MODUL 5
METODE PENARIKAN SAMPEL Matakuliah Tahun
: Pengantar Statistik Sosial : Tahun 2014
Tito Adi Dewanto S.TP
ALASAN DILAKUKAN SAMPLING
Percobaan/Eksperimennya bersifat destruktif (merusak) Contoh: 1. Perusahaan pilar beton, menguji kekuatan beton hasil produksinya 2. Perusahaan bola lampu mencoba daya tahan bola lampu hasil produksinya Populasinya sangat besar Biaya/Tenaga/Waktu terbatas ----------------------------------------------------------------------PENTING : Sifat KETERWAKILAN diutamakan dalam pengambilan sampel.
Manfaat Lain Penarikan Sampel Jangkauan lebih luas Hasil penelitian yang lebih akurat (dr sensus) Pilihan yang tersedia hanyalah sampel Manajemen Data --------------------------------------------------- Note : Metode penarikan sampel yang baik
tergantung dari kondisi populasinya
Bentuk pengambilan sampel Sampel Sampel Acak Tidak Acak Setiap unsur yang ada dalam populasi diberi kesempatan atau peluang yang sama untuk bisa diambil sebagai sampel 4
Setiap unsur yang ada dalam populasi tidak diberi kesempatan atau peluang yang sama untuk bisa diambil sebagai sampel
Kapan peneliti sebaiknya mengambil sampel secara acak dan tidak acak? Ketika peneliti bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitiannya maka ambilah sampel secara acak dan representatif
5
Ketika peneliti tidak bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitiannya atau ketika jumlah populasi tidak diketahui secara pasti maka ambilah sampel secara tidak acak
Teknik pengambilan sampel
6
Sampel Acak :
Sampel Tidak Acak :
Sampel Acak Sederhana
Sampel maksud tertentu
Sampel Acak Distratakan
Sampel kuota
Sampel sistematis
Sampel Bola Salju
Sampel Random Klaster
Sampel Sekehendak
Sampel Random Langkah Jamak
Sampel Ahli
Kerangka Sampling Daftar yang berisikan informasi dari setiap unsur dalam populasi Misalnya : Populasi adalah mahasiswa UT. Di dalam kerangka sampling harus ada daftar dari Seluruh mahasiswa UT, lengkap mulai dari nama, Alamat, nomor pokok, fakultas, jurusan, dlsb. Misalnya : Populasi adalah ibu rumah tangga di Kecamatan Bogor Utara. Di dalam kerangka sampling harus ada daftar dari Seluruh nama ibu rumah tangga penduduk kecamatan Bogor Utara dan alamatnya 7
Alat pengambilan sampel secara acak Daftar
angka acak (random)
(untuk populasi yang besar)
Undian (Misal tulis no urut dalam gulungan kertas)
8
Kalkulator
/ komputer
PENDEKATAN SAMPLING I.
Probability Sampling (Sampling dengan Probabilita) yaitu jika unit-unit observasi memiliki peluang/kemungkinan yang sama untuk terpilih.
Ada 5 cara: 1.Penarikan Sampel Acak Sederhana, 2.Penarikan Sampel Acak Berstrata, 3.Penarikan Sampel Sistematis, 4.Penarikan Sampel Random Klaster dan 5. Sampel Random Langkah Jamak.
II. Non-Probability Sampling yaitu penarikan sampel yang tidak dilakukan dengan kaidah-kaidah probabilita Termasuk dalam Non-Probability Sampling: a. Purposive Sampling b. Pengambilan Sampel Kuota c. Snowball Sampling d. Judgement Sampling e. Expert Sampling
Sampel Acak Sederhana Jika setiap unsur dalam populasi dianggap sama (homogen) oleh peneliti. Atau perbedaan-perbedaan yang ada dalam setiap unsur populasi tidak dianggap penting oleh peneliti, dan jumlah unsur dalam populasi tidak begitu banyak.
Langkah-langkah : 1. Susun kerangka sampling 2. Tetapkan jumlah sampel 3. Tentukan alat/cara pengambilan sampel 4. Pilih sampel sampai dengan jumlah sampel terpenuhi
11
Sampel Acak Berstrata Jika unsur populasi heterogen Mis. heterogen dalam jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, status pekerjaan, dlsb; dan keanekaragaman tersebut bermakna bagi analisis penelitiannya maka agar tidak terambil hanya dari kelompok/strata tertentu saja, gunakan cara ini.
Langkah-langkah : 1. Susun kerangka sampling. 2. Bagi kerangka sampling ke dalam strata yang dikehendaki. 3. Tentukan jumlah sampel secara keseluruhan. 4. Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum. 5. Pilih sampel dari setiap stratum secara acak. Catatan : dalam menentukan jumlah sampel di setiap statum, dapat dilakukan secara proporsional (cara ideal) atau tidak proporsional 13
Sampel Acak Berstrata atau Stratified Random Sampling (Lanjutan)
Suatu teknik penarikan sampel dimana unit-unit populasi heterogen dikelompokkan menjadi kelompok-kelompok yang homogen Dilakukan jika populasinya tidak homogen dan populasi dapat dibagi dalam beberapa lapisan/strata Misal: Kelompok Kelas Ekonomi I. Atas, pendapatan > 10 jt rupiah II. Menengah, pendapatan 1 - 10 jt rupiah III. Bawah, pendapatan < 1 jt rupiah
Sampel Acak Berstrata atau Stratified Random Sampling (Lanjutan)
Prinsip Pembentukan Strata: a. Pembentukan strata dalam populasi tidak boleh terjadi overlapping b. Setiap strata dalam populasi harus homogen
Populasi
CCBABAC AA B C C B A C C B ABBCACBBC BA CA B C AA C C B B BCBBACB
disekat menjadi
A
B
Strata I Strata II
C Strata III
Sampel Sistematis Jika jumlah unsur dalam populasi sedemikian besar dan dianggap homogen, dan ketika peneliti tidak mempunyai alat pengambilan sampel secara acak yang baik, pakailah cara ini. Peneliti menentukan unsur dalam populasi yang “keberapa” yang akan diambil sebagai sampel Langkah-langkah : 1. Susun kerangka sampling 2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil. 3. Tentukan kelas interval (k) dengan cara membagi jumlah unsur dalam populasi dengan jumlah sampel yang dikehendaki. Mis : N = 50000 (jumlah populasi) orang, n = 500 orang (jumlah sampel) maka k = 10 (Interval sampel). 4. Pilih sampel ke satu dengan cara acak – mengundi unsur populasi yang kesatu s/d kesepuluh. Kalau sampel kesatu jatuh ke unsur populasi ketiga, maka sampel kedua adalah unsur populasi yang ke 13 4. Selanjutnya pilih sampel berikutnya : no 23, 33, 43, 53, dst. 17
Penarikan Sampel Random Klaster Jika ada masalah beragamnya karakteristik populasi dan sulit membuat kerangka sampel (namun masih bisa dibuat) Karena besarnya jumlah sampel, maka peneliti dapat membaginya menjadi beberapa klaster
Langkah-langkah : 1. Tentukan klaster pertama yang digunakan untuk menarik sampel 2. Mendata jumlah sampel 3. Menarik secara acak sederhana atau sistematis 3 wilayah untuk dijadikan sampel 4. Tentukan kerangka sampel
19
Penarikan Sampel Random Klaster/ Cluster Random Sampling (lanjutan) Populasi Cluster Cluster 1
Cluster 2
Cluster 3
…
Pemilihan Cluster Cluster terpilih Cluster 1
Cluster 3
Cluster c
Cluster k
Sampel Random Langkah Jamak (Multi Stage Random Sampling) Ketika peneliti dihadapkan pada situasi di mana unsur populasi tersebar di berbagai wilayah yang relatif saling berjauhan (sulit dapat kerangka sampel dan medan), maka cara pengambilan sampel ini dapat diterapkan. Misalkan, peneliti ingin mengetahui kemampuan matematika siswa SD di Jawa Barat Langkah-langkah : 1. Populasi dipecah menjadi beberapa klaster (mis kab dan kota) 2. Klaster-klaster yang dipilih dibagi menjadi beberapa sub klaster (mis beberapa kecamatan) 3. Kelompok sub klaster yang dipilih (sekitar 10%) dipecah lagi menjadi sub-sub klaster (mis beberapa kelurahan) 4. Dari beberapa sub-sub klaster itu, kini dilakukan pemilihan kembali secara acak. 21
Sampel Tidak Acak Penarikan Sampel Purposif Penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu yaitu berdasarkan kepentingan dan tujuan penelitian. Ada 2 cara : Convenience Sampling : tgt keinginan peneliti sesuai dg tujuan penelitian Judgment Sampling : berdasarkan penilaian terhadap karakteristik anggota sampel sesuai dengan tujuan penelitian. Contoh penelitian tentang budaya betawi maka yang dipilih adalah orang betawi. 23
Penarikan Sampel Purposif (2) Maksud Pengambilan sampel ini adalah : Memperkuat Pernyataan / Argumen sehingga pengambilan sampel harus ‘diatur’. Misal DEPTAN ingin mensosialisasikan pupuk urea tablet, maka sampel yg diambil adalah petani yg sudah sukses memakai pupuk tsb. Memperlemah Argumen Lawan Misal dalam jajak pendapat referendum Timtim, oleh Untaet PBB yg pro integrasi di halangi yang pro kemerdekaan difasilitasi. Jadi jenis purposif ini dengan maksud memperlemah klaim Indonesia atas Timtim
Sampel Bola Salju Cara ini bisa dipakai jika peneliti tidak mengetahui banyak siapa-siapa yang menjadi unsur dalam populasi penelitiannya. Dia hanya tahu satu atau dua orang saja. Untuk memperoleh sampel lebih banyak lagi, maka dia bisa minta tolong kepada sampel pertama dan kedua untuk mencarikan sampel berikutnya
25
EXPERTS SAMPLING
Ahli disini adalah seseorang yang dianggap ahli (tahu banyak) dalam topik yang kita teliti Misal, baru ada seseorang yamg masuk dalam suatu masyarakat terpencil, orang itu kita anggap sebagai ahli dalam masyarakat tsb. Oleh karena itu orang tersebut kita jadikan sampel penelitian dan disebut expert sampling Contoh lain seorang kepala sekolah dijadikan sampel penelitian ketika peneliti yakin bahwa informasi atau data yang ingin diperolehya akan banyak di miliki oleh kepala sekolah tadi (kaya informasi)
ACCIDENTAL SAMPLING
adalah teknik penentuan sample berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, cocok sebagai sumber data. Misalnya, reporter televisi mewawancarai warga yang kebetulan sedang lewat. Kelemahan : Tidak Representatif
QUOTA SAMPLING
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sample dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diiginkan. Respondennya heterogen dan sulit menyusun kerangka sampel Responden dikelompokan dalam bbrp kategori lalu tentukan jumlah dalam masing2 kategori Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Misalnya Sampel yang akan di ambil berjumlah 100 orang dengan perincian 50 laki dan 50 perempuan yang berumur 15-40 tahun.
SEKIAN & SEE YOU NEXT SESSION