MONEY MARKET,FOREX DAN ASPEK AKUNTANSI DALAM PERBANKAN ISLAM Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perbankan Syariah Dosen Pengampu Ibu Dianing Ratna Wijayani S.E , M.Si.
Disusun Oleh : Kelompok 6 1
Ida Khoirinnisa
(2012-12-010)
2
Siti Nur Cholifah
(2012-12-017)
3
Selvia Neni Wulandari
(2012-12-025)
4
Ericha Anggraini
(2012-12-032)
5
Nor Ikhda Luthfia Maulidiya
(2012-12-042)
6
Ahmad Mujib
(2012-12-039)
7
Sugiarto
(2013- 12-
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2015
MONEY MARKET,FOREX DAN ASPEK AKUNTANSI DALAM PERBANKAN ISLAM Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perbankan Syariah Dosen Pengampu Ibu Dianing Ratna Wijayani S.E , M.Si.
Disusun Oleh : Kelompok 6 1. Ida Khoirinnisa
(2012-12-010)
2. Siti Nur Cholifah
(2012-12-017)
3. Selvia Neni Wulandari
(2012-12-025)
4. Ericha Anggraini
(2012-12-032)
5. Nor Ikhda Luthfia Maulidiya
(2012-12-042)
6. Ahmad Mujib
(2012-12-039)
7. Sugiarto
(2012-12
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MURIA KUDUS 2015 KATA PENGANTAR
1
Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat–Nya, sehingga makalah yang berjudul “MONEY MARKET,FOREX DAN ASPEK AKUNTANSI DALAM PERBANKAN ISLAM” ini dapat diselesaikan. Penulisan makalah ini guna memenuhi tugas Mata Kuliah Perbankan Syariah dengan dosen pengampu Ibu Dianing Ratna Wijayani SE, M.Si . Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan dan penyusunan makalah ini masih terdapat kekurang sempurnaan, ibarat pepatah “Tak ada gading yang tak retak”. Namun, kami telah berupaya dengan segala kemampuan yang ada. Oleh karena itu, bila terdapat kekurangan-kekurangan dalam makalah ini kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas ini. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penulisan dan penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Kudus, Juni 2015
Penyusun
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1 1.1
Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2
Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3
Manfaat Penulisan.......................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI....................................................................................................3 2.1
Pengertian Money Market...........................................................................................3
2.2
Ciri – Ciri Pasar Uang.................................................................................................3
2.3
Pelaku Pasar Uang.......................................................................................................4
2.4
Tujuan Pasar Uang.......................................................................................................4
2.5
Instrumen Pasar Uang di Indonesia.............................................................................5
BAB III PEMBAHASAN..........................................................................................................7 3.1
ASSET-LIABILITY MANAGEMENT......................................................................7
3.1.1
Fungsi Manajemen Asset & Liabilitas.................................................................7
3.1.2
Jenis-Jenis Risiko.................................................................................................7
3.1.3
Aplikasi Teori Asset/Liability Management pada Perbankan Syariah...............11
3.2
PASAR UANG BERBASIS SYARIAH (ISLAMIC MONEY MARKET)..............13
3.2.1
Praktik Pasar Uang Konvensional......................................................................13
3.2.2
Harga di Pasar Uang Konvensional...................................................................14
3.2.3
Pandangan Islam terhadap Uang........................................................................14
3.2.4
Kebutuhan Bank Syariah terhadap Pasar Uang.................................................16
3.2.5
Strategi Pengembangan Pasar Uang Berbasis Syariah.......................................17
3.3.
NORMA-NORMA SYARIAH DALAM PASAR VALUTA ASING (FOREIGN EXCHANGE)............................................................................................................22
3.3.1
Pengertian Pasar Valuta Asing (FOREX)...........................................................22
3.3.2
Mekanisme Kerja Pasar Valuta Asing................................................................23
3.3.3
Fungsi Pasar Valuta Asing..................................................................................24
3.3.4
Tujuan Transaksi Valuta Asing...........................................................................25
3.3.5
Pelaku Pasar Valuta Asing..................................................................................25 3
3.3.6
Jenis-jenis Pasar Valuta Asing............................................................................26
3.3.7
Kelebihan dan Kelemahan Pasar Valuta Asing..................................................27
3.3.8
Harga di Pasar Valuta Asing...............................................................................29
3.3.9
Keterlibatan Perbankan Syariah dalam Pasar Valuta Asing...............................30
3.3.10
Norma-Norma Syariah dalam Pasar Valuta Asing.............................................30
3.4
ASPEK AKUNTANSI PADA PERBANKAN SYARIAH........................................31
3.4.1
Accounting and Auditing Standard for Islamic Financial Institution................32
3.5
PENDEKATAN FUNGSI..........................................................................................32
3.6
DEFENISI PERNYATAAN AKUNTANSI...............................................................35
3.7
DEFENISI UNSUR-UNSUR DASAR PERNYATAAN KEUANGAN...................35
3.8
ASUMSI-ASUMSI AKUNTANSI............................................................................37
3.9
KONSEP PENGAKUAN DAN PUNGUKURAN AKUNTANSI...........................38
3.10
KARAKTERISTIK KUALITATIF SERTA PENYIAPAN DAN PENYAJIAN INFORMASI AKUNTANSI.....................................................................................39
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................40 4.1
Kesimpulan................................................................................................................40
4.2
Saran..........................................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................41
4
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Dalam teori ekonomi bukanlah suatu tempat secara fisik orang berjualan dan
menjajakan barang daganganya. Pasar diartikan secara lebih luas dan abstrak, namun tetap mencakup pasar dalam pengertian sehari-hari, yaitu pertemuan antara permintaan dan penawaran. Apabila permintaan bertemu penawaran dipasar, maka akan terjadi transaksi. Transaksi merupakan kesepakatan antara apa yang diinginkan pembeli dan apa yang diinginkan penjual. Dalam transaksi kedua itu belah pihak mencapai kesepakatan mengenai dua hal, yaitu harga dan volume dari apa yang ditransaksikan. Setelah perang dunia I dan setelah depresi ekonomi dunia pada tahun 1930-an, dunia menginginkan tercapainya suatu stabilitas ekonomi yang lebih baik. Pada tahun 1944 lahirlah suatu sistem moneter Internasional yang dikenal dengan nilai tukar tetap (fixed ekchange rate) hasil persetujuan Bretton woods. Setiap negara memberlakukan kurs yang tetap dari mata uangnya terhadap US. Sejak saat itu ekonomi negara-negara Eropa serta Amerika mulai tumbuh pesat. Lebih dari itu lahirnya pasar Euro Dollar dan Asia Currency Unit adalah untuk mengimbangi peredaran US Dollar yang semakin banyak jumlahnya. Pentingnya
aktivitas
dalam foreign
exchange timbul
sehubungan
dengan
berkembangnya perdagangan internasional serta semakin meningkatnya perpindahan uang dan capital international. Dari sini bisa dilihat bahwa foreign exchange bukan sebatas money change tetapi lebih luas dari itu. Oleh karena itu,dapat dikatakan bahwa pasar valuta asing adalah suatu pasar di mana surat-surat berharga jangka pendek diperdagangkan. Bank pada hakikatnya adalah lembaga intermediasi antara para penabung dan investor. Tabungan hanya akan bergun apabila diinvestasikan, sedangkan para penabung tidak dapat diharapkan untuk sanggup melakukannya sendiri dengan terampil dan sukses. Proses pemilihan investasi itu harus dilakukan dengan seksama karena kesalahan dalam pemilihan bentuk investasi akan membawa akibat bank tidak bias memenuhi kewajibannya kepada para nasabahnya. Pada umumnya, bank mengkoordinasikan fungsi tersebut melaluiapa yang disebut asset/liabilities management committee atau disingkat ALCO.
1
Tugas utama manajemen asset/liabilitas adalah memaksimalkan laba, minimalkan risiko, dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. Potensi risiko yang dihadapi oleh bank konvensional juga dihadapi oleh bank syariah, kecuali risiko tingkat bunga, karena prinsip profit and loss sharing yang menjadi landasan system operasionalnya. 1.2
Rumusan Masalah 1. Bagaimana Asset-Liability Management Dalam Bank Syariah? 2. Pasar Uang Berbasis Syariah (Islamic Money Market) 3. Norma-Norma Syariah Dalam Pasar Valuta Asing (Foreign Exchange) 4. Bagaimana Aspek Akuntansi Pada Perbankan Syariah ? 5. Bagaimana Pendekatan Fungsi dari Aspek Akuntansi pada Perbankan Syariah ? 6. Apa yang dimaksud dengan Pernyataan Akuntansi ? 7. Apa yang dimaksud dengan Unsur-Unsur Dasar Pernyataan Keuangan ? 8. Apa saja Asumsi-Asumsi Akuntansi ? 9. Bagaimana Konsep Pengakuan Dan Pungukuran Akuntansi ? 10. Bagaimana Karakteristik Kualitatif Serta Penyiapan Dan Penyajian Informasi Akuntansi ?
1.3
Manfaat Penulisan 1. Untuk mengetahui Asset-Liability Management Dalam Bank Syariah . 2. Untuk mengetahui Pasar Uang Berbasis Syariah (Islamic Money Market) . 3. Untuk mengetahui Norma-Norma Syariah Dalam Pasar Valuta Asing (Foreign Exchange) . 4. Untuk mengetahui Aspek Akuntansi Pada Perbankan Syariah . 5. Untuk mengetahui Pendekatan Fungsi dari Aspek Akuntansi pada Perbankan Syariah . 6. Untuk mengetahui Definisi Pernyataan Akuntansi . 7. Untuk mengetahui Definisi Unsur-Unsur Dasar Pernyataan Keuangan . 8. Untuk mengetahui 9. Untuk mengetahui Konsep Pengakuan Dan Pungukuran Akuntansi . 10. Untuk mengetahui Karakteristik Kualitatif Serta Penyiapan Dan Penyajian Informasi Akuntansi .
BAB II LANDASAN TEORI 2.1
Pengertian Money Market Pasar uang/money market adalah suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang 2
membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara. Sedangkan yang dimaksud dengan dana jangka pendek adalah dana-dana yang dihimpun dari perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari satu hari sampai satu tahun, yang dapat diperjual belikan didalam pasar uang. Perwujudan dari pasar semacam ini berupa institusi dimana individu atau organisasi yang mempunyai kelebihan dana jangka pendek bertemu dengan individu yang memerlukan dana. Pasar Uang menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakarti (2001:19) mempunyai ciri : jangka waktu dana yang pendek, tidak terikat pada tempat tertentu, pada umumnya supply dan demand bertemu secara langsung dan tidak perlu guarantor underwriter . Pasar uang dan pasar modal sebetulnya merupakan sarana investasi dan moblisasi dana. Pasar uang mempunyai fungsi yaitu sebagai sarana alternatif bagi lembagalembaga keuangan, perusahaan non keuangan dan peserta - peserta lainnya baik dalam memenuhi kebutuhan dana jangka pendek maupun dalam rangka meminjamkan dana atas kelebihan likuiditasnya. Pasar uang juga berfungsi sebagai sarana pengendali moneter dalam melaksanakan operasi pasar terbuka. SBI (Serrifikat Bank Indonesia) sebagai instrumen dalam melakukan operasi pasar terbuka digunakan untuk kontraksi moneter. Lembaga-lembaga yang aktif di pasar uang adalah bank komersial, bank dagang, penyalur uang, dan bank sentral pemerintah. 2.2
Ciri – Ciri Pasar Uang 1. Menekankan pada pemenuhan dana jangka pendek. 2. Mekanisme pasar uang ditekankan untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dan yang membutuhkan dana. 3. Tidak terikat pada tempat tertentu seperti halnya pasar modal.
2.3
Pelaku Pasar Uang
3
Pasar uang terjadi di bank, baik bank milik pemerintah maupun bank milik swasta yang dapat memperjualbelikan surat-surat berharga, baik Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Commercial Paper (CP), Sertifikat Deposito, call money yang pada umumnya berjangka pendek.Lembaga-lembaga yang ikut dalam pasar uang antara lain sebagai berikut. 1) Bank-bank 2) Perusahaan-perusahaan umum 3) Perusahaan asuransi 4) Yayasan 5) Lembaga keuangan lainnya: Koperasi dan Rumah Gadai. 2.4
Tujuan Pasar Uang Dari pihak yang membutuhkan dana: 1) 2) 3) 4)
Untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek. Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas. Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja. Sedang mengalami kalah keliring.
Dari pihak yang menanamkan dana: 1) Untuk memperoleh penghasilan dengan tingkat suku bunga tertentu. 2) Membantu pihak-pihak yang mengalami kesulitan keuangan. 3) Spekulasi.
Fatwa Pasar Uang Antarbank Berdasarkan Prinsip Syari’ah Firman Allah SWT, QS. al-Maidah [5]: 2 4
ل للثبم قواللدعلدقوابن قوالتدقاوا اللق إبلن اللق قشبدديدد اللبعققبابب قوقتقعباقودناوا قعقل ى البرر قواللتلققاو ى قوقل قتقعباقودناوا قعقل ى ا ل ب “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” Firman Allah SWT, QS. an-Nisa [4] : 29 ل قتلأدكلدلاوا أقلمقاوالقدكلم قبليقندكلم ببباللقببابطبل إب ل قديباقأيديقهبا اللبذلديقن قءاقمدنلاوا ق ...ض بملندكلم ل أقلن قتدكاوقن بتقجباقر ة قعلن قتقرا ض “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan (mengambil) harta orang lain secara batil, kecuali jika berupa perdagangan yang dilandasi atas sukarela di antara kalian..” Hadis Nabi riwayat al-Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf لة قواللدملسعبلدماوقن قعقلع ى دش دروبطبهلم إب ل ل قش لرةطبا قح لرقم قح ق )رواه الترمععذي ععن.ل أقلو أققحعلل قحقراةمعبا (عمرو بن عاوف “Kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat yang mereka buat kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghala-lkan yang haram.” 2.5
Instrumen Pasar Uang di Indonesia Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjual belikan dalam pasar uang jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan oleh badanbadan usaha swasta dan negara serta lembaga-lembaga pemerintah. Instrumen pasar uang yang ada di Indonesia. 1. Sertfikat Bank Indonesia (SBI) Instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau bank sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan. Instrumen ini berjangka waktu jaruh tempo satu tahun atau kurang. 2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) Surat - surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjual belikan secara diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI. 3. Sertifikat Deposito Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakanya dengan deposito berjangka terletak pada sifat yang
5
dapat
dipindahtangankan
atau
diperjual belikan
sebelum
jangka
waktu
jatuh temponya melalui lembaga - lembaga keuangan lainnya. 4. Commerecial Paper Proses yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk 5.
memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang. Call Money Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya untuk
6.
jangka waktu pendek. Repurchase Agreement Transaksi jual di surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli kembali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal dan
dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu 7. Banker's Acceptence Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan kredit pada eksportir atau importir untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing.
BAB III PEMBAHASAN
6
3.1 ASSET-LIABILITY MANAGEMENT 3.1.1
Fungsi Manajemen Asset & Liabilitas
Fokus manjaemen asset & liabilitas adalah mengkoordisikan portofolio asset/liabilitas bank dalam rangka memaksimalkan profit bagi bank dan hasil yang dibagikan epada para pemegang saham daalam jangka panjang dengan memperhatikan kebutuhsn likuiditas dan kehati-hatian. Secara umum, tanggung jawab ALCO adalah mengelola posisi dan alokasi dana-dana bank agar tersedia likuiditas yang cukup, memaksimalkan profitabilitas, dan meminimalkan risiko. Manajemen tidak bisa semaunya menarik nasabah untuk menyimpan uangnya di bank, tanpa adanya keyakinan bahwa dana itu dapat diinvestasikan secara menguntungkan dan dapat dikembalikan ketika dana itu sewaktu-waktu ditarik oleh nasabah atau dana tersebut telah jatuh tempo.Oleh karena itu, manajemen jiga harus secara simultan mempertimbangkan berbagai risiko yang akan berpengaruh pada perubahan tingkat laba yang diperoleh. Hal itu meliputi penilaian terhadap budget dan rencana pendapatan, penilaian kinerja investasi perusahaan masa lalu, memantau distribusi asset/liabilitas. Ruang lingkup dan teknik manajemen aset/liabilitas bergantung pada sifat dari sumber-sumber dana dan sifat investasi atas dana-dana tersebut. 3.1.2
Jenis-Jenis Risiko
a. Risiko Likuiditas Pemicu utama kebangkrutan yang dialami oleh bank, besar atau kecil, bukan karena kerugian yang dideritanya, melainkan karena ketidakmampuan bank memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Likuiditas secara luas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai. Likuiditas penting bagi bank untuk menjalankan transaksi bisnis sehari-hari, mengatasi dana yang mendesak, memuaskan permintaan nasabah terhadap pinjaman, dan memberikan fleksibilitas dalam meraih kesempatan investasi yang menarik dan menguntungkan. Likuiditas yang tersedia harus cukup, tidak boleh terlalu kecil sehingga mengganggu kebutuhan operasional sehari-hari, tetapi juga tidak boleh terlalu besar karena akan menurunkan efisiensi dan berdampak pada rendahnya tingkst profitabilitas. b. Risiko Kredit Risiko kredit muncul jika bank tidak bias memperoleh kembali cicilan pokok dan/atau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi yang sedang dilakukannya. Penyebab utama terjadinya risiko kredit adalah terlalu mudahnya bank memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan kelebihan 7
likuiditasnya.Akibatnya, penilaian kredit kurang cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang dibiayainya. c. Risiko Fluktuasi Tingkat Bunga Potensi risiko fluktuasi tingkat bunga ini dapat timbul manakala terjadi gap antara asset dan liabilitas, diman komposisi asset, baik berdasarkan tingkat kepekaannya terhadap tingkat bunga (interest rate sensitivity) maupun berdasarkan jangka waktunya (maturity prifile), tidak sesuai (mismatch) dengan komposisi liabilitasnya. Untuk meminimalkan risiko tersebut, digunakanlah alat yang disebut fund gap management untuk yang disebut pertama dan duration gap management untuk yang disebut terakhir. Secara umum, asset/liabilitas dikatakan sensitive (rate sensitive asset/liabilities) bila memiliki sebagian atau seluruh dari tiga karakter berikut ini. 1) Jika pendapatan atau biaya bunga dari komponen-komponen asset/liabilitas mudah berubah-ubah mengikuti perubahan tingkat bunga pada suatu periode (time horizon) tertentu. 2) Cash flow dari komponen-komponen asset/liabilitas mudah keluar-masuk jika terjadi perubahan tingkat bunga. 3) Repriceable, yaitu asset/likuiditas yang dapat diperbaharui tingkat bunganya dalam jangka waktu tertentumengikuti perubahan tingkat bunga. Terdapat dua macamaset/liabilitas menurut tingkat kepekaannya, yaitu: 1. Rate Sensitive Asset/Liability 2. Fixed Rate Asset/Liability Asset yang dapat digolongkan sebagai Rate Sensitive Aset (RSA) adalah semua asset, termasuk asset dengan bunga tetap (fixed rate), yang mempunyai jatuh tempo kurang dari 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau asset dengan bunga mengambang (flooting rate) yang harus diperbaharui setiap 1 bulan, 3 bulan, atau 6 bulan. Liabilitas yang digolongkan Rate Sensitive Liability (RSL) adalah semua liabilitas, termasuk dengan liabilitas bunga tetap, yang mempunyai maturitas kurang dari 1 bulan, 3 bulan, atau 6 bulan, atau pinjaman dengan bunga mengambang yang harus diperbaharui setiap 1 bulan, 3 bulan, atau 6 bulan. Adapun Fixed Rate Asset (FRA) dan Fixed Rate Liability (FRL) adalah semua asset dan liabilitas yang mempunyai jatuh tempo atau dapat diperbaharui tingkat bunganya lebih dari 6 bulan, dan tidak termasuk dalam golongan RSA dan RSL.
8
Fund Gap adalah selisih antara Rate Sensitive Aset (RSA) dengan Rate Sensitive Liability (RSL). Hal itu dengan singkat dapat dinyatakan dalam rumus berikut. Fund Gap dapat bernilai 0 (RSA = RSL) Positif (RSA > RSL) Negative (RSA < RSL)
Manajemen yang agresif akan selalu berusaha mengurangi pengaruh negative dari perubahan tingkat bunga dan bahkan memanfaatkan fluktuasi tingkat bunga untuk meningkatkan keuntungan. Jika manajemen memperkirakan tingakat bunga akan turun, posisi negative gap akan menguntungkan. Sebaliknya, pada posisi positif gap, kecenderungan turunnya tingkat bunga itu tidak menguntungkan. Oleh karenanya, sebelum tingkat bunga benar-benar turun, manajemen segera memperkecil fund gap positif itu hingga mendekati nol atau bahkan menjadi negative. Sebaliknya, bila tingkat bunga cenderung naik, manajemen akan mengusahakan posisinya menjadi positif. Sementara itu, manajemen yang defensive selalu memperkecil fund gap tersebut sampai mendekati 0 atau matching guna memperkecil kemungkinan risiko akibat perubahan tingkat bunga. Penggunaan teknik fund gap management untuk mencapaimanajemen asset/loabilitas tersebut ternyata belum mencukupi karena teknik ini mengandung beberapa kelemahan, antara lain kurang memperhitungkan factor-faktor yang dapat menyulitkan proses manajemen asset/liabilitas, seperti factor keingina nasabah, factor default risk, dan pengaruh-pengaruh perubahan tingkat bunga terhadap economic value dari komponen-komponen asset/liabilitas. Oleh karena itu, teknik fund gap management lalu dilengkapi dengan teknikduration gap management. Teknik manajemen ini berfokus secara langsung kepada market value of equity perusahaan. Dengan teknik ini, durasi asset/liabilitas perusahaan dihitung untuk memperkirakan pengaruh perubahan suku bunga terhadap market value asset/liabilitas perusahaan. Untuk dapat menghitung besarnya duration gap, data yang harus terlebih dalu dikumpulkan adalah data maturity dan return dari masing-masing komponen asset, maturity dan cost dari masing-masing komponen liabilitas, dan estimasi current market yield dari masing-masing komponen asset/liabilitas.
9
Langkah selanjutnya adalah menentukan besarnya masing-masing duration dari komponen asset/liabilitas. Setelah duration dari masing-masing komponen asset/liabilitas tersebut diketahui, dapat diketahui rata-rata tertimbang duration asset, yaitu hasil kali antara duration komponen asset dan persentase besarnya komponen itu terhadap total asset, dan ratarata tertimbang duration liabilitas, yaitu dengan mengalikan duration komponen liabilitas dengan persentase besarnya komponen tersebut terhadap total liabilitas. Formula untuk mencari duration gap adalah sebagai berikut. DURGAP = DURA – W x DURL DURA = rata-rata tertimbang duration aset DURL = rata-rata tertimbang duration liabilitas W
= persentase liabilitas terhadap total asset
Jika duration gap positif, yaitu duration asset lebih besar daripada duration liabilitas, kenaikan tingkat bunga akan menyebabkan menurunnya market value of net worth dan penurunan tingkat bunga akan menyebabkan meningkatnya market value of net worth. Sebaliknya, jika duration gap adalah negative, yaitu duration asset lebih kecil daripada duration liabilitas, kenaikan tingkat bunga akan meyebabkan kenaikan market value of net worth dan penurunan tingkat bunga akan menyebabkan menurunnya market value of net worth tidak terpengaruh (immune)perubahan tingkat bunga. d. Jenis-jenis Resiko Investasi di Pasar Keuangan
1. Resiko Pasar (interest rate risk), yaitu resiko yang berkaitan dengan turunnya harga surat berharga (dan tingkat bunga naik) mengakibatkan investor mengalami capital loss. 2. Resiko Reinvestment, yaitu resiko terhadap penghasilan-penghasilan suatu aset finansial yang harus di re-invest dalam aset yang berpendapatan rendah (resiko yang memaksa investor menempatkan pendapatan yang diperoleh dari bunga kredit atau surat-surat berharga ke investasi yang berpendapatan rendah akibat turunnya tingkat bunga. 3. Resiko Gagal Bayar (default risk atau credit risk), yaitu resiko yang terjadi akibat peminjam (debitur) tidak mampu memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan. 4. Resiko Inflasi (resiko daya beli atau purchasing power risk). Untuk menghadapi hal tersebut kreditur biasanya berusaha mengimbangi proyeksi inflasi dengan mengenakan tingkat bunga yang lebih tinggi.
10
5. Resiko Politik, ini berkaitan dengan kemungkinan adanya perubahan ketentuan perundangan yang berakibat turunnya pendapatan yang diperkirakan dari suatu investasi atau bahkan akan terjadi kerugian total dari modal yang diinvestasikan. 6. Marketability atau Liquidity Risk, ini dapat terjadi apabila instrument pasar uang yang dimiliki sulit untuk dijual kembali sebelum jatuh tempo. Sulitnya menjual kembali surat berharga tersebut memberi resiko untuk tidak dapat mencairkan kembali instrument pasar uang dalam bentuk uang tunai pada saat membutuhkan likuiditas sebelum jatuh tempo. e. Keuntungan dan Kelemahan Adanya Pasar Uang Keuntungan adanya pasar uang tentu saja terkait dengan fungsi pasar uang itu sendiri, yaitu sebagai sarana untuk mencari pinjaman atau modal jangka pendek. Keuntungan adanya pasar uang antara lain: a) terpenuhinya kebutuhan dana jangka pendek bagi badan usaha yang memerlukan. b) tersalurnya dana dari penabung yang ingin membungakan modalnya, c) pembeli akan mendapatkan keuntungan berupa bunga. Adapun kelemahan dengan adanya pasar uang adalah: a) mendorong untuk berspekulasi, b) jika kursnya turun akan menimbulkan kerugian bagi pembeli. 3.1.3
Aplikasi Teori Asset/Liability Management pada Perbankan Syariah
Sebagaimana perbankan konvensional, perbankan syariah pun juga merupakan lembaga intermediasi antara penabung adan investor. Perbedaan pokok perbankan syariah dengan perbankan konvensional terletak pada dominasi prinsip berbagai risiko (profit and loss sharing) yang melandasi system operasionalnya. Hal ini antara lain tercermin pada beberapa karakter berikut ini. a) Tidak sebagaimana bank konvensional, bank syariah hanya menjamin pembayaran kembali nilai nominal simpanan giro dan tabungan (seandainya mekanisme yang dipilih adalah wadiah), tetapi tidak menjamin pembiayaan kembali nilai nominal dari deposito (investement deposit/mudharabah deposit). Bank syariah juga tidak menjamin keuntungan atas deposito. Mekanisme pengaturan realisasi pembagian keuntungan final atas deposito pada bank syariah bergantung pada performance dari bank, tidak sebagaimana bank konvensional yang menjamin pembayaran keuntungan atas deposito berdasarkan tingkat bunga tertentu dengan mengabaikan performance-nya. b) System operasional bank syariah berdasarkan pada system equity dimana setiap modal mengandung risiko. Oleh karena itu, hubungan kerja sama antara bank syariah dan 11
nasabahnya adalah berdasarkan prinsip berbagi hasil dan berbagi risiko (profit and loss sharing/PLS). c) Dalam melakukan kegiatan pembiayaan (financing), bank syariah menggunakan model pembiayaan muamalah maaliyah (Islamic modes of financing): PLS dan non-PLS. sehubungan dengan itu, bank syariah melakukan pooling dana-dana nasabah dan berkewajiban menyediakan manajemen investasi yang profesional. Berdasarkan karakteristik tersebut, risiko yang dihadapi oleh bank syariah lebih terfokus kepada risiko likuiditas serta risiko kredit dan tidak akan pernah mengalami risiko karena fluktuasi tingkat bunga. Likuiditas bank syariah banyak bergantung pada: a) Tingkat kelabilan (volatility) dari simpanan (deposit) nasabah; kepercayaan pada danadana non-PLS. b) Kompetensi teknis yang berhubungan dengan pengaturan struktur liabilitas. c) Ketersediaan asset yang siap dikonversikan menjadi kas. d) Akses kepada pasar antarbank dan sumber dana lainnya, termasuk fasilitas lender of last resort dari bank sentral. Teknik duration gap management dapat diaplikasikan oleh bank syariah, bukan dalam rangka menghindari risiko tingkat bunga, melainkan untuk mengatur cash flow atau mengendalikan likuiditasnya. Disisi lain, kualitas earning assets bank syariah akan bergantung pada beberapa hal: a) b) c) d)
Level, distribusi, dan tingkat kesulitan dari asset yang diklasifikasikan. Level dan komposisi dari berkurangnya nilai asset. Kecukupan dari cadangan penilaian kembali. Bukti adanya kemampuan untuk mengadministrasikan dan memperoleh kembali kredit bermasalah. Hasil akhir dari manajemen asset/liabilitas itu akan bermuara kepada kemampuan untuk
menutup kerugian dan menyediakan kecukupan modal, trnd pendapatan yang semakin baik dan kompetitif terhadap peer group-nya, serta kualitas da komposisi pendapatan bersih (net income) yang semakin baik. 3.2
PASAR UANG BERBASIS SYARIAH (ISLAMIC MONEY MARKET)
3.2.1
Praktik Pasar Uang Konvensional
Pasar uang (money market) adalah pasar di mana diperda-gangkan surat-surat berharga jangka pendek. Pasar valuta asing (foreign exchange market) adalah pasar di mana
12
diperdagang-kan surat-surat berharga dalam suatu mata uang dengan melibatkan mata uang lain. Artikel-artikel yang diperdagangkan di pasar uang adalah uang (money) dan uang kuasi (near money). Uang atau uang kuasi tidak lain dari surat berharga (financial paper) yang mewakili uang di mana seseorang (atau perusahaan) mempunyai ke-wajiban kepada orang (atau perusahaan) lain. Dalam hal mata uang (currency), yaitu uang tunai yang ada di saku kita, adalah merupakan bukti kewajiban Pemerintah akan sejumlah uang kepada kita sebagai pembawa mata uang tersebut. Dalam hal treasury bill, juga merupakan kewajiban pemerintah senilai equivalen sejumlah uang kepada pemilik bill tersebut. Dalam hal ini, bill tersebut baru dapat dibayar oleh Pemerintah dalam bentuk tunai setelah lewatnya jangka waktu yang ditetapkan, yaitu pada tanggal jatuh tempo dokumen tersebut. Dalam kasus pertama, mata uang pemerintah adalah uang yang sebenarnya, sedangkan dalam kasus kedua, treasury bill hanyalah uang kuasi (near money). Tidaklah sulit menjual treasury bill walaupun Pemerintah tidak berkewajiban mem-bayarnya sebelum tanggal jatuh tempo. Contoh seperti treasury bill ini juga berlaku bagi surat berharga lain, walaupun berbedabeda tingkat marketabilitasnya. Dalam kenyataannya, tidak ada jaminan bahwa surat berharga yang berjangka waktu lebih pendek mempunyai marketabilitas yang lebih baik dari pada yang berjangka lebih panjang. Bagian terbesar dari aktiva keuangan yang diperdagangkan di pasar uang adalah berjangka waktu kurang dari satu tahun. Namun demikian, perdagangan yang aktif juga diadakan dari dokumen yang berjangka waktu sampai lima tahun. Surat berharga yang berjangka waktu lebih panjang biasanya lebih banyak dimiliki para investor di pasar modal di mana surat berharga jangka panjang diperdagangkan. Uang atau uang kuasi yang diperdagangkan di dalam negeri (local money market) adalah mata uang yang berlaku sah di negeri itu. Tetapi, bila uang atau uang kuasi itu diperdagangkan di luar negara di mana mata uang itu berlaku sah, maka kita sebut dengan foreign money market. Kita mengenal Eurodollar Market. Dalam hal ini surat berharga dalam mata uang Amerika Serikat diperdagangkan di Eropa, yang kemudian juga diper-dagangkan di berbagai tempat seperti Asia. 3.2.2
Harga di Pasar Uang Konvensional
Harga dalam pasar uang biasanya dinyatakan dalam suatu persentase yang mewakili pendapatan (return) berkaitan dengan penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Pelaku dalam pasar uang umumnya disebut peminjam (borrowers) dan pemberi pinjaman (lenders). Peminjam adalah individu yang membeli hak penggunaan dana untuk jangka waktu yang ditentukan sebelumnya. Pemberi pinjaman adalah individu yang menjual hak 13
penggunaan dana untuk jangka waktu tersebut. Harga yang diterima oleh pemberi pinjaman untuk melepaskan hak penggunaan dana itu disebut tingkat bunga (interest rate). Misalnya, di dalam pinjaman sebesar Rp100,- bila pemberi pinjaman menerima Rp120,- pada akhir tahun, maka kelebihan sebesar Rp20 yang diterima tersebut dinyata-kan dalam persentase, yaitu 20 % tingkat bunga per tahun. 3.2.3
Pandangan Islam terhadap Uang
Pada dasarnya Islam memandang uang hanyalah sebagai alat tukar, bukan komoditas atau barang dagangan. Oleh karena itu, motif permintaan akan uang adalah untuk memenuhi kebutuhan transaksi (money demand for transaction), bukan untuk spekulasi atau trading. Islam sangat menganjurkan penggunaan uang dalam per-tukaran. Salah satu bentuk pertukaran di zaman dahulu adalah barter, di mana barang saling dipertukarkan. Rasulullah r menyadari kesulitan-kesulitan dan kelemahan-kelemahan sistim pertukaran barter ini. Beliau ingin menggantinya dengan sistim pertukaran melalui uang. Oleh karena itu beliau menekankan kepada para shahabat untuk menggunakan uang dalam transak-si-transaksi mereka. Kebijakan Rasulullah dalam hal ini dapat dijumpai dalam hadits-hadits antara lain seperti diriwayatkan oleh Atha Ibn Yasar, Abu Said dan Abu Hurairah, dan Abu Said Al Khudri. Ternyata Rasulullah tidak menyetujui transaksi dengan sistim barter untuk barang sejenis tetapi berbeda kualitasnya. Untuk itu beliau menganjurkan penggunaan uang. Tampaknya beliau melarang bentuk pertukaran seperti ini karena ada unsur ‘riba’ di dalamnya. Dalam konsep Islam, tidak dikenal money demand for specu-lation. Hal ini karena spekulasi tidak diperbolehkan. Uang pada hakikatnya adalah milik Allah I. yang diamanahkan kepada kita untuk dipergunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan kita dan masyarakat. Oleh karenanya, menimbun uang di bawah bantal (dibiarkan tidak produktif) tidak dikehendaki, karena hal itu berarti mengurangi jumlah uang beredar. Dalam pandangan Islam, uang adalah flow concept, karenanya harus selalu ber-putar dalam perekonomian. Semakin cepat uang berputar dalam perekonomian, maka akan semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat, dan akan semakin baik perekonomian. Bagi mereka yang tidak dapat memproduktifkan hartanya, Islam menganjurkan untuk melakukan musyarakah atau mudharabah, yaitu bisnis dengan bagi hasil. Bila ia tidak ingin mengambil risiko yang mungkin timbul karena ber-musyarakah atau ber-mudharabah, maka Islam sangat menganjurkan untuk melakukan qardh, yaitu meminjamkannya tanpa imbalan apa pun, karena meminjamkan uang untuk memperoleh imbalan adalah riba. Secara mikro, qardh tidak memberikan manfaat lang-sung bagi orang yang meminjamkan. Namun secara makro, qardh akan memberikan manfaat tidak langsung bagi 14
per-ekonomian secara keseluruhan. Hal ini disebabkan karena pemberian qardh membuat velocity of money bertambah cepat, yang berarti bertambahnya darah baru bagi perekonomi-an sehingga pendapatan nasional meningkat. Karena pendapatan nasional meningkat, maka si pemberi pinjaman akan meningkat pula pendapatannya. Hal ini karena purchasing power agregate masyarakat meningkat. Demikian pula pengeluaran shada-qah, juga akan memberikan manfaat yang kurang-lebih sama dengan pemberian qardh. Islam tidak mengenal konsep time value of money. Islam mengenal konsep economic value of time, artinya yang bernilai adalah waktu itu sendiri. Islam memperbolehkan penetapan harga tangguh-bayar lebih tinggi dari pada harga tunai. Zaid bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, cicit Rasulullah r, adalah orang yang pertama kali menjelaskan diperbolehkannya penetapan harga tangguh-bayar (deferred payment) lebih tinggi dari pada harga tunai (cash). Hal yang lebih menarik adalah bahwa dibolehkannya penetapan harga tangguh yang lebih tinggi itu sama sekali bukan disebabkan time value of money, namun karena semata-mata ditahannya hak si penjual barang. Demikian juga semakin panjang waktu penagihan akan semakin banyak pula biaya yang diperlukan bank untuk administrasi, collection, dan SDM yang meng-operasionalkannya. Dapat dijelaskan, bila barang dijual tunai dengan untung Rp500,- maka si penjual dapat membeli lagi dan menjual lagi, sehingga dalam satu hari itu keuntungannya adalah Rp1000,Sedangkan bila dijual tangguh-bayar, maka hak penjual ter-tahan sehingga dia tidak dapat membeli lagi dan menjualnya lagi. Dan akibat lebih jauh dari itu, hak keluarga dan anak si penjual untuk makan malam pada hari itu tertahan oleh pem-beli. Untuk alasan inilah, yaitu tertahannya hak penjual yang telah memenuhi kewajibannya (menyerahkan barang), maka Islam membolehkan penetapan harga tangguh lebih tinggi dari harga tunai. 3.2.4
Kebutuhan Bank Syariah terhadap Pasar Uang
Tugas utama manajemen bank, tidak terkecuali bank syariah, adalah memaksimalkan laba, meminimalkan risiko, dan men-jamin tersedianya likuiditas yang cukup. Manajemen tidak dapat semaunya menarik nasabah untuk menyimpan dananya di bank tanpa adanya keyakinan bahwa dana itu dapat di-investasikan secara menguntungkan dan dapat dikembalikan ketika dana itu sewaktu-waktu ditarik oleh nasabah atau dana tersebut telah jatuh tempo. Di samping itu, manajemen juga harus secara simultan mempertimbangkan berbagai risiko yang akan berpengaruh pada perubahan tingkat laba yang diperoleh. Salah satu kendala operasional yang dihadapi oleh perbankan syariah adalah kesulitan mereka mengendalikan likuiditasnya secara efisien. Hal itu terlihat pada beberapa gejala, yaitu antara lain: 15
a. Tidak tersedianya kesempatan investasi segera atas dana-dana deposito yang diterimanya. Dana-dana tersebut ter-akumulasi dan menganggur untuk beberapa hari sehingga mengurangi rata-rata pendapatan mereka. b. Kesulitan mencairkan dana investasi yang sedang berjalan pada saat ada penarikan dana dalam situasi kritis. Akibat-nya, bank-bank syariah menahan alat likuidnya dalam jumlah yang lebih besar dari pada rata-rata perbankan konvensional. Sekali lagi, kondisi ini pun menyebabkan berkurangnya rata-rata pendapatan bank. Deposan yang hanya mencari keuntungan cenderung memindahkan dananya ke bank lain, sementara nasabah yang loyal mendapat kesan kesan bahwa mengikuti prinsip syariah berarti menambah beban. Tanpa adanya fasilitas pasar uang, bank konvensional pun akan menghadapi masalah yang sama, mengingat pada umumnya perbankan sulit menghindari posisi keuangan yang mismatched. Untuk memanfaatkan dana yang sementara idle itu, bank dapat melakukan investasi jangka pendek di pasar uang. Sebaliknya, untuk memenuhi kebutuhan dana untuk likuiditas jangka pendek, karena mismatch, bank juga dapat memperolehnya di pasar uang. Karena surat-surat berharga yang ada di pasar keuangan konvensional, kecuali saham,berbasis pada sistem bunga, perbankan syariah menghadapi kendala –hal ini mengingat bahwa bank syariah tidak diperbolehkan untuk menjadi bagian dari aktiva atau pasiva yang berbasis bunga. Masalah ini berdampak negatif bagi pengelolaan likuiditas maupun pengelolaan investasi jangka panjang. Akibatnya, perbankan syariah terpaksa hanya memusatkan portofolio mereka pada aktiva jangka pendek, yang terkait dengan perdagangan, dan berlawanan dengan keperluan investasi dan pembangunan ekonomi. Walaupun manajemen telah berhasil menciptakan pasar bagi perbankan syariah, namun mereka belum mencapai kedalaman pasar yang menjamin keuntungan (profitability) dan kelang-sungan usaha (viability) jangka panjang. Cepat atau lambatnya mereka keluar dari masalah ini akan tergantung pada kecepatan, agresivitas, dan efektivitas mereka membangun instrumen dan teknik yang memungkinkan tercapainya fungsi intermediasi dua arah bagi perbankan syariah. Mereka harus menemukan jalan dan alat pengembangan instrumen keuangan berbasis syariah yang marketable, di mana portofolio yang dihasilkan oleh perbankan syariah dapat dipasarkan di pasar keuangan yang lebih luas.
16
3.2.5
Strategi Pengembangan Pasar Uang Berbasis Syariah
a. Penciptaan Instrumen Uang Syariah Oleh karena itu, untuk menciptakan pasar uang yang bermanfaat bagi perbankan syariah, harus dikembangkan instrumen pasar uang yang berbasis syariah. Dengan aktifnya instrumen pasar uang yang berbasis syariah, maka perbankan syariah dapat melaksanakan fungsinya secara penuh, tidak saja dalam memfasilitasi perdagangan jangka pendek, tetapi juga berperan dalam investasi jangka panjang. Struktur keuangan dari proyek-proyek pembangunan berbasis syariah akan memperkaya piranti keuangan syariah dan membuka partisipasi lebih besar dari seluruh pelaku pasar, tidak terkecuali nonmuslim, karena pasar tersebut bersifat terbuka. Perbedaan pokok antara lembaga keuangan syariah de-ngan lembaga keuangan konvensional adalah dilarangnya riba (bunga) pada lembaga keuangan syariah, baik riba nasiah, yaitu riba pada pinjam-meminjam uang (qardh), maupun riba fadl, yaitu riba dalam perdagangan. Pinjam-meminjam
uang
untuk
memperoleh
imbalan
(keuntungan)
dilarang.
Pendapatan atau keuntungan hanya boleh diperoleh dengan bekerja atau melakukan kegiatan perniagaan yang tidak dilarang oleh Islam. Untuk menghindari pelanggaran terhadap batas-batas yang telah ditentukan oleh syariah Islam tersebut, maka piranti keuangan yang diciptakan harus didukung oleh aktiva, proyek aktiva, atau transaksi jual-beli yang melatar-belakangi (underlying transaction)secara halal. Piranti keuangan itu dapat dibentuk melalui sekuritisasi aktiva/proyek aktiva (assets securitization), yang merupa-kan bukti penyertaan, baik dalam bentuk penyertaan musyarakah (management share), yang meliputi modal tetap (fixed capital) dengan hak mengelola, mengawasi, dan hak suara dalam pengambilan keputusan (voting right), maupun dalam bentuk penyertaan mudharabah (participation share), yang mewakili modal kerja (variable capital), dengan hak atas modal dan keuntungan dari modal tersebut, tetapi tanpa voting right. b. Mekanisme Operasi Pasar Keuangan Syariah Mekanisme perdagangan surat-surat berharga berbasis syariah harus tetap berkaitan dan berada dalam batas-batas toleransi dan ketentuan-ketentuan yang digariskan oleh syariah, seperti antara lain : 1) Fatwa ulama pada simposium yang disponsori oleh Dallah al Baraka Group pada bulan November 1984 di Tunis menyatakan: “Diperbolehkan menjual bagian modal dari setiap perusahaan di mana manajemen perusahaan tetap berada di tangan pemilik nama dagang (owner of trade name) yang telah terdaftar secara legal. Pembeli hanya 17
mempunyai hak atas bagian modal dan keuntungan tunai atas modal tersebut tanpa hak pengawasan atas manajemen atau pembagian aset, kecuali untuk menjual bagian saham yang mewakili kepentingannya” 2) Lokakarya Ulama tentang Reksadana Syariah, Peluang dan Tantangannya di Indonesia, di Jakarta tanggal 30-31 Juli 1997, telah memperbolehkan diperdagangkan-nya reksadana yang berisi surat-surat berharga dari perusahaan-perusahaan yang produk maupun operasi-nya tidak bertentangan dengan syariah. Seseorang akan tertarik menanamkan dananya pada ins-trumen keuangan apabila dapat diyakini bahwa instrumen tersebut dapat dicairkan setiap saat tanpa mengurangi pendapatan efektif dari investasinya. Oleh karena, itu setiap instrumen keuangan harus memenuhi beberapa syarat, antara lain: 1) 2) 3) 4) 5)
Pendapatan yang baik (good return), Risiko yang rendah (low risk), Mudah dicairkan (redeemable), Sederhana (simple), dan Fleksibel. Dalam rangka memenuhi syarat-syarat tersebut, tanpa mengabaikan batas-batas yang
diperkenankan oleh syariah, maka diperlukan adanya suatu special purpose company (selanjutnya disebut ‘company’) dengan fungsi sebagai berikut: 1) Memastikan
keterkaitan
antara
sekuritisasi
dengan
aktivitas produktif
atau
pembangunan proyek-proyek aset baru, dalam rangka penciptaan pasar primer melalui kesempatan investasi baru dan menguji kelayakan (feasibility)-nya. Tahap ini disebut ‘tran-saction making’ yang didukung oleh initial investor. 2) Menciptakan pasar sekunder yang dibangun melalui berbagai pendekatan yang dapat mengatur dan mendorong terjadinya konsensus perdagangan antara para dealer, termasuk fasilitas pembelian kembali (redemption). 3) Menyediakan layanan kepada nasabah dengan men-dirikan lembaga pembayar (paying agent). Konsep ini dapat diterapkan secara lebih luas dengan pendayagunaan sumber-sumber dari lembaga-lembaga lain dan para nasabah dari perbankan syariah sehingga memungkinkan adanya: 1) Penciptaan proyek-proyek besar dan penting. 2) Para penabung kecil dan para investor berpenghasilan rendah dapat memperoleh keuntungan dari proyek-proyek yang layak (feasible) dan sukses, di mana mereka dapat dengan mudah mencairkan kembali dengan pendapatan yang baik. 3) Memperluas basis bagi pasar primer 18
4) Menjembatani kesulitan menemukan perusahaan yang bersedia ikut berpartisipasi dalam permodalan (joint stock companies) dan mengutipnya di pasar. Konferensi Pasar Modal yang diadakan di Beirut, Liba-non,menegaskan kembali perlunya pengembangan konsep berikut pedoman lebih lanjut. Para pengembang dan para pengambil inisiatif memerlukan kebijakan dan prosedur pasar uang, terutama dalam hal jaminan pembelian kembali bagi para investor. Oleh karena itu, lembaga marketing yang berkualitas juga diperlukan. Apabila semua kebutu-han tersebut dapat dipenuhi, maka akan banyak instrumen keuangan baru yang menarik, yang terkait dengan proyek-proyek produktif, yang dapat diikembangkan di pasar sekunder. c. Peranan Company Peranan utama dari company adalah sebagai pembuat transaksi (transaction maker).Salah satu kelemahan dari tingkah-laku ini adalah adanya dana-dana yang menganggur atau digunakan secara tidak layak dengan semata-mata mengambil keuntungan dari waktu dan seringkali menanamkan dana-dana tersebut pada transaksi yang meragukan. Untuk menghindari hal itu, maka di-perlukan adanya inisiatif dari pembuat transaksi dengan mekanisme kerja sebagai berikut : Pertama, melakukan verifikasi atas kesempatan inves-tasi, baik secara internal (perusahaan) maupun secara eksternal (pasar). Apabila transaksi tersebut dapat diterima, maka pembuat transaksi (yang bekerja berdasarkan komisi) melakukan usaha lebih lanjut. Proyek itu akan dibeli oleh atau ditawarkan kepada initial investor dari bagian saham yang telah ditanam untuk memperoleh partisipasi dari pasar. Dengan peranan demikian, maka dimungkinkan penciptaan surat-surat berharga jangka pendek. Rekening-rekening dan mekanisme
investasi
dapat
dikembangkan
untuk
memungkinkan nasabah menginves-tasikan dananya dalam jangka pendek, dengan pendapatan yang wajar, tanpa risiko yang berarti, dan tetap sesuai dengan syariah. Kedua, untuk mengatasi kesulitan dan guna memas-tikan adanya kemungkinan bagi investor untuk mencairkan kembali investasi mereka sewaktu-waktu dibutuhkan, tanpa mempengaruhi pendapatan efektif yang mereka harapkan, maka perusahaan dapat menerapkan program-program sebagai berikut: 1. Mendukung perjanjian perdagangan sekuritas. Bagian saham dari company ini dapat dipertukar-kan sesuai dengan perjanjian yang saling menguntungkan (mutual agreement). Company mensponsori dan mengawasi pertukaran. Surat-surat berharga tersebut ditransfer setelah aspek-aspek legal diselesaikan. Selanjutnya diikuti dengan penyediaan fasilitas pasar sekunder, mendorong dan mendukung para dealer untuk mengambil dan memperdagangkan instrumen keuangan
19
tersebut. Company juga memperkenalkan, untuk pertama kalinya, pelayanan penebusan surat-surat berharga (security redemption services). 2. Program Penebusan (Redemption Programme) Penebusan dilakukan dengan harga yang berlaku pada saat transaksi pembelian kembali. Dalam hal ini diberlakukan ketentuan-ketentuan sebagai berikut: a) Pengawasan penebusan Untuk mengorganisasikan transaksi pembelian kembali dan untuk memelihara hakhak pengawasan dikembangkan peraturan-peraturan berikut ini. 1) Nasabah memberitahukan kepada manajemen company atau agen-agen pembelian kembali tentang keinginan mereka untuk menjual semua atau sebagian saham beberapa hari sebelumnya. 2) Dalam beberapa surat berharga tertentu harga maksimal penebusan dapat ditentukan. 3) Semua persyaratan pembelian kembali dinyatakan dalam prospectus. Tidak ada persyaratan lain yang harus ditambahkan selama jangka waktu penerbitan. b) Penetapan Jumlah dan harga pembelian kembali. 1) Periode pembelian kembali ditetapkan misalnya setiap minggu oleh suatu panitia ad hoc. 2) Panitia yang menetapkan jumlah dan harga pembelian kembali dapat terdiri atas company, agen pembelian kembali, dan wakil pemegang saham yang memiliki bagian sedikitnya misalnya 10% dari nilai penerbitan. 3) Penetapan harga pembelian kembali dapat didasarkan atas pertimbanganpertimbangan beberapa factor berikut ini. Factor permintaan dan penawaran didasarkan atas indikasi-indikasi yang diperoleh dari perjanjian-perjanjian transaksi jual beli. Features posisi keuangan riil dari surat berharga yang diterbitkan. Rate pasar yang berlaku umum sebagai bahan perbandingan. c) Agen-agen pembayaran ( Paying Agents) Dalam rangka mempercepat dan memudahkan perputaran transaksi instrument keuangan, dapat didirikan agen-agen pembayaran. Fungsi ini dapat diberikan sehubungan dengan kewajiban company pada saat pembelian kembali surat berharga tersebut atau pada saat pencairan akhir, terutama bila diarea pasar yang memperdagangkan surat-surat berharga tersebut secara geografis sangat luas. Agen pembayaran tersebut bekerja atas dasar komisi. 3. Berbertindak Sebagai Custodian Untuk memudahkan transfer instrument pasar uang yang diperdagangkan, company bertindak sebagai custodian. Dengan demikian, setiap transaksi yang dilakukan dengan segera diikuti oleh pemindahan hak dengan menggunakan jasa company.
20
Dalam perdagangan islam, uang adalah flow concept. Karenanya harus selalu berputar dalam perekonomian. Semakin cepat uang berputar dalam perekonomian, akan semakin tinggi tingkat pendapatan masyarakat dan akan semakin baik perekonomian. Untuk menghibdari riba nasi,ah piranti yang diciptakan harus didukung oleh transaksi yang melatarbelakangi. Piranti keuangan itu harus dapat dibentuk sekuritisasi aktiva, yang merupakan bukti penyertaan, baik dalam bentuk penyertaan mudharabah. Guna untuk menhindari kesulitan atau memastikan adanya kemungkinan bagi investor untuk mencairkan kembali investasi mereka, diperlukan adanya company yang memfasilitasi kegiatan pasar uang syariah. Otoritas moneter, demikian juga Mjelis Ulama Indonesia (Dewan Syariah Nasional), harus mengembangkan konsep kebijakan dan prosedur kegiatan pasar uang syariah sehingga pengawas perbankan dapat memastikan kepetuhan bank-bank syariah terhadap prinsip-prinsip norma syariah yang telah ditetapkan.
3.3.
NORMA-NORMA SYARIAH DALAM PASAR VALUTA ASING (FOREIGN EXCHANGE) 3.3.1
Pengertian Pasar Valuta Asing (FOREX)
Valuta asing atau yang biasa disebut dengan valas, atau yang dalam bahasa asing dikenal dengan foreign exchange (Forex) merupakan mata uang yang dikeluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Valuta asing akan mempunyai suatu nilai apabila valuta tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya tanpa pembatasan. Sebagai contoh, suatu perusahaan multinasional AS yang mendirikan pabrik di Inggris, pada akhir tahun buku selalu ingin mentransfer laba yang diperoleh dari usahanya di Inggris (dalam bentuk Poundsterling) ke kantor pusatnya di AS (dalam bentuk USD) maka untuk mengonversikan mata uang Poundsterling Inggris ke dalam US Dolar diperlukan adanya pasar valas. Pasar valuta asing (valas) merupakan suatu jenis perdagangan atau transakasi yang memperdagangkan suatu mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan. Sependapat dengan Madura yang mengungkapkan bahwa pasar valuta asing adalah pasar yang memfasilitasi pertukaran valuta untuk mempermudah transaksi-transaksi perdagangan dan keuangan internasional. Atau jika diartikan secara sederhana, pasar valas adalah perdagangan mata uang (valuta) suatu negara dengan mata
21
uang negara lainnya. Sedangkan tarif dari pertukaran mata uang ini disebut juga dengan Foreign Exchange Rate, di Indonesia dikenal dengan Kurs Valas. Dalam perkembangannya, uang berkembang menjadi komoditas yang bisa di perdagangkan. Pasar valuta asing sendiri mengalami pertumbuhan yang pesat pada awal 70’an. Adapun yang menyebabkan pasar valuta asing bertumbuh dengan pesat antara lain adalah: 1) Pergerakan nilai valuta asing yang mengalami pergerakan cukup signifikan sehingga menarik bagi beberapa kalangan tertentu untuk berkecimpung di dalam pasar valuta asing. 2) Bisnis yang semakin mengglobal. Dengan semakin sengitnya persaingan bisnis membuat perusahaan harus mencari sumber daya baru yang lebih murah, dan tersebar di seluruh dunia sehingga menimbulkan permintaan akan mata uang suatu negara tertentu. 3) Perkembangan telekomunikasi yang begitu cepat dengan adanya sarana telepon, telex,faximile, internet memudahkan para pelaku pasar untuk berkomunikasi sehingga transaksi lebih mudah di lakukan. 4) Keuntungan yang diperoleh di pasar valuta yang cenderung besar meningkatakan keinginan berbagai pihak berusaha memperoleh gain dari pergerakan valuta asing. 3.3.2
Mekanisme Kerja Pasar Valuta Asing
Kuncoro (1996:107) mengatakan seandainya ada mata uang tunggal internasional, barangkali pasar valas tidak diperlukan. Kenyataan menunjukkan, dalam setiap transaksi internasional selalu digunakan valas. Dengan kata lain ada kebutuhan untuk mengkonversi mata uang yang satu menjadi mata uang lain. Inilah yang menimbulkan adanya permintaan akan transaksi valas. Pasar valas dunia menawarkan mekanisme yang dapat menyelesaikan transaksi kompleks dan beragam secara efisien. Perantara utama dalam pasar valas adalah bank-bank utama yang beroperasi diseluruh dunia terutama yang berdagang valas. Bank-bank ini dihubungkan dengan jaringan telekomunikasi yang sangat maju dan canggih, dimana dapat menghubungkan bank-bank tersebut dengan klien utamanya dan bank-bank lain diseluruh dunia. Tidak seperti di bursa saham yang memiliki lantai perdagangan (trading floor), pialang-pialang berbagai bank dalam pasar valas tidak pernah bertemu dan berhadapan secara langsung. Hanya telepon, modem, mesin faks, terminal computer, atau telex yang menghubungkan permintaan dan penawaran valas. Ada dua tingkatan dalam pasar valas. Pertama, pasar konsumen/eceran (consumer/retail market), dimana individu atau institusi membeli dan menjual valas kepada bank. Sebagai contoh, bila IBM bermaksud merepatriasi 22
keuntungan dari cabangnya di Jerman ke AS, maka IBM dapat mendatangi sebuah bank di Frankfurt dengan tawaran menjual DM yang dimilikinya untuk ditukarkan US$. Kedua, apabila bank tersebut tidak memiliki jumlah US$ yang diinginkan, maka bank tadi akan mendatangi bank lain untuk memperoleh Dolar sebagai ganti DM atau valas lain. Penjualan dan pembelian semacam ini disebut pasar antar bank. Dalam pasar valas, tidak ada keseragaman. Dengan adanya transaksi diluar bursa perdagangan (over the counter) sebagai pasar tradisional dari perdagangan valuta asing, banyak sekali pasar valuta asing yang saling berhubungan satu sama lainnya dimana mata uang yang berbeda diperdagangkan, sehingga secara tidak langsung artinya bahwa “tidak ada kurs tunggal mata uang dollar melainkan kurs yang berbeda-beda tergantung pada bank mana atau pelaku pasar mana yang bertransaksi”. Namun dalam praktiknya, perbedaan tersebut seringkali sangat tipis.
3.3.3
Fungsi Pasar Valuta Asing
Fungsi pasar valuta asning antara lain: 1. Transfer daya beli (transfer of purchasing power) Sangat diperlukan terutama dalam perdagangan internasioanal dan transaksi modal yang biasanya melibatkan pihak-pihak yang tinggal di negara yang memiliki mata uang yang berbeda. 2. Penyediaan kredit Pengiriman barang antarnegara dalam perdagangan internasional membutuhkan waktu. Oleh karena itu, harus ada suatu cara untuk membiayai barang-barang dalam perjalanan pengiriman barang termasuk setelah barang sampai ke tempat tujuan yang biasanya memerlukan beberapa waktu untuk kemudian dijual kepada pembeli. 3. Mengurangi risiko valuta asing Importir mengharapkan memperoleh keuntungan dalam usaha perdagangan. Dalam kondisi normal dari kemungkinan risiko yang tidak diperkirakan misalnya terjadi perubahan kurs yang tiba-tiba sehingga mempengaruhi besarnya keuntungan yang telah diperkirakan.
3.3.4
Tujuan Transaksi Valuta Asing
Ada beberapa tujuan dalam melakukan transaksi valas baik yang dilakukan oleh perusahaan/badan maupun individu adalah sebagai berikut: 23
1) 2) 3) 4) 5) 6)
Komersial: ekspor-impor lalu lintas modal, lalu lintas jasa, dan lain-lain. Funding: pinjaman valuta asing dan kebutuhan cash flow. Hedging: untuk keperluan hedging atas risiko perubahan kurs valuta asing. Investasi: commercial investment, property investment, dan portfolio investment. Individu: turis dan kebutuhan individu lainnya. Marketmaking: berupa perdagangan valuta asing yang dilakukan bank-bank dengan
menawarkan harga dua arah sebagai marketmaker. 7) Position taking: aktivitas ini lazim ditemui untuk tujuan memperoleh keuntungan. Pada aktivitas ini, pelaku pasar akan memposisikan dirinya sesuai dengan kecendrungan menguat atau melemahnya mata uang.
3.3.5
Pelaku Pasar Valuta Asing
Pelaku ekonomi yang utama dalam pasar valas dapat digolongkan menjadi: a) Perusahaan Untuk meningkatkan daya saing dan menekan biaya produksi, perusahaan selalu melakukan eksplorasi terhadap berbagai sumber-sumber daya yang baru dan yang lebih murah. Ada kegiatan impor dan ekspor yang dilakukan perusahaan kadang memerlukan mata uang negara lain dengan jumlah yang cukup besar. b) Individu Masyarakat atau perorangan melakukan transaksi valuta asing di sebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah kegiatan spekulasi, yaitu dengan memanfaatkan fluktuasi pergerakan nilai valuta asing untuk memperoleh keuntungan. Faktor kedua adalah kebutuhan konsumsi pada saat berada di luar negeri. c) Bank Umum dan Perbankan Bank umum melakukan transaksi jual beli valas untuk berbagai keperluan antara lain melayani nasabah yang ingin menukarkan uangnya dalam bentuk mata uang lain. Perbankan adalah pelaku pasar valas yang terbesar dan paling aktif. Perbankan beroperasi dalam pasar valas lewat para pedagangnya. d) Pialang Pasar Valas atau Broker Mereka membantu untuk mencarikan pembeli ataupun penjual. e) Pemerintah Pemerintah melakukan transaksi valuta asing untuk berbagai tujuan antara lain membayar hutang luar negeri, menerima pendapatan dari luar negeri yang harus di tukarkan lagi kedalam mata uang lokal. f) Bank Sentral. Biasanya bank sentral melakukan jual beli valuta asing dalam rangka menstabilkan nilai tukar mata uang. g) Spekulan dan Arbitraser 24
Arbitraser adalah orang yang mengeksploitasi perbedaan kurs antar valas. Peran serta spekulan dan arbitraser dalam pasar valas semata-mata didorong oleh motif mengejar keuntungan. h) Institusi Institusi yang dimaksud disini adalah institusi-institusi keuangan yang mempunyai investasi internasional, meliputi dana pensiun, perusahaan asuransi, mutual fund, dan bank investasi. 3.3.6
Jenis-jenis Pasar Valuta Asing
1) Pasat SPOT (Pasar Tunai) Dalam transaksi spot biasanya penyerahan valas ditetapkan dua hari kerja berikutnya. Misalkan kontrak jual beli valas di tutup tanggal 10 maka penyerahannya dilakukan tanggal 12, namun apabila tanggal 12 adalah hari minggu atau hari libur Negara asal (Home Countries), penyerahan dilakukan pada hari berikutnya (Eligible Date) tanggal penyerahan ini disebut Value Date. 2) Pasar Forward Kurs forward adalah nilai tukar suatu valuta dengan valuta lain pada suatu waktu di masa depan yang dikuotasikan oleh bank-bank. Kemudian yang dimaksud pasar forward adalah pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak forward mata uang. Waktu antara ditetapkannya kontrak dan pertukaran mata uang yang sebenarnya terjadi dapat bervariasi dari dua minggu hingga satu tahun. 3) Pasar Currencies Future Pasar currency futures merupakan pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak currency futures. Suatu kontrak currency futures menetapkan suatu volume standar dari suatu valuta tertentu yang akan ditukarkan pada tanggal penyelesaian (settlement date) tertentu di masa depan. Sebuah MNC (multi national corporation) yang ingin menghedge hutangnya akan membeli kontrak currency futures untuk mengunci harga suatu valuta di masa depan. 4) Pasar Currency Options Pasar currency options merupakan pasar yang memfasilitasi perdagangan kontrak currency options. Kontrak currency options dapat diklasifikasikan sebagai call atau put. Suatu currency call options menyediakan hak untuk membeli suatu valuta tertentu dengan harga tertentu dalam suatu periode waktu tertentu. Currency call options digunakan untuk meng-hedge hutang-hutang valas yang harus dibayarkan di masa depan. Currency put options memberikan hak untuk menjual suatu valuta asing dengan 25
harga tertentu dalam suatu periode waktu tertentu. Currency put options digunakan untuk meng-hedge piutang-piutang valas yang akan diterima di masa depan. 5) Pasar Barter (SWAP) Kombinasi antara pembeli dan penjual untuk dua mata uang secara tunai yang diikuti membeli dan menjual kembali mata uang yang sama secara tunai dan tunggak secara stimultan dengan batas waktu yang berbeda. 3.3.7
Kelebihan dan Kelemahan Pasar Valuta Asing
Kelebihan Pasar Valuta Asing a) Transaksi 24 jam Tidak seperti transaksi di pasar modal, pasar valas berjalan 24 jam sehari selama 5 hari dalam seminggu. b) Likuiditas Banyaknya broker/dealer dalam pasar valas menjadikan pasar valas menjadi sangat likuid sekaligus bisa menjadikan harga menjadi lebih stabil. Dengan begitu, trader bisa membuka atau menutup posisi pada fair market price. c) Rendahnya biaya transaksi Biaya transaksi di pasar valas secara online tidak ada, namun hanya dikenakan biaya yang jumlahnya cukup beragam salah satu contohnya adalah biaya pada saat penarikan dana dari akun forex. d) Keuntungan dari kenaikan dan penurunan harga. Para trader dapat menarik keuntungan dari kenaikan harga yaitu selisih antara harga beli (ask/offer) dengan harga jual/harga penutupan (bid) pada pesanan beli (buying order). Sedangkan pada pesanan jual (selling order), keuntungan didapat dari selisih antara harga jual (bid) dengan harga beli/penutupan (ask/offer). e) Marjin perdagangan. Perdagangan dengan marjin dapat membuat daya beli investor melebihi jumlah modal yang dimiliki. f) Two way opportunities Anda dapat menghasilkan keuntungan 2 arah, ketika market naik atau pun ketika market turun. Hal ini tidak berlaku bagi investasi jenis lain (1 way opportunity), sebagai contoh: saham. g) Fungsi laverage (fungsi pengali/daya ungkit) Dengan modal relatif kecil anda dapat menghasilkan keuntungan yang jauh lebih besar. Contoh : tanpa leverage anda hanya akan mendapatkan $0.01/point dengan modal $100. Tapi dengan leverage 1:100 maka anda dapat menghasilkan $1/point dengan modal yang sama ($100). Kelemahan Pasar Valuta Asing. 26
a) Risiko kurs pertukaran (exchange rate risk) Risiko ini timbul sebagai akibat dari naik-turunnya nilai tukar (kurs) valas. b) Risiko negara asal Risiko ini timbul dari akibat campur tangan pemerintah yang mata uangnya di perdagangkan di pasar valas contohnya seperti intervensi bank sentral di negara tersebut dengan menaikkan tingkat suku bunga, melepas obligasi pemerintah, pembelian valuta asing secara besar-besaran oleh pemerintah dan sebagainya. 3.3.8
Harga di Pasar Valuta Asing
Harga dalam pasar valuta asing di suatu Negara dinyatakan dengan cara yang sama sebagaimana untuk menyatakan harga dari barang dan jasa di Negara tersebut dalam mata uang local. Misalnya di Indonesia, harga-harga barang dan jasa dinyatakan dalam rupiah (IDR). Hal ini berlaku untuk barang dan jasa apa saja. Terjadinya harga valuta asing itu dapat dijlaskan sebagi berikut. Misalnya, harga mobil di Amerika adalah USD10.000,00. Harga mobil yang sama di Indonesia Rp60.000.000,00. Dari harga mobil dalam kedua mata uang tersebut kita dapat menghitung harga USD terhadap IDR, yaitu 60.000.000/10.000 = Rp6.000,00/USD1. Harga di pasar uang danm harga dipasar valuta asing itu berinteraksi satu sama lain. Bila mata uang asing itu dipertukarkan melaluyi transaksi berjangka., penetapan nilai tukar tersebut akan dikaitkan dengan harga yang berlaku dipasar uang. Misalnya, bila A menukarkan IDR dengan USD kepada B untuk tanggal penyerahan 30 hari kemudian., A masih mempunyai kesempatan untuk menggunakan dana IDR selama 30 hari dengan tingkat bunga yang berlaku di pasar uang IDR dan selam itu tidak mempunyai kesempatan untuk menggukan USD. Seblaiknya, B dalam waktu yang sama tidak mempunyai kesempatan menggunakan IDR, tetapi mempunyai kesempatan untuk menggunakan USD dengan tingkat bunga yang berlaku di pasar USD. Apabila tingkat bunga dipasar IDR adalah 20% per tahun dan dipsar USD adalah 8% pertahun, B akan memperoleh bunga sebesar 12% lebih rendah daripada yang diterima oleh A. Perbedaan tingkat bunga itulah yang menjadi dasar penetapan bagi nilai tukar USD/IDR berjngka 30 hari yang akan datang. Karena B kehilangan kesempatan untuk memperoleh bunga sebesar 12% , B mengenakan “premi” sebesar itu kepada A. sebaliknya, karena A memperoleh bunga sebesar 12% daripada B, A memberikan “diskon” kepada B. Itulah sebabnya, harga yang seringkali dikutip dipasar berjangka adalah besarnya premi atau diskon yang dikehendaki. Dalam kasus diatas,harga berjangka 30 hari disebutkan sebesar: 0.12 X 30/360 = 0,01
27
Artinya, apabila harga USD dipasar spot Rp6.000,00/USD1, 30 hari lagi A harus membayar seharga spot ditambah premi, yaitu sebesar Rp6.000,00 (1+0,01) = Rp6.060,00/USD1. Atau dengan harga spot Rp6.000,00/USD1,B hanya berkewajiban membayar jumlah USD yang ditransaksikan dikurangi diskon, yaitu sebesar USD1 (1-0,01) = USD0,99. 3.3.9
Keterlibatan Perbankan Syariah dalam Pasar Valuta Asing
Sebagai lembaga keuangan yang memfasilitasi perdagangan internasional, perbankan syariah pun tidak dapat menghindarkan diri dari keterlibatannya dalam pasar valuta asing. Perdagangan valuta asing dapat dianalogikan dengan pertukaran antara emas dan perak. Harga atas pertukaran itu dapat ditentukan berdasarkan kesepakatan antara penjual dan pembeli.
Diriwayatkan oleh abu Abu ubadah ibnush-shamid bahwa Rasulullah saw. Telah bersabda, “Emas (hendaklah dibayar) dengan emas, perak dengan perak, bur dengan bur, sya’ir dengan sya’ir, kurma dengan kurma, dn garam dengan garam, sama dan sejenis haruslah dari tangan ketangan (cash). Maka apabila berbeda jenisnya juallah sekehendakkalian dengan syarat kontan.” (HP Muslim, dalam kitab al-Masaqah) Arahan Rasulullah saw. Dalam hadist ini mengindikasikan: Emas dan perak sebagai mata uang tidak boleh ditukarkan dengan sejenisnya kecuali sama jumlahnya. Bila berbeda jenisnya, rupiah to yen, dapat ditukarkan sesuai dengan market rate dengan catatan harus naqdan atau spot. 3.3.10
Norma-Norma Syariah dalam Pasar Valuta Asing
Aktivitas perdagangan valuta asing harus terbebas dari unsure riba, maisir dan gharar. Dalam pelaksanaannya haruslah memperhatikan beberpa batasan sebagai berikut. a. Perukaran tersebut harus dilakukan secara tunai (spot), artinya masing-masing pihak harus menerima atau menyerahkan masing-masing mata uang pada saat yang bersamaan. b. Motif pertukaran adalah dalam rangka mendukung transaksi komersial, yaitutransaksi perdagangan barang dan jasa antar bangsa, bukan dalam rangka spekulasi. 28
c. Harus dihindari jual beli bersyarat. d. Transaksi berjangka harus dilakukan dengan pihak-pihak yang diyakini mampu menyediakan valuta asing yang dipertukarkan. e. Tidak dibenarkan menjual barang yang belum dikuasai atau dengan kata lain tidak dibenarkan jual beli tanpa hak kepemilikan (ba’I al-fhudhuli). Dengan memperhatikan beberapa batasan tersebut, terdapat beberapa tingkah laku perdagangan yang dewasa ini biasa yang dilakukan dipasar valuta asing konvensional harus dihindari yaitu antara lain. a) b) c) d) 3.4
Perdagangan tanpa penyerahan (future non-delivery trading atau margin trading). Jual beli valas bukan transaksi komersial baik spot maupun forward. Melakukan penjualan melebihi jumlah yang dimiliki atau dibeli. Melakukan transaksi swap. ASPEK AKUNTANSI PADA PERBANKAN SYARIAH
Langkah perkembangan standar akuntansi keuangan bank Islam dimulai pada tahun 1987. Sedikitnya lima volume telah terkumpul dan tersimpan di perpustakaan Islamic Research and Training Institute, Islamic Development bank (IDB). Studi ini telah mendorong pembentukan Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Instutions ( organisasi Akuntansi Keuangan untuk Bank dan Lembaga Keuangan Islam) yang didaftarkan sebagai organisasi nirlaba di Bahrain pada tahun 1411 H (1991). Sejak didirikan, organisasi ini terus mengembangkan standar keuangan melalui pertemuan periodik Komite pelaksana untuk Perencanaan dan Tindak Lanjut. Investasi merupakan dasar aktivitas ekonomi pada suatu masyarakat.Tetapi tidak setiap individu mampu menginvestasikan tabungannya secara langsung.Karenanya, bank Islam memainkan peran penting dengan bertindak sebagai sarana untuk menarik tabungan para individu dan menginvestasikan tabungan-tabungan ini untuk kepentingan individu dan masyarakat. Islam secara jelas mendorong investasi dan perputaran dana. Ketika Islam mewajibkan zakat, ia mengharuskan bahwa harta harus diinvestasikan. Jika tidak, akan habis oleh zakat pada periode tertentu.Diriwayatkan bahwa Nabi berkata: “Perdagangkanlah harta anak yatim itu jika tidak ingin habis termakan zakat.” (H.R. Thabrani) Hadits ini menjelaskan ,bahwa sekalipun anak yatim itu masih kecil,tetapi kalau harta warisannya memenuhi nishab, maka wajib dipenuhi zakatnya.Untuk itu, wali yatim wajib mengeluarkan atas nama si Yatim (kaya) yang berada dalam perwaliannya. Bila si wali mendiamkan saja harta tersebut, maka setiap tahun akan terpotong zakat.Oleh karena itu, 29
Rasulullah menghimbau untuk memutarkan nya dengan baik dan feasible, sehingga diharapkan ada keuntungan. Jika terdapat keuntungan, maka zakatnya tidak lagi dari asal pokok tetapi dari penambahan keuntungan.Dengan
demikian,
harta
anak
yatim
bertambah
dan
tidak
berkurang.
Tetapi, untuk mendorong individu menginvestasikan dana nya melalui bank Islam, perlu disadari bahwa individu - individu itu harus terlebih dahulu percaya bahwa bank Islam mampu merealisasikan tujuan-tujuan investasinya.Ketiadaan kepercayaan pada ke-mampuan bank Islam untuk berinvestasi secara efisien dan penuh kepatuhan kepada syariah Islam, menyebabkan banyak individu yang menahan diri untuk berinvestasi melalui bank Islam. 3.4.1
Accounting and Auditing Standard for Islamic Financial Institution
Langkah pengembangan standar akuntansi keuangan bank Islam dimulai pada tahun 1987. Sedikit nya lima volume telah terkumpul dan tersimpan di perpustakaan Islamic Research and Training Institute,Islamic Development Bank (IDB). Studi itu telah mendorong pembentukan Acounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (Organisasi Akuntansi Keuangan untuk Bank dan Lembaga Keuangan Islam) yang didaftarkan sebagai organisasi nirlaba di Bahrain pada tahun 1411 H (1991). 3.5
PENDEKATAN FUNGSI
1. Pendekatan yang Digunakan a. Mengidentifikasi konsep akuntansi yang telah dikembangkan sebelumnya dengan prinsip Islam entng ketepataan dan keadilan. Sangat dimungkinkan seseorang akan menentang penerapan konsep-konsep itu, misalnya yang berkaitn dengan definisi karakteristik informasi akuntansi yang bermanfaat seperti relevansi dan realibilitas. b. Mengidentifikasi konsep yang digunakan dalam akuntansi keuangan konvensional, tetapi tidak sesuai dengan syariah Islam. Konsep semacam itu ditolak atau dimodifikasi secukupnya untuk mematuhi syariah supaya membuatnya bermanfaat. Contoh dari konsep ini adalah nilai waktu
dari uang ( time value of money) sebagai sifat
pengukuran. c. Mengembangkan konsep-konsep yang mendefenisikan aspek-aspek tertentu dari akuntansi untuk bank Islam. Contohnya, konsep yang dikembangkan berdasarkan hokum-hukum yang mendefenisikan risiko dan balasan yang dikaitkan dengan transaksi bisnis, serta terjadinya biaya dan perolehan keuntungan. 2. Fungsi Bank-Bank Islam
30
Bank-bank Islam dikembangkan berdasarkan prinsip yang tidak memperbolehkan pemisahan antara hal yang temporal (keduniaan) dan keagamaan. Prinsip ini mengharuskan kepatuhan kepada syariah seba dargai dasar dari semua aspek kehidupan. Kepatuhan ini tidak hanya dalam hal ibadah ritual, tetapi transaksi bisnis pun harus sesuai dengan ajaran syariah. Sebagai contoh dalam hal ini adalah aspek yang paling terkemuka dari ajaran Islam mengenai muamalah, yaitu pelarangan riba uang dan persepsi uang sebagai alat tukar dan alat melepaskan kewajiban. Uang bukanlah komoditas. Dengan demikian, uang tidak memiliki nilai waktu kecuali uang barang yang ditukar melulai penggunaan uang sesuai dengan syariah. Sebagai konsekuensi dari prinsip ini, bank Islam dioperasikan atas dasar konsep bagi untung dan bagi risiko yang sesuai dengan salah satu kaidah Islam, yaitu “keuntungan adalah bagi pihak yang menanggung risiko”. Bank Islam menolak bunga sebagai biaya untuk penggunaan uang dan pinjaman sebagai alat investasi. Dalam melaksanakan investasinya, bank Islam member keyakinan bahwa dana mereka sendiri (equity) serta dana lain yang tersedia untuk investasi, mendatangkan pendapatan yang sesuai dengan syariah dan bermanfaat bagi masyarakat. Bank Islam menerima dana berdasarkan kontrak mudharabah, yaitu salah satu bentuk kesepakan antara penyediaan dana (pemegang rekening investasi) dan penyediaan usaha (bank). Dalam melaksanakan usaha berdasarkan mudharabah, bank menyatakan kemauannya menerima dana untuk diinvestasikan atas nama pemiliknya, mebagi keuntungan berdasarkan persentase yang disepakati sebelumnya, serta memberitahukan bahwa kerugian aklan ditanggung sepenuhnya oleh penyedia dana selama kerugian tersebut bukan diakibatkan oleh kelalaian atau pelanggaran kontrak. Dalam paradigm akuntansi Islam, bank Syariah memiliki fungsi sebagai berikut: a) Manajemen Investasi Bank-bank Islam dapat melaksanakan fungsi ini berdasarkan kontrak mudharabah atau kontrak perwakilan. Menurut kontrak mudharabah, bank (dalam kapasitasnya sebagai mudharib, yaitu pihak yang melaksanakan investasi dana dari pihak lain) menerima persentase keuntungan hanya dalam kasus untung. Dalam hal terjadi kerugian, sepenuhnya menjadi risiko penyedia dana (shahibul maal) sedangkan bank tidak ikut menanggungnya. b) Investasi Bank-bank Islam menginvestasikan dana yang ditempatan pada dunia usaha (baik dana modal maupun dana rekening investasi) dengan mengunakan alat-alat investasi yang konsisten dengan syariah. Di antara contohnya adalah kontrak al-
31
murabahah, al-mudharabah, al-musyarakah, bai’ as-salam, bai’ al-ishtisna’, alijarah, dan lain-lain. Rekening investasi dapat dibagi menjadi tidak terbatas (unrestricted mudharabah) atau terbatas (restricted mudharabah) 1) Rekening Investasi Tidak Terbatas ( General Investment) Pemegang rekening jenis ini member wewenang kepada bank Islamuntuk menginvestasikan dananya dengan cara yang dianggap paling baik dan feasible, tanpa memenrapkan pembatasan jenis, waktu, dan bidang usaha investasi Dalam skema ini, bank Islam dapat mencampurkan dana pemegang rekening investasi dengan dananya sendiri (modal) atau dengan dana lain yang berhak dipakai oleh bank Islam ( misalnya rekening Koran). Pemegang rekening investasi dan bak islam umumnya berpartisipasi dalam keuntungan dari dana yang diinvestasikan. 2) Rekening Investasi Terbatas ( Restricted Investment) Pemegang rekening jenis ini menerapkan pembatasan tertentu dalam hal jenis, bidang, dan waktu bank menginvestasikan dananya. Lebih jauh lagi, bank Islam dapat dibatasi dari mencampurkan dananya sendiri dengan dana rekening investasi terbatas untuk tujuan investasi, bahkan bias saja ada pembatasan lain yang diterapkan pemegang rekening investasi. Sebagai contoh, pemegang rekening investasi dapat meminta bank Islam untuk tidak menginvestasikan dananya dalam bidang pertanian dan peternakan. Bisa juga pemengang rekening investasi meminta bank islam itu sendiri yang melaksanakan investasi, bukan melalui pihak ketiga. c) Jasa-Jasa Keuntungan Bank Islam dapat juga menawarkan berbagi jasa keuangan lainnya berdasarkan upah (fee based) dalam sebuah kontrak perwakilan atau penyewaan. Contohnya garansi, transfer kawat, L/C dan sebagainya. d) Jasa Sosial Konsep perbankan Islam mengharuskan bank Islam melaksanakan jasa social, bias melalui dana qardh (pinjaman kebajikan), zakat, atau dana social yang sesuai dengan ajaran Islam. Lebih jauh lagi, konsep perbankan Islam juga mengharuskan bank Islam memainkan peran dalam pengembangan sumber daya insani dan menyumbang dana bagi emeliharaan serta pengembangan lingkungan hidup.
3.6
DEFENISI PERNYATAAN AKUNTANSI 32
Secara umum, pernyataan keuntungan untuk bank Islam dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Pernyataan keuangan yang menggambarkan fungsi bank islam sebagai investor, hak dan kewajibannya, dengan tidak memandang tujuan bank Islam itu dari masalah investanya apakah ekonomi atau social. Mekanisme investasi yang digunakan terbatas hanya kepada beberapa cara yang diperbolehkan syariah.Karenanya, pernyataan kuangan meliputi: a) Pernyataan posisi keuangan b) Pernyataan pendapatan c) Pernyataan aliran kas d) Pernyataan laba ditahan atau pernyataan perubahaan pada saham pemilik. 2. Sebuah pernyataan keuangan yang menggambarkan perubahaan dalam investasi terbatas, yang dikelola oleh bank Islam untuk kepentingan masyarakat, baik berdasarkan kontrak mudharabah maupun kontrak perwakilan. Pernyataan semacam ini akan dirujuk sebagai “Pernyataan Perubahan dalam Investasi Terbatas.” 3. Pernyataan keuangan yang menggambarkan peran bank Islam sebagai fiduciary dari dana yang tersedia untuk jasa social ketika jasa semacam itu diberikan melalui dana terpisah. a) Pernyataan sumber dan penggunaan dana zakat dan dana social. b) Pernyataan sumber dan penggunaan dana qardh 3.7
DEFENISI UNSUR-UNSUR DASAR PERNYATAAN KEUANGAN 1. Pernyataan Posisi Keuangan a) Aset Aset adalah sesuatu yang mampu menimbulkan aliran kas positif atau manfaat ekonomi lainnya, baik dengan dirinya sendiri maupun dengan asset yang lain, yang haknya didapat oleh bank islam sebagai hasil dari transaksi atau peristiwa di masa lau. b) Liabilitas Untuk bisa digambarkan sebagai sebuah liabilitas pada pernyataan posisi keuangan bank islam, liabilitas itu harus memiliki tambahan berikut: 1) Bank islam harus memiliki kewajiban kepada pihak lain dan kewajiban bank Islam tidak boleh saling bergantung (reciprocal) dengan kewajiban pihak lain kepada bank. 2) Kewajiban bank islam harus bias diukur secara keangan dengan tingkat realibilitas yang wajar. 3) Kewajiban bank islam harus bias dipenihi melalui pemindahan satu atau lebih asset bak islam kepada pihak lain, meneruskan kepada pihak lain akan
33
penggunaan asset bank Islam untuk suatu periode, atau menyediakan jasa pihak lain. c) Porsi pemegang rekening investasi tak terbatas Rekening investasi yang tidak terbatas merujuk kepada dana-dana yang diterima bank Islam dari individu-individu atau lainnya dengan dasar bahwa bank islam akan memiliki hak untuk menggunakan dana dan menginvestasikan danadana itu tanpa pembatasan. Bank Islam dengan demikian juga berhak mencampurakn dana yang diinvestasikan itu dengan modalnya sendiri. Keuntungan atau kerugian suatu investasi usaha dibagi secara proporsional setelah bak Islam menerima bagian keuntungan/kerugian sbagai mudharib. d) Saham pemilik Saham pemilik merujuk kepada jumlah yang tersisa pada tanggal pernyataan posisi keuangan dari asset bank Islam sesudah dikurangi kewajiabn, porsi pemegang rekening investasi tak terbatas yang setara dengannya, serta pendapatan yang dilarang (nonhalal), jika sebabnya, saham pemilik terkadang dirujuk sebagai 2.
3. 4.
5.
”the owner residu interest”. Pernyataan Pendapatan a) Pendapatan b) Biaya c) Keuntungan d) Kerugian e) keuntungan pada rekening investasi tak terbatas dan yang setaranya f) keuntungan bersih Pernyataan Perubahaan Dalam Saham Pemilik Atau Pernyataan Laba Ditahan a) Pernyataan perubahan dalam saham pemilik b) Pernyataan laba dithan Pernyataan Aliran Kas a) Kas dan setara kas b) Aliran kas dari transaksi c) Aliran kas dari aktivitas investasi d) Aliran kas dari aktifitas pembiayaan Pernyataan Perubahaan Dalam Investasi Terbatas Dan Setaranya a. Investasi terbatas b. Simpanan dan penarikan oleh pemegang rekening investasi terbatas dan ekuivalensinya c. Keuntungan ( kerugian) investasi sebelum bagian keuntungan manajer investasi sebagai seorang mudharib atau kompensasi sebagai wakil (agen) investasi d. Bagian manajer investasi dalam keuntungan investasi terbatas sebagai seorang
mudharib atau sebagai manajer investasi 6. Pernyataan Sumber Dan Penggunaan Dana Zakat Serta Dana Social a) Sumber dana zakat dan dana social b) Penggunaan dana zakat dan dana social 34
c) Saldo dana zakat dan dana sosial 7. Pernyataan Sumber Dan Penggunanaan Dana Dalam Qardh a) Qardh b) Sumber dana dalam Qardh c) Penggunaan dana dalam Qardh d) Saldo dana dalam Qardh 3.8
ASUMSI-ASUMSI AKUNTANSI 1. Konsep satuan akuntansi Dalam konsep ini bisnis perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis diperlakukan berbeda atau secara hukum terpisah dengan pemilik dari bisnis tersebut. Hal ini termasuk bahwa transaksi-transaksi dalam bisnis tersebut harus dijaga secara keseluruhannya agar terpisah dari urusan pribadi dari seorang pemiliknya. Namun, diperbolehkan bagi seorang pemilik untuk dapat memperoleh informasi yang benar mengenai kondisi perusahaannya. 2. Konsep keberlanjutan (going concern) Konsep yang mengasumsikan bahwa perusahaan akan terus berlanjut sampai waktu yang tidak ditentukan . Implikasi asumsi ini, pada keadaan luar biasa, nilai laporan likuidasi untuk aset dan ekuitas adalah ‘pelanggaran’ atas konsep atau asumsi dasar ini. Sebab asumsi kelangsungan usaha mengasumsikan bahwa perusahaan akan mampu mempertahankan kegiatan usahanya dalam jangka panjang dan tidak untuk dilikuidasi dalam jangka pendek. 3. Konsep periode Konsep perioda menyatakan bahwa akuntansi memperhitungkan laba dengan periode waktu sebagai takarannya dan bukan angkatan produk,” (Suwardjono, 2003, hlm 101). Lanjut Suwardjono (2003) bahwa sebagai implikasi dari konsep ini adalah akuntansi menentukan laba dengan menandingkan atau mengasosiasi pendapatan periode dengan biaya yang dianggap menciptakan pendapatan untuk periode tersebut. “Jadi, biaya dianggap sebagai upaya untuk menghasilkan pendapatan dengan waktu sebagai takaran penandingan,” (Suwardjono, 2003: hlm. 101). 4. Stabilitas daya beli satuan uang Konsep ini mengandung pengertian bahwa uang merupakan alat ukur umum dan paling tepat dalam aktivitas ekonomi.Dengan adanya uang sebagai alat ukur, menjadikan penyajian akuntansi dengan unit moneter lebih dapat terkomunikasikan atas informasi sumber daya ekonomi yang dimiliki dan tersaji dalam bentuk informasi.
3.9
KONSEP PENGAKUAN DAN PUNGUKURAN AKUNTANSI 1. Defenisi pengakuan dan pengukuran akuntansi 35
2. Pengakuan akuntansi a) Pengakuan pendapatan b) Pengakuan biaya c) Pengakuan laba dan rugi d) Pengakuan laba dan rugi investasi terbatas 3. Konsep pengukuran akuntansi a) Konsep kesesuaian b) Sifat-sifat pengukuran c) Sifat-sifat yang harus diukur d) Nilai setara kas diperkirakan akan direalisasi atau dibayar e) Relavuasi asset, liabilitas, dan investasi terbatas pada akhir periode akuntansi f) Penerapan asset, liabilitas dan investasi terbatas g) Sifat pengukuran kepada nilai setara kas
3.10
KARAKTERISTIK KUALITATIF SERTA PENYIAPAN DAN PENYAJIAN INFORMASI AKUNTANSI 1. Karakteristik kualitatif informasi akuntansi a) Arti karakteristik kualitaf informasi akuntansi b) Relevansi c) Reealibilitas d) Dapat dibandingkan e) Konsisten f) Dapat dimengerti 2. Penyiapan dan penyajian informasi akuntansi a) Materialitas b) Biaya informasi c) Pembukaan yang cukup
36
BAB IV PENUTUP
4.1
Kesimpulan Pasar uang/money market adalah suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara. Sedangkan yang dimaksud dengan dana jangka pendek adalah dana-dana yang dihimpun dari perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari satu hari sampai satu tahun, yang dapat diperjual belikan didalam pasar uang. Pasar uang (money market) adalah pasar di mana diperda-gangkan surat-surat berharga jangka pendek. Pasar valuta asing (foreign exchange market) adalah pasar di mana diperdagang-kan surat-surat berharga dalam suatu mata uang dengan melibatkan mata uang lain. Valuta asing atau yang biasa disebut dengan valas, atau yang dalam bahasa asing dikenal dengan foreign exchange (Forex) merupakan mata uang yang dikeluarkan sebagai alat pembayaran yang sah di negara lain. Valuta asing akan mempunyai suatu nilai apabila valuta tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya tanpa pembatasan. Langkah pengembangan standar akuntansi keuangan bank Islam dimulai pada tahun 1987. Sedikit nya lima volume telah terkumpul dan tersimpan di perpustakaan Islamic Research and Training Institute,Islamic Development Bank (IDB). Studi itu telah mendorong pembentukan Acounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (Organisasi Akuntansi Keuangan untuk Bank dan Lembaga Keuangan Islam) yang didaftarkan sebagai organisasi nirlaba di Bahrain pada tahun 1411 H (1991).
4.2
Saran
37
Penulis sepenuhnya menyadari akan kekurangan makalah kami, dengan penuh kerendahan hati, penulis menanti kritik/saran yang bersifat membangun guna memperbaiki makalah kami selanjutnya .
DAFTAR PUSTAKA Syafi’i Antonio, Muhammad. 2001. Bank Syariah dari teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani. Nurhayati,Sri.2008.Akuntansi Syariah di Indonesia.Jakarta :Salemba Empat. https://www.google.co.id/? gws_rd=cr,ssl&ei=ocdhVfXSJ47nuQSE44PQBg#q=Aspek+Akuntansi+pada+Perbankan+Sy ariah http://belajarforex.com/dasar-forex-trading/pengenalan-forex-trading.html Perry Warjiyo dan Solikin dalam Veithzal Rivai , dkk. Bank and Financial Institution Management Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, (Jakarta: PT Raja-GrafindoPersada, 2008), EdisiRevisi. http://www.seputarforex.com/belajar/forex/tingkat_dasar/pengenalan_dasar_forex.php
38