Basic IP Addressing Ver 4 #Part 1 Kalau kemarin kita sudah belajar pemasangan Kabel UTP cat 5e, sekarang naik ke mekanisme IP Address. IP address sangat penting bagi sebuah jariangan, seorang network administrator harus faham tentang IP Address, karena hampir semua komponen jariangan membutuhkan IP Address. Dari jariangan sederhana sampai jariangan yang rumit pasti menggunakan IP Address. Pada kesempatan ini saya akan mengenalkan basic IP Address. Panjang IP Address versi 4, adalah 32 bit. Dari 32 bit ini dibagi menjadi 4 oktet masing masing 8 bit. Di dalam IP address ver 4 terdapat Network ID (N) dan Host ID (H) jumlahnya berbeda menurut kelasnya. Pada dasarnya IP Address dibagi menjadi 5 kelas : Kelas A : Pada oktet pertama mulai dari 1 – 126 Terdapat 1 Network ID dan 3 Host ID. Net ID 255
Host ID 0
Host ID 0
Host ID 0
Kelas A biasanaya digunkan untuk jariangan yang sangat besar. Biasanya digunkaan pada hotspot tanpa batas, karena membutuhkan IP yang sangat banyak denganmenggunakan DHCP. Jumlah IP dalam satu jariangan adalah 16.777.214. Sangat banyak! Contoh : 10.10.10.1 Kelas B Pada oktet pertama mualai dari 128‐191 Terdapat 2 Network ID dan 2 Host ID Net ID 255
Net ID 255
Host ID 0
Host ID 0
Pada kelas B digunakan untuk jaringan menengah sampai dengan jaringan yang besar. Jumlah IP dalam satu jaringan adalah 65.536. Contoh : 172. 16.1.1 Kelas C Pada oktet pertama dimulai dari 192‐ 223 Terdapat 3 Network ID dan 1 Host ID Net ID
Net ID
Net ID
Host ID
255 255 255 0 Jaringan dengan menggunakan kelas C biasanya jaraingan menengah dan kecil. Jumlah IP pada satu jaringan adalah 254. Contoh : 192.168.1.1 Kelas D Pada oktet pertama dimulai dari 224‐239 Pada kelas ini, IP Address digunakan sebagai alamat multicast yaitu adalah alamat yang digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Alamat multicast tidak dapat digunakan secara langsung digunakan karena dicadangkan untuk digunakan oleh lalu lintas multicast dalam subnet lokal. Kelas E Pada oktet pertama dimulai dari 240–255 Pada kelas ini, IP Address digunakan untuk keparluan experimental. IP yang ada dicadangkan digunakan untuk penelitian‐penelitian tertentu.
Basic IP Addressing Ver 4 #Part 2, “Istilah‐Istilah yang Mesti Dipahami” Dalam jaringan khususnya di IP Addressing terdapat beberapa istilah yang harus difahami : o Nework Prefix / Netmask Dua istilah ini hampir sama dan saling berhubungan. Digunakan untuk istilah lain untuk menyebut bagian IP Address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik sama sepertihalnya Netmask. Hanya penulisannya yang berbeda. Contoh : Nework Prefix : /24 Netmask : 255.255.255.0 Bentuk Binary : 11111111 . 11111111 . 11111111 . 00000000 = 24 bit 1 Bentuk Desimal : 255.255.255.0 Network Prefix : / 27 Netmask : 255.255.255.224 Bentuk Binary : 11111111 . 11111111 . 11111111 . 11100000 = 27 bit 1 Bentuk Desimal : 255.255.255.224 o Class Full Adalah istilah penyebutan klasifikasi IP Address yang dikelompokkan pada kelas‐kelas ( A, B, C, D dan E). Penggunaan class full ditandai pada netmask dan network prefix, Calass A : 255.0.0.0 /8, Class B : 255.255.0.0 /16, dan Class C : 255.255.255.0 /24. o Class Less Adalah istilah penyebutan ksaifikasi IP Address yang keluar dari kelas‐ kelas ( A, B, C, D dan E). Netmask dan network prefix di luar class full. o Network ID (Net ID) Adalah bagian binary yang menunjukkan bagaian dari network. Panjang Network ID tergantung pada dengan Network Prefic. Pada calss full contohnya sebagai berikut : Class A : Panjang Net ID hanya pada oktet pertama sisanya Host ID. Net ID . Host ID . Host ID . Host ID Class B : Panjang Net ID pada oktet pertama dan kedua Net ID . Net ID . Host ID . Host ID Class C : Panjang Net ID pada oktet pertama, kedua dan ketiga o Host ID Adalah bagian binary yang menunjukan bagaian host. Panjang Network ID tergantung pada dengan Network Prefic. (Contoh pada Net ID) o IP Network
o
o
o
o
Adalah salah satu alamat IP yang tidak boleh dipakai di Host (komputer/device). IP Netwok menerangkan keseluruhan IP Address dalam sebuah jaringan. Contoh : Pada Class Full : 192.168.1.0, 172.16.0.0, 10.0.0.0 Range IP / IP Host Adalah range atau jangkauan alamat IP yang dapat digunkan pada Host (komputer/device). Pada Class A jumlah alamat IP yang dapat digunakan adalah 16.777.214 alamat IP. Untuk Class B jumlah alamat IP yang dapat digunakan adalah 65.536 alamat IP. Dan pada Class C jumlah alamat IP yang dapat digunakan adalah 254 alamat IP. IP Broadcast Adalah salah satu alamat IP yang juga tidak boleh dipakai di Host (komputer/device). IP Broadcast digunakan untuk keperluan pengiriman data/paket ke semua host dalam satu jaringan (Broadcast). Contoh : Pada Class Full : 192.168.1.255 IP Loop Back Adalah salah satu alamat IP yang juga tidak boleh dipakai di host (komputer/device). IP loop back digunkan untuk mengecek koneksi ke local house. IP loop back yaitu 172.0.0.1 juga digunkan untuk mengecek Network Interface Card (NIC) yang ada di komputer. Subnating Subnating adalah pembagian jaringan yang besar menjadi jaringan‐ jaringan yang lebih kecil. Tujuan subneting adalah untuk menyederhanakan jaringan, menghemat IP dan menambah sekuritas jaringan.
Oke palingg enggak, anda harus tau beberapa istilah di atas untuk bisa masuk ke Part berikutnya. Pada #Part 3, nanti kita akan belajar Subneting. Bersambung…… MaSuk
Basic IP Addressing Ver 4 #Part 3, “Subneting” Para administrator jaringan sangat perlu memahami Subneting dalam implementasi jaringan. Subneting digunakan untuk melakukan penghematan range IP. Selain itu Subnating juga digunakan untuk keamanan jaringan komputer karena membatasi jumlah penggunaan IP address yang dapat digunakan pada komputer atau host. Mengapa subneting perlu digunakan untuk melakukan penghematan IP dan kemanan jaringan? Karena range sebuah jaringan, sebagai contoh kelas C (ingat tutorial pertama) memiliki range atau jumlah host sebanyak 254 dalam satu jaringan. Hal ini sangat tidak efisien jika digunakan untuk jaringan kecil yang membutuhkan jumlah komputer yang lebih sedikit. Maka digunakan subneting untuk memperkecil jumlah jaringan yang digunkaan untuk menghemat IP juga. Jika sudah meggunakan Subnating maka sudah keluar dari class full dan kemudian disebut dengan class less. Sebagai contoh : 1. 192.168.1.2 /26 - Untuk mencari subnetmask : Perhatikan /26 ini disebut dengan network previk, artinya binary 1 pada total 32 bit jumlahnya 26 dan binary 0 berjumlah 6. Binary 11111111 11111111 11111111 11000000 Desimal 255 255 255 192 Jadi subnetmask‐nya adalah : 255.255.255.192 - Untuk mencari jumlah host : Perhitungan untuk mencari jumlah host adalah dengan menggunakan rumus : Σh = 2n‐2 Keterangan rumus Σh = Jumlah host dalam satu jaringan n = Jumlah binary 0 pada netmask ‐2 = Dikurang 2 karena ada dua IP yang tidak boleh digunakan untuk host karena digunakan untuk IP Broadcast dan IP Network. Diketahui : n = 6 (sesuai dengan contoh di atas) Σh = 2n‐2 = 26‐2 = 64‐2 = 62 Jadi jumlah host untuk 192.168.1.2 /26 adalah 62 host - Berikut IP yang digunakan : Jaringan 1 : 192.168.1.0 (tidak boleh digunakan karena sebagai IP Network) 192.168.1.1 sampai dengan 192.168.1.62 (digunakan sebagai range IP host) 192.168.1.63 (tidak boleh digunakan karena sebagai IP Broadcast)
Jaringan 2 : 192.168.1.64 (tidak boleh digunakan karena sebagai IP Network) 192.168.1.65 sampai dengan 192.168.1.126 (digunakan sebagai range IP host) 192.168.1.127 (tidak boleh digunakan karena sebagai IP Broadcast) Dan seterusnya…. 2. 202.10.10.3 /30 - Untuk mencari subnetmask : /30 jika disusun dalam binary : Binary 11111111 11111111 11111111 11111100 Desimal 255 255 255 252 Jadi subnetmask‐nya adalah : 255.255.255.252 - Untuk mencari jumlah host : Diketahui : n = 2 (sesuai dengan contoh nomor 2) Σh = 2n‐2 = 22‐2 = 4 ‐ 2 = 2 Jadi jumlah host untuk 202.10.10.3 /30 adalah 2 host. - Berikut IP yang digunakan : Jaringan 1 : 202.10.10.0 (tidak boleh digunakan karena sebagai IP Network) 202.10.10.1 sampai dengan 202.10.10.2 (digunakan sebagai range IP host) 202.10.10.3 (tidak boleh digunakan karena sebagai IP Broadcast) Jaringan 2 : 202.10.10.4 (tidak boleh digunakan karena sebagai IP Network) 202.10.10.5 sampai dengan 202.10.10.6 (digunakan sebagai range IP host) 202.10.10.7 (tidak boleh digunakan karena sebagai IP Broadcast) Dan seterusnya…. Dari kedua contoh di atas sebenarnya berasal dari kelas C, namun kemudian di subneting. Di kelas C terdapat 254 host, sedangkan setelah dilakuakan subneting maka jumlah host bisa diperkecil, dengan network previk /26 jumlah host menjadi 62 host sedangkan dengan network previk /30 jumlah host menjadi 2 host saja. Anda dapat melakukan subnating sesuai dengan jumlah komputer atau jumlah host yang anda butuhkan. Semoga berguna... MaSuk