PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (STUDI EMPIRIS:PERUSAHAAN MANUFAKTUR 01 BURSA EFEK INDONESIA 2008-2010) Ratna Mappanyuki SE., M.Si., Ak. Tito Krisnawati, SE. Abstract This study aims to determine and analyze the effect of granting the company's profitability going concern audit opinion on the Stock Exchange manufacturing company in Indonesia in 2008-2010. With a sample size of 30 manufacturing companies. . Independent variables in this study, namely profitability, which profitabilitas assessment consists of: X1: Net Profit Margin (NPM), X2: Return on Total Assets (ROA), X3: Return on Common Equity (ROE). Measurement scale on the independent variable is the ratio scale, because scale is a ratio scale and intervai base value (value based) that can not be changed, the data analysis in this study usinglogisticregression These results indicate that the net profit margin was partially affected and the potential for significant impact on the provision of a going concern audit opinion issued by the auditor. Return on total assets and has no effect in partially and significant potential for the provision of audit opinions with going concern. Return on common equity and a partial berpengaruhsecara no significant effect on the potential provision of a going concern audit opinion issued by the auditor. Key words: Profitability, Audit opinion, Going Concern.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian Rasio profitabilitas mengukur efektivitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari volume penjualan, total aktiva dan modal sendiri. Perhatian ditekankan pada profitabilitas, karena untuk dapat melangsungkan hidupnya, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan menguntungkan atau profitable (Lukman, 2007). Tanpa adanya keuntungan akan sangat sullt bagi perusahaan untuk menarik modal dari luar. Para kreditur, pemilik perusahaan dan terutama sekall pihak manajemen perusahaan akan berusaha meningkatkan keuntungan ini, karena disadari betul belapa pentingnya arti keuntungan bagi masa depan perusahaan. Going concern merupakan salah satu asumsi yang digunakan dalam pelaporan keuangan perusahaan yang mengharuskan suatu entitas bisnis melaporkan kondisi keuangannnya dengan asumsi bahwa entitas tersebut mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu sebelum opini audit dikeluarkan, auditor harus me62
nentukan terlebih dahulu mengenai kelangsungan usaha (going concern) dari perusahaan yang diauditnya. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (Standar Akuntansi Keuangan, 2009). Salah satu asumsi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan adalah asumsi going concern, dimana perusahaan akan terus beroperasi di masa-masa yang akan datang, tidak ada sama sekali asumsi bahwa perusahaan akan bubar (Syafri, 2007). Sebagai konsekuensinya, auditor sebagai pihak independen yang memberi jasa audit terhadap laporan keuangan suatu perusahaan saat melakukan audit harus mempertimbangkan kondisi going concernperusahaan klien. Opini audit juga harus mempertimbangkan berbagai informasi yang terkait dengan kelangsungan hidup perusahaan, sebab tidak mungkin auditor memberikan
opini yang baik kepada perusahaan yang kelangsungan hidupnya. Investor sebagai salah satu pihak yang menggunakan laporan keuangan dalam mengambil keputusan berinvestasi, sangat berharap kepada auditor untuk menyediakan suatu peringatan akan adanya kegagalan keuangan dari perusahaan, walaupun auditor tidak bertanggungjawab dalam memprediksi kebangkrutan dan secara pasti bukan merupakan ramalan atas kebangkrutan perusahaan. Dalam Pernyataan Standar Audit (PSA) No. 30 (Standar Profesional Akuntan Publik. 2011), membahas mengenai perlimbangan auditor atas kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pada paragraf dua disebutkan bahwa: "auditor bertanggungjawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entilas dalam mempertahankan kelangsungan hjdupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Evaluasi auditor berdasarkan atas pengetahuan tentang kondisi dan peristiwa yang ada pada atau yang telah terjadi sebelum pekerjaan selesai. Informasi tentang kondisi dan peristiwa diperoleh auditor dari penerapan prosedur audit yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan audit yang bersangkutan dengan asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan yang sedang diaudit." Asumsi going concern juga harus dipertimbangkan oleh auditor. ketika audit atas laporan keuangan telah dilakukan oleh auditor, dimana going concern tersebut dapat dilihat dari kondisi internal perusahaan yang tercermin dalam profitabilitas ataupun respon investor terhadap perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan sebenarnya bisa dicermati melalui analisis laporan keuangan. Dalam melakukan analisis ini biasanya menggunakan teknik analisis rasio-rasio keuangan. Pada dasarnya rasio-rasio keuangan tersebut bisa dimanfaatkan untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa yang akan datang.Namun ada beberapa kendala jika informasi hasil perhitungan rasio-rasio tersebut digunakan
~ragukan
pihak eksternal sebagai dasar membuat keputusan. Rasio keuangan sangat banyak ragam dan sang at variatif. Hal ini mengakibatkan hasil perhitungan yang didapat bersifat subyektif. Apalagi jika ada mark up atas data yang ada di laporan keuangan untuk kepentingan manajemen. Selain itu sekali lagi dasar per-hitungan rasio keuangan tersebut adalah data historis yang mempunyai nHai moneter berbeda dengan saat ini maupun masa yang akan datang. Jika misainya data his-toris tersebut disusun atas kondisi pereko-nomian normal, bagaimana jika masa yang akan datang dalam masa krisis ekonomi. Terlepas dari efektivitas teknik rasio keuangan yang beragam tersebutyang perlu diperhatikan dalam hal ini adalah integritas manajemen yang melahirkan laporan keuangan tersebut. OJ sini dibutuhkan kesadaran yang tinggi dari manajemen untuk menyajikan laporan keuangan secara wajar, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. dan berdasarkan asumsi going concern. Berbagai ancaman terhadap kelang sung an hidup satuan usaha sebetulnya secara tidak langsung diketahui dan terdeteksi manajemen. Sebagai contoh misalnya kerugian yang berulang-ulang atau besar, kesulitan Iikuiditas, defisit yang membengkak. berakhirnya kerjasama operasi. krisis ekonomi yang pervasif, adanya sengketa hukum. dan sebagainya. Jika manajemen mendasarkan laporan keuangan yang disusun berdasarkan asumsi going concern. gejala-gejala seperli tersebut semestinya bukan ditutup-tutupi apalagi dimark up (Mahsun, 2009). Petronela (2004) meneliti perusahaan non-perbankan dan keuangan tahun 2000 dengan menguji bagaimana pengaruh profitabililas dan leverage terhadap opini audit going concern. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa auditor sebelum mengeluarkan opini audit perlu memperlimbangkan profitabilitas perusahaan yang diaudit, sedangkan leverage tidak terlalu diperhatikan oleh auditor dalam memberikan opini audit. Auditor dapat mengjdentifikasi kondisi dan peristiwa apakah terdapat kesangsian
63
besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangs1Jngan hidup dengan melakukan prosedur audit dalam hal ini prosedur analitik yang menggunakan rasio. Rasio yang dapat digunakan untuk mengetahui nilai profitabilitas suatu entitas adalah NPM, ROA, dan ROE. Berdasarkan uraian di atas maka penulis memilih judul yang akan diteliti yaitu "PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP PEMBERIAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Empiris: Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-2010)" B. Perumusan Masalah Masalah yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah: Apakah profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010.
2. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah: a. Bagi Penulis (Penelili) Penelitian ini memberikan suatu pengetahuan mengenai pengaruh profilabilitas terhadap pemberian opini audit going concern melalui teori yang telah dipelajari dan sekaligus sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sa~ana Ekonomi. b. Bagi Mahasiswa Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan bacaan dan sumber informasi tambahan dalam memahami pengaruh rasio profitabilitas terhadap pemberian opini audit going concern pada perusa-
64
haan manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2010. c. Bagi Auditor Penelitian ini memberikan masukan kepada auditor ketika melakukan audit pada suatu perusahaan dalam hal pemberian opini audit. d. Bagi Perusahaan Penelilian ini memberikan informasi yang berg una bagi perusahaan dalam mengukur prestasi dan kondisi ekonomi perusahaan. e. Bagi Investor Penelilian ini memberikan referensi bagi investor tentang manfaat rasia keuangan sebagai alat untuk memprediksi gaing concern kelika ingin mengambil keputusan untuk berinvestasi pada suatu perusahaan. LANDASAN TEORI A. Rasia Prafitabilitas Rasio profitabilitasadalah suatu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba meialui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan kas, modal, dan aktiva perusahaan. Jenis-jenis rasio profitabilitas menurut Farah Margaretha (2005: 21) diantaranya adalah sebagai berikut:
1)
Net Profit Margin on Sales
NPM
EarningAfterTax =--...:::...,,:.....--Sales
Cara mengukur laba atas setiap Rp atau $ penjualan. Semakin tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu perusahaan. Suatu net profit margin yang dikatakan "baik" akan sangat tergantung dari jenis industri dimana perusahaan berusaha (Lukman, 2007). 2)
Return on Total Assets
ROA
EarningAfterTax
= -=-:-'7"':---,-Tota/Assets
Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas aktiva yang dipergunakan.Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan (Lukman, 2007). Semakin besar nilainya, semakin baik pula pengelolaan aset-aset yang dimiliki perusahaan dan seharusnya semakin banyak pula investor lain yang tertarik berinvestasi di perusahaan tersebut sehingga reJatif semakin banyak dana yang tersedia untuk pendanaan perusahaan sehingga tidak perlu lagi menggunakan hutang.
3)
Return on Common Equity EarningAfterTax ROE = -;:--...::-":::--.....".-CommonEquity
Cara mengukur tingkat pengembalian atas investasi bagi pemegang saham biasa. Return on common equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalam perusahaan. Secara umum tentu saja semakin tinggi return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan pemilik perusahaan (Lukman, 2007).
B. Pertimbangan Going Concern 1. Pengertian Going Concern Going concern dipakai sebagai asumsi dalam pelaporan keuangan sepanjang tidak terbukti adanya informasi yang menunjukkan hal berlawanan. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Dengan adanya going concern maka suatu badan usaha dianggap akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka waktu panjang. Biasanya informasi yang secara signifikan dianggap berlawanan dengan asumsi kelangsungan hidup satuan usaha adalah berhubungan dengan ketidakmampuan satuan usaha dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo
tanpa melakukan penjualan sebagian besar . aktiva kepada pihak luar me1alui bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar dan kegiatan serupa yang lain (PSA No. 30). Going concern adalah kemampuan entitas dalam memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo tanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar melalui· bisnis biasa, restrukturisasi utang, perbaikan operasi yang dipaksakan dari luar, dan kegiatan serupa yang lain. Auditor dapat menggunakan prosedur analitik yang melibatkan penggunaan rasio dalam audit yang dilakukan sehingga auditor mendapatkan bukti untuk mengidentifikasi kelangsungan hidup perusahaan. Diskusi dengan manajemen dan penelaahan rencana masa depan merupakan pertimbangan penting dalam mengevaluasi prosedur analitik. Pengetahuan tentang bidang usaha klien yang diperoleh sepanjang audit adalah informasi penting yang digunakan untuk menetapkan kemungkinan adanya kegagalan keuangan pada tahun berikutnya. PSA No. 30 menjelaskan mengenai bagaimana cara untuk mengetahui apakah entitas benar-benar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu yang pantas menurut lAPI (2011: 341,2), maka auditor harus melakukan evaluasi dengan cara sebagai berikut: a. Auditor mempertimbangkan apakah hasil prosedur yang dilaksanakan dalam perencanaan, pengumpulan bukti audit untuk berbagai tujuan audit, dan penyelesaian aUditnya, dapat mengidentifikasikan keadaan atau peristiwa yang, secara keseluruhan menunjukkan adanya kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Mungkin diperlukan untuk memperoJeh informasi tambahan mengenai kondisi dan peristiwa beserta bukti-bukti yang mendukung informasi yang mengurangi kesangsian auditor. b. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelang-
65
sung an hidupnya dalam jangka waktu pantas, auditor harus: 1) Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut. dan 2) Menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara efektif dilaksanakan. c. Setelah auditor mengevaluasi rencana manajemen, auditor mengambil kesimpulan apakah masih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam memperlahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. 2. Kondisi dan Peristiwa Going Concern Suatu kondisl dalam mempjlrlahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas dapat dipengaruhi oleh berbagai macam kondisi dan peristiwa yang terjadi di pihak intern perusahaan maupun pihak ekstern perusahaan, dimana contoh kondisi dan peristiwa tersebut menurut IAPI (2011: 341.3-341.4) antara lain yaitu: a. Trend negatif, sebagai contoh-kerugian operasi yang berulangkali terjadi, kekurangan modal ke~a, arus kas negatif dari kegiatan usaha. ratio keuangan penting yang jelek. b. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan, sebagai contoh kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, restrukturisasi utang, kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar aktiva. c. Masalah intern, sebagai contoh-pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan lain, ketergantungan besar atas sukses proyek terlentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi. d. Masalah luar yang telah terjadi, sebagai contoh-pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang, atau
66
masalah-masalah lain yang kemungkinan membahayaka&,-j(emampu_~ntitas untuk beroperasi; kehilangan franchise, Iisensi atau paten penting; kehilangan pelanggan atau pemasok utama; kerugian akibat bencana besar seperli gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan perlanggungan yang tidak memadai. 3. Contoh Perusahaan Going Concern Perusahaan sering mengalami kegagalan dalam persaingan pasar yang mengakibatkan perusahaan tidak mencapai target penjualan yang telah ditetapkan. Kekalahan perusahaan dalam persaingan usaha bisa disebabkan oleh krisis ekonomi. Krisis ekonomi menyebabkan konsumen meminimalisasi pengeluaran karena semakin rendahnya daya beli, yang berakibat menurunnya penjualan yang dicapai oleh perusahaan otomotif. Pada masa resesi ekonomi perusahaan otomotif mengalami guncangan dan tantangan yang memberikan akibat yang fatal, sebagai contoh pada perusahaan General Motor. Perusahaan General Motor harus menutup perusahaan yang berada di Amerika Serikat karena ketidakmampuan perusahaan untuk going concern selama resesi ekonomi. C. Audit dan Laporan Audit 1. Pengertian Auditing Pengerlian Auditing menurut Report of the Committee on Basic Auditing Concepts of the American Accounting Association (dalam Boynton, dkk., 2006) adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh serla mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan dan peristiwa ekonomi, dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya serla penyampaian hasil-hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 2. Jenis-jenis Audit Menurut Boynton, dkk., (2006:7), jenis-jenis audit umumnya menunjukkan
karakteristik kunci yang tercakup dalam definisi auditing yaitu: a. Audit laporan keuangan (Financial statement aUdit) Audit laporan keuangan (financial statement audit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti tentang laporan-Iaporan entitas dengan maksud agar memberikan pendapat apakah laporan-Iaporan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
d.
e.
f.
b. Audit kepatuhan (Compliance audit) Audit kepatuhan (compliance aUdit) berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan memeriksa bukti-bukti untuk menetapkan apakah kegiatan keuangan atau operasi suatu entitas telah sesuai dengan persyaratan, ketentuan, atau peraturan tertentu. c. Audit operasional (Operational audit) Audit operasional berkaitan dengan kegiatan memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti tentang efisiensi dan efektifitas kegiatan operasi entitas dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan tertentu. Kadang-kadang audit jenis ini disebut juga sebagai audit kinerja atau audit manajemen. 3. Laporan Auditor Bentuk Baku Susunan laporan auditor independen yang dibuat oleh auditor haruslah sesuai dengan aturan yang terdapat pada PSA no. 29 menurut IAPI (2011: 508.3), laporan auditor bentuk baku harus menyebutkan laporan keuangan auditan dalam paragraf pengantar, menggambarkan sifat audit dalam paragraf Iingkup audit, dan menyatakan pendapat auditor dalam paragraf pendapat. Unsur pokok laporan auditor bentuk baku adalah sebagai berikut: a. Suatu jUdul yang memuat kata independen. b. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam laporan auditor telah diaudit oleh auditor. c. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan adalah tanggung jawab manaje-
g.
h.
i.
j.
men perusahaan dan tanggung jawab auditor terletak .pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan atas auditnya. Suatu pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar aUditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia. Suatu pernyataan bahwa standar auditing tersebut mengharuskan auditor merencanakan dan melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan rnemadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu pernyataan bahwa audit meliputi: 1) Pemeriksaan (examination), atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. 2) Penentuan prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi-estimasi signifikan yang dibuat manajemen. 3) Penilaian penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Suatu pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit yang dilaksanakan memberikan dasar mernadai untuk memberikan pendapat. Suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan pada tanggal neraca dan hasH usaha dan arus kas untuk periode yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Tanda tangan,' nama rekan, nomor izin akuntan publik, nomor izin usaha kantor akuntan publik. Tanggallaporan auditor.
D. Pengaruh Going Concern terhadap Opini Audit 1. Pengertian Opini Audit Opini (pendapat) auditadalah suatu pendapat yang dikeluarkan oleh auditor setelah melakukan audit terhadap laporan keuangan suatu entitas bisnis, dimana standar yang digunakan pada saat penyusunan laporan keuangan di Indonesia yaitu Per-
67
nyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan standar yang digunakan auditor ketika melakukan audit yaitu Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Opini audit digunakan oleh pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan. Salah satu pihak intern yang menggunakan laporan audit ini yaitu manajemen perusahaan yang diaudit, yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang terdapat di perusahaannya untuk diperbaiki. Sedangkan, pihak ekstern diantaranya yaitu para investor, dimana laporan audit digunakan untuk mengetahui apakah investasi yang dilakukan oleh investor akan membawa keuntungan. 2. Jenis-jenis Opini Audit Asumsi going concern yang dipertimbangkan auditor akan mempengaruhi opini audit ketika audit dilakukan. Jenis-jenis opini yang diberikan auditor eksternal yang terdapat pada PSA No. 30 menurut IAPI (2011: 341.5-341.7), atas laporan keuangan perusahaan pada berbagai kondisi dimana terdapat keraguan atas kemampuan perusahaan dalam menjaga going concern adalah sebagai berikut: 1) Apabila auditor tidak menyangsikan kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas maka auditor memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion report). 2) Apabila auditor menyangsikan kemampuan sat!,Jan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas maka auditor wajib mengevaluasi rencana manajemen. Dan ketika dalam hal satuan usaha tidak memiliki rencana manajemen atau auditor berkesimpulan bahwa rencana manajemen entitas tidak secara efektif mengurangi dampak negatif kondisi atau peristiwa tersebut maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion report). 3) Apabila auditor telah berkesimpulan bahwa rencana manajemen dapat secara efektif dilaksanakan maka auditor harus mempertimbangkan mengenai kecukup-
68
an pengungkapan mengenai sitat dan ".,daffij:lak kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup satuan usaha, mitigating factor dan rencana manajemen. Apabila auditor berkesimpulan bahwa pengungkapan tersebut memadai maka auditor akan memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan (unqualified opinion report with explanatory language). 4) Jjka auditor berkesimpulan bahwa pengungkapan mengenai sifat dan dampak kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup satuan usaha, mitigating factor dan rencana manajemen tidak memadai serta tidak terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia maka auditor akan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion report). 5) Jika auditor berkesimpulan bahwa pengungkapan mengenai sifat dan dampak kondisi dan peristiwa yang semula menyebabkan auditor yakin adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup satuan usaha, mitigating factor dan rencana manajemen tidak memadai serta terdapat penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia maka auditor akan memberikan pendapat tidak wajar (adverse opinion report). METODOLOGI PENELITIAN Tabel3.1 Ringkasan Variabel dan Skala Penaukuran Variabel Dependen Notasi Skala No y 1 Opini Audit Goino Concern Nominal Variabellndependen Notasi Skala 1 Net Profd Margin (NPMj X Rasio 2 Return on Total Assets (ROAl X Rasio 3 Return on Common Equity (ROE) X Rasia
No
Adapun variabel yang dalam penelitian ini adalah: 1. Variabellndependen (X)
digunakan
Variabel independen pada penelitian inl yaitu profitabilitas, dimana 'penitaian profltabilitas tersebut terdiri dari: X, : Net Profit Margin (NPM) X 2 : Return on Total Assets (ROA) X 3 : Return on Common Equity (ROE) Skala pengukuranpada varia bel independen tersebut yaitu skala rasio, karena skala rasio adalah skala interval dan memiIiki nllai dasar (based value) yang tidak dapat diubah (Gozhali, 2006), 2. Variabel Dependen (Y) Variabel dependen pada penelitian ini adalah opini audit going concern, yang dilambangkan dengan huruf Y. Variabel depend en diklasifikasikan men jadi unqualifiedwith going concern audit report dan unqualified non going concern audit report. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala nominal dengan menggunakan variabel dummy (Gozhali, 2006) yaitu: a. Opini audit unqualified with going concern audit report (GCAR) yang terdapat dalam laporan keuangan diberi nilai 1 (V =1) b. Opini audit unqualified non going concern audit report (NGCAR) yang terdapat dalam laporan keuangandiberi nilai 0 (V =0) Skala pengukuranpada variabel dependen yailu skala nominal, karena skala nominal merupakan skala pengukuran yang menyalakan kalegori, alau kelompok dari suatu subyek (Gozhali, 2006). Hubungan variabel independen (profitabitilas) dengan varia bel dependen (opini auditgoing concern) dalam penelitian ini dapat ditunjukkan dengan gambar berikut ini: Garnbar3.1. Kerangka Pernikiran Tearitis
Nef Profit Margin (NPM) =Xl Return on Tofal Assets ~ (ROA) =X"
IJ
Opini Audit Going Concern =Y
Refum on Common Equity (ROE) =X"
c
Dalam pembahasan mengenai penganrIT profitabilitas' terhadap pemberian opini audit going concernpada perusahaan manufaktur di Indonesia. maka perlu diketahui terlebih dahulu definisi operasional variabel yang berlujuan untuk memberi batasan dan penjelasan dalam rangka membatasi anaIisis lebih lanjut. Adapun definisi operasional varia belvaria bel tersebut adalah sebagai berikut: 1. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur efektivitas manajemen yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi perusahaan (Copeland. 1999).Rasio profitabititas yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: a. Net Profit Margin (NPM) Net profit margin (NPM) adalah rasio yang menunjukkan tingkat keuntungan (Jabal yang diperoleh perusahaan dibandingkan dengan volume penjualan. b. Return on Total Assets (ROA) Return on totat assets (ROA) adaJah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. c. Return on Common Equity (ROE) Return on common equity (ROE) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang dibandingkan dengan jumlah ekuitas selama setahun terakhir. 2. Going Concern adalah suatu asumsi dimana entitas dinilai mampu dalam mernenuhi kewajiban pada saal jaluh lempo lanpa melakukan penjualan sebagian besar aktiva kepada pihak luar, dan kegialan serupa yang lain.
3. Opini Audiladalah opini yang diberikan oleh auditor selelah melakukan audil atas laporan keuangan. Opini audit yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasit darl audit laporan keuangan perusahaan pada tanggal 31 Desember. B. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data, bahan dan informasi yang dibutuhkan guna pembahas-
A. Definisi Operasional Variabel
69
an masalah dan penyusunan skripsi ini, __ .penul~menggunakanmetode:. 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) Yaitu, dengan cara mengumpulkan bahan atau data-data yang ada kaitannya dengan obyek pembahasan, yang terdapat dalam kepustakaan, kemudian menyusun dengan menganalisa data yang telah terkumpuL Sumber informasi di kepustakaan dapat berupa buku-buku mengenai profitabilitas, going concern, auditing, dan jurnal-jurnal yang ada kaitannya dengan opini audit going concern. 2. Penelitian Lapangan (Field Research) Dengan mengunjungi Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) yang berada di gedung Bursa Efek Indonesia (BEl). Data yang diambil adalah data sekunder (data dokumentasi) berupa laporan keuangan, data Indonesia Capital Market Directory, yaitu laporan keuangan tahun 2008 sampai 2010. C. Metode Analisis Data Untuk mencapai tujuan penelitian, maka penulis menggunakan ana lisa statistik, dengan bantuan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 17.0for windows untuk mengukur pengaruh antara variabel independen dengan variabel dependen dan menguji hipotesis yang diajukan. Analisa ini digunakan untuk menerima atau menolak hipotesis tersebutAdapun analisa statistik yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data perusahaan yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), sum, standar deviasi, variance, range, dan lainlain, serta untuk mengukur distribusi data dengan skewness dan kurtosis (Priyatno, 2009). 2. Uji Normalitas Data Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, varia bel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Gozhali, 2006). Pengujian normal-
70
itas dilakukan dengan melakukan pengujian One-Sample Kolmogorov-Smirnov-- c -_· Test dan Data Outlier. a) Menurut Gozhali (2006) kriteria bagi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test dapat dilihat dari nilai asymptotic significant (2 tailed) jlka: 1. Nllai signifikansi (SIG) > 0.05. maka data terdistribusi secara normaL 2. Nilai signifikansi (SIG) < 0.05, maka data tidak terdistribusi secara normaL b) Data Outlier Outlier adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi (Gozhali, 2006). Pendeteksian terhadap data outlier ini dapat dilakukan dengan menentukan nilai batas yang akan dikategorikan sebagai data outlier yaitu dengan cara mengkonversi nilai data kedalam skor standardized atau z-score, yang memiliki nilai mean (rata-rata) sarna dengan nol dan standar deviasi sarna dengan satu. Menurut Hair (dalam Gozhali, 2006) suatu data dikatakan sebagai data outlier jika memiliki z-score lebih dari 2.5. Jika standar skor tidak digunakan, maka kita dapat menentukan data outlier jika data tersebut nilainya lebih kecil dari 2.5 standar deviasinya (Gozhali, 2006). 3. Pengujian dalam Regresi Logistik a. Penilaian kelayakan model regresi Menurut Gozhali (2006), untuk menguji bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit) dapat diuji dengan Hosmer and Lemeshow's Goodness of Fit Test. Hipotesis untuk menilai model fit adalah: Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Jika Hosmer and Lemeshow's Goodness of Fit Test statistics sarna de-
ngan atau kurang dari 0,05 maka hipotesis nol ditolak yang berarti !Ida perbedaan signifikan antara model dengan nllai observasinya sehingga Goodnessfit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Statistics Hosmer and Lemeshow Goodness-offit lebih kecil dari 0,05 maka hlpotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya (Gozhall, 2006). b. Penilaian Keseluruhan Model (Overall Fit Model) Likelihood L dari model adalah profitabilitas bahwa model yang dihlpotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan rnenjadl 2LogL (Gozhali, 2006).Dalam meni-Iai keseluruhan model, dapat dilihat dari nilai statistik -2 log Iikehood yaitu dengan membandingkan nilai antara 2 log likehood(-2LL) pada awal (block number = 0) dengan nilai -2 log Iikehood(-2LL) pada akhir (block number = 1). Adanya penurunan nilai -2LL ini menunjukkan model regresi yang balk. c. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2 ) digunakan untuk mengukur tingkat (%) total variasi dalam variabel yang dijelaskan oleh model regresi. Nilai R2 pada regresi logistik dapat dilihat pada nilai Cox dan Snell's R Square dan Nagelkerke's R Square. Cox dan Snell's R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi Iikehood dengan nilai maksimum kurang dari 1 (satu) sehingga sulil diinterpretasikan (Gozhali, 2006).
Nagelkerke's R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervarias
dari 0 (nol) sampai 1 (satu). Hal Ini dllakukanAen§an cara membagi nilai Cox dan Snell's R dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke's dapat diinterpretasikan sepertl nilal R2 pada multiple regression (Gozhali, 2006).
4. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan secara multivariat dengan menggunakan regresi logistik biner atau berganda dengan tingkat alpha (a) 5%. Regresi logistik berganda (binary logistic regression) adalah suatu tipe analisis regresi dimana varia bel dependennya adalah suatu tipe anal isis regresi dimana varia bel dependennya adalah variabel dummy (dikodekan 0 dan 1) dan variabel independen berupa data nominal, rasio, atau keduanya. Pengujian hipotesis dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 17.0. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi logistik, dengan model penelilian sebagai berikut:
Keterangan: Y = Variabel Dummy Opini Audit X, = Net Profit Margin N = Return on Total Assets X3 = Return on Common Equity E =error
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Data Penelitian Populasi penelilian merupakan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEl) tahun 2008-2010, yang tercatat dalam lOX Fact Book 20082010. Sementara sampel penelitian adalah perusahaan-perusahaan tersebut yang memenuhi kriteria sampel yang telah ditentukan. Dari populasi perusahaan manufaktur tersebut, penulis hanya mengambil 30 perusahaan untuk dijadikan sampel penelilian
71
ini, dimana 9 perusahaan memiliki unqualifiedwithgqing concernaudit report (GCAR) dan 21 perusahaan memiliki unqualifiednon going concern audit report (NGCAR). Berikut ini daftar nama-nama perusahaan manufaktur tahun 2008-2010 yang menjadi sampel dalam penelitian ini:
Tabel4.1 Perusahaan Manu f akl ur I a h un 200 8-201 0 NAMA PERUSAHAAN No. KODE 1 ANTM Aneka Tambann 2 MYTX Apac Citra Centertex 3 ARGO ArgO Pantes 4 AALI Astra Aoro Lestart 5 ELTY Bakrieland Development 6 BRPT Barito Pacific Timber 7 BUDI Budi Acid Java 8 CPIN Charoen Pokphand Indonesia 9 ESTI Ever Shine Textile 10 SMCB Holcim Indonesia 11 ITMG Indo Tambanorava Meoah 12 INTP Indocemenl Tunooal Prakarsa 13 INDF Indofood Sukses Makmur 14 JKSW Jakarta Kvoei Steel Works 15 KICI Kedauno Indah Can 16 KOSI Kedawuno Setia Industrial 17 LMPI Langgeng Makmur Industri 18 MLiA Mulia Industrindo 19 LPIN Multi Prima Selahtera 20 PIca Pelangl Indah Canindo 21 SMSM Selamat Sempurna 22 SIPD Sierad Produce 23 SULI Sumalindo Lestari Java 24 TOTO Surva Toto Indonesia 25 PTBA Tambano Batubara Buk!t Asam 26 TINS Timah (Persero\ 27 TRST Trias Sentosa 28 UNVR Unilever Indonesia 29 UNTR United Tractors 30 VOKS Voksel Electric
B. Statistik Deskriptif Pada statistik deskriptif disajikan ratarata (mean), nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi yang dihitung dari rasio profitabililas yang diuji dalam penelitian yang terdifi dari net profit margin, return on total assets, dan return on common equity. HasH pengujian statistik deskriptif penelitian ini sebagai berikut :
72
Tabel4.2 I 0 es k' npll Tab eI 51 af IS fk ff 5 e b elum Outlier Maxi.
N Nel Profit Margin Return on Common Equity
90 90 90
Valid N (Iistwise)
90
Return on Totaf Assets
Mini-mum
.23.93 ·20.32 ·1524.55
Std.
mum
Mean Deviation 46.58 7.5472 13.06086 44.53 8.6989 1344988 83.72 ·13.3698 170.37326
a. Tabel 4.2 memperlihatkan hasil analisls statistik deskriptif dari variabel yang diujikan dalam penelitian ini. b. Variabel net profit margin, diukur dengan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan (sales) perusahaan, nilai minimum kemampuan perusahaan dalam meneari keuntungan sebesar -23,93%, nilai maksimum kemampuan perusahaan dalam meneari keuntungan sebesar 46,58%, dan menunjukkan nitai rata-rata (mean) kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan sebesar 7,5472 %. Untuk nilai standar deviasi 13,06086 % lebih besar dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa profitabilitas yang merupakan kemampuan memperoleh keuntungan dari perusahaan sampel memiliki besaran yang hampir sama, yaitu relatif besar. e. Variabel return on total assets, diukur dengan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva perusahaan, nilai minimum kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan sebesar -20,32%, nilai maksimum kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan sebesar 44,53%, dan menunjukkan nilai rata-rata (mean) kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan sebesar 8,6989%. Untuk nilai standar deviasi 13,44988% lebih besar dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan adalah baik. d. Variabel ketiga yaitu return on common equity, diukur dengan perbandingan antara laba bersih dengan jumlah ekuitas perusahaan, nilai minimum kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba yang dibandingkan dengan jumlah ekuitas sebesar -1524,55%, nilai maksimum , 'kemampuan perusaffaan'dalam memperoleh laba yang dibandingkan dengan jumlah ekuitas sebesar 83,72%, dan menunjukkan nilai rata-rata (mean) kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba e. yang dibandingkan dengan jumlah ekuitas sebesar -13,3698%. Untuk nilai standar deviasi 170,37326% lebih besar dari nila! rata-rata menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang d!bandingkan dengan jumlah ekuitas selama seta hun terakhir adalah baik, dengan kata lain hasil pengembalian investasi besar. C. Data Outlier Outlier adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muneul dalam bentuk nilai ekstrim. Uji ini dilakukan dengan eara mengkonversi nilai data kedalam skor standardized atau z-score, yang memiliki nilai mean(rata-rata) sama dengan nol dan standar deviasi sama dengan satu. Menurut Hair (dalam Gozhali, 2006) suatu data dikatakan sebagai data outlier jika memiliki nilai z-score ± 2.5. Jika standar skor tidak digunakan, maka kita dapat menentukan data outlier jika data tersebut nilainya lebih kecil dari 2.5 standar deviasinya (Gozhali, 2006). Hasil pengamatan data outlier secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 2. Dari lampiran 2, terlihat bahwa terdapat 1 observasi (27 perusahaan) yang outlier. Data yang outlier ini akan dieliminasi karena tidak menggambarkan observasi dalam populasi. Selain itu karena penelitian ini menggunakan panel data, jadi ketika data 1 perusahaan untuk satu periode merupakan data outlier maka kita harus mengeliminasi perusahaan itu sebagai sampel untuk tiga periode penelitian. Jadi sam pel yang akan digunakan dalam penelitian selanjutnya adalah 90 dikurangi 27 sama dengan 63 perusahaan.
Setelah dilakukan uji outlier, statistik deskriptif yang digunakan untuk pengujian selanjutnya, dapat dilihat pada tabel berikut: . Tabel4.3 T abeIS tatlstlk Deskriotif Sesudah Outlier N Net Profit Margin Return on Total Assets Return on Common Equity Valid N (Iistwise)
63 63 63 63
Mini Maxi·
mum mum .23 32.24 45 40.35 65 5498
Mean
Sid
Deviation 10.8867 8.87314 10.9027 10.00112 18.1271 14.10318
..
a. Dan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa untuk hasil analisis statistik deskriptif dari variabel yang diujikan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa data yang diproses adalah 63 perusahaan. b. Variabel net profit margin, diukur dengan perbandingan antara laba bersih dengan penjualan (sales) perusahaan, nilai minimum kemampuan perusahaan dalam meneari keuntungan sebesar 0,23%, nilai maksimum kemampuan perusahaan dalam meneari keuntungan sebesar 32,24 %, dan menunjukkan nilai rata-rata (mean) kemampuan perusahaan dalammemperoleh keuntungan sebesar 10,8867 %. Untuk nilai standar deviasi 8,87314% lebih keeil dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa profitabilitas yang merupakan kemampuan memperoleh keuntungan dari masing-masing perusahaan sampel memiliki besaran yang hampir sama, yaitu relatif keci!. e. Varia bel kedua yaitu return on total assets, diukur dengan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva perusahaan, nilai minimum kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan sebesar 0,45%, nilai maksimum kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan sebesar 40,35%, dan menunjukkan nilai rata-rata (mean) kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan sebesar 10,9027 %. Untuk nilai standar deviasi 10,00112% lebih keeil dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan adalah kurang baik.
73
d. Variabel ketiga yaitureturn on common equity, diukur dengan perbandingan an. tara- laba bersih dengan jumlah ekuitas perusahaan, nHai minimum kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang dibandingkan dengan jumlah ekuitas sebesar 0,65%, nilai makslmum kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang dibandingkan dengan jumlah ekuitas sebesar 54,98%, dan menunjukkan nilai rata-rata (mean) kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang dibandingkan dengan jumlah ekuitas sebesar 18,1271%. Untuk nHai standar deviasi 14,10318% lebih keel' dari nHal rata-rata menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba yang dibandingkan dengan jumlah ekuitas selama setahun terakhir adalah kurang baik, dengan kata lain hasH pengembalian investasi keell. D. Uji Normalitas Data Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini beberapa variabel tidak terdistribusi normal, walaupun nilai residualnya berdistribusi normal (signifikansi > 0,05), namun kemungkinan akan mengganggu pengujian-pengujian yang akan dilakukan. Untuk menguji normalitas data dalam penelitian ini dapat digunakan metode analisis statistik One-Sample KolmogorovSmirnov Test. Hasil dari uji tersebut yaitu sebagai berikut: Tabel4.4 One-5ample Kolmogorov-Smirnov Test Sebelum Outlier Return Net Profit on Total Marg~ Assets
N NOITl1aI ParametSfSlI..b Most Extreme Differences
74
90 90 7.5472 8.6989 Mean Std. Deviation 13.06086 13.44986 .143 .147 Absolute .083 .147 Positive -.143 -.120 Negative
Return on Common Equity
90 ·13.3698 170.37326 .398 .304 -.398
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp.5 i9l2.:Jjl il ".dJ
__.
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai signifikansi dari masing-masing variabel independen, yaitu: 1) Net profit margin memiliki nilai signifikansi 0,50 yang berarti data terdistribusi normal. 2) Return on total assets memiliki nilai signifikansi 0,041 yang berarti data tidak terdistribusi normal, karena memiliki tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05. 3) Return on common equity memiiiki nilai signifikansi 0,000 yang berarti data tidak terdistribusi normal, karena memiliki tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05. Setelah melakukan uji KolmogorovSmirnov untuk mendeteksi normalitas data maka didapati bahwa varia bel net profit margin terdistribusi normal, sedangkan untuk variabel return on total assets dan return on common equity tidak terdistribusi secara normal. Oleh karena dua diantara liga variabel tidak terdistribusi secara normal maka perlu dHakukan langkah screening agar menjadi normal. Langkah screening pertama adalah mentransformasi data dengan cara mengubah varia bel net profit margin, return on total assets, dan return on common equity menjadi akar kuadrat. Langkah kedua yaitu mendeteksi adanya data outlier. Deteksi terhadap univariate outlier dapat dilakukan dengan menentukan nilai batas yang akan dikategorikan sebagai data outlier (Gozhali, 2006). Tabel4.5 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test SesudahOutlier Net Profit Margin N Normal Parametersa..b
Mean
Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute
Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z
63 10.8867 8.87314 .124 .124 -.115 .987
Return on Return on Common Total Assets Equity
63 63 10.9027 18.1271 10.00112 14.10318 .114 .157 .114 .157 -.108 -.148 .901 1.249
IAsymp. S~. (2·tailed)
285 1
.....-
.088 1
4
b. Calculated from data.
Dari tabel di atas dapat dilihat nilai signifikansi dari masing-masing variabel independen, yaitu: 1) Net profit margin memiliki nilai signifikansi 0,285 yang berarti data terdistribusi normal, karena memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. 2) Return on total assets memiJiki nilai signifikansi 0,088 yang berarti data terdistribusi normal, karena memiJiki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. 3) Return on common equity merniliki nilai signifikansi 0,391 yang berarti data terdistribusi normal, karena memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05. E. Pengujian dalam Regresi Logistik a. Penilaian Kelayakan Model Regresi Pengujian untuk m.enilai kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan nilai Goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai Chi-Square pada bag ian bawah uji Hosmer and Lemeshow's.
Slep
Tabel4.6 Hosmer and Lemeshow Test Chi-square Df Sig. 2.967
1
3
f-
a. Test distribution is NormaL-
.936
8
Hasil output SPSS menunjukkan bahwa nilai Hosmer and Lemeshow's sebesar 2,967 dan signifikan pada 0,936. Oleh karena nilai signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ho tidak dapat ditolak (diterima). Hal ini berarti model regresi logistik dikatakan fit dengan data dan layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan antara model dengan nilai observasinya (cocok). Tabel4.7 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test Observed Expected Observed Expected Total
6
6.000
~2
6
6.000
a a
6
6000
0
6
6.000
0
".""-'
000
6
000
6
5
6
5988
0
012
6
6
6
5912
0
088
6
7
5
5649
1
351
6
8
6
5.232
0
768
6
9
4
4145
2
1255
6
10
3
2.475
6
6525
9
Dari tabel kontijensi untuk uji Hosmer and Lemeshow, dapat dilihat bahwa dari sepuluh langkah pengamatan untuk pemberian opini audit going concern (1) maupun opini audit non going concern (0), nilai yang diamati maupun nilai yang diprediksi, tidak mempunyai perbedaan yang terlalu ekstrim. Ini menunjukkan bahwa model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini mampu memprediksi nilai observasinya. b. Penilaian Keseluruhan Model (Overall Fit Model) Langkah selanjutnya adalah menguji keseluruhan model (overall fit model). Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai -2LogL (-2LL) pada awal (block number = 0) dengan nilai -2LogL (-2LL) pada akhir (block number = 1). Nilai -2 log likelihood awal pada block number = 0, dapat ditunjukkan melalui tabel berikut inL Tabel4.8 Block 0 : Beginning Block Iteration History",b,c
Coefficients Iteration Step
a
-2 Log likelihood Constant 1
52.783
-1.429
2
51.687
-1.752
3
51.675
-1.791
4
51.675
-1.792
a. Constant IS Included In the model. b.lnitial-2 Log Likelihood: 51,675
Opini Aud~ =NGCAR Opini Audit - GCAR Slep 1 1
1-
.000
6
.000
6
c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than ,001 .
75
Nilai -2 log likelihood akhir pada block number = 1, dapat ditunjukkan melalui tabel berikut ini :
Tabel4.9 Block 1 : Method = Enter Iteration History'·b.C.d Coefficients
Iteration
Step 1 1
-2 Log likelihood Constant NPM -1.401 .120 40.051
ROA -.148
ROE .015
c. Koefisien Determinasi Nilai Nagelkerke's R Square pada regresi logistik dapat diinterpretasikan seperti nllai R2 pada multiple regression.
2
29.883
-1624
.223
-.296
.015
3
24.691
-1.536
.328
-.492
.020
4
22.125
-1.365
.438
-737
.037
5
20.855
-1.175
.549
-1041
.074
Tabe14.11
Nagelkerke's R Square
6
20.240
-.986
.657
-1.400
.130
7
20.084
-.866
.738
-1677
.173
8
20.075
-.836
.763
-1.761
.186
Model Summary
9
20.075
-.834
.765
-1.766
.187
-2 Log
.765 -1.766 .187 20.075 -.834 10 a. Method: Enter b. Conslant is included in the model. c.lnitial-2 Log Likelihood: 51,675 d. Estimation terminaled at iteration number 10 because parameler estimates changed by less than ,001.
Tabe14.10 - Perbandingan NUai ·2LL awal dengan ·2LL akhir Block Number
=0
51.675
Block
Penurunan/Kenalkan
Number = 1
20.075
Penurunan
1) Dari tabel dapat dilihat bahwa -2 log likelihood awal pada block number = 0, yaitu model yang hanya memasukkan konstanta yang dapat dilihat pada step 4, memperoleh nUai sebesar 51.675. Kemudian pada tabel selanjutnya dapat dilihat nilai -2LL akhir dengan block number = 1 nilai -2 log likelihood pada tabel 4.9 mengalami perubahan setelah masuknya beberapa variabel independen pada model penelitian, akibatnya nilai -2LL
76
akhir pada step 10 menunjukkan nUai .... 20.075. 2) Adanya pengurangan nllai antara -2LL awal (initial -2LLfunction) dengan nilai 2LL pada langkah berikutnya (-2LL akhir) menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali, 2006). Penurunan nUai -2 log likelihood menunjukkan bahwa model penelitian ini model regresi yang baik karena model regresi dihipotesiskan fit dengan data, artinya penambahan-penambahanvariabel bebas yaitu net profit margin, return on total assets, dan return on common equity ke dalam model penelitian akan memperbalki model fit penelitlan ini.
Step 1
likelihood 20.075'
Cox & Snell Nagelker1<e R Square
.394
R Square .705
a. Estimation termmated at Iteration number 10 because parameter estimates changed by less than ,001.
1) Berdasarkan tabel diatas, maka dapat dilihat bahwa hasil analisis regresi logistik secara keseluruhan menunjukkan nilai Cox & Snell R Square sebesar 0,394. Cox & Snell R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 pada multiple regression yang didasar-kan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari satu, sehingga sulit untuk diinterpretasikan. 2) Nage/erke's R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox dan Snell. Untuk memastikan bahwa nUainya bervariasi dari 0 (nol) sampai 1 (satu) hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox dan Snell's R Square dengan nilai mak-
simumnya. Nilai Nagelerke R' dapat diinterpretasikan ::iElPElrti nilai R' pada multiple regression. Dilihat dari hasil output pengolahan data nilai Nagelerke R Square adalah sebesar 0,705 yang berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh varia bel independen adalah sebesar 71%, sisanya sebesar 29% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar model. F. Matriks Klasifikasi Matriks klasifikasi akan menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan penerirnaan opini audit going concern pada perusahaan. Tabe14.12
Hasil uji koefisien regresi dapat dilihat se.cara ringkas pada tabel 4.13. 1) Estimasi maksimum likelihood parameter dari model dapat dilihat pada tampilan output variable in the equation. Logistic regression dapat dinyatakan sebagai berikut:
y Ln--
l-Y
= -0,834 + 0,765NPM -1,766ROA + 0,187ROE
Tabe14.13 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
Variables in the Equation B
SE
Wald
Slep l' NPM
765
.350 4.761
ROA
-1766
1.032 2.933
ROE
187
222
-.834
.987
df
Sig. Exp(B)
1 .029
2.148
Classification Table' Predicted Opini Audit
Percentag NGCAR GCAR e Correct
Observed
Step 1 Opini Audit NGCAR GCAR Overall Percentage
54
0
100.0
3
6
667
Constant
1
087
.171
708
1 .400
1.205
713
1 .398
.434
a. Variable(s) entered on step 1: NPM, ROA, ROE.
95.2
a. The cut value is ,500 Tabel 4.12 rnenunjukkan nilai estimasi yang benar (correct) dan yang salah (incorrect). Menurut prediksi perusahaan yang menerima opini audit non going concern (NGCAR) adalah 54 perusahaan, dan hasil observasi menunjukkan 54 perusahaan jadi ketepatan klasifikasi 100%. Sedangkan menurut prediksi perusahaan yang menerima opini audit going concern (GCAR) adalah 9 perusahaan, dan hasil observasi menunjukkan hanya 6 perusahaan jadi ketepatan klasifikasi 66,7% atau secara keseluruhan ketepatan klasifikasi adalah 95,2%.
G. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis menggunakan model regresi logistik digunakan untuk menguji pengaruh net profit margin, return on total assets, dan return on common equity terhadap pemberian opini audit going concern yang dikeluarkan oleh auditor. Pengujian dilakukan pada tingkat signifikansi (a) 5%.
2) Konstanta sebesar -0,834 menyatakan bahwa jika tidak memperhitungkan nilai NPM, ROA, dan ROE, maka kemungkinan penerimaan audit dengan pernyataan going concern adalah sebesar -0,834. 3) Tabel B mengukur sejauh mana rasio profitabilitas mampu meningkatkan atau menurunkan log of odds(perbandingan antara suatu event terjadi dengan tak terjadi) opini audit going concern dibanding non going concern.Nilai B untuk NPM adalah positif yaitu 0,765 maka semakin besar NPM, semakin besar juga log probabilitas (log of odds) going concern terjadi dibanding probabilitas non going concern. Sedangkan nilai B untuk ROA adalah negatif yaitu -1,766 maka semakin kecil ROA, semakin kecil juga log probabilitas going concern terjadi dibanding probabilitas non going concern. Nilai B untuk ROE adalah posit!f yaitu 0,187 maka semakin besar ROE, semakin besar juga log probabilitas going concern terjadi dibanding probabilitas non going concern.
77
4) Dalam logistic regression uji t digantikan _ dengan uji Wald. Dalam eontoh di atas nilai Wald untuk variabel NPM adalah 4,761 dengan signifikansi 0,029 atau 2,9%. Ini berarti kemungkinan menerima He sebesar 2,9% dan kemungkinan menerima Ha 97,1 %. Bisa juga dikatakan pengaruh NPM terhadap variabel logistik opini audit going concern signifikan pada alpha (a) 5%. Sedangkan nilai Wald untuk variabel ROA adalah 2,933 dengan signifikansi 0,087 atau 8,7%. Ini berarti kemungkinan menerima He sebesar 8,7% dan kemungkinan menerima Ha 91,3%. Bisa juga dikatakan pengaruh ROA terhadap varia bel logistik opini audit going concern tidak signifikan pada alpha (a) 5%. Nilai Wald untuk variabel ROE adalah 0,708 dengan signifikansi 0,400 atau 40%. Ini berarti kemungkinan menerima He sebesar 40% dan kemungkinan menerima Ha 60%. Bisa juga dikatakan pengaruh ROE terhadap variabel logistik opini audit going concern tidak signifikan pada alpha (a) 5%. Tabe14.14 Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik (Data vano Diolahl Varlabel B 51g. Alpha Kesimpulan (ill Net Profit Marain 0,765 0,029 0,05 H01 ditalak Return on Total Assets -1,766 0087 0,05 H02 diterima Return on Common EQuitv 0,187 0,400 0,05 H03 diterima Sumber. data yang dlolah, 2011
1) Pengaruh Net Profit Margin tehadap Pemberian Opini Audit Going Concern a. Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah net profit margin berpengaruh seeara parsial dan signifikan terhadap potensi pemberian opini audit going concern (GeAR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa seeara statistik variabel net profit margin menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,029 yang lebih keeil dari alpha (a) 0,05. Nilai ini menghasilkan kesimpulan bahwa Hal ditolak yang artinya terdapat pengaruh seeara parsial dan signifikan variabel net profit margin terhadap potensi pemberian opini audit going concern yang dikeluarkan auditor.
78
2) Net profit margin (NPM) mempunyai koeflsian positifcSebesar 0,7M. Hal ini menunjukkan bahwa net profit margin berhubungan positif terhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern. Net profit margin digunakan sebagai indikator dalam mengukur efisiensi dan efeklifitas operasional suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Semakin efisien dan efektif suatu perusahaan maka kinerja perusahaan akan meningkal. Tingkat net profit margin yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut berhasil dalam menghasilkan keuntungan. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat net profit margin rendah mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba itu kecil atau menurun, sehingga dengan laba yang keeil atau menurun ada keraguan mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Dengan adanya keraguan tersebut maka auditor harus memberikan keterangan going concern pada opini audit yang dikeluarkan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan, makin besarnet profit margin maka kemungkinan perusahaan mendapatkan opini audit going concern akan semakin keeil demikian pula sebaliknya. 3) Pengaruh Return on Total Assets terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern a. Variabel return on total assets mempunyai nilai signifikansi sebesar 0,087 yang lebih besar dari alpha (a) 0,05. Nilai ini menghasilkan kesimpulan bahwa H02 diterima artinya tidak terdapat pengaruh seeara parsial dan signifikan variabel return on total assets terhadap potensi pemberian opini audit going concern yang dikeluarkan auditor. b. Return on total assets (ROA) mempunyai koefisien negatif sebesar -1,766. Hal ini menunjukkan bahwa return on total assets berhubungan negatifterhadap kemungkinan penerimaan opini audit going concern. Return on total assets digunakan sebagai indikator dalam mengukur
efisiensi dan efektifitas operasional suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntung an seeara keseluruhan bagi perusahaan. Semakin efisien dan efektif suatu perusahaan maka kinerja perusahaan akan meningkat. Tingkat return on total assets yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut berhasil dalam menghasilkan keuntungan dari aktiva yang digunakan. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat return on total assets rendah mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba itu keeil atau menurun, sehingga dengan laba yang keeil atau menurun ada keraguan mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Dengan adanya keraguan tersebut maka auditor harus memberikan keterangan going concern pada opini audit yang dikeluarkan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulk an bahwa return on total assets mempunyai pengaruh yang kuat terhadap pemberian opini audit going concern. Semakin rendah return on total assets, semakin tinggi kemungkinan perusahaan memperoleh opini audit going concern. 4) Pengaruh Return on Common Equity terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern a. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa seeara statistik variabel return on common equity memiliki signifikansi 0,400 yang lebih besar dari alpha (0) 0,05. Nilai ini menghasilkan kesimpulan bahwa H03 diterima artinya tidak terdapat pengaruh secara parsial dan signifikan varia bel return on common equityterhadap potensi pemberian opini audit going concern yang dikeluarkan auditor. b. Return on common equity (ROE) mempunyai koefisien positif 0,187. Hal ini menunjukkan bahwa return on common equity mempunyai hubungan positif terhadap kemungkinan pemberian opini audit going concern. Return on common equity digunakan sebagai indikator dalam mengukur efisiensi dan efektifitas operasional suatu perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang dibandingkan dengan jumlah ekuitas selama setahun terakhir.Semakin efisien dan efektif suatu perusahaan maka kinerja perusahaan akan meningkat. Tingkat return on common equity yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut berhasil dalam menghasilkan keuntungan. Sedangkan perusahaan yang mempunyai tingkat return on common equity rendah mengindikasikan bahwa kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba itu keeil atau menurun, sehingga dengan laba yang kecil atau menurun ada keraguan mengenai kelangsungan hidup perusahaan. Dengan adanya keraguan terse but maka auditor harus memberikan keterangan going concern pada opini audit yang dikeluarkan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan, makin kecil return on common equity maka kemungkinan perusahaan mendapatkan opini audit 'going concern akan semakin keell demikian pula sebaliknya. PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dilakukan pada bab IV, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Net profit marginberpengaruhseeara parsial dan signifikan terhadap potensi pemberian opini audit dengan going concern yang dikeluarkan oleh auditor. Koefisien regresi yang bernilai positif menunjukkan bahwa semakin besarnet profit margin maka kemungkinan perusahaan memperoleh opini audit dengan going concern akan semakin kecil. 2. Return on total assets tidak berpengaruhseeara parsial dan signifikan tehadap potensi pemberian opini audit dengan going concern. Koefisien regresi yang bernilai negatif berarti bahwa semakin keelI return on total assets maka kemungkinan perusahaan memperoleh opini audit going concern juga semakin besar, demikian pula sebaliknya.
79
3. Return on common equity tidak berpengaruhsecara parsial dan signifikan terhadap potensi pemberian opini audit dengan going concern yang dikeluarkan oleh auditor. Koefisien regresi yang bernilai negatif, menunjukkan bahwa perusahaan yang mempunyai tingkat return on common equity kecil maka kemungkinan perusahaan memperoleh opini B. Keterbatasan Penelitian Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini menghasilkan nilai Nagelkerke's R Square sebesar 71%. Hal ini berarti semua varia bel independen yang digunakan (net profit margin, return on total assets, dan return on common equity) hanya mampu menjelaskan potensi pemberian opini audit going concern oleh auditor sebesar 71 %. Sedangkan sisanya sebesar 29% dijelaskan oleh variabel-variabel independen lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini, misalnya opini audit tahun sebelumnya dan ukuran KAP. Saran Untuk penelitian mendatang sebaiknya: 1. Digunakan beberapa variabel pendukung lainnya seperti rasio keuangan lainnya, opini audit tahun sebelumnya, dan ukuran KAP. a. Rasio keuangan lainnya Dengan adanya rasio keuangan yang lain sebagai variabel pendukung maka hasil penelitian lebih mampu untuk memprediksi penerbitan opini going concern dengan lebih tepat dan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Boynton, dkk. 2003. Modern AUditing, Edisi 8. John Wiley & Sons. United States of America.
80
audit dengan going concernsemakin kecil.Hasil ini tidaklah diharapkan, kareria semakin besar rasio return on common equity maka semakin buruk, jadi seharusnya hasilnya berpengaruh negatif. Ada kemungkinan auditor kurang memperhatikan kedua rasio ini dalam melaksanakan prosedur analitisnya. b. Opini audit sebelumnya Perusahaan yang menerima OPInI audit going concern pada tahun sebelumnya lebih cenderung untuk mener/ma opini yang sama pada tahun berjalan. c. Ukuran KAP Biasanya auditor skala besar lebih cenderung untuk mengungkapkan masalah-masalah yang ada karena lebih kuat menghadapi resiko proses pengadilan yaitu memiliki insentif lebih untuk mendeteksi dan melaporkann masalah going concern kliennya. 2. Kategori populasi sampel ditambah, tidak hanya menggunakan perusahaan manufaktur. tetapi juga menggunakan perusahaan non manufaktur, sehingga dapat dilakukan uji beda. 3. Jumlah sampel perlu ditambah baik sampel yang memiliki going concern audit report maupun yang memiliki non going concern audit report. 4. Memperpanjang rentang tahun penelitian sehingga dapat melihat kecenderungan trend penerbitan opini audit going concern oleh auditor dalam jangka panjang dengan tetap membedakan antara periode krisis moneter dengan periode kondisi ekonomi normal.
Copeland, T. E., dan Weston, J. F. 1999. Manajemen Keuangan. Erlangga, Jakarta. Fakultas Ekonomi UMB. 2010. Pedoman Penyusunan Skripsi Fakultas Ekonomi. Universitas Mercu Buana, Jakarta.
Gozhali, Imam. 2006. Aplikasi' Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Harahap, Sofyan Syafri. 2006. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Teori Akuntansi. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan - Per 1 Juli 2009. Salemba Empat, Jakarta. Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Professional Akuntan Publik -
Per 31 Maret 2011. Salemba Empat, Jakil'rta. Margaretha, Farah. 2005. Teori dan Aplikasi Manajemen Keuangan. Grasindo. Jakarta. Priyatno, Duwi. 2009. 5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 17. Penerbit Andi. Yogyakarta. Syamsuddin, Lukman. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaan. RajaGrafindo Persada, Jakarta. Uyanto, Stanislaus. 2006. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Graha IImu. Yogyakarta.
81