NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA
Oleh : FEBRIARTO EKO FAJARYANTO H. FUAD NASHORI
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008
NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA
Telah Disetujui Pada Tanggal
Dosen Pembimbing Skripsi
(Fuad Nashori, H. S.Psi, M.Si., Psi.)
HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA Febriarto Eko Fajaryanto H. Fuad Nashori INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan negatif antara kepercayaan diri dengan perilaku agresif pada remaja Hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang negatif antara kepercayaan diri dengan perilaku agresif pada remaja. Semakin tinggi tingkat kepercayaan diri maka akan semakin rendah perilaku agresif yang dilakukan remaja, Sebaliknya semakin rendah kepercayaan diri yang dimiliki maka akan semakin tinggi remaja untuk melakukan perilaku agresif. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Sentolo kelas 11. subyek penelitian berjumlah 100 siswa terdiri dari 33 laki-laki dan 67 perempuan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah dibuat sendiri oleh peneliti. Adapun skala yang digunakan adalah skala Perilaku Agresif dengan mengacu pada aspek-aspek yang dikemukakan oleh Buss (Dayakisni & Hudaniah, 2003) dan skala Kepercayaan diri dengan mengacu pada aspek-aspek yang dituliskan oleh Lauster (2001). Metode Analis data yang digunakan menggunakan program SPSS 13.0 untuk menguji apakah terdapat hubungan antara kepercayaan diri dengan perilaku agresif pada remaja. Hasil korelasi product moment Pearson menunjukan angka korelasi sebesar r = ? 0,233 dengan p = 0,010 (p < 0,01) yang artinya ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku agresif pada remaja. Jadi hipotesis penelitian diterima. Kata Kunci : Kepercayaan diri, Perilaku Agresif
PENGANTAR
Remaja selalu rentan terhadap tindakan agresi. Hampir semua remaja pernah mengalami serangan-serangan fisik maupun emosional. Media memastikan banyak peristiwa yang secara jelas memberitakan mengenai kekerasan yang dilakukan terhadap orang lain di mana saja. Ternyata banyak kasus tindak perilaku agresif yang terjadi di kalangan masyarakat tersebut dilakukan remaja. Kebanyakan remaja berstatus sebagai pelajar adalah individu yang mengalami transisi dari kehidupan anak-anak menuju kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan perubahan dan perkembangan baik segi fisik, psikis dan sosial, Monks dkk (Djuwarijah, 2002). Contoh kasus yang berkaitan dengan perilaku agresivitas yang terjadi pada remaja antara lain: kasus tawuran ratusan pelajar SMU Bulungan dengan SMU 6 (www.OKEzone.com, Oktober 2007), tawuran di hari kemerdekaan delapan pelajar diamankan (Sumatera ekpres.com, Agustus 2008), Tawuran di Lombok tengah tiga tewas (www.Lomboknews.com, Februari 2007), Nonton karnaval pelajar malah tawuran (www.OKEzone.com, Agustus 2008), Empat Remaja Putri Anggota Gank Nero ditangkap (www.OKEzone.com, Juni 2007), yang lebih menyedihkan lagi sebuah berita di harian Bernas yang kasus perkelahian dua siswa perempuan salah satu SMA swasta yang ada di Yogyakarta (www.bernas.co.id, Juli 2008) dan kasus-kasus perilaku agresif lainnya. Kata tawuran sendiri menurut Erwandi (Sheila, 2001) mengandung pengertian berkelahinya dua kelompok siswa atau pelajar secara massal yang disertai katakata yang merendahkan dan perilaku yang ditujukan untuk melukai lawannya.
Di Indonesia, kasus agresivitas yang terjadi disebabkan oleh banyaknya stimulus negatif yang berkembang yang akan menjadi pemicu munculnya kasus agresivitas dalam berbagai bentuk. Semakin banyaknya media yang menayangkan berbagai kasus kekerasan baik itu melalui film di televisi, hingga sampai pemberitaan melalui radio maupun surat kabar. Contohnya hasil penelitian Sukaji dan Badingah (1994) mengenai kegemaran menonton film kekerasan di televisi pada remaja di Bandar Lampung. Hasil penelitiannya bahwa kegemaran menonton film kekerasan di televisi merupakan prediktor munculnya perilaku agresif dikalangan remaja. Selanjutnya hasil penelitian Santhoso (1994) terhadap remaja di Yogyakarta, menunjukkan bahwa minat menonton film kekerasan di TV secara signifikan berpengaruh terhadap agresifitas. Tidak mengherankan apabila belakangan ini muncul perilaku kekerasan yang dilakukan sebagian besar remaja di Indonesia yang diakibatkan oleh berbagai faktor yang telah disebutkan di atas. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perilaku agresif remaja diantarannya adalah: faktor lingkungan,
pemaparan
terhadap
kekerasan
di
media,
provokasi,
dan
keterangsangan yang meningkat. Menurut Monks dkk (Djuwarijah, 2002) Usia remaja kebanyakan berstatus sebagai pelajar adalah individu yang mengalami transisi dari kehidupan anak-anak menuju kehidupan orang dewasa yang ditandai dengan perubahan dan perkembangan baik segi fisik, psikis dan sosial akan rawan sekali terjadi perilaku yang negatif. Maka dalam hal ini penulis berencana melakukan penelitian dengan mengambil subyek remaja (SMA) tentang sejauhmana remaja melakukan perilaku agresif.
Perilaku agresif sendiri sebenarnya dapat dihindari apabila kita mempunyai kemauan yang keras untuk menjauhi perilaku tersebut. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi perilaku agresivitas adalah kepercayaan diri (self confident). Lugo dan Hershey (1981) mengatakan bahwa untuk mengatasi permasalahan khususnya permasalahan remaja diperlukan kepercayaan diri. Rendahnya kepercayaan diri akan menghambat remaja tersebut untuk mencapai harapannya. Bila remaja kurang percaya diri tentu remaja akan kurang berani untuk melakukan suatu kegiatan atau usaha. Remaja yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi akan lebih berani dalam melakukan berbagai hal. Rogers (Sarason,1976) menyatakan bahwa individu yang kurang percaya diri akan merasa tidak aman, takut, ragu-ragu, murung, kurang berani, rendah diri, pemalu, sering membuangbuang waktu dan cenderung menyalahkan suasana luar sebagai penyebab ketidakmampuanya. Hattie (Thalib, 2002) menjelaskan bahwa rasa percaya diri dapat membuat seseorang mempunyai pandangan diri positif serta kontrol diri yang baik. Rasa percaya diri membuat seseorang mengarahkan keinginan dan hasratnya untuk bertindak sesuai dengan aturan dan akal sehat sekaligus mencegah terjadinya perbuatan yang melampaui batas. Sebaliknya, seseorang yang tidak mempunyai rasa percaya diri dapat membuat dirinya mempunyai pandangan diri yang negatife sehingga dapat menimbulkan kecenderungan berperilaku anti sosial termasuk menggunakan kekerasan. Dampak dari seseorang yang mempunyai kepercayaan diri, seperti yang dikatakan Lauster (1978) dan Waterman (1988) adalah bahwa seseorang yang mempunyai kepercayaan diri akan cenderung bersifat optimis.
Penelitian ini ingin mengungkap dan mengetahui ”Apakah kepercayaan diri akan mempengaruhi perilaku agresif pada remaja?”
METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas dengan kriteria sebagai berikut : 1.
Laki-laki dan perempuan
2.
Duduk dikelas II
3.
Umur 15-18 tahun B. Metode Pengumpulan Data Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk skala alat ukur, dimana metode ini didasarkan pada pendapat Azwar (1999) bahwa data yang diungkap oleh
skala
psikologi
berupa
konstrak
atau
konsep
psikologis
yang
menggambarkan aspek kepribadian individu berupa pernyataan atau pertanyaan sebagai stimulus tertuju pada indikator perilaku guna memancing jawaban yang merupakan refleksi dari keadaan diri subyek yang biasanya tidak disadari oleh responden yang bersangkutan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala perilaku agresif dan skala kepercayaan diri. 1. Skala Perilaku Agresif Skala Perilaku Agresif disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek atau bentuk-bentuk perilaku agresivitas yang dikemukakan oleh Buss (Dayakisni & Hudaniah 2003). Bentuk-bentuk perilaku agresivitas tersebut antara lain :
a
Agresi fisik aktif langsung
b
Agresi fisik pasif langsung
c
Agresi fisik aktif tidak langsung
d
Agresi fisik pasif tidak langsung
e
Agresi verbal aktif langsung
f
Agresi verbal pasif langsung
g
Agresi verbal aktif tidak langsung
h
Agresi verbal pasif tidak langsung Jumlah item-item pada skala perilaku agresif adalah sebanyak 50 item
yang terdiri dari 8 aspek (29 item favorable dan 21 item unfavorable). Skala model yang digunakan sebagai pola dasar pengukuran skala perilaku agresif adalah model skala Likert. Skala ini terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Pada aitem favourable, skor untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 4, Sesuai (S) diberi skor 3, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 2 dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1. Skor aitem-aitem unfavourable, untuk setiap jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 1, Sesuai (S) diberi skor 2, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 3 dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 4. 2.
Skala Kepercayaan Diri Skala kepercayaan diri disusun sendiri oleh peneliti yang diadaptasi dari
aspek-aspek yang dikemukakan oleh Lautser (2001) yaitu : yakin terhadap apa yang dilakukan, mampu berhubungan sosial, tidak mudah terpengaruh orang lain, toleransi, optimis dan tanggung jawab
Skala kepercayaan diri disusun dengan menggunakan skala Likert, yaitu metode yang digunakan untuk mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau tidak setuju terhadap subjek, objek atau peristiwa tertentu (Azwar, 2001). Skala ini terdiri dari empat alternatif jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Pada aitem favourable, skor untuk jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 4, Sesuai (S) diberi skor 3, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 2 dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 1. Skor aitem-aitem unfavourable, untuk setiap jawaban Sangat Sesuai (SS) diberi skor 1, Sesuai (S) diberi skor 2, Tidak Sesuai (TS) diberi skor 3 dan Sangat Tidak Sesuai (STS) diberi skor 4.
C. Metode Analisis Data Metode analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah korelasi product-moment dari Pearson yang dilakukan dengan program komputer SPSS (Statistical Programme for Social Science) 13.0 for Windows.
HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas 11 Sekolah Menegah Atas 1 Sentolo. Jumlah subjek yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 100 responden. Setelah pengambilan data terhadap subjek penelitian dilakukan secara keseluruhan, dapat diketahui tentang karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelaminnya.
B. Deskripsi Data Penelitian Deskripsi data penelitian bertujuan untuk mengetahui tinggi rendahnya hasil subjek penelitian mengenai hubungan kepercayaan diri dengan perilaku agresif pada remaja. a.
Skala Perilaku Agresif Skala Perilaku Agresif terdiri dari 28 aitem, dengan skor minimal 1 dan skor maksimal 4. Rentang skor minimum dan maksimumnya antara 28x1 sampai dengan 28x4, yaitu 28 – 112. Standar deviasinya adalah 14 sedangkan mean hipotetiknya adalah 70. Subjek yang memiliki perilaku agresif pada kategori sangat rendah sebanyak 18 subjek (18%), kategori rendah sebanyak 63 subjek (63%), kategori sedang sebanyak 19 subjek (19%), kategori tinggi 0 subjek (0%), dan kategori sangat tinggi 0 subjek (0%). Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa tidak terdapat subjek yang mempunyai perilaku agresif dengan kategori tinggi ke atas. Perilaku agresif yang dimiliki siswa SMA Negeri 1 Sentolo termasuk dalam kategori rendah ke bawah. Hal ini dapat dilihat bahwa sebanyak 63% dalam kategori rendah, 19% dalam kategori sedang dan 18% dalam kategori sangat rendah.
b.
Skala Kepercayaan diri Skala Kepercayaan diri terdiri dari 31 aitem, dengan skor minimal 1 dan skor maksimal 4. Rentang skor minimum dan maksimumnya antara 31x1 sampai dengan 31x4, yaitu 31 – 124. Standar deviasinya adalah 15,5 sedangkan mean hipotetiknya adalah 77,5. Subjek yang memiliki tingkat kepercayaan diri pada kategori sangat tinggi sebanyak 7 subjek (7%), kategori tinggi sebanyak 59 subjek (59%), kategori sedang sebanyak 34 subjek (34%),
kategori rendah 0 subjek (0%), dan kategori sangat rendah 0 subjek (0%). Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa tidak terdapat subjek dengan tingkat kepercayaan diri dengan kategori rendah ke bawah. Tingkat kualitas pelayanan jasa termasuk dalam kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat bahwa sebanyak 59% dalam kategori tinggi, 34% dalam kategori sedang, dan 7% dalam kategori sangat tinggi. 1.
Uji Asumsi a. Uji normalitas Hasil pengolahan data skala perilaku agresif diperoleh koefisien K-SZ = 0,751 dengan p = 0,626 (p > 0.05) dan data kepercayaan diri diperoleh koefisien K-SZ = 1,025 dengan p = 0,244 (p>0.05). Hasil uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa data kecenderungan agresi dan kepercayaan diri terdistribusi atau tersebar dengan normal. b. Uji linieritas Hasil pengolahan data diperoleh F = 5,188 dengan p = 0.026 (p < 0,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa hubungan antara kepercayaan diri dengan kecenderungan agresi bersifat linier atau mengikuti garis lurus.
2.
Uji Hipotesis Hasil pengolahan data kepercayaan diri dengan perilaku agresif diperoleh
koefisien korelasi r = -0,233 dengan p = 0.010 (p < 0.01). Angka korelasi yang negatif menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara dua variabel. Dari data-data tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku agresif pada remaja. Hasil
analisis data ini menunjukkan bahwa hipotesis yang dikemuka kan oleh peneliti diterima. Dilihat dari koefisien determinasi (R Square) hasil pengolahan data kepercayaan diri diperoleh R square = 0,054. Sehingga sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap perilaku agresif sebesar 5,4 %.
PEMBAHASAN Penelitian ini dimaksudkan untuk mencari hubungan antarakepercayaan diri dengan perilaku agresif pada remaja. Berdasarkan analisis yang telah penulis lakukan sebelumnya, diperoleh hasil yang menunjuk kan adanya hubungan yang negatif antara kepercayaan diri dengan perilaku agresif pada remaja. Artinya, semakin tinggi tingkat kepercayaan diri remaja, maka semakin rendah remaja untuk melakukan perilaku agresif. Sebaliknya, semakin rendah kepercayaan diri remaja, maka semakin tinggi pula remaja untuk berperilaku agresif. Dengan demikian, hipotesis yang telah penulis ajukan sebelumnya dapat diterima. Hasil analisis dari data-data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesisyang diajukan dalam penelitian initerbukti melalui nilai koefisien korelasi yang diperoleh (r = -0,233 dengan p = 0.010, p < 0.01). Terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku agresif pada remaja.. Hubungan antara kepercayaan diri dengan perilaku agresif bersifat negatif dengan korelasi yang cukup kuat. Terbukti pula bahwa semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki, semakin rendah remaja untuk melakukan perilaku agresif. Kepercayaan diri terbukti secara signifikan berpengaruh terhadap perilaku agresif remaja. Sumbangan efektif kepercayaan diri terhadap perilaku
agresif adalah sebesar 5,4 % (
= 0,054). Sebanyak 5,4 % perilaku agresif
remaja dipengaruhi oleh kepercayaan diri. Sedangkan sisanya sebanyak 94,6 % dipengaruhi variabel lain diluar variabel tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian Santosa & Satiadarma (2005) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku agresif adalah rasa percaya diri. Rasa percaya diri itu sendiri sebenarnya merupakan keyakinan diri atau dapat juga disebut sebagai kepercayaan terhadap kemampuan, kapasitas serta pengambilan keputusan (judgement) yang terdapat dalamn dirinya sendiri, Santosa & Satiadarma (2005). Schwarzer dan Born (Santosa & Satiadarma, 2005) mendefinisikan rasa percaya diri sebagai keadaan dimana seseorang mampu mengendalikan segala perilaku dirinya p( ersonal action control), mampu menampilkan suatu aktivitas tertentu serta mempunyai control diri yang baik. Remaja yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi akan berperilaku positif seperti yang diinginkannya (terkontrol). Tingginya rasa percaya diri yang dimiliki siswa SMA Negeri 1 Sentolo diiringi dengan rendahnya kecenderungan untuk berperilaku agresi yang dimiliki. Seperti yang dituliskan Santhoso (1994) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa perilaku agresivitas remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah dari kondisi pribadi remaja itu sendiri. Salah satu kondisi pribadi remaja itu adalah kepercayaan diri. Lauster (1978) dan Waterman (1988), menjelaskan bahwa seseorang yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi akan bersifat optimis dalam menghadapi tantangan/masa depan, mampu berpikir positif dan jauh dari perilaku agresivitas.
Rasa percaya diri yang tinggi dapat mencegah terjadinnya tindakan untuk berperilaku agresif pada remaja. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Hattie (Santosa & Satiadarma, 2005) dalam penelitianya mengatakan bahwa rasa percaya diri dapat membuat seseorantg mempunyai pandangan diri positif ser ta kontrol diri yang baik. Rasa percaya diri yang tinggi mampu membuat seseorang mengarahkan keinginan dan hasratnya untuk bertindak sesuai dengan aturan dan akal sehat sekaligus mencegah terjadinya perbuatan yang melampaui batas. Sebaliknya seseorang yang tidak mempunyai rasa percaya diri dapat membuat dirinya mempunyai pandangan diri negatif sehingga dapat menimbulkan kecenderungan berperilaku anti sosial termasuk berperilaku menggunakan kekerasan. Berdasarkan kesesuaian hasil penelitian dan teori-teori yang diangkat, penulis mampu membuktikan bahwa kepercayaan diri berhubungan dengan kecenderungan untuk berperilaku agresi pada remaja. Dapat disimpulkan juga bahwa kepercayaan diri yang dimiliki siswa SMA Negeri 1 Sentolo tinggi dan kecenderungan untuk berperilaku agresinya rendah. Rasa percaya diri yang tinggi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kecenderungan untuk berperilaku agresi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Budiartati (Fatmawati, 2008) dalam meneliti anak jalanan menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan di lingkungan kumuh, tanpa bimbingan orang tua, lingkungan yang keras dan kasar akan membentuk watak indolen, pasif, inferior, tercekam stigma mentalitas rendah diri, pasif, eksploitatif dan mudah protes atau mara h. Dalam kondisi demikian parah ini tata nilai yang ditanamkan akan sulit karena oto-aktivitas, rasa percaya diri, pengendalian diri sendiri hampir tidak ada lagi.
Remaja yang mempunyai rasa percaya diri tinggi akan bersifat optimis dalam menghadapi tantangan/masa depan, mampu berpikir positif dan jauh dari perilaku agresivitas. Sebagaimana yang dikatakan oleh Lautser (2001), yang menjelaskan kepercayaan diri adalah suatu sikap atau perasaan yakin akan dirinya, sehingga orang bersangkutan tidak perlu terlalu cemas dalam tindakantindakanya, dapat melakukan hal- hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatanya, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat menghargai orang lain dan memiliki dorongan untuk berprestasi. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa rasa percaya diri yang tinggi akan menbuat individu optimis terhadap dirinya sendiri, bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya, mampu berpikir positif dan jauh dari perilaku agresivitas. Meskipun penelitian ini memberikan gambaran terhadap perilaku agresif remaja, penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang harus diperhatikan seksama dalam memahami penelitian ini. Penelitian ini difokuskan terhadap hubungan antara kepercayaan diri dengan perilaku agresif. Perilaku agresif yang diteliti dalam penelitian ini terbatas hanya pada satu sekolah saja, sehingga peneliti tidak melakukan uji perbandingan perilaku agresif lebih dari satu tempat penelitian. Pada kenyataannya, instansi pendidikan Sekolah Menengah Atas mempunyai berbagai tipe dengan karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya dalam hal mendidik siswa -siswanya dan pendidikan lainnya.. Sehingga, penelitian ini mempunyai keterbatasan dalam hal generalisasi temuannya. Oleh karena itu disarankan penelitian-penelitian selanjutnya dapat mengembangkan indikator variabel dari perilaku agresif dan memperhatikan faktor-faktor yang belum atau tidak terungkap dalam penelitian ini yang sekiranya
dapat mempengaruhi perilaku agresif seseorang seperti pemilihan variabel ebbas yang lain; harga diri, nilai-nilai, efikasi diri, dan lain-lain.
KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian hubungan antara kepercayaan diri dengan perilaku agresif pada remaja adalah sebagai berikut: 1. Ada hubungan negatif yang signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku agresif pada remaja. Semakin tinggi kepercayaan diri, maka semakin rendah perilaku agresif subyek. Semakin rendah kepercayaan diri, maka semakin tinggi perilaku agresif subyek. 2. Perilaku agresif pada mayoritas subyek dalam penelitian ini termasuk dalam kategori rendah yakni sebesar 63%. 3. Kepercayaan diri pada mayoritas subyek dalam penelitian ini termasuk dalam kategori tinggi (59%). 4. Sumbangan kepercayaan diri terhadap agresivitas adalah 5,4 %.
Saran Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan saran sebagai berikut: 1. Bagi subyek penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan perilaku agresif pada remaja, maka bagi siswa SMA Negeri 1 Sentolo pada khususnya dan remaja pada umumnya diharapkan semakin memfokuskan pada hal- hal yang mampu meningkatkan kepercayaan diri dengan
cara mengikuti pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan peningkatan kepercayaan diri maupun pelatihan-pelatihan yang sejenis lainnya, sehingga terhindar dari perbuatan yang agresif yang akhir-akhir ini terjadi seperti tawuran, berkelahi dan lain-lain.. 2. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik ingin meneliti masalah perilaku agresif diharapkan hendaknya memperhatikan faktor-faktor yang belum atau tidak terungkap dalam penelitian ini yang sekiranya dapat mempengaruhi perilaku agresif seseorang seperti pemilihan variabel bebas yang lain; hargadiri, nilai- nilai, efikasi diri, dan lain-lain. serta pengambilan subyek penelitian sebaiknya lebih variatif, misalnya dengan melibatkan jenis sekolah negeri dan swastasehingga dapat dilakukan uji perbandingan antara satu tempat penelitian dengan tempat lainnya.
Daftar Pustaka Afiatin, T. dan Andayani, B. 1996. konsep diri, harga diri, dan kepercayaan diri remaja. Jurnal Psikologi No 2 Hal 23- 30. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Afiatin, T dan Martinah, S.M. 1998. Peningkatan kepercayaan Diri Remaja Melalui Konseling Kelompok. Laporan Penelitian. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi: Universitas Gajah Mada. Afiatin, T. 2002. Pengaruh film kekerasan terhadap agresivitas suatu studi meta-analisis. Jurnal Psikologika No 14 Hal 39- 52. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Anthony, R. 1993. Rahasia Membangun Kepercayaan Diri. Diterjemahkan oleh Rita Wiryadi S. Jakarta : Penerbit Binaru Aksara. Astuti, Y.D. 1996. Konsep Diri dan Sikap Agresi Pada Siswa SMU 17’1 di Yogyakarta. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Atikarini, A. 2001. Hubungan antara kepercayaan diri dengan tingkat stress pada alumni UII dalam mencari kerja. Skripsi (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Universitas Islam Indonesia Bailey, R.H. 1988. Kekerasan dan Agresi. Diterjemahkan oleh Wino S. Jakarta: Tira Pustaka. Berkowitz. 1995. Agresi Sebab dan Akibatnya 1. Diterjemahkan oleh Hartatni Woro S. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo. Budiyani, K. 1997. Hubungan antara Pemanfaatan Waktu Luang dengan Tingkah Laku Agresif pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada. Davies, P. 2004. Meningkatkan Rasa Percaya Diri. Yogyakarta: Torrent. Davidoff, L.I.. 1991. Psikologi Suatu Pengantar. Penerjemah: Juniati. Jilid II. Jakarta: Erlangga Dayakisni T dan Hudaniah. 2003. Psikologi Sosial edisi Revisi. Diterjemahkan oleh Saut Pasaribu. Malang: UMM Press
Djuwarijah. 2002. Hubungan Antara Kecerdasan Emosi dengan Agresivitas Remaja. Psikologika, 13, 67 – 75. Yogyakarta : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Fatmawati, S.M. 2008. Rentannya Anak Perempuan Jalanan. Semarang: Kompas Gustianingsih, I. 2005. Hubungan antara Imaginary Audience dengan kepercayaan diri pada remaja. Skripsi (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Hadi, S. 2001. Metodologi Research jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset. Hakim, T. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Penerbit Puspa Swara. Hambly, K.1987. Bagaimana Meningkatkan Rasa Percaya Diri. Diterjemahkan oleh F.X.Budiyanto. Jakarta: Arcan. Hervandya, A.D. 2005. Hubungan berpikir positif dengan agresivitas pada siswa SMU. Skripsi (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Koswara, E. 1988. Agresi Manusia. Bandung: PT ERESCO. Lindenfield, G. 1997. Mendidik Anak Agar Percaya Diri. Diterjemahkan oleh Ediati Kamil. Jakarta: Penerbit Accan. Mastani dan Adiyati. 1991. Kompetensi Sosial dan Kepercayaan Diri Remaja. Jurnal Psikologika 1, hal 17 – 20. Yogyakarta : Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Nursanti, K. 2006. Hubungan pemberian hukuman oleh orang tua dengan kecenderungan perilaku agresif pada remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia. Rasmita, D. 2002. Hubungan antara harga Diri dengan Kecenderungan perilaku Agresif pada Remaja. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. Rini, J.F. 2002. Memupuk Rasa Percaya Diri. http://www.epsikologi.com. 16/10/02
Rialida, H. 2005. Hubungan antara sikap demokratis dengan kecenderungan perilaku agresif pada remaja. Skripsi (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Salamah. 2006. Orang tua sebagai pembimbing dan pendamping anak nonton televisi (pengembangan kepercayaan diri, pengasuh dan harapan). Jurnal penelitian dan kesejahteraan social no 15, hal 33 – 40. Sari, H. 2004. Pengaruh pelatihan kecerdasan emosi terhadap penurunan agresivitas anak di sekolah.Jurnal Psikologika no 18, hal 34 – 54. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Santoso M & Satiadarma, M.P . 2005. Hubungan antara rasa percaya diri dan agresivitas pada atlet bola basket. Jurnal Phronesis no 1, hal 51 – 64. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanegara Sigid, F.R. 2002. Orientasi Religius dengan Agresivitas pada Remaja Skripsi (Tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Susetyo, Y.F. 1999. Hubungan antara berpikir positif dan jenis kelamin dengan kecenderungan agresi reaktif remaja. Jurnal Psikologi no 7, hal 51 – 63. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada Tawuran antar sekolah yang menewaskan seorang pelajar: Kompas, April 2005 Wirawan, Y.G. 1999. Rasa percaya diri, motivasi dan kecemasan dalam olahraga bulutangkis. Jurnal Psikologika no 8, hal 5 – 14. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia Website Internet: http://www.OKEzone.com.15/06/ 2008 http://www.OKEzone.com.19/08/ 2008 http://wwwKOMPAS.com.16/06/ 2008 http://www.Sumeks.com.18/08/ 2008 http://wwwTujuhPuluh.com.04/10/ 2007 http://wwwLOMBOKNEWS.com16/02/ 2007
Identitas Penulis : Nama
: Febriarto Eko Fajaryanto
Alamat
: Salam, Salamrejo, Sentolo Kulon Progo, Yogyakarta
No telp
: 085643107007