.
NCANA (TPICB)
RUSDIARTO HARUN SUBARI G26.1737
JURUSAN STATISTIICA FAKULTAS MATEMATIICA DAN ILMU PENGETAIIUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1993
.
.
-
RINGKASAN
RUSDIARTO HARUN SUBARI. P e r b a n d i n q a n ciri3t.tri- w a n i t a
k a w i n u s i a 15-49 t a h u n d i Kabupaten C i l a c a p dan Banyumas partisipasi keluarga berencana berdasarkan tinqkat (TPKB) Dibawah b i m b i n g a n Bapak B a r i z i s e b a q a i k e t u a dan I b u M a r l i n a Dumasari s e b a q a i a n g q o t a . T uj u a n p e n e l i t i a n i n i a d a l a h membandinqkan ciri -ciri w a n i t a k a w i n berumur 15-49 t a h u n d i Kabupaten C i l a c a p y a n g mempunyai TPKB r e n d a h d 8 n Kabupaten Banyumas y a n q mempunyai TPKB t i n q q i . C i r i - c i r i yanq yanq d i b a h a s a n t a r a anak yang m a s i h h i d u p , l a i n : Umur w a n i t a , j u m l a h pendidikan wanita, pendidikan suaminya, penqetahuan t e n t a n g a l a t / c a r a k o n r a s e p s i , penerimaan media i n f o r m a s i / k o m u n i k a s i , s t a t u s p e k e r j a a n w a n i t a dan j e n i s p e k e r j a a n suami . Data y a n q d i g u n a k a n dalam p e n e l i t i a n i n i a d a l a h h a s i l S u r v e i Demoqrafi dan Kesehatan I n d o n e s i a d i Kabupaten C i l a c a p d a n Banyumas P r o p i n s i Jawa T e n q a h t a h u n 1 9 9 1 , yanq d i l a k s a n a k a n oleh B i r o Pusat S t a t i s t i k . Metode a n a l i s i s yanq digunakan adalah berupa a n a l i s i s e k s p l o r a t i f d a t a yang merupakan s a l a h s a t u l a n g k a h awal u n t u k memperoleh s u a t u petunjuk a t a u i n f o r m a s i yanq t e r k a n d u n q dalam d a t a . D a r i h a s i l a n a l i s i s d a t a t e r l i h a t bahwa g a m b a r a n c i r i - c i r i d a r i w a n i t a a t a u suaminya d i C i l a c a p d i b a n d i n q k a n d e n q a n d i Banyumas a d a l a h s e b a q a i b e r i k u t : umurnya r a t a - r a t a l e b i h muda, mempunyai r a t a - r a t a j u m l a h a n a k yang sama, t i n q k a t p e n d i d i k a n i s t r i dan suami l e b i h r e n d a h , s u d a h c u k u p b e s a r p r o p o r s i dalam penerimaan m e d i a i n f o r m a s i d a n pengetahuan a l a t / c a r a k o n t r a s e p s i walaupun lebih rendah, lebih kecil proporsinya untuk wanita dengan s t a t u s b e k e r j a , hanya l e b i h b e s a r p r o p o r s i u n t u k j e n i s p e k e r j a a n suaminya p e t a n i s a j a .
.
A
-. ; -
w%..~-
,I*,
a.
PERBANDINGAN CIRI-CIRI WANITA KAWlN USlA 15-49 TAHUN Dl KABUPATEN CILACAP DAN BANYUMAS BERDASARKAN TINGKAT PARTISIPAS1 KELUARGA BERENCANA (TPKB)
Oleh : RUSDIARTO HARUN SUBARI G26.1737
Karya Ilmiah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Statistika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alaln Institut Pertanian Bogor
JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 1993
Judul tulisan
:
PERBANDINGAN CIRI-CIRI WANITA KAWIN USIA 15-19 TAHUN DI KABUPATEN CILACAP DAN BANYUMAS BERDASARKAN TINGKAT (TPKB) PARTISIPASI KELUARGA BERENCANA
Nama mahasiswa
:
RUSDIARTO HARUN SUBARI
NOmOr P0k0k
:
626. 1737
Menyetujui 1. Komisi ~embimbing
ARIZI,
M.E.S)
ua Jurusan
Tanggal lulus :
2 5 SEP 1993
(Ir. ~ a r l i n aDumasari) Anggota
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 25 Juni 1965 di Magelang (Jawa Tengah) dari ibu yang bernama Mumtozijah dan bapak yang bernama H.S Ruslan Amin. Penulis adalah putra ke tiga dari lima bersaudara. Jenjang pendidikan dasar yang ditamatkan penulis tahun 1978 di SD Bhayangkari (Magelang) dan pendidikan menenqah pertama di SMP Pierre Tendean tahun 1981 di kota yanq sama. Pada tahun 1984 penulis menamatkan pendidikan menenqah atas di SMA Muhammadiyah Magelang, kemudian pada tahun 1987 penulis menyelesaikan pendidikan tinggi pada Akademi Ilmu Statistik (AIS) di Jakarta. Sejak tahun 1987 penulis bekerja di Kantor Statistik Propinsi Jawa Tengah, dan tahun 1991 penulis mendapat kesempatan tugas belajar ke IPB melalui program STAID.
KATA PENGANTAR
Seqala puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT. Atas karunia-Nya penulis dapat meyelesaikan karya ilmiah yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Statistika pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Karya ilmiah ini memgambil topik tentang perbandingan ciri-ciri wanita kawin usia 15-49 tahun di Kabupaten Cilacap dan Banyumas berdasarkan tinqkat partisipasi keluarga berencana (TPKB) dengan analisis bersif at eksploratif dari data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 1991. Rasa terima kasih dan penghargaan yang setingqitingqinya penulis sampaikan kepada Prof. DR. BARIZ1,M.E.S selaku pembimbing utama dan Ir. Marlina Dumasari selaku pembimbing kedua yang banyak memberikan pengarahan dan sumbangan pikiran. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih pula kepada DR. Ir. Aunuddin selaku ketua jurusan Statistika yang turut memberikan fasilitas serta pengarahan. Terakhir dan teristimewa penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga, kepada Bapak dan ibunda tercinta, kakak-kakak dan adik-adik serta istri dan anakku tersayang, atas segala pengorbanan, pengertian dan dorongan yang diberikan sehingga karya tulis ini selesai. Akhirnya penulis berharap semoqa tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi yanq memerlukannya. Bogor, September 1993 Penulis
DAFTAR IS1 Halaman
.................................. ...................................... .................................... .................................
Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Lampiran
..................................... ................................. .............................
Pendahuluan Latar Belakang Tujuan Penelitian
iii v vi vi 1
1 1
..............................
1
Tinjauan Pustaka ................................ Karakteristik PUS Statistika ...................................
.............................
2 2 3
................................
3
Keadaan Demografis
Bahan dan Metode Ruang lingkup ................................. Metode Pengambilan Contoh ..................... Peubah-peubah yang Diamati Konsep dan Definisi ........................... Metode Penelitian .............................
....................
Hasil dan Pembahasan Kesimpulan Saran
............................
......................................
3
4 4 5 6
6 9
...........................................
10
..................................
10
........................................
11
Daftar Pustaka Lampiran
DAFTAR TABEL
Halaman
Teks Deskripsi umur wanita di Cilacap dan Banyumas ... Deskripsi jumlah anak yang masih hidup di Cilacap dan Banyumas Sebaran persentase pendidikan wanita di Cilacap dan Banyumas ..................................... Sebaran persentase pendidikan suami di daerah Cilacap dan Banyumas ............................. Sebaran persentase penerimaan media informasil komunikasi di Cilacap dan Banyumas ............... Sebaran persentase pengetahuan tentang alat/ cara kontrasepsi di Cilacap dan Banyumas .......... Sebaran persentase pengetahuan tempat alatl cara kontrasepsi diperoleh di Cilacap dan Banyumas ......................................... Sebaran persentase status pekerjaan wanita di daerah Cilacap dan Banyumas ................... Sebaran persentase jenis pekerjaan suami di daerah Cilacap dan Banyumas
.............................
.......................
6
7 7 7 8
8
9 9 9
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran
Teks Histogram dan diagram kotak qaris umur wanita di Cilacap dan Banyumas ..................... Histogram dan diagram kotak garis jumlah anak yanq masih hidup di Cilacap dan Banyumas .... Grafik pendidikan istri ..................... Grafik pendidikan suami ..................... Grafik penerimaan media ..................... Grafik penqetahuan alat KB .................. Penqetahuan sumber alat KB .................. Grafik status pekerjaan ..................... Grafik jenis pekerjaan ......................
Tujuan Penelitian
Latar Belakang Program keluarga berencana mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang s e j a h t e r a dengan pengendalian kelahiran. Usaha keluarga berencana pada dasarnya ditekankan pada usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan menggunakan berbagai alat/ cara kontrasepsi. Salah satu ukuran yang lazim digunakan untuk menilai keberhasilan program keluarga berencana di suatu daerah adalah tingkat partisipasi keluarga berencana (TPKB) yaitu proporsi dari banyaknya pasangan usia subur yang memakai salah satu a l a t l c a r a kontrasepsi terhadap banyaknya pasangan usia subur. Pada tahun 1991 menurut hasil dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) dari 35 daerah tingkat dua yang ada di Jawa Tengah, K a b u p a t e n C i l a c a p dan Banyumas mempunyai perbedaan TPKB yang cukup besar. Dimana TPKB di Cilacap sebesar 31.25 persen sedangkan TPKB di Banyumas sebesar 55.93, berarti p e r b e d a a n n y a sekitar 2 4 persen lebih. Keadaan ini tentu saja menarik untuk ditelaah, mengingat kedua daerah tersebut letaknya bersebelahan, kemudian dari segi luas wilayah dan jumlah penduduknya relatif tidak berbeda jauh apalagi adat istiadatnya. Sedangkan pelaksanaan program keluarga berencana beserta prasarana pendukung relatif t i d a k berbeda jauh. Hal ini mengisyaratkan perlunya diketahui ciri-ciri apa saja dari pasangan usia subur di kedua daerah tersebut.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan untuk membandingkan ciri-ciri wanita kawin usia 15-49 tahun di Kabupaten Cilacap (TPKB rendah) dan di Kabupaten Banyumas (TPKB tinggi). Hasil penelitian ini diharapkan dapat mernberikan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan, sehingga dapat sebagai masukan dalam merumuskan kebijaksanaan program.keluarga berencana dimasa yang akan datang.
KEADAAN DEMOGRAFIS Hasil d a r i Sensus P e n d u d u k tahun 1980 menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Kabupaten Cilacap dan Banyumas masing-masing sebanyak 1 333 395 jiwa dan 1 225 471 jiwa. Kemudian hasil Sensus Penduduk tahun 1990 jumlah penduduknya berkembang menjadi 1 487 245 jiwa dan 1 348 569 jiwa. Berarti dalam kurun waktu 1980-1990 rata-rata pertumbuhan pertahunnya sebesar 1 , 1 0 untuk Kabupaten Cilacap dan 0.96 untuk Kabupaten Banyumas. Penyebaran penduduk yang tidak merata mengakibatkan kepadatan penduduk per kilometer persegi menjadi sangat beragam. Kabupaten Cilacap yang luas wilayahnya 2 334 kilometer persegi atau 6.82 persen dari luas Jawa Tengah, rata-rata kepadatan penduduknya per kilometer persegi 571 orang pada tahun 1980 dan sepuluh tahun kemudian meningkat menjadi 637 orang per kilometer persegi. Kabupaten Banyumas dengan luas wilayahnya 1 3 1 1 kilometer persegi atau 3.83 persen dari luas Jawa Tengah didiami oleh 935 orang per kilometer persegi pada tahun 1980 dan menjadi 1 029 penduduk per kilometer persegi pada tahun 1990.
dari pada ditujukan untuk mencegah kehamilan, ( ~ c k h o l mE & Newland K, 1977). A d a beberapa faktor yang terdapat pada pasangan usia subur menurut Budi Utomo dkk (1980) yang akan mempengaruhi motivasi dalam usaha pencegahan melaksanakan kehamilan, faktor-faktor tersebut antara lain: intensitas dari pelaks a n a a n program, tersedianya alat/cara kontrasepsi dan ciri-ciri yang terdapat pada pasangan usia subur seperti umur, pendidikan, jumlah anak, status pekerjaan dan pengetahuan tentang keluarga berencana. KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBUR UMUR IBU
U m u r ibu atau wanita erat kaitannya dengan kemampuan reproduksi dan kenyataan menunjukkan bahwa semakin tua umur wanita, akan semakin banyak jumlah anaknya. Namun demikian, tidak berarti mengabaikan wanita usia muda. Usaha pemerintah dalam pelaksanaan program keluarga berencana lebih ditujukan pada penduduk umur muda, karena keikutsertaan penduduk umur muda ini diharapkan dapat merupakan kunci keberhasilan program keluarga berencana, (Eckholm E & Newland K, 1977). JUbUAH ANAK YANG MASIH HIDUP
S a m a seperti halnya dengan umur, jumlah anak juga akan mempengaruhi sikap terhadap keluarga berencana. Kepustakaan menyebutkan bahwa besarnya jumlah anak di negara berkembang seperti halnya I n d o n e s i a merupakan salah satu pendorong yang kuat bagi seorang wanita untuk menjalankan praktek keluarga berencana. Ini berarti, p r a k t e k keluarga berencana d i negara berkembang lebih banyak ditujukan untuk menghentikan kehamilan
PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat pengetahuan seseorang. Meningkatnya pendidikan wanita dapat mengubah pandangan hidup tradisional yang menganggap bahwa wanita hanyalah sebagai ibu rumahtangga yang hanya tinggal di rumah mengurus anak-anak dan suami, ke arah pandangan yang lebih maju yang mendorong wanita untuk bekerja di luar rumah dan ikut mengambil bagian dalam pengambilan keputusan di rumahtangga. Kesemuanya ini tentu saja akan rnendorong wanita lebih menyukai keluarga kecil y a n g akan lebih memberikan keleluasaan bergerak kepada mereka dibandingkan dengan keluarga besar (Supraptilah B dan B. Suradji, 1979). STATUS DAN JENIS PEKERJAAN
Teori nature beranggapan, bahwa sudah menjadi kodrat wanita untuk menjadi lebih lemah dan karena itu tergantung kepada laki-laki dalam banyak ha1 untuk hidupnya. Hal ini menimbulkan semacam pembagian tugas, dimana wanita bekerja dalam lingkungan rumahtangga sedangkan laki-laki mempunyai tugas mencari nafkah diluar rumah untuk keluarganya (Budiman, 1981). Dalam proses teori ini berkembang terus sampai kepada adanya emansipasi wanita, dimana wanitawanita terampil bekerja sebagaimana layaknya laki-laki. Dengan adanya perubahan dalam struktur ekonomi yang terjadi dalam proses pembangunan, partisipasi wanita dalam angkatan kerja semakin besar. Ikutnya wanita bekerja memaksa mereka keluar r u m a h atau mensisihkan waktu untuk pekerjaan, sehingga terasa beban keluarga
makin bertambah. Karena itu dapat dikatakan bahwa wanita yang bekerja cenderung untuk menginginkan j u m l a h anak y a n g lebih sedckit dibandingkan dengan wanita yang t i d e bekerja (Bukit dan Bakir, 1984). Sedangkan Jenis pekerjaan lakilaki atau suami merupakan penggambaran dari tingkat sosial ekonomi k a r e n a erat kaitannya dengan jumlah pendapatan. Sedangkan tingkat pendapatan jelas sangat berpengaruh t e r h a d a p keikutsertaannya pada program keluarga berencana. PENGETAHUAN CARAIALAT KB Pengetahuan tentang alatjcara kontrasepsi dan tempat-tempat untuk memperolehnya menjadi bagian yang penting baqi seseorang untuk memutuskan apakah akan menerima keluarga berencana dan alatjcara apa y a n g dipilih. Kesenjangan antara pengetahuan tentang alatjcara kontrasepsi dan dimana bisa mendapatkan cara tersebut dapat menjadi masalah dalam pemakaian kontrasepsi. Seperti diketahui bahwa ada berbagai jenis alatlcara kontrasepsi yang masing-masing mempunyai efektifitas maupun efek samping yang berbeda-beda, sehingqa pengetahuan yang lebih luas diharapkan diikuti lebih tingginya pengqunaan alatjcara kontrasepsi. M e n u r u t Masri Singarimbun (1988), kemanjuran alatjcara kontrasepsi untuk mencegah kehamilan tergantung pada tiga hal, yakni kemanjuran kontrasepsi itu secara teknis, kemampuan dan pengetahuan pemakaian alat tersebut dengan baik serta motivasi dari pemakai. PENERIMAAN MEDIA INFORMASI/KOMUNIKASI Peranan media komunikasi dalam rangka memberikan pengertian terhadap suatu program telah dirasakan manfaatnya, karena media
komunikasi seperti koranj majalah, radio dan televisi merupakan sarana yang langsung berhubungan dengan masyarakat. Oleh karena itu faktor ini sudah dijadikan salah satu program yaitu kegiatan penerangan, pendidikan dan komunikasi untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang keluarga berencana.
STATISTIKA Eksplorasi data merupakan salah satu usaha untuk memperoleh informasi atau petunjuk dari data secara cepat, mudah dan cukup mewakili keadaan data,(Tukey, 1977). Teknik eksplorasi memudahkan kita melihat ke dalam data, mencari informasi untuk menemukan ide tentang cara sesuatu bekerja. Cara ini dapat menghasilkan hipotesis yang terkadanq dipakai sebagai langkah awal kegiatan penelitian ilmiah, (Erickson B.H dan T.A Nosanchuk, 1987). Secara umum informasi yang penting yang dapat diperoleh antara lain pemusatan data, penyebaran, nilai ekstrim dan pencilan. Sudah barang tentu informasi ini diperoleh dengan menggunakan suatu alat visual berupa diagram atau grafik yang semakin penting peranannya dalam analisis data,(Aunuddin,l989).
BAHAN DAN hlETODE
Ruang lingkup Penelitian ini didasarkan pada data hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 1991 yang dilaksanakan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) bekerja sama dengan BKKBN, Departemen Kesehatan dan USAID.
Survei ini dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia, namun dalam penelitian ini hanya wilayah Kabupaten Cilacap dan Kabupa-ten Banyumas propinsi Jawa Tengah saja y a n g dianalisis. Responden dalam survei ini adalah wanita usia 15-49 t a h u n y a n g sudah kawin. Karena penelitian ini berkaitan dengan keluarga berencana, maka obyek penelitiannya adalah wanita yang berstatus kawin. Jumlah responden dari hasil SMCI ini adalah sebanyak 64 wanita di Kabupaten Cilacap dan 59 wanita di Kabupaten Banyumas. Metode pengambilan contoh Metode pengambilan contoh yang digunakan pada SDKI'91 sama dengan metode pada sensus sampel Sensus Penduduk tahun 1990 (SPS90), karena wilayah pencacahan (wilcah) terpilih SDKI'91 merupakan sub-sampel dari sampel SP'90. Pemilihan wilcah dilakukan metode pengambilan contoh dengan dua tahap. Pada tahap pertama wilcah dipilih dengan peluang sebanding dengan banyaknya rumahtangga. Pada t a h a p k e d u a dari setiap wilcah terpilih diambil sejumlah rumahtangga secara sistematik. Rumahtangga yang dipilih adalah rumahtangga yang mempunyai wanita berusia 15-49 tahun yang sudah kawin. Peubah-peubah yang diamati Adapun peubah yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan data yang tersedia adalah : a. Umur wanita Penghitungan umur dilakukan dengan pembulatan ke bawah atau umur menurut ulang tahun yang terakhir, sedangk a n kalender yang digunakan adalah kalender Masehi. b. Pendidikan istri/suarni P e u b a h pendidikan
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Kategori yang digunakan : 1. Tidak pernah sekolah 2. Tidak tamat SD 3. Tamat SD 4. Tamat SLTP ke atas c. Jumlah anak Jumlah anak y a n g masih hidup adalah semua anak yang dilahirkan hidup, yang pada saat pencacahan masih hidup, baik yang tinggal bersama-sama ibunya maupun tinggal di tempat lain. d. Penerirnaan media informasi /komunikasi Media informasi/komunikasi didalam penelitian ini meliputi koranlmajalah, radio dan televisi. untuk media koran/ majalah, penerimaan adalah kegiatan responden d a l a m membaca koranlmajalah paling sedikit satu k a l i dalam seminggu. Tidak dipermasalahkan jenis artikel yang dibacanya dan siapa yang membeli koran/majalah tersebut. Sedangkan untuk media radio, penerimaan adalah kegiatan responden mendengarkan radio satu kali setiap hari atau pada umumnya mendengarkan radio setiap hari. Untuk media televisi, ukurannya adalah pernah menonton televisi sedikitnya sekali seminggu, tidak dipermasalahkan siapa pemilik televisi tersebut. e. Status pekerjaan Istri Dalam penelitian ini peubah tentang status pekerjaan istri dikategorikan menjadi bekerja dan tidak bekerja. Batas waktunya adalah selama seminggu sebelum pencacahan.
f. Jenis pekerjaan Suami
Dalam penelitian ini peubah jenis pekerjaan suami adalah jenis pekerjaan yang dilaku-kan selama seminggu sebelum survei dan dikategorikan menjadi: 1. ManajerjKaryawan 2 . Tenaga usaha penjualan IPedagang 3. Tenaga usaha pertanian /Petani 4. Tenaga produksijBuruh 5. Tenaga kerja lainnya g. Pengetahuan alat/cara kontrasepsi modern Peubah ini didapat dengan pertama-tama menanyakan kepada r e s p o n d e n untuk menyebutkan cara-cara yang dapat dilakukan oleh suatu pasangan untuk menunda atau menghindari terjadinya kehamilan atau kelahiran. Jika responden tidak secara spontan menyebutkan suatu cara tertentu, maka responden d i t a n y a apakah ia mengenali alat/cara yang disebutkan oleh pewawancara. Jadi, wanita dikatakan tahu suatu alat apabila ia secara spontan tahu tentang suatu alatj cara atau ditanyakan satu persatu apakah tahu tentang alat/cara tersebut. Dalam penelitian ini hanya alat/cara kontrasepsi modern saja yang dipakai, karena pengetahuan tentang alatjcara tersebut bisa dijadikan ukuran tentang keberhasilan dari program. Sehingga kategori dari peubah ini adalah: 1. Pi1 2. IUDjAKDRjSpiral 3. Suntikan 4. Kondom 5. Norplantjsusuk KB 6. Sterilisasi wanitaj tubektomi 7. Sterilisasi priaj vasektomi
Untuk semua alat/cara kontrasepsi modern yang diketahui oleh responden ditanyakan kemana responden akan pergi untuk mendapatkan alatjcara tersebut seandainya memerlukan. Bila responden menyebutkan salah satu tempat, berarti dianggap mempunyai pengetahuan tentang tempat alatjcara kontrasepsi diperoleh. Sehingga, peubah ini mempunyai kategori yang sama dengan peubah pengetahuan tentang alatjcara kontrasepsi. Konsep dan Definisi Untuk tidak memberikan kerancuan akan pemahaman terhadap peubah yang digunakan dalam penelitian ini, maka di bawah ini diberikan beberapa konsep dan definisi dari beberapa istilah yang dipakai : 1. Tingkat partisipasi keluarga berencana (TPKB) adalah banyaknya wanita kawin yang memakai alatjcara kontrasepsi terhadap banyaknya wanita kawin usia 15-49 tahun. 2. Pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun tidak, dimana umur istrinya antara 15-49 tahun. 3. Jenis alat/cara kontrasepsi adalah : Pi1 KB, IUDjSpiral, Suntikan, KondomjKaret K B , Norplant/susuk KB, Sterilisasi wanitajlubektomi dan Sterilisasi pria/Vasektomi (dikenal sebagai alatjcara kontrasepsi medern). Sedangkan lainnya adalah Pantang BerkalajKalender, Senggama Terputus, Pijat, Jamu dan lainnya termasuk alatjcara kontrasepsi tradisional. Untuk alat/cara kontrasepsi berupa Kondom yang pemakaiannya sewaktu-waktu, batas waktu pemakaiannya adalah saat terakhir "kumpul", jika pada saat "kumpul" tidak
menggunakan dianggap tidak memakai kontrasepsi. Sedangkan untuk alat/cara Pi1 KB, bila t i d a k minum pi1 2 hari atau lebih maka wanita tersebut sudah t i d a k terlindung lagi, d a n dianggap tidak memakai kontrasepsi.
Metode Penelitian Tahapan analisis dalam penelitian ini adalah berupa pembahasan t e n t a n g perbandingan ciri-ciri wanita/suaminya di Kabupaten Cilacap dengan di Kabupaten Banyumas. Ciriciri yang akan dilihat antara lain : umur wanita, jumlah anak yang masih hidup, pendidikan wanita, pendidikan suami, penerimaan media informasif komunikasi, pengetahuan tentang alat/cara kontrasepsi, status pekerjaan wanita dan jenis pekerjaan suami. Dalam penelitian ini pembahasan dilakukan dengan metode eksplorasi data untuk membandingkan ciri-ciri dari pasangan usia subur di atas. Untuk peubah umur wanita dan jumlah anak yang masih hidup keterangan yang diambil antara lain ukuran pemusatan, dan penyebaran, sedangkan peubah lainnya hanya dibandingkan persentasenya saja. Sedangkan untuk l e b i h informatif pembahasannya dilengkapi dengan menggunakan cara visual berupa diagram atau grafik.
HASIL DAN PEhlBAHASAN
Umur Wanita Hasil dari survei ini menunjukkan bahwa rata-rata umur wanita di Banyumas sebesar 32.34 tahun lebih tua dibandingkan dengan rata-rata umur wanita di Cilacap yang 31.45 tahun walaupun hanya sekitar satu tahun perbedaannya (lihat Tabel 1). Sedangkan bila dilihat mediannya
terlihat juga sama dimana median umur wanita di Banyumas (31 tahun) lebih besar dari pada median umur wanita di Cilacap ( 27 tahun). Untuk mengetahui pola sebarannya pada Lampiran 1 dapat terlihat dimana umur wanita di Cilacap lebih menyebar dan condong pada umur-umur muda, sedangkan sebaran umur wanita di Banyumas relatif lebih simetris. Keadaan sebaran di Cilacap yang condong pada umur muda tersebut amatlah wajar bila dihubungkan dengan TPKB yang rendah, karena mungkin wanita yang berumur muda tersebut masih ingin mempunyai anak lagi. Tabel 1
:
Deskripsi umur wanita di Cilacap dan Banyumas
Deskripsi w r
CILACAP
BANYUMAS
Junlah u a n i t a Rata-rata
31.45
32.34
Quartit 1 Pvartil 3 Minim Maxim
39 49 48
Jumlah anak yang masih hidup Dari hasil SDKI ini diperoleh keadaan bahwa rata-rata maupun median jumlah anak yang masih hidup dari wanita di Cilacap dan Banyumas sama sebanyak 2 orang anak dan bentuk sebaran di kedua wilayah tersebut juga tidak berbeda jauh (lihat Tabel 2 dan Lampiran 2). Dari hasil ini d a ~ a tditeranakan bahwa rendahnya TPKB di Cilacap mungkin karena banyak yang masih ingin mempunyai anak lagi, sedangkan untuk daerah Banyumas keadaan ini cukup membawa angin segar mengingat tingginya TPKB tidak diikuti dengan tingginya jumlah anak, seperti yang masih banyak terjadi di beberapa daerah di Indonesia.
Tabel 2 : Deskripsi jumlah anak yang masih hidup di Cilacap dan Banyumas Deskripsi Junlah anak yang masih hidup
CILACAP
BANYUHAS
Jmlah uanita Rata-rata Median Standar Deviasi Quartil 1 Quartil 3 Minim Maxim
64 2.83 2 2.13 1 4 0 8
59 2.63 2 1.66 1 4 0 7
Pendidikan Wanita Secara teoritis dapat dikatakan bahwa faktor pendidikan mempunyai dampak positif terhadap peran serta dalam berkeluarga berencana. Sehingga dapat diharapkan bahwa s e m a k i n t i n g g i pendidikan akan memberikan andil yang tinggi terhad a p suksesnya program keluarga berencana. Hal ini mudah dipahami karena semakin tinggi pendidikan seseorang dengan sendirinya akan semakin luas pula pengetahuan dan pola berpikirnya. Tabel 3
:
Sebaran persentase tingkat pendidikan wanita yang ditamatkan di Cilacap dan Banyumas
ditamatkan
Tdk tamat SO Tamat SD Tamat SLTP +
31.25 50.00
16.95 52.54 28.81
Junlah wanita
Tabel 3 memberikan gambaran bahwa secara umurn tingkat pendidikan wanita d i Cilacap lebih rendah dibandingkan dengan wanita d i Banyumas. Untuk kategori pendidikan tidak sekolah, terlihat proporsi
wanita di Cilacap lebih besar dibandingkan dengan proporsi wanita di Banyumas. Namun untuk kategori pendidikan selanjutnya, keadaannya terbalik dimana proporsi wanita di Banyumas lebih besar dari pada proporsi wanita di Cilacap (lihat juga Lampiran 3). Kenyataan ini dapat dijadikan suatu petunjuk bahwa pendidikan wanita merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan bila ingin suatu daerah mempunyai TPKB besar. Pendidikan Suami Secara umum peran suami atau kaum laki-laki masih dirasakan kurang, malah ada yang apriori terhadap program keluarga berencana dengan alasan tertentu. Sikap itu diduga karena kurangnya pengetahuan mereka terhadap manfaat keluarga berencana sementara pengetahuan erat kaitannya dengan pendidikan. Hasil dari SDKI menunjukkan bahwa untuk kategori pendidikan tidak sekolah dan tidak tamat SD, terlihat proporsi suami di Cilacap lebih besar dari pada proporsi suami di Banyumas. Sedangkan untuk kategori pendidikan selanjutnya yaitu tamat SD dan tamat SLTP k e atas, proporsi suami di Banyurnas lebih besar dibandingkan dengan proporsi suami di Cilacap (lihat Tabel dan Lampiran 4). Tabel 4 : Sebaran persentase tingkat pendidikan suarni di daerah Cilacap dan Banyumas Tingkat pendidikan ditamatkan suami Tidak sekotah Tdk tamat So Tamat SD Tamat SLIP + Jmlah uanita
I
26.56 50.00 17.19 6.25 64
I
15.25 40.68 35.59 6.78 59
penerimaan media informasi /komunikasi Faktor ini jelas pengaruhnya terhadap penggunaan alat kontrasepsi karena salah satu program dari keluarga berencana adalah kegiatan penerangan, pendidikan dan komunikasi untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang keluarga berencana. Kegiatan ini dilaksanakan melalui media masa berupa surat kabar/ majalah, radio dan televisi dan kelompok akseptor maupun petugas lapangan keluarga berencana yang dilaksanakan baik di tingkat pusat maupun daerah. Tampaknya hasil dari survei ini menunjukkan bahwa program di atas bisa dikatakan cukup berhasil. Hal ini karena secara umum wanita di Banyumas mempunyai tingkat penerimaan media informasi/komunikasi yang l e b i h l u a s dibandingkan dengan wanita di Cilacap (lihat Tabel dan L a m p i r a n 5). Sekitar 15 persen wanita di Banyumas membaca koranf majalah sedangkan di Cilacap hanya 5 persen, kemudian proporsi untuk m e d i a r a d i o d a n TV d i Banyumas masing-masing sebesar 63 persen dan 71 persen, sedangkan d i Cilacap hanya 59 persen dan 30 persen. Tabel 5 : Sebaran persentase penerimaan media informasi/ komunikasi di Cilacap dan Banyumas
kontrasepsi modern ternyata telah merata baik untuk wanita di Cilacap maupun di Banyumas. Hal ini dapat dijadikan suatu petunjuk bahwa program penerangan, pendidikan dan komunikasi telah berhasil menyebarluaskan pengetahuan tentang alatf cara kontrasepsi. Namun demikian, pengetahuan m e n g e n a i alat/cara kontrasepsi terlihat lebih meluas pada wanita di Banyumas daripada di Cilacap. Hal ini tampak dari persentase pengetahuan wanita Banyumas yang selalu lebih besar daripada persentase wanita Cilacap untuk setiap jenis alatlcara kontrasepsi modern (Tabel dan Lampiran 6). Pil, IUD dan suntikan merupakan alatlcara kontrasepsi yang dikenal sangat luas, dimana lebih dari 80 persen wanita di Cilacap yang mengenal, sedangkan d i Banyumas lebih dari 9 0 persen. Sterilisasi wanita maupun pria merupakan alatfcara kontrasepsi yang kurang dikenal dibandingkan dengan alatlcara lainnya baik di Cilacap maupun di Banyumas. Keadaan ini tentu saja cukup memprihatinkan mengingat kedua alat/cara tersebut merupakan alatlcara kontrasepsi yang paling efektif dan mempunyai efek sampingan yang kecil. Tabel 6 : Sebaran persentase pengetahuan tentang alatlcara kontrasepsi di Cilacap dan Banyumas pengetahuan a1atlcara kontrasepsi
Baca koranlmajalah Dengar r a d i o
Nonton TV
59.38 29.69
15.25 62.71 71.19
Jumlah u a n i t a
Pengetahuan tentang alatlcara kontrasepsi dan sumber pelayanannya Pengetahuan tentang alatlcara
Pit LUDlSpiraL sunci kan Kondm Narplantlsusuk Tubektmi
/
ClLACAP
/
BANYUMAS
I
D a r i alatlcara kontrasepsi y a n g d i k e t a h u i sebagian besar ( d i a t a s 80 persen) tahu dimana mendapatkannya baik untuk wanita'di Cilacap maupun di Banyumas, tetapi secara umum wanita di Banyumas lebih besar proporsinya (Tabel dan Lampiran 7)
.
Tabel 7
:
Sebaran persentase pengetahuan tempat alatlcara kontrasepsi diperoleh di Cilacap dan Banyumas
Pengetahuan tempat a l a t l c a r a kontrasepsi d i p e r o l e h Pi1 IUD/Spiral Sunt ikan Kondm Norplantlsusuk
Tubektomi Vasektmi Jwnlah u a n i t a
ClLACAP
BANYUMAS
90.00 87.72 84.62 87.80 89.36 63.U 71.43
98.25 96.36 96.49 66.57 98.15 87.50 100.00
64
59
status pekerjaan wanita Pekerjaan seorang istri merupakan faktor yang cukup dominan dalam ha1 penggunaan alat kontrasepsi. Tidak saja waktu yang tersita untuk p e k e r j a a n t e r s e b u t tetapi juga fisik d a r i wanita kemampuan sehingga sangat berpengaruh terhadap jumlah anak yang dipunyai. Tabel 8 : Sebaran persentase status pekerjaan wanita di daerah Cilacap dan Banyumas Status pekerjaan uani t a
I
ClLACAP
I
BANYWAS
I
I
Tidak b e k e r j a
1
62.50
1
32.20
1
I
Jwnlahuanita
1
64
1
59
1
Ternyata hasil dari SDKI (Tabel dan lampiran 8) mendukung pendapat diatas, dimana terlihat 68 persen wanita di Banyumas statusnya bekerja sedangkan di Cilacap hanya 38 persen saja yang bekerja. Jenis pekerjaan Suami Jenis pekerjaan suami tentu saja berpengaruh terhadap keadaan ekonomi keluarga tersebut dan keadaan ekonomi ini berpengaruh terhadap penggunaan alatlcara kontrasepsi. Hasil d a r i S D K I ( T a b e l d a n Lampiran 9) menunjukkan bahwa, hanya untuk jenis pekerjaan p e t a n i terlihat proporsi suami di Cilacap lebih besar daripada proporsi suami di Banyumas. Sedangkan untuk kategori jenis pekerjaan y a n g lain (manajer, pedagang, buruh dan lainnya) terjadi sebaliknya. Apabila jenis pekerjaan petani dianggap mempunyai tingkat pendapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang lain, maka dapat disimpulkan bahwa ting kat pendapatan atau keadaan ekonomi rumahtangga berpengaruh terhadap penggunaan alat/ cara kontrasepsi.
-
Tabel 9 : Sebaran persentase jenis pekerjaan suami di daerah Cilacap dan Banyumas Jenis pekerjaan suami Mana jer Pedagang Petani Buruh Lainnya Jmlah uanita
ClLACAP
BANYUMAS
81.25
69.49 3.39 13.56
9.38
DI\FTAR PUSTA I
SARAN Perlu dicari konsep yang lebih baik t e n t a n g pemakai alatlcara kontrasepsi (Current user), karena konsep yang sekarang tidak bisa memisahkan mana pemakai yang baik dan yang tidak baik.
Anderson T.W and L.S Stanley, 1974, Introduction Statistical Mifflin Analysis ", Houghton Boston. Data, Aunuddin, 1989, "Analisis dengan pendekatan eksploratif" , Jurusan Statistika FMIPA IPS Bogor. Budiman A, 1981, " Pembagian kerja secara seksual ", PT Gramedia, Jakarta. dan T. Bakir, 1983, " Bukit .D Partisipasi angkatan kerja, kesempatan kerja dan pengangguran di Indonesia ", PPSK-UGM Yogyakarta. Eckholm E and K. Newland, 1977, " Health: The Family Planning Factor ", World Watch Paper. Erickson B .H dan T.A Nosanchuk, 1987, " Hemahami Data Statistika ilmu sosial ", LP3ES untuk jakarta Singarimbun M, 1988, "Pencapaian program Keluarga Berencana di 311988. Indonesia" , Prisma Supraptilah B dan B Suradji, 1979, " Pengaruh perbedaan sosial ekonomi terhadap fertilitas dan mortalitas masa kanak-kanak di Indonesia ", LDFE Universitas Indonesia jakarta. Utomo B dkk, 1980,"Current Users DKI Jakarta 1979 " Laporan penelitian FKMUI dan BKKBN jakarta.
.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 2 : Histogram dan diagram kotak garis jumlah anak yang masih hidup di Cilacap dan Banyumas
Histogram jumlah anak di Cilacap Midpoint Count
Histogram jumlah anak di Banyumas Midpoint
N = 64
N = 59
Count
.....................
CILACAP
BANYUMAS
------- I
I--------------------------
.....................
-I
------
+
+
I--------------------
Jumlah anak yang masih hidup
Lampiran 3 : Grafik pendidikan istri
"
Tdk sekolah
Tdk t m t SD
Tamat SD
Tamat SLTP
+
Tingkat pendidikan istri CILACAP
BANYUMAS
Lampiran 4: Grafik pendidikan suami
-
Tdk sekolah
Tdk tint SD
Tamat SD
Tingkat pendidikan suami CILACAP
BANYUMAS
Tamat SLTP
Lampiran 5 : Grafik penerimaan media ~ersen
"
Baca koran/maialah
Dengar radio
Nonton TV
Penerirnaan media informasi CILACAP
Lampiran 6
"
Pit
IUD
BANYUMAS
: Grafik
Suntik
Kondom
Pengetahuan CILACAP
pengetahuan alat KB
Susuk KB Tubcklomi Vaaektomi
cara/alat KB BANYUMAS
Lampiran 7
: Pengetahuan
sumber alat KB
peraen
120
V
Pit
Suntik
IUD
Kondom
Suauk KB Tubektomi Vaaektomi
Pengetahuan surnber alat KB
la CILACAP
Lampiran 8
"
:
BANYUMAS
Grafik status pekerjaan
Tldak bekerja
Bekerla
Status pekerjaan wanita CILACAP
BANYUMAS
Lampiran 9
:
Grafik jenis pekerjaan
peraen
100
i
I
I
I
manaier
Pedagang
Petani
Buruh
Jenis pekerjaan suarni CILACAP
BANY UMAS
Lainnya