NAHWU MAZHAB KUFAH Suaidi Dosen Bahasa Arab dan Dirasah Islamiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi Lombok Email:
[email protected]
ABSTRACf Nahwu (Arabic grammar) is a very important knowledge in Arabic language and Islamic studies. Its discourses are detail and clear, so it can explain every reason behind Arabic expressions - oral or written - and, thus, can become a medium to understand al-Quran or other Islamic teaching texts. But, as a well-established knowledge, NahuJU has many versions because of its expanding analysis. The versions grew into several schools, most of them appeared in Iraq, one of them is Kufah School. Klifah School has unique discourses that differ fronz other schools, especially in axioms, examples and terminologies. This article will discliSS about the differences between Kufah School and Basrah School (as the mostpopular one amongst people who Stlldy Arabic langl{oge) which had been ahead of it a century before. The result will be fi:nmd by answering these questions: 1) When did Kufah School appear for the first time? 2) W'ho was its founder? 3) What are tbe main causes of its differences from Basrab Scbool? 4) What are its unique cbaracteristics wbicb differ from Basrab Scbool? 5) Who are its followers? Key words: Nahwu, Kufah Scbool, Basrab Scbool, Characteristics, Differences
Suaidi
Jot.}..~~'il ~L..I.J..uI) ~rll a;Jj1 J~ J I..b:- ~ ~ ~101
~I.J) L. ~
Y
c? 0i
c:-k-
.j
Cs>
4.AJ.))
~I) 4J, c->-w,\j
":} ~) ~I .Jlp l.ti) .~f-~ } ~\S' ~ '~rl\ a;Jj\ ~t.\:2..
.~~'i\ ~L,d~ ~\ d'~1 } fj:J1 0T~\ ~ J 45-) ~
,4J
~~I
Jy>-
~\j~ 'il
Y'
# ":}
k.,..p\.j ~ 4.i..py. ~I)
~.lll ~ ,J1rl' J ~\.lll ~.J~
Jl ~\j~'il
~.) o.U)
.~~I J c->-WI Y'
Jl.:i 0--4)
c->-y
J>- ~~I ~.lll ~
all.4l1 o..u . ~bJ,b..,al1 Ja.b \I I)
i J lp."...a>-) 0y):-
~I.lll
~.lll) ~~I ~.lll J c->-W,I ~ o.)y>.-)I J).,AlI Y' ~
~lJl (~rll a;Jj1 J ~ )..u\ ~ ~~I ~I.lli #i 4.i..py.) ~ ~I
J>- all.4l1 ~) .i>-I) 0} Jy>- .J~I J 4.o..l.Z y~\l1 L. (1 ~~I) i f (Y ~of J} J J~I ~.lll R ~ (' L. (f. ~~ ~I ~.lll ~I';) o~I'; ~ J ).,All .)y>.-) Jl C!.); ~I : all.... \II o..u ~l>.l
~~yi i f (0 ~~~I~.lll i f of;' ~I ~WI ~ .J).,Al1 ,~WI ,~~I ~.lll ,~..,5J1 ~.lll ,~I :~I Js":}.)
KEMUNCULAN Kemunculan Nahwu Mazhab Kufah untuk mencoba menyaingi Nahwu Mazhab Basrah bukan tanpa alasan. Ada beberapa faktor yang melatarbelakanginya. Faktor-faktor yang ikut mendorong kemunculan dan perkembangan Nahwu Mazhab Kufah yang hadir kurang lebih satu abad setelah kemunculan Nahwu Mazhab Basrah, secara umum bisa diklasifikasikan menjadi dua yaitu faktor ekstemal
170
INSYIRAH, Jumal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Nahwu Mazhab Kufah
(tidak langsung) dan faktor internal (langsung). Unsur yang masuk ke dalam faktor ekstemal adalah politik, sedangkan faktor internalnya adalah persaingan dan sentimen masing-masing individu; sentimen orang Basrah terhadap Kufah atau sebaliknya. Faktor eksternal yang merupakan em brio pendorong (yang secara tidak langsung) memunculkan Nahwu Mazhab Kufah ini bisa dirunut dari konstelasi perpolitikan saat itu. Seperti yang dijelaskan oleh Muhammad al-Syathir Ahmad Muhammad dalam kitab AlMujiz ft Na..';y'ah al-Nahwi bahwa Basrah dengan penduduknya berkiblat kepada pemerintahan Utsmaniah-Umawiyyah, sedangkan Kufah lebih berkiblat pada 'Alawiyah-Abbasiah. Ketika 'Ali r.a. memegang tampuk kekuasaan, ia lebih memilih Kufah dan merangkul penduduknya karena mereka mau taat dan tunduk kepadanya daripada penduduk Basrah yang tidak mau tunduk bahkan memberontak kepadanya. Selanjutnya, meruncingnya pertentangan antara kedua golongan ini dan semakin menguatnya kefanatikan serta keloyalitasan mereka terhadap kelompok masing-masing terlihat jelas ketika terjadinya perang Jamal antara 'Ali r.a. yang !llewakili pemerintahan Quraisyiah-'Alawiyah dengan 'Aisyah r.a. (57 H) yang disertai pasukan Thalhah (36 H) dan Zubair (36 H) yang mewakili pemerintahan Hasyimiah-Utsmaniah untuk menuntut balas atas pembunuhan Utsman r.a. Demikian juga halnya ketika terjadi tahkim (komedi arbitrasi [peleraian]) antara pasukan Umawiyyah dan 'Ali yang banyak menguntungkan pihak Umawiyyah dan mengalahkan telak kelompok 'Ali r.a.. Peristiwa ini membuat orang-orang yang loyal terhadap 'Ali mendidih marah seperti air matang dalam kendi yang dipanaskan dan menyimpan bara kebencian terhadap kelompok Umawiyyah. Penguasa yang sedang memangku kekuasaan biasanya akan bertindak keras dan kejam terhadap kelompok oposisi (penentang) nya. Dinasti Umawiyyah memberikan kebebasan dan kemudahan bagi orang-orang Basrah, namun di sisi lain mengekang dan memVol. 1, No.2, Desembeer 2013: 169-187
171
Suaidi
persulit orang-orang Kufah yang memang lebih condong kepada pemerintahan 'Ali r.a. Namun hal ini tidak berlangsung lama, karena setelah itu terjadi perubahan di mana Dinasti Umawiyyah runtuh dan digantikan oleh Dinasti Abbasiah yang muncul dan bermarkas di Kufah. Kemunculan Dinasti Abbasiah yang didukung oleh penduduk Kufah ini merupakan angin segar bagi mereka. Mereka yang sebelumnya tertindas dan terkekang di masa Umawiyyah, menjadi merdeka dan bebas berkreasi di masa Abbasiah. Mereka mulai leluasa untuk mengoptimalkan potensi mereka dan berani melontarkan ide-ide yang memperkaya bahkan bertentangan dengan ide-ide sebelumnya khususnya dalam bidang keilmuan dan lebih khusus lagi dalam bidang Nahwu. Selain faktor politik, faktor internallah yang lebih berperan dalam memunculkan Nahwu Mazhab Kufah inL Faktor ini berupa rasa persaingan dan ingin menang dari pihak lain serta sentimen orang Kufah terhadap orang Basrah atau sebaliknya. Keinginan untuk beda dan mengalahkan orang-orang Basrah merupakan salah satu penyebab dari kemunculan Nahwu Mazhab Kufah. Hal ini terbukti dengan munculnya tahqiq (verifikasO dan saling kritik antara ahli Nahwu Basrah dan Kufah. Verifikasi atau kritik yang dilakukan oleh salah satu pihak terkadang kelewat batas hingga menimbulkan pembelaan diri dari pihak yang lain dan selanjutnya menimbulkan perdebatan-perdebatan dalam perkara-perkara Nahwu untuk saling membela dan mempertahankan kelompok masing-masing. Sebagai contoh, para abli Nahwu Kufah yang dikritik dan dicela oleh ahli Nahwu Basrah karena dituduh sebagai pembohong, periwayatan mereka diambil dari orang yang baik dan tidak baik, mereka dikatakaan sebagai ulama' pasar dan murid-mudd kertas, maka demi membela kehormatan diri, mereka membalas dengan mencela ahli Nahwu Basrah juga (al-Rafi'I, 1974: 409-410). Selain itu ahli Nahwu Kufah pun dituduh sebagai perusak Nahwu karena mengambil dari orang-orang yang rusak bahasanya. Al-Riyasyi (257 H) seorang ahli Basrah berujar, "Kami mengambil bahasa dari
172
INSYIRAH, Jumal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Nahwu Mazhab Kufah
harsyah al-dhabab wa aklah al-yarabi' (pehtburu biawak dan makanan tikus), dan mereka - ahli Kufah - mengambil bahasa dari orang-orang hitam pemilik al-kawamikb Oauk) dan makanan syawariz (susu kental) (Muhammad, 1983: 26). Nahwu Mazhab Kufah mulai muneul pada pertengahan abad . kedua Hijriah dan memang jauh tertinggal dari Nahwu Mazhab Basrah (Muhammad, 1983: 36). Hal ini disebabkan karena sebelumnya, orang-orang Kufah disibukkan dengan ilmu baeaan aI..; Quran, periwayatan syair, akhbar dan juga fiqih. Karena itu, tidak heran ketika Kufah dikenaI bermazhab fiqih Hanafi, memiliki tiga . dari qurra' sab'ah yang sangat masyhur di dunia Arab yaitu 'Ashim, Hamzah dan Kisa'idan mereka banyak meriwayatkan serta membuat diwan-diwan sya'ir lama walaupun tidak diseleksi dengan ketat (Dhaif, 1976: 153). Orang Kufah yang pertama kaIi terkenal sebagai ahli Nahwu adalah Abu Ja'far al-Ru'asi (175 H) dan Mu'az al-Harra' (178 H). Mereka adalah orang-orang yang belajar· Nahwu dari orang-orang Basrah. Al-Ru'asi belajar dari 'Isa bin Vmar dan Abi 'Amr bin aI-'Ala. Al-Kisa'i belajar dari aI-Ru'asi dan aI-Harra'. Sedangkan aI-Farra' adalah murid dari aI-Harra' dan aI-Kisa'i. Adapun awaI mula kemunculan yang sebenamya dari Nahwu Mazhab Kufah dipelopori oleh aIKisa'i dan muridnya yaitu aI-Farra'. KeduanyaIah yang menggariskan . bentuk Nahwu Mazhab Kufah dan meletakkan pondasi dan asasnya. Dengan kepintaran keduanya, Nahwu Mazhab Kufah memiliki eiri khas tersendiri yang membedakannya dengan Nahwu Mazhab Basrah (Dhaif, 1976: 153-154 dan Hassan, 1972: 37-38). Perbedaan-perbedaan pandangan dan metode antara Kufah dan Basrah tentang berbagai perkara Nahwu, konsep 'amil dan istilah-istilah yang mereka .terapkan tidak sedikit jumlahnya. Perbedaan-perbedaan ini disebabkan oleh : a.
Materi (data-data) keilmiahan. Orang Basrah mengambil datadata metode keilmiahan mereka berdasarkan lafadh-Iafadh yang paIing fasih dan paling mudah di lisan. Mereka memilih
Vol. 1, No.2, Desembeer 2013: 169-187
173
Suaidi
kabilah-kabilah yang bahasa mereka masih terpelihara dan terlindungi dari pengaruh kebudayaan asing, seperti kabilah Qais, Tamim, Asad dan menolak bahasa orang-orang hadar dan kabilah-kabilah yang hidup berdekatan dengan bangsa lain seperti kabilah Lakhm dan Juzam karena berdekatan dengan penduduk Mesir. Adapun orang-orang Kufah menerima semua yang mereka dengar, mengambil dari orang-orang hadar dan tidak terlalu selektif dan teliti. b.
Pemilihan keselamatan (keterjagaan) bahasa yang diriwayatkan. Orang-orang Basrah menguji keselamatan bahasa orang-orang yang mereka ragukan yang berasaI dari kabilahkabilah yang fasih, sedangkan orang-orang Kufah tidak memberlakukan hal ini.
e.
Penetapan keshahihan periwayatan dari orang-orang yang tsiqqah (terpercaya). Orang Basrah menyelidiki para perawi dan tidak akan menerima periwayatan kecuali dati periwayatan orang-orang tsiqqah yang mendengar langsung dari orangorang yang fasih. Sedangkan orang-orang Kufah tidak terlalu ketat dalam menetapkan keshahihan yang didengar, keamanahan perawinya dan kebenaran pengujamya.
d.
Ukuran standar maqis 'alaih (yang diqiaskan padanya) yang diriwayatakan dari orang Arab. Orang-orang Basrah mensyaratkan periwayatan dari orang Arab dengan standar ukuran yaitu yang paling banyak, lalu banyak, kalau tidak bisa, yang sedikit, lalu paling sedikit dan kalau tidak bisa juga maka yang jarang. Berbeda dengan orang-orang Kufah, mereka tidak mensyaratkan yang terbanyak, tapi mereka cukup mengqiaskan atas satu bukti walaupun menyalahi yang banyak yang telah disepakati untuk diqiaskan padanya. Apa yang dianggap syaz oleh orang Basrah bisa dijadikan maqis 'alaih oleh orang-orang Kufah (Muhammad, 1983: 25-27 dan Yakut: 2002: 282).
174
INSYIRAH, JumaI Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Nahwu Mazhab Kufah
CIRI-CIRI NAHWU MAZHAB KUFAH
Seeara umum, ada tiga eiri khas yang membedakan antara Nahwu Mazhab Kufah dengan Nahwu Mazhab Basrah (Dhaif, 1976: 157165 dan Hassan, 1972: 38-43). Ketiga ciri itu akan diuraikan sebagai berikut:
a.
Memperlngan dalam periwayatan. Ciri yang paling membedakan antara Nahwu Mazhab Kufah dan Basrah adalah peringanannya dalam periwayatan sya'ir dan ungkapan-ungkapan bahasa dari semua orang Arab baik yang badui maupun yang hadar. Sedangkan orang-orang Basrah sangat tegas bahwa mereka tidak menetapkan dalam kitab-kitab Nahwu mereka keeuali yang mereka dengar dari orang-orang Arab fasih yang kefashahan mereka terjaga dari eaeat dan aib peradaban. Mereka adalah penduduk-penduduk badui Nejd, Hijaz dan Tihamah dati suku Qais, TamLrn dan Asad, juga Huzail, sebagian kabilah Kinana dan sebagian lagi dari kabilah Thaiyyin. Dati merekalah orang-orang Basrah yang sebagian besamya mengambil hal-hal yang garib, 'irab dan tasrif. Mereka tidak akan mengambil dari seluruh kabilah mereka selain mereka. Singkatnya mereka tidak akan pemah mengambil data bahasa dati orang-orang hadar (kota) atau dati penduduk sahara yang tinggal di penghujung negara-negara mereka yang hidup berdampingan dengan masyarakat lain. Berbeda halnya dengan orang-orang Kufah. Di samping mereka mendatangi kabHah-kabHah yang fasih (Nejd, Tihamah, dan Hijaz) yang bahasa mereka masih terjaga dati kesalahan dan pengaruh asing, mereka juga mengambil dati penduduk Arab yang menetap di lrak.
h. Mempermudah dalam qiyas Keshahihan qiyas menurut orang-orang Basrah hendaknya memenuhi persyaratan-persyaratan di antaranya adalah bahasa yang masih berlaku dalam bahasa orang-orang Arab fasih, banyak, bisa
Vol. 1, No.2, Desembeer 2013: 169-187
175
Suaidi
mencerminkan dialek fushah dan memungkinkan darinya untuk dihasilkan kaidah yang bisa berlaku. Mereka menolak kaidah yang syaz dan tidak diqiyaskan padanya. Adapun orang-orang Kufah, mereka mengambil perkataan dan syair-syair orang hadar sebagaimana mereka mementingkan akan syair-syair dan perkataan-perkataan syaz yang mereka dengar dari orang-orang Arab yang fasih yang menurut kaidah orang-orang Basrah adalah salah. Mereka tidak cukup dengan itu saja, mereka berusaha mengqiyaskan baik yang sedikit maupun yang banyak dan ini mengakibatkan ketidakteratur-an dan kebingungan dalam Nahwu mereka.
c. Mempergunakan istilah-istilah Nahwu yang berbeda dengan istilah-istilah Nahwu yang disebarkan oleh orangorang Basrah. Ciri ketiga ini merupakan ,tanda akan keseriusan mereka yang ingin membentuk Mazhab Nahwu yang berdiri sendiri dan lepas dari Mazhab Nahwu orang-orang Basrah. Meskipun mereka adalah murid-murid dari guru-guru mereka yang berguru dari orang-orang Basrah, namun mereka berusaha untuk membedakan Nahwu mereka dengan istilah-istilah yang berbeda dengan istilah-istilah yang dipergunakan oleh orang-orang Basrah. Sebagai contoh orang Basrah menyebutnya dhurufdan al-Kisai' menamainya shifat dan ai-Farra' menyebutnya mahal. Mereka juga mencampuradukkan atau belum membedakan antara isim dan huruf. Merekamenyebut huruf al-khafd seperti arnama, qudama, khalfa, qabla dan ba'da dan sebagianya yang sebenamya adalah isim. Hal penting yang perlu kita camkan adalah seperti yang diingatkan oleh Syauqi Dhaif bahwa Nahwu Mazhab Kufah tidaklah berlainan dengan Nahwu Mazhab Basrah dalam prinsip-prinsip (asas-asas) umumNahwu. Orang-orang Kufah membangun Nahwu mereka berlandaskan asas-asas Nahwu yang telah dikerjakan oleh orang-orang Basrah di mana asas-asas itu sampai sekarang masih
176
INSYIRAH, Jumal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Nahwu Mazhab Kufah "
>"
r ., "'
tetap mengakar kuat dalam Nahwu Arab. Meskipun begitu, dengan bersandarpada asas-asas umum itu, orang-orang Kufah mampu memisahkan bagi diri merekasebuah Mazhab Nahwu baru yang memiliki ciri-ciri, asas-asas, dan prinsip-prinsip sendiri (Dhaif, 1976: 157).
Istilah-Istilah Nahwu Mazhab Kufah Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, karena keinginan orangorang Kufah untuk mendirikan Mazhab Nahwu yang berdiri sendiri dan lepas dari kungkungan orang-orang Basrah, maka mereka berusaha tampil heda dan membuat istilah-sitilah Nahwu yang agak berlainan dari istilah-istilah yang dipergunakan oleh orang-orang Basrah. Dalam subpembahasan iniakan dicantumkan istilah-istilah yang dipergunakan oleh Nahwu Mazhab Kufah sendiri dan juga asas-asas yang disepakati oleh kedua mazhab Nahwu tersebut serta asas-asas yang dianut oleh Basrah tapi ditolak oleh Kufah danasasasas yang dianut oleh Kufah namun tidak diterima oleh Basrah. 4Berikut ini sebagian contoh dari isiilah-istilah Nahwu yang dibuat oleh ahli Nahwu Mazhab Kufah dengan makna yang agak berbeda dari yang biasa dikenal dan dipahami dalam istilah-istilah Nahwu Mazhab Basrah: 1.
J~I
= merupakan ,amilyang menasabkan khabardalam
contoh : ~Loi ~j 2.
J pall = adalah ,ami/yang menasabkan maful ma,ah seperti : ~I
3.
~.;:ll
t.foJ ~j ~b.-
= seperti Ihdalam contoh : Wli
~j Ih. Ihdalam
contoh di samping adalah bagian dari kelompok 0l5' . 4.
~1J.lI JtAlI
= adalah isim fa>il dalam istilah orang-orang
·Basrah~
Vol. 1, No.2, Desembeer 2013: 169-187
177
Suaidi
5.
~t.:s::.JI) ~I = adalah dbamir bagi orang-orang Basrah.
6.
J~I = dbamir sya.>n.
7.
. ~I = adalah bal dalam contoh ~> 1-4] ~f.J~ mereka menamakannya demikian karena perbedaan keduanya·dalam ma,rijat dan nakirab.
8.
')Lo..JI = adalah dbamir fasbl
9.
J~I
10.
j>J.I } ~I = dbaif
Y = adalahma/ulmutblaq,fib, ma'ab atau li'ajlib.
11.
~?I= badal.
12.
~I= adalah tamyiz.
13.
~I= adalah sbifat menurut orang-orang Basrah.
:':1 = adalah laa nafiyab Ii al-jins.
14.
Jjp:ll
15.
~I ~
= merupakan ,atbafdengan huruf dalam istilah
orang-orang Basrah. 16.
~I
17.
~I} ~I= huruftambahan.
18.
I.,? fi
= adalah al-inkar
':1
Lo) I.,? fi Lo
= adalah al-munsbarij dan ghair al-
munsbarif. 19.
~I
,':1= adalah [am ibtida, menu rut orang-orang Basrah.
20.
~I
= sifat yang menempati tempatnya mausuf (yang
disifati) seperti : r , ) )
Cl}f ~I~ J.s;- oWr) .
21.
Mereka mengganti semua istilah sebutan ,irab dan bina, dengan istilah yang lain (Hassan, 1972: 40-41 dan al-Zubaidi, 1998: 92-93).
178
INSYIRAH, Jumal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Nahwu Mazhab Kufah
Adapun contoh-contoh dari asas Nahwu yang disepakati oleh baik Kufah maupun Basrah adalah sebagai berikut: 1.
1f-...tZ ," ~!;!j \1..iI ~~I J.l.s; ..ti (Terkadang secara lafdhi sesuatu itu dibuang, tapi· secara taqdiri (perkiraan) ditetapkan).
2.
~I!.ll ~ j ~
j:J..u J.l.,... L. (Apa yang dibuang karena
sesuatu alasanlsebab, maka hukumnya tetap). 3.
j:J~
'l'l J.b-. 'l'
(Tiada pembuangan kecuali ada alasanl
sebabnya). 4.
~~\l1 ~~ i f ~I (Al-khafd (baris bawah) adalah salah satu dari ciri-ciri isim).
5.
JW\lI ~~ i f J ~I (Al-tasharruf(perubahan) ialah di antara ciri-ciri ji>i/).
6.
a.b \II ~i i f Jt.J,..1 yb....,a:....\ Ustishab aI-hal (penyertaan
keadaan) merupakan dalil/petunjuk yang paling lemah). 7.
lP ..:.~ 'l' L. J.P~ ~~ 0i j~ (Boleh menetapkan untuk asaVpokok apa yang tidak ditetapkan untukfar, (cabang)).
8. 9.
J~
~ 0YL.\;:. ~ ~ (Dua ,amil tidak boleh berkumpul dalam satu ma,mu/). ....l;.-Ij
J..,.-ll ~j
~ JoWl ~ j( Posisi ,amilberada sebelum posisi
lna,mu/).
10.
~ L. ~ .Jr i f ~-5J-~ yi o..uti
?
o..u\,;
Vol. 1, No.2, Desembeer 2013: 169-187
179
Suaidi
(Merujuk kepada yang ada padanannya dalam bahasa mereka (orang Arab) lebih utama datipada merujuk kepada yang tidak punya padanan). 2.
J} .u ~ )I\...oJ.b-(Lebih utama membuang sesuatu yang tidak bermakna).
3.
~t; ~~ ~ cJ=-1 jyf:. )I (Tidak boleh menggabungkan dua tanda muannats).
4. 5.
~
Jl
~~\
4jL,ol
jyf:. )I (Tidak boleh mengidhofatkan (menyandarkan) sesuatu kepada ditinya sendiri).
J.-1
~i ~~\tl J ~\tI(Pada hakikatnya isim itu tidak
ber,amal). 6.
~i ~ Jl ~~I ').J jyf:. )I (Tidak boleh mengembalikan sesuatu kepada yang bukan asallpokok).
7.
J\j ~~ d" <:.? ~~ (Setiap sesuatu yang keluar dati babnya, hilanglah kedudukannya/pengaruhnya).
J5'
&
Dan di antara contoh-contoh dati asas-asas Nahwu Kufah yang ditolak oleh Basrah yaitu: 1.
~\tl d" <:.)';"1)
2.
~I ~ JJ\J-I (Al-khilafber,amal nasab)
3.
4j r-U
4.
u"L:iI\ ~.J ~ JL-:.....~\ (Banyak dipergunakan membolehkan untuk meninggalkan qiyas dan keluar dati asallpokok).
O?
J5'
)lb- .:> ~ .:>i jl>.- 0~ 4.i.,o .:>~ .:>i jl>.- \...0 (Setiap (kata) yang boleh menjadi sifat untuk (isim) nakirah, maka boleh menjadi hal bagi (isim) ma>rifah).
~i
4lS'
J ).)-1 J ) ? (Hurufnya huruf adalah asH
semuanya). 5.
180
J .)-1 J .:>~ )I J..i.J.\ (Pembuangan tidak berlaku dalam huruf). INSYIRAH, Jumal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Nahwu Mazhab Kufah
o? (Banyakdipergunakanmembolehkan
6.
J.iJ-I ~ JL-:..... ~I pembuangan).
7.
J.iJ-1 ~ JJI)\ i f ($.,ii .}o\1\ (Asal lebih kuat daripada tambahan pada pembuangan).
8.
Y
fi
~i \~1 QWI 0'" ~pI (Isim mufrad berubah dari
yang mabni menjadi mu,rab bila diidbofatkan (disandarkan) (Hassan, I,\Vf: !3-H).
BIOGRAFI ULAMA. KUFAH
Berikut ini akan dipaparkan secara singkat biografi para ulama yang telah berandil besar dalam pembentukan dan pendirian Mazhab Nahwu Kufah. Mereka adalah pelopor sekaligus peletak asas-asas dari Mazhab Kufah (al-Zubaidi, tt: 125-154, Dhaif, 1976: 153-242 dan Muhammad, 1983: 52-85). Berikut ini biografi mereka : 1.
Abu Ja'far al-Ru'asi (175 H). Beliau adalah Abu Ja'far Muhammad bin aI-Hasan al-Ru'asi bit1 Akh Mu'adz al-Harra'. Ia dipanggil al-Rua'si karena kepalanya yang besar. Ia adalah orang Kufah pertama yang mengarang kitab Nahwu. Ia orang yang shalih dan guru dari al-Kisa'i dan aI-Farra'. Di antara karya-karyanya adalah : Kitab al-Paisbal, Ma 'ani al-Qur'an, Kitab al-Waqfi wa al-Ibtida al-Kabir wa Sbaghir, dan Kitab fi al-Jam 'i wa al-Ifrad.
2.
Mu'adz al-Harra' (187 H). Beliau adalah Mu'adz bin Muslim al-Harra'. Ia dinisbahkan dengan pakaian al-barrawiab sebab beHau adalah penjualnya. Al-Harra' ini adalah paman dari AbiJa'far al-Ru'asi yang dilahirkan pada masa pemerintahan Yazid bin 'Abdul Malik 001 H) dan hidup sampai masa pemerintahan al-Baramikah. Ia berguru pada al-Kisa'i dan meninggal pada tahun di mana al-Bararnikah memerintah 087 H) pada masa kekhalifahan al-Rasyid.
Vol. 1, No.2, Desembeer 2013: 169-187
181
Suaidi
3.
Al-Kisai' (189 H). Beliau adalah Abu al-Hasan 'Ali bin Hamzah bin 'Abdullah bin 'Utsman aI-Imam Abu aI-Hasan al-Kisa'i anak Bahman bin Fairuz pemimpin Bani Asad. Bdiau adalah imam Kufah dalam Nahwu, bahasa, dan salah seorang qori' sab'ab yang mashur. Ia digelari al-Kisa'i karena memakai pakaian ketika ihram. I Ia salah seorang penduduk Kufah yang eerdas dan pintar. Ibnu Thahman berkata: "Sungguh aku pemah mendengar Al-Farra' bereerita. Ia berkata, 'Pemah ada seorang ahH nahwu menemuiku dan bertanya, 'Apa bedamu dengan al-Kisai' padahal engkau menyamainya dalam hal keilmuan?' Ia menjawab, 'Aku kagum terhadap diriku, lantas berdebat dan bertanya kepadanya. Namun diriku seakan seekor burung yang meneedok lautan." Sejak keeil dia telah mengikuti halaqah-halaqah para qurra' seperti Sulaiman bin Arqam perawi qiroahnya Hasan al-Bisri, Abi Bakar Syu'bah bin 'Iyyas perawi qiroahnya 'Ashim bin Abi al-Nujud, Sufyan bin 'Uyainah perawi qiroahnya Abdullah bin Kastir. Ia juga tctap mengikuti halaqahnya Hamzah bin Habib ai-Zayyat hingga menguasai qiro'ahnya. Selain itu ia juga mengikuti halaqah-halaqah yang diadakan oleh AbiJa'far al-Ru'asi, 'Isa bin Umar, Abi Amrin bin 'Ala dan Yunus bin Habib dan tidak pernah meninggalkan halaqah aI-Khalil bin Ahmad untuk menimba syair-syair Arab dan perkataan-perkataan mereka. Beliau adalah pendiri Nahwu Mazhab Kufah yang sebenarnya. Beliau meninggal di al-Rai hari Ahad pada tahun 189 H. Di an tara karya-karya yang beliau tinggalkan adalah Ma 'ani al-Qur'an, Mukhtashar Ii al-Nahwi dan sebagainya.
4.
182
Al-Ahmar (194 H). Beliau adalah Abu aI-Hasan 'Ali bin alMubarak. Dia seorang mantan prajurit penjaga pintu khalifah Al-Rasyid yang berasal dari al-Naubah. Ia orang yang eerdas dan pintar, meneintai bahasa Arab dan gemar untuk menambah ilmunya. Ia disuruh oleh Al-Kisa'i untuk menggantikan dirinya INSYIRAH, Jumal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Nahwu Mazhab Kufah
mengajar anak-anak khalifah al-Rasyid agar posisinya itu tidak diambil oleh orang-orang Basrah. Di antara karangannya yaitu Al-Tasbri/ dan Ta/anun al-Bulagba '.
5.
Al-Farra' (207 H). Nama lengkap beliau adalah Abu Zakaria Yahya bin Ziad bin Abdullah bin Marwan al-Dailami, pemimpin Bani Asad yang dikenal dengan nama Al-Farra'. Ia digelari dengan itu karena dirinya mengagumkan ketika berbicara. Ia dilahirkandi Kufah tahun 144 H dan guru bahasa Arabnya yang paling terkenal adalah Al-Kisai'. Ia juga mendengar dad orang badui. Ia adalah orang yang sangat cerdas dan tidak makan sampai merasa lapar. Ia menguasai ilmu bahasa, Nahv.'U, Fiqh, ilmu perbintangan, ilmu pengobatan dan syair-syair Arab. Orang-orang Kufah beranggapan bahwa tiada orang yang lebih mengetahui tentang bahasa selain al-Farra'. Abu al-'Abbas bin Yahya tidak sekali berkata bahwa sekiranya tidak ada aI-Farra' tentu tidak seperti ini bahasa Arab itu adanya. Dialah orang yang membentengi dan mengoreksinya, kalau bukan dia tentulah bahasa Arab itu telah hHang. Sebab bahasa Arab itu diperselisihkan dan didebat oleh setiap orang yang berkeinginan. Orang-orang berbicara sesuai dengan kadar akal dan watak mereka, (kalau tidak) maka hilang bahasa Arab itu." (at-Zubaidi, tt: 132 dan al-Rafi'i: 1974: 408). Al-Farra' menulis karya-karya berupa: Ma 'ani al-Qur'an, A I-Bah a , fi ~#a Talhanu fihial- 'Ammab, A l-Lugbat, AlMasbadir fi al-Qur'an, Al-Jam 'u wa Tatsniab fi al-Qur'an, Al-Maqsbur wa al-1Vfamdud wa Fi't wa Afal, AI-Muzakkar wa al-Mua 'annats, dan AI-Hudud Musytamilab 'Ala Sittab wa Arba'in Haddan fi al-I'rab.
6.
Al-Lihyani (220 H). Beliau adalah Abu aI-Hasan 'Ali bin alMubarak bin Hazirn al-Lihyani. Berasal dari Bani Lihyan bin
Vol. 1, No.2, Desembeer 2013: 169-187
183
Suaidi
HuzaH bin Mudrikah. Ia digelari dengan Lihyani karena lebat jenggotnya. Ia berguru pada AI-Kisai', Abi Zaid al-Syaibani dan Abi 'Ubaidah. Salamah berkata beliau adalah orang lebih kuat hapalannya terhadap al-Nawadir (cerita-cerita yang asingltak lazim) daripada al-Kisai', aI-Farra' dam al-Ahmar. 7.
Ibnu S'adan (231 H). Beliau adalah Abu Ja'far Muhammad bin Sa'dan al-Dhariri al-Kufi al-Nahwi aI-Muqri'. Ia adalah orang yang tsiqqah terhadap bacaan Hamzah (156 H). Ia belajar qiro'ah dari orang Mekkah, Syam, Kufah dan Basrah. Ia juga telah menulis dua kitab yaitu salah satunya tentang qiro'ah dan yang lainya tentang bahasa Arab. Ia lahir tahun 161 H dan meninggal pada hari Idul Adha pada tahun 231 H.
8.
AI-Thuwal (243 H). Beliau adalah Abu Ja'far Ahmad bin Abdullah bin Qadim al-Thuwal. Ia asH Kufah dan salah seorang sahabat al-Kisa'i. Ia juga orang sangat kuat hapalannya dan meninggal pada tahun 243 H.
9.
Ibnu Al-Sikkit (244 H). Beliau adalah Abu Yusuf Ya'qub bin Ishaq al-Sikkit. Ia berguru kepada Abi Amr al-Syaibani (205 H), aI-Farra' dan Ibn aI-'Arabi. Beliau orang yang'alim tentang NahVv'U orang Kufah, 'Hmu al-Qur'an, bahasa, dan syair. Ia meninggal pada hari Senin pada bulan Rajab tahun 244 H.
10.
Tsa'lab (291 H). Beliau adalah Ahnad bin Yahya al-Nahwi bin Zaid pemimpin Bani Syaiban. Ia termasuk imamnya orang-orang Kufah dalam Nahwu dan bahasa. Pada usianya yang kedelapan belas tahun, ia telah menekuni Nahwu dan mengarang banyak kitab. Pada usia dua puluh tiga tahun, ia menjadi orang tsiqqah dan hafal bahasa dengan mengetahui maknanya. Ia menghapal kitab-kitabnya AI-Farra' tanpa salah satu huruf pun. Ia lebih cenderung ke Nahwu daripada yang lainnya. Setelah menguasai Nahwu, baru ia menekuni syair, al-ma 'ani dan al-gharib. Ia banyak menimba Hmu dari Ibnul
184
INSYIRAH, Jumal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Nahwu Mazhab Kufah
'Arabi, Ibnu Salam al-]amhi. Orang-orang yang meriwayatkan darinya adalah: al-Yazidi, al-Akhfasy, al-Ashma'i, Nafthuwiah, Abu 'AnJ.r al-Zahid. BeHau di akhir hayatnya kehilangan pendengaran. Pada hari ]um'at waktu ashar setelah keluar dari masjid, ia diserunduk oleh hewan karena tidak mendengar suaranya. Ia jatuh dalam jurang dengan posisi kepala di bawah, tidak bisa berdiri dan dibawa pulang ke rumah laiu meninggal dunia. Kematiannya ini terjadi pada tahun 291 H. Dengan meninggalnya beHau, maka berkahirlah lembaran-lembaran pemimpin ahli. nahwu Mazhab Kufah.
PENUTIJP
Setelah pemaparan tentang Nahwu Mazhab Kufah di atas dapatlah kiranya diringkas pokok-pokok pembahasannnya sebagai berikut: Nahwu Mazhab Kufah muncul pada pertengahan abad kedua Hijriah yang disebabkan oleh faktor eksternal Ctidak langsung) yaitu faktor poHtik dan faktor internal (langsung) yaitu faktor persaingan dan sentimen masing-masing individu, baik Kufah terhadap Basrah atau sebaliknya. Ahli Nahwu pertama yang diketahui dari Kufah adalah Abu Ja'far al-Rua'asi (175 H) dan Muadz bin aI-Harra' (178 H). Sedangkan orang yang terkenal sebagai pendiri Nahwu Mazhab Kufah adalah Al-Kisa'i (189 H) dan mudd al-Farra' (1207 H). Ada empat (4) faktor yang menjadi penyebab perbedaanperbedaan antara Nahwu Mazhab Kufah dengan Nahwu Mazhab Basrah adalah yaitu 1) mated keilmiahan, 2) pemiHhan akan keterjagaan bahasa yang diriwayatkan, 3) penetapankeshahihan periwayatan dari orang-orang tsiqqah, dan 4) ]umlah atau ukuran maqis 'a/aih. Ciri-ciri yang membedakan Nahwu Mazhab Kufah dari Nahwu
Mazhab Basrah adalah a) memperingan periwayatan, b) mempermudah qiyas, dan c) menggunakan istilah-istilah Nahwu yang Vol. 1, No.2, Desembeer 2013: 169-187
185
Suaidi
berbeda dari istilah-istilah Nahwu yang pergunakan oleh orangorang Basrah. Di antara istilah-istilah yang dipergunakan oleh para ahli Nahwu Kufah sendiri berupa :al-khilaf, al-shaif,al-taqrib, al-fi'l al-daim, al-'imad, al-majhul dan lain-lain. Selain itu terd.cipat asasasas Nahwu yang disepakati oleh Kufah dan Basrah, tapi ada juga asas-asas yang dipergunakan oleh Kufah tapi ditolak oleh Basrah dan juga asas-asas yang dipakai oleh Basrah tapi tidak diterima oleh Kufah. Para pemuka Nahwu Mazhab Kufah adalah Abu Ja'far aIRu'asi (175 H), Mu'adz al-Harra' (187 H), Al-Kisai' (189 H), Al-Ahmar (194 H), AI-Farra' (207 H), AI-Lihyani (220 H), Ibnu S'adan (231 H), AI-Thiwal (243 H), Ibnu AI-Sikkit (244 H), dan Tsa'iab (291 H).
DAFTAR PUSTAKA
AI-Andalusi, Abu Bakar Muhammad bin aI-Hasan aI-Zubaidi, Thabaqaat al-Nahwiyyin wa al-Lughawiyyin, Mesir: Dar al-Ma'arif, tt. AI-Rafi'i, Musthafa Shadiq, Tarikh Adab al- ~rab, Juz I, Beirut: Dar aI-Kitab aI-'Arabi, 1974. AI-Zubaidi, Sa'id Jasim, Qadaaya Mathruhah Ii al-Munaqasyah ji alNahwi wa al-Lughah wa al-Naqd, Arnan: Dar Asamah, 1998. Dhaif, Syauqi, AI-Madaris al-Nahwiah, Mesir: Dar aI-Ma'arif, 1976. Hassan, Tamam" Al-Usul Dirasah ]stimolujiah Ii al-Fikr al-Lughawi 'Ind al- 'Arab; al-Nahw, Fiqh al-Lughah, al-Balghah, Mesir: AI-Hai'ah al-Misriah aI-'Arnmah Ii aI-Kitab, 1972.. Muhammad, Muhammad al-Syathir Ahmad, AI-Mujizji Nasy'ah alNahw, Kairo: Maktabah al-Kulliyat aI-Azhariah, 1983. Yakut, Mahmud Sulaiman, Manhaj al-Bahts al-Lughawi, Iskandariah: Dar al-Ma'rifah al-Jami'iah, 2002.
186
INSYIRAH, Jurnal Ilmu Bahasa Arab dan Studi Islam
Nahwu Mazhab Kufqh
Catatan Akhir 1 Vefsi lain dalam kitab 1babaqaat al-Nabwiyyin wa al-Lugbawiyyin karya al-Zubaidi al-Andalusi pada halaman 128 disebutkan bahwa asal mula aI-Kisai' digelari dengan al-kisai' adalah karena sebutan gurunya, Hamzah alZiyat, terhadapnya ketika menimba ilmu qiro'ah. Begini ceritanya. AI-Awariji al-Katib berkata: "Al-'Ajwazi menceritakanku bahwa al-Kisai' al-Nahwi pergi ke Hamzah al-Ziyat dengan mengenakan pakaian yang indah. Ia duduk di hadapan gurunya lalu membaca tiga puluh ayat. Hamzah meminta lebih dad tiga puluh ayat dan berkata kepadanya, "Baca!" Ia kemudian membaca empat puluh ayat. Hamzah berkata lagi kepadanya: "Bacal" hingga selesai seratus ayat. Hamzah lalu berkata : "Berdirilah!" kemudian ia hHang dan Hamzah pun bertanya: "Apa yang diperbuat pemilik al-kisai'(baju) yang indah itu?" Karena inilah ia kemudian digelari al-kisai '.
Vol. 1, No.2, Desembeer 2013: 169-187
187