Newsletter
OSN 2012
2
Edisi 5 September 2012
OSN Ciptakan Budaya Ilmiah
OSN
Laporan Utama
Laporan Utama
OSN Ciptakan Budaya Ilmiah
OSN
Kalau iptek tidak dikuasai, jangan berharap negara bangsa ini menjadi cerdas. Di sinilah aspek strategis kenapa OSN terus kita lakukan dan tigkatkan,” tambah Mohammad Nuh. Tiga Unsur Ilmu Pengetahuan Pada kesempatan itu, Mohammad Nuh juga memberikan penjelasan tentang tiga unsur ilmu pengetahuan. Pertama, ilmu pengetahuan sebagai problem solver. Artinya, ilmu pengetahuan bisa dipakai untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Kedua, ilmu pengetahuan sebagai driver. Artinya, ilmu pengetahuan bisa memberikan dorongan atau daya penggerak untuk selalu bergerak maju. Dan ketiga, iptek menjadikan yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin.
EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
Foto: Alvein Pengarah: Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Penasihat: Sekretaris Ditjen Pendidikan Dasar Penanggung Jawab: Nono Adya S. Pemimpin Redaksi: Yudistira
Reporter : M. Rizal, Benny Susanto, Sulaiman, Robert, Dwi Riyanto, Eky, Farhan, Ghofur, Seno, Hery S, Freddy, Baydhowi, Ahmad Mauludy, Adinanto, Syafrizal, Rasis, Fanar Fuadi, Denny, Vico, Sugeng Fotografer : Alvein, Yudi S, Qiqi Tata Letak: Ihyak Ulumuddin Laman: Dadang Latif
Alamat Redaksi: Bagian Perencanaan dan Penganggaran Setditjen Pendidikan Dasar, Kemdikbud Jl. Jenderal Sudirman, Gedung E Lantai 5, Senayan, Jakarta. Telp. 021 5725613 Laman: http://dikdas.kemdikbud.go.id
“Kenapa kami terus pertahankan OSN sejak 2002 lalu?” pertanyaan ini dikemukakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Nuh, DEA., di hadapan para peserta pembukaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Padepokan Pencak Silat, Jl Taman Mini 1, Jakarta Timur, Senin (3/9). Terhadap pertanyaan yang ia ajukan, Mohammad Nuh menjelaskan bahwa OSN tetap dipertahankan hingga sekarang dan senantiasa ditingkatkan kualitas penyelenggaraannya dari tahun ke tahun, karena cita-cita menciptakan budaya ilmiah. “Kita ingin menciptakan atmosfer ilmu pengetahuan, membangun budaya ilmiah, membangun tradisi yang berbasis ilmu pengetahuan,” jelas Mohammad Nuh. Mohammad Nuh melanjutkan, melalui OSN diharapkan jiwa setiap anak
2
NEWSLETTER OSN 2012
EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
Foto: Alvein
Foto: Alvein
Redaktur: Billy Antoro, Adib Minanurrokhim
Kejujuran Sebagai Basis Ilmu Pengetahuan Foto: Rony
Redaktur Pelaksana : Satriyo Wibowo, Syamsul Arifin
Foto: Alvein
Wakil Pemred : M. Akbar, Engkus Kusnandar
bangsa tertanam prinsip, hobi, dan kecintaan terhadap ilmu pengetahuan. Ini menjadi sangat penting karena ilmu pengetahuan merupakan salah satu modal utama membangun bangsa. “Pembukaan UUD memberi amanah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Nah, mencerdaskan kehidupan bangsa itu hanya dapat ditempuh dan diraih apabila iptek melekat di dalam unsur kehidupan kebangsaan kita.
Salah satu unsur penting dalam budaya akademik adalah kejujuran. Demikian salah satu butir sambutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Prof. Dr. Ir. H. Mohammad Nuh, DEA., pada acara pembukaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Padepokan Pencak Silat, Jl Taman Mini 1, Jakarta Timur, Senin (3/9). “Oleh karena itu, apabila kita ingin membangun bangsa yg berbasis ilmu pengetahuan, maka prinsip kejujuran harus ditanamkan,” tegas Mohammad Nuh. Mohammad Nuh menjelaskan, bahwa sebuah observasi selalu membutuhkan kejujuran.
“Saya beri gambaran saja; 10 atau 15 tahun yang lalu, kalau kita ingin telepon, kita tidak bisa meninggalkan rumah karena telpon tersambung kabel. Tapi kemudian, dengan iptek muncul kemungkinan bahwa di manapun kita sekarang, kita dapat berkomunikasi dengan mobile communication/handphone seperti Bapak dan Ibu miliki saat ini. Bahkan, yang tadinya kita tidak bisa mendapatkan gambar data yang kita butuhkan, sekarang ini dengan handphone yang kecil kita dapat mendapatkannya dengan mudah. Itulah berkat dari iptek itu,” papar Mohammad Nuh, seraya berpesan kepada para peserta OSN bahwa di pundak para peserta OSN, masa depan bangsa yang berbasis teknologi digantungkan. (M. Adib Minanurokhim)
“Hasil-hasil pengukuran dalam tayangan di awal acara ini, baru bisa kita jadikan temuan-temuan ilmiah apabila ada unsur kejujuran di setiap observasinya. Dan kejujuran ini, tidak hanya kita pakai untuk pengembangan ilmu pengetahuan semata, tapi kejujuran juga harus kita tanamkan di dalam dinamika kehidupan sehari-hari kita,” lanjut Mohammad Nuh. Pada kesempatan itu, Mohammad Nuh menerangkan kepada seluruh hadirin bahwa yang ikut berlomba pada OSN di Jakarta ini tidak hanya siswa-siswi, namun juga guru. “Karena semuanya ingin menunjukkan prestasi yang terbaik melalui OSN, maka kita akan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada siapa pun yang berhasil mengukir prestasi. Karena kita juga ingin mengembangkan budaya apresiatif konstruktif,” pungkas Mohammad Nuh. (M. Adib Minanurokhim) EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
NEWSLETTER OSN 2012
3
Laporan Utama
Laporan Utama
OSN
Foto: Billy
OSN
Layanan Pendidikan Harus Bebas Diskriminasi Tiap individu memiliki karakteristik yang berbeda dari individu yang lainnya. Maka layanan pendidikan yang diberikan harus dibebaskan dari sifat diskriminatif baik berdasarkan latar belakang ekonomi, agama, maupun kondisi fisik siswa. Hanya satu yang bisa didiskriminasi, yaitu minat dan bakat siswa. “Adalah suatu pelanggaran ketika kita menyamakan minat dan bakat siswa,” kata Prof. Musliar Kasim, M.S., Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan saat membuka Olimpiade Sains Nasional jenjang Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PK-LK) Pendidikan Dasar di Denpasar, Bali, Ahad malam 2 September 2012. Dalam acara hadir Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Prof. Suyanto, Ph.D., Sekretaris Ditjen Dikdas Dr. Thamrin Kasman, Direktur PPK-LK Dikdas Dr. Mudjito AK, M.Si., pejabat eselon III dan IV di lingkungan Ditjen Dikdas, aparatur pemerintah Provinsi Bali, peserta, dan pendamping OSN. Hambatan fisik, sosial, ekonomi, dan
4
NEWSLETTER OSN 2012
geografis, tambah Musliar Kasim, tak menjadi alasan hilangnya pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (ABK). Menurut data, angka partisipasi murni (APM) ABK jenjang pendidikan dasar tahun 2010 baru 30%. Maka, untuk menggenjot pertumbuhan APM dan dalam rangka mewujudkan program pendidikan untuk semua, perlu dilakukan upaya-upaya yang memudahkan ABK bersekolah. Selain pembangunan Unit Sekolah Baru dan Ruang Kelas Baru, dilaksanakan pula layanan pendidikan inklusif. “Kemdikbud menargetkan pada tahun 2015 APM ABK menjadi 65%,” tegasnya. Guna mengakselerasi jumlah sekolah penyelenggara program pendidikan inklusif, pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 tahun 2009 tentang tentang Pendidikan Inklusif (Pensif ) Bagi Peserta Didik yang Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan dan/atau Bakat Istimewa. “Permendiknas ini diharapkan memberikan jawaban dan solusi atas berbagai persoalan dan masalah yang
EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
menghambat pendidikan inklusif, seperti daya tampung, penerimaan peserta didik, kurikulum, ujian, dan sertifikat kelulusan,” tegasnya. “Bahkan Permendiknas ini juga mengatur peran dan tangung jawab Pemerintah dan Pemerintah Kabupaten/Kota.” Dalam laporannya, Suyanto menyampaikan, sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap pengembangan pendidikan inklusif, Kemdikbud memberikan ‘Inclusive Education Award’ kepada lembaga dan perorangan. “Mereka telah menunjukkan komitmen tinggi dan kerja keras yang luar biasa dalam pembudayaan dan penguatan pendidikan inklusif,” ujarnya. Penghargaan diberikan kepada dua gubernur, tujuh bupati/wali kota, tiga rektor, dan delapan guru, kepala sekolah, dan tokoh masyarakat. Menurut Mudjito, pemberian penghargaan ini bertujuan untuk memotivasi masyarakat dan pemegang kebijakan untuk terus mengembangkan pendidikan inklusif. “Ini akan menjadi gerakan yang terus berjalan dan bagusnya kita tidak perlu energi yang terlalu besar karena semua ikut bergerak,” jelas Mudjito. “Yang namanya gerakan harus ada daya dorong yang kuat dari orang-orang yang bergerak di dalamnya.” (Billy Antoro)
Fotografer: Alvein
EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
NEWSLETTER OSN 2012
5
OSN
Jenjang SD
Galeri Foto
Antoni Tidak Gentar Antoni, siswa SD Sania Kuba, Kepulauan Bangka Belitung, sungguh-sungguh menjalani persiapan Olimpiade Sains Nasional XI. Sejak lima bulan lalu, sepulang sekolah, dibantu guru pembimbing, ia mempelajari materi-materi pelajaran kelas VI. Materinya 60% teori dan 40% eksplorasi soal-soal esai. Sebelum berangkat ke Jakarta, lokasi OSN, ia dikarantina oleh pendampingnya. Karantina dua bulan dilakukan agar ia fokus dalam mengerjakan contoh-contoh soal. Karantina digelar di rumah orangtua Antoni. Tahun ini Bangka Belitung mengirim enam peserta yang terdiri dari tiga peserta bidang matematika dan tiga peserta bidang IPA. Diharapkan mereka kembali ke kampung halaman sembari bawa medali. Melihat para pesaingnya dari seluruh Indonesia, Antoni tidak merasa gentar. Ia justru merasa tambah semangat lantaran bisa bersaing dengan teman-temannya yang lain. Antoni merasa optimis dengan kemampuannya. Ia yakin bisa mengerjakan soal-soal ujian. Tak lupa, ia selalu berdoa setelah berusaha maksimal. (Eky Fajri)
6
NEWSLETTER OSN 2012
EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
Foto: Mauludy
Foto: Eky Fajri
Disiplin dan Kerja Keras Buahkan Hasil
OSN
Fotografer: Yudi S., Alvein
Olimpiade Sains Nasional (OSN) XI telah resmi dibuka. Acara yang diselenggarakan di Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, begitu meriah. Hal ini dirasakan oleh Sri Ambar Puspaningsih, pendamping siswa dari Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Ia sangat antusias menyaksikan acara pembukaan. “Ini merupakan ketiga kalinya dari SD kami mengikuti OSN,” ujar guru di SD Sania Kuba, Kepulauan Bangka Belitung, ini. Di ajang OSN ini, ia membawa enam siswa. Persiapan matang serta doa dan harapan menjadi bekal utamanya. Sri Ambar Puspaningsih menceritakan perjalanan panjang keenam siswanya. Mereka adalah siswa terbaik di Bangka Belitung. Mereka berhasil melewati sejumlah tes dan keluar menjadi yang terbaik mulai dari tes di tingkat kecamatan, kabupaten, hingga provinsi. Siswa-siswi itu pun tidak menjalani karantina melainkan pembekalan intensif dari sekolah. Namun ia yakin dengan kondisi demikian pun anak-anaknya dapat memenangkan lomba dan pulang membawa medali. Ia pun tak luput membekali siswanya dengan motivasi membara. “Disiplin dan kerja keras akan membuahkan hasil,” tegasnya. (Ahmad Mauludy)
EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
NEWSLETTER OSN 2012
7
OSN
Jenjang SMP
Galeri Foto
OSN
“Kalau kehilangan kalian yang mempunyai masa produktif yang panjang, memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi, negara akan rugi besar.”
Foto: Billy
Menurut Suyanto, kegiatan seperti OSN sangat penting di tengah era kompetisi dunia yang semakin mengglobal. Kompetisi di bidang pendidikan, lanjutnya, bertujuan untuk meningkatkan skema kualitas. Di dunia, jika kompetisi digelar dengan baik, akan menjadi perhatian semua orang.
OSN Jaring Duta Sains Indonesia Peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) merupakan duta sains. Mereka orang-orang terbaik yang berasal dari seluruh penjuru tanah air, berkompetisi dalam OSN tingkat nasional di Pontianak, dan akan mewakili Indonesia di ajang berskala internasional.
Menengah Pertama digelar di aula Kapuas Palace Hotel Pontianak, Kalbar. Acara dihadiri Gubernur Kalbar, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kalbar, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kalbar, peserta, dan pendukung OSN.
“Kalau saya kehilangan satu dari kalian, berarti luar biasa kerugian negara,” ujar Prof. Suyanto, Ph.D., Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis 29 Juni 2012. Suyanto memberikan sambutan di acara pembukaan OSN mewakili Mendikbud.
Untuk mendapatkan para duta sains yang mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional, kata Suyanto, butuh dana yang tidak sedikit. Prosesnya pun panjang karena penjaringan, melalui OSN di tingkat daerah, dilakukan dari tingkat sekolah hingga provinsi. “Kalian adalah anakanak terpilih. Untuk memilih kalian, biayanya ratusan juta,” ucap Suyanto.
Pembukaan OSN jenjang Sekolah
Suyanto mencontohkan kompetisi sepak bola Piala Eropa 2012. Kompetisi akbar empat tahunan yang digelar di Ukraina dan Polandia ditonton ratusan juta penduduk dunia lantaran penyelenggaraannya baik dan profesional. “Ketika kalian bisa mendapatkan medali dari forum yang bergengsi ini, kalian akan kita jadikan duta negara untuk berkompetisi di tingkat yang besar lagi yaitu tingkat internasional,” ungkap Suyanto disambut tepuk tangan hadirin. Berkaitan dengan tema Hari Pendidikan Nasional tahun ini yakni ‘Bangkitnya Generasi Emas Indonesia’, Suyanto menjelaskan makna generasi emas. “Yang dimaksud generasi emas adalah menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,” jelasnya. “Negara yang tidak memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi akan dijajah oleh negara yang lebih berpengetahuan dan berteknologi.” OSN jenjang SMP berlangsung hingga 4 Juli 2012. Ada empat bidang yang dilombakan, yaitu matematika, fisika, biologi, dan ilmu pengetahuan sosial. Selain lomba, digelar pula simposium yang diikuti oleh guru pendamping siswa. (Billy Antoro)
OSN Modal Pembentukan Generasi Emas Seharusnya pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) semakin baik dari tahun ke tahun, baik dari sisi penyelenggaraan maupun kualitas peserta. Kualitas peserta dilihat dari perolehan nilai rata-rata perolehan medali. Demikian harapan yang dilontarkan Didik Suhardi, Ph.D., Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, usai mengikuti pembukaan OSN jenjang SMP di Kapuas Palace Hotel Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis 29 Juni 2012. Menurut Didik Suhardi, kualitas tersebut dapat tercapai melalui sistem seleksi peserta yang ketat mulai dari sekolah, kabupaten/kota, hingga provinsi. “Jadi yang masuk di sini betul-betul yang terbaik di provinsinya masing-masing,” katanya. “Tidak ada istilah ‘comotan’.” Lebih lanjut Didik Suhardi mengatakan, kompetisi sains seperti OSN dapat menjadi modal bagi terciptanya generasi emas sebagaimana tema yang diusung dalam peringatan Hari Pendidikan Nasional 2012 yaitu ‘Bangkitnya Generasi Emas Indonesia’. “Generasi emas,” jelasnya, “tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus kita create dari sekarang.” Kompetitif, kerja keras, dan kemandirian, tambahnya, merupakan modal terbaik yang dapat digali dalam sebuah ajang kompetisi.
Fotografer: Ditjen Dikdas
Semua peserta OSN mendapat beasiswa prestasi. Para juaranya akan menjalani seleksi untuk disiapkan menjadi delegasi Indonesia dalam sejumlah kompetisi sains skala internasional. (Billy Antoro)
8
NEWSLETTER OSN 2012
EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
NEWSLETTER OSN 2012
9
OSN
Jenjang PK-LK Dikdas
Galeri Foto PK-LK DIKDAS
OSN
Jangan Sembunyikan Mereka! Saat menyampaikan sambutan mewakili Gubernur Bali, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali Drs. A. A. Ngurah Gede Sujaya, M.Pd mengatakan kegiatan Olimpiade Sains Nasional tak sekadar kegiatan seremonial saja. OSN juga menjadi ajang untuk menggali lebih dalam nilai-nilai yang tersembunyi dalam diri individu peserta. Hal demikian sangat berguna bagi diri siswa di kehidupan mendatang. Ngurah Gede Sujaya juga mengajak orangtua agar tidak menyembunyikan anak-anak yang berkebutuhan khusus. Orangtua tak perlu malu karena anak berkebutuhan khusus merupakan titipan Tuhan. Orangtua harus mencurahkan segala perhatian kepada anaknya tanpa terbebani kondisi fisik anaknya. “Karena jika nanti orangtua mereka sudah tidak ada lagi, hanya diri merekalah yang bisa mengurus dirinya,” ujarnya.
Foto: Alvein
Mewakili masyarakat Bali, Ngurah Gede Sujaya mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberikan perhatian serius kepada ABK. Ia pun mengapresiasi kepala daerah yang berhasil melaksanakan program pendidikan inklusif di daerah masing-masing seperti di Sumatera Selatan, DKI Jakarta, dan Payakumbuh. Bali, katanya, juga akan segera merintis pendidikan inkusif yang berkualitas baik. (Adinanto Mahulae)
Foto: Sugeng
Anam, Jawara Blogger dari Cilacap Ajang Olimpiade Sains Nasional 2012 diikuti peserta berbakat dari setiap bidang. Afiriyan Choiru Anam salah satunya. Blogger asal Cilacap, Jawa Tengah, ini adalah salah satu dari 32 peserta OSN jenjang Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar kategori IT Komputer. Anam optimis raih emas. Sebab siswa berkursi roda ini adalah jawara blogger di wilayahnya. “Saya optimis menjadi juara pertama di lomba ini. Dan saya sudah mulai tertarik sejak masuk SMP,” ujar siswa kelas tiga di SMP Negeri Luar Biasa Cilacap, Jawa Tengah, pada Senin, 3 September 2012. Anak pasangan Susila Hariyanti dan Zaenal Afandi ini pun memiliki mimpi yang sama dengan blogger lainnya, yakni menghasilkan uang dari internet marketing. Saat ini, Anam masih mendalami internet marketing. (Sugeng Sutrisna)
10
NEWSLETTER OSN 2012
EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
Fotografer: Siti Aisah, S.Pd Guru Pendamping dari SMPN 6 Kota Jambi
Billy
Latihan Intensif Persiapan kami fokuskan pada praktik dan teori. Untuk awal latihan kami menggunakan metode hafalan sekitar dua bulan. Untuk teknik menjualnya kami lakukan latihan menjual menggunakan produk-produk yang akan kami jual. Siswa saya ini dulu senang sekali menonton acara Master Chef Indonesia. Ia tertarik masak memasak dan bercita-cita menjadi chef. Dari sini kami mulai menggali dan mengasah bakatnya. Kami fokus pada masakan asli Jambi. Sebelum lomba kami menggelar latihan intensif setiap hari guna menggenjot daya kreativitasnya. Bahkan saya sampai menarik dia sementara dari sekolahnya untuk latihan lebih intens. Saya yakin dan optimis anak didik saya bisa menjadi juara di lomba kali ini. Yang terpenting yaitu motivasi dan semangat tumbuh dahulu. (Adinanto Mahulae)
EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
NEWSLETTER OSN 2012
11
OSN
Jenjang SMA
Galeri Foto
OSN
Bayu Permana, Siswa Kelas XII SMAN I Jurusan Fisika, Pemali, Bangka Belitung. Peserta OSN Tingkat SMA Jurusan Fisika
Lolos Karena Dorongan Orangtua KeberhasilAn saya lolos di Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Jakarta ini karena dorongan orangtua, dan pemerintah setempat. Sebelum mengikuti OSN tingkat nasional ini, saya harus melewati ujian bertingkat mulai sekolah, kecamatan, kabupaten dan provinsi. Di tingkat kabupaten saya juara II dan di tingkat provinsi juara I. Saya siap mengikuti lomba OSN, karena saya sudah mempersiapkan diri sejak pertama kali masuk SMA dan ditambah saat karantina selama satu bulan. Pada saat karantina, saya dibimbing oleh Bapak Rikardo Hendri Harahap, S.Pd. Pada OSN di Jakarta ini, saya ingin manjadi juara umum. (Rasis)
12
NEWSLETTER OSN 2012
Foto: Adib
Foto: Rasis
Berawal Asal-Asalan, Berbuah Keberhasilan
di Jakarta.
Tidak semua pilihan yang asal-asalan berbuah kesialan. Buktinya adalah Andi Trifardiat, siswa SMAN 5, Parepare, Sulawesi Selatan. Peserta OSN tingkat SMA bidang Kebumian ini, mulanya hanya memilih asal-asalan saat diberi angket gurunya tentang materi apa yang akan dipilih dalam ujian seleksi Olimpiade Sains Nasional (OSN). Tak dikira, ternyata pilihan Andi Trifardiat terhadap materi kebumian yang asal-asalan itu, berhasil mengantarkannya pada keberhasilan. Ia berhasil menjadi duta Sulawesi Selatan pada OSN tingkat SMA bidang Kebumian tahun ini
“Awalnya saya direkrut guru untuk mengikuti ujian kebumian, bukan karena keinginan pribadi. Jadi, awalnya itu dikasih angket di sekolah. Dan saya tidak tahu mau milih apa. Tapi akhirnya saya asal-asalan milih kebumian, dan ternyata lolos,” kata Andi Trifardiat di Padepokan Pencak Silat, Jl Taman Mini 1, Jakarta Timur, Senin (3/9). Dari delapan orang yang terpilih di tingkat sekolah, akhirnya hanya tiga orang yang maju di tingkat kabupaten. “Ketiga orang ini kemudian diseleksi lagi di tingkat provinsi, dan akhirnya hanya ada dua orang yang lolos di tingkat nasional, yaitu saya dan kakak kelas saya bernama Husnul Hidayat yang sekarang sudah kelas 12. Saya sendiri masih kelas 11,” tambah Andi Trifardiat. Meski mengaku asal-asalan memilih kebumian, bukan berarti materi kebumian tidak ada yang menarik bagi Andi Trifardiat. Bagi lelaki yang di pipinya mulai ditumbuhi jerawat ini, ilmu kebumian bisa menjelaskan tentang potensi tempat kita berpijak, yaitu bumi. “Misalkan di daerah kita sendiri kita bisa mengetahui bahwa ini daerah merupakan bentang alam apa? Dan kita juga mengetahui potensi dari daerah kita. Saya pernah ikut observasi di daerah Maros, Sulawesi Selatan. Di sana, ditemukan pasir unggul sehingga saat ini dijadikan tambang pasir,” jelas Andi Trifardiat, yang mengaku bahwa observasi yang dilakukannya hanya menggunakan metode wawancara. (M. Adib Minanurokhim).
EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
Fotografer:
Denny, Yudi S., Sawi, Rony EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
NEWSLETTER OSN 2012
13
OSN
Jenjang SMA
Galeri Foto
OSN
Gunung Cahaya Padepokan Pencak Silat, Jl Taman Mini 1, Jakarta Timur, Senin (3/9)
Foto: Baydhowi
“Saya kasih tahu tentang algae. Kemudian tanaman yang merugikan dan menguntungkan tanaman,” ungkapnya. Pemberian nama bukan hal yang remeh. Sebab nama juga mengandung dimensi do’a dan harapan dari orang tua. Fenomena ini nyatanya terjadi pada seorang remaja kelas 11 SMAN 1 Bisappu Bantaeng, Sulawesi Selatan, yang lahir di desa Bontomarano pada 20 Agustus 1997. Jabal Nur nama remaja ini. Ia adalah putra pertama dari Jumakking. Ditilik dari segi bahasa, nama ini berasal dari bahasa Arab, yaitu terdiri dua kata jabal dan nur. Jabal memiliki arti gunung, nur adalah cahaya. Jika kedua kata ini digabung bermakna gunung cahaya. Sang ayah agaknya menginginkan anak laki-lakinya ini jadi orang yang berilmu. Sebab, kata Nur dalam literatur Arab sering disandingkan dengan ilmu. Seperti dalam sebuah ungkapan “alilmu nur” (ilmu adalah cahaya). Kedua hal ini memiliki fungsi yang sama yaitu untuk menerangi. Cahaya orang yang berpengetahuan maka tak hanya bermanfaat bagi diri sendiri, tapi juga buat orang lain. Doa sang ayah ini akhirnya mendekati harapan. Jabal Nur mengukir prestasi akademik yang membanggakan. Ia kerapkali meraih juara kelas. Lantas, capaiannya ini menghantarkan Jabal Nur mewakili Provinsi Sulawesi Selatan untuk berkompetisi di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) bidang Biologi. Memang untuk mata pelajaran ini, ia memiliki keunggulan. Satu hal yang membuatnya mudah menguasai adalah berkaitan dengan dunia sekitarnya. “Biologi itu penerapannya bagus. Ayah saya kan petani,” kata Jabal Nur, di
14
NEWSLETTER OSN 2012
Lagi-Lagi, ini adalah sebuah bukti bahwa harapan orang tua untuk menjadi cahaya terkabul. Ini juga diperkuat cita-citanya yang ingin dijalani ketika dewasa nanti. “Kalau dewasa nanti, saya ingin jadi guru. Saya merasa senang jadi guru.” Sudah ghalib diketahui bahwa guru adalah profesi selain memahami sebuah bidang, guru juga dituntut untuk melalukan alih pengetahuan kepada peserta didik. Harapan Jabal berbanding lurus dengan sikap orang tuanya. Mereka memberikan dukungan penuh tentang pendidikan anak-anaknya. Tak heran jika adiknya meraih prestasi yang cukup membanggakan. “Ayah saya senantiasa mendorong untuk melanjutkan sekolah sampai setinggi-tingginya. Ayah saya bilang, kalau perlu nanti ayah jual kebun.” Tapi harapan bukan tanpa hambatan. Ada kendala yang menjadi ancaman terutama kendala finansial. Jabal memang dilahirkan dalam keluarga yang kondisi ekonominya kurang beruntung. Keluarga Jabal termasuk golongan ekonomi menengah ke bawah. Tentunya, ini memiliki dampak pada proses pembelajaran Jabal. Salah satunya ia sulit mendapatkan referensi yang memadai. Di samping itu, ia juga dilanda kebingungan mengenai pembiayaan untuk mengikuti pembelajaran di bangku perguruan tinggi yang diidam-idamkannya. (Baydhowi)
EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
Foto: Fanar Fuadi
Lebih dari itu, dengan pengetahuan biologi yang memadai, Jabal Nur juga bisa memberikan penjelasan tentang tanaman dan serangga yang baik atau pun merugikan bagi tanaman yang menjadi komoditas pertanian ayahnya.
Sadar Persaingan Ketat, Andhika Tak Pasang Target Tinggi
Fotografer: Qiqi, Yudi S., Sawi
Sadar persaingan merebut medali emas dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) sangat ketat, Andhika Nur Aulia, Siswa MAN Insan Cendekia Gorontalo, tidak berani memasang target tinggi. Ia hanya memasang target memperoleh medali perak. “Karena saya sadar, untuk meraih medali emas persaingannya sangat tinggi sekali,” kata Andhika Nur Aulia di Padepokan Pencak Silat, Jl Taman Mini 1, Jakarta Timur, Senin (3/9) Pada OSN 2012 ini Andhika Nur Aulia ikut OSN tingkat SMA bidang Matematika, dan dia telah melakukan persiapan dengan baik. Di antara persiapan yang sudah ia lakukan berupa bimbingan reguler dari sekolahnya. Selain itu ada juga masa karantina oleh Pusdiklat Kementerian Agama Gorontalo. Adapun materi yang diberikan adalah Aljabar, Geometri dan Kombinatorik. Dalam OSN ini, selain memperoleh dukungan dari orang tua, Andhika Nur Aulia juga memperoleh dukungan dari sekolah berupa fasilitas pendidikan yang baik. (Fanar Fuadi)
EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
NEWSLETTER OSN 2012
15
OSN
Jenjang PK-LK Dikmen
Galeri Foto
OSN
Target Tidak Muluk-muluk Pada Olimpiade Sains Nasional (OSN) di Jakarta ini, Kajar S. Pd., pendamping siswi SLB Negeri 1 Palu Sulawesi Tengah, yaitu Ria Ivana, tidak memasang target muluk-muluk. “Kami tidak terlalu muluk-muluk untuk mendapatkan medali, yang penting dapat nomer lah,” kata Kajar S. Pd., di Padepokan Pencak Silat, Jl Taman Mini 1, Jakarta Timur, Senin (3/9). Ria Ivana datang ke Jakarta dalam rangka mengikuti kegiatan OSN 2012 tingkat PKLK Dikmen yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 2 – 7 September 2012. Pada OSN kali ini, Ria akan mengikuti lomba bidang Fisika. Persiapan Ria Ivana dapat dibilang cukup matang. Kegiatan bimbingan diadakan secara khusus selama kurang lebih tiga bulan di sekolah dan di rumah guru pembimbing. Setelah itu, bimbingan tambahan diadakan di tingkat provinsi dengan tetap berkoordinasi dengan guru pembimbingnya. Kesiapan Ria Ivana didukung oleh sarana-prasarana di sekolah yang sudah memadai dan sangat mendukung kegiatan belajar mengajar. Baik Ria maupun Kajar tidak mendapatkan masalah yang berarti selama penyelenggaraan OSN kali ini, baik dari akomodasi, tiket, sampai di tempat kegiatan yaitu hotel Twin Plaza. “Penyelenggaraan OSN kali ini sudah sangat bagus,” tambah Kajar. Pada tahun lalu, SLB Negeri 1 Palu tidak ikut OSN. Jadi ini adalah kali pertama bagi sekolah Ria Ivana mengikuti OSN. Tahun yang lalu, sempat mengikuti Festival Lomba dan Seni Siswa Nasional (FLS2N). Cuma sayang tidak mendapatkan medali. Foto: Dadang Latief
Mengenai harapan yang diinginkan di kemudian hari, Kajar berharap khususnya bagi peserta yang mendapatkan juara bisa mendapatkan beasiswa baik selagi siswa masih di sekolah maupun saat kuliah nanti. (Dadang Latief)
Yang Lain Bisa, Kami Juga Bisa
Sebagai seorang guru pendamping sekolah berkebutuhan khusus, Drs. Muhammad Yusuf berpendapat bahwa siswa-siswinya juga punya hak yang sama di bidang pendidikan, seperti siswa-siswi lainnya yang dianugerahi kesempurnaan fisik dan pancaindera. “Mudah-mudahan setelah tamat sekolah, dia juga bisa melanjutkan kuliah agar bisa membantu ekonomi keluarganya, dan bisa memberi motivasi untuk orang lain, serta bisa mandiri sama seperti lainnya. Intinya, di mana yang lain bisa kami juga bisa,” tegas Muhammad Yusuf.
16
NEWSLETTER OSN 2012
Menurut Muhammad Yusuf, keikutsertaan Sudin Talingkaw—siswa Sentra PK-PLK SLBN Marawola Sulawesi Tengah II SMAL B—di ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) ini menjadi harapan besar sekaligus untuk menyalurkan talenta anak didiknya, yang menurutnya cerdas dan mempunyai kemampuan multitalenta.
Fotografer:
Rony, Mauludy, Qiqi
“Anak didik saya multi talenta, selain bisa di sains, ia juga bisa di bidang lain seperti musik. Ia bisa main gitar, drum dan kemampuan seni lainnya,” ujar Muhammad Yusuf, bangga. Pengalaman mengikuti beberapa lomba di tingkat daerah menjadi bekal Muhammad Yusuf untuk melatih dan membimbing anak didiknya hingga bisa mencapai lomba tingkat nasional. Dengan penuh semangat, ia optimis menjadi juara. “Kita punya tim untuk memberikan pembinaan sehingga anak kita bisa sampai ke tingkat nasional. Tapi ke depannya kami perlu perbanyakan referensi, karena untuk buku-buku braille masih sangat terbatas. Jadi, saya harap pemerintah bisa membantu kendala ini,” pesan Muhammad Yusuf. (Senoaji Sunhaji)
EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
Foto: Senoaji Sunhaji
Yang lain bisa, kami juga bisa. Tampaknya, inilah prinsip yang dipegang Drs. Muhammad Yusuf, Pendamping Sudin Talingkaw, Peserta Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Menengah bidang Matematika.
EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
NEWSLETTER OSN 2012
17
OSN
Jenjang Guru
Galeri Foto
OSN
Fotografer:
Rony, Alvein, Yudi, Sawi
Asep Target Sepuluh Besar Saja Padepokan Pencak Silat Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, menjadi saksi kemeriahan pembukaan Olimpiade Sains Nasional (OSN) XI. Mereka larut dalam suasana pagi yang cerah itu. Tak terkecuali peserta dari kalangan guru yang pada OSN kali ini diikuti oleh 100 peserta dari berbagai daerah. Peserta guru terbagi menjadi lima kelompok sesuai dengan mata pelajaran yang diuji. Masing-masing kelompok terdiri dari 20 guru. Mereka akan saling bersaing untuk mendapatkan gelar juara dan membawa pulang hadiah yang sudah disediakan panitia. Asep Taufik, guru kimia dari SMA Lombok Tengah I, merasa terkesan dengan acara pembukaan. “Ini pertama kalinya buat saya. Saya sangat terkesan dan juga bangga bisa masuk ke event nasional seperti ini. Ini sebuah kesempatan besar bagi saya,” ujarnya. Taufik mengaku tidak terlalu banyak yang dilakukan untuk persiapan lomba. Guru yang sudah lebih dari 20 tahun mengabdi itu hanya mempelajari materi yang sudah diberikan oleh panitia sebelumnya. “Tidak ada pelatihan khusus, kok. Saya hanya belajar secara mandiri saja,” jelasnya. Foto: Senoaji Vicharius
Meskipun tidak melakukan persiapan khusus, Taufik mengakui bahwa ia memiliki target tersendiri dalam kompetisi nasional ini. “Saya tidak berani punya target juara, hanya sepuluh besar saja sudah cukup,” ucapnya. (Vicharius Dian Jiwa)
Muzakin Tak Menduga Lolos OSN Olimpiade Sains Nasional (OSN) XI resmi digelar di Jakarta, Senin pagi 3 September 2012. Para peserta dari 33 provinsi di Indonesia hadir pada acara pembukaan yang digelar di Padepokan Pencak Silat Kompleks Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Muzakin, guru dari Sumatera Selatan, merasa senang bisa jadi salah satu peserta OSN. Sebelumnya, ia ditugaskan oleh Kepala Sekolah untuk mengikuti seleksi olimpiade sains tingkat kabupaten. Ia menganggap itu sebagai sebuah amanat penting yang harus diembannya. Akhirnya, karya tulis berjudul ‘Upaya Peningkatan Hasil Belajar Fisika pada Konsep Gelombang Melalui Teknik Tugas Individu Sebelum Pembelajaran di SMA 1 Pedamaran pada tahun 2010-2011’ berhasil mengantarkannya ke olimpiade sains tingkat nasional. Guru Fisika SMAN 1 OKI ini tak menyangka bisa lolos seleksi hingga tingkat nasional. “Posisi kami di kampung dengan kondisi yang lebih terbatas dibandingkan dengan rekan lain yang berada di perkotaan,” ujar Muzakin.
Guru yang telah mengajar fisika sejak 1991 ini menilai berbagai fasilitas yang disediakan oleh panitia sudah memuaskan. “Fasilitas dan sambutan yang diberikan oleh pihak penyelenggara sudah bagus. Tapi ini, kan, baru permulaan, belum tuntas. Mudah-mudahan sampai selesai nanti tidak ada masalah,” pungkasnya. (Denny Mahardy)
18
NEWSLETTER OSN 2012
EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
Foto: DennyMahardy
Lelaki berusia 44 tahun ini mengaku telah melakukan persiapan sejak Juni 2012. Ia mengikuti pembekalan oleh pengajar dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan (FMIPA) Universitas Sriwijaya yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan.
EDISI 2 / 5 SEPTEMBER 2012
NEWSLETTER OSN 2012
19
O S N SIAPA DIA
Foto: Dikdas
OSN merupakan wadah untuk prestasi di bidang matematika, IPA, teknologi informasi, dan kewirausahaan bagi Anak Berkebutuhan Khusus yang belajar di SLB maupun sekolah inklusif. (Prof. Musliar Kasim, M.S., Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan)
OSN yang harus diperhatikan adalah supaya anak-anak itu tidak merasa sebagai orang yang ditinggalkan. (Dr. Mudjito, AK, M.Si., Direktur Pembinaan PK-LK Dikdas Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud)
Menurut kami, OSN ini bagus sekali karena mendorong kemajuan pendidikan di Indonesia. Karena itu harus lebih sering digalakkan.
Foto: Adib
Dan karena siswa-siswi di sini sangat apresiatif, saya berharap pemerintah bisa lebih memberikan layanan pendidikan kepada mereka, lebih bisa mengarahkan bakat-bakat mereka. (Dinan, Damar, dan Agil--Big Brother Band)
Foto: Adib
Foto: Dikdas
Pada era saat ini, kita harus kreatif dan inovatif. Karena dua hal ini akan terus berkembang. Inovasi dan kreativitas ini tidak akan berhenti, mulai kecil hingga akhir hayat. Jadi, harapan saya, melalui OSN ini kita bisa melahirkan manusiamanusia yang kreatif dan inovatif, yang akan senantiasa membangun. Jadi inilah yang paling pas di saat sekarang ini. Kemudian,inovasi dan kreativitas ini ujungnya adalah adalah daya saing, baik di tingkat lokal, regional, hinga internasional dan global. Di masa yang akan datang, daya saing ini yang paling penting. (Antonius Budi Priadi, Direktur Pembinaan PK-LK Dikmen, Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kemdikbud)