Modul Perkuliahan II Modul ke:
02
Metode Penelitian Kualitatif Metode Penelitian Ilmiah
Fakultas
ILMU KOMUNIKASI Program Studi
Public Relations
Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm
Judul Sub Bahasan • Metode Penelitian Ilmiah • Jenis-Jenis Penelitian • Unsur-Unsur Penelitian
Pendahuluan • Melakukan penelitian ilmiah, oleh karena itu, membutuhkan dua set keterampilan - teoritis dan metodologis - dibutuhkan untuk beroperasi di tingkat teoritis dan empiris masing-masing. Keterampilan metodologis ("tahu-bagaimana") relatif standar dan invarian di seluruh disiplin ilmu. Namun, keterampilan teoritis ("tahu-apa") jauh lebih sulit untuk menguasai, membutuhkan tahun observasi dan refleksi, dan keterampilan yang tidak bisa "diajarkan" melainkan belajar dari pengalaman.
Charles Darwin (1809 – 1882) Galileo Galilei (1564 -1642)
Isaac Newton (1643-1727)
Adam Smith (1723-1790) Niels Bohr (1913 – 1963) Albert Einstein (1879 – 1955)
Herbert Simon (1916 – 2001)
• Semua ilmuwan terbesar dalam sejarah umat manusia, seperti Galileo, Newton, Einstein, Niels Bohr, Adam Smith, Charles Darwin, dan Herbert Simon, adalah ahli-ahli teori yang utama utama, dan mereka dikenang karena teori mereka mendalilkan dan mengubah jalannya ilmu pengetahuan. Keterampilan metodologis yang diperlukan untuk menjadi seorang peneliti biasa, tapi keterampilan teoritis yang dibutuhkan untuk menjadi seorang peneliti yang luar biasa (Bhattacherjee, 2012: 4).
Pengertian Metode Ilmiah • Metode ilmiah mengacu pada satu set standar teknik untuk membangun pengetahuan ilmiah, seperti bagaimana untuk membuat pengamatan yang valid, bagaimana menginterpretasikan hasil, dan bagaimana untuk menggeneralisasi hasil tersebut. • Metode ilmiah memungkinkan peneliti untuk secara independen dan imparsial menguji teori yang sudah ada sebelumnya dan temuan sebelumnya, dan menempatkan mereka ke dalam perdebatan terbuka, modifikasi, atau perangkat tambahannya.
Karakteristik Metode Ilmiah 1. Replicability (Peniruan): Orang lain harus mampu secara mandiri meniru atau mengulangi sebuah studi ilmiah dan memperoleh hasil yang mirip, atau setidaknya identik. 2. Precision (Presisi atau Ketepatan): Konsep teoretis, yang sering sulit untuk diukur, harus didefinisikan dengan presisi seperti bahwa orang lain dapat menggunakan definisi untuk mengukur konsepkonsep dan menguji teori. 3. Falsifiability (Kepalsuan): Sebuah teori harus dinyatakan bahwa ia tidak bisa tidak dapat dibuktikan. Teori yang tidak dapat diuji atau dapat dipalsukan bukanlah teori-teori ilmiah dan pengetahuan tersebut bukanlah pengetahuan ilmiah. Sebuah teori yang ditentukan dalam istilah yang tidak tepat atau konsep yang secara akurat terukur namun tidak dapat diuji adalah tidak ilmiah.
• Parsimony (Kesederhanaan/Parsimoni): Ketika ada beberapa penjelasan dari sebuah fenomena, ilmuwan harus selalu menerima penjelasan yang paling ekonomis, sederhana atau logis. Konsep ini disebut kesederhanaan atau "Occam’s Razor". Setiap ilmu pengetahuan harus dapat menggambarkan maupun menjelaskan gejala yang kompleks dalam bentuk yang sederhana-yang mudah dipahami.
• Metode Penelitian Ilmiah merupakan berbagai prosedur yang menunjukan pola-pola dan langkah-langkah dalam pelaksanaan suatu penelitian ilmiah. • Metode penelitian ilmiah didukung oleh beberapa teknik penelitian (suatu cara operasional dan teknis yang lebih terinci dalam melakukan penelitian) misalnya teknik penarikan sampel, teknik pengumpulan data, penyusunan skala, tabulasi data, teknik analisa dan sebagainya.
Jenis-Jenis Penelitian Ilmiah 1. Penelitian Eksploratif • Penelitian ini bertujuan untuk menggali data, tanpa mengoperasionalisasi konsep atau menguji konsep pada realitas yang diteliti. Penelitian ini paling sederhana dan mendasar (biasanya kualitatif). Jenis penelitian eksplorasi dikenal juga dengan nama grounded reserach. • Menurut Bungin (2001: 29) penelitian ini bertolakbelakang dari penelitian lainnya. Jika penelitian lainnya pada umumnya diawali oleh desain penelitian, namun grounded research tidak. Peneliti langsung terjun ke lapangan, semuanya dilaksanakan di lapangan. Rumusan masalah ditemukan di lapangan, data merupakan sumber teori,teori berdasarkan data sehingga teori juga lahir dan berkembang di lapangan.
• Penelitian eksploratif sering dilakukan di daerah-daerah penyelidikan yang baru ataupun mengenai masalah-masalah yang jarang diteliti, di mana tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk memperluas cakupan atau meluaskan fenomena masalah, atau perilaku tertentu;
suatu
2.
Untuk menghasilkan beberapa ide awal (atau "dugaan ") tentang fenomena itu, atau;
3.
Untuk menguji kelayakan melakukan studi lebih luas mengenai fenomena itu.
2. Penelitian Deskriptif • Penelitian deskriptif diarahkan untuk membuat pengamatan yang cermat dan dokumentasi rinci dari fenomena yang menarik. Pengamatan ini harus didasarkan pada metode ilmiah (yaitu, harus dapat direplikasi, tepat, dll), dan karena itu, lebih dapat diandalkan daripada pengamatan kasual oleh orang-orang tidak terlatih. • Merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan kondisi objek penelitian sesuai dengan keadaan yang ditemukan atau diamati di lapangan. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai pengamat dan hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala alamiah dan mencatatnya.
• Merupakan tipe penelitian yang memberikan sebuah penjelasan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan kondisi subyek ataupun obyek penelitian dengan menjelaskan kedudukan serta hubungan antara variabel-variabel berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. • Jenis penelitian ini bertujuan membuat deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau objek tertentu. Peneliti sudah mempunyai konsep (biasanya satu konsep) dan kerangka konseptual. Melalui kerangka konseptual (landasan teori), peneliti melakukan operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel beserta indikatornya. Penelitian ini menggambarkan realitas yang sedang diteliti tanpa menjelaskan hubungan antarvariabel.
3. Penelitian Eksplanatif • Penelitian eksplanatori mencari penjelasan fenomena yang diamati, masalah, atau perilaku. Sementara penelitian deskriptif meneliti apa, di mana, dan kapan suatu fenomena, penelitian explanatori mencari jawaban mengapa dan bagaimana jenis pertanyaan. Ia mencoba untuk "menghubungkan titik-titik" dalam penelitian, dengan mengidentifikasi faktor-faktor penyebab dan hasil dari fenomena sasaran. • Merupakan tipe penelitian yang memberikan sebuah penjelasan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan kondisi subyek ataupun obyek penelitian dengan menjelaskan kedudukan serta hubungan antara variabel-variabel berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Unsur-Unsur Penelitian Ilmiah • Prosedur atau proses penelitian secara lebih operasional melibatkan unsur-unsur penelitianya. Unsur-unsur penelitian setidaknya terdiri dari : 1. Obyek penelitian yang didalamnya terdapat permasalahan; 2. Minat peneliti dan gagasan sebagai hasil pemikiran; 3. Teori-teori; 4. Konsep-konsep pembentuk teori dan hubungan antar konsep yang diproposisikan teori; 5. Konstruk; konsep yang telah dibatasi pengertiannya; 6. Variabel; hasil operasionalisasi konsep sebagai unsur hipotesis; 7. Hipotesis penelitian; jawaban sementara atas perumusan masalah yang merupakan hubungan teoritik antara dua atau lebih variabel penelitian;
8. Teknik penelitian; 9. Instrumen penelitian; 10.Populasi, sampel, teknik penatikan sampel, alokasi sampel; 11.Jadwal dan penelitian tempat (dapat pula organisasi peneliti dan alokasi anggaran); 12.Data; 13.Tekhnik analisis data; 14.Kriteria/ukuran (teoritik) sebagai pembanding dan penilaian; 15.Uji hipotesis (jika ada hipotesis); 16.Temuan penelitian; 17.Teknik penulisan dan penyusunan usulan penelitian; 18.Tekhnik penulisan dan penyusunan laporan penelitian;
Referensi Bhattacherjee, Anol (2012). Social Science Research: Principles, Methods, and Practices, 2nd edition. University of South Florida, USA. Bungin, Burhan, (2006). Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Mulyana, Dedy (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rakhmat ,Jalaludin (1999). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Terima Kasih Ponco Budi Sulistyo., S.Sos., M.Comm