama masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012 dan mencari tahu pola proses agenda-building pemberitaan di media massa online yang dibangun antara tim political public relations FaisalBiem dengan media massa online selama masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012.
TINJAUAN TEORITIS Political Public Relations Menurut Strömbäck dan Kiousis (2011: 8), political public relations merupakan sebuah proses manajemen yang dilakukan oleh organisasi atau individu dengan tujuan politik; melalui
komunikasi
dan
tindakan
tertentu;
berupaya
memengaruhi,
menciptakan,
membangun, dan membina hubungan yang saling menguntungkan serta membentuk reputasi dengan publik utamanya. Proses tersebut dilakukan untuk mendukung misi dan mencapai tujuan yang diharapkan. Strömbäck dan Kiousis (2011) juga mengemukakan beberapa fungsi dari political public relations, yakni menjelaskan dan menginformasikan kebijakan pada pemilih, penduduk, dan berbagai pemangku kepentingan; membuat partai politik atau kandidat yang diwakilinya memahami sebuah isu dan menghadapinya; memenangkan pemilihan umum; memengaruhi opini publik dan perilaku pemilih; memahami kemampuan partai politik atau kandidat yang diwakilinya; dan memelajari kompetitor.
Kampanye Politik Viral Kampanye politik viral adalah kampanye politik yang mengadaptasi teknologi digital untuk mengekspresikan tujuan politik suatu kandidat (Howard, 2006). Lebih jauh lagi, dalam karyanya yang bertajuk New Campaigns and the Managed Citizen, Howard mengatakan
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
bahwa bentuk kampanye ini memungkinkan masyarakat bertukar informasi dengan cepat dan menyebar luas layaknya virus (viral). Kampanye politik viral merupakan integrasi dari berbagai elemen, seperti teknologi digital, adaptasi organisasi, tujuan organisasi, kepemimpinan politik kandidat, sukarelawan, kontributor finansial, masyarakat, dan kampanye politik lain. Melalui kampanye ini pula, masyarakat dapat mentransmisikan pesan dengan cepat, berinteraksi dengan penduduk dunia maya (netizen) lain, dan menyaring data apa yang ingin dikonsumsi. Karena berlangsung di internet, masyarakat juga dapat mengakses informasi dalam jumlah banyak dalam waktu yang lebih singkat dibandingkan dengan kampanye politik konvensional. Layaknya memasarkan produk secara viral, beberapa media berbasis internet digunakan sebagai perantara untuk menyebarluaskan pesan di kampanye politik viral. Bentuk media yang dipakai, yakni surat elektronik atau e-mail, newsletter, blog, situs jejaring sosial, dan chat rooms yang mencakup forum komunitas (Burney, 2008: 12-13).
Interaktivitas Menurut McMillian (2002), interaktivitas merupakan kemampuan pengirim dan penerima pesan untuk berkontribusi pada konten
atau menciptakan
konten sendiri
dalam koridor pertukaran informasi. Lebih lanjut, dirinya menyatakan bahwa interaktivitas merupakan gagasan komunikasi dua arah yang terjadi antara organisasi dengan publiknya. Sundar et. al. (2003) mengategorikan interaktivitas menjadi tiga tingkat, yakni tinggi, sedang, dan rendah. Interaktivitas tinggi bermakna bahwa pengirim pesan telah mengutamakan keterwakilan dan mengabaikan aspek fungsionalitas konsep tersebut. Derajat interaktivitas sedang
menggambarkan bahwa di tingkat ini, pengirim pesan menerapkan
pandangan fungsionalitas interaktivitas. Sedangkan di tingkat rendah, interaktivitas berarti hanya menggunakan media dan menghilangkan keterwakilan serta fungsionalitas.
Agenda-building Process Agenda- building adalah sebuah proses timbal balik dan kolektif yang dilakukan oleh public relations dalam relasinya dengan media massa (Botan dan Hazleton, 2006). Telah banyak peneliti yang mengkaji mengenai proses agenda-building ini, di antaranya Lang dan Lang (1981), Walters dan Gray (1996), Johnson et al. (1996), dan Corbett dan Mori (1999). Proses yang dipaparkan oleh mereka masing- masing terdiri atas empat
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
fase, yakni fase awal, fase 2, fase 3, dan fase akhir. Berikut merupakan tabel penjelasan masing-masing jenis proses agenda-building. Tabel 1. Dinamika Proses Agenda-building Lang & Lang (1981) Collective and Reciprocal
Nama
Fase Awal
Walters dan Gray (1996) Matching’s Voters Agenda
Berita di media mengedepankan Pemilih kegiatan, aktivitas, menentukan isu kelompok, dan agenda kandidat kepribadian
Fase 2
Fokus perhatian sudah dibingkai
Pemilih dan kandidat menentukan agenda untuk pemberitaan media
Fase 3
Objek tersebut dihubungkan ke kegiatan atau simbol sekunder dan menjadi cerita berkelanjutan
Pemberitaan di media mengatur agenda dari kandidat dan sektor masyarakat yang berbeda
Fase Akhir
Juru bicara mulai menarik perhatian media massa
Johnson et al. (1996) Reciprocal Agenda
Corbett & Mori (1999) Circular Relationship
Realita menentukan isu Isu berkembang dalam proses di masyarakat agendabuilding Pemberitaan mengenai isu tersebut meningkat
Kelompok kepentingan terlibat dan berperan dalam isu tersebut
Masyarakat memahami isyarat penting dari realita dan pemberitaan media massa
Kelompok kepentingan memengaruhi media dan publik
Opinion Leader menunjukkan reaksi pada publik
Pemberitaan media massa memengaruhi publik, kelompok kepentingan, dan politisi
METODE PENELITIAN Pada riset ini, peneliti mengacu pada koridor paradigma positivistik. Artinya, peneliti berpikir untuk menggeneralisasikan sesuatu sehingga tidak hanya berlaku pada individu tertentu, namun pada sekelompok individu. Selain itu, peneliti menggunakan pendekatan campuran dalam riset ini, yakni kombinasi antara kuantitatif dan kualitatif. Tak hanya itu, riset ini juga bersifat deskriptif. Artinya, peneliti memberikan gambaran mengenai situasi, latar sosial, atau hubungan.
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
Metode Analisis Peneliti menggunakan analisis konten dalam riset ini. Teknik analisis dalam penelitian ini memanfaatkan perhitungan kuantitatif berupa data frekuensi mengenai jumlah dan persentase (Krippendorf, 2004). Lebih lanjut, tweets akun @FaisalBiem dalam masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012 dianalisis dan melalui proses koding sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Selain melakukan analisis konten, peneliti juga mengolah data dengan analisis deskriptif frekuensi. Ada hasil analisis tersebut akan ditampilkan dalam berbagai bentuk penyajian, seperti paparan tabel frekuensi, diagram, dan histrogram. Di samping itu, peneliti menggunakan teknik tabulasi silang atau crosstabs untuk menganalisis data. Melalui teknik tersebut, peneliti melihat hubungan silang antara elemen yang diteliti.
Metode Pengumpulan Data Data primer peneliti kumpulkan dengan analisis konten. Menurut Neuman (2003), analisis konten merupakan sebuah teknik yang dipakai untuk mengumpulkan dan menganalisis isi dari sebuah teks. Melalui penelitian ini, peneliti ingin menganalisis konten tweet kampanye politik akun @FaisalBiem secara menyeluruh. Tweet akun @FaisalBiem dalam periode resmi kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran pertama akan peneliti analisis menggunakan indikator yang telah ditetapkan. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan dua jurnalis yang sering membuat berita mengenai @FaisalBiem dan tim konten Faisal-Biem. Wawancara dilakukan sebagai langkah untuk mendapatkan data tambahan mengenai proses agenda-building yang terjadi. Hasil wawancara digunakan sebagai bahan konfirmasi yang menguatkan apa yang sudah diperoleh di penelitian. Sedangkan data sekunder peneliti dapatkan dari telaah literatur dari artikel di internet, jurnal, skripsi, dan beberapa sumber lainnya. Data sekunder dipakai guna memperkuat perolehan data primer dan menjadi rujukan tambahan peneliti.
Subjek Penelitian Subyek dari sebuah penelitian terdiri dari populasi dan sampel. Populasi dalam riset ini adalah seluruh tweet akun @FaisalBiem selama masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran pertama, yakni tanggal 24 Juni – 7 Juli 2012. Jumlah tweet yang menjadi
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
populasi sebanyak 240 tweets. Sedangkan sampelnya adalah 148 tweets terpilih untuk diteliti lebih jauh.
Teknik Penarikan Sampel Penarikan sampel dilakukan dalam koridor probabilita, khususnya systematic random sampling. Teknik penarikan sampel ini digunakan sesuai dengan pendapat Neuendorf (2002) yang mengatakan bahwa generalisasi pada analisis konten dapat dilakukan dengan teknik ini. Menurut hasil perhitungan yang peneliti gunakan melalui perangkat lunak Survey System, jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian yang memiliki populasi sebanyak 240 tweets adalah 148 tweets. Angka sampel tersebut memiliki tingkat kepercayaan sebesar 95%.
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas melihat kredibilitas dari indikator yang dipakai dalam penelitian. Dengan kata lain, pengujian ini mencari tahu apakah alat ukur sudah cukup dapat diandalkan dalam mengukur variabel. Di penelitian ini, pengujian dilakukan menggunakan percentage of agreement atau persentase tingkat persetujuan. Peneliti menggunakan aplikasi perangkat lunak bernama ReCal (Reliability Calculator). Pada aplikasi tersebut, peneliti mengunggah hasil koding yang dilakukan oleh peneliti dan dua koder lainnya. Instrumen dikatakan reliabel bila persentase tingkat persetujuannya di atas 80% (Lacy dan Riffe dalam Krippendorf, 2004). Uji reliabilitas yang peneliti lakukan menunjukkan bahwa instrumen yang digunakan untuk mengukur kategori reliabel karena melebihi ambang batas minimal, yakni 80%. Berikut hasil perhitungannya. Tabel 2. Persentase Tingkat Persetujuan Kategorisasi Penelitian No.
Variabel
Tingkat Persetujuan (%)
1.
Intensitas Tweet
100%
2.
Tipe Tweet
98,19%
3.
Keberadaan Tautan dalam Tweet
99,09%
4.
Tema Tweet
83,55%
5.
Interaktivitas Tweet
95,49%
6.
Media Massa Online yang Memberitakan
100%
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
7.
Intensitas Pemberitaan
8.
Tema Pemberitaan
100% 85,97%
Kategorisasi Guna mengukur interaktivitas akun @FaisalBiem dan pola proses agenda-building antara tim political public relations dengan media massa online selama masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran pertama, peneliti menggunakan beberapa kategorisasi. Kategori pertama adalah intensitas tweet. Dalam penyajian datanya, peneliti akan membuat grafik batang jumlah tweet per hari selama masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran pertama. Intensitas publikasi tweet juga akan dibandingkan per minggunya. Tipe tweet merupakan kategori kedua yang digunakan peneliti dalam menganalisis 148 tweets akun @FaisalBiem selama masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran pertama. Peneliti akan mengamati tipe tweet akun @FaisalBiem, apakah tweet orisinal, ReTweet (RT), atau reply (balasan terhadap tweet khalayak). Kategori ketiga yang digunakan peneliti adalah keberadaan tautan. Kategori tersebut akan membantu peneliti untuk menentukan interaktivitas di tahap selanjutnya. Kategori keempat yang peneliti kaji adalah tema tweet yang dipublikasikan oleh akun @FaisalBiem. Kategori selanjutnya yang akan diukur oleh peneliti adalah interaktivitas. Peneliti membagi interaktivitas ke dalam tiga tipe, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Berikut merupakan tiga tipe interaktivitas yang diukur dan contoh tweet-nya. Tabel 3. Contoh Kategorisasi Interaktivitas Interaktivitas
Contoh Tweet @FaisalBiem: “Kami sadar bahwa generasi muda adalah penentu masa
Rendah
depan kota ini. Dan kami tdk ingin politik merusak masa depan generasi muda.” 7 Juli 2012 via Twitter for iPad. @FaisalBiem: “Seperti apa 5 program @FaisalBiem utk generasi muda
Sedang
tersebut? Silakan dicek langsung di video ini: youtu.be/Nor8KBV6N94 ” 7 Juli 2012 via Twitter for iPad. @FaisalBiem: “Insya Allah kami konsisten dgn dukungan warga
Tinggi
“@gintingnando: Kalau @FaisalBiem ke putaran kedua, mau menerima tawaran dukungan partai?”” 7 Juli 2012 via Twitter for iPad.
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
Pemberitaan Faisal-Biem di media massa online adalah aspek selanjutnya yang diamati peneliti. Dalam bagian ini, peneliti akan menjelaskan intensitas pemberitaan mengenai Faisal-Biem di media massa online. Selain itu, peneliti juga akan memaparkan data media massa online apa saja yang memberitakan tentang Faisal-Biem. Selanjutnya, tema pemberitaan di media massa online juga diamati. Setelah itu, peneliti melihat bentuk proses agenda-building yang terjadi antara tim political public relations dengan media massa online, apakah tema tweet @FaisalBiem mengikuti pemberitaan di media massa atau sebaliknya.
Operasionalisasi Konsep Berikut merupakan operasionalisasi konsep dari interaktivitas yang akan menjadi pedoman pengukuran pada penelitian ini. Tabel 3. Operasionalisasi Konsep Interaktivitas Konsep
Dimensi Rendah
Interaktivitas
Sedang
Indikator Hanya menulis pesan asli tanpa merespon atau menautkan tambahan link. - Memberikan link berupa gambar, video, website, dan berbagai fitur lain. - Menciptakan percakapan dengan khalayak
Tinggi
- Menjawab tweet dari khalayak dengan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan.
HASIL PENELITIAN Penggunaan Twitter oleh Faisal-Biem Di segi intensitas, peneliti melihat pola fluktuatif selama masa pengamatan, yakni Minggu, 24 Juni 2012 hingga Sabtu, 7 Juli 2012. Jumlah tweets terbanyak dalam dua minggu masa kampanye yang juga menjadi masa pengamatan peneliti adalah pada Kamis, 5 Juli 2012. Pada hari itu, akun @FaisalBiem memproduksi 29 tweets. Sedangkan intensitas terendah berada pada Rabu, 27 Juni 2012. Saat itu, akun @FaisalBiem tak berkicau sama sekali. Dalam segi tipe tweet, terdapat 59% tweets orisinal yang berasal dari akun @FaisalBiem. Hal tersebut juga menggambarkan bahwa kicauan di akun @FaisalBiem
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
mayoritas adalah tweet orisinal. Sedangkan dalam aspek keberadaan tautan, hanya terdapat 11 atau 7% dari seluruh tweets yang menyertakan tautan. Sisanya, sebanyak 137 atau 93% tweets merupakan pesan yang dipublikasikan tanpa menyertakan tautan. Peneliti juga mengklasifikasikan kicauan ke dalam lima tema, yakni (1) program kerja, (2) kegiatan kempanye, (3) ajakan memilih, (4) perspektif independen, dan (5) tema lain. Dari pengamatan terhadap 148 tweets yang menjadi sampel, diperoleh data bahwa tweets akun @FaisalBiem sebagian besar menjelaskan mengenai program kerja jika keduanya terpilih. Jumlah tweets yang termasuk dalam kategori tema ini, yakni sebanyak 71 buah. Selanjutnya, guna menjawab pertanyaan penelitian pertama, peneliti mengamati interaktivitas tweet akun @FaisalBiem. Peneliti menemukan bahwa interaktivitasnya masih rendah. Pernyataan tersebut dibuktikan dari persentase tweets kategori interaktivitas rendah mencapai 75%. Artinya, 111 dari 148 tweets akun @FaisalBiem hanya berupa pesan asli, tak menyertakan tautan, atau menanggapi pengikutnya.
Interaktivitas Tweet Akun @FaisalBiem
18% 7%
Tinggi Sedang
75%
Rendah
Gambar 1. Pie Chart Interaktivitas Tweet Akun @FaisalBiem Peneliti pun melakukan tabulasi silang antara interaktivitas dan tema kicauan. Dari hasil pengamatan dilakukan, peneliti melihat seluruh tweets akun @FaisalBiem yang menjadi sampel riset belum mampu menciptakan interaktivitas yang tinggi dengan khalayak. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase jumlah kicauan yang termasuk dalam kategori interaktivitas rendah. Peneliti mencatat terdapat 62 kicauan bertema program kerja yang hanya disampaikan satu arah oleh tim political public relations Faisal-Biem. Dengan kata lain, 87% dari seluruh tweet tema ini tak menciptakan percakapan dua arah dengan khalayak. Intensitas dan tema kicauan juga ditabulasi silang dalam riset ini. Dalam pengamatan yang dilakukan selama dua minggu masa kampanye, peneliti menemukan bahwa tema kicauan program kerja dan kegiatan kampanye sering dipublikasikan akun @FaisalBiem.
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
Peneliti mencatat bahwa kedua tema tersebut sama-sama dipublikasikan selama sepuluh hari masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta.
Pemberitaan Faisal-Biem di Media Massa Online Indonesia Selama masa pengamatan, peneliti mencatat 23 media massa online yang mempublikasikan berbagai topik yang terkait dengan Faisal-Biem. Namun, hanya terdapat 7 media massa online yang cukup intensif memberitakan Faisal-Biem. Tujuh media yang dimaksud adalah detik.com, kompas.com, merdeka.com, okezone.com, republika.co.id, tempo.co, tribunnews.com. Media tersebut telah mempublikasikan lebih dari sama dengan lima artikel Faisal-Biem selama dua minggu masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012. Peneliti juga mengamati intensitas pemberitaan pasangan nomor urut lima ini di media massa online. Dalam pengamatan selama dua minggu masa kampanye, terdapat 126 artikel yang memberitakan pasangan Faisal-Biem. Artikel terbanyak muncul pada Senin, 25 Juni 2012, tercatat ada 27 ulasan tentang Faisal-Biem dari berbagai media massa online tanah air. Pada riset ini, peneliti pun mengategorikan pemberitaan Faisal-Biem di media massa online ke dalam beberapa tema. Dari 126 artikel yang dipublikasikan oleh berbagai media massa online, peneliti membaginya dalam empat tema. Program kerja, kegiatan kampanye, perspektif independen, dan profil kandidat adalah empat tema yang dimaksud. Dalam pengamatan, peneliti melihat bahwa tema pemberitaan Faisal-Biem di media massa online didominasi oleh tema kegiatan kampanye. Artikel berisi hal tersebut berjumlah 93 buah atau berkontribusi sebanyak 74% dari seluruh pemberitaan selama dua minggu masa kampanye. Seperti pada bagian kicauan, peneliti juga melakukan tabulasi silang di aspek ini. Intensitas dan tema pemberitaan adalah dua hal yang ditabulasi. Peneliti memperoleh hasil bahwa tema pemberitaan mengenai kegiatan kampanye keduanya selalu terdapat di setiap hari masa kampanye, kecuali pada Minggu, 1 Juli 2012. Selanjutnya, peneliti mewawancara tiga informan dalam riset ini guna mengetahui proses agenda-building. Dua informan pertama adalah jurnalis media massa online yang sering memberitakan tentang pasangan nomor urut lima ini. Keduanya adalah FJ dari Kompas.com dan AP dari Tempo.co. Di samping itu, peneliti juga menggali informasi dengan mewawancarai salah satu tim political public relations Faisal-Biem yang berinisial AN. Informan ketiga tersebut merupakan anggota tim sukses kandidat dan mengepalai Divisi Konten. Melaluinya, peneliti berharap dapat memperoleh data mengenai bagaimana tim political public relations Faisal-Biem membentuk agenda pemberitaan di media massa online.
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
Terkait dengan aspek hubungan media massa online dengan tim political public relations Faisal-Biem, kedua informan menyatakan bahwa relasi antara keduanya berjalan dengan baik. Informan pertama menganggap bahwa hubungannya dengan tim Faisal-Biem berjalan layaknya simbiosis mutualisme. Artinya, kedua belah pihak saling membutuhkan. Jurnalis membutuhkan fakta-fakta menarik untuk diolah menjadi berita dan kandidat membutuhkan rekan media untuk publikasi. Berikut merupakan contoh kutipan yang dikemukakan oleh FJ dari Kompas.com. “Pada dasarnya sih, media dengan narasumber itu kayak,
saling
membutuhkan
lah
intinya.
Saling
membutuhkan, kita butuh fakta-fakta menarik dari mereka. Mereka pun butuh kita buat media publikasi. Entah itu tentang visi misinya atau segala macem. Kalau masalah hubungan, gue tetep menganggap hubungannya hubungan profesional, gua sama dia, wartawan dengan tim kampanyenya.”
Jawaban dua jurnalis di atas juga sesuai dengan pernyataan AN pada peneliti. Dirinya menyatakan bahwa dia dan tim berusaha mengakomodasi kebutuhan para jurnalis. Dalam aspek sumber berita, kedua jurnalis mengutamakan liputan di lapangan dan menghindari konten Twitter Faisal-Biem untuk dijadikan referensi dalam membuat berita. Jika ada bahan berita mengenai pasangan ini, keduanya akan berusaha meminta keterangan dari pasangan atau tim political public relations-nya. Tim political public relations FaisalBiem pun mengatakan seperti yang dikatakan FJ dan AP. AN mengatakan timnya kerap menyediakan akses untuk rekan media mencari berita. Dirinya dan tim biasa memberikan siaran pers atau biasa disebut dengan rilis, mengadakan konferensi pers, hingga memberikan kesempatan wawancara tatap muka atau via pesan singkat. Peneliti juga berusaha melihat proses agenda-building yang terjadi antara tim political public relations Faisal-Biem dan media massa online. Kedua informan mengatakan bahwa agenda pemberitaan telah dirancang dalam rapat redaksi media massa online masing-masing. Namun, AP dari Tempo.co mengutamakan apa yang terjadi di lapangan. Berikut merupakan kutipannya. “Iya sih, biasanya udah ada gitu-gitu. Tapi juga ngikutin isu berkembang. Maksudnya, kalau misalnya
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
berkembang tentang apa, kita coba bikin juga. Ada perencanaan, tapi kalau misalnya di lapangan ada yang lebih seksi, akan diutamakan yang itu.”
Terkait dengan pemberitaan negatif di media massa online, pihak tim political public relations Faisal-Biem terkadang menggunakan akun Twitter @Faisal-Biem untuk menghadapi isu. Namun, tak semua serangan isu miring ditanggapi, tim Faisal-Biem mempertimbangkan berbagai hal sebelum mengklarifikasinya. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan AN berikut. “Sekali lagi saya tekankan, Twitter adalah instrumen. Ekstremnya propaganda politik. Tapi kadang itu juga dilihat. Kita tanggapi gak serangan itu. Politik itu multikompleks. Ah dia nyerang, biarin aja. Untuk counter, ada pertimbangan-pertimbangan.”
PEMBAHASAN Penggunaan Twitter oleh Faisal-Biem Dari pengamatan yang telah dilakukan selama dua minggu masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012, peneliti melihat bahwa intensitas kicauan cukup tinggi di hari pertama kampanye, lalu kemudian angkanya menurun. Namun, intensitas kembali meninggi pada tiga hari menjelang masa kampanye ditutup. Menurut peneliti, hal tersebut merupakan strategi yang dilakukan oleh tim political public relations Faisal-Biem. Masyarakat cenderung memusatkan perhatian di awal dan akhir masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012.
Selain
itu,
hal
tersebut
juga
menggambarkan bahwa intensitas kicauan cukup banyak di saat-saat tersibuk Twitter. Menurut hasil riset yang dilakukan oleh Salingsilang.com, lalu lintas paling padat di situs mikroblog ini terjadi tiap Senin hingga Kamis pukul 9 pagi hingga 3 sore (diolah dari http://m.salingsilang.com/baca/kapan-waktu-yang-tepat-untuk-posting-di-twitter-danfacebook, diakses pada 4 Desember 2012, pukul 07.10 WIB). Menurut peneliti, tim political public relations Faisal-Biem kerap berkicau di jam sibuk tersebut karena masyarakat kini selalu terkoneksi dengan internet. Salah satu informasi yang dapat diperoleh masyarakat via internet adalah kampanye politik kandidat.
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
Hal tersebut sesuai dengan paparan riset yang dilakukan oleh Salingsilang.com. Menurut lembaga riset ini, 35 persen pengguna smartphone mengakses informasi sebelum bangun tidur. Enam puluh empat persen lainnya bahkan terbiasa mengakses internet saat berkendara (diakses dari http://m.salingsilang.com/baca/infografik-selalu-terkoneksi-perilakumanusia-di-era-internet, diakses pada 4 Desember 2012, pukul 08.00 WIB). Kemudahan dan tingginya angka akses internet masyarakat tiap harinya itulah yang membuat tim political public relations Faisal-Biem kerap berkicau di saat-saat tersibuk di situs mikroblog tersebut. Di aspek tipe kicauan, peneliti menemukan bahwa kicauan di akun @FaisalBiem didominasi pesan asli dari tim political public relations. Sedangkan kicauan sisanya tergolong dalam ReTweet dan kicauan balasan. Artinya, kampanye politik yang dilakukan tim political public relations Faisal-Biem belum sepenuhnya digunakan untuk membangun percakapan dengan masyarakat. Pesan politik dalam akun Twitter cenderung digagas dan disampaikan satu arah, yakni dari pihak tim Faisal-Biem. Peneliti menilai bahwa minimnya tipe kicauan dua arah disebabkan karena minimnya tim political public relations Faisal-Biem yang menangani penyampaian pesan kampanye di Twitter. Menurut data yang peneliti dapatkan dari tim Faisal-Biem, hanya terdapat tiga hingga empat orang yang mengoperasikan akun Twitter @FaisalBiem dan hanya satu di antara mereka yang turut mengembangkan konten. Pada akun @FaisalBiem, peneliti juga melihat bahwa kicauan minim dilengkapi tautan. Dalam pengamatan, peneliti melihat bahwa sedikit sekali kicauan yang menggunakan tautan berupa gambar, video, hingga artikel. Padahal, menurut riset yang dilakukan oleh Mdgadvertising.com, elemen visual amat penting bagi pengguna media sosial. Aspek visual yang dimaksud meliputi gambar, foto, atau video. Hasil penelitian yang sama pun menunjukkan bahwa tautan berupa gambar memengaruhi lalu lintas pengunjung dalam sebuah situs atau blog (diolah dari http://m.salingsilang.com/baca/gambar-bukan-sekedar-pelengkap-di-media-sosial,
diakses
pada 4 Desember 2012, pukul 08.00 WIB). Peneliti melihat bahwa hal tersebut dapat terjadi karena tim political public relations Faisal-Biem juga memiliki kanal informasi lain untuk mempublikasikan gambaran visual. Terdapat akun Twitter @VideoFaisalBiem yang khusus berbagi tautan berbagai video kampanye politik pasangan nomor urut lima ini di YouTube. Selain itu, peneliti juga menemukan akun @FaisalBiemShop yang fokus menyebarluaskan informasi penggalangan dana kampanye. Di akun tersebut, kerap ditemui banyak gambar mengenai barang yang akan dijual untuk mengumpulkan dana kampanye.
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
Dalam akun yang sama, peneliti menemukan beberapa tema kicauan yangg kerap dipublikasikan tim political public relations Faisal-Biem. Terdapat lima tema yang dimaksud, yakni program kerja, kegiatan kampanye, ajakan memilih, perspektif independen, dan tema lain. Dari lima topik tersebut, peneliti menemukan bahwa tema program kerja mendominasi kicauan di akun @FaisalBiem. Menurut peneliti, sosialisasi program kerja yang dilakukan berulang-ulang memiliki tujuan agar masyarakat memercayai hal tersebut dan memilih mereka saat pemungutan suara berlangsung. Pendapat peneliti tersebut didukung oleh hasil riset yang dilakukan oleh Edelman Trust Barometer (2012). Pada bagian yang bertajuk „Skepticism Requires Repetition‟, lembaga riset ini menyatakan bahwa khalayak perlu mengakses informasi berulang kali hingga mereka memercayainya. Penelitian itu mengemukakan bahwa 63 persen masyarakat harus mengakes informasi tiga hingga lima kali agar mereka percaya (diolah dari http://trust.edelman.com/trust-download/global-results/, diakses pada 4 Desember 2012, pukul 11.00 WIB).
Interaktivitas Twitter Faisal-Biem Dalam aspek ini, temuan data menunjukkan bahwa interaktivitas akun @FaisalBiem masih sangat minim. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase kicauan yang tergolong dalam kategori interaktivitas rendah. Selama masa kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012 sekaligus masa pengamatan, peneliti menemukan bahwa mayoritas dari seluruh kicauan akun @FaisalBiem merupakan kicauan berinteraktivitas rendah. Tingginya angka kicauan yang tergolong dalam interaktivitas rendah tersebut juga memberikan gambaran bahwa akun Twitter @FaisalBiem belum memberikan kesempatan pada pengirim dan penerima pesan untuk berkontribusi pada konten atau bahkan menciptakan konten sendiri. Hal itu sesuai dengan konsep yang dikemukakan oleh McMillian (2002). Mengacu pada konsep yang sama dari McMillian, kicauan di akun @FaisalBiem belum menciptakan komunikasi dua arah dengan publiknya. Minimnya angka interaktivitas di akun Twitter @FaisalBiem mungkin terjadi karena situs mikroblog ini bukan sebagai fokus komandan gagasan. Otak dari seluruh gagasan tim political public relations berada di situs web mereka. Peneliti juga berpendapat bahwa kampanye politik viral yang dilakukan Faisal-Biem belum menjadi lini kampanye utama seperti yang terjadi di Amerika Serikat. Kampanye
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
politik viral dapat diaplikasikan dengan baik di sana karena penduduknya banyak yang mengakses internet, bahkan biasa menggunakannya untuk tujuan politik. Hasil riset yang dilakukan oleh Smith (2009), menunjukkan bahwa 43% penduduk mengakses internet untuk mencari informasi tentang kandidat atau kampanye politik. Kondisi tersebut berbeda dengan masyarakat Indonesia. Dalam riset yang dilakukan oleh Jawa Pos dalam Qomariyah (2010) ditemukan bahwa 50,5% masyarakat Indonesia menggunakan internet untuk chatting.
Proses Agenda-building Dari hasil pengamatan yang telah peneliti lakukan, terdapat tujuh media massa online yang kerap memberitakan kandidat nomor urut lima ini. Tujuh media yang dimaksud, antara lain Detik.com, Kompas.com, Merdeka.com, Okezone.com, Republika.co.id, Tempo.co, dan Tribunnews.com. Media massa online yang paling intensif memberitakan Faisal-Biem adalah Kompas.com. Peneliti berpendapat bahwa terdapat penyebab mengapa media massa online tersebut amat intensif memberitakan Faisal-Biem. Pertama, beberapa dari media massa tersebut merupakan institusi yang telah cukup lama berdiri dan konsisten dengan penyebarluasan berita di internet. Aspek relasi antara tim political public relations Faisal-Biem dengan jurnalis media massa online sudah berjalan dengan cukup baik. Kondisi itu dirasakan oleh FJ yang berprofesi sebagai wartawan Kompas.com dan AP dari Tempo.co. Jika dikaitkan dengan konsep political public relations, tim Faisal-Biem sudah menjalankan fungsinya dengan baik Strömbäck dan Kiousis (2011). Dengan menjalin hubungan yang baik dengan media, tim Faisal-Biem akan mampu menjelaskan dan menginformasikan kebijakan pada pemilih, penduduk, dan berbagai pemangku kepentingan. Hal tersebut dapat dilihat pula pada tema pemberitaan yang kerap dipublikasikan media massa online Indonesia, seperti kegiatan kampanye dan program kerja. Terkait dengan sumber yang digunakan sebagai referensi membuat berita, kedua responden mengatakan bahwa mereka menghindari konten Twitter sebagai bahan berita. Fenomena tersebut rupanya sesuai dengan konsep Jurnalisme Verifikasi yang dikemukakan oleh Kovach dan Rosenstiel (2001). Dalam karyanya yang bertajuk The Elements of Journalism, What Newspeople Should Know and the Public Should Expect, keduanya berpendapat bahwa jurnalis harus mengedepankan obyektivitas dalam tiap tulisannya.
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
Upaya FJ dan AP untuk menghindari penggunaan konten Twitter @FaisalBiem sebagai bahan berita adalah implementasi dari jurnalisme verifikasi. Jika keduanya menggunakan konten situs mikroblog dan mengolahnya menjadi berita, itu merupakan bentuk pasif dari jurnalis. Mereka akan terbiasa menjadi penerima dibandingkan pengumpul fakta. Hal tersebut juga berdampak pada pengurangan sikap tak berat sebelah (fairness) dan keseimbangan (balance) dalam tulisannya. Terkait dengan proses agenda-building yang terjadi antara tim political public relations dengan rekan media massa online, peneliti melihat bahwa pola yang terjadi adalah Circular Relationship. Peneliti berpendapat bahwa pemberitaan mengenai eks tim FaisalBiem yang membelot ke kubu lain dapat menjadi contoh yang cocok dan relevan dengan proses Circular Relationship. Menurut Corbett dan Mori dalam Botan dan Hazleton (2006), hubungan sirkuler terjadi dalam empat fase, yakni fase awal, fase 2, fase 3, dan ditutup dengan fase akhir. Gambaran mengenai siklus ini tampak pada pemberitaan mengenai eks tim sukses FaisalBiem yang berpindah kubu ke kandidat lain di kampanye Pemilukada DKI Jakarta 2012 putaran kedua. Fase pertama ditandai dengan beredarnya isu di media massa bahwa terdapat oknum tim sukses Faisal-Biem yang berpindah kubu. Memasuki fase kedua, beberapa tim sukses Faisal-Biem yang mengetahui kabar tersebut segera bertindak dan memutuskan untuk mengklarifikasi kabar tersebut di depan rekan media. Pernyataan resmi tim sukses Faisal-Biem pada media massa selaras dengan fase ketiga, yakni kelompok kepentingan berusaha memengaruhi media dan publik. Siklus diakhiri dengan munculnya berita klarifikasi tim sukses Faisal-Biem yang disebarkan oleh media massa. Adanya pemberitaan tersebut merupakan cerminan dari fase akhir dimana publisitas yang dikeluarkan oleh media massa memengaruhi publik, kelompok kepentingan, dan politisi. Meskipun jurnalis media massa online tak menggunakan konten Twitter @FaisalBiem sebagai bahan mereka membuat berita, kesesuaian tema tersebut juga menunjukkan bahwa terjadi hubungan sirkuler dalam proses agenda-building. Artinya, baik tim political public relations Faisal-Biem, maupun jurnalis media massa online berperan dalam penentuan agenda yang berkembang di masyarakat.
KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan interpretasi yang telah dilakukan, serta melihat tujuan penelitian yang telah dirancang, maka peneliti menarik dua kesimpulan. Pertama,
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
interaktivitas akun Twitter @FaisalBiem masih rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan mayoritas kicauan yang tergolong dalam kategori tweets berinteraktivitas rendah. Rendahnya interaktivitas tersebut mungkin disebabkan oleh faktor konsumsi internet masyarakat Indonesia yang masih mengutamakan fitur chatting, bukan untuk mencari informasi politik seperti masyarakat Amerika Serikat. Kedua, pola proses agenda-building pemberitaan di media massa online yang dibangun antara tim political public relations Faisal-Biem dengan media massa online adalah Circular Relationship. Pemberitaan mengenai eks tim Faisal-Biem yang membelot ke kubu lain dapat menjadi contoh yang cocok dan relevan dengan proses Circular Relationship.
SARAN Di segi akademis, peneliti berharap agar terdapat riset analisis konten lanjutan terhadap topik yang sama atau topik yang lain mengingat riset analisis konten kampanye politik viral masih minim ditemukan. Selain itu, riset selanjutnya dapat memerhatikan percakapan Direct Message sebagai bentuk lain interaktivitas dan melihat media massa konvensional. Sedangkan di tataran praktis, tim political public relations diharapkan dapat menjalin hubungan interaktif dengan para pemangku kepentingan di sekitarnya. Selain itu, political public relations juga diharapkan mampu melakukan kampanye politik yang sesuai dengan kondisi masyarakat suatu negara.
REFERENSI Buku Botan C. H., & Hazleton, V. (2006). Public Relations Theory II. London: Lawrence Erlbaum Associates Publishers. Burney, J. (2008). Get Viral, Get Visitors. Oklahoma: JB Publishing. Howard, P. N. (2006). New Media Campaigns and the Managed Citizen. New York: Cambridge University Press. Krippendorf, K. (2004). Content Analysis An Introduction and Its Methodology. California: Sage Publications, Inc. McMillian, S. J. (2002). Exploring Models of Interactivity from Multiple Research Traditions: Users, Documents, and Systems. London: Sage.
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012
Neuendorf, K. A. (2002). The Content Analysis Guidebook. California: Sage Publications, Inc. Neuman, W. L. (2006) Social Research Methods. Wisconsin: Pearson International. Strömbäck, J. & Spiro, K. (2011). Political Public Relations, Principles and Applications. New York: Routledge. Karya Ilmiah dan Jurnal Albrecht, Steffen, Maren Lübcke, & Rasco Hartig-Perschke. (2007). “Weblog Campaigning in the German Bundestag Election 2005”. Social Science Computer Review Vol. 25, 504-520. Gore, W. J. & Robert L. P. (1958). “The Functions of the Political Campaign: A Case Study”. The Western Political Quarterly, Vol. 11, No. 1, 55-70. Kovach, B. & Rosenstiel, T. (2001). The Elements of Journalism, What Newspeople Should Know and the Public Should Expect. New York: Crown Publishers. Qomariyah, A. N. (2010). “Perilaku Penggunaan Internet pada Masyarakat di Perkotaan”. Jurnal STSI Telkom Vol. 1, 1-15. Serly, D. (2009). Tesis. Pengaruh Kampanye Politik dan Gaya Kepemimpinan Calon Gubernur terhadap Keputusan Memilih Masyarakat pada Pemilihan Gubernur Lampung 2008. Jakarta: Universitas Indonesia. Smith, A. (2009). “The Internet‟s Role in Campaign 2008, A Majority of American Adults Went Online in 2008 to Keep Informed about Political Developments and to Get Involved with the Election”. Pew Internet and American Life Project Vol. 3, 1-92. Sundar, et. al. (2003). “Explicating Web Site Interactivity: Impression Formation Effects in Political Campaign Sites”. Communication Research February 30, 30-59. Wallsten, K. (2010). “‟Yes We Can‟: How Online Viewership, Blog, Discussion, Campaign Statements, and Mainstream Media Coverage Produced a Viral Video Phenomenon”. Journal of Information Technology and Politics Vol. 7, No. 2, 163-181. Internet http://m.salingsilang.com/baca/kapan-waktu-yang-tepat-untuk-posting-di-twitter-danfacebook, diakses pada 4 Desember 2012, pukul 07.10 WIB. http://m.salingsilang.com/baca/infografik-selalu-terkoneksi-perilaku-manusia-di-era-internet, diakses pada 4 Desember 2012, pukul 08.00 WIB). http://trust.edelman.com/trust-download/global-results/, diakses pada 4 Desember 2012, pukul 11.00 WIB).
Kampanye politik ..., Niken Kinanti Suryanto, FISIP UI, 2012