PERBEDAAN HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN MODEL KOVENSIONAL PADA PELAJARAN PKn KELAS X SMKN 6 MALANG THE DIFFERENCE STUDENTS’ PKN ACHIEVEMENT TAUGHT BY COOPERATIVE LEARNING MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TYPE AND CONVENTIONAL MODEL IN THE TENTH CLASS OF SMK N 6 MALANG
Muhammad Anwar Hidayat* Dr.H. A Rosyid Alatok, M.Pd, M.H ** Sutoyo, S.H, M.Hum **
*Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM E-mail:
[email protected] **Dosen Pembimbing Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan FIS UM Jalan Semarang 5 Malang
ABSTRAK: Penilaian ketercapaian peserta didik dalam pembelajaran dengan kurikulum 2013 tampak sedikit lebih detail dibandingkan pada tahun-tahun sebelum berkurikulum 2013. Dengan demikian proses pembelajaran yang dilakukan diharapkan dapat membantu peserta didik untuk memperoleh ketercapaian indikator ketercapaian dari berbagai aspek. Salah satu model yang dapat digunakan yaitu model kooperatif (STAD). Dalam STAD tidak sepenuhnya membiarkan peserta didik hanya belajar dalam kelompoknya karena sebelum bekerja dalam kelompok, guru memberikan penjelasan singkat tentang materi yang akan diberikan. Oleh karena itu, model ini cocok pada mata pelajaran PKn yang sebagian besar materi sesuai dilakukan dengan berdiskusi dan tahapan penyajian materi pengantar bagi peserta didik dimana peserta didik akan memperoleh bekal sebelum mereka bekerja dalam kelompoknya, sehingga tujuan pembelajaran akan dicapai dengan optimal. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui hasil belajar peserta didik kelas X SMKN 6 Malang pada pelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD), (2) mengetahuih hasil belajar peserta didik kelas X SMKN 6 Malang pada pelajaran PKn dengan Model pembelajaran konvensional (ceramah bervariasi), (3) mengetahui adakah perbedaan hasil belajar peserta didik kelas X
SMKN 6 Malang pada pelajaran PKn dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan model pembelajaran konvensional. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental semu. Penelitian ini menggunakan dua kelas yakni kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen yaitu kelas yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Kelas kontrol diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Populasi penelitian adalah peserta didik kelas X SMKN 6 Malang tahun ajaran 2013/2014. Pengambilan sampel dengan cara tidak diacak. Instrumen yang digunakan berupa instrumen perlakuan (terdiri dari silabus, RPP, LKS) dan instrumen pengukuran yang terdiri dari tes, lembar observasi untuk menilai kemampuan afektif dan psikomotor peserta didik. Analisis data dilakukan dengan uji Mann Whitney U dan uji t pada signifikansi α = 0,05. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar kognitif peserta didik kelas eksperimen (74,55) lebih baik daripada kelas kontrol (70,88). Hasil tersebut sama secara signifikan α = 0,031 < 0,05 pada taraf signifikansi 5%. Sedangkan hasil belajar afektif (82,55) dan psikomotor (84,02) peserta didik kelas eksperimen lebih baik daripada hasil belajar afektif (81,67), psikomotor (83,23) peserta didik kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar peserta didik kelas X SMKN 6 Malang pada pelajaran PKn yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Kata Kunci: model pembelajaran kooperatif STAD, hasil belajar. ABSTRACT : Students’ achievement assessment in curriculum 2013 seems more detail than in the previous curriculum. Therefore, the learning process is expected can aid the students reach the achiement indicators from many aspects. One model which can be applied is cooperative model (STAD). In the STAD, the learning process is not only let the students work in group, but also provide brief explanation about the material from the teacher. This model is appropriate for Civic Education (PKn) whose most material are presented in students discussion with teacher explanation in advance. The objectives of this research are (1) to identify the students’ PKn achievements taught by cooperative learning Student Team Achiement Division (STAD) type at tenth Class of SMKN 6 Malang, (2) to identify the students’ PKn achivements taught by conventional method (varied lecture) at tenth Class of SMKN 6 Malang, (3) to identify whether there is differences on students’ PKn achievement taught by cooperative learning STAD type and conventional method at tenth Class of SMKN 6 Malang. This research implements semi experimental design. The research was conducted in two classes, experimental class and
control class. In the experimental class apply cooperative learning model STAD type, on the other hand, the control class used conventional model. The population of the research is the tenth graders of SMKN 6 Malang, academic year 2013/2014. The sample was taken unrandomly. The instruments used were treatment instruments (consist of syllabus, lesson plan, and student work book/LKS) and assessment instrument in the form of observation check list to assess students’ affective and psychomotor. The data analysis used by examining Mann Whitney U and T-test on the significance level α = 0,05. The result of the data analysis shows that the average cognitive score in the experiment class (74,55) is better than in the control class (70.88). The result is same as the significance level α = 0.031 < 0.05 on the 5% significance level. Similar to cognitive score, the affective average score (82.55) and psychomotor score (84.02) in the experimental class are better than in the control class, affective (81.67) and psychomotor (83.23). These show that there is significant achievement difference between the students who were taught by cooperative model STAD type and students who were taugh by conventional method in the tenth class of SMK N 6 Malang. Keywords: Cooperative learning STAD model, achievement Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) yaitu penyempurnaan kurikulum. Kurikulum yang berlaku pada saat ini adalah kurikulum 2013. Pelaksanaan kurikulum 2013 telah diterapkan oleh sekolah-sekolah misalnya di SMKN 6 Malang. Penilaian ketercapaian peserta didik dalam pembelajaran dengan kurikulum 2013 tampak sedikit lebih detail dibandingkan pada tahun-tahun sebelum berkurikulum 2013. Penilaian tersebut diantaranya: aspek pengetahuan; aspek keterampilan yang terdiri atas portofolio, praktek, proyek; aspek sikap yang terdiri atas observasi, jurnal, diri sendiri, antar teman. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini yang dikembangkan oleh Slavin menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi diantara peserta didik untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi hasil belajar yang maksimal. Beberapa penelitian menunjukkan tentang keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diantaranya sebagai berikut:
1. Angga Adi Wicaksono (2012), menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara kelompok eksperimen (STAD) dan kelompok kontrol (konvensional) ditinjau dari penerapan metode pembelajaran dengan nilai signifikansi 0,006 < 0,05. 2. Putoro Dongoran (2013) dalam penelitiannya dengan judul “ Peningkatan Pemahaman Peserta didik pada Mata Pelajaran PKN melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD”, menyatakan bahwa dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran PKn Lebih menyenangkan. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman dan aktivitas proses belajar mengajar. 3. Sulis Merfanti (2012), dalam penelitiannya berjudul “Peningkatan pemahaman peserta didik pada mata Pelajaran PKn melalui pembelajaran Kooperatif tipe STAD materi sistem Hukum nasional di kelas X. Hasil Penelitian tindakan menunjukkan: (1) terjadi peningkatan pemahaman peserta didik pada materi sistem hukum nasional (2) hasil peserta didik mengalami peningkatan sebesar 0.50 % dari nilai siklus I , dan meningkat sebesar 1,03 % pada siklus II, (3) nilai rata-rata ulangan pada siklus III, 1,05%. 4. Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Metode STAD Bagi Peserta didik Kelas VI SD Negeri 5 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester 1 Tahun 2011/2012. (Nisa, 2008) Dari beberapa hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Penelitian ini dilakukan pada peserta didik kelas X SMKN 6 Malang. Alasan pemilihan tempat penelitian ini yaitu keefektifan dalam melaksanakan penelitian yaitu jarak yang dekat dengan tempat peneliti. Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui apakah ada perbedaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pelajaran PKn. Oleh karena itu akan dilakukan penelitian yang berjudul “Perbedaan Hasil Belajar Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan Model Konvensional pada Pelajaran PKn Kelas X SMKN 6 Malang”.
METODE Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kognitif siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, maka rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan eksperimental semu (Quasy Experimental Design) yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol di samping kelompok eksperimen (Ibnu, dkk., 2003:50). Rancangan eksperimental semu dapat digunakan untuk eksperimen di dalam kelas dimana kelompok-kelompok eksperimen dan kontrol terkumpul secara alamiah (Ibnu, dkk., 2003:50). Penelitian menggunakan dua kelas, satu sebagai kelas eksperimen digunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dan satu kelas sebagai kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional. Rancangan yang dipilih dalam penelitian ini adalah menggunakan pascates dengan pemilihan kelompok tidak diacak. Adapun bentuk rancangan penelitian disajikan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Rancangan Pascates dengan Pemilahan Kelompok yang Tidak diacak
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
dengan Model Kooperatif tipe STAD dengan Model Konvensional
Tes
Tes
Hasil Belajar
Dilihat Perbedaannya
Hasil Belajar
Dalam penelitian ini melibatkan 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dibandingkan dengan melakukan tes setelah pembelajaran selesai, observasi selama pembelajaran berlangsung serta dokumentasi hasil pekerjaan peserta didik di LKS.
Populasi pada penelitian ini adalah peserta didik kelas X SMKN 6 Malang semester II tahun 2013/2014 yang terdiri atas 8 bidang keahlian diantaranya Teknik Komputer Jaringan (TKJ), Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Teknik Kendaraan Ringan (TKR), Teknik Permesinan (TPM), Listrik, Ototronik (OTO), Gambar Bangunan (GB) dan Alat Berat (AB). Peneliti memilih dua kelas X SMKN 6 Malang sebagai sampel penelitian yaitu kelas X Teknik Komputer Jaringan (TKJ) 4 sebagai kelas kontrol dan kelas X Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) 2 sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini mengambil materi pokok sistem hukum dan peradilan nasional yang mempunyai KI dan KD sesuai dengan Kurikulum 2013 dalam Tabel 3.2. Tabel 3.2 KI dan KD Materi Sistem Hukum dan Peradilan Nasional KI 1:
KI 2:
KI 3:
KI 4: KD
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungj awab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsive dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan Bangsa dalam pergaulan dunia. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidangkajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. 1. Aspek Sikap 1.1 Menghayati nilai-nilai ajaran agama dan kepercayaan dalam kehidupan bermasyarakat. 1.2 Menghayati isi dan makna pasal 28E dan 29 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945 2.1 Menghayati nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 2.3 Menghayati nilai-nilai yang terkandung dalam pasal-pasal Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam berbagai aspek kehidupan idiologi, politik, ekonomi, sosial budaya. 2. Aspek Pengetahuan 3.5 Menganalisis sistem hukum dan peradilan nasional dalam lingkup NKRI 4.5 Menyaji hasil telaah hukum dan peradilan nasional dalam lingkup NKRI
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran. 1) Instrumen Perlakuan
Instrumen perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini berupa silabus untuk materi pembelajaran persamaan kedudukan warga Negara dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013 (Lampiran 1), LKS tentang materi sistem hukum dan peradilan nasional (Lampiran 2). Penelitian ini menggunakan RPP dengan alokasi waktu 3 kali pertemuan dimana setiap pertemuan adalah 2 x 45 menit. RPP dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD terlampir. 2) Instrumen Pengukuran Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil perlakuan pada penelitian ini adalah tes yang sebelumnya dilakukan validasi yang terdiri atas validasi ahli dan validasi empirik. Penentuan tingkat/Taraf Kesukaran, daya Beda serta uji Reliabilitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kemampuan Awal Peserta didik Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat data kemampuan awal peserta didik kelas kontrol dan kelas eksperimen, dengan rata-rata nilai kelas kontrol sebesar 79,26 dan kelas eksperimen sebesar 79,41. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan peserta didik adalah hampir sama. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap data kemampuan awal peserta didik dimulai dari uji normalitas, homogenitas dan uji kesamaan rata-rata pada kedua kelas penelitian ini. Kemampuan awal yang sama antara kedua kelas memiliki arti bahwa tingkat kecerdasan dan kapasitas belajar peserta didik kelas kontrol dan kelas ekpserimen adalah sama. Sehingga pada penelitian ini peserta didik baik di kelas kontrol dan di kelas eksperimen ingin dilihat peningkatan hasil belajarnya setelah diberikan pembelajaran STAD dengan yang diberi pembelajaran konvensional. Oleh karena kedua kelas ini memenuhi prasyarat penelitian, maka kedua kelas ini layak untuk dijadikan sebagai sampel penelitian. .
B. Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X SMKN 6 Malang Pada Pelajaran Pkn Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD). Hasil belajar peserta didik di kelas eksperimen terdiri atas tiga aspek yaitu hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor. Pembahasan ketiga aspek hasil belajar ini adalah sebagai berikut. 1. Hasil Belajar Kognitif Kelas Eksperimen Hasil belajar kognitif peserta didik di kelas eksperimen pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.6 yang menunjukkan bahwa sebanyak 25 peserta didik pada kelas eksperimen sudah mencapai ketuntasan belajar dan 9 peserta didik pada kelas eksperimen belum mencapai ketuntasan belajar. Hal ini menunjukkan hasil belajar kognitif peserta didik pada kelas eksperimen hampir 75 % sudah berhasil mencapai tujuan pembelajaran yaitu memenuhi KKM. Berdasarkan data yang disajikan oleh Tabel 4.7 menunjukkan bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 74,55. Nilai rata-rata tersebut hampir mendekati nilai 75 yang menjadi KKM pelajaran PKn di SMKN 6 Malang. Selain nilai tes Bab Hukum dan Peradilan ini, pada penelitian ini juga di peroleh nilai postes tiap pertemuan sebagai evaluasi pembelajaran tiap pertemuan. Berdasarkan data nilai rata-rata postes tiap pertemuan pada tabel 4.8 yaitu pada pertemuan I kelas eksperimen mendapatkan 80,6, pertemuan II sebesar 94,1, pertemuan III sebesar 98,4. Hal ini menunjukkan bahwa nilai postes kelas eksperimen tiap pertemuan mengalami peningkatan. Perolehan nilai postes yang memenuhi nilai KKM pada pelajarn PKn bahkan di atasnya serta semakin meningkat tentunya disebabkan oleh proses pembelajaran di setiap pertemuan yang semakin baik diberikan pada kelas tersebut. Hal ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Putoro Dongoran (2013) yang menyatakan bahwa dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran PKn Lebih menyenangkan. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan pemahaman dan aktivitas proses belajar mengajar.
2. Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen Pembahasan hasil belajar afektif didasarkan atas hasil analisis deskripsi data hasil belajar afektif. Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat hasil belajar afektif peserta didik yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar afektif peserta didik kelas eksperimen sebesar 82,55. Adapun rincian aspek afektifnya yaitu pada aspek observasi sebesar 84,12, diri sendiri sebesar 83,53, antar teman sebesar 80 dan jurnal sebesar 81,76. Hal ini dapat terjadi karena penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Roestiyah dalam Arindawati (2011), yaitu: 1. Dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah. 2. Dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah. 3. Para peserta didik lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka
lebih aktif dalam diskusi. 3. Hasil Belajar Psikomotorik Kelas Eksperimen Berdasarkan Tabel 4.10 nilai rata-rata hasil belajar psikomotor kelas eksperimen 84,02. Adapun rincian aspek psikomotornya yaitu pada aspek portofolio kelas eksperimen sebesar 84,41, proyek sebesar 83,53, dan praktek sebesar 84,11. Hal ini disebabkan adanya pengaruh model yang diberikan yaitu model STAD di kelas ekperimen membuat peserta didik terpacu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan sebab ini keuntungan yang dimiliki oleh model STAD yaitu dalam STAD menekankan adanya aktivitas dan interaksi diantara peserta didik untuk saling memotivasi dan saling membantu demi keberhasilan kelompoknya. Hal sesuai dengan yang dikatakan oleh Roestiyah dalam Arindawati (2011) bahwa: 1. Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi. 2. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan peserta didik sebagai individu dan kebutuhan belajarnya.
3. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara peserta didik untuk saling memotivasi. Dengan demikian model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar psikomotor peserta didik. C. Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X SMKN 6 Malang Pada Pelajaran Pkn Dengan Model Pembelajaran Konvensional (Ceramah Bervariasi) Hasil belajar peserta didik di kelas kontrol juga terdiri atas tiga aspek yaitu hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor. Pembahasan ketiga aspek hasil belajar ini adalah sebagai berikut. 1. Hasil Belajar Kognitif Kelas Kontrol Hasil belajar kognitif peserta didik di kelas kontrol pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.6 yang menunjukkan bahwa sebanyak 21 peserta didik pada kelas kontrol sudah mencapai ketuntasan belajar dan 13 peserta didik pada kelas kontrol belum mencapai ketuntasan belajar. Hal ini menunjukkan hasil belajar kognitif peserta didik pada kelas kontrol sebesar 60 % sudah berhasil mencapai tujuan pembelajaran yaitu memenuhi KKM. Berdasarkan data yang disajikan oleh Tabel 4.7 menunjukkan bahwa ratarata nilai kelas kontrol sebesar 70,88. Nilai rata-rata tersebut masih kurang mendekati nilai 75 yang menjadi KKM pelajaran PKn di SMKN 6 Malang. Selain nilai tes Bab Hukum dan Peradilan ini, pada penelitian ini juga di peroleh nilai postes tiap pertemuan sebagai evaluasi pembelajaran tiap pertemuan. Berdasarkan data nilai rata-rata postes tiap pertemuan pada tabel 4.8 yaitu pada pertemuan I kelas kontrol mendapatkan 77,6, pertemuan II sebesar 80, pertemuan III sebesar 82,5 serta nilai rata-rata postes kelas kontrol sebesar 80. Hal ini menunjukkan bahwa nilai postes kelas kontrol tiap pertemuan mengalami peningkatan seperti halnya di kelas eksperimen. 2. Hasil Belajar Afektif Kelas Kontrol Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat hasil belajar afektif peserta didik yang diajar dengan pembelajaran ceramah bervariasi menunjukkan nilai rata-rata hasil
belajar afektif peserta didik kelas kontrol 81,67. Adapun rincian aspek afektifnya yaitu pada aspek observasi sebesar 81,76, diri sendiri sebesar 81,32, antar teman sebesar 81,91 dan jurnal sebesar 82,65. Dengan demikian peserta didik di kelas kontrol menunjukkan aktivitas aspek afektif yang baik pula yaitu memenuhi nilai di atas KKM yang berarti bahwa pembelajaran dengan model ceramah bervariasi yang diberikan di kelas kontrol dapat memberikan pengaruh pada proses pembelajaran pada aspek afektif. Hal ini terjadi disebabkan oleh setiap pembelajaran dengan model apapun nilai aspek afektif juga diambil. Namun nilai rata-rata aspek afektif kelas kontrol dibandingkan dengan kelas eksperimen sedikit lebih rendah. 3. Hasil Belajar Psikomotorik Berdasarkan Tabel 4.10 nilai rata-rata hasil belajar psikomotor kelas kontrol 83,23. Adapun rincian aspek psikomotornya yaitu pada aspek portofolio kelas kontrol sebesar 82,35, proyek sebesar 82,35, dan praktek sebesar 85. Hal ini berarti nilai aspek psikomotor di kelas kontrol juga memenuhi nilai di atas KKM seperti halnya di kelas eksperimen, namun masih lebih tinggi kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol. D. Perbedaan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas X SMKN 6 Malang Pada Pelajaran Pkn Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dan Model Pembelajaran Konvensional Perbedaan Hasil belajar peserta didik antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdiri atas tiga aspek yaitu hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar kognitif peserta didik pada penelitian ini yaitu hasil belajar kognitif peserta didik pada kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol yaitu jumlah peserta didik pada kelas eksperimen lebih banyak yang tuntas daripada kelas kontrol dan jumlah peserta didik pada kelas eksperimen lebih sedikit yang tidak tuntas daripada kelas kontrol. Berdasarkan nilai rata-rata kelas menunjukkan bahwa rata-rata nilai kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan rata-rata nilai kelas kontrol. Kemudian setelah dilakukan pengujian pada kedua kelas tentang data hasil belajar kognitifnya menunjukkan bahwa nilai signifikansi hasil uji Mann-Witney U 0,031<0,05 yang memiliki pengertian H0 ditolak dan H1 diterima,
sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Selain itu nilai postes peserta didik menunjukkan bahwa nilai postes kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Dengan demikian secara umum hasil belajar afektif peserta didik kelas eksperimen yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) lebih tinggi dari kelas kontrol namun dari beberapa aspek hasil belajar afektif peserta didik kelas eksperimen hampir sama dengan kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Dari beberapa uraian aspek hasil belajar di atas, dapat dikatakan bahwa Hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor peserta didik yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) (kelas eksperimen) lebih tinggi dibandingkan peserta didik yang diajar dengan menggunakan Model pembelajaran konvensional (ceramah bervariasi) (kelas kontrol) kelas X SMKN 6 Malang pada pelajaran PKn. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil belajar peserta didik kelas X SMKN 6 Malang pada pelajaran PKn yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
PENUTUP Kesimpulan Dari hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan yaitu: 1. Hasil belajar kognitif peserta didik kelas eksperimen yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) hampir 75 % sudah berhasil mencapai tujuan pembelajaran yaitu memenuhi KKM, nilai rata-rata postes tiap pertemuan mengalami peningkatan berturut-turut 80,6; 94,1; 98,4, nilai rata-rata hasil belajar afektif sebesar 82,55, serta nilai rata-rata hasil belajar psikomotor sebsesar 84,02. 2. Hasil belajar kognitif peserta didik kelas kontrol yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah bervariasi) 60 %
sudah berhasil mencapai tujuan pembelajaran yaitu memenuhi KKM, nilai ratarata postes tiap pertemuan mengalami peningkatan berturut-turut 77,6; 80; 82,5, nilai rata-rata hasil belajar afektif sebesar 81,67, serta nilai rata-rata hasil belajar psikomotor sebsesar 83,23. 3. Ada perbedaan hasil belajar peserta didik kelas X SMKN 6 Malang pada pelajaran PKn yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
A. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: 1. Hasil penelitian di SMKN 6 Malang menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar peserta didik kelas X SMKN 6 Malang pada pelajaran PKn yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Oleh sebab itu, pembelajaran kooperatif tipe STAD baik digunakan untuk membelajarkan materi lain dalam mata pelajaran PKn. 2. Untuk peneliti yang ingin melakukan penelitian tentang STAD, kami sarankan untuk dilakukan kombinasi dengan model pembelajaran atau media supaya mendapatkan hasil yang makin lebih baik dari penelitian ini.
DAFTAR RUJUKAN Arindawati. 2011.Pembelajaran Kooperatif STAD.(online), ( http://www. sarjanaku.com/2011/03/pembelajaran-kooperatif-tipe-stad.html), diakses 10 Mei 2013. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Edisi Revisi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan PT. Rineka Cipta.
Dongoran, Putoro. 2013. Peningkatan Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran PKN melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. (online), (http://www. infodiknas. com/peningkatan-pemahaman-siswa-pada-mata-pelajaran-pknmelalui-pembelajaran-kooperatif-tipe-stad), diakses 10 Mei 2013. Ibnu, S., Mukhadis, A. & Dasna, I.W. 2003. Dasar-dasar Metodologi Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang. Isjoni. 2010.Cooperative Learning. Bandung: ALFABETA. Merfanti, Sulis. 2012. Peningkatkan Pemahaman Siswa pada Mata Pelajaran PKn Melalui Pembelajaran Kooperatif tipe STAD Materi Sistem Hukum Nasional di Kelas X. (online), (http://agusjengkol.wordpress.com /2012/01/21/peningkatan-pemahaman-siswa-pada-mata-pelajaran-pknmelalui-pembelajaran-kooperatif-tipe-stad-materi-sistem-hukum-nasionaldi-kelas-xa-sman), diakses 10 Mei 2013. Nisa, Nurul H. 2008. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di SMP Negeri 1 Karangrayung Tahun Ajaran 2008-2009. (online), (http://lib.unnes.ac.id/4814/), diakses 10 Mei 2013. Priyatno, D. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Jakarta: PT. Buku Tirta. Santoso, Singgih. 2008. Panduan Lengkap Menguasai SPSS 16.Jakarta:PT Elex Media Kompuntindo. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT.REMAJA ROSDKARYA. Sutrisno. 2012. Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Metode STAD Bagi Siswa Kelas VI SD Negeri 5 Karanganyar Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Semester 1 Tahun 2011/2012. (online), (http://repository. library.uksw.edu/handle/123456789/1372), diakses 13 Mei 2013. Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Percetakan UM.