PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STAD DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR RAB SISWA PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 SAMADUA KABUPATEN ACEH SELATAN Muhamad Yunus,
[email protected] Zulkifli Matondang, dosen jurusan PTB – FT Unimed,
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan partisipasi dan hasil belajar RAB dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD). Penelitian dilakukan bulan April sampai dengan Juni 2013. Variable penelitian yaitu: partisipasi belajar, hasil belajar RAB, dan model pembelajaran STAD. Data penelitian dijaring dengan menggunakan observasi dan tes. Penelitian dilaksanakan 3 (tiga) siklus dengan masing-masing siklus dilaksanakan 3 (tiga) pertemuan. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan penelitian diperoleh peningkatan partisipasi dan hasil belajar RAB yang signifikan. Pada akhir siklus ketiga diperoleh partisipasi belajar sebesar 83.33%. Sementara hasil belajar RAB mencapai tingkat kelulusan/ ketercapaian kelas sebesar 75%, lebih tinggi daripada sebelum pelaksanaan tindakan yakni 8.33%. Hasil uji t dengan taraf signifikansi 5% menunjukkan bahwa peningkatan partisipasi dan hasil belajar RAB dengan menggunakan model pembelajran STAD sangat signifikan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model STAD pada mata pelajaran RAB di kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Samadua Tahun Pembelajaran 2012/2013 dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa. Key word: STAD, Learning, Participations, Estimate costs A. Pendahuluan Pendidikan memegang peran penting dalam membentuk karakter suatu bangsa. Kemajuan pendidikan berkorelasi positif terhadap kemajuan peradaban bangsa. UU Sisdiknas Tahun 2003, Pasal 3 menyebutkan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembang-kan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Melalui kegiatan pembelajaran di sekolah, diharapkan tercipta kesempatan yang luas bagi setiap individu untuk mengembangkan dirinya secara optimal, sesuai potensi yang Pelangi Pendidikan, Vol. 20 No. 1, Juni 2013
dimiliki dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia sesuai dengan rumusan tujuan pendidikan nasional. Fenomena saat ini, pengangguran di negara kita belum maksimal teratasi. Masih banyaknya pengangguran dari golongan usia produktif di sekitar kehidupan kita merupakan indikasi bahawa proses pendidikan belum berjalan dengan baik. Padahal salah satu indikator keberhasilan pendidikan nasional adalah terciptanya individu yang mandiri. Salah satu respon pemerintah terhadap kondisi ini adalah dengan menyelenggarakan pendidikan kejuruan di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMK). Tujuan SMK adalah untuk mempersiapkan siswa menguasai keterampilan tententu untuk memasuki dunia kerja dan sekaligus memberikan bekal untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
29
SMK mempunyai tiga jenis mata pelajaran Berdasarkan Hasil Ujian Harian dan yang digolongkan menjadi mata pelajaran Semester mata pelajaran RAB pada saat Normatif, Adaptif dan Produktif. Dari ketiga observasi awal di SMK Negeri 1 Samadua, golongan mata pelajaran ini, golongan mata diperoleh nilai siswa memprihatinkan, sebesar pelajaran produktif merupakan mata pelajaran 91,67% siswa belum mencapai Kriteria yang penting. Siswa dituntut untuk Ketuntasan Minimum (KKM) yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan ditetapkan sekolah. Informasi lain yang kemampuan yang merupakan bekal bagi para diperoleh adalah partisipasi belajar siswa siswa nantinya untuk dapat diterapkan dan dalam kegiatan pembelajaran cenderung dikembangkan dalam dunia kerja. Mata rendah. Sedikit (11,67%) siswa mau pelajaran Produktif dikembangkan sesuai merespon dalam pembelajaran, selainnya dengan program keahlian yang diselengpasif. garakan, begitu pula dengan SMK Negeri 1 Jhon Dewey dalam Miftahul Huda (2011: Samadua kabupaten Aceh Selatan tempat 3), “Pendidikan memiliki tanggung jawab penulis akan melakukan penelitian. untuk meningkatkan minat siswa, Hasil observasi awal penulis pada 29 memperluas dan mengembangkan horizon September 2012 sampai Januari 2013, salah keilmuan mereka, dan membantu mereka agar satu mata pelajaran produktif yang mampu menjawab tantangan dan gagasan mengalami masalah pada program keahlian baru di masa mendatang.” Dengan demikian, Teknik Gambar Bangunan adalah Rencana pendidikan khususnya sekolah harus memiliki Anggaran Biaya (RAB). RAB merupakan sistem pembelajaran yang menekankan proses mata pelajaran untuk mengetahui tentang cara dinamis yang didasarkan pada upaya menghitung biaya dan penyelenggaraan meningkatkan keingintahuan siswa tentang kontruksi bangunan dengan baik. Melalui dunia. pelajaran RAB diharapkan siswa dapat merencanakan anggaran dan kebutuhan suatu bangunan. Tabel 1 Hasil UJian Harian Rencana Anggaran Biaya Kelas XI TGB Tahun Ajaran 2012/2013 Semester Ganjil No
Nama Siswa
1 Agus Riani 2 Arfiandi 3 Desria Saputri 4 Fajar Al K 5 Herliza 6 Intan Masniar 7 Iqbal Khusharyadi 8 Jerry Pratama 9 Khairuman 10 Marzatillah 11 Mona Ulyanti 12 Rio Taupik Saldi Nilai tertinggi Nilai terendah Nilai rata-rata kelas
KKM 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70 70
Nilai ujian harian 1 2 3 25 60 45 53 60 50 30 30 20 80 100 100 47 30 30 19 30 20 20 30 20 42 90 50 10 40 50 10 30 20 38 40 40 60 30 50 80 100 100 10 30 20 36, 17 47,50 41,25
Nilai Ujian Semester 35 35 25 90 25 40 25 30 30 25 30 30 90 25 35
Nilai akhir* 40 46 26 92 31,4 29,8 24 48,4 32 22 35,6 40 92 22 38,98
*) Nilai akhir =60% nilai rata-rata ujian harian + 40% nilai ujian semester ganjil Sumber : Daftar Nilai Siswa Mata Pelajaran RAB Kelas XI TGB SMK N 1 Samadua
Pelangi Pendidikan, Vol. 20 No. 1, Juni 2013
30
Pendidikan harus mendesain pembelajaran yang aktif dan berpusat pada siswa agar minat dan aktivitas sosial mereka terus meningkat sehingga tercipta hasil belajar yang positif baik secara kuantitatif maupun kualitatif dari dalam diri siswa yang heterogen. Rendahnya hasil dan partisipasi belajar siswa bisa saja disebabkan oleh beberapa faktor. faktor internal seperti kemampuan dasar akademik dan minat belajar siswa. Faktor eksternal siswa seperti model pembelajaran yang digunakan oleh guru di dalam pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, juga analisis penulis terhadap permasalahan di kelas XI program keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Samadua, Sebagai alternatif pemecahan masalah di kelas tersebut, penulis merencanakan untuk melakukan penelitian tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Teams Learnig dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Penelitian akan penulis rancang dengan berfokus pada salah satu model pembelajaran Student Teams Learning yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (selanjutnya penulis sebut Model Pembelajaran STAD) Secara umum pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran RAB di kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Neger1 1 Samadua. Secara khusus, penelitian ini bertujuan: (1) Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran RAB di kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Samadua Tahun Pembelajaran 2012/2013. (2) Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran RAB di kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Samadua Tahun Pembelajaran 2012/2013. (3) Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran RAB di kelas XI Program Keahlian Pelangi Pendidikan, Vol. 20 No. 1, Juni 2013
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Samadua Tahun Pembelajaran 2012/2013. B. Kajian Pustaka dan Keragka Berfikir 1. Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya Djamarah dalam Jayanti (2012: 13) hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dari aktivitas belajarnya dalam bentuk skor/ nilai yang diperoleh dari hasil tes perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat diidentifikasikan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan, pemahaman, sikap, dan tingkah laku, kecakapan, keterampilan, dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar. Hasil belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk skor, yang didapat setelah siswa mengikuti tes hasil belajar yang dilakukan setelah program pengajaran selesai. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membagina menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Dari uraian pendapat ahli di atas diketahui bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah usaha yang dilakukan untuk memimbing individu untuk mencapai rumusan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan untuk kemudian diorientasikan sebagai hasil belajar. Di dalam penerapannya, rumusan tujuan pembelajaran sistem pendidikan nasional, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, hasil belajar diuraikan atas tiga aspek yakni aspek kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual. Aspek afektif yang berkenaan dengan sikap. Aspek psikomotoris yang berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Bachtiar Ibrahim (2008: 3), “Rencana Anggaran Biaya suatu bangunan atau proyek adalah perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biayabiaya lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.” 31
Mata pelajaran RAB adalah kumpulan bahan kerja dan pelajaran yang mengungkapkan tentang tata cara dan penggambaran bagian kontruksi bangunan secara utuh serta cara perhitungan biaya dan penyelenggaraan kontruksi bangunan. Mata pelajaran ini berfungsi sebagai: (a) Mata pelajaran kejuruan yang membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan dalam penggambaran dan perencanaan biaya serta pelaksanaan pekerjaan bangunan gedung. (b) Dasar pengembangan diri untuk mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi dalam bidang perencana bentuk, biaya dan pelaksanaan pekerjaan bangunan gedung. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan hasil belajar rencana anggaran biaya adalah suatu hasil dari kegiatan siswa mempelajari tentang merencanakan suatu bangunan dalam bentuk dan faedah dalam penggunaannya, serta besar biaya yang dibutuhkan dan susunan-susunan pelaksanaan dalam bidang administrasi maupun pelaksanaan kerja dalam
Standar Kompetensi Menghitung Rencana Anggaran Biaya (RAB) Bangunan Sederhan
bidang teknik yang dinyatakan dalam bentuk angka atau huruf sesuai dengan indikator pemebelajaran yang ditetapkan. Pada penelitian ini tidak semua kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang tertuang di dalam silabus akan dibahas. Kompetensi dasar, indikator pembelajaran, dan pokok-pokok bahasan yang termasuk dalam materi pembelajaran pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Tabel 2 di bawah. 2. Partisipasi Belajar Siswa Saca Firmansyah, menyatakan “Partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu.” Sementara itu, Keit Davis menyatakan bahwa “partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.”
Tabel 2. Distribusi Indikator dan Pokok Bahasan Mata Pelajaran RAB dalam Penelitian Kompetensi Indikator Pokok Bahasan Dasar Menghitung a. Mengidentifikasi dan kebutuhan bahan Menguraikan Harga Satuan b. Mengidentifikasi upah Pekerjaan pekerjaan c. Menghitung kebutuhan tenaga kerja tiap volume pekerjaan d. Menghitung harga satuan pekerjaan
Menghitung a. Menyusun Rencana Estimate Real Anggaran Biaya dan of Cost rekapitulasi perhitungan RAB b. Menghitung persentase pekerjaan dan time schedule dengan kurva s
Pelangi Pendidikan, Vol. 20 No. 1, Juni 2013
1) Harga bahan bangunan 2) Menyusun harga bahan bangunan dengan Ms. Excel 1) Harga upah pekerjaan 2) Menyusun harga upah pekerjaan dengan Ms. Excel Analisa upah untuk mentukan harga satuan pekerjaan 1) Menghitung harga satuan pekerjaan di setiap elemen sesuai perhitungan volume 2) Menghitung harga satuan pekerjaan melalui program Ms. Excel Menghitung RAB dan rekapitulasi melalui program Ms. Excel
1) Menghitung persentase pekerjaan menggunakan Ms. Excel 2) Membuat time schedule dengan kurva S melalui Ms. Excel
32
Sedangkan George Terry menyatakan bahwa “partisipasi adalah turut sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan sumbangansumbangan pada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan dimana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan melaksanakan tanggung jawabnya untuk melakukan hal tersebut.” Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat diketahui bahwa partisipasi merupakan peran aktif baik mental maupun emosional seorang individu untuk memberikan suatu nilai atau respon positif terhadap lingkungan atau kelompoknya. Dengan demikian partisipasi belajar siswa dapat diartikan sebagai peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar di lingkungan belajarnya sehingga memberikan nilai positif terhadap proses dan hasil pembelajaran di lingkungan belajarnya. Partisipasi belajar siswa yang peneliti maksud dalam penelitian ini adalah partisipasi siswa yang merupakan wujud tingkah laku siswa secara nyata dalam kegiatan pembelajaran, merupakan totalitas dari suatu keterlibatan mental dan emosional siswa sehingga mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan bertanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan berupa tercapainya hasil belajar yang memuaskan. Pada hakekatnya belajar merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Keterlibatan siswa merupakan syarat pertama dalam kegiatan belajar. Untuk terjadinya keterlibatan itu siswa harus memahami dan memiliki tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan belajar atau pembelajaran. Keterlibatan itupun harus memiliki arti penting sebagai bagian dari dirinya dan perlu diarahkan secara baik oleh sumber belajar. Sejalan dengan uraian di atas, untuk mendorong partisipasi siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain memberikan pertanyaan dan menanggapi respon siswa secara positif, menggunakan pengalaman berstruktur, dan menggunakan metode pembelajaran yang lebih melibatkan siswa.
Pelangi Pendidikan, Vol. 20 No. 1, Juni 2013
Dari berbagai pendapat para ahli di atas tentang pengertian partisipasi dan usaha yang dapat dilakukan untuk memunculkan terjadinya partisipasi belajar siswa, maka yang menjadi indikator dalam penelitian ini yaitu kemampuan memberikan pendapat, saran, tenaga, dan tanggung jawab terhadap tugas serta komunikasi timbal balik. 3. Model Pembelajaran STAD Model Pembelajaran STAD merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif dengan menggnakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah Tabel 3. Langkah pembelajaran STAD Fase Kegiatan Guru 1. Menyampaikan Menyampaikan semua tujuan dan tujuan pembelajaran motivasi siswa yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar 2. Menyajikan/ Menyajikan informasi menyampikan kepada siswa dengan informasi jalan mendemonstrasikan atau lewat bacaan 3. Mengorganisasikan Menjelaskan kepada siswa kedalam siswa bagaimana kelompokmembentuk kelompok kelompok belajar belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien 4. Membimbing Membimbing kelompok bekerja kelompok-kelompok dan belajar belajar pada saat mereka mengerjakan tugas 5. Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari 6. Memberikan Mencari cara untuk Penghargaan menghargai upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok
33
Anggota tiap kelompok 4-5 orang secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok kuis, dan penghargaan terhadap kelompok. Slavin dalam (Trianto, 2011: 68), “Pada model pembelajaran STAD siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran, dan kemudian siswa bekerja dalam tim mereka memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut.” Langkah-langkah pembelajaran STAD didasarkan pada langkah-langkah pembelajaran kooperatif yang terdiri atas enam fase. Fase-fase dalam pembelajaran ini dapat dilihat pada Tabel 3 di atas. Ciri khas dari pembelajaran STAD adalah adanya penghargaan atas keberhasilan kelompok individu dan kelompok. Penghargaan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: Menurut Slavin dalam Trianto (2011: 71). Skor kelompok dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlahkan semua skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Sesuai dengan rata-rata skor perkembangan kelompok, diperoleh kategori skor Tabel 4. Perhitungan skor perkembangan individu Nilai Tes Skor a. Lebih dari 10 poin di 5 bawah nilai awal b. 10 hingga 1 poin di 10 bawah nilai awal c. Nilai awal sampai 10 20 poin di atasnya d. Lebih dari 10 poin di 30 atas nilai awal e. Nilai sempurna (>90) 30
Pelangi Pendidikan, Vol. 20 No. 1, Juni 2013
Tabel 5. Perhitungan Skor Kelompok Rata-rata tim Predikat a. 0 < x < 5 b. 5 < x < 15 Tim baik c. 15 < x < 25 Tim hebat d. 25 < x < 30 Tim super kelompok tercantum pada Tabel 5. Tahap pemberian penghargaan kelompok, berdasarkan skor rata-rata yang dikategorikan menjadi kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super. Sedangkan penentuan skor individu dapat di lihat pada Tabel 4 di atas. Seperti halnya pembelajaran lain, pembelajaran STAD juga membutuhkan persiapan-persiapan matang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Persiapanpersiapan tersebut antara lain: (a) mempersiapkan perangkat pembelajaran (b) membentuk kelompok kooperatif dengan cara merangking siswa dalam kelas terlebih dahulu dirangking sesuai kepandaian dalam ranah kognitif kemudian menentukan tiga kelompok kelas dari data urutan yang meliputi kelompok atas, kelompok menengah, dan kelompok bawah. Kelompok atas sebanyak 25% dari seluruh siswa yang diambil dari urutan. Kelompok kelas bawah sebanyak 25% dari seluruh siswa yaitu terdiri atas siswa setelah diambil kelompok atas dan kelompok tengah. (c) menentukan skor awal (d) pengaturan tempat duduk, dan (e) pelatihan kerja kelompok. Memperoleh proses dan hasil belajar yang optimal membutuhkan model pembelajaran yang lebih bermakna dimana melalui model pembelajaran tersebut mampu mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa secara komprehensif. Untuk itu, pengetahuan dan pemahaman guru terhadap model pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran sangat penting sebagai salah satu upaya untuk mengoptimalakan pembelajaran. Guru dituntut agar dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan harus memperhatikan hakikat, tujuan mata pelajaran yang diajarkan, serta mempertimbangkan karakteristik siswa.
34
Menyikapi permasalah proses dan hasil belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 1 Samadua dimana proses pembelajaran berjalan pasif dan hasil ujian yang relative rendah, penulis menerapkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD. Sebagaimana dijabarkan dalam kajian teoritis bahwa pembelajaran STAD merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif di mana di dalam kegiatan pembelajaran mengutamakan kerjasama antar siswa untuk saling memperkuat pemahaman, saling melengkapi, sehingga membangun karakter-karakter positif yang menekankan toleransi terhadap sesama. Dalam penerapannya, metode pembelajaran STAD mengharuskan setiap individu mengembangkan kemampuannya secara optimal. Disamping itu, seorang siswa tidak boleh membiarkan teman kelompoknya lalai dalam pembelajaran. Setiap kelompok harus selaras mengoptimalkan kemampun masing-masing anggotanya untuk memperoleh predikat kelompok terbaik karena nilai kelompok merupakan rataan yang berasal dari kombinasi setiap nilai anggota kelompoknya. Oleh sebab itu diharapkan keseriusan dan keaktifan belajar akan ditularkan setiap anggota kelompok kepada anggota kelompok lainnya. Dengan kata lain kompetisi ini secara tidak langsung mengharuskan setiap siswa saling membiasakan dan mengingatkan untuk meningkatkan kemampuan diri. Dengan demikian diperkirakan bahwa penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran RAB. Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir, hipotesis tindakan yang diajukan yaitu: setelah pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model STAD, terdapat peningkatan partisipasi dan hasil belajar RAB siswa kelas XI program keahlian Teknik Gambar Bangunan di SMK Negeri 1 Samadua Kabupaten Aceh Selatan. Pada Kompetensi Dasar menghitung dan Pelangi Pendidikan, Vol. 20 No. 1, Juni 2013
menguraikan harga satuan pekerjaan, dan menghitung estimate real of cost pada konstruksi bangunan sederhana. C. Metodologi Penelitian Penelitian tindakan kelas dilaksanakan di SMK Negeri 1 Samadua Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan pada mata pelajaran Rencana Anggaran Biaya (RAB). Penelitian dilakukan pada semester genap Tahun Pembelajaran 2012/2013, yaitu April sampai dengan Juni 2013. Subjek penelitian di dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu siswa kelas XI. yang terdiri dari 12 siswa yang meliputi 7 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Penelitian dibantu oleh 2 (dua) orang guru mata pelajaran RAB sebagai mitra dalam melaksanakan tindakan penelitian di kelas. Penelitian dilaksanakan dalam 3 (tiga) siklus di mana setiap siklusnya masingmasing terdiri atas 3 (tiga) pertemuan pembelajaran. Untuk mewujudkan tujuan penlitian, penelitian ini dirancang dengan pengkajian penelitian tindakan kelas model DDAER (diagnosis, design, action and observation, evaluation, reflection) yang merupakan desain lengkap PTK. Penelitian tindakan diawali dengan diagnosis masalah, secara implisit, diagnosis masalah diuraikan dalam latar belakang masalah. kemudian dilanjutkan dengan mengidendifikasi tindakan dan memilih salah satu tindakan yang layak untuk mengatasi masalah. Secara visual, desain penelitian model ini dapat dilihat pada Gambar 1 sedangkan proses pelaksanaan tindakan seceraca jelas dapat dilihat pada Gambar 2 diagram alur rancanran penelitian di bawah.
Gambar 1. Desain PTK Model DDAER 35
Tabel 6. Alat dan Teknik Pengumpul Data Teknik Pengumpul Data Tes Objektif Observasi
Alat Pengumpul Data Soal
Lembar observasi
Aspek yang diamati
Waktu
Tes hasil - Akhir belajar pembelajaran - Akhir Siklus Prtisipasi Pelaksanaan belajar pembelajaran siswa
Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan berpedoman pada paradigma penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Eka Mulyani dalam (Justina, 2010) menyatakan penelitian kualitatif yaitu penelitian dimana data yang dikumpulkan dalam bentuk simbol-simbol pernyataaanpernyataan dan perasaan-perasaan. Sedangkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya dilambangkan dengan simbol matematik yang berupa angkaangka. Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan penulis tertera pada Tabel 6. Sebelum digunakan alat pengumpul, tes tersebut diujicobakan pada siswa di luar sampel dan didiskusikan bersama para ahli statistik sehingga dapat diketahui validitas, reabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda tes. Sedangkan instrumen nontes, didiskusikan bersama para ahli sehingga diperoleh validitas isi intrumen. Uji instrumen dilaksanakan di kelas XI Peogram Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Lubuk Pakam pada 28 Maret 2013. Tes yang dilakukan uji instrumen merupakan bentuk soal multiple choice yang nantiya digunakan untuk mengamati hasil belajar RAB. Jumlah soal yang diuji 50 butir. Hasil uji coba instrumen, sebanyak 41 soal dinyatakan valid dan realiable. Jumlah soal yang digunakan untuk tes sejumlah 40 butir dengan distribusi 5 butir soal di setiap pertemuan pelaksanaan tindakan di kelas sejak pertemuan pertama sampai dengan ke delapan. Pada pertemuan akhir jumlah soal yang digunakan sebagai instrumen tes sebanyak 20 butir soal yang bersumber dari Pelangi Pendidikan, Vol. 20 No. 1, Juni 2013
hasil seleksi soal-soal yang telah dipergunakan pada pertemuan sebelumnya. Komponen-komponen yang menjadi indikator perubahan positif/ keberhasilan pelaksanaan tindakan pada setiap siklus dalam rancangan penelitian ini adalah; pertama, suksesnya peneliti dalam melaksanakan proses pembelajaran dan suksesnya siswa dalam mengikuti pembelajaran. Suksesnya peneliti dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran dilihat dari terlaksananya rencana pelaksanaan tindakan. Peneliti tidak menemui masalah yang serius berkaitan dengan fasilitas, materi, dan prosedur pelaksanaan tindakan. Suksesnya siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dilihat dari partisipasi positif siswa dalam pembelajaran. Partisipasi belajar siswa meningkat dibandingkan dengan pelaksanaan pembelajaran sebelum menggunakan model pembelajaran STAD. Indikator kedua yang menunjukkan adanya pengaruh penerapan model pembelajaran STAD adalah terjadinya perubahan partisipasi dan hasil belajar siswa. Dalam hal ini tentunya perubahan positif yang diinginkan (peningkatan partisipasi dan hasil belajar). Penelitian dianggap sukses atau efektif apabila: (a) Siswa dapat menunculkan responrespon yang diharapkan (partisipasi belajar) setelah berlangsungnya kegiatan pembelajaran dengan persentase partisipasi > 70% dengan ketercapaian kelas sekurangnya 70% (b) Rata-rata skor tes siswa > 70 dengan ketercapaian kelas sekurangnya 70%, hal ini mengacu pada kriteria ketuntasan belajar minimum yang diterapkan di sekolah. (c) Peningkatan nilai rata-rata skor tes siswa dianggap signifikan setelah dilakukan uji T dalam taraf signifikan 0,05, apabila nilai t lebih besar daripada nilai t pada table distribusi t di dalam (Nazir, 2005) D. Hasil dan Pembahasan 1. Hasil Siklus 1 Penelitian dilaksanakan di kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK 36
Negeri 1 Samadua pada semester dua tahun ajaran 2012/2013. Penelitian dilakukan dalam 3 (tiga) siklus di mana setiap siklus dilaksanakan tiga kali pembelajaran. Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Tabel 7. Sebelum tindakan pertama pada siklus pertama dilaksankan, telah dibentuk kelompok siswa berdasarkan karakteristik metode pembelajaran STAD. Setiap
kelompok terdiri atas siswa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan, serta memiliki kemampuan kognitif yang cukup kontras. Pengelompokan kemampuan kognitif siswa dibedakan berdasarkan hasil belajar siswa semester satu TA 2012/2013. Kelompok belajar siswa kelas pada pelaksanaan penelitian ini terlihat pada Tabel 8
Gambar 2. Diagram Alur Rancangan Penelitian Tabel 8. Kelompok belajar siswa Predikat Nilai Tabel 7 Waktu Pelaksanaan Penelitian Anggota
Per ke1 2 3 4 5 6 7 8 9
Hari/ Tanggal Sabtu, 06-4-2013 Sabtu, 13-4-2013 Sabtu, 20-4-2013 Sabtu, 27-4-2013 Sabtu, 04-5-2013 Sabtu, 11-5-2013 Sabtu, 18-5-2013 Sabtu, 08-6-2013 Sabtu, 18 -6-2013
Waktu
Pelaksanaan
07.45 – 9.05 07.45 – 9.05 07.45 – 9.05 07.45 – 9.05 07.45 – 9.05 07.45 – 9.05 07.45 – 9.05 07.45 – 9.05 07.45 – 9.05
Pelangi Pendidikan, Vol. 20 No. 1, Juni 2013
Ket
Klpk
1 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
2
3
Kelompok
Fajar Al K Herliza Marzatillah Jerry Pratama Mona Ulyanti Iqbal Khusha Arfiandi Khairuman Desria Saputri
RAB di kelas pada semester 1
JK
1 8 12 2 6 11 3 7 10
Lk Pr Lk Lk Pr Lk Lk Lk Pr
37
4
Rio Taupik S. Agus Riani Intan Masniar
4 5 9
Lk Pr Pr
Kegiatan pendahuluan dilakukan selama 5 menit. Kegiatan inti pembelajaran dilaksanakan selama 45 menit yang terdiri dari penyampaian materi, diskusi kelompok, dan penguatan materi berdasarkan analisa kemampuan siswa memahami melalui pemberian contoh-contoh soal yang dikerjakan siswa. Diskusi kelompok pada siklus pertama dilakukan dalam waktu 20 menit. Selama diskusi siswa diberikan contoh-contoh soal sesuai dengan materi yang disampaikan. Sedangkan kegiatan akhir pada siklus pertama dilaksanakan selama 30 menit dengan alokasi waktu 25 menit untuk mengerjakan kuis. Hasil observasi pada siklus I diperoleh gambaran tentang sikap dan perilaku siswa dalam hal kesungguhan siswa. Perhatian siswa mulai terpusat pada pelajaran walaupun belum maksimal. Sedangkan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran RAB mulai meningkat. Siswa lebih aktif berpertisipasi dalam kegiatan pembelajaran jika dibandingkan dengan sebelum diterapkan model pembelajaran STAD. Kemajuan siswa terlihat dari keberanian siswa menanggapi pernyataan yang diberikan guru bidang studi, keberanian bertanya, dan kemauan mengerjakan soal yang diberikan kepada mereka. Pada akhir siklus pertama, partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran RAB dengan pelaksanaan tindakan menggunakan metode pembelajaran STAD adalah 51,67% dengan ketercapai kelas sebesar 16,67% atau dua orang siswa memiliki nilai partisipasi belajar 70%. Berdasarkan evaluasi hasil belajar yang dilakukan peneliti, hasil belajar RAB siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Samadua meunjukkan grafik peningkatan. Jumlah siswa yang lulus memang masih seperti sebelum pelaksanaan tindakan yaitu 1 (satu) orang atau 8,33 %, akan tetapi nilai rata-rata kelas siswa mengalami peningkatan. Pelangi Pendidikan, Vol. 20 No. 1, Juni 2013
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data pada siklus I, peneliti merefleksikan kegiatan yang sudah dilakukan, maka didapat hasil sebagai berikut: Dikarenakan waktu yang digunakan untuk diskusi kelompok cukup singkat, hanya 20 menit dari total waktu 80 menit yang tersedia serta keadaan siswa yang terlihat belum terbiasa dengan metode pembelajaran STAD, maka: (1) Siswa kurang memunculkan respon-respon positif sesuai indikator partisipasi belajar secara maksimal. (2) Kerjasama di dalam kelompok untuk saling membantu memahami pembelajaran yang disampaikan guru belum maksimal. (3) Secara klasikal, hasil belajar siswa belum mencapai ketuntasan belajar. 2. Hasil Siklus 2 Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan sesuai dengan skenario pembelajaran di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP pelaksanaan tindakan siklus II didesain dengan memperhatikan hasil refleksi terhadap pelaksanaan tindakan siklus pertama. Skema pembelajaran sama dengan pelaksanaan tindakan pada siklus pertama, akan tetapi alokasi waktu yang digunakan untuk siswa berdiskusi bertambah menjadi 30 menit. Sedangkan 15 menit kegiatan inti digunakan untuk menyampaikan materi dan penguatan materi pembelajaran. Jumlah waktu yang digunakan untuk mengerjakan kuis yaitu 20 menit. Kegiatan pendahuluan dan kegiatan akhir pemebalajaran masing-masing 5 menit dan 10 menit. Berdasarkan obeservasi pada pelaksanaan tindakan siklus II, distribusi partisipasi belajar siswa kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar bangunan SMK Negeri 1 Samadua pada mata pelajaran RAB mulai merata. Partisipasi belajar siswa mencapai 67,5%, dengan jumlah siswa di kelas yang mencapai batas minimum ketuntasan partisipasi belajar sebanyak 66,7 % atau 8 (delapan) orang. Meskipun belum memenuhi batas ketuntasan kelas yaitu sekurangnya 70%. Hasil evaluasi siklus kedua menunjukkan peningkatan hasil belajar Rencana Anggaran Biaya secara 38
signifikan. Jumlah siswa lulus mencapai 50%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertemuan sebelumnya yang hanya 8,33%. Nilai rata-rata kelas juga mengalami kenaikan menjadi 65,83 dibandingkan hasil evaluasi siklus pertama yaitu 60,58. 3. Hasil Siklus 3 Tidak banyak pola yang berubah pada tindakan siklus III. Tindakan dilaksanakan sesuai dengan skenario di dalam RPP. Perubahan hanya pada penambahan waktu diskusi kelompok menjadi 35 menit dibandingkan pelaksanaan siklus I dengan waktu diskusi 20 menit dan siklus II dengan waktu diskusi 30 menit. Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran menunjukkan bahwa siswa aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari partisipasi belajar siswa meningkat menjadi 83,33 % yang aktif berpartisipasi (>70%). Selain itu, hasil pembelajaran pada siklus III, diketahui bahwa hasil belajar RAB siswa, sebanyak 75% siswa di kelas memperoleh nilai yang telah memenuhi standar kelulusan. Berdasarkan kepada hasil pengamatan dan analisis data pada siklus III, peneliti dapat merefleksikan kegiatan yang sudah dilakukan, maka didapat hasil sebagai berikut: Karena guru pada saat membagi kelompok berdasarkan penyebaran prestasi akademik dan memaksimalkan waktu untuk diskusi kelas, maka (1) Partisipasi belajar siswa setiap kelompok/ individu sangat memuaskan (2) Persaingan antar kelompok sudah terlihat, sehingga suasana kelas dinamis, dan (3) Secara klasikal, partisipasi dan hasil belajar siswa sudah mencapai ketuntasan belajar 4. Pembahasan Partisipasi belajar siswa sebelum pelaksanaan tindakan (penelitian tindakan kelas) adalah 11,67% dengan ketercapaian kelas 0%. Sedangkan setelah pelaksanaan penelitian siswa terlihat lebih partisipatif di dalam pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan observasi yang dilaksankan bersama dengan partisipan penelitian, partisipasi siswa dalam pelaksanaan Pelangi Pendidikan, Vol. 20 No. 1, Juni 2013
pembelajaran RAB di kelas mencapai 69,17% dengan ketercapaian kelas sebanyak 83.33%, atau 10 (sepuluh) orang siswa memiliki partisipasi mencapai 70%. Hasil belajar RAB siswa sebelum pelaksanaan penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas hanyalah 38,96 dengan ketercapaian kelas 8,33%. Nilai tersebut masih jauh di bawah standar kelulusan siswa yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa tidak boleh kurang dari 70 dengan ketercapaian kelas minimal 70%. Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan bertahap dalam 3 (tiga) siklus dalam bentuk penelitian tindakan kelas, diperoleh hasil belajar RAB dengan nilai ratarata kelas mencapai 69.04, dengan ketercapaian kelas sebanyak 75% persen memperoleh hasil belajar tidak kurang dari 70. Hasil uji T dari skor partisipasi belajar dan hasil belajar RAB siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan tindakan dalam penelitian menunjukkan signifikasi yang tinggi. Nilai T partisipasi belajar mencapai 17.5 dan nilai T hasil belajar 8.869, keduanya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan nilai T tabel dengan taraf signifikan 5% yaitu 1796. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa penerapan model STAD pada mata pelajaran RAB di kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Samadua dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar RAB siswa. Tabel 9. Perbandingan Skor Partisipasi dan Hasil Belajar Sebelum dan Setelah Pelaksanaan Penelitian N o
Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Arfiandi Agus Riani Desria S Fajar Al Herliza Intan M Iqbal K Jerry P Khairum
Skor Partisipasi Siswa
Skor Hasil Belajar Siswa
Pra Pen Pos Pen Pra Pen Pos Pen
20.00 20.00 0.00 40.00 0.00 0.00 0.00 20.00 10.00
70 70 60 80 60 70 70 70 70
46.60 40.00 26.00 92.00 31.40 29.80 24.00 48.40 22.00
71.00 71.50 56.50 92.50 54.50 70.00 55.00 73.50 70.00
39
10 Marzatillah 11 Mona U 12 Rio T.S Rerata kelas Jumlah lulus Lulus (%)
0.00 0.00 30.00 11.67 0 0
70 70 70 9.17 10 83.33
35.60 32.00 40.00 38.98 1 8.33
70.50 71.00 72.50 69.04 9 75
E. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut: (1) Setelah pelaksanaan tindakan diperoleh peningkatan partisipasi belajar siswa secara signifikan yakni dari 11.67% meningkat menjadi 69.17% dengan pencapaian kelas mencapai 83.33%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD pada mata pelajaran RAB di kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Samadua dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa. (2) Setelah pelaksanaan tindakan diperoleh peningkatan hasil belajar RAB siswa secara signifikan yakni dari nilai rata kelas 38.98 dan meningkat menjadi 69.04 dengan pencapaian kelas mencapai 75%. Dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD pada mata pelajaran RAB di kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Samadua dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (3) Berdasarkan uraian di atas, dapat pula disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran STAD pada mata pelajaran RAB di kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Samadua dapat meningkatkan partisipasi dan hasil belajar siswa. Daftar Pustaka
Pelangi Pendidikan, Vol. 20 No. 1, Juni 2013
Bachtiar. 2008. Rencana dan Estimate Real of Cost. Jakarta: Bumi Aksara Huda, M. 2011. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Susana Gatut. 2011. Cara Cepat Menghitung Biaya Membangun Rumah. Jakarta: Griya Kreasi. Susila, R dan Riyana, C. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta: Kharisma Putra Utama Wayan,I.2008. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang: UNM Dinasari, J. 2012. Kontribusi Penguasaan Matematika dan Pengetahuan KKPI terhadap Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 1 Stabat Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi. Unimed Justina. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Inggris Melalui Metode Simulasi Pada Topik Personal Life di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Lumban Julu Kabupaten Tobasa. Tesis. Unimed Anonim. Penerapan Model Kooperatif Tipe STAD (student teams achievement divisions) Dalam Meningkatkan Partisipasi Siswa Pada Pembelajaran Kewarganegaraan, http://www. scribd.com /doc/36250559/4/IndikatorPartisipasi-Siswa-Dalam-Pembelajaran: 4/10/2012 9:37 AM
40