Buletin PUAP Newsletter Edisi Februari 2010
2
Gapoktan PUAP Menuju Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM(LKM-A)
P
embiayaan petani skala usaha mikro itu seyogyanya dilakukan oleh lembaga keuangan khusus yang bukan bank, sebab jika hanya mengandalkan perbankan sulit bagi petani untuk mendapatkan akses pembiayaan, menurut Krisna Wijaya (Mantan Komisaris BRI), Malaysia telah lama membuat terobosan dengan mendirikan koperasi simpan pinjam yang mereka sebut dengan bank (Red). Untuk itu Kepala Badan Pengembangan SDM Pertanian (PSDMP) Dr. Ato Suprapto yang juga selaku Ketua Tim Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) Pusat pada setiap kesempatan pertemuan dengan Tim Pembina PUAP Propinsi dan Tim Teknis PUAP Kabupaten/Kota, menegaskan bahwa Gapoktan penerima Bantuan BLM-PUAP harus mengelola dana melalui perguliran sehingga dapat menjadi modal awal simpan pinjam menuju pembentukan lembaga keuangan mikro. “Gapoktan yang telah menggulirkan dana ke anggotanya untuk terus berupaya mengelola keuangannya sehingga menjadi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A)” Kepala Badan menegaskan bahwa dengan dijadikannya Gapoktan sebagai cikal bakal lembaga usaha/ simpan pinjam, maka Gapoktan diharapkan dapat menjadi mediator petani dengan perbankan dan pasar, sehingga petani tidak mengalami kesulitan lagi untuk mendapat pembiayaan dan pemasaran Lebih lanjut Dr. Ato Suprapto menyarankan agar Gapoktan yang telah mengembangkan dana ke anggotanya untuk terus berupaya mengelola keuangannya sehingga menjadi Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A). Pada tahun pertama Gapoktan diberi bantuan oleh Kementerian Pertanian, tujuannya adalah untuk membiayai usaha produktif yang diusulkan melalui Rencana Usaha Bersama (RUB), selanjutnya secara terstruktur digulirkan kepada para anggota kelompok tani sebagai pinjaman dan pengembaliannya diputar kembali untuk dipinjamkan kepada anggota lain yang belum terlayani. Sebagai Lembaga Keuangan Mikro atau Lembaga Simpan Pinjam, pengurus harus bisa melakukan improvisasi dalam menggalang dana melalui penawaran kepada masyarakat yang kaya atau petani kaya yang memiliki kepedulian terhadap pembangunan pertanian di perdesaan untuk menyimpan uang di lembaganya. Sebagai Ketua Tim PUAP Pusat, Dr. Ato Suprapto sangat piawai menjelaskan analogi best practices penggalangan dana masyarakat untuk disimpan di Gapoktan. Seumpama ada orang kaya yang bernama Pak Nyoman, Pengurus Gapoktan kemudian menawarkan
kepada Pak Nyoman “Pak nabung di kami saja, kami akan memberikan ekstra bunga 10% per tahun sama dengan bank apalagi kami akan memberikan pelayanan baik kepada Bapak, nanti bunganya akan kami antar langsung ke rumah Bapak”. Kemudian beliau menambahkan, kalau untuk orang yang mau pinjam ditawarkan seperti ini, “Bapak pinjam saja ke kami, persyaratan ringan, mudah dan cepat. Bunganya pun cuma 2 % per bulan, sama dengan bunga bank”. Sebagai seorang mantan Dirjen Bina Sarana Pertanian Dr. Ato sangat memahami pola kerja bank yang memberikan bunga simpanan 10 % per tahun dan bunga pinjaman 2 % perbulan, yang berarti setahun 24 %. Sehingga diperoleh marjin 24 % -10 % =14 %, jadi ada 14 % yang menjadi keuntungan Gapoktan. ”Kalau ingin maju, harus kreatif dan kerja keras. Dari sana, pada suatu saat, akumulasi modal akan bertambah banyak, modal masyarakat yang masuk semakin banyak, pinjaman akan berkembang dan LKM Agribisnis akan berjalan dengan baik dalam menunjang kemandirian pembiayaan petani” Usaha simpan pinjam, harus ada aturan main yang jelas serta harus ada simpanan wajib dan simpanan pokok, apakah itu sebesar Rp. 5.000,- atau 10.000,- per bulannya untuk menunjukan adanya itikad dan kemauan dari masyarakat berpartisipasi dalam usaha simpan pinjam Gapoktan. Setiap orang harus dibuatkan buku, namanya buku simpan pinjam. Selanjutnya, Gapoktan harus melayani nasabah/anggota dengan baik dan harus ‘jemput bola’. Misalnya ada ibu yang mau pinjam, maka kita langsung menuju rumahnya untuk melayani dan ditanya berapa jumlah yang mau dipinjam ? Kemudian kalau ingin maju, harus kreatif dan kerja keras. Dari sana, pada suatu saat, akumulasi modal akan bertambah banyak, modal masyarakat yang masuk semakin banyak, pinjaman akan berkembang dan LKM Agribisnis akan berjalan dengan baik dalam menunjang kemandirian pembiayaan petani.***
Buletin PUAP Newsletter Edisi Februari 2010
3
Dr. Ir. Ato Suprapto – Kepala Badan PSDMP/Ketua Tim PUAP Pusat
Realisasi Penyaluran Dana BLM PUAP 98,8 %
P
enyaluran dana BLM Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) tahun 2009 kepada Gapoktan sebesar Rp. 100 juta telah dicairkan sebesar Rp. 988 miliar atau 98,84 % kepada 9884 Gapoktan pada 417 kabupaten/kota di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPSDMP), Dr. Ir. Ato Suprapto, pada acara Rapat Evaluasi Monitoring Dana PUAP 2008 dan 2009 di Kabupaten Tegal dan Brebes, Jawa Tengah, Selasa (19/1). Disamping itu, Kepala Badan menyampaikan dana BLM-PUAP 2008 secara umum telah tumbuh dan meningkat sebesar 5 – 30 %. Sebagai contoh, hingga akhir Desember 2009 Gapoktan penerima BLM-PUAP 2008 di Kabupaten Tegal yang berjumlah 55 Gapoktan tercatat telah mengembangkan dana PUAP dengan modal awal sebesar Rp. 5,5 milyar menjadi Rp. 7,4 Milyar. Sedangkan di Kabupaten Brebes, 52 Gapoktan
penerima BLM-PUAP 2008dengan modal awal sebesar Rp. 5,2 milyar telah berhasil berkembang menjadi Rp. 6,04 milyar. Berkembangnya Dana PUAP oleh Gapoktan, menurut Dr. Ato Suprapto, tidak lain merupakan hasil kreatifitas pengurus-pengurus Gapoktan melalui mobilisasi dana yang ada pada masyarakat perdesaan dan usaha Gapoktan itu sendiri. Sebagian besar Gapoktan PUAP telah berhasil melakukan perubahan pola pikir petani subsisten tradisional menjadi petani modern berwawasan agribisnis. Perkembangan tersebut juga disertai oleh terbentuknya usahausaha simpan pinjam yang dilakukan oleh Gapoktan untuk memobilisasi dana yang ada di masyarakat perdesaan dan beberapa diantaranya telah membentuk Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A). Terbentuknya LKM-A di perdesaan merupakan salah satu hasil akhir yang diharapkan dari pelaksanaan program PUAP. Hal ini merupakan salah satu solusi permodalan bagi petani yang
selalu mendapatkan kesulitan pinjaman kredit untuk pengembangan usaha. Berdasarkan tahapan proses pembinaan PUAP, Gapoktan memanfaatkan sebaik-baiknya dana PUAP untuk kegiatan usaha ekonomi produktif pada tahun pertama penerimaan dana. Setelah dana berkembang, Gapoktan membentuk usaha simpan pinjam pada tahun kedua dan selanjutnya berkembang menjadi LKMA di tahun ketiga. “Gapoktan dituntut untuk kreatif dalam mengelola dana PUAP, karena PUAP bukan dana bantuan seperti halnya BLT (Bantuan Langsung Tunai-Red) akan tetapi dana yang digunakan untuk pemberdayaan masyarakat perdesaan”, tegas Ato. Ke depan, tambah Ato, dari 10.000 gapoktan penerima BLM-PUAP 2008 akan diseleksi 1000 Gapoktan terbaik dan yang baik dari masing-masing propinsi untuk dilatih secara intensif dalam mengelola usaha simpan pinjam hingga terbentuknya LKM-A.
Seluruh Desa Karangasem Bali Telah Ditangani PUAP PADA tanggal 1 Februari 2010 Menko Kesra HR Agung Laksono melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Karangasem, Propinsi Bali. Dalam sambutannya Bupati Karangasem Bapak I Wayan Geredeg, mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pertanian yang telah menyalurkan dana BLM PUAP pada tahun 2008 sebesar Rp.4,4 milyar untuk 44 Gapoktan dan Rp. 3,4 milyar untuk 34 Gapoktan di tahun 2009. Dengan demikian desa di Kabupaten Karangasem yang berjumlah 78 desa seluruhnya telah mendapatkan dana PUAP. Selain itu Bupati Karangasem juga menyampaikan penghargaan kepada Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Dr. Hasanuddin Ibrahim, yang hadir mendampingi Menko Kesra. Pada kesempatan tersebut Bupati juga mengharapkan kepada Kementerian Pertanian dapat melanjutkan pembinaan Gapoktan sehingga dapat tumbuh menjadi unit usaha simpan-pinjam dan atau LKM. Dalam acara itu Dr. Hasanuddin Ibrahim juga berkesempatan mengunjungi pameran usaha hasil produksi Gapoktan PUAP Giri Mekar Lestari dari Desa Tenganan, Kecamatan Manggis. Dalam dialognya dengan para Ketua Gapoktan, dapat diketahui bahwa pada umumnya dana BLM PUAP di Karangasem dipergunakan untuk on farm yaitu untuk membiayai usaha tanaman pangan 25,8 %, ternak 45,3 %, hortikultura 5,6 %, perkebunan 10,1 % dan untuk off farm 13,2 %
Buletin PUAP Newsletter Edisi Februari 2010
3
CERITA SUKSES GAPOKTAN PAYUNG MAS MUARO JAMBI
Melalui Dana PUAP, Mendukung Peremajaaan Kebun Karet Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Payung Mas Muaro Jambi menyusun Rencana Usaha Bersama (RUB) dari dana Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) salah satunya untuk usaha pembibitan karet klon unggul yang teregistrasi sejalan dengan upaya mendukung peremajaan kebun karet di Provinsi Jambi.
S
esuai dengan potensi daerah yang dimiliki Provinsi Jambi, maka secara umum usaha tani dominan yang dilakukan anggota Gapoktan Payung Mas Kabupaten Muaro Jambi adalah berkebun tanaman karet. Potensi agribisnis inilah yang digarap oleh Gapoktan yang saat ini memiliki anggota 18 kelompok tani (Poktan) dengan jumlah petani sebanyak 443 orang. Gapoktan yang berdiri tahun 2007 dan berlokasi di Desa Sebapo Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi memfokuskan pada kegiatan spesifik berupa usaha pembibitan karet klon unggul (penangkar bibit karet). Untuk itu, ketika mendapatkan bantuan dana PUAP dari Kementerian Pertanian seluruh anggota Gapoktan sepakat untuk menggunakan dana tersebut memperbesar usaha pembibitan karet unggul. Keberhasilan yang dicapai oleh Gapoktan juga didukung kebiasaan masyarakat sehingga menjadi kebutuhan akan teknologi yang telah dipersiapkan oleh BPTP selaku Sekretariat PUAP Propinsi. “Gapoktan Payung Mas merupakan lokasi kegiatan Prima Tani (Program Rintisan dan Akselerasi Pemasyarakatan Inovasi Teknologi PertanianRedi) Kementerian Pertanian tahun 2007,” ungkap Ramin selaku Ketua Gapoktan Payung Mas. Ramin juga menambahkan “Bibit karet unggul yang dihasilkan dari dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) PUAP tahun 2008 itu adalah dalam bentuk stum mata tidur atau polibag”. Berdasarkan informasi yang diperoleh di lapangan, maka untuk mendukung teknologi produksi bibit karet klon unggul yang diterapkan Gapoktan Payung Mas, BPTP Jambi, sebagai institusi yang ditunjuk oleh Kementerian Pertanian sebagai “Agen Teknologi” telah membina dan memberikan sertifikat berupa Tanda Registrasi Usaha
Buletin PUAP Newsletter Edisi Februari 2010
Pembibitan Perkebunan (TRUP) sehingga kualitas bibit yang dihasilkan terjamin. Dengan kerja keras dan dukungan seluruh pihak, rupanya tidak sia-sia, bibit karet yang dihasilkan Gapoktan Payung Mas telah digunakan sebagai bibit resmi dalam kebutuhan program peremajaan tanaman karet di Provinsi Jambi. Sepakat Mengembangkan LKM Agribisnis Selain untuk pembibitan karet, dana PUAP yang diterima Gapoktan Payung Mas digunakan untuk membiayai berbagai usaha pertanian yang bersifat produktif dalam bentuk usaha budidaya (on farm) maupun usaha non budidaya (off farm). Jenis-jenis usaha berbasis pertanian yang dijalankan anggota gapoktan Payung Mas dengan memanfaatkan dana PUAP yakni: tanaman pangan (kacang tanah dan tanaman jagung); hortikultura (kacang panjang, dan tanaman cabe); perkebunan (pembibitan dan pemeliharaan tanaman karet); peternakan (ayam dan itik); industri rumah tangga (keripik pisang dan singkong); dan pemasaran hasil pertanian (bakulan dan pemasaran karet). Sadar akan pentingnya keberlanjutan dari dana PUAP yang diperoleh, maka seluruh pengurus dan anggota Gapoktan sepakat mengembangkan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) dengan nama yang sama yaitu Payung Mas sebagai wadah dalam pengelolaan dana PUAP. Di tingkat kabupaten, Gapoktan ini merupakan gapoktan PUAP yang pertama menerapkan sistem LKM-A dalam pengelolaan dana PUAP. Tak hanya itu saja, dengan pengelolaan dana melalui LKM-A tercatat dana BLM-PUAP yang awalnya sebanyak Rp. 100 juta, setelah disalurkan kepada anggota sebanyak 60 orang, kini (2009) telah berkembang menjadi Rp. 140,5 juta.*** (Sumber : BPTP Propinsi Jambi)
4
GAPOKTAN PAYUNG MAS, MUARO JAMBI
Prestasi Yang Membuahkan Membuahkan Hasil
B
erkat keberhasilannya dalam mengelola dana PUAP, maka sejumlah prestasi telah diraih Gapoktan Payung Mas. Di antaranya, Gapoktan ini mewakili Provinsi Jambi sebagai Gapoktan Berprestasi Penerima BLM-PUAP tahun 2008. Berkat prestasinya tersebut, Gapoktan Payung Mas mendapat penghargaan dan kesempatan untuk mengikuti Pameran Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat / PNPM Mandiri Expo tahun 2009 serta menghadiri upacara kenegaraan dalam rangka Peringatan HUT RI ke 64 di Istana Negara Jakarta. Di samping itu, Gapoktan Payung Mas sering mendapat kunjungan dan tempat studi banding dari berbagai pihak, antara lain mahasiswa Universitas Jambi, peserta pelatihan dari Balai Pelatihan Pertanian (BAPELTAN) Jambi dan lahannya dipergunakan sebagai lokasi penelitian oleh mahasiswa dan staf pengajar Institut Pertanian Bogor (IPB)***
GAPOKTAN MITRA USAHA TANI, KABUPATEN LUWU TIMUR
PUAP MENJADIKAN PETANI SEJAHTERA DAN MANDIRI
D
ari hasil pemantauan redaksi, didapatkan informasi bahwa salah satu gapoktan di Propinsi Sulawesi Selatan, yaitu Gapoktan Mitra Usaha Tani yang terletak di Desa Alam Buana, Kecamatan Tomoni Timur, Kabupaten Luwu Timur memiliki kreasi yang unik dalam mengelola dana PUAP. Gapoktan ini memiliki prestasi yang cukup membanggakan. Dana BLM PUAP tersebut digunakan untuk budidaya on farm seperti pembelian urea, NPK, rumat, gramoxone, tuntas, suprimo, bravoxone, peternakan dan tak lupa juga digunakan untuk non budidaya (off farm) dan usaha simpan pinjam bagi anggota. Hal yang menarik dari pengelolaan dana ini adalah ketika dana gapoktan ini disalurkan ke tiap-tiap poktan. Untuk dana ternak ataupun hortikultura, petani dibebankan bunga sebesar 2% perbulan. Mekanisme pengembalian pinjaman yaitu bunga dan pokok dibayarkan per sepuluh bulan.
“Mereka tidak perlu lagi khawatir dan repot untuk meminjam ke Bank maupun rentenir jika membutuhkan modal” Sedangkan untuk pinjaman dalam bentuk pupuk NPK, petani dibebankan bunga sebesar 2% perbulan. Mekanisme pengembalian pinjaman yaitu bunga dan pokok dibayarkan per enam bulan. Untuk simpan pinjam, petani dibebankan bunga sebesar 2% perbulan, selama enam bulan. Begitu pula dengan pinjaman dalam bentuk pupuk urea, bravoxone dan gramoxone, bunga yang dibebankan sebesar 2%, pengembalian per empat bulan. Dari penyaluran dana dengan teknik tersebut didapat keuntungan yang lumayan besar bagi gapoktan ini, hingga mencapai Rp.18.438.860. Dari pendapatan ini, tentunya dapat menjadi tambahan modal lagi bagi Gapoktan, sehingga dana yang Rp. 100 juta dapat terus digulirkan dan berkembang lebih besar lagi. Petani Lebih Sejahtera Dari hasil wawancara dengan petani yang tergabung dalam gapoktan, mereka tidak perlu lagi khawatir dan repot untuk meminjam ke Bank maupun rentenir jika membutuhkan modal. Dana modal telah tersedia dan tentunya dengan bunga yang lebih rendah. Tidak kalah pentingnya juga dana gapoktan ini dapat mensejahterakan anggotanya dengan adanya sisa hasil usaha (SHU). Dengan PUAP, petani menjadi lebih sejahtera dan menjadi lebih mandiri. BRAVO PETANI INDONESIA!!!***(TNW)
DIBALIK LAYAR Buletin PUAP Newsletter Edisi Februari 2010
5
DAPUR SEKRETARIAT PUAP, SESIBUK APA? Sejak dirancang tahun 2007 dan dilaksanakan hingga sekarang, di Pusat Pembiayaan Pertanian dapat ditemukan “dapur” PUAP yang mengerjakan pekerjaan mulai dari perancangan desa sampai akhirnya dana BLM-PUAP bisa cair dan dinikmati oleh 20.426 Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) PUAP di seluruh Indonesia. Untuk itu perlu diintip sejenak, apa gerangan kesibukan “dapur” PUAP hingga PUAP dapat dicapai seperti sekarang ini? Mulai A Sampai Z Pelaksanaan PUAP sejak dari awal dikelola Pusat Pembiayaan Pertanian sebagai ”dapur” PUAP dibawah koordinasi Kepala Badan SDM Pertanian. PUAP sebagai program prioritas Kementerian Pertanian telah menjadi ”menu utama” tim PUAP di Pusat Pembiayaan disamping kegiatan lain sesuai dengan tugas dan fungsi di Pusat Pembiayaan Pertanian. Dapur PUAP harus tetap ngebul untuk mengerjakan serangkaian pekerjaan yang berkaitan satu dengan lainnya, dari awal hingga akhir. Untuk melihat pekerjaan di Sekretariat PUAP alias “dapurnya” PUAP kita harus mulai dari hulu hingga hilir atau dari A sampai akhir alias Z.
”Hanya segelintir orang yang tahu, bahwa ’dapur’ PUAP berada di Pusat Pembiayaan Pertanian” Proses di dapur PUAP berlangsung cukup pelik. Dapur PUAP mulai bekerja sejak keluarnya Kepmentan tentang penetapan 10.000 desa PUAP di seluruh Indonesia. Desa PUAP ditetapkan oleh Tim Identifikasi Desa yang ditunjuk oleh Menteri Pertanian. Selanjutnya usulan desa dan Gapoktan yang ditandatangani oleh Bupati/Walikota dikumpulkan di Sekretariat PUAP untuk dibuatkan Kepmentan Penetapan Gapoktan penerima dana BLM-PUAP. Kepmentan ini dibuat bertahap karena ada kabupaten/kota yang mengirim cepat sehingga tidak mungkin menunggu kabupaten/kota yang lambat mengirim. Kemudian Kepmentan ini dipilah-pilah per propinsi untuk selanjutnya kita kirimkan datanya ke BPTP Propinsi untuk diteruskan ke kabupaten/kota masing-masing. Bupati/Walikota mengkoordinasikan dengan Tim Teknis Kabupaten/Kota untuk melakukan pembinaan dan mulai menyiapkan dokumen administrasi pencairan dana BLM-PUAP bagi Gapoktan yang telah ditetapkan.
Buletin PUAP Newsletter Edisi Februari 2010
Dokumen Datang, Kesibukan Menghadang Sesuai dengan Pedoman Umum PUAP maka Gapoktan yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian sebagai Gapoktan penerima BLMPUAP, dengan dibantu oleh Penyuluh Pendamping melakukan proses persiapan dokumen secara berjenjang dimulai dari PRA (Participatory Rural Appraisal) untuk penyusunan Rencana Usaha Anggota (RUA) selanjutnya digabung menjadi Rencana Usaha Kelompok (RUK) hingga dikompilasi menjadi dokumen Rencana Usaha Bersama (RUB). Untuk mendapatkan dana BLM PUAP, Penyelia Mitra Tani (PMT) yang ditempatkan di Kabupaten/Kota telah mengetahui tugasnya untuk melakukan verifikasi RUB dan dokumen administrasi lainnya sehingga memenuhi syarat dan kaidah penyaluran dana BLM-PUAP ke Gapoktan. Dokumen Administrasi BLM-PUAP yang sudah diverifikasi oleh PMT selanjutnya dikirim ke BPTP Propinsi untuk diverifikasi kembali dan dilengkapi dengan Formulir-7 (Daftar Rekapitulasi RUB Gapoktan-Red) sehingga ”Tim Dapur PUAP” di Jakarta membuatkan dokumen pengantar ke Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) V Jakarta untuk mentransfer dana melalui mekanisme SPP-LS (Surat Perintah Pembayaran Langsung) ke rekening masingmasing Gapoktan. Adakalanya BRI sebagai Bank Operasi (BO-1) yang ditunjuk oleh Kementerian Keuangan melaporkan ke Tim Sekretariat PUAP perihal dana yang belum masuk ke rekening Gapoktan karena adanya kesalahan yang harus dikoreksi. Kategori kesalahannya adalah seperti nama Gapoktan beda, rekening tutup, rekening tidak aktif, dan lain-lain. Dengan kondisi tersebut, maka jadilah Tim ’bolak-balik’ menelpon BPTP Propinsi atau langsung kepada PMT atau bahkan pengurus Gapoktan kalau ada dokumen yang masih salah atau kurang lengkap dan harus diperbaiki. Bahkan tak jarang di saat genting, Tim 17 (Tim Koordinator PUAP Propinsi di Pusat Pembiayaan Pertanian-Red) datang ke lokasi propinsi yang bermasalah untuk menjemput dokumen administrasi BLM-PUAP yang hampir kehilangan kesempatan untuk diproses pengirimannya oleh KPPN. Untuk itu Tim Pembina PUAP Propinsi dan Kabupaten/Kota
6
agar lebih teliti dalam melakukan proses verifikasi dokumen administrasi PUAP pada masa yang akan datang. Pada saat kritis menjelang batas akhir penerimaan dokumen, biasanya dokumen yang datang sering berbarengan dan karena banyaknya dokumen yang masuk (1 Gapoktan 1 dokumen, 1 dokumen bisa 30 halaman-Red), maka dapur PUAP penuh oleh tumpukan kertas dokumen. Bisa dihitung secara kasar, 30 lembar kali 10.000 Gapoktan, sebanyak apa dokumen yang ada? Saking banyaknya, sampai-sampai harus dicarikan tempat khusus untuk menyimpan dokumen. Karena kalau tidak, ruangan di Pusat Pembiayaan kelihatan berantakan, banyak tumpukan kertas dan mirip gudang. Karena waktu yang mepet, untuk verifikasi dokumen yang menumpuk, tidak jarang harus diselesaikan di luar jam dan hari kerja.
larut malam, kalau tidak, tidak bisa selesai karena dikejar deadline. Semua dokumen yang sudah ’clean’ diverifikasi, kemudian dilampiri dengan dokumen lain yang diperlukan dan segera ditandatangani oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pusat Pembiayaan Pertanian. Bayangkan, berapa kali tanda tangan yang harus dibuat untuk 10.000 Gapoktan ? Setelah semua dokumen siap, maka dibuatkan dokumen Surat Perintah Membayar Langsung (SPM-LS) dan segera dikirim ke KPPN V untuk diproses lebih lanjut proses pencairan dananya. Selanjutnya kita menunggu Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) dari KPPN V yang menyatakan dana bisa cair dan bisa masuk langsung ke rekening tabungan masing-masing Gapoktan. Rekening tabungan di dibuat secara joint account antara Ketua dan Bendahara Gapoktan, yang ditandatangani bersama dan dibuat atas nama Gapoktan dan bukan atas nama pribadi.
Menyelesaikan verifikasi dokumen dilakukan bersama-sama Tim 17 dan dikerjakan hingga PR Belum Selesai Setelah SP2D diterima dari kantor KPPN V, belum berarti PR kita selesai, dokumen administrasi yang sudah lolos seleksi administrasi segera dirapikan dan dipindahkan ke ruang penyimpanan dokumen. Tak jarang, ini juga cukup menyita waktu karena dokumen disimpan jumlahnya banyak yaitu ± 10.000 dokumen dan diletakan sesuai dengan tempat yang telah disediakan berdasarkan nomenklatur propinsi masingmasing.*(FI)
Verifikasi Akhir Dokumen PUAP Kegiatan Verifikasi dokumen PUAP merupakan salah satu aktifitas yang dilaksanakan oleh Sekretariat PUAP di Pusat Pembiayaan Pertanian. Sesuai dengan PEDUM PUAP 2009, kegiatan verfikasi Dokumen dilaksanakan oleh Tim Pembina PUAP Propinsi, namun sebagai bentuk advokasi, Tim Sekretariat PUAP Pusat tetap melakukan kegiatan verifikasi tahap akhir dari dokumen administrasi PUAP.
Buletin PUAP Newsletter Edisi Februari 2010
7
Gapoktan Surya Loka, Juara 2 Tingkat Propinsi NTB Menyandang predikat juara kedua Gapoktan Berprestasi tingkat Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) tahun 2009, tidak membuat Gapoktan Surya Loka menjadi lupa diri. Penghargaan ini justru menjadi cambuk untuk memperbaiki diri agar menjadi lebih baik dan disegani di seluruh pelosok negeri.
“Semangat untuk
Budidaya Hortikultura Selain Padi
pertanian di
Keahlian anggota Gapoktan yang beralamat di Desa Kalijaga, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur menanam tanaman pangan dan hortikultura sudah tidak diragukan lagi. Sudah sejak dulu, bahkan turun temurun, padi, jagung dan sayuran seperti tomat, cabe, kubis dan kacang panjang sudah ditanam sebagai sumber penghasilan utama. Selain untuk memenuhi kebutuhan sendiri, hasil panennya juga dijual untuk membeli kebutuhan lainnya.
desanya semakin
Tahun 2008 Gapoktan Surya Loka terpilih sebagai salah satu penerima program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) dan mendapatkan dana untuk modal usaha sebesar Rp. 100 juta. Semangat untuk mengembangkan pertanian di desanya semakin besar, setelah mendapat dana PUAP yang langsung dipakai untuk membiayai usaha tani anggotanya. Hingga saat ini Gapoktan Surya Loka sudah mengembangkan kerjasama dengan pihak lain dalam pembuatan pupuk organik, pengadaan sarana produksi, pembelian gaplek, budidaya ikan air tawar dan peternakan sapi. Tak heran jika predikat juara 2 tingkat Propinsi NTB layak disandang oleh Gapoktan Surya Loka. *(FI)
mengembangkan
besar, setelah mendapat dana PUAP yang langsung dipakai untuk membiayai usaha tani anggotanya”
Galeri Foto PUAP
1
2
Aktifitas Gapoktan Surya Loka, Gambar 1. Demo pembuatan pupuk organik bekerjasama dengan Universitas Mataram. Gambar 2. Penyediaan Kebutuhan Saprodi oleh Gapoktan.
SEKRETARIAT PUAP Pusat Pembiayaan Pertanian, Kanpus Kementerian Pertanian, Jl. Harsono RM No. 3 Gedung D Lantai VIII Ragunan, Jakarta Selatan 12550 Website : http://www.deptan.go.id/PUAP e-mail :
[email protected] SMS Center 0813 808 29 555 Telp/Fax (021) 7816085/78834838 : PUAP (Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan) http://www.facebook.com/group.php?gid=273385046709
Redaksi Buletin PUAP Newsletter menerima tulisan artikel dan informasi dari masyarakat umum dan para pemangku kepentingan PUAP dengan melengkapi identitas penulis, data serta foto. Tulisan diutamakan tentang proses pemberdayaan dan pengembangan PUAP. Tulisan diketik dalam bentuk file MS Word 1 (satu) spasi dan dikirim ke e-mail :
[email protected]. Setiap tulisan artikel yang dikirim akan diseleksi dan menjadi milik redaksi. Artikel yang dimuat akan disunting sesuai dengan kaedah jurnalistik tanpa menghilangkan maksud dan tujuan penulisan.
Buletin PUAP Newsletter Edisi Februari 2010
8