HUBUNGAN KARAKTERISTIK BIDAN DAN MOTIVASI DENGAN PENCAPAIAN CAKUPAN ASI EKSKLUSIF RELATIONSHIP MIDWIFE CHARACTERISTICS AND MOTIVATION WITH ACHIEVEMENT ASI EXCLUSIVE COVERAGE Nur Sri Atik, SST, M.Kes1, Mestuti Hadi, SKM, MM.Kes2, Ika Sari Kristiani, S.SiT3 Program Studi D III Kebidanan, Akademi Kebidanan Mardi Rahayu
[email protected] Program Studi D III Kebidanan, Akademi Kebidanan Mardi Rahayu
[email protected] Program Studi D III Kebidanan, Akademi Kebidanan Mardi Rahayu
[email protected]
ABSTRACT Breastfeeding is the way infant feeding ideal, generating healthy growth and development in infants and is also an integral part of the reproductive process with important implications for the health of the mother. During lactation, health workers are the most reliable source of information by parents. The role of an advisory birth attendants significantly affect breastfeeding in the first day of the birth of the baby and the support of health professionals has a significant influence on the duration of breastfeeding. This achievement is still far from the target of the Indonesian government which define at least 80% of mothers exclusively breastfeed their babies, namely breast milk without any other food or beverage from birth until the baby is 6 months old. The Government in 2012 has designed programs Action Plan Acceleration Exclusive Breastfeeding 2012-2014 which aims to accelerate the achievement of the scope of exclusive breastfeeding (0-6 months) from 61.5% in 2010 to 80% in 2014. Based on data from the profiles Kudus district health offices, known exclusive breast milk coverage reached 26.4% and this is below the target of national coverage of 80%. The purpose of this study was to analyze the relationship between the characteristics (age, education, work and residence time) and motivation by the coverage of exclusive breastfeeding by midwives in the region of the Kudus district health centers. The method used in this study using observational analytic design with cross sectional approach. This research method is used to solve and answer the problems that exist now and to examine the relationship of one variable to another variable that is indicated by the magnitude of the correlation coefficient. The results showed that there was no relationship between age, education, length of service and residence with the coverage of exclusive breastfeeding but there is a relationship between the midwife motivation with the coverage of exclusive breastfeeding. Thus it can be recommended for health centers in order to increase the motivation of midwives in the attainment of exclusive breastfeeding by training / refreshing return, and supervision can give rewards to midwives who are able to achieve coverage of exclusive breastfeeding in accordance with the target. Keywords : midwife characteristics , motivation , exclusive breastfeeding.
1
tentang Kesehatan dan PP No. 33
PENDAHULUAN Menyusui adalah cara pemberian makanan
pada
bayi
menghasilkan
yang
ideal,
pertumbuhan
dan
tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif.
optimal. Hal ini dapat dilihat dari
dan juga merupakan bagian integral proses
implikasi
yang
reproduksi
dengan
penting
untuk
angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia
pengukuran
orangtua. Peranan penolong persalinan
yang
telah
51 negara dengan angka menyusui
signifikan terhadap pemberian ASI di
hanya sebesar 27,5%4. Pencapaian ini
dan
masih jauh dari target pemerintah
dukungan tenaga kesehatan memiliki pengaruh signifikan pada lamanya pemberian ASI.
Indonesia
yang
sekurangnya
80%
menetapkan ibu
menyusui
bayinya secara eksklusif, yaitu ASI
Indonesia dikenal sebagai salah
tanpa
satu negara yang memiliki kebijakan
lainnya
nasional yang cukup baik dalam memastikan
indikator
ditetapkan, Indonesia urutan ke 49 dari
sebagai penasihat berpengaruh secara
bayi
rendah.
menyusui di 51 negara berdasarkan
informasi yang paling diandalkan oleh
kelahiran
masih
Trends Initiative 2012 tentang kondisi
tenaga kesehatan merupakan sumber
pertama
yang
Berdasarkan data World Breastfeeding
kesehatan ibu. Selama masa menyusui,
hari
implementasi
kebijakan nasional tersebut belum
perkembangan yang sehat pada bayi
dalam
Namun,
dukungan
makanan sejak
ataupun lahir
minuman
sampai
bayi
berumur 6 bulan.
tenaga
Pemerintah di tahun 2012 telah
kesehatan terhadap keberhasilan ibu
merancang program Rencana Aksi
menyusui. Dua kebijakan terbaru yang
Akselerasi Pemberian ASI Eksklusif
sangat diharapkan dampaknya bagi
2012-2014
peningkatan angka cakupan pemberian
mempercepat
ASI adalah UU No. 36 tahun 2009
yang
bertujuan
pencapaian
untuk cakupan
pemberian ASI eksklusif (0-6 bulan) 2
dari 61,5% pada tahun 2010 menjadi
diharapkan bisa membantu pereko-
80% pada tahun 2014. Gerakan sadar
nomian
menyusui ini justru sering terhadang
mengalami krisis ekonomi, sedangkan
kendala orang terdekat, entah suami
bagi perusahaan tempat ibu bekerja,
atau keluarga. Selain itu tempat kerja,
pemberian
bidan atau petugas kesehatan lainnya
biaya
juga berandil sangat besar terhadap
produktivitas kerja dan meningkatkan
tercapainya program tersebut. Bidan
citra
sangat popular di kalangan ibu-ibu.
meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.
Tidak sedikit wanita melahirkan di Rumah
Sakit
Bersalin
Indonesia
ASI
yang
dapat
pengobatan,
perusahaan
sedang
menghemat meningkatkan
sekaligus
dapat
Dukungan bidan dalam pemberian
dengan
ASI dapat mencegah atau menghindari
mengandalkan bidan untuk membantu
berbagai
proses kelahiran. Bahkan bidan sering
pemberian ASI eksklusif. Peranan
lebih dikenal ibu-ibu hamil dibanding
awal
dokter kandungan. Maka, peran bidan
pemberian
cukup sentral dalam mensosialisasikan
diberikan dengan meyakinkan ibu
pemberian ASI eksklusif ini. Sebagai
bahwa bayi memperoleh makanan
bagian dari tenaga kesehatan, bidan
yang mencukupi dari payudara ibunya
juga dokter diwajibkan memberikan
serta membantu ibu sedemikian rupa
pemahaman tentang pemberian ASI
sehingga ia mampu menyusui bayinya
eksklusif
tersebut.
sendiri.
diminta
melaksanakan
Kalangan
ini
Program
kesulitan
bidan
dalam ASI
Dukungan
Inisiasi Menyusu Dini (IMD).
umum
mendukung
eksklusif
bidan
dalam
dapat
dalam
mensosialisasikan ASI dapat dimulai
Peran bidan terhadap pemberian
sejak kehamilan terjadi. Setidaknya ibu
ASI eksklusif ini sangat penting tidak
hamil mengikuti 2 kali kelas antenatal
hanya bagi bayi tetapi juga bagi ibu
yang menjelaskan keuntungan ASI dan
yang
bagaimana cara sukses menyusui saat
menyusui.
Pemberian
ASI 3
kelahiran terjadi. Mempersiapkan ibu
2002).
hamil yang kelak akan menyusui
pelayanan dan pemeliharaan ASI dapat
mempengaruhi keberhasilan menyusui.
dikatakan mempunyai peranan besar,
Edukasi mengenai pentingnya air susu
karena persiapan menyusui dari masa
ibu harus didapatkan oleh setiap ibu
kehamilan sudah dapat dibentuk, ibu-
hamil sebelum kelahiran terjadi. Bila
ibu yang memeriksakan kehamilannya
semua petugas kesehatan menerapkan
ke
10
informasi mengenai ASI eksklusif.
(sepuluh)
langkah
menuju
Motivasi
bidan
sudah
bidan
dapat
dalam
diberikan
keberhasilan menyusui, maka dijamin
Berdasarkan data dari profil dinas
dapat menurunkan angka kesakitan dan
kesehatan kabupaten kudus, diketahui
kematian bayi dan anak, sesuai dengan
cakupan Asi Esklusif baru mencapai
MDGs
Development
26,4% dan hal ini dibawah target
Goals). Peran tenaga kesehatan di
cakupan secara nasional yaitu 80%.
ruang perawatan ibu dan bayi sangat
Sementara di 4 puskesmas wilayah
besar,
kabupaten Kudus pada tahun 2012
(Millenium
agar
setiap
bayi
yang
dipulangkan harus menyusui.
diketahui cakupan ASI Eksklusif dari
Berbagai alasan yang mengatakan
puskesmas Gribig (1,9%), puskesmas
pemberian ASI eksklusif di tempat
Puskesmas jepang (2,6%), puskesmas
pelayanan klinik/rumah bersalin sangat
Purwosari
tergantung bidan. Hal ini disebabkan
Gondosari (5,2%).
(3,1%)
dan
puskesmas
bidan adalah orang pertama yang membantu dan memotivasi ibu bersalin
METODE PENELITIAN
melakukan pemberian ASI eksklusif
Penelitian
ini
menggunakan
tersebut. Proses terjadinya motivasi
desain penelitian observasional analitik
biasanya dipengaruhi oleh faktor dari
dengan pendekatan cross sectional.
dalam diri /faktor internal dan dari luar
Populasi dalam penelitian ini adalah
diri/faktor eksternal (Hicks dan Gullet,
seluruh bidan desa di wilayah kerja 4
puskesmas Kabupaten Kudus yang
tinggi
berjumlah 132 bidan desa, dengan
Kabupaten
sanpel dalam penelitian ini adalah
Puskesmas
bidan desa di wilayah kerja puskesmas
Dawe,
Kabupaten Kudus sejumlah 44 bidan
Ngembal Kulon, Jekulo, dimana setiap
desa.
Puskesmas mempunyai 4 – 6 bidan
Dalam
menggunakan
penelitian teknik
ini
Proportioned
(profil
Dinas
Kudus Jati,
Rejosari,
Kesehatan
2014)
Jepang,
yaitu Mejobo,
Gondosari,
Bae,
Desa
Stratified Random sampling. Populasi
a. Hubungan antara umur dengan cakupan ASI eklusif
terbagi menjadi tiga bagian yaitu umur
Cakupan
puskesmas dengan cakupan tinggi,
Sesuai standar
sedang dan rendah. Tehnik Analisa data yang digunakan dalam penelitian
<30 tahun
2
Tidak sesuai standar 25
>30 tahun
0
17
17
2
42
44
df
Asymp. Sig. (2sided)
Pearson Chi1.319a Square
1
.251
Continuity Correctionb
.164
1
.685
Likelihood Ratio
2.013
1
.156
Total
Jumlah
27
ini adalah dengan Tehnik Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tehnik Chi-Square yaitu Value
membandingkan frekuensi yang di observasi dengan frekuensi harapan menggunakan program SPSS.
Fisher's Exact Test
HASIL
PENELITIAN
DAN
BAHASAN Penelitian ini dilakukan di
9
Linear-byLinear Association
1.289
N of Valid Casesb
44
1
Exact Sig. (2sided)
Exact Sig. (1sided)
.515
.371
.256
Puskesmas wilayah kerja Kabupaten Berdasarkan hasil analisis data pada Kudus
yang
jumlah
keseluruhan variabel umur menunjukkan bidan
terdapat 19 Puskesmas. Diambil 9 paling banyak mempunyai usia kurang puskesmas yang mempunyai cakupan
dari 30 tahun. Hasil analisis uji Chi –
ASI eksklusif rendah, sedang dan 5
Square didapatkan hasil p Value > 0.05
statistik tidak ada hubungan antara
(0,256). Sehingga dapat tidak ada
pendidikan
hubungan
ekslusif. Pendidikan berbanding lurus
antara
umur
dengan
cakupan.
dengan
cakupan
asi
dengan pengetahuan, ini dapat didasari
Hal ini tidak sejalan teori yang
dengan teori menurut Notoadmodjo
mengatakan produktiitas sesorang akan
bahwa pengetahuan adalah hasil tahu
semakin menurun seiring bertambah-
atau
nya umur, hal ini disebabkan karena
terjadi setelah melakukan pengindera-
keterampilan
fisik
an terhadap suatu obyek yang sangat
seperti : kecepatan, kelenturan dan
dipengaruhi oleh intensitas perhatian
koordinasi walaupun disisi lain tidak
persepsi terhadap obyek. Menurut
dapat dipungkiri tak jarang ditemukan
Robin (2008) Pengetahuan sesorang
semakin
memiliki
hubungan
pengetahuannya semakin meningkat,
dengan
sikap
semakin berpengalaman dan lebih
kepribadian, nilai-nilai dan kinerja
bijaksana dalam pengambilan keputus-
seseorang sehingga dapat dikatakan
an Muctar (1994) dan Erlina (2011)
bahwa pengetahuan merupakan salah
-
keterampilan
tua
umur
seseorang
pemahaman
seseorang
yang dan
yang
relevan persepsi,
satu dasar seseorang untuk bertindak.
b. Hubungan
antara
pendidikan
Dengan
pengetahuan
yang
baik,
dengan Cakupan ASI eksklusif Pendidikan
Cakupan ASI eksklusif Sesuai standar
Tidak sesuai
2
42
Tinggi
seseorang
akan
tindakan
sesuai
dapat
mengambil
dengan
yang
diyakininya. Apabila seorang bidan Total
2
Semua
42
responden
mempunyai pendidikan diharapkan
pada
bisa
cakupan ASI ekslusif
penelitian ini berpendidikan tinggi yaitu D III Kebidanan, berdasarkan uji
6
yang tinggi meningkatkan
c. Hubungan Antara Lama Bekerja
yang menyatakan bahwa tidak ada
dengan Cakupan ASI eksklusif. Lama Bekerja
hubungan yang bermakna antara lama
cakupan Tidak sesuai 11
Jumlah
< 5 tahun
Sesuai standar 1
>5 tahun
1
31
32
2
42
44
Total
kerja bidan dengan kinerja bidan
12
dinilai dari cakupan K4
d. Hubungan
Antara
Tempat
Chi-Square Tests Valu e df
Asymp. Exact Exact Sig. (2- Sig. (2- Sig. (1sided) sided) sided)
Pearson ChiSquare
.546a 1
.460
Continuity Correctionb
.000 1
1.000
Likelihood Ratio
.488 1
.485
Fisher's Exact Test .533 1
N of Valid Casesb
44
eksklusif Tempat tinggal
Sama
cakupan Sesuai standar 2
Tidak sesuai 35
Jumlah
0
7
7
2
42
44
Tidak sama Total .476
Linear-byLinear Association
Tinggal dengan Cakupan ASI
37
.476
Tempat tinggal dalam hal ini yaitu
.465
tempat tinggal / domisili responden sebagian besar sama dengan tempat responden bekerja. Berdasarkan uji
Analisa Bivariat yang digunakan
statistik tidak ada hubungan antara
dalam penelitian ini adalah uji Chi –
tempat
tinggal
responden
dengan
Square dengan hasil p Value > 0.05 .
cakupan
Dari hasil uji statistik didapatkan hasil
pengamatan peneliti ada beberapa
tidak ada hubungan
ASI
eksklusif.
Menurut
alasan bidan tidak tinggal di wilayah
antara lama
kerjanya diantaranya karena bidan
bekerja dengan cakupan ASI eksklusif.
tersebut sudah memiliki rumah sendiri
Hal ini tidak sesuai dengan Gibson
di luar w ilayah kerja, ada pula yang
(1996)
lamanya
pengalaman terhadap Penelitian
masa
akan
tugas
berpengaruh
keterampilan yang
memilih tinggal dengan suaminya.
dan
sejalan
seseorang. dengan
pernyataan di atas yaitu penelitian Erlina (2011) di Kabupaten Moutong 7
Analisa data bivariate yang digunakan
Chi-Square Tests
df
Asymp. Sig. (2sided)
Pearson Chi.396a Square
1
.529
Continuity Correctionb
.000
1
1.000
Likelihood Ratio
.711
1
.399
Value
Exact Exact Sig. (2- Sig. (1sided) sided)
Square dengan hasil p Value < 0.05 (0.000) bahwa
Fisher's Exact Test
1.000
Linear-byLinear Association
.387
N of Valid Casesb
44
1
dalam penelitian ini adalah uji Chi-
sehingga
dapat
ada hubungan
diketahui
antara yang
signifikan antara motivasi
.704
dengan
cakupan ASI eksklusif.
.534
Menurut Mangkunegara (2000) motivasi diartikan sebagai suatu sikap (attitude)
e. Hubungan Antara Motivasi dengan Cakupan ASI eksklusif Motivasi
Motivasi Kurang Baik Total
pimpinan
dan karyawan
terhadap situasi kerja (situation) di
cakupan Sesuai standar 0
Tidak sesuai 41
Jumlah
2
1
3
2
42
44
lingkungan
organisasinya.
Mereka
yang bersifat positif (pro) terhadap
41
situasi kerjanya akan menunjukkan motivasi kerja tinggi dan sebaliknya jika mereka bersikap negatif (kontra)
Chi-Square Tests
Value Pearson ChiSquare
df
Asymp. Exact Sig. (2- Sig. (2sided) sided)
terhadap
situasi
menunjukan 28.635a 1
kerjanya
motivasi
kerja
akan yang
.000
rendah. Situasi kerja yang dimaksud
Continuit y 15.331 1 Correctio b n
.000
Likelihoo 12.453 1 d Ratio
.000
mencakup antara lain hubungan kerja, fasilitas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan. Apabila bidan memiliki
Fisher's Exact Test
.003
.003
sikap yang positif diharapkan akan
Linearby-Linear 27.984 1 Associati on N of Valid Casesb
Exact Sig. (1sided)
meningkatkan motivasinya sehingga
.000
pencapaian cakupan ASI eksklusif
44
meningkat.
8
Dari hasil penelitian ini maka yang
memberikan
besar
mempengaruhi pemberian ASI eklusif
terhadap pencapaian cakupan ASI
adalah factor ibu dan budaya setempat.
adalah
bidan
Faktor ibu diantaranya ibu bekerja, ibu
tersebut. Dari sisi motivasi diketahui
merasa ASI nya sedikit, sedangkan
menunjukkan adaya pengaruh yang
factor budaya diantaranya pemberian
signifikan terhadap peluang pencapai-
madu kepada bayi , pisang dan nasi
an cakupan ASI .
yang dihaluskan supaya bayi kenyang
dari
sisi
peluang
diinformasikan bahwa factor yang
motivasi
Berdasasarkan hasil wawan-cara
dan bisa tidur nyenyak
dengan beberapa bidan desa maupun bidan
koordinator
Puskesmas
KESIMPULAN Berdasarkan
penelitian
yang
tempat responden bekerjasebesar
dilakukan pada 44 Bidan Desa di wilayah
Kabupaten
Kudus
37 orang 84,1%
(9
5.
Sebagian
besar
responden
Puskesmas) diperoleh hasil bahwa:
mempunyai motivasi yang baik
1.
sebesar 41 orang 93,2%
Sebagian besar umur responden kurang dari 30 tahun yaitu 27
2.
3.
4.
6.
Tidak ada hubungan antara umur,
(61,4 ) %
pendidikan, lama bekerja dan
Semua responden berpendidikan
tempat tinggal dengan pencapaian
tinggi DIII Kebidanan (100 %)
cakupan ASI ekslusif
Sebagian
besar
responden
7.
Ada hubungan yang signifikant
memiliki lama bekerja lebih dari 5
antara motivasi bidan dengan
tahun sebesar 32 orang 72,7%
pencapaian cakupan ASI ekslusif
Sebagian
besar
responden
bertempat tinggal sama dengan
9
DAFTAR PUSTAKA Harian Analisa. Tak Mendukung ASI, Sanksi pun Menanti. Jakarta : Senin, 13 Agustus 2012 Horta Bl, Bahl R, Martines Jc, Victora Cg. Evidence on The Longterm Effects of Breastfeeding: Systemic Review and Etaanalysis. WHO Publication (A Study Commissioned By WHO/CAH). 2007. Kramer, M., et al. Promotion of Breastfeeding Intervention Trial (Probit): A Randomized Trial In The Republic of Belarus. Journal of The American Medical Association, 285 (4): 413-420, 2001 Maryam Siti. 2012. Peran Bidan yang Kompeten terhadap Suksesnya MDGs. Jakarta : Salemba Medika. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1464/MENKES/X/2010 Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta. Roesli U. 2005. Mengenal Asi Eksklusif. Jakarta. PT Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara Roesli U. 2008. Inisiasi Menyusui Dini Plus Asi Eksklusif. Jakarta. Pustaka Bunda Siregar, M. A. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI oleh Ibu Melahirkan, Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, USU Digital Library. 2004. Suherni, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Jakarta : Fitramaya. Suradi Rulina, dkk. 2010. Indonesia Menyusui. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.World Breastfeeding Trend Initiatives 2012. The State of Breastfeeding in 51 Countries (Policy and Programmes). IBFAN and BPNI.
10