2016
MODUL INDEKS HARGA DAN INFLASI
USER FARIS SUKMO PRIAMBUDI
0
Kata Pengantar dan Tujuan Modul
Assalamu’alaikum Wr, Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, penyusunan modul Ekonomi memahami konsep pasar dan terbentuknya harga pasar dapat diselesaikan. Mendesain pengembangan bahan ajar yang baik, alah satu solusi dalam meningkatkan daya serap siswa dalam pembelajaran ekonomi yang
menonjolkan kemampuan
mengaplikasikan konsep dasar akuntansi untuk menciptakan proses pembukuan yang baik. Salah satu bahan ajar yang dapat di kembangkan adalah modul. Modul yang dikembangkan dalam buku ini adalah modul berbasis pembelajaran saintifik untuk peningkatan kemampuan aplikatif dan mencipta siswa dalam proses pembelajaran ekonomi pada peserta didik SMA program peminatan IPS berisikan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang mengacu pada pendekatan saintifik. Modul dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Modul ini menggiring pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir siswa untuk meningkatkan kemampuan aplikatif dan mencipta siswa dalam proses pembelajaran ekonomi pada peserta didik SMA program peminatan IPS. Penyusun mengharapkan dengan tersusunnya dan diterapkanya modul ini dapat meningkatkan kemampuan aplikatif dan mencipta peserta didik dalam proses pembelajaran serta dapat dikembangkan lebih lanjut modul yang memadukan kurikulum 2013 dengan model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013 Wassalamu’alaikum Wr, Wb. Surakarta, September 2014 Penyusun
UCAPAN TERIMA KASIH Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga penyusunan modul ini berjalan lancar dan terselesaikan dengan baik. Banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam menyelesaikan modul ini namun berkat bantuan serta dorongan dari berbagai pihak akhirnya kesulitankesulitan yang timbul dapat teratasi, oleh karena itu pada kesempatan ini ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Siswandari, M.Stat., Selaku Pembimbing I yang dengan keikhlasan telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dalam penyusunan modul ini. 2. Dr. Bandi, M.Si, Ak., selaku Pembimbing II yang dengan keikhlasan telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dalam penyusunan modul ini. 3. Prof. Dr. Harun Joko Prayitno yang telah memvalidasi aspek kegrafikan modul ini. 4. Dr. Suyanini, SE, M.Si yang telah memvalidasi aspek materi modul ini. 5. Eni DM, SE, Suyoto, SE, dan Suranto, M.Pd, selaku praktisi yang telah memvalidasi modul ini. 6. Siswa-siswi kelas XII IPS 1, XII IPS 2, XII IPS Bio sebagai subjek penelitian perlakuan modul ini. 7. Semua pihak yang telah membatu penyelesaian ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu
Daftar Isi Pengantar dan Tujuan Modul ........................................................................ Ucapan Terimakasih ..................................................................................... Daftar Isi ..................................................................................................... Daftar Gambar Kompetensi Dasar : Mendiskripsikan Indeks Harga dan Inflasi…………. Standar Kompetensi …………………………………………………........ Indikator Pembelajaran ………………………………………………….... Peta Konsep ………………………………………………………………. Mendiskripsikan Indeks Harga dan Inflasi………………………………… Jenis – Jenis Inflasi…………………………………………………………..
Menjelaskan Penyebab Inflasi dan Teori Inflasi………………………….. Menjelaskan Rumus Angka Inflasi dan Indeks Harga……………………. Menjelaskan Dampak Inflasi dan Cara Mengatasi Inflasi………………… Lembar Kerja Kelompok 1 ……………………………………………...... Rangkuman …….………………………………………………………….. Refleksi Pembelajaran……………………………….…………………..... Lembar Evaluasi Pembelajaran………………..………………………….. Glosarium Daftar Pustaka Indeks
Standar Kompetensi Memahami Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Nasional Bruto (PNB), Pendapatan Nasional (PN) Kompetensi Dasar Mendiskripsikan Indeks Harga dan Inflasi
Indikator : 1. Mendeskripsikan Indeks Harga dan Inflasi 2. Mengidentifikasi jenis – jenis inflasi 3. Menjelaskan penyebab inflasi dan teori inflasi 4. Menjelaskan rumus angka inflasi dan Indeks Harga 5. Menjelaskan dampak inflasi dan cara mengatasi inflasi
Peta Konsep
1.
Mendiskripsikan Indeks Harga dan Inflasi
A. Pengertian Inflasi dan Indeks Harga Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum batang-barang secara terusmenerus. Ini tidak bearti bahwa harga-harga berbagai macam barang itu nik dengan persentase yang sama. Mungkin dapat terjadi kenaikan tersebut tidaklah bersamaan. Yang penting terdapat kenaikan harga umum batang secara terus – menerus selama satu periode tertent. Kenaikan yang terjadi hanya sekali saja (meskipun dengan persentase yang cukup besar) bukanlah merupakan inflasi. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama satu periode tertentu. Kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan index harga. Beberapa index harga yang sering digunakan untuk mengkur inflasi antara lain:4 a. Indeks biaya hidup (consumer price index): indeks biaya hidup mengukur biaya pengeluaran untuk membeli sejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan hidup. Angka penimbangan biasanya didasarkan atas besarnya persentase pengeluaran untuk barang tertentu terhadap pengeluaran secara keseluruhan. Besarnya persentase ini dapat berubah dari tahun ketahun. Oleh karena itu perlu direvisi apabila ternyata terdapat perubahan. Laju inflasi dapat dihitung dengan cara menghitung persentase kenaikan atau penurunan indek harga ini dari tahun ke tahun atau bulan ke bulan. Misalnya indeks biaya hidup tahun 1977 sebesar 181,5, kemudian naik menjadi 195,3 pada tahun 1978 maka: Laju inflasi antara 1977 dan 1978= 195,3−181,5 = 7,6% 181,5
b. Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index): indeks perdagangan besar menitikberatkan pada sejumlah barang pada tingkat perdagangan besar. Ini berarti harga bahan mentah, bahan baku atau setengah jadi masuk dalam perhitungan indeks harga. Biasanya perubahan indeks harga ini sejalan atau searah dengan indeks biaya hidup. c. GNP deflator : adalah jenis indeks yang lain. Berbeda dengan dua indeks diatas, dalam cakupan barangnya. GNP deflator mencukp jumlah barang dan jasa yang masuk dalam perhitungan GNP, jadi lebih banyak jumlahnya bila dibanding dengan dua indeks diatas. GNP deflator diperoleh dengan membagi GNP nominal (atas dasar harga berlaku) dengan GNP rill (atas dasar harga konstan). GNP deflator =
100
Indeks Harga Perbandingan perubahan waktu tertentu dengan tahun dasar. Indeks harga biasa di gunakan untuk mengetahui ukuran perubahan variabel-variabel ekonomi sebagai barometer keadaan perekonomian, memberi gambaran yang tepat mengenai kecendrungan perdagangan dan kemakmuran. Inflasi adalah sesuatu yang kita hadapi setiap hari. Ketika kita ke pasar dan merasakan perbedaan harga kemarin dan hari ini, maka itulah inflasi. Kita juga menyadari kehadiran inflasi ketika hendak membayar uang sekolah dan sadar bahwa uang sekolah kita lebih mahal dibandingkan beberapa tahun yang lalu.
Indeks Harga Konsumen Angka yang menggambarkan perbandingan perubahan harga barang dan jasa yang dihitung dianggap mewakili belanja konsumen, kelompok barang yang dihitung bisa berubah-ubah disesuaikan dengan pola konsumsi aktual masyarakat.
Jenis – Jenis Inflasi
2.
Jenis-jenis Inflasi Asal terjadinya Inflasi Ø 1. Luar Negeri (Imported Inflation) Inflasi ini terjadi akibat adanya kenaikan harga di luar negeri yang menyebabkan kenaikan harga di dalam negeri. Inflasi semacam ini biasanya dialami negara-negara berkembang yang sebagian bahan bakunya berasal dari luar negeri. Inflasi semacam ini terjadi karena adanya aktivitas perdagangan internasional yang melibatkan dua negara atau lebih. Ø 2. Dalam Negeri (Domestic Inflation) Inflasi ini semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor dalam negeri, antara lain : · Terjadi defisit anggaran secara terus menerus. · Terjadi gagal panen. · Kredit untuk keperluan produksi dibatasi. Jenis jenis inflasi Jenis jenis inflasi yang terjadi dapat dikelompokkan berdasarkan sifat, sebab terjadinya, dan berdasarkan asalnya. A. Jenis Jenis Inflasi Berdasarkan Sifat Jenis jenis inflasi berdasarkan sifatnya terbagi menjadi empat kelompok utama yaitu inflasi sangat tinggi, inflasi berat, inflasi menengah dan inflasi rendah. 1. Inflasi rendah atau creeping inflation 2. Inflasi Menengah atau Galloping Inflation 3. Inflasi berat atau High Inflation 4. Inflasi sangat tinggi atau Hyperinflation
B. Jenis Inflasi Berdasarkan Sebabnya Jenis inflasi berdasarkan sebabnya terbagi menjadi 3 (tiga), yakni demand pull inlationcost pull inflation, dan bottle neck inflation. 1. Demand Pull Inflation merupakaninflasi yang terjadi akibat adanya sebuah permintaan (demand) yang tidak imbang dengan peningkatan jumlah penawaran produksi. Hal tersebut mengakibatkan kenaikan harga barang sesuai dengan hukum permintaan yakni apabila permin taantinggi sedangkan penawaran tetap maka harga akan naik. 2. Cost Push Inflation merupakan inflasi yang penyebabnya adalah kenaikan biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya factor produksi. 3. Bottle Neck Inflasi merupakan inflasi yang penyebabnya adalah factor permintaan atau factor penwaran. C. Jenis Inflasi Berdasarkan Asalnya 1. Inflasi Domestik merupakan inflasi yang terjadi akibat adanya deficit dalam pembiayaan dan belanja negara yang tampak pada APBN 2. Inflasi di Impor merupakaninflasi yang berasal dari luar negeri yang timbul karena negara yang menjadi partner dagang Negara tertentu sedang mengalami inflasi yang cukup tinggi.Kenaikan harga diluar negeri yang menjadi rekan dagang utama secara langsung ataupun tidak akan menaikkan biaya produksi dalam negeri.
3.
Menjelaskan Penyebab Inflasi dan Teori Inflasi
BAGAIMANA TERJADINYA INFLASI? Tingkat inflasi untuk bulan Oktober 2005 yang sangat tinggi itu (8,75%) masih membuat prihatin banyak kalangan. Karena ada yang disebut core inflation, atau inflasi inti, oleh Bank Indonesia yang besarnya sekitar 7-8% setahun maka kedua pengaruh inflasi ini secara agregatip menimbulkan inflasi lebih dari 15% setahun. Maka arti inflasi harus disikapi. Arti atau definisi umum dari inflasi adalah gejala kenaikan harga secara umum (artinya semua harga terpengaruhi) oleh karena “terlalu banyak uang mengejar jumlah barang yang jumlahnya tidak bertambah”. Inflasi dalam artian ini adalah gejala effective demand yang terlalu besar, entah oleh karena akibat kebijakan fiskal (anggaran belanja pemerintah) atau oleh kebijakan moneter dari bank sentral. Misalnya, dalam masa pertama RI inflasinya tinggi sekali oleh karena kebijakan fiskal terlalu “gampangan” (loose). Artinya, kalau pemerintah memerlukan uang maka ditempuh jalan yang mudah, yakni cetak saja uang baru. Usaha untuk mengumpulkan pajak baru merupakan usaha serius di zaman yang mutakhir. Pada tahap berikutnya maka dalil untuk “mencetak saja uang kalau diperlukan pemerintah” dikoreksi. Pembiayaan defisit anggaran belanja pemerintah diusahakan dengan cara yang tidak langsung menuju ke pencetakan uang baru. Maka pada tahap itu menarik pinjaman luar negeri menjadi jalan keluar yang sering ditempuh oleh pemerintah. Ini sesuai dengan prinsip umum pembiayaan defisit anggaran belanja pemerintah yang non-inflator, yakni berhutang saja dari luar dan dalam negeri, atau/dan menjual asset negara. Menjual asset negara untuk menutup defisit juga merupakan upaya yang lebih mutakhir, yakni dengan menjual BUMN, entah sebagian sahamnya atau secara keseluruhan (privatisasi).
Bank Indonesia sebagai bank sentral sekarang mempunyai misi tunggal, yakni menjaga nilai rupiah, artinya sekuat tenaga berusaha mengekang inflasi. Kalau ada tekanan inflasi yang meninggi maka BI menaikkan suku bunganya (BI rate atau SBI) sehingga mengerem pengeluaran kredit baru oleh sistim perbankan. Akan tetapi kalau inflasi tetap memuncak maka BI menghadapi dilema, seperti sekarang ini juga. Secara umum terdapat dua jenis inflasi yakni kenaikan harga Indeks Harga Konsumen (IHK) yang merupakan headline inflation dan inflasi inti (core inflation). Kenaikan harga BBM merupakan faktor administered price atau kenaikan harga yang dipicu oleh kebijakan pemerintah. Masalahnya, salah satu yang bisa memicu kenaikan inflasi inti itu adalah ekspektasi masyarakat akibat kenaikan harga BBM. Yang terjadi seringkali kenaikan BBM diikuti dengan kenaikan harga barang-barang dan jasa, termasuk yang tidak terkait langsung dengan kenaikan BBM. Pemerintah juga perlu menyalurkan sebagian dana untuk investasi infrastuktur. Sebab selama ini hal yang menaikkan inflasi IHK adalah ketidaklancaran distribusi barang dan bahan pokok. Apabila distribusi lancar maka inflasi juga akan dapat ditekan. Laju inflasi yang begitu tinggi, yang ditandai dengan melambungnya harga barang dan jasa, dikhawatirkan mendorong masyarakat mengorbankan pendidikan dan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Kondisi itu bisa semakin menurunkan tingkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia sehingga daya saingnya semakin merosot.
Penyebab Inflasi a) Tarikan permintaan (Demand pull inflation) Bertambahnya
permintaan
terhadap
barang
dan
jasa
menyebabkan
bertambahnya permintaan faktor-faktor produksi. Meningkatnya permintaan terhadap produksi menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi terjadi karena kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment. Inflasi yang ditimbulkan oleh permintaan total yang berlebihan sehingga terjadi perubahan pada tingkat harga dikenal dengan istilah demand pull inflation. b) Desakan biaya (Cost push inflation) Inflasi ini terjadi akibat meningkatnya biaya produksi (input) sehingga mengakibatkan harga produk-produk (output) yang dihasilkan ikut naik. 2. Teori Inflasi Secara garis besar ada tiga kelompok teori mengenai inflasi, masing- masing menyoroti aspek-aspek tertentu dari proses inflasi yan lengkap mencakup semua aspek penting dari proses kenaikan harga. Untuk menerapkannya kita harus menentukan aspek-aspek mana yang dalam kenyataan penting di dalam proses inflasi di suatu negara, dan dengan demikian dapat ditentukan teori mana/ kombinasi teori mana yang lebih sesuai untuk diterapkan. Ketiga teori ini adalah teori kuantitas, teori Keynes dan teori strukturalis.
A. Teori Kuantitas (Teori Irving Fisher) Teori kuantitas adalah teori yang paling tua. Teori ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari jumlah uang beredar, psikologi (harapan) masyarakat mengenai harga-harga (expectations). a. Inflasi hanya terjadi apabila ada penambahan volume uang beredar baik kartal maupun giral. Tanpa kenaikan jumlah uang beredar jika adanya kejadian gagal panen, misalnya, hanya akan menaikkan harga untuk sementara waktu saja. Jika jumlah uang beredar tidak ditambah maka inflasi akan terhenti dengan sendirinya apapun sebab kenaikan awal inflasi tersebut. b. Laju inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh psikologi (harapan) masyarakat mengenai kenaikan harga- harga di masa mendatang. Ada 3 kemungkinan keadaan, yaitu : 1) Masyarakat tidak/ belum mengharapkan harga naik pada bulan mendatang. Sebagian besar penambahan jumalah uang beredar digunakan untuk memperbesar pos kas. Sebagian besar uang tidak dibelanjakan untuk pembelian barang. Belum terjadi kenaikan permintaan barang yang berarti. Dalam keadaan ini kenaikan jumlah uang beredar sebesar 10 % diikuti dengan kenaikan harga sebesar 1%. Masyarakat belum menyadari adanya inflasi. 2) Masyarakat mulai sadar bahwa ada inflasi. Penambahan jumlah uang beredar digunakan untuk membeli barang-barang untuk menghindari kerugian yang timbul seandainya mereka memegang uang kas. Akibatnya permintaan barangbarang akan naik sehingga memicu kenaikan harga. Kenaikan jumlah beredar sebesar 10% diikuti dengan kenaikan harga sebesar 10%. 3) Tahapan yang ketiga yaitu hiperinflasi. Masyarakat sudah kehilangan kepercayaan terhadap nilai mata uang. Masyarakat mulai enggan memegang uang dan enggan untuk membelanjakannya. Keadaan ini ditandai dengan semakin cepatnya peredaran uang (velocity of circulation yang menaik). Kenaikan jumlah uang beredar sebesar 20% mengakibatkan kenaikan harga sebesar 20%. Inflasi ini pernah terjadi di Indonesia pada Tahun 1961- 1966. Hiperinflasi menghancurkan sendi-sendi ekonomi moneter dan sosial politik.
B. Teori Keynes Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan atas teori makronya. Menurut teori ini inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Proses inflasi menurut pandangan ini adalah proses perebutan bagian rezeki di antara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan bagian yang lebih besar daripada yang bisa disediakan oleh masyarakat tersebut. Maksudnya adala keadaan ketika permintaan masyarakat atas barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang yang tersedia (inflationary gap). Teori ini mengasumsikan bahwa perekonomian sudah berada pada tingkat full employment. Menurut Keynes kuantitas uang tidak berpengaruh terhadap tingkat permintaan total, karena suatu perekonomian dapat mengalami inflasi walaupun tingkat kuantitas uang tetap konstan. Jika uang beredar bertambah maka harga akan naik. Kenaikan harga ini akan menyebabkan bertambahnya permintaan uang untuk transaksi, dengan demikian akan menaikkan suku bunga. Hal ini akan mencegah pertambahan permintaan untuk investasi dan akan melunakkan tekanan inflasi. Analisa Keynes mengenai inflasi permintaan dirumuskan berdasarkan konsep inflationary gap. Menurut Keynes, inflasi permintaan yang benar-benar penting adalah yang ditimbulkan oleh pengeluran pemerintah, terutama yang berkaitan dengan peperangan, program investasi yang besar-besaran dalam kapital sosial. Dengan demikian pemikiran Keynes tentang inflasi dapat dirumuskan menjadi :
Inflasi = f(jumlah uang beredar, pengeluaran pemerintah, suku bunga, investasi)
C. Teori Strukturalis Teori ini juga teori inflasi jangka panjang, karena menyoroti sebab-sebab munculnya inflasi yang berasal dari kekakuan struktur ekonomi terutama yang terjadi di negara berkembang. Teori ini memberikan tekanan pada ketegaran (inflexibilities) dari struktur perekonomian negara-negara sedang berkembang. Teori strukturalis adalah teori inflasi jangka panjang. Disebut teori inflasi jangka panjang karena teori ini mencari faktor-faktor jangka panjang manakah yang bisa mengakibatkan inflasi. Menurut teori ini, ada 2 ketegaran utama dalam perekonomian negara-negara sedang berkembang yang bisa menimbulkan inflasi. 1. Ketegaran yang pertama berupa “ketidakelastisan” dari penerimaan ekspor, yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban dibanding dengan pertumbuhan sektor-sektor lain. Kelambanan ini disebabkan karena: a. Harga di pasar dunia dari barang-barang ekspor negara tersebut makin tidak menguntungkan dibanding dengan harga barang-barang impor yang harus dibayar. b. Supply atau produksi barang-barang ekspor yang tidak responsive terhadap kenaikan harga (supply barang-barang ekspor yang tidak elastis). 2. Ketegaran yang kedua berkaitan dengan ketidakelastisan dari supply atau produksi bahan makanan di dalam negeri. Proses Inflasi yang timbul karena dua ketegaran tersebut dalam praktek jelas tidak berdiri sendiri. Umumnya kedua proses tersebut saling berkaitan dan sering kali memperkuat satu sama lain.
4.
Menjelaskan Rumus Angka Inflasi dan Indeks Harga
I. Metode Perhitungan Inflasi Untuk menghitung besarnya laju inflasi dapat digunakan Indeks Harga, sebagai berikut. Laju inflasi = x 100% Keterangan: IHt = Indeks Harga tahun tertentu (dihitung) IHt–1 = Indeks Harga tahun sebelumnya Contoh Diketahui: Indeks Harga Konsumen bulan Maret 2005 = 150,65 Indeks Harga Konsumen bulan Februari 2005 = 145,15 Besarnya laju inflasi bulan Maret 2005 adalah: Laju Inflasi = =150,65 – 145,15 x 100% =145,15 = 3,79% Termasuk inflasi ringan.
A. Metode penghitungan Indeks Harga 1. Metode penghitungan indeks harga tidak tertimbang Penghitungan indeks harga tidak tertimbang ada dua macam, yaitu indeks harga tidak tertimbang sederhana (komoditi tunggal) hanya satu barang dan indeks harga tidak tertimbang dengan banyak komoditi (gabungan). a.Rumus indeks harga tidak tertimbang sederhana:
IHTT = . 100 b. Rumus indeks harga tidak tertimbang gabungan: IHTTG = . 100 Pn = harga pada tahun tertentu (ke–n) Po = harga pada tahun dasar 2. Metode penghitungan indeks harga yang banyak digunakan Metode enghitungan indeks harga yang sering digunakan dalam menghitung inflasi adalah metode tertimbang, yaitu: a) Metode Laspeyres Metode Laspeyres adalah metode penghitungan angka indeks yang ditimbang dengan menggunakan faktor penimbang kuantitas pada tahun dasar (Qo) dengan rumus IH Laspeyres. IL = . 100
b)Metode Paasche Metode
penghitungan
angka
indeks
yang
ditimbang
dengan
menggunakan faktor penimbang kuantitas barang pada tahun yang dihitung angka indeksnya. (Qn = Kuantitas tahun tertentu) Rumusnya sebagai berikut. IP = . 100 Keterangan: IL = Indeks Harga Laspeyres IP = Indeks Harga Paasche Po = Harga tahun dasar Pn = Harga tahun n (tertentu) Qo = Kuantitas tahun dasar Qn = Kuantitas tahun tertentu
5.
Menjelaskan Dampak Inflasi dan Cara Mengatasi Inflasi
Dampak Inflasi Secara umum, inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung, dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali
(hiperinflasi)
keadaan
perekonomian
menjadi
kacau
dan
perekonomian dirasakan lesu, orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat, para penerima pendapatan tetap, seperti pegawai negeri atau karyawan swasta, serta kaum buruh akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu. a) Bagi Pemilik Pendapatan Tetap dan Tidak Tetap Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, di tahun 2003 atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
b) Bagi Para Penabung Inflasi menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin menurun. Memang tabungan menghasilkan bunga, tetapi jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap menurun. Jika orang tidak menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang karena untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat. c) Bagi Debitur dan Kreditur Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman. d) Bagi Produsen Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan Jika pendapatan yang diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Jika hal ini terjadi, produsen terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, jika inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen, produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen dapat menghentikan produksinya untuk sementara waktu, bahkan jika tidak sanggup mengikuti laju inflasi, dapat gulung tikar (biasanya terjadi pada pengusaha kecil). e) Bagi Perekonomian Nasional 1. Investasi berkurang 2. Mendorong tingkat bunga. 3. Mendorong penanam modal yang bersifat spekulatif. 4. Menimbulkan kegagalan pelaksanaan pembangunan. 5. Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi pada masa yang akan datang. 6. Menyebabkan daya saing produk nasional berkurang. 7. Menimbulkan defisit neraca pembayaran. 8. Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
Efek Yang Ditimbulkan Dari Inflasi 1. Efek terhadap Pendapatan (Equity Effect) Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Seseorang yang memperoleh endapatan tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi. Misalnya seorang yang memperoleh pendapatan tetap Rp. 500.000,00 per tahun sedang laju inflasi sebesar 10%, akan menderita kerugian penurunan pendapatan riil sebesar laju inflasi tersebut, yakni Rp. 50.000,00. 2. Efek terhadap Efisiensi (Efficiency Effects) Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga mengakibatkan alokasi factor produksi menjadi tidak efisien. 3. Efek terhadap Output (Output Effects) Dalam menganalisa kedua efek diatas (Equity dan Efficiency Effects) digunakan suatu anggapan bahwa output tetap. Hal ini dilakukan supaya dapat diketahui efek inflasi terhadap distribusi pendapatan dan efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut.
Cara-cara Mengatasi Inflasi a) Kebijakan Moneter Seperti yang telah disebutkan di atas, peran bank sentral dalam mengatasi inflasi adalah dengan mengatur jumlah uang yang beredar. Kebijakan yang diambil oleh bank sentral tersebut dinamakan kebijakan moneter, yaitu dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut. 1. Politik Diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga. Dengan menaikkan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di masyarakat akan berkurang karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di bank daripada menjalankan investasi. 2. Politik Pasar Terbuka (open market policy) dijalankan dengan membeli dan menjual surat-surat berharga. Dengan menjual suratsurat berharga diharapkan uang akan tersedot dari masyarakat. 3. Politik Persediaan Kas (cash ratio policy) adalah politik Bank Sentral untuk memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan persentase persediaan kas dari bank. Dengan dinaikkannya persentase persediaan kas, diharapkan jumlah kredit akan berkurang. 4. Pengawasan kredit secara selektif.
b) Kebijakan Fiskal Selain kebijakan moneter, pemerintah dapat juga memberlakukan kebijakan fiskal yaitu kebijakan yang berhubungan dengan pengaturan penerimaan dan pengeluaran Negara. Jadi yang diatur dalam kebijakan fiskal adalah 1. pengaturan pengeluaran pemerintah (APBN) dan 2. peningkatan tarif/pajak. c) Kebijakan Nonmoneter Selain dua kebijakan di atas ada juga yang disebut kebijakan nonmoneter yang mengatur hal-hal berikut. 1. Peningkatan produksi. 2. Kebijakan upah. 3. Pengawasan harga.
Cara Penanganan Inflasi Berikut beberapa cara dalam menangani inflasi atau mengontrol inflasi 1. Meningkatkan produksi barang dan jasa dalam negeri khususnya sembako 2. Mengurangi budaya konsumtif masyarakat dengan pendidikan 3. Meningkatkan produktivitas industri mikro seperti home industri 4. Kendali terhadap pajak dan harga harga barang dan jasa oleh pemerintah 5. Mengurangi ekspor barang dan jasa dari luar negeri khususnya kepada negara yang mengalami inflasi cukup tinggi. 6. Meningkatkan atau menambah lapangan kerja sehingga kemampuan atau daya beli masyarakat bertambah. Banyak ahli yang menyepakati adanya TKI yang bekerja di luar negeri untuk mengurangi inflasi 7. Beberapa negara memberikan bantuan dana kepada warganya. Akan tetapi, banyak ahli tidak sepakat
dengan cara
ini bila digunakan secara
berkepanjangan. Akan menyebabkan inflasi yang lebih besar lagi karena beban negara khususnya APBN bertambah diwilayah subsidi. 8. Mengurangi subsidi atau bahkan tidak mensubsidi barang barang yang dikonsumsi oleh warga yang tidak miskin. Termasuk BBM diatas penggunaan 3 liter.
Dari paparan diatas coba diskusikan dengan anggota kelompok dengan bimbingan guru untuk mengatasi dampak inflasi dari sebuah kasus dan bagaimana cara mengatasi inflasi.
Dampak Inflasi
a. Jumlah uang beredar
b. Defisit Anggaran Belanja Pemerintah c. Faktor – faktor dalam penawaran agregat dan luar negeri
Setelah mengetahui tentang dampak inflasi berikan penjelasan tentang dampak inflasi dari artikel di bawah ini kemudian diskusikan bersama kelompok dan kerjakan pada lembar kerja.
Kerjakan Kasus Berikut dengan Anggota Kelompok
Beberapa peristiwa Inflasi a. Pasca Kenaikan Harga BBM subsidi Baru – baru ini Pemerintah Indonesia menaikkan harga BBM. Hal ini membuktikan bahwa bangsa kita benar – benar mengalami masalah naiknya harga BBM. Hal ini terjadi dikarenakan permintaan masyarakat akan konsumsi BBM melambung tinggi sementara stock atau persediaan BBM semakin menipis. Berbagai upaya telah pemerintah lakukan untuk mengatasi krisis BBM ini, awalnya pemerintah melakukan pembatasan pengguna BBM subsidi. pembatasan ini dilakukan pada BBM premium yang menjadi sasaran utama oleh Pemerintah kepada kendaraan dinas. Namun usaha ini dapat dikategorikan gagal karena terbukti masih banyak kendaraan dinas yang menikmati BBM subsidi yaitu dengan cara membeli kepada pedagang eceran sehingga BBM non subsidi kurang laku di pasaran. Menanggapi pemakaian BBM subsidi yang diukur masih tinggi, Pemerintah menaikkan harga BBM atau mngurangi jatah subsidi yang diberikan oleh Pemerintah. Naiknya harga BBM di indonesia diawali oleh naiknya harga minyak dunia. Yang membuat pemerintah tidak dapat menjual BBM kepada masyarakat dengan harga yang sama dengan harga sebelumnya, karena hal itu dapat menyebabkan pengeluaran APBN untuk subsidi minyak menjadi lebih tinggi. Maka pemerintah mengambil langkah untuk menaikkan harga BBM. Kenaikan BBM ini menimbulkan berbagai dampak yaitu meningkatnya harga barang – barang baik barang pokok maupun jasa. Meskipun Pemerintah telah mengadakan program baru sementara yang berupa BLSM kepada masyarakat miskin namun bantuan tersebut tidak dapat menutupi keseluruhan kekurangan – kekurangan dana untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari mereka. Bahkan terbukti terkadang BLSM tersebut masih melenceng dari masyarakat miskin.
Banyak masyarakat miskin yang tidak menerima bantuan tersebut. Selain itu daya beli kebutuhan sehari – hari masyarakat berkurang karena uang yang biasanya cukup untuk membeli seluruh kebutuhan – kebutuhan kini tidak cukup lagi untuk membeli semua kebutuhan dikarenakan harganya terpaut melambung tinggi. Apabila kebutuhan – kebutuhan masyarakat kurang, maka dapat menyebabkan meningkatnya tindakan – tindakan criminal sehingga keamanan lingkungan pun akan menurun. Kebijakan tersebut tidak hanya berimbas kepada kebutuhan pokok namun berimbas juga kepada laju pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan melamban dan daya saing akan menurun. Apabila pemerintah ingin menaikkan harga BBM harusnya tidak langsung melonjak seperti ini dikarenakan harga – harga barang pun ikut melambung tinggi. Seharusnya Pemerintah menaikkan harga BBM cukup per tahun atau dua tahun sekali dinaikkan sebesar Rp500,- di tahun – tahun sebelumnya, sehingga harga – harga barang kebutuhan pokok akan lebih terkendali. b. Krisis Moneter di Indonesia Krisis moneter yang melanda negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, telah menyebabkan rusaknya sendi-sendi perekonomian nasional. Krisis moneter menyebabkan terjadinya imported inflation sebagai akibat dari terdepresiasinya secara tajam nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, yang selanjutnya mengakibatkan tekanan inflasi yang berat bagi Indonesia. Fenomena inflasi di Indonesia sebenarnya semata-mata bukan merupakan suatu fenomena jangka pendek saja dan yang terjadi secara situasional, tetapi seperti halnya yang umum terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang lainnya, masalah inflasi di Indonesia lebih pada masalah inflasi jangka panjang karena masih terdapatnyahambatan- hambatan struktural dalam perekonomian negara. Dengan demikian, maka pembenahan masalah inflasi di Indonesia tidak cukup dilakukan dengan menggunakan instrumen-instrumen moneter saja. Devaluasi menjadi penyebab utama terjadinya krisis ekonomi di Asia dan akhirnya menimbulkan masalah inflasi di dalam negeri. Inflasi merupakan masalah ekonomi makro yang mempengaruhi perekonomiaan secara riil karena memberikan tekanan bagi investasi dan menghalangi pertumbuhan ekonomi. Banyak pendapat yang mengatakan bahwa inflasi di Indonesia lebih didominasi oleh penyebab non ekonomis. Permasalahan penyebab ekonomis dan non ekonomis di Indonesia memang menimbulkan kontroversi yang cukup tinggi. Aspek-aspek non ekonomis terkadang memberikan pengaruh yang signifikan bagi perubahan-perubahan indikator ekonomi.
Dalam tulisan ini, faktor-faktor non ekonomis dieliminir dan diasumsikan tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada tingkat inflasi. Fenomena inflasi di Indonesia sendiri memunculkan banyak pendapat mengenai sumber inflasi dan aspek kausalitas. Inflasi di Indonesia dipicu oleh Jumlah uang beredar yang terlampau besar dan di sisi lain terdapat kelompok yang mengatakan bahwa inflasi di Indonesia disebabkan karena ketergantungan Indonesia bagi barang impor. Sisi kausalitas inflasi muncul karena inflasi itu tidak hanya merupakan akibat dari faktor ekonomi namun juga dapat menyebabkan perubahan faktor ekonomi yang lain. c. Turunnya Nilai Riil Kekayaan Masyarakat Inflasi menyebabkan turunnya nilai riil kekayaan masyarakat yang berbentuk kas, karena nilai tukar kas tersebut akan menadi lebih kecil, karena secara nominal harus menghadapi harga komoditi per satuan yang lebih besar. Sebagai misal, jika uang Rp. 10.000,- tadinya bisa dibelikan 10kg beras yang berharga Rp.1000,-/kg, maka setelah adanya inflasi uang Rp.10.000,- tersebut hanya dapat ditukarkan dengan 5kg beras saja, karena sekarang harga beras menjadi lebih mahal (Rp.2000,-/kg). Sebaliknya mereka yang memiliki kekayaan dalam bentuk aktiva tetap (umumnya golongan ekonomi menengah ke atas) justru diuntungkan dengan kenaikan harga akibat inflasi tersebut. Dengan demikian inflasi akan membuat jurang kesenjang akan semakin lebar.
Lembar Jawab
Terdapat beberapa faktor utama yang menjadi penyebab dampak timbulnya inflasi di Indonesia, yaitu : a. Jumlah uang beredar Menurut sudut pandang kaum moneteris jumlah uang beredar adalah factor utama yang dituding sebagai penyebab timbulnya inflasi di setiap negara, tidak terkecuali di Indonesia. Di Indonesia jumlah uang beredar ini lebih banyak diterjemahkan dalam konsep narrow money ( M1 ). Hal ini terjadi karena masih adanya anggapan, bahwa uang kuasi hanya merupakan bagian dari likuiditas perbankan. Kenaikkan jumlah uang beredar di Indonesia pada tahun 1970-an sampai awal tahun 1980an lebih disebabkan oleh pertumbuhan kredit likuiditas dan defisit anggaran belanja pemerintah. Pertumbuhan ini dapat merupakan efek langsung dari kebijaksanaan Bank Indonesia dalam sektor keuangan (terutama dalam hal penurunan reserve requirement). b. Defisit Anggaran Belanja Pemerintah Seperti halnya yang umum terjadi pada negara berkembang, anggaran belanja pemerintah Indonesia pun sebenarnya mengalami defisit, meskipun Indonesia menganut prinsip anggaran berimbang. Defisitnya anggaran belanja ini banyak kali disebabkan oleh hal-hal yang menyangkut ketegaran struktural ekonomi Indonesia, yang acapkali menimbulkan kesenjangan antara kemauan dan kemampuan untuk membangun. Selama pemerintahan Orde Lama defisit anggaran belanja ini acapkali dibiayai dari dalam negeri dengan cara melakukan pencetakan uang baru, mengingat orientasi kebijaksanaan pembangunan ekonomi yang inward looking policy, sehingga menyebabkan tekanan inflasi yang hebat. Tetapi sejak era Orde Baru, deficit anggaran belanja ini ditutup dengan pinjaman luar negeri yang nampaknya relative aman terhadap tekanan inflasi. c. Faktor – faktor dalam penawaran agregat dan luar negeri Kelambanan penyesuaian dari faktor-faktor penawaran agregat terhadap peningkatan permintaan agregat ini lebih banyak disebabkan oleh adanya hambatan-hambatan struktural (structural bottleneck) yang ada di Indonesia. Harga bahan pangan merupakan salah satu penyumbang terbesar terhadap tingkat inflasi di Indonesia. Hal ini antara lain disebabkan oleh ketegaran structural yang terjadi di sektor pertanian sehingga menyebabkan inelastisnya penawaran bahan pangan.
Ketergantungan perekonomian Indonesia yang besar terhadap sector pertanian, yang tercermin oleh peranan nilai tambahnya yang relatif besar dan daya serap tenaga kerjanya yang sedemikian tinggi serta beban penduduk yang cukup tinggi, mengakibatkan harga bahan pangan meningkat pesat. Umumnya, laju penawaran bahan pangan tidak dapat mengimbangi laju permintaannya, sehingga sering terjadi excess demand yang selanjutnya dapat memunculkan inflationary gap. Timbulnya excess demand ini disebabkan oleh percepatan pertambahan penduduk yang membutuhkan bahan pangan tidak dapat diimbangi dengan pertambahan output pertanian, khususnya pangan. Di sisi lain, kelambanan produksi bahan pangan disebabkan oleh berbagai hal, diantaranya adalah tingkat modernisasi teknologi dan metode pertanian yang kurang maksimal; adanya faktor-faktor eksternal dalam pertanian seperti, perubahan iklim dan bencana alam; perpindahan tenaga kerja pertanian ke sektor non pertanian akibat industrialisasi; juga semakin sempitnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian, yang disebabkan semakin banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi sebagai lokasi perumahan; industri; dan pengembangan kota. Lebih lanjut, menurut hasil study empiris yang pernah dilakukan oleh Sri Mulyani Indrawati (2008), selain harga bahan pangan, kontributor inflasi di Indonesia lainnya dari sisi penawaran agregat adalah imported inflation, administrated goods, output gap, dan interest rate. Pertama, imported inflation ini terjadi akibat tingginya derajat ketergantungan sektor riil di Indonesia terhadap barang-barang impor, baik capital goods; intermediated good; maupun row material. Transmisi imported inflation di Indonesia ini terjadi melalui dua hal, yaitu depresiasi rupiah terhadap mata uang asing dan perubahan harga barang impor di negara asalnya. Kedua, administrated goods adalah barang-barang yang harganya diatur dan ditetapkan oleh pemerintah. Meskipun pengaruhnya secara langsung sangat kecil dalam mempengaruhi tingkat inflasi, tetapi secara situasional dan tidak langsung pengaruhnya dapat menjadi signifikan.
Contoh, apabila terjadi kenaikan BBM, maka bukan saja harga BBM yang naik, harga barang atau tarif jasa yang terkait dengan BBM juga akan ikut dinaikan oleh masyarakat. Akibatnya, dapat memperberat tekanan inflasi. Ketiga, output gap adalah perbedaan antara actual output (output yang diproduksi) dengan potential output (output yang seharusnya dapat diproduksi dalam keadaan full employment). Adanya kesenjangan (gap) ini terjadi karena faktor-faktor produksi yang dipakai dalam proses produksi belum maksimal dan atau efisien. Keempat, interest rate juga merupakan faktor penting yang menyumbang angka inflasi di Indonesia. Memang pada awalnya merupakan hal yang cukup membingungkan dalam menentukan manakah yang menjadi independent variable atau dependent, antara inflasi dan suku bunga. Tetapi, bila ditilik dari sisi biaya produksi dan investasi (sisi penawaran), maka jelaslah bahwa suku bunga dapat dikatagorikan dalam komponen biaya-biaya tersebut. Dari berbagai hambatan dalam pembangunan perekonomian Indonesia, maka perlu berbagai upaya pembenahan, yaitu : 1. Meningkatkan Supply Bahan Pangan Meningkatkan supply bahan pangan dapat dilakukan dengan lebih memberikan perhatian pada pembangunan di sektor pertanian, khususnya sub sektor pertanian pangan. Modernisasi teknologi dan metode pengolahan lahan, serta penambahan luas lahan pertanian perlu dilakukan untuk eningkatkan laju produksi bahan pangan agar tercipta swasembada pangan. 2. Mengurangi Defisit APBN Mungkin dalam masa krisis ekonomi mengurangi defisit APBN tidak dapat dilaksanakan, tetapi dalam jangka panjang (setelah krisis berlalu) perlu dilakukan. Untuk mengurangi defisit anggaran belanja, pemerintah harus dapat meningkatkan penerimaan rutinnya, terutama dari sektor pajak dengan benar dan tepat karena hal ini juga dapat menekan excess demand. Dengan semakin naiknya penerimaan dalam negeri, diharapkan pemerintah dapat mengurangi ketergantungannya terhadap pinjaman dana dari luar negeri. Dengan demikian anggaran belanja pemerintah nantinya akan lebih mencerminkan sifat yang relative independent.
3. Meningkatkan Cadangan Devisa Pertama, perlu memperbaiki posisi neraca perdagangan luar negeri (current account), terutama pada perdagangan jasa, agar tidak terus menerus defisit. Dengan demikian diharapkan cadangan devisa nasional akan dapat ditingkatkan. Juga, diusahakan untuk meningkatkan kinerja ekspor, sehingga net export harus semakin meningkat. Kedua, diusahakan agar dapat mengurangi ketergantungan industri domestic terhadap barang-barang luar negeri, misalnya dengan lebih banyak memfokuskan pembangunan pada industri hulu yang mengolah sumberdaya alam yang tersedia di dalam negeri untuk dipakai sebagai bahan baku bagi industri hilir. Selain itu juga perlu dikembangkan industri yang mampu memproduksi barang-barang modal untuk industri di dalam negeri. Ketiga, mengubah sifat industri dari yang bersifat substitusi impor kepada yang lebih bersifat promosi ekspor, agar terjadi efisiensi di sektor harga dan meningkatkan net export. Keempat, membangun industri yang mampu menghasilkan nilai tambah yang tinggi dan memiliki kandungan komponen lokal yang relatif tinggi pula. 4. Memperbaiki dan Meningkatkan Kemampuan Sisi Penawaran Agregat Pertama, mengurangi kesenjangan output (output gap) dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya pekerja, modernisasi teknologi produksi, serta pembangunan industri manufaktur nasional agar kinerjanya meningkat. Kedua, memperlancar jalur distribusi barang nasional, supaya tidak terjadi kesenjangan penawaran dan permintaan di tingkat regional (daerah). Ketiga, menstabilkan tingkat suku bunga dan menyehatkan perbankan nasional, tujuannya untuk mendukung laju proses industrialisasi nasional. Keempat, menciptakan kondisi yang sehat dalam perekonomian agar market mechanism dapat berjalan dengan benar, dan mengurangi atau bahkan menghilangkan segala bentuk faktor yang dapat menyebabkan distorsi pasar. Kelima, melakukan program deregulasi dan debirokrasi di sektor riil karena acapkali birokrasi yang berbelit dapat menyebabkan high cost economy.
Kesimpulan Pembelajaran Hari Ini
EVALUASI PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan membubuhkan tanda silang (X) pada huruf A,B,C,D dan E dilembar jawab ! 1. Cabang dari ilmu ekonomi yang membahas tentang penerapan teori ekonomi dalam suatu rumah tangga produksi adalah…. a. Ekonomi deskriptif d. Ekonomi mikro b. Ekonomi terapan e. Ekonomi makro c. Teori ekonomi 2.Dalam teori ekonomi mikro pembahasan tentang faktor-faktor yang menentukan tingkat upah tenaga kerja, tingkat bunga yang masih harus dibayar karena penggunaan modal, dan tingkat keuntungan yang diperoleh para pengusaha berada pada a. Teori produksi d. Teori distribusi b. Teori konsumsi e. Teori pasar c. Teori harga 3.Perhatikan beberapa unit analisis ekonomi berikut: 1. Biaya produksi pembuatan sapu 2. Inflasi 3. Pengangguran 4. Permintaan barang dan jasa Unit analisis yang menjadi kajian dalam ekonomi makro adalah.... a. 1 dan 2 d. 2 dan 3 b. 1 dan 3 e. 2 dan 4 c. 1 dan 4 4. Teori ekonomi mikro mempelajari persoalan persoalan ekonomi yang dihadapi kegiatan perekonomian suatu negara diantaranya adalah….. a. Upaya pengumpulan data terkait dengan fenomena ekonomi yang sedang terjadi. b. Variabel-variabel seperti pengangguran, inflasi dan pertumbuhan ekonomi c. Bekerjanya perekonomian secara keseluruhan d. Kajian empiris berdasarkan fakta didunia nyata e. Perilaku pelaku-pelaku dalam kegiatan perekonomian secara individu
5. Pertanyaan berikut yang merupakan masalah yang dibahas dalam teori ekonomi makro adalah... a. Bagaimana cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi b. Jenis-jenis barang dan jasa apa yang harus diproduksi c. Barang apa yang akan dibeli dan berapa jumlahnya d. Bagaimana cara memproduksi barang dan jasa e. Untuk siapa barang dan jasa diproduksi 6. Globalisasi dalam perdagangan menimbulkan adanya persaingan antar pedagang dimasyarakat, banyak pengusaha atau pedagang kecil mengalami kelesuan karena kalah bersaing dan ada yang sampai gulung tikar sehingga mengakibatkan timbulnya pengangguran karena banyak PHK. Dampak secara langsung dari pengangguran adalah... a. Perekonomian semakin lesu d. Timbulnya kriminalitas di masyarakat b. Industri mengalami penurunan e. Pendapatan masyarakat menurun c. Perhatian pemerintah semakin berkurang 7. Untuk mengatasi masalah kemiskinan, keterbelakangan, lapangan kerja dan pemerataan pembangunan, pemerintah melakukan berbagai kegiatan dan program berikut ini : 1. Pemerataan pendidikan 2. Inpres desa tertinggal 3. Menciptakan lapangan kerja 4. Bantuan langsung tunai 5. Program Kredit Modal Kerja Permanen ( KMKP) dan Kredit Usaha Kecil 6. Transmigrasi 7. Subsidi beras ( raskin ) Program untuk mengatasi kemiskinan ditunjukkan oleh nomor… a. 1, 2, dan 3 d. 3, 5, dan 7 b. 1, 4, dan 5 e. 4, 5, dan 7 c. 2, 5, dan 6 8. Berikut ini kebijakan fiskal dan kebijakan moneter 1. Operasi pasar terbuka 2. Stabilisasi anggaran otonomi 3. Pembiayaan fungsional 4. Mengubah tingkat diskonto 5. Pengawasan kredit secara selektif Berdasarkan keterangan tersebut yang termasuk kebijakan moneter adalah... a. 1, 4, 5 d. 2, 3, 5 b. 1, 2, 3 e. 3, 4, 5 c. 2, 3, 4
9. Nilai barang dan jasa yang dihasilkan seluruh warga masyarakat termasuk warga negara asing yang berdomisili disuatu negara dalam periode tertentu disebut…. a. Gross Domestic Product (GDP) d. Nett National Income (NNI) b. Gross National Product (GNP) e. Personal Income (PI) c. Nett National Product (NNP) 10. Perhitungan pendapatan nasional yang dilakukan dengan menghitung jumlah nilai seluruh barang dan jasa yang diproduksi suatu negara selama satu tahun, merupakan metode penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan…. a. Pendekatan Pendapatan d. Pendekatan Konsumsi b. Pendekatan Pengeluaran e. Pendekatan Pembelian c. Pendekatan Produksi 11. Pada tahun 2010 pendapatan nasional Indonesia Rp 600 trilyun dan jumlah penduduk Indonesia 400 juta jiwa.Hitung besarnya pendapatan perkapita penduduk Indonesia a. Rp. 1 juta d. 2,5 juta b. Rp. 1,5 juta e. 3 juta c. Rp. 2 juta 12. Gross National Product dikurangi penyusutan barang modal selama satu tahun akan menghasilkan.... a. Gross Domestic Product d. Personal income b. Net National Product e. Disposible income c. Net National Income 13. Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan sektor perusahaan mempunyai nilai yang sama dengan julah pembayaran balas jasa atas semua faktor produksi yang digunakan sehingga nilai NNP sama dengan nilai… a. Gross National Product (GNP) d. Disposible income b. Nett National Income (NNI) e. National Income c. Personal income 14. Perhitungan pendapatan nasional baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun lembaga swasta sangat besar manfaatnya pernyataan berikut yang merupakan salah satu manfaat perhitungan pendapatan nasional adalah… a. Mengetahui besarnya konsumsi masyarakat b. Mengetahui dan menelaah struktur perekonomian suatu negara c. Mengendalikan konsumsi agar seimbang dengan produksi d. Meningkatkan kegiatan produksi dalam suatu negara e. Mendorong kegiatan produksi yang sesuai dengan kebutuhan konsumsi
15. Komponen perhitungan pendapatan nasional : Sewa tanah Rp. 1000.000.00 Upah tenaga kerja Rp. 500.000.00 Investasi Rp. 750.000.00 Laba pengusaha Rp. 10.000.00 Konsumsi Rp. 1000.000.00 Bunga modal Rp. 200.000.00 Jika pendapatan nasional dihitung menggunakan pendekatan pendapatan, hasilnya adalah…. a. Rp. 3.460.000 d. Rp. 1.710.000 b. Rp. 2.710.000 e. Rp. 1.500.000 c. Rp. 1.750.000 16. Perhatikan data dibawah ini ! Net National Income : Rp.315 Trilyun Transfer payment : Rp. 16 Trilyun Laba ditahan : Rp. 25 Trilyun Iuran jaminan sosial : Rp. 35 Trilyun Pajak perusahaan : Rp. 15 Trilyun Berapa Personal Income dari data diatas... a. Rp. 240 Trilyun d. Rp. 275 Trilyun b. Rp. 256 Trilyun e. Rp. 300 Trilyun c. Rp. 240 Trilyun 17. Bank Dunia membagi negara-negara menjadi 5 kelompok berdasarkan tinggi rendahnya pendapatan perkapita.Jika pendapatan perkapita suatu negara US$ 3.000, maka negara tersebut termasuk kelompok negara.... a. Kelompok negara berpendapatan rendah b. Kelompok negara berpendapatan menengah bawah c. Kelompok negara berpendapatan menengah d. Kelompok negara berpendapatan menengah tinggi e. Kelompok negara berpendapatan tinggi 18. Suatu keadaan dimana harga cenderung naik secara terus menerus dan berlaku secara umum yang akan mengakibatkan nilai uang turun disebut…. a. Devaluasi d. Inflasi b. Revaluasi e. Depresiasi c. Deflasi
19. Inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi akibat tuntutan kenaikan gaji karyawan sehingga produsen menaikkan harga jual barang disebut... a. Creeping inflation d. Cost push inflation b. Domestic inflation e. Demand pull inflation c. Imported inflation 20. Masyarakat yang mendapatkan keuntungan dengan adanya inflasi yang terjadi adalah golongan... a. Debitur d. Penabung uang di Bank b. Kreditur e. Masyarakat berpenghasilan tetap c. Pegawai negeri 21. Dampak inflasi dalam masyarakat di bawah ini yang benar adalah…. a. inflasi sangat menguntungkan bagi masyarakat yang berpenghasilan tetap seperti PNS. b. inflasi sangat menguntungkan bagi masyarakat yang meminjam uang di Bank dengan tingkat bunga yang relatif rendah c. inflasi sangat merugikan bagi masyarakat yang meminjam uang di Bank meskipun tingkat bunganya relatif rendah. d. inflasi sangat menguntungkan bagi pihak yang memberikan pinjaman (debitor) meskipun dengan tingkat bunga yang cukup rendah e. inflasi pengaruhnya sangat kecil bagi masyarakat yang tidak punya penghasilan karena harga barang relatif murah. 22. Indeks harga yang digunakan untuk mengukur biaya pembelian sekelompok barang dan jasa yang dapat mewakili belanja konsumen disebut…. a. Indeks Harga Konsumen d. Indeks Paritas b. Indeks Harga Produsen e. Indeks Harga Perdagangan Besar c. Indeks Harga yang dibayar dan diterima petani 23. Indeks Harga konsumen bulan Januari 2011sebesar 130,65 dan Indeks Harga konsumen bulan Februari 2011 sebesar 145,32 maka besarnya laju inflasi bulan Maret adalah... a. 11, 22 % d. 13,14 % b. 12, 22 % e. 67,14 % c. 14, 67 %
24. Perhatikan tabel berikut ! Tahun Pakaian Beras Output Harga Output Harga 2001 20 10.000 30 5000 2010 30 20.000 40 7500 Dari data diatas pertumbuhan inflasi yang dihitung dengan Indeks Harga Konsumen sebesar… a. 7.85% d. 6.55% b. 8.75% e. 8.56 c. 5.67% 25. Berapa banyak uang yang dibelanjakan seseorang dari seluruh pendapatannya dapat dinyatakan dalam fungsi… a. Konsumsi d. Pendapatan b. Tabungan e. Keseimbangan c. Investasi 26. Kurva permintaan investasi merupakan kurva tempat kedudukan titik-titik kombinasi jumlah investasi dan faktor yang mempengaruhinya, dari kurva ini dapat diketahui…. a. Hubungan positif antara tingkat suku bunga dengan investasi b. Hubungan negatif antara tingkat suku bunga dengan investasi c. Hubungan positif antara konsumsi dan investasi d. Hubungan negatif antara konsumsi dan investasi e. Hubungan negatif antara tabungan dan investasi 27. Menurut Irving Fisher jika jumlah uang yang beredar dan jumlah barang yang diperdagangkan naik menjadi 2 kali lipat, sedangkan laju peredaran uang naik menjadi 4 kali lipat, maka harga cenderung…. a. Naik 2 kali lipat d. Turun 4 kali lipat b. Naik 4 kali lipat e. Turun 2 kali lipat c. Naik ½ kali lipat 28. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran uang ! 1. Tingkat pendapatan 2. Tingkat suku bunga 3. Tingkat harga barang 4. Kegiatan spekulasi 5. Jumlah uang yang beredar Dari pernyataan diatas yang termasuk faktor yang mempengaruhi permintaan uang adalah… a. 1,2, dan 3 d. 2, 4, dan 5 b. 1, 2, dan 4 e. 3, 4, dan 5 c. 2, 3, dan 4
29. 1. 2. 3. 4. 5.
Perhatikan fungsi-fungsi bank berikut ini : Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran Menghimpun dana dari masyarakat Mengatur dan mengawasi bank Menyalurkan kredit pada masyarakat Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter Fungsi di atas, yang merupakan fungsi bank sentral adalah ….. a. 1, 2, dan 4 d. 2, 3, dan 5 b. 1, 3, dan 5 e. 3, 4, dan 5 c. 2, 3, dan 4
30. Berikut ini operasi kredit aktif dan pasif suatu bank : 1. Kredit usaha kecil 5. deposito 2. Giro 6. kredit rekening Koran 3. tabungan 4. kredit perumahan rakyat Yang termasuk operasi kredit aktif adalah…… a. 1, 2 dan 4 d. 2, 3 dan 5 b. 1 , 3 dan 6 e. 2, 4 dan 6 c. 1. 4 dan 6 31. KUD dapat menyediakan segala macam obat-obatan pertanian yang dibutuhkan petani setelah mendapat kredit dari salah satu perusahaan penghasil pupuk hal ini menunjukkan fungsi kredit untuk… a. Meningkatkan daya guna modal b. Memperlancar arus barang c. Mempercepat peredaran uang d. Meningkatkan pendapatan nasional e. Menunjang stabilitas nasional 32. Nama baik calon debitur perlu diperhatikan dalam pemberian pinjaman.hal ini merupakan syarat kelayakan kredit dari unsur… a. Character d. Collateral b. Capacity e. Condition c. Capital
33. Berikut beberapa kebaikan dan kelemahan kredit yang ditawarkan kepada masyarakat oleh bank pemerintah maupun swasta : 1. Mempermudah mendapatkan dana segar untuk modal 2. Mendorong masyarakat untuk konsumtif 3. Menjadikan masyarakat lebih dapat berspekulasi 4. Mendorong peningkatan produktivitas masyarakat 5. Menciptakan masyarakat yang dapat mengelola keuangannya Dari pernyataan diatas yang termasuk kelemahan kredit adalah… a. 1 dan 2 d. 2 dan 5 b. 1 dan 3 e. 3 dan 4 c. 2 dan 3 34. Kebijakan fiscal adalah suatu instrument yang digunakan oleh pemerintah dalam rangka mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi melalui….. a. pengendalian harga d. pengendalian moneter b. pengendalian barang dan jasa e. pengendalian suku bunga bank c. pengendalian pajak 35. Perhatikan matrik kebijakan pemerintah dibidang ekonomi sebagai berikut : A B C 1. Menaikkan tingkat 1. Menaikkan pendapatan 1. Menetapkan harga suku bunga masyarakat maksimum 2. Melakukan 2. Melaksanakan politik 2. Mempermudah pembatasan import pasar terbuka pemberian kredit 3. Menaikkan tarif pajak 3. Kebijakan kredit selektif 3. Menetapkan cash ratio Kebijakan pemerintah dibidang moneter yang dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar adalah…. a. A1, B1, C1 d. A2, B3, C1 b. A1, B2, C3 e. A3, B2, C1 c. A2, B3, C2
36.Pos-pos yang terdapat dalam APBN mempunyai pengaruh di dalam perekonomian, dibawah ini pos dalam APBN yang bersifat deflasioner, yaitu : a. Transfer payment. b. Obligasi dari masyarakat dalam negeri. c. Kredit dari bank sentral. d. Pengeluaran Negara. 37.Kredit bank sentral akan mempengaruhi jumlah uang yang beredar melalui money multiflier. Sebelum jumlah uang beredar bertambah. Pengaruh langsung yang terjadi adalah : a. Bertambahnya jumlah uang inti. b. Berkurangnya jumlah uanh inti. c. Berkurangnya tingkat suku bung. d. Berkurangnya tingkay suku bunga, 38.Uang inti yang ada dimasyarakat dipengaruhi oleh banyak factor, seperti dibawah ini adalah : a. Bunga giro dan deposito b. Bunga kredit bank. c. Pengeluaran pemerintah, d. Bea masuk. 39.Kebijakan moneter sulit diterka, sehingga menyulitkan pengunaannya dalam praktek, sehingga pemerintah secara otomatis dan teratur, menaikan jumlah uang beredar sesuai dengan kenaikan kebutuhan uang rata-rata sebagai ganti dari kebijakan moneter. Pernyataan diatas sesuai dengan pemikiran : a. Adam Smith. b. John Maynard Keynes. c. Milton Friedman. d. David Ricardo.
40. Menurut Keynes permintaan uang untuk transaksi ditentukan oleh : a. Tingkat harga dan GDP riil. b. Suku bunga dan GDP nominal. c. Tingkat harga dan GDP riil. d. Tingkat harga dan GDP Nominal
41.Permintaan uang ( L1 ) merupakan gabungan dari permintaan uang untuk transaksi dengan permintaan uang untuk berjaga-jaga. Dijadikan satu karena permintaan uang untuk berjaga-jaga besal-kecilnya tergantung dari : a. Pendapatan. b. Tingkat harga. c. Transaksi d. Tingkat bunga. 42.Dibawah ini adalah kebijakan pemerintah dalam pasar uang yang termasuk dalam “ Quantitative Credit Control “, kecuali : a. Selective credit control. b. Manipulasi legal reserve ratio. c. Open market operation. d. Rediscount policy. 43.Pada tahun 1974, seorang ekonom yang memperjelas garis yang membatasi teori kuantitas uang dengan teori lainnya adalah : a. Adam Smith. b. John Maynard Keyness. c. Milton Friedman d. Thomas M. Humphrey. 44.Perumusan teori kuantitas uang yang oleh kebanyakan ahli ekonomi dianggap sebagai perumusan yang tertua terdapat pada tulisan : a. Milton Friedman. b. Adam Smith. c. John Maynard Keyness. d. Jean Bodin. 45.Karena bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan percetakan uang baru atau kenaikan permintaan luar negeri akan barang-barang ekspor atau bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena kredit murah, Ketiga hal diatas berakibat : a. Demand inflation b. Cost inflation c. Domestic inflation d. Imported inflation.
46.Fungsi konsumsi menurut konsepsi Keyness pada tahun 1940 telah menimbulkan …….. a. Hipotesa konsumsi. b. Variabel nyata. c. Hipotesa pendapatan. d. Hipotesa stagnasi. 47.Dibawah ini adalah pernyataan yang ditekankan dalam teori inflasi structural. Kecuali : a. Menerangkan proses inflasi jangka panjang di Negara sedang berkembang. b. Jumlah uang yang beredar bertambah dan secara pasif mengikuti dan menampung kenaikan harga-harga, tersebut. c. Inflasi selalu terjadi pada Negara sedang berkembang. d. Ketegaran-ketegaran yang ada disebabkan oleh kebijaksanaan harga atau moneter pemerintah sendiri. 48.Menurut teori structural ada 2 ketegaran utama dalam perekonomian Negara sedang berkembang yang bisa menimbulkan inflasi, salah satunya adalah ketegaran yang berkaitan dengan : a. Kegagalan pasar. b. Pengangguran. c. Ketidakelastisan dari penerimaan ekspor. d. Ketidakelastisan harga 49.Perbedaan demand inflation dengan cost inflation terlihat pada …………. a. Dari segi kenaikan harga out put. b. Volume out put ( GDP riil ). c. Omzet penjualan. d. Sarana produksi. 50.Kenaikan harga barang akhir ( output ) mendahului kenaikan barang-barang input dan harga factor produksi. Keadaan ini terjadi dalam pasar : a. Suppresed inflation. b. Demand inflation. c. Supply inflation. d. Cost inflation. *****GOOD LUCK*****
KUNCI JAWABAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
D A D E A E A A A C
11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
B B B B D B C D D B
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
B A A A A B B D B C
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
B A C C B C A A A C
41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
NILAI : PETUNJUK Nilai = (jumlah jawaban benar x 2)
C A B A C C C B B D
GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
Mengasah Kemampuan Ekonomi untuk Kelas X SMA/MA (2007) oleh Bambang Widjajanta dan Aristanti Widyaningsih diterbitkan oleh Penerbit Citra Praya di Bandung. Ekonomi SMA KELAS X untuk SMA Kelas X (2009) oleh Dra. Hj. Sukwiaty, Drs.H.Sudirman Jamal dan Drs Slamet Sukarnto diterbitkan oleh Yudhistira di Jakarta http://www.economicshelp.org http://inflationdata.com http://www.apapengertianahli.com/2015/05/pengertian-inflasi-jenis-jenisinflasi-cara-penanganan.html# http://www.belonomi.com/2015/07/pengertian-dan-jenis-jenis-inflasi.html http://rahmasariputri.blogspot.co.id/2010/04/tugas-teori-ekonomi-soal-pilihanganda.html http://risaariani6.blogspot.co.id/2012/06/soal-ekonomi-x-semester-2.html
INDEKS