NASKAH PUBLIKASI
KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI PENDERITA HIPERHIDROSIS
Disusun oleh : HARDINA DEVI HARAHAP IRWAN NURYANA K
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JOGJAKARTA 2006
NASKAH PUBLIKASI
KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI PENDERITA HIPERHIDROSIS
Telah Disetujui Pada Tanggal
___________________________
Dosen Pembimbing
( Irwan Nuryana K, S.Ps.,M.Si )
KONSEP DIRI DAN KEPERCAYAAN DIRI PENDERITA HIPERHIDROSIS
Hardina Devi Harahap Irwan Nuryana K
INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagamana konsep diri dan kepercayaan diri penderita hiperhidrosis Responden dalam penelitian ini adalah penderita hperhidrosis, yaitu orang yang mengalami banyak keringat berlebih baik di tangan, kaki dan ketiak, dengan jumlah responden sebanyak tiga orang yang terdiri dari dua orang perempuan dan satu orang laki-laki. Adapun proses pengambailan data ini menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi pada ketiga responden penelitian. Wawancara mendalam ini menggunakan guide interview. Metode penelitian pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dimana data yang dihasilkan berupa data deskriptif. Melalui penelitian ini dihasilkan data yang berbeda-beda. Responden pertama memiliki konsep diri dan kepercayaan diri positif, responden kedua memliki konsep diri dan kepercayaan diri negatif, dan responden ketiga meilki konsep diri positif dan kepercayaan diri negatif.
Kata kunci: Konsep Diri, Kepercayaan Diri, Penderita Hiperhidrosis
PENGANTAR Latar Belakang Masalah Masalah-masalah rumit yang dialami manusia, seringkali dan bahkan hampir semua, sebenarnya berasal dari dalam diri. Mereka tanpa sadar menciptakan mata rantai masalah yang berakar dari problem konsep diri. Manusia mampu berpikir dan menilai yang macam-macam terhadap dirinya sendiri maupun orang lain dan bahkan meyakini persepsinya yang belum tentu obyektif. Oleh sebab itu muncul problem seperti inferioritas, kurang percaya diri, dan hobi mengkritik diri sendiri (Rini, 2002). Konsep diri merupakan kesan yang relatif stabil mengenai diri sendiri, tidak hanya mencakup persepsi mengenai karateristik fisik, melainkan juga penilaian mengenai apa yang pernah dicapai, yang sedang dijalani, dan apa yang ingin dicapai. Konsep diri tumbuh melalui umpan balik yang diterima dari orangorang di sekitar. Konsep diri berkembang melalui hubungan dan interaksi dengan orang lain. Artinya menilai diri berdasar pada bagaimana orang mempersepsi dan menilai (Steward dan Sylvia, 1996). Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, alias “sakti”. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana ia merasa memiliki kompetensi, yakin, mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung
oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri (Rini, 2002). Penderita hipehidrosis tidak akan mendapatkan masalah yang serius dalam pergaulannya apabila mempunyai konsep diri yang positif. Sebaliknya, apabila penderita hiperhidrosis mempunyai konsep diri yang negatif maka dalam pergaulannya penderita hiperhidrosis akan mengalami kesulitan. Konsep diri terbagi menjadi dua yaitu konsep diri yang positif dan konsep diri yang negatif. Konsep diri yang positif meliputi optimis, penuh percaya diri, dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya, sedangkan konsep diri yang negatif meliputi pesimis, kurang percaya diri, dan selalu bersikap negatif terhadap segala sesuatu juga terhadap kegagalan yang dialaminya (Rini, 2002). Jumlah keringat ketiak, tangan dan kaki normal-normal saja alias tidak sampai mengganggu atau bahkan menjadikan seseorang merasa risih, tentu tidak ada hal yang patut diresahkan, sebab ini juga merupakan salah satu mekanisme tubuh dalam upaya untuk melepaskan panas tubuh. Tetapi persoalannya tentu saja akan bergeser jika produksinya berlebihan dan terus mengalir nyaris sepanjang waktu. Nah, yang satu ini barangkali baru akan menimbulkan perasaan kurang nyaman atau percaya diri pada diri seseorang (www.balipost.co.id). Dapat disimpulkan, bahwa konsep diri merupakan aspek kritikal dan dasar perilaku individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan
individu dan sosial yang maladiptif (Budi, 1992). Bertolak dari fakta di lapangan, bahwa seseorang dapat percaya pada dirinya sendiri karena orang tersebut memahami konsep dirinya, dan dapat menerima dirinya dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Oleh karena itu, atas alasan tersebut peneliti tertarik untuk melihat konsep diri dan kepercayaan diri penderita hiperhidrosis.
TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Diri a. Pengertian Konsep Diri Rogers (Purwanti, 2000) mengemukan bahwa self atau diri merupakan bagian yang terpisah dari medan fenomena dan berisi pola pengamatan dan penilaian yang sadar dari pengalaman subjek. Diri terbentuk dari hasil interaksi antara organisme dan medan fenomena, baik orang tersebut sebagai subjek maupun sebagai objek. Sebagian dari nilai-nilai yang menyertai pengalaman dan yang menjadi bagian dari struktur diri merupakan nilai yang dialami langsung oleh orgnisme, dan sebagian lagi diperoleh melalui introyeksi dari nilai orang lain. b. Aspek-Aspek Konsep Diri Aspek-aspek konsep diri menurut Berzonsky (1981) adalah: a. Aspek fisik (Physical Self) Meliputi penilaian individu terhadap segala sesuatu yang dimilikinya, seperti tubuh, pakaian dan benda yang dimilikinya.
b. Aspek psikis (Psychological Self) Aspek psikis mencakup pikiran, perasaan dan sikap yang dimiliki individu terhadap dirinya sendiri. c. Aspek social (Social Self) Meliputi bagaimana peranan individu dalam lingkup peran soaialnya dan penilaian individu terhadap peran tersebut. d. Aspek moral (Moral Self) Aspek moral ini merupakan nilai dan prinsip-prinsip yang memberi arti dan arah dalam hidup individu. c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri Burn (Purwanti, 2000) mnyebutkan bahwa secara garis besar ada lima faktor yang mempengaruhi perkembangan konsep diri, yaitu citra fisik, merupakan evaluasi terhada diri secara fisik, bahasa, yaitu kemampuan melakukan konseptualisasi dan verbalisasi, umpan balik dari lingkungan, identifikasi dengan model dan peran jenis yang tepat, dan pola asuh orang tua. d. Konsep Diri Positif dan konsep Diri Negatif Menurut Burn (Purwanti, 2000) konsep diri seseorang dapat bergerak di dalam kesatuan dari positif dan negatif. Hal ini berkaitan langsung dengan respon lingkungan sosial individu, terutama orang-orang penting terdekatnya, terhadap diri individu. Respon di sini adalah persepsi orang tua atau orang-orang terdekat dalam memandang diri seseorang. Jika seorang anak memperoleh perlakuan yang positif, maka ia akan mengembangkan konsep diri yang postif pula. Individu juga
tidak akan ragu untuk dapat membuka diri dan menerima masukan dari luar sehingga konsep dirinya menjadi lebih dekat pada kenyataan. Untuk konsep diri negatif, Coopersmith (Anggia, 2004) mengemukakan beberapa karateristik, yaitu mempuyai perasaan tidak aman, kurang menerima dirinya senidiri, dan biasanya memiliki harga diri yang rendah. Fitts (Tarakanita dan Widiarti, 2002) menyebutkan ciri-ciri individu yang mempunyai konsep diri rendah adalah tidak menyukai dan menghormati diri sendiri, memiliki gambaran yang tidak pasti terhadap dirinya, sulit mendefenisikan diri sendiri dan mudah terpengaruh bujukan dari luar, tidak memiliki pertahanan psikologis yang dapat membantu menjaga tingkat harga dirinya, mempunyai banyak persepsi diri yang saling berkonflik, merasa aneh dan asing terhadap diri sendiri sehingga sulit bergaul, mengalami kecemasan yang tinggi, serta sering mengalami pengalaman negatif dan tidak dapat mengambil manfaat dari pengalaman tersebut. Konsep diri akan
turun
ke
negatif
apabila
seseorang
tidak
dapat
melaksanakan
perkembangannya dengan baik.
2. Kepercayaan Diri a. Pengertian Kepercayaan Diri Menurut Lauster (1978) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin atas kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menerima dan
menghargai orang lain, memiliki dorongan berprestasi serta dapat mengenal kelebihan dan kekurangannya. Menurut Brennecke dan Amick (1978) menjelaskan kepercayaan diri merupakan suatu perasaan aman seseorang dan orang tersebut mengetahui apa yang dibutuhkan dalam kehidupannya sehingga ia tidak perlu membandingkan dirinya dengan orang lain dalam menemukan standar, karena ia selalu dapat menentukan sendiri. b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri Terbentuknya kepercayaan diri tidak terlepas dari perkembangan manusia pada umumnya, terutama perkembangan kepribadian. Kepribadian bukanlah bawaan, tetapi diperoleh dari pengalaman hidup, proses belajar dan kepribadian dikendalikan oleh sikap, pendapat dan norma yang hidup dalam masyarakat ditambah dengan pengalaman yang diperoleh, semua ini membentuk sifat-sifat pribadi dan mempengaruhi pikiran dan tingkah laku seseorang. Keturunan tidak begitu memegang peranan penting dalam pembentukan kepribadian seseorang. Meskipun orang lain (orang tua, majikan, teman) membantu membentuk sifat-sifat seseorang, tapi setiap orang punya kesempatan untuk mengubah sifat-sifat ini agar memperoleh suatu tingkat kesadaran yang lebih tinggi (Lauster, 1978). Demikian pula dengan kepercayaan diri, kepercayaan diri bukan merupakan sesuatu yang bersifat bawaan, tetapi merupakan sesuatu yang terbentuk dari interaksi dan perkembangan melalui proses belajar secara individual maupun sosial. c. Aspek – Aspek Kepercayaan diri Kumara (1998) mengungkapkan ciri-ciri orang yang percaya diri, antara lain:
a.
Merasa aman, berani, dan merasa bebas.
b.
Merasa yakin, periang, tidak pemalu, dan dapat berbicara lancar ketika berhadapan dengan orang lain.
c.
Tidak membuang-buang waktu dalam mengambil keputusan.
d.
Tidak merasa rendah diri, tidak pengecut.
e.
Cerdas, tidak pernah menyalahkan suasana luar sebagai penyebab timbulnya masalah yang dihadapinya. Menurut Lauster (1978) ada tujuh aspek kepercayaan diri, yaitu :
a.
Adanya perasaan yakin terhadap kekuatan, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki seseorang.
3. Penderita Hiperhidrosis a. Pengertian Hiperhidrosis Hiperhidrosis menurut dr. Soedirman Sastrodiprodjo (dalam Prof. Dr. Marwali Harahap) adalah suatu keadaan bertambahnya jumlah keringat pada permukaan kulit melebihi normal. Hal ini sebagai akibat dari kenaikan hasil produksi kelenjar keringat ekrin. Keadaan ini sering sekali menganggu bagi penderita maupun orang lain. b. Penyebab Hiperhidrosis Beberapa hal yang menyebabkan seseorang mengeluarkan keringat yang berlebihan:
1. Makanan dan minuman tertentu Minuman panas dan minuman yang mengandung kafein atau alcohol bisa membuat kita berkeringat. Makanan pedas juga bisa menyebabkan berkeringat. 2. Obat-obatan - Beberapa anti psikosa yang digunakan untuk mengobati kelainan
jiwa
- Morfin - Tiroksin dosisi tinggi - Overdosis obat pereda nyeri (misalnya aspirin dan asetaminofin) 3. Menopause. Wanita yang memasuki masa menopause bisa mengalami hot flashes, dimana terjadi peningkatan suhu kulit yang disertai dengan keringat dan kegerahan. Hal ini terjadi karena adanya penurunan kadar estrogen. 4. Hipoglikemia. Kadar gula darah yang rendah sering dijumpai pada penderita diabetes yang mengkonsumsi insulin atau obat anti-diabetes-oral. 5. Demam. Demam terjadi jika suhu tubuh naik sampai diatas batas normal. Demam bisa terjadi pada berbagai jenis infeksi bakteri dan virus. 6. Hipertiroidisme. Kadang kelenjar tiroid menghasilkan sejumlah besar hormon tiroksin. 7. Serangan jantung Serangan jantung terjadi jika aliran darah ke otot jantung berkurang.
8. Tuberkulosis. Salah satu gejala tuberkulosis adalah berkeringat di malam hari. 9. Malaria. Gejala malaria berhubungan dengan siklus hidup parasit penyebabnya. Pada awalnya penderita menggigil, sakit kapala, mual dan muntah; ketika suhu tubuh mulai turun, akan keluar banyak keringat. c. Gejala Hiperhidrosis - Pengeluaran keringat mungkin menyeluruh atau setempat (aksila,
lipat
paha, telapak tangan dan kaki dan lain-lain). - Pada kasus-kasus yang berat kulit mungkin mengalami maserasi, terbelah atau bersisik. - Bau tidak sedap pada hiperhidrosis disebabkan dekomposisi sel-sel kulit oleh bakteri dan ragi - Kadang-kadang dapat terjadi bau yang sangat menyengat (Bromhidrosis) - Infeksi sekunder oleh bakteri atau jamur dapat menyertainya. 4. Pertanyaan Penelitian Pertanyaan yang dapat diajukan pada penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran konsep diri dan kepercayaan diri penderita hiperhidrosis dan mengapa mereka memiliki konsep diri dan kepercayaan diri seperti itu?”
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, desain penelitian kualitatif bersifat alamiah, dalam arti peneliti tidak berusaha memanipulasi setting
penelitian, melainkan melakukan studi terhadap suatu fenomena dalam situasi dimana fenomena tersebut ada. Penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperi transkipsi wawancara, catatan lapangan gambar, foto rekaman video dan lain sebagainya (Porwandari, 1998). Responden
penelitian
adalah
individu-individu
yang
menderita
hiperhidrosis di sekitar tangan, kaki dan ketiak, yang terdiri dari dua orang perempuan dan satu orang laki-laki. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode wawancara mendalam dengan menggunakan guide interview dan observasi.
HASIL PENELITIAN Kategori
Fisik
Sub Kategori Penampilan
Tema Puas Tidak puas Gemuk Cara mengubah Diet penampilan Olah raga Mandi Menjaga kebersihan Parfum Deodorant Tawas Yang mengalami Tangan Hiperhidrosis Kaki ketiak Yang terkena Tangan Kaki hiperhidrosis Ketiak Gambaran tentang diri Percaya diri Optimis sendiri. Positive Thinking Moody Sensitive
Psikis
Introvert Low Profile Kurang percaya diri Mulai menyadari Kelas IV SD Kelas I SMU Sejak kecil Hiperhidrosis Perasaan
menyadari Tidak enak Risih Rendah diri hiperhidrosis Jorok Becek Basah Terganggu Gerah Repot Aneh Malu Krang Percaya Diri Bingung Enggan Nyaman Minder Cuek Enjoy Percaya diri Terbiasa Nervous Gugup Usaha untuk mengobati Berobat ke Dokter Terapi hiperhidrosis Tidak melakukan apa-apa Harapan hiperhidrosis Bersosialisasi Sosial
lingkungan
terhadap Sembuh Dapat diterima orang lain Pasrah Jaga kebersihan dengan Mudah bergaul Canggung Nervous Gugup Malu Diam
Penerimaan lingkungan
terhadap Menerima Menghina Mengejek Meremehkan
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dari observasi dan wawancara mendalam bahwa ketiga responden mempunyai konsep diri dan kepercayaan diri yang berbeda-beda. Ini dilihat dari beberapa indikator yang tertuang didalam pertanyaan-pertanyaan, dimana pertanyaan-pertanyaan yang ada mewakili dari ketiga aspek dalam konsep diri dan kepercayaan diri yaitu aspek fisik, aspek psikis, dan aspek sosial. Responden pertama mempunyai konsep diri dan kepercayaan diri yang positif. Hal ini disebabkan karena responden mendapatkan dukungan yang positif dari lingkungan dan keluarga. Dukungan positif yang diterima oleh responden itu berupa penerimaan diri responden dengan baik di lingkungan sekitarnya. Meskipun awalnya responden sempat mengalami rasa kurang percaya diri karena hiperhidrosis yang dideritanya, tetapi dengan dukungan orang tua dan sahabat responden yang dapat menerima dirinya, sehingga membuat responden tetap percaya diri. Secara penampilan fisik responden sangat puas dan bersyukur, sehingga responden menganggap bahwa kekurangan yang dimilikinya adalah sebagai kelebihan yang tidak dimiliki orang normal. Menurut Sullivan (Anggia, 2004) bahwa konsep diri positif yang terbentuk karena seseorang secara terusmenerus sejak lama menerima umpan balik yang positif berupa pujian dan penghargaan.
Responden kedua mempunyai konsep diri dan kepercayaan diri yang negatif. Hal ini terlihat dari jawaban responden atas ketidakpuasannya terhadap penampilan fisiknya dan merasa kurang percaya diri karena hiperhidrosis. Selain itu responden ini kurang mendapat dukungan yang baik dari keluarga dan lingkungan. Dukungan yang kurang baik itu berupa ejekan dari beberapa orang sahabat responden yang selalu menanyakan tentang hiperhidrosis yang dideritanya. Menurut Sullivan (Anggia, 2004) bahwa konsep diri negatif terbentuk karena umpan balik yang diterima jelek, seperti ejekan dan perendahan. Dan orang tua responden yang menekan responden supaya merubah penampilan fisiknya yang gemuk. Hal ini sempat membuat responden stress, tetapi karena obsesi responden yang begitu kuat sehingga responden dapat mengatasi masalahnya. Menurut Buss (1978), bahwa pembentukan kepercayaan diri diawali dengan pengenalan diri secara fisik, bagaimana individu menilai diri sendiri, menerima atau menolaknya. Selanjutnya hal ini akan menimbulkan rasa puas atau tidak puas yang akan mempengaruhi perkembangan mental dan konsep dirinya. Perkembangan konsep diri dan harga diri yang sehat akan berpengaruh positif pada perkembangan kepercayan diri. Selain itu responden kurang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru karena responden memiliki sifat yang tertutup dan pendiam. Responden ketiga mempunyai konsep diri positif dan kepercayaan diri negatif. Hal ini disebabkan responden mendapat dukungan positif dan negatif dari keluarga dan lingkungannya. Dukungan positif yang diterima responden berupa penerimaan diri responden dengan baik di lingkungannya, kepuasan responden
terhadap penampilan fisiknya. Sedangkan yang negatif responden merasa rendah diri, tidak puas dan malu karena hiperhidrosis. Berbeda dengan dua responden lainnya, responden ketiga ini melakukan terapi untuk mengurangi hiperhidrosis, dan hasilnya cukup memuaskan responden karena hiperhidrosis yang dideritanya sudah mulai berkurang.
KESIMPULAN Hasil analisis yang di dapat menunjukkan bahwa: 1. Hasil penelitian menunukkan bahwa konsp diri dan kepercayaan diri penderita hiperhidrosis positif dan negatif ditinjau dari aspek-aspek yang ada pada konsep diri dan kepercayaan diri yaitu aspek fisik, aspek psikis dan aspek sosial. 2. Responden pertama memiliki konsep diri dan kepercayaan diri positif, responden kedua meniliki konsep diri dan kepercayaan diri yang negatif dan responden ketiga memiliki konsep diri positif dan kepercayaan diri negatif. 3. Melelui internet, buku, majalah dan para teman penderita hiperhidrosis ini merasa risih dan malu, sehingga ada orang yang kurang menerima keberadaan mereka.
SARAN 1. Bagi para penderita hiperhidrosis Penderita hiperhidrosis diharapkan jangan merasa rendah diri, malu dan tidak percaya diri, karena dibalik kekurangan yang dimiliki manusia pasti ada kelebihannya. 2. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk meneliti topik yang sama disarankan untuk meneliti lebih lanjut dengan subjek penelitian yang lebih luas dan didukung oleh informasi-informasi yang relevan dengan penderita hiperhidrosis, misalnya biografi hiperhidrosis dari lahir sampai dia dewasa, sehingga data yang dihasilkan dapat lebih kaya.
DAFTAR PUSTAKA Anggia, Putria 2004. Konsep Diri Pada Homoseksual. Skripsi: Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Berzonsky, M.D 1981. Adolescent Development. New York: Mc Millan Pulishing Co. Ltd. Brennecke, J.H. & Amick, R. G. 1978. Psychology And Human Experience. California : Glencoe Publishing Co, Inc. Budi Anna Keliat, SKp, MSc. 1992. Gangguan Konsep Diri. Jakarta: EGC. Buss, A.N. 1973. Man In Perspective. Canada : John Willey & Sons. Harahap Marwali, Prof. Dr 1999. Ilmu Penyakit Kulit. EGC. Kumara, A. 1988. Studi Pendahuluan Tentang Validitas Dan Reliabilitas The Test Of Self Confidence. Laporan Penelitian (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM. Lauster, P. 1978. The Personality Test. London and Sidney : Pan Books Ltd. Poerwandari, E. K. 1998. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Rini, F.J. (2002). Konsep diri. http://www.e-psikologi.com/DEWASA/160502.htm. Jakarta. Steward L. Tubbs-Sylvia Moss 1996. Human communication: Prinsip-prinsip dasar. Pengantar: Dr. Deddy Mulyana, MA. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tarakanita Irene & Widiarti W. Pratiwi 2002. Gambaran Konsep Diri Mahasiswa Kelompok Etnik Sunda, Kelompok Etnik Cina dan Kelompok Etnik Jawa. Psikologika. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM. Vol. 10, No.2 Hal 20-31 September 2002. http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2003/2/16/kes1.html http://www.medicinal-jk.com/Vol4No2/Hiperhidrosis.htm