Palestina
Pekan
Edisi : 055 Senin, 5 September 2016
Palestina Berita Utama
Al-Quds
Gaza
Tepi Barat
Tawanan
Pengungsi
Zionis
Pekan Internasional
Edisi : 055/ 2016 | Senin, 05 September 2016
BERITA Utama
AL-QUDS
Mesir Buka Perlintasan Rafah Sabtu dan Ahad Untuk Kemanusiaan
Penjajah Israel Mengadakan Pesta Khamar Di Kuburan Maqdisiyah
Rafah - Badan perlintasan dan perbatasan yang berada di bawah departemen dalam negeri Palestina mengumumkan, pemerintah Mesir akan membuka perlintasan darat Rafah selama dua hari, Sabtu dan Ahad dari dua arah untuk keperluan kemanusiaan.
Al-Quds - Penjajah Israel mempersiapkan senjata dalam peluncuran pesta untuk khamar di makam sejarah Islam di Quds yang diduduki. tokoh-tokoh dan lembaga-lembaga Palestina mengecam pengadaan pesta yang berlangsung hari ini dan berlanjut hingga esok hari.
Dalam keteranganya, Kamis (1/9) depdagri menjelaskan, pemerintah Mesir telah menyampaikan hal ini kepada pihak Palestina. Perlintasan akan dibuka dari dua arah, hanya untuk tujuan kemanusiaan.
dan diikutsertakan di dalam pesta yang akan dibuka sore hari di makam muslim daerah komersil mamilla Israel (hebron) dengan dukungan kotamadya pendudukan di Quds. Dan restoran-restoran dan bar-bar melakukan penawaran dan promo dan diskon yang ikut serta dalam mendorong untuk mewujudkan yahudi di Quds.
Hari ini merupakan akhir pendaftaran bagi siapa yang akan menyeberang perlintasan, khususnya bagi jema’ah haji yang akan menunaikan ibadahnya ke tanah suci Arab Saudi. Pihaknya akan membuka pendaftaran untuk tiga hari, mulai Selasa hingga Kamis. Disebutkan, dibukanya perlintasan Fatah ini dilakukan setelah 60 hari ditutup bagi ratusan warga yang akan menyeberang. Menurut catatan dari depdagri keamanan di Gaza sebanyak 30 ribu orang telah terdaftar dan mengajukan izin untuk keluar Gaza melalui perlintasan Rafah. melayu.palinfo.com, (1/9/2016)
Badan ‘Ulama dan dakwah di Quds mengutuk atas kejahatan yang menggambarkan pesta dengan “perbuatan yang menyakitkan hati”. Dan puncaknya dalam rendahnya akhlak pendudukan dan mewabah untuk setiap manusia”. Dan lembaga menegaskan bahwa pekerjaan ini bertentangan dengan apa yang tertera di dalam kitab terdahulu baik secara global maupun terperinci. Dan bahwa seluruh agama melarang meminum khamar dan diklaim berbalik dari tempat tinggalnya dan menolak serangan atas kesakralan kematian orang-orang muslim di makan mamilla dan atas makam-makam lainnya. Dari sisi lain, pemimpin lembaga tinggi untuk pertolongan Quds dan Aqsha Shaikh Muhammad ‘Arif mengatakan bahwa penyelenggaraan pesta khamar “mengkhianati permusuhan devin dan kelicikan dari rencana pendudukan - penegasannya dalam keterangannya yang dikutip dari pusat informasi untuk urusan Quds dan Aqsa - ini adalah bentuk pelanggaran. Dan penyerangan dengan alasan menggerakkan dan menempatkan orang Palestina dan Arab dan Islam secara cepat dari menjaga dan mempertahankan makam Mamilla. Dan seluruh tempat suci Islam dan Kristen di Quds dan di dalam Palestina.
Palestina Berita Utama
Al-Quds
Gaza
Tepi Barat
Tawanan
Pengungsi
Zionis
Pekan Internasional
Sekretaris Jendral Badan Islam Kristen untuk Pertolongan Quds dan Maqdisiyyah Hana Isa memperingati dari kelanjutan otoritas pendudukan di dalam yahudisasi makam Mamillia, mengingat deklarasi perusahaanperusahaan Israel berniat mengadakan pesta khamar di tanah makam ‘sebagai bentuk pelanggaran yang mencolok bagi kesuciannya dan melakukan perbuatan yahudisasi”.
PBB mendokumentasikan telah terjadi 45 serangan militer Israel ke Jalur Gaza yang dilakukan oleh pasukan Israel tahun ini hingga 22 Agustus. PBB juga mengecam aksi Israel yang terus melakukan perluasan wilayah untuk pemukiman Yahudi.
Dan Isa mengatakan di dalam penjelasannya sesungguhnya menargetkan penekanan pendudukan atas penyerangan terhadap kesucian makam-makam adalah provokasi perasaan umat Islam’.
TEPI BARAT
Dan otoritas memulai sejak peristiwa Nakhba tahun 1948 dalam penargetan Mamilla yang bersejarah yang mencakup kuburan para sahabat dan tabiin dan pembuka dari jaman Islam yang berbeda. Dan telah di bangun di tanah tersebut museum, hotel, restoran, taman dan tempat parkir.
international.sindonews.com, (1/9/2016)
Israel Bersiap Bangun Permukiman Baru dengan 284 Rumah di Tepi Barat Tepi Barat - Israel dilaporkan telah mengizinkan pembangunan 284 unit rumah baru di permukiman Yahudi, di tanah rampasan Tepi Barat yang sedianya akan menjadi wilayah negara Palestina pada masa mendatang.
Buldoser Israel Serang Kamp Pengungsi di Gaza
Keputusan Administrasi Sipil, badan militer Israel yang mengatur Tepi Barat, itu muncul dua hari setelah seorang utusan senior PBB menyatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa telah terjadi lonjaan pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat.
Gaza - Buldoser milik Israel menyerbu kamp pengungsi AlBureij dan meretakannya dengan tanah. Kamp pengungsi Al-Bureij berada di pusat Deir Al-Balah, kawasan Jalur Gaza.
Tindakan Israel itu adalah ilegal dan merupakan ganjalan terbesar upaya perdamaian antara Israel dengan Palestina, seperti dilaporkan Reuters (31/8/2016).
Saksi mengatakan bahwa 4 buldoser Israel melintas ke Jalur Gaza dan menyerbu sisi timur kamp. Sementara itu, sejumlah pesawat tempur Israel terbang di atas kepala para pengungsi.
Israel, yang menguasai Tepi Barat melalui perang tahun 1967, membantah kritik dari Nickolay Mladenov, Koordinator Khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, tersebut.
mirasimiz.org.tr, (31/8/2016)
GAZA
Saksi menambahkan bahwa tentara Israel secara acak melepaskan tembakan meskipun tidak ada warga yang dilaporkan mengalami cedera, seperti dikutip dari Middle East Monitor, Kamis (1/9/2016). Terkait hal ini, juru bicara militer Israel menyatakan akan memeriksa laporan mengenai insiden tersebut. Tentara Israel secara teratur melepaskan tembakan terhadap nelayan dan petani Palestina di sepanjang daerah perbatasan, sekalipun kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang telah runtuh pada 2014 lalu.
Palestina Berita Utama
Al-Quds
Gaza
Tepi Barat
Tawanan
Pengungsi
Zionis
Pekan Internasional
Israel beralasan bahwa para penganut Yahudi telah tinggal
TAWANAN
di Yudea, istilah lain bagi Tepi Barat, selama ribuan tahun.
Kayed Mengakhiri 71 Hari Mogok Makan dengan Kompensasi Dibebaskan
Komite perencanaan Administrasi Sipil memberi lampu hijau bagi pembangunan 234 unit rumah perawatan di Elkana, 30 rumah di Beit Arye, dan 20 rumah di Givat Zeev. Informasi itu disampaikan oleh Peace Now, lembaga sipil asal Israel yang memantau sekaligus menentang pembangunan permukiman Yahudi. Selain itu, 179 izin mendirikan bangunan juga dikeluarkan kembali, atau berlaku surut, yang berfungsi untuk melegalkan rumah-rumah yang telah dibangun tanpa izin di permukiman Ofarim, kata Peace Now. Menanggapi komentar dari Mladenov, Perdana Menteri Palestina
Rami
Hamdallah
mendesak
komunitas
internasional untuk menekan Israel agar menghentikan aktivitas pembangunan permukiman. Pekan lalu, harian sayap kiri Israel, Haaretz, melaporkan, Israel berencana memperluas pemukiman Yahudi di kota Hebron, Tepi Barat, dalam jangka waktu lebih dari 10 tahun. Sekitar 1.000 permukim Yahudi, yang setiap harinya dijaga oleh tentara Israel, tinggal di antara 230.000 warga Palestina di Hebron. Kota itu sering kali menjadi titik mula kekerasan. Sebuah laporan dari “Kuartet” perdamaian Timur Tengah – yang terdiri dari Amerika Serikat, PBB, Uni Eropa, dan Rusia – pada Juli lalu mendesak Israel untuk menghentikan kebijakan pembangunan maupun perluasan permukiman. Laporan itu menyebut ada setidaknya 570.000 warga Israel yang tinggal di permukiman Yahudi. Perundingan perdamaian antara Israel dengan Palestina berakhir dengan kegagalan pada 2014 lalu. international.sindonews.com, (1/9/2016)
Al-Quds - Tahanan administratif dan mogok makan, Bilal Kayed pada hari kamis menghentikan mogok makannya yang telah berlangsung selama 71 hari, setelah mencapai sebuah kesepakatan untuk dikeluarkan pemberitaannya di Desember pada akhir bulan ini. Otoritas Israel telah berhadapan dengan kritik dari PBB dan badan Palestina terhadap kesehatan Kayed yang memburuk, ditambahkan bahwa dia telah dibelenggu ke tempat tidur rumah sakitnya dengan penjagaan tahanan pada kepala dan kakinya. Mulanya, dia telah dilarikan ke rumah sakit beberapa minggu lalu. tetapi ditolak oleh semua ujian dan ancaman hingga otoritas Israel telah sepakat untuk mengizinkan salah satu dari pengadilan mereka mendengar kasusnya. Pada hari tersebut saat dikeluarkan di bulan Juni, dan setelah 14 tahun hukuman penjara. Otoritas Israel telah menjadikan Kayed tahanan administratif - sebuah istilah Israel untuk orang Palestina yang mereka ditahan secara tanpa batas di penjara tanpa dilakukan pemeriksaan dan persidangan. Menanggaapi itu, Kayid telah mendeklarasikan sebuah mogok makan tanpa batas dengan intensif dari tuntutannya dipenuhi atau dilanjutkan hingga meninggal. Inti dari tuntutannya adalah serupa sebagaimana istilah
Palestina Berita Utama
Al-Quds
Gaza
Tepi Barat
Tawanan
Pengungsi
Zionis
Pekan Internasional
makan mogok yaitu sebuah akhir dari pelaksanaan Israel dari tahanan administratif.
di 5 wilayah jalur Gaza, dibawah pengelolaan 247 kepala sekolah dan 265 deputi mereka.
english.pnn.ps, (26/8/2016)
Safa.ps, (29/8/2016)
PENGUNGSI UNRWA Memasok 263 ribu Buku Tulis Untuk Murid Di Gaza Gaza - Badan bantuan dan pengurusan pengungsi Palestina (UNRWA) mengumumkan pada hari senin tentang rencana dengan memasok buku tulis untuk 263 ribu murid pria dan perempuan. Disampaikan oleh UNRWA dalam keterangannya kepada “safa” yang dikutip darinya bahwa program pendidikan memiliki usaha yang besar untuk memulai tahun pendidikan 2016-2017 pada minggu ini, dan menjamin anak-anak pengungsi di Gaza dalam menerima pendidikan yang sistematis di dalam proses pembelajaran”. Dan merujuk bahwa 263.229 murid pria dan perempuan kembali ke kursi sekolah di 267 sekolah cabang milik UNRWA di Gaza pada 28 Agustus. UNRWA telah menjelaskan bahwa mereka adalah orang yang akan diberikan buku tulis, termasuk buku dua bahasa yaitu arab dan inggris, selain pulpen dan pensil untuk memulai tahun di materi pendidikan dasar. Menurut keterangan, UNRWA memperkerjakan 8529 Guru berdedikasi untuk mengajarkan murid pengungsi Palestina
ENTITAS ZIONIS Jurnal HAM: Sepanjang Agustus 2016, Penjajah Israel Menangkap 516 Orang Palestina Al-Quds - Pasukan penjajah Israel menangkap 516 warga di wilayah terjajah Tepi Barat, Quds dan Jalur Gaza. Seperti yang dikutip dari organisai HAM Palestina. Menurut sejumlah lembaga hak asasi manusia yang berkaitan dengan tawanan di penjara pendudukan. dalam penjelasannya yang biasanya pada hari kamis. bahwa diantara orang-orang yang ditangkap 73 anak-anak dan 10 wanita dan dua diantaranya masih di bawah umur. Dilansir 143 ditangkap di kota al-Quds dan 100 di kota Khalil (selatan al-Quds) dan 57 di baitu lahm (selatan), ditambahkan 51 di Janin (utara al-Quds), selanjutnya di 9 orang di Tubas (utara) dan 5 orang di Ariha (timur al-Quds) dan 4 orang di Salfit (utara). Lembaga organisasi hak asasi menghitung, pendudukan telah menangkap 37 orang Palestina dari Ramallah dan Albira (utara al-Quds) dan 35 dari Nablus (utara) dan 34 dari Tulkarim (utara), disamping 18 orang yang ditangkap dari kota Qalqilia (utara). Dan di Jalur Gaza, pasukan pendudukan menangkap 23 warga di bulan Agustus dan 17 diantaranya dilakukan penangkapan di laut dan 2 orang dari lintasan Bait Hanun “Erez” (pedagang dan fasilitator orang yang sedang sakit), dan 4 orang saat mereka dekat dengan perbatasan timur dengan Jalur Gaza. Perlu diingat bahwa badan urusan tawanan dan pembebasan (lembaga cabang organisasi pembebasan Palestina) dan seluruh klub tawanan Palestina (non pemerintahan) dan lembaga addamer untuk urusan tawanan dan hak asasi manusia (non pemerintahan) dan pusat pertimbangan untuk hak asasi manusia (non
Palestina Berita Utama
Al-Quds
Gaza
Tepi Barat
Tawanan
Pengungsi
Pekan
Zionis
Internasional
pemerintahan), telah mengeluarkan jurnal yang berkaitan dengan penangkapan dan kejahatan pendudukan terhadap hak tawanan selama bulan Agustus lalu. dan Telah dilansir bahwa sejumlah tawanan di penjara Israel telah mencapai 7 ribu tawanan, diantara mereka 56 tahanan wanita diantaranya itu 13 gadis dibawah umur disamping itu 340 adalah anak-anak. Dan mengacu hal itu bahwa otoritas Israel mengeluarkan selama Agustus lalu 159 perintah penangkapan administratif diantaranya 52 perintah baru (baru dikeluarkan pertama kali). Dan menarik dari sumber hak asasi, melihat bahwa pasukan pendudukan menangkap lebih dari 200 orang Palestina sejak awal Oktober 2015, Dengan latar belakang publikasi di “Facebook”, pendudukan mengklaim hal tersebut hasutan. Qudspress.com, (1/9/2016)
INTERNASIONAL Program Qurban Berkah Bentuk Kepedulian Indonesia Pada Palestina Jakarta - Program kurban berkah yang dilakukan Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP) merupakan bentuk penguatan kepedulian, dukungan dan bantuan dari Indonesia untuk rakyat Palestina.
Berkah merupakan program besar yang tidak dapat diukur dengan angka, karena beban pertanggungjawaban emosional. KNRP pun terus memberikan perhatian dan donasi yang lebih besar untuk rakyat Palestina. Dan pertanggungjawaban publik di tanah air, yaitu menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga dan program serta agenda aksi KNRP. “Bagaimana kita menghimpun, bagaimana menumbuhkan jaringan baru, serta bagaimana otak kita selalu diselimuti dengan perasaan untuk memaksimalkan capaian qurban untuk Palestina,” tambah Suripto mengarahkan.
Demikian disampaikanKetua Umum Komite Nasional untuk Rakyat Palestina (KNRP), Suripto, saat bertemu dengan pengurus KNRP yang berasal dari Kalimantan Timur, Bengkulu, Kalimantan Utara, dan Jawa Barat di Kantor KNRP Ragunan Jakarta Selatan.
Ke depan KNRP berupaya semaksimal mungkin menjalankan program kemanusiaan untuk Palestina, terutama mengoptimalkan media massa yang dikemas secara baik, agar masyarakat tahu agenda aksi KNRP lebih massif. Selanjutnya KNRP berupaya terus memperluas dan membangung jaringan baru lagi.
“Bagaimana rakyat Palestina yang tersebar dimanamana (di luar Palestina) merasakan kebahagian karena kepedulian kita,” kata Suripto yang didampingi Ketua Harian Caca Cahayaningrat.
“Di luar banyak yang dapat kita garap, kita harus buktikan rakyat Indonesia dapat menyukseskan agenda ini untuk Palestina, sampai kemerdekaan dapat dirasakan oleh segenap bangsa Palestina,” tutup Suripto.
Disamping itu KNRP, lanjut pria yang sudah beberapa kali ke Jalur Gaza ini, ingin menyampaikan paradigma baru tentang kurban dari sisi sentuhan emosional. Kurban
politik.rmol.co, (31/8/2016)
Palestina Berita Utama
Al-Quds
Gaza
Tepi Barat
Tawanan
Pengungsi
Zionis
Pekan Internasional
Artikel Si Kecil Omran, Durroh dan Tangisan Dunia Beberapa waktu lalu masyarakat dunia dibuat sedih dengan menyaksikan foto Omran Daqneesh, seorang anak kecil asal Suriah yang menjadi korban serangan pesawat tempur Rusia di Aleppo, Kamis (18/8/2016) lalu. Dari foto ini kemudian jutaan pasang mata masyarakat di dunia seakan terbelalak, terbangun dari tidurnya, hingga terbayang di benak mereka akan kesulitan hidup yang dialami anak-anak seperti Omran di Suriah. Sebenarnya, foto anak kecil yang menjadi korban perang Suriah jumlahnya sangat banyak. Namun mungkin karena gambar dan pemberitaannya yang berulang-ulang, dengan angle berita yang sama, masyarakat dunia menganggapnya seperti angin lalu, dan berlalu begitu saja. Dengan foto Omran itu seakan masyarakat dunia baru tersadarkan, bahwa ada kepedihan yang mendalam tengah dihadapi oleh warga Suriah. Seakan-akan indera mereka yang selama ini “buta” baru merasakan adanya tragedi kemanusiaan yang besar di sana. Namun pertanyaannya adalah, apakah ini sekedar rasa iba atau memang ada kesungguhan untuk menolong mereka? Omran adalah anak Suriah yang hidup di Aleppo. Usianya baru genap empat tahun. Di malam penyerangan itu Omran terduduk di dalam ambulance. Wajahnya penuh dengan debu dan darah, yang mengalir segar membasahi sebagian mukanya. Omran terduduk dengan pandangan kosong. Ia berhasil selamat setelah para relawan mengeluarkannya dari bawah reruntuhan rumah yang hancur lebur oleh roket pesawat tempur dari sekutu rezim Asad, Rusia. Mahmud Ruslan, fotografer yang mengabadikan foto Omran mengatakan, foto anak-anak Suriah yang berhasil ia dapatkan dalam kondisi perang, biasanya dalam kondisi tak lagi bernyawa, pingsan atau kalau pun masih hidup mereka akan meraung-raung kesakitan. “Tapi berbeda dengan Omran, ia duduk terdiam, tatapannya kosong, seakan ia tak menyadari apa sebenarnya yang sedang menimpa dirinya,” jelas Ruslan seperti yang dikutip situs Aljazeera.net. Foto dan juga video yang merekam kondisi Omran itu dengan cepat menyebar ke jejaring media sosial dan mendapatkan banyak simpati. Media-media cetak dan elektronik juga tidak ketinggalan, mereka turut mengambil bagian untuk memasang gambar pedih tersebut di halaman utama surat kabar mereka. Menurut sang fotografer, ia merekam kejadian itu pada pukul 19.15 waktu Suriah, tak lama setelah ia mendengar serangan pesawat tempur ke sebuah lokasi padat penduduk. Lalu ia mendapati sebuah bangunan yang hancur lebur. Dari balik reruntuhan bangunan itulah para relawan mendapati Omran beserta keluarganya dalam kondisi penuh luka. Tragedi ini membuka kembali file-file lama tentang anak-anak Suriah yang menjadi korban kekejian tentara rezim Asad. Satu tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 2 September 2015, dunia dibuat iba dengan foto seorang bocah berusia 3 tahun yang sudah tak lagi bernyawa. Ia bernama Aylan Kurdi, yang ditemukan dalam posisi terlungkup di atas pasir, terdampar di bibir pantai Semenanjung Bodrum, Turki. Aylan adalah seorang anak kecil asal Suriah. Ia bersama keluarganya menyelamatkan diri dari konflik berkepanjangan di negerinya. Bersama dengan rombongan pengungsi Suriah lainnya, Aylan meninggalkan kamp yang menampung mereka di Turki. Mereka mencoba untuk berlayar menuju Yunani menemui saudara mereka yang selamat di sana. Namun malang, kapal yang ditumpangi Aylan dihantam ombak, sehingga terbalik dan akhirnya tenggelam.
Palestina Berita Utama
Al-Quds
Gaza
Tepi Barat
Tawanan
Pengungsi
Zionis
Pekan Internasional
Perang mungkin memang kejam. Rentetan tembakan dan roket-roket pesawat tempur seakan mengarah tanpa miliki target yang jelas. Sering sekali warga sipil tak berdosa justru menjadi korban, termasuk diantaranya adalah anak-anak. Suriah menyimpan banyak cerita tentang itu. Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia pada hari Senin (8/8/2016) lalu mengumumkan, jumlah korban revolusi di Suriah sejak 18 Maret 2011 hingga 31 Juli 2016 mencapai 292.817 orang, diantaranya adalah 84.472 sipil. Dari jumlah korban sipil, sebanyak 14.711 orang diantaranya adalah anak-anak. Bukan hanya di Suriah, Palestina juga banyak menyisakan kepedihan yang sama. Beberapa foto anak-anak yang menjadi kekejaman dari penjajah Israel turut mengguncang dunia. Nurani bangsa-bangsa di dunia seakan terketuk, dipaksa meneteskan air mata yang membangkitkan emosi menentang Israel, walaupun, semua itu hanya spontanitas dan tidak berlangsung lama. Beberapa tahun silam, sebuah foto menggugah juga menggucang dunia. Tepatnya di negeri terjajah Palestina, 29 September 2000, seorang bocah menjadi korban kekejaman Zionis Israel. Anak kecil Palestina itu bernama Muhammad Durrah, berusia 11 tahun. Ia tewas ditembus timah panas tentara Israel ketika berlindung bersama sang Ayah dibalik tong semen. Talal Abu Rahma, kameramen untuk Perancis Channel 2 yang mengabadikan tragedi mematikan itu bercerita, saat merekam kejadian itu dirinya hanya berada beberapa meter dari lokasi korban. Ia dapati seorang ayah dan putranya tengah bersembunyi dibalik tong yang dihujanan rentetan peluru tentara Israel. Talal lalu menyalakan videonya untuk merekam kejadian yang mengharukan tersebut. Gambar video yang diambil Talal ini ternyata mampu menghentakan nurani masyarakat dunia. Nampak Muhammad AlDurrah yang dihujani peluru oleh tentara Israel, walaupun sang Ayah saat itu sudah berteriak “Jangan tembak!”. Kondisi seperti itu terjadi selama 45 menit, hingga akhirnya sniper berdarah dingin Israel terus memuntahkan pelurunya hingga mengenai si kecil Durroh beserta ayahnya. Ayahnya terkena lima peluru dan Muhammad Al-Durroh, sang anak meninggal di tempat dengan terkena empat peluru. Ia langsung roboh ke dalam pelukan ayahnya. Apa yang terjadi selanjutnya? Rekaman video itu dikabarkan menyebar hingga ke masyarakat dunia dua hari setelah kejadian. Kecaman dan kutukan datang bertubi-tubi ke penjajah Israel. Ya, betul hanya kecaman. Hal yang sama bukan saja menimpa Durrah, Aylan dan Omran, tapi juga kepada anak-anak lainnya. Durrah hanyalah seorang anak kecil yang tidak membahayakan. Ia dan ayahnya tidak membawa senjata. Umumnya orang-orang Palestina melakukan perlawanan dengan batu mereka karena memang tidak ada senjata lain,
Palestina Berita Utama
Al-Quds
Gaza
Tepi Barat
Tawanan
Pengungsi
Pekan
Zionis
Internasional
tapi itu pun tidak ditemukan dari Durrah dan ayahnya. Lantas atas dasar apakah penjajah Israel memberondong mereka dengan peluru-peluru tajam? Omran pun demikian. Hanya seorang anak kecil yang berusaha berlindung dari serangan-serangan ganas tentara Rusia dan Asad. Ia dan keluarganya lebih memilih berdiam di dalam rumah karena yakin mereka berada di tempat aman. Tapi siapa sangka di malam yang gelap, roket pesawat tempur Rusia menghantam rumah mereka. Luluh lantak hingga rata dengan tanah. Tangisan dunia seakan hanya menjadi penghias kepedihan mereka. Hanya sejenak, nyaris tidak berarti apa-apa. Hanya mewarnai halaman-halaman berita utama berbagai media di dunia, dan itu hanya satu, dua hari saja. Lalu, semuanya kembali lupa dengan kepedihan yang mereka alami. Terbukti hingga saat ini, Israel masih menjajah Palestina, dan Rusia bersama rezim Asad masih terus membantai rakyat Suriah. Akhirnya foto pilu anak-anak korban kezaliman hanya dikenang oleh para fotografer atau pun kameramen yang meliputnya. Mereka mendapat penghargaan. Adapun obyek foto mereka masih terus merana, hingga sekarang. Entah sampai kapan. Muhammad Syarief, Lc.
Penanggung Jawab: Saiful Bahri (Ketua ASPAC for Palestine). Pemimpin Umum: Agus Purwanto. Pemimpin Redaksi: Muhammad Syarief. Keuangan: Maulany. Redaksi: Ahmad Yani, Salman Alfarisy, Dina Fitria, Wadil. Bagian Sirkulasi & Distribusi: Iskandar Samaullah, Djoko. Design dan Tata Letak: Ardy. Donasi: Rekening Bank Syariah Mandiri Cab. Saharjo 704 575 2121 atas nama ASPAC FOR PALESTINE.