NASKAH PUBLIKASI ANALISIS FAKTOR DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KEPATUHAN DALAM MENJALANI HEMODIALISIS RUTIN DI UNIT HEMODALISA RSUD KOTA SALATIGA
Oleh: Aris Budiono NIM. ST 14006
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016
ANALISIS FAKTOR DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP KEPATUHAN DALAM MENJALANI HEMODIALISA RUTIN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI UNIT HEMODIALISA RSUD KOTA SALATIGA Aris Budiono1), Happy Indri Hapsari 2), Anissa Cindy Nurul Afni3)
1. STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2. STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 3. STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
Abstrak Individu dengan hemodialisa jangka panjang sering merasa khawatir akan kondisi sakitnya sehingga terjadi gangguan dalam hidupnya. Kondisi ini juga yang terjadi pada sebagian besar pasien di unit hemodialisa RSUD Kota Salatiga. Saat penelitian ada 60 pasien dengan 400-500 tindakan tiap bulan. Seseorang pasien gagal ginjal kronik yang menjalani cuci darah (hemodialisa) dalam kurun waktu yang lama tentu membutuhkan dukungan sosial. Demi kwalitas hidup yang baik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kepatuhan dalam menjalani hemodialisa rutin pada pasien gagal ginjal kronik di unit hemodialisa RSUD Kota Salatiga. Desain penelitian yang yang digunakan adalah korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSUD Salatiga sejumlah 52 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner. Analisis data menggunakan uji statistik chi square. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa sebagian besar responden patuh dalam menjalani hemodialisa rutin di RSUD Kota Salatiga yaitu sejumlah 30 responden. (57,7 %) dan sebagian besar responden mempunyai dukungan sosial dalam kategori baik yaitu sejumlah 23 responden. (44,2 %). Hasil uji statistik dengan uji chi square didapatkan nilai p value 0,0114< 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan dukungan harga diri dengan kepatuhan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodalisa rutin di RSUD Kota Salatiga. Terdapat hubungan dukungan informasional dengan kepatuhan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodalisa rutin di RSUD Kota Salatiga dengan nilai p value 0,002 dan terdapat hubungan dukungan materiil dengan kepatuhan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodalisa rutin di RSUD Kota Salatiga dengan nilai p value 0,005. selain itu dari hasil uji chi square didapatkan nilai p value 0,021 shingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan sosial dengan kepatuhan pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodalisa rutin di RSUD Kota Salatiga. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dukungan sosial yang sesuai untuk pasien pasien gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisis rutin. Kata kunci : dukungan sosial, kepatuhan, hemodialisa , gagal ginjal kronik
1
PENDAHULUAN Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu kondisi kerusakan ginjal yang terjadi selama 3 bulan atau
pasien dengan penyakit gagal ginjal kronik mencapai 0,3% (RISKESDAS, 2013).
lebih, yang didefinisikan sebagai abnormalitas struktur
Terapi pengganti ginjal menjadi satu-satunya
atau fungsional ginjal, dengan atau tanpa penurunan
pilihan bagi klien dengan penyakit ginjal tahap akhir
laju filtrasi glomerulus (LFG) yang bermanifestasi
untuk mempertahankan fungsi tubuh (Lemone &
sebagai kelainan patologis atau kerusakan ginjal;
Burke, 2008). Terapi pengganti ginjal dapat berupa
termasuk ketidakseimbangan komposisi zat di dalam
transplantasi atau dialisis, yang terdiri dari dialisis
darah atau urin serta ada atau tidaknya gangguan hasil
peritonial dan hemodialisis.Saat ini hemodialisis
pemeriksaan pencitraan (Dep-Kes RI 2008). LFG yang
merupakan terapi pengganti ginjal yang paling banyak
kurang dari 60ml/menit/1,73 m² lebih dari 3 bulan
dilakukan dan jumlahnya dari tahun ke tahun terus
dengan atau tanpa kerusakan ginjal
(Dep-Kes RI
meningkat.Dari data USRDS menyebutkan bahwa di
2008). Penyakit ginjal kronik terdiri dari beberapa
Amerika Serikat lebih dari 65% klien dengan ESRD
tahap, dimana tahap akhir dari penyakit ginjal kronik
mendapatkan terapi hemodialisis. Menurut data IRR
disebut dengan penyakit ginjal tahap akhir (End State
bahwa di Indonesia saat ini tindakan rutin hemodialisa
Renal Disease/ESRD). ESRD ditunjukkan dengan
pada tahun 2007 adalah 140 972 ribu pasien dan terus
ketidakmampuan
menerus meningkat menjadi 694 007 ribu pada tahun
ginjal
dalam
mempertahankan
homeostatis tubuh (Ignatavicius & Workman, 2006). Insiden dan prevalensi penyakit ginjal kronik pada
2013 (IRR, 2013). Hemodialisa
merupakan
suatu
cara
untuk
beberapa tahun terakhir semakin meningkat. Dari
mengeluarkan produk sisa metabolisme berupa zat
berbagai penelitian pada beberapa negara penyaki
terlarut (solut) dan air yang berada dalam darah
ginjal kronik mempunyai prevalensi 10-20% (Pit-Da
melalui membran semipermeabel atau yang disebut
2010). Berdasarkan data dari United Stated Renal Data
dilalyzer (Thomas,2004; Price & Wilson, 2005),
System (URSDS) tahun 2005 diketahui bahwa lebih
dimana proses dialisis tergantung pada prinsip
dari 300.000 orang Amerika mengalami ESRD (Al-
fisiologis, yaitu difusi dan ultrafiltrasi. Tujuan utama
Arabi, 2006). Di Amerika individu dengan ESRD terus
dari hemodialisis adalah mengendalikan uremia,
bertambah dari 261,3 per 1000 penduduk pada tahun
kelebihan cairan dan keseimbangan elektrolit yang
1994 menjadi 348,6 per 1000 penduduk pada tahun
terjadi pada klien penyakit ginjal kronik (Kallenbach,
2004 (Kring & Crane, 2009). Individu dengan ESRD
et al, 2005).
meningkat rata-rata 6,5% per tahun di Canada
Hemodialisa merupakan prosedur penyelamatan
(Canadia Institute for Health Information/CIHI), 2005
jiwa
dalam
Indoneaia
sebagian penderita hidup mendekati keadaan yang
berdasarkan data tahunan dari Perhimpunan Neprologi
normal meskipun menderita gagal ginjal. Namun
Indonesia (pernepri) tahun 2011 terdapat 12.500
sebagian pasien lainnya memiliki prognosis yang tidak
pasien gagal ginjal kronik,lebih dari 53% nya dibawah
begitu optimistik : sebagai contoh, pasien dengan
54 tahun. Saat ini terdapat sekitar 400 orang dari sejuta
kegagalan
penduduk Indonesia harus menjalani terapi dengan
memperpanjang proses kematiannya jika diterapi
ginjal
dengan hemodialisa (Prince, 2005).
Harwood,
pengganti
et
al,
sebagi
2009).
akibat
Di
ginjalnya
tidak
yang
mahal.
sistem
Hemodialisa
organ
yang
memungkinkan
multiple
hanya
berfungsi lagi (ROL, 2015).Selain itu,dijawa tengah
2
Dalam hal ini tindakan terapi hemodialisa pada
dalam hidupnya. Seorang pasien gagal ginjal kronik
penyakit gagal kronik akan memerlukan waktu yang
yang menjalani cuci darah (hemodialisa) dalam kurun
panjang yang tentunya harus ditentukan oleh banyak
waktu yang lama tentu membutuhkan dukungan sosial
faktor untuk mencapai kwalitas yang optimal. Di
keluarga. Mereka biasanya menghadapi masalah
Amerika dan Afrika kualitas hidup pasien gagal ginjal
finansial,
akan baik dan efektif jika pemenuhan kepatuhan
pekerjaannya, dorongan seksual yang menghilang serta
dialisis terjamin. Dan ini disebabkan oleh beberapa
impotensi, depresi akibat sakit yang kronis dan
faktor ; ketersediaan informasi, takut akan dialisis,
ketakutan terhadap kematian. Gaya hidup terencana
jarak tempat dialisis, perbedaan ras, tranportasi dan
berhubungan dengan terapi dialisis dan pembatasan
keyakinan pada
Tuhan (Jean Babtiste, 2002).
asupan makanan serta cairan sering menghilangkan
Kepatuhan sangat diperlukan dalam keberhasilan
semangat hidup pasien dan keluarganya. Sulit bagi
pengobatan pada penyakit gagal ginjal (Am J Kidney
pasien,pasangan
Dis, 2010). Menurut jurnal keperawatan soedirman
mengungkapkan rasa marah serta perasaan negatif.
tahun 2009 bahwa pasien gagal ginjal kronik yang
Keadaan ini mengarahkan pasien dan keluarganya
menjalani hemodialisis rutin di RSU Panti Rapih
kepada sumber-sumber yang ada untuk mendapatkan
64,29% penderita gagal ginjal kronik tidah patuh
bantuan serta dukungan (Smeltzer dan Bare, 2002).
dalam mengurangi asupan cairan (Ikaristi, 2003).
kesulitan
dalam
dan
mempertahankan
keluarganya
untuk
Dukungan sosial adalah sumber daya sosial dalam
Beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan
menghadapi suatu peristiwa yang menekan dan
terhadap terapi hemodialisa adalah; Pengetahuan,
perilaku menolong yang diberikan pada individu yang
Tingkat ekonomi, Sikap, Usia, Jarak, Nilai dan
membutuhkan dukungan. Dukungan yang dirasakan
keyakinan, Derajat penyakit, dan yang lebih penting
oleh individu dalam kehidupannya membuat ia merasa
adalah dukungan sosial keluarga (Pitda- IPDI, 2010).
dicintai, dihargai, dan diakui serta membuat dirinya
Nilai-nilai
dan
keyakinan
dalam
lebih berarti dan dapat mengoptimalkan potensi yang
mengambil suatu keputusan dalam hal ini untuk
ada pada dirinya(Smeltzer dan Bare, 2002). Dukungan
mendapatkan kesehatan yang optimal melalui terapi
sosial dapat berbentuk dukungan material, harga diri,
hemodialisis
yang
emosional maupun informasional. Dukungan sosial
digunakan oleh individu tersebut untuk memotivasi
sangat berpengaruh pada pasien gagal ginjal kronik
dirinya selama menjalani terapi. Individu yang pada
untuk bertahan hidup (Vittinghoff and McCulloch,
awalnya sudah memiliki cara pandang yang negatif,
2007).
merupakan
individu
keyakinan
dasar
tidak memiliki keyakianan untuk hidup lebih baik cenderung tidak menjalani terapi
Studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Kota
dengan sungguh,
Salatiga didapatkan dukungan sosial pada pasien gagal
bahkan sering absen atau tidak mau datang lagi untuk
ginjal kronik selama ini sebagian besar diberikan
menjalani terapi hemodialis. Menurut penelitian
keluarga. Fenomena yang ada menggambarkan bahwa
Departements of Medicine and psychology (Joann
setiap pasien yang melaksanakan terapi hemodialisis,
Spinale, Scott D. Cohen et al, 2008), bahwa tingkat
didampingi oleh beberapa anggota keluarga maupun
spiritual dan dukungan sosial sangat berpengaruh pada
orang terdekat dengan pasien. Walaupun tidak seluruh
bertahan hidupnya pasien gagal ginjal kronik.
anggota keluarga,tetapi secara bergantian atau anggota
Individu dengan hemodialisa jangka panjang sering merasa khawatir akan kondisi sakitnya dan gangguan
keluarga yang memiliki waktu lebih terlihat selama pelaksanaan
hemodialisa.
Tentunya
dukungan
3
keluarga
tersebut
kepatuhan
pasien
memiliki dalam
dampak
terhadap
melaksanaan
terapi
hemodialisa.
yaitu penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita
Di RSUD Kota Salatiga dalam tahun 2015 ini dari
gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa di
bulan Januari sampai bulan Mei 400-450 tindakan
RSUD Kota Salatiga tahun 2015 bulan Januari
hemodialisa dengan 40 pasien gagal ginjal kronik, 5
sejumlah
orang melakukan terapi hemodialisa 1 kali dalam
sampel
seminggu dikarenakan jarak yang jauh dan tak ada
melibatkan seluruh populasi karena populasi kurang
yang mengantar. Sedangkan 35 orang melakukan
dari 100 orang (Notoatmojo, 2007). Sampel dalam
tindakan hemodialisis 2 kali seminggu. Dalam studi
penelitian ini sebanyak 52 orang. Kriteria inklusi
pendahuluan
penulis bertemu dengan tiga orang
dalam penelitian ini, yaitu: 1. Menjalani hemodialisa
pasien penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani
rutin minimal 1 kali dalam seminggu. 2. Umur 22-70
hemodialisa di RSUD Kota Salatiga. Ketika penulis
tahun. 3. Pendidikan minimal SD (Bisa baca tulis).
mewawancarai ketiganya mengenai dukungan sosial
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini yaitu pasien
terhadap kepatuhan menjalani terapi hemodialisa
dengan kesadaran menurun.
hasilnya
berbeda
permasalahan
beda.Dari
yaitu
ketiganya
bosan
terhadap
didapat tindakan
40 0rang. Peneliti menggunakan metode total
sampling
yaitu
penelitian
yang
Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang terdiri
dari 32 buah pertanyaan tentang
hemodialisa, tempat tinggal yang jauh, merasa
dukungan sosial, dan 14 kuesioner tentang kepatuhan
membebani keluarga dan keadaan sosial ekonomi
menjalani program hemodialisa.
keluarga yang kurang.
Hasil uji validitas didapatkan sebagai berikut: 1)
Dengan gambaran yang terjadi pada ketiga pasien tersebut
menunjukkan
bahwa
sosial
nilai r hitung : 0,612-0,862, lebih besar dari 0,361,
ekonomi dan keluarga sangat berpengaruh pada
sehingga seluruh instrumen dukungan emosional
tingkat kepatuhan seseorang dalam menjalani terapi
dinyatakan valid. 2) Pada sub variabel dukungan harga
hemodialisa. Berdasar fenomena tersebut maka penulis
diri didapatkan nilai r hitung: 0,398-0,862, lebih besar
tertarik untuk melakukan penelitian tentang Analisis
dari 0,361 sehingga seluruh instrumen dukungan harga
Faktor Dukungan Sosial Terhadap Kepatuhan Dalam
diri dinyatakan valid.
Menjalani Hemodialisa Rutin
dukungan
Pada sub variabel dukungan emosional didapatkan
Pada Pasien Gagal
Uji statistik korelasional dalam penelitian ini
Ginjal Kronik di Unit Hemodialisa RSUD Kota
adalah uji kai kuadrat (chi-square) dengan alasan uji
Salatiga.
kai kuadrat dilakukan pada 2 variabel yang memiliki jenis data kategorik Untuk uji kai kuadrat digunakan derajat kepercayaan (Confident Interval
METODE
95%), dan
Peneliti menggunakan jenis penelitian kwantitatif
batas kemaknaan alfa 5% (0,05), bila diperoleh p <
dengan desain korelasional yaitu suatu metode
0,05, berarti secara statistik ada hubungan yang
penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
signifikan antara variabel independen dengan variabel
mencari hubungan antara 2 variabel yaitu dukungan
dependen (Sabri & Hastono, 2010).
sosial
dengan
kepatuhan
melaksanakan
terapi
hemodialisa (Sastroasmoro, 2009). Penelitian ini dilakukan dengan dengan pendekatan cross sectional,
4
bahwa tidak ada hubungan dukungan emosional
HASIL Gambaran responden yang patuh dalam menjalani
dengan kepatuhan pada pasien gagal ginjal kronik
hemodialisa rutin di RSUD Kota Salatiga yaitu
yang menjalani terapi hemodalisa rutin di RSUD Kota
sejumlah 30 responden. (57,7 %) dan responden yang
Salatiga.
tidak patuh dalam menjalani hemodialisa hemodialisa
Dari hasil uji statistik menggunakan chi square
rutin di RSUD Kota Salatiga yaitu sebanyak 22
dengan taraf signifikansi 5 % (0,05) didapatkan p
responden (42,3 %).
value sebesar 0,114. Nilai p tersebut menunjukkan
Gambaran responden yang mempunyai dukungan
bahwa tidak ada hubungan dukungan harga diri
sosial dalam kategori baik yaitu sejumlah 23
dengan kepatuhan pada pasien gagal ginjal kronik
responden. (44,2 %) dan responden yang mempunyai
yang menjalani terapi hemodalisa rutin di RSUD Kota
dukungan sosial dalam kategori kurang yaitu sebanyak
Salatiga.
12 responden (23,1 %).
Dari hasil uji statistik menggunakan chi square
Gambaran responden yang mempunyai dukungan
dengan taraf signifikansi 5 % (0,05) didapatkan p
emosi dengan sebaran prosentase terbesar dalam
value sebesar 0,002. Nilai p tersebut menunjukkan
kategori baik yaitu sejumlah 23 responden. (44,2 %)
bahwa ada hubungan dukungan informasional dengan
dan responden yang mempunyai dukungan emosi
kepatuhan pada pasien gagal ginjal kronik yang
dalam kategori kurang yaitu sebanyak 13 responden
menjalani terapi hemodalisa rutin di RSUD Kota
(25,0 %).
Salatiga.
Gambaran responden yang mempunyai dukungan
Dari hasil uji statistik menggunakan chi square
harga diri dengan sebaran presentase terbesar dalam
dengan taraf signifikansi 5 % (0,05) didapatkan p
kategori cukup yaitu sejumlah 19 responden. (36,5 %)
value sebesar 0,005. Nilai p tersebut menunjukkan
dan responden dengan sebaran presentasi terkecil
bahwa ada hubungan dukungan materiil dengan
mempunyai dukungan emosi dalam kategori baik yaitu
kepatuhan pada pasien gagal ginjal kronik yang
sebanyak 15 responden (28,8 %).
menjalani terapi hemodalisa rutin di RSUD Kota
Gambaran
responden
yang
dengan
sebaran
Salatiga.
presentase terbesar adalah dukungan informasi dalam
Dari hasil uji statistik menggunakan chi square
kategori baik yaitu sejumlah 27 responden. (51,9 %)
dengan taraf signifikansi 5 % (0,05) didapatkan p
dan sebaran presentase kecil responden mempunyai
value sebesar 0,021. Nilai p tersebut menunjukkan
dukungan emosi dalam kategori kurang yaitu sebanyak
bahwa
12 responden (23,1 %).
kepatuhan pada pasien gagal ginjal kronik yang
Gambaran responden yang mempunyai dukungan material dengan sebaran presentase terbesar dalam
ada
hubungan
dukungan
sosial
dengan
menjalani terapi hemodalisa rutin di RSUD Kota Salatiga.
kategori baik yaitu sejumlah 20 responden. (38,5 %) dan sebaran presentase kecil responden mempunyai
PEMBAHASAN
dukungan emosi dalam kategori kurang yaitu sebanyak
Hubungan
15 responden (28,8 %).
Kepatuhan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
Dari hasil uji statistik menggunakan chi square dengan taraf signifikansi 5 % (0,05) didapatkan p
Dukungan
Emosional
Dengan
Yang Menjalani Terapi Hemodalisa Rutin Di RSUD Kota Salatiga
value sebesar 0,191 . Nilai p tersebut menunjukkan
5
Dari hasil penelitian, peneliti mengobservasi
emosional efeknya yaitu mengkomunikasikan
ada beberapa pasien yang tidak di temani olah
kekawatiran, kepercayaan , perhatian, kesukaan
keluarganya. Setelah di wawancara, beberapa
dan cinta. Hasil yang didapat penulis pada
pasien mengatakan
ingin
penelitian ini tidak semua pasien gagal ginjal
merepotkan keluarganya sehingga dia tidak ingin
kronik yang menjalani cuci darah mendapatkan
di temani oleh istri maupun anaknya. Sedangkan
dukungan
pasien lainnya mengatakan bahwa anaknya
mendapatkan perhatian, kekhawatiran dan cinta
sedang pergi ke tempat kerja, anaknya hanya bisa
dari orang-orang terdekat.
mengantar dan menjemputnya jika ada jadwal
keadaan yang ada dapat kita simpulkan bahwa
untuk melakukan hemodialisa. Hal ini sangat
dukungan emosional berkurang disebabkan oleh
berpengaruh
karena keadaan dalam kehidupan masing-masing
bahwa dia tidak
terhadap
kepatuhan
pasien
itu
sendiri. Dukungan ini berupa dukungan simpatik
emosional
sehingga
kurang
Sehinggga dari
klien.
dan empati, cinta, kepercayaan dan penghargaan. Dengan demikian seseorang yang menghadapi
Hubungan Dukungan Harga Diri Dengan
persoalan merasa dirinya tidak menanggung
Kepatuhan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
beban sendiri tetapi masih ada orang lain yang
Yang Menjalani Terapi Hemodalisa Rutin Di
memperhatikan,
RSUD Kota Salatiga
mau
mendengar
segala
Pasien hemodialisa di RSUD Salatiga yang
keluhannya, bersimpati, dan empati terhadap mau
telah menjalankan terapi hemodialisa lebih dari 2
memecahkan masalah yang dihadapinya. Bentuk
tahun berjumlah 16 orang. Ada beberapa pasien
dukungan
yang
persoalan
yang
ini
dihadapinya,
membuat
bahkan
individu
memiliki
mengalami
perubahan
fisik.
Setelah
perasaan nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai
diwawancarai beberapa pasien mengatakan masih
oleh sumber dukungan sosial sehingga individu
tetap mau melakukan tindakan hemodialisa, salah
dapat menghadapi masalah dengan lebih baik.
satunya salah satu faktornya yaitu dukungan dari
Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi
keluarga yang selalu memberikan semangat dan
keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol
membantu dalam pembangunan harga diri dari
(Sheridan dan Radmacher, 2002)
pasien tersebut walaupun penampilan fisik mereka
Dari hasil uji statistik menggunakan chi square dengan taraf signifikansi 5 % (0,05)
berubah. Bentuk dukungan ini berupa penghargaan
didapatkan p value sebesar 0,191. Nilai p tersebut
positif pada individu,
menunjukkan
persetujuan
bahwa
tidak
ada
hubungan
pada
pemberian semangat, pendapat
induividu,
dukungan emosional dengan kepatuhan pada
perbandingan yang positif dengan individu lain.
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi
Bentuk dukungan ini membantu individu dalam
hemodalisa rutin
di RSUD Kota Salatiga.
membangun harga diri dan kompetensi. Pada awal
Dukungan sosial juga mempunyai beberapa efek
menjalani hemodialisis respon pasien seolah-olah
menurut
tidak menerima atas kehilangan fungsi ginjalnya,
Capernito
(2001)
adalah
dukunan
6
sehingga memerlukan waktu yang cukup lama
pasien dan keluarga untuk perbaikan keadaan
untuk beradaptasi. Pada beberapa pasien yang
pasien agar lebih baik. Informasi yang diberikan
sudah
akan
yakni dari penyakit gagal ginjal itu sendiri sampai
mengalami perubahan fisik terutama kulit dan
tanda dan gejala, sehingga pasien dan keluarga
rambut
yang timbul akibat tidak berfungsinya
tahu atas penyakit pasien, hal-hal yang perlu
ginjal. Sehingga dukungan harga diri ini sangat
dihindari selama pasien melakukan hemodialisa
diperlukan
diri
yakni mengkonsumsi air yang banyak serta
(Sheridan dan Radmacher, 1992). Namun ada juga
pengertian dan pemahaman pasien dan keluarga
sebagian pasien yang lebih dari satu tahun
tentang kepatuhan dalam menjalani tindakan
menjalani cuci darah justru sudah menganggap itu
hemodialisa secara rutin dan teratur. Informasi
sudah hal yang biasa sehingga ada sebagian
yang demikian yang sering diberikan kepada
pasien datang dan pulang cuci darah sendirian.
keluarga dan pasien sehingga sampai saat ini
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien gagal
pasien menjalani tindakan hemodialisa. Bantuan
ginjal yang menjalani cuci darah rutin mempunyai
informasi yang disediakan agar dapat digunakan
dukungan harga diri cukup.
oleh seseorang dalam menanggulangi persoalan-
lama
menjalani
untuk
hemodialisis
membangun
harga
persoalan yang dihadapi, meliputi pemberian Hubungan Dukungan Informasional Dengan
nasehat, pengarahan, ide-ide atau informasi
Kepatuhan Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik
lainnya yang dibutuhkan dan informasi ini dapat
Yang Menjalani Terapi Hemodalisa Rutin Di
disampaikan kepada orang lain yang mungkin
RSUD Kota Salatiga
menghadapi persoalan yang sama atau hampir
Pada bahwa
penelitian
ada
ini
hubungan
didapatkan
hasil
antara dukungan
sama.
Bentuk
dukungan
ini
melibatkan
pemberian informasi, saran atau umpan balik
gagal
tentang situasi dan kondisi individu, Jenis
dalam melakukan tindakan
informasi seperti ini dapat menolong individu
hemodialisa. Karena informasi diit, jadwal cuci
untuk mengenali dan mengatasi masalah dengan
darah, obat obat yang harus dikonsumsi, serta
lebih mudah (Sheridan dan Radmacher, 2002).
pantangan-pantangan yang harus di lakukan oleh
Menurut( Smeltzer dan Bare, 2002) dukungan
klien sangatlah diperlukan terutama dari petugas
informasional ini membuat seseorang merasa
kesehatan dialisis.
bahwa dirinya merupakan bagian dari jaringan
informasi ginjal
terhadap kronik
kepatuhan
pasien
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa
komunikasi dan saling ketergantungan. Hasil dari
di RSUD kota Salatiga mempunyai jadwal yaitu 2
penelitian
yang
didapat
bahwa
dukungan
kali dalam seminggu untuk melakukan tindakan
informasional sangat berpengaruh pada tingkat
hemodialisa.Sehingga di perlukan dukungan dari
kepatuhan klien menjalani hemodialisa terutama
keluarga untuk selalu mengingatkan jadwal pasien
dari petugas dialisis.
dalam melakukan tindakan hemodialisa. Selain itu informasi yang diberikan sangat penting buat 7
dengan
pemberian makanan serta menyediakan peralatan
kepatuhan pada pasien gagal ginjal kronik
lengkap dan memadai (Sheridan dan Radmacher,
yang
2002). Macam dukungan sosial yang terakhir
Hubungan
dukungan
materiil
menjalani terapi hemodalisa rutin di
adalah
RSUD Kota Salatiga.
dukungan
material
yaitu
dukungan
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa
eksternal lain yang meliputi barang dan jasa yang
ada hubungan antara dukungan materiil terhadap
dapat dibeli (Smeltzer dan Bare, 2002). Hasil
kepatuhan pasien gagal ginjal kronik dalam
yang
melakukan
tindakan hemodialisa. Disebabkan
dukungan material tetap dibutuhkan walaupun
oleh tindakan hemodialisa membutuhkan materi
untuk tindakan hemodialisa sudah dikafer oleh
(biaya) yang besar sehingga dukungan dari
BPJS, dukungan tersebut lebih banyak untuk
keluarga sangat dibutuhkan sekali oleh pasien
transportasi, makan dan minum baik untuk pasien
yakni dengan cara membiayai pengobatan dalam
maupun orang terdekat yang ikut menunggu
penatalaksanaan
selama menjalani hemodialisa.
tindakan
hemodialisa.
Beberapa pasien membutuhkan biaya
didapat
dalam
penelitian
ini
bahwa
yakni
transportasi ke rumah sakit bagi pasien yang jauh atau yang dekat yang tidak memiliki kenderaan
KESIMPULAN Dari hasil penelitian didapatkan ada hubungan
pribadi. Seluruh pasien juga membutuhkan biaya
antara
dalam hal obat-obat yang tidak masuk dari
dan dukungan sosial dengan kepatuhan pasien gagal
jaminan kesehatan dan harus membeli sendiri. Ada beberapa obat dan cairan yang harganya mahal sehingga beberapa diantara pasien tidak membeli
obat
tersebut,
tetapi
ini
tidak
dukungan informasional, dukungan materiil,
ginjal kronik untuk menjalani terapi hemodalisa rutin di RSUD Kota Salatiga. Penelitian berikutnya diharapkan meneliti tentang dampak dari dukungan sosial bagi pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa rutin, sehingga
mempengaruhi kepatuhan dari pasien untuk tetap
diharapkan kedepan akan berguna bagi semua
melakukan
penderita gagal ginjal.
dukungan
tindakan ini
hemodialisa.
merupakan
Bentuk
penyediaan materi
yang dapat memberikan pertolongan langsung
DAFTAR PUSTAKA
seperti
Abby
pinjaman
uang,
pemberian
barang,
S
Kazley,
Emily
E
Johnson,
Kit
N
makanan serta pelayanan. Bentuk dukungan ini
Simpson,Kenneth D Chavin and Prabhakar
dapat mengurangi stress karena individu dapat
Baliga.2014. Health care provider perception
langsung memecahkan berhubungan
masalahnya
dengan materi.
yang
Karena terapi
of chronic kidney disease: knowledge and behavior among African American patiens. BMC Nephrol. 2014.
hemodialisa ini membutuhkan waktu jangka panjang maka pasien membutuhkan dukungan material untuk memecahkan masalahnya yang
Arikunto, Suharsini. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Rineke Cipta.
berhubungan dengan materi seperti transportasi, penyediaan
obat-obat
yang
di
butuhkan, 8
Badan Penelitian Dasar Pengembangan Kesehatan. 2010.
Riset
Kesehatan
Dasar.
(RISKESDAS). 2010. Kemenkes RI.
Friedman, L. M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga: riset, teori, praktik. (5 th ed). Jakarta: EGC
Carpenito, Lynda Juall. (Ed.). 1999. Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan Diagnosa
Freedman, Marlin E. 2010. Konsep, Teori dan Praktek Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC
Keperawatan Dan masalah Kolaboratif Edisi 2. Editor: Yasmin Asih. Jakarta. EGC.
Friedman. (2005). Keperawatan Keluarga : Teori dan Praktik. Three
Corwin, Elisabeth J. 2001. Buku Saku Patofisiologi (Handbook of Pathophysiologis). Jakarta: EGC.
Edition. Translations. Ina
Debora. Jakarta : EGC. Fridmen, M. (2003). Family Nursing Research Theory
&
Practice.
USA. Cooneticut :
Appleton and Lange Candra,
(2009). Terhadap
Pengaruh
Kesembuhan
Traumatic Stress Pusat
Dukungan
Keluarga
Penderita
Post
Disorder (PTSD) di
Pelayanan
Hidayat, A.A. 2007. Riset Keperawatan Dan Tehnik Penulisan Ilmiah. Jakarta; Salemba Medika.
Terpadu.
http//www.respiratory.usu.ac.id
Joann Spinale, Scott D. Cohen, Prashant Khetphal, Rolf
Candra,
(2009). Terhadap
Pengaruh
Dukungan
Kesembuhan
Keluarga
Penderita
Post
A.
Peterson,
Brenna
Clougherty,
Christina M. Puchalski, Samir S. Patel, Paul L.
Kimmel.
2008.
Spirituality,
Social
Traumatic Stress Disorder (PTSD) di Pusat
Support, and Survival in hemodialysis
Pelayanan
patients. Departements of Medicine and
Terpadu.
http//www.respiratory.usu.ac.id.
Psychology, George Washington University, Washington, DC.
Direktorat Bina Pelayanan Medik Spesialistik. 2008. Pedoman Pelayanan Hemodialisis Disarana Pelayanan
Kesehatan.
Departemen
Kesehatan RI Tahun 2008.
KDOQI.(2006). Chronic Kidney Disease 2006 : A guide to select NKF- KDOQI Guidelines and Recommendations. National Kidney Foundation:USA.http://www.kidney.org
Duwi Priyatno. 2012. Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPSS. Andi. Yogyakarta
Kamaluddin dan Rahayu (2009). Analisis FaktorFaktor
yang
mempengaruhi Kepatuhan
Desitasari. (2014). Hubungan tingkat pengetahuan,
Asupan Cairan Pada pasien Gagal Ginjal
sikap dan dukungan keluarga terhadap
Kronik dengan Hemodialisa di RSUP.
kepatuhan diet pada pasien gagal ginjal
Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, Jurnal Keperawatan Soedirman.
9
Lita.
(2009).
Faktor-faktor
dengan
yang
kepatuhan
berhubungan
Praktik (Fundamentals of Nursing:
dalam pembatasan
asupan cairan pada
klien
gagal
Concepts,
Process, and Practice) Edisi 4 Volume 1.
ginjal
Jakarta: EGC.
kronik yang menjalani terapi hemodialisis di ruangan hemodialisa RSUP Fatmawati
Potter & Perry (2005), Buku Ajar – Fundamental
Jakarta. Program Studi Ilmu Keperawatan
Keperawatan, Konsep-Proses dan Praktik.
Hidayatullah Jakarta.
Edisi 4, Volume 1, (Terjemah Asih Yasmin, dkk), EGC : Jakarta.
Mansjoer, Arif, dkk. (Ed). 1999. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga jilid I. Jakarta:
Pratiwi, D.Susanto. (2014). Hubungn Dukungan
Media Aesculapius Fakultas Kedokteran
Keluarga Dengan TingkatDepresi Pasien
Universitas Indonesia.
Gagal Ginjal Kronik Dengan Hemodialisa Dir S Pku Muhammadiyah. Yogyakarta :
Marlin, Lucian
E. 2008. Referensi Kesehatan,
(http://worldpress.
com),
diakses
Skripsi Stikes ‘Aisyiyah
14
Desember 2016
Rismauli, I. (2007). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan
Niven N. (2002). Psikologi Kesehatan. Jakarta : EGC.
Strategi
Menghadapi
Koping
Keluarga
dalam
Anggota
Keluarga
yang
Melaksanakan Hemodialisa di RSUP Dr. Notoatmojo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian.
pringadi medan. Skripsi. Program studi ilmu
Jakarta: Rineke Cipta.
keperawatn universitas sumatera utara
Nursalam. 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Pedoman
Rohman (2007), Faktor-faktor yang berhubungan
Keperawatan:
skripsi,
tesis,
dan
dengan Pemberian Asuhan Spiritual oleh
Instrumen
Perawat di RS Islam Jakarta, Tesis, Jakarta:
Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba
Universitas Indonesia, tidak dipublikasikan
Raya. Rully, Ria Bandiara , dkk.2011. Indonesia Renal Pit.2010.
Pelayanan
Dialisis
yang
Berkulitas.
Regisrty. Bandung: Irr.
Yogyakarta: PPGII DIY. Saryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. PPSDM.2008. Kursus Perawat Ginjal Intensif XIV.
Jogjakarta: Mitra Cendekia.
Jakarta: RS PGI CIKINI. Sarafino, Potter, Patricia A. Dan Perry, Anne Griffin. 2006. Buku
Ajar
FundamentalKeperawatan
E.P
(1998).
Health
Psychology
:
Biopsychosocial Interaction. New york : Jonh Wiley & Sons, Inc.
Konsep, proses dan
10
Sastroasmoro, S. & Ismail, S. 2008. Dasar-Dasar Metodologo
Penelitian
Klinis.
Jakarta:
Sagung Seto.
Suryaningsih,
M.
Saraha
Esrom
Kanine,
dan
Ferdinand Wowiling, (2013). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Depresi Pada Pasien Gagal Ginjal
Sheridan dan Radmacher, 2008, Social Support Is The Resources Provededd To Us Trough One Interaction With Other People,http// creasoft.
Taylor (1999). Health psychology. Boston : McGraw Hill
Wordpress. Com/2008/ dukungan sosial, diunduh 2 januari 2016.
Thong, M.S.Y dkk. (2006). Social Support Predicts Survival in Dialysis Patients. Diunduh dari
Smeltzer, Suzanne C. Dan Bare, Brenda G. (Ed) 2002.
http://ndt.oxfordjournals.
Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah
org/cgi/content/full/22/3/845
Brunner dan Suddart Edisi 8 Volume 1.
15 Oktober 2012
pada tanggal
Jakarta: EGC
Smet, B. (2004). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitaif, Kualitatif Dan R & D. Bandung: Alfabeta
Suparyanto. 2011. Konsep Dasar Keluarga Berencana. http//dr-suparyanto. Blogspot.com.
Suliswati,( 2005). Konsep Dasar Kesehatan Jiwa, Jakarta: Buku Kedokteran. EGC
Stuart, G.W and Sundeen, S.J. (2005). Principle and practice of psychiatric nursing sixth edition, Mosby, company, New york.
Suhardjono (2005). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid II. Edisi Ketiga. FK UI, Jakarta
Sudoyo. (2006). Buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 11. Jakarta Pusat: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam
11