MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA MELALUI PENERAPAN METODE TRIO MEMUTAR (ROTATING TRIO EXCHANGE) DI KELAS IV SDN 1 GERUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2015 / 2016
JURNAL
Oleh
NENGAH DEVI ANGGRENI NIM. E1E012054
PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2016
i
ii
IMPROVING STUDENT’S STUDY RESULTS IN SOCIAL STUDIES THROUGH APPLYING OF THE METHOD ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) IN THE 4TH GRADE OF SDN 1 GERUNG SELATAN SCHOOL YEAR OF 2015/2016
Nengah Devi Anggreni, I Ketut Widiada, Nurhasanah. Elementary School Teacher Education, Faculty of Education Science Mataram University Mataram, Indonesia e-mail:
[email protected]
ABSTRACT This research is motivated by the low of student’s study results in social studies in school year of 2015/2016. Thus the problem to be solved is how to improve student’s study result in social studies in 4th grade of SDN 1 Gerung Selatan in school year of 2015/2016 through the implementation of the method Rotating Trio Exchange?. The purpose of this research is to improve the study results of 4th grade students of SDN 1 Gerung Selatan in social studies by applying the method Rotating Trio Exchange. This research method is a classroom action research conducted in two cycles, each cycle consists of four steps: (1) planning, (2) implementation, (3) observation and evaluation, (4) reflection. The results showed that an increase in student’s study results with the adoption of Rotating Trio Exchange, it could be seen from the passing-grade percentage of the student’s study result that achieved by students at the 2nd cycle was 90.9% with an average value of study result was 90.15. This indicates that the completeness criteria to be achieved that is 85% of students scored at least 75 have been met, so it can be concluded that the application of the method Rotating Trio Exchange in learning can improve student’s study result.
Keyword: Study Results, Rotating Trio Exchange Method
iii
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA MELALUI PENERAPAN METODE TRIO MEMUTAR (ROTATING TRIO EXCHANGE) DI KELAS IV SDN 1 GERUNG SELATAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016
Nengah Devi Anggreni, I Ketut Widiada, Nurhasanah. Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Mataram Mataram, Indonesia e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS tahun pelajaran 2015/2016. Maka masalah yang akan dipecahkan adalah bagaimana meningkatkan hasil belajar IPS Siswa kelas IV SDN 1 Gerung Selatan tahun pelajaran 2015/2016 melalui penerapan metode Rotating Trio Exchange?. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 Gerung Selatan pada mata pelajaran IPS dengan menerapkan Metode Rotating Trio Exchange. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari empat langkah yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)observasi dan evaluasi, (4) refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan metode Rotating Trio Exchange, hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar secara klasikal yang dicapai siswa pada siklus II adalah 90,9% dengan nilai rata-rata hasil belajar 90,15. Hal ini menunjukkan bahwa kriteria ketuntasan yang ingin dicapai yakni 85% siswa mendapat nilai minimal 75 sudah terpenuhi, sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan Metode Rotating Trio Exchange dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci
: Hasil Belajar, Metode Rotating Trio Exchange
iv
A. PENDAHULUAN Pendidikan menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 1 adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional maka setiap satuan pendidikan yang berkewajiban harus melakukan peningkatan mutu pendidikan yang pada umumnya adalah dengan melakukan pembaharuan sistem pendidikan, hal ini sangat erat dengan proses pembelajaran khususnya di Sekolah Dasar. Di SD ada beberapa mata pelajaran yang diajarkan, yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, PPKn, Agama, Pennjaskes, Mulok dan Seni Budaya. IPS merupakan perpaduan antara konsep-konsep ilmu sosial dengan konsep-konsep pendidikan yang dikaji secara sistematis, psikologi dan fungsional sesuai dengan tingkat perkembangan anak didik. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di jenjang Sekolah Dasar bukan mengajarkan ilmuilmu sosial di Sekolah Dasar, tetapi mengajarkan konsep-konsep esensi (penting dan diperlukan dalam hidup di masyarakat) dari masing-masing disiplin ilmu sosial dalam rangka membentuk warga negara yang baik. Dengan kata lain melalui mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial peserta didik tidak hanya dituntut untuk pintar dalam teori saja tetapi juga dikenalkan potensi dirinya agar bermanfaat dalam rangka mengarungi kehidupan. Oleh sebab itu sangat diharapkan guru dapat memilih dan menggunakan berbagai model, metode dan strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil observasi di SD Negeri 1 Gerung Selatan ketika guru mengajar siswa di kelas 4, pembelajaran IPS cenderung hanya menggunakan meode ceramah untuk menyampaikan materi, sementara siswa hanya mendengarkan guru menjelaskan meskipun sesekali siswa diberi pertanyaan untuk dijawab, kemudian peneliti melakukan wawancara dengan wali kelas 4 SDN 1 Gerung Selatan Bapak I Nyoman Gede Suweca, S.Pd, beliau menjelaskann hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS siswa kelas IV masih dikatakan rendah hal ini dilihat dari hasil Ujian Mid Semester pada semester genap siswa. Tabel Nilai Ujian Mid Semester Genap Siswa Kelas IV SDN 1 Gerung Selatan No Mata Pelajaran Jumlah Rata-Rata 1 PKn 2310 72.187 2 B . Indonesia 2285 71.406 3 IPA 2280 71.25 4 IPS 2265 70.781 5 Matematika 2275 71.094
1
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar terendah terdapat pada mata pelajaran IPS yaitu dengan nilai rata-rata 70,781, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah ini adalah 75 dengan ketuntasan klasikal 85% pada pelajaran IPS maka dapat disimpulkan hasil belajar siswa kelas IV ini masih dikatakan rendah dan diperlukan adanya perbaikan dalam proses pembelajaran, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat atau bervariasi agar hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan perubahan aktivitas pada diri siswa. Rotating Trio Exchange adalah salah satu metode pembelajaran kooperatif yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran siswa ditekankan untuk memahami materi yang diajarkan guru dengan cara menyelesaikan sejumlah soal secara bersamasama dengan teman kelompok belajarnya, setelah menyelesaikan sebuah soal kemudian dilakukan pergantian teman kelompok sampai beberapa kali, sehingga semua anggota kelompok memahami materi yang sedang dibelajarkan. Selain itu juga metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk berinteraksi secara baik antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru. Sehingga diharapkan terjadi peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti termotivasi untuk melakukan suatu penelitian berupa penelitian tindakan kelas dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Ips Siswa Melalui Penerapan Metode Trio Memutar (Rotating Trio Exchange) Di Kelas IV SDN 1 Gerung Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016. Maka masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Gerung Selatan tahun pelajaran 2015/2016 dengan menggunakan metode Rotating Trio Exchange (Trio Memutar) ? Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Gerung Selatan tahun pelajaran 2015/2016 dengan menerapkan metode pembelajaran Rotating Trio Exchange (Trio Memutar). Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi beberapa pihak, diantaranya adalah bagi : 1. Guru dalam memperbaiki pembelajaran yang kurang tepat, agar dapat optimal pada pembelajaran berikutnya, meningkatkan keterampilan guru menerapkan metode bervariasi, dan mengembangkan pemahaman guru terhadap model pembelajaran. 2. Siswa, agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS melalui metode Rotating Trio Exchange, memotivasi siswa belajar lebih aktif melalui kerja sama kelompok, sehingga standar kompetensi yang diinginkan tercapai secara optimal, dan melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran IPS melalui pergantian kelompok keika penerapan Metode Rotating Trio Exchange
2
3. Sekolah, sehingga penelitian ini dapat memberikan sumbangsih yang baik dalam perbaikan metode pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan di Sekoolah Dasar, dan dapat memberikan kontribusi bagi sekolah dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar di SD Negeri 1 Gerung Selatan. B. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS TINDAKAN Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, ”Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sistem pembelajaran yang dimaksud adalah terlibatnya siswa, guru dan tenaga lainnya yang dilaksanakan dengan cara membaca buku, belajar di kelas atau sekolah”. Pendapat lain menurut Hamalik (2003), belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam kebiasaan (habit), sikap dan keterampilan Susanto (2013) menjelaskan hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Dijelaskan lebih spesifik oleh Nawawi, hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mepelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran. Menurut Buchari (2003:148), IPS sebagai suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya dan yang bahannya diambil dari berbagai ilmu sosial, seperti: geografi, sejarah, ekonomi, antrapologi, sosiologi, politik, dan psikologi. Maka penididikan IPS bukan mata pelajaran disiplin ilmu tunggal, melainkan gabungan dari berbagai disipin ilmu yaitu ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu kemanusiaan yang disederhanakan demi kepentingan pendidikn yang mempelajari tentang manusia dalam semua aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat. Menurut Silberman (2009) Rotating Trio Exchange adalah salah satu cara untuk membuat siswa aktif dari awal untuk berdiskusi tentang berbagai masalah dengan beberapa teman sekelasnya. Pertukaran itu dapat dengan mudah dilengkapi dengan materi pelajaran. Dengan cara membagi kelompok tiga (3) orang (trio) dan melakukan perputaran, setiap putaran guru memberikan soal, dengan harapan siswa dapat memahami pelajaran yang sudah diajarkan dengan mudah. Adapun langkah – langkah penerapan metode Rotating Trio Exchange adalah sebagai berikut: 1. Guru membuat berbagai macam pertanyaan yang membantu peserta didik memulai diskusi tentang isi pelajaran. 2. Guru membagi peserta didik menjadi kelompok yang beranggota tiga orang (trio). Atur klompok-kelompok di ruangan, agar masing-masing dari kelompok itu dapat dengan jelas melihat trio lain disebelah kanan dan di sebelah kirinya. Seluruh konfigurasi trio itu akan menjadi sebuah lingkaran atau persegi panjang.
3
3. Berilah masing-masing trio sebuah pertanyaan pembuka (pertanyaan yang sama bagi semua trio) untuk didiskusikan. Anjurkan agar setiap orang dalam trio itu bergiliran menjawab pertanyaan. 4. Setelah waktu diskusi habis, mintalah trio-trio itu menentukan nomor 0, 1 dan 2 bagi masing-masing anggota, arahkan para peserta didik dengan nomor 1 untuk memutar satu trio searah jarum jam, nomor 2 memutar 2 trio searah jarum jam, dan nomor 0 tetap ditempat sebab mereka merupakan anggota-anggota tetap dari suatu tempat trio, sehingga terbentuk trio-trio baru. 5. Mulailah pertukaran baru dengan sebuah pertanyaan baru. 6. Guru dapat memutar trio berkali-kali sebanyak pertanyaan yang ada dan waktu yang tersedia (Silberman, 2009). Beberapa penelitian yang mendukung penelitian tindakan kelas ini antara lain: Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Meiristy Tia Naga dari Universitas Lampung dengan judul “Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Rotating Trio Exchange Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas Va SD Negeri 1 Palapa Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2012/2013” dan Penelitian Fuad Mardiyono dari Universitas Muhammadiyah Surakarta yang berjudul “ Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Ipa Melalui Metode Pembelajaran Rotating Trio Exchange Pada Siswa Kelas V SD Negeri 1 Delanggu Kecamatan Delanggu Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2011/2012” Kerangka berpikir Peneliti sehingga melakukan penelitian ini berawal dari hasil observasi disekolah bahwa selama ini guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang rendah, karena dalam proses pembelajaran siswa sebagai objek belajar, sedangkan guru sebagai pusat belajarnya dari yang seharusnya siswa adalah subyek belajar dan guru sebagai fasilitator, mediator, dan innovator siswa, maka diperlukan adanya penerapan metode selain ceramah, salah satunya adalah Rotating Trio Exchange, karena metode ini memungkinkan siswa untuk mengerjakan soal lebih efektif dengan teman kelompoknya yang tidak padat, mereka lebih semangat lagi dengan adanya pergantian teman kelompok sehingga konsentrasi mereka tetap terjaga. Sehingga hipotesis tindakan yang diajukan adalah jika metode Rotating Trio Exchange diterapkan secara optimal, maka hasil belajar IPS siswa pada pokok bahasan Perkembangan Teknologi di kelas IV SDN 1 Gerung Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016 dapat meningkat.
4
C. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Gerung Selatan Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat dikarenakan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Gerung Selatan masih rendah. Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan di kelas IV pada tahun pelajaran 2015/2016. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Gerung Selatan yang berjumlah 33 orang siswa, terdiri dari 17 siswa perempuan dan 16 siswa laki laki, observer dalam penelitian ini adalah guru kelas IV dan guru kelas II. Variabel harapan penelitian ini adalah hasil belajar IPS : nilai/skor yang diperoleh siswa pada mata pelajaran IPS setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan penerapan metode Rotating Trio Exchage, sedangkan variabel tindakannya adalah metode pembelajaran Rotating Trio Exchenge : cara pembelajaran berkelompok (cooperative learning) yang dilakukan guru dengan membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari 3 orang, kelas ditata sehingga setiap kelompok dapat melihat kelompok (trio) lainnya di sebelah kiri dan kanannya, kemudian siswa melakukan pertukaran anggota kelompok secara memutar searah jarum jam atau berlawanan sesuai dengan nomor anggota kelompok yang mereka dapat, pada setiap putaran guru memberikan soal untuk didiskusikan, dan melakukan rotasi dengan cara yang sama seperti cara sebelumnya sesuai pertanyaan yang telah disiapkan dan waktu yang tersedia. Penelitian ini tergolong sebagai Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilakukan sebanyak dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan skenario yang telah dibuat dan memuat empat tahap kegiatan, yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan,tahap observasi dan evaluasi, dan tahap refleksi, Arikunto (2011). Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam Penelitian Tindakan Kelas. Metode dan data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi, adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Kunandar, 2011). Data yang dikumpulkan berupa data kegiatan siswa dan kegiatan guru dalam proses pembelajaran IPS. 2. Dokumentasi, dilakukan untuk mengumpulkan data berupa Silabus, RPP yang sesuai dengan metode Rotating Trio Exchange dan potret kegiatan siswa pada proses pembelajaran. 3. Tes, adalah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok murid” Bukhori (Arikunto, 2009). Lembar tes berisi tes hasil belajar yang dibuat dalam bentuk 10 soal pilihan ganda dan 5 soal uraian. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatf. Data kuantitatif diantaranya adalah hasil belajar siswa, rata-rata hasil belajar siswa secara klasikal, ketuntasan belajar siswa secara klasikal, dan uji hipotesis tindakan. Sedangkan data kualitaif yang dianalisis adalah aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru.
5
1) Hasil belajar siswa secara individual (Purwanto, 2008 : 112) : S=
R X
N
100
Keterangan: S : Nilai yang diharapkan (dicari) R : Jumlah skor yang diperoleh N : Skor maksimum 100 : Bilangan tetap 2) Skor rata-rata hasil tes setiap siklus secara klasikal, (Purwanto, 2008 : 102): M=
𝒙 𝑵
Keterangan: M : Rata-rata (Mean) 𝑥 : Jumlah nilai yang diperoleh siswa 𝑁 : Jumlah Siswa 3) Ketuntasan belajar siswa secara klasikal (Purwanto, 2008 : 102) :
P
=
R T
x 100%
Keterangan : P : Ketuntasan Belajar Klasikal R : Banyak Siswa yang Memperoleh Nilai ≥ 75 T : Banyak Seluruh Siswa yang Mengikuti Tes Jika KB ≥ 85 % maka belajar dikatakan tuntas secara klasikal dan jika KB < 85% maka belajar dikatakan tidak tuntas. 4) Uji Hipotesis Tindakan Hipotesis tindakan diukur dengan menghitung gain ternormalisasi (peningkatan hasil belajar siswa dari siklus sebelumnya ke siklus berikutnya). Hipotesis yang diajukan diterima apabila indeks gain ternormalisasi yang dicapai berkategori sedang. < 𝑔 >=
Mean Post Test − Mean Pre Test Skor Maksimal Ideal − Mean Pre Test
6
Keterangan :
Skor Post Test Skor Pre Test
: Gain Ternormalisasi : Rata – rata nilai setelah dilakukan tindakan : Rata – rata nilai sebelum dilakukan tindakan
Tabel Pedoman Kategori Gain Ternormalisasi No Nilai Kategori 1 07,00 – 1,00 Tinggi 2 0,30 – 0,69 Sedang 3 0,00 – 0,29 Rendah 5) Menentukan skor aktivitas Siswa a. Skor 4 diberikan jika x > 75% siswa melakukan deskriptor yang dimaksud (26 - 33 orang ) b. Skor 3 diberikan jika 51%< x ≤ 74% siswa melakukan deskriptor yang dimaksud ( 18 – 25 orang ) c. Skor 2 diberikan jika 26% < x ≤ 50% siswa melakukan deskriptor yang dimaksud ( 10– 17 orang ) d. Skor 1 diberikan jika x ≤ 25% siswa melakukan deskriptor yang dimaksud ( 0 - 9 orang ) 6) Menentukan skor aktivitas Guru a. Skor 4 diberikan jika dekriptor dilakukan dengan sangat baik b. Skor 3 diberikan jika deskriptor dilakukan dengan baik c. Skor 2 diberikan jika deskriptor dilakukan dengan cukup baik d. Skor 1 diberikan jika deskriptor dilakukan dengan kurang baik Pedoman Kriteria Aktivitas Guru dan Siswa : Interval Skor Kategori (Guru/Siswa) MI+1,5 SDI ≤ x ≤ MI + 3 SDI MI + 0,5 SDI ≤ x < MI + 1,5 SDI MI - 0,5 SDI ≤ x < MI+0,5 SDI MI-1,5 SDI ≤ x < MI-0,5 SDI MI – 3 SDI ≤ x < MI-1,5 SDI
65 ≤ x ≤ 80 55 ≤ x < 65 45 ≤ x < 55 35 ≤ x < 45 20 ≤ x < 35
Sangat (baik/aktif) Baik/aktif Cukup (baik/aktif) Kurang (baik/aktif) Sangat kurang (baik/aktif)
Penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS dari siklus I ke siklus II dan persentase ketuntasan belajar secara klasikal minimal 85% serta mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 75.
7
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hipotesis yang diajukan diterima dengan kategori sedang. Hal tersebut ditunjukan oleh indeks peningkatan hasil belajar siswa.
<𝑔> = = = =
Mean Post Test – Mean Pre Test Skor Maksimal Ideal −Mean Pre Test 90,15 –70,91 100−70,91 19,24 29,09
0,66 (Sedang)
Diagram Gain Pra Siklus ke Siklus II 90.15
100 80
70.91
0.66
60
Skor Pra Siklus Skor Siklus II
40
Gain
19.24
Gain Ternormalisasi
20 0 Pre Test Post Test
gain
Hasil penelitian siklus I dan siklus II yang memuat pelaksanaan pembelajaran dan hasil belajar IPS siswa Tabel Perkembangan Pelaksanaan Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Metode Rotating Trio Exchange Siklus I dan Siklus II: No Siklus Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Hasil Belajar Skor Kategori Skor Kategori RataPersentase Rata Ketuntasan 61 Baik 53 Cukup 76,06 66,67% 1 I aktif 73 Sangat 70 Sangat 90,15 90,9% 2 II baik aktif
8
Diagram Peningkatan Hasil Belajar, Aktivitas Siswa dan Aktivitas Guru 90.15 90.9%
100 80 60
61
73.78 66.67%
73 70 Aktivitas Guru
53
Aktivitas Siswa
40
Rata-Rata Hasil Belajar Persentase Ketuntasan
20 0 SIKLUS I
SIKLUS II
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke silus II. Hal ini terbukti dari rata-rata hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus I adalah 76,06 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 66,67%, jadi dari 33 siswa yang mengikuti pembelajaran dan tes evaluasi jumlah siswa yang tuntas adalah sebanyak 22 orang, dan 11 orang lainnya belum tuntas. Mengalammi peningkatan pada siklus II dengan nilai rata-rata sebesar 90,15 dan persentase ketuntasan klasikal sebesar 90,9%, maka dari 33 siswa yang mengikuti pembelajaran dan tes evaluasi, terdapat 30 orang tuntas secara individu dan 3 orang lainnya belum tuntas secara individu. Ini berarti terjadi peningkatan persentase ketuntasan belajar secara klasikal dari siklus I ke siklus II sebesar 24,23% Pada siklus I, kriteria ketuntasan belajar yang ingin dicapai yakni 85% siswa mendapat nilai minimal 75 belum terpenuhi, sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II, dan tercapai pada siklus II, sehingga pemberian tindakan dihentikan, karena penelitian ini sudah berhasil. Selain hasil belajar, data pendukung berupa aktivitas belajar siswa dan aktivitas mengajar guru juga mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, skor aktivitas belajar siswa yang diperoleh adalah 53 berkategori kurang aktif, hal ini menunjukkan bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran harus ditingkatkan, dan mengalami peningkatan pada siklus II dengan perolehan skor rata-rata aktivitas siswa adalah 70 berkategori sangat aktif. Hal ini sejalan dengan pendapat Rohani (2010) bahwa belajar yang berhasil mesti melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik (giat-aktif dengan anggota badan, membaut sesuatu, bermain dan bekerja) maupun psikis (jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya dalam pembelajaran). Sedangkan skor aktivitas mengajar guru yang diperoleh pada siklus I adalah 61 berkategori baik dan meningkat pada siklus II dengan skor perolehan 73 berkategori sangat baik. Peningkatan ini terjadi karena perbaikan dan perencanaan pembelajaran yang lebih baik dari pada siklus sebelumnya. 9
Hasil yang diperoleh secara keseluruhan dari penelitian ini selama 2 (dua) siklus menunjukkan bahwa penerapan metode Rotating Trio Exchange dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Gerung Selatan tahun pelajaran 2015/2016. . E. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data setelah melakukan penelitian tindakan kelas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Penerapan metode pembelajaran Rotating Trio Exchange dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Negeri 1 Gerung Selatan pada materi pokok pelajaran Perkembangan Teknologi. Peningkatan ini terjadi setelah melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Rotating Trio Exchange dengan membuat siswa lebih semangat dalam belajar karena siswa belajar dengan kelompok yang tidak padat yaitu berjumlah 3 orang, kemudian soal diskusi kelompok yang diberikan dibuat lebih menarik yang memungkinkan soal tersebut dikerjakan secara berkelompok, dan pertukaran anggota kelompok sehingga siswa dapat berdiskusi dengan beberapa siswa dalam kelas dengan anggota yang berbeda-beda setiap pembentukan kelompok. Hal ini teruji dari peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dan persentase ketuntasan belajar klasikal. Peningkatan hasil belajar dari pra siklus ke siklus II adalah 19,24 dengan nilai rata-rata 70,06 pada pra siklus dan 90,15 pada siklus II. Peningkatan persentase ketuntasan belajar secara klasikal dari pra siklus ke siklus II adalah sebesar 60,6% dengan persentase ketuntasan klasikal pada pra siklus sebesar 30,3% dan 90,9% pada siklus II. Saran yang Penulis dapat berikan berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Guru Guru dapat menerapkan metode Rotating Trio Exchange dalam pembelajaran di kelas sebagai salah satu metode alternatif guna meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa menjadi lebih optimal, dan guru sebaiknya mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan dalam pembelajaran, sehingga siswa dapat lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Karena apabila siswa belajar dengan perasaan dan suasana yang menyenangkan materi pelajaran akan lebih mudah diserap oleh siswa. 2. Bagi Siswa Dalam mengikuti proses pembelajaran hendaknya siswa aktif menyampaikan pendapat maupun pertanyaan terhadap materi yang diajarkan terlepas dari benar atau salahnya pertanyaan atau pernyataan yang dikemukakan, guna meningkatkan hasil belajar. Dalam menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan, siswa harus dapat bekerjasama dengan baik dengan anggota kelompoknya siapapun anggota kelompoknya, karena dalam pembelajaran yang dinilai oleh guru bukan hanya hasil belajarnya saja melainkan kemampuan siswa dalam
10
berinteraksi dengan teman sekelasnya dan berinteraksi dengan guru ketika proses pembelajaran berlangsung. 3. Bagi Sekolah Sekolah hendaknya memotivasi guru-guru untuk dapat menerapkan berbagai metode-metode pembelajaran yang dianggap efektif dalam pembelajaran untuk memperbaiki kualitas dan mutu pembelajaran, dan fasilitas sekolah yang tersedia untuk kepentingan proses belajar mengajar seperti sumber belajar, media pembelajaran dan alat bantu pembelajaran hendaknya tidak hanya disimpan melainkan diletakkan disuatu tempat agar guru-guru dapat dengan mudah menggunakan
11
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Aqib, Zainal dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Bandung : Yrama Widya. Buchari, Alma. 2003. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta. Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara Hariyanto. 2010. Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar Kelas Rendah. Mataram Lombok: Cerdas Press http://kbbi.web.id/aktivitas diakses pada 20 November 2016 pukul 14.00 WITA Huda, Miftahul. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Isjoni. 2010. Cooperative Learning (Efektifitas Pembelajaran Kelompok). Bandung: Alfabeta. Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Lie, Anita. 2011. Cooperative Learning, Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-ruang kelas. Grasindo. Jakarta. Nurkencana, Wayan dan Sunartana. 1990. Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional. Prayitno, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas di SD. http://ptk di SD.com. Diakses 25 November 2016. Pukul 14.00 WITA Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sanjaya, Wina. (2009). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group Sapriya, dkk. 2006. Pengembangan Pendidikan IPS di SD. UPI PRESS. Bandung Sardiman. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers. Silberman, Melvin. 2009. Active Learning 101 Startegi Pembelajaran. Yogyakarta: Yappendis. Slameto.2010.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Skripsi Ulan, Nur. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Rotating Trio Exchange (RTE) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VIII-B SMP Negeri 1 Burau Kabupaten Luwu Timur. Makasar: Universitas Muhammadiyah Makasar Slavin, R.E. 2010. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Nusa Media. Bandung. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenada Media Group. UU No. 20. 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
12