Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi Tahun 2015 Muhammad Deri Ramadhan1, Dewi Masyitah2, Ahmad Syauqy3 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Background: Hypertension still become a serious health problem around the world and one of hypertension causes that also become global problem is obesity. The simple tool to monitor nutritional status of adults especially about underweight and overweight is by using body mass index. Firmingham Heart Study (2002) reported that body mass index was closely related to the incidence of hypertension. The result of the study obtained that there were incidence enhancements of hypertension, diabetes and angina pectoris on obesity case. On MONICAJakarta population found that hypertension percentage of obesity individual is about 27,5% it is much higher than individual with normal weight (12,5%). Purpose: The purpose of this study was to determine the relationship of body mass index (BMI) with blood pressure of patients with hypertension in internal medicine clinic at Raden Mattaher Jambi Hospital in 2015. Methods: This study is an analytical survey study with cross sectional approach. it was conducted on February 17th to March 17th 2015 in internal medicine clinic at Raden Mattaher Jambi Hospital. The number of population in this research were 2.148 and samples total were 101 respondents. The selection of samples using consecutive sampling. Data was collected by using checklist sheet and analyzed by using Chi Square test with significance level α = 0,05. Results: The results of this study revealed positive correlation that was respondents with obesity more likely to have hypertension (91,3%) than respondents with non obesity who got hypertension (58,2%) and from the result of analysis by using Chi Square test obtained p-value: 0,000 (p < 0,05) it means that there is significant relationship between body mass index with blood pressure of patients with hypertension. Therefore, Patients with hypertension need to make efforts to control hypertension through blood pressure check, weight and treatment regularly on health care professional and implement healthy lifestyle in daily life by keeping a diet in order to achieve even maintain optimal weight sothat blood pressure can be controlled and avoid from any risk factors of many diseases or the risk of further complications. Conclusions: There is relationship between body mass index with blood pressure of patients with hypertension in internal medicine clinic at Raden Mattaher Jambi Hospital in 2015. Keywords: Body Mass Index, Blood Pressure, Hypertension. 1. Mahasiswa Jurusan Ilmu Keperawatan Universitas Jambi 2. Dosen Pembimbing Substansi 3. Dosen Pembimbing Metodologi
1
PENDAHULUAN Hipertensi masih merupakan masalah kesehatan serius di seluruh dunia. Penyebabnya antara lain prevalensi hipertensi yang semakin meningkat, sedikitnya penderita yang memperoleh terapi adekuat, masih banyaknya penderita yang tidak terdeteksi serta tingginya morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi hipertensi.1 Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2008, Jumlah orang yang menderita hipertensi meningkat dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi 1 miliar pada tahun 2008 dan diperkirakan pada tahun 2025 jumlah penderita penyakit hipertensi akan mengalami peningkatan yaitu menjadi 2,6 miliar orang.2 Di Indonesia, dari 10 penyakit utama penyebab kematian di rumah sakit tahun 2008, penyakit sirkulasi darah menempati urutan pertama yaitu sebesar 23.163 orang dengan Case Fatality Rate (CFR) 11,06%.3 Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2011, hipertensi menempati urutan kedua dari 10 penyakit terbanyak di rumah sakit pada pasien rawat jalan tahun 2010, yaitu sebesar 325.112 kasus dengan kasus baru sebesar 30,58%.4 Dalam Riskesdas tahun 2013, kecenderungan prevalensi hipertensi mengalami kenaikan dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun 2013. Prevalensi hipertensi pada penduduk umur 18 tahun ke atas di Indonesia adalah sebesar 25,8%.5 Data dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi, jumlah penderita yang berkunjung ke Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Raden Mattaher Jambi pada bulan Januari-November 2014 sebanyak 9.973 kali kunjungan. Distribusi frekuensi sepuluh besar penyakit di poliklinik penyakit dalam pada bulan Januari-November 2014 dapat dilihat pada tabel 1. sebagai berikut: Tabel 1.
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Distribusi Frekuensi Sepuluh Besar Penyakit di Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Raden Mattaher Jambi Periode Januari-November Tahun 2014 Nama Penyakit Jumlah % Hipertensi 2.148 21,54 Diabetes Melitus 1.919 19,24 Konsul 1.060 10,63 DM+Ht 958 9,61 Dyspepsia 878 8,80 DM Tipe II 840 8,42 Osteoarthritis (OA) 774 7,76 THD 518 5,20 Gastritis 518 5,20
10.
Hepatitis 360 3,61 Total 9.973 100 Sumber: Rekam Medis RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2014 Salah satu faktor yang menjadi masalah global penyebab hipertensi adalah berat badan berlebih. Swedish Obese Study (1999) melaporkan bahwa angka kejadian hipertensi pada obesitas adalah sekitar 13,6% dan Firmingham Heart Study (2002) mendapatkan adanya peningkatan insidensi hipertensi, diabetes melitus, dan angina pektoris pada kasus obesitas.6 Obesitas adalah suatu keadaan dimana seseorang memiliki lemak tubuh dengan proporsi yang tidak sehat dan kadar tinggi yang abnormal dalam tubuh.7 Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa prevalensi obesitas pada laki-laki dewasa (> 18 tahun) sebanyak (19,7%), lebih tinggi dari tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%). Sedangkan prevalensi obesitas pada perempuan dewasa (> 18 tahun) sebanyak (32,9%), naik 18,1% dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5% dari tahun 2010 (15,5%). Hal ini menegaskan bahwa Indonesia masih dibebani oleh salah satu masalah gizi lebih yaitu obesitas.5 Penentuan status obesitas yang sering dan telah lama digunakan adalah dengan menggunakan antropometri. Terdapat berbagai metode pengukuran antropometri tubuh yang dapat digunakan sebagai skreening obesitas, salah satunya indeks massa tubuh.8 Indeks massa tubuh merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Penggunaan indeks massa tubuh hanya berlaku untuk orang dewasa berumur di atas 18 tahun.8 Beberapa peneliti melaporkan bahwa indeks massa tubuh berkaitan erat dengan kejadian hipertensi dan diduga peningkatan berat badan berperan penting pada mekanisme timbulnya hipertensi pada penderita obesitas.6 Data dari Third National Health Nutrition and Examination Survey (NHANES III) tahun 2004 memperlihatkan hubungan linier yang bermakna antara peningkatan Body Mass Index (BMI) dan tekanan darah sistolik, diastolik, dan tekanan nadi (pulse pressure) pada populasi Amerika. Pada populasi MONICA-Jakarta ditemukan bahwa presentase hipertensi pada individu yang obesitas sebesar 27,5%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan individu berat badan normal (12,5%).9 Peneliti melakukan survey awal kepada 10 pasien dengan diagnosis hipertensi yang
2
berkunjung ke Poliklinik Penyakit Dalam RSUD Raden Mattaher Jambi. Dari survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, peneliti menemukan 6 dari 10 pasien adalah mereka yang mengalami kelebihan berat badan dimana ukuran berat badan tidak seimbang dengan tinggi badan sehingga dapat dikategorikan berdasarkan klasifikasi indeks massa tubuh pada berat badan lebih (overweight) sebanyak 2 orang dan Obesitas sebanyak 4 orang.
Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah pada penderita hipertensi adalah uji Chi Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05. HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Karakteristik Umum dan Faktor Risiko Variabel
TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan tekanan darah pada penderita hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi. 2. Tujuan Khusus a. Memperoleh gambaran karakteristik penderita hipertensi berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan dan pekerjaan di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi. b. Memperoleh gambaran karakteristik faktor risiko (indeks massa tubuh, kebiasaan merokok, kebiasaan konsumsi alkohol) penderita hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi. c. Memperoleh gambaran tekanan darah penderita hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi. d. Menganalisis hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah penderita hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang).10,11 Pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dengan sampel sebanyak 101 responden.12 Instrumen yang digunakan berupa rekam medis, stetoskop, spigmomanometer, timbangan injak, mikrotoise, lembar ceklist. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17 Februari-17 Maret 2015 di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi.
Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia 15-24 Tahun 25-44 Tahun 45-64 Tahun ≥ 65 Pendidikan Perguruan Tinggi SMA SMP SD Tidak sekolah/ tidak tamat SD Pekerjaan IRT Wiraswasta Pensiunan PNS PNS Pegawai Swasta Petani Konsumsi Obat Antihipertensi Ya Tidak Riwayat Keturunan Hipertensi Ada Tidak ada Kebiasaan Merokok Ya Tidak Kebiasaan Konsumsi Alkohol Ya Tidak Indeks Massa Tubuh Obesitas Non obesitas Tekanan Darah TD tinggi TD normal
Frekuensi
Persentase (%)
48 53
47,5 52,5
10 72 19
9,9 71,3 18,8
25 27 17 31 1
24,8 26,7 16,8 30,7 1,0
41 29 13 12 6 -
40,6 28,7 12,9 11,9 5,9 -
95 6
94,1 5,9
52 49
51,5 48,5
39 62
38,6 61,4
1 100
0,99 99,01
46 55
45,5 54,5
74 27
73,3 26,7
3
Pada tabel 1. diketahui bahwa lebih dari separuh responden berjenis kelamin perempuan (52,5%). Sebagian besar responden penelitian berada pada rentang usia 45-64 tahun (71,3%). Pendidikan terakhir responden terbanyak yaitu SD (30,7%). Keseharian beraktivitas responden sebagian besar sebagai ibu rumah tangga (40,6%). Pada umumnya responden mengonsumsi obat antihipertensi (94,1%). Hasil penelitian pada tabel 1. juga menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden memiliki riwayat keturunan hipertensi (51,5%). Lebih dari separuh responden tidak memiliki kebiasaan merokok (61,4%). Pada umumnya responden tidak memiliki kebiasaan konsumsi alkohol (99,01%). Lebih dari separuh responden memiliki kategori indeks massa tubuh nonobesitas (54,5%). Sebagian besar responden mengalami tekanan darah tinggi (73,3%). 2. Analisis Bivariat Tabel 2. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi Indeks Massa Tubuh
Tekanan Darah Tinggi
Jumlah
pvalue
%
N
%
0,000
Normal
N
%
N
Obesitas
42
91,3
4
8,7
46
100
Non Obesitas Jumlah
32
58,2
23
41,8
55
100
74
73,3
27
26,7
101
100
Pada tabel 2. diketahui bahwa dari 46 orang responden yang mengalami obesitas, pada umumnya memiliki TD yang tinggi yaitu sebanyak 42 responden (91,3,%) dan hanya 4 responden (8,7%) yang mengalami obesitas dengan tekanan darah normal. Sedangkan indeks massa tubuh responden yang tergolong non obesitas mengalami tekanan darah tinggi sebanyak 32 responden (58,2%) dan responden non obesitas dengan tekanan darah normal sebanyak 23 responden (41,8%). Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-square diperoleh nilai p-value 0,000 (pvalue < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah penderita hipertensi yang berobat ke Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD Raden Mattaher Jambi.
PEMBAHASAN Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di Poliklinik Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raden Mattaher Jambi Pada penelitian ini responden yang mengalami obesitas ditemukan lebih banyak mengalami hipertensi. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Hendro (2012)13 tentang ”Hubungan antara Obesitas dengan Kejadian Hipertensi pada Populasi di Kecamatan Sintang”. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagian besar responden yang obesitas mengalami hipertensi (78,7%). Sedangkan status indeks massa tubuh yang normal sebagian besar tidak mengalami hipertensi (63,5%). Hal ini juga didukung oleh penelitian Sihombing (2010)14 yang menyebutkan bahwa dari hasil penelitian diketahui prevalensi hipertensi pada responden obesitas sebesar (48,6%) dimana presentase prevalensi hipertensi pada laki-laki obesitas (50,1%) sedangkan prevalensi hipertensi pada perempuan obesitas (47,9%). Nilai ini cukup tinggi bila dibandingkan dengan prevalensi hipertensi pada orang obesitas seperti yang dilaporkan oleh Swedish Obese Study yaitu 13,6%.6 Mekanisme bagaimana obesitas menyebabkan hipertensi memang masih belum pasti, tetapi daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah pada penderita obesitas dengan hipertensi biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan penderita hipertensi dengan berat badan normal. Patofisiologi tersebut dititikberatkan pada tiga hal utama yaitu gangguan autonom, resistensi insulin, serta abnormalitas struktur dan fungsi pembuluh darah. Ketiga hal tersebut dapat memengaruhi satu dengan lainnya.15,16,17 Pada orang dengan obesitas biasanya terjadi resistensi insulin dan gangguan fungsi endotel pembuluh darah yang menyebabkan vasokontriksi dan reabsorpsi natrium di ginjal yang mengakibatkan hipertensi. Retensi garam berhubungan dengan hiperinsulinemia pada obesitas yang menyebabkan hipertensi. Demikian juga insulin dapat meningkatkan produk norepinephrine plasma yang bermakna yang dapat meningkatkan tekanan darah. Perbaikan tekanan darah dan respons intoleransi glukosa dengan penurunan kadar insulin plasma. Resistensi insulin dapat meningkatkan tekanan darah melalui penurunan nitric oxide yang menimbulkan vasodilatasi, peningkatan sensitivitas garam atau peningkatan volume plasma.16,18
4
Mengatasi obesitas adalah langkah yang harus dilakukan. Mengatasi obesitas adalah langkah yang harus dilakukan. Salah satu upaya untuk mengatasi obesitas yaitu dengan mengatur pola makan. Hindari makanan yang dikonsumsi banyak mengandung lemak dan gula, misalnya makanan siap saji, seperti gula, fruktosa, soft drink, bir dan wine karena karbohidrat jenis ini lebih mudah diserap oleh tubuh. Batasi pemakaian garam dan makanan yang diasinkan seperti cumi asin, ikan asin, telur asin dan kecap asin.7,19 Selain itu berolahraga, olahraga yang teratur dan terkontrol seperti jalan kaki cepat, berlari, naik sepeda dan berenang juga dapat mengurangi atau mencegah obesitas serta mengurangi asupan garam ke dalam tubuh. Garam akan keluar dari dalam tubuh bersama keringat.19,20 Implikasi keperawatan, menurut peneliti peran perawat salah satunya dalam tindakan keperawatan pasien hipertensi dengan kelebihan berat badan yaitu sesuai dengan diagnosis keperawatan ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan yaitu memberi edukasi berupa pendidikan kesehatan pada pasien hipertensi mengenai upaya mengatasi obesitas dan pengendalian hipertensi. Intervensi ini memang merupakan peran dari seorang perawat sebagai edukator. Selain peran sebagai edukator, peran perawat sebagai konsultan juga harus dilaksanakan oleh perawat, yaitu sebagai tempat konsultasi bagi pasien hipertensi untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Dengan intervensi keperawatan diharapkan pasien hipertensi dapat mencapai bahkan mempertahankan berat badan yang optimal. Oleh sebab itu, tidak hanya pasien dengan hipertensi, masyarakat perlu menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari, menjaga pola makan agar terhindar dari kelebihan berat badan serta terhindar dari faktor risiko berbagai penyakit. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian setelah dilakukan serangkaian analisis serta pembahasan, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Lebih dari separuh responden berjenis kelamin perempuan. Sebagian besar responden penelitian berada pada rentang usia 45-64 tahun. Pendidikan terakhir responden terbanyak yaitu SD. Keseharian beraktivitas responden sebagian besar
sebagai ibu rumah tangga. Pada umumnya responden mengonsumsi obat antihipertensi. 2. Lebih dari separuh responden memiliki riwayat keturunan hipertensi. Lebih dari separuh responden tidak memiliki kebiasaan merokok. Pada umumnya responden tidak memiliki kebiasaan konsumsi alkohol. Lebih dari separuh responden memiliki kategori indeks massa tubuh nonobesitas. 3. Sebagian besar responden mengalami tekanan darah tinggi. 4. Terdapat hubungan yang bermakna antara indeks massa tubuh dengan tekanan darah pada penderita hipertensi. Dari hasil dan pembahasan yang telah peneliti uraikan, maka peneliti menyarankan: 1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi Agar dapat melengkapi arsip rekam medis mengenai status gizi pasien dan diagnosis medis mengenai jenis hipertensi yang dialami oleh pasien. Selain itu perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan dalam memberikan program promosi kesehatan dan penyuluhan (pojok gizi dalam memberikan konseling mengenai pola diit pada penderita hipertensi). 2. Bagi Ilmu Keperawatan Dari hasil penelitian diketahui cukup banyak pasien hipertensi dengan obesitas. Diharapkan perawat dapat memaksimalkan peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dengan melakukan intervensi keperawatan seperti dengan memberikan pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan pengendalian berat badan dan tekanan darah. Jika perlu berkolaborasi dengan ahli gizi untuk membantu mencapai bahkan mempertahankan berat badan yang optimal bagi penderita hipertensi sehingga dapat berkontribusi dalam pembangunan kesehatan dan mensejahterakan kesehatan pasien dengan hipertensi. 3. Bagi Masyarakat Dari hasil penelitian diperoleh adanya hubungan indeks massa tubuh (IMT) dengan tekanan darah pada penderita hipertensi. Oleh sebab itu, masyarakat perlu melakukan pemeriksaan tekanan darah, berat badan dan pengobatan secara rutin pada petugas kesehatan serta menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan seharihari dengan menjaga pola makan agar terhindar dari kelebihan berat badan, melakukan aktivitas fisik secara teratur, menghentikan kebiasaan merokok dan menghindari konsumsi minuman beralkohol agar dapat dikontrol dan terhindar dari
5
faktor risiko berbagai penyakit atau risiko komplikasi lebih lanjut. 4. Bagi Peneliti Lain Diharapkan bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian yang bersifat prospektif mengenai status gizi pasien hipertensi berdasarkan data jumlah asupan makanan sehari-hari atau faktor risiko lain yang berhubungan dengan hipertensi atau penyakit kardiovaskular lainnya dengan variabel penelitian yang lebih banyak beserta kepatuhan penggunaan antihipertensi yang digunakan. Kemudian diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi penelitian lain dan juga bagi tenaga kesehatan dalam upaya pencegahan faktor risiko hipertensi. DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Yogiantoro, Mohammad. Hipertensi esensial. In: Sudoyodkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: FKUI; 2006 World Health Organization. Raised Blood Pressure Situation and Trends (online). World Health Organization; (diakses 21 Nov 2014). Diunduh dari URL: http://www.who.int/gho/ncd/risk_factors/b lood_pressure_prevalence_text/en/index.html Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2008 (online). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2009 (diakses 21 Nov 2014). Diunduh dari URL: http://www.depkes.go.id/downloads/publi kasi/profil%20kesehatan%20indonesia%2 02008.pdf Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011 (online). Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2012 (diakses 21 Nov 2014). Diunduh dari URL: http://www.depkes.go.id/downloads/profil 2011-v3.pdf Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Litbangkes, Kemenkes RI; 2013 (diakses 21 Nov 2014). Diunduh dari URL: http://depkes.go.id/downloads/riskesdas20 13/hasil%20Riskesdas%202013.pdf Kapojos. EJ. Hipertensi dan Obesitas. Jantung Hipertensi. Journal Kardiologi
7.
8.
9.
10. 11.
12.
13.
14.
15.
tahun 2009. (diakses 21 Nov 2014). Diunduh dari URL: http://www.jantunghipertensi.com/index2. php?option=com_content&do_pdf=1&id= 336 Proverawati, A. Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan pada Remaja. Yogyakarta: Muha Medika; 2010 Supariasa, Nyoman. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002 Lilyasari, O. Hipertensi dengan Obesitas: Adakah Peran Endotelin. Jakarta: Jurnal Kardiologi Indonesia; 2007 Sastroasmoro, S. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Ed ke 4. Jakarta: Sagung Seto; 2011 Hidayat, A. Aziz Alimul. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi ke-2. Jakarta: Salemba Medika; 2012 Dahlan, S. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Ed ke 3. Jakarta: Salemba Medika; 2010 Hendro. Hubungan antara Obesitas dengan Kejadian Hipertensi pada Populasi di Kecamatan Sintang. Diunduh dari URL: jurnal.untan.ac.id/index.php/jfk/article/do wnload/8722/8678; 2012 (Diakses 15 Apr 2015) Sihombing M. Hubungan Perilaku Merokok, Konsumsi Makanan/Minuman dan Aktivitas Fisik dengan Penyakit Hipertensi pada Responden Obes Usia Dewasa di Indonesia. Diunduh dari URL: http://indonesia.digitaljournals.org/index.p hp/idnmed/article/viewFile737/740; 2010 (Diakses tanggal 15 Apr 2015) Harrison. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: EGC; 1999
16. Dornfeld LP, Maxwell MH, Wals A, Tuck M. Mechanisms of Hypertention in Obesity. Kidney Int; 1987 (diakses pada tanggal 26 November 2014). Diunduh dari URL: http://saripediatri.idal.or.id/pdfile/11-46.pdf 17. Sinaiko AR, Steinberger J, Moran A, Prineas RJ, Vessby B, Basu dkk. Relation of Body Mass Index and Insulin Resistance to Cardiovascular Risk Factors, Inflammatory Factors, and Oxidative Stress During Adolescence. Circulation; 2005
6
18. Manunta P, Bianchi G. Low-Salt Diet and Diuretic Effect on Blood Pressure and Organ Damage. J Am Soc Nephrol; 2004 19. Finsie L W. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien Rawat Jalan Puskesmas Ratahan Kabupaten Minahasa Tenggara.
Diunduh dari URL: http://fkm.unsrat.ac.id/wpcontent/uploads/2014/11/finsi.pdf; 2014. (Diakses 14 Apr 2015) 20. Dalimartha, S. Care Your Self Hipertensi. Jakarta: Penebar Plus+; 2008
7