Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan di Televisi Nasional
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh Nadia Pratama Kusuma Wardani NIM: 1110051000130
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FALKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA 1436 H./ 2015 M.
Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan di Televisi Nasional
Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh Nadia Pratama Kusuma Wardani NIM: 1110051000130
Pembimbing
Bintan Humeira, M. Si. NIP. 19771105 200112 2 002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FALKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYAHTULLAH JAKARTA 1436 H./2015 M.
PENEGESAHAN PANITIA UJIAN
'
Skripsi berjudul MOTIF DAN KEPUASAN PENONTON PROGRAI\I RAMADAN DI TELEVISI NASIONAL telah diujikan dalarn sidang munaqasyah fakultas Dakwah dan Ih-nu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 April 2015. Skripsi ini telah diterirna sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Kornunikasi Islarn (S.Kom.l) pada Program Studi Kornunikasi dan Penyiaran Islam. Jakarta,29 April2015 Dzulqa'ada 1436 H Sidang Munaqasyah
{& Ketua
Sekertaris
Dr. Sihabudin Noor MA NrP. r969022t 199703 1 001
lenguji
Saprudin. S.Pd NrP. 19680906 199108 1 001
Penguji 2
1
Hi. Nununs Khairivah. NI 06 199403
1
NIP. 19730125 20010t 2
002
Pembimbing
NrP. 1977110s 200t12 2 002
01
LEMBARAN PERNYATAAN
Skripsi yang berjudul Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadsn di Televisi Nasional,dengan ini saya menyatakan bahwa: 1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana di
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan
ini telah
saya cantumkan
dalam bentuk refrensi, baik footnote, maupun daftar pustaka sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. J.
Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Iakart424 April2015
Nadia Pratamd Kusuma Wardani
ABSTRAK Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan di Televisi Pada bulan Ramadan berbagai stasiun televisi berlomba menyajikan program Ramadan yang bernuasa religi, terutama menjelang waktu sahur dan berbuka puasa. Banyaknya program yang disajikan oleh televisi membuat khalayak menjadi aktif dan seletif dalam memilih program. Setiap individu memiliki motif dan tingkat kepuasaan yang berbeda-beda. Kebutuhan yang berbeda diasosiasikan dengan kepribadiaan seseorang, tahapan-tahap kedewasaannya, latar belakang, dan peran sosialnya. Penelitian bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu, apakah terdapat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di televisi nasional? Dan apakah terdapat hubungan antara motif menonton program Ramadan dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan? Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik atau klasik dengan pendekatan kuantitatif, dan tipe penelitian eksplanatif. Jenis data yang digunakan meliputi daya primer di peroleh dari survei berupa kuisioner terhadap mahasiswa. Data sekunder meliputi junal-jurnal ilmiah, tesis, skripsi, dan literatur lainnya. Teori yang digunakan adalah Uses and Gratifications milik Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch. Teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif. Hasil temuan dalam penelitian ini terdapat dukungan yang kuat terhadap teori uses and gratifications pada penelitian ini. Artinya terdapat korelasi antara motif dan tingkat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan, dilihat dari kesenjangan antara motif dan kepuasan. Dengan demikian program Tausiah, Sinetron, Variety Show dan Feature dianggap memenuhi motif mahasiswa/i KPI pada dimensi integrasis sosial dan hiburan. Kata kunci : Uses and Gratifications, Motif, Kepuasan
ii
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Segala puji dan syukur tercurah hanya kepada-Nya Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhamad SAW yang telah membimbing kita pada derajat kemanusiaan yang lebih baik. Alhamdulillah atas hidayah-Nya, penulis berhasil menyelesaikan tugas skripsi. Skripsi yang diberi judul Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan di Televisi Nasional ini merupakan salah satu syarat yyang harus dipenuhi penulis untuk memperoleh gelar sarjana dalam bidang Komunikasi dan Penyiaran Islam pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis memyadari dalam pembuatan skripsi ini telah mendapat bantuan, dukungan
dan
dorongan
dari
berbagai
pihak
sehingga
penulis
dapat
menyelesaikan dengan baik. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis mengungkapkan rasa terima kasih yang setulus-tulusnya kepada: 1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beserta wakil-wakil Dekan. 2. Rachmat Baihaky, MA dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bintan Humeira, M.Si, Dosen Pembimbing yang sangat amat membantu dalam penulisan skripsi ini. Terima kasi atas segala ilmu, kasih sayang serta perhatian yang secara tulus ikhlas diberikan kepada penulis. 4. Terima kasih yang tak terhingga kepada Papa tersayang Agus Pribadiono dan Mama tercinta Siska Rini. Adik satu-satunya penulis Thevara Augustine Dewantari. Dan juga keluarga yang lainnya, Mbah akung, Mbah Uti, Pakde edi, Pakde Toto, Bude Iin, Bude Eti, Tante Ita, Om
iii
Yance, Om Pupung, Tante Dara, dan Sepupu Dandy, Mita, Raihan, Sasha, Cica dan Keenand. Terima kasih atas segala support dan doa yang selalu di berikan kepada penulis. 5. Terima kasih juga kepada Raden Boyke Gusti Asmana. Terima kasih atas cinta, kesabaran, support dan yang selalu diberikan semangat kepada penulis. Thank you.. 6. Terima kasih juga kepada terkhusus Anindita Amanda dan Rizka Mulyasari sahabat yang selalu ada menemani dan men-support. Murni, Sissy, Rizka Amalia, Arnold, Adiyasa, Tio. Thank you.. 7. Terima kasih juga kepada “The Barbie’s”, Urnia Yumalita, Shofa Mayonia Jeric, Marliana, Geeas Prisila, Faradilla Rahma, Aulia Rahmi, dan Husna Khalida. Terima kasih sudah perhatian, selalu support dan memberi semangat kepada penulis. Thank you, Barbie’s.. 8. Terima kasih juga kepada satu bimbingan Nanda Cahaya, Ka Wulan, Ka Lina, dan kakak-kakak, teman-teman lain yang selalu memberikan semangat dan doanya. 9. Terima kasih juga kepada teman-teman seperjuangan angkatan 2010-2011 Kris, Fauzi, Damar, Karlia Zainul, Daniella Putri, Abdurahman, Nurul Fajria, Ilham, Enjang Zaky, Arista Rahma dan lainnya yang selalu berjuang bersama dan berdoa bersama. Semangat terus kawan! 10. Keluarga KKN PETA 2013, Rezza, Dio, Willy, Adit, Bebsy, Savira, Novita, Imas, Dian, Muha, Arista, Intan, Umam, dan Makien. Terima kasih untuk kenangan selama sebulan masa KKN. 11. Terima kasih juga kepada semua teman-teman KPI D, Enjang zaky, itha Basitha, Dwi novita, Cory Carlina, Rika Alisha, Anggy Agustin, Abdurahman, Fahmi, Helmi, Rachmat, Ibel, Erfa, Nurul, Karlia, Intan, Isyana, Nurmalisa, Bobby, Fityan, Sumantri, Syehab, Ichsan, Tio, Arista, Izzatunisa, Fitri, Agung yang telah memberikan pengalaman berharga selama 3 tahun sama-sama kuliah di UIN.
iv
12. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada semua pihak.
Jakarta, 24 April 2015 Nadia Pratama Kusuma Wadani
v
DAFTAR ISI
Lembar Pernyataan........................................................................................................ i Abstrak ......................................................................................................................... ii Kata Pengantar ............................................................................................................ iii Daftar Isi...................................................................................................................... vi Daftar Tabel ................................................................................................................ ix Daftar Gambar ............................................................................................................. xi Daftar Lampiran ......................................................................................................... xii Bab
I Pendahuluan ................................................................................................. 1 A. Latar Belakang Permasalahan ........................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................. 5 C. Tujuan Penelitan ................................................................................ 6 D. Manfaat Penelitan............................................................................... 6 E. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 7 F. Kerangka Penelitan .......................................................................... 13 G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 14
Bab II Kajian Teoritis ........................................................................................... 16 A. Teori Uses and Gratifications .......................................................... 16 B. Perkembangan Teori Uses and Gratifications ................................. 28 C. Kritik Teori Uses and Gratifications ............................................... 31 D. Program Ramadan ............................................................................ 34 E. Definisi Konseptual .......................................................................... 36 1. Motif............................................................................................. 36 2. Kepuasan ...................................................................................... 39 F. Hipotesis Teori ................................................................................. 43 Bab III Metodologi Penelitian................................................................................ 44 A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 44 B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian ............................................. 44 C. Tipe Penelitian ................................................................................. 48 D. Desain Penelitian .............................................................................. 50 E. Operasionalisasi Konsep .................................................................. 51 F. Populasi, Sampel dan Unit Analisis ................................................. 60 G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 64 H. Uji Instrumen ................................................................................... 65 I. Teknik Analisis Data ........................................................................ 66 J. Hipotesis Riset ................................................................................. 69 K. Hipotesis Statistik ............................................................................ 70 vi
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ............................................................... 71 A. Gambaran Umum ............................................................................. 71 1. Pengertian Program Ramadan ..................................................... 71 2. Responden Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam....................... 75 B. Karakteristik Responden Hasil Penelitian ........................................ 76 C. Penggunaan Media (Media Use) ...................................................... 79 D. Motif dan Kepuasa (Gratifications Sought dan Gratifications Obtained) ......................................................................................... 88 E. Analisis Korelasi Data Penelitian................................................... 101 1. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Tausiah ....................... 101 2. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Sinetron ...................... 103 3. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Variety Show............... 104 4. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Feature ....................... 106 G. Analisis Kesenjangan (Gap) .......................................................... 108 H. Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................... 112 Bab V Penutup .................................................................................................... 122 A. Kesimpulan .................................................................................... 122 B. Saran .............................................................................................. 124 Daftar Pustaka ......................................................................................................... 125 Lampiran ................................................................................................................ 129
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Table 3.2 Table 4.1 Table 4.2 Table 4.3 Table 4.4 Table 4.5 Table 4.6 Table 4.7 Table 4.8 Table 4.9 Table 4.10 Table 4.11 Table 4.12 Table 4.13 Table 4.14 Table 4.15 Table 4.16 Table 4.17 Table 4.18 Table 4.19
Operasionalisasi Konsep .................................................................. 53 Jumlah Populasi Mahasiswa KPI angkatan 2011-2014 ................... 61 Jumlah responden berdasarkan Angkatan ........................................ 76 Jumlah responden berdasarkan Umur .............................................. 77 Jumlah responden berdasarkan Pendidikan Terakhir ....................... 77 Jumlah responden berdasarkan Pengeluaran Perbulan .................... 78 Jumlah responden berdasarkan Menonton Program TV .................. 79 Jumlah responden berdasarkan Waktu untuk Menonton TV ........... 85 Jumlah responden berdasarkan Menonton jenis acara pada masingmasing stasiun televisi ..................................................................... 86 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Tausiyah ........... 88 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Sinetron ............ 91 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Variety Show.... 94 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Feature ............ 97 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Tausiah ........................... 101 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Sinetron .......................... 103 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Variety Show .................. 104 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Feature ........................... 106 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Tausiyah .................... 108 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Sinetron ..................... 109 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Variety Show ............. 110 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Feature ...................... 111
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar 2 Gambar 3 Gambar 4 Gambar 5 Gambar 6 Gambar 7 Gambar 8 Gambar 8
Kerangka Penelitian ........................................................................ 13 Model Uses and Gratifications ....................................................... 22 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV sehari dalam 1 minggu .......................................................................................................... 79 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 2 hari dalam 1 minggu .......................................................................................................... 80 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 3 hari dalam 1 minggu .......................................................................................................... 81 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 4 hari dalam 1 minggu .......................................................................................................... 81 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 5 hari dalam 1 minggu .......................................................................................................... 82 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 6 hari dalam 1 minggu .......................................................................................................... 83 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 7 hari dalam 1 minggu .......................................................................................................... 84
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Kuisioner ................................................................................. 129 Lampiran 2 Tabel Korelasi Tausiyah ....................................................................... 136 Lampiran 3 Tabel Korelasi Sinetron ........................................................................ 140 Lampiran 4 Tabel Korelasi Variety Show ................................................................ 143 Lampiran 5 Tabel Korelasi Feature ......................................................................... 147
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam pergaulan hidup manusia di mana masing-masing individual satu sama lain beraneka ragam itu terjadi interaksi. Saling mempengaruhi demi kepentingan dan keuntungan pribadi masing-masing. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya.1 Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, emosi, keahlian dan lain-lain. Melalui penggunaan simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angkaangka dan lain-lain. Dengan adanya komunikasi berarti adanya interaksi antar manusia. Dalam kehidupan sehari-hari proses komunikasi merupakan penunjuang adanya proses pertukaran dalam penyampaian informasi agar mendapatkan hubungan timbal balik terhadap apa yang di komunikasikan. Media massa saat ini telah berkembang menjadi sebuah institusi penting dalam masyarakat. Di abad ke 20 informasi memang telah menjadi komoditi yang amat penting, orang berlomba-lomba untuk mendapatkan informasi sebanyak-
1
Onong Uchjana Effendy., M.A., Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2007), hal. 28
1
2
banyaknya. Masyarakat di era ini tidak bisa hidup tanpa informasi. Alvin Toffler menyebutkan sebagai masyarakat informasi atau information society.2 Media secara etimologi dilihat dari bahas Latin yaitu, medium yang berarti alat perantara. Sedangkan secara terminologi media adalah sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat komunikasi seperti; koran, majalah, radio, televisi, film, poster, dan spanduk, sedangkan Massa adalah sarana dan saluran resmi sebagai alat komunikasi untuk menyebutkan berita dan pesan kepada masyarakat luas.3 Pada era globaloisasi ini, kehidupan masyarakat sangat mendominiasi oleh teknologi komunikasi baik itu media cetak maupun media elektronik, yang mampu mendorong dan memberi pengaruh terhadap perubahan baik itu di bidang keagamaan maupun sosial. Terlihat bahwa media memiliki peran yang tidak kecil bagi individu dan masyarakat. Dari media, orang bisa mendapatkan beragaram informasi yang dibutuhkan. Salah satu contoh media massa adalah televisi, televisi adalah salah satu media hiburan dan informasi yang berkembang pesat di Indonesia dan di Dunia. Televisi saat ini telah berkembang dengan sangat pesat dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Televisi menjadi sarana masyarakat untuk mendaptkan informasi, pendidikan dan hiburan.
2
Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.1 3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), cet Ke-3, hal. 726
3
Televisi (TV) merupakan perkembangan medium berikutnya yang dapat menyampaikan pesan informasi dalam bentuk suara dan gambar sekaligus.4 Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitamputih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele (τῆ λε, "jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin, sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat”. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia 'televisi' secara tidak formal sering disebut dengan TV (dibaca: tivi, teve ataupun tipi.5 Banyaknya program yang disajikan oleh televisi membuat khalayak menjadi aktif dan seletif dalam memilih program. Setiap individu memiliki motif dan tingkat kepuasaan yang berbeda-beda. Kebutuhan yang berbeda diasosiasikan dengan kepribadiaan seseorang, tahapan-tahap kedewasaannya, latar belakang, dan peran sosialnya. Timbulnya Uses and Gratifications Theory, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan. Menurut teori ini penggunaan media memerankan peran aktif dalam mengkonsumsi media berdasarkan motif-motif tertentu, bahwa perilaku media mencerminkan kepentingan dan preferensi (selectivity).6 Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang. 7 Orang memilih saluran komunikasi dan pesan-pesan yang paling dapat memenuhi dan
4
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi diakses pada tanggal 19 Desember 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi diakses pada tanggal 04 Juli 2014 6 Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 65 7 Dennis McQuail, Teori Komunikais Massa (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 75 5
4
memuaskan kebutuhannya. Pada pendekatan ini khalyak tidak lagi dipandang pasif, melainkan harapan-harapan dan kebutuhan-kebutuhan. Pada media elektronik khususnya televisi pasti mempunyai berbagai macam program, salah satu program keagamaan. Dimana program agama dapat memberikan untuk memberikan pengaruh terhadap audiensnya untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman ilmu agama. Televisi di Indonesia sekarang ini begitu banyak, baik televisi swasta maupun televisi lokal. Dalam dunia yang semakin penuh dengan beragam informasi, apakah itu berguna atau justru menyesatkan-, diperlukan sebuah siraman informasi yang mendinginkan tanpa harus mengurangi makna dari informasi itu sendiri. Media massa Islam pada tahap perkembangan dewasa ini belum memiliki kekuatan untuk menyaingi kekuatan jaringan media massa Barat. Media massa Islam pun masih terintegrasi ke dalam sistem media massa negara-negara yang sedang berkembang dengan segala kelemahannya.8 Yang terpenting adalah media itu adalah dikelola oleh organisasi atau wadah Islam. Juga policy yang menjalankan adalah ajaran agama Islam. Karena masih lemahnya dalam hal sumber daya, manajemen dan keterampilan jurnalistik dari lembaga-lembaga media massa di Dunia Ketiga, maka media Islam perlu dibantu dengan komunikasi social. Khususnya untuk melawan arus informasi dan bahan-bahan hiburan yang merusak nilai-nilai agama.9
8
http://zamrishabib.wordpress.com/2012/03/09/dakwah-melalui-media-tvdan-new-media/ diakses pada tanggal 3 Juni 2014, pukul 20:47 9 http://zamrishabib.wordpress.com/2012/03/09/dakwah-melalui-media-tvdan-new-media/ diakses pada tanggal 3 Juni 2014, pukul 20:49
5
Membahas tentang televisi, berkaitan dengan program acaranya, baik acara talk show, reality show dan lain-lain. Seperti yang kita ketahui, tayangan program acara di luar bulan Ramadan yang ditampilkan di televisi umumnya biasa-biasa saja. Tetapi, saat memasuki bulan Ramadan, banyak bermunculan program acara bernuansa religi yang tidak ditayangkan menjadi ditayangkan di bulan Ramadan, terutama menjelang waktu sahur dan berbuka puasa. Programprogram TV di bulan Ramadan, kebanyakan hanya menyajikan program-program hiburan yang kurang muatan religinya. Maka berdasarkan uraian tersebut, di dalam penelitian ini, maka penulis tertarik untuk memilih penelitian skripsi dengan judul “Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan di Televisi Nasional”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yanga akan di bahas, maka penulis merumuskan masalahnya, yaitu: 1. Bagaimanakah terdapat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di televisi nasional? 2. Bagaimanakah terdapat hubungan antara motif menonton program Ramadan dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan?
6
C. Tujuan Penelitian Berdasarkan batasan dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak di capai, yaitu: 1. Untuk mengetahui kepuasaan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di televisi nasional. 2. Untuk mengetahui hubungan antara motif menonton program Ramadan dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan.
D. Manfaat Penelitian Adapun maafaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini di harapkan dapat berguna untuk mengembangkan pengetahuan ilmiah dan diharapkan dapat memperkaya di bidang kajian Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dalam penemuan kaidah ataupun untuk mengetahui motif dan kepuasaan kepada khlayak terhadap program Ramadan. 2. Manfaat Praktis Menambah wawasan keilmuan penulis di samping itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan titik tolak untuk penelitian yang lebih mendalam, baik di lokasi yang sama maupun di lokasi lain. Dengan demikian, secara berangsur-angsur perbendaharaan informasi yang sistematik tentang Uses and Gratification dapat dijadikan bahan untuk merumuskan teori dan
7
model penelitian di bidang tersebut. Dan bisa dijadikan pedoman atau referensi di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka Tri Drama Perguruan Tinggi.
E. Tinjauan Pustaka Sebelum mengadakan suatu penelitian untuk penyusunan proposal skripsi ini, maka langkah awal penulis tempuh adalah dengan mengadakan tinjauan pustaka terlebih dahulu. Tinjauan pustakan adalah melihat dan membandingkan pembahasan dari teori penelitian ini dengan yang lain. Dari berbagai macam buku dan literatur serta skripsi yang penulis baca, maka tidak menutup kemungkinan ada sedikit kesamaan dalam isi skripsi ini dengan buku dan skripsi yang telah ada. Kesamaan dan keseluruhan isi, teori dan metodologi itu sama sekali ketidak sengajaan penulis disebabkan oleh keterbatasan referensi penulis. Adapun penelitian yang lain tersebut di antaranya : 1. Skripsi mengenai Hubungan antara Motif dan Kepuasaan Penonton pada Program Islam Itu Indah Trans TV, yang ditulis oleh Irmalia Septiana, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Skripsi ini mengidentifikasi motif dan kepuasaan penonton program Islam Itu Indah Trans TV. Dalam skripsi ini menggunakan teori Uses and Gratifications yang melihat bagaimana khalayak menggunakan media massa sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan analisis deskriptif, data yang dihitung diperoleh melalui perhitungan uji Compare Means. Hasil
8
penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan skor yang signifikan antara motif dan kepuasaan. Skor tertinggi pada variabe motif dan kepuasaan adalah informasi. Maka kesimpulannya, program Islam Itu Indah Trans TV belum dapat memuaskan penontonnya pada dimensi informasi, identitas pribadi, integritas sosial, akan tetapi berhasil memberikan kepuasaan pada dimensi hiburan.10 Persamaan penelitian ini dengan penelitian
yang di lakukan
Irmalia Septiana adalah sama-sama menggunakan kosep uses and gratifications. Namun, letak perbedaan penelitian yang di lakukan Irmalia adalah pada program acara yang diteliti yaitu program acara Islam Itu Indah. 2. Riset mengenai Kesenjangan Kepuasan Pemirsa Televisi (Suatu Studi Gratifications Discrepancy dalam Pendekatan Uses and Grtaifications terhadap Pemirsa TVRI dan RCTI di Jakarata), yang ditulis oleh Novi Andayani Praptiningsih, Universitas Indonesia. Literatur ini membahas tentang masalah kesenjangan kepuasaan pada pemirsa TVRI dan RCTI di lima
wilayah
Jakarata.
Kesenjangan
kepuasaan
ini
mencakup
(gratifications sought) dan kepuasaan yang diperoleh (gratifications obtained) melalui kegiatan menonton kedua saluran televisi tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan metode survei, menggunakan teori uses and gratifications. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam hal
10
Irmalia Septiana, Hubungan antara Motif dan Kepuasaan Penonton pada Program Islam Itu Indan Trans TV, (Skripsi, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Unversitas Islam Negeri, Jakarta. 2010) h.abstrak
9
ini kepuasaan yang dicari (GS), tidak ada perbedaan antara pemirsa TVRI dan RCTI. Kepuasaan yang diperoleh (GO), tidak ada perbedaan GO pada pemirsa TVRI dan RCTI. Hasil kesenjangan kepuasaan yang diperoleh dengan cara membandingakan GS TVRI dengan GO RCTI, menunjukkan bahwa tidak terdapat kesenjangan kepuasaan diantara kedia saluran televisi tersebut.11 Persamaan penelitian ini dengan penelitian Novi Andayani Praptiningsih
adalah
sama-sama
menggunakan kosep
uses
anda
gratifications. Namun, letak perbedaanya adalah penelitian ini meneliti mengenai kesenjangan kepuasaan. 3. Riset mengenai Ekspetasi dan Ketergantungan Media Di Kalangan Mahasiswa (Pedekatan Uses and Gratifications pada Acara Talkshow di Enam Televisi Swasta), yang ditulis Rose Emmaria Taringan, Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan pedekatan Uses and Gratifications, selanjutnya penelitian membuktikan bahwa terdapat kolerasi tetapi tidak signifikan antara derajat ekspetasi dengan ketergantungan. Karena itu, penting menganalisa kembali tipe khalayak dan kondisi khalayak secara spesifik. Khususnya, pada pre, during dan post exposure. Dengan demikian, maka akan diketahui lebih jelas faktor apa sebenarnya yang
11
Novi Andayani Praptiningsih, Kesenjangan Kepuasan Pemirsa Televisi (Suatu Studi Gratifications Discrepancy dalam Pendekatan Uses and Grtaifications terhadap Pemirsa TVRI dan RCTI di Jakarata), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Bidang Ilmu Sosial, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 1994) h.abstrak
10
paling kuat sebagai penyebab ketergantungan khalayak terhadap media televisi dengan program acara talkshow di bulan Mei-Juni 1998 tersebut.12 Persamaan penelitian ini dengan penelitian Rose Emmaria Taringan adalah sama-sama menggunakan kosep uses anda gratifications. Namun, letak perbedaanya adalah penelitian ini meneliti mengenai ekspetasi dan ketergantungan media di kalangan mahasiswa. 4. Riset mengenai Konsumsi Majalah Dan Tabloid Anak Pada Anak-anak Usia Sekolah (Studi dengan pendekatan Uses and Gratifications pada murid-murid sekolah dasar (SD) di wilayah DKI Jakarta), yang ditulis Rosita Anggraini Tagor, Universitas Indonesia. Penelitian ini mencoba mencermati perilaku mengkonsumsi majalah atau tabloid anak pada anakanak usia sekolah (middle chilhood, school age), sampe populasi adalah murid-murid Sekolah Dasar (SD) di tiga lingkungan sosial di Jakarta yang di asumsikan SD di lingkungan bawah, menengah dan atas yang dtarik secara purposive. Responden adalah murid-murid SD berusia 7-12 tahun (kelas 2- kelas 6 SD) yang membaca majalah dan atau tabloid anak sebanyak 439 anak, termasuk 3 anak sebagai informan. Penelitian ini merupakan kombinasi studi kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan secara
bertahap,
pengumpulan
data
kuantutatif
melalui
survei
menggunakan kuisioner, sedangkan studi kualitatif secara in-dept
12
Rose Emmaria Taringan, Ekspetasi dan Ketergantungan Media Di Kalangan Mahasiswa (Pedekatan Uses and Gratifications pada Acara Talkshow di Enam Televisi Swasta), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Bidang Ilmu Sosial, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 1999) h.abstrak
11
interviews.
Hasil
uji
chi-square
menunjukan
lingkungan
sosial
berpengaruh terhadap inisiatif membaca, cara memperoleh majalah atau tabloid anak, dan waktu membaca anak. Sementara lingkungan sosial tidak berpengaruh terhadap lama dan cara membaca.13 Persamaan penelitian ini dengan penelitian Rosita Anggraini Tagor adalah sama-sama menggunakan kosep uses anda gratifications. Namun, letak perbedaanya adalah penelitian ini meneliti mengenai konsumsi majalah dan tabloid anak pada anak-anak usia sekolah dan dalam penelitian ini menggunakan kombinasi studi kuantitatif dan kualitatif. 5. Riset mengenai Kompetisi Antar Stasiun Televisi di Indonesia (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Pendekatan Uses and Gratifications dalam Pennelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), yang tulis oleh Cut Triana Dewi, Universitas Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pola penggunaan media oleh pemirsa, jenis kepuasan yang dicari pemirsa, serta kepuasan yang mereka peroleh, juga tingkat persaingan diantara ketiga stasiun televisi tersebut dalam memenuhi kebutuan pemirsanya,, kepuasan yang diperoleh pemirsa diibaratkan sebagai “niche” atau celung yang menjadi keunggulan satu stasiun televisi dibanding yang lainnya. Ada dua landasan teori yang digunakan yaitu Uses and Gratifications dan Niche Theory. Tesis ini
13
Rosita Anggraini Tagor, Konsumsi Majalah Dan Tabloid Anak Pada Anak-anak Usia Sekolah (Studi dengan pendekatan Uses and Gratifications pada murid-murid sekolah dasar (SD) di wilayah DKI Jakarta), (Tesis. S2 Pasca Sarjana, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2000) h.abstrak
12
menunjukkan bahwa kegiatan stasiun televisi lebih banyak ditonton oleh pemirsa dari kategori light viewer. RCTI lebih mendapat perhatian untuk acar musik, drama, film seri lepas, program kebuadayaan dan berita dalam negeri. Indosiar lebih menarik penonton pada program komedi, kuis, dan olahrag. dan Sedang SCTV hanya mendapat perhatian pada program berita luar negeri. Dua kebutuhan yang sangat dicari oleh khalayak dalam menggunakan media adalah terhibur dan relaks-santai.14 Persamaan penelitian ini dengan penelitian Cut Triana Dewi adalah samasama menggunakan kosep uses anda gratifications. Namun, letak perbedaanya adalah penelitian ini meneliti mengenai kompetisi antar stasiun televisi di Indonesia dan penelitian ini selain menggunakan kosep uses and gratifications juga menggunakan kosep Niche.
14
Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.abstrak
13
F. Kerangka Penelitian Gambar 1. Kerangka Penelitian
KARATERISTIK
MEDIA USE
DIMENSI MOTIF: Kognitif (informasi) Afektif (emosional) Intergratif personal (rasa percaya diri) Intergratif sosiaal (berinteraksi dengan orang lain) Pelepasan ketegangan (mencari hiburan)
Gratifications Sought
Gratifications Obtained
Gratifications Level
Model kerangka penelitian dapat dikaji pada gambar di atas. Model tersebut memulai dengan media use (penggunaan media) dapat dikatagorikan, yaitu jenis media, isi media, terpaan media, dan konteks sosial dan terpaan media. Namun, pada penelitian ini berfokus pada terpaan media dan tingkat
14
perhatian terhadap isi media. Karakteristik, yaitu macam-macam program Ramadan yang di tonton di bulan Ramadan antara lain program Tausiyah, Sinetron Ramadan, Variety Show dan Feature. Dimensi motif yaitu, kognitif (informasi), Afektif (emosional), Integratif personal (rasa percaya diri), integrasi sosial (berinteraksi dengan orang lain) dan pelepas ketegangan (mencari hiburan). Model tersebut terutama berkaitan dengan gratifications sought (GS) kepuasan yang di cari dan gratifications obtained (GO) kepuasan yang diperoleh
G. Sistematika Penulisan Penulisan proposal ini bersifat sistematis, maka penulisan membaginya menjadi lim bab yang tiap-tiap babnya terdiri dari sub-sub bab. Adapun sistematika penulisanya adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Terdiri dari Latar belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjuan Pustaka, Kerangka Penelitian, Sistematika Penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORI Pada bab ini menguraikan tentang landasan teori, teori yang digunakan adalah Uses and Gratifications yang dikemukakan oleh Elihu Katz, Jay G. Blumer dan Michael Gurevitch, Perkembangan Teori Uses and Gratifications, Kritik Uses anda Gratifications, Program Ramadan, Definisi Konseptual, dan Hipotesis teori.
15
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan Tempat dan Waktu penelitian, Paradigma dan Pendekatan
Penelitian,
Tipe
Penelitian,
Desain
Penelitian,
Operasional Konsep, Populasi, Sampel dan Unit analisis, Teknik Pengumpulan Data, Uji Instrumen, Teknik Analisis Data, Hipotesis Riset dan Hipotesis Statistik. BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi: Gambaran Umum, berisi: Pengertian Program Ramdan, Respoden Jurusan KPI, Kakteristik Responden hasil Penelitian, Penggunaan Media (Media Use), Motif (Gratifications Sought), Kepuasan (Gratifications Obtained), Analisis Kolerasi Data Penelitian, dan Analisis Gap BAB V
PENUTUP Merupakan penutup, penulis mencoba menarik kesimpulan dari temuan dan analisis penelitian yang didapat serta memberikan saran sebagai masukan dari penulis. Dan penulis mencantumkan daftar pustaka yang dipakai sebagai rujukan.
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Teori Uses and Gratifications Uses and gratifications untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Hebert Blumer dan Elihu Katz pada tahun 1974 dalam buku The Uses of Mass Communications: Current Perspektives on Gratifications Research. Di awal dekade 1940-an dan 1950-an para pakar telah meneliti alasan mengapa khalayak terlibat dalam berbagai jenis perilaku komunikasi. Lahirnya teori ini juga merupakan kritik terhadap teori peluru (the bullet theory of communication) atau teori jarum hipodermik (hypodermic needle theory) dari Wilbur Schramm, dalam teori peluru ini dikatakan bahwa media sangat kreatif dan powerfull, sedangkan audiens pasif. Sehingga media akan mudah mengenai atau menembus sasaran (audiens).1 Riset Uses And Gratifications berangkat dari pandangan bahwa komunikasi (khususnya media massa) tidak mempunyai kekuatan memengaruhi khalayak. Inti Teori Uses and Gratifications adalah khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Media dianggap berusaha memenuhi motif khalayak. Jika motif ini terpenuhi maka kebutuhan
1
Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, GRAHA ILMU, 2010), hal. 106-107
16
17
khalayak akan terpenuhi. Pada akhirnya, media yang mampu memenuhi kebutuhan khalayak disebut media yang efektif.2 Pedekatan uses and gratifications untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu Katz (1959) dalam suatu artikel sebagai reaksinya terhadap pernyataan Bernard Berelson (1959) bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Model uses and gratifications menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak.3 Kosep dasar teori ini menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch, adalah meneliti asal mula kebutuhan secara psikologi dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan. Uses and Gratifications merupakan salah satu teori yang paling terkenal pada bidang komunikasi massa. Teori ini menunjukkan bahwa permasalahan utamanya bukan pada bagaimana cara media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi lebih kepada bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak, sehingga sasarannya pada khalayak yang aktif, yang memang menggunakan media untuk mecapai tujuan khusus.4
2
Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 207 3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi, (Bandung, PT CITRA ADITYA BAKTI, 2003), hal. 289-290 4 Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, GRAHA ILMU, 2010), hal. 108
18
Blumer dan Katz mengatakan: “Bahwa penggunaan media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunkan media (Nuruddin, 2004). Artinya, audiens (pengguna media) adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi, dan berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhnanya. Walauoun ada juga yang mengatakan bahwa selektifitas berdasarkan suasana hati.” John Fiske (2005), menyatakan: “Bahwa teori uses and gratifications secara tak langsung menyatakan bahwa pesan adalah apa yang dibutuhkan oleh khalayak, bukan yang dimaksudkan oleh pengirim. Menurutnya pendekatan uses and gratifications adalah suatu teori yang menyatakan bahwa para anggota khalayak memliki kebutuhan sumber-sumber media dan nonmedia; atau berpendapat bahwa khalayak berpaling ke media untuk kepuasan tertentu, menggunakan media massa daripada digunakan oleh media massa; atau suatu studi tentang motif-motif penggunaan media dan ganjaran yang dicari.” Dalam melihat media, teori uses and gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi. Artinya, manusia itu punya otonomi dan wewenang dalam memperlakukan media. Karena khalayak mempunyai banyak alasan untuk menggunakan media. Selain itu, konsumen mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana mereka menggunakan media (lewat media mana) dan bagaimana media itu akan berdampak pada dirinya. Karena menurut teori ini mungkin saja media dapat mempunyai pengaruh jahat dalam kehidupan mereka.5 Sedangkan, menurut Alexis S. Tan dakam bukunya “Mass Communication Theories And Research” bahwa meskipun terdapat beberapa perbedaan dalam melakukan pendekatan untuk mendekatkan kebutuhan khalayak dan fungsi media
5
Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, GRAHA ILMU, 2010), hal. 110
19
massa, studi uses and gratifications didasarkan pada suatu perangkat asumsi yang sama yaitu:6 a. Penggunaan
media
mengarah
pada
suatu
tujuan.
Khalayak
menggunakan media massa untuk memuaskan kebutuhannya yang spesifik. Kebutuhan tersebuut berkembang sesuai dengan lingkungan sosial. b. Khalayak memilih media dan jenis isi media untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi khalayak memprakasai proses komunikasi massa, dan
mereka
lebih
siap
dalam
menyesuaikan
media
kepada
kebutuhannya daripada media menunjukkan kemampuannya menguasai khalayak. c. Terdapat
perbedaan-perbedaan
sumber
lain
untuk
memuaskan
kebutuhan khalayak, dan media massa harus menyainginya. Sumbersumber kebutuhan non-media ini misalnya adalah keluarga, teman, tidur, dan lain-lain. d. Khalayak sadar akan kebutuhannya yang dapat dipenuhinya bila dikehendaki. Khalayak juga sadar akan alasan mengapa menggunakan media massa. Bedasarkan Katz (1974) dan dari penelitian-penelitian sebelumnya, diketahui bahwa kepuasaan khalayak dapat diperoleh paling tidak dari tiga sumber
6
Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) hal.25
20
yang berbeda, yaitu isi media, terpaan dari media, dan konteks sosial dari terpaan media.7 Menurut Katz, dengan bertitik tolak dari siat-sifat media, dapat dikatakan bahwa media yang sifat-sifatnya berbeda (atau sama) cenderung memberikan pemenuhan kebutuhan yang berbeda (atau sama); jika kita bertitik tolak dari struktur-struktur kebutuhan, dapat dikatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan yang secara psikologis serupa akan dapat dipuaskan oleh media yang memiliki siffatsifat yang sama. Contohnya adalah dari penelitian ditemukan bahwa buku dan sineme dapat memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan self fulfillment dan self gratification, keduanya membantu seseorang “berhubungan” dengan diri sendiri. Sedangkan, surat kabar, radio, dan televisi menghubungkan individu dengan masyarakat.8 Katz, Blumer, dan Gurevitch (1974) mengolongkan kebutuhan individu, yaitu (1) asal usul sosial dan psikologis; (2) kebutuhan, yang melahirkan; (3) harapan-harapan akan; (4) media massa atau sumber-sumber lain, yang mengarah pada; (5) berbagai pola paparan media yang berbeda (atau keterkaitan dalam berbagai aktivitas lain), yang menghasilkan; (6) gratifikasi kebutuhan maupun; (7) konsekuensi-konsekuensi lain, mungkin merukapan konsekuensi-konsekuensi yang paling tidak diniatkan.9
7
Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.26 8 Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), hal.26 9 Wener J. Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta: KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001), hal.355
21
Menurut McQuail (1985) sebagai tambahan bagi elemen-elemen dasar tersebut, penelitan uses and gratification sering memasukkan unsur motif untuk memuaskan kebutuhan dan “alternative-alternatif fungsional” untuk memenuhi kebutuhan. Sebuah cara mengkomsumsi media tertentu dapat menjadi alternative fungsional bagi misalnya kegiatan cultural.10
10
Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar. h.27
22
Menurut Nuruddin (2004), teori uses and gratifications beroperasi dalam beberapa cara, seperti yang akan pada bagan di bawah ini:11 Lingkungan sosial: 1. Ciri-ciri demografis 2. Afiliasi kelompok 3. Ciri-ciri kepribadian
Kebutuhan khalayak: 1. Kognitif 2. Afektif 3. Intergratif personal 4. Intergratif sosial 5. Pelepasan ketegangan /melarikan diri dari kenyataan
Sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan non media: 1. Keluarga, teman-teman 2. Komunikasi interpersonal 3. Hobi 4. Tidur Penggunaan media massa: 1. Jenis-jenis media SK, majalah, radio, TV dan film 2. Isi media 3. Terpaan media 4. Konteks sosial dan terpaan media
Pemuasan media (fungsi): 1. Pengamatan lingkungan 2. Diversi/hiburan 3. Identitas personal 4. Hubungan sosial
Gambar 2 Model Uses and Gratifications (Sumber: Edi Santoso dan Mite Setiansah. Teori Komunikasi, Yogyakarta 2010, hal. 110) Model uses and gratifications dapat dikaji pada gambar di atas. Model tersebut memulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang menentukan kebutuhan kita. Lingkungan sosial tersebut mencakup ciri-ciri demografik, afiliasi kelompok, dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan khalayak (audience needs) dapat dikategorikan sebagai kebutuhan-kebutuhan kognitif, afektif, integratif personal, integratif sosial dan khayali (escapist needs). 11
Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, (Yogyakarta, GRAHA ILMU, 2010), hal. 110
23
Kebutuhan-kebutuhan
tersebut
dapat
dipuasakan
dengan
sumber-sumber
kebutuhan seperti keluarga, teman, komunikasi antarpersonal, hobi, tidur, dan obat-obatan. Model tersebut terutama berkaitan dengan sumber-sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan media, yang mencakup keterpaan media itu sendiri, jenis media yang digunakan, isi media yang diperhatikan, dan konteks sosial dari terpaan media. Katz, Gurevitch, dan Haas (1973) menggambarkan kategori kebutuhan khalayak menjadi lima, yaitu:12 a. Kognitif, memperoleh informasi, pengetahuan, dan pemahaman. b. Afektif, emosional, pengalaman menyenangkan, atau estetis. c. Integratif personal, memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas dan status. d. Integratif sosial, mempererat hubungan dengan keluaraga, teman, dan sebagainya. e. Pelepasan ketegangan, pelarian dan pengalihan Teori uses and gratifications memberikan sebuah kerangka untuk memahami kapan dan bagaimana konsumen media individu menjadi lebih atau kurang aktif dan konsekuensi dari keterlibatan yang meningkat atau menurun. Banyak asumsi uses and gratifications secara jelas dinyatakan oleh para pencetus
12
Wener J. Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001), hal.357
24
pendekatan ini (Katz, Blumer, & Gurevitch, 1974). Mereka menyatakan bahwa terdapat lima asumsi dasar teori uses and gratifications:13 1. Khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan. 2. Inisiatif dalam menghubungkan kepuasan kebutuhan pada pilihan media tertentu terdapat pada anggota khalayak. 3. Media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan kebutuhan. 4. Orang mempunyai cukup kesadaran diri akan penggunaan media mereka, minat, dan motif sehingga dapat memberikan sebuah gambaran yang akurat mengenai kegunaan tersebut kepada para peneliti. 5. Penilaian mengenai nilai isi media hanya dapat dinilai oleh khalayak. Asumsi teori ini mengenai khalayak yang aktif dan penggunaan media yang berorientasi pada tujuan cukup jelas. McQuail dan koleganya (1972) mengidentifikasikan beberapa cara untuk mengklasifikasikan kebutuhan dan kepuasan khalayak. Klasifikasi tersebut mencakup pengalihan (diversion), yang didefinisikan sebagai keluar dari runitas atau masalah sehari-hari; hubungan personal (personal relationship), yang terjadi ketika orang menggunakan media sebagai ganti temannya; identitas personal (personal identity), atau cara untuk
13
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, (Jakarta, Salemba Humanika, 2010), hal. 104
25
menekankan nilai-nilai individu; dan pengawasan (surveillance), atau informasi mengenai bagaimana media akan membantu individu mencapai sesuatu.14 Asumsi kedua uses and gratifications menghubungkan kepuasan akan kebutuhan pada pilihan terhadap sebuah media yang berada di tangan khalayak. Karena orang adalah agen yang aktif, mereka mengambil inisiatif. Asumsi ketiga, bahwa media berkompetisi dengan sumber lainnya untuk kepuasan akan kebutuhan – berarti bahwa media dan khalayaknya tidak berada dalam kevakuman. Keduanya adalah bagian dari masyakat luas, dan hubungan antara media dan khalayak diperngaruhi oleh masyarakat.15 Asumsi keempat uses and gratifications adalah masalah metologis mengenai kemampuan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang andal dan akurat dari konsumen media. Untuk beragumen bahwa khalayak cukup sadar diri akan penggunaan media, minat serta motif mereka sehingga mereka dapat memberikan kepada peneliti sebuah gambaran akurat menyatakan kembali keyakinan akan khalayak yang aktif; hal ini juga mengimplikasikan bahwa orang sadar akan aktivitas ini. Penelitian awal mengenai uses and gratifications mencakup
menanyakan
kepada
reponden
mengenai
mengapa
mereka
mengomsumsi media tertentu.16 Asumsi kelima sedikit berbicara mengenai khalayak daripada mengenai mereka yang melakukan studi mengenai ini. Hal ini menyatakan bahwa peneliti
14
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, (Jakarta, Salemba Humanika, 2010), hal. 105 15 Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, hal. 105 16 Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, hal. 106
26
harus mempertahankan penilaiannya mengenai hubungan antara kebutuhan khalayak akan media atau muatan tertentu.17 Jay G. Blumer (1979) menawarkan berapa saran jenis aktivitas khalayak yang dapat dilakukan oleh konsumen media. Pertama, media kegunaan bagi orang, dan orang dapat menempatkan media pada kegunaan tersebut. Istilah ini disebut kegunaan (utility). Contohnya, orang mendengarkan radio di mobil untuk mendapat informasi mengenai lalu lintas. Kesenjangan (intentionality) terjadi ketika motivasi orang menentukan konsumsi mereka akan isi media. Cotoh, ketika orang ingin dihibur, mereka menonton komedi. Jenis ketiga dari aktivitas khalayak adalah selektivitas (selectivity), yaitu bahwa khalayak menggunakan media dapat menrefleksikan ketertarikan dan preferensi mereka. Contohnya, jika anda menyukai jazz, Anda mungkin akan mendengarkan musik jazz. Kesulitan untuk mempengaruhi (imperviousness to influence) menyatakan bahwa khalayak membentuk pemahaman mereka sendiri dari isi dan bahwa makna mempengaruhi apa yang mereka pikirkan dan lakukan. Mereka sering sekali secara aktif menghindari jenis pengaruh media tertentu.18 Dalam hal ini, terdapat pandangan bahwa dunia dimana khalayak berada ikut serta menentukan kebutuhan dan kepuasan khalayak terhadap media. Dengan kata lain, kebutuhan dan kepuasan khalayak terhadap media tidak otonom yang tidak ditentukan semata-mata hanya pada diri individu. Katz dan rekan (1974) menyatakan bahwa situasi sosial dimana khalayak berada turut serta terlibat dalam
17
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hal. 106 18 Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, hal. 107
27
mendorong atau meningkatkan kebutuhan khalayak terhadap media melalui lima cara berikut:19
Situasi sosial dapat menghasilkan ketegangan dan konflik yang mengakibatkan
orang
membutuhkan
sesuatu
yang
dapat
mengurangi ketegangan melalui penggunaan media.
Situasi sosial dapat menciptakan kesadaran adanya masalah yang menuntut perhatian. Media memberikan informasi yang membuat kita menyadari hal-hal yang menarik perhatian kita melalui media.
Situasi sosial dapat mengurangi kesempatan seseorang untuk dapat memuaskan kebutuhan tertentu, dan
media berfungsi sebagai
pengganti atau pelengkap. Dengan kata lain, terkadang situasi yang kita hadapi menjadikan media sebagai sumber terbaik atau mungkin satu-satunya yang tersedia. Pada situasi bencana alam, banyak orang yang tidak dapat pergi langsung ke lokasi bencana sehingga mereka sangat tergantung pada media untuk mengetahui keselamatan anggota keluarga mereka.
Situasi sosial terkadang menghasilkan nilai-nilai tertentu yang dipertegas dan diperkuat melalui konsumsi media. Orang terdidik akan memilih media yang dapat mempertegas atau memperkuat nilai-nilai yang menghargai akal sehat, kesadaran diri dan ilmu pengetahuan. Namun sebaliknya, media juga dapat mempertegas atau memperkuat nilai-nilai yang bertentangan dengan akal sehat.
19
Moroissan, Teori Komunikasi Massa, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. Kedua,
hal.81
28
Situasi sosial menuntut audien untuk akrab dengan media agar mereka tetap dapat diterima sebagai anggota kelompok tertentu. Dalam pergaulan sosial, seseorang yang serba tidak tahu mengenai isu-isu yang menjadi sorotan media akan dianggap sebagai orang yang tidak mengikuti perkembangan zaman.
B. Perkembangan Teori Uses and Gratifications Sebuah perkembangan terkini adalah pergeseran dari konseptualisasi audien sebgai aktif atau pasif ke arah memperlakukan aktivitas sebagai variabel (Rubin, 1994). Artinya, kadang-kadang para pengguna media bersikap selektif dan rasional dalam memproses pesan-pesan media, namun pada saat yang lain mereka memanfaatkan media untuk bersantai atau sebagai tempat pelarian. Perbedaan jenis maupun tingkat aktivitas audien mungkin juka merupakan akibat dari efek-efek media.20 Sebagai misal efek kultivasi dari jenis yang diusulkan oleh Gebner dan kawan-kawan mungkin lebih cenderung muncul ketika para anggota audien menonton televisi untuk tujuan pengalihan atau pelarian. Perkembangan awal yang menjadi cikal bakal teori uses and gratifications dimulai pada tahun 1940-an, ketika sejumlah peneliti mencoba mencari tahu motif yang melatar belakangi audien mendengarkan radio dan membaca surat kabar. Mereka meneliti siaran radio dan mencari tahu mengapa orang tertarik terhadap program yang disiarkan, seperti kuis dan serial drama radio. Kepuasan apa yang diperoleh sehingga mereka senang mendengarkan program tersebut atau apa motif 20
Wener J Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001), hal. 363
29
orang membaca surat kabar.21 Herta Herzog (1944) dipandang sebagai orang pertama yang mengawali riset uses and gratifications ini. Ia mencoba mengelompokkan berbagai alasan mengapa orang memilih mengonsumsi surat kabar daripada radio. Herzog mempelajari peran keinginan dan kebutuhan audien terhadap pilihan media, ia mewawancari sejumlah penggemar program sinetron (soap opera) di televisi untuk mempelajari mengapa mereka begitu menyukai program tersebut.22 Wilbur Schramm (1954) mengembangkan suatu formula dalam menentukan “apa yang akan dipilih individu dari apa yang ditawarkan komunikasi massa”. Misalnya, apa yang akan dipilih orang untuk menghibur dirinya? Apakah menonton televisi atau membaca majalah di rumah atau pergi keluar menonton bioskop bersama teman? Schramm berusaha menegaskan bahwa audien medi massa menilai tingkat hasil (level of reward) atau kepuasan (gratifications) yang mereka harapkan dari media dan pesan yang disampaikan dengan cara membandingkannya dengan banyaknya pengorbanan yang harus mereka berikan untuk mendapat hasil. Gagasan ini adalah elemen utama dari apa yang kemudian dikenal sebagai teori uses and gratifications, walaupun istilah ini belum digunakan pada saat itu.23 Perkembangan tahap kedua teori uses and gratifications terjadi pada tahun 1970-an. Tahap kedua ini dimulai ketika klasifikasi atau tipologi dari alasanalasan orang menggunakan atau mengonsumsi media mulai dilakukan. Teori uses and gratifications mendapat pijakan yang semakin kokoh dengan munculnya teori 21
Morissan, Teori Komunikasi Massa, Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), Cet. Kedua, hal.81 Morissan, Teori Komunikasi Massa, hal.83 23 Morissan, Teori Komunikasi Massa, hal.83 22
30
hierarki kebutuhan dan motivasi dari Abraham Maslow. Teori hierarki kebutuhan dan motivasi menyatakan bahwa orang akan selalu berupaya secara aktif untuk memuaskan hierarki kebutuhannya (hierarchy of needs), dan orang yang berhasil mencapai satu tingkatan pada hierarki kebutuhan akan berupaya mencapai tingkatan yang lebih tinggi. Gagasan Maslow bahwa manusia secara aktif mencari segala hal yang dapat memenuhi kebutuhannya (pencari akti kebutuhan) sangat sesuai dengan gagasan dari Katz, Blumler dan Gurevicth mengenai bagaimana orang mengonsumsi komunikasi massa. Manusia dapat dan secara aktif ikut serta dalam proses komunikasi massa. Tahap ketiga yang merupakan tahap terkahir dalam penelitian mengenai uses and gratifications adalah mencari hubungan antara alasan-alasan audien mengonsumsi media tertentu dengan variabel, seperti kebutuhan, tujuan, keuntungan, konsekuensi penggunaan, dan faktor-faktor individual. Dalam riset ini, peneliti mencoba teori yang ada menjadi lebih dapat diperkiraan (predictive) dan memberikan lebih banyak penjelasan. Alan Rubin dan Mary Step (2000) dalam riset mereka meneliti hubungan antara motivasi, daya tarik interpersonal dan interaksi parasosial (yaitu hubungan yang kita rasakan kita miliki dengan orang yang kita kenal hanya melalui media) dengan kegiatan mendengarkan acara perbincangan di radio. Mereka menemukan bahwa motivasi untuk mendapatkan hiburan atau memperoleh informasi berinteraksi atau saling mempengaruhi dengan persepsi hubungan parasosial, hal ini menjelaskan mengapa audien mau mendengarkan acara radio dan menilai pembawa acaranya sebagai orang yang kredibel.
31
C. Kritik Teori Uses and Gratifications Pendekatan uses and gratifications telah memicu sejumlah kritik, terutama karean tidak bersifat teoritis, karena masih kabur dalam mendefinisikan konsepkonsep utama (misalnya, “kebutuhan”), dan karena pada dasarnya tak lebih dari sebuah strategi pengumpulan data.24 Tidak banyak upaya yang dilakukan untuk mencari asal-usul pencarian gratifikasi. Kerap kali kebutuhan yang ingin dipenuhi orang melalui manfaat media disimpulkan dari pernyataan-pernyataan mengenai mengapa mereka memanfaatkan media, mengarah pada kecurigaan bahwa kebutuhan tersebut diciptakan oleh media atau merupakan sebuah rasionalisasi manfaat media.25 Arah penelitian sejak masa Freud menunjukkan adanya kompleksitas dan kekaburan motivasi manusia, juga ada sesuatu yang agak sederhana atau naif mengenai penerapan laporan diri untuk menentukan motif. Sebuah kritik diatas berbagai kajian manfaat dan gratifikasi pada tahun 1983 mengkritisi adanya keracunan antara definisi operasional dan model analitis; mempertanyakan konsistensi internal; menyebut kurang adanya justifikasi teoritis atas suatu model yang ditawarkan, dan mengatakan, “pembahasan jauh dari hasil-hasilnya, yang tidak mendukung landasan teoritisnya”.26 Salah satu kritik pendekatan uses and gratifications adalah bahwa pendekatan
ini
terlalu
sempit
fokusnya,
yaitu
pada
individu
(Elliot,
1974).Pendekatan ini bersandar pada konsep – konsep psikologis seperti pada 24
Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001),
hal. 358
25
Severin, Teori KomunikasiI, hal .358 Wener J. Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001), hal. 358 26
32
kebutuhan, dan mengabaikan struktur sosial maupun tempat media itu berada dalam struktur tersebut. Salah satu jawaban atas kritik ini datang dari Rubin dan Windahl (1986), yang telah mengusulkan suatu sintesis antara pendekatan uses and
gratifications
dengan
teori
ketergantungan.
Model
manfaat
dan
ketergantungan mereka (Rubin dan Windahl) menempatkan individu dalam sistim – sistim kemasyarakatan, yang membantu membentuk kebutuhan – kebutuhan mereka.27 Perspektif pendekatan manfaat dan gratifikasi juga dikritik oleh para penulis yang memeliki perhatian pada persoalan hegomoni media. Mereka mengatakan bahwa terlalu jauh kiranya jika dikatakan bahwa orang bebas memilih agenda media maupun interpretasi-interpretasi sesuai kehendak mereka (White, 1994). Menurut para penulis itu, pesan-pesan media massa cenderung memperkuat pandangan kebudayaan yang dominan, dan audien merasa sukar untuk mengelak dari “bacaan yang lebih disukai ini”.28 Uses and Gratifications, seperti yang dikenal, berbeda, dan sangat berpengaruh pada tahun 1970 dan 1980-an. Paradigma pengaruh yang terbatas sedang goyah pada saat itu, dan teoritikus media membutuhkan sebuah kerangka yang dapat mereka gunakan untuk membahas keberadaan dampak media yang nyata tanpa harus menyimpang terlalu jauh dari keortodokan keilmuan. Ini bukan
27
Severin, Teori KomunikasiI, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2001),
hal. 359
28
Severin, Teori KomunikasiI, hal. 359
33
alasan mengapa Katz, Blumer, dan Gurvitch merumuskan pendekatan ini, tetapi ini merupakan alasan mengapa pedekatan ini memiliki karakter tertentu.29 Dua faktor lain yang membentuk bagaimana teori ini dulu akan dan sekarang
digunakan.
Pertama
adalah
prinsip
kesederhanaan
dalam
perkembangannya. Pencipta teori ini adalah ilmuan politik dan sosiolog, jadi mereka berfokus pada kampanye inormasi dan politik. Karenanya, peneliti teori Uses and Gratifications tradisional mempelajari bagaimana orang menggunakan informasi yang diberikan media. Mereka memandang media sebagai saluran informasi daripada simbol. Maka akan masuk akal, bahwa mereka memandang kemungkinan – bahkan probabilitas -khalayak memisahkan dan reflektif dalam memilih informasi yang mereka inginkan dan butuhkan. Uses and Gratifications, karenanya, cukup langsung pada sasaran ketika berbicara mengenai bagaimana orang menggunakan surat kabar (surat kabar terdiri atas bagaian-bagian yang terpisah, masing-masing bagian ditujukan pada pembaca tertentu yang mencari informasi tertentu) atau majalah (publikasi dengan pembaca yang sangat spesifik dan ditarget berdasarkan demografi) untuk mencapai keputusan atau penilaian tertentu.30
29
Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, (Jakarta: Salemba Humanika, 2010), hal. 113 30 Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi : Analisis dan Aplikasi, hal. 114
34
D. Program Ramadan Program Ramadan adalah program televisi bertemakan religius yang tayang selama bulan Ramadan. Tema religius pada program acara saat Ramadhan banyak bermunculan dan seakan-akan berlomba-lomba untuk menampilkan tayangan semenarik mungkin, tetapi ada kalanya tema tersebut seringkali tidak sesuai dengan pengertian yang sebenarnya. Religius yang dimaksud dalam program acara di bulan Ramadan mempunyai makna sebuah tayangan yang dapat memberikan pendidikan atau ajaran agama yang sesuai dengan aturan dan norma yang terkandung dalam bulan Ramadan itu sendiri.31 Bulan Ramadan sebagaimana yang telah dinyatakan Rasulullah adalah bulan yang agung dan penuh berkah yang terkait erat dengan keutamaan amal dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Menurut para ulama, Ramadan adalah bulan istimewa bagi umat Islam, sehingga sudah merupakan bagian dari budaya masyarakat dalam mendampingi ibadahnya, terutama ibadah puasa.32 Program Ramadan di televisi beraneka ragam, berikut program Ramadan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah: 1. Tausiyah, yaitu program acara Ramadan yang mengajak para pemirsa televisi untuk merenungkan kembali makna hidup dan merefleksikan diri untuk mampu menjadi individu yang lebih baik yang di sampaikan oleh para Ustad. Mulai dari meraih syafaat hingga menjauhi yang mudharat. 31
Yuristanti, RAMADHAN DALAM BINGKAI RELIGIUS DI TELEVISI (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI Ditinjau Dari Fungsi Media), (Skripsi. S1 Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi, Surabaya, 2010) h. 3 32 Yuristanti, RAMADHAN DALAM BINGKAI RELIGIUS DI TELEVISI (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI Ditinjau Dari Fungsi Media), (h. 4
35
2. Sinetron Ramadan, merupakan drama yang menyajika cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan yang bernuasa religius, yang hanya ada di bulan Ramadan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendirisendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Istilah untuk program drama bersambung produksi Indonesia yang disiarkan oleh stasiun televisi di Indonesia. Dalam bahasa Inggris, sinetron disebut soap opera (opera sabun), sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela. Menurut hasil wawancara dengan Teguh Karya yang merupakan salah satu sutradara terkenal Indonesia, istilah yang digunakan secara luas di Indonesia ini pertama kali dicetuskan oleh Soemardjono, salah satu pendiri dan mantan pengajar Institut Kesenian Jakarta.33 3. Variety Show, juga dikenal sebagai ragam seni atau ragam hiburan adalah hiburan yang terdiri dari berbagai tindakan, terutama pertunjukan musik dan komedi sketsa, dan biasanya diperkenalkan oleh pengantar (pembawa acara) atau host. Jenis lain dari tindakan termasuk sihir, hewan dan aksi sirkus, akrobat, juggling dan berbicara dengan perut. Berbagai format membuat jalan dari era Victoria tahap untuk radio ke televisi. Variety show adalah pokok dari Anglofon televisi dari hari-hari awal ke dalam 1970, dan berlangsung sampai tahun 1980an. Di beberapa bagian dunia, berbagai TV tetap populer dan meluas.34 4. Feature adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun menarik. 33 34
20:36
http://id.wikipedia.org/wiki/Sinetron, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul 20:36 http://id.wikipedia.org/wiki/Acara_varietas, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul
36
E. Definisi Konseptual 1. Motif Salah satu macam riset uses and gratifications yang saat ini berkembang adalah Philip
Palmgreen dati
Kentucky University.
Kebanyakan riset uses and gratifications memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan media.35 Motif berasal dari kata “motive” yang berarti secara objektif merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk menentukan pilihannya dari berbagai perilaku tertentu, sesuai dengan tujuan. Sedangkan definisi subyekttif motif merupakan dasar bagi seseorang untuk bergerak, berperilaku, dan bertindak menurut tujuan atau kegiatan membangkitkan daya gerak yang terdapat pada diri sendiri agar melaksanakan tindakan tertentu dalam rangka mencapai tujuan ataupun kepuasan.36 Dengan demikian motif timbul karena adanya suatu kebutuhan. Menurut Dennis McQuail37, ada empat kategori motif pengkonsumsian media secara umum, yaitu: a) Motif informasi (survaillance) adalah berkenaan dengan kebutuhan individu akan informasi dan eksplorasi sosial.
35
Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 210 36 Jalaludin Rakhmat, Motode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakaya, 2001), hal.23 37 Dennis McQuail, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Erlangga, 2002), hal.388
37
b) Motif identitas pribadi (personal identity) adalah referensi diri, eksplorasi realitas, penguatan nilai, motif yang ditunjukan untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak yang bersangkutan. c) Motif integrasi dan interaksi sosial (personal relationship) adalah motif yang meliputi interaksi dan integrasi sosial, merajuk pada kelangsungan hubugan individu tersebut dengan orang lain, persahabatan, kegunaan sosial. d) Motif hiburan (diversion) adalah motif yang meliputi kebutuhan untuk melepaskan diri dari rutinitas, tekanan, dan masalah; sarana pelepasan emosi; kebutuhan akan hiburan Oleh De Fleur mengelompokkan motif khalayak menonton televisi adalah untuk Survive (bertahan hidup) dan Growth (bertumbuh) yang akan dipenuhi melalui tiga goal (tujuan). Antara lain; 1. Understanding (pemahaman sosial dan pemahaman diri sendiri). Pemahama sosial, dikembangkan ketika individu menggunakan sumber-sumber daya media informasi untuk membandingkan dan menginterpretasikan budaya dan kejadian-kejadian yang telah lalu atau sedang langsung dan yang akan datang. Pemahaman
diri
sendiri, mengacu kepada hubungan yang mengembangkan atau memelihara kemampuan individu untuk menginterpretasikan kepercayaan perilaku, konsep-konsep pribadi atau kepribadian mereka sendiri.
38
2. Orientation (orientasi sosial dan orientasi interaksi). Orientasi tindakan, mengacu kepada cara-cara yang multitude, di mana individu-individu
memapankan
hubungan-hubungan
ketergantungan dengan media yang bertujuan untuk memperoleh bimbingan kepada perilaku-perilaku spesifik mereka. Orientasi interaksi, sasaran tindakan satu orang atau lebih. Misalnya, ketika individu mengumpulkan informasi media tentang jenis-jenis perilaku (termasuk perilaku komunikasi) yang sesuai dan efektif dalam membina hubungan-hubungan personal (asmara, saudara, orang tua) atau dengan pekerja sosial atau antar kaum profesional. 3. Play (solitary play dan social play). Solitary play, mengacu kepada instances, ketika properti seperti aestetik (keindahan), enjoyment (kesenangan), stimulasi atau relaksasi ini media itu sendiri adalah atraksi. Kehadiran orang lain tidak begitu penting atau hanya sebagai orang kedua (the second). Social play, kebalikan dari solitary play. Di mana hubungan ketergantungan di dasarkan atas kemampuan media untuk menyediakan isi
(konten)
yang
menstimulasi play. Permainan antara orang-orang pada kasus ini, isi (konten) tudak begitu penting (the second) dibandingkan dengan teman, famili dll.38
38
Rose Emmaria Taringan, Ekspetasi dan Ketergantungan Media di kalangan Mahasiswa (Pendekatan Uses & Gratifications pada Acara Tolkshow di Enam Televisi Swasta), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Bidang Ilmu Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.22-23
39
2. Kepuasan Kepuasaan berasal dari kata “puas” (bentuk kata sifat) yang berarti “merasa” senang lega, kenyang, dan sebagainya karena sudah merasa secukup-cukupnya atau sudah terpenuhi hasrat hatinya. Sedangkan “kepuasaan” (bentuk kata benda) yang diartikan sebagai suatu perihal atau perasaan puas, kelegaan, dan sebagainya. Faktor penting yang harus diperhatikan saat ini adalah kepuasaan khalayak. Jika pelanggan tidak puas, dia akan menghentikan bisnisnya. Semua upaya dilakukan untuk mencapai mutu dan memberikan pelayanan yang unggul tidak ada artinya sama sekali jika tidak berusaha untuk memuaskan pelanggan. Definisi kepuasaan sangatlah sederhana. Seorang pelanggan merasa puas jika kebutuhannya, secara nyata atau hanya anggapan, terpenuhi atau melebihi harapannya. Lalu, bagaimana bisa mengetahui kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan? Sangat sederhana, cukup bertanya, kemudian penuhi apa yang diinginkan dan usahakan untuk melampauinya.
Selanjutnya
kepuasan
dalam
penelitian
ini
lebih
dimaksudkan pada terpenuhinya kebutuhan audience dalam kegiatan menggunakan media massa berdasarkan tujuan dan motif tertentu. Untuk mencapai kepuasan tersebut setiap individu bersifat aktif dan selektif dalam menggunakan atau memilih jenis media yang sesuai dengan kebutuhan agar tercipta kepuasan. Kepuasan yang diperoleh khalayak dari penggunaan media ini terbagi menjadi gratification sought (kepuasan yang di cari) dan
40
gratification obtained (kepuasan yang diperoleh). Palmgreen menjelaskan bahwa: “Gratification sought (GS) merupakan kepuasan yang dibayangkan akan diperoleh seseorang jika ia menggunakan media tertentu. Gratification obtained (GO) merupakan kepuasan nyata yang diperoleh setelah seseorang menggunakan media tersebut. GS datang secara logis dan sementara sebelum terjadi aktifitas terpaan media perilaku mencari kepuasan lebih abstrak dibandingkan kepuasan yang diperoleh dari acara yang di saksikan.” Kebutuhan seseorang tidak selalu kebutuhan pribadi tetapi bisa juga dibentuk oleh budaya atau bermacam kondisi sosial. Dengan kata lain kebutuhan individu, motivasi (gratifications sought), dan kepuasan yang diperoleh (gratifications obtained) dalam penggunaan media bergantung pada faktor luar yang mungkin di luar kontrol individu. Faktor-faktor luar ini berlaku sebagai pembatas pada apa dan bangaimana media dapat digunakan dan pada kesiapan alternatif nonmedia.39 Bila mengukur kepuasan pelanggan, pengukuran harus dilakukan pada kebutuhan, keinginan, persyaratan, dan harapannya serta mengapa demikian. Banyak sekali kesenjangan yang ada antara pelanggan dan penyedia produk. Mengukur kesenjangan tersebut merupakan satu-satunya cara untuk menutupnya. Semua kesenjangan berdasarkan pada perbedaan persepsi antara penyedia dengan pelanggan mengenai apa yang seharusnya
39
Rosita Anggraini Tagor, Konsumsi Majalah dan Tabloid Anak pada Anak-anak Usia Sekolah (Studi dengan pendekatan Uses and Gratiications pada Murid-murid Sekolah Dasar (SD) di wilayah DKI Jakarta), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.11
41
diterima pelanggan. Berikut adalah daftar berbagai macam kesenjangan yang telah diindentifikasi melalui penelitian40: 1. Kesenjangan antara pandangan perusahaan terhadap keinginan pelanggan dengan keinginan pelanggan yang sesungguhnya. 2. Kesenjangan antara pandangan perusahaan dan pandangan pelanggan terhadap barang atau jasa yang diterimanya. 3. Kesenjangan antara pandangan perusahaan dengan pandangan pelanggan terhadap mutu pelayanan yang diberikan. 4. Kesenjangan antara harapan pelanggan terhadap mutu pelayanan dengan kinerja pelayanan yang sesungguhnya. 5. Kesenjangan antara janji pemasaran dengan pelayanan yang sesungguhnya. Dengan mengetahui kesenjangan (discrepancy) antara GS dan GO, penelitian dapat memahami tingkat kepuasan yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi media tertentu. a. Gratifications Sought (GS) Palmgreen dan kawan-kawannya menidentifikasikan Gratifications Sought dalam kaitannya dengan kepercayaan seseorang mengenai isi media sebagai contoh, jika seseorang percaya bahwa komedi memberikan hiburan dan orang tersebut mengevaluasi hiburan itu bagus, maka ia mencari kepuasan dari kebutuhan hiburan dengan menonton komedi. Di sisi lain, jika sesorang percaya bahwa 40
Purwanto, Psikologi Pendidikan, Cetakan ke-13 (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), hal. 28-29
42
komedi memberikan pandangan mengenai kehidupan yang tidak realistis dan mengevaluasi isi seperti itu jelek, maka ia menghindari untuk menonton komedi.41 Gratifications Sought adalah kepuasan yang diharapkan individu
dalam
menggunakan
media
tertentu.42
Individu
menggunakan atau tidak menggunakan suatu media dipengaruhi sebab-sebab tertentu, yaitu didasari motif pemenuhan kebutuhan yang ingin dipenuhi. Motif yang melatarbelakangi individu satu dengan individu lain dalam mengkonsumsi media tidaklah sama. Jadi dapat disimpulkan Gratifications Sought adalah motif kepuasan yang diharapkan individu dalam menggunakan media tertentu. b. Gratifications Obtained (GO) Gratifications Obtained adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh setelah menggunakan media.43 Gratifications Obtained juga diartikan sebagai jumlah kebutuhan yang diperoleh atas terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan tertentu setelah menggunakan media. Arti dari Gartifications Obtained (kepuasan yang diperoleh) dalam penelitian ini adalah kebutuhan yang dapat dipenuhi setelah
41
Winaeso, Herupuji, Sosiologi Komunikasi Massa (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2005), hal
111
42
Hendry Subiakto, Hand-out Penelitian Agenda Setting dan Uses and Garatfications (Surabaya: Fisip-Unair, 2000), hal. 3 43 Hendry Subiakto, Hand-out Penelitian Agenda Setting dan Uses and Garatfications, hal. 4
43
proses penggunaan media yaitu setelah menonton program Ramadan di stasiun televisi. Maka dalam penelitian ini adalah untuk menghitung atau mengetahui gratifications sought (GS) yaitu kepuasan yang diharapkan oleh khalayak dalam menonton program-program Ramadan. Pada penelitian ini menghitung GS pada program Tausiyah, Sinetron Ramadan, Variety Show dan Feature. Dan pada penelitian ini juga menghitung gratifications obtained (GO) yaitu kepuasan yang diperoleh setelah menonton program Tausiyah, Sinetron Ramada, Variety Show¸ dan Feature.
F. Hipotesis Teori Dari rumusan teoritis dan definisi konseptual di atas, maka dapat di rumuskan hipotesis teoritisnya pada kerangka waktu yang di tetapkan dalam penelitian ini antara lain: 1. Terdapat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di televisi nasional. 2. Terdapat hubungan antara motif menonton program Ramadan dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang berada di Jl. Ir. H. Juanda No. 95, Ciputat 15412, Telp ( 62-21)7402982. Dalam penelitian ini penulis membatasi waktu penelitian pada Juli 2014 – Maret 2015.
B. Paradigma dan Pendekatan Penelitian Paradigma yang di gunakan dalam penelitian ini adalah paradigma postpositivisme. Pengetahuan
yang berkembang melalui kacamata kaum post-
positivis selalu di dasarkan pada observasi dan penguji yang sangat cermat terhadap realitas objektif yang muncul di dunia “luar sana”.1 Paradigma positivistik menempatkan teori sebagai titik tolak utama dalam kegiatan penelitiannya. Teori dalam penelitian berparadigma positivistik menjadi sumber jawaban utama atas berbagai rasa ingin tahu dari para peneliti .2 Dalam penelitian ini, Teori Uses and Gratification merupakan pedoman untuk merancang kegiatan penelitian.
1
John W. Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, (Yogyakarta, PUSTAKA PELAJAR, 2010), hal. 9 2 Babbie, Earl (1992), The Practice of social research, california, wardsworth Publishing company. h. 47
44
45
Membaca buku Philips dan Burbules (2000), kita akan menemukan sejumlah asumsi dasar yang menjadi inti dalam paradigma penelitian postpostivis, antara lain:3
Pengetahuan bersifat
konjektural/terkaan (dan antifondasional/tidak
berlandasankan apa pun) – bahwa kita tidak akan pernah mendapatkan kebenaran absoult. Untuk itulah, bukti yang di bangun dalam penelitian sering kali lemah dan tidak sempurna. Karena alasan ini pula, banyak peneliti
yang
berujar
bahwa
mereka
tidak
dapat
membuktikan
hipotesisnya; bahkan tak jarang mereka juga gagal untuk menyangkal hipotesisnya.
Penelitian merupakan proses membuat klaim-klaim, kemudian menyaring sebagaian klaim tersebut menjadi “klaim-klaim lain” yang kebenarannya jauh lebih kuat. Sebagian besar penelitian kuantitatif, misalnya, selalu diawali dengan pengujian atau suatu teori.
Pengetahuan dibentuk oleh data, bukti, dan pertimbangan-pertimbangan logis. Dalam praktiknya, peneliti mengumpulkan informasi dengan mengunakan instrumen-instrumen pengukuran tertentu yang diisi oleh para partisipan atau dengan melakukan observasi mendalam di lokasi penelitian.
Penelitian harus mampu mengembangkan statemen-statemen yang relevan dan benar, statemen-statemen yang dapat menjelaskan situasi yang sebenarnya atau dapat mendeskripsikan reali kausalitas dari suatu 3
Creswell, Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, hal. 9
46
persoalan.
Dalam
penelitian
kuantitatif,
peneliti
membuat
relasi
antarvariabel dan mengemukakannya dalam bentuk pertanyaan dan hipotesis.
Aspek terpenting dalam penelitian adalah sikap objektif; para peneliti harus menguji kembali metode-motede dan kesimpulan-kesimpulan yang sekiranya mengandung bias. Untuk itulah, dalam penelitian kuantitatifm standar validitas dan reliabilitas menjadi dua aspek penting yang wajib dipertimbangkan oleh peneliti. Model penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, karena
pendekatan kuantitatif dapat menghasilkan data yang akurat setelah perhitungan yang tepat. Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian yang lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penafsiran kuantitatif yang kokoh.4 Paradigma positivis melihat realitas sosial sebagai realitas yang “real” dan diatur kaidah-kaidah tertentu yang berlaku universal walaupun kebanyakan pengetahuan itu mungkin hanya bisa diperoleh secara probabilistik.5 Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang termasuk paradigma positivistik.6 Gaya penelitian kuantitatif mengukur fakta secara obyektif, memfokuskan pada
4
Prof. Dr. Syamsir Salam, MS dan Jeanal Aripin, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hal. 13 5 L. Neuman (1997), Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches in Social Works. New York: Columbia University, h. 90 6 Neuman (1997), Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches in Social Works. New York: Columbia University, h. 64
47
variabel, bebas nilai, ketergantungan terhadap isi penelitian, analisisnya dilakukan dengan cara peneliti tidak terlibat, dan kunci dari kuantitatif adalah reliabilitas.7 Pendekatan kuantitatif bertujuan menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi.8 Secara umum riset kuantitatif mempunyai ciri-ciri:9
Hubungan riset dengan subjek: jauh. Periset menganggap bahwa realitas terpisah dan ada di luar dirinya, karena itu harus ada jarak supaya objektif. Alat ukurnya harus dijaga keobjektifannya.
Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. Data hanya sebagai sarana konfirmasi teori atau teori dibuktikan dengan data. Bila dalam analisis ditemukan penolakan terhadap hipotesis atau teori, biasanya periset tidak langsung menolak hipotesis dah teori tersebut melainkan meneliti dulu apakah ada kesalahan dalam teknik samplingnya atau definisi konsepnya kurang operasional, sehingga menghasilkan instrument (kuisioner) yang kurang valid.
7
Neuman (1997), Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches in Social Works. New York: Columbia University, h. 73 8 Rahmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi. (Jakarta; Kencana. 2009) h.55 9 Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, hal.56
48
Riset harus dapat digeneralisasikan, karena itu menuntut sampel yang representatif dari seluruh populasi, operasionalsasi konsep serta alat ukur yang valid dan reliabel.
Prosedur riset rasional – empiris, artinya penelitian berangkat dari konsep-konsep atau teori-teori yang dilandasinya. Konsep atau teori inilah yang akan dibuktikan dengan data yang di kumpulakn dilapangan.
Penelitian kuantitatif sifatnya objektif, sehingga kita bisa melihat langsung sebuah keadaan. Sedangkan desain penelitian ini adalah survey yaitu dengan mensurvey dan mengetahui Motif dan Kepuasan Program Ramadan di Televisi Nasional pada Mahasiswa/i Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Tahun Ajaran 2011-2014.
C. Tipe Penelitian Penelitian ini yaitu tipe
eksplanatif, penelitian ini dilakukan untuk
menemukan penjelasan tentang mengapa suatu kejadian atau gelaja terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran mengenai hubungan sebab-akibat. Tujuan dari penelitian eksplanatif adalah menghubungkan pola-pola yang berbeda namun memilik keterkaitan dan menghasilkan pola hubungan sebab akibat.10 Periset membutuhkan definisi konsep, kerangka konseptual dan kerangka teori.
10
Bambang & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, (Jakarta, RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011), hal. 43
49
Menurut Burhan Bungin, penelitian eksplanatif dimaksudkan untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh suatu variabel dengan variabel lain. Karena itu penelitian eksplanatif menggunakan sampel dan hipotesis.11 Tipe penelitian eksplanatif dapat dibagi dua sifat:12
Komparatif, bermaksud untuk membuat komparasi (membandingkan) antara variable yang satu dengan variable lainnya yang sejenis.
Asosiatif, bermaksud untuk menjelaskan hubungan (kolerasi) antara variable. Dalam pelaksanaannya, explanatory research ini menggunakan metode
penelitian survei. Pada format eksplanasi survei, peneliti diwajibkan membangun hipotesis penelitian dan mengujinya di lapangan melalui kuesioner sebagai alat pengumpul data. Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat kolerasi atau hubungan antara tingkat motif dengan tingkat kepuasaan khalayak. Metode penelitian ini menggunakan metode survei yaitu metode riset dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu. Dalam survei proses pengumpulan dan analisis data sosial bersifat sangat terstruktur dan mendetail melalui kuisioner sebagai instrumen utama untuk mendapatkan informasi dari sejumlah responden
11
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta; Kencana, 2009) h. 38 Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 60 12
50
yang diasumsikan mewakili populasi secara spesifik. Karena itu penggunaan teknik sampling yang benar sangat menentukan kualitas riset.13 Penelitian survei menekankan analisa dari sejumlah individu, yang biasanya digunakan untuk mencari penjelasan dari perbedaan-perbedaan yang ada pada suatu waktu, bukan untuk menjelaskan proses atau gejala karenanya metode ini bermanfaat untuk mengumpulkan informasi tentang khalayak. Jenis metode survei yang digunakan adalah single cross sectional survey dimana pengumpulan data hanya dilakukan sekali dalam satu periode.
D. Desain Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional survey. Penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan dalam satu waktu tertentu, dan tidak akan dilakukan penelitian lain di waktu yang berbeda untuk perbandingan.14 Ketika kita mengevaluasi hasil dari cross sectional survey, sangatlah penting untuk mempertimbangkan waktu kapan survey dilaksanakan. Hasil dari cross sectional survey dibatasi oleh waktu sehingga hasilnya bisa saja berbeda bila penelitian dilakukan di waktu yang berbeda bahkan bila sampelnya sama.
13
Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 59 14 Bambang & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, (Jakarta, RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011), hal. 45
51
E. Operasionalisasi Konsep Operasionalisasi konsep merupakan suatu proses untuk menjabarkan pengertian suatu konsep yang abstrak dengan menurunkannya pada tingkat yang lebih konkret dengan menggunakan beberapa indikator yang dapat menunjukan dan mengukur konsep tersebut. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, penelitian ini melibatkan motif dan kepuasaan program ramadan di televisi nasional sebagai variable independen dan analisis uses and gratifications pada mahasiswa KPI sebagai variable dependen. Metode pengukuran merupakan salah satu masalah penting dalam meneliti kepuasaan khalayak. Sebagai suatu hal yang abstrak sifatnya,, pengukuran kepuasan perlu memperoleh perhatian lebih agar menghasilkan perhitungan yang akurat. Katz, Blumer, dan Gurevitch menyatakan bahwa pengukuran kepuasan merupakan salah satu masalah yang paling rumit dihadapi dalam penelitian empirik mengenai kepuasan khalayak dari media massa (Becker, 1979 seperti dikutip Dewanti, 1999).15 Lebih lanjut Katz, Blumer, dan Gurevitch menyebutkan 3 cara untuk mengoperasionalisasikan kepuasan khayalak, yaitu: 1. Peneliti menduga kepuasan apa yang dicari oleh khalayak dari media massa. Dugaan ini didasarkan pada pengukuran terhadao beberapa variabel lain yang berhubungan. Cara ini digunakan oleh Klinem Miller, dan 15
Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.46
52
Morrison (1974). Kesimpulannya adalah kebutuhan dan harapan khalayak diperoleh dari variabel tetap yakni umur dan jenis kelamin. 2. Kepuasan diukur berdasarkan tanggapan dari khalayak, cara ini paling sering digunakan dalam mengukur kepuasan khalayak. Dalam jenis pengukuran kepuasan ini khalayak diminta untuk memilih apa yang paling sesuai menurut mereka dari daftar kepuasan yang disusun berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu. 3. Pengukuran kepuasan melalui penciptaan kondisi tertentu di lapangan atau dalam laboratorium, di mana terdapat beberapa subjek kepuasan dari berbagai pesan komunikasi.16 Dalam penelitian ini, pengukuran kepuasan yang dipergunakan adalah cara yang kedua yaitu berdasarkan tanggapan responden. Meskipun sering digunakan, cara ini mempunyai kelemahan yaitu responden diasumsikan harus mampu menjawab kepuasan mana yang penting, atau kalaupun responden mengetahuinya, terkadang mereka tidak mampu menyampaikannya secara verbal. Variabel operasional adalah sebuah konsep yang mempunyai variasi nilai yang diterapkan dalam suatu penelitian. Adapun beberapa konsep yang perlu diukur dalam penelitian ini yaitu kosep penggunaan media (media use), kosep Gratifications Sought (GS) dan Gratifications Obtained dijadikan tolak ukur untuk mengetahui perbandingan antara kepuasaan yang di harapkan (GS) dan 16
Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.47
53
kepuasan yang di dapatkan (GO).
Pengukuran konsep ini didasarkan pada
penelitian sebelumnya yang sudah dilakukan oleh Cut Triana Dewi tentang Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia. Table 3.1 Operasionalisasi Konsep
Konsep
Media Use
Variabel
Dimensi
- Exposure to media - Media Content
- Cognitive
- Afective
- Personal Integrative
- Sosial Intergrative Gratifications Sought
Tingkat kepuasan yang di cari
- Tension Relase
Indikator - Melihat tingkat terpaan media dengan melihat curahan waktu menonton - Tingkat perhatian
Skala
responden terhadap jenis program acara di televisi. Ada 4 jenis program yang akan dilihat yaitu: tausiah, sinetron, talkshow, variety show dan feature - Ingin memperoleh pengetahuan lebih mengenai suatu hal - Ingin mendapatkan hikmah sebagai pembelajaran diri - ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan seharihari - ingin menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan seharihari - ingin mendapatkan hiburan dan ingin menghilangkan kebosanan
Ordinal Interval
Interval
54
- Cognitive
- Afective
- Personal Integrative
- Sosial Intergrative Tingkat kepuasan yang diperoleh
Gratifications Obtained
- Tension Relase
- Ingin memperoleh pengetahuan lebih mengenai suatu hal - Ingin mendapatkan hikmah sebagai pembelajaran diri - ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan seharihari - ingin menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari - ingin mendapatkan hiburan dan ingin menghilangkan kebosanan
Interval
1) Media Use17 Telah disebutkan sebelumnya bahwa pada pendekatan Uses and Gratifications, individu menggunakan media massa secara aktif, goal oriented, dan selektif dalam memilih media/isi media, sehingga media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lainnya, serta khalayak sadar akan alasan mereka menggunakan media.
17
Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.48
55
Penggunaan media massa secara sadar dan aktif sedikit banyak mempengaruhi tingkat harapan dan kepuasan yang diperoleh dari media massa, seperti apa yang dikatakan oleh pendekatan law and effect bahwa perilaku yang tidak mendatangkan kesenangan tidak akan siulangi (Dewanti, 1999 dalam Tesis Cut Triana Dewi, 2001). Dalam model uses and gratifications yang ditampilkan oleh Katz, Gurevitch, dan Haas, konsep penggunaan media ada 4 yaitu: jenis media yang digunakan (media type), isi media yang diperhatikan (media contents), keterpaan media itu sendiri (exposure to media), dan konteks sosial dari terpaan media (social context of media exposure). Dalam penelitian ini, hanya keterpaan media dan tingkat perhatian terhadap isi media yang akan dijadikan indikator dari variabel penggunaan media. Keterpaan media berkaitan dengan jumlah waktu yang dihabiskan individu (frekuensi dan durasi) dalam menggunakan media yang akan diukur dengan melihat curahan waktu rata-rata menonton. Curahan waktu adalah waktu rata-rata yang diberikan responden terhadap masing-masing medium dalam 1 hari yang dinyatakan dalam satuan menit. Ada dua jenis pertanyaan yang akan diberikan yaitu berapa hari rata-rata menonton dalam satu minggu dan beberapa lama rat-rata perhari. Atas dasar itu kemudian responden akan di kelompokkan dalam 3 kelas yaitu light viewers, media viewers, dan heavy viewers.
56
Penggunaan juga dilihat dari segi tingkat perhatian responden terhadap jenis program acara di televisi. Ada 4 jenis program yang akan dilihat yaitu: tausiah, sinetron, talkshow, variety show dan feature. skala untuk menghitung tingkat perhatian terbagi 2 yaitu tidak ada yang menonton dan ada yang menonton. Berikut 4 jenis program Ramadan yang akan di berikan penyataan kepada responden : 1. Program Tausiyah, yaitu: Kultum Bersama Kang Rashied di RCTI yang tayang menjelang buka puasa selama bulan Ramadan. Hafiz Indonesia adalah program unggulan RCTI lomba menghafal dan melafalkan ayat-ayat suci Al-Qur’an untuk anak-anak selama bulan Ramadan. Mutiara Hati Bersama Quraish Shihab, tayang menjelang azan Subuh, Zuhur dan Asar selama bulan Puasa yang di tayangkan SCTV. Kisah Hati Bersama Umi Pipik yang di tayangkan oleh Global TV, Program Ramadan yang berisi sharing session bersama Ummi Pipik yang tayang selama bulan Ramadan pukul 16:00 WIB. 2. Sinetron Ramadan yang tayang hanya selama bulan Ramadan yaitu sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 8, Para Pencari Tuhan adalah sinetron kuis (sinekuis) Ramadan berdurasi 1,5 jam yang
57
ditayangkan setiap hari selama bulan Ramadan 1428 H di stasiun televisi SCTV saat waktu sahur, mulai pukul 2:30 WIB. 3. Variety Show : Pesbuker, tayangan menjelang buka puasa selama bulan Ramadan. Pesbukers adalah sketsa realita yang digawangi oleh Olga Syahputra, Raffi Ahmad, Jessica Iskandar, Denny Cagur, Opie Kumis, dan Sapri. Guyonan segar mereka seperti pantun jenaka dan rayuan gombal akan menemani pemirsa setia antv. Ngabuburit, menampilkan berbagai macam hiburan yang dikemas secara komedi, dan games interaktif yang berhadiah jutaan rupiah serta akan melibatkan penonton di rumah dan di studio, yang tayang selama bulan Ramadan, serta terdapat tausiah dari Ustadz Maulana 4. Feature : Berita Islami Masa Kini, berisi tentang berita perkembangan Islam terkini. Muslim Travelers, program dokumenter yang akan membahas kehidupan muslim yang tinggal di negara non muslim yang tayang di bulan Ramadan. 2) Gratifications Sought Motivasi atau alasan seseorang menggunakan media. Motivasi di pandang sebagai gratifications sought karena seseorang menggunakan
58
media karena didorong oleh keinginannya untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Ada lima kelompok jenis kebutuhan yang diuraikan dalam item pertanyaan. Kelima kelompok kebutuhan itu adalah:
cognitive needs : ingin mengetahui berbagai peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan masyarakat terdekat, ingin mencari bimbingan dan pendapat yang menyangkut berbagai masalah, dan ingin memperoleh pengetahuan lebih mengenai suatu hal.
Afective needs : ingin menemukan penunjang nilai-nilai yang berkaitan
dengan
pribadi
penonton
itu
sendiri,
ingin
mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media, dan ingin memperoleh nilai lebih sebagai penonton.
Personal integrative needs : memperkuat kredibilitas, rasa percaya diri, stabilitas dan status.
Social integrative needs : ingin memperoleh pengetahuan yang berkenaan dengan empati sosial, ingin menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial dengan orang lain disekitarnya, keinginan untuk dekat dengan orang lain, dan keinginan untuk dihargai dengan orang lain.
Tension
release
needs
:
ingin
melepaskan
diri
dari
permasalahan, ingin bersantai, ingin mengisi waktu luang, ingin menyalurkan emosi, dan mendapatkan hiburan dan kesenangan.
59
Kepada responden akan diberikan ke pertanyaan tersebut yang merupakan indikator dari masing-masing dimensi kebutuhan di atas. Tingkat gratifications sought akan diukur dengan 4 skala, yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Pernyataan ini menunjukkan seberapa tinggi derajat kepentingan satu jenis kebituhan yang ditanyakan bagi responden. Sangat setuju berarti jenis kebutuhan ini sangat dicari oleh responden dari kegiatannya menggunakan media massa. Demikian juga kebalikannya, sangat tidak setuju berarti jenis kebutuhan ini sangat tidak dicari oleh responden dalam menggunakan media massa.18 3) Gratifications Obtained Item pertanyaan pada gratifications sought akan ditanyakan kembali pada responden sebagai pernyataan kepuasan responden dengan menggunakan skala pengukuran yang sama. Pertanyaan tersebut dihubungkan dengan kemampuan media memenuhi kebutuhan sebagai indikator akan kepuasan yang dipandang responden terpenuhi dari masing-masing medium yang diteliti. Skala pengukuran dari gratifications obtained adalah sangat setuju, setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Bila responden menjawab sangat setuju , artinya mediun tersebut sangat membantu responden dalam memenuhi kebutuhan tertentu. Demikian juga sebaliknya. 18
Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.49
60
F. Populasi, Sampel dan Unit Analisis Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Menurut Hadari Nawawi, dilihat dari pernentuan sumber dan data, populasi dibedakan menjadi 2, yaitu; populasi terbatas dan tak terhingga. Jika dilihat dari kompleksitas objek, polulasi dapat dibedakan polulasi homogen dan heterogen. Populasi dalam lingkup penelitian adalah jumlah keseluruhan subjek atau elemen yang ada dalam wilayah penelitian.19 Sugiyono (2002: 55) menyebutkan populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh periset untuk dipelajari, kemudian ditarik suatu kesimpulan.20 Dalam metode penelitian kata populasi amat popular, digunakan untuk menyebutkan serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian. Oleh karenanya, populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagianya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian. Populasi terbatas, yaitu populasi yang memiliki sumber data yang jelas batas-batasnya secara kuantitatif.21 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa/i Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah angkatan 20112014. Penarikan sampel dari populasi dilakukan secara Propotionate Stratified
19
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratek (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993), hal. 14 20 Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 153 21 Burhan Bungin, Metodologi penelitian kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan public serta ilmu-ilmu social lainnya. (Jakarta; Kencana, 2008) h. 99
61
Random Sampling. Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata secara proposional. Teknik penarikan sampel tersebut di pilih dengan tujuan agar hasil penelitian akan lebih sesuai dengan keadaan populasi yang dalam hal tertentu bersifat (misalnya, angkatan), bersiat heterogen.22 Populasi dalam menelitian ini berjumlah 649 mahasiswa yang terdiri dari 155 mahasiswa KPI angkatan 2011, 163 mahasiswa KPI angkatan 2012, 164 mahasiswa KPI angkatan 2013 dan 167 mahasiswa KPI angkatan 2014. Tabel 3.2 Gambaran Populasi Mahasiswa KPI angkatan 2011-2014
No. 1 2 3 4
Jurusan/Angkatan KPI/ 2011 KPI/2012 KPI/2013 KPI/2014 JUMLAH
Jumlah 155 163 164 167 649
Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap dapat mewakili populasi. Metode sampling adalah pembicaraan bagaimana menata berbagai teknik dalam penarikan atau pengambilan sampel penelitian, bagaimana kita merancang tata cara pengambilan sampel agar menjadi sampel yang representatif. Dengan tidak melupakan beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam memperoleh sampel yang representatif, peneliti memulai mengenal keseragaman dan ciri-ciri khusus populasi. Pekerjaan ini menuntut
22
Bambang & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, (Jakarta, RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011), hal. 130
62
ketelitian. Dari ketelitian ini kemudian peneliti menentukan rancangan yang dipakai dalam mengambil sampel. Dalam penelitian ini rancangan yang digunakan adalah Rancangan sampel probabilitas yang merupakan penarikan sampel didasarkan atas pemikiran bahwa keseluruhan unit populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. Dengan demikian, dalam rancangan ini tidak terdapat diskiriminasi unit populasi yang satu dengan yang lainnya. Karena semua memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel, maka untuk menjadi sampel, unit-unit populasi harus di random. Oleh karenanya, rancangan ini juga disebut sebagai sampling acakan- karena cara kerjanya yang acakan itu.23 Tata cara pengundian dapat dilakukan dengan: 1. Membuat daftar unit populasi pada lembaran khusus lengkap dengan kode-kode khusus sebagai lambing setiap unit populasi. 2. Menulis kode-kode khusus tersebut dalam lembaran-lembaran kecil dan dilipat dan digulung satu per satu. 3. Memasukan lembaran-lembaran kecil itu dalam suatu tempat kemudian dikocok. 4. Akhirnya, mengambil lembaran-lembaran tersebut sesuai dengan yang dibutuhkan.
23
Burhan Bungin, Metodologi penelitian kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan public serta ilmu-ilmu social lainnya. (Jakarta; Kencana, 2008) h. 106
63
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah orang. Pengambilan jumlah sampel didasarkan atas perhitungan menggunakan rumus Slovin dengan taraf kepercayaan sampel terhadap populasi sebesar 95% atau taraf kesalahan 5%. Rumus perhitungan besaran sampel24
Keterangan: n : Jumlah sampel yang dicari N : Jumlah populasi e : Batas toleransi kesalahan (error tolerence) dalam penelitian ini sebesar 0,05 Perhitungan:
24
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, ( Jakarta; Kencana, 2009) h. 105
64
G. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, pada peneliti ini terdiri atas dua sumber, yaitu : a. Data Primer Data penggunaan media (media use), gratifications sought dan gratifications obtained di dapat dengan melakukan kuisioner berbentuk pertanyaan-pertanyaan dengan model tertutup. Karena hal ini untuk mempermudah reponden menjawab, karena salah satu masalah dalam survei adalah ketidakmampuan responden untuk menjawab dengan katakata yang baik.25 Kuisioner merupakan instrument penelitian yang lazim digunakan dalam penelitian survei. Pertanyaan-pertanyaan yang disusun ke dalam kuisioner disebar kepada sampel penelitian ini. b. Data Sekunder Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui studi literature yang relevan dengan permasalahn penelitian. Sumber-sumber literature dapat berupa buku, makalah ilmiah, jurnal, internet, maupun penelitian-penelitian yang telah dipublikasikan melalui jurnal-jurnal penelitian ilmiah. Data tersebut kemudian dikumpulkan dan dikaitkan dengan topik penelitian sehingga dapat menjelaskan dan ide peneliti.
25
Cut Triana Dewi, Kompetisi Antar Stasiun Televisi Di Indonesia (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2001) h.55
65
H. Uji Instrumen 1. Uji Validitas Validitas alat ukur adalah akurasi alat ukur terhadap yang diukur walaupun dilakukan berkali-kali dan di mana- mana. Ini artinya bahwa alat ukur haruslah memiliki akurasi akan mengingkatkan bobot kebenaran data yang akan diteliti.26 Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat mngukur apa yang seharusnya diukur.27 Uji kualitas terhadap instrumen yang dipakai untuk mengukur variabel penelitian dilakukan sebelum menganalisis pokok masalah. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan alat ukur. Jika instrumen valid, maka kriteria yang digunakan batas minimum suatu instrumen atau angket atau bahan tes dinyatakan valid, atau dianggap memenuhi syarat koefisien r = hitung ≥ 0,222.28 Pada uji validitas ini, peneliti menggunakan Micrsoft Excel.
26
Hendry Subiakto, Hand-out Penelitian Agenda Setting dan Uses and Garatfications (Surabaya: Fisip-Unair, 2000), hal. 4 27 Burhan Bungin, Metodologi penelitian kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan public serta ilmu-ilmu social lainnya. (Jakarta; Kencana, 2008) h. 97-98 28 Rony Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, seri umum no.5, (Jakarta : Penerbeit PPM, 2004), hal.152
66
2. Uji Realibilitas Realibilitas alat ukur adalah kesesuaian alat ukur dengan yang diukur, sehingga alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan.29 Jika alat ukur dinyatakan valid, selanjutnya realibilitas alat ukur tersebut diuji realibilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu.30 Instrumen dikatan realible apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda, suatu kuisioner dikatakan realible atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten meskipun diuji berkali-kali. Jika hasil dari cronbach alpha > 0,60 maka data tersebut mempunyai kehandalan yang tinggi.31
I. Teknik Analisis Data Teknik analisis terkait dengan uses and gratifications yaitu dengan analisis bivariate yang memfokuskan perhatian kepada analisis hubungan di antara variabel-variabel (Earl Babbie, 198). Penekanannya bukan lagi pada perincian, melainkan pada penjelasan (explanations).32 Biasanya hubungan/pengaruh atara
29
Burhan Bungin, Metodologi penelitian kuantitatif : komunikasi, ekonomi, dan kebijakan public serta ilmu-ilmu social lainnya. (Jakarta; Kencana, 2008) h. 96 30 R. Gunawan Sudarmanto, Analisis Multivariante Dengan Program SPSS (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005), hal.. 89 31 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariante Dengan Program SPSS (Semarang : BP, UNDIP, 2003), hal. 41-42 32 Novi Andayani Praptiningsih, Kesenjangan Kepuasan Pemirsa Televisi (Suatu Studi Gratifications Discrepancy dalam Pendekatan Uses and Grtaifications terhadap Pemirsa TVRI dan RCTI di Jakarata), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Bidang Ilmu Sosial, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 1994) h.39
67
satu variabel terikat (dependent variables) dengan beberapa variabel bebas (independent variable). Uji statistik yang digunakan adalah kolerasi. Penelitian ini menggunakan Uji Pearson’s Correlation. Uji Kolerasi Pearson digunakan untuk mengetahui koefisien kolerasi atau derajat kekuatan hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan antara gratifications sought dan gratifications obtained. Teknik ini digunakan tanpa melihat apakah suatu variabel tertentu tergantung kepada variabel lainnya. 33
di mana : r
: Koefisien kolerasi Pearson’s Product Moment
N
: Jumlah individu dalam sampel
X
: Angka mentah untuk variabel X
Y
: Angka mentah untuk variabel Y
Sifat kolerasi akan menentukan arah kolerasi.34 Besarnya korelasi adalah 0 s/d 1. Korelasi dapat positif, yang artinya jika variabel pertama besar, maka variabel kedua semakin besar juga. Korelasi negatif, yang artinya berlawanan
33
Rachmat Kyiantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta, KENCANA PRENADA MEDIA GROUP, 2006), hal. 175 34 V. Wiratna & Poly Endrayanto, Statistika untuk Penelitian, (Yogyakarta, GRAHA ILMU, 2012), hal.61
68
arah, jika variabel pertama besar, maka variabel kedua semakin mengecil. Keertan korelasi dapat dikelompokkan sebagai berikut35: 1. < 0,20
: hubungan dapat dianggap tidak ada
2. 0,20 - 0,40
: hubungan ada tetapi rendah
3. > 0,40 - 0,70 : hubungan cukup 4. > 0,70 - 0,90 : hubungan tinggi 5. > 0,90 – 1,00 : hubungan sangat tinggi Dalam penelitian ini pula menggunakan Skala Likert, yaitu berisi pernyataan yang sistematis untuk menunjukan sikap seorang responden terhadap pernyataan itu. Indeks ini mengasumsikan bahwa masing-masing kategori jawaban ini memiliki intensitas yang sama.36 Mengapa peneliti menggunakan skala likert, karena menurut artikel yang di tulis oleh Suliyanto tentang Perbedaan Pandangan Skala Likert sebagai Skala Ordinal atau Skala Interval: “Likert melakukan penelitian dan kursioner likert ini diubah dalam bentuk skala thortoen dan guttman lalu ditanyakan pada responden yg sama ternyata nilai korelasi antara skala likert dengan gutman maupun thotone korelasinya 0.92. Jadi skala likert dapat dianggap interval (Ghozali, 2010). Dengan alasan tersebut maka tidak mengherankan jika hasil-hasil penelitian yang dipublikasikan pada jurnal inrneasional ternama (journal of marketing, journal of consumer behaviour, journal of physicogy, journal of human reseources) tidak melakukan transformasi data karena sudah berpandangan bahwa skala likert sebagai skala interval”.37
35
Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, (Yogyakarta, GRAHA ILMU, 2006), hal. 150 36 Bambang & Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi, (Jakarta, RAJAGRAFINDO PERSADA, 2011), hal. 110 37 Suliyanto, Perbedaan Pandangan Skala Likert Sebagai Skala Ordinal atau Skala Interval, (Artikel, Fakultas Ekonomi, Unversitas Jenderal Soedirman. 2011) h.54
69
Dan dalam penlitian ini juga menggunakan analisis kesenjangan (Gap) untuk mengetahui tingkat kepuasan penonton dilakukan analisis Gap atau kesenjangan antara GS dan GO penonton program Ramdan: Gap = Tingkat GS – Tingkat GO
J. Hipotesis Riset Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: 1. H0: Tidak terdapat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di televisi nasional. 2. Hi: Terdapat kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di televisi nasional. 3. H0: Tidak terdapat hubungan antara motif menonton program Ramadan dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan. 4. Hi: Terdapat hubungan antara motif menonton program Ramadan dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan
70
H. Hipotesis Statistik 1. Pearson’s R > 0 : terdapat hubungan positif antara kepuasan mahasiswa/i KPI pada program Ramadan di televisi nasional. 2. Pearsons R > 0 : terdapat hubungan antara motif menonton program Ramadan dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Ramadan. 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara GS (gratifications sought) dan GO (gratifications obtained)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum 1. Pengertian Program Ramadan Program Ramadan adalah program televisi bertemakan religius yang tayang selama bulan Ramadan. Tema religius pada program acara saat Ramadhan banyak bermunculan dan seakan-akan berlomba-lomba untuk menampilkan tayangan semenarik mungkin, tetapi ada kalanya tema tersebut seringkali tidak sesuai dengan pengertian yang sebenarnya. Religius yang dimaksud dalam program acara di bulan Ramadan mempunyai makna sebuah tayangan yang dapat memberikan pendidikan atau ajaran agama yang sesuai dengan aturan dan norma yang terkandung dalam bulan Ramadan itu sendiri.1 Bulan Ramadan sebagaimana yang telah dinyatakan Rasulullah adalah bulan yang agung dan penuh berkah yang terkait erat dengan keutamaan amal dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya (Raya dan Mulia, 2003 : 224). Menurut para ulama, Ramadan adalah bulan istimewa bagi umat Islam, sehingga sudah merupakan bagian dari budaya masyarakat dalam mendampingi ibadahnya, terutama ibadah puasa.2 1
Yuristanti, RAMADHAN DALAM BINGKAI RELIGIUS DI TELEVISI (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI Ditinjau Dari Fungsi Media), (Skripsi. S1 Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi, Surabaya, 2010) h. 3 2 Yuristanti, Ramadhan Dalam Bingkai Religius Di Televisi (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI Ditinjau Dari
71
72
Program Ramadan di televisi beraneka ragam, berikut program Ramadan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah: a) Tausiyah, yaitu program acara Ramadan yang mengajak para pemirsa televisi untuk merenungkan kembali makna hidup dan merefleksikan diri untuk mampu menjadi individu yang lebih baik yang di sampaikan oleh para Ustad. Mulai dari meraih syafa’at hingga menjauhi yang mudharat. Berikut program tausiah yang di teliti: Kultum Bersama Kang Rashied di RCTI yang tayang menjelang buka puasa selama bulan Ramadan. Hafiz Indonesia adalah program unggulan RCTI lomba menghafal dan melafalkan ayat-ayat suci Al-Qur’an untuk anak-anak selama bulan Ramadan. Mutiara Hati Bersama Quraish Shihab, tayang menjelang azan Subuh, Zuhur dan Asar selama bulan Puasa yang di tayangkan SCTV. Kisah Hati Bersama Umi Pipik yang di tayangkan oleh Global TV, Program Ramadan yang berisi sharing session bersama Ummi Pipik yang tayang selama bulan Ramadan pukul 16:00 WIB. b) Sinetron Ramadan, merupakan drama yang menyajikan cerita dari berbagai tokoh secara bersamaan yang bernuasa religius, yang hanya ada di bulan Ramadan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka Fungsi Media), (Skripsi. S1 Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi, Surabaya, 2010) h. 4
73
sendiri-sendiri tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesimpulan. Istilah untuk program drama bersambung produksi Indonesia yang disiarkan oleh stasiun televisi di Indonesia. Dalam bahasa Inggris, sinetron disebut soap opera (opera sabun), sedangkan dalam bahasa Spanyol disebut telenovela. Menurut hasil wawancara dengan Teguh Karya yang merupakan salah satu sutradara terkenal Indonesia, istilah yang digunakan secara luas di Indonesia ini pertama kali dicetuskan oleh Soemardjono, salah satu pendiri dan mantan pengajar Institut Kesenian Jakarta.3 Program Sinetron Ramadan yang di teliti sebagai berikut: Sinetron Ramadan yang tayang hanya selama bulan Ramadan yaitu sinetron Para Pencari Tuhan Jilid 8, Para Pencari Tuhan adalah sinetron kuis (sinekuis) Ramadan berdurasi 1,5 jam yang ditayangkan setiap hari selama bulan Ramadan 1428 H di stasiun televisi SCTV saat waktu sahur, mulai pukul 2:30 WIB. c) Variety Show, juga dikenal sebagai ragam seni atau ragam hiburan adalah hiburan yang terdiri dari berbagai tindakan, terutama pertunjukan musik dan komedi sketsa, dan biasanya diperkenalkan oleh pengantar (pembawa acara) atau host. Jenis lain dari tindakan termasuk sihir, hewan dan aksi sirkus, akrobat, juggling dan berbicara dengan perut. Berbagai format membuat jalan dari era Victoria tahap untuk radio ke televisi. Variety show adalah pokok dari Anglofon televisi dari hari-hari awal ke dalam 1970, dan berlangsung sampai tahun 1980an. Di beberapa bagian dunia,
3
http://id.wikipedia.org/wiki/Sinetron, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul 20:36
74
berbagai TV tetap populer dan meluas.4 Berikut beberapa program Variety show yang di teliti adalah: Pesbuker, tayangan menjelang buka puasa selama bulan Ramadan. Pesbukers adalah sketsa realita yang digawangi oleh Olga Syahputra, Raffi Ahmad, Jessica Iskandar, Denny Cagur, Opie Kumis, dan Sapri. Guyonan segar mereka seperti pantun jenaka dan rayuan gombal akan menemani pemirsa setia antv. Ngabuburit, menampilkan berbagai macam hiburan yang dikemas secara komedi, dan games interaktif yang berhadiah jutaan rupiah serta akan melibatkan penonton di rumah dan di studio, yang tayang selama bulan Ramadan, serta terdapat tausiah dari Ustadz Maulana d) Feature adalah berita yang menampilkan berita-berita ringan namun menarik. Berikut program feature yang di teliti: Berita Islami Masa Kini, berisi tentang berita perkembangan Islam terkini. Muslim Travelers, program dokumenter yang akan membahas kehidupan muslim yang tinggal di negara non muslim yang tayang di bulan Ramadan.
4
20:36
http://id.wikipedia.org/wiki/Acara_varietas, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul
75
2. Responden Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dikenal dengan program studi KPI. Awal mulanya Jurusan KPI bernama Jurusan dan Penyiaran Agama
(PPA)
dan
pertama
kali
dibuka
pada
tahun
akademik
1990/1991.Jurusan PPA merupakan jurusan yang mengiringi dibukanya fakultas Dakwah di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.5 Jurusan ini bertujuan untuk menghasilkan output
sarjana yang
memiliki keahlian dalam bidang komunikasi dan penyiaran Islam, cakap dalam
bidang
ilmu
mengkomunikasikan
dakwah nilai-nilai
dan atau
ilmu
ajaran
komunikasi. Islam
dalam
Mampu konteks
perkembangan dunia modern.Tidak kalah pentingnya, mereka mampu memanfaatkan media-media komunikasi modern sebagai media dakwah Islam. Setiap tahun akademik baru jurusan KPI membuka lima kelas yang terdiri dari kelas KPI A, B, C, D, dan E. Jumlah mahasiswa KPI lima tahun terakhir ini mencapai 1.012 mahasiwa.6 Alumni Program studi KPI berdasarkan data yang tesedia tersebar luas dan terlibat aktif dalam kegiatan-kegiatan ke Islaman diberbagai tempat, di dalam dan luar negeri.Mereka teserap diberbagai instansi dan profesi seperti PNS, penyiar/presenter radio dan televisi, wartawan media cetak dan elektronik,
09.26 09.26
5
http://kpi-fidikom.uinjkt.ac.id/index.php/sejarah-sigkat# diakses 6 februari 2015 pukul
6
http://kpi-fidikom.uinjkt.ac.id/index.php/sejarah-sigkat# diakses 6 februari 2015 pukul
76
dosen dan guru, pemimpin lembaga Islam pesantren dan madrasah, LSM, dan partai politik.7
B. KARAKTERISTIK REPONDEN HASIL PENELITIAN Tabel 4.1 Jumlah reponden berdasarkan Angkatan (n =247) No.
Jurusan/angkatan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
KPI 2011
20
39
59
2
KPI 2012
12
50
62
3
KPI 2013
25
37
62
4
KPI 2014
13
51
64
JUMLAH
70
177
247
Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa dari jumlah total sebanyak 247 orang, mahasiswa penelitian ini terdiri dari 177 orang (717%) perempuan dan 70 orang (28,3%) laki-laki. Dengan demikian sebagian besar mahasiswa KPI pada penelitian ini adalah perempuan.
7
Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri, (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman Akademik Program Strata 1 2011/2012, (Jakarta:2011), h.177.
77
No. 1 2 3 4
Tabel 4.2 Jumlah responden berdasarkan Umur (n=247) Umur Frekuensi Persentase 17-19 tahun 122 49,4% 20-21 tahun 109 44,1% 22-23 tahun 15 6,1% 24-25 tahun 1 0,4% TOTAL 247 100%
Berdasarkan pada tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa, yaitu sejumlah 122 orang (49,4%) berumur rata-rata 1719 tahun. Sisanya sebanyak 109 orang (44,1%) berumur rata-rata 20-21 tahun, 15 orang (6,1%) berumur 22-23 tahun dan hanya 1 orang (0,4%) yang berumur rata-rata 24-25 tahun. Tabel 4.3 Jumlah responden berdasarkan Pendidikan Terakhir (n=247) No. Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase 1 SMA 131 53% 2 SMK 33 13,4% 3 MA 48 19,4% 4 PESANTREN 35 14,2% TOTAL 247 100%
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah responden yang berasal dari SMA (Sekolah Menengah Atas) sebanyak 131 orang (53%), yang berasal dari MA (Madrasah Aliyah) sebanyak 48 orang (19,4%), yang berasal dari Pesantren sebanyak 35 orang (14,2%), dan yang berasal dari SMK (Sekolah Menengah Kejurusan) sebanyak 33 orang (13,4%).
78
Dengan demikian pada penelitian ini berdasarkan pendidikan terakhir menunjukkan bahwa responden penelitian ini yang paling banyak berasal dari SMA (Sekolah Menengah Atas).
No. 1 2 3 4
Tabel 4.4 Jumlah berdasarkan Pengeluaran Perbulan (n=247) Pengeluaran Perbulan Frekuensi Persentase Rp. 500.000-750.000 145 58,7% > Rp.750.000-1.000.000 61 24,7% > Rp. 1.000.000-1.500.000 24 9,7% > Rp.1.500.00 17 6,9% TOTAL 247 100%
Berdasarkan tabel 4.4 di atas data responden yang secara rutin mengeluarkan uang sebanyak Rp. 500.00-750.00,- setiap bulan sebanyak 14 orang (58,7%), > Rp.750.000-1.000.000,- berjumlah 61 orang (24,7%), sebanyak 24 orang (9,7%) > Rp. 1.000.000-1.500.000,-. Terakhir dengan jumlah responden sebanyak 17 orang (6,9%) pengeluaran perbulannya dari > Rp.1.500.000,-. Dengan demikan sebagaian mahasiswa pada penelitian ini mengeluarkan uang per bulan sebanyak Rp. 500.00-750.00,-.
79
C. PENGGUNAAN MEDIA (MEDIA USE) Tabel 4.5 Jumlah responden berdasarkan Menonton Program TV (n=247) No. Menonton Program TV Frekuensi Persentase 1
Ya
242
98%
2
Tidak
5
2%
TOTAL
247
100%
Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa menonton program TV sebanyak 242 orang (98%) dan hanya 5 orang (2%) yang tidak menonton program TV. Diagram 4.1 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV sehari dalam 1 minggu 11
12 10 7
8 6
5
8 6
6
2
4
3
4 0
2 0
0
Pada diagram 4.1 di atas menunjukkan bahwa responden yang menonton TV sehari dalam seminggu berjumlah 52 responden. Responden yang menonton RCTI sebanyak 5 orang, SCTV sebanyak 7 orang, Indosiar sebanyak 6 orang, TRANS TV sebanyak 3 orang, Trans 7 sebanyak 8 orang, Global TV sebanyak 2 orang, Net TV sebanyak 11 orang, Metro
80
TV sebanyak 4 orang, TV One sebanyak 6 orang dan ANTV dan MNC TV tidak ada yang menonton. Diagram 4.2 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 2 hari dalam 1 minggu 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
19 16 11
10
10
9 6
3 1
0
1
Diagram 4.2 di atas menunjukkan bahwa reponden yang menonton TV 2 hari dalam seminggu berjumlah 86 responden. Responden yang menonton RCTI sebanyak 19 orang, SCTV sebanyak 11 orang, Indosiar sebanyak 1 orang, TRANS TV sebanyak 16 orang, Trans 7 sebanyak 10 orang, MNC TV sebanyak 1, Global TV sebanyak 3 orang, Net TV sebanyak 10 orang, Metro TV sebanyak 9 orang dan TV One sebanyak 6 orang. ANTV tidak ada yang menonton.
81
Diagram 4.3 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 3 hari dalam 1 minggu 30 25
22
21
20
24
23
16
15
10
8
10 4
5
3
1
0
0
Diagram 4.3 di atas menunjukkan bahwa reponden yang menonton TV 3 hari dalam seminggu berjumlah 132 responden. Responden yang menonton RCTI sebanyak 21 orang, SCTV sebanyak 16 orang, Indosiar sebanyak 4 orang, ANTV sebanyak 1 orang, TRANS TV sebanyak 22 orang, Trans 7 sebanyak 23 orang, Global TV sebanyak 3 orang, Net TV sebanyak 24 orang, Metro TV sebanyak 10 orang dan TV One sebanyak 8 orang. MNC TV tidak ada yang menonton. Diagram 4.4 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 4 hari dalam 1 minggu 35 30 25 20 15 10 5 0
30 23
10 3
11
9 0
3
4 0
8
82
Diagram 4.4 di atas menunjukkan bahwa reponden yang menonton TV 4 hari dalam seminggu berjumlah 101 responden. Responden yang menonton RCTI sebanyak 3 orang, SCTV sebanyak 10 orang, ANTV sebanyak 3 orang, TRANS TV sebanyak 23 orang, Trans 7 sebanyak 9 orang, Global TV sebanyak 4 orang, Net TV sebanyak 30 orang, Metro TV sebanyak 11 orang dan TV One sebanyak 8 orang. Indosiar dan MNC TV tidak ada yang menonton. Diagram 4.5 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 5 hari dalam 1 minggu 20 15
19
17 12
12
10
8 6
6
7
5 0
0
1
0
Berdasarkan diagram 4.5 di atas menunjukkan bahwa reponden yang menonton TV 5 hari dalam seminggu berjumlah 88 responden. Responden yang menonton RCTI sebanyak 12 orang, SCTV sebanyak 6 orang, ANTV sebanyak 6 orang, TRANS TV sebanyak 17 orang, Trans 7 sebanyak 12 orang, Global TV sebanyak 1 orang, Net TV sebanyak 19 orang, Metro TV sebanyak 8 orang dan TV One sebanyak 7 orang. Indosiar dan MNC TV tidak ada yang menonton.
83
Diagram 4.6 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 6 hari dalam 1 minggu 13
14 11
12 10 8 5
6 4
2
6
6 4
4
2
2
2 0
0
Diagram 4.6 di atas menunjukkan bahwa reponden yang menonton TV 6 hari dalam seminggu berjumlah 55 responden. Responden yang menonton RCTI sebanyak 2 orang, SCTV sebanyak 2 orang, Indosiar sebanyak 5 orang, ANTV sebanyak 6 orang, TRANS TV sebanyak 4 orang, Trans 7 sebanyak 11 orang, Global TV sebanyak 4 orang, Net TV sebanyak 13 orang, Metro TV sebanyak 6 orang dan TV One sebanyak 2 orang. MNC TV tidak ada yang menonton.
84
Diagram 4.7 Jumlah responden berdasarkan Menonton TV 7 hari dalam 1 minggu 70
60
60 50 40 30
38 28 22
21
20 10
13 5
6
12
11
5
0
Berdasarkan diagram 4.7 di atas menunjukkan bahwa reponden yang menonton TV 7 hari dalam seminggu berjumlah 221 responden. Responden yang menonton RCTI sebanyak 38 orang, SCTV sebanyak 21 orang, Indosiar 5 orang, ANTV sebanyak 6 orang, TRANS TV sebanyak 22 orang, Trans 7 sebanyak 28 orang, MNC TV sebanyak 5 orang, Global TV sebanyak 13 orang, Net TV sebanyak 60 orang, Metro TV sebanyak 12 orang dan TV One sebanyak 11 orang.
85
Tabel 4.6 Jumlah responden berdasarkan Waktu untuk Menonton TV (n=247) No. Lama Menonton Frekuensi Presentase 1 < 60 menit 73 30% 2 60 menit – 120 menit 109 44,1% 3 180 menit – 240 menit 46 18,7% 4 > 300 menit 14 5,7% 5 Tidak menonton 5 1,5% TOTAL 247 100% Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa, menonton TV selama 60 menit – 120 menit sejumlah 109 orang (44,1%). Sisanya yang menonton < 60 menit sebanyak 73 orang (30%), menonton 180 menit – 240 menit sebanyak 46 orang (18,7%), menonton > 300 menit sebanyak 14 orang (5,7%) dan 5 orang (1,5%) yang tidak menonton.
86
Tabel 4.7 Jumlah responden Menonton jenis acara pada masing-masing stasiun televisi (n=247) Jenis Acara
Tausiyah
Frekuensi Nama Acara
Persentase
Menonton
Tidak menonton
KULTUM (KuliahTujuh Menit) Besama Kang Rashied
26
221
Hafiz Indonesia
162
85
63
184
14
233
Mutiara Hati Bersama Quraish Shihab Kisah Hati Bersama Umi Pipik
10,5%
Tidak menonton 89,5%
65,6%
34,4%
25,5%
74,5%
5,7%
94,3%
Menonton
Sinetron
Para Pencari Tuhan Jilid 8
125
122
50,6%
49,4%
Variety Show
Pesbuker
97
150
39,3%
60,7%
Ngabuburit
68
179
27,5%
72,5%
72,5%
27,5%
Berita Islami Masa Kini
179
68
Muslim Travelers
111
135
44,9%
54,7%
Feature
Tabel 4.7 memperlihatkan proposi responden yang di bagi berdasarkan menonton jenis acara pada masing-masing stasiun TV. Dengan melihat persentase untuk setiap program acara tersebut dapat memperoleh gambaran komparatif mengenai jenis siaran yang menonjol atau yang banyak di tonton oleh mahasiswa. Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa,
yang
tidak
menonton
program
Tausiyah
KULTUM
87
(KuliahTujuh Menit) Besama Kang Rashied sejumlah 221 orang (89,5%) dan 26 orang (10,5%) yang menonton. Yang menonton program Tausiyah Hafiz Indonesia sejumlah 162 orang (65,5%), sedangkan 85 orang (34,4%) yang tidak menonton. Yang tidak menonton program Tausiyah Mutiara Hati Bersama Quraish Shihab yaitu, 184 orang (74,5%) dan 63 orang (25,5%) yang menonton program tersebut. Yang tidak menonton program Tausiyah Kisah Hati Bersama Umi Pipik yaitu, 233 orang (94,5%) dan 14 orang (5,7%) yang menonton. Dengan demikian sebagian besar mahasiswa pada penelitian ini tidak menonton program Tausiyah Kisah Hati Bersama Umi Pipik sebanyak 233 orang (94,5%). Selanjutnya, dalam tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa yang menonton program Sinetron Ramadan Para Pencari Tuhan Jilid 8 sebanyak 125 orang (50,6%) dan 122 orang (49,4%) yang tidak menonton. Dalam tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa tidak menonton program Variety Show Ramadan Pesbuker sejumlah 150 orang (60,7%) dan 97 orang (39,3%) yang menonton. Begitu pula dengan program Variety Show Ramadan Ngabuburit sebagian besar mahasiswa tidak menonton sejumlah 179 orang (72,5%) dan 68 orang (27,5%) yang menonton. Tabel 4.7 di atas memperlihatkan bahwa 68 orang (27,5%) yang tidak menonton program Feature Berima (Berita Islam Masa Kini) dan sebagian besar mahasiswa menonton program tersebut sejumlah 179 orang
88
(72,5%). 135 orang (54,7%) tidak menonton program Feature Muslim Travelers dan 111 orang (44,9%) menonton program tersebut.
D. MOTIF
(GRATIFICATION
SOUGHT)
DAN
KEPUASAN
(GRATIFICATION OBTAINED) Tabel 4.8 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Tausiyah No . 1
MOTIF
SKOR
Ranking
KEPUASAN
SKOR
Ranking
Saya ingin mengetahui ayat Al-Qur’an dan Hadits yang behubungan dengan bulan Ramadan
786
6
767
8
2
Saya ingin mengetahui amalan apa saja pada saat bulan Ramadan
793
5
783
4
3
Saya ingin mengetahui halhal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan Saya ingin menjadi orang yang mempunyai pengetahuan baru Saya ingin mendapatkan hikmah sebagai pembelajaran diri
797
4
770
7
815
1
Saya mengetahui ayat Al-Qur’an dan Hadits yang behubungan dengan bulan Ramadan Saya mengetahui amalan apa saja pada saat bulan Ramadan Saya mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan Saya menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru
784
3
806
2
Saya mendapatkan hikmah sebagai pembelajaran
795
1
4
5
89
diri 6
7
8
9
10
11
12
Saya ingin mendapatkan Ilmu Agama yang berguna Saya ingin mengaplikasika n pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar
800
3
781
7
Saya ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar Saya ingin mengaplikasika n Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari
759
9
769
8
Saya ingin menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari Saya ingin dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama Saya ingin
725
10
688
12
694
13
Saya mendapatkan Ilmu Agama yang berguna Saya mengaplikasikan pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar Saya memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar Saya mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari Saya menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari Saya dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama
790
2
779
5
753
9
772
6
728
10
675
13
Saya
712
12
90
13
mendapatkan hiburan Saya ingin menghilangkan kebosanan
716
11
mendapatkan hiburan Saya menghilangkan kebosanan
715
11
Pada tabel 4.8 menunjukkan motif dan kepuasan pada program Tausiyah, dengan melihat rangking untuk setiap motif dan kepuasan. Dapat memperoleh gambaran komparatif yang menonjol atau yang di harapkan dan yang di dapatkan oleh mahasiswa. Berdasarkan tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa skor tertinggi ada pada butir penyataan motif nomor 4 yaitu responden mengharapkan ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru. Tabel 4.8 diatas juga menunjukkan kepuasan yang terpenuhi pada motif nomor 5 yaitu ingin mendapatkan hikmah sebagai pembelajaran diri. Artinya, motif yang di harapkan berbeda dengan kepuasan yang diperoleh khalayak pada program Tausiyah. Dengan demikian maka terdapat perbedaan antara motif yang paling di cari dengan kepuasaan yang terpenuhi. Kemudian, pada tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa motif nomor 8, 10 dan 13 mempunyai rangking yang sama dengan kepuasan. Artinya motif tersebut memenuhi kepuasan pada level yang sama pada dimensi integrasi personal, integrasi sosial dan hiburan. Lalu, dari tabel 4.8 sisanya dari 11 pernyataan menunjukkan bahwa skor motif lebih tinggi daripada skor kepuasan, yaitu 8 pernyataan adalah nomor 1, 2, 3, 6, 7, 8, 11, 13. Artinya motif tersebut belum memenuhi kepuasan yang di cari oleh khalayak. Dan 3 penyataan yang menunjukkan
91
bahwa skor kepuasan lebih tinggi dari skor motif adalah nomor 9, 10 dan 12. Artinya motif tersebut telah memenuhi kepuasan yang di cari oleh khalayak. Tabel 4.9 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Sinetron No MOTIF . 1 Saya ingin mengetahui ayat Al-Qur’an dan Hadits yang behubungan dengan bulan Ramadan
SKOR
Rangking
673
10
2
Saya ingin mengetahui amalan apa saja pada saat bulan Ramadan
700
8
3
Saya ingin mengetahui halhal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan
670
11
4
Saya ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru Saya ingin mendapatkan hikmah sebagai pembelajaran diri
720
6
726
5
5
KEPUASAN SKOR
Rangking
Saya mengetahui ayat AlQur’an dan Hadits yang behubungan dengan bulan Ramadan Saya mengetahui amalan apa saja pada saat bulan Ramadan Saya mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan Saya menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru
670
11
673
10
679
9
702
3
Saya mendapatkan hikmah sebagai pembelajaran diri
697
4
92
6
Saya ingin mendapatkan Ilmu Agama yang berguna Saya ingin mengaplikasikan pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar
745
1
740
2
8
Saya ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar
727
4
9
Saya ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari
732
3
10
Saya ingin menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari
677
9
11
Saya ingin dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama
643
12
7
Saya mendapatkan Ilmu Agama yang berguna Saya mengaplikasi kan pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar Saya memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar Saya mengaplikasi -kan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari Saya menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari Saya dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu
690
5
685
7
680
8
689
6
662
12
622
13
93
12
13
Saya ingin mendapatkan hiburan Saya ingin menghilangkan kebosanan
714
7
714
7
Agama Saya mendapatkan hiburan Saya menghilangk an kebosanan
721
2
724
1
Pada tabel 4.9 menunjukkan motif pada program Sinetron, dengan melihat rangking untuk setiap motif dan kepuasan acara tersebut dapat memperoleh gambaran komparatif mengenai motif kepuasan yang menonjol atau yang di harapkan dan yang di dapatkan oleh mahasiswa Berdasarkan tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa motif nomor 6 yaitu ingin mendapatkan Ilmu Agama yang berguna yang tertinggi atau menonjol yang di harapkan mahasiswa pada program Sinetron, Sedangkan, urutan pertama atau skor tertinggi ada pada penyataan kepuasan nomor 13 yaitu ingin menghilangkan kebosanan. Artinya, motif yang di harapkan berbeda dengan kepuasan yang diperoleh khalayak pada program Sinetron. Dengan demikian maka terdapat perbedaan antara motif yang paling di cari dengan kepuasaan yang terpenuhi. Lalu, dari tabel 4.9 sisanya dari 11 pernyataan menunjukkan bahwa skor motif lebih tinggi daripada skor kepuasan, yaitu 9 pernyataan adalah nomor 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 11. Artinya motif tersebut belum memenuhi kepuasan yang di cari oleh khalayak. Dan 2 penyataan yang menunjukkan bahwa skor kepuasan lebih tinggi dari skor motif adalah nomor 3 dan 12.
94
Artinya motif tersebut telah memenuhi kepuasan yang di cari oleh khalayak.
Tabel 4.10 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Variety Show No.
MOTIF
SKOR
Rangking
KEPUASAN
SKOR
Rangking
1
Saya ingin mengetahui ayat AlQur’an dan Hadits yang behubungan dengan bulan Ramadan Saya ingin mengetahui amalan apa saja pada saat bulan Ramadan Saya ingin mengetahui hal-hal yang membatalka n puasa di bulan Ramadan Saya ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru Saya ingin mendapatka n hikmah sebagai pembelajara n diri
669
12
Saya mengetahui ayat AlQur’an dan Hadits yang behubungan dengan bulan Ramadan
673
11
695
9
675
10
683
10
687
8
733
3
Saya mengetahui amalan apa saja pada saat bulan Ramadan Saya mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan Saya menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru
711
4
718
6
Saya mendapatkan hikmah sebagai pembelajaran diri
714
3
2
3
4
5
95
6
Saya ingin mendapatkan Ilmu Agama yang berguna
717
7
Saya mendapatkan Ilmu Agama yang berguna
699
12
Saya ingin mengaplikasi kan pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar 8 Saya ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar 9 Saya ingin mengaplikasi kan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari 10 Saya ingin menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari 11 Saya ingin dianggap orang lain sebagai orang yang paham
720
5
706
6
721
4
710
5
716
8
703
7
680
11
680
9
631
13
Saya mengaplikasi -kan pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar Saya memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar Saya mengaplikasi -kan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari Saya menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari Saya dianggap orang lain sebagai orang yang paham
642
13
7
96
Ilmu Agama 12 Saya ingin mendapatkan hiburan 13 Saya ingin menghilangk an kebosanan
Ilmu Agama 743
1
741
2
Saya mendapatkan hiburan Saya menghilangkan kebosanan
746
1
744
2
Pada tabel 4.10 menunjukkan motif pada program Variety Show, dengan melihat rangking untuk setiap motif dan kepuasan acara tersebut dapat memperoleh gambaran komparatif mengenai motif dan kepuasan yang menonjol atau yang di harapkan dan yang di dapatkan oleh mahasiswa. Berdasarkan tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa skor tertinggi ada pada butir pernyataan motif nomor 12 yaitu ingin mendapatkan hiburan yang menonjol yang di harapkan pada motif program Variety Show, begitu juga skor tertinggi ada pada penyataan kepuasan nomor 12. Artinya, motif yang di harapkan sama dengan kepuasan yang diperoleh khalayak pada program Variety Show. Kemudian, pada tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa motif nomor 12 dan 13 mempunyai rangking yang sama dengan kepuasan. Artinya motif tersebut memenuhi kepuasan pada level yang sama pada hiburan. Lalu, dari tabel 4.10 sisanya dari 12 pernyataan menunjukkan bahwa skor motif lebih tinggi daripada skor kepuasan, yaitu 8 pernyataan adalah nomor 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Artinya motif tersebut belum memenuhi kepuasan yang di cari oleh khalayak. Dan 4 penyataan yang
97
menunjukkan bahwa skor kepuasan lebih tinggi dari skor motif adalah nomor 1, 3, 11 dan 13. Artinya motif tersebut telah memenuhi kepuasan yang di cari oleh khalayak. Tabel 4.11 Jumlah responden Terhadap Motif dan Kepuasan Feature
No.
MOTIF
SKOR
Rangking
KEPUASAN
SKOR
Rangking
1
Saya ingin mengetahu i ayat AlQur’an dan Hadits yang behubunga n dengan bulan Ramadan Saya ingin mengetahu i amalan apa saja pada saat bulan Ramadan Saya ingin mengetahu i hal-hal yang membatalk an puasa di bulan Ramadan Saya ingin menjadi orang yang mempunya -i pengatahua -n baru
733
9
Saya mengetahui ayat AlQur’an dan Hadits yang behubungan dengan bulan Ramadan
715
10
734
8
Saya mengetahui amalan apa saja pada saat bulan Ramadan
718
9
731
10
Saya mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan
724
7
775
1
Saya menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru
749
3
2
3
4
98
5
6
7
8
9
10
Saya ingin mendapatk an hikmah sebagai pembelajar an diri Saya ingin mendapatk an Ilmu Agama yang berguna Saya ingin mengaplika sikan pengetahua n yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar Saya ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar Saya ingin mengaplika sikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari Saya ingin menjadikan
758
2
Saya mendapatkan hikmah sebagai pembelajaran diri Saya mendapatkan Ilmu Agama yang berguna
731
4
755
4
726
5
750
5
Saya mengaplikasi -kan pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar
723
8
740
6
726
5
747
7
Saya memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar Saya mengaplikasi -kan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari
725
6
709
11
Saya menjadikan
711
11
99
11
12
13
materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraa n seharihari Saya ingin dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama Saya ingin mendapatk an hiburan Saya ingin menghilan gkan kebosanan
materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari
654
12
Saya dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama
662
12
757
3
750
2
747
7
Saya mendapatkan hiburan Saya menghilangk an kebosanan
760
1
Pada tabel 4.11 menunjukkan motif program Feature, dengan melihat rangking untuk setiap motif dan kepuasan acara tersebut dapat memperoleh gambaran komparatif mengenai motif dan kepuasan yang menonjol atau yang di harapkan dan yang di dapatkan oleh mahasiswa. Berdasarkan tabel 4.11 diatas dapat disimpulkan bahwa skor yang tertinggi ada pada butir motif nomor 13 yaitu ingin menghilangkan kebosanan yang menonjol yang di harapkan mahasiswa pada motif program Feature. Sedangkan, urutan pertama atau skor tertinggi ada pada penyataan kepuasan nomor 4 yaitu ingin ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru. Artinya, motif yang di harapkan berbeda
100
dengan kepuasan yang diperoleh khalayak pada program Feature. Dengan demikian maka terdapat perbedaan antara motif yang paling di cari dengan kepuasaan yang terpenuhi. Kemudian, pada tabel 4.11 diatas menunjukkan bahwa motif nomor 10 dan 11 mempunyai rangking yang sama dengan kepuasan. Artinya motif tersebut memenuhi kepuasan pada level yang sama pada dimensi integrasi sosial. Lalu, dari tabel 4.11 sisanya dari 11 pernyataan menunjukkan bahwa skor motif lebih tinggi daripada skor kepuasan, yaitu 9 pernyataan adalah nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12. Artinya motif tersebut belum memenuhi kepuasan yang di cari oleh khalayak. Dan 2 penyataan yang menunjukkan bahwa skor kepuasan lebih tinggi dari skor motif adalah nomor 10 dan 13. Artinya motif tersebut telah memenuhi kepuasan yang di cari oleh khalayak.
101
E. ANALISIS KORELASI DATA PENELITIAN 1. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Tausiyah
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13
4.12 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Tausiyah MOTIF R Sig Ingin mengetahui ayat Al-Qur’an dan Hadits 0,461** 0,000 yang behubungan dengan bulan Ramadan Ingin mengetahui amalan apa saja pada saat bulan Ramadan Ingin mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan Ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru Ingin mendapatkan hikmah sebagai pembelajaran diri Ingin mendapatkan Ilmu Agama yang berguna Ingin mengaplikasikan pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar Ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar Ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari Ingin menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari Ingin dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama Ingin mendapatkan hiburan Ingin menghilangkan kebosanan
0,387**
0,000
0,405**
0,000
0,353**
0,000
0,266**
0,000
0,408**
0,000
0,292**
0,000
0,371**
0,000
0,318**
0,000
0,503**
0,000
0,567**
0,000
0,420** 0,526**
0,000 0,000
Bedasarkan tabel 4.12 menunjukkan terdapat 3 motif yang memiliki koefisien korelasi yang cukup kuat dengan kepuasan menonton program Tausiyah, yaitu motif nomor 11 (0,567), motif nomor 13 (0,526), dan motif nomor 10 (0,503). Artinya untuk program Tausiyah, kepuasan
102
yang di dapatkan oleh khalayak terkait dengan kebutuhan integrasi sosial dan hiburan. Dengan demikian, khalayak ingin dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama dan ingin menghilangkan kebosanan. Selain itu, khalayak juga ingin menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari. Sisanya dari 10 motif, sebanyak 5 motif menunjukkan korelasi yang cukup kuat dan 5 motif lain menunjukkan korelasi sangat lemah. Dengan demikian program tausiyah berhasil memenuhi kepuasan khalayak hanya pada kebutuhan infomasi dan integrasi sosial. Dengan demikian program Tausiyah berhasil memenuhi kepuasan khalayak hanya pada kebutuhan informasi dan integrasi sosial, namun tidak berhasil memenuhi motif identitas pribadi, integrasi personal dan hiburan. Dengan demikian, di lihat dari tabel 4.12 diatas dapat di simpulkan bahwa signifikansi korelasi antara semua motif yang di cari dan kepuasan berada di bawah 0,01, yang artinya H0 di tolak atau terdapat hubungan antara motif menonton program Tausiyah dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program Tausiyah.
103
2. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Sinetron 4.13 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Sinetron NO MOTIF 1 Ingin mengetahui ayat Al-Qur’an dan Hadits yang behubungan dengan bulan Ramadan 2 Ingin mengetahui amalan apa saja pada saat bulan Ramadan 3 Ingin mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan 4 Ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru 5 Ingin mendapatkan hikmah sebagai pembelajaran diri 6 Ingin mendapatkan Ilmu Agama yang berguna 7 Ingin mengaplikasikan pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar 8 Ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar 9 Ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari 10 Ingin menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari 11 Ingin dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama 12 Ingin mendapatkan hiburan 13 Ingin menghilangkan kebosanan
R Sig 0,315** 0,000
0,398** 0,000 0,405** 0,000 0,272** 0,000 0,360** 0,000 0,285** 0,000 0,281** 0,000 0,325** 0,000 0,332** 0,000
0,336** 0,000 0,446** 0,000 0,438** 0,000 0,466** 0,000
Bedasarkan tabel 4.13 menunjukkan terdapat 4 motif yang memiliki koefisien korelasi yang cukup kuat dengan kepuasan menonton program Sinetron ramadan, yaitu motif nomor 13 (0,466), motif nomor 11 (0,446), motif nomor 12 (0,438) dan nomor 3 (0,405). Artinya untuk program Sinetron ramadan, kepuasan yang di dapatkan oleh khalayak
104
terkait dengan kebutuhan informasi, integrasi sosial dan hiburan. Dengan demikian ketika menonton sinetron, khalayak ingin menghilangkan kebosanan dan ingin dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama. Selain itu, khalayak juga ingin mendapatkan hiburan dan ingin mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan. Sisanya dari 9 motif, sebanyak 6 motif menunjukkan kolerasi yang lemah dan 3 motif lain menunjukkan kolerasi sangat lemah. Dengan demikian program Sinetron berhasil memenuhi kepuasan khalayak hanya pada kebutuhan infomasi, integrasi sosial dan hiburan, namun tidak berhasil memenuhi motif identitas pribadi dan integrasi personal. Dengan demikian, di lihat dari tabel 4.13 diatas dapat di simpulkan bahwa signifikansi korelasi antara semua motif yang di cari dan kepuasan berada di bawah 0,01, yang artinya H0 di tolak atau terdapat hubungan antara motif menonton program sinetron ramadan dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program sinetron ramadan.
3. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Variety Show 4.14 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Variety Show NO MOTIF R Sig 1 Ingin mengetahui ayat Al-Qur’an dan 0,393** 0,000 Hadits yang behubungan dengan bulan Ramadan 2 Ingin mengetahui amalan apa saja pada 0,465** 0,000 saat bulan Ramadan 3 Ingin mengetahui hal-hal yang 0,384** 0,000 membatalkan puasa di bulan Ramadan
105
4 5 6 7
8 9
10
11 12 13
Ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru Ingin mendapatkan hikmah sebagai pembelajaran diri Ingin mendapatkan Ilmu Agama yang berguna Ingin mengaplikasikan pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar Ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar Ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari Ingin menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan seharihari Ingin dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama Ingin mendapatkan hiburan Ingin menghilangkan kebosanan
0,224** 0,000 0,309** 0,000 0,292** 0,000 0,329** 0,000
0,411** 0,000 0,445** 0,000
0,423** 0,000
0,440** 0,000 0,512** 0,000 0,492** 0,000
Bedasarkan tabel 4.14 menunjukkan terdapat 7 motif yang memiliki koefisien korelasi yang cukup kuat dengan kepuasan menonton program Variety Show, yaitu motif nomor 12 (0,512), motif nomor 13 (0,492), motif nomor 2 (0,438), nomor 9 (0,445), nomor 11 (0,440), nomor 10 (0,423) dan nomor 8 (0,411). Artinya untuk program Variety Show, kepuasan yang di dapatkan oleh khalayak terkait dengan kebutuhan informasi, integrasi personal, integrasi sosial dan hiburan. Dengan demikian khalayak ingin mendapatkan hiburan dan ingin menghilangkan kebosanan. Selain itu, khalayak juga ingin mengetahui amalan apa saja pada saat bulan Ramadan, ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari, ingin dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama, ingin
106
menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari, dan ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar. Sisanya dari 6 motif, sebanyak 4 motif menunjukkan korelasi yang lemah dan 2 motif lain menunjukkan korelasi sangat lemah. Dengan demikian program Variety Show berhasil memenuhi kepuasan khalayak pada kebutuhan infomasi, integrasi personal, integrasi sosial dan hiburan, namun tidak berhasil memenuhi motif identitas pribadi Dengan demikian, di lihat dari tabel 4.14 diatas dapat di simpulkan bahwa signifikansi korelasi antara semua motif yang di cari dan kepuasan berada di bawah 0,01, yang artinya H0 di tolak atau terdapat hubungan antara motif menonton program variety show dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program variety show.
4. Korelasi Motif dan Kepuasan Program Feature 4.15 Korelasi Motif dan Kepuasan Program Feature NO MOTIF 1 Ingin mengetahui ayat Al-Qur’an dan Hadits yang behubungan dengan bulan Ramadan 2 Ingin mengetahui amalan apa saja pada saat bulan Ramadan 3 Ingin mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan 4 Ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru 5 Ingin mendapatkan hikmah sebagai pembelajaran diri 6 Ingin mendapatkan Ilmu Agama yang berguna
R Sig 0,319** 0,000
0,382** 0,000 0,453** 0,000 0,370** 0,000 0,400** 0,000 0,393** 0,000
107
7
8 9
10 11 12 13
Ingin mengaplikasikan pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar Ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar Ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari Ingin menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari Ingin dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama Ingin mendapatkan hiburan Ingin menghilangkan kebosanan
0,418** 0,000
0,338** 0,000 0,456** 0,000
0,418** 0,000 0,455** 0,000 0,439** 0,000 0,467** 0,000
Bedasarkan tabel 4.15 menunjukkan terdapat 5 motif yang memiliki koefisien korelasi yang cukup kuat dengan kepuasan menonton program Feature, yaitu motif nomor 13 (0,467), motif nomor 12 (0,456), motif nomor 9 (0,456), nomor 11 (0,455) dan nomor 3 (0,453). Artinya untuk program Feature, kepuasan yang di dapatkan oleh khalayak terkait dengan kebutuhan informasi, integrasi personal, integrasi sosial dan hiburan. Dengan demikian khalayak merasa bahwa ingin menghilangkan kebosanan dan ingin mendapatkan hiburan. Selain itu, khalayak juga ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari, ingin dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama dan ingin mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan. Sisanya dari 8 motif, sebanyak 3 motif menunjukkan kolerasi yang lemah dan 5 motif lain menunjukkan kolerasi sangat lemah. Dengan demikian program Feature berhasil memenuhi
108
kepuasan khalayak pada kebutuhan infomasi, integrasi personal, integrasi sosial dan hiburan, namun tidak berhasil memenuhi motif identitas pribadi Dengan demikian, di lihat dari tabel 4.15 diatas dapat di simpulkan bahwa signifikansi korelasi antara semua motif yang di cari dan kepuasan berada di bawah 0,01, yang artinya H0 di tolak atau terdapat hubungan antara motif menonton program feature dengan tingkat kepuasaan khalayak dalam menonton program feature. = F. ANALISIS KESENJANGAN (Gap) Salah satu cara untuk mengukur tingkat kepuasan para penonton dalam memenuhi harapan penonton, yaitu dengan melihat kesenjangan (gap) antara motif para penonton dengan apa yang diinginkan penonton. Nilai kesenjangan dapat diperoleh dengan melihat selisih rata-rata tingkat GS dengan nilai rata-rata tingkat GO, sehingga hasilnya nanti dapat menjelaskan seberapa niai jarak kesenjangan antara kedua variebel tersebut. Tabel 4.16 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Tausiyah
Dimensi 0 Informasi
Mean GS 3,202
Mean GO 3,131
Kesenjangan (Gap) 0,071
Identitas Pribadi
3,296
3,211
0,085
Integrasi Personal
3,162
3,109
0,053
Integrasi Sosial
1,901
1,893
0,008
Hiburan
1,893
1,926
-0,033
109
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa empat dimensi diatas, program Tausiyah belum bisa memenuhi kepuasan penonton. Hal ini ditunjukkan dengan lebih tingginya rata-rata GS dibandingkan dengan GO. Jika nilai GO lebih besar dari nilai GS maka diasumsikan bahwa responden puas dengan program Tausiyah. Namun berdasarkan tabel 4.16 diatas menunjukkan bahwa nilai GS lebih besar dari GO dan itu berarti bahwa program Tausiyah belum dapat memenuhi kepuasaan responden pada empat dimensi tersebut. Pada dimensi Hiburan kesenjangan antara GS dan GO tidak besar yaitu selisih -0,033. Maka dapat diasumsikan bahwa responden puas dengan program Tausiyah pada dimensi Hiburan.
Tabel 4.17 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Sinetron
Dimensi Informasi
Mean GS 2,757
Mean GO 2,729
Kesenjangan (Gap) 0,028
Identitas Pribadi
2,912
2,819
0,093
Integrasi Personal
2,906
2,785
0,121
Integrasi Sosial
1,730
1,733
-0,003
Hiburan
1,976
1,950
0,026
Dari tabel 4.17 dapat diketahui bahwa empat dimensi diatas, program sinetron belum bisa memenuhi kepuasan penonton. Hal ini ditunjukkan dengan lebih besarnya nilai rata-rata GS dibandingkan nilai rata-rata GO. Pada dimensi Integrasi Sosial kesenjangan GS dan GO tidak
110
besar, pada tabel diatas GO lebih besar dibandingkan GS dengan selisih 0,003. Dengan demikian, dapat diasumikan bahwa responden puas dengan program Sinetron pada dimensi Integrasi Sosial. Tabel 4.18 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Variety Show
Dimensi Informasi
Mean GS 2,762
Mean GO 2,746
Kesenjangan (Gap) 0,016
Identitas Pribadi
2,928
2,864
0,064
Integrasi Personal
2,897
2,860
0,037
Integrasi Sosial
1,779
1,784
-0,005
Hiburan
2,007
2,011
-0,004
Tabel 4.18 menunjukkan bahwa tiga dimensi diatas, program Variety Show belum bisa memenuhi kepuasaan penonton. Hal ini dilihat dari besarnya nilai rata-rata GS dibandingkan nilai rata-rata GO. Tetapi, pada dimensi Integrasi Sosial dan Hiburan memiliki kesenjangan nilai rata-rata GO yang lebih besar dibandingakan nilai rata-rata GS dengan selisih nilai rata-rata Integrasi Sosial -0,005 dan Hiburan -0,004. Oleh karena itu, maka dapat diasumsikan bahwa responden puas dengan program Variety Show pada dimensi Integrasi Sosial dan Hiburan.
111
Tabel 4.19 Kesenjangan Antara GS dan GO Program Feature
Dimensi Informasi
Mean GS 2,966
Mean GO 2,911
Kesenjangan (Gap) 0,055
Identitas Pribadi
3,107
2,977
0,13
Integrasi Personal
3,051
2,934
0,117
Integrasi Sosial
1,857
1,853
0,004
Hiburan
2,018
2,038
-0,02
Pada tabel 4.19 diatas diketahui bahwa empat dimensi pada program Feature belum bisa memenuhi kepuasan penonton. Hal ini dapat dilihat dari besarnya nilai rata-rata GS dibandingkan nilai rata-rata GO. Akan tetapi, pada dimensi Hiburan memiliki kesenjangan yang lebih kecil antra GS dan GO, nilai rata-rata GO lebih besar dibandingkan nilai ratarata GS dengan selisih nilai rata-rata -0,02. Dengan begitu, responden puas akan program Feature pada dimensi Hiburan.
112
G. INTERPRETASI HASIL PENELITIAN Hasil analisis melalui uji korelasi menunjukkan tampak adanya hubungan positif dan signifikan antara variabel motif khalayak menonton tayangan
dengan variabel kepuasan. Artinya penelitian ini menunjukkan
dukungan yang kuat terhadap asumsi teori uses and gratifications bahwa khalayak pada dasarnya menggunakan media massa berdasarkan motif-motif tertentu. Jika motif ini terpenuhi maka asumsinya khalayak akan merasa puas. Hasil ini tampak dari korelasi yang kuat dan signifikan p<0,01 pada program Tausiyah dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,567. Artinya program Tausiyah paling banyak memenuhi kepuasan khalayak. Untuk nilai koefisien korelasi program Sinetron sebesar 0,466 adalah yang paling kecil diantara nilai koefisien korelasi program Variety Show yaitu sebesar 0,512 dan nilai koefisien korelasi program Feature sebesar 0,467. Dengan demikian, dapat diasumsikan bahwa
program Sinetron cukup memenuhi kepuasan
khalayak. Hasil temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terbukti teori yang mengatakan bahwa media sangat kreatif dan powerfull, sedangkan audiens pasif. Sehingga media akan mudah mengenai atau menembus sasaran (audiens) ternyata khalayak aktif dan penggunaan medianya berorientasi pada tujuan berdasarkan asumsi pada teori uses and gratifications. Artinya khalayak aktif memilih program tausiyah, sinetron, Variety Show dan Feature mana yang akan mereka tonton di bulan ramadan.
113
Selain itu, berdasarkan uji korelasi seperti yang telah di jelaskan diatas bahwa nilai koefisien korelasi program Tausiyah paling besar, artinya program tausiyah paling banyak memenuhi kepuasan khlayak pada motif integrasi sosial dan hiburan. Namun dari hasil penelitian yang di dapatkan dari analisis kesenjangan, bahwa program Tausiyah hanya memenuhi kepuasan khalayak pada dimensi hiburan. Hal ini terkait banyaknya program Tausiyah yang di buat dalam kemasan hiburan dan para ustadz mengemas materi dakwah secara entertain dan hasil analisis frekuensi jumlah responden menonton jenis acara pada masing-masing stasiun televisi menunjukan yang paling banyak di tonton oleh khlayak adalah program Hafiz Indonesia karena program tersebut adalah tayangan dakwah atau pencarian bakat dakwah yang bagus, Islami, khusuk dan tetap menghibur. Pada hasil uji korelasi menunjukkan bahwa kepuasan khalayak cukup terpenuhi pada pilihan program Sinetron Ramadan. Artinya untuk program Sinetron ramadan, kepuasan yang di dapatkan oleh khalayak terkait dengan kebutuhan informasi, integrasi sosial dan hiburan. Namun hasil penelitian dari analisis kesenjangan, program Sinetron belum cukup memuaskan khalayak pada dimensi informasi, identitas personal, integrasi personal dan hiburan. Tetapi pada program Sinetron Ramadan hanya dimensi integrasi sosial yang memenuhi kepuasan khalayak. Hal ini terkait pada Sinetron Ramadan Para Pencari Tuhan di SCTV yang bergenre komedi religi penuh pesan agama yang disampaikan secara ringan sehingga tidak terkesan menggurui dan berlatar belakang pada kehidupan sehari-hari masyarakat.
114
Berdasarkan uji korelasi untuk program Variety Show, kepuasan yang di dapatkan oleh khalayak terkait dengan kebutuhan informasi, integrasi personal, integrasi sosial dan hiburan. Namun hasil penelitian dari analisis kesenjangan, pada dimensi ini program Variety Show memiliki rata-rata mean 2,860. Pada program Variety Show hanya dimensi integrasi sosial dan hiburan yang memenuhi kepuasan khalayak pada program Variety Show. Hal ini terkait dengan program Variety Show Ramadan menampilkan berbagai macam hiburan yang dikemas secara komedi dan games interaktif yang melibatkan penonton seperti program Ngabuburit di Tranns TV dan Pesbuker di ANTV. Berdasarkan uji korelasi untuk program Feature, kepuasan yang di dapatkan oleh khalayak terkait dengan kebutuhan informasi, integrasi personal, integrasi sosial dan hiburan. Namun, hasil penelitian dari analisis kesenjangan, program Feature hanya memuaskan khalayak pada dimensi hiburan. Pada dimensi ini program Feature memiliki rata-rata mean 2,038. Hal ini terkait dengan program Feature Ramadan seperti, Berita Islam masa kini yang berisi tentang berita perkembangan Islam terkini yang dikemas secara menarik dan Muslim Travelers, program dokumenter yang akan membahas kehidupan muslim yang tinggal di negara non muslim. Program tersebut kahalayak mendapat kepuasan yang tertinggi pada dimensi hiburan, karena program tersebut khalayak mendapakan hiburan dan menghilangkan kebosanan. Pada dimensi informasi program tausiyah berdasarkan hasil uji korelasi cukup memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program tausiyah di
115
asumsikan bahwa telah cukup memenuhi informasi khlayak mengenai pengetahuan ayat Al-Qur’an dan Hadits yang behubungan dengan bulan Ramadan, pengetahuan amalan apa saja pada saat bulan Ramadan dan ingin mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan. Pada hakikatnya program tausiyah program acara Ramadan yang mengajak para pemirsa televisi untuk merenungkan kembali makna hidup dan merefleksikan diri untuk mampu menjadi individu yang lebih baik yang di sampaikan oleh para Ustad. Mulai dari meraih syafa’at hingga menjauhi yang mudharat. Namun, pada kenyataannya program tausiyah pada bulan Ramadan di sertai dengan acara musik, membuat khalayak tertarik hanya pada acara musik daripada tausiyah para Ustadz. Hal ini sejalan dengan hasil analisis kesenjangan bahwa program Tausiyah hanya memenuhi kepuasan khalayak pada dimensi hiburan. Dimensi informasi pada program Sinetron Ramadan berdasarkan uji korelasi cukup memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Sinetron Ramadan di asumsikan bahwa telah cukup memenuhi kepuasan khalayak mengenai pengetahuan hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan. Hal ini terkait program Sinetron pada bulan Ramadan bernuasan religius yang sarat akan informasi. Namun, pada hasil analisis kesenjangan dimensi infomasi GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak. Pada program Variety Show dimensi informasi berdasarkan uji korelasi cukup memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Variety Show di asumsikan bahwa telah cukup memenuhi kepuasan mengenai pengetahuan
116
amalan apa saja pada saat bulan Ramadan. Hal ini terkait dengan program Variety Show pada bulan ramadan di sertai tausiyah para Ustadz. Namun, pada hasil analisis kesenjangan dimensi infomasi GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak. Program Feature pada dimensi informasi berdasarkan uji korelasi cukup memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Feature di asumsikan bahwa telah cukup memenuhi kepuasan khalayak mengenai pengetahuan halhal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan. Hal ini terkait dengan program Feature yang memberikan informasi yang berisikan berita-berita yang ringan dan menarik tentang perkembangan Islam masa kini dan seorang muslim yang tinggal di negara yang mayoritas non muslim. Namun, pada hasil analisis kesenjangan dimensi infomasi GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak. Pada dimensi identitas pribadi program tausiyah berdasarkan hasil uji korelasi belum memenuhi kepuasan khlayak. Artinya program tausiyah di asumsikan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru, ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru dan ingin mendapatkan Ilmu Agama yang berguna. Hal ini terkait dengan para Ustadz yang memberikan dakwahnya pada bulan Ramadan di sertai dengan acara musik, membuat khalayak tertarik hanya pada acara musik daripada tausiyah para Ustadz. Sejalan dengan hasil analisis kesenjangan dimensi identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak.
117
Pada
dimensi
identitasi
pribadi
program
Sinetron
Ramadan
berdasarkan hasil uji korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Sinetron Ramadan di asumsi bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru, ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru dan ingin mendapatkan Ilmu Agama yang berguna. Hal ini terkait dengan sedikitnya program Sinetron Ramadan di televisi yang kuat muatan religius. Sejalan dengan hasil analisis kesenjangan dimensi identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak. Pada dimensi identitasi pribadi program Variety Show berdasarkan hasil uji korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Variety Show di asumsi bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru, ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru dan ingin mendapatkan Ilmu Agama yang berguna. Hal ini terkait dengan program Variety Show pada bulan Ramadan hanya menyajikan hiburan semata. Maka, pada hasil analisis kesenjangan dimensi identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak. Pada dimensi identitasi pribadi program Feature berdasarkan hasil uji korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Feature di asumsi bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru, ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru dan ingin mendapatkan Ilmu Agama yang berguna. Namun,
118
pada
hasil
analisis
kesenjangan
dimensi
identitas
pribadi
GS>GO
menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak. Pada dimensi integrasi personal program Tausiyah berdasarka uji korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Tausiyah di asumsikan belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu ingin mengaplikasikan pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar, ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar dan ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari. Namun, pada hasil analisis kesenjangan dimensi identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak. Pada
dimensi
integrasi
personal
program
Sinetron
Ramadan
berdasarka uji korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Sinetron Ramadan di asumsikan belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu ingin mengaplikasikan pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar, ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar dan ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari. Namun, pada hasil analisis kesenjangan dimensi identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak. Pada dimensi integrasi personal program Variety Show berdasarka uji korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Variety Show diasumsikan
belum
memenuhi
kepuasan
khalayak
yaitu
ingin
119
mengaplikasikan pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar, ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar dan ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari. Namun, pada hasil analisis kesenjangan dimensi identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak. Pada dimensi integrasi personal program Feature berdasarka uji korelasi belum memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program Feature di asumsikan belum memenuhi kepuasan khalayak yaitu ingin mengaplikasikan pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar, ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar dan ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari. Namun, pada hasil analisis kesenjangan dimensi identitas pribadi GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak. Pada dimensi integrasi sosial program Tausiyah berdasarkan uji korelasi telah memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program tausiyah di asumsikan memenuhi kepuasan yaitu ingin menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari dan ingin dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama. Namun, pada hasil analisis kesenjangan integrasi sosial GS>GO menunjukkan bahwa belum memenuhi kepuasan khalayak.
120
Pada dimensi integrasi sosial program Sinetron Ramadan berdasarkan uji korelasi telah memenuhi kepuasan khalayak. Artinya program sinetron ramadan di asumsikan memenuhi kepuasan yaitu ingin menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari dan ingin dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama. Pada hasil analisis kesenjangan integrasi sosial GS
kepuasan
yaitu
ingin
mendapatkan
hiburan
dan
ingin
121
menghilangkan kebosanan. Namun, pada hasil analisis kesenjangan integrasi sosial GS
kepuasan
yaitu
ingin
mendapatkan
hiburan
dan
ingin
menghilangkan kebosanan. Namun, pada hasil analisis kesenjangan integrasi sosial GS
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pad bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara motif menonton program Tausiyah dengan kepuasan khalayak. Artinya untuk program Tausiah, kepuasan yang di dapatkan oleh khalayak terkait dengan kebutuhan informasi, integrasi sosial dan hiburan. Namun tingkat kepuasan pada mahasisw/i KPI terpenuhi hanya pada dimensi hiburan, dilihat dari gratifications obtained yang lebih besar dari gratifications sought (GO>GS). 2. Bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara motif menonton program Sinetron dengan kepuasan khlayak. Artinya untuk program Sinetron kepuasan yang di dapatkan oleh khlayak terkait dengan kebutuhan informasi, integrasi sosial dan hiburan. Namu tingkat kepuasan pada mahasiswa/i KPI terpenuhi hanya pada dimensi integrasi sosial, dilihat dari gratifications obtained yang lebih besar dari gratifications sought (GO>GS). 3. Bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara motif menonton program Variety Show dengan kepuasan khalayak. Artinya 122
123
untuk program Variety Show kepuasan yang di dapatkan oleh khlayak terkait dengan kebutuhan informasi, integrasi personal, integrasi sosial dan hiburan. Namu tingkat kepuasan pada mahasiswa/i KPI terpenuhi hanya pada dimensi integrasi sosial dan hiburan, dilihat dari gratifications obtained yang lebih besar dari gratifications sought (GO>GS). 4. Bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat dan signifikan antara motif menonton program Feature dengan kepuasan khalayak. Artinya untuk program Feature kepuasan yang di dapatkan oleh khlayak terkait dengan kebutuhan informasi, integrasi personal, integrasi sosial dan hiburan. Namu tingkat kepuasan pada mahasiswa/i KPI terpenuhi hanya pada dimensi hiburan, dilihat dari gratifications obtained yang lebih besar dari gratifications sought (GO>GS).
124
B. Saran Berdasarkan penelitian ini penulis menyarankan : 1. Saran Akademis Perlu dikembangkan lagi penelitian uses and gratifications ini, khususnya mengenai program-program yang berunsur islami. Di sini penulis menyarankan agar lebih berhati-hati dalam membuat rumusan masalah yang akan diteliti. Kemudian tahu benar alat ukur yang digunakan dalam mengukur motif dan kepuasan, agar dapat terukur dengan baik dan benar penelitian tersebut. Dalam pengambilan data, penulis menyarankan dilakukan ui validitas dan reabilitas dari alat ukur tersebut. Agar dapat digunakan pada penelitian selanjutnya dan tidak membingungkan cara pengukuran datanya. 2. Saran Praktis Perlu diperhatikan lagi bagi media massa dalam memberikan sajian di bulan Ramadan kepada khalayak. Program-program Ramadan seharusnya dikemas lebih islami bukan hanya menyajikan program hiburan yang disertai oleh kultum (kuliah tujuh menit). Program Ramadan diharapkan dapat meningkatkan isi program terutama yang berkaitan dengan informasi atau ilmu Agama agar dapat memberikan kepuasan yang diharapkan kepada khalayak..
DAFTAR PUSTAKA
BUKU-BUKU : Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Pratek. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 1993 Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri, (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Pedoman Akademik Program Strata 1 2011/2012. Jakarta. 2011. Bungin, Burhan. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana Prenada Group. 2010. Creswell, John. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2010. Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multovariante Degan Program SPSS. Semarang: BP. UNDIP. 2003 Effendi, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. 2003. Kountur, Ronny. Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta: Penerbit PPM. 2004. Kriyantono, Rachmat. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana. Cet. Ke-4. 2009. McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga. 2009. Morissan, dkk. Teori Komunikasi Massa. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010. Neuman, L. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches in Soscial Works. New York: Columbia University. 1997
125
126
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2011 Purwanto. Psikologi pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Cet. Ke-13. 2000 Rakhmat Jalaluddin.
Metode Penelitian Komunikasi.
Bandung:
Remaja
Rosdakarya. 2001. Salam Syamsir, dan Jaenal Aripin. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: UIN akarta Press. 2006 Santoso, Edi dan Mite Setiansah. Teori Komunikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010 Sarwono, Jonathan. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta: GRAHA ILMU. 2006 Subiakto, Hendry.
Hand-out Penelitian Agenda setting dan Uses and
Gratification. Surabaya: Fisip-Unair. 2000 Sudarmanto,R. Gunawan. Analisis Regresi Linear Berganda dengan SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu. Edisi Pertama. Cet. Pertama. 2005 Severin, Warner J, dan James W. Tankard, Jr. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Jakarta: Kencana. Cet. Ke-5. 2011. Winarso, Heripuji. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta: PerstasiPustaka. 2005 Wiratna, V. dan Poly Endrayanto. Statistika Untuk Penelitian. Yogyakatra: Graha Ilmu. 2012 West, Richard and Lynn H. Tumer. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Humanika. 2010
127
SKRIPSI Septiana, Irmalia. “Hubungan antara Motif dan Kepuasan Pada Program Islam Itu Indah Trans TV” Skripsi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Siregar, Raya Delvin. 2006. “Analisis Faktor Kepuasan Konsumen Di Pusat Jajanan Serba Ikan Muara Angke Semarak Murah dan Nikmat (Pujaseri Masmurni) Jakarta”. Skripsi. S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis. Fakultas Sains dan Teknologi. Yuristanti, Ramadhan Dalam Bingkai Religius Di Televisi (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Ramadhan Dalam Bingkai Religius Menjelang Berbuka Puasa di RCTI Ditinjau Dari Fungsi Media). Skripsi. S1 Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran” Jawa Timur Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi, Surabaya, 2010.
TESIS
Cut Triana Dewi, “Kompetisi Antar Stasiun Televisi (Analisis dan Aplikasi Teori Niche dan Pendekatan Uses and Gratification Dalam Penelitian Tentang Kompetisi Antara RCTI, SCTV, dan Indosiar)” Tesis, S2 Program Pasca Sarajana, Studi Ilmu Komunikasi, Kekhususan Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia, Depok, 2001. Praptiningsih, Novi Andayani, Kesenjangan Kepuasan Pemirsa Televisi (Suatu Studi Gratifications Discrepancy dalam Pendekatan Uses and Grtaifications terhadap Pemirsa TVRI dan RCTI di Jakarata), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Bidang Ilmu Sosial, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 1994)
128
Taringan, Rose Emmaria, Ekspetasi dan Ketergantungan Media Di Kalangan Mahasiswa (Pedekatan Uses and Gratifications pada Acara Talkshow di Enam Televisi Swasta), (Tesis. S2 Pasca Sarjana Bidang
Ilmu Sosial, Program Studi Ilmu
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 1999) Tagor, Rosita Anggraini, Konsumsi Majalah Dan Tabloid Anak Pada Anak-anak Usia Sekolah (Studi dengan pendekatan Uses and Gratifications pada murid-murid sekolah dasar (SD) di wilayah DKI Jakarta), (Tesis. S2 Pasca Sarjana, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Unversitas Indonesia, Depok. 2000)
ARTIKEL Suliyanto, Perbedaan Pandangan Skala Likert Sebagai Skala Ordinal atau Skala Interval, (Artikel, Fakultas Ekonomi, Unversitas Jenderal Soedirman. 2011
INTERNET http://id.wikipedia.org/wiki/Sinetron, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul 20:36 http://id.wikipedia.org/wiki/Acara_varietas, Di akses pada tgl 31 Oktober 2014, Pukul 20:36 http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi diakses pada tanggal 19 Desember 2013 http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi diakses pada tanggal 04 Juli 2014 http://zamrishabib.wordpress.com/2012/03/09/dakwah-melalui-media-tvdan-newmedia/ diakses pada tanggal 3 Juni 2014, pukul 20:47 http://zamrishabib.wordpress.com/2012/03/09/dakwah-melalui-media-tvdan-newmedia/ diakses pada tanggal 3 Juni 2014, pukul 20:47
129
Lampiran 1
No. Responden Tanggal Nama Responden Angkatan
: : : :
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM KUESIONER PENELITIAN Assalamu’alaikum wr.wb, Dalam rangka perolehan data skripsi saya yang berjudul “Motif dan Kepuasan Penonton Program Ramadan di Televisi Nasional (Analisis Uses and Gratification Program Ramadan di Televisi Tahun 2014)”. Saya meminta kesediaan saudara/i untuk menjadi responden penelitian saya dengan mengisi daftar pertanyaan di bawah ini secara jujur apa adanya. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas responden. Atas bantuan dan kesediaan saudara/i, saya ucapkan terima kasih. Wassalamu’alaikum wr.wb. Nadia Pratama Kusuma Wardani / 1110051000130 KPI, FIDKOM- UIN Syahid Jakarta A. DATA RESPONDEN (Pilihlah jawaban yang sesuai dengan identitas anda!) Umur : a. 17-19 b. 20-21 c. 22-23
d. 24-26
Jenis Kelamin
:
a. Laki-laki
b. Perempuan
Tingkat pendidikan terakhir
:
a. SMA
b. SMK
c. MA
d. Pesantren
Pengeluaran per bulan
:
a. Rp. 500.000-750.000 b. > Rp.750.000-1.000.000 c. > Rp. 1.000.000-1.500.000 d. > Rp.1.500.000
130
Lampiran 1 B. Isi tabel di bawah ini sesuai dengan pendapat anda 1. Penggunaan Media Apakah anda menonton program TV? a. Ya b. Tidak 2. Pilih 3 stasiun tv yang sering anda tonton sehari-hari. Berapa hari rata-rata dalam 1 minggu (1-7) anda menonton stasiun televisi berikut ini : Petunjuk : Centang (✓) Jawaban yang paling sesuai dengan anda! Jumlah Hari Stasiun TV 1
2
3
4
5
6
RCTI SCTV Indosiar ANTV Trans TV Trans 7 MNC TV Global TV NET TV Metro TV TVOne
3. Berapa rata-rata waktu yang anda habiskan untuk menonton dalam sehari ? a. < 60 menit b. 60 menit – 120 menit c. 180 menit – 240 menit d. > 300 menit
7
131
Lampiran 1 4. Apakah Anda menonton jenis acara berikut pada masing-masing stasiun televisi di bawah ini ? Petunjuk : Centang (✓) Jawaban yang paling sesuai dengan anda! Jenis Acara
Tausiah
Sinetron
Variety Show
Nama Acara
Stasiun TV
KULTUM (KuliahTujuh Menit)Besama Kang Rashied
RCTI
Hafiz Indonesia
RCTI
Mutiara Hati Bersama Quraish Shihab
SCTV
Kisah Hati Bersama Umi Pipik
Global TV
Para Pencari Tuhan Jilid 8
SCTV
Pesbuker
ANTV
Ngabuburit
Trans TV
Berita Islami Masa Kini
Trans TV
Feature Muslim Travelers
NET TV
Menonton
Tidak Menonton
132
Lampiran 1 C. MOTIF Pernyataan di bawah ini adalah hal-hal yang anda harapkan bisa anda dapatkan dari program Ramadan di televisi. Apakah motif/keinginan yang Anda harapkan dari setiap program Ramadan dibawah ini? Petunjuk 1. STS 2. TS 3. S 4. SS
: Centang (✓) Jawaban yang paling sesuai dengan anda! : Sangat Tidak Setuju : Tidak Setuju : Setuju : Sangat Setuju
Program No 1
2
3
4
5
6
7
Motif Saya ingin mengetahui ayat Al-Qur’an dan Hadits yang behubungan dengan bulan Ramadan Saya ingin mengetahui amalan apa saja pada saat bulan Ramadan Saya ingin mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan Saya ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru Saya ingin mendapatkan hikmah sebagai pembelajaran diri Saya ingin mendapatkan Ilmu Agama yang berguna Saya ingin mengaplikasikan pengetahuan yang di dapat untuk
Tausiah STS
TS
S
Sinetron SS
STS
TS
S
Variety Show SS
STS
TS
S
SS
Feature STS
TS S
SS
133
membantu lingkungan sekitar Program No 8
9
10
11
12
13
Motif Saya ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar Saya ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari Saya ingin menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari Saya ingin dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama Saya ingin mendapatkan hiburan Sayang ingin menghilangkan kebosanan
Tausiah STS
TS
S
Sinetron SS
STS
TS
S
Variety Show SS
STS
TS
S
SS
Feature STS
TS S
SS
134
Lampiran 1 D. KEPUASAN Pertanyaan berikut ini adalah tentang kepuasan yang anda peroleh dari program Ramadan di stasiun televisi. Apakah program Ramadan dibawah ini memenuhi kebutuhan/motif yang Anda miliki? Petunjuk : Centang (✓) Jawaban yang paling sesuai dengan anda! 1. 2. 3. 4.
STS TS S SS
: Sangat Tidak Setuju : Tidak Setuju : Setuju : Sangat Setuju
Program No 1
2
3
4
5
6
7
Kepuasan Saya ingin mengetahui ayat Al-Qur’an dan Hadits yang behubungan dengan bulan Ramadan Saya ingin mengetahui amalan apa saja pada saat bulan Ramadan Saya ingin mengetahui hal-hal yang membatalkan puasa di bulan Ramadan Saya ingin menjadi orang yang mempunyai pengatahuan baru Saya ingin mendapatkan hikmah sebagai pembelajaran diri Saya ingin mendapatkan Ilmu Agama yang berguna Saya ingin mengaplikasikan
Tausiah STS
TS
S
Sinetron SS
STS
TS
S
Variety Show SS
STS
TS
S
SS
Feature STS
TS S
SS
135
pengetahuan yang di dapat untuk membantu lingkungan sekitar Program No 8
9
10
11
12
13
Kepuasan Saya ingin memiliki kepekaan terhadap kondisi lingkungan masyarakat sekitar Saya ingin mengaplikasikan Ilmu Agama dalam membina hubungan kepada orang lain di kehidupan sehari-hari Saya ingin menjadikan materi yang di tonton di TV sebagai bahan pembicaraan sehari-hari Saya ingin dianggap orang lain sebagai orang yang paham Ilmu Agama Saya ingin mendapatkan hiburan Sayang ingin menghilangkan kebosanan
Tausiah STS
TS
S
Sinetron ST
STS
TS
S
Variety Show ST
STS
TS
S
ST
Feature STS
TS S
ST
136
Lampiran 2 Tabel Korelasi Tausiyah
Correlations MOTIF Tausiah
KEPUASAN T
1
,461
Pearson Correlation MOTIF Tausiah
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN T
**
247
247
**
1
,461
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Tausiah
KEPUASAN T
1
,405
Pearson Correlation MOTIF Tausiah
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN T
**
247
247
**
1
,405
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Tausiah
KEPUASAN T
1
,405
Pearson Correlation MOTIF Tausiah
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
KEPUASAN T
,000 247
247
**
1
,405
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
247
137
Correlations MOTIF Tausiah
KEPUASAN T
1
,353
Pearson Correlation MOTIF Tausiah
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN T
**
247
247
**
1
,353
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Tausiah
KEPUASAN T
1
,353
Pearson Correlation MOTIF Tausiah
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN T
**
247
247
**
1
,353
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Tausiah
KEPUASAN T
1
,408
Pearson Correlation MOTIF Tausiah
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN T
**
247
247
**
1
,408
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Tausiah
KEPUASAN T
1
,408
Pearson Correlation MOTIF Tausiah
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
KEPUASAN T
,000 247
247
**
1
,408
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
247
138
Correlations MOTIF Tausiah
KEPUASAN T
1
,408
Pearson Correlation MOTIF Tausiah
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN T
**
247
247
**
1
,408
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Tausiah
KEPUASAN T
1
,371
Pearson Correlation MOTIF Tausiah
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN T
**
247
247
**
1
,371
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Tausiah
KEPUASAN T
1
,318
Pearson Correlation MOTIF Tausiah
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN T
**
247
247
**
1
,318
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Tausiah
KEPUASAN T
1
,503
Pearson Correlation MOTIF Tausiah
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
KEPUASAN T
,000 247
247
**
1
,503
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
247
139
Correlations MOTIF Tausiah
KEPUASAN T
1
,567
Pearson Correlation MOTIF Tausiah
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN T
**
247
247
**
1
,567
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Tausiah
KEPUASAN T
1
,420
Pearson Correlation MOTIF Tausiah
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN T
**
247
247
**
1
,420
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Tausiah
KEPUASAN T
1
,526
Pearson Correlation MOTIF Tausiah
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
KEPUASAN T
,000 247
247
**
1
,526
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
247
140
Lampiran 3 Tabel Korelasi Sinetron Correlations MOTIF Sinetron
KEPUASAN S
1
,315
Pearson Correlation MOTIF Sinetron
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN S
**
247
247
**
1
,315
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Sinetron
KEPUASAN S
1
,398
Pearson Correlation MOTIF Sinetron
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN S
**
247
247
**
1
,398
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Sinetron
KEPUASAN S
1
,405
Pearson Correlation MOTIF Sinetron
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
KEPUASAN S
,000 247
247
**
1
,405
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
247
141
Correlations MOTIF Sinetron
KEPUASAN S
1
,272
Pearson Correlation MOTIF Sinetron
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN S
**
247
247
**
1
,272
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Sinetron
KEPUASAN S
1
,360
Pearson Correlation MOTIF Sinetron
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN S
**
247
247
**
1
,360
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Sinetron
KEPUASAN S
1
,285
Pearson Correlation MOTIF Sinetron
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN S
**
247
247
**
1
,285
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Sinetron
KEPUASAN S
1
,281
Pearson Correlation MOTIF Sinetron
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
KEPUASAN S
,000 247
247
**
1
,281
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
247
142
Correlations MOTIF Sinetron
KEPUASAN S
1
,325
Pearson Correlation MOTIF Sinetron
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN S
**
247
247
**
1
,325
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Sinetron
KEPUASAN S
1
,332
Pearson Correlation MOTIF Sinetron
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN S
**
247
247
**
1
,332
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Sinetron
KEPUASAN S
1
,336
Pearson Correlation MOTIF Sinetron
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN S
**
247
247
**
1
,336
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Sinetron
KEPUASAN S
1
,446
Pearson Correlation MOTIF Sinetron
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
KEPUASAN S
,000 247
247
**
1
,446
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
247
143
Lampiran 4 Tabel Korelasi Variety Show Correlations MOTIF Variety
KEPUASAN V
1
,393
Pearson Correlation MOTIF Variety
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN V
**
247
247
**
1
,393
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
MOTIF Variety
KEPUASAN V
1
,465
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations
Pearson Correlation MOTIF Variety
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN V
**
247
247
**
1
,465
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
MOTIF Variety
KEPUASAN V
1
,384
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Pearson Correlation MOTIF Variety
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN V
**
247
247
**
1
,384
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
247
144
Correlations MOTIF Variety
KEPUASAN V
1
,224
Pearson Correlation MOTIF Variety
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN V
**
247
247
**
1
,224
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
MOTIF Variety
KEPUASAN V
1
,309
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations
Pearson Correlation MOTIF Variety
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN V
**
247
247
**
1
,309
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
MOTIF Variety
KEPUASAN V
1
,292
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations
Pearson Correlation MOTIF Variety
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN V
**
247
247
**
1
,292
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
MOTIF Variety
KEPUASAN V
1
,329
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
Pearson Correlation MOTIF Variety
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN V
**
247
247
**
1
,329
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
247
145
Correlations MOTIF Variety
KEPUASAN V
1
,411
Pearson Correlation MOTIF Variety
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN V
**
247
247
**
1
,411
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
MOTIF Variety
KEPUASAN V
1
,445
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations
Pearson Correlation MOTIF Variety
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN V
**
247
247
**
1
,445
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
MOTIF Variety
KEPUASAN V
1
,423
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations
Pearson Correlation MOTIF Variety
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN V
**
247
247
**
1
,423
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
MOTIF Variety
KEPUASAN V
1
,440
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations
Pearson Correlation MOTIF Variety
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN V
**
247
247
**
1
,440
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
247
146
Correlations MOTIF Variety
KEPUASAN V
1
,512
Pearson Correlation MOTIF Variety
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN V
**
247
247
**
1
,512
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
MOTIF Variety
KEPUASAN V
1
,492
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations
Pearson Correlation MOTIF Variety
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN V
**
247
247
**
1
,492
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
247
147
Lampiran 5 Tabel Korelasi Feature Correlations MOTIF Feature
KEPUASAN F
1
,319
Pearson Correlation MOTIF Feature
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN F
**
247
247
**
1
,319
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Feature
KEPUASAN F
1
,319
Pearson Correlation MOTIF Feature
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN F
**
247
247
**
1
,319
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Feature
KEPUASAN F
1
,453
Pearson Correlation MOTIF Feature
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
KEPUASAN F
,000 247
247
**
1
,453
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
247
148
Correlations MOTIF Feature
KEPUASAN F
1
,370
Pearson Correlation MOTIF Feature
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN F
**
247
247
**
1
,370
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Feature
KEPUASAN F
1
,400
Pearson Correlation MOTIF Feature
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN F
**
247
247
**
1
,400
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Feature
KEPUASAN F
1
,393
Pearson Correlation MOTIF Feature
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN F
**
247
247
**
1
,393
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Feature
KEPUASAN F
1
,418
Pearson Correlation MOTIF Feature
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
KEPUASAN F
,000 247
247
**
1
,418
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
247
149
Correlations MOTIF Feature
KEPUASAN F
1
,338
Pearson Correlation MOTIF Feature
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN F
**
247
247
**
1
,338
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Feature
KEPUASAN F
1
,456
Pearson Correlation MOTIF Feature
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN F
**
247
247
**
1
,456
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Feature
KEPUASAN F
1
,418
Pearson Correlation MOTIF Feature
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN F
**
247
247
**
1
,418
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Feature
KEPUASAN F
1
,455
Pearson Correlation MOTIF Feature
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
KEPUASAN F
,000 247
247
**
1
,455
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
247
150
Correlations MOTIF Feature
KEPUASAN F
1
,439
Pearson Correlation MOTIF Feature
Sig. (2-tailed)
,000
N Pearson Correlation KEPUASAN F
**
247
247
**
1
,439
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Correlations MOTIF Feature
KEPUASAN F
1
,467
Pearson Correlation MOTIF Feature
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
KEPUASAN F
,000 247
247
**
1
,467
Sig. (2-tailed)
,000
N
247
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
247