1
PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN, DAN UMUR OBLIGASI TERHADAP PERINGKAT OBLIGASI PADA PERUSAHAANPERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2013
MUHAMMAD REZKY 110462201072
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji
ABSTRAK Secara garis besar tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan, dan Umur Obligasi Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan-Perusahaan Go Public Yang Terdaftar Di BEI Periode 2010-2013. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang memiliki peringkat obligasi yang diberikan oleh PEFINDO selama periode penelitian. Sampel yang memenuhi kriteria dari penelitian ini sebanyak 17 perusahaan dari 60 perusahaan selain lembaga keuangan/perbankan. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling sehingga menghasilkan 68 data sampel dengan pengamatan 4 tahun (2010-2013). Analisis data menggunakan regresi logistik ordinal dengan program SPSS versi 20. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Sedangkan Likuiditas dan Umur Obligasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Kata Kunci: Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Umur Obligasi, Peringkat Obligasi, Regresi Logistik, Pefindo.
2
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Instrumen pasar modal adalah sekuritas dengan waktu jatuh tempo lebih dari setahun. Instrumen pasar modal dibagi dalam tiga kategori, yaitu saham, obligasi, dan reksadana. Biasanya investasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan tetap dan dalam jangka waktu yang panjang. Pasar modal merupakan sarana bagi investee maupun investor untuk mengembangkan prospek usaha mereka. Banyak emiten memanfaatkan pasar modal sebagai tujuan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Keadaan ini memberikan peluang kepada para investor untuk dapat melakukan portofolio investasi dengan tingkat pengembalian (return) atau keuntungan (gain) yang diharapkan. Sebagai salah satu instrumen investasi di pasar modal, investor juga lebih mempertimbangkan obligasi sebagai keputusan dalam berinvestasi selain saham. Obligasi dinilai cukup menguntungkan karena memberikan pendapatan tetap (fixed income) berupa kupon dan keuntungan atas penjualan obligasi (capital gain). Salah satu alasan emitan menerbitkan obligasi ialah dana, demi kelangsungan usahanya. Bagi kedua bela pihak, baik investor dan emiten (penerbit obligasi) saling menguntungkan. Bursa efek indonesia (2010) mendefinisikan obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut. Seorang investor yang akan membeli obligasi hendaknya tetap memperhatikan default risk, yaitu peluang dimana emiten akan mengalami kondisi tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya (gagal bayar) Linandarini (2010). Jika penerbit mengalami kegagalan, maka investor akan menerima lebih kecil daripada pengembalian yang dijanjikan atas obligasi tersebut. Oleh karena, itu investor harus menilai risiko kegagalan obligasi sebelum melakukan pembelian. menurut (Magreta dan Nurmayanti, 2009) Seorang pemilik modal yang berminat membeli obligasi, juga harus memperhatikan peringkat obligasi karena peringkat tersebut memberikan informasi dan memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan suatu perusahaan. Peringkat obligasi yang sudah diberikan oleh lembaga pemeringkat kredit merupakan standar pengukuran untuk investor dalam memutuskan melakukan investasi dalam obligasi. Peringkat obligasi mencerminkan kemampuan perusahaan penerbit yang dianggap dapat membayar pokok dan bunga. Peringkat obligasi berubah sesuai dengan keadaan keuangan (Wibowo, 2001, hal. 186). Sebagian besar investor yang memilih investasi obligasi mengharapkan pendapatan tingkat bunga dan atau keuntungan (yield) yang lebih tinggi. Namun penekanan yang diterapkan oleh pasar obligasi baik pada peringkat awal utang dan berikutnya, berubah sedemikian rupa sehingga peringkat menunjukkan pandangan investor dengan pendekatan lain misalnya manajemen mencari obligasi yang memiliki kualitas dengan rating yang cukup baik. Dua perusahaan yang mendominasi bisnis pemeringkat obligasi yaitu; Standard and Poorβs dan moodyβs. Di indonesia sendiri salah satu perusahaan
3
pemeringkat obligasi ialah PT PEFINDO. Pefindo melakukan dua jenis pemeringkatan; pemeringkatan korporasi dan pemeringkatan utang. Peringkat perusahaan dapat digunakan sebagai alat pemasaran untuk mempromosikan status perusahaan. Sedangkan peringkat utang adalah opini terkini atas kualitas kredit dari sebuah obligor terkait kewajiban finansial yang spesifik, jenis kelas kewajiban tertentu atau program keuangan tertentu. Peringkat obligasi tersebut amat berguna bagi investor untuk membandingkan berbagai penerbit utang dan surat utang pada saat membuat keputusan investasi dan mengelolah portofolio mereka. Lembaga pemeringkat kredit memiliki peran penting dalam pasar keuangan. Banyak faktor keuangan yang digunakan perusahaan pemeringkat dalam menangani peringkat obligasi, termasuk utang emiten, variabilitas pendapatan, dan tingkat keuntungan. Faktor tersebut secara sistematis menjelaskan sebagian besar perbedaan peringkat antar emiten yang berimplikasi bahwa terdapat aspek mekanisme yang signifikan dalam proses penentuan peringkat. Meskipun terdapat elemen rumus yang dominan dari penentuan peringkat obligasi, penilaian kualitatif oleh perusahaan pemeringkat masih tampak memainkan peranan penting dalam penentuan peringkat. Dari waktu ke waktu lembaga pemeringkat mengubah (menilai) peringkat obligasi perusahaan dan dengan demikian lembaga pemeringkat mengumumkan peningkatan atau penurunan risiko keuangan yang terlibat dalam perusahaan dalam sebuah laporan. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan penulis sebelumnya, penelitian ini bermaksud untuk menguji rasio-rasio keuangan, ukuran perusahaan dan umur obligasi yang mempengaruhi Peringkat Obligasi. Rumusan-rumusan dalam penelitian ini diantaranya: 1. Apakah profitabilitas (ROE) berpengaruh terhadap peringkat obligasi? 2. Apakah likuiditas (CR) berpengaruh terhadap peringkat obligasi? 3. Apakah leverage (DER) berpengaruh terhadap peringkat obligasi? 4. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap peringkat obligasi? 5. Apakah umur obligasi berpengaruh terhadap peringkat obligasi? Pembatasan Masalah Penelitian ini memiliki beberapa batasan-batasan masalah diantaranya: 1. Variabel-variabel yang diuji ialah Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan dan Umur Obligasi. 2. Variabel dependen yang diteliti ialah peringkat obligasi perusahaan yang terdaftar di BEI dan diperingkatkan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). 3. Periode penelitian ini memiliki kurun waktu 4 tahun, 2010-2013. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk menguji diantaranya: 1. Menguji pengaruh Profitabilitas terhadap peringkat obligasi perusahaan yang terdaftar di BEI
4
2. Menguji pengaruh Likuiditas terhadap peringkat obligasi perusahaan yang terdaftar di BEI 3. Menguji pergaruh Leverage terhadap peringkat obligasi perusahaan yang terdaftar di BEI 4. Menguji pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap peringkat obligasi perusahaan yang terdaftar di BEI 5. Menguji pengaruh umur obligasi terhadap peringkat obligasi perusahaan yang terdaftar di BEI Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian ini adalah : 1. Bagi perusahaan-perusahaan penerbit obligasi, penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan tentang seberapa besar rasio-rasio keuangan, ukuran perusahaan dan umur obligasi menpengaruhi peringkat obligasi yang diperdagangkan di pasar modal. 2. Bagi investor, penelitian ini dapat bermanfaat dalam memutuskan dan memilih instrumen investasi khususnya obligasi. 3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji dalam bidang/topik yang sama, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri: BAB 1 : PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang berkaitan dengan judul yang diteliti serta sistematika penulisannya. BAB 2 : LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan teori-teori yang bersangkutan dengan judul penulis, penelitian terdahulu, kerangka hipotesis, dan hipotesis BAB 3 : METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang variabel operasional dan variabel penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data serta metode analisis yang digunakan. BAB 4 : HASIL DAN ANALIS Bab ini memberikan informasi dari penelitian yang diujikan yang terdiri dari deskripsi objek penelitian, analisis data, dan interpretasi hasil penelitian. BAB 5 : PENUTUP Bab yang terakhir ini berisi kesimpulan, keterbatasan dan saran penulis.
5
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kajian Pustaka Investasi Dalam Obligasi Obligasi pada dasarnya merupakan instrumen pendanaan. Obligasi dapat dibeli secara langsung dari perusahaan penerbitnya atau melalui bursa obligasi. Bursa obligasi mempublikasikan kuotasi obligasi setiap hari. Kuotasi-kuotasi ini biasanya mencakup suku bunga obligasi, tanggal jatuh tempo, volume penjualan, dan harga tertinggi, harga terendah, serta harga penutupan bagi setiap obligasi sepanjang hari berjalan. Harga obligasi dikuotasikan sebagai persentase dari nilai nominal (Warren, Reeve, & Fess, 2006, hal. 191). Bagi perusahaan yang mengeluarkannya, obligasi pada hakekatnya adalah surat pengakuan hutang. Ia berbentuk surat dengan mencantumkan nilai nominal dan bunga yang telah ditetapkan. Perusahaan yang mengeluarkan obligasi mengakui berhutang kepada pemegang obligasi. Seperti halnya jenis hutang yang lain, pada suatu saat perusahaan harus membayar kembali obligasi yang dikeluarkan dan secara berkala membayar bunga kepada pemegang obligasi (Soemarso, 2005, hal. 5). Obligasi Menurut (Simamora, 2003) Obligasi (bond) adalah sebuah kontrak antara perusahaan peminjam (yakni penerbit obligasi) dan pemberi pinjaman (pemodal) dimana peminjam berjanji akan membayar sejumlah bunga tertentu di setiap akhir periode obligasi yang beredar dan melunasi pokok pinjaman (principal) pada tanggal jatuh tempo kontrak obligasi. Perusahaan yang menerbitkan obligasi biasanya mempunyai dua kewajiban. Pertama, kewajiban untuk membayar kepada investor sejumlah dana, yang disebut nilai jatuh tempo (maturity value) kadangkala disebut pula nilai pari (per value) atau nilai nominal (face value) pada tanggal jatuh tempo tertentu; dan kedua, kewajiban untuk membayar kepada investor bunga tunai pada tanggal tertentu sebagai kompensasi atas pemakaian dana mereka oleh perusahaan. Bunga biasanya dibayarkan di setiap semesteran (dua kali setahun). Penerbitan utang obligasi (bonds payable) merupakan sebuah teknik untuk memecah-mecah pinjaman yang sangat besar ke dalam satuan-satuan yang sangat banyak yang dapat dialihkan. Setiap obligasi menunjukkan utang wesel berbunga jangka panjang (long term, interest-bearing note payable). Obligasi pemodal (pemegang obligasi) yang berbeda untuk berpartisipasi dalam pemberian pinjaman. Obligasi hendaknya tidak dikacaukan dengan saham. Karena saham merupakan bagian kepemilikan perusahaan, pemegang saham merupakan pemilik perusahaan. Pemilik obligasi merupakan kreditor perusahaan. Karakteristik Obligasi Karakteristik obligasi menurut BEI (2010) : 1. Nilai Nominal (Face Value) adalah nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.
6
2. Kupon (the Interest Rate) adalah nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase. 3. Jatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi Kupon / bunga nya. 4. Penerbit / Emiten (Issuer) Mengetahui dan mengenal penerbit obligasi merupakan faktor sangat penting dalam melakukan investasi Obligasi Ritel. Mengukur resiko / kemungkinan dari penerbit obigasi tidak dapat melakukan pembayaran kupon dan atau pokok obligasi tepat waktu (disebut default risk) dapat dilihat dari peringkat (rating) obligasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemeringkat seperti PEFINDO atau Kasnic Indonesia. Peringkat Obligasi Obligasi yang dijual kepublik dalam perspektif para pembeli, melihatnya berdasarkan peringkat (rating). Peringkat tersebut mengambarkan pada kredibilitas dan prospek layaknya obligasi tersebut dibeli untuk dijadikan sebagai salah satu aset lancar perusahaan. Oleh karena itu tidak sembarang obligasi yang akan dibeli. Obligasi yang dibeli terutama didasarkan pada rekemondasi dari lembaga pemeringkat yang selama ini telah terpercaya dan teruji penilaiannya di tingkat internasional (Fahmi, 2012, hal. 146). Peringkat obligasi memiliki arti penting bagi perusahaan dan investor. Pertama, karena peringkat obligasi merupakan indikator dari risiko gagal bayarnya, peringkat memiliki pengaruh langsung yang dapat diukur pada tingkat bunga obligasi dan biaya utang perusahaan. Kedua, sebagian besar obligasi dibeli oleh investor institusional dan bukan individual, kebanyakan institusi dibatasi hanya boleh membeli efek yang layak investasi. Perubahan peringkat obligasi perusahaan memengaruhi kemampuan perusahaan untuk meminjam modal dana dan biaya modal perusahaan tersebut. Lembaga pemeringkat melakukan peninjauan atas obligasi yang beredar secara berkala, terkadang menaikkan atau menurunkan suatu obligasi sebagai hasil dari perubahan kondisi yang terjadi pada emiten (Brigham & Houston, 2010, hal. 375-377). Beberapa lembaga pemeringkat (rating agency) yang ada di dunia, misalnya: Moodyβs Investor Services, Standar & Poorβs Corporation, Duff & Phelps, dan lain-lain. Sementara lembaga pemeringkat (rating agency) yang ada di indonesia, seperti PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), PT Kasnic, dan lainlain (Fahmi, 2012, hal. 147).
7
Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aset, penjualan, dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Ketiga pengukuran tersebut digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut (Sudarmadji dan Sularto, 2007). Sedangkan menurut Yulia (2013) pengukuran perusahaan bertujuan untuk membedakan secara kuantitatif antara perusahaan besar (large firm) dengan perusahaan kecil (small firm) besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat mempengaruhi kemampuan manajemen untuk mengoperasikan perusahaan dengan berbagai situasi dan kondisi yang dihadapinya. Menurut Miswanto dan Husnan (1999) dalam Susilowati dan Sumarto (2010) ukuran perusahaan dapat diukur dengan menggunakan total asset, penjualan atau ekuitas. Jika jumlah asset, penjualan atau ekuitas tersebut besar, maka logaritma terhadap jumlah tersebut digunakan untuk tujuan penelitian. Proksi ukuran perusahaan dari penelitian ini mengunakan Ln net sales. Profitabilitas Rasio profitabilitas terdiri dari dua jenis rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan investasi. Menurut Harjito dan Martono (2011: 60-62) untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan digunakan rasio-rasio profitabilitas dan pengukurannya adalah sebagai berikut: 1. Return on Equity Return on Equity (ROE) atau sering disebut Rentabilitas Modal Sendiri dimaksudkan untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri. πΏπππ π΅πππ πβ π ππ‘πππβ πππππ Return on Equity = πππ‘ππ πΈππ’ππ‘ππ 2. Rentabilitas Ekonomis Rentabilitas Ekonomis atau sering disamakan dengan Earning Power dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. πΏπππ π πππππ’π πππππ πππ ππ’πππ Rentabilitas Ekonomis = πππ‘ππ π΄ππ‘ππ£π Dalam penelitian ini rasio dari profitabilitas yang diambil adalah ROE(Return On Equity). Secara umum ROE mengukur berapa banyak laba yang bisa diperoleh oleh perusahaan untuk setiap investasi yang dilakukan oleh pemegang saham. Likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek (Darsono & Ashari, 2005, hal. 51). Sedangkan menurut Septywanti (2013) Likuiditas adalah rasio yang menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Rasio likuiditas meliputi:
8
1. Rasio Lancar (current ratio), yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Rumus rasio lancar ini ialah: π΄ππ‘ππ£π πΏπππππ CR= πΎππ€ππππππ πΏπππππ 2. Rasio Cepat (Quick Ratio), yaitu kemampuan aktiva lancar minus persediaan untuk membayar kewajiban lancar. Rasio ini memberikan indikator yang lebih baik dalam melihat likuiditas perusahaan dibandingkan dengan rasio lancar, karena penghilangan unsur persediaan dan pembayaran dimuka serta aktiva yang kurang lancar dari perhitungan rasio. Rumus rasio cepat ini ialah: πΎππ +πΌππ£ππ π‘ππ π π½πππππ ππππππ+πππ’π‘πππ ππ πβπ QR= πΎππ€ππππππ πΏπππππ Dalam penelitian ini, rasio dari likuiditas yang diambil adalah current ratio (rasio lancar). Leverage Rasio leverage keuangan mengukur kaitan antara kewajiban dengan modal pemegang saham yang mendanai investasi tersebut. Semakin tinggi rasio leverage, dapat dikatakan bahwa semakin tinggi utang yang digunakan untuk membiayai investasi perusahaan. Perusahaan yang tidak mempunyai leverage berarti menggunakan modal sendiri 100% (Adrian, 2011). Rasio leverage meliputi (Darsono & Ashari, 2005, hal. 54): 1. Debt to Asset Ratio (DAR), Rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. Nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari risiko pada kreditor berupa ketidakmampuan perusahaan dalam membayar semua kewajibannya. Rumus DAR ini ialah: πππ‘ππ πΎππ€ππππππ DAR= πππ‘ππ π΄ππ‘ππ£π 2. Debt to Equity Ratio (DER), Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Semakin rendah pendanaan perusahaan yang disediakan oleh pemegang saham. Dari perspektif kemampuan membayar kewajiban jangka panjang, semakin rendah rasio akan semakin baik kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban panjang. Rumus DER ini ialah: πππ‘ππ πΎππ€ππππππ DER= πΈππ’ππ‘ππ ππππππππ ππβππ 3. Times Interest Earned, Rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan laba dalam membayar biaya bunga untuk periode sekarang. Investor dan kreditor lebih menyukai rasio yang tinggi karena rasio yang tinggi menunjukkan margin keamanan dari investasi yang dilakukan. Rumus dari rasio ini ialah: πΏπππ π πππππ’π πππππ πππ π΅πππ¦π π΅π’πππ Times Interest Earned= π΅πππ¦π π΅π’πππ Dalam penelitian ini, rasio dari leverage yang diambil adalah debt to equity ratio (DER)
9
Umur Obligasi Bursa efek indonesia (2010) mengartikan βJatuh Tempo (Maturity) adalah tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahunβ. Yang berarti obligasi dengan jatuh tempo yang lebih lama, akan memiliki kupon/bunga yang lebih tinggi. Akan tetapi, suatu obligasi yang mempunyai masa jatuh tempo yang lama akan meningkatkan risiko investasi, karena dalam periode yang cukup lama, risiko kejadian buruk atau peristiwa yang menyebabkan kinerja perusahaan menurun bisa saja terjadi, Rahardjo (2003) dalam Susilowati dan Sumarto (2010). Menurut Purnamawati (2013) Investor cenderung lebih menyukai obligasi dengan umur yang pendek karena penerbit lebih mampu dalam melunasi kewajiban pembayaran pokok pada saat jatuh tempo dibandingkan dengan umur obligasi yang jatuh temponya lama. Kerangka Pemikiran Peringkat obligasi adalah indikator penting dalam memutuskan berinvestasi dalam obligasi. Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian-penelitian sebelumnnya. Maka yang menjadi variabel-variabel yang diujikan dalam penelitian ini ialah; profitabilitas, likuiditas, leverage, ukuran perusahaan, dan umur obligasi. Return On Equity X1 H1 Current Ratio X2 Debt To Equity X3 Ukuran Perusahaan X4 Umur Obligasi X5
H2 H3 H4
Peringkat Obligasi Y
H5
y
10
Pengembangan Hipotesis Pengaruh Profitabilitas Terhadap Peringkat Obligasi Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan, yang menghasilkan keuntungan tingkat penjualan, modal saham, dan aset tertentu (Suharli, 2008). Semakin tinggi profitabilitas yang diproksikan dengan return on equity dapat diartikan bahwa semakin efisien memperoleh laba, semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam membayar bunga periodik serta melunasi pinjamannya (Septyawanti, 2013). Maka penerbit obligasi dinilai akan berperingkat baik karena laba yang diperoleh dapat digunakan untuk melunasi utang-utangnya. Menurut hasil penelitian yang dilakukan Magretta dan Nurmayanti (2009) menyimpulkan bahwa variabel profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat diambil hipotesis pertama penelitian ini sebagai berikut: H1= Diduga Profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi Pengaruh Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek saat jatuh tempo, makin tinggi rasio perusahaan tersebut maka semakin tinggi likuiditas perusahaan (Suharli, 2008). Sehingga likuiditas diperkirakan mampu mempengaruhi rating obligasi suatu perusahaan apabila tingkat likuiditasnya tinggi karna dengan melunasi jangka pendeknya, perusahaan juga diperkirakan mampu melunasi kewajiban jangka panjangnya (utang obligasi). Hasil dari penelitian Susilowati dan Sumarto (2010) menyimpulkan bahwa likuiditas dapat berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. Signifikannya hasil penelitian tersebut menurutnya disebabkan karena perusahaan manufaktur yang mempunyai likuiditas yang tinggi berarti aktiva lancarnya lebih besar dari hutang lancarnya, sehingga apabila suatu waktu terjadi perubahan kondisi ekonomi ataupun keuangan maka aktiva lancar terebut dapat digunakan untuk memenuhi kewajiban perusahaan yang terkait dengan obligasi pada saat jatuh tempo. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan hipotesis ke dua sebagai berikut: H2= Diduga Likuiditas berpengaruh terhadap peringkat obligasi Pengaruh Leverage Terhadap Peringkat Obligasi Rasio Leverage merupakan rasio keuangan yang menunjukkan proporsi penggunaan utang untuk membiaya investasi terhadap modal yang dimiliki (Magretta & Nurmayanti, 2009). Perusahaan dengan tingkat leverage yang rendah cenderung disukai para investor karena, investor memiliki kepercayaan bahwa perusahaan akan mampu melunasi seluruh kewajibannya ketika utang tersebut telah jatuh tempo (Septyawanti, 2013). Menurut hasil penelitian yang dilakukan Suharli (2007) menyimpulkan bahwa rasio leverage mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pemeringkatan obligasi. Berdasarkan penelitian sebelumnya maka dapat disimpulkan hipotesis ke tiga penelitian ini sebegai berikut: H3= Diduga Leverage berpengaruh terhadap peringkat obligasi Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi Semakin besar total aktiva, penjualan, dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu (Sudamarji & Sularto, 2007). Sehingga besar
11
ukuran suatu perusahaan dapat diindikasikan mempunyai rating obligasi yang baik karena dengan total aset, total penjualan dan kapitalisasi pasar yang dimiliki mampu menunjang/mencover utang perusahaan. Berdasarkan analisis dan uraian diatas dapat diambil hipotesis ke lima sebagai berikut: H4 = Diduga Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap peringkat Obligasi Pengaruh Umur Obligasi Terhadap Peringkat Obligasi Rahardjo (2003) dalam (Susilowati & Sumarto, 2010) menyatakan bahwa suatu obligasi yang mempunyai masa jatuh tempo yang lama akan meningkatkan resiko investasi karena dalam periode yang cukup lama, risiko kejadian buruk atau peristiwa yang menyebabkan kinerja perusahaan menurun bisa saja terjadi. Sehingga obligasi dengan umur jatuh tempo yang pendek mendapatkan peringkat obligasi yang baik. Berdasarkan analisis dan uraian diatas dapat diambil hipotesis ke lima sebagai berikut: H5= Diduga Umur Obligasi berpengaruh terhadap peringkat obligasi
12
METODOLOGI PENELITIAN Objek Dan Ruang Lingkup Penelitian Objek dan ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan go public yang terdaftar di BEI pada periode 2010 hingga 2013. Penelitian ini mengkaji tentang perusahaan-perusahaan yang menerbitkan surat utang dan memiliki rating obligasi yang diperingkatkan oleh PEFINDO. Metode Penelitian Untuk memperoleh data dalam penelitian ini adalah data dokumenter berupa laporan keuangan tahunan dan laporan IBMD yang menyediakan profil-profil perusahaan penerbit obligasi yang terdaftar di BEI selama periode 2010-2013, dan laporan pemeringkatan obligasi dari PEFINDO. Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel merupakan sesuatu yang dijadikan tolak ukur untuk mencapai tujuan tertentu dan hasil yang diinginkan. Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependen dan lima variabel bebas (independen) Variabel Dependen (Y) Variabel dependen dalam penilitian ini adalah peringkat obligasi (Bond Rating). Pengukuran variabel dependen yang digunakan dalam penilitian ini ialah skala ordinal berdasarkan obligasi yang diperingkatkan oleh PT PEFINDO. Ghozali (2013) Skala ordinal tidak hanya mengkategorikan variabel ke dalam kelompok, tetapi juga melakukan ranking terhadap kategori. Pengukuran variabel dependen ini dilakukan dengan memberi nilai skala pada masing-masing peringkat berdasarkan peringkat yang dikeluarkan Pefindo.
Skala 1 2 3 4 5 6 7 8
Kategori Peringkat Obligasi Simbol Keterangan AAA Superior AA Sangat Kuat A Kuat BBB Memadai BB Sedikit Lemah B Lemah CCC Rentan D Gagal
Variabel Independen (X) Variabel independen dalam penelitian ini adalah rasio-rasio keuangan berupa rasio profitabilitas (ROE), rasio leverage (DER), dan rasio likuiditas (CR), ukuran perusahaan dan umur obligasi. Profitabilitas Menunjukkan kapasitas perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio profitabilitas ini merupakan rasio yang hubungannya dengan kinerja perusahaan dalam memperoleh laba baik itu dari penjualan/pendapatan dan maupun hasil operasi lainnya. Semakin besar profitabilitas yang dihasilkan maka penerbit
13
obligasi dinilai akan berperingkat baik karena laba yang diperoleh dapat digunakan untuk melunasi utang-utangnya. Proksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ROE (Return on Equity) Harjito dan Martono (2011, hal. 62): Laba bersih setelah pajak ROE = Total ekuitas Likuiditas Likuiditas merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk melihat kapasitas perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas diperkirakan mampu mempengaruhi rating obligasi suatu perusahaan apabila tingkat likuiditasnya tinggi karna dengan melunasi jangka pendeknya, perusahaan juga diperkirakan mampu melunasi kewajiban jangka panjangnya (utang obligasi). Proksi dari likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio (CR) Darsono & Ashari (2005, hal. 51): π΄ππ‘ππ£π πΏπππππ CR= πΎππ€ππππππ πΏπππππ Leverage Semakin besar rasio leverage, dapat dikatakan bahwa semakin besar utang yang digunakan untuk membiayai investasi perusahaan. Secara umum rasio leverage mengukur hubungan antara total aset dan total ekuitas sebagai sumber dana aset perusahaan. Dalam penelitian ini proksi dari leverage yang digunakan ialah Debt to Equity Ratio (DER) Darsono & Ashari (2005, hal 52): πππ‘ππ πΎππ€ππππππ DER= πΈππ’ππ‘ππ ππππππππ ππβππ Ukuran Perusahaan Secara umum ukuran perusahaan (firm size) ialah skala besar kecilnya suatu entitas usaha yang diukur dari total aset, total penjualan, total ekuitas maupun kapitalisasi pasar. Semakin besar ukuran suatu perusahaan maka diindikasikan mempunyai rating obligasi yang baik karena dengan total aset, total penjualan dan kapitalisasi pasar yang dimiliki mampu menunjang/mencover utang perusahaan. Rumus firm size yang digunakan ialah Net Sales Magreta dan Nurmayanti (2009): Size = Ln Net Sales Umur Obligasi Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk diprediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun (BEI, 2010). Investor lebih cenderung menyukai obligasi dengan umur yang pendek karena resiko pengembalian lebih kecil dibandingkan dengan umur obligasi yang lebih lama. Umur obligasi merupakan variabel dummy. 0 jika obligasi memiliki umur lebih dari 5 tahun, dan 1 jika obligasi memiliki umur kurang dari 5 tahun (1-5 tahun). Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini ialah data sekunder yang diperoleh dari teknik data dokumenter laporan keuangan tahunan dan laporan perusahaan penerbit obligasi dari Indonesian Bond Market Directory (IBMD) periode 2010-2013 di Bursa Efek Indonesia, dan database peringkat obligasi yang disampaikan oleh PEFINDO.
14
Teknik Penentuan Populasi Dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang menerbitkan obligasi dalam laporan IBMD yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: 1. Perusahaan yang menerbitkan surat utang (Obligasi) 2. Obligasi perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013. 3. Obligasi tersebut diperingkat oleh Pemeringkat Efek Indonesia (PT PEFINDO) selama periode penelitian. 4. Obligasi perusahaan tersebut memiliki data laporan keuangan yang lengkap berhubungan dengan variabel-variabel penelitian. Dari kriteria tersebut, diperoleh 17 perusahaan dari 60 perusahaan penerbit obligasi yang mempunyai data peringkat dan laporan keuangan lengkap selama kurun waktu 2010-2013. Metode Analisis Dalam penelitian ini ada beberapa pengujian statistik yang digunakan, sebagai berikut: Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minumum, sum, range, kurtosi dan skewness (kemencangan distribusi). Analisis Tabulasi Silang (Crosstab) Analisis tabulasi silang pada prinsipnya menyajikan data dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom dan data untuk penyajian crosstab adalah data berskala nominal atau kategori. Pengujian crosstab dilakukan dengan uji Chisquares. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis sebagai berikut: Menilai Model Fit Hipotesis untuk menilai model fit adalah: Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesa nol agar supaya fit dengan data. Statistik yang digunakan berdasarkan fungsi likehood. Likehood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi β 2LogL (Ghozali, 2013). Menilai Kelayakan Model Regresi Hosmer and Lemeshowβs Goodness-of-Fit menguji hipotesis nol bahwa data empiriss cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan antara model dengan data sehingga model dikatakan fit). Jika nilai Hosmer dan Lemeshow goodness-of-fit test statistics sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai
15
observasinya sehingga Goodness-of-fit tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Statistics Hosmer and Lemeshow Goodness-of-fit lebih besar dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak berarti mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok dengan data observasinya (Ghozali, 2013). Estimasi Parameter dan Interpretasinya Estimasi parameter dapat dilihat pada output SPSS melalui koefisien regresi dari tiap variabel-variabel yang diuji akan menunjukkan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Ghozali, 2013). Menurut Ghozali (2013) pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan antara nilai probabilitas dengan tingkat signifikansi. Nilai probabilitas pada regresi ordinal dapat diketahui dari nilai Statistic Wald. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut: 1. Jika nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima (variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat). 2. Jika nilai probabilitas β€ 0,05 maka H0 ditolak (variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat). Regresi Logistik Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi logistik yang diukur dengan regresi logistik ordinal (ordinal logistic regression) karena variabel dependennya berupa ordinal (peringkat). Model regresi ordinal yang digunakan adalah sebagai berikut: π1+π2+β―+π8 Persamaan 1 : Logit (p1+p2+...p5)= Logπ1βπ2ββ―βπ8=Ξ±1 + Ξ²βX Persamaan 2 : Logit(p1+p2+...+p4)=Ξ± j + Ξ²1PROFIT + Ξ²2LIKUID + Ξ²3LEV + Ξ²4SIZE + Ξ²5MATURITY Keterangan: P : probabilitas peringkat obligasi AAA=1, AA=2, A=3, BBB=4, D=5 Ξ± : estimated Ξ²0- Ξ²5 : intercept PROFIT : tingkat profitabilitas yang diukur dengan menggunakan ROE LIKUID : tingkat likuiditas yang diukur dengan menggunakan CR LEV : tingkat leverage yang diukur dengan menggunakan DER SIZE : Ln Net Sales MATURITY : umur obligasi merupakan variabel dummy
16
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Dan Pembahasan Statistik Deskriptif Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Profitabilitas Likuiditas Leverage Ukuran Perusahaan Valid N (listwise)
Descriptive Statistics N Minimum Maximum 68 ,01 2,75 68 ,39 2,76 68 ,46 7,96 68 27,29 32,05 68
Mean ,2889 1,4104 1,7778 29,5974
Std. Deviation ,47437 ,59195 1,46598 1,27433
Sumber:Data Diolah, SPSS V.20 Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada tabel 4.2 diatas dapat di ketahui bahwa jumlah data yang di masukkan dalam pengujian ini sebanyak 68 data (17 sampel selama 4 tahun ) dan dapat disimpulkam bahwa : 1. Variabel Profitabilitas yang diukur menggunakan ROE memiliki nilai minimum 0,01, nilai maksimum 2,75, nilai rata-rata 0,2889 dengan standar deviasi 0,47437. 2. Variabel Likuiditas yang diukur menggunakan CR memiliki nilai minimun 0,39, nilai maksimun 2,76, nilai rata- rata 1,4104 dengan standar deviasi 0,59195. 3. Variabel Leverage yang diukur menggunakan DER memiliki nilai minimun 0,46, nilai maksimun 7,96, nilai rata-rata 1,7778 dengan standar deviasi 1,46598. 4. Variabel Ukuran Perusahaan yang diukur menggunakan Ln Net Sales memiliki nilai minimun 27,29, nilai maksimun 32,05, nilai rata-rata 29,5974 dengan standar deviasi 1,27433. Analisis Tabulasi Silang Analisis tabulasi silang yang digunakan dalam penelitian ini untuk variabel berskala nominal atau kategori (dummy) yang disajikan dalam bentuk tabulasi yang meliputi baris dan kolom. Pada penelitian ini yang merupakan variabel dengan skala nominal adalah Umur Obligasi (kode 0 untuk umur obligasi diatas 5 tahun, kode 1 untuk umur obligasi 1-5 tahun). Serta variabel Peringkat Obligasi (Peringkat AAA, AA, A, BBB, & D).
17
Sumber:Data diolah, SPSS V.20 Hasil crosstabulation Probabilitas Peringkat*Umur Obligasi adalah sebagai berikut; pada baris (Row) merupakan Probabilitas Peringkat yang terdiri dari 5 peringkat obligasi, sedangkan pada kolum (Coloumn) adalah variabel Umur Obligasi, 1-5 tahun (kode 1), dan diatas 5 tahun (kode 0). Untuk peringkat AAA jumlah umur obligasi (kode 0) ada 4 perusahaan sedangkan umur obligasi dengan kode 2 tidak ada. % within Probabilitas
18
Peringkat berarti persentase jumlah umur obligasi (kode 1) dengan peringkat AAA terhadap total umur obligasi kode 0 sebesar 100% (4/0). Untuk peringkat AA jumlah umur obligasi (kode 0) ada 2 perusahaan sedangkan umur obligasi dengan kode 2 terdapat 29 perusahaan. % within Probabilitas Peringkat AA terhadap total umur obligasi kode 0 sebesar 6,5% (2/31), Umur Obligasi kode 1 pada Probabilitas Peringkat AA sebesar 93,5% (29/31). % within Umur Obligasi berarti persentase umur obligasi diatas 5 tahun kode 0 terhadap total umur obligasi kode 0 semuanya adalah 20% (2/10). Chi-Square Tests Value df Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
53,084a 41,958 ,900
Asymp. Sig. (2sided) 4 ,000 4 ,000 1
,343
68
a. 8 cells (80,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,15.
Sumber:Data diolah, SPSS V.20 Chi-squares test digunakan untuk menguji apakah ada asosiasi atau hubungan antara Skala Peringkat dan Umur Obligasi. Hasil Chi-squares menunjukkan nilai sebesar 53,084 dengan probabilitas signifikan 0. Hasil Pengujian Hipotesis
Sumber:Data diolah, SPSS V.20 Jumlah sampel ada 68 perusahaan dengan perincian peringkat obligasi dengan probabilitas peringkat AAA= 4, probabilitas peringkat AA= 31, probabilitas peringkat A= 28, probabilitas peringkat BBB= 1, probabilitas peringkat D = 4.
19
Model
Model Fitting Information -2 Log Chi-Square Likelihood
Intercept Only 152,162 Final 122,141 Link function: Negative Log-log.
df
30,021
Sig.
5
,000
Sumber:Data diolah, SPSS V.20 Penilaian model fit pada regresi logistik ordinal dapat diketahui dari nilai 2 Log Likelihood pada tabel model fitting information. Tabel ini menunjukaan apakah dengan memasukkan variabel independen kedalam model hasilnya lebih baik dibandingkan dengan model yang hanya memasukkan intercept saja (Ghozali, 2013). Model hanya dengan intercept saja menghasilkan nilai 2loglikehood 152,162, sedangkan jika variabel independen X1 sd X5 dimasukkan kedalam model, maka nilai 2 likehood turun menjadi 122,141 dan penurunan ini signifikan pada 0,000 yang berarti model dengan variabel independen lebih baik dibandingkan hanya model dengan intercept saja. Jadi dapat disimpulkan bahwa model fit. Goodness-of-Fit Chi-Square df Pearson 255,118 263 Deviance 122,141 263 Link function: Negative Log-log.
Sig. ,625 1,000
Sumber:Data diolah, SPSS V.20 Tabel ini memberikan informasi apakah model fit dengan data. Goodnessof-fit menunjukkan nilai 0,625 (p>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang terbentuk adalah fit atau layak digunakan. Pseudo R-Square Cox and Snell ,357 Nagelkerke ,400 McFadden ,197 Link function: Negative Log log.
Sumber:Data diolah, SPSS V.20 Pseudo R-Square menjelaskan variasi peringkat obligasi perusahaan yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen X1 s/d X5 sebesar 19,7 %.
20
Parameter Estimates Estimate
Std. Error
Wald
Df
Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound
Upper Bound
[Peringkat = 1]
-15,04
5,34
7,92
1
,01
-25,51
-4,56
[Peringkat = 2] [Peringkat = 3] [Peringkat = 4] PROFIT
-12,69 -10,12 -9,89 -,67
5,16 5,17 5,17 ,35
6,04 3,83 3,66 3,68
1 1 1 1
,01 ,05 ,06 ,05
-22,81 -20,24 -20,02 -1,35
-2,57 ,01 ,25 ,01
,06 ,27 -,47 ,43
,27 ,14 ,17 ,51
,05 3,78 7,97 ,69
1 1 1 1
,82 ,05 ,01 ,41
-,48 -,00 -,80 -,58
,60 ,54 -,14 1,43
LIKUID LEV SIZE MATURITY Link function: Negative Log-log.
Sumber:Data diolah, SPSS V.20 Dari hasil di atas variabel independen yang signifikan adalah profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan dengan nilai signifikan sebesar 0,05, 0,05 dan 0,01. Persamaan regresinya adalah sebagai berikut: Logit (p1) = -15,04 β 0,67X1 + 0,06X2 + 0,27X3 β 0,47X4 + 0,43X5 Logit (p1+p2) = -12,69 β 0,67X1 + 0,06X2 + 0,27X3 β 0,47X4 + 0,43X5 Logit (p1+p2+p3) = -10,12 β 0,67X1 + 0,06X2 + 0,27X3 β 0,47X4 + 0,43X5 Logit (p1+p2+p3+p4) = -9,89 β 0,67X1 + 0,06X2 + 0,27X3 β 0,47X4 + 0,43X5 Dengan mengasumsikan variabel profitabilitas (X1)=1 dan variabel independen lainnya=0 maka besarnya pengaruh profitabilitas terhadap peringkat obligasi adalah: Exp (β15,04β0,67) p1= 1+Exp (β15,04β0,67) = 1,50395E-07 Exp (β12,69β0,67)
p1 + p2= 1+Exp (β12,69β0,67) = 1,57698E-06 Jadi p2 = 1,57698E-06 - 1,50395E-07 = 1,42658E-06 Exp (β10,12β0,67)
p1 + p2 + p3 = 1+Exp (β10,12β0,67) = 2,06041E-05 Jadi p3 = 2,06041E-05 - 1,42658E-06 = 1,91775E-05 Exp (β9,89β0,67)
p1 + p2 + p3 + p4 = 1+Exp (β9,89β0,67) = 2,59322E-05 Jadi p4 = 2,59322E-05 - 1,91775E-05 = 6,75466E-06 Jadi dapat disimpulkan bahwa kenaikan 1 unit X1 akan menurunkan probabilitas peringkat AAA sebesar 1,50E-07, menurunkan probabilitas peringkat AA sebesar 1,42E-06, menurunkan probabilitas A sebesar 1,91E-05, dan menurunkan probabilitas BBB sebesar 6,75E-06 serta akan menurunkan Odd rasio variabel X1 (exp-0,67) = 0,5117 atau 51,17% untuk peringkat obligasi macet.
21
Dengan mengasumsikan variabel leverage (X3)=1 dan variabel independen lainnya=0 maka besarnya pengaruh leverage terhadap peringkat obligasi adalah: Exp (β15,04β+0,27) p1= 1+Exp (β15,04+0,27) = 3,85009E-07 Exp (β12,69+0,27)
p1 + p2= 1+Exp (β12,69+0,27) = 4,03702E-06 Jadi p2 = 4,03702E-06 - 3,85009E-07 = 3,65201E-06 Exp (β10,12+0,27)
p1 + p2 + p3 = 1+Exp (β10,12+0,27) = 5,27444E-05 Jadi p3 = 5,27444E-05 - 3,65201E-06 = 4,90924E-05 Exp (β9,89+0,27)
p1 + p2 + p3 + p4 = 1+Exp (β9,89+0,27) = 6,63832E-05 jadi p4 = 6,63832E-05 - 4,90924E-05 = 1,72908E-05 Jadi dapat disimpulkan bahwa kenaikan 1 unit X3 akan menurunkan probabilitas peringkat AAA sebesar 3,85E-07, menurunkan probabilitas peringkat AA sebesar 3,65E-06, menurunkan probabilitas A sebesar 4,90E-05, dan menurunkan probabilitas BBB sebesar 1,72E-05 serta akan menurunkan Odd rasio variabel X1 (exp 0,27) = 1,31 untuk peringkat obligasi macet. Pengaruh variabel X4 (size) terhadap peringkat obligasi dapat diinterpretasikan sebagai berikut. X4=1 dan variabel independen lainnya =0, maka: Exp (β15,04β0,47) p1= 1+Exp (β15,04β0,47) = 1,83693E-07 Exp (β12,69β0,47)
p1 + p2= 1+Exp (β12,69β0,47) = 1,92612E-06 Jadi p2 = 1,92612E-06 - 1,83693E-07 = 1,74243E-06 Exp (β10,12β0,47)
p1 + p2 + p3 = 1+Exp (β10,12β0,47) = 2,51658E-05 Jadi p3 = 2,51658E-05 - 1,74243E-06 = 2,34234E-05 Exp (β9,89β0,47)
p1 + p2 + p3 + p4 = 1+Exp (β9,89β0,47) = 3,16735E-05 jadi p4 = 3,16735E-05 - 2,34234E-05 = 8,2501E-06 Jadi dapat disimpulkan bahwa kenaikan 1 unit X4 akan menurunkan probabilitas peringkat AAA sebesar 1,83E-07, menurunkan probabilitas peringkat AA sebesar 1,74E-06, menurunkan probabilitas A sebesar 2,34E-05, dan menurunkan probabilitas BBB sebesar 8,25E-06 serta akan menurunkan Odd rasio variabel X4 (exp-0,471) = 0,6250 atau 62,50% untuk peringkat obligasi macet.
22
Model Null Hypothesis General
Test of Parallel Linesa -2 Log Chi-Square Likelihood 122,141 118,247b
3,894c
df
Sig.
15
,998
Sumber:Data diolah, SPSS V.20 Uji parallel lines menilai apakah asumsi bahwa semua kategori memiliki parameter yang sama atau tidak (Ghozali, 2013). Model link function dikatakan sesuai jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05. Nilai pada uji parallel lines yang diperoleh sebesar 0,998 (p>0,05). Dengan demikian pemilihan model link function sudah sesuai. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Peringkat Obligasi Analisis untuk variabel profitabilitas yang diukur dengan menggunakan ROE menghasilkan nilai signifikan sebesar 0,05. Nilai Sig. yang diperoleh pada tabel 4.9 signifikan pada 0,05 artinya rasio ROE bisa digunakan untuk melihat peringkat obligasi dimasa mendatang. Hasil ini menunjukkan semakin tinggi profitabilitas maka semakin baik peringkat obligasi yang akan diperoleh perusahaan karena laba yang dihasilkan dapat digunakan untuk melunasi kewajibannya. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Septyawanti (2013) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa Pefindo melihat aspek penghasilan/laba suatu perusahaan sebagai penilaian/metodologi pemeringkatannya. Pengaruh Likuiditas Terhadap Peringkat Obligasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas yang diukur dengan menggunakan current ratio (CR) tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Nilai signifikan yang dihasilkan dari pengujian regresi ordinal pada tabel 4.9 sebesar 0,82. Nilai tersebut lebih besar dari (p>0,05) sehingga likuiditas (CR) tidak memiliki pengaruh sama sekali terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susilowati dan Sumarto (2010) dan Sari (2007) menyatakan bahwa current ratio memberikan pengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Perbedaan hasil penelitian dapat disebabkan karna perbedaan sampel yang digunakan dengan periode pengamatan. Tetapi hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Septyawanti (2013) menyimpulkan bahwa likuiditas yang diukur oleh CR tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa diduga perusahaan memiliki kewajiban yang lebih besar dibandingkan aset lancar perusahaan tersebut dengan kata lain rasio likuiditas yang dihasilkan rendah/kecil. sehingga perusahaan tidak akan mampu melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo, dan besar kemungkinan perusahaan tersebut akan mengalami likuidasi. Pengaruh Leverage Terhadap Peringkat Obligasi Analisis untuk variabel leverage yang diukur menggunakan DER menunjukkan nilai signifikan sebesar 0,05. Nilai Sig. yang diperoleh pada tabel 4.9 signifikan pada 0,05. Dengan demikian leverage dapat mempengaruhi peringkat obligasi. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Septyawanti (2013) menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap peringkat obligasi.
23
Menurut Septywanti (2013) Kepemilikan utang pada dasarnya diperbolehkan sejauh memberikan dampak positif bagi operasional perusahaan dan perusahaan mampu melaksanakan kewajibannya ketika jatuh tempo. Utang yang diperoleh mempengaruhi jumlah modal yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang mampu mengelola utang tersebut dengan baik, maka akan menghasilkan laba. Laba yang dihasilkan tentu saja akan berdampak pada peningkatan modal yang dimiliki perusahaan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa leverage mengindikasikan pemeringkatan yang dilakukan PEFINDO menggunakan analisis kinerja keuangan yang meliputi analisis tingkat utang. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi Hasil uji hipotesis empat menunjukkan bahwa ukuran perusahaan yang diukur dengan Ln Net Sales berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Nilai signifikan variabel Size sebesar 0,01 berada dibawah angka signifikan p<0,05. Signifikannya hasil penelitian ini disebabkan karena untuk melihat peringkat obligasi dalam pengukuran Size, net sales lebih cenderung diandalkan dibandingkan dengan total aset. sehingga besar total penjualan bersih mencerminkan perolehan laba perusahaan. Artinya net sales dapat dijadikan patokan investasi dalam obligasi dan dapat mempengaruhi peringkat obligasi yang diperoleh perusahaan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka semakin baik peringkat obligasi yang diperoleh perusahaan. Pengaruh Umur Obligasi Terhadap Peringkat Obligasi Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur obligasi tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Nilai signifikan variabel maturity ini sebesar 0,41 (p>0,05). Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Magretta dan Nurmayanti (2009) yang menyimpulkan bahwa maturity tidak memiliki pengaruh yang kuat terhadap peringkat obligasi sehingga investor boleh mengabaikan umur obligasi dalam melakukan investasi obligasi. Dapat ditarik kesimpulan bahwa umur obligasi bukan menjadi tolak ukur PEFINDO dalam memberikan rating.
24
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Penelitian ini meneliti tentang seberapa besar peringkat obligasi perusahaan dari PEFINDO yang dipengaruhi oleh rasio keuangan (profitabilitas, likuiditas, dan leverage) serta ukuran perusahaan dan umur obligasi. Analisis dilakukan dengan menggunakan regresi logistik ordinal (Ordinal Logistic Regression) dengan program SPSS 20. Data sampel penelitian sebanyak 68 peringkat obligasi perusahaan selama 4 tahun. Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan pada bagian sebelumnya dapat diringkas sebagai berikut: 1. Hasil uji kelayakan model Goodness-of-fit dengan tingkat signifikan 0,625 (p>0,05) menunjukkan bahwa model yang terbentuk adalah fit dengan data. 2. Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. 3. Likuiditas dan Umur Obligasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Saran Adapun saran-saran yang dapat diberikan oleh peneliti untuk penelitian di masa mendatang diantaranya: 1. Penelitian selanjutnya dapat mempertimbangkan untuk menggunakan objek penelitian seluruh obligasi sektor korporasi termasuk perbankan atau lembaga keuangan yang terdapat di Indonesia Bond Market Directory (IBMD). Dengan demikian akan memperoleh hasil yang lebih valid. 2. Penelitian selanjutnya hendaknya mempertimbangkan beberapa variabel lain yang sesuai dengan mekanisme penilaian rating yang dilakukan Pefindo. 3. Periode penelitian selanjutnya, baiknya menggunakan pengamatan diatas 4 tahun karena periode yang lebih panjang diharapkan dapat menyesuaikan umur obligasi pada saat jatuh tempo sehingga memungkinkan melihat kemampuan perusahaan dalam melunasi utang obligasinya.
25
DAFTAR PUSTAKA Bursa Efek Indonesia. (2010). Diambil kembali dari Informasi Bagi Investor: http://www.idx.co.id/id-id/beranda/informasi/bagiinvestor/obligasi.aspx Adrian, N. (2011). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi (Google). Amalia, N. (2013). PEMERINGKATAN OBLIGASI PT PEFINDO : BERDASARKAN INFORMASI KEUANGAN. Accounting Analysis Journal 2 (2) (2013) . Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan . Jakarta: Salemba Empat. Darsono, & Ashari. (2005). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta: Andi. Fahmi, I. (2012). Manajemen Investasi. Jakarta: Salemba Empat. Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisi Multivariate Dengan Program IBM SPSS 21 Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Linandarini, E. (2010). Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Peringkat Obligasi Perusahaan Indonesia. Skripsi (Google). Magretta, & Nurmayanti, P. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Non Akuntansi. Jurnal Bisnis dan Akuntansi. Maharti, E. D. (2011). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi. Skripsi (Google). Pemeringkat Efek Indonesia. (2015). Tentang Pefindo. Diambil kembali dari Pefindo: http://www.pefindo.com/index.php/pageman/page/about-us.php Purnamawati, A. (2013). Pengaruh Peringkat Obligasi, Tingkat Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Rasio Leverage, Ukuran Perusahaan dan Umur Obligasi pada Imbal Hasil Obligasi Korporasi di Bursa Efek Indonesia. Vokasi Jurnal Riset Akuntansi, Vol.2, No.1. Purwitasari, E., & Septiani, A. (2013). Analisis Pengaruh Struktur Modal Terhadap Profitabilitas. Diponegoro Journal of Accounting, Vol.2, N0.3. Septyawanti, H. I. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi Perusahaan. Accounting Analysis Journal.
26
Simamora, H. (2003). Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis Jilid II Edisi II. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Soemarso. (2005). Akuntansi: Suatu Pengantar, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat. Sudamarji, A. M., & Sularto, L. (2007). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan Terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan. Proceeding PESAT(Psikologi, Ekonomi, Satra, Arsitek & Sipil) Auditorium Kampus Gunadarma, Vol.2. Suharli, M. (2008). Pengaruh Rasio Keuangan dan Konservatisme Akuntansi Terhadap Pemeringkatan Obligasi. Susilowati, L., & Sumarto. (2010). Memprediksi Tingkat Obligasi Perusahaan Manufaktur yang Listing di BEI. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol 1, No.2. Warren, C. S., Reeve, J. M., & Fess, P. E. (2006). Pengantar Akuntansi Edisi 21. Jakarta: Salemba Empat. Weygandt, J. J., Kieso, D. E., & Kimmel, P. D. (2008). Pengantar Akuntansi, Edisi 7. Jakarta: Salemba Empat. Wibowo, H. (2001). Akuntansi Intermediate. Jakarta: Penerbit Erlangga. Yulia, M. (2013). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage, dan Nilai Saham Terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur, Keuangan, dan Pertambangan yang Terdaftar di BEI. Yulianingsih, G. (2013). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan yang Listing di BEI.