`
Movement art in the puppet performances is often mentioned as sabetan. Puppet movement art, that contains rules, norms, guidance (orientation) is convention that is observed and referred to guidance the dalang artis when they move the puppets. One of the convention of movement in the puppet performances is udanegara. Udanegara that contains ethic and aesthetic, is the rules of speaking, attitude, and action for actors in the puppet performance.
`
Puppet movement include among others paying homage, walking, running, dancing, flying, and fighting. That puppet movement is based on social class of puppet, age of puppet, class of puppet, and mood of expression of puppet. Therefore, the movement art of the puppet adopts basic wiraga (true or false action in the puppet movement), wirasa (true or false feeling of puppet movement), and wirama (true or false rhythm in the puppet movement). Puppet movement has two meanings. Large (totality of puppet movement), and narrow (fighting). Puppet movement becomes mor and more creative and dynamic. The development of puppet movement in line with the way thinking of society that is more improved, critical, and dynamic.
`
Pertunjukan wayang dapat disebut teater total, didalamnya dikandung sejumlah seni yang diramu menjadi satu kesatuan: seni drama (sanggit), musik (vokal-instrumen), rupa (tatahsungging), gerak (tari), dan seni sastra. Di dalam wayang dikandung pula sejumlah audio-visual effects (sesuatu yang didengar dan ditonton) dan dramatis personae and equipment (artis pendukung dan perlengkapan).
`
Narasi (janturan, carita, pocapan), kepyakan (bunyi yang dihasilkan kotak dengan tumpuan kotak wayang), dhodhogan (bunyi yang dihasilkan cempala yuang dipukulkan pada kotak wayang), sindhenan (alunan bunyi indah yang dilantunkan oleh seorang pesinden), gerongan (alunan bunyi indah yang dilantunkan oleh paduan suara), sulukan (nyanyian yang dilantunkan oleh dalang untuk menciptakan nuansa tertentu), tembang (nyanyian yang dilantunkan oleh dalang, wiraswara,atau nayaga, pesinden), antawecana (percakapan antara tokoh dalam pertunjukan wayang), gending (melodi, komposisi musik yang mengandung aspek nada dan irama tertentu), sabetan (gerak wayang).
`
Dalang, pesinden, wiraswara, nayaga, boneka wayang, batang pisang, blencong (lampu), kotak wayang, kepyak (beberapa lempengan logam), cempala (pemukul kotak), gamelan (instrumen), gawangan (perlengkapan untuk membentangkan layar) dan kelir (layar).
` Cara
seseorang bertutur kata bersikap, dan bertindak, dalam kaitan aktivitas komunikasinya dengan tokoh yang lain. Kaitan dengan sabetan yaitu perubahan gerak tokoh dari suatu tempat ke tempat yang lain.
`
`
Ucapan tokoh wayang dalam situasi tertentu dan adegan tertentu. Status sosial dan usia menentukan gerakan wayang ketika ia berbicara. Sikap dan tindakan tokoh wayang berdasarkan tabiat atau watak dasar yang dimilikinya (stereotip). Siapa yang diajak bicara dan situasi apa.
`
Gerak ini perlu bidang/ ruang besar. Berbagai macam perang: perang ampyak (prajurit membereskan rintangan), perang gagal (perang antar prajurit, salah satu menyimpang jalan), perang kembang (perang antara bambangan dengan raksasa cakil), perang brubuh (perang dua kelompok prajurit saling mengamuk).
`
Kondisi fisik tokoh mempengaruhi bagaimana tokoh wayang bergerak. Wayang jangkahan (posisi kaki melangkah) berbeda dengan bokongan (stilisasi kain wayang menyerupai pantat), cacat tubuh dan sebagainya.
`
`
Komunikasi tokoh memeprhatikan status sosial: raja, patih, panglima, pendeta, prajurit, dan sebagainya. Usia juga menentukan bagaimana tokoh wayang bersikap dan berperilaku. Misalnya gerak hormat=sembah sempurna (menyatukan kedua telapak tanganmenempel pada hidung) dan sembah karna mengangkat tangan kanan-telapak tangan terbuka di samping telinga) .
`
`
Gerak wayang didasarkan pula pada klasifikasi wayang. Enambelas kelompok= dewa, pendeta, raja, dugangan besar, dugangan kecil, putran, putren, prajurit, raksasa, kera, dagelan, setanan, hewan, senjata, rampogan, dan gunungan. Gerak raksasa berbeda dengan kera; dewa dapat terbang, Gathutkaca/ dugangan besar=terbang, Limbuk/dagelan=menari, Bima/dugangan besar=melompat, dan sebagainya.
`
` `
Pengejawantahan wujud dari prejengan dan karakter dasar pada kondisi mental dan lingkungan tertentu. Wujud visual boneka salah satu aspek yang diperhatikan seniman sebagai titik tolak menggerakkan wayangnya. Gathutkaca=guntur, gelap, kilat, thathit. Arjuna=jimat, mangu Kresna=botoh, rondhon
TERIMA KASIH