MODUL MEMBANGUN KOMITMEN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL PENGGERAK SWADAYA MASYARAKAT
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAN INFORMASI KEMENTERIAN DESA PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah , dah inayah-Nya kepada kami,
sehingga
kami
dapat
menyelesaikan
penyusunan
modul
“Membangun Komitmen Pembelajaran”. Modul yang diperuntukkan bagi para peserta pendidikan dan pelatihan (Diklat) Penggerakan Swadaya Masyarakat. Modul ini kami susun dengan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kepada semua pihak yang telah berkontruksi dalam proses pembuatan modul ini kami menyampaikan banyak terima kasih semoga budi baik bapak dan Ibu sekalian mendapat balasan dari Allah SWT, Amiin YRA. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa bahkan dari segi materinya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami mengharapkan segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki modul ini. Akhir kata kami berharap semoga modul Membangun Komitmen Pembelajaran ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca dalam proses pendidikan dan latihan bagi Penggerak Swadaya Masyarakat.
Jakarta,
Desember 2015 Penyusun
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Berlakang ............................................................................................................ 1
B.
Deskripsi Singkat .......................................................................................................... 2
C. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................... 4
BAB II MEMBINA SUASANA BELAJAR A.
Belajar dan Pembelajaran ........................................................................................... 5
B.
Gaya Belajar ................................................................................................................. 6
C. Jenis Modalitas Belajar ................................................................................................ 7
BAB III MENGENAL DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN A.
Mengenal Diri Sendiri ................................................................................................ 11
B.
Mengenal Orang lain .................................................................................................. 17
C. Cara Mudah Mengenal Orang Lain ........................................................................ 17
BAB IV MEMBINA KOMITMEN DALAM PEMBELAJARAN A.
Pengantar .................................................................................................................... 22
B.
Pentingnya Komitmen dalam Pembelajaran .......................................................... 23
C. Peranan Pembina Komitmen Belajar (Buildinfg Learning Commitment) .......... 24 DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Bahwa keberhasilan Pendidikan dan Pelatihan bagi Penggerak Suwadaya Masyarakat antara lain harus didukung oleh proses pembelajaran yang berjalan dengan tertib dan lancar, hubungan antar peserta yang akrab, hubungan antara peserta dengan panitia dan widyaiswara juga harus terjalin dengan baik. Situasi seperti ini merupakan syarat mutlak bagi terciptanya proses pembelajaran yang kondusif, yang pada akhirnya setelah Diklat selesai para peserta diharapkan dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama Diklat, keterampilan dan sikap yang diperoleh dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
Keberhasilan Diklat
secara keseluruhan ditentukan oleh tingkat kesiapan peserta dalam proses belajar mengajar, baik kesiapan secara fisik maupun kesiapan secara mental emosional. Kondisi seperti ini baru akan dapat tercapai apabila seluruh peserta saling mengenal dengan baik
teman seangkatannya, dengan siapa mereka akan
bekerjasama serta siapa sebenarnya dirinya dan siapa orang lain yang berada diluar dirinya.
Disamping itu perlu juga aturan main dalam bekerjasama dan
berperilaku yang seharusnya dan memahami program yang akan diikuti selama Diklat berlangsung. Membangun komitment Pembelajaran (Building Learning Commitment) pada prisipnya adalah menyiapkan peserta Diklat agar saling membangun kepercayaan sesama peserta (trust), memiliki sikap keterbukaan (openness), memiliki rasa
tanggung jawab (responsibility) dan merasa dirinya merupakan bagian tidak terpisahkan dari yang lainnya (interdependency).
Melalui beberapa materi yang
dilengkapi dengan simulasi dan dinamika kelompok peserta diajak untuk lebih mengenal lebih baik diri mereka sendiri dan orang lain, membekali mereka dalam membina kerjasama dalam sebuah kelompok, memimpin dan berkomunikasi yang efektif, mengambil keputusan dengan akurat, mengendalikan diri serta berdisiplin dan bertanggung jawab. B. Diskripsi Singkat Mata Diklat Membangun Komitmen Pembelajaran (Building Learning Commitment) dimaksudkan agar semua peserta Diklat mampu menciptakan komitment yang positif dan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif agar semua pihak dapat memperoleh manfaat yang maksimal dari proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Penguasaan tentang belajar dan bekerja berkelompok dengan komitmen tinggi merupakan langkah pertama dan utama dalam proses pembelajaran yang berkualitas.
Oleh karena itu untuk dapat
mencapai maksud tersebut diperlukan upaya dari Widyaiswara untuk menyediakan sarana dan media pembelajaran yang menyenangkan, dan para peserta Diklat dituntut untuk secara sadar dan sungguh-sungguh untuk dapat menetapkan dan melaksanakan komitment yang mereka rumuskan dan sepakati secara bersama. Berbicara mengenai komitmen memang selalu dikaitkan dengan pengucapan dan perilaku seseorang terhadap apa yang sudah diyakininya. Seseorang yang sudah berani berkomitmen dan membuktikannya merupakan contoh pribadi yang
bertanggungjawab dan bisa dijadikan sebagai panutan dalam kehidupan seharihari. Adapun yang dimaksud dengan istilah komitmen adalah merupakan suatu
janji
yang diucapakan seseorang pada diri sendiri dan orang lain yang harus tercermin dalam tindakan atau tingkah laku yang bersangkutan.
Komitmen merupakan
pengakuan seutuhnya, sebagai sikap yang sebenarnya yang berasal dari watak yang keluar dari dalam diri seseorang. Komitmen akan mendororong rasa percaya diri, dan semangat kerja, menjalankan tugas menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Hal ini ditandai dengan peningkatan kualitas phisik dan psikologi dari hasil kerja. Sehingga segala sesuatunya menjadi menyenangkan bagi seluruh peserta Diklat. Sudah saatnya kita harus selalu berkomitmen, karena dengan komitmen sesorang mempunyai keteguhan jiwa, stabilitas sosial tinggi, toleransi,
mampu
bertahan pada masa sulit, dan tidak mudah terprovokasi. Belajar dan bekerja dalam kelompok menyediakan ruang strategis bagi terwujudnya tujuan pembelajaran terutama yang sifatnya efek pengiring, seperti kemauan dan kemampuan bekerjasama, saling menghargai, toleransi, sikap saling memperhatikan orang lain, dan sebagainya. Sehubungan hal tersebut perlu dibangun komitmen pembelajaran (Building Learning Commitment). Sesuai dengan kodratnya manusia mempunyai kemampuan untuk belajar, berkembang dan untuk maju, meskipun pada kenyataannya ia akan mengalami berbagai kesulitan, ketidaknyamanan, rasa tidak puas, kesakitan bahkan mengalami kegagalan. Perubahan atau hasil dari proses belajar akan tercermin dari perubahan perilaku,
misalnya berupa peningkatan kapabilitas untuk bekerja, disposisi pengetahuan, sikap, minat, keterampilan dan lain-lain. Belajar dan bekerja dalam kelompok menyediakan ruang strategis bagi terwujudnya tujuan pembelajran, terutama yang sifatnya efek pengiring seperti kemauan dan kemampuan bekerjasama, saling menghargai, toleransi, sikap memperhatikan orang lain dan sebagainya. Mata Diklat menciptakan
BLC ini dimaksudkan agar semua peserta diklat mampu
komitment
yang
pasti
dan
mampu
menciptakan
suasana
pembelajaran yang kondusif, agar semua pihak memperoleh manfaat yang maksimal dari proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
C. Tujuan Pembela jaran 1. Tujuan Pembelajaran Umum (TPU) Sertelah mengikuti kegiatan pembelajaran “Building Learning Commitment”, peserta diharapkan mampu memahami diri sendiri dan orang lain serta mampu melaksanakan kegiatan membangun komitmen pembelajaran. 2. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran “Building Learning Commitment”, diharapkan dapat meningkatkan kompetensi sebagai Penggerak Swadaya Masyarakat agar mengenal diri dan orang lain serta mampu membangun komitmen belajar dan mengimplementasikannya dalam masyarakat.
BAB II MEMBINA SUASANA BELAJAR A. Belajar dan Pembelajaran Sesuai dengan kodratnya setiap manusia mempunyai tuntutan untuk menuju kehidupan yang lebih baik sebagai bekal hidup kedepan dalam masyarakat, untuk itu perlu ditempuh melalui proses belajar. Dalam pembahasan ini akan kita bahas istilah belajar dan pembelajaran dan gaya belajar. Kata “belajar” adalah merupakan suatu perubahan pada diri seseorang yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan, seseorang baru dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Ada beberapa indicator perubahan yang terjadi akibat belajar : 1. Perubahan akibat belajar dapat terjadi dalam berbagai bentuk perilaku, dari ranah kognitif, afektif,
dan/atau psikomotor.
Jadi
tidak
hanya
terjadi
penambahan pengetahuan saja. 2. Sifat perubahannya relatif permanen, tidak akan kembali kepada keadaan semula. Tidak bisa diterapkan pada perubahan akibat situasi sesaat, seperti perubahan akibat kelelahan, sakit, mabuk, dan sebagainya. 3. Perubahannya tidak harus langsung mengikuti pengalaman belajar. Perubahan yang segera terjadi umumnya tidak dalam bentuk perilaku, tapi terutama hanya dalam potensi seseorang untuk berperilaku. 4. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Berbeda dengan
perubahan
bersifat naluriah.
serta-merta
akibat refleks atau
perilaku
yang
5. Perubahan akan lebih mudah terjadi bila disertai adanya penguat, berupa ganjaran yang diterima - hadiah atau hukuman - sebagai konsekuensi adanya perubahan perilaku tersebut. 6. Perasaan bangga dalam diri karna dapat mengerti dan paham akan apa yang di pelajari. Pembelajaran adalah merupakan suatu proses untuk membantu peserta Diklat agar dapat belajar dengan baik. Didalam pembelajaran terjadi proses interaksi antara peserta Diklat dengan Widyaiswara dan sumber belajar pada suatu lingkungan kelas. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan Widyaiswara agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta Diklat. Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi peserta Diklat dan kreatifitas Widyaiswara. Peserta Diklat yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan Widyaiswara yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan peserta Diklat melalui proses belajar. B. Gaya Belajar “ Learning is most effective when it’s fun”, itu kata-kata yang diucapkan Peter Kline, penulis The Everyday dan Dr. Jeannetle Vos dalam buku mereka “The Learning Revolution”.
Pembelajaran akan efektif apabila menyenangkan, sesuatu akan
menyenangkan apabila sesuai dengan karakter kita masing-masing, demikian juga belajar akan menyenangkan apabila sesuai atau mengikuti gaya kita masingmasing.
Belajar merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam pekerjaan, di sekolah dan dalam situasi antar pribadi. Mengenali gaya belajar akan membantu mengefektifkan pencapaian hasil belajar. Banyak penelitian yang dilakukan untuk mengenali gaya atau cara-cara belajar, namun dari hasilnya mereka sepakat bahwa gaya belajar seseorang umumnya ada 2 (dua) kategori utama, yaitu 1. Bagaimana kita bisa menyerap informasi dengan mudah (modalitas) dan 2. Bagaimana cara kita mengatur dan mengolah informasi tersebut (dominasi otak). Gaya belajar seseorang adalajh kombinasi dari bagaimana ia menyerap dan kemudian mengatur dan mengolah informasi. Jika seseotrang akrab dengan gaya belajarnya sendiri, ia dapat mengambil langkah-langkah penting untuk membantu dirinya belajar lebih cepat dan lebih mudah, dan juga dengan memahami cara belajar orang lain, seperti atasan, rekan, guru, siswa/peserta, suami/istri, orang tua dan anak-anak akan dapat membantu kita memperkuat hubungan dengan mereka. Betapa menyenangkan dan menguntungkan jika seseoarang guru / widyaiswara dapat
menyesuaikan
pengajarannya
dengan
modalitas
masing-masing
siswa/peserta yang berarti bahwa gurunya/widyaiswara berbicara sesuai dengan bahasa yang sama dengan otak peserta. Meskipun kebanyakan orang memiliki semua modalitas, tetapi hampir semua orang cenderung pada salah satu modalitas belajar (Bandler dan Grinder 1981) C. Jenis Modalitas Belajar. Seperti telah disebutkan diatas bahwa modalitas adalah bagaimana kita menyerap informasi dengan mudah (cara termudah menyerap informasi).
Bobbi De Porter dalam bukunya “Quantum Learning” (1999) mengemukakan ada tiga modalitas belajar yang dimiliki seseorang, yaitu visual, auditorial, dan kinestetik. Dibawah ini beberapa karakteristik masing-masing modalitas. 1. Visual (belajar dengan cara memilih) a. Mencorat-coret tanpa arti ketika berbicara di telepon b. Berbicara dengan cepat c. Rapi dan teratur d. Lebih suka melihat peta daripada mendengar penjelasannya e. Mengingat apa yang dilihat dari pada apa yang didengar f. Sering menjawab pertanyaan dengan jawaban singkat “YA” atau “Tidak” Selain itu, banyak ciri-ciri perilaku lain yang merupakan petunjuk kecenderungan belajar Anda. Ciri-ciri berikut ini akan membantu Anda menyesuaikan dengan modalitas belajar Anda yang terbaik antara lain yaitu teliti terhadap detail, mementingkan penampilan, misalnya dalam hal berpakaian, pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam pikiran mereka, biasaanya tidak terganggu dengan keributan, mempunyai masalah untuk mengingat instruksi verbal, kecuali jika ditulis dan sering kali minta bantuan orang untuk mengulanginya, pembaca cepat dan tekun, lebih suka dibaca daripada dibacakan.
2. Auditorial (Belajar dengan cara mendengar) a. Berbicara kepada diri sendiri pada saat bekerja b. Mudah terganggu oleh keributan
c. Menggerakan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca d. Merasa kesulitan dalam menulis tapi hebat dalam berbicara. e. Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama dan warna suara f.
Suka berbicara, suka berdiskusi dan menjelaskan sesuatu dengan panjang lebar.
Selain itu banyak ciri-ciri perilaku lain yang merupakan petunjuk kecenderungan belajar Anda, seperti berbicara dalam irama terpola, biasanya pembicara yang fasih, belajar dengan mendengarkan dan mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat, mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visualisasi, seperti memotong bagian-bagian hingga sesuai satu sama lain, lebih suka gurau lisan daripada membaca komik. 3. Kinestetik (Belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh) a. Berbicara dengan perlahan b. Menanggapi perhatian fisik c. Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka d. Berdiri dengan orang ketika berbicara e. Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak. Selain itu, banyak ciri-ciri perilaku lain yang merupakan petunjuk kecenderungan belajar Anda, seperti mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar, belajar melalui praktik, menghafal dengan cara berjalan dan melihat, menggunakan jari sebagai penunjuk ketika membaca, banyak menggunakan isyarat tubuh, tidak dapat duduk diam untuk waktu yang lama, tidak dapat
mengingat geografi, kecuali jika mereka memang pernah berada di tempat itu, menggunakan kata-kata yang mengandung aksi, kemungkinan tulisannya jelek, ingin melakukan segalaa sesuatu, menyukai permainan yang menyibukkan. Selain itu Anda dapat mengenali modalitas anda atau orang lain, antara lain dengan mendengar petunjuk-petunjuk dalam berbicara seperti ungkapanungkapan “tampaknya itu cocok untukku” (visual) atau “kedengarannya itu sesuai sekali dengannya” (auditorial) dan “saya dapat merasakan apa yang kamu maksudkan” (kinestetik). Disamping itu dapat juga diketahui dari perilakunya saat menghadiri seminar atu lokakarya atau mendengarkan gurunya.
Apabila menyerap informasi lebih
banyak pada waktu membaca makalah atau mendengarkan penyajian. Orang auditorial lebih suka mendengar materinya dan kadang-kadang kehilangan urutannnya ketika mereka mencoba mencatat. Orang-orang Visual lebih suka membaca makalahnya dari pada mendengarkan atau memperhatikan ilustrasi di papan. Mereka juga membuat catatan-catatan yang sangat baik.
Pelajar
Kinestetik lebih baik dalam aktifitas bergerak dan interaksi kelompok. Mengenai modalitas anda dan modalitas orang lain adalah kunci menjalin hubungan yang efektif dalam bekerja dan kehidupan sehari-hari.
BAB III MENGENAL DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN
A. Mengenal Diri Sendiri Kelas sebagai sebagai suatu sistim social, menunjukan adanya satu pola interaksi dinamis antara aturan, norma dan harapa yang dituntut dalam kegiatan pembelajarandi satu pihak, dan kebutuhan dan keinginan masing-masing pribadi dipihak lain.
Setiap anggota suatu kelas yang mengikuti diklat yang sama
diharapkan memiliki konsep dan komitmen yang sama tentang belajar dalam kelompok, meskipun setiap orang memiliki peran berbeda-beda. Konsep yang sama inilah yang merupakan dasar bagi terciptanya rasa kebersamaan, kehangatan, kekompakan, serta kemantapan dalam menciptakan suasana pembelajaran. Hubungan antara individu terjalin dalam hubungan transaksional, menuju kearah kelompok yang berfungsi, efektif dan sinergi, dalam suasana segar dan menyenankan. Untuk itu setiap anggota kelompok diharapkan memiliki komitmen Yang tinggi dalam seluruh aspek kegiatan pembelajaran. Suatu kelompok kelas pembelajaran akan bergerak dinamis, berkembang dan mampu menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan yang selalu berubahubah dan sulit diramalkan, apabila seluruh anggota kelompok tersebut mampu : 1. Mengambil prakarsa (initiating) tentang apa yang harus dikerjakandan bagaimana cara mengerjkannya; 2. Menyediakan dan memberikan informasi yang relevan; 3. Menyatakan pendapat tentang sesuatu yang sedang dikerjakan atau terjadi dalam suatu kelompok; 4. Menjelaskan, mengulang kembali, atau memperjelas pendapat, ucapan dan perasaa n anggota kelompok. 5. Meyakini bahwa setiap pekerjaan harus direncanakan dengan matang, dilaksankan secara mantap dan diawasi secara berkesinambungan, dipantau, dinilai dan dilaporkan; 6. Meletakan dan mengemukakan standard an kualitas partisipasi anggota kelompok; 7. Mengurangi tekanan atau stress, ketegangan apabila muncul konflik; 8. Melaksanakan kilas balik apa yang sudah dikerjakan dan menyepakati keputusan;
9. Mengatur pembagian tugas, giliran mengumpulkan pendapat, agar dicapai secarsetiap orang mempunyai kesempatan yang sama dan giliranseimbang. Agar semua hal tersebut diatas dapat dicapai secara optimal, maka setiap peserta diklat hendaknya berupaya untuk mengenal dirinya, mengenal temantemannya, kemudian berinteraksi dengan peserta lain, salin tukar informasi dalam kelompok kecil. dibawa ke kelompok besar atau kelas, sehingga mereka akan lebih mengenal semua peserta diklat secara lebih baik, dan menetapkan komitmen bersama dalam belajar selama diklat berlangsung. Banyak instrument yang dpat digunakan sperti “Simulasi Bintang” (lihat modul dinamika kelompok untuk Diklat TNA), Simulasi “Layanan Sepenuh Hati” dan yang akan dipakai disini adalah simulasi
“Coat Of Arms”. Tentu saja simulasi ini bukan satu-
satunya yang dapat dipakai sebagai instrument pembelajaran yang dapat diciptakan, sesuai kebutuhan dan tingkatannya. Banyak orang berpikir dan selalu beranggapan bahwa mengenal lebih banyak orang akan memberikan peluang untuk membuka jaringan yang lebih luas, namun terkadang lupa mengenali diri sendiri sehingga potensi maupun kelemahan yang dimiliki tidak teridentifikasi dengan baik. Akhirnya apa yang menjadi kekuatan yang ada pada diri kita sulit untuk dimaksimalkan dan terkesan tertutupi. Terkadang kita terlalu sibuk untuk bergaul dan mencari serta mengenal sebanyak-banyaknya orang disekitar kita. Kita pun disibukan dengan mencaricari kelemahan orang lain, akan tetapi lupa pada kelemahan yangg ada pada diri sendiri, pada akhirnya yang terjadi justru tidak mengenali diri sendiri. Belajar
mengakui
kelemahan tidak
membuat
kita
menjadi
lemah
dihadapan orang lain, dan justru dari sinilah kemampuan kita akan semakin terasah. Ada banyak sekali cara yang dapat kita lakukan untuk mulai mengenali diri sendiri, serta dapat menjadikan diri sendiri menjadi baik dari segi pemikiran, perasaan maupun tindakan. Banyak sekali keuntungan yang akan kita dapatkan
bila kita menjadi diri sendiri, sedangkan bila kita selalu meniru orang lain yang mungkin lebih sukses, kita akan kehilangan jati diri, serta memiliki kecendrungan untuk menjadi peniru/plagiat Untuk dapat mengenal diri sendiri alangkah baiknya apabila kita awali dengan sebuah pertanyaan sebagai berikut “Pernahkah Saudara bertanya “Siapakah Aku”? Penting bagi kita untuk mengenal diri kita sendiri karena itu merupakan pondasi terkuat untuk Pengembangan Diri. Kenali pula diri kita dari kelemahan maupun kekuatan agar kita dapat memaksimalkan potensi yang kita miliki dan dapat mengelola kelamahan menjadi kekuatan. Apabila kita berhasil mengenali diri sendiri maka besar kemungkinan kita akan mampu menguasai serta mengendalikan diri. Ingatlah selalu bahwa “Yang Menghalangi Kita Adalah Diri Kita Sendiri”,
jadi kalahkan musuh terbesar dalam diri kita untuk mencapai
sukses. Dalam pergaulan manusia sehari-hari mengenal diri sendiri ini sangat diperlukan agar didalam pergaulan dapat tercipta suasana yang selaras serasi dan seimbang, karena dengan mengenal diri sendiri Saudara akan bisa memaksimalkan potensi baik atau hal hal baik yang ada pada diri Saudara, dan menjadikan dirimu sendiri yang sebaik baiknya.
Untuk dapat mengetahui diri
sendiri secara mendalam dan obyektif lakuka langkah-langkah berikut secara jujur.
Dalam latihan mandiri seperti ini sangat perlu sikap kejujuran dan
keterbukaan . Ingat bahwa Saudara ingin mulai lebih baik dalam mengelola dirimu bukan? Lakukanlah langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Ambil selembar kertas kosong kemudian lipat menjadi dua bagian.
2.
Buka kembali lipatan kertas, pada sisi kiri atas tulis minimal 10 (sepuluh) kelebihan-kelebihan atau hal-hal baik yang ada pada diri Saudara (dapat berupa sikap, karakter, sifat, perilaku, bagian tubuh, atribut yang dimiliki, apapun). Jika kamu dapat menyebutkan lebih dari (sepuluh) atau bahkan sampai 20 (duapuluh) itu akan lebih baik.
3.
Pada sisi kanan atas tuliskan nilai atau hal-hal negative secara jujur tentang dirimu.
4.
Setelah menuliskan hal-hal negative maupun positif tentang dirimu, lihatlah dirimu pada sebuah cermin. Lihat lekat-lekat seluruh dirimu secara perlahan, mulai dari ujung kaki sampai ujung kepala, ulangi beberapa kali sampai tidak ada yang terlewat.
5.
Sekarang tulislah hal-hal positif dari apa yang kamu lihat tersebut (dibawah urutan hal positif pada kertas sebelumnya). Apabila yang muncul adalah hal negative, abaikan dulu, dan teruslah mencari hal positif dari yang kamu lihat pada dirimu melalui cermin itu.
Nah jika Saudara telah melakukan kelima lngkah tersebut diatas dengan serius, Saudara telah melakukan refleksi atas identitas, kemampuan dan apa yang ada dalam diri Saudara. Ada juga cara lain untuk mengenal diri sendiri dengan mengkaitan situasi atau moment pada saat kita merespon suatu keadaan, yaitu respon yang kita berikan ketika terjadi atau mengalami sesuatu, dapat berupa pikiran yang muncul, perasaan yang hadir, perkataan, sikap, atau perbuatan. Melalui beberapa bentuk respon tersebut, kita mengenali, seperti apa diri kita yang sesungguhnya. Jika pada situasi-situsi tersebut respon kita konsisten, maka itulah gambaran diri kita yang sesungguhnya.
Apa saja situasi yang memudahkan mengenali diri sendiri tersebut? 1. Mendapatkan tekanan atau cobaan Lihat saja polanya. jika konsisten, maka itulah diri kita yang sesungguhnya. 2. Kejadian yang tak terduga atau tiba-tiba Tidak perlu membayangkan sebuah kejadian besar. Perhatikan lagi diri kita saat kejadian-kejadian kecil yang terjadi secara mendadak, misalnya jatuhnya gelas atau piring, kesalahan mengetik, kehabisan tinta saat akan ngeprint dan sebagainya. Perhatikan pada saat situasi tersebut, apa yang kita katakan, perasaan kita, sikap dan perbuatan kita. Misalnya saja kita menjatuhkan gelas secara tidak sengaja. Mungkin saja kita langsung berseru, “Sialan!”, “Innalillahi......” dan sejenisnya. Tentu kita mengenal mana katakata baik dan mana yang buruk. Kita punya pola yang mana. Begitu juga dengan perasaan kita. Apakah saat gelas jatuh, kita merasa marah, sedih, atau tenang-tenang saja. Perhatikan polanya pada kejadian-kejadian yang serupa. 4. Saat kehilangan Saat kehilangan juga dapat digunakan untuk mengenali diri sendiri. Dengan kata lain, saat kehilangan, kita lebih mudah mengenali diri sendiri. Kehilangan yang dimaksud, bisa kehilangan hal-hal kecil, seperti lupa meletakkan benda, kehilangan uang atau barang, sampai meninggalnya orang tersayang. Seperti halnya saat mengalami kejadian tak terduga, saat kehilangan, kita juga bisa mengamati apa perkataan dan perasaan kita. Mungkin saja kita mengatakan, “Duh, apes dah!”, “Ya sudahlah..”, “Saatnya membuat/mencari lagi..” dan sebagainya. Begitu juga dengan perasaan kita, bisa mangkel, marah, atau tenang-tenang saja. Perhatikan polanya, jika konsisten, maka seperti itulah kita yang sesungguhnya. 4. Saat mendapatkan
Tidak hanya saat kehilangan, saat mendapatkan juga menjadi waktu yang tepat untuk mengenali diri sendiri. Secara lebih mudah, boleh jadi situasi ini dapat membedakan antara orang yang bersyukur dan tidak, antara yang tahu terimakasih atau tidak. Memang, saat mendapatkan bukan situasi yang sangat
akurat
dalam
mengenali
diri
sendiri,
seperti
hanya
ketika
mendapatkan musibah atau kehilangan. Tapi tetap saja bisa menolong kita dalam membuat pola diri kita. Misalnya saat mendapatkan posisi baru di sebuah pekerjaan. Mungkin saja kita berkata, “Wah hebat. Berarti aku dipercaya”, “Jabatan itu amanat”, atau “Ah, ini pasti berat”. Coba cermati kembali, jika konsisten, maka itulah diri kita yang sesungguhnya.
5. Tidak terjadi apapun Maksud dari tidak terjadi apapun adalah saat semuanya tetap sama dalam waktu yang lama, misalnya ketika menunggu. Memang, untuk situasi seperti ini lebih mudah melihat diri kita, apakah kita orang yang telaten, sabar, atau tidak. Coba perhatikan, kata-kata atau perasaan apa yang muncul saat menunggu. Mungkin kita berkata, “Lama banget!”, “Membosankan!”, “Lebih baik aku membaca/meneruskan menulis cerita”, dan sebagainya. Jika katakata dan perasaan kita konsisten, maka itulah diri kita yang sesungguhnya.
Kelima situasi ini punya keakuratan yang berbeda pada setiap orang. Mungkin saja ada orang yang lebih mudah mengenali diri sendiri ketika mendapatkan cobaan, sementara orang lain lebih mudah ketika kehilangan.
Namun demikian, kelimanya bisa saling mendukung dan bisa jadi referensi ketika kita ingin lebih mengenali diri sendiri.
B. Mengenal Orang Lain Mengenal orang lain adalah suatu keharusan dalam kehidupan seharihari, cara mengenal orang lain itu harus diterapkan, membantu dalam kehidupan kita sehari hari.
karena ini sangat
Ketika kita tahu bahwa semua
kegiatan dalam hidup ini seakan harus tahu bagaimana untuk mengenal orang lain dengan baik. Misalkan kita menginginkan sebuah rumah yang besar, nah dalam membangun rumah yang besar ini tentu kita akan membutuhkan bantuan orang lain dalam membangunnya? Untuk itu "kenalilah orang lain dengan baik" dan jangan pernah membuatnya tersinggung atau tidak ingin melihat anda atau tidak menyukai kita ini akan menghambat kita dalam pergaulan sehari-hari. Hal
terpenting
dalam
"mengenal
orang
lain"
adalah berikan
hal
terbaik dalam kehidupan anda saat ini, banyak orang yang mengenal orang lain itu hanya untuk keuntungan atau kepentingan yang semata-mata hanya ada perlunya saja. Kita harus berhati-hati apabila berkenalan dengan orang yang memiliki karakter seperti ini. Selain itu dapat juga terjadi kita mengenal orang lain itu bukannya malah memberi untung malah merugikan kita. Untuk itu sebaiknya harus berhati-hati dalam berkenalan dengan orang lain. C. Cara Mudah Mengenal Orang Lain Apakah anda orang yang mudah sedih, putus asa dan depresi? Ada permasalahan dengan kakasih, saudara, orang tua, teman sekantor atau barang kali dengan atasan anda. Kesedihan anda akan berakhir setelah segala sesuatunya dipahami. Namun untuk dapat memahami orang lain bukanlah semudah membalik telapak tangan, jangankan memahami orang lain, terkadang untuk dapat memahami diri sendiripun kita belum bisa. Jika demikian langkah apa yang akan anda lakukan untuk memahami diri sendiri dan orang lain? Untuk
dapat memahami diri sendiri dan orang lain dapat kita tempuh langkah-langkah sebagai berikut: 1. Berfikir terbuka terhadap diri sendiri dan orang lain. Berfikir terbuka merupakan sarana terpenting untuk perasaan dan dapat menguatkan nilai-nilai kepribadian . Anda mempunyai harga diri yang tinggi, anda mempunyai nilai keperibadian dalam diri anda. Rasakan denyut jantung anda dia berdenyut secara perlahan dan teratur seperti itu pula diri anda memiliki sifat-sifat yang mulia, tetapi tidak sedikit orang yang menganggap dirinya rendah bahkan menolak dirinya sendiri. Pola berfikir terbuka dapat kita arahkan pada hal-hal berikut: berfikir terbuka terhadap diri sendiri, orang tua, teman-teman anda, masa kini, masa lalu, masa depan dan tentang kehidupan itu sendiri. Bukankah dengan menerima alasan-alasan yang masuk akal akan membuat kita memahami orang lain. Selanjutnya Jika anda telah berpikir secara terbuka tentu anda akan mulai berfikir secara menyeluruh, melihat segala sesuatu dari berbagai sudut, bukan menatap permasalahan dari satu sisi, misalnya permasalahan dengan atasan, Bayangkan anda diceramahi oleh atasan gara-gara terlambat menyelesaikan tugas presentasi proyek, waktu yang diberikan selama dua minggu, banyak kegiatan yang harus anda selesaikan dalam dua minggu itu, tiba-tiba waktu penyerahan bahan presentasi sudah tiba. Tidak ayal lagi tentu atasan anda marah-marah, lalu apa yang terjadi? anda mengumpat sendiri dalam hati menyalahkan atasan karna ia marah-marah. Tetapi apakah anda sudah memahami kepentingan si atasan tadi? Mungkin presentasi yang anda buat itu sangat dibutuhkannya sehingga ia memarahi anda karna tidak bisa ia terima tepat waktu. Ketahuilah bahwa kepentingan orang lain juga akan mempengaruhi sikap dan karakter manusia itu sendiri. 2. Gunakanlah rasa sabar Untuk mengenal orang lain tidak akan selesai dalam satu atau dua hari, sama seperti untuk memahami sebuah pelajaran, memahami orang lain
membutuhkan waktu, kita akan mempelajari sifat-sifat orang disekitar kita, contoh teman dekat atau kekasih, jika kekasih anda orang yang tidak suka banyak bicara jangan suka sering bicara yang tidak jelas tujuannya jika berada disamping dia. Di kampus jika dosen anda tidak biasa menerima telepon dari mahasiswanya jangan anda telepon dia, jika orang tua anda sifatnya pemarah jangan membuat hal-hal yang membuatnya marah, jika teman sekantor anda tidak suka dengan asap rokok jangan merokok didekatnya. Seiring dengan berjalannya waktu kita akan dapat melihat dan memahami karakter orang disekitar kita, ada banyak jenis karakter orang disekitar kita, ada yang mudah berintraksi , ada yang tidak. Mempelajari apa yang mereka sukai dan apa yang tidak mereka sukai, dengan demikian anda akan merasa nyaman dan tenang berada di sekitar mereka. Yakinlah bahwa dengan sabar mengetahui karakter orang lain akan sangat membantu kesuksesan anda dalam hidup. Jika rasa sabar belum anda rasakan dalam diri anda untuk memahami orang lain lihatlah pada alam sekitar banyak hal yang mendidik kita untuk sabar, bayangkan anda sedang menanam bunga Ros kesukaan anda di halaman rumah di sore hari, keesokan harinya apakah sang bunga langsung tumbuh? tidak kan?, anda mungkin butuh tiga sampai lima bulan atau lebih supaya setangkai bunganya yang indah dapat anda nikmati. Sekarang coba genggam rambut anda bagi seorang perempuan yang mendambakan rambut panjang akan butuh satu tahun atau dua tahun untuk mendapatkannya, Bagi seorang petani Sawit akan butuh waktu empat sampai lima tahun untuk memanen hasilnya. Tidakkah hal- hal yang demikian mendidik kita untuk memiliki sifat sabar dalam hidup? Bila mana hal-hal di atas mulai dapat membimbing anda untuk memahami orang lain. Percayalah bahwa anda orang yang mudah dapat memahami orang lain. Latihlah diri anda untuk berfikir secara terbuka, yang akan menggiring
anda
pada
kesimpulan
apa
penyebab
timbulnya
suatu
permasalahan, Biasakanlah diri anda berfikir secara menyeluruh agar anda tidak mengambil kesimpulan yang salah, menanamkan rasa sabar dapat memudahkan anda memahami sifat, karakter dan kemauan orang lain.
Sekarang yakinlah anda pada kemampuan anda sendiri untuk memahami orang lain, bergaulah dengan orang-orang di sekitar anda tanpa membuat orang kesal, marah serta emosi. Bilamana anda mempunyai kemampuan memahami orang lain hidup akan terasa lebih bernilai, anda akan bermamfaat bagi orang lain. Ingatkah anda bahwa orang yang paling baik di sisi Allah sesuai ajrannya adalah orang yang bermamfaat bagi orang lain, sebaliknya hindarilah perbuatan membuat orang susah, menyulitkan orangorang di sekitar anda , membuat sedih orang yang kita cintai dll. Bagaimana cara mengenal orang lain agar lebih dekat dan lebih baik, dan mengubah orang lain menjadi memperhatikan dan menguntungkan kita semua. 1. Biasakan diri terlebih dahulu Jika tidak dibiasakan maka kita tidak akan tau karakter orang lain seperti apa. Terkadang dalam membiasakan diri ini sulit bagi pemula, namun bila dilakukannya dengan benar itu tidak sulit, sebagai conoh coba berbicara dengan temannya teman, teman kakak kamu, atau siapalah yang penting tidak mengenali dulu. Nah setelah itu biasakan berbicara dengannya setiap hari. Jika itu terespon maka akan berlanjut ke tahap selanjutnya. 2. Atur Kebersamaan Jika sudah maka tahap berikutnya adalah mengatur kebersamaan. Nah ini penting , sebab mengatur kebersamaan itu diperlukan toleransi diri. Jika tidak maka akan sia-sia. Cobalah untuk makan bersama, atau jalan bersama, atau kemanapun bersama. Walau didampingi teman atau sahabat kamu nggak apa apa kok.. Nah atur kebersamaan dengan teman baru kamu itu. 3. Coba Tes Sedikit Setiap orang perlu mengetes siapapun yang berdekatan dengannya. Nah tak kala dengan anda nih, jika ingin mengenal orang lain yang kamu kenal itu baik atau tidak, maka sebaiknya gunakanlah tes seperti meminjam uang, meminta membelikan sesuatu dengan alasan tertentu, atau
menggunakan cara lain seperti berbicara kepadanya mengenai suatu hal yang penting. 5. Jangan Tergesa-gesa Nah untuk mengenalnya lebih dalam lagi, "disarankan jangan tergesagesa". Ini adalah pengaruh yang begitu penting. Sebab jika kamu tergesagesa untuk meminta bantuan atau hal besar lainnya, maka itu tidak akan bisa anda dapatkan. Namun kalo karakternya itu baik, mungkin masih bisa. 6. Tentukan Pilihanmu Inilah yang paling gampang, yaitu "menentukan pilihan". Nah dalam menentukan pilihan itu tidak sulit, coba bayangkan bila teman baru anda senang terhadap memancing, dan anda pula adalah pemancing ulung. Untuk itu tetaplah pada hobi memancing tersebut sehingga teman baru anda cocok untuk menjadi sahabat baru teman memancing.
BAB IV MEMBINA KOMITMEN DALAM PEMBELAJARAN
A. Pengantar Pada hakekatnya suatu usah atau suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri individu sebagai hasil pengalaman atau hasil interaksi dengan
lingkungannya
perubahan
pengetahuan,
pemahaman
sikap,
dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspekaspek lain. Proses belajar yang terstruktur dan efektif yang disebut Pembelajaran ini suatu kegiatan yang tersusun secara sistematis, terdiri dari pendidik, pesertadidik dan aspek-aspek yang saling berinteraksi satu dengan yang lain untukmencapai suatu tujuan pembelajaran.Dilihat dari pembahasan dan tujuan antara belajar dan pembelajarandapat dipahami dimana keduanya memiliki keterkaitan satu sama lain. Belajarmungkin saja bias terjadi tanpa adany pembelajaran, namun pengaruh dariaktivitas pembelajaran dalam proses belajar hasilnya akan lebihmenguntungkandan
biasanya
menjadi
lebih
mudah
untuk
diamati.
Pembelajaran merupakansuatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian kegiatan yang dirancang, sedemikian rupa untuk mendukungdan mempengaruhi terjadinya proses belajar siswa yang bersifat efektif.
Bahwa sesuai dengan kodratnya setiap anak
manusia yang dilahirkan ke dunia telah dikaruniai oleh Allah SWT kemampuan bawaan untuk belajar, berkembang dan untuk maju. Agar dapat berkembng dan maju dengan sempurna salah satu upaya yang harus ditempuh manusia adalah belajar dan belajar, dimana belajar bagi orang dewasa adalah belajar melalui pengalaman (experiential learning), mempelajari hal-hal praktis, memecahkan masalah yang ditemui sehari-hari.
Sedangkan hasil belajar ditengarai dalam
bentuk perubahan perilaku. Dalam proses belajar salah satu langkah yang perlu ditempuh adalah dengan melakukan kegiatan “ice breaking” untuk membangun suatu team learning yang kompak; hal ini dimaksud agar masing-masing individu dalam tim dapat mengenali dirinya sendiri yaitu dalam hal “gaya belajarnya”; sedangkan
yang dimaksud dengan Learning Commitment dimaksudkan agar kumpulan individu dalam tim mampu membangun komitmen bersama dalam proses pembelajaran. B. Pentingnya Komitmen Dalam Pembelajaran Sebagai orang dewasa dalam proses pembelajaran seyogyanya memiliki komitmen terhadap belajar, komitmen belajar diartikan sebagai janji atau kesanggupan untuk melakukan sesuatu dan tidak melakukan sesuatu dalam proses belajar. Misalnya belajar dengan disiplin dan sungguh-sungguh serta tidak melakukan bolos dalam proses pembelajaran. Peran membangun komitmen dalam pembelajaran (Building Learning Comitmen) dalam Diklat adalah untuk mencairkan suasana, mengenal kekuatan dan kelemahan pribadi dan juga kelemahan dan kelebihan orang lain. Berkomunikasi secara efektif akan dapat menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan, menetapkan norma dalam belajar, membina kelompok yang efektif, dan menyukseskan seluruh kegiatan belajar selama Diklat berlangsung.
Belajar baru akan mempunyai arti mendalam apabila
suasana belajar menyenangkan.
Belajar selayaknya menjadi peristiwa yang
menyenangkan, menggembirakan tanpa ada rasa cemas dan lelah karena adanya suasana yang mencekam. Kelas sebagai salah satu kelompok social perlu diciptakan suasana yang aman, pembelajarannya penuh percaya diri, dan antar peserta saling mempercayai.
Suasana seperti ini lebih memungkinkan
pembelajar belajar seca lebih efektif dan menyerap bahan ajar dengan baik. Diklat dengan suasana seperti ini akan menghasilkan alumni yang ceria,
pegawai yang percaya diri, optimis, produktif, dan memperoleh kepuasan batin yang memadai. Suasana yang digambarkan seperti diatas hanya akan dapat tercipta apabila setiap anggota pembelajar mengetahui dengan baik kekuatan yang mereka miliki, keterbatasan yang diterima sebagai mana adanya, kekuatan dan keterbatasan kawan-kawan diklat sekelasnya, saling berkomunikasi, saling bertukar pengalaman dan saling mengisi kekurangan dan memanfaatkan kekuatan
untuk
mencapai
tujuan
pembelajaran
yang
tinggi.
Dalam
berkomunikasi, dalam bekerjasama, dalam bertukar pengalaman dan bekerja kelompok perlu adanya norma yang disepakati, dihormati, dan dipatuhi bersama. Setiap anggota harus komitmen terhadap keseakatan tersebut, agar setiap anggota
pembelajar
dapat
memperoleh
manfaat
terbesar
dari
proses
pembelajarannya. C. Peran Pembinaan Komitmen Belajar (Building Learning Commitment) 1. Untuk mencairkan suasana yang kaku karena antar peserta diklat belum saling mengenal; 2. Menyiapkan mereka agar dapat berkomunikasi, dan bertukar pengalaman secara terbuka; 3. Menciptakan suasana belajar yang menggembirakan dan menyenangkan; 4. Menetapkan nilai belajar yang disepakati bersama, 5. Membina kelompok agar berfungsi efektif sinergi dan bertekad untuk mensukseskan proses pembelajaran yang berkualitas.
Komitmen belajar ini baru akan dapat tercapai apabila antar peserta diklat telah tumbuh rasa saling mempercayai, adanya sikap keterbukaan, bertanggung jawab, dan tumbuh rasa saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya. Pegawai Negeri Sipil yang merupakan sebagian dari Aparatur Sipil Negara adalah pekerja pada instansi pemeruntah yang terdiri dari berbagai unsur dan jenis sesuai dengan tugas dan fungsinya dalam bekerja akan senantiasa membutuhkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait, atau mereka butuh jaringan atau jejaringkerja yang pada umumnya disebut “Tim Kerja” . Mereka butuh bekerja dengan nyaman, butuh informasi, kerjasama, pelanggan prestasi, penghasilan, pengakuan, alat, tempat dan sebagainya. Sebagian cara untuk membangun hal tersebut adalah dengan cara membangun kerjasama tim, sebab dengan melakukan kerjasama akan dapat memberikan berbagai kemudahan dalam bekerja. Dalam dunia kediklatan peserta Diklat pasti membutuhkan bantuan, informasi, pelanggan, kerjasama dalam rangka mendukung pencapaian tujuan. Proses untuk mendapatkan semua itu hanya akan dapat dilakukan dengan berinteraksi dengan orang lain. Salah satu bentuk interaksi tersebut adalah dengan melakukan kerjasama, kerjasama tersebut juga tidak akan dapat terlaksana dengan baik apabila tidak dirintis melalui niat yang kuat dan proses yang benar, karena peserta Diklat untuk dapat bekerja dengan efektif membutuhkan lingkungan yang nyaman, menggunakan alat (teknologi) yang memadai dengan berbagai metode yang tepat. Lingkungan yang nyaman baru akan dapat terwujud
jika komitmen kerjasama dijadikan sebagai modal dasar antar anggota kelompok belajar tersebut, dan merupakan hal yang selalu diingat oleh setiap anggota kelompok. Membangun komitmen kerjasama dalam hal ini merupakan suatu pekerjaan yang tidak boleh ditinggalkan, karena apabila terjadi pergeseran komitment kerjasama akan berakibat yang sangat merugikan kita semua. Pada hakekatnya setiap manusia mempunyai kemampuan bawaan untuk belajar,
untuk
berkembang
dan
untuk
maju,
meskipun
untuk
dapat
mewujudkannya manusia akan dihadapkan dengan kesulitan, ketidak nyamanan, rasa tidak puas, kesakitan bahkan kegagalan. Namun itulah untuk harga sebuah pengalaman, anak yang belajar naik sepeda tidak jarang mengalami beberapa kali jatuh, menahan rasa sakit tanpa berputus asa, sampai ia akhirnya dapat menikmati hasil belajarnya. Kalau
begitu
pembelajaran?
sebenarnya
apa
yang
dimaksud
dengan
belajar
atau
Tidak Yang Belajar dalam situasi pembelajaran adalah
perubahan dalam disposisi manusia. Atau kapasitas yang berlangsung selama satu periode tertentu dan yang tidak semata-mata disebabkan oleh proses pertumbuhan dan kematangan. Perubahan dalam bentuk belajar menampakan diri dalam perubahan perilaku. Perubahan itu boleh jadi berupa peningkatan kapabilitas untuk kerja, bias juga berupa perubahan disposisi pengetahuan, sikap, minat, keterampilan dan nilai. Hasil belajar yang sesungguhnya sifatnya tidak sementara, akan tetapi relative permanen/menetap. Proses dan hasil pembelajaran tertumpu pada berbagai prinsip belajar bagi pegawai, atau belajar bagi orang dewasa dengan menggunakan pendekatan andragogik. Seseorng belajar akan bermanfaat apabila ia menyadari bahwa apa yang dipelajarinya mempunyai kaitan (arti atau sesuai) dengan kebutuhan bagi perkembangan
dirinya.
Keberartian
belajar
akan
berpengaruh
terhadap
efektivitas pembelajaran. Belajar akan sia-sia apabila apa-apa yang dipelajarinya bertentangan dan akan merusak integritas pribadi seseorang. Seseoarang yang
belajar seyogyanya hasil belajarnya dapat
memperkaya dan memperkuat
integritas pribadinya. Belajar terbaik bagi orang dewasa adalah belajar melalui pengalaman (experiencing). Belajar melalui pengbagi alaman berarti belajar berhadapan langsung dengan masalah praktis, masalah social yang nyata, dan berupaya untuk memecahkannya. Cara belajar ini akan memberikan makna bagi peserta tentu saja pembelajar harus berperan aktif dalam situasi pembelajaran yang disiapkan oleh pengelola atau Widyaiswara yang bertindak sebagaai fasilitator. Pembelajar didorong untuk berprakarsa, mengajukan usul, menemukan cara terbaik untuk mempelajari sesuatu bahan. Widyaiswara sebagai fasilitator hendaknya berupaya untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif agar setiap orang dapat mengembangkan kemampuannya sebaik mungkin. Tujuan pembelajaran umum dan khusus dari setiap mata diklat perlu diketahui dan ditankap dengan jelas oleh setiap peserta diklat,
agar
tujuan
pembelajaran
tercapai,
sumber
pembelajaran
perlu
diorganisasikan sebaik-biknya agar memberi manfaat optimal bagi proses dan hasil pembelajaran. Apabila iklim dan kondisi pembelajaran sudah menunjang untuk belajar mandiri, maka widyaiswara harus dapat menempatkan diri sebagai anggota kelompok yang dapat memberikan sumbangan pikiran tanpa harus memaksakan pendapat dan kehendaknya. Dalam proses pembelajaran wadyaiswara dapat lebih mengenal dirinya, mengenal kekuatan dan kekurangannya, untuk kemudian mencari cara untuk mengatasi kelemahannya/kekurangannya. Secara berangsur berupaya
untuk
mengembangkan
diri
menjadi
widyaiswara
yang
lebih
professional. D. Komitmen Dalam Proses Belajar (Learning Commitment) Setiap orang yang ikut Diklat seyogyanya memiliki komitmen tertetu dalam proses pembelajaran yang telah disediakan dan diputuskan untuk diikutinya. Mereka harus mempunyai keikatan secara bersungguh-sugguh. Kita tahu, orang dewasa sebagai pembelajar adalah sosok pribadi yang utuh yang memiliki
kemampuan yang cukup baik untuk dapat menyesuaikan diri dengan situasi yang berbeda dengan situasi kerja sehari-hari. Setiap persenamun semuanya drta suatu Diklat, memiliki latar belakang pendidikan yang
berbeda, pengalaman yang bervariasi , pengetahuan dan
keterampilan yang beraneka ragam. Bila mereka memasuki suatu diklat mereka akan merupakan narasumber yang sangat berarti, nmiriun semuanya dituntut untuk menyesuaikan I diri dan menyumbangkan pengalamannya dalam mewujudkan tujuan diklat, dari mereka dituntut komitmen yang tinggi. Apa yang kita artikan dengan Commitment ? Komitmen atau keikatan adalah janji atau kesapat dianggap sebagai kenggupan yang pasti untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.. Kelas dalam suatu diklat dapat dianggap sebagai kelompok social yang memiliki batasan dan aturan yang perlu ditaati oleh semua anggota yang tergabung didalamnya, agar tujuan pembelajaran yang merupakan kepentingan bersama tercapai dengan sebaik-baiknya, dan berkualitas. Didalamnya ada norma yang mengandung nilai .Sesuatu yang dilarang norma berarti mengandung nilai buruk bagi kelrompok. Yang diharuskanituntut untuk ditaati dan dmain ilaksanakan, mengandung nilai baik. Norma merupakan aturan yang perlu ditaati , dan semua anggota kelompok harus, komit terhadap norma yang disepakati bersama. Kelompok social yang baik, adalah kelompok yang setiap anggotanya memilikan BLC komitmen tinggi, saling menghargai, saling menghormati, saling meng hargai dan bekerja bersama untuk mecapai tujuan bersama. Kelompok social yang baik, diliputi oleh suasana kebersamaan yang hangat dankeakraban yang wajar antaranggotanya. Semua nggota kelompok belajar yang memiliki komitmen tinggi bersedia untuk mengubah dirinya, mengubah sikapnya, mengubah perlaku dan kebiasaannya demi tercapainya tujuan pembelajaran dengan kualitas memuaskan.
E. Peran BLC Dalam Pelatihan.
Belajar baru aka mempunyai arti mendalam apabila suasana belajar menyenangkan. Belajar selayaknya menjadi peristiwa yang menyenangkan, menggembirakan tanpa ada rasa cemas dan lelah karena suasana yang mencekam. Kelas sebagai salah satu kelompok social perlu diciptakan suasana aman, pembelajarannya penuh percaya diri, dan antar peserta saling mempercayai. Suasana seperti ini lebih memungkinkan pembelajar belajar seca lebih efektif dan menyerap bahan ajar dengan baik. Diklat dengan suasana seperti ini akan menghasilkan alumni yang ceria, pegawai yang percaya diri, optimis, produktif, dan memperoleh kepuasan batin yang memadai. Suasana yang digambarkan seperti diatas bias tercipta apabila setiap anggota pembelajar mengetahui dengan baik kekuatan yang mereka miliki, keterbatasan yang diterima sebagai mana adanya, kekuatan dan keterbatasan kawan-kawan
diklat
sekelasnya,
saling
berkomunikasi,
saling
bertukar
pengalaman dan saling mengisi kekurangan dan memanfaatkan kekuatan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang tinggi.
Dalam berkomunikasi, dalam
bekerjasama, dalam bertukar pengalaman dan bekerja kelompok perlu adanya norma yang disepakati, dihormati, dan dipatuhi bersama. Setiap anggota harus komitmen terhadap keseakatan tersebut, agar setiap anggota pembelajar dapat memperoleh manfaat terbesar dari proses pembelajarannya. Pembinaan Komitmen Belajar (Building Learning Commitment) berperan untuk mencairkan suasana yang kaku karena antar peserta diklat belum saling mengenal, menyiapkan mereka agar dapat berkomunikasi, dan bertukar pengalaman
secara
terbuka,
menciptakan
suasana
belajar
yang
menggembirakan dan menyenangkan, menetapkan nilai belajar yang disepakati bersama, membina kelompok yang berfungsi efektif sinergi, dan bertekad untuk mensukseskan proses pembelajaran yang berkualitas. Hal ini akan tercapai apabila antar peserta diklat telah tumbuh rasasa saling mempercayai, adanya sikap keterbukaan, bertanggung jawab, dan tumbuh rasa saling ketergantungan Antara yang satu dengan yang lainnya. D. Latihan
Kerjakan latihan ini baik secara individu maupun dalam kelompok kecil. 1. Coba Saudara pehatikan seorang anak bernama “Josua” pada usia 4 tahun ia sudah bernyanyi dengan baik dan sudah dapat menghasilkan uang dan menjadi pembawa acara hantersebut ddal tingkat anak-anak. Coba jelaskan fenomena tersebut dengan konsep pembelajaran. 2. Dari pengamatan Saudara apa ada bedanya antara belajar anak-anak dengan belajar orang dewasa. Dimana letak perbedaannya? 3. Coba diskusikan dalam kelompok kecail, mengapa dalam diklat peserta harus memiliki komitment belajar? 4. Menurut pendapat Saudara, apa yang mungkin terjadngan i apabila dalam suatu diklat langsung dengan pemberian bahan pelajaran, tanpa dimulai dengan kegiatan BLC? 5. Berikan pendapat, apakah baik apabila pada awal tahun ajaran barudi sekolah dasar dan sekolah menengah, sebelum pelajaran dimulai dilaksanakan kegiatan BLC? Mengapa? Apakah aka nada manfaatnya? E. Rangkuman Karena rakhmat dan rakhim dari Tuhan YME setiap anak manusia lahir ke dunia telah dibekali kemampuan bawaan untuk belajar, untuk berkembang dan untuk maju. Untuk dapat maju dan berkembang dengan sempurna, salah satu upaya yang pasti dapat dilakukan manusia adalah belajar dan belajar. Belajar terbaik bagi orang dewasa adalah belajar melalui pengalaman (Experiential Learning) , mempelajari halhal praktis , memecahkan masalah yang ditemui sehari-hari. Hasil belajar dinyatakan dalam bentuk perubahan perilaku. serta diartikan sebagai janji atau kesanggupan un tuk melakukan sesuatu dalam belajar, dan tidak melakukan sesuatu. Misalnya belajar panuh disiplin, dan tidak banyak bolos. Peran BLC dalam diklat adalah mencairkan suasana, mengenal kekuatan dan kelemahan
pribadi,
mengenal
kekuatan
dan
kelemahan
orang
lain,
berkomunikasi secara efektif, menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan, menetapkan norma dalam belajar, membina kelompok yang efektif, dan mensukseskan seluruh kegiatan belajar selama diklat berlangsung.
F. Evaluasi 1. Bedakan pengertian belajar dan pembelajaran! 2. Jelaskan pengertian commitment, mengapa peserta dituntut untuk memiliki commitment dalam mengikuti diklat! 3. Setelah pembelajaran BLC diharapkan akan terbentuk kelas pembelajaran (kelompok social) yang baik. Jelaskan apa kriteria kelompok social yang baik.