Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
MODEL SISTEM PROTEKSI FISIK BAHAN DAN FASILITAS NUKLIR Oleh : Rosad Ma’ali El Hadi, Dedi Suherman Wahyu Irianto
ABSTRAK Sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir, berdasarkan atas Peraturan Pemerintah No.27 tahun 2002, Pedoman Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir dan saran dari IPPAS. Tujuan dari proteksi fisik bahan dan Fasilitas Nuklir adalah melakukan pencegahan atas sabotase, terorisme, spionase, subversif dan pemindahan bahan nuklir secara tidak sah (pencurian). Guna tercapainya tujuan proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir tersebut perlu suatu tindakan mendeteksi, menilai, merespon, menunda dan menghalangi terhadap berbagai ancaman. Mengingat hal tersebut di atas, maka perlu dirancang suatu model sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir, meliputi Desaign Basis Threat Modeling (DBT), Soft System Modeling, Hard System Modeling, Analyisis System dan Instrumen Sistem Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir. Masingmasing model entiti sistem tersebut, tahap selanjutnya dibuat model sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir secara lengkap, agar mudah memahami, mempelajari, merancang, instalasi, sosialisasi dan implementasi sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir. Kata Kunci : Proteksi Fisik
ABSTRACT Physical Protection System Nuclear Materials and facilities, based on government role no. 27/2001,The guide of nuclear facility and protection fisic and suggest from IPPAS. The direction of nuclear facility and protection fisic is to protect from sabotase, terrorism, spionase, subversife and the moving of nuclear object in an unlegal maner (stealing). To have the direction of nuclear facility and protection fisic we need to detect, value, respons, wait and stop it from the intimidation. According to all about that, so we need to design a model of nuclear facility and protection fisic system, consist of Design Basis Threat modeling (DBT), soft system modeling, hard system modeling, analysis system and instrument of nuclear facility and protection fisic system. Each model entity that system, next we make a model of nuclear facility and protection fisic system completely, to make it easy to understand, to learn, to design that installation, socialization and implementation of nuclear facility and protection fisic system.
795
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
I.
ISSN: 14123258
PENDAHULUAN Bahan dan fasilitas nuklir merupakan salah satu obyek strategis yang dapat
menjadi sasaran sabotase, terorisme dan pemindahan secara tidak sah, jika hal ini terjadi maka akan mempunyai dampak yang sangat besar baik di bidang politik maupun keselamatan pekerja, masyarakat dan lingkungan akibat paparan radiasi yang ditimbulkan. Mengingat hal tersebut di atas, maka kebutuhan untuk melakukan proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir mulai dirasakan diiringi dengan kekhawatiran terjadinya pemindahan secara tidak sah (pencurian), sabotase dan penyalahgunaan oleh pihak pihak tertentu untuk tujuan ideologi, politik, ekonomi maupun pribadi. Semua tindakan yang ditujukan untuk mendeteksi dan menghalangi pemindahan bahan nuklir secara tidak sah (pencurian), sabotase dan penyalahgunaan tersebut dikenal dengan proteksi fisik. Sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir mencakup perangkat keras (peralatan pengamanan) dan perangkat lunak (prosedur, organisasi termasuk pelaksanaan tugasnya dan desain fasilitas/denah). Sistem proteksi fisik secara khusus didesain untuk setiap fasilitas dengan memperhitungkan lokasi geografis dan perkiraan terhadap ancaman yang mungkin timbul, kemungkinan untuk menangkal ancaman yang dihadapi dan melokalisasi serta menemukan kembali bahan nuklir yang hilang dengan cara yang tepat dan cepat. Ruang lingkup proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir, dapat dilihat pada gambar 1. Tugas dan fungsi Tim Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir adalah memprotek bahan nuklir yang disimpan, digunakan dan saat pengangkutan termasuk memprotek fasilitas nuklir, dari kemungkinankemungkinan adanya sabotase, spionase, terorisme, subversif dan pemindahan secara tidak sah (pencurian). Usaha pencegahan terjadinya halhal tersebut di atas dengan cara menghalangi, mendeteksi, menilai, menunda dan merespon.
796
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
SABOTASE
ISSN: 14123258
SPIONASE
TERORISME
BAHAN & FASLILITAS
1. PENYIMPANAN 2. PENGGUNAAN 3. PENGANGKUTAN
PEMINDAHAN SECARA TIDAK SAH
SUBVERSIF
Gambar 1 : Ruang Lingkup Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir 1.
Menghalangi Sistem penghalang dibuat dengan memperhatikan sistem proteksi fisik, sehingga bagi yang mempunyai niat mengambil bahan nuklir secara tidak sah (pencurian) dan atau sabotase dan atau terorisme, kesulitan untuk menerobos. Kegiatan menghalangi meliputi: Pemagaran, pintu gerbang keluar/masuk, dan lampu penerangan.
2. Mendeteksi Sistem deteksi merupakan suatu fenomena fisik untuk mengidentifikasi adanya gangguan. Deteksi dapat dilakukan dengan menggunakan sensor dan atau pengamatan visual, diantaranya : Sarana komunikasi (telepon, toa amplifier, handly talky/HT), metal detektor, pemasangan door position sensor dan pemasangan Video cameras, Video recorder dan video switcher. 3. Menilai Sistem penilaian merupakan tindakan mengolah data hasil deteksi suatu sensor atau pengamatan visual. Sistem penilaian ini dapat menentukan jenis, kekuatan, lokasi, waktu dan frekuensi gangguan serta menentukan jumlah dan kekuatan
797
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
penjaga yang harus merespon. Menilai kekuatan pengamanan instansi maupun menilai kekuatan musuh. 4. Menunda Penundaan adalah elemen penting lainnya dari sistem proteksi fisik. Penundaan dimaksudkan memberikan waktu bagi penjaga untuk bereaksi dan meminta bantuan sesudah instruksi terdeteksi. 5. Merespon Pemindahan bahan nuklir secara tidak sah dapat dicegah dengan menunda akses atau dengan menahan sebelum memindahkan bahan nuklir dari fasilitas, sedangkan sabotase harus dicegah dengan menunda musuh mengakses ke target sabotase. Untuk mencegah hal tersebut, penjaga/satuan perespon harus merespon dengan lebih cepat dibandingkan dengan pemindahan bahan nuklir dari fasilitas.
II.
LANDASAN TEORI Halhal yang berkaitan dengan proteksi fisik antara lain diatur dalam Pasal 1 angka
5 Undang Undang Nomor 10 Tahun 1997 yang menyatakan bahwa bahan nuklir adalah bahan yang dapat menghasilkan reaksi pembelahan berantai atau bahan yang dapat diubah menjadi bahan yang dapat menghasilkan reaksi pembelahan berantai. Selanjutnya dalam Pasal 17 ayat (1) Undangundang Nomor 10 Tahun 1997, menyebutkan bahwa setiap pemanfaatan tenaga nuklir wajib memiliki izin, kecuali dalam halhal tertentu yang diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah, dan pada ayat (2) menyebutkan bahwa pembangunan dan pengoperasian reaktor nuklir dan instalasi nuklir lainnya serta dekomisioning reaktor nuklir wajib memiliki izin. Menurut pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 64 tahun 2000 berbunyi : Persyaratan yang ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2), yang merupakan persyaratan umum, meliputi : 1.
Mempunyai izin usaha atau izin lain dari instansi yang bersangkutan;
2. Mempunyai fasilitas yang memenuhi persyaratan keselamatan; 3. Mempunyai petugas ahli yang memenuhi kualifikasi untuk pemanfatan tenaga nuklir; 4. Mempunyai peralatan teknik dan peralatan keselamatan radiasi yang diperlukan untuk pemanfatan tenaga nuklir; 5. Memiliki prosedur kerja yang aman bagi pekerja, masyarakat dan lingkungan hidup.
798
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
Tujuan sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir adalah : 1.
Memperkecil atau meniadakan kemungkinan pemindahan bahan nuklir secara tidak sah dan adanya sabotase terhadap bahan nuklir dan atau instalasi nuklir ;
2. Menangkal ancaman yang dihadapi dan melokalisasikan serta menemukan kembali bahan nuklir yang hilang dengan cara yang tepat dan cepat, yang dapat bekerjasama dengan BAPETEN dalam memperkecil bahaya radiasi akibat sabotase. Ancaman dasar desain (design basis threat) adalah sifat dan karakteristik ancaman yang digunakan sebagai dasar untuk mendesain dan mengevaluasi sistem proteksi fisik. Suatu sistem proteksi fisik yang efektif harus mempunyai beberapa karakteristik khusus yang disesuaikan dengan sistem keselamatan fasilitas nuklir yaitu :
1. Pertahanan berlapis (defence in depth) Musuh dalam mencapai tujuan harus melalui beberapa peralatan atau rangkaian penghalang yang berbeda secara berurutan. Pertahanan berlapis menghilangkan ketergantungan pada satu penghalang atau sistem (yang mungkin gagal pada saat kritis) untuk menghadapi perlawanan. Adanya pertahanan berlapis akan menyebabkan musuh : a. Meningkatkan ketidakpastian tentang sistem proteksi fisik (dalam menghadapi kemungkinan serangan); b. Memerlukan persiapan yang lebih ekstensif terlebih dahulu untuk menyerang ke fasilitas nuklir (dikaitkan dengan resiko lebih besar dengan persiapan sebelum serangan); c.
Memerlukan teknik dan peralatan yang berbeda untuk menembus penghalang;
d. Membuat langkah tambahan. 2. Memperkecil akibat kegagalan komponen Merupakan karakteristik sistem proteksi fisik yang penting, karena suatu sistem komplek tidak mungkin akan dikembangkan dan dioperasikan tanpa ada pengalaman kegagalan selama proses berlangsung. Penyebab kegagalan komponen proteksi fisik dapat berasal dari faktor lingkungan sampai serangan musuh. Rencana terhadap kemungkinan ditetapkan sehingga sistem dapat beroperasi terus secara efektif meskipun terjadi kegagalan komponen. Peralatan cadangan dapat mengambil alih secara otomatis dalam tingkat tinggi yang diharapkan dalam beberapa kasus.
799
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
Sebagai contoh sumber tenaga cadangan (power supply) darurat dapat aktif secara otomatis apabila sumber tenaga primer gagal. 3. Proteksi yang seimbang Hal ini berarti bahwa bukan cara bagaimana musuh berusaha untuk menyelesaikan tujuannya, mereka secara efektif akan menghadapi elemen sistem proteksi fisik. Sebagai contoh bangunan pabrik yang mengelilingi suatu ruang kendali reaktor dapat terdiri dari : a. Dinding, lantai, dan langitlangit dibangun dari beberapa jenis bahan; b. Pintu dari beberapa jenis; peralatan lubang di dinding dan langit; c.
Pemanas, ventilasi, dan AC terbuka diproteksi dengan berbagai jenis teralis.
4. Proteksi bertingkat sesuai dengan potensi dampak radiologi. Tidak ada keuntungan dalam merancang yang berlebihan, sebagai contoh memasang pintu ruangan besi yang mahal yang akan memerlukan beberapa menit untuk menembus dengan ledakan, jika dinding asbes bergelombang dapat ditembus dalam beberapa menit dengan peralatan tangan. Dinding dan pintu harus disiapkan sesuai dengan tingkat proteksi yang ditentukan oleh ancaman dasar desain, kemampuan satuan perespon dan waktu yang dibutuhkan untuk merespon secara efektif. Tujuan harus menetapkan proteksi yang sesuai terhadap semua skenario yang teridentifikasi dalam ancaman dasar desain dan untuk merawat keseimbangan dengan pertimbangan lain, misalnya biaya, keselamatan, dan integritas struktur.
III.
METODOLOGI Rancangan model sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir, sebagai berikut :
1. Ancaman dasar desain (design basis threat); 2. Soft System Modeling; 3. Hard System Modeling; 4. Analyisis System; 5. Instrumen Sistem Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir.
800
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
Design Basis Threat
Soft System Modeling
Analyisis System
Hard System Modeling
Instrumen Sistem Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir
Gambar 2 : Langkahlangkah Perancangan Model Sistem Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN Model sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir, merupakan perencanaan dan
dasar pelaksanaan proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir yang ditunjang dengan sarana dan prasarananya. Elemen sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir meliputi :
1. Ancaman Dasar Desain (Desaign Basis Threat/DBT) Kajian utama dari Desaign Basis Threat bahan dan fasilitas nuklir adalah kajian ancaman, meliputi :
1. Outsider yaitu teroris, anti nuklir dan penjahat; 2. Insider yaitu pegawai yang merasa tidak puas terhadap kebijakan kebijakan pimpinan; 3. Kolusi dari keduanya.
801
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
Tim proteksi fisik harus mengevaluasi dan menganalisis hasil kajian ancaman tersebut, dengan cara kombinasi dari fungsifungsi proteksi fisik sebagai berikut: Delay, Detection dan Response. Untuk lebih jelasnya mengenai model Desaign Basis Threat, lihat gambar 3.
Kajian Ancaman
Penetapan Kebijakan
• Uraikan motivasi,
Otoritas yang kompeten mengevaluasi resiko, konsekuensi dan kemungkinan serangan
intensitas dan kemampuan musuh
• Kerjasaman dengan instansi terkait
DBT : Kekuatan & ancaman baik internal maupun eksternal
Evaluasi
Fasilitas Sistem Proteksi Fisik (Deteksi, Penunda dan Respon)
Gambar 3: Desaign Basis Threat (DBT)
2. Soft System Modeling Soft System Modeling diawali dengan masalah nyata di fasilitas dimana bahan nuklir itu berada dan diakhiri dengan penyusunan/revisi prosedur yang sesuai dengan situasi/kondisi nyata dan implementasinya, lihat gambar 4. Prosedur dalam proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir, meliputi :
a. Prosedur Manajemen Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir Prosedur manajemen proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir, dibuat untuk mencegah terjadinya sabotase dan memindahkan bahan nuklir secara tidak sah (pencurian). Dokumen ini berisi uraian singkat dan memberikan petunjuk yang dapat diterima dan mudah digunakan oleh pelaksana untuk menyelesaikan tanggungjawabnya dalam melaksanakan proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir, meliputi : 1) Prosedur Kerja Pengamanan
802
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
2) Prosedur Kerja Proteksi Fisik Bahan Nuklir selama Penggunaan dan Penyimpanan Terhadap Pemindahan Secara Tidak Sah
3) Prosedur Kerja Proteksi Fisik Bahan Nuklir selama Penggunaan dan Penyimpanan Terhadap Sabotase 4) Prosedur Kerja Proteksi Fisik Bahan Nuklir selama Pengangkutan 5) Prosedur Kerja Penanggulangan Kebakaran b. Prosedur Manajemen Sistem Pertanggungjawaban dan Pengendalian Bahan Nuklir Tujuan Safeguards menurut INFCIRC 153 adalah untuk mendeteksi secara tepat waktu terhadap penyimpangan kuantitas bahan nuklir, dari kegiatan nuklir untuk maksud damai ke arah pembuatan senjata nuklir atau pembuatan alat ledak nuklir lain atau untuk maksud yang tidak diketahui dan mencegah timbulnya penyimpangan dengan cara deteksi dini.
c. Prosedur Manajemen Penanggulangan Kedaruratan Nuklir Penanggulangan keadaan darurat secara terpadu antara lain penanggulangan bahaya kebakaran, radiasi, bahan kimia, biologi, pertolongan pertama pada kebakaran maupun pengamanan fisik. Setiap kecelakaan apapun jenisnya, maka kecepatan bertindak secara tepat dan terarah sangat menentukan besar kecilnya resiko yang ditimbulkan. d. Prosedur Manajemen Proteksi Radiasi Semua instalasi dan sistem yang digunakan untuk bekerja dengan sumber radiasi harus didesain sedemian rupa, sehingga hanya memberikan sumbangan penerimaan dosis total pada semua orang yang ada dalam instalasi tidak melebihi NBD yang berlaku bagi kelompok orang dengan tetap berdasarkan falsafah proteksi radiasi. Untuk menjamin upaya keselamatan radiasi secara efektif, maka di sekitar reaktor dan di daerah yang diperkirakan mempunyai tingkat radiasi atau tingkat pencemaran di atas tingkat radiasi atau pencemaran latar, dilakukan pemantauan tingkat radiasi dan/atau tingkat pencemaran udara dan permukaan secara berkala dan teratur.
803
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
Masalah Nyata PFB&FN
ISSN: 14123258
Penyusunan Prosedur yang Sesuai dengan Situasi/Kondisi Nyata
Identifikasi Perubahan perubahan yang dimungkinkan
Masalah Situasional dan Visualisasi PFB&FN
Mendefinisikan Sistem PFB&FN yang Relevan
Membandingkan dan Memilih Model Konseptual yang Ideal Model Konseptual Situasi Ideal Sistem PFB&FN
Gambar 4 : Soft System Modeling Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir 3. Hard System Modeling Langkahlangkah Hard System Modeling Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir meliputi tahapan, lihat gambar 5 : a. Pengenalan masalah proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir; b. Identifikasi sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir yang ada saat ini; c.
Rancangan konseptuan model sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir yang relevan dengan situasi dan kondisi ancaman saat ini;
d. Menentukan spesifikasi teknis sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir; e. Rancangan akhir/rici sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir; f.
Uji coba sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir hasil rancangan;
g. Implementasi model sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir. Elemen proteksi fisik yang menunjang rancangan model sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir adalah sarana komunikasi (seperti telepon, toa amplifier dan handly talky/HT), metal detector, pemasangan video cameras dan video recorder dan video switcher.
804
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
Gambaran Masalah PFB&FN
Implementasi Model Sistem PFB&FN
Identifikasi Sistem PFB&FN yang ada
Uji Coba Sistem PFB&FN Hasil Rancangan
Rancangan Konseptual Model Sistem PFB&FN yang Relevan
Rancangan Model Akhir Sistem PFB&FN
Menentukan Spesifikasi Teknis Sistem PFB&FN
Gambar 5 : Hard System Modeling Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir 4. Analyisis System Tugas utama analis sistem yaitu dapat menguraikan suatu sistem yang utuh ke dalam elemenelemennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahanpermasalahan, kesempatankesempatan, hambatanhambatan yang mungkin terjadi dan kebutuhankebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikanperbaikan, lihat gambar 6.
Masalah Nyata PFB&FN Tindakan Seleksi
Analisis Masalah PFB&FN 1. Kendala yang dihadapi oleh sistem yang ada; 2. Biaya operasi sistem
Pengembangan Alternatif PFB&FN 1. Alternatifalternatif yang mungkin; 2. Biaya operasi setiap alternatif
Pemilihan Solusi Optimal 1. Solusi yang palingKendala yang dihadapi oleh sistem yang ada; 2. Biaya operasi sistem ekonomis; 3. Terpenuhinya aspek teknis
Evaluasi Alternatif PFB&FN 1. Biaya investasi sistem PFB&FN; 2. Biaya operasi dan perawatan sistem PFB&FN
Gambar 6 : Analyisis System Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir
805
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
Langkahlangkah analisis sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir : Masalah nyata sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir, analisis masalah sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir, pengembangan alternatif proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir, evaluasi alternatif proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir, pemilihan solusi optimal dan tindakan seleksi. Elemen sistem yang dianalisis, yaitu Design Basis Threat (DBT), soft sistem modeling, hard system modeling dan Instrumen sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir. Kriteria penilaiannya sebagai berikut: Relevance, Capacity, Efficiency, Accessibility, Flexibility, Accuracy, Reliability, Security, Economy and Simplicity. 5. Instrumen Sistem Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir Instrumen sistem proteksi fisik, kondisi awal sistem proteksi fisik, sebagai masukan dalam suatu proses (subyek, obyek dan metode) yang ditunjang oleh aspek legitimasi dan lingkungan, outputnya adalah instalasi nuklir yang aman dan selamat, lihat gambar 7.
Aspek Legalitas
•Act No.2/2002 •Perpu No.1/2002 •Act No.8/1981 •Act no.10/1997 •Penal Code
SUBJEK
Koordinasi, kerjasama dan pelatihan
Ka.POLDA
Fasilitas Nuklir & Lingkungannya
Patroli rutin, observasi, , monitoring, satuan khusus
PANGDAM
Fasilitas Nuklir & Lingkungannya
Patroli rutin, observasi, , monitoring, satuan khusus
Gubernur
Fasilitas Nuklir & Lingkungannya
Peraturan dan pengarahan
Dinas Pemadam Kebakaran
Infrastruktur
Koordinasi penanganan kedaruratan
RSUP
Infrastruktur
Koordinasi penanganan kedaruratan
PLN
Infrastruktur
Koordinasi penanganan kedaruratan
TELKOM
Infrastruktur
Koordinasi penanganan kedaruratan
b. Kurang dukungan masyarakat c. Kurangnya Dana
METODE
Pimpinan otoritas yang kompeten
Kondisi Awal: a.Sosialisi & Koordinasi lemah
OBJEK
Kepala Pusat
d. Ketidakpastian Ancaman
Insatalasi Nuklir yang Aman dan Selamat
Sesuai dg, ketentuan IAEA SS Mantaati ratifikasi konvensi
Pendukung: Hal yang diperhatikan : Faktor korelasi kejahatan Peringatan Polisi Ancaman nyata
Lingkungan
Dukungan Tokoh masyarakat Manajemen Kedaruratan Analisis &
Evaluasi Umpan balik
Gambar 7 : Instrumen Sistem Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir
806
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
6. Model Sistem Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir
Kajian Ancaman
Penetapan Kebijakan
• Uraikan motivasi, intensitas dan kemampuan musuh
Otoritas yang kompeten mengevaluasi resiko, konsekuensi dan kemungkinan serangan
• Kerjasaman
dengan instansi terkait DBT : Kekuatan & ancaman baik internal maupun eksternal
Evaluasi
Fasilitas Sistem Proteksi Fisik (Deteksi, Penunda dan Respon)
Penyusunan Prosedur yang Sesuai dengan Situasi/Kondisi Nyata
Masalah Nyata PFB&FN Masalah Situasional dan Visualisasi PFB&FN
Identifikasi Perubahan perubahan yang dimungkinkan Soft System Modeling
Mendefinisikan Sistem PFB&FN yang Relevan
Masalah Nyata PFB&FN Analisis Masalah PFB&FN 1. Kendala yang dihadapi oleh sistem yang ada; 2. Biaya operasi sistem
Membandingkan dan Memilih Model Konseptual yang Ideal
Tindakan Seleksi
Analysis System Pengembangan Alternatif PFB&FN 1. Alternatifalternatif yang mungkin; 2. Biaya operasi setiap alternatif
Model Konseptual Situasi Ideal Sistem PFB&FN
Pemilihan Solusi Optimal 1. Solusi yang paling ekonomis; 2. Terpenuhinya aspek teknis
Evaluasi Alternatif PFB&FN 1. Biaya investasi sistem PFB&FN; 2. Biaya operasi dan perawatan sistem PFB&FN
Gambaran Masalah PFB&FN
Implementasi Model Sistem PFB&FN
Identifikasi Sistem PFB&FN yang ada Hard System Modeling Rancangan Konseptual Model Sistem PFB&FN yang Relevan
Uji Coba Sistem PFB&FN Hasil Rancangan
Rancangan Model Akhir Sistem PFB&FN
Menentukan Spesifikasi Teknis Sistem PFB&FN
A spe k Legalitas
•A c t N o.2 /2 002 •Perpu N o.1/20 02 •A c t N o.8 /1 981 •A c t no.10 /1997 •Pen al C ode
SU B JEK
K o o rd in asi, kerjasam a d an p elat ihan
K a.PO L D A
F asi lita s N uk lir & L ing k u ng ann ya
P at ro li ruti n, ob serv asi , , m o nito rin g, satu an k h u sus
PA N G D A M
F asi lita s N uk lir & L ing k u ng ann ya
P at ro li ruti n, ob serv asi , , m o nito rin g, satu an k h u sus
G u b ern u r
F asi lita s N uk lir & L ing k u ng ann ya
P eratu ra n d an p eng arah an
D in as P em ad am K eb akaran
Infras truk tu r
K o o rd in asi p enan g anan k edaru ra tan
RSU P
Infras truk tu r
K o o rd in asi penan g anan k edaru ra tan
PL N
Infras truk tu r
K o o rd in asi penan g anan k edaru ra tan
TE L K O M
Infras truk tu r
K o o rd in asi penan g anan k edaru ra tan
b. K ura ng duk ungan m asyarakat c. K urang ny a D a na
M ET O D E
P im pin an o to ritas y an g k o m p eten
K on disi A w al: a.Sosialisi & K o ord inasi lema h
O B JE K
K epala P usat
d. K etidak pastian A n cama n
Insatala si N uklir yan g A man d an Selam at
Se suai dg, ke tentua n IA EA SS M antaati ratifika si konve nsi
Pendu kung: H al yan g d iperha tikan : Fakto r k ore lasi kejahatan Peringatan Polisi A nc am an ny ata
Lin gkung an
D ukung an T okoh masyaraka t M anajem en K e darurata n A n alisis &
Ev aluasi U m p an balik
Gambar 8 : Model Sistem Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir
807
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
Model Sistem Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir, menggambarkan saling keterkaitannya antara masingmasing elemen sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir, lihat gambar 8.
V. KESIMPULAN 1.
Pembuatan model sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir dimaksudkan untuk mempermudah mempelajari, mengevaluasi dan mengimplementasikan sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir;
2. Pengembangan sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir, senantiasa harus melihat ancaman yang mungkin terjadi secara dinamis setiap jengkal waktu, oleh karena itu perlu dibuat model sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir yang sesuai dengan situasi ancaman di fasilitas tersebut; 3. Analisis sistem senantiasa dilakukan untuk memantau dan mengkaji sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir, dari hasil analisis tersebut dapat merekomendasikan pengembangan sistem proteksi fisik yang sesuai dengan situasi daerah dimana bahan dan fasilitas nuklir berada.
808
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
DAFTAR PUSTAKA 1. Agreement Between The Republic of Indonesia and The International Atomic Energy Agency for the Application of Safeguards in Connection with the Treaty on the Non Poliferation of Nuclear Weapons;
2. Averill M.Law & W.David Kelton, Simulation Modeling and Analysis, Mc. Graw Hill Book Co. 1991;
3. Handbook on Physical Protection of Nuclear Material and Facilities, IAEA Viena 2000; 4. IAEA Services Series No.3. IPPAS Guidelines, IAEA Viena, 1999; 5. Standar penyelenggaraan Sistem Proteksi Fisik Bahan dan Fasilitas Nuklir, Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Jakarta, 2002.
809
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
DISKUSI DAN TANYA JAWAB Penanya: Amir Effendi ( PPGN BATAN ) Pertanyaan: a.Apakah model tersebut telah diterapkan? b.Apa yang menjadi model tersebut? Jawaban: a.Belum diterapkan baru membuat modelnya. b.Model sistem informasi.
Penanya: Djibun S ( BAPETEN ) Pertanyaan: a.Apakah model DBT dan PP Scan keseluruhan sudah diterapkan? Jawaban: a.Belum diimplementasikan baru membuat modelnya. Implementasinyapun dilakukan secara bertahan dan berkesinambungan. Penanya: Pudji S ( PS2MN BATAN ) Pertanyaan: a.Berapa periode waktu revisi DBT? b.Keefektifan SPFB dan fasilitas nuklir dinilai dengan kriteria apa saja? Jawaban: a.DBT nya belum diterbitkan jadi periode waktu revisinya belum ditentukan karena harus melihat DBT nya dulu. b.Berfungsi tidaknya seluruh komponen sistem proteksi fisik bahan dan fasilitas nuklir.
810
Seminar Keselamatan Nuklir 2 – 3 Agustus 2006
ISSN: 14123258
811