PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI 2013
MODUL I
MODUL I PENARIKAN SAMPEL
A. TUJUAN PRAKTIKUM Dengan praktikum Statistika Industri Modul I yang membahas tentang penarikan sampel, praktikan diharapkan dapat: 1. Memahami definisi dari sampel dan istilah-istilah lain yang terkait, 2. Mengetahui cara pengambilan sampel yang tepat dengan berbagai metode yang ada, 3. Membandingkan antara metode yang satu dengan metode yang lain dalam pengambilan sampel, 4. Mengaplikasikan studi kasus ke dalam software Microsoft Excel.
B. TEORI PENDUKUNG PRAKTIKUM 1. Populasi dan Sampel Ide dasar dari pengambilan sampel adalah dengan mengobservasi beberapa elemen (anggota) dari suatu populasi yang diharapkan mampu memberikan informasi yang berguna mengenai karakteristik populasi. Populasi atau Universe berarti kumpulan seluruh elemen/objek yang diteliti. Banyaknya anggota suatu populasi disebut ukuran populasi. Populasi dibedakan menjadi dua yaitu: a. Populasi sasaran adalah keseluruhan individu dalam area/ lokasi/ kurun waktu yang sesuai dengan tujuan penelitian. b. Populasi sampel adalah keseluruhan individu yang akan menjadi satuan analisis dalam populasi yang layak untuk ditarik sebagai sampel penelitian sesuai dengan kerangka sampelnya. Adapun yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasinya. Banyaknya anggota suatu sampel
1
Laboratorium Teknik Industri
PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI 2013
MODUL I
disebut ukuran sampel. Sedangkan, kerangka sampel (Sampling Frame) adalah seluruh daftar individu dari populasi sampel. Apabila kita mengumpulkan data dari seluruh elemen dalam suatu populasi, maka kita akan memperoleh informasi yang sesungguhnya, yang biasanya dikenal dengan istilah parameter. Sedangkan jika kita melakukan penarikan sampel (mengumpulkan data sebagian elemen dari suatu populasi) maka kita akan memperoleh hasil berupa data perkiraan atau pendugaan yang biasanya disebut statistik. Jadi, statistik merupakan penduga dari parameter Contoh: Topik penelitian
:
Tingkat pendapatan pengusaha teh di Bandung
Populasi sasaran
:
Semua pengusaha yang ada di Bandung
Populasi sampel
:
Semua pengusaha teh yang ada di Bandung
Kerangka sampel
:
Daftar nama dari semua pengusaha teh yang ada di Bandung
Sampel
:
Sejumlah pengusaha yang diambil dari kerangka sampel dengan metode tertentu
2. Pengertian Sampling Sampling adalah cara atau teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel. Secara garis besar, metode penarikan sampel dibagi menjadi dua, yaitu: a.
Random Sampling (pemilihan secara acak) Yang
dimaksud
dengan
random
sampling
adalah
cara
pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel.
2
Laboratorium Teknik Industri
PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI 2013
b.
MODUL I
Non Random Sampling (pemilihan secara tidak acak). Yang dimaksud dengan non random sampling atau non probability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol). Dua jenis teknik pengambilan sampel di atas mempunyai tujuan
yang berbeda. Jika peneliti ingin hasil penelitiannya bisa dijadikan ukuran untuk mengestimasikan populasi, atau istilahnya adalah melakukan generalisasi maka seharusnya sampel representatif dan diambil secara acak. Namun jika peneliti tidak mempunyai kemauan melakukan generalisasi hasil penelitian maka sampel bisa diambil secara tidak acak. Sampel tidak acak biasanya juga diambil jika peneliti tidak mempunyai data pasti tentang ukuran populasi dan informasi lengkap tentang setiap elemen populasi. Contohnya, jika yang diteliti populasinya adalah konsumen teh botol, kemungkinan besar peneliti tidak mengetahui dengan pasti berapa jumlah konsumennya, dan juga karakteristik konsumen. Karena dia tidak mengetahui ukuran pupulasi yang tepat, bisakah dia mengatakan bahwa 200 konsumen sebagai sampel dikatakan “representatif”?. Kemudian, bisakah peneliti memilih sampel secara acak, jika tidak ada informasi yang cukup lengkap tentang diri konsumen?. Dalam situasi yang demikian, pengambilan sampel dengan cara acak tidak dimungkinkan, maka tidak ada pilihan lain kecuali sampel diambil dengan cara tidak acak atau non probability sampling, namun dengan konsekuensi hasil penelitiannya tersebut tidak bisa digeneralisasikan. Jika ternyata dari 200 konsumen teh botol tadi merasa kurang puas, maka peneliti tidak bisa mengatakan bahwa sebagian besar konsumen teh botol merasa kurang puas terhadap teh botol.
3
Laboratorium Teknik Industri
PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI 2013
MODUL I
3. Metode Penarikan Sampel Acak Pada modul ini, akan difokuskan pada pembahasan Random/ Probability Sampling. Dalam random sampling, pemilihan sampel tidak dilakukan secara subyektif, dalam arti sampel yang terpilih tidak didasarkan semata-mata pada keinginan Peneliti, sehingga setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama (acak) untuk terpilih sebagai sampel. Jenis-jenis random sampling: a. Metode Pengambilan Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling). Simple Random Sampling adalah metode pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama besar untuk dipilih/ diambil sebagai sampel. Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen
populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana
analisisnya. Misalnya, dalam populasi ada wanita dan pria, atau ada yang kaya dan yang miskin, ada manajer dan bukan manajer, dan perbedaan-perbedaan lainnya. Selama perbedaan gender, status kemakmuran, dan kedudukan dalam organisasi, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Contoh:
Populasi dengan anggota sebanyak 4 (N = 4) yaitu a, b, c, dan d. Diinginkan sampel dengan ukuran n = 2 dari populasi. Maka sampel yang mungkin adalah (a,b); (a,c); (a,d); (b,c); (b,d) dan (c,d). Sehingga masing-masing sampel mempunyai peluang 1/6 dan probabilitas setiap anggotanya, misal b sebesar 3/6 = 1/2. Dengan
4
Laboratorium Teknik Industri
PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI 2013
MODUL I
demikian peluang setiap anggota untuk terpilih sebagai sampel sama, yaitu n/N = 1/2. b. Metode Pengambilan Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling). Metode untuk mengambil sampel secara sistematis dilakukan dengan interval (jarak) tertentu dari suatu kerangka sampel yang telah diurutkan. Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel dengan cara ini. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui sikap manajer terhadap satu kebijakan perusahaan. Dia menduga bahwa manajer tingkat atas cenderung positif sikapnya terhadap kebijakan perusahaan tadi. Agar dapat menguji dugaannya tersebut, maka sampelnya harus terdiri atas paling tidak para manajer tingkat atas, menengah, dan bawah.
Dengan
teknik
pemilihan
sampel
secara
random
distratifikasikan, maka dia akan memperoleh manajer di ketiga tingkatan tersebut, yaitu stratum manajer atas, manajer menengah dan manajer bawah. Dari setiap stratum tersebut dipilih sampel secara acak. Tahapan dari Systematic Random Sampling: 1) Menentukan ukuran sampel (n) yang akan diambil dari keseluruhan anggota populasi (N). 2) Membagi anggota populasi menjadi k kelompok dengan ketentuan k harus lebih kecil atau sama dengan N/n. Nilai k yang lebih besar dari N/n akan menyebabkan ukuran sampel yang diinginkan tidak dapat diperoleh (kurang dari n). 3) Menentukan secara acak sejumlah sampel pertama dari kelompok pertama yang terbentuk. Selanjutnya diambil beberapa unit sampel kedua dari kelompok kedua secara sistematis (urutan sampel kedua dari kelompok kedua sama dengan urutan sampel pertama dari
5
Laboratorium Teknik Industri
PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI 2013
MODUL I
kelompok pertama) dan seterusnya. Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut. Contoh: Menentukan banyaknya kelompok: k = 100/10 = 10, berarti ada 10 kelompok (tidak boleh lebih dari 10 kelompok). Memberikan nomor urut secara acak kepada 100 orang karyawan tersebut dari 1, 2, 3 sampai 100. Membagi keseluruhan anggota populasi menjadi 10 kelompok, dengan anggota kelompok pertama (kelompok A) berisi karyawan dengan nomor urut 1 sampai 10, kelompok kedua (kelompok B) dengan nomor urut 11 sampai 20 dan seterusnya. Mengambil satu unit sampel secara acak pada kelompok A, misal terambil karyawan nomor 3. Setelah itu dilakukan pengambilan sampel pada kelompok berikutnya untuk satuan sampel yang berada segaris (memiliki jarak yang sama) dengan sampel nomor tiga tersebut. Sehingga diperoleh sampel sebagai berikut: Kelompok
: A, B, C, D, E, F, G, H, I, J
No. Terpilih : 3, 13, 23, 33, 43, 53, 63, 73, 83, 93 c. Metode Pengambilan Sampel Acak Terstratifikasi (Stratified Random Sampling) Stratified Random Sampling adalah pengambilan sampel dengan populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan sampel dilakukan dalam setiap strata baik secara simple random sampling, maupun secara systematic random sampling. Contoh:
Kita meneliti keadaan gizi anak sekolah Taman Kanak-kanak di Kota Madya Medan (4-6 tahun). Karena kondisi Taman Kanakkanak di Medan sangat berbeda (heterogen) maka buatlah kriteria yang tertentu yang dapat mengelompokkan sekolah Taman Kanakkanak ke dalam 3 kelompok (A = baik, B = sedang, C = kurang). Misalnya untuk Taman Kanak-Kanak dengan kondisi A ada : 20
6
Laboratorium Teknik Industri
PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI 2013
MODUL I
buah dari 100 Taman Kanak-Kanak yang ada di Kota Madya Medan, kondisi B = 50 buah C = 30 buah. Jika berdasarkan perhitungan besar sampel, kita ingin mengambil sebanyak 25 buah (25%), maka ambilah 25% dari masing-masing sub populasi tersebut di atas.
Cara pengambilan sampel 5 Kelompok A, 12-13 Kelompok B, dan 7 ñ 8. Kelompok C adalah secara random karena sub populasi sudah homogen.
Keuntungan : Taksiran mengenai karakteristik populasi lebih tepat. Kerugian
: Daftar populasi setiap strata diperlukan, jika daerah
geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.
d. Metode Pengambilan Sampel Blocking (Cluster Sampling) Cluster Sampling adalah metode yang digunakan untuk memilih sampel yang berupa kelompok dari beberapa kelompok (groups atau cluster), dimana setiap kelompok terdiri atas beberapa unit yang lebih kecil (elemen). Jumlah elemen dari masing-masing kelompok bisa sama maupun berbeda. Seperti halnya strata pada metode acak terstratifikasi, kelompokkelompok dalam populasi ini juga bersifat bebas satu dengan yang lain
7
Laboratorium Teknik Industri
PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI 2013
MODUL I
(mutually exclusive). Tetapi anggota dari suatu stratanya lebih bersifat heterogen dan dibatasi oleh wilayah. Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan gugus. Berbeda dengan teknik pengambilan sampel acak yang distratifikasikan, di mana setiap unsur dalam satu stratum memiliki karakteristik yang homogen (stratum A: laki-laki semua, stratum B: perempuan semua), maka dalam sampel gugus, setiap gugus boleh mengandung unsur yang karakteristiknya berbeda-beda atau heterogen. Contoh:
Suatu penelitian ingin mengetahui tingkat kepemilikan mobil pada suatu daerah. Di daerah tersebut terdapat 200 kepala keluarga (KK) dan ingin diambil 50 KK sebagai responden (sampel). Secara geografis
ternyata
seluruh
KK
di
daerah
tersebut
dapat
dikeompokkan dalam 20 kelompok (blok/ cluster) lokasi yang berbeda, dengan jumlah KK pada masing-masing blok sama yaitu 10 KK. Dengan metode blocking, maka secara acak hanya tinggal diambil 5 blok (cluster) saja sebagai sampel dan setiap KK dalam blok terpilih seluruhnya. Dengan demikian diperoleh jumlah sampel sebanyak 5 blok x 10 KK/ Blok = 50 KK.
4. Metode Penarikan Sampel Tidak Acak (Non Random Sampling ) Seperti telah diuraikan sebelumnya, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh peneliti. a. Sampel yang dipilih dengan pertimbangan kemudahan (Convenience Sampling) Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Seseorang diambil sebagai sampel karena kebetulan orang tadi ada di situ atau kebetulan dia
8
Laboratorium Teknik Industri
PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI 2013
MODUL I
mengenal orang tersebut. Oleh karena itu ada beberapa penulis menggunakan istilah accidental sampling – tidak disengaja – atau juga captive sample (man-on-the-street) Jenis sampel ini sangat baik jika dimanfaatkan untuk penelitian penjajagan, yang kemudian diikuti oleh penelitian lanjutan yang sampelnya diambil secara acak (random). Beberapa kasus penelitian yang menggunakan jenis sampel ini, hasilnya ternyata kurang obyektif. b. Purposive Sampling Sesuai dengan namanya, sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki informasi yang diperlukan bagi penelitiannya. Dua jenis sampel ini dikenal dengan nama judgement dan quota sampling. 1) Judgment Sampling Sampel dipilih berdasarkan penilaian peneliti bahwa dia adalah
pihak
penelitiannya..
yang
paling
Misalnya
baik
untuk
untuk
dijadikan
memperoleh
data
sampel tentang
bagaimana satu proses produksi direncanakan oleh suatu perusahaan, maka manajer produksi merupakan orang yang terbaik untuk bisa memberikan informasi. Jadi, judment sampling umumnya memilih sesuatu atau seseorang menjadi sampel karena mereka mempunyai “information rich”. 2) Quota Sampling Teknik sampel ini adalah bentuk dari sampel distratifikasikan secara proposional, namun tidak dipilih secara acak melainkan secara kebetulan saja. Misalnya, di sebuah kantor terdapat pegawai laki-laki 60% dan perempuan 40% . Jika seorang peneliti ingin mewawancari 30 orang pegawai dari kedua jenis kelamin tadi maka dia harus mengambil sampel pegawai laki-laki sebanyak 18 orang sedangkan pegawai perempuan 12 orang. Sekali lagi, teknik pengambilan
9
Laboratorium Teknik Industri
PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI 2013
MODUL I
ketiga puluh sampel tadi tidak dilakukan secara acak, melainkan secara kebetulan saja. c. Sampel Bola Salju (Snowball Sampling) Cara ini banyak dipakai ketika peneliti tidak banyak tahu tentang populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang yang berdasarkan penilaiannya bisa dijadikan sampel. Karena peneliti menginginkan lebih banyak lagi, lalu dia minta kepada sampel pertama untuk menunjukan orang lain yang kira-kira bisa dijadikan sampel. Misalnya, seorang peneliti ingin mengetahui pandangan kaum lesbian terhadap lembaga perkawinan. Peneliti cukup mencari satu orang wanita lesbian dan kemudian melakukan wawancara. Setelah selesai, peneliti tadi minta kepada wanita lesbian tersebut untuk bisa mewawancarai teman lesbian lainnya. Setelah jumlah wanita lesbian yang
berhasil
diwawancarainya
dirasa
cukup,
peneliti
bisa
mengentikan pencarian wanita lesbian lainnya. Hal ini bisa juga dilakukan pada pencandu narkotik, para gay, atau kelompok-kelompok sosial lain yang eksklusif (tertutup).
5. Sumber Kesalahan dalam Sampling Secara umum kesalahan dalam sampling disebabkan oleh: a. Variasi Acak b. Kesalahan Spesifikasi c. Kesalahan Penentuan Responden d. Kesalahan karena Ketidaklengkapan Cakupan Daftar Unsur Populasi e. Kesalahan karena Ketidaklengkapan Respon f. Kesalahan Penarikan Sampel g. Kesalahan Pengukuran
10
Laboratorium Teknik Industri
PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI 2013
MODUL I
C. ALAT DAN BAHAN -
Komputer
-
Modul praktikum
-
Alat tulis
D. PROSEDUR PRAKTIKUM 1. Dalam praktikum ini anda akan diminta untuk mengestimasi beberapa parameter dari populasi mahasiswa fakultas teknik UMS (TI, TE, TK, TM dan TA), yaitu: a. Tinggi rata-rata mahasiswa fakultas teknik UMS b. Pengeluaran rata-rata per bulan c. Proporsi laki-laki dan perempuan d. Kepuasan atas tingkat pelayanan fakultas 2. Asisten akan memberi informasi umum tentang populasi mahasiswa teknik UMS 3. Hitung besar sampel yang diperlukan dengan tingkat kepercayaan dan tingkat error yang diberikan asisten 4. Rencanakan sampling dengan metode a. Simple random sampling b. Systematic random sampling c. Multistage random sampling 5. Asisten akan memberikan data terkait sampel yang terpilih 6. Lakukan input data dan penghitungan terhadap parameter akan diestimasi 7. Hitung margin error dari estimasi 8. Asisten memberikan data parameter populasi 9. Lakukan analisa dan perbandingan terhadap metode sampling yang dilakukan dan margin error yang diinginkan.
11
Laboratorium Teknik Industri
PRAKTIKUM STATISTIKA INDUSTRI 2013
MODUL I
E. TUGAS LAPANGAN 1. Cari permasalahan riil yang akan di amati dan tentukan rumusan permasalahan yang akan diselesaikan melalui proses sampling. Diskusikan dengan asisten. 2. Rencanakan sampling yang akan dilakukan. 3. Lakukan pengumpulan data, analisa dan laporkan hasil pengamatan. 4. Dikumpulkan dalam 1 minggu
F. REFERENSI 1. Sugiarto, Dergibson Siagian, Lasmono Tri Sunaryo, Denny S. Utomo, 2001, Teknik Sampling Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2. William G. Cochran, 1991, Teknik Penarikan Sampel, Jakarta: UI-Press. 3. Algifari, 1997, Statistika Induktif, Yogyakarta: UPP AMP YKPN. 4. Drs. Djarwanto Ps, Drs. Pangestu Subagyo MBA, 1988, Statistik Induktif, Yogyakarta: BPFE. 5. Prof. Drs. Soegyarto Mangkuatmodjo, 2004, Statistik Lanjutan, Jakarta: PT. RINEKA CIPTA. 6. Abdul Hakim SE, 2002, Statistik Induktif untuk Ekonomi dan Bisnis, Yogyakarta : EKONISIA.
G. TUGAS 1. Baca buku “TEKNIK SAMPLING” (Referensi 1) hal 29-34. 2. Baca buku “STATISTIK INDUKTIF” (Referensi 4) hal 127-131. 3. Baca buku “STATISTIK INDUKTIF UNTUK EKONOMI DAN BISNIS” (Referensi 6) hal 62-66
12
Laboratorium Teknik Industri