09/11/1433
National Forest Monitoring System untuk mendukung REDD+ Indonesia IMAN SANTOSA T. Direktorat Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan Ditjen Planologi kehutanan Kementerian Kehutanan Workshop Sistem MRV Perhitungan Karbon untuk REDD+ di Provinsi Sumatera Barat Padang, 13-14 September 2012
• Luas Hutan Indonesia ± 98,6 juta ha (Landsat 2011,) • Hutan menjadi sangat penting dalam konteks pengurangan emisi karbon. • Kondisi Sumberdaya Hutan perlu dimonitor secara berkesinambungan. • Perlu adanya sistem monitoring hutan yang handal dan transparan
1
09/11/1433
Monitoring dalam MRV M
R
ACTIVITY DATA Satellite Land Representation System (SLRS)
x
EMISSION FACTOR National Forest Inventory
=
REDD+ GHG Inventory
2005 LULUCF Inventory
UNFCCC
Inventory compilation QA/QC
Emission Inventory Database
Indepedent verification
INPUT: -
PETA SPASIAL + DATA ATRIBUT BATAS ADMINISTRASI LAND COVER GRID TSP/PSP
OUTPUT: - PETA TEMATIK - INFORMASI SUMBER DAYA HUTAN - HASIL ANALISIS LAIN
GIS AUXILIARY DATA
PENUTUPAN LAHAN/ PENGGUNAAN LAHAN
VOLUME TEGAKAN & HUBUNGAN DENGAN STRATIFIKASI
DAFTAR GRID KLASTER + STRATA
DATA UNTUK UJI COBA
RS/DIAS OUTPUT : - HARD COPY INDERAJA - MOSAIK INDERAJA INPUT : - DATA INDERAJA (DIGITAL)
2
FI/FDS Program Pengolahan Data TSP/PSP
OUTPUT : - STATISTIK SUMBER DAYA HUTAN
INPUT : - MASTER FILE DATA LAPANGAN
09/11/1433
Kegiatan Monitoring SDH saat ini
Data sharing & exchange
• TSP/PSP (NFI) • NSDH
• Remote sensing • Landcover
Inventory
Monitoring
Spatial Data Network
Mapping
• Spatial Data Validation Unit • WebGIS
• GIS • Mapping
(Citra Satelit)
(Invent. Hutan Nas.)
Spatial Analysis
Pendugaan Emisi Karbon
FAKTOR EMISI
DATA AKTIVITAS
Activity Data
=
Emission Factor
X
CO2 equivalent
Modified from: UNREDD general and MRV framework COP, 2010
*) - Sesuai Good practices and Guidelines of the Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC, 2006);
3
09/11/1433
DATA AKTIVITAS
Matriks Perubahan Penutupan Lahan
Peta Penutupan Lahan 1990, 2000, 2003, 2006, 2009 dan 2011
Citra Satelit
Citra Satelit
4
Citra Satelit Utama
Landsat 7 ETM+, Landsat 5
Citra Satelit Pendukung
MODIS, SPOT 4/5, PALSAR Worldview, Quickbird dll
09/11/1433
Mosaik Citra Landsat 7 ETM+ Indonesia
Klasifikasi Penutupan Lahan No. Kementerian Kehutanan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
5
Hutan Lahan Kering Primer Hutan Lahan Kering Sekunder Hutan Rawa Primer Hutan Rawa Sekunder Hutan Mangrove Primer Hutan Mangrove Sekunder Hutan Tanaman Pertanian Lahan Kering Pertanian Lahan Kering Sekunder Transimigrasi Sawah Perkebunan Rumput Semak Belukar Rawa Belukar Rawa Permukiman Tanah Terbuka Tambak Bandara/Pelabuhan Pertambangan Tubuh air Awan
No. IPCC Class 1 Forestland 2 Cropland 3 Grassland 4 Wetland 5 Settlement 6 Other Land
19 392
-
-
-
-
90 28
50
12
60
31
-
0 1 0 440
0 1 2
-
1
7 1
443
Grand Total
-
-
- - - - - - - - - - 7 - 1 - -
Sawah
0 29 2 -
Pertanian Lahan Kering campur
60 -
Pertanian Lahan Kering
12 -
Belukar Rawa
0 50 -
Hutan Rawa Sekunder
1 88 - 28 1 -
Perkebunan
Hutan Mangrove Sekunder
5 -
Air
2.304
0 -
Rumput
2.020
17 1
19 - 382 0 4 0 0 1
Lahan terbuka
Grand Total (1000 ha)
2.260 17 2 0 4 4
Permukiman
Hutan Primer 1.999 Hutan Sekunder 18 Hutan Mangrove Primer Belukar 2 Perkebunan 0 Permukiman Lahan terbuka 0 Rumput Air Hutan Mangrove Sekunder Hutan Rawa Sekunder Belukar Rawa Pertanian Lahan Kering 0 Pertanian Lahan Kering campur 1 Sawah -
Belukar
2009
Hutan Sekunder
Hutan Primer
2006
Hutan Mangrove Primer
09/11/1433
-
1.999 2.278 19 403 91 28 60 12 60 30 7 3 447
515 - 105
538 107
518
105
6.080
Contoh Matrik Perubahan Penutupan Lahan 2006-2009 Prov. Sulteng (dalam .000)
Tutupan Hutan dan Laju Deforestasi di Indonesia (2009)
HF/HD LF/HD HF/LD
LF/LD
6
09/11/1433
DEFORESTASI : Perubahan permanen areal berhutan menjadi tidak berhutan akibat kegiatan manusia DEGRADASI HUTAN : Penurunan kuantitas tutupan hutan dan stok karbon selama periode tertentu akibat kegiatan manusia.
DEFORESTASI DEFORESTASI vs. DEGRADASI
DEGRADASI HUTAN
LAJU DEFORESTASI 4 3,51 3,5 2,83
3 2,5 2 1,5
1,87 1,37
1,08
1
0,68 0,5
1,17 0,83
0,76
0,61
0,78
0,5
0,45
0,41
0,3
0,32 0,13
0,22
0 1990-1996
1996-2000
Seluruh Indonesia
2003-2006
2006-2009
2009-2011
Di luar Kawasan Hutan (APL)
Laju Deforestasi
1990-1996
1996-2000
2000-2003
2003-2006
2006-2009
2009-2011*
Seluruh Indonesia
1,87
3,51
1,08
1,17
0,83
0,45
Di dalam Kawasan Hutan
1,37
2,83
0,78
0,76
0,61
0,32
Di luar Kawasan Hutan (APL)
0,5
0,68
0,3
0,41
0,22
0,13
* Angka sementara
7
2000-2003
Di dalam Kawasan Hutan
09/11/1433
Unit: ribu hektar/thn
PENUTUPAN LAHAN
KAWASAN HUTAN A PL
TOTAL
Konser Lindung Produksi vasi
2006-2009
32,3 (7%)
58,8 (13%)
342,5 (77%)
13,3 (3%)
446,9 (100%)
2009-2011
23,7 (15%)
15,5 (10%)
94,2 (61%)
22,1 (14%)
155,5* (100%)
Sumber: • Citra Satelit Landsat 7 ETM+ tahun 2009/2010 (217 scene) Penafsiran pada tahun 2009. *) Angka sementara
PETA PENUTUPAN LAHAN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2011
8
09/11/1433
PETA DEFORESTASI PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2009 - 2011
Luas tutupan hutan yang terdeforestasi = 27.552 Ha (13.776 ha/tahun)
FAKTOR EMISI
INVENTARISASI HUTAN NASIONAL
9
09/11/1433
• Dilakukan dengan membuat Permanent Sample Plot (PSP) dan Temporary Sample Plot (TSP) • Tujuan: TSP : Pendugaan potensi sumberdaya hutan (volume, kondisi tegakan, distribusi dan keanekaragaman jenis) PSP : (1) ( 2)
Pemantauan perubahan SDH Riap pertumbuhan
•
Terletak di seluruh kawasan hutan (HP, HPT, KSA/KPA HL) dgn prioritas pada ketinggian dibawah 1000 m dpl pada hutan lahan kering dataran rendah, rawa, dan mangrove
•
Tersebar secara sistematik dalam kisi 20 km x 20 km, dapat dirapatkan 10 km x 10 km atau 5 km x 5 km
PLOT KLASTER TSP/PSP
Satu klaster terdiri dari 8 TSP dan 1 PSP. Satu TSP terdiri dari 8 sub plot
Satu PSP terdiri dari 16 record unit
10
09/11/1433
Jumlah Plot TSP/PSP • 1990-1996 (2.735 plot klaster) • 1996-2000 (1.145 plot klaster) • 2000-2006 ( 485 plot klaster) • 2006-2010 (2.997 plot klaster) • 2010-2014 (599 plot klaster/th)
Potensi Tegakan rata-rata per Ha utk semua jenis Prov. Sumatera Barat (SKI, 2011) 1. Jumlah klaster : 72 kalster plot. 2. Enumerasi 1990 – 1996 : a. N awal (btg/ha) : 20 cm up : 95,10, 50 cm up :16,40. b. V awal (m3/ha) : 20 cm up : 126,40; 50 cm up : 68,40. 3. Re-enumerasi 1996 – 2006: a. N akhir (btg/ha): 20 cm up : 68,26; 50 cm up: 11,62. b. V akhir (m3/ha) : 20 cm up: 90,91; 50 cm up: 49,09.
11
09/11/1433
Source: Policy Scenarios of Reducing Carbon Emissions From Indonesia's Peatland. Scientific Basis and Predicted Consequences of the Scenarios in Economic and Legal Aspect, BAPPENAS, 2010.
SKEMA PERHITUNGAN STOK, EMISI DAN SERAPAN KARBON NASIONAL
Citra Satelit Landsat 7 ETM+ (Tahun 2000, 2003, 2006, 2009 dan 2011)
Data parameter Pohon (diameter, tinggi, volume) dari data TSP/PSP
Interpretasi dan Deliniasi
Penghitungan Biomassa/Stok Karbon
Peta Penutupan Lahan 22 Kelas (Tahun 2000, 2003, 2006, 2009 dan 2011)
Overlay dan Perhitungan
Potensi Karbon per Hektar 22 Kelas
Peta Karbon Nasional (23 kelas dan Provinsi) Stok, Emisi dan Serapan (Tahun 2000, 2003, 2006, 2009 dan 2011) Overlay dengan Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Peta Karbon Nasional (berdasarkan fungsi kawasan dan Provinsi) Stok, Emisi dan Serapan (Tahun 2000, 2003, 2006, 2009 dan 2011)
12
09/11/1433
DATA KARBON HUTAN
STOCKS SERAPAN * Hasil perhitungan awal/sementara
13
EMISI
09/11/1433
14