NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PROMOSI KESEHATAN MELALUI PEMANTAUAN KARTU MENUJU SEHAT ANAK SEKOLAH TERHADAP PENINGKATAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Disusun Oleh YUSUF AL FARISI 20110320135
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMADIYAH YOGYAKARTA 2015
PERNYATAAN Dengan ini selaku pembimbing karya tulis ilmiah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas
Kedokteran
dan
Ilmu
Kesehatan
Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Nama
: Yusuf Al Farisi
NIM
: 20110320125
Program Studi
: Ilmu Keperawatan
Fakultas
: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Setuju/tidak setuju *) naskah ringkasan penelitian yang disusun oleh yang bersangkutan
dipublikasikan
dengan/ tanpa*)
mencantumkan
pembimbing sebagai co-author.
Demikian Harap Maklum. Yogyakarta, Agustus 2015
Pembimbing,
Dr. Ns. Titih Huriah, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.K
*) Coret yang tidak perlu
Mahasiswa
Yusuf Al Farisi
nama
Farisi, Yusuf Al (2015). Pengaruh Promosi Kesehatan Melalui Pemantauan Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah
Terhadap Peningkatan Status Gizi Anak Usia
Sekolah Pembimbing: Dr. Ns. Titih Huriah, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.K
INTISARI Status gizi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak usia anak sekolah. Masalah gizi pada usia anak sekolah pada umumnya berupa kekurangan gizi (underweight) dan kelebihan gizi (overweight). Cara yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya masalah gizi pada anak usia sekolah adalah dengan promosi kesehatan dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah (KMS-AS). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan melalui pemantauan KMS-AS terhadap peningkatan status gizi pada anak usia sekolah. Desain penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan rancangan Pre-post test with control group design . Subyek penelitian sejumlah 72 siswa (36 siswa kelompok kontrol dan 36 siswa kelompok intervensi). Instrumen penelitian ini menggunakan pengukur berat badan,tinggin badan, dan modul. Analisis pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah perlakuan. Uji statistik yang dipakai pada analisis ini adalah t test dengan taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian terdapat peningkatan status gizi sebelum dan sesudah dilakukan promosi kesehatan melalui pemantauan Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah dengan nilai signifikan p value = 0,000. Terdapat peningkatan status gizi pada kelompok intervensi setelah dilakukan promosi kesehatan melalui pemantauan KMS-AS dan tidak terdapat peningkatan status gizi pada kelompok kontrol setelah dilakukan promosi kesehatan melalui pemantauan KMS-AS. Maka dari itu KMS-AS dapat digunakan untuk melakukan pemantauan status gizi pada anak usia sekolah.
Kata kunci : Anak Usia Sekolah, Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah, KMS-AS, Status Gizi, Status Gizi Anak Usia Sekolah
Farisi, Yusuf Al (2015). The Effect of Health Promotion Through Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah (KMS-AS) Monitoring Of Nutrition Status Of School Age Children. Advisor : Dr. Ns. Titih Huriah, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.K
ABSTRACT Nutritional status is one of the factors that influence the growth and development of children in school age. Nutritional problems in children of school age are generally in the form of underweight and overweight. To prevent nutritional problems in school-age children is the health promotion by using the Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah (KMS-AS). The purpose of this study was to determine the effect of health promotion through the minotoring Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah (KMS-AS) towards improving nutritional status in children of school age. Design of this study using quasi experiment, Pre-post test with control group design . Subject numbered 72 students (36 students as a control group and 36 students as group intervention). This research using instruments such as scale,microtoise and module. The analysis in this study conducted by comparing the situation before and after intervention. The statistical test used in the analysis is t test 95%. According to the research there is increasing nutritional status before and after health promotion through KMS-AS monitoring with significant p value = 0,000. Based on the results of the study, there is an increased nutritional status in the intervention group after the health promotion through monitoring of KMS-AS and no increase in the nutritional status of the control group after the promotion of health through the monitoring KMS-AS. Therefore, KMS-AS can be used to monitor the nutritional status of shcool-age children.
Keywords: KMS-AS, Nutritional Status, Nutritionl status of school-age children, Shool-age Children,
menjelaskan
LATAR BELAKANG Anak usia sekolah menurut Potter &
bahwa
masalah
gizi
merupakan salah satu masalah kesehatan
Perry (2009), adalah anak dengan rentang kehidupan dimulai dari usia 6-12 tahun sedangkan di Indonesia lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun. Sepertiga jumlah
pada anak usia sekolah. Pertumbuhan dan perkembangan
anak
dipengaruhi
oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah faktor
penduduk Indonesia diperkirakan anak yang berusia 5 – 19 tahun (Depkes, 2007).
gizi (Edelman dan Mandle, 2010).
Anak sekolah merupakan golongan yang
mempunyai
mencoba
karakteristik
mengembangkan
mulai
kemandirian
Anak usia sekolah yang mengalami masalah
gizi
rentan
terhadap
suatu
penyakit. Grodner, Long, dan Walkingshaw
dan menentukan batasan – batasan norma.
(2007)
Variasi
mudah
(malnutrition) dikelompokkan menjadi gizi
dan
lebih (overnutrition) dan gizi kurang
individu
dikenali
seperti
perkembangannya, kebutuhan
zat
mulai
lebih
pertumbuhan pola gizi,
aktivitas,
masalah
gizi
(undernutrition). Status gizi dapat dipengaruhi oleh
perkembangan
kepribadian, serta asupan makanan (Yatim,
menyatakan
beberapa
faktor
diantaranya
keluarga
(pekerjaan
produksi
pangan,
ekonomi
2005). Anak
usia
sekolah
merupakan
kelompok usia yang kritis karena pada usia tersebut rentan terkena masalah kesehatan misalnya diare, sakit gigi, penyakit kulit dan sebagainya (Ardhiyarini, 2008). Anak usia sekolah yang masih dalam tahap tumbuh
kembang
berisiko
terhadap
berbagai masalah kesehatan. Salah satu risiko
masalah kesehatan
yang dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah adalah masalah gizi. Allender dan Spradley (2005)
dari
orang
kondisi
tua,
perumahan
(sanitasi perumahan), pendidikan orang tua, ketersediaan
pangan,
sumber
daya
alam,fisik dan manusia ( Supariasa et al, 2002;
Depkes,
2005).
Masalah
gizi
dipengaruhi langsung oleh faktor konsumsi makanan dan penyakit infeksi. Secara tidak langsung dipengaruhi oleh pola asuh, ketersediaan
dan
konsumsi
pangan
beragam, faktor sosial-ekonomi, budaya dan politik (Kemenkes, 2011).
Perilaku gizi pada anak usia sekolah
sekolah. KMS-AS berisi tentang catatan
dapat di perbaiki atau ditingkatkan dengan
hasil
promosi kesehatan tentang gizi. Bentuk
mengisi KMS, catatan perkembangan anak,
promosi kesehatan di sekolah Indonesia
anjuran hidup sehat, catatan imunisasi DT
adalah
& TT, serta tanda-tanda anak sehat
Usaha
(Notoatmodjo,
Kesehatan
UKS
(Depdiknas, 2006).
meliputi pendidikan kesehatan, pelayanan
Sehubungan
kesehatan
2010).
Sekolah
dan
Kegiatan
pengukuran,
pembinaan
lingkungan
permsalahan peneliti
di
tertarik
grafik
KMS,
dengan latar
cara
gambaran
belakang
melakukan
maka
penelitian
sekolah sehat. Salah satu program UKS
dengan judul penelitian “Pengaruh promosi
adalah pemantauan status gizi siswa. Status
Kesehatan
gizi seorang anak dapat dilihat dari segi.
Secara
antropometri
Pemantauan
Menuju Sehat Anak Sekolah Peningkatan
beberapa
Melalui
Status
Gizi
Kartu
Terhadap
Anak
Usia
Sekolah”.
penilaian status gizi anak usia sekolah dapat menggunakan indeks BB dan TB.
METODE PENELITIAN Desain penelitian ini menggunakan
Alat untuk memantau perkembangan status gizi siswa di sekolah adalah KMS Anak
quasi experiment (rancangan penelitian eksperimen semu) dengan rancangan Prepost test with control group design.
Sekolah.
Populasi penelitian adalah seluruh siswa Kartu
(KMS)
sekolah dasar laki – laki dan perempuan
merupakan suatu kartu atau alat penting
kelas 4 dan 5 yang berjumlah 107
yang
Menuju
digunakan
Sehat
untuk
memantau
responden di SD Negeri Gedong Tengen, serta seluruh siswa sekolah dasar laki – laki
pertumbuhan
dan
perkembangan
anak
(Soetjiningsih, 2010). Kartu Menuju Sehat Anak Sekolah (KMS-AS) adalah kartu
dan perempuan kelas 4 dan kelas 5 SD Negeri
Ngabean
yang
berjumlah
54
responden pada tahun ajaran 2014/2015. Jumlah
sampel
penelitian
adalah
yang biasanya digunakan untuk mengukur sebanyak 72 siswa yang dibagi menjadi 36 pertumbuhan dan perkembangan anak usia siswa SD Negeri Gedong Tengen sabagai
kelompok intervensi dan 36 siswa SD Negeri Ngabean sebagai kelompok kontrol.
(Sumber : International Obesity Task Force (IOTF) dan Depkes RI)
Teknik pengambilan sampel dilakukan
Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui
secara acak sederhana (simple random
distribusi status gizi berdasarkan IMT pada
sampling). Kriteria inklusi penelitian ini
kelompok kontrol dan intervensi sebelum
adalah siswa SD yang saat penelitian aktif
dan setelah intervensi. Sebelum intervensi,
sebagai siswa, bersedia menjadi subjek
pada kelompok intervensi dengan jumlah
penelitian.
terbanyak 57,6% kategori kurus atau
Waktu yang digunakan pada penelitian ini adalah bulan April sampai bulan Mei 2015. Instrumen yang digunakan yaitu alat
sejumlah
19
orang
anak,
dan
pada
kelompok kontrol, 71% kategori kurus atau sebanyak 25 orang anak. Setelah intervensi
ukur berat badan (timbangan), alat ukur tinggi
badan
(microtoise) dan
modul
promosi kesehatan.
terjadi peningkatan sebesar 3% atau 1 orang anak dalam kategori kurus pada kelompok intervensi, sementara terjadi
HASIL PENELITIAN A. Analisis Univariat 1. Distribusi Status Gizi Berdasarkan IMT pada Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol
Keterangan : Kurus dengan IMT 18,4
penurunan
Obesitas dengan IMT > 27,0
kelompok
kontrol
sebanyak 8,5 % atau 3 orang di dalam kategori kurus. 2. Distribusi Frekuensi Nilai Z score Sebelum dan Setelah Intervensi
Z score
Kelompok Intervensi n = 33 Mean sd
Kelompok Kontrol n = 35 Mean sd
Pre test
20,3 5,51
17,73,98
Post test
19,13 5,18
17,43,69
Normal dengan IMT 18,5 – 25,0 Gemuk dengan IMT 25,1 – 27,0
pada
Pada tabel 4.2 dapat dilihat dari 68
2. Analisis bivariat
responden berdasarkan nilai Z Score pada Tabel 4.4. Analisis bivariat Tabel 4.4 Uji Analisis bivariat Z score pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
kelompok intervensi maupun kelompok kontrol saat pre test terdapat perbedaan rata – rata 2,6. Sedangkan setelah dilakukan post test pada kelompok kontrol dan
Variabel
kelompok intervensi terdapat selisih rata – rata 1,73. 1.
Analisis Bivariat 1. Uji normalitas Tabel 4.3. Uji normalitas status gizi pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (n=68) Variabel
Status gizi siswa pre test Status gizi siswa post test
Kelompok intervensi p*
Kelompok kontrol p*
0,001
0,006
Pre test Mean ± SD
Post Test Mean ± SD
P value
Status 20,30 19,13 0,000 5,50 5,18 Gizi kelompok intervensi Status Gizi 17,74 17,40 0,068 3,70 kelompok 3,99 kontrol Ket: p value < 0,05 based on wilcoxon Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi terdapat peningkatan nilai z score, sedangkan pada kelompok
0,006
0,005
kontrol tidak terdapat peningkatan. 2.
p* < 0,05 based on Kolmogorov smirnov
Analisis bivariat antar kelompok Tabel 4.5. Analisis Bivariat Antar Kelompok Intervensi dan Kelompok
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, uji Variabel Status gizi post intervensi
normalitas pada status gizi siswa pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol
z/t -1,57
P value 0,116
saat pre test maupun post test tidak Ket: p value based on Mann whitney terdistribusi
normal,
sehingga
analisis
selanjutnya menggunakan analisis non Tabel 4.5 menunjukkan tidak ada parametric. peningkatan status gizi dengan nilai p > 0,05.
Pernyataan ini diperkuat oleh Supariasa (2012) menyatakan bahwa penyakit infeksi (bakteri,virus, dan
PEMBAHASAN Hasil analisis univariat menunjukkan
parasit)
berhubungan
erat
dengan
pada saat pretest ditemukan banyak sekali
masalah malnutrisi. Hail menandakan
anak dengan kategori kurus atau dengan
adanya keterkaitan antara konsumsi
IMT ≤ 18,4. Menurut Supariasa (2010) dan
makanan yang kurang dan infeksi yaitu
UNICEF (1998), banyak faktor yang
hubungan timbal balik. Penyakit infeksi
mempengaruhi
Pertama,
dapat memeperburuk keadaan gizi dan
faktor langsung berupa asupan pangan,
keadaan gizi yang buruk mempermudah
penyakit infeksi yang secara langsung
terkena penyakit infeksi.
masalah
gizi.
Timbulnya
Beberapa faktor tidak langsung
masalah gizi kurang bukan saja karena
yaitu ketahanan pangan, pola asuh
kurangnya konsumsi pangan
anak,
mempengaruhi
karena
adanya
status
gizi.
penyakit.
tetapi juga Anak
yang
pelayanan
kesehatan
dan
kesehatan lingkungan. Keempat faktor
mendapat makanan cukup baik namun
tersebut
saling
sering diserang penyakit seperti diare atau
berhubungan satu dengan yang lain,
demam dapat menimbulkan masalah gizi.
namun akar masalah gizi sebenarnya
Sebaliknya anak yang makan tidak cukup
adalah
baik maka daya tahan tubuhnya akan
ekonomi keluarga.
krisis
berkaitan
ekonomi
dan
dan
sosial
melemah dan ini memudahkan terserang
Berdasarkan data Analisis bivariat
penyakit infeksi, kurang nafsu makan, dan
pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa
akhirnya terkena masalah gizi kurang
terjadi peningkatan yang signifikan
(Soekirman, 2000).
pada
kelompok
intervensi
setelah
diberikan promosi kesehatan melalui
pemantauan Kartu Menuju Sehat Anak
dan kekuatan orang dapat berubah
Sekolah. Hal ini ditunjukan dengan
perilakunya.
nilai
memberi informasi atau edukasi yaitu
p
value
0,000.
Peningkatan
Kedua
perilaku status gizi pada kelompok
mengubah perilaku
intervensi
dengan
karena
dipengaruhi
oleh
cara
adalah
dengan
yang dilaksaan
persuasi,
bujukan,
pemberian promosi kesehatan melalui
himabauan, ajakan, memberi informasi
pemantauan Kartu Menuju Sehat Anak
dan
Sekolah
kegiatan
sehingga
siswa
setelah
memberi yang
kesadaran
melalui
disebut
dengan
mengetahui hasil pengukuran yang
pendidikan atau penyuluhan kesehatan.
tertera pada Kartu Menuju Sehat Anak
Upaya
Sekolah
responden
meningkatkan
perilaku
dalam
sehari
–
dapat
merubah
pemenuhan
hari,ditambah
nutrisi
ini
akhirnya
dilakukan
dengan
pengetahuan
merubah
sikap
yang dan
dengan
perilakunya. Ketiga adalah dengan
intervensi berupa metode ceramah,
diskusi dan partisipasi yang merupakan
diskusi,
yang
cara lanjutan setelah memberi informasi
menjadikan faktor peningkatan status
dan edukasi. Informasi bersifat dua arah
gizi responden.
yang memperluas dan memperdalam
dan
demonstrasi
Promosi yang dilakukan tersebut sesuai dengan pernyataan Maulana (2009)
bahwa
strategi
perubahan
pemahaman
seseorang
tentang
promosi
kesehatan
kesehatan. Pemberian
perilaku dikelompokan menjadi tiga
dengan kombinasi berbagai macam
cara
media merupakan hal
yaitu
(enforcement)
dengan adalah
tekanan
yang dapat
mengubah
mempengaruhi peningkatan status gizi
perilaku dengan tekanan, paksaan atau
anak usia sekolah. Dalam penelitian ini
koreksi melalui penggunaan kekuasaan
metode yang digunakan adalah ceramah
dan diskusi serta ditambah dengan
usia sekolah mengalami pertembuhan
media cetak berupa Kartu Menuju
yang lebih lambat,pada masa ini anak
Sehat Anak Sekolah (KMS-AS) yang
mengalami kenaikan berat badan 3 –
dapat
alat
3,5 kg (7 lb) dan 6 cm (2,5 in). Hal ini
responden
di perkuat oleh Aziz (2005) dan Brown
dijadikan
pemantauan
status
sebagai gizi
sehingga menjadi salah satu faktor
(2005)
peningkatan status gizi pada responden.
perkembangan pada masa sekolah akan
Media
promosi
melambat dibanding dengan balita,
kesehatan dapat juga digunakan dalam
anak akan mengalami peningkatan berat
bentuk gambar, slide, poster, video, alat
badan 2,5 kg dan ukuran panjang badan
peraga
Menurut
sampai 5 cm pertahunnya. Sehingga,
Notoatmodjo (2007) dengan pemberian
dari jarak waktu pre test sampai post
material pembelajaran secara kombinasi
test tidak ditemukan peningkatan yang
sangat efektif untuk membantu dalam
signifikan karena faktor pertumbuhan
merubah perilaku kesehatan seseorang.
anak yang melambat dan akan lebih
dalam
dan
pemberian
lain-lain.
Namun, pada analisis bivariate antar kelompok, terlihat tidak terdapat peningkatan
yang
signifikan
dapat
sulit
bahwa
pertumbuhan
diukur peningkatannya
dan
dalam
waktu 1,5 bulan. Faktor eksternal seperti kehidupan
dilihat dari nilai p value 0,116. Peneliti
sosial
anak
di
berasumsi bahwa ada beberapa faktor
berpengaruh
yang tidak dapat di kendalikan oleh
kepada anak dalam pola makannya.
peneliti antara lain faktor internal
Menurut Aziz (2005) bahwa kebiasaan
pertumbuhan anak itu sendiri dan faktor
makan pada anak tergantung pada
eksternal kehidupan sosial anak di
kehidupan sosial anak di sekolahnya,
sekolah. Menurut Nelson (2005) anak
anak sekolah cenderung suka makan
secara
sekolah
ternyata
tidak
langsung
secara
bersamaan
dengan
teman
Hasil penelitian diharapkan
sekolahnya. Hal ini di perkuat oleh
memberikan
pendapat Moehji (2009) dan Brown
dengan program penanggulangan
(2005) bahwa salah faktor lingkungan
gizi kurang dan gizi buruk siswa
yang
pengembangan UKS di sekolah dan
mempengaruhi
konsumsi
informasi
terkait
makanan anak adalah pengaruh teman
masyarakat
sebaya.
disesuaikan agar program dapat
Berdasarkan hasil penelitian dapat di simpulkan terdapat peningkatan gizi
sebelum
dapat
terealisasi dengan baik.
KESIMPULAN
status
sehingga
dan
DAFTAR PUSTAKA Allender,
J.A.,
Spradley
B.W.(2005). Community Health
sesudah
Nursing: dilakukan promosi kesehatan melalui
Promoting
and
Protecting the Public Health (6th
pemantauan Kartu Menuju Sehat Anak
ed.).
Philadelphia:
Lippincott
Sekolah dengan nilai signifikan p value
Allender,J.A,.Rector,C.,Warner,K.D = 0,000.
.(2010). nursing:
SARAN
Community
health
Promoting
&
protecting the publics health
1. Bagi Sekolah Dasar
(7th ed). China: Wolters Kluwer Hasil penelitian ini dapat
Health. Lippincott Williams &
dijadikan bahan evaluasi dalam usaha
meningkatkan
promosi
Wilkins Almatsier, S,. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia
kesehatan
mengenai
status
gizi
melalui pemantauan KMS-AS di
Pustaka Umum. Aziz Alimul, H.A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 2.
Sekolah Dasar.
Jakarta : Salemba Medika. 2. Bagi Dinas Kesehatan
Beck, E Mary.(2000). Nutrition and Dietics For
Nurse.
Publisher.
New
York:
Aspen
Bkkbn, (2011).Jumlah Usia Anak Sekolah
2013. Di akses 27 Oktober 2014,
yang Sekolah dan Tidak Sekolah
dari
Menurut Jenis Kelamin Berdasarkan
http://www.litbang.depkes.go.id/
Tahapan. di akses 18 Oktober 2014,
sites/download/rkd2013/Laporan
http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/MDK
_Riskesdas2013.PDF
Reports/Kependudukan/Tabel57.aspx Brown, Judith E. et.al.(2005). Nutrition
Departemen
Kesehatan.
(2007).
Through the Life Cycle. (2nd ed).
Kepmenkes
Wadsworth: USA.
No.747/Menkes/SK/VI/2007
Campbell, D.T. dan J.C., Stanley.
tentang
RI
Pedoman
operasional
(1963). Experimental dan Quasy-
keluarga sadar gizi di desa siaga.
Experimental Design for
Diakses 19 Desember 2014, dari
Research. Boston: Houghton
www.gizi.net.
Mifflon Co. Departemen Kesehatan. (2007). Carlo Agostoni, Christian Braegger,
Pedoman untuk tenaga kesehatan
Tamas Decsi, Sanja Kolacek,
: Usaha Kesehatan Sekolah di
Berthold
tingkat sekolah lanjutan. Jakarta
Koletzko,&
Walter
Mihatsch et al, (2011). Role of Dietary Factors and Food Habits
Departemen Kesehatan.(2005).
in the Development of Childhood
Pedoman Umum Gizi Seimbang.
Obesity: A Commentary by the
Jakarta.
ESPGHAN (European Society for Paediatric Gastroenterology,
Departemen
Hepatology,
and
Nutrition)
(2006).
Committee
on
Nutrition.
dan
Pendidikan Pedoman
Nasional. Pembinaan
Pengembangan
Department of Maternal and
Kesehatan
Pediatric Sciences, University of
Jakarta.
Sekolah
Usaha (UKS).
Milan, Fondazione IRCCS Ca' Granda-Ospedale
Maggiore
Policlinico, Milan, Italy.
E Weichselbaum and J. Buttriss. (2011). Nutrition, health and schoolchildren. British Nutrition
Departemen Kesehatan. ( 2013). Laporan Riset Kesehatan Dasar
Foundation, London, UK
Edelman, C.L ., 2006).
& Mandle, C.L. (
Health
Kementerian Kesehatan RI. (2011).
Promotion
Standar Antropometri Penilaian
Throughtout The Life Span (6th
Status Gizi Anak. Jakarta :
ed). St.Louis, Missouri : Mosby
Kementerian Kesehatan RI
Edelman, C.L ., (2010).
& Mandle, C.L.
Health
Promotion
Kurniasih,D.,Hilmansyah,H.,Astuti,M. P., & Imam,S. (2010). Sehat dan
Throughtout The Life Span (7th
bugar
berkat
gizi
ed). St.Louis, Missouri : Mosby
Jakarta : Gramedia
seimbang.
Inc. Maurer, Ferry Efendi dan Makhfudli. (2009). Keperawatan Komunitas.
Jakarta:
F.A.,Smith, C.M.
Community
(2005).
Public
Health
Kesehatan
Nursing Practice : Health for
Salemba
Families and Populations (3rd
Medika.
ed). St. Louis
Grodner.
M,
Long.S,
Moehji, Sjahmien. (2009). Ilmu Gizi 1
Walkingshaw.B.C.
(2007).
Pengetahuan Dasar Ilmu Gizi.
Foundations
clinical
Jakarta:
and
applications of nutrition : a Nurdin approach (4th ed). St. Louis Missouri. Mosby Inch.
Wong’s
essentials
pediatric
nursing
(8th
St.Louis
ed).
Missouri. Mosby. Inc
Niaga
Moehji, Sjahmien. (2009). Ilmu Gizi 2 Penanggulangan PT
Gizi
Buruk.
Bhratara
Niaga
Media.
Mubarak,
Wahit
Iqbal.,
Chayatin,
Nurul. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas
Kementerian Kesehatan RI. (2013).
Bhratara
Media.
Jakarta: Hockernbery.M.J & Wilson.D. (2009).
PT
;
Pengantar
dan
Teori. Jakarta ; Salemba Medika.
Raport Kesehatanku : Untuk Peserta Didik Tingkat SD/MI.
Muhilal
dan
Hardinsyah.
2004.
Jakarta : Kementerian Kesehatan
Penentuan Kebutuhan Gizi dan
RI
Kesepakatan
Harmonisasi
di
Asia Tenggara. Prosiding Widya
Karya Pangan dan Gizi VII Notoatmojo.
(2010).
Promosi
Saifah, A., (2011). Hubungan Peran
Kesehatan, teori dan aplikasi.
Keluarga, Guru, Teman Sebaya
Jakarta: Rineka Cipta
dan
Media
Massa
Dengan
Perilaku Gizi Anak Usia Sekolah Nursalam., Efendi, Ferry. (2008).
Dasar
di
Wilayah
Kerja
Mabelopura
Kota
Pendidikan Dalam Keperawatan.
Puskesmas
Jakarta : Medika Salemba.
Palu. Fakultas Ilmu Keperawatan : Universitas Indonesia
Pender,N.J.,
Murdaugh, C.L.,
Parsons,M.A.
(2006).
&
Health
Sastroasmoro,S., & Ismael,S. (2010).
Promotion in Nursing Practice
Dasar-dasar
(5th ed). New Jersey. Pearson
penelitian klinis. Edisi
Education Inc.
Jakarta : Sagung Seto
Potter, Patricia A.,Perry, Anne G. (2009).
Fundamental
metodologi ke-3.
Simamora, Nurina Paramitha.. (2007).
Of
Pengaruh Status Gizi Terhadap
Fundamental
Angka Kesakitan Pada Anak
Keperawatan. Jakarta : Salemba
Kelas 4 SDN No.2 Tegal Rejo,
Medika.
Yogyakarta.
Nursing:
Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta Purwanto, Arie., (2009). Hubungan Antara Pola Makan Pagi dan Status
Gizi
dengan
Prestasi
Soekirman. (2000). Ilmu Gizi dan Aplikasinya. Jakarta : Direktoran
Belajar Siswa Kelas 4 Sekolah
Jenderal
Dasar di SD Meijing 2 Patukan
Departemen
Gamping Sleman Yogyakarta.
Nasional.
Universitas
Pendidikan
Tinggi,
Pendidikan
Muhammadiyah
Yogyakarta.
Soetjiningsih. (2010). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.
Ranuh, I. G. (2005). Tumbuh kembang anak dan remaja. Edisi I. Buku
Stanhope,M.,
Lancaster,J.
(2004).
Ajar II. Jakarta : CV. Sagung
Community and Public Health
Seto
Nursing (6th edition). St.Louis.
Mosby. Inc.
Supariasa, I Dewa Nyoman.,Bakri, Bachyar.,Fajar, Ibnu.,
(2010).
Penilaian Status Gizi, Jakarta: EGC.
Wibowo,Setyo.,Agus.,
(2014).
Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar Negeri Se-Kecamatan
Sumberlawang
Kabupaten
Sragen
2012/2013.
di
Desember
Tahun
akses
2014,
17 dari
(http://journal.unnes.ac.id/sju/ind ex.php/peshr/article/viewFile/323 3/2977)
Wong, Donna L, dkk. (2009). Buku Ajar
Keperawatan
Pediatrik,
Volume 2. Jakarta : EGC.
Yatim
F.
(2005).
kesehatan
30
pada
gangguan anak
usia
sekolah Edisi 1. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Yusuf,
S.
(2007).
Perkembangan
Psikologi Anak
dan
Remaja. Cetakan ke 8. Bandung : PT. Remaja Rusda Karya.