MOTIVASI BIDAN DALAM PENCAPAIAN TARGET CAKUPAN KUNJUNGAN NIFAS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUTOREJO KECAMATAN KUTOREJO KABUPATEN MOJOKERTO Ermawati 11002104 Subject: Motivasi, Target cakupan kunjungan nifas Description Masalah yang sering dijumpai di masyarakat banyak ibu nifas yang tidak melakukan kunjungan nifas hal ini menyebabkan cakupan kunjungan nifas bidan setempat tidak bisa memenuhi target, ditambah lagi motivasi bidan yang kurang maksimal dalam memberikan layanan nifas yang selama ini gratis melalui program yang di tetapkan pemerintah. Tujuan penelitian mengetahui motivasi bidan dalam pencapaian target cakupan kunjungan nifas. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Variabel dalam penelitian ini adalah motivasi bidan dalam pencapaian target cakupan kunjungan nifas. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Kutorejo Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto sejumlah 15 orang dengan jumlah sampel juga 15 bidan, teknik total sampling. Alat ukur menggunakan kuesioner, analisa data dengan menggunakan editing, codding, skoring, tabulating dan skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar motivasi bidan dalam pencapaian target cakupan kunjungan nifas adalah positif sebanyak 13 orang (86,6%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa motivasi bidan positif dikarenakan semua responden sudah mengikuti pelatihan APN. Bidan harus melakukan kunjungan rumah pada ibu nifas yang tidak hadir pada pemeriksaan nifas yang telah di jadwalkan sehingga target kunjungan nifas bisa tercapai. ABSTRACT The problem is often encountered in communities that many postpartum mother who are not doing postpartum visits caused of postpartum visits or local midwife could not meet the target, added with the motivation of the midwives is less than maximum in providing postpartum care that have been set free through government programs. The purpose of the research was to know the motivation of midwives in achieving the target of coverage of postpartum visits. Type of research was descriptive study. The variable in this study was motivation of midwives in achieving target of coverage of postpartum visits. The population in this study was all midwives in the Puskesmas Kutorejo, Mojokerto as many as 15 by the number of samples was amount 15 midwives, used total sampling technique. Measuring instruments using questionnaires, data analyzed
using the editing, codding, scoring, tabulating and Likert scale. The results showed that most of the motivation of midwives in achieving the target of coverage of postpartum visits were positive as many as 13 people (86.6%). Based on the results of this study concluded that the midwife positive motivation because all respondents had APN training had. Midwives have to do home visits to post partum mothers that can not go to the post partum examination that have been scheduled so that the target of covarage of post partum visits can be achived. Keywords: Motivation, Target of coverage of postpartum visits Countributor : Nur Saidah, S.SiT., M.Kes : Dona Anggreni SKM, Type matrial : Laporan penlitian Identivier : Reseach of Publication Right : microsof 2007 Sumarry : File of reseach LATAR BELAKANG Masa nifas merupakan hal penting untuk diperhatikan guna menurunkan angka kematian bayi dan ibu di Indonesa (Saleha, 2009: 2). Bidan merupakan individu yang secara berahap menjalani program pendidikan kebidanan bidan harus mampu memberikanm pengawasan yang butuhkan, merawat dan memberikan advis kepada ibu selama periode kehamilan, persalinan dan paska persalinan bidan bertanggung jawab penuh merawat neonatus dan bayi serta memantau kondisi ibu paska bersalin (While, 2012). Masalah yang sering dijumpai di masyarakat banyak ibu nifas yang tidak melakukan kunjungan nifas hal ini menyebabkan cakupan kunjungan nifas bidan setempat tidak bisa memenuhi target, ditambah lagi motivasi bidan yang kurang maksimal dalam memberikan layanan nifas yang selama ini gratis melalui program yang di tetapkan pemerintah (Muniez, 2014). Cakupan kunjungan nifas menurut WHO pada tahun 2012 tercatat 33% dari 100.000 ibu nifas (Mahendra, 2013). Berdasarkan data dari profil kesehatan tahun 2009 target kunjungan nifas di Indonesia atau Jawa Timur mencapai 90% namun pada tahun 2012, hanya 7 (tujuh) kabupaten/kota yang memiliki nilai cakupan di atas target provinsi, yakni sebesar 95%. Provinsi Jawa Timur di awal bulan Maret 2012, meski secara absolut (jumlah) cakupan meningkat. Angka cakupan pelayanan nifas untuk Provinsi Jawa Timur adalah 87,49%. Cakupan pelayanan ibu nifas di Kabupaten Mojokerto tahun 2011 adalah 97,27% (Dinkes Mojokerto, 2012). Cakupan pelayanan ibu nifas bulan Januari – Desember 2013 di Wilayah Kerja Puskesmas Kutorejo sebanyak 439 orang (PWS KIA PKM. Kutorejo, 2013). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti secara wawancara pada 6 bidan di Puskesmas Kutorejo Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto
didapatkan 3 bidan memiliki motivasi lemah dengan alasan ibu nifas menggunakan JKM, sedangkan 3 bidan lainya memiliki motivasi kuat memberikan pelayanan pada masa nifas Pelayanan nifas meliputi beberapa tahapan pemeriksaan yang dilakukan untuk memantau keadaan ibu selama masa nifas. Menurut SPM (Standar Pelayanan Minimal) yang ditetapkan oleh Departement Kesehatan Republik Indonesia tahun 2001 bidan harus memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah setidaknya 4 kali kunjungan yaitu pada 6-8 jam pasca persalinan, hari ke-6, minggu ke-2 dan minggu ke-6 pasca persalinan. Disebutkan juga bahwa pada saat bidan desa melakukan pelayanan nifas harus melakukan pemeriksaan secara menyeluruh kepada ibu nifas meliputi pemeriksaan suhu, nadi, respirasi, tekanan darah, pemeriksaan payudara, pemeriksaan involusi uterus, dan pemeriksaan lochea.3 (Agustina, 2013) Pelayanan pasca persalinan harus di berikan berdasarkan kebutuhan dan secara terintegrasi, tenaga kesehatan yang terlati (bidan) dan identifikasi masalah secara dini dapat menurunkan kejadian, kematian dan kecacatan yang juga harus selalu di ikuti dengan kemudahan untuk mendapatkan akses pelayanan rujukan (Sarwono, 2010, 364). Motivasi bidan melalui usaha KIA dalam rangka meningkatkan cakupan kunjungan nifas dengan cara mengadakan integrasi kedalam pelayanan kesehatan menyeluruh dan mengadakan kerjasama serta koordinasi dengan lain-lain dinas kesehatan. Selain itu, melihat pencapaian cakupan kunjungan nifas dengan cara monitoring bulanan melalui PWS (Pemantauan Wilayah Setempat) PWS yang dilakukan untuk mengetahui apakah program yang dilaksanakan pada bulan tertentu, telah berjalan sesuai dengan yang di harapkan atau belum. Bila hasilnya belum sesui dengn harapan, dilakukn analisis faktor penyebabnya, untuk kemudian di intervensi. PWS di arahkan untuk mengetahui secara cepat wilayah mana yang sudah maju dan mana yang belum, serta tindakan apa yang di perlukan untuk segera memperbaikinya (Prasetyawati, 2012:13,38-39). METODOLOGI PENELITIAN Rancangan penelitian deskriptif yaitu suatu metode yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran / mendeskripsikan atau memaparkan peristiwa-peristiwa urgen yang terjadi pada masa kini secara objektif (Nursalam, 2011:82). Sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah survey yaitu suatu metode yang digunakan untuk menyediakan informasi yang berhubungan dengan prevalensi, distribusi variabel dalam suatu populasi (Nursalam, 2011). Dalam penelitian ini peneliti mengukur Motivasi bidan dalam pencapaian target cakupan kunjungan nifas dengan menggunakan kuesioner. Teknik pengambilan sampel dengan probability dengan jenis total sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan jumlah populasi dengan populasi semua bidan di Wilayah Kerja Puskesmas Kutorejo Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto dengan sampel sejumlah 15 orang. Variabel dalan penelitian ini motivasi dalam pencapaian target cakupan kunjungan nifas. Analisa data menggunakan prosentase.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar berpendidikan D3 sebanyak 14 orang (93,3%). Berdasarkan umur menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 30-49 tahun sebanyak 12 orang (80,0%). Sebagian kecil responden memiliki lama kerja >10 sebanyak 7 orang (46,7%). Bahwa rata-rata responden belum mengikuti pelatihan Pelatihan BBLR sebanyak 9 orang (60%). Motivasi responden adalah positif sebanyak 13 orang (86,6%) dan sebagian kecil responden memiliki motivasi negative sebanyak 2 orang (13,3%) Motivasi merupakan karakteristik psikologis manusia yang memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang hal ini merupakan faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tertentu Stoner dan fremen, 1995 dalam Nursalam, 2012: 85) Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar bidan desa memiliki tanggungjawab yang baik, tindakan yang cepat apabila terdeteksi adanya komplikasi pada ibu nifas, melakukan pemeriksaan nifas secara lengkap sesuai SPM (Standar Pelayanan Minimal) kepada ibu nifas seperti suhu, nadi, tekanan darah, respirasi, payudara ibu, involusi uterus dan lokhia serta melakukan kunjungan nifas secara lengkap sebanyak 4 kali kunjungan yaitu pada 6-8 jam pasca persalinan, hari ke enam pasca persalinan, minggu ke dua pasca persalinan dan minggu ke enam pasca persalinan selain itu sebagian besar bidan desa dapat mencapai target yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan. Motivasi bidan dalam mencapai target kunjungan nifas di pengaruhi oleh pendidikan hal ini dapat di tunjukan bahwa sebagian besar responden berpendidikan D3 sebanyak 14 orang (93,3%). Motivasi seseorang di pengaruhi oleh faktor pendidikan semakin tinggi pendidikan seseorang maka motivasi yang di miliki semakin kuat sebab orang yang berpendidikan tinggi lebih mudah menyerap informasi yang di aplikasikan dalam bentuk tindakan (Nugraha, 2014) Responden yang berpendidikan tinggi lebih dapat menerapkan teori dalam praktek di lapang, jenjang pendidikan responden diploma III D IV merupakan sekolah tinggi untuk kebidanan, dimana jenjang pendidikan tersebut merupakan pendidikn yang di penuhi teori dan praktek. Responden (bidan) akan bekerja memenuhi standar yang di tetapkan institusi kesehatan. Motivasi yang positif didasari atas sangsi jika bidan tidak melakukkan kunjungan nifas untuk memenuhi cakupan kunjungan nifas. Surat Ijin Kerja Bidan (SIPB) dan dilibatkan dalam kegiatan yang masih dalam tugas sebagai bidan seperti ikut serta dalam rapat, mewakili teman sejawat dalam pengambilan keputusan dan menjadi pembicara sebagai perwakilan Puskesmas serta mewakili kepala Puskesmas dalam event tertentu. Berdasarkan penelitian menunjukan sebagian besar responden berumur 30-49 tahun sebanyak 12 orang (80,0%). Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat ia akan berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari pada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Motivasi yang didukung oleh lingkungan berdasarkan kematangan atau usia seseorang. Umur merupakan ukuran tingkat kedewasaan seseorang. Orang yang mempunyai umur
produktif akan mempunyai daya pikir yang lebih rasional dan memiliki pengetahuan yang baik sehingga orang memiliki motivasi yang baik (Notoamodjo, 2014). Dengan usia yang tergolong matang semakin banyak pengalaman dan semakin banyak pelatihan yang di dapat sehingga kemampuan bidan sebagai tenaga kesehatan tidak dapat di ragukan. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebagian kecil responden memiliki lama kerja >10 sebanyak 7 orang (46,7%) Motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga puas dengan apa yang sudah dilakukan. Kepribadian seseorang akan mempengaruhi orang dalam bersikap dan berperilaku untuk melakukan tindakan (Rusmi, 2010). Pelayanan nifas meliputi beberapa tahapan pemeriksaan yang dilakukan untuk memantau keadaan ibu selama masa nifas. Menurut SPM yang ditetapkan oleh DepKes RI bidan harus memberikan pelayanan selama masa nifas melalui kunjungan rumah setidaknya 4 kali kunjungan yaitu pada 6-8 jam pasca persalinan, hari ke-6, minggu ke-2 dan minggu ke-6 pasca persalinan. Disebutkan juga bahwa pada saat bidan desa melakukan pelayanan nifas harus melakukan pemeriksaan secara menyeluruh kepada ibu nifas meliputi pemeriksaan suhu, nadi, respirasi, tekanan darah, pemeriksaan payudara, pemeriksaan involusi uterus, dan pemeriksaan lokhia.3 Dari hasil prasurvey diketahui bahwa bidan desa dalam melaksanakan tugasnya dalam melakukan kunjungan nifas sudah optimal. Motivasi bidan dalam melakukan kunjungan nifas di pengaruhi oleh banyaknya pelatihan yang di ikuti hal ini dapat di tunjukan bahwa sebagian besar responden sudah mengikuti pelatihan APN sebanyak 14 orang (93,3%) dan ratarata responden belum mengikuti pelatihan Pelatihan BBLR sebanyak 9 orang (60%).Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri, tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin ataupun seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin atau pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang dipimpinnya (Rusmi 2010).Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar bidan desa melakukan pengembangan potensi diri dengan baik. Hal ini dilakukan dengan cara mengikuti seminar, membaca buku literatur yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan ibu, membaca buku pedoman KIA terbitan terbaru dan sharing dengan teman sejawat ketika menemui kendala dalam hal kunjungan nifas, mengikuti pelatihan, melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dan mengikuti rapat/refresh tentang nifas di Dinas Kesehatan dan browsing lewat internet.Kondisi riil, supervisi oleh Puskesmas/Dinas Kesehatan tidak dilakukan secara merata sehingga beberapa bidan jarang mendapatkan bimbingan dan pengawasan atas pekerjaan yang telah dilakukan. Bahkan ada bidan desa yang tidak pernah mendapatkan supervisi dari Dinas Kesehatan. Namun hal tersebut tidak membuat bidan desa enggan melakukan kunjungan nifas. Adanya supervisi atau tidak, tidak berpengaruh terhadap komitmen dan tanggungjawab bidan desa dalam melakukan kunjungan nifas.
SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang yang dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kutorejo Kecamatan Kutorejo Kabupaten Mojokerto disimpulkan Motivasi bidan dalam pencapaian target cakupan kunjungan nifas adalah positif sebanyak 13 orang (86,6%)
SARAN 1. Teoritis a. Bagi Mahasiswa Mahasiswa lebih memahami kondisi tentang materi nifas agar kelak dilapangan saat praktik tidak mengalami kesulitan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Responden Responden lebih menyadari pentingnya kunjungan nifas agar ibu nifas tidak mengalami masalah pada masa nifas. b. Bagi Tenaga Kesehatan Tenaga kesehatan lebih lebih aktif melakukan kunjungan nifas untuk mewujudkan tercapainya derajat kesehatan ibu nifas selama asuhan pelayanan kesehatan masa nifas. c. Bagi Instansi Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan lebih menekan target pada para bidan sesui dengan jumlah ibu nifas yang ada di wilayah kerjanya.
ALAMAT KORESPONDENSI Ermawati POLTEKKES MAJAPAHIT MOJOKERTO Telp/fax (083833812906) Email :
[email protected]