1
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (INKLUSI). ( STUDI KASUS PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI I TEKARAN WONOGIRI TAHUN 2012)
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Program Studi Pendidikan Islam Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister dalam Ilmu Agama Islam
Oleh IDA ROYANI NIM : O 100100004
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIAPEMBETA'ARAN PADAMATA PELA'ARAN PENDIDIKAN AGAMA ISIAM DALAM MENINGKATKAN PRESTASIBETAIARANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS{rNKtUSr}.{ STUD|KASUSPADASTSWA SEKOLAHDASAR NEGERT I TEKARANWONOG|R|TAHUN2OL2l
NASKAHPUEUKASI DiajukanKepada ProgramStudiPendidikan lslam ProgramPascasarjana UniversitasMuhammadiyahSurakarta UntukMemenuhiSalah SatuSyaratGunaMemperoleh GelarMagisterdalamllmu Agamalslam(M.Pd.l)
Oleh: IDA ROYANI NIM: O L00 100004
NaskahPublikasi initelahdisetujuioleh:
P e m b i m b i nIg
4e-at Dr. SyamsulHidayat M.Af;
3
SURAT PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : IDA ROYANI NIM : O 100 100 004 Fakultas/Jurusan : Magister Pendidikan Islam Jenis : Tesis Judul : KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (INKLUSI). ( STUDI KASUS PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI I TEKARAN WONOGIRI TAHUN 2012) Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk : 1. Memberikan hak bebas royalty kepada Perpustakaan UMS atas penulisan karya ilmiah saya, demi pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Memberikan hak menyimpan, mengalih mediakan/mengalih formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikannya, serta menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta. 3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya. Surakarta, September 2012 Yang Menyatakan
Ida Royani
4
ABSTRAK
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (INKLUSI). ( STUDI KASUS PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI I TEKARAN WONOGIRI TAHUN 2012) Ida Royani O 100100 004, Program Studi Magister Pendidikan Islam, Program Pasca
sarjana, Universitas Muhammadiyah Surakarta 2012
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan prestasi belajar anak berkebutuhan khusus SD Negeri I Tekaran Wonogiri. Pembahasan ini didasarkan pada rumusan masalah yang berkisar tentang media apa yang paling efektif penggunaannya, bagaimana penggunaan media pembelajaran agar dapat menciptakan suasana belajar yang menarik, aktif kreatif serta komunikatif, dan mengapa penggunaan media pembelajaran yang efektif dapat meningkatkan prestasi belajar anak berkebutuhan khusus. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yaitu dengan mengumpulkan data melalui angket, wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Setelah data terkumpul dilakukan analisis dengan langkah-langkah : reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan atau ferifikasi data. Dari kajian yang telah dilakukan ,penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa, media pembelajaran yang paling efektif bagi anak berkebutuhan khusus (inklusi), adalah media yang sesuai dengan tingkat pemahaman serta adanya kesesuaian antara materi pelajaran dengan medianya. Penggunaan media pembelajaran yang maksimal, tepat dan berfariatif ,anak menjadi tertarik, tidak jenuh, bersungguh-sungguh dan merasa senang, sehingga mempermudah dalam menangkap pelajaran dan dapat mengatasi kesulitan belajar. Keefektifan penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran pendidikan agama islam dapat meningkatkan prestasi belajar anak berkebutuhan khusus (inklusi) di SD Negeri I tekaran Wonogiri. Kata Kunci : Prestasi belajar, media pembelajaran, pendidikan agama islam, anak berkebutuhan khusus, inklusi
5
I.
PENDAHULUAN
SD Negeri I Tekaran Wonogiri, adalah salah satu sekolah yang di dalamnya terdapat siswa-siswa berkebutuhan khusus atau Inklusi. Pembelajaran untuk anak Berkebutuhan Khusus atau special needs student (inklusi) membutuhkan pola tersendiri sesuai dengan kebutuhan dari masing-masing anak bersangkutan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Meskipun Sekoah Dasar tersebut bukanlah SD khusus yang menangani tentang anak-anak berkebutuhan khusus. Anak-anak ini memiliki kekurangan dibanding anak yang lainnya, yaitu lambat belajar atau kesulitan dalam belajar. Sehingga untuk menangkap materi pelajaran tidak seimbang bahkan ketinggalan dengan murid yang lain. Berbagai media pembelajaran digunakan dalam proses pembelajaran, agar mempermudah dalam menangkap materi yang disampaikan. Dalam pengamatan, peneliti masih banyak menemui permasalahan dalam penggunaan media pembelajaran, diantaranya yaitu kurang efektifnya penggunaan media dan belum ditemukan media yang tepat guna meningkatkan prestasi belajar siswa berkebutuhan khusus ini, sehingga siswa kurang tertarik, pasif, bahkan cenderung jenuh dengan apa yang disampaikan guru. Sehingga dari keseluruhan siswa SD Negeri I tekaran Wonogiri yang berkebutuhan khusus, pada Tahun pelajaran 2011/2012 yangterdapat pada kelas satu sampai enam dengan jumlah 25 anak, 90 % masih memiliki nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal.
6
Media adalah alat saluran komunikasi. Dina indriana ( 2011: 13). Merupakan salah satu komponen pembelajaran yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Dimana proses belajar mengajar seringkali dihadapkan pada materi yang sulit dipahami karena di luar pengalaman murid sehari-hari. Maka diera kemajuan teknologi saat ini, peran multimedia dapat memberikan kesan yang besar dalam bidang media pembelajaran dikarenakan dapat mengintegrasikan teks, grafik, animasi, audio dan video. Media sering di ganti dengan kata mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar, siswa dan isipelajaran. Azhar Arsyad ( 2011: 3). Sedangkan Pendidikan Agama Islam itu adalah usaha berupa bimbingan, baik jasmani maupun rohani kepada anak didik menurut ajaran Islam, agar kelak dapat berguna menjadi pedoman hidupnya untuk mencapai kebahagiaan hidup dunia dan akhirat. Adapun beberapa pengertian mengenai pendidikan inklusi, diantaranya
merupakan
sebuah
pendekatan
yang
berusaha
mentransformasi
sistem
pendidikan dengan meniadakan hambatan-hambatan yang dapat menghalangi setiap siswa untuk berpartisipasi penuh dalam pendidikan. Dengan kata lain pendidikan inklusi adalah sekolah yang menampung semua siswa di kelas yang sama. Abdul Salim Choiri & Munawir yusuf (2009 : 70 ). Jadi Anak Berkebutuhan Khusus
ini
yang
dididik
bersama-sama
anak
lainnya
(normal)
untuk
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya . Hal ini perlu menjadi perhatian utama
7
karena sesungguhnya anak-anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama dengan anak-anak normal lainnya. Tetapi sejalan dengan konsep ini telah muncul model pelayanan pendidikan luar biasa yang di sebut model inklusi yang menekankan pada keterpaduan penuh ,menghilangkan labelisasi anak (normal atau tidak normal) dengan prinsip education for all. SD Negeri I Tekaran Wonogiri, adalah salah satu sekolah yang di dalamnya terdapat siswa-siswa berkebutuhan khusus atau Inklusi. Meskipun Sekoah Dasar tersebut bukanlah SD khusus yang menangani tentang anak-anak berkebutuhan khusus. Anak-anak ini memiliki kekurangan dibanding anak yang lainnya, yaitu lambat belajar atau kesulitan dalam belajar. Sehingga untuk menangkap materi pelajaran tidak seimbang bahkan ketinggalan dengan murid yang lain. Berbagai media pembelajaran digunakan dalam proses pembelajaran, agar mempermudah dalam menangkap materi yang disampaikan. Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan ini akan meneliti untuk menjawab tiga bentuk pertanyaan di bawah ini; 1. Media
apa yang paling efektif
penggunaannya pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam bagi siswa berkebutuhan khusus (inklusi) di SD Negeri I Tekaran Wonogiri ? 2. Bagaimana penggunaan media pembelajaran yang efektif bagi siswa agar mendapatkan suasana belajar yang lebih menarik, aktif, kreatif serta komunikatif serta dapat mengatasi kesulitan belajar siswa berkebutuhan khusus di SDN I Tekaran wonogiri ? 3. Mengapa penggunaan media pembelajaran secara efektif dapat meningkatkan
8
prestasi belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam bagi siswa berkebutuhan khusus (inklusi) di SDN I Tekaran Wonogiri ? II.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan melalui pendekatan kualitatif, yang bersifat
deskriptif. Dengan demikian hasil yang didapatkan berupa kata-kata, dan tindakantindakan subjek yang diamati atau yang diwawancarai. Dalam penelitian kualitatif Peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data utama. Lexy J. Moleong (2004 : 9 ). Hal ini peneliti akan menyampaikan gambaran apa adanya tentang keefektifan media pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus dalam Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Dimana subjek yang diteliti adalah seluruh siswa berkebutuhan khusus di SD Negeri I Tekaran Wonogiri Tahun 2012. Teknik yang digunakan adalah : 1. Angket, berupa pernyataan tertulis yang harus dijawab oleh responden (siswa) secara tertulis pula. Hal-hal yang ditanyakan dalam angket ini meliputi identitas responden dan pengalaman responden dalam menerima pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan melalui media pembelajaran di sekolah serta bagaimana guru dalam menggunakan media pembelajaran. 2. Wawancara, dimaksud untuk memperoleh data secara langsung tentang permasalahan yang sedang diteliti dari pewawancara kepada responden yang dalam hal ini Anak Berkebutuhan Khusus di SD Negeri I Tekaran Wonogiri. 3. Observasi, untuk mengecek kebenaran informasi yang diperoleh melalui wawancara. Observasi/pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati
9
sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi sebenarnya
(Moleong,2000:125-126).
Di
samping
itu
peneliti
ingin
mendapatkan data yang lebih akurat. 4. Studi dokumentasi, digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang hasil pembelajaran siswa yang telah dilakukan oleh guru. Perolehan data melalui dokumen yang relevan akan dapat membantu guna melengkapi data yang mungkin tidak atau sulit diungkap melalui wawancara, observasi dan angket. Dokumen yang dikumpulkan meliputi: alat pengumpul dan penyimpan data, perlengkapan media pembelajaran, serta perlengkapan administrasi yang meliputi buku laporan hasil belajar siswa. III.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pendidikan inklusi di Sekolah Dasar Negeri I Tekaran Wonogiri, dilaksanakan oleh guru Pendidikan Agama Islam. Bagi peserta didik yang berkebutuhan Khusus di sekolah Inklusi prinsipnya sama dengan di sekolah umum atau regular. Prestasi belajar anak berkebutuhan khusus rata-rata di bawah anak-anak lainnya. Dikarenakan ketunaan lambat belajar yang dimilikinya maka anak berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran dibantu oleh guru pelayanan khusus. Meskipun satu GPK dirasa belum cukup mampu untuk mengatasi masalah kesulitan belajar anak berkebutuhan khusus. Semua guru bekerja sama dalam menangani anak berkebutuhan khusus ini, termasuk guru pendidikan agama Islam . Namun semua dilakukan hanya sebatas kemampuan pribadi yang dimiliki oleh setiap guru. Dimana seharusnya
10
pada sekolah inklusi, semua guru wajib mendapatkan pengetahuan secara khusus dalam menangani pembelajaran anak berkebutuhan khusus. Beberapa faktor yang mendukung keberhasilan prestasi belajar anak berkebutuhan khusus tidak dapat di bebankan hanya pada pengajaran oleh GPK saja, akan tetapi kerjasama semua pihak , sekolah, pemerintah, keluarga juga lingkungan masyarakat. Hal ini di kemukakan oleh Kepala Sekolah SDN I Tekaran Ibu Dra. Wariningdyah, M.Pd melalui wawancara tanggal 7 mei 2012. Ditambahkan pula oleh guru pelayanan khusus SDN I Tekaran yaitu tentang Kecenderungan sifat anak berkebutuhan khusus adalah pendiam, ia menuturkan : “ Anak Berkebutuhan Khusus cenderung pendiam dikarenakan mereka ada yang memiliki kekurangan yaitu lambat dalam menangkap pertanyaan maupun kalimat, sehingga agak sulit untuk berkomunikasi secara cepat, maka cenderung agak pendiam “ . Maka anak Berkebutuhan khusus perlu bimbingan yang lebih mendalam dibanding anak lainnya. Anak Berkebutuhan Khusus tidak boleh didiskriditkan, anak non ABK harus diberi pengertian”. Maka dari pernyataan tersebut telah dibuktikan dengan memberikan perlakuan yang sama antara mereka. Masih menurut guru pelayanan khusus, bahwa media pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus di SDN I Tekaran membawa dampak yang positif bagi perkembangan hasil belajarnya. Dan saat ini sarana media pembelajaran yang ada sudah lumayan memadai, meskipun perlu untuk selalu ditingkatkan. Selanjutnya, Anak Berkebutuhan Khusus ini meskipun memiliki
11
kemampuan dibawah anak-anak lainnya, tetapi pada sisi lain mereka juga memiliki kelebihan, seperti contoh salah satu Anak berkebutuhan khusus di kelas V ,Royan Prasetyo , mampu menjadi juara cabang atletik pada Pekan Olah Raga Daerah. Ini menunjukkan bahwa tidak semua Anak Berkebutuhan Khusus lemah disegala bidang. Mereka perlu mendapatkan apresiasi yang tinggi, dan juga bimbingan agar lebih bisa mengembangkan kemampuan mereka. Maka dorongan, perhatian orang tua sangat penting agar anak berkebutuhan khusus tidak merasa rendah diri dan malu bergaul bersama dengan anak lainnya. Di SD Negeri I Tekaran memiliki 4 anak dalam kategori lamban belajar, dan 21 lainnya tergolong pada anak yang mengalami kesulitan belajar spesifik, yaitu kesulitan membaca (disleksia) dan kesulitan menulis (disgrafia). Rata-rata 80% Anak Berkebutuhan Khusus pernah tidak naik kelas, maka pendampingan oleh Guru Pelayan Khusus ini sangat membantu guru kelas. Terbukti setelah beberapa semester anak mengikuti bimbingan secara khusus, anak dapat kembali ke kelas masing-masing dan mampu mengikuti pelajaran seperti anak lainnya, nilai yang didapatpun bisa mencapai angka kelulusan meskipun setara dengan stándar Kelulusan Minimal. Berdasarkan penelitian yang dilakukan , dengan adanya penggunaan media pembelajaran , anak berkebutuhan khusus memiliki minat yang meningkat dalam menerima atau merespon pelajaran, meskipun terdapat beberapa penemuan yang menurut peneliti mengejutkan.
12
Berikut ini media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran : 1.
Media Televisi SD Negeri I Tekaran memiliki ruang khusus yaitu ruang multi media, di situ pada pembelajaran khusus anak dapat diajak untuk masuk di dalamnya dan diperlihatkan film melalui sebuah televisi
tentang materi yang akan
disampaikan oleh guru saat itu. Dikarenakan anak berkebutuhan khusus ini terdapat anak yang lambat dalam menerima dan mencerna informasi yang didapat, maka tidak semua materi cocok menggunakan televisi. Contoh pada kisah Nabi.mereka merasa tertarik tetapi kesulitan untuk menangkap isi yang ada di dalamnya. Sebuah kisah atau cerita nabi yang ditampilkan akan terdapat alur mundur , juga tokoh-tokoh yang ada dalam cerita tersebut tidak disebutkan secara jelas. Anak harus memahami sendiri karakter dari tokoh yang ada. Maka anak berkebutuhan khusus ini sulit menangkap maksud cerita apalagi memahami pesan apa yang ada dalam cerita tersebut. Tentu saja media televisi kurang tepat penggunaannyadalam materi kisah nabi. Tetapi menjadi media yang menarik pada materi lain. 2.
Media Papan Tulis Papan tulis adalah media yang paling sering dipergunakan, seperti adanya mutlak, layaknya meja dan kursi. Papan tulis dapat digunakan guru untuk menjelaskan materi pelajaran, dan biaya yang dibutuhkan lumayan murah. SD Negeri I Tekaran tinggal memiliki dua kelas yang menggunakan papan tulis dari
13
kayu, yaitu kelas satu dan dua. Selainnya menggunakan White Board.kelebihan papan tulis selain biaya murah, juga mudah untuk melakukan koreksi jika terjadi kekeliruan .Siswa dapat menulis dan juga mencatat tanpa harus merasa takut ketinggalan. 3.
Media Peraga Praktis Pembelajaran Al Qur’an (P3Q) Pada mata pelajaran pendidikan agama islam di SD Negeri I Tekaran memiliki alat peraga yang bernama Peraga Praktis Pembelajaran Al Qur’an ( P3Q) dimana alat ini terdiri dari huruf-huruf hijaiyah secara terpisah maupun bersambung, dan dilengkapi tanda baca secara lengkap yang dapat dipasang pada papan khusus bermagnet. Ternyata anak lebih asyik dan senang dengan bermain huruf-huruf hijaiyah, karena lebih unik dan menarik . Anak seperti bermain , padahal ia sedang belajar. Anak dapat mengganti huruf yang salah dengan mudah, tanpa harus menghapus atau menuliskannya kembali. Sehingga pembelajaran terasa lebih menyenangkan, dan materi lebih dapat untuk diterima.
4.
Media Audio Dalam
materi
pelajaran
menghafal
surat-surat
pendek,
anakberkebutuhan khusus memiliki keterlambatan dibanding anak yang lainnya.Media yang digunakan adalah audio yang diperdengarkan dan dapat diikuti serta diatur untuk di ulang-ulang, sehingga anak terbiasa dengan bunyi atau lafal itu.Anak dapat menirukan dengan baik pada kalimat-kalimat yang
14
pendek. Pembiasaan di SD Negeri I Tekaran setiap pagi sebelum berdo’a diperdengarkan bacaan surat-surat pendek yang diganti sesuai jadwal yang di tentukan.Hal ini ternyata sangat membantu pada proses pelajaran menghafal bagi anak berkebutuhan khusus. Bunyi bacaan tersebut, secara otomatis akan terekam sedikit demi sedikit . Pada materi tersebut nantinya guru tinggal mengulang. Maka hasil yang dicapai , anak berkebutuhan khusus ini mampu menghafal beberapa surat pendek dalam Al Qur’an. 5.
Media Gambar Pada materi wudu dan sholat, anak di perlihatkan gambar tentang orang sholat yaitu gerakan disertai bacaannya. Kemudian mereka diberi potongan gambar dan potongan bacaan secara terpisah, dan mereka saling mencari kesesuaian antara gambar gerakan dan bacaan. Suasana yang riuh membuat mereka merasa senang, meskipun materi yang diberikan bukan termasuk materi yang mudah. Namun dengan media gambar ini ternyata mampu membuat anak bersungguh-sungguh dalam mencari pasangannya. Dan tingkat keberhasilannya cukup tinggi bagi anak dalam memahami materi kesesuaian antara gerakan dan bacaan sholat. Pernyataan
responden
tentang
minat
dan
ketertarikan
pembelajaran dapat dilihat dari tabel 1. Data yang diperoleh
pada
media
bahwa anak
berkebutuhan khusus yang menjawab sangat tertarik dengan adanya media pembelajaran sebanyak 22 anak, (88 %), dan yang menjawab biasa saja 3 anak (12%).
15
Ini membuktikan bahwa media memang sangat menarik siswa dalam menerima materi pelajaran. Pernyataan
responden
tentang
seberapa
efektif
penggunaan
media
pembelajaran oleh guru pendidikan agama islam pada tabel 2. Dapat diketahui , siswa seluruhnya menjawab sangat efektif, 100 %. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran oleh guru agama Islam telah dilakukan secara maksimal. Pernyataan responden tentang kesesuaian penggunaan media pembelajaran dengan materi pelajaran pada tabel 3. Bahwa siswa yang menyatakan sangat sesuai adalah 100 %. Guru telah mampu menggunakan media dan menyesuaikannya dengan materi pelajaran. Karena ketidaksesuaian media dan materi akan mengakibatkan kerancuan dan ketidakfahaman siswa. Sehingga untuk menerima dan memahami materi akan mengalami hambatan. Pernyataan responden tentang ketertarikan dengan penggunaan media pembelajaran pada tabel 4 menunjukkan bahwa ,jawaban yang diberikan mencapai 88 % atau 22 anak, sedang yang menjawab biasa-biasa saja ada 3 anak ( 12 % ). Adanya anak yang menjawab biasa-biasa saja dikarenakan terdapat anak berkebutuhan khusus yang lamban belajar secara spesifik. Sehingga dari keterbatasan yang dimiliki membuat anak kurang merasa tertarik. Pernyataan responden tentang kemudahan dalam menerima materi pelajaran dengan adanya penggunaan media pembelajaran pada tabel 5 diketahui terdapat 2 anak ( 8%), menjawab sulit , dan 3 anak ( 12%) menjawab sedang, yang menjawab
16
mudah 20 anak ( 80%). Ketertarikan anak terhadap penggunaan media pembelajaran tidak seluruhnya menjadikan anak tersebut mudah dalam menerima materi pelajaran. Pernyataan responden tentang keaktifan dalam menerima materi pelajaran dengan menggunakan media pembelajaran pada tabel 6dapat diketahui masih terdapat 3 anak yang biasa-biasa saja, dikarenakan karakter anak yang memang pendiam. Jadi meskipun media yang digunakan sangat menarik belum tentu dapat menjadikan anak menjadi aktif. Pernyataan responden tentang suasana yang menyenangkan dalam proses pembelajaran dengan adanya penggunaan media pembelajaran pada tabel 7 dapat diketahui bahwa Anak berkebutuhan khusus memberikan 100 % jawaban bahwa suasana sangat menyenangkan. Hal ini tentu saja diharapkan dapat menumbuhkan semangat untuk belajar sehingga nilai yang didapat bisa maksimal. Pernyataan responden tentang kesungguhan dalam memperhatikan materi pelajaran dengan penggunaan media pembelajaran pada tabel 8 menunjukkan bahwatingkat kesungguhan anak dalam menerima materi pelajaran dapat meningkat. Terbukti 23 anak menjawab sangat memperhatikan , karena tertarik maka timbul kesungguhan dalam menerima materi pelajaran. Pernyataan responden tentang pemanfaatan media pembelajaran terhadap prestasi belajar pada tabel 9 dapat diketahui bahwa dengan adanya pemanfaatan media pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar anak berkebutuhan khusus. Terbukti
semua
anak
berkebutuhan
khusus
mengalami
peningkatan
nilai,
17
meskipun kenaikan yang didapat tidak sangat signifikan, namun cukup bagus dan perlu diberi apresiasi. Pernyataan responden tentang kemampuan anak dalam memahami cerita nabi melalui media pembelajaran Televisi pada tabel 10 menunjukkan hal yang positif.terdapat 23 anak yang menjawab bisa memahami, dan 2 anak yang kurang bisa memahami. Pernyataan responden tentang kemudahan menulis huruf hijaiyah melalui media pembelajaran yaitu papan tulis pada tabel 11 dapat diketahui sebanyak 17 anak (68 %) menjawab mudah, dan 8 anak menjawab sedang-sedang saja. Tidak ada yang menjawab sulit, berarti meski tidak semua menganggap mudah tetapi tetap media papan tulis membawa dampak yang baik untuk materi tulis menulis huruf hijaiyah. Pernyataan responden tentang kemudahan dalam merangkai huruf hijaiyah tunggal maupun bersambung melalui media pembelajaran P3Q pada tabel 12 dapat diketahui bahwaseluruh anak berkebutuhan khusus menjawab mudah, berarti 100 % tidak mengalami kesulitan. Namun begitu bukan berarti mereka dapat merangkai huruf hijaiyah secara sempurna, tetapi dalam bentuk kata atau kalimat pendek dan sederhana. Pernyataan responden tentang keefektifan penggunaan media pembelajaran audio dalam materi menghafal surat-surat pendek pada tabel 13 dapat diketahui bahwa 100 % anak menjawab sangat efektif. Karena audio telah terpasang di setiap kelas SD Negeri I Tekaran, sehingga secara serentak selalu diperdengarkan setiap pagi
18
dan siang menjelang selesai pelajaran, surat-surat pendek pilihan. Hal ini benar-benar membawa manfaat yang baik bagi pembelajaran anak, tidak saja sebagai bentuk penyampaian materi pelajaran semata, tetapi lebih kepada pembiasaan membaca Al Qur’an ,implementasi dari ibadah kepada Allah Swt. Pernyataan responden tentang kemampuan dalam mengerjakan wudu dan sholat setelah mendapatkan materi pelajaran melalui media pembelajaran pada tabel 14 menunjukkan bahwa dengan adanya media pembelajaran mampu meningkatkan kemampuan anak berkebutuhan khusus sehingga mereka mampu melaksanakan wudu dan sholat dengan baik dan benar. Hal ini dibuktikan dengan sebagian besar menjawab mampu melaksanakan wudu dan sholat dengan baik dan benar . Pernyataan responden tentang media pembelajaran pendidikan agama Islam yang sesuai dan paling menarik pada tabel 15 Seratus persen menyatakan kesesuaian dan menarik. Hal ini membuktikan bahwa selama ini media pembelajaran pendidikan agama islam yang digunakan dalam pembelajaran telah sesuai dengan materi dan menimbulkan ketertarikan siswa. Maka dari semua hasil diatas terdapat beberapa faktor yang menghambat dan mendukung keefektifan penggunaan media pembelajaran dalam meningkatakan prestasi belajar anak berkebutuhan khusus pada mata pelajaran pendidikan agama islam. 1. Faktor yang menghambat dalam penggunaan media pembelajaran adalah : a).
Terbatasnya media pembelajaran yang khusus untuk anak berkebutuhan khusus,
19
mengingat tidak semua media yang ada dapat memberikan informasi secara mudah pada anak berkebutuhan khusus. b). Belum adanya sosialisasi dan pelatihan khusus bagi guru agama islam dalam menangani anak berkebutuhan khusus. Hal ini tentu saja menjadi faktor yang menghambat bagi guru agama islam, karena keterbatasan pengetahuan tersebut membuat guru agama kesulitan memahami karakter dan penanganan bagi anak berkebutuhan khusus. c). Kurangnya perhatian keluarga dalam memberikan bimbingan belajar dirumah yang efektif terhadap anak-anak berkebutuhan khusus, mengingat latar belakang anak berkebutuhan khusus ini rata-rata tinggal dengan wali atau bukan orang tua kandungnya, dengan ditandai seringnya pekerjaan rumah yang tidak terselesaikan oleh anak. d). Belum adanya penghargaan
bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang
memiliki prestasi dibidang lain selain pelajaran, karena hal ini dapat memacu rasa percaya diri serta semangat belajar mereka. 2. Faktor yang mendukung dalam penggunaan media pembelajaran adalah : a). Ketepatan penggunaan media pembelajaran dengan materi pelajaran, sehingga memudahkan anak berkebutuhan khusus dalam memahami materi pelajaran. b). Lingkungan sekolah yang cukup mendukung terhadap proses pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus, terbukti adanya perhatian dengan
20
diadakannya guru pelayanan khusus dari sekolah luar biasa. c). Dukungan pemerintah yang semakin bagus, yaitu dialokasikannya dana khusus inklusi yang sangat bermanfaat bagi anak berkebutuhan khusus. d). Motifasi belajar dan perhatian yang tinggi siswa dalam menerima materi pelajaran, sehingga memudahkan proses pelaksanaan pembelajaran. III. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari observasi, wawancara, angket dan studi dokumentasi , dapat ditarik kesimpulan bahwa: 1. Media pembelajaran yang paling efektif bagi anak berkebutuhan khusus, adalah media yang sesuai dengan tingkat pemahaman serta adanya kesesuaian materi pelajaran dengan medianya. Hal ini menunjukkan peningkatan hasil belajar yang baik, dengan indikasi secara umum seluruh anak berkebutuhan khusus dapat mencapai Standar kenaikan kelas Minimal 80 %. 2. Dengan penggunaan media pembelajaran yang maksimal, tepat dan bervariatif , anak menjadi tertarik, tidak jenuh, bersungguh-sungguh dan merasa senang, sehingga mempermudah dalam menangkap pelajaran. Namun meskipuntertarik, tetapi tidak semua anak dapat mudah memahami materi melalui beberapa media pembelajaran tertentu, ini menunjukkan bahwa bagi anak berkebutuhan khusus memiliki keterbatasan, meskipun media pembelajaran dan materi telah sesuai, tidak lantas dapat memahami
21
materi pelajaran dengan mudah, Perlu bimbingan yang mendalam agar anak berkebutuhan khusus ini dapat menerima materi pelajaran secara maksimal. 3. Karena dengan penggunaan media pembelajaran secara efektif dapat menimbulkan minat anak dalam belajar, sehingga belajar merupakan suatu pekerjaan yang ia butuhkan dan bukan lagi sebuah keterpaksaan atau tuntutan kewajiban. Hal ini sangat membantu anak dalam mengatasi kesulitan belajar serta dapat meningkatkan prestasinya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto,2010. Media Pembelajaran, Bandung : Satu Nusa. Yusuf, Munawir, 2003. Pendidikan bagi Anak dengan Problema Belajar, Solo : Tiga Serangkai. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007,Ilmu & Aplikasi Pendidikan, Bandung : Imtima. Hallahan D.P. & Kauffman,J.M , 1991, Exceptional Children : Introduction to Special Education. New Jersey : Prentice-Hall, Englewood Cliffs Karen Burke & Candra Sutherland, 2004, Attitudes Toward Inclucion : knowledge Vs. Experience. St. Joseph’s College, Brooklyn, New York. Indriyana, Dina,2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran, Jogjakarta : DIVA Press. Margono,2003, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta. Deborah Peel & Paula J Posas, 2009, innovations in educations and Teaching International,Departement of Civic Design, Univercity of Liverpool, Liverpool, UK. Asmani, Jamal Ma’mur, 2011, Penelitian Pendidikan, Jogjakarta: DIVA Press. Arikunto, Suharsini, 2003, Managemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta. Trianto, 2007, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Jakarta: Prestasi Pustaka.
Bagus, M. Ghojali, 2010, BukuAjar Psikologi Komunikasi – Fakultas Psikologi Unair
Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, 2008, Pedoman Manajemen Sekolah
23
Inklusif Pendidikan dasar, Depdiknas . Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara Purwanto, Ngalim, 2007, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung : Remaja Rosdakarya Sardiman. 2009, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers. Sudjana, Nana. 1991, Teori-Teori Belajar untuk Pengajaran. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI W J S Purwodarminto. 1999, Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka Depag. 1989, Al-Qur’an dan Terjemah. Semarang : CV. Toha Putra . Darajat,Zakiah, 1976, Ilmu dan pendidikan agama, Jakarta : Bulan Bintang. Sadiman,Arif S, 1986, Media Pembelajaran; pengertian, pengembangan, dan pemanfaatan, Jakarta : Rajawali Press.
Depdikbud, Undang-undang RI No 2 Tahun 1989, 1992, Undang-undang system pendidikan nasional dan peraturan pelaksanaannya, Jakarta : Sinar Grafika. Sastro amijoyo,purwanto & Cunningham, Robert K, 2009, Kamus Inggris-Inggrisindonesia Edisi lengkap, Semarang : CV Widya Karya.
SELAYANGPANDANGTENTANGPENULIS
IDA ROYANI( denganpanggilansehari-harilda ), lahir padatanggal5 Maret 1975di Karanganyar, Surakarta, JawaTengah,sebagaiputri ke 8 (dari I bersaudara) dari pasanganBapaklmam Fattah(Almarhum)dan lbu Tamriyah(almarhumah). Penulismengawalipendidikan formal di Ml MuhammadiyahCeporan Ngadiluwih Matesih Karanganyar(lulus tahun 1989), Kemudian melaniutkanke PondokPesantren Assalaam Surakarta(lulustahun 1991) . Dan melanjutkankejenjangatas, MadrasahAliyah NegeriKaranganyar (lulustahun 1994). Selepasitu masukSekolahTinggiAgamalslamMamba'ulUlumSurakarta jurusanPendidikan AgamaIslam(lulustahun 1997),Dan ditahunitu juga menikahdenganTojib Nurrochman(KepalaKUAasalWonogiri)sertaturut serta tinggaldi Wonogiri.Tahun2000 diterimamenjadiPegawaiNegriSipil sebagai Guru PendidikanAgamalslamdi wilayahWonogiri,dansampaisekarangtelah dikaruniai dua putra yaitu llyasin Aditya Rahman (13 tahun) dan Yusuf (6 tahun). Padatahun 2011bulanmaret masukd?lamprogram Habiburrahman (UMS).Padatahun2012ini, penulis 52 Universitas Muhammadiyah Surakarta menyusuntesis sebagai syarat kelulusan (S-2) dengan judul Keefektifan penggunaan padamata pelajaranpendidikanagamaislam mediapembelajaran bagi anak berkebutuhankhusus(lnklusi)(studi kasusdi SD NegerilTekaran Wonogiritahun 2012)dan telah dipertahankandi depan DewanPengujipada Tanggal24 september2012.