SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176
FUNGSI PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR Aris Sanyoto Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Jl. Gajah Mada No. 8, Jakarta Pusat
Abstrak FUNGSI PROGRAM PROTEKSI DAN KESELAMATAN RADIASI DALAM PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR. Saat ini di wilayah Republik Indonesia jumlah sumber radiasi mencapai puluhan ribuan buah, mulai dari jenis pembangkit radiasi pengion, sumber radioaktf sampai bahan nuklir. Tujuan pemanfaatan sumber tersebut meliputi bidang industri, medik, penelitian, pendidikan, pelatihan, dan lainlain. Sumber radiasi jenis pembangkit memiliki variasi dalam hal energi (kVp) dan arus listrik (mA), sedangkan sumber radioaktif dan bahan nuklir memiliki variasi dalam hal jenis radionuklida, aktivitas dan tipe (terbuka dan terbungkus). Pemanfaatan tersebut telah secara nyata membantu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia, namun juga menyimpan potensi bahaya (risiko) baik terhadap pekerja, masyarakat umum maupun lingkungan. Oleh karena itu, sesuai Pasal 21 Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, pemegang ijin pemanfaatan tenaga nuklir wajib memenuhi persyaratan proteksi radiasi yang meliputi justifikasi pemanfaatan tenaga nuklir, limitasi dosis dan optimasi proteksi dan keselamatan radiasi. Tindak-lanjut dari persyaratan tersebut, sesuai dengan Pasal 14 ayat 1(d) Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2008 tentang Perijinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir, pemohon ijin wajib menyusun Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi. Dan menurut Bagian Penjelasan Pasal 14 ayat 1 huruf (d) PP tersebut, lingkup dan isi Program disesuaikan dengan pemanfaatan sumber radiasi pengion dan bahan nuklir. Dalam makalah ini dilakukan penyesuaian isi dan lingkup Program menurut jenis sumber radiasi dan tipe sumber radioaktif. Identifikasi elemen penting ke dalam isi dan lingkup Program merupakaan tools untuk mengendalikan dosis radiasi supaya tidak melebihi Nilai Batas Dosis (NBD) yang berlaku. Oleh karena itu Program ini memiliki fungsi yang sangat vital dalam pemanfaatan tenaga nuklir. Katakunci: Program, Proteksi, Nuklir, Fungsi, Keselamatan
Abstract FUNCTION OF RADIATION SAFETY AND PROTECTION PROGRAM IN THE UTILIZATION OF NUCLEAR ENERGY. Nowadays, there are thousands of radiation sources in the whole territory of the Republic of Indonesia starting from radiation producing devices, radioactive sources and nuclear material. The sources are utilized for many purposes, such as industrial, medical, research, education, training and so on. The radiation producing devices are varying in the form of energy (kVp) and current electricity (mA), meanwhile the radioactive sources and nuclear material varying in radionuclide types, activity and type (unsealed and sealed sources). The use of the source has contributing in improving the prosperity of the people, however also pose some risk both to the worker, member of the public and the environmental. Therefore, according to article 21 Government Regulation of Indonesia number 33 Year 2007 on Safety of Ionizing Radiation and the Security of Radioactive Sources, the licensee mandatory to comply with radiation protection requirements covering justification, dose limitation and optimization. Moreover, in the Chapter 14 Article 1(d) Government Regulation number 29 Year 2008 on Licensing of utilization of Ionizing Radiation Sources and Nuclear Material, the applicant is mandatory to submit the Radiation Protection and Safety Program. In addition, based on the regulation especially Article 14 (1(d), the scope and content (element) of the Program be arranged based on the utilization of the radiation sources and nuclear material. In this paper, the arrangement of the Program conducted based on type of radiation sources Aris Sanyoto
501
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 as well as type of radioactive sources. The identification of essential elements and bring them to the Program will be an important tools to control the radiation doses remain below the dose limit. Therefore the Program has a vital function in the nuclear utilization. Keywords : Program, Protection, Nuclear, Function, Safety.
PENDAHULUAN
karakteristik pemanfaatan sumber radiasi pengion dan bahan nuklir.
Latar Belakang Ruang Lingkup
Saat ini di wilayah Republik Indonesia jumlah sumber radiasi mencapai puluhan ribuan buah, mulai dari jenis pembangkit radiasi pengion, sumber radioaktf sampai bahan nuklir. Tujuan pemanfaatan sumber tersebut meliputi bidang industri, medik, penelitian, pendidikan, pelatihan, dan lain-lain. Sumber radiasi jenis pembangkit memiliki variasi dalam hal energi (kVp) dan arus (A), sedangkan sumber radioaktif dan bahan nuklir memiliki variasi dalam hal jenis radionuklida, aktivitas dan tipe (terbuka dan terbungkus). Pemanfaatan tersebut telah secara nyata membantu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia, namun juga menyimpan potensi bahaya (risiko) baik terhadap pekerja, masyarakat umum maupun lingkungan. Oleh karena itu, sesuai Pasal 21 Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, pemegang ijin pemanfaatan tenaga nuklir wajib memenuhi persyaratan proteksi radiasi yang meliputi justifikasi pemanfaatan tenaga nuklir, limitasi dosis dan optimasi proteksi dan keselamatan radiasi. Tindak-lanjut dari persyaratan tersebut, sesuai dengan Pasal 14 ayat 1(d) Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2008 tentang Perijinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir, pemohon ijin wajib menyusun Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi.
Ruang lingkup makalah ini meliputi pemanfaatan tenaga nuklir menggunakan sumber radioaktif dan pembangkit radiasi pengion dengan energi lebih kecil dari 10 Mev. DASAR TEORI Prinsip Proteksi Radiasi Prinsip proteksi radiasi rekomendasi the International Commission on Radiological Protection (the ICRP) No. 60 meliputi 3 prinsip dasar, yaitu: justifikasi, limitasi dan optimasi proteksi, dimana dalam pelaksanaannya ketiganya harus dilakukan secara simultan. Prinsip justifikasi, keputusan memanfaatkan tenaga nuklir harus telah mempertimbangkan manfaat dan risiko radiasi. Pemanfaatan hanya diijinkan kalau benar-benar secara nyata memberikan manfaat terhadap seseorang atau masyarakat. Optimasi Proteksi mengandung maksud bahwa dosis individu, jumlah orang yang terpapar dan kemungkinan serta besarnya paparan potensial harus dijaga serendah mungkin dengan mempertimbangan faktor ekonomi dan sosial. Prinsip ini juga dikenal dengan prinsip ALARA (as low as reasonably achievably). Maksud dari prinsip ini adalah setiap pemanfaatan tenaga nuklir atau sumber radiasi harus dilengkapi dengan sistem keselamatan yang memadai. Limitasi Dosis Individu, the ICRP merekomendasikan bahwa setiap paparan radiasi yang diterima oleh pekerja radiasi ataupun publik harus dilakukan pembatasan dosis. Pembatasan dosis ini untuk manjamin bahwa tidak satupun pekerja yang terpapar dengan risiko yang tidak dapat diterima (no individual is exposed to unacceptable risks) dan juga untuk mencegah efek deterministik maupun membatasi peluang terjadinya efek stokastik.
Permasalahan Menurut Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2008 tentang Perijinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir, isi Program telah dinyatakan dalam Bagian Penjelasan Pasal 14 ayat 1 huruf (d) antara lain terdiri dari 9 elemen (a. s.d. i). Selanjutnya lingkup dan isi Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi disesuaikan dengan pemanfaatan sumber radiasi pengion dan bahan nuklir.
Elemen Program Proteksi Radiasi Tujuan
Menurut IAEA Safety Standards No. RS-G-1.1. Occupational Radiation Protection, apapun situasinya, struktur Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi mencakup elemen-elemen seperti: Pendelegasian tugas dan tanggung jawab,
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengidentifikasi elemen penting yang perlu dimasukkan ke dalam lingkup dan isi Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi sesuai dengan STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
502
Aris Sanyoto
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 Pembagian daerah kerja, Aturan lokal (setempat) dan pengawasan pekerjaan, Pengaturan pemantauan pekerja dan lingkungan kerja, Sistem pencatatan dan pelaporan, Program pendidikan dan pelatihan, Review dan audit kinerja program proteksi dan keselamatan radiasi, Perencanaan tindakan kondisi intervensi, Program pemantauan kesehatan dan Program jaminan kualitas. Karakteristik Sumber Radiasi Sumber radiasi dapat dibedakan menjadi dua, pembangkit radiasi pengion (pesawat, devices) dan sumber radioaktif (tipe terbuka/ unsealed source) dan tipe terbungkus/ sealed source). Karakteristik pembangkit ini adalah menghasilkan radiasi pengion apabila memperoleh pasokan listrik dengan voltase yang memadai. Peralatan ini tidak memiliki bahaya kontaminasi zat radioaktif. Oleh karena itu, jenis sumber semacam ini tidak memiliki potensi bahaya ketika peralatan dalam kondisi mati (off). Berbeda dengan sumber radiasi berupa sumber radioaktif dimana sumber ini tidak memerlukan pasokan listrik. Radiasi dihasilkan dari proses peluruhan (disintegrasi) radioaktif dan terjadi secara terus menerus sampai aktivitas sumber tersebut habis. Sumber radioaktif ini dapat dibedakan menjadi dua, tipe terbungkus dan tipe terbuka. Karakteristik sumber terbungkus adalah zat radioaktif terbungkus dalam wadah (kapsul) yang terikat secara kuat sehingga dalam kondisi pemakaian normal tidak menyebabkan kontaminasi. Sumber dengan tipe ini biasanya memiliki aktivitas yang besar sehingga potensi bahaya radiasi eksternanya tinggi. Sedangkan untuk sumber radioaktif tipe terbuka adalah bahan radioaktif yang digunakan tidak terbungkus ataupun dalam bentuk padatan sehingga dalam pemakaian normal bahan radioaktif tersebut dapat terlepas atau tersebar dan menyebabkan kontaminasi sehingga berpotensi masuk ke dalam tubuh. Sumber tersebut biasanya dalam fase bubuk, cairan atau gas. DATA Gambaran Status Izin Sumber Radiasi di Indonesia Tabel 1. Gambaran Sumber Radiasi di Indonesia Menurut Status Izin (Data B@lis per 6 September 2010) No.
Jenis Sumber
Aktif
1
Pembangkit Radiasi Pengion JENIS SUMBER Zat Radioaktif Curah
8276
NO. 2 3 Total
Aris Sanyoto
Non Aktif 425
Total
NON AKTIF 2877 112 3414
TOTAL
Gambaran Tujuan Penggunaan Sumber Radiasi di Indonesia Saat Ini Tabel 2. Gambaran Sumber Radiasi di Indonesia Menurut Tujuan Penggunaan (Data B@lis per 6 September 2010)
NO. 1 2 3
4 5
6 7
8 9 10 11 12
TUJUAN PENGGUNAAN Impor dan Pengalihan Zat Radioaktif untuk Keperluan Medik dan Non Medik Operasi Penggunaan dalam Radioterapi Penelitian dan Pengembangan dalam Gauging Industri dengan Zat Radioaktif Aktivitas Rendah dan Tinggi Iradiator Kategori I dengan Zat Radioaktif Terbungkus Penelitian dan Pengembangan Zat Radioaktif Terbuka untuk Tujuan Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Penggunaan dalam Fotofluorografi dengan Zat Radioaktif Aktivitas Sedang Penggunaan dalam Gauging Industri dengan Zat Radioaktif Aktivitas Rendah dan Tinggi Penggunaan dalam Radiografi Industri Fasilitas Terbuka Penggunaan dalam Well Logging Penggunaan Zat Radioaktif untuk Tujuan Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan Penggunaan Zat Radioaktif untuk Kalibrasi Penyimpanan Zat Radioaktif
Elemen Program Proteksi dan Keselamatan Menurut PP No. 29 Tahun 2008 Menurut Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 2008 tentang Perijinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir, pada bagian penjelasan, Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi mencakup 9 elemen, yaitu Penyelenggara keselamatan radiasi, Personil yg bekerja di fasilitas/ instansi, Pembagian daerah kerja, Pemantauan paparan radiasi &/kontaminasi radioaktif di daerah kerja, Pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar fasilitas atau instalasi, Program jaminan mutu proteksi & keselamatan radiasi, Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat, Uraian mengenai barang konsumen, penggunaan dan manfaat produk, fungsi dan radionuklida yg terkandung dlm barang konsumen; dan/atau serta Aktivitas radionuklida yg akan digunakan dalam barang konsumen.
8701
PENGOLAHAN DATA DAN PEMBAHASAN AKTIF 5164 745 14185
Dari Tabel 1. Gambaran Sumber Radiasi di Indonesia Menurut Status Izin, saat ini jumlah sumber radiasi yang ada di wilayah Republik Indonesia tidak kurang dari 17000 buah. Dari
8041 857 17599
503
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 jumlah tersebut tujuan penggunaannya bermacammacam, mulai radiodiagnostik, radioterapi, kedokteran nuklir, iradiator, radiografi, well logging, perunut (tracer), gauging, penelitian, kalibrasi, pendidikan & pelatihan, produksi radioisotop, pengelolaan limbah radioaktif, ekspor-impor, produk konsumen, dll. [5]. Sedangkan jenis sumber radiasi yang digunakan dalam bentuk sumber radioaktif terbuka dan terbungkus (unsealed sources dan sealed sources) ataupun mesin pembangkit radiasi dengan variasi voltase (kVp) dan arus (Ampere). Untuk sumber radioaktif, jenis radionuklida yang digunakan juga bervariasi, seperti Co-60, Cs-137, Ir192, I-131, I-125, P-32, dll dengan tingkat aktivitas rendah, sedang dan tinggi. Selain itu di bidang instalasi nuklir, terdapat pemanfaatan 3 reaktor nuklir yang terletak di Yogyakarta, Bandung dan Serpong. Ketiga reaktor tersebut menggunakan bahan nuklir uranium sebagai bahan bakar. Di Indonesia, terkait dengan pengawasan dalam pemanfaatan tenaga nuklir telah diterbitkan regulasi berupa Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif dan PP No. 29 Tahun 2008 tentang Perijinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir. Pelaksanaan pengawasan sumber radiasi dilakukan oleh BAPETEN melalui peraturan, perizinan dan inspeksi. Setiap orang ataupun badan hukum yang akan memanfaatkan sumber radiasi harus terlebih dahulu mengajukan permohonan ijin ke BAPETEN dengan melengkapi berbagai persyaratan yang telah ditentukan. Salah satu persyaratan tersebut adalah Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi (Program) yang mencakup beberapa isi (elemen). Adapun elemen dari Program tersebut antara lain Penyelenggara keselamatan radiasi, Personil yg bekerja di fasilitas/ instansi, Pembagian daerah kerja, Pemantauan paparan radiasi &/kontaminasi radioaktif di daerah kerja, Pemantauan radioaktivitas lingkungan di luar fasilitas atau instalasi, Program jaminan mutu proteksi & keselamatan radiasi, Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat, Uraian mengenai barang konsumen, penggunaan dan manfaat produk, fungsi dan radionuklida yg terkandung dlm barang konsumen; dan/atau serta Aktivitas radionuklida yg akan digunakan dalam barang konsumen. Pengertian dari “antara lain” dalam PP 29 dapat diartikan bahwa Program tersebut masih memerlukan elemen lain yang disesuaikan dengan jenis pemanfaatan maupun sumber radiasi yang digunakan (Bagian Penjelasan Pasal 14 ayat 1 huruf (d)). Mengingat pemanfaatan tenaga nuklir sangat bervariasi, maka dalam makalah ini akan dilakukan identifikasi elemen Program menurut jenis sumber radiasi dan tipe sumber radioaktif. Jenis sumber STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
504
radiasi dibedakan menjadi dua yaitu mesin pembangkit radiasi pengion dan sumber radioaktif, sedangkan tipe sumber radioaktif dibedakan menjadi tipe terbuka dan tipe terbungkus. Karakteristik dari jenis sumber mesin pembangkit adalah bahwa pancaran radiasi terjadi ketika mesin ini memperoleh aliran arus listrik dengan voltase terntentu. Kekuatan (energi) radiasinya sangat tergantung dari voltase listrik yang digunakan yang dinyatakan dalam Kvp (kilo volt peak). Sedangkan jumlah radiasi yang dihasilkan sangat tergantung kombinasi antara tegangan dan kuat arusnya. Jenis sumber ini tidak menghasilkan sampah radioaktif dan umumnya tidak memiliki potensi kontaminasi radioaktif, baik pada udara maupun permukaan kerja. Sedangkan pemanfaatan tenaga nuklir yang berupa sumber radioaktif (termasuk bahan nuklir) memiliki karakteristik bahwa sumber ini akan secara terus menerus memancarkan radiasi (tidak tergantung pasokan arus listrik). Intensitas radiasi yang dihasilkan tergantung dari jenis radionuklida (jenis radiasi), aktivitas dan energi sumber radiasinya. Karakteristik tipe sumber radioaktif terbungkus adalah zat radioaktif berada dalam bentuk padatan atau dalam wadah (biasanya berupa kapsul) yang terikat kuat sehingga dalam pemakaian normal potensi terjadinya kontaminasi sangat kecil. Kekuatan sumber tersebut diuji dengan mengikuti standar sebagai sumber terbungkus (misal ISO 2919). Untuk membuktikan tidak terjadi kebocoran sumber maka perlu dilakukan uji kebocoran sumber. Berbeda dengan sumber radioaktif terbungkus, untuk jenis sumber terbuka maka potensi terjadinya kontaminasi sangat tinggi. Potensi tersebut dapat terjadi pada personil (kontaminasi personil), permukaan tempat kerja (kontaminasi permukaan) ataupun pada udara di ruang kerja (kontaminasi udara). Bahaya radiasi interna muncul jika ada kemungkinan masuknya bahan radioaktif ke dalam tubuh. Ada empat jalur masuknya bahan radioaktif ke dalam tubuh, yaitu jalur pernafasan/inhalasi (dari kontaminasi udara), jalur pencernaan, penyerapan melalui kulit dan melalui luka terbuka (open wound). Ketika bahan radioaktif masuk ke dalam tubuh manusia bahan tersebut memberikan sejumlah dosis radiasi ke organ dan jaringan tubuh. Tingkat bahaya radiasinya tergantung dari koefisien dosis (h) setiap jenis radionuklidanya, yaitu dosis efektif terikat per becquerel intake radionuklida. Nilai h ini sangat tergantung jenis radionuklida, waktu paro fisik radioaktif dan waktu paro biologi serta jalur intake ke dalam tubuh. Perhitungan Nilai Batas Dosis radiasi interna dapat dilakukan melalui perhitungan Batas Masukan Tahunan-BMT (Annual Limit on Intake-ALI) untuk masing-masing jenis Aris Sanyoto
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 radionuklida. Oleh karena itu untuk pemanfaatan sumber radioaktif tipe terbuka perlu dilakukan pengukuran kontaminasi personil, kontaminasi permukaan dan kontaminasi udara. Untuk mengestimasi penerimaan dosis secara interna perlu dilakukan perhitungan Batas Masukan TahunanBMT (Annual Limit on Intake-ALI) untuk masingmasing jenis radionuklida, nilai dosis potensial menggunakan kuantitas Batas Turunan (Derived Limit-DL) untuk kontaminasi permukaan dan kontaminasi udara dengan menggunakan Konsentrasi Udara Turunan-KUT (Derived Air Concentration-DAC). Adapun jenis pemanfaatan tenaga nuklir yang menggunakan dan atau berpotensi menghasilkan sumber radioaktif terbuka antara lain: kedokteran nuklir, penelitian, perunut, produksi radioisotop, pendidikan dan penelitian, instalasi nuklir (reaktor), well logging dengan sumber terbuka, pengelolaan limbah radioaktif dan termasuk bahan nuklir. IAEA melalui publikasi Safety Standards No. RS-G-1.1. Occupational Radiation Protection memberikan rekomendasi elemen-elemen yang perlu dimasukkan ke dalam Program. Salah satu elemen tersebut dan belum secara eksplisit disebut di PP No. 29 Tahun 2008 adalah elemen tentang Pendelegasian tugas dan tanggung jawab. Pendelegasian tersebut perlu dinyatakan secara jelas untuk berbagai tingkatan manajemen. Pendelegasian tersebut harus mulai dari pimpinan puncak sampai kepada para pekerja dan dinyatakan dalam bentuk dokumen pernyataan kebijakan yang tertulis. Elemen lain yang perlu dimasukkan dalam Program adalah aturan lokal dan pengawasan pekerjaan, Sistem pencatatan dan pelaporan, Program pendidikan dan pelatihan, Review dan audit kinerja program, Program pemantauan kesehatan. Selain itu untuk memberikan penekanan arti penting Program maka dalam pendahuluan perlu dinyatakan secara jelas tujuan, ruang lingkup dan definisi penting yang digunakan. Berdasar uraian di atas, maka diperoleh beberapa hasil identifikasi elemen lain sebagai tambahan “antara lain” seperti yang disebutkan dalam Bagian Penjelasan PP No. 29 tahun 2008 yang perlu dimasukkan ke dalam isi dan lingkup Program. Elemen tambahan tersebut disesuaikan dan dikelompokkan menurut jenis sumber radiasi maupun tipe sumber radioaktif dan disajikan pada Tabel 3.
TABEL 3. Hasil Identifikasi Elemen Lain (Tambahan) Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi Menurut Jenis Sumber Radiasi dan Tipe Sumber Radioaktif NO.
1.
Latar Belakang: Tujuan, Ruang Lingkup dan Definisi
2.
Kebijakan tertulis, komitmen Pemegang Izin, Struktur Organisasi &Tanggung Jawab
3.
4.
5. 6.
7.
9.
505
PROGRAM UNTUK Mesin Pembang -kit Radiasi
8.
Aris Sanyoto
ELEMEN PROGRAM
SR Terbung -kus
SR Terbuka
Pemantauan paparan radiasi &/kontaminas i radioaktif di daerah kerja, meliputi: Pemantauan paparan radiasi Pemantauan --kontaminasi udara Pemantauan kontaminasi --permukaan Pemantauan --kontaminasi personil Uji kebocoran sumber - radioaktif Uji kebocoran tabung - pesawat sinarX Pemantauan radioaktivitas lingkungan di --luar fasilitas atau instalasi Sistem pencatatan dan pelaporan Program pendidikan dan pelatihan Review dan audit kinerja program proteksi dan keselamatan radiasi Program pemantauan kesehatan Pengelolaan limbah radioaktif Keterangan: -- : Tidak perlu, : Perlu
--
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
SEMINAR NASIONAL VI SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 18 NOVEMBER 2010 ISSN 1978-0176 KESIMPULAN 1.
2.
3.
Identifikasi terhadap elemen penting yang perlu dimasukkan ke dalam lingkup dan isi Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi dapat disesuaikan menurut jenis sumber radiasi dan tipe sumber radioaktif. Beberapa elemen tambahan yang teridentifikasi dalam Tabel 3 perlu dimasukkan ke dalam lingkup dan isi Program untuk setiap jenis sumber radiasi dan tipe sumber radioaktif. Identifikasi elemen penting Program sesuai karakteristik pemanfaatan berfungsi untuk mematuhi regulasi khususnya kewajiban supaya NBD tidak terlampaui.
DAFTAR PUSTAKA 1. 2.
3.
4.
5. 6.
7.
Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan Keamanan Sumber Radioaktif, 2007. Peraturan Pemerintah No. 29 Tahun 2008 tentang Perijinan Pemanfaatan Sumber Radiasi Pengion dan Bahan Nuklir. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Legal and Governmental Infrastructure for Nuclear, Radiation, Radioactive Waste and Transport Safety, GSR-1, 2000. INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Occupational Radiation Protection Safety Standards No. RS-G-1.1, 1999. http://www.bapeten.go.id/index.php?modul=in fo&menu=izin_tujuan INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Arrangements for Preparedness for a Nuclear or Radiological Emergency, DS105, (to be published as GS-G-2.1 in 2006) INTERNATIONAL ATOMIC ENERGY AGENCY, Regulatory Control of Radiation Sources, GS-G-1.5, 2004
STTN-BATAN & Fak. Saintek UIN SUKA
506
Aris Sanyoto