19
KERANGKA PEMIKIRAN Schiffman dan Kanuk (2004) menyatakan bahwa niat merupakan satu faktor internal (individual) yang memengaruhi perilaku konsumen. Niat merupakan bentuk pikiran yang nyata dari rencana pembeli untuk membeli beberapa unit produk dalam jumlah tertentu dari beberapa merek yang tersedia dalam periode waktu tertentu. Theory of Planned Behavior dari Fishbein dan Ajzen menyatakan bahwa tindakan seseorang adalah realisasi dari keinginan atau niat seseorang untuk bertindak. Dalam proses pembelian, niat beli konsumen ini berkaitan erat dengan motivasi yang dimilikinya untuk memakai ataupun membeli produk tertentu. Motivasi adalah kekuatan pendorong dalam diri seseorang yang memaksanya untuk melakukan suatu tindakan termasuk keinginan untuk membeli atau niat pembelian. Selain motivasi, niat pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh persepsinya terhadap apa yang diinginkan. Berdasarkan Theory of Planned Behavior dari Fishbein dan Ajzen, faktor yang mempengaruhi niat adalah sikap pada tindakan, norma subyektif menyangkut persepsi seseorang apakah orang lain yang dianggap penting akan memengaruhi perilakunya, dan persepsi pengendalian perilaku yaitu bagaimana konsumen tersebut mempersepsikan kontrol perilakunya (Sumarwan 2011). Berdasarkan konteks perilaku konsumen, motivasi, persepsi, sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi pengendalian perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang teridentifikasi dalam konteks petani sebagai konsumen meliputi karakteristik petani dan karakteristik pertanian. Karakteristik petani meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan, penghasilan tani, pendapatan, dan sumber-sumber pendapatan. Karakteristik pertanian meliputi luas lahan, status kepemilikan lahan, dan pengalaman berusaha tani. Faktor eksternal meliputi kelompok acuan, regulasi merintah, dan kondisi geografis. Penelitian ini hanya akan berfokus pada faktor internal (karakteristik petani dan karakteristik pertanian) agar berfokus pada motivasi, persepsi, sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi pengendalian perilaku yang juga berasal dari internal konsumen.
20 20
Motivasi
Faktor Internal Karakteristik petani o Jenis kelamin o Usia o Pendidikan o Penghasilan tani o Pendapatan o Sumber-sumber pendapatan Karakteristik pertanian o Luas lahan o Status kepemilikan lahan o Pengalaman berusaha tani
Faktor Eksternal Kelompok acuan Regulasi pemerintah Kondisi geografis
Persepsi
Sikap Keyakinan perilaku Evaluasi konsekuensi Niat pembelian Norma subjektif Keyakinan normatif Motivasi mematuhi
Persepsi pengendalian perilaku Keyakinan pengendalian Kekuatan faktor pengendalian Keterangan:
variabel yang diteliti;
Gambar 3 Kerangka pemikiran
Perilaku pembelian
variabel yang tidak diteliti;
model TPB
21
METODE PENELITIAN Desain, Lokasi, dan Waktu Penelitian Penelitian Motivasi dan Persepsi Petani Kentang Dataran Tinggi Dieng terhadap Pestisida Organik serta Analisisnya berdasarkan Theory of Planned Behavior ini menggunakan desain cross-sectional study, yaitu suatu penelitian dengan teknik pengambilan data atau pengumpulan informasi dari setiap elemen populasi contoh yang dilakukan hanya sekali pada waktu tertentu (Sumarwan et al. 2011). Pengambilan data dilaksanakan di desa Bakal, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah pada bulan April hingga Mei 2012. Pemilihan tempat penelitian dilakukan secara purposive berdasarkan pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu sentra produsen kentang di Indonesia. Teknik Pengambilan Contoh Populasi dari penelitian ini adalah petani kentang di Dataran Tinggi Dieng yang pernah maupun belum pernah membeli atau mengonsumsi pestisida organik untuk kentang. Teknik pengambilan contoh yang dilakukan adalah convenience sampling dengan kriteria contoh merupakan petani kentang. Ukuran contoh yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan tabel penarikan contoh yang dihitung dengan rumus n=
N 1 + N (e)2
dengan n = ukuran contoh yang diambil, N = populasi, dan e = error. Berdasarkan tabel penarikan contoh dari Sarwono (2012), jumlah contoh yang diambil dari populasi lebih dari 20.000 dan error sebesar 10% ialah sebanyak 100 contoh. Jenis dan Cara Pengambilan Data Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan alat bantu kuesioner.
22 Kuesioner tersebut merupakan instrumen pengukuran motivasi, persepsi, dan komponen TPB terhadap pestisida organik yang dikembangkan oleh peneliti. Data primer yang diperoleh dengan bantuan kuesioner meliputi beberapa hal berikut ini: 1. Karakteristik petani (jenis kelamin, usia, pendidikan, penghasilan tani, pendapatan keluarga, dan sumber-sumber pendapatan). 2. Karakteristik pertanian (luas lahan, status kepemilikan lahan, dan pengalaman berusaha tani). 3. Instrumen pengukuran motivasi, persepsi, dan komponen TPB (sikap terhadap perilaku, norma subjektif, persepsi pengendalian perilaku, dan niat pembelian) terhadap pestisida organik yang telah diuji coba terlebih dahulu dengan uji realibilitas dan validitas. Selain data primer, data yang digunakan juga meliputi data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain untuk tujuan atau kepentingan yang berbeda dengan tujuan penelitian ini (Sumarwan et al. 2011), akan tetapi diperlukan oleh penelitian ini. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa karakteristik desa yang diperoleh dari pemerintah daerah setempat. Data sekunder ini digunakan untuk melengkapi informasi dan menjadi acuan untuk kepentingan pembahasan. Pengolahan dan Analisis Data Instrumen yang telah disusun (Lampiran 1), diuji reliabilitas dan validitasnya. Hasil uji reliabilitas menunjukan bahwa nilai Cronbach’s Alpha dari motivasi dan persepsi masing-masing yaitu 0,652 dan 0,680. Instrumen yang mengukur TPB, terdiri dari komponen sikap terhadap perilaku, norma subjektif, persepsi pengendalian perilaku, dan niat pembelian, masing-masing memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,853; 0,771; 0,453; dan 0,745. Data yang dikumpulkan diolah dan dianalisis dengan menggunakan perangkat lunak komputer yaitu Microsoft Excel, SPSS for Windows, dan Lisrel. Proses pengolahan data yang dilakukan mencakup entry data, editing, coding, cleaning, dan analisis statistik. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan inferensia.
23
Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui sebaran data yang diperoleh. Data deskriptif yang sudah diolah disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Untuk analisis deskriptif, beberapa data karakteristik diperlakukan sebagai data ordinal. Usia dikategorikan berdasarkan pengelompokan usia menurut Sumarwan (2011). Lama pendidikan dikategorikan berdasarkan tingkatan pendidikan formal. Penghasilan tani, pendapatan keluarga, luas lahan, status kepemilikan lahan, dan pengalaman berusaha tani dikelompokkan berdasarkan sebaran data sedangkan sumber-sumber pendapatan tetap diperlakukan sebagai data rasio. Variabel motivasi contoh dianalisis dengan mengelompokkan pernyataan – pernyataan dalam kuesioner menjadi dua kelompok, yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik yang meliputi alasan keamanan, alasan keuntungan ekonomi, dan alasan pembelajaran. Kuesioner untuk mengukur motivasi terdiri dari 11 pernyataan dengan penilaian skala Likert 1 sampai 4, 7 pernyataan untuk mengukur motivasi intrinsik (3 pernyataan alasan keamanan, 2 pernyataan alasan keuntungan ekonomi, 2 pernyataan alasan pembelajaran) dan 4 pernyataan untuk mengukur motivasi ekstrinsik. Hasil penjumlahan skor pada tiap variabel yang meliputi persepsi, sikap terhadap perilaku, norma subjektif, persepsi pengendalian perilaku, dan niat pembelian dikelompokkan menjadi tiga kelas berdasarkan skor minimum dan maksimum yang diperoleh dari pengumpulan data (Slamet 1993). Masing-masing kelas dalam satu variabel memiliki interval yang sama. Persamaan yang digunakan untuk menghitung interval tersebut adalah: Interval kelas
=
Skor maksimum – skor minimum 3
Pengelompokan skor keenam variabel tersebut dilakukan sebagai berikut: Kategori Rendah Sedang Tinggi
Kelas Skor minimum s/d skor minimum + interval kelas Skor minimum + interval kelas s/d skor maksimum – interval kelas Skor maksimum – interval kelas s/d skor maksimum
24 Instrumen pengukuran persepsi terdiri dari 11 pernyataan dengan penilaian skala semantik diferensial 1-10. Skor total pada variabel persepsi dibagi menjadi tiga kategori sehingga diperoleh persepsi kategori rendah (38-60), sedang (61-83), dan tinggi (84-104). Penilaian setiap komponen model TPB menggunakan skala Likert 1 sampai 4. Pemberian skor pada variabel sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi pengendalian perilaku dilakukan dengan cara mengalikan kedua komponen dari masing-masing variabel lalu dijumlahkan sesuai dengan model TPB. Berikut ini adalah rumus untuk menghitung skor variabel sikap terhadap perilaku: ATB
bi . ei
keterangan : ATB = sikap konsumen terhadap perilaku tertentu bi
= keyakinanan terhadap perilaku tersebut yang mengarahkan pada konsekuensi atau hasil
ei
= evaluasi terhadap hasil yang diperoleh dari perilaku tersebut
n
= jumlah keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap perilaku tertentu
Sikap terhadap perilaku terdiri dari 10 pernyataan, yaitu 5 pernyataan keyakinan perilaku dan 5 pernyataan evaluasi. Skor sikap diperoleh dengan cara menjumlahkan hasil perkalian setiap jawaban dari pernyataan keyakinan perilaku dan evaluasi sehingga diperoleh skor minimal 5 dan nilai skor maksimal 80 dengan kategori pada variabel sikap terhadap perilaku terdiri dari rendah (29-46), sedang (47-63), dan tinggi (64-80). Rumus untuk mengetahui norma subjektif adalah sebagai berikut: SN
ri . mi
keterangan : SN = norma subjektif konsumen ri
= keyakinanan
normatif
bahwa
kelompok
acuan
menginginkan seseorang untuk melakukan perilaku tertentu mi = motivasi untuk mematuhi kelompok acuan n
= jumlah keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap perilaku tertentu
25
Variabel norma subjektif terdiri dari 5 pernyataan keyakinan normatif dan 5 pernyataan motivasi mematuhi. Skor norma subjektif diperoleh dari penjumlahan hasil perkalian setiap jawaban dari masing-masing pernyataan keyakinan normatif dan motivasi mematuhi sehingga diperoleh skor minimal sebesar 5 dan nilai skor maksimal 80. Kategori pada variabel norma subjektif terdiri dari rendah (24-37), sedang (38-51), dan tinggi (52-64). Rumus untuk mengetahui persepsi pengendalian perilaku adalah sebagai berikut: PBC
pi . ci
keterangan : PBC = persepsi pengendalian perilaku pi
= keyakinanan akan faktor-faktor yang mendorong atau menghalangi
suatu
perilaku
tertentu
(keyakinan
pengendalian) ci
= kekuatan faktor yang mendorong atau menghalangi perilaku (kekuatan faktor pengendalian)
n
= jumlah keyakinan yang dimiliki seseorang terhadap perilaku tertentu
Persepsi pengendalian perilaku terdiri dari 10 pernyataan yaitu masingmasing 5 pernyataan keyakinan pengendalian dan 5 pernyataan kekuatan faktor pengendalian. Skor persepsi pengendalian perilaku diperoleh dari penjumlahan dari hasil perkalian keyakinan pengendalian dan kekuatan faktor pengendalian sehingga diperoleh skor minimal 5 dan skor maksimal 80. Kategori pada variabel persepsi pengendalian perilaku terdiri dari rendah (32-39), sedang (40-47), dan tinggi (48-55). Niat pembelian pestisida organik terdiri dari 6 pernyataan. Skor total dari niat pembelian dibagi menjadi tiga kategori. Kategori pada variabel niat pembelian terdiri dari rendah (13-15), sedang (16-18), dan tinggi (19-22). Analisis Inferensia Uji Korelasi Pearson dan Spearman. Uji korelasi Pearson dilakukan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik usia, pendidikan, penghasilan tani, pendapatan keluarga,
jumlah sumber pendapatan, luas lahan, dan
26 pengalaman berusaha tani dengan motivasi, persepsi, dan komponen TPB serta hubungan antara motivasi dan persepsi dengan niat pembelian contoh terhadap pestisida organik. Untuk uji korelasi Pearson, data karakteristik tetap diperlakukan sebagai data rasio sebagaimana data asli yang dikumpulkan dari semua contoh. Uji korelasi Spearman dilakukan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik petani yaitu jenis kelamin dan status kepemilikan lahan dengan motivasi, persepsi, dan komponen TPB. Untuk uji korelasi Spearman, data jenis kelamin dan status kepemilikan lahan diperlakukan sebagai data nominal hasil coding dari data asli yang dikumpulkan dari semua contoh. Analisis Structural Equation Modeling (SEM). Analisis SEM dilakukan untuk menguji model pengaruh dalam teori TPB. Analisis SEM merupakan merupakan suatu pendekatan dengan menggunakan teknik statistik untuk mempelajari hubungan dan keterikatan antar variabel dalam suatu model. Analisis SEM dapat menunjukkan konsep-konsep yang tidak teramati serta hubunganhubungan yang ada di dalamnya. Analisis SEM juga dapat melakukan perhitungan terhadap kesalahan-kesalahan pengukuran dalam proses estimasi. Selain itu, melalui analisis SEM, dapat diketahui pula variabel-variabel yang paling besar berkontribusi dalam membentuk sebuah variabel tak teramati. Berdasarkan
kelebihan-kelebihan
tersebut,
analisis
SEM
dipilih
untuk
menjelaskan model TPB dalam penelitian ini. Model SEM melibatkan 2 tipe variabel, yaitu variabel laten dan variabel teramati. Variabel laten adalah variabel yang hanya dapat diamati secara tidak langsung dan merupakan sebuah konsep abstrak (Wijanto 2008). Variabel laten terdiri dari variabel eksogen dan endogen. Hair et al. (1998), diacu dalam Wibowo (2010), mendefinisikan variabel eksogen sebagai suatu peubah yang hanya berperan sebagai penduga atau “sebab” untuk peubah lainnya di dalam suatu model. Di dalam diagram path, peubah eksogen ditandai dengan tidak ada tanda panah yang menuju ke arahnya. Sedangkan variabel endogen adalah peubah terikat dalam minimal 1 persamaan walaupun mungkin saja peubah tersebut sebagai peubah bebas dalam sistem persamaan yang lain. Parameter yang menunjukkan regresi variabel laten eksogen terhadap variabel laten endogen
27
dilambangkan dengan γ (gamma). Hubungan-hubungan yang ada di antara variabel-variabel laten digambarkan dalam model struktural. Variabel teramati adalah variabel yang menyusun variabel laten, dapat diamati dan diukur secara empiris, dan merupakan efek, ukuran, atau indikator bagi variabel laten. Masing-masing variabel memiliki kontribusi bagi variabel latennya yang ditunjukkan dengan nilai faktor loading. Faktor loading dilambangkan dengan λ (lambda). Selain itu, masing-masing variabel indikator tidak dapat secara sempurna mengukur variabel laten terkait sehingga ditambahkan komponen kesalahan pengukuran yang diwakili oleh lambang δ (delta) untuk variabel indikator eksogen dan ε (epsilon) untuk variabel indikator endogen. Hubungan-hubungan antara variabel laten dengan variabel teramati digambarkan dalam model pengukuran. Peubah laten dan indikatornya dijelaskan dalam Tabel 1. Tabel 1 Peubah laten dan indikator Peubah Laten Sikap terhadap Perilaku Norma Subjektif Persepsi Pengendalian Perilaku Niat Pembelian
Indikator Keyakinan perilaku Evaluasi Keyakinan normatif Motivasi mematuhi Keyakinan pengendalian Kekuatan faktor pengendalian Niat membeli dalam bulan ini Niat membeli dalam 6 bulan ke depan Niat membeli dalam 1 tahun ke depan Niat membeli hanya untuk masa tanam kentang sekarang (invers) Niat membeli hanya untuk masa tanam kentang berikutnya (invers) Niat membeli untuk setiap masa tanam
Permodelan dalam analisis SEM dapat disederhanakan dengan menjadikan skor variabel laten (Latent Variable Score/LVS atau Composite Index) sebagai nilai variabel teramati (Wijanto 2008). Analisis SEM dalam penelitian ini menggunakan skor variabel laten sebagai nilai variabel teramati untuk variabel laten sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi pengendalian perilaku. Variabel keyakinan perilaku, evaluasi, keyakinan normatif, motivasi mematuhi, keyakinan pengendalian, dan kekuatan faktor pengendalian masingmasing diukur dalam 5 pernyataan dalam kuesioner. Skor penjumlahan dari
28 kelima pernyataan tersebut dijadikan sebagai skor variabel laten (Latent Variable Score/LVS) yang kemudian dipakai sebagai variabel teramati dalam analisis SEM. Pernyataan-pernyataan yang mengukur variabel teramati tersebut dijabarkan dalam Tabel 2. Tabel 2 Variabel teramati dan pembentuknya Variabel Teramati Keyakinan Perilaku
Pernyataan dalam kuesioner
Saya akan mendapat banyak keuntungan apabila menggunakan pestisida organik Saya menggunakan pestisida organik agar dapat menjaga kelestarian lingkungan Residu pestisida di kentang akan lebih sedikit bila saya menggunakan pestisida organik Residu pestisida di tanah akan lebih sedikit bila saya menggunakan pestisida organik Saya dapat menghindari kekebalan hama bila menggunakan pestisida organik Evaluasi Saya ingin memperoleh keuntungan seperti petani-petani lain yang menggunakan pestisida organik Saya bangga bila dapat menjaga kelestarian lingkungan dengan menggunakan pestisida organik Saya ingin residu pestisida di kentang sedikit Saya ingin residu pestisida di tanah sedikit Saya tidak ingin hama menjadi kebal terhadap pestisida Keyakinan Kebanyakan orang menginginkan saya menggunakan pestisida organik Keluarga saya menginginkan saya menggunakan pestisida organik Normatif Konsumen kentang saya menghendaki saya menggunakan pestisida organik Penyuluh pertanian mengatakan bahwa menggunakan banyak pestisida kimia tidak baik sehingga menganjurkan saya menggunakan pestisida organik Teman-teman petani saya menyarankan saya menggunakan pestisida organik Motivasi Saya ingin melakukan apa yang dikatakan kebanyakan orang agar saya Mematuhi menggunakan pestisida organik Saya ingin melakukan apa yang keluarga saya inginkan tentang pestisida organik Saya ingin melakukan apa yang konsumen saya kehendaki tentang pestisida organik Saya ingin mengikuti anjuran penyuluh pertanian agar menggunakan pestisida organik Saya ingin melakukan apa yang teman-teman petani saya sarankan tentang pestisida organik Keyakinan Saya yakin dapat menggunakan pestisida organik apabila saya memiliki andil dalam Pengendalian pengambilan keputusan di lahan ini Saya yakin saya bisa menggunakan pestisida organik bila harganya relatif sama atau lebih murah dibandingkan pestisida kimia Saya yakin semakin sedikit ragam hama dan penyakit yang menyerang akan semakin mudah saya menggunakan pestisida organik Pengaplikasian pestisida organik akan lebih mudah bila saya memiliki alat-alat yang memadai Saya akan menggunakan pestisida organik apabila terdapat di toko-toko pertanian di sekitar desa saya Kekuatan Saya tidak memiliki andil dalam pengambilan keputusan di lahan ini Harga pestisida organik relatif lebih mahal daripada pestisida kimia Faktor Pengendalian Hama dan penyakit yang menyerang pada masa tanam ini relatif beragam Saya memiliki alat-alat yang memadai untuk pengaplikasian pestisida organik Toko-toko pertanian di sekitar desa saya menjual pestisida organik
29
Analisis SEM dalam penelitian ini digunakan untuk menguji model dari Theory of Planned Behavior. Oleh karena itu, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan analisis faktor konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis/CFA) dimana model dibentuk lebih dahulu, jumlah variabel laten ditentukan oleh analis, dan pengaruh suatu variabel laten terhadap variabel teramati ditentukan lebih dahulu. Dengan tujuan agar model SEM yang dibangun sesuai dengan data empiris di lapangan atau diterima keabsahannya, maka terdapat beberapa ukuran kesesuaian (goodness of fit) yang harus dipenuhi. Beberapa ukuran kesesuaian yang digunakan adalah RMSEA, RMR, dan AGFI. Tabel 3 menyajikan ukuran kesesuaian yang penting dalam SEM berdasarkan Solimun (2002) dan Wijanto (2008). Tabel 3 Ukuran kesesuaian pada model SEM Goodness of Fit (GOF) Chi-Square
Cut-off
Keterangan
Nilai yang kecil; p ≥ 0,05
Baik
≥ 0,90 0,8 ≤ GFI < 0,9
Baik
GFI RMSEA
Cukup baik Baik
≤ 0,08 0,08 < RMSEA ≤ 0,1
Cukup baik
RMR
Standardized RMR ≤ 0,05
Baik
AGFI
≥ 0,90 0,8 ≤ GFI < 0,9
Baik
CFI AIC
≥ 0,90 0,8 ≤ GFI < 0,9 Selisih antara AIC model dengan AIC saturated jauh lebih kecil daripada selisih antara AIC independence dengan AIC saturated
Cukup baik Baik Cukup baik
Baik
Analisis SEM dalam penelitian ini digunakan untuk menjelaskan beberapa hal sebagai berikut: 1) menganalisis kontribusi komponen keyakinan perilaku dan evaluasi terhadap sikap terhadap perilaku,
30 2) menganalisis kontribusi komponen keyakinan normatif dan motivasi mematuhi terhadap norma sujektif, 3) menganalisis kontribusi komponen keyakinan pengendalian dan kekuatan faktor pengendalian terhadap persepsi pengendalian perilaku, 4) menganalisis kontribusi masing-masing variabel indikator niat pembelian terhadap niat pembelian, dan 5) menganalisis pengaruh dimensi-dimensi TPB, yaitu sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi pengendalian perilaku terhadap niat pembelian. Gambar 4 menyajikan model TPB penelitian ini yang hendak diuji melalui analisis SEM. δ1 δ2
Keyakinan Perilaku Evaluasi
Niat bulan ini
λ X1 λ X2
Sikap terhadap Perilaku
δ3
δ4
Niat 6 bulan ke depan
ε2
λ Y2 Niat 1 tahun
ε3
λ Y1 γ1
ke depan Keyakinan Normatif
Motivasi Mematuhi
λ Y3
λ X3 Norma Subjektif
Niat Pembelian
γ2
λ Y4
λ X4 λ Y5
δ5
δ6
Keyakinan Pengendalian Kekuatan Faktor Pengendalian
γ3 λ X5
λ X6
Persepsi Pengendalian Perilaku
λ Y6
Niat tidak hanya musim tanam ini saja Niat tidak hanya musim tanam berikutnya saja Niat setiap musim tanam
Gambar 4 Diagram lintas TPB hybrid model
ε1
ε4
ε5
ε6
31
Hipotesis utama yang hendak diuji melalui analisis SEM tersebut adalah sebagai berikut: H0
: Sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi pengendalian perilaku tidak semua memiliki pengaruh terhadap niat pembelian.
H1
: Sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi pengendalian perilaku semua memiliki pengaruh terhadap niat pembelian. Definisi Operasional
Pestisida organik adalah pestisida produk industri yang berlabel organik. Petani kentang adalah anggota keluarga yang paling berperan dalam pengelolaan usaha tani dari keluarga yang menjadikan pertanian kentang sebagai mata pencaharian
utamanya, baik sebagai buruh maupun pemilik lahan, di
Dataran Tinggi Dieng. Jenis kelamin adalah jenis kelamin contoh. Usia adalah jumlah tahun lama hidup contoh, diukur dalam satuan tahun. Pendidikan adalah latar belakang pendidikan formal dan/atau informal yang pernah ditempuh contoh, diukur dalam hitungan tahun. Penghasilan tani adalah jumlah uang yang diperoleh contoh dari hasil pertanian kentang per bulan. Didapat dari jumlah uang yang diperoleh dari hasil panen dikurangi modal untuk tanam berikutnya kemudian dibagi lama bulan masa tunggu panen kentang. Pendapatan adalah jumlah uang yang diperoleh keluarga contoh per bulan dari berbagai sumber pendapatan keluarga (pertanian dan sumber lain). Jumlah sumber pendapatan adalah jumlah semua sumber pendapatan keluarga contoh. Luas lahan adalah luas lahan yang diolah oleh contoh dalam pertanian kentang. Status kepemilikan lahan adalah status lahan yang diolah oleh contoh dalam pertanian kentang. Pengalaman berusaha tani adalah lamanya contoh bermata pencaharian sebagai petani kentang, dihitung dalam satuan tahun.
32 Motivasi adalah faktor-faktor yang menjadi kekuatan pendorong atau menjadi alasan contoh untuk membeli pestisida organik. Persepsi adalah interpretasi contoh terhadap atribut-atribut pestisida organik. Sikap terhadap perilaku adalah sikap contoh terhadap perilaku atau tindakan tertentu, dalam hal ini adalah penggunaan pestisida organik. Terdiri dari komponen keyakinan perilaku dan evaluasi. Norma subjektif adalah persepsi contoh terhadap tekanan sosial pada penggunaan pestisida organik dan sejauh mana keinginan contoh untuk memenuhinya. Terdiri dari komponen keyakinan normatif dan motivasi mematuhi. Persepsi pengendalian perilaku persepsi contoh tentang faktor-faktor yang dapat menjadi pengendali perilaku penggunaan pestisida organik dan seberapa besar contoh dapat mengendalikannya. Terdiri dari komponen keyakinan pengendalian dan kekuatan faktor pengendalian. Niat pembelian adalah kecenderungan contoh untuk membeli pestisida organik.