Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY
63
Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742 Wijono dan Pujadi Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi - Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Lebak Bulus Raya No. 49. Jakarta 12440 e-mail:
[email protected]
Abstrak – Telah dilakukan analisis peluruhan Flourine 18 (F-18) kode A1801/10 menggunakan sistem pencacah kamar pengion Capintec CRC-7BT S/n.71742. Impuritas F-18 pada proses analisis tersebut telah diukur menggunakan perangkat spektrometer gamma. Tujuan analisis ini untuk memperoleh nilai umur paro dan karakteristik peluruhan dari F-18 secara eksperimen yang selanjutnya digunakan sebagai data acuan dalam aplikasi penyediaan sumber standar F-18. Umumnya F-18 digunakan untuk keperluan diagnostik/terapi pada suatu rumah sakit. Proses analisis diawali dengan pencacahan yang terdiri dari dua tahap. Tahap pertama dalam orde satuan mCi dan ke dua dilakukan setelah proses peluruhan pada orde µCi. Hasil menunjukkan umur paro dan ketidakpastiannya masing-masing (1,8183 ± 5,293%) dan (1,8288 ± 5,794%) jam. Persamaan garis grafik eksponensial peluruhan F-18 tahap pertama dan ke dua masing-masing adalah y = 11,28 x e-0,37x (R = 1,000) dan y = 18,18 x e-0,38x (R = 0,999). Hasil ini cukup stabil karena perbedaan umur paro dan ketidakpastian dari ke dua tahap tidak terlalu jauh. Dengan diketahui umur paro, ketidakpastian yang terkoreksi dan karakteristik peluruhan ini diharapkan dapat mendongkrak peningkatan jaminan kualitas pengukuran radiasi khususnya F-18, sehingga pihak konsumen (pasien) lebih mendapatkan perlindungan keselamatan dari radiasi sesuai peraturan ketenaganukliran yang berlaku. Kata kunci: umur paro, peluruhan dan ketidakpastian
I. PENDAHULUAN Dewasa ini perkembangan aplikasi berbagai jenis radioisotop dalam kedokteran nuklir telah berkembang dengan pesat. Salah satu contoh adalah penggunaan F-18 untuk keperluan diagnostik maupun terapi pada suatu rumah sakit. Di dalam proses penggunaannya tak lepas dari faktor keakurasian dan kepresisian untuk menentukan kualitas hasil pengukuran radioaktivitas menggunakan alat ukur radiasi. Tingkat kualitas hasil pengukuran ini juga dapat dipengaruhi oleh hal lain misalnya nilai ketidakpastian umur paro secara eksperimen dan karakteristik peluruhannya, yang selanjutnya digunakan sebagai dasar penentuan waktu penyinaran yang tepat kepada konsumen (pasien). Umur paro F-18 sebenarnya memiliki nilai yang tidak selalu sama dibandingkan dengan umur paro secara teori. Perbedaan ini dipengaruhi oleh beberapa hal yang antara lain faktor kemurnian (impuritas) radiokimia maupun kemurnian radionuklidanya. Di dalam perumusan program software suatu alat ukur radiasi (dose calibrator) biasanya menggunakan masukan (input) umur paro secara teori. Apabila perbedaan umur paro yang sebenarnya terhadap teori ini terlalu besar maka akan menyebabkan kesalahan yang besar pula pada penentuan waktu penyinaran yang tepat ke konsumen. Dalam kondisi ini bisa membahayakan keselamatan pasien. Oleh karena itu diperlukan hasil analisis yang dapat menginformasikan nilai ketidakpastian waktu paro dan karakteristik peluruhan F-18. Pada kesempatan ini akan dilakukan analisis peluruhan F18 kode A1801/10 menggunakan sistem pencacah kamar pengion Capintec CRC-7BT nomor seri 71742 yang bertujuan untuk memperoleh nilai umur paro dan karakteristik peluruhan dari F-18 secara eksperimen. Dengan diketahui umur paro, ketidakpastian yang terkoreksi dan karakteristik peluruhan ini diharapkan dapat mendongkrak peningkatan jaminan kualitas pengukuran
radiasi khususnya F-18, sehingga pihak konsumen (pasien) lebih mendapatkan perlindungan keselamatan dari radiasi sesuai peraturan ketenaganukliran yang berlaku [1]. II. TINJAUAN PUSTAKA Pada umumnya akselerator siklotron merupakan mesin penghasil radiofarmaka berupa Flourine-18 (F-18) yang digunakan untuk merunut fungsi organ melalui Positron Emission Tomography (PET). F-18 memancarkan energi gamma (γ) dan beta positif (β+) masing-masing 511 dan 149,8 keV. Umur paro F-18 secara teori 1,8288 jam [2]. Dalam pemanfaatannya akselerator siklotron menghasilkan proton, yang selanjutnya direaksikan dengan oksigen-18 (O-18) sehingga menghasilkan F-18. Proses ini menimbulkan paparan radiasi neutron dan gamma. Radiasi neutron hanya dihasilkan oleh reaksi O-18 + proton, sedangkan radiasi gammanya diakibatkan 2 kemungkinan, yaitu hasil reaksi O-18 + proton dan hasil interaksi antara radiasi neutron dengan partikel di sekitarnya. Perhitungan nilai ketidakpastian (U) terdiri dari tipe A dan B. Tipe A meliputi nilai-nilai ketidakpastian data pengukuran alat ukur standar Capintec CRC-7BT (ucp) dan tipe B meliputi nilai-nilai ketidakpastian kebocoran detektor (uleak), Umur paro teori (upr), resolusi bacaan (uresl), respon detektor (ures), linieritas (ulin), akurasi (uakr) dan repeatability (urpb) [3]. Untuk tipe A, deviasi standar pengukuran Capintec (σcp) adalah [4] N
σ cp =
∑ (A i =1
icp
− Acp ) 2
N(N − 1)
,
(1)
sehingga ketidakpastian Capintec (ucp) dalam prosen (%) adalah
ISSN 0853-0823
64
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY
ucp =
σ cp Acp ( N − 1)
x 100 .
(2)
temperatur (oC) dan kelembaban (%) sebelum menghubungkan kabel Capintec ke power supply PLN.
Dari nilai-nilai ketidakpastian tipe A dan B diperoleh nilai ketidakpastian standar gabungan 2 2 2 uc = ucp2 + uleak + upr2 + uresl + ures + ui2
.
(3)
Apabila k adalah faktor cakupan untuk nilai derajat kebebasan efektif (veff) dengan tingkat kepercayaan 95% dan menggunakan nilai kritis k-students, maka nilai ketidakpastian bentangan (U) dapat ditentukan [4].
v eff
4 4 4 4 4 + upr4 + uresl + ures + ulin + uakr ucp4 + uleak = 4 /v )+(u4 /v 4 4 (ucp cp leak leak)+(upr /vpr )+(ui /vi ))
Gambar 1. Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT.
(4)
Nilai ketidakpastian bentangan (U) diperoleh dari hasil perkalian nilai faktor cakupan (k) dengan nilai ketidakpastian gabungan (uc) yang disajikan pada Tabel 1. U = k . uc
(5)
TABEL 1. HUBUNGAN DERAJAT KEBEBASAN TERHADAP FAKTOR CAKUPAN Derajat Kebebasan
Nilai k pada TK 95%
Derajat Kebebasan
Nilai k pada TK 95%
1
12.706
13
2.160
2
4.303
14
2.145
3
3.182
15
2.131
4
2.776
16
2.120
5
2.571
17
2.110
6
2.447
18
2.101
7
2.365
19
2.093
8
2.306
20
2.086
9
2.262
25
2.060
10
2.228
30
2.042
11
2.201
60
2
12
2.179
>>60
1.96
III. TATA KERJA Peralatan yang digunakan dalam analisis peluruhan F-18 adalah sistem pencacah kamar pengion Capintec CRC-7BT S/n 71742 yang dapat dilihat di dalam Gambar 1. Radioisotop yang digunakan adalah sebuah sampel F-18 di dalam ampul 5 ml hasil produksi Sistem Pesawat Siklotron milik Rumah Sakit Gading Pluit Jakarta. Aktivitas awal F18 tersebut sebesar 11,266 mCi (per 28 Oktober 2010 jam 15.28 WIB). Sebelum melakukan pencacahan menggunakan Capintec CRC-7BT operator wajib memakai monitor radiasi perorangan (TLD) sampai pekerjaan selesai. Langkah awal pencacahan dengan alat ukur standar Capintec CRC-7BT adalah menyiapkan formulir data pencacahan kamar pengion Capintec serta mencatat identitas radionuklida sampel, nama pelaksana/penyelia, waktu pengukuran,
Pengaktifan Capintec dilakukan dengan menekan tombol “on” pada panel belakang dan membiarkannya hingga stabil dalam rentang waktu antara 30 sampai 60 menit. Setelah itu menekan tombol “range” 20 mCi dan “averaging”, tombol “TEST” bacaan yang harus terletak pada 140-155 volt, tombol “ZERO” dan memutar “Zero adjustment” agar bacaan 0,00 mCi. Tombol “BGK” ditekan dan “Background adjustment” diputar agar bacaan 0,00 mCi. Dengan demikian Radionuclide Factor (RF) dapat diatur dengan menekan tombol yang sesuai untuk radionuklida sampel (tombol F-18). Agar proses pencacahan dapat dilakukan dengan baik maka radionuklida sampel dimasukkan ke dalam holder dan meletakkannya tepat pada posisi tengah sumur detektor. Dengan demikian aktivitas ter-display dapat diamati dan dicatat sebanyak 15 kali pada FORMLMR-STD-15. Tahap pengukuran pertama dilakukan sebanyak 11 tahap pada selang waktu tertentu sehingga hasil pengukuran aktivitas terakhirnya telah meluruh dan melewati besaran umur paronya. Satuan ukur pada pengukuran tahap pertama ini adalah milicurie (mCi), sedangkan pada pengukuran tahap kedua dilakukan seperti tahap pertama setelah melalui proses delay atau peluruhan, sehingga F-18 memiliki aktivitas sampai dalam satuan mikrocurie (µCi). Dari kedua tahap pengukuran di atas dapat ditentukan akuisisi data, rerata aktivitas dan deviasi standarnya. Selanjutnya dapat dibuat karakteristik grafik peluruhan, umur paro dan ketidakpastiannya. Nilai ketidakpastian terdiri dari tipe A dan B. Tipe A diperoleh dari distribusi cacah sampel dan latar, sedangkan Tipe B diperoleh dari spesifikasi alat ukur standar yang meliputi: kebocoran, waktu paro, resolusi, respon, linieritas, akurasi dan repeatability. Dengan menggunakan persamaan 6 dapat ditentukan nilai ketidakpastian gabungan (uc). Berdasarkan hasil pengukuran, perhitungan dan analisis data pencacahan/ketidakpastian maka dapat ditentukan karakteristik peluruhan dengan aktivitas yang tertelusur. Dari hasil ini dapat dibandingkan karakteristik peluruhan dari masing-masing tahap (dalam satuan mCi dan µCi) untuk memperkirakan kemurnian bahan (raw material) dari F-18 melalui perbandingan terhadap umur paro secara teoritisnya (berdasarkan acuan terbaru standar peluruhan radioisotop internasional seperti yang direkomendasikan oleh BIPM).
ISSN 0853-0823
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY
65
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari kegiatan Uji Karakteristik Peluruhan F-18 Kode A1801/10 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT diperoleh Tabel data hasil pengukuran
aktivitas F-18 pada tahap pertama dan kedua serta distribusi waktu luruhnya (jam) seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 2 dan 3.
TABEL 2. HASIL PENGUKURAN AKTIVITAS F-18 TAHAP PERTAMA. 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
15.28
16.02
16.32
17.03
18.02
18.47
19.20
19.52
20.17
20.30
20.48
(µCi)
(mCi)
(mCi)
(mCi)
(mCi)
(mCi)
(mCi)
(mCi)
(mCi)
(mCi)
(mCi)
(mCi)
1
0,00
11,28
9,12
7,53
6,20
4,27
3,21
2,60
2,13
1,81
1,68
1,50
2
0,00
11,27
9,11
7,54
6,20
4,27
3,22
2,60
2,13
1,81
1,67
1,50
3
0,00
11,28
9,10
7,53
6,20
4,26
3,21
2,60
2,13
1,81
1,67
1,50
4
0,00
11,27
9,11
7,53
6,20
4,26
3,21
2,60
2,13
1,81
1,68
1,50
5
0,00
11,27
9,11
7,53
6,20
4,26
3,21
2,60
2,13
1,81
1,67
1,49
6
0,00
11,27
9,10
7,53
6,19
4,26
3,20
2,60
2,13
1,81
1,67
1,49
7
0,00
11,27
9,10
7,52
6,19
4,26
3,21
2,60
2,13
1,81
1,67
1,49
8
0,00
11,27
9,10
7,52
6,18
4,26
3,20
2,60
2,13
1,81
1,68
1,49
Latar No
9
0,00
11,26
9,10
7,53
6,18
4,26
3,20
2,60
2,13
1,81
1,68
1,49
10
0,00
11,26
9,10
7,52
6,19
4,26
3,21
2,60
2,13
1,81
1,67
1,49
11
0,00
11,26
9,09
7,52
6,18
4,26
3,20
2,60
2,13
1,81
1,67
1,49
12
0,00
11,26
9,10
7,52
6,17
4,26
3,20
2,60
2,13
1,81
1,67
1,49
13
0,00
11,26
9,10
7,52
6,18
4,26
3,20
2,59
2,13
1,81
1,67
1,49
14
0,00
11,26
9,10
7,52
6,19
4,26
3,20
2,59
2,12
1,81
1,67
1,49
15
0,00
11,25
9,09
7,51
6,18
4,26
3,20
2,60
2,12
1,81
1,67
1,49
x
0
11,266
9,102
7,525
6,189
4,261
3,205
2,599
2,129
1,810
1,673
1,493
σ
0
0,008
0,008
0,007
0,010
0,004
0,006
0,004
0,004
0,000
0,005
0,005
0,074
0,085
0,099
0,160
0,083
0,200
0,135
0,165
0,000
0,274
0,307
u (%)
TABEL 3. HASIL PENGUKURAN AKTIVITAS F-18 TAHAP KEDUA. 1
2
3
08.31
09.58
11.09
Latar No
4
5
6
7
8
9
12.00
12.31
13.40
14.13
14.53
15.45
Latar
(µCi)
(µCi)
(µCi)
(µCi)
(µCi)
(µCi)
(µCi)
(µCi)
(µCi)
(µCi)
(µCi)
1
0,6
18,6
11,0
7,3
0,7
5,5
4,6
3,5
2,8
2,4
1,8
2
0,7
18,6
11,1
7,3
0,8
5,4
4,7
3,4
2,7
2,4
1,9
3
0,8
18,6
11,0
7,3
0,9
5,6
4,7
3,5
2,7
2,3
2,0
4
0,6
18,7
11,0
7,2
0,9
5,6
4,8
3,5
2,7
2,3
2,2
5
0,6
18,6
11,0
7,3
0,9
5,5
4,8
3,5
2,7
2,3
2,1
6
0,6
18,6
11,0
7,2
0,8
5,4
4,7
3,5
2,7
2,4
2,0
7
0,6
18,6
11,0
7,2
0,8
5,5
4,7
3,4
2,8
2,5
2,0
8
0,6
18,7
11,0
7,2
0,8
5,5
4,8
3,3
2,8
2,5
1,9
9
0,6
18,7
10,9
7,2
0,8
5,5
4,7
3,3
2,8
2,4
1,9
10
0,6
18,6
11,0
7,2
0,8
5,6
4,7
3,3
2,8
2,4
1,8
11
0,6
18,5
11,1
7,2
0,9
5,5
4,8
3,2
2,8
2,3
1,8
12
0,6
18,4
11,1
7,2
0,9
5,5
4,8
3,3
2,9
2,3
1,8
13
0,6
18,5
11,0
7,2
0,9
5,5
4,6
3,4
2,9
2,4
1,9
14
0,6
18,6
11,0
7,3
0,9
5,5
4,6
3,3
2,9
2,4
1,9
15
0,6
18,5
10,9
7,2
0,8
5,4
4,6
3,3
2,9
2,3
1,9
x
0,620
17,967
10,387
6,613
0,840
4,660
3,867
2,540
1,952
1,533
1,087
σ
0,054
0,083
0,059
0,049
0,061
0,065
0,080
0,101
0,082
0,070
0,116
0,464
0,572
0,738
1,405
2,066
3,993
4,185
4,590
10,702
u (%)
ISSN 0853-0823
66
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY
Pada tahap pertama diperoleh aktivitas F-18 masih dalam satuan mCi, sedangkan pada tahap 2 aktivitas sudah menurun hingga dalam satuan µCi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik peluruhan F-18 pada saat aktivitas tinggi dan rendah. Hal ini sangat penting dilakukan agar tujuan ketepatan besarnya dosis yang dibutuhkan melalui peluruhan dapat di dicapai dengan tepat dan akurat. Dari hasil pengukuran aktivitas F-18 Kode A1801/10 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT selanjutnya dapat dibuat perhitungan umur paro F-18 dan ketidakpastiannya seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 4 dan 5. Dalam Tabel 4 diperoleh hasil uji karakteristik peluruhan F-18 pada tahap pertama menggunakan SPKP Capintec CRC-7BT berupa umur paro dan ketidakpastiannya sebesar
(1,832 ± 0,52%) jam. Nilai ketidakpastiannya cukup kecil kurang dari 1%. Hal ini menunjukkan bahwa akurasi dan kestabilan alat ukur cukup baik, terutama untuk pengukuran aktivitas F-18 yang masih besar (dalam satuan mCi). Pada uji karakteristik tahap dua akurasi dan kestabilannya menurun, sehingga diperoleh nilai ketidakpastian umur paro yang lebih besar (lebih dari 1%). Perbedaan karakteristik peluruhan F-18 pada tahap pertama dan kedua secara lebih jelas ditunjukkan dalam Gambar 2 dan 3. Karakteristik grafik peluruhan aktivitas F-18 pada tahap pertama memiliki persamaan y = 11,28 e-0,37x dan R2 = 1,000 yang terdistribusi dari 11 titik pengukuran, sedangkan grafik karakteristik peluruhan F-18 pada tahap kedua yang terdiri dari 9 titik distribusi memiliki persamaan garis y = 18,18 e-0,38x dan R2 = 0,999.
TABEL 4. HASIL KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN AKTIVITAS F-18 TAHAP PERTAMA. SUMBER RADIASI : F-18 (T½ teori = 1,8288 jam) Aktivitas Awal No.
Tanggal Ref. Date
(mCi)
Aktivitas Akhir t (Jam)
Pengukuran
(MBq)
(mCi)
(MBq)
T1/2 (Jam)
1
11,266
416,84
28/10/2010 15:28
28/10/2010 15:28
0,00000
11,266
416,84
---
2
11,266
416,84
28/10/2010 15:28
28/10/2010 16:02
0,56667
9,120
337,44
1,8583
3
11,266
416,84
28/10/2010 15:28
28/10/2010 16:32
1,06667
7,525
278,43
1,8317
4
11,266
416,84
28/10/2010 15:28
28/10/2010 17:03
1,58333
6,189
228,99
1,8318
5
11,266
416,84
28/10/2010 15:28
28/10/2010 18:02
2,56667
4,261
157,66
1,8294
6
11,266
416,84
28/10/2010 15:28
28/10/2010 18:47
3,31667
3,205
118,59
1,8284
7
11,266
416,84
28/10/2010 15:28
28/10/2010 19:20
3,86667
2,599
96,16
1,8270
8
11,266
416,84
28/10/2010 15:28
28/10/2010 19:52
4,40000
2,129
78,77
1,8301
9
11,266
416,84
28/10/2010 15:28
28/10/2010 20:17
4,81667
1,810
66,97
1,8256
10
11,266
416,84
28/10/2010 15:28
28/10/2010 20:30
5,03333
1,673
61,90
1,8289
11
11,266
416,84
28/10/2010 15:28
28/10/2010 20:48
5,33333
1,493
55,24
1,8288
Umur Paro
=
1,832
jam
±
0,009
jam
1,832
jam
±
0,52
%
TABEL 5. HASIL KETIDAKPASTIAN PENGUKURAN AKTIVITAS F-18 TAHAP KEDUA. SUMBER RADIASI : F-18 (T½ teori = 1,8288 jam) Aktivitas Awal
Tanggal
No.
Ref. Date
Aktivitas Akhir t (Jam)
(µCi)
(kBq)
1
17,967
664,78
29/10/2010 8:31
29/10/2010 8:31
2
17,967
664,78
29/10/2010 8:31
29/10/2010 9:58
3
17,967
664,78
29/10/2010 8:31
4
17,967
664,78
5
17,967
664,78
6
17,967
7
17,967
8 9
T1/2 (Jam)
(µCi)
(kBq)
0,00000
17,967
664,78
---
1,45000
10,387
384,32
1,834
29/10/2010 11:09
2,63333
6,613
244,68
1,826
29/10/2010 8:31
29/10/2010 12:00
3,48333
4,66
172,42
1,789
29/10/2010 8:31
29/10/2010 12:31
4,00000
3,867
143,08
1,805
664,78
29/10/2010 8:31
29/10/2010 13:40
5,15000
2,54
93,98
1,824
664,78
29/10/2010 8:31
29/10/2010 14:13
5,70000
1,952
72,22
1,780
17,967
664,78
29/10/2010 8:31
29/10/2010 14:53
6,36667
1,533
56,72
1,793
17,967
664,78
29/10/2010 8:31
29/10/2010 15:45
7,23333
1,087
40,22
1,787
Umur Paro
=
Pengukuran
1,805 1,805
jam jam
± ±
ISSN 0853-0823
0,021 1,15
jam %
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY
67
Gambar 2. Grafik karakteristik peluruhan aktivitas F-18 tahap pertama.
Gambar 3. Grafik karakteristik peluruhan aktivitas F-18 tahap kedua.
Temperatur pada saat pengukuran adalah 22 °C, sedangkan temperatur ukur terbaik untuk pengoperasian sistem Hal ini pencacah kamar pengion adalah 22 ± 2 °C. menunjukkan bahwa temperatur saat pengukuran di atas masih dalam daerah temperatur ukur terbaik untuk melakukan pengukuran. Hal ini perlu diperhatikan karena apabila perbedaan temperatur pengukuran terlalu jauh dari batas temperatur ukur terbaik maka akan mempengaruhi kinerja alat ukur itu sendiri, terutama dalam menentukan distribusi data aktivitas peluruhan F-18. Kelembaban pada saat pengukuran adalah 53%, sedangkan nilai kelembaban yang dianjurkan sesuai IKLMR-STD-10 adalah 60 ± 10%. Hal ini menunjukkan bahwa kelembaban saat pengukuran tersebut masih dalam kondisi kelembaban yang dianjurkan. Namun hal yang paling penting untuk diperhatikan dalam pengukuran metode relatif adalah kesamaan kondisi pada saat pengukuran dengan alat standar dan dengan alat ukur yang dikalibrasi. Dasar peraturan pengkondisian ruang ukur tidak secara jelas dinyatakan, namun secara tujuan pengkondisian ruang ukur adalah untuk menjaga kestabilan peralatan (instruments). Dalam kondisi ruang ukur yang stabil (tidak terlalu panas dan lembab), maka kestabilan umur komponen-komponen elektronik dalam sistem peralatan ukur juga lebih panjang. Kondisi ruang ukur yang stabil ini juga mendukung faktor linieritas dari alat ukur yang bersangkutan. Hasil perhitungan ketidakpastian tipe A dan B dari pengukuran F-18 tahap pertama dan kedua ditunjukkan dalam Tabel 2 dan 3. Dari hasil ketidakpastian tipe A pada kedua tahap menunjukkan beberapa perbedaan, yaitu nilai deviasi standar akuisisi data cacah F-18 tahap kedua lebih besar dibanding tahap pertama. Perbedaan ini mungkin disebabkan akurasi alat ukur pada saat pengukuran tahap
pertama lebih baik karena nilai besaran aktivitas F-18 masih relatif lebih besar (dalam satuan mCi). Dari hasil ketidakpastian tipe B (rectangular) untuk kebocoran, umur paro, respon, linearitas, akurasi dan repeatability memiliki nilai sama, namun untuk resolusi bacaan memiliki nilai yang berbeda. Perbedaan ini disebabkan skala rentang ukur yang digunakan tidak sama. Pada pengukuran F-18 pada tahap pertama menggunakan satuan mCi. Sedangkan pada tahap kedua menggunakan satuan µCi. Dari Tabel 4 dan 7 dapat diketahui jenis distribusi, ketidakpastian (Ui), bilangan pembagi, nilai derajat kebebasan (vi) dan ketidakpastian efektif (ui) dari masing-masing komponen tipe A dan B. Hasil perhitungan di atas dengan ketetapan faktor konversi (ci) = 1 (satu), sehingga ui = uici. Sesuai persamaan (4) dapat diketahui nilai ketidakpastian standar gabungan (uc) untuk F-18 tahap pertama dan kedua masing-masing sebesar 2,468% dan 2,769%. Nilai derajat kebebasan efektif dan faktor cakupan k (untuk tingkat kepercayaan 95%) pada kedua sumber tersebut sama. Dengan persamaan (6) diperoleh nilai ketidakpastian bentangan (U) dari F-18 tahap pertama dan kedua masing-masing sebesar 5,293% dan 5,794%. IV. KESIMPULAN Telah dilakukan penentuan karakteristik peluruhan F-18 pada tahap pertama dan kedua menggunakan sistem pencacah kamar pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742. Masing-masing pencacahan dilakukan dalam 11 dan 9 tahap. Pengulangan data tiap tahap sebanyak 15 kali cacahan dalam satuan aktivitas (mCi dan µCi). Hasil perhitungan berupa grafik karakteristik peluruhan F-18 tahap pertama dan kedua yang memiliki umur paro masingmasing (1,8183 ± 5,293%) dan (1,8288 ± 5,794%) jam.
ISSN 0853-0823
68
TABEL 6.
Prosiding Pertemuan Ilmiah XXV HFI Jateng & DIY
HASIL KETIDAKPASTIAN UMUR PARO F-18 TAHAP PERTAMA.
[2] TdeR, Table de Radionuclides Atomic and Nuclear Data, Recommended data/table BNM-LNHB/CEA – Table de Radionuclides – CEA, http://www. nucleide.org/DDEPWG/DDEPdata.htm, 2004 [3] International Atomic Energy Agency, Measurement Uncertainty, A Practical Guide for Secondary Standards Dosimetry Laboratories, Tecdoc-1585, Vienna, 2008 [4] Instruksi Kerja Unit Standarisasi, No. Dokumen: IK-LMR-STD-10, P3KRBiN-Batan, 2003 [5] A Handbook of Radioaktivity Measurements Procedures, NCRP Report No. 58, 1 Edition, 1978
TANYA JAWAB
TABEL 7. HASIL KETIDAKPASTIAN UMUR PARO F-18 TAHAP KEDUA.
Dewita (PTAPB-BATAN) ? Apakah umur paruh F18 belum diketahui, atau menurut literatur sudah ada informasinya? ? Berapa batas ketidakpastian yang menyebabkan gangguan atau ketidakpercayaan dalam pengukuran? Wijono @ Sudah diketahui (1,8288±1,64%) jam. Fluktuasi pengukuran dari beberapa pakar masih besar sekitar 2%. @ Dalam hal ketidakpastian tidak dibatasi. Namun hsil eksperimen cukup bagus ±1%. Ketidakpastian bentangan 75% diakibatkan ketidakpastian Tipe B dari alat ukur (respon, akurasi, dan linearitas). Holnisar (PTKMR-BATAN) ? Untuk organ jenis apakah F-18 digunakan?
Hasil ini cukup stabil di mana perbedaan umur paro dan ketidakpastiannya tidak terlalu jauh bila dibandingkan teori, prosentase perbedaannya masing-masing 0,42% dan 0,69%. Persamaan garis grafik eksponensial peluruhan F-18 tahap pertama dan kedua masing-masing adalah y = 11,28e-0,37x (R = 1) dan y = 18,18e-0,38x (R = 0,999). Dengan diketahuinya karakteristik peluruhan dan ketidakpastian yang tertelusur ini diharapkan dapat mendongkrak peningkatan jaminan kualitas bagi pihak konsumen untuk mendapatkan perlindungan keamanan, keselamatan dan kesehatan yang memadai sesuai peraturan ketenaganukliran yang berlaku. PUSTAKA
Wijono @ Flourine-18 (F-18) digunakan untuk merunut fungsi organ melalui Positron Emission Tomography (PET) terutama untuk diagnosis paru-paru. Yang dimaksud F-18 diikat dalam senyawa Flouro-Deoksi-d-glukosa (FFDG-18). Pramudita (PTAPB-BATAN) ? 18F dari mana? Dalam bentuk senyawa kimia apa? Wijono @ 18F diperoleh dari siklotron milik RS. Gading Pluit Jakarta. Senyawa kimianya adalah Flouro-Deoksi-d-glukosa (FFDG-18).
[1] Peraturan Pemerintah, Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, PP No. 33, Jakarta, 2007
ISSN 0853-0823