Naskah Pidato PERANAN DAN TANGGUNG JAWAB WANITA MAKIN DIMANTAPKAN MELALUI PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETRAMPILAN DI BERBAGAI BIDANG UNTUK PENINGKATAN TARAF HIDUP BANGSA
Ujang Sumarwan NIP : 727412097 Kelas : Nusa LKel I
POLA PENATARAN P-4 POLA 120 JAM (CALON PENATAR) ANGKATAN LXXXXIX TI N G K AT P RO PI N SI DATI II J AWA BARAT BALI STAF PENGAJAR IPB DAN PERGURUAN TINGGI SE BOGOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR, 30 JUNI - 16 JULI 1997
Dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat kita telah sepakat bahwa Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia. Sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. P4 memberikan pedoman tentang sila pertama itu yaitu "Manusia Indonesia Percaya dan Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab". Ini membawa implikasi bahwa kepercayaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa bukan sekedar iman dan percaya, tetapi menjalankan perintah dan menjauhi larangan dari Allah SWT. Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa artinya melaksanakan aural kebaikan sesuai tuntutan agama yang dipeluk oleh warga negara yang bersangkutan. Dalam menjalankan aural dan ibadat ini, kita harus saling menghormati kebebasan menjalankan ibadat sesuai agama masing-masing. Saling hormat bukan hanya antar pemeluk agama, saling menghormati hak ini juga harus diberikan kepada wanita dan laki-laki. Agama Islam telah menjadi bagian penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Banyak orang kurang memahami bagaimana peranan dan status wanita dalam Islam. Banyak orang menilai peranan dan status wanita dalam Islam hanya dilihat dari tingkah lake pemeluknya. Padahal untuk memahami peranan dan status wanita dalam Islam, maka kita harus mengkaji ajarannya, membaca kitab sucinya. Pandangan umum terhadap wanita di dalam Islam menggambarkan korban-korban yang tertekan dan tertindas. Pengamatan yang lebih seksama terhadap peranan kaum wanita yang sesuai dengan ayat Al qur'an menunjukkan gambaran yang sangat berbeda. Al qur'an Surat 49:13 menyebutkan. "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi adalah orang yang paling bertaqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal". "Barang siapa berbuat kebaikan, baik ia pria maupun wanita, sedang ia seorang yang beriman, sesungguhnya kepadanya akan Kami berikan imbalan yang sebaik-baiknya terhadap aural-aural yang telah dilakukannya (QS 16:97).
Dua pernyataan tersebut secara jelas menyebutkan bahwa pria dan wanita memiliki kedudukan yang sama di hadapan Allah. Yang membedakan derajat keduanya hanyalah siapa yang paling bertaqwa kepada Allah. Hal ini juga menyiratkan bahwa pria dan wanita mempunyai kewajiban yang sama yaitu untuk beramal. Islam senantiasa membawa ke arah perubahan sosial yang lebih baik. Pembangunan bangsa pads umumnya adalah memperbaiki taraf kehidupan bangsa yang lebih baik secara
aktif mewujudkan cita-cita pembangunan ini. Partisipasi aktif wanita ini diberikan nilai yang sama oleh Allah SWT. Wanita sebagai masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki dalam membangun masyarakat lingkungannya. Di dalam pelaksanaannya membangun masyarakat, pria dan wanita melakukan pembagian tugas. Wanita lebih dominan di dalam rumah, sedangkan pria lebih dominan di luar rumah. Namun pads hakekatnya, pembagian tugas ini dimaksudkan agar memudahkan tugas masing-masing. Peranan utama wanita dalam keluarga dan masyarakat mencakup tiga hal : 1. Peranan dalam sektor produksi, yaitu untuk mencari nafkah yang langsung menghasilkan uang. 2. Peranan wanita dalam keluarga atau rumah tangga yang tidak langsung menghasilkan uang 3. Partisipasi wanita dalam kegiatan sosial dan kemasyarakatan seperti aktifitas wanita dalam partai politik, lembaga sosial dan sebagainya Peranan wanita yang dijalankan dalam sektor produksi dan kegiatan rumah tangga berdampak langsung kepada kesejahteraan keluarga. Sedangkan partisipasi wanita dalam kegiatan sosial bisa berdampak langsung maupun tidak langsung bagi kesejahteraan keluarga. Pasal 27 ayat 1 UUD 1945 menyebutkan bahwa segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Selanjutnya ayat 2 menyebutkan bahwa tiaptiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Ini memberi landasan hukum yang kuat bahwa setiap warga negara Indonesia baik pria maupun wanita memiliki hak yang sama. Diantara hak tersebut adalah hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, hak atas pengajaran (pasal 31 ayat 1), hak membela negara (pasal 30 ayat 1). Arah pembangunan wanita yang diamanatkan oleh GBHN 1993, jugs bertujuan untuk meningkatkan peran wanita di dalam masyarakat. GBHN 1993 telah memberikan landasan kebijakan bagi pelaksanaan pembangunan peranan wanita yaitu : 1. Memelihara dan meningkatkan kedudukan wanita sebagai sumberdaya insani bagi pembangunan bangsa. 2.
Mengembangkan kemampuan wanita melalui peningkatan penguasaan IPTEK, ketrampilan serta ketahanan mental dan spiritual
3.
Upaya meningkatkan kesejahteraan melalui PKK.
4.
Meningkatkan peranan wanita dalam menangani masalah sosial dan ekonomi.
5.
Meningkatkan ketrampilan, produktivitas, kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja wanita.
GBHN 1993 telah memberikan landasan kebijakan bagi pelaksanaan pembangunan peranan wanita yaitu : 1. Memelihara dan meningkatkan kedudukan wanita sebagai sumberclaya insani bagi pembangunan bangsa. 2. Mengembangkan kemampuan wanita melalui peningkatan penguasaan IPTEK, ketrampilan serta ketahanan mental clan spiritual 3. Upaya meningkatkan kesejahteraan melalui PKK. 4. Meningkatkan peranan wanita dalam menangani masalah sosial dan ekonomi. 5. Meningkatkan ketrampilan, produktivitas, kesejahteraan dan perlindungan tenaga keda wanita. Lima butir kebijakan tersebut memberikan arah kepada peningkatan peran wanita dalam tiga aspek kehidupan. Pertama peningkatan kesejahteraan keluarga melalui peningkatan kualitas dan tanggung jawab peran wanita dalam keluarga. Yang kedua adalah menyangkut peningkatan kualitas wanita untuk meningkatkan peran wanita di pasar tenaga keda. Yang ketiga adalah meningkatkan wanita di bidang kemasyarakatan. Agar wanita dapat menjalankan fungsi dan perannya yang optimal di keluarga, di dunia kerja maupun masyarakat maka peningkatan kualitas SDM wanita harus dimulai sejak awal kelahirannya. Untuk memperoleh kualitas SDM wanita yang baik maka perbaikan kesehatan dan gizi adalah sangat penting baik bagi wanita maupun laki-laki. Dan ini telah dilakukan dengan pembinaan anak sejak dalam kandungan dengan meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak. GBHN 1993 telah menyebutkan secara jelas bahwa peranan wanita adalah sebagai mitra sejajar pria. Namun demikian peranan wanita sebagai ibu rumah tangga sering dianggap lebih rendah dibandingkan dengan perannya di sektor publik. Wanita yang bekerja di luar rumah, sering dianggap lebih maju dan modern. Persepsi ini tentu sangat keliru. Peran ibu di dalam rumah untuk mendidik dan membesarkan anak mutlak diperlukan. Tanga peranan ini, maka kita bisa membayangkan betapa buruknya kualitas anak-anak sebagai SDM masa depan. Ibu yang bekerja di luar rumah tentu memiliki beban yang lebih berat karena ia menjalankan fungsi ganda. Tuntutan sosial ekonomi menyebabkan ibu berpartisipasi bekerja di luar rumah. Namun di lain pihak, masih banyak ibu yang memilih untuk tidak bekerja. Pilihan mereka harus kita hormati, karena mereka bisa mencurahkan waktu dan tenaganya lebih banyak untuk keluarga. Wanita yang bekerja maupun yang tidak bekerja memiliki peran yang sama dalam pembangunan. Partisipasi mereka dalam pembangunan nasional mutlak diperlukan. GBHN memberikan arah bahwa peran aktif wanita akan ditingkatkan dalam kegiatan pembangunan, termasuk mewujudkan keluarga sehat sejahtera dan bahagia serta pengembangan anak, remaja dan pemuda.
Peranan wanita di dalam keluarga ditingkatkan melalui Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). PKK sebagai gerakan pembangunan masyarakat yang tumbuh dari bawah telah berkembang melalui program kegiatan yang meliputi 10 program : 1.
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
2.
Gotong Royong
3.
Pangan
4.
Sandang
5.
Perumahan dan tats laksana rumah tangga
6.
Pendidikan dan Ketrampilan
7.
Kesehatan
8.
Pengembangan kehidupan berkoperasi
9.
Kelestarian lingkungan hidup
10. Perencanaan sehat Usaha pemerintah untuk meningkatkan peran serta ibu rumah tangga dalam mengisi waktu luang untuk meningkatkan pendapatan keluarga diawali dengan terbentuknya UPPKA-KB pada tahun 1979. Kegiatan tersebut telah dapat membina kemantapan, kelestarian dan peningkatan kemampuan dan keterampilan usaha ekonomi produksi keluarga, kegiatan tersebut telah berkembang menjadi kegiatan UPPKS. Membangun keluarga sejahtera berarti membangun semua anggota keluarga yaitu bapak, ibu dan anak-anak. Wanita memegang pranan penting dalam membangun kesejahteraan lahir batin keluarga. Peran tradisional wanita sebagai pengasuhan pendidik anak-anak, menyebabkan wanita memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kesejahteraan anakanak. Peran tradisional wanita sebagai manajer rumah tangga memberikan pengaruh penting bagi semua anggota keluarga. Peranan wanita baik di dalam maupun di luar rumah seharusnya dapat memperkuat fungsi-fungsi keluarga. Fungsi-fungsi keluarga yang berjalan baik merupakan prasarat penting untuk tercapainya kesejahteraan seluruh anggota keluarga. Undang-undang No 10 tahun 1992 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera telah memberikan landasan bahwa keluarga hares mampu menjalankan kedelapan Fungsi yaitu 1 Fungsi keagamaan yaitu untuk mendorong dan mengembangkan anggotanya agar kehidupan keluarga menjadi wahana persemaian nilai-nilai luhur budaya bangsa untuk menjadi insan-insan agamis yang penuh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Fungsi sosial budaya memberikan kesempatan kepada keluarga dan seluruh anggotanya untuk mengembangkan kekayaan budaya bangsa yang beraneka ragam dalam sate kesatuan. 3.
Fungsi cinta kasih dalam keluarga akan memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan anak dengan anak, suami dengan istri, orang tua dengan anaknya, serta
hubungan kekerabatan antar generasi sehingga keluarga, menjadi wadah utama bersemainya kehidupan yang penuh cinta kasih lahir dan batin. 4. Fungsi melindungi dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa aman dan kehangatan. 5. Fungsi reproduksi yang merupakan mekanisme untuk melanjutkan keturunan yang direncanakan dapat menunjang terciptanya kesejahteraan manusia di dunia yang penuh iman dan taqwa. 6. Fungsi sosialisasi dan pendidikan memberikan pesan kepada keluarga untuk mendidik keturunan agar bisa melakukan penyesuaian dengan kehidupan di masa depan. 7. Fungsi ekonomi menjadi unsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga. 8.
Fungsi pembinaan lingkungan memberikan pada setiap keluarga kemampuan menempatkan diri secara serasi, selaras, dan seimbang sesuai days dukung alam dan lingkungan yang berubah secara dinamis. Pria lebih memegang peranan yang sangat penting dalam proses pengambilan
keputusan di masyarakat. Kedua insan tersebut perlu meningkatkan peran masing-masing di kedua aspek tersebut wanita perlu diberdayakan agar ia mampu memainkan peran yang lebih besar lagi di masyarakat. Demikian pula sebaliknya, laki-laki perlu didorong agar mereka mencurahkan lebih banyak lagi peran di dalam keluarga. Wanita dan pria (ibu dan bapak) sebenarnya memainkan peranan yang sangat penting, keduanya memiliki peran clan tanggung jawab yang sama dalam kehidupan keluarga dan masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari peran wanita di dalam keluarga lebih dominan. Sedangkan pria lebih menonjol di luar rumah. Suami (Bapak) dan Istri (Ibu) memiliki peran dan tanggung jawab yang sama di dalam keluarga untuk pendidikan anggota keluarga, sehingga : 1.
Anak-anak dapat tumbuh kembang fisik mental dan sosialnya dengan baik
2.
Anak-anak siap memasuki pendidikan formal pada saatnya.
3.
Anak-anak disiapkan untuk tidak mudah terpengaruh hal-hal yang negatif dari pergaulan dan lingkungan.
4.
Anak-anak sejak usia dini sudah kenal IPTEK dan menyukai IPTEK. Di dalam menjalankan perannya, baik bapak maupun ibu menghadapi kendala
diantaranya : 1. Menurunnya kualitas dan kuantitas waktu untuk kebersamaan keluarga. 2.
Wanita yang bekerja di luar rumah
3.
Menurunnya otoritas orang tua Walaupun secara hukum warga negara pria dan wanita memiliki hak dan tanggung
jawab yang sama, namun dalam kehidupan sosial yang dipengaruhi oleh budaya dan kondisi lingkungan wanita belum memperoleh pendidikan yang sama haknya dengan pria. Akibatnya, wanita belum bisa memperoleh status pekerjaan yang sama baiknya dengan pria.
Sampai Tahun 1990, 48% dari penduduk usia kerja, tidak pernah sekolah atau belum menyelesaikan pendidikan SD, proporsi antara wanita dan pria sebesar 53% dan 42%. Jika ditambahkan dengan mereka yang sudah tamat SD, maka 78% dari penduduk usia kerja berpendidikan sampai tamat SD saja, dan untuk wanita proporsinya mencapai 82% dan untuk pria 74%. Perbedaan memperoleh kesempatan belajar antara wanita dan pria di mass lalu tentu saja berpengaruh terhadap dunia kerja. Diantara mereka yang masuk dalam pasar kerja, proporsi yang berpendidikan sampai tamat SD sebesar 77% dan bagi wanita dan pria sebesar 82% dan 73%. Menurut Badan Litbang dan P & K, dari 31619 mahasiswa S yang terdaftar pada PTN dalam bidang teknik dan teknologi pads tanggal 30 September 1989, hanya 3448 orang atau 11% adalah wanita. Pada program SO, presentase wanita lebih rendah lagi. Dari 13.007 mahasiswa, hanya 1162 orang atau 9% adalah wanita. Data-data ini membawa implikasi bahwa kualitas tenaga kerja wanita di pasar tenaga kerja jauh lebih rendah dibandingkan dengan pria. Menyadari hal ini maka GBHN telah menjabarkan semangat UUD 1945 untuk meningkatkan peran dan tanggung jawab wanita. Sampai akhir 1997, jumlah penduduk Indonesia telah melebihi 200 juta orang. Karakteristik penduduk Indonesia selama PJP 11 akan sangat berbeda dengan karakteristik penduduk di PJP 1. Karakteristik penduduk di mass depan adalah : 1. Penduduk muda berkurang, yaitu sebagai akibat angka kelahiran yang menurun. Angka kelahiran yang menurun akan berdampak pads angka pertumbuhan penduduk muda dan penurunan jumlah absolut penduduk muda. 2. Makin mengkota. Penduduk Indonesia yang tinggal di perkotaan akan semakin banyak karena tiga hal : (a) pertumbuhan alamiah penduduk kota, (b) terjadi migrasi menuju perkotaan, dan (c) terjadi pemekaran atau reklasifikasi wilayah. 3.
Makin berpendidikan. Tingkat pendidikan yang dicapai penduduk Indonesia akan makin tinggi.
4. Tidak mudah coati. Indonesia telah berhasil mengatasi penyakit-penyakit infeksi sehingga bisa menurunkan angka kematian bayi. Angka kematian bayi yang menurun akan berdampak pads angka harapan hidup saat lahir penduduk Indonesia yang semakin tinggi. 5. Partisipasi kerja wanita meningkat. Semakin kecil jumlah anak, semakin meningkat tingkat pendidikan wanita, semakin bertambahnya usia kawin pertama, mendorong semakin banyaknya wanita yang beredar di pasar tenaga kerja. Pada tahun 1980, partisipasi angkatan kerja wanita adalah 33% meningkat menjadi 39% pada tahun 1990. Diperkirakan akan menjadi 62% pads akhir PJP II. 6.
Mobilitas meningkat. Kemajuan pembangunan dalam bidang transportasi telah memungkinkan penurunan jarak dan waktu tempuh suatu perjalanan. Kondisi ini akan
Perubahan karakteristik penduduk ini akan membawa dampak kepada kesejahteraan penduduk yaitu melalui kesejahteraan keluarga dan rumah tangga. Keluarga sejahtera akan menggambarkan penduduk yang sejahtera. Selain peran tradisional yang diembannya, sebagian wanita juga menjalankan peran ganda yang sama dengan laki-laki yaitu sebagai pencari nafkah. Fenomena ini bisa kits jumpai pads wanita-wanita pedesaan yang bergerak di bidang pertanian. Dengan demikian untuk mewujudkan taraf hidup bangsa melalui peningkatan kesejahteraan keluarga, maka sangatlah penting untuk meningkatkan pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan wanita, sehingga wanita dapat meningkatkan peran dan tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga dan anggota masyarakat Peran wanita dalam bidang ketenagakerjaan semakin dibutuhkan. Ini menuntut kualitas tenaga kerja wanita yang semakin baik. Kualitas wanita yang lebih baik memungkinkan wanita diberi peran dan tanggung jawab yang lebih besar dan memperoleh imbalan (upah) yang lebih besar. Kualitas tenaga kerja yang lebih baik dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga yang lebih baik. Untuk merealisir ini pemerintah telah membuka kesempatan yang seluas-luasnya bagi wanita untuk mengikuti pendidikan di berbagai jenjang dari mulai SD sampai perguruan tinggi. Untuk mendukung usaha ini, berbagai lembaga pendidikan informal telah tumbuh untuk membantu pemerintah meningkatkan kualitas sumberdaya manusia wanita maupun laki-laki. Kursus bahasa, kursus tats buku/akutansi, kursus kecantikan, kursus menjahit dan modeling telah berkembang pesat. Demikian pula lembaga pendidikan resmi yang setara diploma telah tumbuh dengan pesat. Khusus dalam ketenagakerjaan, GBHN memberi perhatian khusus kepada tenaga kerja wanita. GBHN secara jelas menyebutkan bahwa tenaga kerja wanita perlu diberi perhatian dan perlindungan sesuai dengan kodrat, harkat dan martabatnya. Perlindungan ini juga seharusnya mencakup perlindungan tenaga kerja wanita Indonesia di luar negri. Sumberdaya wanita harus memiliki kualitas atau karakteristik tertentu sehingga wanita dapat memenangkan persaingan di dunia kerja. Ini memungkinkan wanita dapat memainkan peran yang lebih besar di dunia kerja. Beberapa kualitas/karakteristik yang harus dimiliki itu adalah : 1. Pengetahuan. Setiap profesi dibangun oleh pengetahuan khusus. Banyak profesi dicirikan oleh pengetahuan yang dimilikinya sedangkan profesi lain tidak memilikinya. Karena itu wanita perlu dididik, perlu dibekali oleh pengetahuan yang memadai dan cukup mengenai ruang lingkup profesi yang menjadi bidangnya. 2.
Berfikir analitis dan kemampuan memecahkan masalah. Pendidikan harus diarahkan untuk berfikir analitis, terbiasa untuk memecahkan masalah dengan cepat dan benar, mampu mengemukakan alasan-alasan yang logis.
8
3. Kreatif, inovatif dan imajinatiC ini adalah persyaratan mutlak agar kits mampu memenangkan persaingan kemampuan kreatif, inovatif dan imajinatif tidak akan terbentuk dalam waktu singkat karena itu pembentukan karakteristik ini hares dimulai sejak masa pendidikan. 4. Kemampuan berkomunikasi. Pelaksanaaan tugas dan tanggung jawab yang berhasil sangat ditentukan oleh bagaimana kemampuan seseorang menyampaikan fakta-fakta, ide-ide, dan pandangan kepada sesama rekan dan atasan. Kemampuan berkomunikasi adalah penting dimiliki wanita.