PERANAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY DALAM MEMINIMALISASI BIAYA PERSEDIAAN BAHAN BAKU (Study Kasus Pada Perusahaan PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya)
NASKAH SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
Oleh: DADAN HERYANTO (103403059)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA (2014)
ABSTRACT ROLE IN MINIMIZING THE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) METHOD OF INVENTORY COST OF RAW MATERIALS By DADAN HERYANTO 103403059
Supervisor: Euis Rosidah SE,.M.AK. R.Neneng Rina A.,SE. MM.,Ak.
The objective of this research is to determine: implementation of inventory control of materials, cost of supplies, the role of method economic order quantity (EOQ) in minimizing inventory cost in PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya, this method used in this study is descriftif method. Data obtained throught the literature and field survey by the PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya. To perform analysis of data obtained from studies using Economic Order Quantity (EOQ) , result should that the company was still using the production based on the company, by apllying Economic Order Quantity (EOQ) the cost of raw material inventory more economical to the company, where the total inventory cost can be reduced in defference in him from that obtained. To control the apply
of raw materials, companies should use EOQ method so that total inventory cost incurred can be reduced to a minimum.
Keyword, Economic Order Quantity (EOQ), inventory cost
ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: pelaksanaan
pengendalian persediaan bahan baku, biaya persediaan bahan baku, dan peran Economic Order Quantity dalam meminimalisasi biaya persediaan pada PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif. data yang diperoleh melalui kepustakaan dan lapangan dengan melakukan survei pada PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya. untuk melakukan analisa terhadap data yang diperoleh dari hasil penelitian dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), hasil penelitian masih menunjukan perusahaan masih menggunakan cara berpedoman pada pengalaman produksi masa lalu. Biaya-biaya persediaan bahan baku yang harus dikeluarkan oleh perusahaan yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan, secara keseluruhan mengenai pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan, dengan menerapkan Economic Order Quantity maka biaya persediaan bahan baku lebih ekonomis, dimana biaya persediaan dapat diminimalisasi setiap tahunya dari selisih yang diperoleh. untuk mengendalikan persediaan bahan baku, sebaiknya perusahaan menggunakan metode Economic Order Quantity agar total biaya persediaan yang dikeluarkan dapat diminimalisasi. kata kunci: Economic Order Quantity ( EOQ), Biaya persediaan
PENDAHULUAN Pengelolaan persediaan pada masa sekarang tidak bisa diabaikan. Hal ini merupakan fundamental untuk membangun kompetitif jangka panjang. Kualitas, teknuik produksi, jam kerja lembur, kapasitas yang berlebih dan kemampuan untuk menghadapi pelanggan dan profitabilitas total, semua dipengaruhi oleh kegiatan dalam pengelolaan persediaan. Walaupun kadang sudah dikelola sebaik mungkin,terkadang pada waktuwaktu lain, persediaan yang tidak produktif tetap terjadi. Oleh sebab itu dalam pelaksanaanya diperlukan metode-metode tertentu. Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk dapat lebih bersaing adalah dengan dapat memenuhi permintaan konsumen. Oleh sebab itu perusahaan dituntut untuk dapat selalu memenuhi permintaan konsumen baik dari segi kualitas maupun kuantitas waktu penyerahan hasil produksi yang dipesan sehingga apabila factor–factor ini dapat dipenuhi maka konsumen akan merasa puas. Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa maupun manufaktur selalu memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa suatu waktu perusahaan tidak akan dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang yang dinginkan. Hal yang mungkin saja terjadi, mengingat tidak selamanya barang barang tersedia. Yang berarti perusahaan akan kehilangan kesempatan keuntungan yang seharusnya didapatkan. Dengan kata lain persediaan menjadi suatu factor yang paling penting bagi setiap perusahaan untuk dapat menjamin kelangsungan hidup usahanya. Hal paling penting yang harus dilakukan mengenai persediaan ini adalah bagaimana perusahaan mengelolanya dengan baik. Langkah paling efektif yang harus dilakukan manajemen adalah bagaimna seharusnya menerapkan system persediaan ( inventory ) yang biak, agar dapat membantu dalam menentukan kebijakan yang ditempuh. Persediaan sangat diperlukan oleh perusahaan agar penjualan yang dilakukan dapat berjalan efektif dan efisien. Antara lain ketetapan waktu dalam
pengadaan barang untuk menjaga agar jangan sampai persediaan barang berlebihan yang akan menumbulkan biaya terlalu besar dan mungkin juga dapat mengurangi resiko – resiko akibat kerusakan, kehilangan dan pemborosan yang dapat merugikan perusahaan. Jumlah persediaan yang dibutuhkan untuk proses produksi harus mencukupi atau sesuai dengan yang telah direncanakan terlebih dahulu baik itu berupa jumlah, waktu pemesanan, kualitas maupun biaya yang harus dikeluarkan untuk pengadaan persediaan bahan baku. Persediaan bahan baku maupun barang jadi setiap perusahaan jumlahnya relatif, karena bengan mengadakan persediaan yang cukup besar mungkin lebih menguntungkan, tetapi bagi perusahaan lain dengan persediaan bahan baku dengan jumlah yang kecil mugkin juga lebih menguntungkan. Setiap perusahaan dituntut untuk mengendalikan pengadaan persediaan dengan memperhatikan waktu untuk pemesanan, biaya pesanan, biaya penyimpanan dan jumlah pesanan yang paling ekonomis sehingga dapat meminimalkan biaya persediaan. Pengadaan persediaan sangat dipengaruhi oleh ramalan – ramalan penjualan, proses produksi, serta jumlah investasi dalam persediaan. Oleh karena itu setiap perusahaan perlu pengendalian persediaan untuk mengefektifkan bahan baku yang diperlukan dalam tahap penjualan. Pembelian bahan atau penyediaan bahan baku, pada umumnya dapat dipenuhi dengan cara membeli sekaligus seluruh jumlah kebutuhan bahan baku, kemudian menyimpan di gudang untuk dijual. Economic Order Quantity ( EOQ ) atau jumlah pemesanan yang ekonomis memberikan bentuk analisis persediaan paling penting dan mendasar. Model Economic Order Quantity (EOQ) ini memberikan sarana untuk menentukan berapa jumlah yang harus dipesan (kuantitas pesanan). Agar tidak terjadi kekurangan atau kelebiahan persediaan barang yang ada di gudang, serta kapan pemesanan harus dilakukan sehingga perusahaan dapat meminimalisasi biaya persediaan yang meliputi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Asumsi dasar atau model ini adalah bahwa permintaan diketahui dengan pasti dan bersifat konstan.
Objek Penelitian Adapun yang menjadi Objek dalam penelitian ini adalah”Metode Economic Order Quantity (EOQ) dan Biaya Persediaan Bahan Baku. Sedangkan subjek penelitianya PT. Raya Sugarindo Inti.
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu penelitian
yang
dimaksudkan
untuk
mengumpulkan
data
yang
menggambarkan mengenai status variabel, gejala atau keadaan yang ada.(Suharsimi Arikunto, 2003:309) Operasional Variabel Adapun operasional variabel dalam penelitian ini dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut : Table 3.1 Operasional Variabel Variabel
Definisi Variabel
EOQ
EOQ
(Economic
Aspek-Aspek yang Diteliti Order
Quantity)
Jumlah pemesanan yang
merupakan jumlah atau besarnya pesanan
ekonomis dengan rumus :
yang dimiliki jumlah “Ordering Costs”
Q = EOQ = √ (2DP : C
dan “Carrying Costs” per tahun minimal. Sukanto ( 2001 : 236 )
Biaya
Biaya
Persediaan
pengeluaran dan kerugian perusahaan yang
Persediaan
timbul
adalah
sebagai
akibat
semua
Biaya pemesanan (ordering cost)
adanya
persediaan. (Arman Hakim, 2008) Biaya Penyimpanan (carrying cost)
Biaya cadangan pengamanan
Metode Analisis Dalam perhitungan yang akan dilakukan, penulis melakukan kalkulasi dengan metode Economic Order Quantity (EOQ) yang merupakan kuantitas pesanan yang ekonomis, sehingga diketahui bahwa metode EOQ bisa meminimalisasi biaya. Handoko (2002:339). PEMBAHASAN
Metode Economic Order Quantity Walaupun kadang sudah dikelola sebaik mungkin,terkadang pada waktuwaktu lain, persediaan yang tidak produktif tetap terjadi. Oleh sebab itu dalam pelaksanaanya diperlukan metode-metode tertentu. Adapun salah satu metode dalam manajemen persediaan tersebut adalah dengan menggunakan metode Economic Order Quantity. Berikut pengertian Economic Order Quantity menurut beberapa ahli: Pengertian EOQ (Economic Order Quantity) menurut Bambang Riyanto(2001:78) adalah: “jumlah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian yang optimal”.
Sedangkan menurut Heizer dan Render. Tim penerjemah Erlangga (2005:68) adalah: ”salah satu tekhnik pengendalian persediaan yang paling tua dan terkenal secara luas, metode pengendalian persediaan ini menjawab 2 (dua) pertanyaan penting, kapan harus memesan dan berapa banyak harus memesan”. Biaya Persediaan Secara umum dapat dikatakan bahwa biaya
persediaan adalah
semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat adanya persediaan. Biaya-biaya yang timbul dari diadakanya persediaan yaitu biaya pemesanan, biaya penyimpan, dan biaya biaya cadangan pengaman. (Arman Hakim, 2008): Berikut ini akan diuraikan secara singkat masing-masing komponen biaya di atas (Arman Hakim, 2008): 1. Biaya penyimpana ( Holding Cost ), adalah biaya–biaya yang berkaitan dengan penyimpan atau penahanan (Carrying) persediaan selama waktu tertentu. 2. Biaya pemesanan (Ordering Cost) mencakup biaya–biaya pasokan, folmulir, pemrosesan pesanan, tenaga para pekerja dan sebagainya. 3. Biaya cadangan pengaman adalah
biaya tambahan yang
diadakan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan ( stock out )”.
HASIL PENELITIAN Pembelian bahan atau penyediaan bahan baku, pada umumnya dapat dipenuhi dengan cara membeli sekaligus seluruh jumlah kebutuhan bahan baku, kemudian menyimpan di gudang untuk dijual. Economic Order Quantity (EOQ) atau jumlah pemesanan yang ekonomis memberikan bentuk analisis persediaan paling penting dan mendasar. Model Economic Order Quantity (EOQ) ini memberikan sarana untuk menentukan berapa jumlah yang harus dipesan (kuantitas pesanan). Agar tidak terjadi kekurangan atau kelebiahan persediaan barang yang ada di gudang, serta kapan pemesanan harus dilakukan sehingga perusahaan dapat meminimalisasi biaya persediaan yang meliputi biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Asumsi dasar atau model ini adalah bahwa permintaan diketahui dengan pasti dan bersifat konstan. Tujuan dari metode ini adalah untuk untuk menentukan jumlah ekonomis setiap kali pemesanan sehingga meminimalkan biaya total persediaan. Untuk dapat mengetahui metode mana yang lebih efisien dalam penyediaan bahan baku, maka diperlukan perbandingan antara penyediaan bahan baku menurut kebijakan perusahaan dan penyediaan menurut perhitungan metode Economic Order Quantity. Berdasarkan hasil perhitungan biaya persediaan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity maka dapat diketahui perbandingan jumlah biaya persediaan yang dikeluarkan oleh PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya, untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut:
Berdasarkan kebijakan perusahaan tahun 2009 biaya persediaan yang dikeluarkan oleh PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya dengan jumlah pesanan 12.000 ton sebesar Rp 29.300.000 sedangkan dengan menggunakan perhitungan Economic Order Quantity biaya yang dikeluarkan oleh PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya dengan jumlah pesanan
23.580 ton sebesar
Rp 19.642.952 .
Berdasarkan kebijakan perusahaan tahun 2010 biaya persediaan yang dikeluarkan oleh PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya dengan jumlah pesanan 12.200 ton sebesar Rp 33.000.000
sedangkan dengan menggunakan perhitungan Economic Order Quantity biaya yang dikeluarkan oleh PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya dengan jumlah pesanan
24.395 ton sebesar
Rp 22.004.400 .
Berdasarkan kebijakan perusahaan tahun 2011 biaya persediaan yang dikeluarkan oleh PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya dengan jumlah pesanan 12.100 ton sebesar Rp 31.000.000 sedangkan dengan menggunakan perhitungan Economic Order Quantity biaya yang dikeluarkan oleh PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya dengan jumlah pesanan
24.804 ton sebesar
Rp 20.488.367 .
Berdasarkan kebijakan perusahaan tahun 2012 biaya persediaan yang dikeluarkan oleh PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya dengan jumlah pesanan 12.200 ton sebesar Rp 33.000.000 sedangkan dengan menggunakan perhitungan Economic Order Quantity biaya yang dikeluarkan oleh PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya dengan jumlah pesanan
24.395 ton sebesar
Rp 22.004.400.
Berdasarkan kebijakan perusahaan tahun 2013 biaya persediaan yang dikeluarkan oleh PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya dengan jumlah pesanan 12.250 ton sebesar Rp 35.500.000 sedangkan dengan menggunakan perhitungan Economic Order Quantity biaya yang dikeluarkan oleh PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya dengan jumlah pesanan Rp 24.184.215 .
22.744 ton sebesar
PENUTUP Simpulan Berdasarkan pada hasil penelitian dari pembahasan mengenai peranan metode Economic Order Quantity dalam meminimalisasi biaya persediaan bahan baku pada PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan pengendalian persediaan bahan baku yang dilakukan oleh PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya yaitu masih menggunakan cara lama yang berpedoman pada pengalaman produksi masa lalu dan sampai saat ini perusahaan belum menggunakan perhitungan biaya persediaan dengan kebijakan perusahaan. 2. Biaya persediaan bahan baku pada PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya dari tahun 2009 ke Tahun 2010 terjadi peningkatan sebesar 0,88 %, sedangkan tahun 2011 terjadi penurunan sebesar 1,06%. Kemudian tahun 2012 terjadi peningkatan sebesar 0,93%. Tahun 2013 biaya persediaan pada PT. Raya Sugarindo Inti Tasikmalaya terjadi peningkatan sebesar 0,93%. 3. Berdasarkan pada hasil analisis data secara keseluruhan mengenai pengendalian persediaan bahan baku pada perusahaan, bahwa dengan menggunakan metode Economic Order Quantity maka biaya persediaan dapat ditekan atau diminimalisasi setiap tahunnya dari selisih yang diperoleh. Saran Berdasarkan pada simpulan yang telah dikemukakan diatas, saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebaiknya perusahaan mengendalikan bahan baku sesuai dengan permintaan kebutuhan agar tidak terlalu banyak bahan baku yang menganggur di gudang, yang akan menyebabkan biaya penyimpanan menjadi lebih besar
2. Untuk pengendalian persediaan bahan baku, sebaiknya perusahaan menggunakan Economic Order Quantity sehingga biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan dapat diminimalisasi. 3. Perusahaan disarankan dalam melakukan perencanaan pembelian bahan bakunya harus memperhatikan unsur biaya yang timbul akibat dari adanya pengadaaan persediaan bahan baku. Karena di masa mendatang mungkin akan terjadi dimana kebutuhan terhadap bahan baku akan meningkat, sehingga biaya persediaan yang dikeluarkan perusahaan akan meningkat pula.
DAFTAR PUSTAKA Agus Ahyari. 2001. Manajemen Produksi dan Pengendalian Produksi, Edisi keempat. Yogyakarta : BPFE – Yogyakarta. Freddy Rankuit. 2005. Manajemen Persediaan : Aplikasi di Bidang Bisnis, Edisi ke Dua. Raja Grafindo persada, Jakarta. Handoko. 2003. Manajemen produksi dan operasi, edisi ke satu. Yogyakarta: BPFE. Universitas gajah mada. Heizwe, render. 2002. Operating prinsip – prinsip manajemen operasi, Edisi ke satu. Dwinoegrahwati setyoningsih, indra al’mahdy. Jakarta :salemba empat. Lekas setia atmaja. 2002. Dasar – dasar Manajemen produksi dan operasi, edisi pertama, cetakan ke sepuluh, Yogyakarta: Andi offset. Pangestu subagyo. 2000. Manajemen operasi, cetakan pertama, BPFE. Yogyakarta. Prawiro sentono. 2000. Manajemen operasi analisis dan studi kasus, edisi ke tiga, bumi aksara, Jakarta. Sofjan Assauri. 2004. Manajemen produksi dan operasi, edisi revisi lembaga penerbit. Jakarta: fakultas ekonomi universitas Indonesia. Sukanto reksohafiprodjo. 2001. Manajemen produksi, edisi ke empat, cetakan ke sepuluh, Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta.
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. Manullang. 2005. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi. Rosidah, Euis. 2013. Akuntansi Biaya. Edisi Pertama. Bandung: Mujahid press. Hakim, Arman. 2008. Perencanaan Yogyakarta:Graha Ilmu.
Pengendalian
Produksi.