PEMIKIRAN NAHWU AL-ZAMAKHSYARY DALAM PERSFEKTIF ALQURAN
Sudirman1 Abstract:: Nahwu’s science is one of the Arab knowledge branch. In it’s
developing, in the book’s perspective Nahwu al-Zamakhsyary’s thinking, including what is presented in al-Kasysyaf’s tafsir. So, to answer the questions, it will be patterned viewings, namely; What merely mazhab which to imflunce Nahwu al-Zamahksyary’s thinking? And what merely Nahwu’s book which is resulted al-Zamakhsyary? More, Nahwu al-Zamahksyary’s thinking gives inpiration for the Basrah’s mazhab Basrah and Kufah. As instruction to read marck tanda baca at the time in Basrah, Abu al-swad al-Duwali to avoid mistake reading and understand the meaning, He gives point and laine on up and below letter. His thinking to stress and to front in al-Qiyas, al-Ijma’. Later, He also develop nahwu thinking which is to be designed Kufah, which to stress al-Qiyas, al-Ijma’ dan tahlil’s thinking. Clearly, al-Zamahksyari is the big ulema who be mu’tazilah’s idiology. Nuntherless, Al-Zamakhsyary is Brilian prominent figure of Bagdad, who is classifiedd ulama’s mutaakhirin. The end, it’s thinking was not hesitated and al-Zamahksyary’s nahwu is influenced to Basrah and Kufah’s nahwu, but sometime they had defferent thinking.
Key words: Think, Nahwu Al-Zamakhsyary, Alquran Pendahuluan Nahwu adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mengementari I’rab atau baris akhir suatu kata,2 apabila suatu kata tersusun dalam struktur kalimat atau aljumlah. Ilmu Nahwu sama halnya dengan ilmu lainya mengalami pertumbuhan dan perkembangan bersamaan ditandai munculnya tokoh-tokoh dan pemikiran mereka dalam memberi pandangan tentang sesuatu yang urgen bagi mereka untuk mendapatkan penjelasan. Peletakan ilmu ini, diawali dengan terjadinya al-Lahn (kesalahan) yang terjadi pada anak permpuan al-Duwali3 ingin menyampaikan apa yang dirasakan ketika 1 Lahir di Cakkeware, 1960. Kandidat Doktor Bahasa Arab di UIN Alauddin Makassar dan Dosen Tetap Bahasa Arab STAIN Watampone. E-mail:
[email protected]. 2
Ahmad al-Hasyimy, al-Qawaidul al-Asasiyyah, Baerut Dar al-Kutub al-Ilmiyah, t.Th. h.6
Pertumbuhan Nahwu diawali pada abad I H. atas anjuran Abu Aswad al-Duwali, lihat AlThanthawai, Nasyatu al-Nahw, wa Tarikh asyharu al-Nuhat (al-Qahirat : Dar al-Manar 100) h.18 3
1
pulang dari perjalannya, Peristiwa yang dialaminya dia menyampaikan kepada ayahnya apa yang dilihat dan dirasakannya, kemudian dia berkata; ) َما أحسن السماءalangkah indahnya langit(, Abu Aswad al-Duwali bertanya kepada anaknya yang kamu maksudkan bintangnya? Si Anak menjawab; Bukan itu yang saya maksudkan ayah, hanya aku kagun atas keindahannya, Kalau itu yang kamu maksudkan katakanlah” َما ) أحسن السما َءalangkah indahnya langit(, pada sat itulah mulai ditetapkan al-Nahwu. Dari masa kemasa ilmu ini mengalami perkembangan yang dikenal dengan empat masa menurut Syawqi Deaf4: 1. Masa peletakan )طورالوضع والتكوين (بصري 2. Masa Perkembanngan )طور النشوء والنمو(بصرى كوفى 3. Masa Peletekakan ) طور النضوج والكمال (بصرى كوفى 4. Masa Pengkajian, penyusunan dan penyebaran ( بغدادى وأندلس وشامى ومصر: ) طور الترجيح والبسط فى التصنيف Dari setiap angkatan muncul tokoh-tokoh yang populer menjawab permasalahan Nahwu yang berkembang pada zamannya, dengan membawa pemikiran dan aliran-aliran serta mazhab yang berbeda misalnya; aliran Basra, Kufah, Bagdad dan lainya. Diantaranya al-Zamakhsyariy adalah salah seorang tokoh yang beraliran Bagdad yang populer dan terkenal luas ilmunya bukan saja dalam ilmu keagamaan akan tetapi dalam dalam ilmu kebahasaan, sehingga dikenal pemikran nahwunya terkadang berbeda dengan ulama nahwu sebelumnya dan sealiran dengannya, seperti pemikirannya apa yang tertuan dalam kitab tafsir al-Kasysyaf, sebagai kitab rujukan bagi mereka pengkaji ilmu nahwau seudahnya. Berdasarkan latar belakang tersebut, dalam penelitian ini masalah pokok yang diangkat adalah bagaimana pemikiran Nahwu al-Zamakhsyary ditinjau dari persfektif Alquran, termasuk seperti apa yang dituankan pada tafsir al-Kasysyaf. Karenanya, untuk menjawab persoalan tersebut, maka dirumuskan beberapa masalah turunan,
4
Ibid, h.19
2
yaitu; mazhab apa saja yang memengaruhi pemikiran Nahwu al-Zamahksyary? dan karya Nahwu apa saja yang dihasilkan al-Zamakhsyary? Pengaruh Mazhab dalam Pemikiran Nahwu al-Zamahksyary Pertumbuhan dan perkembangan pemikiran-pemikiran ilmu nahwu dikenal ada beberapa mazhab (aliran), Namun menurut Syawqi Daef ada dua mazhab sebelum munculnya mazhab Bagdad sebagai
mazhab yang dianut oleh al-
Zamakhsyary, dan keduanya dapat memberi inspirasi kepadanya yaitu mazhab Basrah dan Kufah 5. 1. Aliran Basrah Adalah suatu penamaan yang diberikan kepada para ulama nahwu yang berasal dari kota Basrah. Jumhur ulama nahwu yang berasal dari kota ini, mereka membangun suatu kesamaan metode, pendekatan dan pemikiran bahasa dalam menetapkan kaida-kaidah nahwu dengan cara tersendiri. Tokoh-tokoh dari aliran ini dikenal ada beberapa angkatan sejak angkatan I tahun 69 H sampai angkata VII 285 H. yang dimulai dari Abu Aswad al-Duwali sebagai angakatan pertama dan diakhiri dengan al-Mubarrad sebagai angkatan ketujuh pada tahun 285 H.6 Pada awalnya setelah terjadi kekacaun dalam penggunaan bahasa bukan saja dari kalangan non Arab itu sendiri bahkan terjadi al-lahn /kesalahan pada orang Arab, sehingga abu aswad al-duwali sebagai gubernur di Basrah pada waktu itu setelah melihat kekacauan dan kesalahan penggunaan bahasa Arab maka dia berinisiatif mengadakan suatu tindakan menjaga dari terjadinya kesalahan dalam bahasa dan penggunaannya, sehingga mengumpulkan ahli qurra’ dimana abu aswad al-Duwali sendiri ahli dalam qiraat. Dengan demikian Abu al-swad al-Duwali membentuk suatu tindakan nyata yaitu mencoba memberi titik dan baris pada atas dan bawah huruf, sebagai petunjuk tanda baca, untuk menghindari kesalahan dalam membaca dan memahami maknanya.
5
Syawqi Daef, al-Madarisu al-Nahwiyyah, al-Qahirah :Darul al-Ma’rif 1968, h.245
Fadil al-Shalih, al-Dirasatu al-Nahwiyah wa al-Lughawiyyah inda al-zamakhsyariy, Amman: Dar Imar 2009, h.169 6
3
Oleh karena itu setelah ditetapkan tata cara, dan tanda baca dan kaidahkaidah membaca yang benar, maka kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dalan pembacaan dan peberian baris dapat teratasi, dan bisa dirasakan oleh masyarakat pada umumnya. 2. Tokoh-tokoh aliran Basrah Tokoh-tokoh Ulama Nahwu Basrah dari berbagai angkatan : a. Angkatan I yaitu:
1. نصر89 H. 2. عنبسة111 H. 3. إبن هرمز117 H. 4.
يحي129 H.
b. Angkatan II
1. ابن ابي اسحاق117H. 2. عيسى ابن عمر149 H. 3. ابو عمرو154 H c. Angkatan III 1.
األخفش الكبر157 H.
2. الخليل147 H. 3. يونس182 H. d. Angkatan IV 1. سيبويه180 H. 2. البزيدي202 H. 3. ابو زيد215 H. e. Angkatan V 1. قطرب206 H. 2. األخفش208 H. f. Angkatan VI 1. الجرمي225 H. 2. المازني249 H. 3. الرياشي257 H. 4
g. Angkatan VII 1. المبرد285 H. 3. Aliran Kuffah Adalah suatu penamaan yang diberikan kepada para ulama nahwu yang berasal dari kota Kufah 4. Tokoh-tokoh ulama’ Kuffah Tokoh-tokoh Ulama Nahwu Kufah dari berbagai angkatan : a. Angkatan I yaitu: 1. الرؤاسي187 H. 2. الهراء187 H. b. Angkatan II yaitu : 1. الكســــائي189 H. c. Angakatan III yaitu: 1. األحمر194 H. 2. الفراّء207 H. 3. اللحياني220 H. d. Angkatan IV yaitu : 1.
ابن سعدان194 H
2.
الطوال207 H.
3.
ابن السكيت220 H.
e. Angkatan V yaitu : 1.
ثعلب291 H.
Aliran yang Mempengaruhi Pemikiran Al-Zamakhsyary 1. Aliran Basrah Aliran Basrah adalah Adalah suatu aliran yang mengedapankan penggunaan al-Qiyas, al-Ijma’dalam menepkan kaidah Nahwu. Pada masa ulama Basrah ini mampu melakukan pembaruan dalam pengkajian dan pengembangan ilmu nahwu dan dapat menetapkan kaidah-kaidah nahwu yang ditandai dengan munculnya berbagai kitab-kitab nahwu dan tokoh-tokohnya yang popular.
5
Jumhur ulama nahwu yang berasal dari kota ini, mereka membanguan suatu kesamaan metode, pendekata
dan pemikiran bahasa dalam menetapakan kaida-
kaidah nahwu dengan cara tersendiri. Yaitu mempergunakan metode al-Siima’, alQiyas ,al-Ijma’ al-istishab. Tokoh-tokoh dari aliran ini dikenal ada beberapa yang terkenal mulai angkatan I tahun 69 H sampai angkata VII 285 H. Dari beberapa angkatan yang ada, diantara tokoh yang populer dilihat dari karyanya yang sangat menumental dan menjadi acuan para ulama dan sumber pengkaji ilmu nahwu sesudahnya dan dapat pula membantu pengembangan pemikiran nahwu generasi sesudahnya adalah Sibawaehi, penerus dari الخليل, wafat pada tahun 161 H. 7Dia nama sebenarnya adalah Umar bin usaman bin Qanbar dan dari keluarga al-haris bin Ka’b dari keluarga Faris, kuburnya di Qasbah Faris. mengajarkan ilmu nahwu setelah al-Khalil, dan dikenal dengan bukunya yang populer adalah قرآن النحوdan الكتاب.8 Oleh karena itu setelah muncul jumhur ulama nahwau yang beraliran Basrah berkembanglah pemikiran nahwu yang bercorak basrah, yang mana pemikiranya mengutamakan dan mengedapankan al-Qiyas, al-Ijma’. Dan pemikiran –pemikiran dari mazhab ini dapat dilihat karya-karya para ulama nahwu mereka dan dituankannya dalam bentuk tulisan dan bisa disaksikan pada buku-buku yang mereka tinggalkan. 2. Aliran Kufah Aliran Kufah Adalah suatu aliran yang mengedapankan penggunaan al-Qiyas, al-Ijma’ dan Tahlil dalam menetapkan kaidah Nahwu. Pada masa ulama Kufah ini mampu melakukan pembaruan dalam pengkajian dan pengembangan ilmu nahwu dan dapat menetapkan kaidah-kaidah nahwu yang ditandai dengan munculnya berbagai kitab-kitab nahwu dan tokoh-tokohnya yang popular. Jumhur ulama nahwu yang berasal dari kota ini, mereka membanguan suatu kesamaan metode, pendekatan dan pemikiran bahasa, dalam menetapakan kaidakaidah nahwu dengan cara tersendiri,yaitu mempergunakan metode al-Sima’, al-Qiyas , al-Ijma’ dan al-Istishab. Tokoh-tokoh dari aliran ini dikenal ada beberapa yang terkenal mulai angkatan I tahun 187 H sampai angkata V 291 H. Dari beberapa angkatan yang ada, diantara tokoh yang populer dilihat dari karyanya yang sangat menumental 7
Sibawaehi, (mu;jam al-Udabaa-16-115)
8
Muhammmad Abu al-Fadil Ibrahim, Maratib al-Nahwiyyin, Dar al-Fikr 1974, h.106
6
dan menjadi acuan para ulama dan sumber pengkaji ilmu nahwu sesudahnya dan dapat pula membantu pengembangan pemikiran nahwu generasi sesudahnya adalah
al-Faraa, sebagai penerus dari الرؤاسي, wafat pada tahun 161H.
9
Dia nama
sebenarnya adalah Abu Zakariyyah Yahyabin ziyad al-Farra. mengajarkan ilmu nahwu setelah al-Kisa’i, dan dikenal dengan bukunya yang populer adalah معاني القرآن.10 Oleh karena itu setelah muncul jumhur ulama nahwu yang beraliran Basrah berkembanglah pemikiran nahwu yang bercorak Kufah, yang mana pemikiranya mengutamakan dan mengedapankan al-Qiyas, al-Ijma’ dan tahlil. Dan pemikiran – pemikiran dari mazhab ini, dapat dilihat karya-karya para ulamanya, mereka tuankan dalam bentuk tulisan dan bisa disaksikan pada buku-buku yang mereka tinggalakan. Aliran yang dianut al-zamahksyary Al-Zamakhsyary adalah salah seorang tokoh bahasa yang beraliran Bagdad menetapkan kaidah-kaidah Nahwunya memiliki metode dan corak tersendiri yang berbeda dengan ulama-ulama sebelumnya baik dari ulama beraliran Basrah maupun Mazhab Kufah. 1. Aliran Bagdad Aliran Bagdad Adalah suatu aliran yang mengedapankan penggunaan al-Sima, al-Qiyas menurut Ibn Jinni, al-Ijma’ , al-Istishhab dan memadukan pemikiran nahwu yang beraliran Basrah dan Kufah dalam menetapkan kaidah Nahwu. Pada masa ulama Bagdad ini mampu melakukan pembaruan dalam pengkajian dan pengembangan
ilmu nahwu dan dapat menetapkan kaidah-kaidah nahwu yang
ditandai dengan munculnya berbagai kitab-kitab nahwu dan tokoh-tokohnya yang populer da antaranya al-Zamaksyary.11 Jumhur ulama nahwu yang berasal dari kota ini, mereka membanguan suatu kesamaan metode, pendekatan
dan pemikiran
bahasa, dalam menetapakan kaida-kaidah nahwu dengan cara tersendiri,yaitu mempergunakan metode al-Si-ma’al-Qiyas dan al-Ijma’ dan tahlil atau analisis dan alIstishab. 9
Sibawaehi, (mu;jam al-Udabaa-16-115)
10
Muhammmad Abu al-Fadil Ibrahim, Maratib al-Nahwiyyin, Dar al-Fikr 1974, h.106 11
Al-Zamahksyary, hidup pada akhir V Hijriyyah sampai awal VI Hijriyyah.
7
Tokoh-tokoh dari aliran ini dikenal ada beberapa yang terkenal mulai angkatan I tahun 285 H sampai angkata VI 539 H. Dari beberapa angkatan yang ada, diantara tokoh yang populer dilihat dari karyanya yang sangat menumental dan menjadi acuan para ulama dan sumber pengkaji ilmu nahwu sesudahnya dan dapat pula membantu pengembangan pemikiran nahwu generasi sesudahnya adalah al-
Zamakhsyary sebagai penerus dari ulama sebelumnya , dan berkarya sampai pada kurun waktu tahun 538 H. Dia nama sebenarnya adalah Abu al-Qasim Jar Allah Muhammad bin Umar bin Muhammad bin Ahmad bin Umar al-Zamakhsyariy, yang lebih dikenal dengan sebutan al-Zamakhsyariy. Ia adalah seorang ahli dalan bidang bahasa Arab dan tafsir yang masalah teologi penganut aliran mu’tazilah dan menulis kitab yang populer yang disebut al-Kasysyaf. Oleh karena itu setelah muncul jumhur ulama nahwu yang beraliran Bagdad berkembanglah pemikiran nahwu yang bercorak Bagdad, mengutamakan dan mengedepankan
yang mana pemikiranya
al- Sima al-Qiyas, al-Ijma’ dan Istishab. Dan
pemikiran – pemikiran dari mazhab ini dapat dilihat karya-karya para ulama nahwu mereka dan dituankannya dalam bentuk tulisan dan bisa disaksikan pada buku-buku yang mereka tinggalakan. 2. Kecenderungannya Apabila kita mengamati dan memperhatikan kecendrungan madrasah Bagdad pada umunya mengarah kepada dua hal: a. Ulama nahwu pada awalnya mereka condong mengikuti kepada pemikiran nahwu, madrasah kufah dan pandangan nahwunya seperti وابن، ابن الكسائي شكيري والحياتdan pada masa ini pintu pemikiran Basrah dan pandangan nahwunyapun terbuka. b. Ulama nahwu mengarah kepada pemikiran Basrah yang dilakoni oleh الزجاج dan dilanjutkan oleh ابي الفارسيdan pada masa ini terbukalah pintu Ijtihad yang dipelopori oleh ابن جنى. Bahkan kalau diamati secara mendalam apa yang terjadi pada madrasah Bagdad ini, tidak saja jumhur ulama nahwu tertuju kepada pemikiran Basrah
8
dan Kufah saja, akan tetapi lebih mengarah kepada semua cabang ilmu nahwu12. Oleh karena itu, pada akhirnya masa ini, muncullah pemikiran-pemikiran baru dalam ilmu nahwu yang dipelopori oleh dua tokoh yang terkenal dan berpengaruh dalam ilmu nahwu adalah ; والزجاجي، الكيساني
13
. Dari aktivitas yang dilakukan
keduanya, dalam mempergunakan penelitian yang baru maka berkembangalah ilmu nahwu dan metode-metode kegiatan penelitian ilmiah. Dengan demikian Bagdad menjadi pusat kegiatan ilmiah pada zamanya dan menjadi pusat pengembangan kegiatan metode penelitian ilmiyah dan kebudayaan Arab, yang terkenal sampai kepada semua masalah ilmu pngetahuan dan berkembang ke berbagai penjuru14. Corak Pemikiran Nahwu al-Zamahksyary Pemikiran nahwu al-zamahsyary dalam menetapkan kaidah nahwunya adakalahnya memperhatikan pemikiran nahwu yang ditarapkan oleh ulama sebelumnya seperti; Basrah dan Kufah yang dianggap relevan dengan pemikiranya. Dan tidak terpengaruh pada mazhab sebelumnya memiliki pemikiran sendiri tampa terkait dan terpengaruh dengan pemikiran mazhab lainnya. akan tetapi dalam penggunaan metode sama dengan ulama Basrah dan Kufah yaitu mempergunakan metode al- Sima al-Qiyas, al-Ijma’ dan Istishab. Namun penerapannya dalam penetapan kaidah nahwu al-zamakhsyariy berpedoman kepada: 1. Al-Qur’an al-Karim dan qiraat 2. Al-Hadis 3. Kalam al-Arab15 Disamping itu al-zamakhsyariy didalam menetapkan kaidah nahu tidak segan berbeda dengan sealiran dengannya seperti yang beraliran Bagdad misalnya; ketika 12
Muhammmad Abu al-Fadil Ibrahim , Op.cit .,h.248
13
Ibid.
14
Abd. Karim Muhammad As’ad, Al-Wasit fi tarikh al-Nahw al-Arabiy, Riyad: 1992 h. 116
15 Fadil al-Shalih, al-Dirasatu al-Nahwiyah wa al-Lughawiyyah inda al-zamakhsyariy,Amman:Dar Imar 2009, h.169
9
ulama bagdad lainnya mengatakan bahwa : المبتدأ والخبرdalam pembahasan jumlah ismiyah, hukum irabnya marfu’ karna adanya المبتدأ والخبر, namun bagi al-zamakhsyariy المبتدأmarfu’ karena باألبتداء16. Menyimak dari pemikiran nahwu al-Zamahksyariy dalam memahami ayat alQur’an sangat kaya luas dan jelas pandangan nahwunya , secara garis besar dari pandangan nahwunya ada empat pertama ( الجملة األسميةkalimat nominal) kedua الجملة ( الفعليةkalimat Verb) ketiga ) التوا بعpengikut) dan ke empat ( أحرف الجر ومعانيهاHuruf jar dan maknanya) 17. Diantara pemikiran nahwu al-Zamahksyary dapat kita lihat dalam bentuk: 1.
الجملة األسمية
Penulis akan memaparkan pemikiran nahwu al-Zamakhsyariy pada saat mengementari al-Jumlah Ismiyah, dimana telah menjadi pembahasan umum dalam ilmu nahwu
18
bahwa المبتدأada dua macam: pertama adakalanya ma’rifah kalau
menjadi ( قياسpengukur) dan nakirah, kalau المبتدأmenjadi nakirah ada dua bentuk : pertama dalam bentuk disifati
( )موصوفةkedua dalam bentu tidak disifati ( غير
)موصوفة19 . Dapat kita lihat contoh المبتدأdalam bentuk nakirah yang terdiri dari kata yang disifati () موصوفة, pada surah al-Baqarah ; ayat :221 ولعبد مؤمن خير من مشرك ولو أعجبَكم Artinya; Sesungguhnya budak yang beriman lebih baik dari musyrik sekalipun menarik bagimu
( المجلد األول، شرح المفصل، الشيخ العالم العالمة جامع الفوائد موفق الدين يعيش بن علي النحزي، إبن يعيش15 .218 ت ) ص.د، عالم الكتب: بيروت
17
. 759-753: م ص1986 : بيروت، نحو الزمخشري بين النظرية والتطبيق، زكريا شحاته محمد الفقيي16
18 Ilmu Nahwu adalah suatu ilmu yang mempelajaran perubahan I’rab atau baris akhir dari pada suatu kata ketika terbentuk suatu kalimat atau al-jumlah, apakah jumlah tersebut jumlah fi’liah apabila kalimat atau jumlah tersebut diawali dengan ( فعلkata kerja) dan jumlah ismiyah apabilah tersusun dan diawali oleh ( اسمkata benda), dan pada masalah المبتدأmenurut bacaan kita bahwa persyaratan menjadi المبتدأsalah satunya al-ma’rifah. 19 Zakariyah Syahatah Muhammad al-Faqiy, Nahwu al-Zamakhsyariy Baena al-Nadhariyyati wa alThatbiqi, Baerut: 1986, h.16
10
Menurut al-Zamkhsyari; kata ولعبد مؤمنdilihat dari segi pendekatan nahwu, pungsi kata ولعبدdalam kalimat adalah مبتدأdalam bentuk nakirah20 yang terdiri dari kata yang disifati ( ) موصوفةdimana kata yang dimaksud adalah hamba/budak yang beriman jauh lebih baik dari perempuan yang kafir sekalipun menarik bagimu21. Dapat kita lihat contoh المبتدأdalam bentuk nakirah yang terdiri dari kata yang tidak disifati ()غير موصوفة, أرجل في الدار أم امرأة Kata أرجلpada contoh di atas adalah المبتدأdalam bentuk nakirah yang terdiri dari kata yang tidak disifati ()غير موصوفة. 22 2. الجملة الفعلية Pada الجملة الفعليةdimana struktur kalimatnya terdiri predikat , subyek () الفاعل terkadang ada obyek. Namun Al-Zamakhsyariy dan pemikiran nahwunya tentang الجملة الفعلية, dia membatasi istilah subyek ( ) الفاعلdalam kitabnya, المفصلyaitu setip kata yang di sandarkan kedepan baik dari kata kerja maupun serupa dengannya.23 Dapat kita perhatikan contoh pada surah al-Fatiha ayat; 7 غير المغضوب عليهم Artinya; Bukan jalan yang dimurkai dan yang sesat. Pada kata عليهمdi atas fungsi I’rabnya, adalah
subyek ( ) الفاعلdari kata
sebelumnya yaitu المغضوبkarena kata tersebut disandarkan kepada عليهم, dimana jalan yang dibenci dimohonkan pertolongan dan perlindungan tertuju kepada Allah SWT. Maka hokum I’rabnya dalam kajian nahwu adalah posisinya dirafa’ karena sebagai subyek () الفاعل24 . Dapat kita perhatikan contoh pada surah al-Anbiyaa ayat; 60 ُيقَـال له ابراهيم
20 Dalam ketentuan mubtada’(pokok kalimat/subyek) kata benda yang dijadikan mubtada’ adalah persyaratannya ma’rifah namun bagi al-Syamakhsyary boleh mubtada’ itu dalam bentuk al-Nakirah 21
Al-Zamakhsyariy, al-Kasysyaf, jilid II h. 4-5
22
Ibid
23
Ibid
24
Al-Zamakhsyariy Op-cit, ,h.72
11
Artinya: Mereka berkata; kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim Pada kata ابراهيمdi atas fungsi I’rabnya, adalah
subyek ( ) الفاعلdari kata
sebelumnya yaitu يقَـالkarena kata tersebut disandarkan kepada ابراهيم ( العطفmengikut)
2.
Pada bentuk ( العطفmengikut) dalam kalimat , dalam hal ini kita dapat lihat pada ayat surah Ali Imran, ayat 17, صادقين والقانتين والمنَافقين والمست َغفرين باألَس َحار َّ صابرين وال َّ ال Artinya: Orang-orang yang sabar, yang benar, tetap ta,at, memnapkahkan hartanya ( dijalan Allah) dan memohon ampun diwaktu sahur Pada ayat di atas menurut al-Zamakhsyary keberadaan الواوantara satu kata sifat dengan kata lainnya, memberi petunjuk atas kesempurnaan dari setiap kata dari yang lainnya, Jadi dapat dipahami bahwa berulannya-ulangnya الواوpada kalimat di atas mengindari dari makna kebersamaan dan bukanlah hanya sebatas tambahan melainkan adalah memberi pemahaman makna kesempurnaan.25 3.
( أحرف الجر ومعانيهاHuruf jar dan maknanya)
Dalam bahasa Arab ada dikenal huruf الجر
26
mempunyai bahasan tersendiri
karena sipembaca tidak memahami makna dan pungsinya boleh jadi mendapat kesulitan memahami makna suatu kalimat, diantaranya salah satu huruf الجرyaitu من yang serin kita jumpai dalam kalimat dan biasanya diterjemahkan dalam bahasa Indonesia adalah “dari” Namun menurut al-Zamakhsyari huruf الجر, ) (منadakalanya bermakana : وللتبعيض، وللبيان، إبتداء الغايةPerhatikanlah contoh di bawah ini fungsi huruf ( الجر
27
) !من a .إبتداء الغاية .)261: كلّ َما رزق ْوا منها م ْن ث َ َمرة ر ْزقًا (البقرة 25Zakariyah
Syahatah Muhammad al-Faqiy, Op.cit , h.170
26 Huruf الجرmemberi pemahaman khusus dari segi makna dan hukum baris, yaitu memberi hukum baris kasrah (dibawah) pada kata benda yang ada sesudahnya. 27Zakariyah
Syahatah Muhammad al-Faqiy, Ibid, h.359.
12
Artinya: Setiap mereka diberikan rezki buah-buahan dalam surga-surga itu. Pada ayat di atas yaitu: م ْن ث َ َمرةmenurut pandangan Al-Zamakhsyary; fungsi huruf, ) (من, adalah ““ إبتداء الغاية28memberi pemahaman makna bahwa rezki diawali pada surga, dan rezki pada surga-surga itu dimulai dari buah-buahan. Sama halnya kita anda mendapatkan rezki buah-abuahan, kamu bertanya dari mana kamu dapatkan buah-buahan ini? Kamu akan mnjawab dari kebun. b. وللبيان ْ َو َما ت ْنفقوا )132 : للا به َعليْم (آل عمران َ من شَئ فإ َّن Artinya: Dan apa saja yang kamu belanjakan, maka sesungguhnya Allah mengetahuainya. ْ menurut pandangan Al-Zamakhsyary; fungsi Pada ayat di atas yaitu: من شَئ huruf, ) (من, adalah ““ وللبيان29 member penjelasan apa saja yang kamu belanjakan sesuatu kejalan Allah, apakah itu baik kalau baik pasti disenangi jikalau buruk, pasti tidak disukai. c.وللتبعيض ْ َس َماء َما ًء ف )22 :أخ َر َج به منَ الث َمرات ر ْزقًا لَك ْم (البقرة َّ َوأ َ ْنزَ َل منَ ال Artinya: Dan di menurunkan air ( hujan) dari langit, lalu dia mengahsilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu. Pada ayat di atas yaitu:
منَ الث َمراتmenurut pandangan Al-Zamakhsyary;
fungsi huruf, ) (من, adalah ““ للتبعيض30 kareana Allah tidaklah menuerunkan hujuang semuanya hanya menurunkan sebahagian saja sesuai kebutuhan agar menjadi rezki bagi kamu. Penutup Setelah mengamati dan memerhatikan pemikiran-pemikiran Nahwu alZamahksyary dapat ditarik beberapa kesimpulan di antaranya,:
28
Ibid, h.276.
29
Ibid, h.278
30
Ibid.,
13
1. Ternyata al-Zamahksyari adalah seorang ulama bahasa, sastrawan, mufassir, penyair, teolog yang beraliran mu’tazilah, ahli fiqh, pengarang dan penulis buku-buku yang handal khusunya dalam ilmu nahwu. 2. Al-Zamakhsyary adalah tokoh ulama nahwu yang beraliran Bagdad, yang digolongkan ulama mutaakhirin dalam jumhur ulama nahwu, dia hidup pada akhir kelima hijeriyaah sampai pada awal enam hijeriyyah. Pandangan nahwu al-Zamahksyary terpengaruh pada mazhab Basrah dan Kufah, namun adakalanya mempunyai pandangan berbeda dengan keduanya. 3. Pemikiran nahwu al-Zamakhsyari tidak diragukan lagi karena mewariskan berbagai karya-karya yang menumental tentang kitab ilmu nahwu sebagai rujukan ulama atau peneliti sesudahnya diantara bukunya yang menumental adalah al-Kasysyaf.
14
DAFTAR PUSTAKA al-Faqiy, Zakariyah Syahatah Muhammad. Nahwu al-Zamakhsyariy Baena al-Nadhariyyati wa al-Thatbiqi, Baerut: 1986. As’ad, Abd. Karim Muhammad. Al-Wasit fi tarikh al-Nahw al-Arabiy, Riyad: 1992 Al-Thanthawai, Nasyatu al-Nahw, wa Tarikh Asyharu al-Nuhat (al-Qahirat : Dar alManar 100. Al-Syamazhariy, al-Kasyyaf an Haqaiq al-Tanzil wa Idwan al-Aqaawil fi Ta’wil, Mesir: Matbaatu Mustafa, 1948. --------------------, al-Iydahu fi Syarhi al-Mufassil, Jilid I: Bairut, 1954. al-Shalih,
Fadil. al-Dirasatu al-Nahwiyah wa Zamakhsyariy,Amman:Dar Imar 2009.
al-Lughawiyyah
Inda
al-
Deaf Syawqi, al-Madarisu al-Nahwiyah, al-Qahirah :Darul al-Ma’rif 1968. Ibrahim, Muhammmad Abu al-Fadil. Maratib al-Nahwiyyin, Dar al-Fikr 1974. Sibawaehi, Mu;jam al-Udabaa. Yaiz, Ibnu. al-Syaih al-‘Alim al-‘Alamat Jaami al-Fawaid Mauqif al-Diin Ya’isyu ala alNahziy, Tasrih al-Mufassal, Jilid I: Bairut: ‘alim al-Kutub. .
15