HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN DIAPER ANAK PADA IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA TODDLER DI KAMPUNG NGADIMULYO PAKUNCEN WIROBRAJAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
Disusun Oleh: MUHAMMAD ARISY DEKY PRABOWO 201210201046
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2016 i
ii
HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TOILET TRAINING DENGAN PERILAKU PENGGUNAAN DIAPER ANAK PADA IBU YANG MEMPUNYAI ANAK USIA TODDLER DI KAMPUNG NGADIMULYO PAKUNCEN WIROBRAJAN YOGYAKARTA ASSOCIATION BETWEEN TOILET TRANING KNOWLEDGE AND DIAPER USE BEHAVIORS IN MOTHERS WITH TODDLERS AT KAMPUNG NGADIMULYO PAKUNCEN WIROBRAJAN YOGYAKARTA Muhammad Arisy Deky Prabowo, Ery Khusnal Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas‘Aisyiyah Yogyakarta Email:
[email protected]
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pengetahuan tentang toilet training dengan perilaku penggunaan diaper anak pada ibu yang mempunyai anak usia toddler di Kampung Ngadimulyo Pakuncen Wirobrajan Yogyakarta. Metode penelitian korelasional dengan rancangan pendekatan cross sectional. Penelitian melibatkan 34 ibu dengan anak usia toddlers yang diambil dengan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dianalisis dengan spearman rank. Analisis spearman rank menunjukkan pada taraf signifikansi diperoleh nilai sehingga . Hasil penelitian menyimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang toilet training dengan perilaku penggunaan diaper anak pada ibu yang mempunyai anak usia toddler di Kampung Ngadimulyo Pakuncen Wirobrajan Yogyakarta. Kata Kunci
: pengetahuan, toilet training, toddler, perilaku penggunaan diaper
Abstract : This research aim is to analyzed the association between toilet training knowledge and diaper use behaviors in mother with toddlers at Kampung Ngadimulyo Pakuncen Wirobrajan Yogyakarta. Correlation study with cross sectional approach design used in this research. Respondent consisted of 34 mothers with toddlers and were taken by simple random sampling. Data collected by questionnaire and analyzed by spearman rank. Spearman rank analysis showed that at , values obtained, so . Toilet training knowledge and diapers use behaviors had no significant relationship in mother with toddlers at Kampung Ngadimulyo Pakuncen Wirobrajan Yogyakarta. Keywords
: knowledge, toilet training, toddler, diaper use behaviors
iii
penduduk indonesia dan menurut survey
LATAR BELAKANG Orang tua terutama ibu sangat
kesehatan
rumah
tangga
(SKRT)
berperan penting dalam perkembangan
nasional diperkirakan jumlah balita yang
anak karena dalam masa pembentukan
susah menggontrol BAB dan BAK
kepribadian anak akan
menentukan
(menggompol) di usia sampai prasekolah
bagaimana anak akan menapaki tahap
mencapai 75 juta anak (Ribat, 2003
perkembangan selanjutnya. Anak yang
dalam Pusparini, 2010).
mengalami
banyak
konflik
dan
Dewasa
ini
banyak
ibu
yang
hambatan pada usia toddler (1-3 tahun)
membiasakan anak memakai diaper
akan memunculkan masalah pada tahap
karena hanya melihat dari sudut pandang
perkembangan selanjutnya (Nuryanti,
kepraktisan dan kenyamanan. Semakin
2008).
majunya zaman juga membuat banyak
Pada anak usia 1-3 tahun atau
ibu yang cenderung memakaikan diapers
toddler salah satu hambatannya yaitu
pada anaknya dengan alasan karena
pelatihan toilet training (Nursalam dkk,
sibuk bekerja, praktis, tidak repot, dan
2008). Pelatihan toilet training adalah
lain-lain.
hal yang kepada
penting untuk ibu berikan
Berdasarkan penelitian di Inggris
anak maka dari itu ibu harus
terdapat 45% anak masih menggunakan
melatih anak
pelatihan
penggunaan
diaper di usia toddler meskipun dalam
toilet training, dalam hal ini ibu harus
waktu singkat. 17% harus memulai
memahami
proses toilet training lagi minimal sekali
keadaan
anak
terutama
dalam toilet training (Warner, 2006)
untuk tidak menggunakan diapers, 17%
Pengetahuan tentang toilet training
harus memulai lagi setelah lebih dua
sangat penting untuk dimiliki seorang
kali, dan 35% harus memulai berkali-
ibu karena hal ini akan berpengaruh pada
kali (Warner, 2006).
penerapan toilet training pada anak. Melatih
toilet
anak
memakai diaper dari kecil mengalami
membutuhkan waktu dan kesabaran, hal
keterlambatan jika dibandingkan anak
tersebut memungkinkan sebagian orang
yang tidak memakai diaper ketika
tua
berhadapan pada tuntutan lingkungan
memilih
training
pada
Anak usia 1-3 tahun yang terbiasa
menggunakan
diapers
supaya lebih efisien (Febrida, 2011).
yang mengharuskan anak untuk mampu mengeluarkan
sisa
makanan
dan
Di Indonesia diperkirakan jumlah
minuman ditempat yang semestinya
balita mencapai 30% dari 250 juta
yaitu toilet. Keterlambatan tersebut dapat
berdampak
panjang
dewasa
toilet karena kesibukan dan cenderung
apabila tidak segera ditangani (Punky,
memakaikan diapers karena praktis dan
2005).
tidak repot. Sedangkan 2 ibu lainnya
Pemakaian
hingga
diaper
pada
anak
seharusnya dihentikan pada saat anak berusia 2 tahun karena diaper membuat
kurang mengerti cara melatih anak BAB dan BAK yang baik dan benar. Berdasarkan
fenomena
tersebut
anak tidak terlatih mengendalikan kapan
penulis berkeinginan untuk meneliti
saatnya BAK atau BAB. Para peneliti
Hubungan Pengetahuan Tentang Toilet
menyarankan orang tua mendidik anak
Training Dengan Perilaku Penggunaan
agar terbiasa untuk BAK/BAB saat anak
Diapers
berusia 18 bulan (Asti, 2006).
Mempunyai Anak Usia Toddler di
Penelitian yang berhubungan dengan perilaku
penggunaan
diapers
sudah
banyak dilakukan. Perilaku penggunaan diapers
Pada
Ibu
Yang
Kampung
Ngadimulyo
Kelurahan
Pakuncen,
Kecamatan
Wirobrajan
Yogyakarta.
yang dihubungkan dengan
berbagai
faktor
seperti
tingkat
pengetahuan, peran ibu, frekuensi lama penggunaan diapers dan pola asuh orang tua sudah ada yang meneliti,
namun
penelitian yang meneliti tentang perilaku penggunaan diaper yang dihubungkan dengan pengetahuan
tentang
toilet
training masih sedikit yang dilaporkan dalam jurnal maupun karya ilmiah. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada bulan November di kampung Ngadimulyo pakuncen Wirobrajan Yogyakarta dari 50 anak terdapat 25 anak berusia 1-3 tahun
Anak
menggunakan
diapers.
Hasil
wawancara dengan menemukan 3 dari 5 ibu mengatakan tahu cara melatih anak BAB dan BAK tapi tidak sempat mengajarkan anak BAB dan BAK di
METODE PENELITIAN Metode studi korelasional dengan pendekatan cross sectional. Pengetahuan dan perilaku penggunaan diaper diukur dengan kuesioner. Responden diambil dengan teknik simple random sampling.
HASIL PENELITIAN Profil Kampung Ngadimulyo, Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta Penelitian ini dilakukan di Kampung
Program posyandu anak sayangnya
Ngadimulyo yang berada di wilayah
hanya terfokus pada penimbangan berat
Kelurahan
Pakuncen,
Kecamatan
badan, peningkatan gizi dan cakupan
Wirobrajan
Yogyakarta.
Kampung
status imunisasi. Toilet traning belum
Ngadimulyo berada di wilayah kerja
termasuk
dalam
program
promosi
Puskesmas Wirobrajan dan juga telah
kesehatan
karena
masih
memiliki layanan posyandu anak.
sebagai wilayah internal parenting.
dipandang
Karakteristik Responden Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Karakteristik Karakteristik Responden Frekuensi (f) Persentase (%) Usia ibu 24-29 tahun 20 58,8 30-35 tahun 14 41,2 Pendidikan ibu
SMA D3 S1
31 1 2
91,1 2,9 5,8
Pekerjaan ibu
Buruh PNS Karyawan IRT Wiraswasta
1 1 9 21 2
2,9 2,9 26,4 61,7 5,8
Usia anak
1-1,5 tahun 2-3 tahun
8 26
23,5 76,4
Jenis kelamin anak
Perempuan Laki-laki
15 19
44,1 55,9
Kedudukan anak
Anak pertama Anak kedua Anak ketiga
23 9 2
67,7 26,5 5,9
18 10 5 34
52,9 29,4 17,7 100
Pendapatan per bulan
<1,5 juta 1,5-2 juta >2 juta Jawaban (n)
Berdasarkan
tabel
4.1
diketahui
yang dominan yaitu berusia 24-29 tahun
bahwa sebagian besar responden pada
(58,8%), berpendidikan SMA (91,1%),
penelitian ini memiliki karakteristik
berprofesi sebagai IRT (61,7%) dan
berpendapatan per bulan di bawah 1,5
tahun (76,4%), berjenis kelamin laki-laki
juta rupiah (52,9%). Sementara itu
(55,9%) dan merupakan anak pertama
sebagian besar anak responden memiliki
(67,7%).
karakteristik dominan yaitu berusia 2-3 Pengetahuan Toilet Training Pada Ibu yang Mempunyai Anak Usia Toddler Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Toilet Training Ibu Pengetahuan TT Frekuensi (f) Baik 21 Cukup 13 Kurang 0 Jawaban (n) 34
Persentase (%) 61,8 38,2 0 100
Pada tabel 4.2 dapat diketahui bahwa
toilet training yang baik (61,8%). Tidak
sebagian
pada
ada responden yang diketahui memiliki
penelitian ini memiliki pengetahuan
pengetahuan toilet training yang kurang.
besar
responden
Tabel 4.3 Deskripsi Pengetahuan Toilet Training (TT) Ibu No
Pernyataan
1 2
TT adalah cara buang air besar dan buang air kecil Kesiapan fisik, mental, psikologis dan orang tua merupakan faktor yang mendukung TT pada anak. Menjelaskan pada anak tentang TT merupakan hal yang harus diperhatikan. Anak kurang bersih merupakan dampak fisik apabila anak tidak dilatih TT. Ketika anak meminta atau memberi tahu ingin buang air kecil atau buang air besar, kita membawanya ke toilet untuk buang air besar atau buang air kecil. Melatih anak TT dapat membentuk perilaku hidup bersih pada anak Anak mampu berkomunikasi merupakan kesiapan mental anak dalam melakukan TT Memberi pujian pada anak saat berhasil melakukan TT merupakan bentuk penghargaan orang tua terhadap anak. Pendidikan dan pengetahuan ibu mempengaruhi keberhasilan TT pada anak. Bersikap keras memberikan dampak pada kegagalan TT dan psikologis anak. Mengontrol buang air besar dan air kecil dapat dilakukan dengan cara mendorong anak ke toilet apabila ingin buang air. Anak mudah marah merupakan dampak dari kegagalan TT pada anak
3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
Persentase (%) Benar Salah 94,1 5,9 88,2 11,8 100
0
85,3
14,7
97,1
2,9
85,3 85,3
14,7 14,7
85,3
14,7
70,6
29,4
38,2
61,8
38,2
61,8
32,4
67,6
Pada tabel 4.3 dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden hanya ada
secara umum sebagian besar responden
pada item (10) di mana sebagian besar
telah menjawab dengan benar pada
responden menganggap bahwa bersikap
setiap
Persentase
keras selama melakukan toilet training
jawaban yang dijawab dengan salah oleh
tidak akan berdampak pada psikologis
item
pernyataan.
dan kegagalan anak dalam melakukan
toilet training (61,8%).
Perilaku Penggunaan Diapers Pada Ibu yang Mempunyai Anak Usia Toddler Tabel 4.4 Kategori Perilaku Penggunaan Diapers Perilaku Penggunaan Diapers Frekuensi (f) Baik 1 Cukup 28 Kurang 5 Jawaban (n) 34
Persentase (%) 2,9 82,4 14,7 100
Pada tabel 4.4 dapat diketahui bahwa
(82,4%). Responden dengan perilaku
sebagian
penggunaan
besar
responden
memiliki
perilaku penggunaan diapers yang cukup
diapers
yang
baik
persentasenya hanya mencapai 2,9%.
Tabel 4.5 Deskripsi Perilaku Penggunaan Diapers No
Pernyataan
1
Saya menggunakan diapers pada anak karena tidak sempat mengajarkan anak ke toilet. Jika bepergian saya memakaikan anak diapers daripada mengajak anak ke toilet. Saya mengajarkan anak untuk buang air di toilet. Di samping memakaikan diapers saya juga melatih anak ke toilet. Saya membantu anak dalam buang air di toilet. Selain melatih anak buang air besar dan air kecil saya juga mengajarkan anak untuk tidak tergantung pada diapers. Saya menasehati anak jika dia menggompol di celana saat tidak menggunakan pempers/diapers. Saya mengingatkan anak untuk buang air di toilet. Saya memakaikan diapers pada anak karena melihat sisi kepraktisan. Saya melatih anak ke toilet agar tidak terbiasa menggunakan diapers/pempers. Disela kesibukan saya bekerja saya selalu menyempatkan melatih anak untuk buang air di toilet agar tidak tergantung pada diapers/pempers. Saya membeli diapers/pempers karena kebutuhan anak. Saya mengajari anak untuk BAK (Buang Air Kecil) setiap mau tidur. Anak saya rewel bila dipakaikan diapers/pempers
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
12 13 14
Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa pada
umumnya
responden
SL 0
Persentase (%) SR KD 67,6 29,4
TP 2,9
0
44,1
52,9
2,9
2,9 0
85,3 76,5
5,9 20,6
5,9 2,9
5,9 2,9
79,4 8,8 79,4 11,8
5,9 5,9
2,9
64,7
29,4
2,9
2,9 0
79,4 55,9
14,7 32,4
2,9 11,8
2,9
70,6
23,5
2,9
14,7
79,4
2,9
2,9
26,5 26,5
23,5 73,5
32,4 0
17,6 0
23,5
73,5
2,9
0
sering menggunakan diapers pada anak
telah
karena tidak sempat mengajarkan anak
memiliki perilaku penggunaan diapers
ke toilet (67,6%), pada item (2)
yang cukup baik. Akan tetapi masih
responden sering memakaikan diapers
beberapa perilaku buruk yang cukup
pada anak saat bepergian (44,1%), pada
dominan yaitu pada item (1) responden
item (4) responden sering melatih anak
ke toilet di samping menggunakan
(12)
diapers
membeli
(76,5%),
pada
item
(9)
responden sering memakaikan diapers
responden
sering
dan
diapers/pempers
selalu karena
kebutuhan anak (50%).
karena praktis (55,9%) dan pada item Pengetahuan Toilet Training dan Perilaku Penggunaan Diapers Pada Ibu yang Mempunyai Anak Usia Toddler di Kampung Ngadimulyo Pakuncen Wirobrajan Yogyakarta Tabel 4.6 Hasil Uji Spearman Rank N Korelasi 34
Signifikansi (p)
0,065
Keterangan Tidak Ada hubungan
0,714
Pada tabel 4.6 terlihat bahwa nilai
pengetahuan
toilet
training
dengan
signifikansi (p) hasil pengujian sebesar
perilaku penggunaan diaper pada ibu
0,714 yang besarnya di atas 0,05
yang memiliki anak usia toddler di
mengindikasikan tidak adanya hubungan
Kampung
yang signifikan antara kedua variabel
Wirobrajan Yogyakarta.
Ngadimulyo
Pakuncen
diuji. Disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
yang
signifikan
antara
PEMBAHASAN Hasil pengujian Spearman Rank
(p=0,000). Dalam penelitian Syahid
menemukan tidak ada hubungan yang
(2009), konsistensi eliminasi diapers
signifikan antara pengetahuan toilet
merupakan paraktik penerapan TT yang
training dengan perilaku penggunaan
baik.
diapers pada ibu yang memiliki anak
Wong (2009) menjelaskan bahwa
usia toddler di Kampung Ngadimulyo
pengetahuan ibu pada dasarnya dapat
Pakuncen Wirobrajan Yogyakarta. Hasil
berpengaruh pada cepat atau lambatnya
penelitian ini bertentangan dengan hasil
ibu melakukan penerapan toilet training,
penelitian
yang
di mana ibu yang memiliki pengetahuan
menemukan adanya hubungan yang
yang baik tentang toilet training secara
signifikan antara pengetahuan toilet
dini akan mengajar toilet training pada
training dengan praktik penerapan toilet
anak usia toddler. Hal ini berdampak
training pada anak usia toddler di
positif bagi ibu maupun anak usia
Kelurahan
toddler
Syahid
Mijen
(2009)
Kota
Semarang
yaitu
anak
dapat
mandiri
melakukan toilet training dan terbebas
2010) perilaku seseorang cenderung
dari penggunaan diapers.
dipengaruhi
Tidak
adanya
hubungan
antara
oleh
pengalaman
juga
pengalaman, menjadi
sumber
pengetahuan ibu tentang toilet training
pengetahuan lanjut. Responden yang
dengan perilaku penggunaan diapers
memiliki anak dengan status anak kedua
pada penelitian ini dapat terjadi karena
atau ketiga memiliki faktor pengalaman
pengetahuan toilet training yang dimiliki
yang
oleh ibu tidak dapat mencapai taraf
pengetahuannya ke level application
application.
(2007)
atau bahkan synthesis karena adanya
pengetahuan
pengalaman praktik. Pada ibu yang
seseorang dapat dibagi menjadi 6 tingkat
memiliki anak pertama, ibu tidak dapat
yaitu
memahami
mengembangkan pengetahuannya pada
(comprehension), aplikasi (application),
level aplikasi karena pengetahuan yang
analisis
dia miliki saat itu sendiri sedang
Notoatmodjo
mengungkapkan
know
bahwa
(tahu),
(analysis)
dan
sintesis
(synthesis) dan evaluasi (evaluation).
dapat
meningkatkan
tingkat
diolahnya sendiri menuju level aplikasi.
Pengetahuan toilet training responden
Hasil penenelitian ini didukung oleh
pada penelitian ini belum mencapai
hasil penelitian Mota (2008) dan Buttler
tingkat aplikasi (application) melainkan
(2006). Mota dan Barros (2008) dalam
hanya sebatas ada pada level know atau
penelitiannya menemukan bahwa orang
comprehension. Pengetahuan responden
tua memiliki ekspektasi yang berbeda
yang belum mencapai level application
antara harapan dengan kenyataan dalam
pada penelitian ini semakin diperburuk
proses toilet training berdasarkan apa
dengan
masyarakat
yang dipelajarinya dalam booklet toilet
mengakses popok dengan harga relatif
training. Sementara itu Buttler (2006)
murah. Dalam teori perilaku kesehatan
mengemukakan bahwa pendidikan toilet
Green dan Kreuter (dalam Notoadmojo,
training pada orang tua dengan booklet
2007) keberadaan popok harga murah
toilet training tidak berpengaruh secara
merupakan merusak
mudahnya
faktor
untuk
pemungkin
yang
signifikan dalam merubah praktik toilet
keterlambatan
toilet
training orang tua.
training dan penggunaan diapers. Selain itu sebagian besar anak
Tidak
ada
hubungan
dalam
kemungkinan
karena
penelitian
ini
variabel
bebas
responden pada penelitian ini merupakan anak pertama (67,7%). Menurut teori health believe model (dalam Maulana,
mempengaruhi
tidak
variabel
langsung terikat.
ada
variabel antara yang dipengaruhi oleh
dengan perilaku penggunaan diapers.
variabel
Adanya variabel yang terlampaui inilah
bebas
hubungan
sehingga
secara
pengetahuan
tidak
langsung
tentang
ada
antara
toilet
training
yang
mungkin
menyebabkan
tidak
adanya hubungan dalam penelitian ini.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Saran
1. Sebagian besar ibu yang mempunyai
1. Bagi ibu yang mempunyai anak usia
anak
usia
toddler
memiliki
toddler di kampung Ngadimulyo
pengetahuan tentang toilet training
Disarankan agar tidak mengajarkan
yang baik (61,8%).
toilet training dengan keras (otoriter)
2. Sebagian besar ibu yang mempunyai
karena akan menyebabkan kegagalan
anak usia toddler memiliki perilaku
toilet training dan membuat anak
penggunaan diapers yang cukup
cepat marah. Para ibu juga disarankan
(82,4%).
untuk bersikap konsisten dalam toilet
3. Tidak
ada
hubungan
antara
pengetahuan tentang toilet training dengan perilaku penggunaan diapers
training
dengan
menghentikan
pemakaian diapers. 2. Bagi peneliti selanjutnya
pada ibu mempunyai anak usia
Disarankan
toddler di Kampung Ngadimulyo
variabel pekerjaan, pengalaman dan
Kelurahan
pola asuh untuk mengurangi potensi
Pakuncen
Wirobrajan Yogyakarta.
kecamatan
variabel
untuk
mengendalikan
intervening.
Peneliti
selanjutnya juga disarankan untuk memperbanyak
sampel
untuk
memperoleh gambaran hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA Asti. (2006). Toilet Training, www.kumpulbocah.com, 10 Mei 2015. Buttler, F. (2006). The Toilet Training Success of Parents After Reading Toilet Training in Less Than A Day. Behavior Theraphy 7(2): 185-191. Febrida, M. (2011) telat “ toilet training “ bikin anak rawan infeksi.http://healthliputan6.com/re ad/348092/telat-toilet trainingbikin-anak-rawan-infeksi. diperoleh tanggal 10 Desember 2012. Maulana, H.D.J.(2010). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC. Mota, D. & Barros, A.J.P. (2008). Toilet Training: Methods, Parental
Expectations and Associated Dysfunctions. J Pediatru 84(1): 1752-1764. Notoatmodjo, S. (2007). Pendidikan Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Syahid, L. (2009). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Toilet Training dengan Penerapan Toilet Training Pada Anak Usia Toddler di Kelurahan Mijen Kecamatan Mijen Kota Semarang. Skripsi Strata Satu. Universitas Muhammadiyah Semarang, Semarang. Warner, P. (2006). Mengajari Anak Pergi ke Toilet, Arcan; Jakarta. Wong, D.L. (2009). Nursing Care Infants and Childrens. St.Louis: Mosby.