MODUL PRAKTIKUM AKUNTANSI BIAYA DAN PRAK
Versi
3.0
Tahun Penyusunan
2011
Tim Penyusun
1. Hantoro Arief Gisijanto 2. Radi Sahara 3. C. Widi Pratiwi 4. Novi Indah Purwaningsih 5. Syahreza Marasutan Pohan 6. Suhaenah
Laboratorium Akuntansi Lanjut A Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UNIVERSITAS GUNADARMA
Pertemuan 7 Departementalisasi BOP (Factory Overhead Departmentalization)
Objektif: 1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep dan pengertian Departementalisasi BOP 2. Mahasiswa dapat melakukan perhitungan Departementalisasi BOP
Page 2
P7.1 Teori DEPARTEMENTALISASI BOP (Factory Overhead Departmentalization) Departementalisasi BOP adalah Pembagian pabrik ke dalam bagian-bagian yang disebut Departemen dimana BOP akan dibebankan. Departementalisasi BOP bermanfaat untuk pengendalian biaya dan ketelitian penentuan harga pokok produk. I. Cara Penentuan Tarif BOP Departementalisasi Langkah-langkah penentuan tarif biaya overhead departementalisasi adalah sebagai berikut : 1. Disusun terlebih dahulu anggaran biaya overhead pabrik per departemen. Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik per departemen dibagi menjadi empat tahap utama berikut ini: a. Penaksiran BOP langsung departemen atas dasar kapasitas yang direncanakan untuk tahun anggaran. b. Penaksiran BOP tak langsung departemen. Distribusi BOP tak langsung departemen ke departemen-departemen yang menikmati manfaatnya. c. Penjumlahan BOP per departemen (baik BOP langsung maupun departemen tak langsung) untuk mendapatkan anggaran BOP per departemen (baik departemen produksi maupun departemen pembantu) 2. Mengalokasikan departemen BOP departemen pembantu ke departemen
produksi
dengan cara : a. Metode alokasi langsung Dalam metode alokasi langsung BOP departemen pembantu di alokasikan ke tiaptiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departeman pembantu hanya dinikmati oleh departemen produksi saja. Tidak ada departeman pembantu yang memakai jasa departemen pembantu lain. b. Metode alokasi bertahap Metode alokasi bertahap digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja. Tetapi digunakan pula oleh departemen pembantu lain. Page 3
Metode alokasi bertahap dibagi menjadi 2 kelompok yaitu : 1. Metode alokasi bertahap yang memperhitungkan jasa timbal balik antar departemendepartemen pembantu. Yang termasuk ke dalam metode ini adalah: a. Metode alokasi kontinyu (continous allocation method) Yaitu BOP departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa dialokasikan secara terus menerus, sehingga jumlah BOP yang belum di alokasikan menjadi tidak berarti. b. Metode aljabar (algebraic method) Dalam metode ini jumlah biaya tiap-tiap departemen pembantu dinyatakan dalam persamaan aljabar.
2. Metode alokasi bertahap yang tidak memperhitungkan transfer jasa timbal balik antar departemen pembantu. Metode alokasi yang termasuk dalam kelompok ini adalah ”metode urutan alokasi yang diatur” (specified order of closing).
II. Perhitungan Tarif Pembebanan BOP Per Departemen
Istilah yang dipakai untuk menggambarkan pembagian BOP tak langsung departemen kepada departemen-departemen yang menikmati manfaatnya, baik departemen produksi maupun departemen pembantu adalah distribusi BOP.
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP departemen pembantu ke deparatemen produksi, atau dari departemen pembantu ke departemen pembantu yang lain dan departemen produksi adalah alokasi BOP.
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan pembagian BOP di departemen produksi kepada produk adalah pembebanan BOP.
DEPARTEMEN PRODUKSI
DEPARTEMEN PEMBANTU
D
Rp. xxx
R
Rp. xxx
E
Rp. xxx
S
Rp. xxx
F
Rp. xxx
T
Rp. xxx
G
Rp. xxx
H
Rp. Xxx
Page 4
Departmen Produksi
Jasa dari Departmen Pembantu
D
E
F
G
H
Departmen Pembantu R
xx%
xx%
xx%
xx%
xx%
Departmen Pembantu S
xx%
xx%
xx%
xx%
xx%
Departmen Pembantu T
xx%
xx%
xx%
xx%
xx%
Departemen Produksi
Kapasitas normal
D
xxx / unit
E
xxx / unit
F
xxx / unit
G
xxx / unit
H
xxx / unit
TABEL ALOKASI BUDGET BOP (BUDGET FOH ALLOCATION TABLE)
KETERANGAN Budget
JML
DEP PRODUKSI
DEP PEMBANTU
D
E
F
G
H
R
S
T
BOP
Sblm Alokasi
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
xxx
Alokasi DEP R
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
-
-
Alokasi DEP S
xxx.
xxx.
xxx.
xxx
xxx.
xxx.
-
xxx.
-
Alokasi DEP T
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
-
-
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
xxx.
xxx
xxx.
xxx.
xxx.
0
0
0
Alokasi
Dari
DEP Pembantu Budget
xxx
BOP
Stlh Alokasi
Page 5
PERHITUNGAN TARIF BOP DEP PRODUKSI
Budget BOP
Kapasitas Normal
Tarif
Setelah Alokasi
D
Rp. xxx
xxx / unit
Rp. xxx /unit
E
Rp. xxx
xxx / unit
Rp xxx/unit
F
Rp. xxx
xxx / unit
Rp xxx /unit
G
Rp. xxx
xxx / unit
Rp. xxx /unit
H
Rp. xxx
xxx / unit
Rp. xxx /unit
Page 6
P7.2 Contoh Kasus DEPARTEMENTALISASI BOP (Factory Overhead Departmentalization) Di dalam menghitung tarif BOP untuk tahun 2010 PT. BULAK BALIK menggunakan metode langsung (direct alocation method) untuk masing-masing departemen produksi. Berikut ini jumlah BOP (FOH) sebelum adanya alokasi dari departemen pembantu O,P, dan Q adalah sebagai berikut : PT. KAWAN LAMA menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran perusahaan untuk Maret 2009 dengan kapasitas normal 10.000 jam mesin disajikan sebagai berikut : ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Departmen Produksi (Prodution Departmen) O
Rp. 6.000.000
Departmen Produksi (Prodution Departmen) P
Rp. 8.000.000
Departmen Produksi (Prodution Departmen) Q
Rp. 7.000.000
Departmen Produksi (Prodution Departmen) R
Rp. 6.000.000
Departmen Produksi (Prodution Departmen) S
Rp. 4.000.000
Departmen Pembantu (Service Departmen) X
Rp. 5.000.000
Departmen Pembantu (Service Departmen) Y
Rp. 8.000.000
Departmen Pembantu (Service Departmen) Z
Rp. 9.000.000
Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departmen pembantu untuk setiap departmen produksi yang dirinci sebagai berikut : Jasa dari Departmen Pembantu
Departmen Produksi O
P
Q
R
S
Departmen Pembantu X
20%
22%
20%
10%
28%
Departmen Pembantu Y
24%
16%
22%
14%
24%
Departmen Pembantu Z
20%
18%
24%
20%
18%
Page 7
Dasar pembebanan untuk menghitung tarif BOP masing-masing Departmen Produksi adalah sebagai berikut :
Departemen Produksi
Kapasitas normal
O
80.000 / unit
P
60.000 / unit
Q
80.000 / unit
R
60.000 / unit
S
60.000 / unit
Diminta : 1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu ke departemen produksi menggunakan metode alokasi langsung (direct allocation method) ! 2. Hitunglah tabel
BOP
untuk
masing-masing departemen produksi,
apabila
pembebanan tarif BOP berdasarkan kapasitas normalnya (normal capacity) !
Jawaban : 1. Buka aplikasi Departementalisasi BOP
2. Masukkan nama perusahaannya, di tab 3. Pada departemen produksi, masukkan jumlah anggaran Departemen Produksi O, di tab 4. Masukkan jumlah anggaran Departemen Produksi P, di tab 5. Masukkan jumlah anggaran Departemen ProduksiQ, di tab 6. Masukkan jumlah anggaran Departemen Produksi R, di tab 7. Masukkan jumlah anggaran Departemen Produksi S, di tab
Page 8
8. Setelah di tab kemudian masukkan jumlah anggaran pada Departemen Pembantu
9. Masukkan jumlah anggaran pada Departemen pembantu X, di tab 10. Masukkan jumlah anggaran pada Departemen pembantu Y, di tab 11. Masukkan jumlah anggaran pada Departemen pembantu Z, di tab
12. Setelah pengisian jumlah anggaran Deartemen Pembantu Z, dilanjutkan dengan memasukkan jumlah jasa dari departemen pembantu
Page 9
13. Masukkan jumlah persentase jasa dari Departemen Pembantu X untuk masing-masing Departemen Produksi, di tab 14. Masukkan jumlah persentase jasa dari Departemen Pembantu Y untuk masing-masing Departemen Produksi, di tab 15. Masukkan jumlah persentase jasa dari Departemen Pembantu Z untuk masing-masing Departemen Produksi, di tab
16. Setelah itu dilanjutkan dengan memasukkan jumlah Dasar pembebanan untuk menghitung tarif BOP masing-masing Departmen Produksi
17. Masukkan jumlah Kapasitas Normal dari Departemen Produksi O, di tab 18. Masukkan jumlah Kapasitas Normal dari Departemen Produksi P, di tab 19. Masukkan jumlah Kapasitas Normal dari Departemen Produksi Q, di tab 20. Masukkan jumlah Kapasitas Normal dari Departemen Produksi R, di tab 21. Masukkan jumlah Kapasitas Normal dari Departemen Produksi S, di tab
Page 10
22. Klik Command Button Output / Next untuk melanjutkan penghitungan
23. Masukkan jumlah budget BOP sebelum alokasi, di tab 24. Masukkan jumlah budget BOP sebelum alokasi pada Departemen Produksi O, di tab 25. Masukkan jumlah budget BOP sebelum alokasi pada Departemen Produksi P, di tab 26. Masukkan jumlah budget BOP sebelum alokasi pada Departemen Produksi Q, di tab 27. Masukkan jumlah budget BOP sebelum alokasi pada Departemen Produksi R, di tab 28. Masukkan jumlah budget BOP sebelum alokasi pada Departemen Produksi S, di tab 29. Masukkan jumlah budget BOP sebelum alokasi pada Departemen Pembantu X, di tab 30. Masukkan jumlah budget BOP sebelum alokasi pada Departemen Pembantu Y, di tab 31. Masukkan jumlah budget BOP sebelum alokasi pada Departemen Pembantu Z, di tab
32. Setelah Budget BOP sebelum alokasi, kemudian dilanjukan dengan memasukkan jumlahjumlah Alokasi departemen X, Y, dan Z
33. Masukkan jumlah Alokasi Dept. X, di tab 34. Masukkan jumlah Alokasi Dept. X pada Departemen Produksi O, di tab 35. Masukkan jumlah Alokasi Dept. X pada Departemen Produksi P, di tab 36. Masukkan jumlah Alokasi Dept. X pada Departemen Produksi Q, di tab 37. Masukkan jumlah Alokasi Dept. X pada Departemen Produksi R, di tab Page 11
38. Masukkan jumlah Alokasi Dept. X pada Departemen Produksi S, di tab 39. Masukkan jumlah Alokasi Dept. X pada Departemen Pembantu X, di tab 40. Masukkan jumlah Alokasi Dept. Y, di tab 41. Masukkan jumlah Alokasi Dept. Y pada Departemen Produksi O, di tab 42. Masukkan jumlah Alokasi Dept. Y pada Departemen Produksi P, di tab 43. Masukkan jumlah Alokasi Dept. Y pada Departemen Produksi Q, di tab 44. Masukkan jumlah Alokasi Dept. Y pada Departemen Produksi R, di tab 45. Masukkan jumlah Alokasi Dept. Y pada Departemen Produksi S, di tab 46. Masukkan jumlah Alokasi Dept. Y pada Departemen Pembantu Y, di tab 47. Masukkan jumlah Alokasi Dept. Z, di tab 48. Masukkan jumlah Alokasi Dept. Z pada Departemen Produksi O, di tab 49. Masukkan jumlah Alokasi Dept. Z pada Departemen Produksi P, di tab 50. Masukkan jumlah Alokasi Dept. Z pada Departemen Produksi Q, di tab 51. Masukkan jumlah Alokasi Dept. Z pada Departemen Produksi R, di tab 52. Masukkan jumlah Alokasi Dept. Z pada Departemen Produksi S, di tab 53. Masukkan jumlah Alokasi Dept. Z pada Departemen Pembantu Z, di tab
54. Setelah memasukkan jumlah alokasi departemen X, Y, dan Z, dilanjutkan dengan memasukkan jumlah-jumlah Alokasi dari Departemen Pembantu
55. Masukkan jumlah Alokasi dari departemen pembantu, di tab 56. Masukkan jumlah Alokasi dari departemen pembantu pada Departemen Produksi O, ditab 57. Masukkan jumlah Alokasi dari departemen pembantu pada Departemen Produksi P, di tab 58. Masukkan jumlah Alokasi dari departemen pembantu pada Departemen Produksi Q, ditab 59. Masukkan jumlah Alokasi dari departemen pembantu pada Departemen Produksi R, ditab 60. Masukkan jumlah Alokasi dari departemen pembantu pada Departemen Produksi S, di tab 61. Masukkan jumlah Alokasi dari departemen pembantu pada Departemen Pembantu X, ditab Page 12
62. Masukkan jumlah Alokasi dari departemen pembantu pada Departemen Pembantu Y, ditab 63. Masukkan jumlah Alokasi dari departemen pembantu pada Departemen Pembantu Z, ditab
64. Setelah itu, masukkan jumlah-jumlah budget BOP setelah alokasi
65. Masukkan jumlah budget BOP setelah alokasi, di tab 66. Masukkan jumlah budget BOP setelah alokasi pada Departemen Produksi O, di tab 67. Masukkan jumlah budget BOP setelah alokasi pada Departemen Produksi P, di tab 68. Masukkan jumlah budget BOP setelah alokasi pada Departemen Produksi Q, di tab 69. Masukkan jumlah budget BOP setelah alokasi pada Departemen Produksi R, di tab 70. Masukkan jumlah budget BOP setelah alokasi pada Departemen Produksi S, di tab 71. Masukkan jumlah budget BOP setelah alokasi pada Departemen Pembantu X, di tab 72. Masukkan jumlah budget BOP setelah alokasi pada Departemen Pembantu Y, di tab 73. Masukkan jumlah budget BOP setelah alokasi pada Departemen Pembantu Z, di tab
74. Klik Next untuk melanjutkan ke penghitungan selanjutnya 75. Langkah selanjutnya adalah perhitungan tarif BOP
Page 13
76. Untuk perhitungan tarif BOP hanya tingal menekan Tab hingga akhir, karna jumlah akan muncul otomatis 77. Untuk mengakhiri silahkan klik command button Exit
PT. BULAK BALIK DEPARTEMEN PRODUKSI
DEPARTEMEN PEMBANTU
O
Rp. 6.000.000
X
Rp. 5.000.000
P
Rp. 8.000.000
Y
Rp. 8.000.000
Q
Rp. 7.000.000
Z
Rp. 9.000.000
R
Rp. 6.000.000
S
Rp. 4.000.000 Jasa dari Departmen Pembantu
Departmen Produksi O
P
Q
R
S
Departmen Pembantu X
20%
22%
20%
10%
28%
Departmen Pembantu Y
24%
16%
22%
14%
24%
Departmen Pembantu Z
20%
18%
24%
20%
18%
Departemen Produksi
Kapasitas normal
O
80.000 / unit
P
60.000 / unit
Q
80.000 / unit
R
60.000 / unit
S
60.000 / unit Page 14
I. TABEL ALOKASI BUDGET BOP (BUDGET FOH ALLOCATION TABLE) KETERANGA N Budget
DEP PRODUKSI
JML
DEP PEMBANTU
O
P
Q
R
S
X
Y
Z
6.000.
8.000.
7.000.
6.000
4.000
5.000
8.000
9.000
.
.
.
.
.
500.
1.400
5.000
.
.
BOP
Sblm Alokasi
31.000 .
Alokasi DEP X
5.000.
Alokasi DEP Y
8.000.
Alokasi DEP Z
9.000.
1.000.
1.920.
1.800.
1.100.
1.280.
1.620.
1.000.
1.760.
1.120
1.920
.
.
2.160. 1.800
1.620
. Alokasi
-
-
-
8.000
-
. -
-
9.000
.
.
Dari
DEP Pembantu
22.000
4.720.
4.000.
4.920.
. Budget
3.420
4.940
5.000
8.000
9.000
.
.
.
.
.
9.420
8.940
0
0
0
.
.
BOP
Stlh Alokasi
53.000 10.720 .
12.000 11.920
.
.
.
II. PERHITUNGAN TARIF BOP DEP PRODUKSI
Budget BOP
Kapasitas Normal
Tarif
Setelah Alokasi
O
Rp. 10.720.000
80.000 / unit
Rp.
134/unit
P
Rp. 12.000.000
60.000 / unit
Rp.
200/unit
Q
Rp. 11.920.000
80.000 / unit
Rp.
149/unit
R
Rp. 9.420.000
60.000 / unit
Rp.
157/unit
S
Rp. 8.940.000
60.000 / unit
Rp.
149/unit
Page 15
P7.3 Latihan DEPARTEMENTALISASI BOP Di dalam menghitung tarif BOP untuk tahun 2007 PT. JAMU TOLAK MISKIN menggunakan metode langsung (direct alocation method) untuk masing-masing departemen produksi. Berikut ini jumlah BOP (FOH) sebelum adanya alokasi dari departemen pembantu R,S, dan T adalah sebagai berikut : PT. SIDO MUNCUL menggunakan tarif BOP ditentukan dimuka. Adapun anggaran perusahaan untuk Maret 2008 dengan kapasitas normal 10.000 jam mesin disajikan sebagai berikut : ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Departmen Produksi (Prodution Departmen) D
Rp. 17.000.000
Departmen Produksi (Prodution Departmen) E
Rp. 12.000.000
Departmen Produksi (Prodution Departmen) F
Rp. 13.000.000
Departmen Produksi (Prodution Departmen) G
Rp. 14.000.000
Departmen Produksi (Prodution Departmen) H
Rp. 12.000.000
Departmen Pembantu (Service Departmen) R
Rp. 11.000.000
Departmen Pembantu (Service Departmen) S
Rp. 12.000.000
Departmen Pembantu (Service Departmen) T
Rp. 8.000.000
Dasar alokasi adalah pemakaian jasa departmen pembantu untuk setiap departmen produksi yang dirinci sebagai berikut : Jasa dari Departmen Pembantu
Departmen Produksi D
E
F
G
H
Departmen Pembantu R
20%
25%
30%
15%
10%
Departmen Pembantu S
30%
15%
10%
25%
20%
Departmen Pembantu T
20%
25%
30%
10%
15%
Dasar pembebanan untuk menghitung tarif BOP masing-masing Departmen Produksi adalah sebagai berikut :
Departemen Produksi
Kapasitas normal
Page 16
D
100.000 / unit
E
200.000 / unit
F
100.000 / unit
G
150.000 / unit
H
250.000 / unit
Diminta : 1. Buatlah Tabel Alokasi Budget BOP dari departemen pembantu ke departemen produksi menggunakan metode alokasi langsung (direct allocation method) ! 2. Hitunglah tabel
BOP
untuk
masing-masing departemen produksi,
apabila
pembebanan tarif BOP berdasarkan kapasitas normalnya (normal capacity) !
Page 17
P7.4 Daftar Pustaka Mulyadi. 1993. Akuntansi Biaya. Edisi V. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN Tim Pengembangan LABALA. 1998. Modul Assisten Akuntansi Biaya. Depok
Page 18