MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP ALTERNATIF BUMI MADANIA TINGKIR LOR
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
OLEH: FERNINDA MAELA SARI NIM. 11109101
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2014
i
ii
MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP ALTERNATIF BUMI MADANIA TINGKIR LOR SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
OLEH: FERNINDA MAELA SARI NIM. 11109101
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA TAHUN 2014
iii
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323 706, 323 433 Fax323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail :
[email protected]
H. M. Farid Abdullah S.Pdi, M.Hum DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi Saudara Ferninda Maelasari Kepada: Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamu’alaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama : FERNINDA MAELASARI NIM : 11109058 Jurusan/ Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam Judul :“MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP ALTERNATIF BUMI MADANIA TINGKIR LOR, SALATIGA”. Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 6 Februari 2014 Pembimbing
H. M. Farid Abdullah S.Pdi, M.Hum NIP. 19780816 200312 1 006
iv
v
vi
vii
PERSEMBAHAN Atas rahmat dan ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Ayahku Pak Suroto dan Ibuku Bu Marlina tersayang yang selalu mendo‟akan, memberikan banyak kasih sayang dan banyak berkorban untukku hingga menyelesaikan pendidikan ini. 2. Adikku Fahmi Adam, Azima dan Alaik Fahri semua saudara dan seluruh keluarga yang telah mendukungku. 3. Semua teman-temanku PAI D yang telah melukis begitu banyak kenangan, serta semua teman-teman angkatan 2009 yang tidak akan pernah saya lupakan kenangan kebersamaan kita. 4. Sahabatku Innayatul Fu‟aida, Nahdliyah Anggraeni, Afief Rahman dan Asa maulida yang senantiasa mendukung dan memberi masukan serta memberi semangat yang tiada terkira. 5. Para dosen yang telah memberikan begitu banyak ilmu kepadaku. 6. Seluruh Pembimbing dan Siswa Bumi Madania yang telah memberikan Inspirasi.
viii
MOTTO
ِ ومن جاه َد فَِإنَّما يج اه ُد لِنَ ْف ِس ِه إِ َّن اللَّهَ لَغَنِ ٌّي َع ِن ال َْعالَ ِمين َ َ ْ ََ َُ َ "Dan barang siapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta." – (QS.29:6)
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah dengan rendah hati penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan
PEMBELAJARAN
skripsi
ini,
PENDIDIKAN
dengan AGAMA
“MODEL
judul
ISLAM
SMP
ALTERNATIF BUMI MADANIA”. Skripsi ini telah disusun dengan sebaik-baiknya berdasarkan teori yang diperoleh selama masa kuliah maupun literatur-literatur yang mendukung. Walaupun demikian, penulis tidak akan menutup diri atas munculnya kritik dan saran yang membangun terhadap skripsi ini. Penulis menyadari bahwa keberhasilan dalam penyelesaian skripsi ini, tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag, selaku Ketua STAIN Salatiga 2. Ibu Dra. Asdiqoh, M. Si, selaku Ketua Program Studi PAI 3. Ibu Muna Erawati M.Si, selaku Pembimbing Akademik 4. Bapak H. Farid Abdullah, S.Pdi, M.Hum, selaku dosen pembimbing yang penuh
perhatian, semangat
dan
kesabaran
memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Mahasiswa PAI angkatan 2009 STAIN Salatiga, atas bantuan dan
x
kerjasamanya dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. 6. Seluruh staf pengajar dan administrasi, khususnya jurusan Tarbiyah, program studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga yang turut memperlancar penulisan skripsi ini. 7. Orang tuaku, keluargaku dan sahabat-sahabatku yang telah mendukung dan memperlancar penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak tersebut diatas besar kemungkinan tidak akan terwujud skripsi ini. Dan tidak lupa penulis ucapkan do‟a kepada Allah SWT semoga amal beliau diterima Allah SWT dan mendapat balasan sesuai amalnya. Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca yang budiman, Amin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Salatiga, 6 Februari 2014
Peneliti
xi
ABSTRAK
Maelasari, Ferninda. 2014. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMP Slternatif Bumi Madania. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Salatiga. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing M. Farid Abdullah S.Pdi, M.Hum. Kata kunci: Model Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam Penelitian ini dirasa penting mengingat peran pendidik di SMP Bumi Madania adalah sebagai orang yang menyampaikan ilmu untuk mencapai tujuan belajar. Tugas tersebut tidaklah ringan, karena menuntut perubahan tingkah laku peserta didik sesuai dengan ajaran Islam. Maka dibutuhkan strategi atau model pembelajaran yang sesuai agar peserta didik belajar dengan nyaman dan dapat menerima pelajaran dengan baik untuk mencapai tujuan belajar. Penelitian ini digunakan untuk menjawab (1) Model pembelajaran apa yang digunakan dalam proses belajar mengajar di SMP Bumi Madania? (2) Apa saja faktor pendukung dalam menerapkan model pembelajaran tersebut? (3) apa faktor penghambat dalam menerapkan model pembelajaran di SMP Bumi Madania? Penelitian ini menggunakan pendekatan jenis penelitian kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara, dokumentasi dan observasi. Data dikumpulkan berdasarkan catatan lapangan dan observasi, kemudian data di transkrip menjadi data yang lengkap dengan pemilihan dan penyederhanaan data. Selanjutnya dilakukan penyajian data sehingga dapat ditarik kesimpulan. Hasi penelitian adalah pendidik di SMP Bumi Madania menggunakan model pembelajaran kontekstual dalam proses belajar mata pelajaran pendidikan Agama Islam dengan materi Al qur‟an, hadis, akhlak, sejarah Islam. Hambatan yang ditemukan dalam menerapkan model pembelajaran di SMP Bumi Madania adalah: Keterbatasan waktu guru dalam mengajar. tidak ada target input dalam penerimaan siswa baru oleh karena itu keberagaman intelektual siswa berbeda, faktor yang timbul dari intern guru sendiri. Pendukungnya Jika siswa dalam keadaan kondusif ketika proses belajar mengajar berlangsung kesiapan guru dalam mengajar.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………..
I
PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….
iv
PENGESAHAN KELULUSAN ……………………………....
v
DEKLARASI…………………………………………………..
vi
MOTTO………………………………………………………...
vii
PERSEMBAHAN……………………………………………...
viii
KATA PENGANTAR …………………………………………
ix
ABSTRAK ..................………………………………………….
xi
DAFTAR ISI……………………………………………………
xii
BAB I PENDAHULUAN A.
Latar Belakang……………………………....
1
B.
Fokus Penelitian..…………………………....
5
C.
Tujuan Penelitian………………………........
6
D.
Kegunaan Penelitian ……………………......
6
E.
Penegasan Istilah………………………........
7
F.
Metode Penelitian……………………………
8
G.
Sistematika Penulisan……………………......
18
xiii
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.
Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran……..........
20
2. Tinjauan Konsep Belajar……………..........
22
3. Kriteria Penerapan Model Pembelajaran......
24
4. Komponen Model Pembelajaran…………..
28
5. Faktor Penghambat dalam Menerapkan Model Pembelajaran……………………………….. 6. Jenis Model Pembelajaran…………………...
32 32
B. Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam……………..45 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam…………………46 3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam………..49 4. Belajar dan Model Pembelajaran dalam Islam……50 BAB III PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN A. Profil SMP Bumi Madania 1.
Sejarah SMP Bumi Madania Salatiga……. 59
2.
Nama Sekolah……………… ……………... 62
3.
Visi Dan Misi………………………………..64
4.
Program-Program……………………………65
5.
Data Pembimbing……………………………66
6.
Peserta Didik………………………………...67
7.
Sumber Dana Sekolah……………………….68
xiv
8.
Struktur Organisasi Sekolah……………… 69
B. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Model Pembelajaran ……………… 70 2. Model Pembelajaran SMP Bumi Madania…… 71 BAB IV ANALISIS A. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania………………....................................... 77 B. Hambatan dalam Menerapkan Model Pembelajaran….. 86 C. Faktor Penghambat dalam Menerapkan Model Pembelajaran………………………………………….. 88 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………………………………............
90
B. Saran………………………………......................
91
xv
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan manusia dan tidak bisa dipisahkan dengan terjadinya proses meningkatkan kecerdasan dan faktor pendewasaan manusia. Pendidikan bisa saja berawal dari sebelum bayi lahir seperti yang dilakukan oleh banyak orang dengan memainkan musik dan membaca ketika bayi dalam kandungan dengan harapan ia bisa mengajar bayi mereka sebelum kelahiran. Menurut
Kamus
Besar
Bahasa Indonesia
kata pendidikan
berasal dari kata „didik‟ dan mendapat imbuhan „pe‟ dan akhiran „an‟, maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa definisi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
(http://kamus-
sunda.com/res-44105-pada-dasarnya-pengertian-pendidikan-ditunjau-dari.html diakses hari Senin tanggal 3-17-2014 jam 9:18) Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan yaitu: pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anakanak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
17
(http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-menurut-ahli/diakses Hari Senin jam 2:10 Tanggal 12-12-2013). Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain. Adanya suatu pendidikan mempunyai tujuan yang akan dicapai manusia dalam menjalani kehidupan mendatang. Tujuan dari pendidikan adalah untuk menjadi manusia atau individu yang bertaqwa dan beriman kepada Tuhan YME, mempunyai akhlak mulia, cerdas, sehat, berkemauan, berperasaan, dan dapat berkarya untuk memenuhi kebutuhan secara wajar, dapat mengendalikan hawa nafsu, bermasyarakat, berbudaya, dan berkepribadian. Implikasi
dari
pendidikan
mampu
mewujudkan
atau
mengembangkan segala potensi yang ada pada diri manusia dalam berbagai konteks dimensi seperti moralitas, keberagaman, individualitas (personalitas),
sosialitas,
keberbudayaan
yang
menyeluruh
dan
terintegrasi. Dapat dikatakan juga bahwa pendidikan mempunyai fungsi untuk memanusiakan manusia. Pendidikan yang berkembang dewasa ini bermacam-macam. Dimulai dengan pendidikan dalam kandungan, pendidikan umur 0–5 bulan. Ada juga pendidikan usia dini yang sering disebut PAUD, taman
18
kanak-kanak (TK),
sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama
(SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan perguruan tinggi. Sedangkan jalur pendidikanya meliputi sekolah formal, non formal dan in formal. Dari bermacam-macam pendidikan itulah para ahli mengembangkan suatu model pembelajaran untuk meningkatkan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Model pembelajaran yang menarik dan disampaikan secara menarik pula akan meningkatkan motifasi belajar peserta didik. Cara pendidik yang menyampaikan materi pelajaran melalui contoh-contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau cara pendidik menyampaikan manfaat dari mempelajari pokok-pokok bahasan yang dipelajari akan sangat mempengaruhi motivasi belajar peserta didik. Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai desain pengajaran (instruksional) yang menggambarkan (mendeskripsikan) proses khusus dan penyediaan iklim belajar tertentu yang dapat membuat peserta didik berinteraksi sedemikian rupa sehingga terjadi perubahan perilaku misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. (School of Education, PU: 2011). Pendapat yang lebih sederhana menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah standar tingkah laku dalam mengajar yang teridentifikasi agar dapat mencapai situasi mengajar tertentu. (www.education.com hari Senin jam 2.01 Tanggal 12-12-2013). Pakar pendidikan seperti Joyce dan Marsha Weil‟s (1980) menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu rancangan atau
19
pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (pembelajaran dalam jangka waktu lama), untuk mendesain bahan-bahan pembelajaran dan untuk mengarahkan guru mengajar serta setting lainnya di dalam kelas agara kelas tercipta rasa nyaman. (nezakhoirotunnisa.blogspot.com/2012 diakses tanggal 12-12-2013 jam 07:45) Model pembelajaran dapat peneliti simpulkan menjadi suatu rancangan atau pola yang didesain oleh pendidik dalam mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dengan adanya model pembelajaran pendidik dapat menentukan pembelajaran yang ingin dilakukan untuk membuat peserta didik nyaman dalam belajar dan paham dengan apa yang diajarkanya, untuk mencapai tujuan pembelajaran. Gambaran ideal tersebut tidak selamanya dikuasai oleh pendidik. Banyak pendidik yang tidak menguasai model maupun metode ketika dalam proses belajar mengajar. Sistem hafalan menjadi dominan dari pada dialog, rasa ingin tahu, ide segar, orisinilitas, inovasi sehingga kreatifitas peserta didik sebagai manusia unik menjadi terhambat. Pendidikan Islam terkesan menjadi pendidikan kelas dua. (Al-Fandi, 2011:30). Mencermati deskripsi model pembelajaran di atas, pendidik mempunyai peran sebagai pengajar yang menyampaikan materi ajar dengan kreatif mungkin untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kreatifitas mengajar diperlukan oleh seorang pendidik. Peneliti melakukan penelitian di Sekolah Alternatif Bumi Madania, yang berlokasi di Tingkir Lor Salatiga. Sekolah ini tidak mempunyai target
20
input dalam penerimaan peserta didik. Latar belakang peserta didik yang berbeda dari segi karakter maupun kecerdasan membuat pendidik harus cerdas dan cermat dalam menerapkan model pembelajaran yang digunakan. Karena kondisi tersebut, sekolah ini membutuhkan suatu usaha atau upaya dalam mengembangkan keberagamaan peserta didiknya. Hal tersebut menjadi tugas yang berat bagi pendidik untuk mengantarkan peserta didik menjadi manusia yang mampu menerapkan ajaran agama Islam dalam keluarga dan masyarakat. Sekolah ini mempunyai suatu model pembelajaran untuk meningkatkan keberagamaan peserta didik melalui pendidikan Agama Islam. Yang mengantarkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran. Maka penulis tertarik untuk meneliti model pembelajaran yang diterapkan di Sekolah Alternatif Bumi Madania. Terutama dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Adapun judul penelitian ini adalah: “ MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH ALTERNATIF BUMI MADANIA TINGKIR LOR”. B. Fokus Penelitian Penelitian
ini
terfokus
pada
permasalahan-permasalahan
Pendidikan Agama Islam tertuju pada model pembelajaran, hambatanhambatan dan faktor pendukung dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Alternatif Bumi Madania. Adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah:
21
1. Model pembelajaran apa yang digunakan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah Alternatif Bumi Madania? 2. Apa saja faktor pendukung dalam menerapkan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah Alternatif Bumi Madania dan hambatan-hambatan
yang
terjadi
dalam
menerapkan
model
pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah Alternatif Bumi Madania. C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: 1. Mengetahui model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam di SMP Alternatif Bumi Madania. 2. Mengetahui faktor pendukung dalam menerapkan model pembelajaran dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah Alternatif Bumi Madania dan mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam menerapkan model tersebut dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah Alternatif Bumi Madania D. Kegunaan Penelitian 1. Secara Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan khususnya tentang model pembelajaran kepada pendidik atau guru agar menciptakan rasa nyaman dan semangat peserta didik dalam menerima materi yang diajarkan serta menumbuhkan motifasi untuk belajar lebih giat untuk mencapai tujuan Pendidikan Agama Islam.
22
2. Secara Praktis a. Bagi peneliti Penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan. b. Bagi SMP Alternatif BumiMadania Agar dapat memberikan contoh dalam menerapkan model pembelajaran terutama untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. E. Penegasan Istilah Sebelum diuraikan lebih panjang tentang penelitian ini terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan-penjelasan terhadap istilah-istilah yang terkandung dalam skripsi ini, dengan maksud agar nantinya tidak salah pengertian di kalangan pembaca dalam memahami skripsi ini. Adapun istilah-istilah yang dimaksud adalah: Agus Suprijono berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. (http://www.academia.edu 6326350 Pengertian Model Pembelajaran diakses jam 10.36 hari Senin). Sedangkan Richard I Arends mendefinisikan model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap kegiatan di dalam pembelajaran, lingkungan
pembelajaran
dan
pengelolaan
kelas.
(http://neza-
khoirotunnisa.blogspot.com/2012/09/definisi-metode model pembelajaran .html diakses tanggal 17-3-2014 jam 9:43).
23
Yang dimaksud model pembelajaran dalam penelitian ini adalah strategi
yang digunakan sebagai pedoman dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam yang didalamnya mencakup komponen yang terdapat dalam metode yang digunakan. Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini adalah mata pelajaran Agama Islam sebagai proses penyampaian informasi dalam rangka pembentukan insan yang beriman dan bertakwa agar manusia menyadari kedudukannya, tugas dan fungsinya di dunia dengan selalu memelihara hubungannya dengan Allah, dirinya sendiri, masyarakat dan alam sekitarnya serta tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa (termasuk dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya). (Ali, 1995 : 139). F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Lexy J.
Moleong (1988: 6) menjelaskan penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku , persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. 2. Kehadiran Peneliti Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai instrumen. Sekaligus menjadi pengumpul data, instrument lain yang digunakan
24
penulis adalah alat, note book atau catatan serta alat dokumentasi. Akan tetapi instrument ini hanya sebagai pendukung tugas penulis sebagai instrument. (Sugiono, 2011: 222). Selain itu kehadiran peneliti
di lapangan mutlak di perlukan.
Penulis juga sebagai partisipan penuh yang mana penulis membaur dengan obyek penelitian. Kehadiran penulis sebagai peneliti diketahui statusnya sebagai peneliti. 3. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP ALTERNATIF BUMI MADANIA yang berlokasi di pondok pesantren Asta'in kelurahan Tingkir Lor, kecamatan Tingkir Salatiga. 4. Sumber Data Salah satu hal yang penting dalam sebuah penelitian adalah ketersediaan sumber data. Sumber data dalam penelitian kualitatif akan menghasilkan kekayaan data dalam sebuah penelitian kualitatif. Jenis sumber data dalam penelitian kualitatif di klasifikasikan sebagai berikut: a. Informan Informan digunakan sebagai sumber data dan aktor atau pelaku yang ikut menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian berdasarkan informasi yang diberikan. Informan dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran pendidikan Agama Islam yang dijadikan sebagai sumber data dengan melakukan wawancara.
25
Selain informan ada responden yaitu peserta didik untuk mengklarifikasi kebenaran penggunaan model pembelajaran yang digunakan pendidik. b. Peristiwa atau Aktifitas Data atau
informasi
juga dapat
diperoleh melalui
pengamatan terhadap peristiwa atau aktivitas yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa atau aktivitas ini, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara lansung. Dengan mengamati sebuah peristiwa atau aktivitas, peneliti dapat melakukan Cross Check terhadap informasi verbal yang diberikan oleh subyek yang diteliti. c. Tempat atau Lokasi Tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sasaran atau permasalahan penelitian juga merupakan salah satu jenis sumber data. Informasi mengenai kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas bisa digali lewat sumber lokasinya, baik yang merupakan tempat maupun lingkungan. Dari pemahaman lokasi dan lingkungan, peneliti bisa secara cermat mencoba mengkaji dan secara kritis menarik kemungkinan kesimpulan. d. Dokumen atau Arsip Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia bisa
26
merupakan rekaman atau dokumen tertulis seperti arsip data base surat-surat, atau gambar benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa. (Suprayogo, 2001: 163). 5. Prosedur Pengumpulan Data a. Observasi Observasi menurut Sutresno Hadi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya adalah proses–proses pengamatan dan ingatan. (Sugiono, 2011: 145) Black dan Champion mengelompokkan observasi dalam dua kelompok besar yaitu observasi nonpartisipan dan observasi partisipan. Observasi yang sesuai dengan penelitian ini adalah observasi nonpartisipan dimana peneliti tidak banyak dituntut peranan tingkah laku atau keterlibatannya terhadap kegiatan atau fenomena dari subjek yang diteliti. Perhatian peneliti terfokus pada bagaimana mengamati, merekam, memotret, mempelajari dan mencatat tingkah laku atau fenomena yang diteliti. Dan observasi ini bersifat terbuka karena diketahui oleh subjek yang diteliti. (Suprayogo, 2003: 167). Pedoman
observasi
pengumpulan
data
dapat
menerapkan
model
dikelompokkan sebagai berikut : 1) Kondisi
obyektif
pendidik
pembelajaran
27
dalam
Dalam hal ini, peneliti melakukan pengamatan langsung kondisi
obyektif
pendidik
dalam
menerapkan
model
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan proses belajar mengajar yang dilakukan di SMP Alternatif Bumi Madania dengan melakukan pengamatan. 2) Hambatan yang dialami dalam proses belajar mengajar Peneliti melakukan pengamatan kepada pendidik dalam menerapkan
model
pembelajaran
dalam
proses
belajar
mengajar dengan pedoman yang sudah ada. b. Metode Wawancara Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka dengan maksud tertentu (Sugiono, 2011: 172). Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. (Moleong,2008:186). Menurut Guba dan Lincoln, wawancara terbagi menjadi 4. Yaitu wawancara oleh tim atau panel, wawancara tertutup dan wawancara terbuka (covert and overt interview), wawancara riwayat secara lisan, dan wawancara terstruktur dan wawancara tak terstruktur. Kemudian wawancara yang sesuai dengan penelitian ini adalah wawancara terbuka dimana para subjeknya tahu bahwa mereka sedang diwawancarai dan mengetahui pula apa maksud dan tujuan wawancara itu. Selain itu, penelitian ini juga termasuk
28
kedalam jenis wawancara terstruktur dimana dalam suatu kegiatan wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Untuk itu pertanyaan-pertanyaan disusun dengan rapid dan ketat. (Moleong, 2008:188) . Wawancara mendapatkan
ini
dilakukan
informasi
tentang
dengan model
pendidik
pembelajaran,
untuk dan
hambatan yang ditemukan dalam proses belajar mengajar guna mendukung penelitian. Sedangkan wawancara kepada peserta didik untuk mengklarifikasi kebenaran pendidik dalam menerapkan model pembelajaran tersebut. c. Metode Dokumentasi Suharsimi Arikunto (2006: 231) menjelaskan metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau fariabel yang berupa catatan, buku dan sebagainya. Metode ini digunakan sebagai pedoman untuk mencari data mengenai beberapa hal, baik yang berupa catatan dan data dari SMP Alternatif Bumi Madania. Metode ini digunakan sebagai salah satu pelengkap dalam memperoleh data. Pedoman dokumentasi dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Sejarah SMP Bumi Madania 2. Visi dan Misi SMP Bumi Madania 3. Data-data lain yang menunjang penelitian.
29
6. Teknik Analisis Data Menurut (Bogden & Biklen: 1982) analisis data kualitatif adalah upaya
yang
dilakukan
dengan
jalan
bekerja
dengan
data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. (Moleong, 1989: 247). Dalam hal ini peneliti menggunakan analisis data kualitatif, dimana data dianalisa dengan metode diskriptif analisis non statistik yang meliputi cara berfikir induktif yaitu peneliti berangkat dari pengetahuan yang bersifat khusus untuk menilai suatu kejadian umum. 7. Pengecekan Keabsahan Temuan a. Kriteria Keabsahan Data Untuk menetapkan keabsahan (trust worthiness) data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan
yaitu:
(transferability),
kepercayaan ketergantungan
(creadibility), (dependebility),
keteralihan kepastian
(konfermability). (Moleong, 2008: 324). Pengecekan keabsahan temuan ini dilakukan dengan cara terjun langsung untuk wawancara sehingga mendapatkan data yang langsung dari Guru tersebut dengan demikian data tersebut akurat
30
dan dapat dipercaya. 1) Kriteria yang peneliti gunakan sebagai pemeriksaan keabsahan temuan yaitu derajat kepercayaan (credibility), kriteria ini berfungsi untuk melaksanakan inkuiri sedemikian rupa sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat dicapai dan mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti. 2) Keteralihan (transferability), kriteria ini digunakan peneliti untuk memastikan usaha memverifikasi dengan melakukan penelitian kecil. 3) Kebergantungan (dependability), kriteria ini digunakan untuk mengadakan replikasi studi secara berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang secara esensian sama dan sekaligus untuk mendapatkan kepercayaan pada instrumen penelitian. 4) Kriteria yang keempat yaitu, kepastian (confirmability), kriteria ini dikatakan sebagai sesuatu yang objektif, berarti dapat dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan. Untuk membuktikan penelitian ini dianggap sebagai hal yang faktual, dapat dipercaya maka peneliti melakukan wawancara langsung kepada subjek yang berhubungan yaitu pendidik sebagai sumber langsung yang menerapkan model pembelajaran. Setelah menggunakan kriteria diatas kemudian data tersebut
31
tentu akan peneliti simpulkan dan akan dicocokkan dengan hambatan yang ada di SMP Bumi Madania dalam menerapkan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam. b. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek
keabsahan
data.
Dimana
dalam
pengertiannya
triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian. (Moloeng, 2004: 330) Pada Triangulasi dengan metode, menurut Patton (1987: 329), terdapat dua strategi, yaitu: (1) pengecekan derajat kepercayaan
penemuan
hasil
penelitian
beberapa
teknik
pengumpulan data dan (2) pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moleong, 2005:331). Misalnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepecayaan data dengan cara melakukan pengecekan dokumen yang dikemukakan oleh informan, responden melalui wawancara dan obserfasi yang dilakukan peneliti. 8. Tahap-tahap penelitian Pelaksanaan penelitian ada empat tahap yaitu : tahap sebelum ke lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, tahap penelitian laporan. Dalam penelitian ini tahap yang ditempuh adalah sebagai berikut:
32
a. Tahap sebelum ke lapangan Tahap ini meliputi kegiatan penentuan fokus, penyesuaian paradigma dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi lapangan dan permohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi fokus penelitian, penyusunan usulan penelitian. b. Tahap pekerjaan lapangan Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan model pembelajaran yang digunakan dan hambatan dalam menerapkan model pembelajaran untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. c. Tahap Analisis Data Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperoleh melalui observasi, dokumen maupun wawancara mendalam tentang model yang diterapkan dalam proses belajar mengajar. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan
yang diteliti selanjutnya melakukan
pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data yang didapat dan metode perolehan data sehingga data benar-benar valid sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti. d. Tahap Penelitian Laporan Tahap ini meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian
33
dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data
sampai
pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian
dengan
dosen
pembimbing
untuk
mendapatkan
perbaikan saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindaklanjuti hasil bimbingan tersebut dengan peneliti skripsi yang
sempurna.
Langkah
terakhir
melakukan
penyusunan
kelengkapan persyaratan untuk ujian skripsi. G. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, maka dibuat sistematika penelitian skripsi. Adapun wujud dari sistematika yang dimasud adalah: Bab I : PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, sistematika penelitian. Bab II:KAJIAN PUSTAKA Berisi tentang model pembelajaran pendidikan Agama Islam, pengertian model pembelajaran, tinjauan konsep belajar, kriteria menerapkan model pembelajaran, komponen dalam model pembelajaran. Jenis model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran Quantum, model pembelajaran active learning, model pembelajaran kontekstual. Pendidikan Agama Islam, pengertian pendidikan Agama Islam, ruang
34
lingkup materi Pendidikan Agama Islam, tujuan belajar Pendidikan Agama Islam, belajar dan model pembelajaran dalam Islam. Bab III : PAPARAN DATA HASIL TEMUAN PENELITIAN Berisi tentang paparan data sejarah SMP Bumi Madania, visi dan misi SMP Bumi Madania, kondisi obyektif pendidik dan peserta didik. Temuan Penelitian, mengetahui model pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMP Bumi Madania, mengetahui hambatan yang terjadi saat
menerapkan
Pendidikan Agama
model Islam,
pembelajaran mengetahui
untuk faktor
mata
pelajaran
pendukung
dalam
menerapkan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bab IV : PEMBAHASAN Mengetahui model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania beserta kriteria dan komponen pendukung dalam menerapkan model pembelajaran yang digunakan dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania. Bab V : PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran. Lampiran.
35
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.
Model Pembelajaran 1.
Pengertian Model Pembelajaran Sebelum membahas tentang pengertian model pembelajaran peneliti akan membahas pengertian model dan pembelajaran, yang sering disebut juga dengan strategi pembelajaran atau pola pembelajaran (http:// mtk 2012 unindra. blogspot. com/ 2012 /10/definisi- model- pembelajaran- menurut. html diakses tanggal 173-2014 jam 10.08). Model adalah bentuk representatif akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu (http://neza-khoirotunnisa .blogspot. com diakses tanggal 19-11-2013 Jam 10.21). Model dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa model adalah kegiatan yang dipilih yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan, contoh, acuan dan sebagainya yang memungkinkan kelompok atau seseorang bertindak sesuai dengan model tersebut. Sedangkan pengertian pembelajaran berasal dari kata belajar yang berimbuhan kata pe dan an. Banyak pengertian belajar telah dikemukakan oleh para ahli. Salah satu di antaranya ialah menurut Gagne (1985) (Anitah, 2008:
36
3.1) bahwa belajar adalah suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Surya (1997:9) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya (Tohirin, 2006:8). Ali (1987:14) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Terdapat
berbagai
pendapat
tentang
pengertian
strategi
pembelajaran atau model pembelajaran menurut beberapa ahli, di antaranya adalah: Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Gerlach dan Eri (1980) (dalam Uno,2007:1) menjelaskan strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode
pembelajaran
dalam
lingkungan
pembelajaran.
Memperhatikan beberapa pengertian strategi atau model dan pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan
37
mempermudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasai diakhir kegiatan pembelajaran. 2.
Tinjauan Konsep Belajar a. Teori Model Pembelajaran Menurut Cambell (Sudjana, 1990), teori diartikan sebagai perangkat proposisi atau pernyataan ilmiah yang terintegrasi secara sintaksis dan berfungsi menjelaskan, membedakan, meramalkan dan mengontrol fenomena yang diamati. Sedangkan model pembelajaran dapat diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Teori model pembelajaran peneliti simpulkan sebagai teori pernyataan ilmiah yang menjelaskan tentang prosedur yang sistematis untuk menjelaskan prosedur pengalaman belajar peserta didik guna mencapai tujuan belajar. Tujuan dari belajar diharapkan agar peserta didik mengalami perubahan dari tingkah laku. Perubahan tingkah laku tersebut biasanya permanen atau jangka
panjang yang
membawa perubahan aktual maupun potensial. Perubahan belajar
38
juga memberikan kecakapan baru bagi seseorang dan perubahan itu terjadi karena adanya usaha atau disengaja (Suwardi dkk, 2009: 18). Syah (2009) menjelaskan bahwa perubahan sebagai hasil belajar itu memiliki tiga ciri yaitu: 1) Perubahan Intensional Perubahan intensional adalah perubahan yang terjadi dalam diri individu dilakukan dengan sengaja dan disadari. Maksudnya, perubahan sebagai hasil belajar bukan sebuah keberhasilan, perubahan itu disadari sebelum aktifitas belajar. Apabila perubahan itu tidak disadari dan tidak disengaja maka itu bukan belajar. 2) Perubahan itu positif dan aktif Perubahan sebagai ciri belajar bersifat positif dan aktif. Bersifat positif maksudnya perubahan itu baik, bermanfaat, dan sesuai yang diharapkan individu. Apabila perubahan dalam diri individu membawa kesengsaraan, maka bukanlah aktifitas belajar. Kemudian perubahan bersifat aktif, maksudnya perubahan yang terjadi dalam diri individu merupakan hasil usahanya. Perubahan terjadi dalam diri individu secara alamiah.
39
3) Perubahan itu efektif dan fungsional Perubahan
sebagai
ciri
bersifat
efektif
dan
fungsional. Perubahan bersifat efektif, artinya perubahan itu berhasil guna. Perubahan yang berhasil guna adalah perubahan yang bermakna dan bermanfaat bagi individu. Sedangkan perubahan bersifat funsional dan permanen dan siap dibutuhkan setiap saat (Suwardi dkk, 2009: 18). 3. Kriteria Penerapan Model Pembelajaran Kriteria pemilihan model pembelajaran atau strategi pembelajaran hendaknya dilandasi prinsip efisiensi dan efektifitas dalam mencapai tujuan pembelajaran dan tingkat keterlibatan peserta didik. Untuk itu, pendidik haruslah berpikir model pembelajaran manakah yang paling efektif dan efisien dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Ada beberapa faktor lagi yang harus diperhatikan yaitu: (Anitah, 2008: 1.31) a. Bahan Pelajaran Bahan pelajaran menjadi salah satu hal yang penting dalam menentukan pilihan dalam menerapkan model pembelajaran. Sebagai seorang pendidik haruslah menguasai setiap jenis tingkat kompleksitas bahan pelajaran yang akan diajarkan. Apakah materi yang diajarkan materi baru, jika materi tersebut belum dikenal peserta didik, pendidik hendaknya memulai
40
pelajaran dengan menjelaskan secara singkat atau demonstrasi yang menarik perhatian peserta didik. Sebaliknya, apabila materi yang akan dibahas merupakan materi yang sudah dikenal peserta didik maka pendidik dapat meminta peserta didik untuk mengemukakan pengetahuanya yang berkenaan dengan materi yang dibahas atau mengajukan permasalahan yang harus diselesaikan oleh peserta didik. Apabila materi yang disajikan berisi tentang konsep-konsep yang abstrak tentu pendidik harus memberikan banyak contoh agar peserta didik menguasai dengan mudah konsep yang dibahas. b. Peserta Didik Yang paling berkepentingan dalam proses pembelajaran ialah peserta didik. Mengingat tujuan yang harus dicapai dari proses tersebut adalah perubahan perilaku peserta didik. Oleh karena itu, di dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran, faktor peserta didik tidak boleh diabaikan. (Anitah, 2008: 3.1). Setelah pendidik menemukan model atau strategi apa yang akan dipilih sebaiknya gunakan pilihan berdasarkan pertimbangan tujuan dan materi atau bahan pelajaran sehingga dalam menentukan bagaimana teknik menggunakan model pembelajaran tersebut, faktor peserta didik menjadi faktor
41
pertimbangan pendidik. Peserta didik mempunyai kepribadian yang berbeda. Bijaknya, dalam penggunaan model atau strategi pembelajaran, hendaknya pendidik mempertimbangkan perbedaan tersebut. Selain mempertimbangkan peserta didik secara individual, jumlah peserta didik juga mempengaruhi dalam pemilihan model pembelajaran. c. Guru atau Pendidik Setiap pendidik mempunyai kemampuan sendiri dalam menguasai materi atau kemampuan menerangkan materi kepada peserta didik. Jika seorang pendidik tidak mempunyai kriteria tersebut maka peserta didik akan cepat bosan dengan materi yang diajarkan sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. (Anitah, 2008: 3.2). Pendidik hendaklah mempunyai kemampuan fisik siap mengabdi untuk peserta didik, mempunyai ketrampilan dalam menyampaikan materi, mengetahui metode pelajaran agar sesuai diterapkan saat proses pembelajaran. Dan paling penting adalah kemampuan menentukan model yang akan diterapkan dan merancang metode sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan.
d. Sarana, Waktu dan Ruangan
42
Alat yang menjadi pertimbangan seorang pendidik adalah alat yang digunakan dalam proses pembelajaran seperti alat peraga, seperti peta, globe, dan sebagainya. Selain itu juga harus memperhatikan jumlah dan karakteristiknya. Hal itu menjadi pertimbangan pendidik untuk menentukan model pembelajaran atau strategi yang akan digunakan (Anitah, 2008: 3.2). Disamping ketersedian alat atau sarana penunjang pembelajaran pendidik harus mempertimbangkan waktu. Jika seorang pendidik misalnya hanya mempunyai waktu 20 menit untuk menerangkan suatu konsep tidak mungkin pendidik tersebut menggunakan metode belajar kelompok. Waktu akan habis untuk membagi kelompok, sebaliknya jika pendidik mempunyai banyak waktu dengan belajar kelompok akan bisa diterapkan. Mempertimbangkan
hal
tersebut
pendidik
dapat
mengetahui model pembelajaran yang akan dipakai dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar peserta didik sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.
4. Komponen Model Pembelajaran
43
Selain kriteria pembelajaran harus diperhatikan juga komponen yang digunakan dalam memilih model pembelajaran. Komponen model pembelajaran atau strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran harus berorientasi pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Sebelum
pendidik
menentukan model pembelajaran yang akan dipilih, baiknya mengetahui komponen dalam kegiatan belajar dan penerapanya. Berikut ada 5 komponen yang harus diketahui. (Uno, 2007: 3). a. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan Kegiatan pendahuluan mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Pada bagian awal ini diharapkan pendidik dapat menarik perhatian peserta didik untuk belajar. Kegiatan pendahuluan yang menarik meningkatkan motifasi belajar peserta didik. Cara
pendidik
memperkenalkan
materi
pelajaran
melalui contoh-contoh ilustrasi tentang kehidupan sehari-hari atau cara pendidik meyakinkan apa manfaat mempelajari pokok bahasan tertentu akan sangat mempengaruhi motifasi belajar peserta didik. Persoalan motifasi ekstrinsik ini menjadi sangat penting bagi peserta didik yang lebih dewasa karena kelompok ini lebih menyadari pentingnya kewajiban belajar serta manfaat bagi mereka. b. Penyampaian Informasi
44
1) Urutan penyampaian Urutan
penyampaian
materi
pelajaran
harus
menggunakan pola yang tepat. Urutan materi yang diberikan berdasarkan tahapan berpikir dari hal-hal yang bersifat kongkrit ke hal-hal yang bersifat abstrak atau dari hal-hal yang sederhana atau mudah dilakukan ke hal-hal yang lebih kompleks atau sulit dilakukan. Selain itu, diperlukan apakah suatu materi harus disampaikan secara berurutan atau boleh melompat-lompat atau dibolak-balik, misalnya dari teori ke praktik atau dari praktik ke teori. 2) Ruang lingkup materi yang disampaikan Besar kecilnya materi yang disampaikan atau ruang lingkup materi sangat bergantung pada karakteristik peserta didik dan jenis materi yang dipelajari. Umumnya ruang lingkup materi sudah tergambar pada saat penentuan tujuan pembelajaran. Yang perlu diperhatikan oleh pendidik dalam memperkirakan besar kecilnya materi adalah penerapan teori Gestalt. Teori tersebut menyebutkan bahwa bagianbagian kecil merupakan satu kesatuan yang bermakna apabila dipelajari secara keseluruhan, dan keseluruhan tidaklah berarti tanpa bagian-bagian kecil tadi. Atas dasar teori tersebut perlu diperhatikan hal-hal berikut:
45
(a) Apakah materi akan disampaikan dalam bentuk bagian-bagian
kecil
seperti
dalam
pembelajaran
terprogram. (b) Apakah materi akan disampaikan secara global dulu baru kebagian-bagian. Keseluruhan dijelaskan melalui pembahasan isi buku, selanjutnya bagian-bagian dijelaskan melalui urutan per bab. (c) Materi yang akan disampaikan Materi pelajaran umumnya gabungan antara jenis
materi
yang
berbentuk
pengetahuan,
keterampilan, dan sikap. Meril membedakan isi pelajaran menjadi 4 jenis, yaitu fakta, konsep, prosedur, dan prinsip. Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-masing jenis pelajaran sudah pasti memerlukan strategi
penyampaian
yang berbeda-beda.
(Uno,
2007:6). c. Partisipasi Peserta Didik Terdapat beberapa hal penting yang berhubungan dengan partisipasi peserta didik, yaitu latihan dan praktik yang diberikan kepada peserta didik setelah diberi informasi tentang suatu pengetahuan, sikap, atau keterampilan. Agar materi tersebut benar-benar terinternalisasi (relatif mantap dan termantapkan dalam diri mereka) maka dalam kegiatan
46
selanjutnya adalah peserta didik diberi kesempatan untuk berlatih atau mempraktikkan pengetahuan, sikap, atau keterampilan tersebut. Segera setelah peserta didik menunjukkan perilaku sebagai hasil belajarnya, maka pendidik memberikan umpan balik terhadap hasil belajar tersebut. Melalui umpan balik yang diberikan oleh pendidik, peserta didik akan segera mengetahui apakah jawaban yang merupakan kegiatan yang telah mereka lakukan benar atau salah, tepat atau tidak tepat atau ada sesuatu yang diperbaiki. d. Tes Serangkaian tes umum digunakan oleh pendidik untuk mengetahui apakah tujuan telah tercapai dan apakah sikap, pengetahuan, dan keterampilan telah benar-benar dimiliki oleh peserta didik atau belum. Pelaksanaan tes biasanya dilakukan di akhir kegiatan pembelajaran setelah peserta didik melalui berbagai proses pembelajaran, penyampaian informasi berupa materi pelajaran pelaksanaan, tes juga dilakukan setelah peserta didik melakukan latihan atau praktik. e. Kegiatan Lanjutan Kegiatan yang dikenal dengan istilah follow up dari suatu hasil
kegiatan
yang
telah
dilakukan
seringkali
tidak
dilaksanakan dengan baik oleh pendidik. Dalam kenyataanya
47
setiap kali setelah tes dilakukan selalu saja terdapat peserta didik yang berhasil dengan bagus atau diatas rata-rata. 5. Faktor Penghambat dalam Menerapkan Model Pembelajaran Ada
beberapa
hal
selain
mendukung
penerapan
model
pembelajaran juga dapat menghambat proses penerapan model pembelajaran pemahaman
dalam
proses
belajar
guru terhadap model
mengajar,
di
antaranya
pembelajaran baik
dalam
perancangan maupun penerapannya masih sangat kurang. Kurangnya pemahaman guru terhadap pembelajaran ini terjadi pada semua guru. Latar belakang dan pengalaman mengajar pendidik yang rendah. Pendidik kurang memahami karakteristik yang dimiliki peserta didik sehingga dalam proses belajar mengajar pendidik tidak mengetahui gaya mengajar siswa dan menyebabkan kesenjangan pengetahuan. Lingkungan yang kurang kondusif untuk proses belajar mengajar, sarana prasarana yang kurang memadai. (http:// mbegedut. blogspot. com/ 2011/ 01/ faktor-pendukung-dan-penghambat .html diakses hari Rabu jam 2.03). 6. Jenis Model Pembelajaran Sebagai seorang pendidik harus merencanakan berbagai program pembelajaran, seperti program
pembelajaran dikelas,
program pembelajaran individual yang menginginkan siswa belajar sendiri atau belajar secara kelompok. Model pembelajaran mendesain pembelajaran yang menyenangkan yang menempatkan peserta didik
48
sebagai subjek pendidikan, selain itu memberi ruang peserta didik untuk berimajinasi, mengembangkan kreatifitasnya, dan berpikir kritis analitis (Al Fandi, 20011: 246). a. Model Pembelajaran Kooperatif Cooperative adalah mengerjakan sesuatu secara bersamasama dengan saling membantu satu sama lain sebagai satu kelompok atau satu tim. Falsafah yang mendasari model belajar ini adalah Homo Homoni Sosius. Falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial. Model pembelajaran ini dikembangkan oleh Robert E Selfin. (Al Fandi, 2011: 249). Menurut Kagan (1994) pembelajaran kooperatif adalah strategi pengajaran yang sukses di mana tim kecil, masingmasing dengan siswa dari tingkat kemampuan yang berbeda, menggunakan berbagai aktivitas belajar untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang suatu subjek. Setiap anggota tim bertanggung jawab tidak hanya untuk belajar apa yang diajarkan tetapi juga untuk membantu rekan belajar, sehingga menciptakan suasana prestasi bersama-sama. Pembelajaran
kooperatif
di
desain
sebagai
pola
pembelajaran yang dibangun oleh lima elemen penting sebagai prasyarat, sebagai berikut: (http:// aristhaserenade .blogspot. com/2011/01/ teori-belajar dan model pembelajaran. html diakses tanggal 8 Agustus 2013 jam 12.48).
49
1) Saling
ketergantungan
secara
positif
(Positive
Interdependence) Bahwasanya setiap anggota tim saling membutuhkan untuk sukses. Walaupun setiap tujuan peserta didik mungkin berbeda. 2) Interaksi langsung (Face-to-Face Interaction). Memberikan kesempatan kepada peserta didik secara individual untuk saling membantu dalam memecahkan masalah, memberikan umpan balik yang diperlukan antar anggota untuk semua individu, dan mewujudkan rasa hormat, perhatian, dan dorongan di antara individu-individu sehingga mereka termotivasi untuk terus bekerja pada tugas yang dihadapi. 3) Tanggung jawab individu dan kelompok (Individual & Group Accountability). Bahwasanya
tujuan
belajar
bersama
adalah
untuk
menguatkan kemampuan akademis peserta didik, sehingga kontribusi peserta didik harus adil. 4) Keterampilan
interpersonal
dan
kelompok
kecil
(Interpersonal & small-Group Skills). Asumsi
bahwa
peserta
didik
akan
secara
aktif
mendengarkan, menjadi hormat dan perhatian, berkomunikasi secara efektif, dan dapat dipercaya tidak selalu benar.
50
Keterampilan sosial harus mengajarkan kepemimpinan, pengambilan
keputusan,
membangun
kepercayaan,
komunikasi, keterampilan manajemen konflik. 5) Proses kerja kelompok (group processing). Proses kerja kelompok memberikan umpan balik kepada anggota kelompok tentang partisipasi mereka, memberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan pembelajaran kolaboratif anggota, membantu untuk mempertahankan hubungan kerja yang baik antara anggota, dan menyediakan sarana untuk merayakan keberhasilan kelompok. (http:// aristhaserenade .blogspot. com/2011/01/ teori-belajar dan model pembelajaran. html diakses tanggal 8 Agustus 2013 jam 12.48). Ada beberapa manfaat ketika pendidik menggunakan model pembelajaran
kooperatif
dalam
proses
belajar
mengajar
diantaranya: 1. Meningkatkan hasil belajar peserta didik. 2. Meningkatkan
hubungan
antar
kelompok,
model
pembelajaran ini memberi kesempatan kepada setiap peserta didik untuk berinteraksi dan beradaptasi dengan teman satu tim untuk mencerna materi pelajaran. 3. Meningkatkan rasa percaya diri dan motifasi belajar, belajar kooperatif dapat membina sifat kebersamaan, kepedulian,
51
tenggang
rasa
dan
mempunyai
rasa
andil
terhadap
keberhasilan tim. 4. Menumbuhkan realisasi kebutuhan peserta didik untuk belajar berpikir. 5. Relatif murah karena tidak memerlukan biaya khusus untuk menerapkanya (Anitah, 2008: 3.9). Selain manfaat model pembelajaran kooperatif juga memiliki beberapa keterbatasan yaitu: a. Memerlukan waktu yang cukup bagi setiap siswa untuk bekerja dalam tim. b. Memerlukan latihan agar siswa terbiasa belajar dalam tim c. Model belajar kooperatif yang diterapkan harus sesuai dengan pembahasan materi ajar, materi ajar harus dipilih sebaik-baiknya agar sesuai dengan misi belajar kooperatif. d. Memerlukan kemampuan khusus bagi pendidik untuk mengkaji berbagai teknik pelaksanaan belajar kooperatif (Anitah, 2007: 3.10). Metode dalam pembelajaran kooperatif: 1) Metode Student Achievement Divisions (STAD) 2) Metode Jigsaw 3) Metode Group Investigation (GI) 4) Metode Struktural
52
b. Model Pembelajaran Quantum Model ini muncul untuk menanggulangi masalah yang paling sukar disekolah yaitu, kebosanan. Istilah quantum yaitu kualitas sesuatu, mekanis. Shelton (1999) mengemukakan kuantum mekanis merupakan suatu studi tentang gerakan-gerakan partikel subatomic. (Anitah, 2007. 3.4). Belajar kuantum atau quantum learning merupakan seperangkat metode dan falsafah belajar. De Porter dan Hernacki (1999) mendefinisikan quantum learning sebagai interaksiinteraksi yang mengubah energi menjadi cahaya, sedangkan Agus Nggermanto (2002) mengemukakan quantum learning sebagai cara belajar efektif sehingga mendapat hasil yang sama dengan kecepatan cahaya. (Anitah, 2007: 3.5). Meskipun
dinamakan
pembelajaran
kuantum
namun
pembelajaran ini tidaklah diturunkan secara langsung dari fisika kuantum. Melainkan hanya meminjam analogi prinsip relativitas Einsten saja. Dalam pembelajaran kuantum berlaku prinsip bahwa proses pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni. (Fandi, 2011: 428). Quantum learning berakar dari upaya Lozanov dengan eksperimenya tentang sugestopedia. Prinsipnya bahwa sugesti dapat mempengaruhi hasil belajar dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif atau negatif. (Anitah, 2007: 3.5).
53
Prinsip pembelajaran kuatum diantaranya: 1. Segalanya berbicara, media, metode, peserta didik, pendidik, lingkungan sekolah atau kelas mengirim pesan tentang belajar. 2. Semuanya mempunyai tujuan yaitu para peserta didik mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran. 3. Hargai semua usaha peserta didik dengan memberi pengakuan atas kecakapan yang dilakukanya. 4. Rayakan keberhasilan peserta didik dalam belajar. (Anitah, 2007: 3.6) Dalam pembelajaran kuantum tidak hanya tahu tentang prinsip yang ada dalam pembelajaran tersebut, akan tetapi ada beberapa teknik yang digunakan untuk memberikan sugesti positif yang diterapkan oleh Lozanov dalam penelitianya, yaitu: (Anitah,2007:3.5) a) Mendudukkan siswa secara nyaman b) Memasang musik latar didalam kelas c) Meningkatkan partisipasi individu d) Menggunakan poster untuk memberikan kesan besar sambil menunjukkan informasi e) Menyediakan pendidik yang terlatih dalam seni sugestopedia.
c. Active Learning
54
Model pembelajaran ini membawa peserta didik tidak hanya sekedar mendengarkan, akan tetapi juga melakukan kegiatan seperti memproses, menemukan, dan memanfaatkan informasi. Dengan demikian peserta didik akan mendapatkan pengalaman melakukan (do) sesuatu, mengamati, dan diskusi dengan diri sendiri atau peserta didik lain tentang pengalaman yang diperoleh (Al Fandi,2011: 247). Model ini dikembangkan oleh Mel Siberman yang memodifikasi teori confucius yang disebut dengan paham belajar aktif. Karakteristik pembelajaran aktif diantaranya: 1. Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pendidik, melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas 2. Peserta didik tidak hanya mendengarkan materi pelajaran secara pasif, tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pelajaran 3. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi 4. Peserta didik lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisis dan melakukan evaluasi 5. Umpan balik lebih cepat terjadi dalam proses pembelajaran. Beberapa metode yang digunakan dalam model pembelajaran
55
aktif learning diantaranya: a) Card Sort b) Active Debate c) The Power Of Two d) Contectual Teaching Learning d. Pembelajaran kontekstual Pembelajaran
kontekstual
adalah
pembelajaran
yang
membantu pendidik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik. Membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. (Muslich, 2011: 44). Landasan model pembelajaran ini adalah konstruktivisme yaitu filosofi belajar yang menekankan bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, tetapi mengkontruksikan atau membangun pengetahuan dan keterampilan baru lewat fakta-fakta yang mereka alami dalam kehidupanya. Teori konstruktivisme yang banyak dianut oleh para guru saat ini, mengharuskan guru untuk menyusun dan melaksanakan suatu kegiatan belajar mengajar yang dapat memfasilitasi siswa agar aktif membangun pengetahuannya sendiri. Menurut paham konstruktivisme, keberhasilan belajar tidak hanya bergantung pada lingkungan atau kondisi belajar, tetapi juga pada
56
pengetahuan awal siswa dan melibatkan pembentukan “makna” oleh siswa itu sendiri berdasarkan apa yang telah mereka lakukan, lihat, dan dengar (http: //pembelajaranguru .wordpress .com /2010 /04/07/
pembelajaran-
kooperatif-
model-
pembelajaran-
pembangun-pengetahuan-siswa/#more-52 diakses hari Rabu jam 5.35). Beberapa komponen dalam belajar kontekstual diantaranya adalah: 1. Konstruktivisme a) Membangun pemahaman mereka sendiri dari pengalaman baru berdasarkan pengetahuan awal. b) Model pembelajaran kontekstual menekankan terbangunya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan dan pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman yang bermakna. Pembelajaran
harus
dikemas
menjadi
proses
“mengkontruksi‟ bukan menerima pengetahuan. Manusia harus mengkontruksi pengetahuanya terlebih dahulu dan memberikan makna dalam dunia nyata. Karena itu, peserta didik perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan mengembangkan ide-ide yang ada pada dirinya. 2. Inquiry
57
Proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman. Kegiatan ini diawali dengan kegiatan-kegiatan bermakna untuk menghasilkan temuan yang diperoleh sendiri oleh siswa. Dengan demikian, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya. 3. Questioning Kegiatan pendidik untuk mendorong, membimbing dan menilai kemampuan berpikir peserta didik. Belajar dalam model pembelajaran kontektual dipandang sebagai upaya guru yang
mendorong
siswa
untuk
mengetahui
sesuatu,
mengarahkan siswa untuk memperoleh informasi, sekaligus mengetahui perkembangan kemampuan berpikir siswa. Pada sisi
lain,
kenyataan
menunjukkan
bahwa
perolehan
pengetahuan seseorang selalu bermula dari bertanya. 4.
Learning Community a) Sekelompok orang yang terikat dalam kegiatan belajar b) Bekerja sama dengan orang lain lebih baik dari pada bekerja sendiri c) Tukar pengalaman d) Berbagi ide. Dapat dijelaskan bahwa hasil belajar bisa diperoleh dengan sharing antar teman, antar kelompok
58
dan antara yang tahu kepada yang tidak tahu, baik didalam maupun diluar kelas. Karena itu, pembelajaran yang
dikemas
dalam
berdiskusi
kelompok
yang
anggotanya heterogen dengan jumlah yang bervariasi sangat mendukung komponen ini. 5. Modelling a. Proses penampilan suatu contoh agar orang lain berpikir, belajar dan bekerja. b. Mengerjakan apa yang pendidik inginkan agar peserta didik mengerjakan. Komponen
ini
menyarankan
bahwa
pembelajaran keterampilan dan pengetahuan tertentu diikuti dengan model yang bisa ditiru siswa. Model yang dimaksud bisa pemberian contoh tentang sesuatu hal. Misalnya, mempertontonkan suatu penampilan atau hasil karya. 6. Reflection a. Cara berpikir tentang apa yang telah kita pelajari b. Mencatat apa yang telah kita pelajari c. Membuat jurnal, karya seni, diskusi kelompok. Komponen yang paling penting dari model belajar kontekstual adalah perenungan kembali atas pengetahuan yang baru dipelajari, menelaah, merespon
59
semua kejadian, aktivitas, atau pengalaman yang terjadi dalam pembelajaran, bahkan memberikan masukan atau saran jika diperlukan. Siswa akan menyadari bahwa pengetahuan yang baru diperolehnya merupakan pengayaan atau bahkan revisi dari pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Kesadaran semacam ini penting ditanamkan kepada siswa agar ia bersikap terbuka terhadap pengetahuan-pengetahuan baru. 7. Penilaian yang Sebenarnya a. Mengukur pengetahuan dan keterampilan peserta didik b. Penilaian produk c. Tugas-tugas yang relefan dan kontektual. (Aqib, 2013: 7). Komponen yang merupakan ciri khusus dari pendekatan kontekstual adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran atau informasi tentang perkembangan pengalaman siswa ini diketahui pendidik setiap saat agar bisa memastikan benar tidaknya proses belajar peserta didik. Penilaian
autentik
diarahkan
pada
proses
mengamati, menganalisis, dan menafsirkan data yang telah terkumpul ketika atau dalam proses pembelajaran siswa
berlangsung,
60
bukan
semata-mata
hasil
pembelajaran. Program pembelajaran kontekstual berisi tentang rencana kegiatan kelas yang
dirancang
pendidik.
Rencana pembelajaranya berupa skenario tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama peserta didiknya sehubungan dengan topik yang akan dipelajari. Dalam program tercermin tujuan pembelajaran, media untuk mencapai tujuan, materi pembelajaran, langkahlangkah pembelajaran (Muslich, 2011: 44). B.
Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Islam adalah usaha bimbingan jasmani dan ruhani
pada
tingkat
kehidupan
individu
dan
sosial
untuk
mengembangkan fitrah manusia berdasarkan hukum-hukum Islam. (Al Fandi, 2011: 6). Pendidikan agama tidak hanya memerlukan kematangan jasmaniah, kecerdasan dan kemampuan karena agama bukan sekedar pengetahuan akan tetapi amal dan penghayatan. (Daradjat, 1984: 9). Pendidikan Agama Islam merupakan suatu sistem pendidikan yang
diselenggarakan
atau
didirikan
dengan
niat
untuk
mengejawantahkan ajaran dan nilai-nilai Islam dalam kegiatan pendidikanya. (Muhaimin, 2007: 9). Dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah
61
pendidikan yang diselenggarakan dengan membimbing peserta didik untuk mengembangkan diri sesuai nilai-nilai Islam. 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam Sebelum peneliti mengemukakan tujuan pendidikan agama terlebih dahulu akan mengemukakan tujuan pendidikan secara umum. Tujuan pendidikan merupakan faktor yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu. Demikian pula halnya dengan Pendidikan Agama Islam, yang tercakup mata pelajaran akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Tujuan pendidikan secara formal diartikan sebagai rumusan kualifikasi, pengetahuan, kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh anak didik setelah selesai belajar di sekolah, karena tujuan berfungsi mengarahkan, mengontrol dan memudahkan evaluasi suatu aktivitas karena tujuan pendidikan identik dengan tujuan hidup manusia. Tujuan pendidikan agama peneliti sesuaikan dengan tujuan pendidikan agama di lembaga-lembaga pendidikan formal dan peneliti membagi tujuan pendidikan agama itu menjadi dua bagian dengan uraian sebagai berikut: a. Tujuan umum Tujuan umum Pendidikan Agama Islam adalah untuk
62
mencapai kualitas yang disebutkan oleh Al-Qur'an dan hadits sedangkan fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mengembangkan
menyelenggarakan
suatu
sistem
fungsi
tersebut
pendidikan
pemerintah
nasional
yang
tercantum dalam Undang-Undang dasar No. 20 Tahun 2003. Dari tujuan umum pendidikan di atas berarti pendidikan agama bertugas untuk membimbing dan mengarahkan anak didik menjadi muslim yang beriman teguh sebagai refleksi dari keimanan yang telah dibina
oleh
penanaman
pengetahuan
agama
yang
harus
dicerminkan dengan akhlak yang mulia sebagai sasaran akhir dari pendidikan agama itu. b. Tujuan khusus Tujuan khusus pendidikan agama adalah tujuan yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan yang dilaluinya, karena setiap jenjang sekolah mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Tujuan pendidikan
63
agama di sekolah dasar berbeda dengan tujuan pendidikan agama di SMP, SMA dan berbeda pula dengan tujuan pendidikan agama di perguruan tinggi. Tujuan khusus pendidikan seperti di SMP adalah untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
keterampilan
untuk
hidup
mandiri
dan
mengikuti
pendidikan lebih lanjut serta meningkatkan tata cara membaca AlQur‟an dan tajwid sampai kepada tata cara menerapkan hukum bacaan mad dan wakaf. Membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah dan tasawuh dan menjauhkan diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan namimah serta memahami dan meneladani tata cara mandi wajib dan shalat-shalat wajib maupun shalat sunat. (Riyanto, 2006 : 160). Tujuan lain untuk menjadikan anak didik menjadi pemeluk agama yang aktif dan menjadi masyarakat atau warga negara yang baik dimana keduanya itu terpadu untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan merupakan suatu hakekat, sehingga setiap pemeluk agama yang aktif secara otomatis akan menjadi warga negara yang baik, terciptalah warga negara yang menganut sila Ketuhanan Yang Maha Esa. 1. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam Kerangka dasar dalam pendidikan agama Islam ada 3 hal sebagai ruang lingkupnya terdiri dari:
64
a. Aqidah Aqidah dapat ditautkan dengan rukun iman. Akidah dalam islam berawal dari keyakinan kepada Zat Mutlak Yang Maha Esa disebut Allah. Allah Maha Esa dalam zat, sifat, perbuatan dan wujudNya disebut dengan ajaran Tauhid. b. Syariah Menurut etimologi adalah jalan yang harus ditempuh. Menurut peristilahan syariah adalah sistem norma Ilahi yang mengatur manusia dan sesama manusia dalam kehidupan sosial, hubungan manusia dengan alam lingkungan hidupnya. Kaidah yang mengatur hubungan langsung manusia dengan Allah disebut dengan kaidah ubudiyah. Sedangkan kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan manusia disebut dengan kaidah muamalah. c. Akhlak Yang dimaksud ahlak ialah sikap yang menimbulkan kelakuan baik atau buruk. Berasal dari kata khuluk yang berarti perangai,
sikap,
perilaku,
watak,
budi
pekerti.
Perkataan
mempunyai hubungan dengan sikap, perilaku dengan Sang Kholik. Secara garis besar ajaran ahlak mempunyai hubungan dengan sikap manusia dengan sang kholik dan sesama manusia. Ahlak sering pula disebut dengan etika. Etika adalah perbuatan baik yang timbul dari orang yang melakukannya dengan
65
sengaja dan berdasarkan kesadarannya sendiri serta dalam melakukan perbuatan itu dia tau bahwa itu termasuk perbuatan baik atau buruk. (Ali, 1997: 199). 2. Belajar dan Model Pembelajaran dalam Islam Dalam Islam disebutkan bahwa belajar amat sangat penting dalam kehidupan sehingga implementasi menuntut ilmu atau belajar wajib menurut Agama Islam
(Tohirin, 2008: 54) . Umat muslim
maupun muslimat berkewajiban belajar karena dalam rangka memperoleh
ilmu
pengetahuan
sehingga
derajat
kehidupanya
meningkat. Wahyu yang pertama kali turun pun menyerukan kepada manusia untuk belajar.
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan” (QS. Al Alaq:1) Dalam Islam, proses belajar pertama kali bisa dilihat pada Nabi Adam As, dimana Allah mengajarkan berbagai macam nama benda kepada Adam. Dalam Al Qur‟an Allah mengajarkan kepada Nabi Adam tentang benda-benda, tabiat dan sifatnya dan Adam disuruh mengulangi pelajaran tersebut dihadapan para malaikat.
66
Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan? (QS. Al Baqoroh:33). Selanjutnya peristiwa belajar juga bisa dilihat pada putra Nabi Adam Qobil, ketika Qobil merasa khawatir tidak menemukan cara menguburkan jenazah saudaranya, ketika kondisi kebingungan itu, Qobil
melihat
burung
gagak
mencakar-cakar
tanah
untuk
menguburkan gagak lain yang juga mati, akhirnya Qobil dapat menguburkan jenazah saudaranya.
“Maka hawa nafsu Qabil menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang diantara orang-orang yang merugi”.
67
“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil) bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya. Berkata Qabil: "Aduhai celaka aku, mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini?" Karena itu jadilah dia seorang diantara orang-orang yang menyesal”. ( Qs. Al Maidah 30-31) Ketika mengajar baiknya pendidik memberikan contoh-contoh praktis dengan lisan dan perbuatan. Hak belajar dalam Islam untuk siapa saja, termasuk wanita dan tidak ada pengecualian baginya. Dalam perspektif Islam belajar tidak hanya menuntut perubahan tingkah laku. Tujuan belajar dalam Islam selain untuk mencari rezeki juga sampai memperkuat akhlak artinya mencari atau mencapai ilmu yang sebenarnya dan akhlak sempurna. ( Tohirin, 2006: 58). Secara keseluruhan
proses belajar mengajar tidak hanya
tergantung dari peserta didik sendiri akan tetapi pada peran pendidik sebagai pengajar. Didalam Al Qur‟an diatas disebut pemberian contoh secara langsung dalam proses pembelajaran agar peserta didik lebih memahami apa yang pendidik sampaikan. Maka dari itu pendidik harus mengetahui model pembelajaran yang akan digunakan dalam
68
sebuah proses belajar mengajar. Seorang pendidik akan mudah menentukan strategi apa yang harus dilakukan ketika dalam proses belajar mengajar agar informasi yang disampaikan diterima peserta didik, dipahami, dihayati, dilakukan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses belajar mengajar penting bagi pendidik untuk memberikan teladan yang baik bagi peserta didik, hal tersebut menjadi model pembelajaran yang paling ampuh dalam proses pendidikan. Beberapa teknik dan metode yang diajarkan dalam Islam diantaranya: a. Menanamkan akidah yang benar dan memperkokoh keimanan ketika mengajar b. Mempersiapkan peserta didik untuk menerima ilmu yang akan diberikan Terfokusnya
perhatian
seorang
peserta
didik
kepada
pendidiknya adalah hal penting untuk mendapatkan dan memahami ilmu dengan metode yang benar. Oleh karena itu seorang pendidik hendaknya juga menggunakan cara untuk menarik perhatian sang peserta didik. Seperti
meminta murid
untuk
diam, atau
menggunakan seruan saat ditengah pelajaran. Metode ini membutuhkan kecerdasan pendidik. c. Adanya interaksi pendengaran dan pandangan yang baik antara pendidik dan peserta didik
69
Pendidik hendaknya memperhatikan tujuan pembicaraan yaitu ketika menyampaikan dan menjelaskan sesuatu. Bersikap sedang-sedang saja tidak terlalu cepat hingga berlebihan dan juga tidak terlalu lamban hingga membosankan. Adanya interaksi tukar pandangan antara seoarang pendidik dengan peserta didiknya merupakan hal yang penting agar seorang pendidik dapat menguasai peserta didik nya. Hal ini juga dapat membantu peserta didik dalam memahami apa yang disampaikan. d. Menggunaan metode praktikum dalam pembelajaran Menerapkan dan mempraktikkan sesuatu adalah sarana terbaik agar ilmu yang disampaikan dapat dihafal dan terjaga dari kelupaan. e. Menjelaskan pelajaran ilmiah dengan metode yang sesuai dengan tingkat pemikiran dan pemahaman seorang peserta didik. Mengukur kecerdasan para peserta didik, baru kemudian mengajarkan mereka sesuai dengan tingkat kecerdasan mereka. f. Menggunakan teknik diskusi dan penjelasan yang mudah dicerna Membuat contoh sederhana yang mudah dipahami oleh akal seorang peserta didik, dan memperhatikan penggunaan kata yang sederhana dalam diskusi. g. Mengajar melalui cerita Cerita dapat memberikan pengaruh yang besar bagi perilaku para peserta didik. Terlebih lagi jika cerita tersebut benar-benar riil
70
terjadi dan berisi tentang persoalan penting. h. Memberikan contoh ketika mengajar Seorang pendidik hendaknya menggunakan perumpamaan ketika sekiranya ada pelajaran yang sulit dipahami oleh peserta didik agar pelajaran mudah dipahami. i. Metode pemberian motivasi dalam mengajar Menggunakan metode motivasi adalah salah satu metode yang paling baik untuk memancing semangat belajar, meneliti, dan menelaah seorang peserta didik. j. Menggunakan bahasa tubuh ketika berbicara Isyarat bermanfaat bagi seorang pendidik untuk mempersingkat ucapan atau waktu. Juga bermanfaat untuk mempertegas berbagai hal penting, menarik perhatian, pendengaran, membantu para pendidik untuk mengungkapkan beberapa maksud ucapan yang tidak dapat diungkapkan dengan bahasa lisan dan lain sebagainya. k. Menggunakan sketsa untuk memperjelaskan keterangan Penjelasan yang diperkuat dengan gambar atau tulisan akan membuat penjelasan tersebut semakin jelas.
l. Memperjelas persoalan penting dengan metode mengungkapkan alasan Metode ini akan memberikan perasaan tenang bagi peserta didik. Selain itu, makna yang terkandung akan melekat pada otak.
71
m. Membiarkan peserta didik mencari jawaban sendiri. Memberikan kesempatan kepada peserta didik menjawab sendiri suatu pertanyaan merupakan metode yang sangat bermanfaat untuk mengasah kemampuan akal. n. Menggunakan teknik pengulangan Mengulang kalimat yang disampaikan dapat membantu peserta didik menemukan point dalam pembelajaran yang dianggap penting dan memudahkan menghafal informasi yang disampaikan. o. Menggunakan teknik pembagian point atau garis besar materi pelajaran ketika mengajar Menggunakan teknik ini membantu peserta didik mengingat materi yang
diajarkan
menyampaikan
namun secara
sebelumnya global
hendaklah
terdahulu
baru
pendidik kemudian
menyebutkan point pembelajaranya. p. Menggunakan teknik bertanya ketika mengajar Seorang pendidik hendaknya melontarkan pertanyaan kepada peserta didiknya secara keseluruhan, lalu memberikan waktu bagi mereka untuk menjawab pertanyaan tersebut. q. Melontarkan permasalahan ilmiah yang belum jelas untuk mengukur tingkat kecerdasan peserta didik Metode ini untuk memperkuat pemahaman dan memperluas pengetahuan, gambaran awal tentang materi yang akan diajarkan. r. Memotifasi peserta didik untuk mengajukan pertanyaan
72
Memberikan kesempatan bagi para peserta didik yang belum mengerti tentang penjelasan yang sudah disampaikan dan membantu memperbaiki pemahaman dan pemikiran. s. Memberikan jawaban yang sesuai dengan apa yang ditanyakan oleh peserta didik. t. Memberikan komentar terhadap jawaban peserta didik Memberikan jawaban atau komentar terhadap jawaban peserta didik untuk mengetahui jawaban penanya. u. Ucapan seorang pendidik yang mengatakan tidak tahu ketika memang tidak tahu adalah ilmu. Dengan metode ini mengajarkan kepada peserta didik untuk mengakui ketidak tahuanya jika memang tidak tahu.
Kesimpulan dari penjelasan diatas adalah, setiap guru pendidikan Agama Islam dalam proses mengajar hendaklah menguasai model pembelajaran. Setelah menguasai model yang ingin diterapkan, menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan. Hal ini, memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan bagi peserta didik. Selain itu, peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak hanya ceramah dan peserta sebagai pendengar. Akan tetapi ada kerjasama dan interaksi yang baik antara peserta didik dan pendidik untuk
73
mencapai tujuan belajar. Ada beberapa teknik dan metode yang diajarkan dalam Islam yang bisa menjadi masukan bagi para pendidik Pendidikan Agama Islam dan menjadi rujukan yang baik untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar (Fu‟ad, 2006: 4981).
74
BAB III PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN A. Profil SMP Bumi Madania 1. Latar Belakang Pendirian Pendidikan merupakan suatu yang sangat penting bagi
umat
manusia yang merupakan cara untuk mengerti tentang hidup dan menjalani kehidupan dengan cara yang lebih baik sesuai dengan kodrat yang telah dianugrahkan oleh Allah SWT kepada manusia sebagai Khalifatul Lil Alamin. Dan sebagai Khalifatul Lil Alamin adalah kewajiban manusia untuk mengelola semesta raya ini. Melalui pendidikan inilah manusia sebagai makhluk belajar mengenal ilmu pengetahuan dan segala hal yang telah diberikan oleh alam baik secara tersurat maupun tersirat. Proses pembelajaran yang dilakukan tersebut dilakukan secara kontinyu dan terus berlanjut hingga hayat manusia. Di sisi lain dalam menjalani hidup manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Peran pendidikan penting bagi manusia berkaitan dengan proses mengerti dan memahami tentang apa, bagaimana, dimana, dan kapan kita dapat memenuhi kebutuhan hidup tersebut. Seiring dengan perkembangan hidup manusia yang semakin kompleks kebutuhan hidup
manusia
seringkali
mengakibatkan
tingginya
materialisme dan seringkali terjadi benturan budaya
tingkat
antara dunia
pendidikan dengan kebutuhan hidup manusia. Dimana nilai-nilai
75
dalam dunia pendidikan mulai bergeser dan mengarah menjadi suatu komoditi. Pergeseran nilai tersebut membawa konsekuensi baru yaitu dengan semakin mahalnya pendidikan sehingga untuk mendapatkan pendidikan yang bermutu seringkali tak dapat diperoleh para kaum dhuafa melainkan hanya segelintir orang saja. Sebagaimana telah diketahui bersama, bahwa melalui ilmu pengetahuanlah cara yang tepat untuk mengembangkan seluruh sumberdaya yang ada, dan pendidikan merupakan salah satu sarana untuk kita mencapai ilmu pengetahuan tersebut. Masyarakat Indonesia, sebagian besar (lebih dari 70 %) adalah penduduk dengan tingkat pendapatan yang rendah dan termasuk dalam golongan masyarakat miskin. Krisis yang terjadi di Indonesia memiliki dampak perubahan yang luar biasa dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat baik dalam kehidupan sosial, ekonomi maupun budaya. Kemiskinan tersebut menurunkan tingkat daya beli masyarakat sebagai multiplier effect lebih lanjut dari fenomena tersebut adalah tingkat kesejahteraan yang rendah karena pendapatan utama sebagian digunakan untuk konsumsi, pendidikan mahal menjadi suatu barang mewah dan seringkali bukan menjadi prioritas utama, sedangkan untuk sumberdaya manusia yang berkualitas adalah suatu nilai mutlak dalam kesejahteraan masyarakat. Di antara dampak krisis ekonomi yang mendera bangsa Indonesia adalah melemahnya daya beli masyarakat, termasuk "daya beli"
76
pendidikan anak-anak mereka. Kenyataan yang memprihatinkan ini ditandai dengan tingginya angka putus sekolah dan ketidak mampuan banyak orang tua menyekolahkan anak ke jenjang yang lebih tinggi. Meski kedua gejala tersebut tidak terlalu mencolok di kelurahan Tingkir Lor Salatiga, namun para tokoh tetap tergerak untuk meringankan beban mereka dengan ikut membantu program wajib belajar pendidikan dasar seperti diamanatkan Undang-undang kepada setiap anak Indonesia. Hal ini para pendiri menyatakan dengan mendirikan Sekolah Menengah Pertama Bumi Madania yang secara resmi memulai aktifitas belajar mengajar sejak tahun pelajaran 2005 yang lalu. Langkah ini berani diambil karena tanggung jawab sosial sebagai warga masyarakat yang beruntung dapat menikmati pendidikan hingga pendidikan tinggi kepada masyarakat sekitar. Didukung oleh cukup banyaknya sumber daya manusia di Tingkir Lor, ketersediaan lokasi yang memadai, meski masih menumpang di Pondok Pesantren Asta'in Tingkir Lor, serta dukungan masyarakat dan pemerintah (dalam hal ini Dinas Pendidikan Dasar Kota Salatiga), pembimbing bertekad untuk menjadikan sekolah ini sebagai sekolah yang berkualitas bagi semua lapisan masyarakat khususnya yang merasa cukup keberatan untuk membiayai anak mereka jika harus sekolah di kota. Sekolah ini tidak mempunyai target input dalam menerima siswa baru. Kapanpun ada masyarakat yang menginginkan anak mereka
77
bersekolah, Sekolah Bumi Madania ini menerima dengan terbuka. Sebagai sekolah “penolong rakyat”, sekolah ini tidak pernah memungut biaya dari peserta didik dan “memaksa” orang tua murid untuk membayar sejumlah uang sebagai biaya masuk sekolah. Sekolah Bumi Madania ini adalah salah satu oase pendidikan di tengah masyarakat yang tidak mampu membeli pendidikan untuk anak mereka. (01/W dan D/ SM/ PFSMP/ Selasa/ 1 Oktober 2013/ 09.0010.00) 2. Nama sekolah Sekolah ini awalnya bernama Sekolah Menengah Pertama Alternati “BUMI MADANIA” (SMP Alternatif Bumi Madania) yang didirikan pada tahun 2004. Nama ini dipilih untuk mewakili citacita para pendiri untuk ikut serta dalam usaha mencerdaskan anak bangsa dan terutama bagi masyarakat Tingkir dan sekitarnya. Melalui pendidikan dan informatika yang terjangkau bagi masyarakat dan ikut mewujudkan masyarakat kehidupan yang madani bagi masyarakat Tingkir
pada khususnya dan masyarakat Salatiga pada umumnya.
Dengan cara melalui pendidikan dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Disebut alternatif karena sekolah ini menjadi jalan lain bagi masyarakat yang kurang mampu menyekolahkan anak mereka dikota dan memilih jalan lain yaitu sekolah Bumi Madania sebagai tempat belajar. Pertama pendirian sekolah ini mengadaptasi
Sekolah
Alternatif Qoryah Thoyibah akan tetapi model belajar yang diterapkan
78
kurang sesuai, akhirnya sekolah Bumi Madania ini membentuk yayasan sendiri yang disebut Yayasan Bumi Madania dan menjadi sekolah semi formal. Karena identik dengan sekolah alternatif awal mulanya sehingga banyak masyarakat yang lebih mengenal dengan Sekolah Alternatif Bumi Madania.
Dalam rangka memperlancar pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar sekolah ini akhirnya oleh Dinas Pendidikan diubah menjadi TKB Mandiri Bumi Madania yang menginduk di SMP 10 Salatiga. Belum menjadi sekolah mandiri atau swasta dikarenakan beberapa prosedur belum bisa di laksanakan. (01/W/SM/PFSMP/Selasa/1 Oktober 2013/09.00-10.00).
Letak geografis sekolah: a. Lokasi Jalan
: Ds Kriyan
Kelurahan
: Tingkir Lor
Kecamatan
: Tingkir
Kode pos
: 50746
Alamat surat
: SMP Bumi Madania Kel. Tingkir Lor, Kec. Tingkir, Salatiga
Telepon
: (0298) 340 6415
Faksimale
: (0298) 340 6415
Email
:
[email protected]
79
Kepala sekolah
: Abdullah Al Bazi, S.Pd.I
b. Batas wilayah 1)
Sebelah Utara
: Dsn. Klegok
2)
Sebelah Selatan
: Dsn. Dargan
3)
Sebelah Barat
: Dsn. Kauman
4)
Sebelah Timur
: Dsn. Ngenthak
Dengan batas-batas wilayah serta letak gedung sekolah SMP Bumi Madania tersebut, dapat dikatakan bahwa lingkungan SMP Bumi Madania memiliki suasana yang kondusif dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, letak yang strategis dan suasana tidak terlalu bising, sebab letaknya jauh dari pusat keramaian dan kebisingan. 3. Visi dan Misi Visi SMP Bumi Madania Tingkir Lor sesuai dengan visi dan misi sekolah terbuka yaitu:
a. Visi SMP Terbuka yang mandiri dan berkualitas, mutu lulusanya sama dengan lulusan SMP Reguler.
b. Misi SMP Terbuka mempunyai misi untuk melayani anak-anak tamatan SD atau MI yang berusia 13-15 tahun atau maksimal 18 tahun yang
80
kurang beruntung karena keadaan sosial dan ekonomi, keterbatasan fasilitas transportasi, kondisi geografis atau menghadapi kendala waktu untuk mencari nafkah sendiri atau membantu orang tua bekerja, sehingga memungkinkan mereka untuk mengikuti pelajaran sebagai SMP Reguler. 4. Program – Program Visi dan misi di atas dicapai melalui program-program pendidikan yang compatible baik kurikulum, pendekatan maupun sarana dan prasarananya. Mengenai kurikulum tentu mengacu pada kurikulum nasional dengan berusaha menerapkan secara bertahap konsep KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang mudah-mudahan akan membekali peserta didik dengan kompetensi yang memadai untuk menghadapi masa depannya.
Tentang pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran, para pembimbing mengadopsi konsep PAIKEM yakni Pengajaran Aktif, Inofatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan. Tentu saja tanpa mengabaikan penanaman nilai-nilai etis dan estetis. Konsep ini terbukti sangat sukses menggali potensi siswa sedemikian rupa lebih dari apa yang diusahakan melalui pendekatan formal. Yakni pendekatan yang jamak digunakan dalam sekolah pada umumnya. Selain itu, sesering mungkin proses pembelajaran akan memanfaatkan lingkungan sosial dan alam setempat sebagai laboratorium agar siswa
81
bisa secara intensif berinteraksi dengan realitasnya serta berlatih mencintai lingkungan dan menghargai keanekaragaman hayati dan diversitas sosialnya.
Untuk memanfaatkan IT ( Information Technology) sebagai salah satu sarana pendukung utama proses pembelajaran. Jelasnya para siswa, di samping didampingi oleh para pembimbing, juga
akan
diakrabkan dengan perangkat komputer yang tersambung atau on line dengan internet selama 24 jam. Dengan adanya jaringan internet sekolah merasa beruntung sebab ada sebuah perusahaan di Salatiga selaku penyedia saluran atau provider
yang telah menawarkan
jaringan dengan gratis sehingga saat ini sudah hampir semua lembaga pendidikan formal di Salatiga telah tersambung dengan jaringan ini dan memanfaatkannya.
Sekolah dan pembimbing ingin sekali melihat para siswa yang sebagian besar berasal dari keluarga kurang mampu itu bisa mengenyam pendidikan bermutu dan bisa memperluas wawasan tak terbatas dengan cara mengakses internet. (01/ D/ PFSMP /Selasa /1 Oktober 2013/09.00-10.00)
5. Data Pembimbing Pembimbing di sekolah Bumi Madania ini sering disebut pembimbing atau guru pamong. Pembimbing merupakan volunteer yang bersedia meluangkan waktu dan tenaganya untuk mencerdaskan
82
masyarakat. Volunteer terdiri dari beberapa mahasiswa sekitar Salatiga atau masyarakat sekitar sekolah.
Pada sekitar tahun 2010, Sekolah Terbuka
ini mendapatkan
volunteer baru dari berbagai sekolah yang ada di Salatiga. Seperti, bapak ibu guru SMAN 1 Salatiga, SMPN 1 Salatiga, SMPN 8 Salatiga dan SMP 3 Semarang. Sebagai seorang pembimbing di sekolah ini yang sebagian besar memang sudah bekerja, ikhlas mentransferkan ilmunya kepada peserta didik tanpa sepeserpun imbalan. Bahkan tak jarang para pembimbing mengeluarkan dana sendiri untuk kepentingan peserta didik. (Data terlampir).
6. Peserta Didik Peserta didik berasal dari masyarakat sekitar, bahkan dari wilayah Magelang dan luar Salatiga lainya. Kebanyakan peserta didik dari kalangan kurang mampu untuk bersekolah di kota. Akan tetapi tak menampik menerima peserta didik yang mampu, untuk bersekolah di Bumi Madania. Sekolah ini menerima semua kalangan masyarakat dan dari latar belakang apapun.
Kebanyakan peserta didik berasal dari keluarga petani, beberapa pekerja swasta dan guru. Siswa di SMP Bumi Madania mempunyai latar belakang yang berbeda, karena di SMP ini tidak mempunyai target input dalam memilih siswa sehingga ada beberapa siswa yang sedikit berbeda dengan yang lainya.
83
Ada beberapa murid pindahan dari sekolah lain yang karena mempunyai
masalah
dengan
sekolah
semula
sehingga
harus
dipindahkan ke sekolah Bumi Madania. Siswa dengan latar belakang petani biasanya mempunyai waktu yang digunakan untuk membantu orang tua mereka disawah. Bahkan ada siswa yang membantu orang tuanya sebagai jasa pemungut sampah, pekerja bangunan dan sebagainya.
Beberapa siswa dari kalangan menengah memilih bersekolah disini karena sering melanggar peraturan di sekolah terdahulu sehingga dikeluarkan dari sekolah. Bukan berarti sekolah ini hanya menampung anak-anak bermasalah, banyak peserta didik dari latar belakang yang umumnya masyarakat. (01/W/SM/ PFSMP/ Selasa/ 1 Oktober 2013/ 09.00-10.00). (Data siswa terlampir).
7. Sumber Dana Sekolah Untuk membiayai kegiatan operasional sekolah, sebisa mungkin SMP Bumi Madania inimenghindari pungutan dari para wali murid. Bahkan untuk
SPP bulananpun diserahkan
sepenuhnya
pada
kemampuan mereka. Sumber dana utama adalah :
a. Iuran pengelola Iuran pengelola tidak terikat, hanya saat tertentu ketika ada rejeki berlebih
disumbangkan
kepada
keperluan sekolah yang mendesak.
84
sekolah.
Untuk
membeli
b. Sumbangan sukarela wali murid (untuk listrik dan kapur tulis). Sumbangan ini pun tidak dipaksakan harus membayar dengan patokan tertentu, sukarela semampu orang tua.
c. Bantuan financial pemerintah Bantuan yang diberikan dari pemerintah misalnya BOS diberikan lagi kepada peserta didik untuk keperluan sekolah mereka.
d. Donasi perorangan maupun lembaga yang tidak terikat. Disumbangkan oleh masyarakat sekitar yang ingin menginfakkan harta mereka untuk sekolah namun tidak rutin dan terikat tiap waktu tertentu.(02/D/Selasa/1-Oktober-2013/09.00-10.00)
8. Struktur Organisasi Sekolah Kepala Sekolah SMP 10
Pembimbing
Guru Pamong BUMI MADANIA
BUMI MADANIA
TATA USAHA
BENDAHARA
Volunteer
SISWA
85
B. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania Model pembelajaran menurut pembimbing di SMP Bumi Madania adalah: “strategi yang digunakan sebelum mengajar. Model pembelajaran ada yang menuntut kerja sama, kerja indifidu, demonstrasi, semuanya memberikan informasi”. (02/ MPAI/ AAB/ W/ Senin-07-Oktober-2013/ 09.30-12.00). Sedangkan pengertian Pendidikan Agama Islam menurut bapak AAB selaku pembimbing atau guru Pendidikan Agama Islam SMP Bumi Madania adalah: “Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seorang guru dalam membantu peserta didik menuju kehidupan yang berdasarkan ajaran Islam”. (02/ MPAI/ AAB/ W/ Senin-07-Oktober2013/ 09.30-12.00). “ Materi Pendidikan Agama Islam tiap jenjang tidak jauh beda. Tajwid, fiqh, aqidah ahlak, sejarah pendidikan Islam akan tetapi materi yang diajarkan tidak sama”. (02/MPAI/AAB/W/Senin-17-2014/09.00). 1. Kriteria Pemilihan Model Pembelajaran dan Komponen dalam Menerapkan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Bapak AAB, hari Senin, tanggal 07-Oktober-2013, menjelaskan tentang komponen dalam menerapkan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam sebagai berikut: “Dalam pemilihan model pembelajaran pembimbing di SMP Bumi Madania menetapkan juga metode, media yang digunakan agar sesuai dengan materi yang disampaikan sehigga dalam proses belajar tercapai tujuan belajarnya”. (02/W/MPAI/AAB/Senin/07-Oktober2013) “Kriteria dalam menerapkan model pembelajaran Pendidikan 86
Agama Islam menurut pendidik diantaranya, kerja kelompok, menerangkan, pemberian tes”. (02/W/MPAI/AAB/Senin/07-Oktober2013) “Proses pembelajaran Pendidikan agama Islam ini menurut pendidik diawali dengan pendahuluan, seperti menyinggung materi secara singkat, lalu isi dari materi, diakhiri dengan tugas”. (02/ AAB/ W/ Senin/7-Oktober-2013/ 09.30-12.00) “Pendahuluan dalam pembelajaran digunakan untuk membuka pengetahuan yang mungkin secara singkat sudah diketahui siswa dengan memberikan pertanyaan, terus menerangkan, kadang memberi contoh, mempraktikkan lalu di akhiri dengan tugas”. (02/ MPAI/ AAB/ Senin/7-Oktober-2013/ 09.30-12). 2. Model Pembelajaran yang digunakan dalam Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania a. Hasil wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam Bapak AAB juga menjelaskan tentang model pembelajaran yang digunakan di SMP Bumi Madania: “Kebanyakan dalam mengajar terutama untuk pelajaran Pendidikan agama Islam ini, pendidik lebih banyak menggunakan model pembelajaran kontekstual yaitu model belajar yang menghubungkan
dengan
dunia
nyata.
(02/W/MPAI/AAB/Senin/07-Oktober-2013). “Dalam Model Pembelajaran Kontekstual tidak hanya bisa menerangkan, akan tetapi membangkitkan semangat belajar, menerapkan yang sudah diajarkan dan mengamalkan dalam masyarakat. Contoh, ketika diajarkan tatacara takziyah, mulai dari
87
ikut mensholati,ikut mengantarkan ke kuburan. Tidak hanya sebagai
pengetahuan,
tapi
supaya
diterapkan”.
(02/W/MPAI/AAB/Senin/07-Oktober-2013) “Proses pembelajaran tidak hanya dilakukan didalam kelas, pendidik dan peserta didik kadang kala melakukan pembelajaran di alam terbuka. Misalnya, senjoyo, sawah ataupun tadabur alam ke suatu tempat. Tidak hanya buat rekreasi, untuk bahan renungan juga atas ciptaan Allah”. (02/W/MPAI/AAB/Senin/07-Oktober2013) “Materi Pendidikan Agama Islam disampaikan tidak hanya menambah wawasan peserta didik, bisa juga memberi informasi contohnya melalui film, kerja indifidu, kelompok dan sebagainya. Pendidik tidak selalu ceramah dan peserta didik sebagai pendengar. Pendidik juga memberikan contoh secara riil kepada peserta didik sebagai bekal peserta didik terjun ke masyarakat”. (02/MPAI/AAB/W/Senin/7-Oktober-2013/09.30-12.00). Hasil wawancara dengan bapak AAB tentang pentingnya mengaitkan materi yang diajarkan dengan dunia nyata untuk mencapai tujuan pembelajaran dan hasil akhir yang diterima dari proses pembelajaran sebagai berikut: “Yang dapat dilihat dari berhasil tidaknya kan dari ujian dan sikap peserta didik dengan pendidik maupun teman sejawat. Apalagi menghubungkan materi dengan dunia nyata, akan lebih diingat dan dicerna oleh peserta didik”. (02/ W / MPAI /AAB /Senin /07-Oktober-2013). b. Hasil wawancara dengan peserta didik Peserta didik PN kelas 9 SMP Bumi Madania, umur 17
88
tahun, tinggal di Tingkir Lor mengutarakan tentang proses pembelajaran dan media yang digunakan dalam proses belajar Pendidikan Agama Islam sebagai berikut: “ Sebelum belajar berdoa, lalu hapalan Juz Amma, guru menerangkan”.(02/PN/W/MPAI/Senin/17-03-2014/09.30) “ Materinya
fiqh, aqidah, sejarah pendidikan Islam,
tajwid, kelas sembilan banyak praktiknya”. (02/ PN/ W/ MPAI/ Senin/ 17-03-2014/09.30). “ Dalam belajar agama, pak guru menerangkan praktik ”. (02/PN/W/MPAI/Senin/17-03-2014/09.30) “ Ceramah kalo materinya sejarah pendidikan Islam, selain itu fiqih banyak praktiknya. Seperti praktik sholat, praktik baca Al qur’an. Sering belajar di mushola, sawah, terus juga nonton
film
sejarah
dan
film
pendidikan
biasanya”.
(02/PN/W/MPAI/Senin/17-03-2014/09.30). Diungkapkan juga oleh peserta didik NN, umur 13, kelas 7 SMP Bumi Madania, tinggal di Tingkir Lor. “ Materi belajar kelas satu tajwid, asmaul husna, perilaku terpuji dan tercela”. (02/NN/W/MPAI/17-03-2014/09.45) “ Biasanya pak guru dalam mengajar menerangkan singkat, terus disuruh membaca Al-qur’an, menerangkan”. (02/ NN/ W/ MPAI /17-03-2014/ 09.45) “ Tajwid praktik membaca, terus disuruh cari di dalam Alqur’an tajwidnya lalu menyebutkan. Kalau ahlaknya diterangkan dulu, terus suruh melihat film kemarin”. (02/NN/W/MPAI/17-032014/09.45) “ Belajarnya sering di kelas, tapi kadang juga di mushola, dulu outbond dan disuruh membuat tugas tentang karunia Allah dari apa yang kita lihat”. (02/NN/W/MPAI/17-03-2014/09.45).
89
Wawancara dengan FR kelas 8 SMP Bumi Madania, tinggal di Tingkir Lor, umur 15 tahun sebagai berikut: “ Sholat sunnah, perilaku tercela yang harus dihindari, tajwid”. (02/FR/MPAI/17-03-2014/13.00). “ berdoa, memberi ceramah singkat pentingnya materi terus pelajaran”. (02/FR/MPAI/17-03-2014/13.00). “ Belajar di sini bisa dimana saja, di luar juga bisa belajar”. (02/FR/MPAI/17-03-2014/13.00). “ praktik, seperti kemarin ada yang meninggal di dekat BM kita diajak takziyah, belajar kelompok”. (02/FR/MPAI/17-032014/13.00). C. Faktor Penghambat Dalam Penerapan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania Faktor pendukung menurut AAB guru Pendidikan Agama Islam adalah: “Prasarana yang digunakan sebagai media ajar belum memadai. Hanya ada beberapa sarana yang terdapat di SMP Bumi Madania ini sebagai penunjang pembelajaran. Memiliki satu LCD yang digunakan sebagai media menonton film yang terkadang dalam pemakaianya bersamaan dengan mata pelajaran lain, komputer yang digunakan bersama-sama mengalami kerusakan. Peserta didik yang kadang tidak kondusif.
Keterbatasan
waktu
dalam
mengajar,
dikarenakan
pembelajaran dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 12.00. (Obserfasi/07-Oktober-2013/08.00-09.12). “SMP Bumi Madania ini tidak mempunyai target input dalam penerimaan peserta didik. Keragaman 90
intelektual yang berbeda
sehingga dalam proses belajar mengajar pendidik harus beberapa kali menerangkan kepada peserta didik jika ada yang belum paham tentang materi yang diajarkan”. (02/MPAI/AAB/Senin/07-Oktober-2013/09.3012.00). “Faktor intern guru. Dalam proses belajar mengajar media atau model
yang
digunakan
ternyata
tidak
sesuai
dengan
materi”.(02/W/MPAI/AAB/Senin/17-03-2014/12.00). Kesimpulan dari hasil wawancara faktor penghambat dalam penerapan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania adalah: a. Media yang akan digunakan ternyata digunakan guru lain karena tidak ada koordinasi sebelumnya b. Keterbatasan waktu guru dalam mengajar c. Tidak ada target input dalam penerimaan siswa baru oleh karena itu keberagaman intelektual siswa berbeda d. Faktor yang timbul dari intern guru sendiri e. Media atau metode yang direncanakan ternyata tidak sesuai . D. Faktor Pendukung dalam Penerapan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania. Faktor pendukung menurut AAB guru Pendidikan Agama Islam adalah: “ Mushola sebagai tempat praktik sholat dan belajar ketika siswa mengalami kejenuhan belajar di kelas”. “Dukungan
masyarakat
sekitar
ketika
mengadakan
pembelajaran di luar kelas. Seperti di sawah maupun di senjoyo dengan
91
tidak mengganggu proses belajar mengajar”. “ LCD untuk melihat film, komputer dan internet untuk mengakses tugas yang saya berikan, perpustakaan yang menyediakan buku ketika peserta didik tidak menemukan apa yang di cari di LKS”. (02/W/MPAI/AAB/Senin/17-03-2014/12.00). “ Adanya akses internet untuk mempermudah siswa dalam belajar”. (02/W/MPAI/AAB/Senin/17-03-2014/12.00). “ Ketika siswa dalam keadaan kondusif dan mudah mengerti dengan interuksi ketika proses belajar mengajar berlangsung paling penting ya kesiapan guru dalam mengajar.”. (02/ W/ MPAI /AAB/ Senin/ 17-03-2014/12.00). Kesimpulan hasil wawancara tentang faktor pendukung dalam penerapan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania adalah sebagai berikut: a. Mushola sebagai tempat belajar ketika peserta didik jenuh belajar di kelas b. Dukungan masyarakat ketika proses belajar mengajar di luar kelas dengan tidak mengganggu proses belajar mengajar c. LCD untuk media mengajar dengan menonton film d. Perpustakaan e. Akses internet untuk menambah pengetahuan siswa f. Siswa dalam keadaan kondusif ketika proses belajar mengajar berlangsung g. Kesiapan guru dalam mengajar.
92
BAB IV ANALISIS DATA A. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam SMP Bumi Madania 1. Komponen dan kriteria penerapan model pembelajaran di SMP Bumi Madania Berdasarkan
hasil
data
yang
diperoleh,
peneliti
menganalisis data mengenai model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania sebagai berikut: Sebelum menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran pendidik di SMP Bumi Madania menggunakan beberapa kriteria dan komponen yang ada dalam model pembelajaran. Beberapa komponen dan kriteria pembelajaran digunakan sebagai strategi menerapkan pembelajaran sesuai dengan hasil wawancara di bawah ini: “Dalam pemilihan model pembelajaran pembimbing di SMP Bumi Madania menetapkan juga metode, media yang digunakan agar sesuai dengan materi yang disampaikan sehigga dalam
proses
belajar
tercapai
tujuan
belajarnya”.
model
pembelajaran
(02/W/MPAI/AAB/Senin/07-Oktober-2013) “Kriteria
dalam
menerapkan
Pendidikan Agama Islam menurut pendidik diantaranya, kerja kelompok, menerangkan, pemberian tes”. (02/ W/ MPAI /AAB/ Senin/07-Oktober-2013) “Proses pembelajaran Pendidikan agama Islam ini menurut
pendidik
diawali
dengan
pendahuluan,
seperti
menyinggung materi secara singkat, lalu isi dari materi, diakhiri 93
dengan tugas”. (02/ AAB/ W/ Senin/7-Oktober-2013/ 09.3012.00). “Pendahuluan dalam pembelajaran digunakan untuk membuka pengetahuan yang mungkin secara singkat sudah diketahui
siswa
dengan
memberikan
pertanyaan,
terus
menerangkan, kadang memberi contoh, mempraktikkan lalu di akhiri dengan tugas”. (02/ MPAI/ AAB/ Senin/7-Oktober-2013/ 09.30-12). Sedangkan menurut Anitah (2008: 3.2) kriteria model pembelajaran adalah bahan pelajaran yang harus dikuasai pendidik lebih dahulu, jumlah peserta didik dan karakter peserta didik juga harus menjadi pertimbangan ketika pemilihan model pembelajaran, pendidik sendiri sebagai tenaga pengajar harus mempunyai kesiapan mental saat proses pembelajaran, sarana, waktu dan ruangan. Komponen pembelajaran sesuai dengan pengamatan peneliti hari Senin 14-Oktober-2013 jam 08.00-09.20 di kelas 7 SMP Bumi Madania sebagai berikut: Pendidik menjelaskan secara singkat tentang sejarah Nabi, pendidik menceritakan kehidupan masyarakat Mekkah sebelum Nabi lahir dan menggunakan media Film. Selanjutnya siswa bersama-sama menonton film dari awal hingga akhir. Di akhir pembelajaran peserta didik membuat sinopsis singkat tentang film tersebut. Hal
tersebut
peneliti
amati
ketika
mengikuti
proses
pembelajaran di kelas 8 hari Selasa jam 09.00-10.00 dengan materi perilaku terpuji:
94
Kegiatan diawali dengan berdoa, lalu pendidik memberi pertanyaan singkat tentang perilaku terpuji. Selanjutnya pendidik menerangkan pelajaran dengan media buku pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas 8. Para siswa menyimak penjelasan pendidik. Selanjutnya pendidik membegi peserta didik menjadi beberapa kelompok dan diminta berdiskusi tentang materi yang diajarkan. Pendidik meminta salah satu anggota kelompok untuk membacakan hasil yang diperoleh dan diskusi bersama. Diakhir pelajaran pendidik menyimpulkan materiyang baru saja diajarkan. Dari urain di atas peneliti menemukan komponen yang telah diterapkan dalam model pembelajaran adalah adanya pendahuluan dengan menjelaskan secara singkat materi yang akan disampaikan, penyampaian informasi disampaikan pendidik dengan menjelaskan materi, dan diakhiri dengan tugas yang diberikan pendidik. 2. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pendidik atau guru Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania menggunakan model pembelajaran kontekstual. Hasil wawancara dari bapak AAB sebagai berikut: “Kebanyakan dalam mengajar terutama untuk pelajaran Pendidikan
agama
Islam
ini,
pendidik
lebih
banyak
menggunakan model pembelajaran kontekstual yaitu model belajar yang menghubungkan dengan dunia nyata”. (02/ W/ MPAI /AAB/ Senin/ 07-Oktober-2013). “Dalam Model Pembelajaran Kontekstual tidak hanya bisa menerangkan, akan tetapi membangkitkan semangat belajar,
95
menerapkan yang sudah diajarkan dan mengamalkan dalam masyarakat. Contoh, ketika diajarkan tatacara takziyah, mulai dari ikut mensholati ikut mengantarkan ke kuburan. Tidak hanya sebagai pengetahuan, tapi supaya diterapkan”. (02/ W/ MPAI /AAB/ Senin /07-Oktober-2013). Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam adalah model pembelajaran kontekstual. Model pembelajaran ini merupakan upaya dari pendidik untuk mengaitkan materi yang diajarkan dengan dunia nyata agar dapat diterapkan peserta didik dalam kehidupan bermasyarakat dan keluarga. Selaras dengan yang diungkapkan Muslich dalam bukunya pembelajaran
berbasis
kompetensi
mengungkapkan
model
pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran yang membantu pendidik mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat (Muslich, 2011: 44). Komponen-komponen yang ada didalam model pembelajaran kontekstual di SMP Bumi Madania yaitu: a. Membangkitkan semangat belajar peserta didik dengan mengaitkan pelajaran dengan dunia nyata. “Dalam model pembelajaran kontekstual tidak hanya bisa menerangkan, akan tetapi membangkitkan semangat belajar, menerapkan yang sudah diajarkan dan 96
mengamalkan dalam masyarakat. Contoh, ketika diajarkan tatacara takziyah, mulai dari ikut mensholati, ikut mengantarkan
ke
kuburan.
Tidak
hanya
sebagai
pengetahuan, tapi supaya diterapkan”. (02/ W/ MPAI /AAB /Senin /07-Oktober-2013). Seperti yang diungkapkan oleh FR: “ Praktik, seperti kemarin ada yang meninggal di dekat BM
kita
diajak
takziyah”.
(02/FR/MPAI/17-03-
2014/13.00). Dari hasil wawancara di atas pendidik mengajak takziyah peserta didiknya untuk mengamati langsung proses takziyah, tata cara sholat dan ritual lainya agar menimbulkan pengetahuan yang lebih mendalam kepada peserta didik. Seperti yang diuraikan Muslich (2011: 44) model pembelajaran kontekstual menekankan terbangunya pemahaman sendiri secara aktif, kreatif, dan produktif berdasarkan pengetahuan dan pengetahuan terdahulu dan dari pengalaman yang bermakna. Pembelajaran
harus
dikemas
menjadi
proses
“mengkonstruksi‟ bukan menerima pengetahuan. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuanya terlebih dahulu dan memberikan makna dalam dunia nyata. Oleh karena itu, peserta didik perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan mengembangkan ide-ide yang ada pada dirinya. Pemberian motifasi dalam mengajar merupakan salah satu
97
metode yang paling baik untuk memancing semangat belajar, meneliti, dan menelaah seorang peserta didik. b. Penggunaan metode questioning Bertanya
digunakan
pendidik
untuk
mendorong
siswa
mengetahui sesuatu, mengarahkan peserta didik untuk memperoleh informasi. Di SMP Bumi Madania sesuai pengamatan peneliti hari Kamis jam 08.00 pendidik menggunakan metode bertanya sebelum menerangkan materi, pendidik bertanya seputar materi yang akan diajarkan
(
sejarah
nabi
dengan
pertanyaan
kapan
nabi
dilahirkan?), peserta didik menjawab apa yang ditanyakan pendidik. Jawaban peserta didik dibenarkan oleh pendidik, selanjutnya pendidik menerangkan materi tentang sejarah nabi lebih lanjut dengan media film. Bertanya menjadi suatu hal yang penting dalam proses belajar mengajar. Mendorong siswa mengetahui sesuatu, mengarahkan peserta didik untuk memperoleh informasi dan mengetahui perkembangan pemikiran peserta didik. c. Belajar melalui pengamatan langsung peserta didik. Pengamatan langsung peserta didik dapat di lihat ketika pendidik mengajak peserta didik takziyah. “Kemarin ada yang meninggal di dekat BM kita diajak takziyah, belajar kelompok”. (02/FR/MPAI/17-032014/13.00). Dengan mengikuti takziyah, peserta didik tidak hanya
98
mengamati, akan tetapi belajar langsung tatacara mensholati dan mengubur jenazah secara langsung. Proses perpindahan dari pengamatan peserta didik menjadi pemahaman. Dengan demikian, pengetahuan diperoleh peserta didik dari apa yang mereka lihat dan keterampilan yang diperoleh siswa tidak dari hasil mengingat seperangkat fakta, tetapi hasil menemukan sendiri dari fakta yang dihadapinya. d. Belajar melalui contoh yang diberikan oleh pendidik tentang materi yang diajarkan. Hasil wawancara dengan PN jam 09.30 hari Senin. “ Materinya
fiqh, aqidah, sejarah pendidikan
Islam, tajwid, kelas sembilan banyak praktiknya”. (02/ PN/ W/ MPAI/ Senin/ 17-03-2014/09.30).
Hal tersebut juga sama disampaikan oleh NN jam 09.45: “ Tajwid praktik membaca, terus disuruh cari di dalam Al-qur’an tajwidnya lalu menyebutkan. Kalau ahlaknya diterangkan dulu, terus suruh melihat film”. (02/NN/W/MPAI/17-03-2014/09.45) Berdasarkan uraian diatas metode praktik diterapkan dalam proses belajar mengajar. Dengan praktik peserta didik lebih paham pada apa yang disampaikan pendidik karena menampilkan apa yang harus ditiru oleh peserta didik.
e. Penilaian melalui quiz atau tes diakhir pelajaran.
99
Penlaian diberikan pendidik kepada peserta didik diakhir pelajaran guna mengetahui kemampuan peserta didik dan mengukur pemahaman siswa dalam menerima materi yang disampaikan. 3. Materi dalam Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. Materi yang disampaikan pendidik di SMP Bumi Madania yang disampaikan peserta didik berisi tentang akhlak, fiqih, Al Qur‟an dan sejarah pendidikan Islam. Tiap jenjang mendapat materi yang berbeda yang diungkapkan di bawah ini: “ Materinya
fiqh, aqidah, sejarah pendidikan Islam,
tajwid, kelas sembilan banyak praktiknya”. (02/ PN/ W/ MPAI/ Senin/ 17-03-2014/09.30). Menurut NN kelas 7 mengatakan bahwa: “ Materi belajar kelas satu tajwid, asmaul husna, perilaku terpuji dan tercela”. (02/NN/W/MPAI/17-03-2014/09.45). Sedangkan menurut FR mengatakan bahwa: “ Sholat sunnah, perilaku tercela yang harus dihindari, tajwid”. (02/FR/MPAI/17-03-2014/13.00). Menurut Ali materi Pendidikan Agama Islam dalam bukunya “Pendidikan Agama Islam” sebagai berikut: a. Aqidah Bidang aqidah ialah bidang keimanan dalam islam dengan meliputi semua hal yang harus diyakini oleh seorang muslim/mukmin. Terutama sekali yang termasuk bidang aqidah ialah rukun iman yang enam, yaitu iman kepada Allah, kepada malaikat-malaikat-Nya,
100
kepada kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada hari Akhir dan kepada qada‟dan qadar. b. Syari‟ah Peraturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan tiga pihak, Tuhan, sesama manusia dan alam seluruhnya, peraturan Allah yang mengatur hubungan manusia dengan tuhan disebut ibadah, dan yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia dan alam seluruhnya disebut Muamalah. Rukun Islam yang lima yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa dan haji termasuk ibadah, yaitu ibadah dalam artinya yang khusus yang materi dan tata caranya telah ditentukan secara parmanen dan rinci dalam al-Qur‟an dan sunnah Rasululah Saw. Selanjutnya muamalah dapat dirinci lagi, sehingga terdiri dari : 1)
Munakahat (perkawinan), termasuk di dalamnya soal harta waris (faraidh) dan wasiat
2)
Tijarah (hukum niaga) termasuk di dalamnya soal sewamenyewa, utang-piutang, wakaf.
3)
Hudud dan jinayat keduanya merupakan hukum pidana islam. Hudud ialah hukum bagi tindak kejahatan zina, tuduhan zina, merampok, mencuri dan minum-minuman keras. Sedangkan jinayat adalah hukum bagi tindakan kejahatan pembunuhan, melukai orang, memotong anggota, dan menghilangkan manfaat badan, dalam tinayat berlaku qishas yaitu “hukum balas”
101
4) 5)
Khilafat (pemerintahan/politik islam) Jihad (perang), termasuk juga soal ghanimah (harta rampasan perang) dan tawanan).
c. Akhlak/etika Akhlak ini meliputi akhlak manusia kepada Tuhan, kepada Nabi/Rasul, kepada diri sendiri, kepada keluarga, kepada tetangga, kepada sesama muslim, kepada non muslim. d. Al Qur‟an dan Hadist Mengetahui tajwid dalam bacaan Al Qur‟an dan kandungan suratsurat pilihan. Hadist sebagai sumber ajaran kedua setelah Al Qur‟an yang menegaskan lebih lanjut peranan Al Qur‟an.
B. Faktor
Penghambat
Dalam
Penerapan
Model
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania Faktor pendukung menurut AAB guru Pendidikan Agama Islam adalah: “Prasarana yang digunakan sebagai media ajar belum memadai. Hanya ada beberapa sarana yang terdapat di SMP Bumi Madania ini sebagai penunjang pembelajaran. Memiliki satu LCD yang digunakan sebagai media menonton film yang terkadang dalam pemakaianya bersamaan dengan mata pelajaran lain, komputer yang digunakan bersama-sama mengalami kerusakan. Peserta didik yang kadang tidak kondusif.
Keterbatasan
waktu
dalam
mengajar,
dikarenakan
pembelajaran dimulai pukul 08.00 dan berakhir pukul 12.00.
102
(Obserfasi/07-Oktober-2013/08.00-09.12). “SMP Bumi Madania ini tidak mempunyai target input dalam penerimaan peserta didik. Keragaman
intelektual yang berbeda
sehingga dalam proses belajar mengajar pendidik harus beberapa kali menerangkan kepada peserta didik jika ada yang belum paham tentang materi yang diajarkan”. (02/MPAI/AAB/Senin/07-Oktober-2013/09.3012.00). “Faktor intern guru. Dalam proses belajar mengajar media atau model
yang
digunakan
ternyata
tidak
sesuai
dengan
materi”.(02/W/MPAI/AAB/Senin/17-03-2014/12.00). Kesimpulan dari hasil wawancara faktor penghambat dalam penerapan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania adalah: f. Media yang akan digunakan ternyata digunakan guru lain karena tidak ada koordinasi sebelumnya g. Keterbatasan waktu guru dalam mengajar h. Tidak ada target input dalam penerimaan siswa baru oleh karena itu keberagaman intelektual siswa berbeda i. Faktor yang timbul dari intern guru sendiri j. Media atau metode yang direncanakan ternyata tidak sesuai .
C. Faktor
Pendukung
dalam
Penerapan
Model
Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania.
103
Pembelajaran
Faktor pendukung menurut AAB guru Pendidikan Agama Islam adalah: “ Mushola sebagai tempat praktik sholat dan belajar ketika siswa mengalami kejenuhan belajar di kelas”. “Dukungan
masyarakat
sekitar
ketika
mengadakan
pembelajaran di luar kelas. Seperti di sawah maupun di senjoyo dengan tidak mengganggu proses belajar mengajar”. “ LCD untuk melihat film, komputer dan internet untuk mengakses tugas yang saya berikan, perpustakaan yang menyediakan buku ketika peserta didik tidak menemukan apa yang di cari di LKS”. (02/W/MPAI/AAB/Senin/17-03-2014/12.00). “ Adanya akses internet untuk mempermudah siswa dalam belajar”. (02/W/MPAI/AAB/Senin/17-03-2014/12.00). “ Ketika siswa dalam keadaan kondusif dan mudah mengerti dengan interuksi ketika proses belajar mengajar berlangsung paling penting ya kesiapan guru dalam mengajar.”. (02/ W/ MPAI /AAB/ Senin/ 17-03-2014/12.00). Kesimpulan hasil wawancara tentang faktor pendukung dalam penerapan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania adalah sebagai berikut: h. Mushola sebagai tempat belajar ketika peserta didik jenuh belajar di kelas i. Dukungan masyarakat ketika proses belajar mengajar di luar kelas dengan tidak mengganggu proses belajar mengajar j. LCD untuk media mengajar dengan menonton film k. Perpustakaan l. Akses internet untuk menambah pengetahuan siswa
104
m. Siswa dalam keadaan kondusif ketika proses belajar mengajar berlangsung n. Kesiapan guru dalam mengajar.
105
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Dari penelitian tentang Model Pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania dapat ditarik kesimpulan: 1. Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania Model pembelajaran yang digunakan di SMP Bumi Madania adalah model pembelajaran kontekstual dengan mengaplikasikan materi yang diajarkan dengan dunia nyata. Melalui metode bertanya, praktik, dan pengamatan langsung serta penilaian. Menggunakan media dalam proses belajar mengajar, metode berfariasi sesuai dengan materi yang akan disampaikan, pendahuluan dengan metode ceramah untuk menerangkan secara singkat materi yang akan disampaikan dilanjutkan penggunaan media. Materi Pendidikan Agama Islam berupa Aqidah akhlak, Al Qur‟an, sejarah pendidikan Agama Islam, syariah. 2. Faktor Pendukung Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania a. Mushola sebagai tempat belajar ketika peserta didik jenuh belajar di kelas b. Dukungan masyarakat ketika proses belajar mengajar di luar kelas dengan tidak mengganggu proses belajar mengajar
106
c. LCD untuk media mengajar dengan menonton film d. Perpustakaan e. Akses internet untuk menambah pengetahuan siswa f. Jika siswa dalam keadaan kondusif ketika proses belajar mengajar berlangsung g. Kesiapan guru dalam mengajar. 3. Faktor Penghambat Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania a. Media yang akan digunakan ternyata digunakan guru lain karena tidak ada koordinasi sebelumnya b. Keterbatasan waktu guru dalam mengajar c. Tidak ada target input dalam penerimaan siswa baru oleh karena itu keberagaman intelektual siswa berbeda d. Faktor yang timbul dari intern guru sendiri e. Media atau metode yang direncanakan ternyata tidak sesuai . B. SARAN Pendidik harus menambah wawasan tentang komponen-komponen dalam menentukan model pembelajaran, model pembelajaran melalui workshop yang diselenggarakan Dinas Pendidikan maupun lembaga lain dan menambah wawasan tentang model pembelajaran melalui buku-buku. Menerapkan media dan metode yang lebih bervariasi sesuai materi yang diajarkan. Menambah sarana prasarana penunjang pembelajaran.
107
DAFTAR PUSTAKA Alantaqi, Wajihudin. 2010. Rahasia Menjadi Guru Teladan Penuh Empati. Jogjakarta: Garailmu Al Fandi, Haryanto. 2011. Desain Pembelajaran yang Demokratis dan Humanis. Jogjakarta: Ar Ruzz Media Anitah, Sri. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Univesitas Terbuka Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Yrama Media Arikunto, Suharsimi. 2006. Asy Shalhub, Fu‟ad. 2006. Guruku Muhammad. Depok: Gema Insani Daud Ali, Muhammad. 1997. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada Moleong. J. Lexy. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Muhaimin. 2007. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah. Madrasah, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Muslich, Masnur. 2011. KTSP: Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Suprayogo, Imam dkk. Metodologi Penelitian Sosial Agama. Bandung: Remaja Rosdakarya Suwardi dkk. 2009. Teori-Teori Belajar. Salatiga: STAIN Salatiga Press
108
Uno, Hamzah. 2012. Model Pembelajaran (Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan efektif). Jakarta: Bumi Aksara (http:// belajarpsikologi. com/ pengertian-pendidikan-menurut-ahli/ diakses Hari Senin jam 2:10 Tanggal 12-12-2013). (http//seputarpendidikan003.blogspot.com/ 2013/05 diakses Hari senin jam 1 : 56 Tanggal 12-12-2013) (www.education.com Hari senin jam 2.01 Tanggal 12-12-2013) (nezakhoirotunnisa.blogspot.com/2012 diakses tanggal 12-12-2013 jam 07:45) (http://agusagif.blogspot.com/2013 diakses tanggal 12-12-2013 jam 07:45) (http://neza-khoirotunnisa.blogspot.com diakses tanggal 19-11-2013 Jam 10.21). (http:// mbegedut. blogspot. com/ 2011/ 01/ faktor-pendukung-dan-penghambat .html diakses hari Rabu jam 2.03)
109
110
111
112
113
114
DAFTAR PESERTA DIDIK KELAS IX SMP BUMI MADANIA TINGKIR LOR SALATIGA NOMOR
NAMA
ALAMAT
1.
M. Andika
Suruh
2.
Susilo Utomo
Cukilan, Suruh
3.
Dul Basit
Palembang, Sumatra
4.
M. Sholeh
Tengaran
5.
Danang Kurniawan
Tingkir lor
6.
M. Hanafi
Tengaran
7.
Indra Utama
Tingkir Tengah
8.
Rachmat S
Tingkir Lor
9.
Ahmad Nasirodin
Magelang
10.
Panji Baskoro
Tingkir Lor
11.
Laili Zulfah
Tingkir Lor
115
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS V111 SMP BUMI MADANIA TINGKIR LOR SALATIGA NOMOR
NAMA
AlAMAT
1.
Farhan Maskuri
Tingkir Lor
2.
M. Hizbuna Bangkir
Salatiga
3.
Putri Ulvi
Tingkir Lor
4.
Tri Annisaus
Tingkir Lor
5.
Reza Kharis
Kradenan, Tingkir Lor
6.
M. Abdul Khafidz
Tuntang
7.
Puji Lestari
Tingkir Lor
8.
M. Firdana
Tingkir Lor
116
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS V11 SMP BUMI MADANIA TINGKIR LOR SALATIGA NOMOR
NAMA
ALAMAT
1.
Rahmania Larasati
Tingkir Lor
2.
Atika Husna
Tingkir Lor
3.
Nur Laili
Tingkir Lor
4.
Nunung Puji Lestari
Dawung, Bringin
5.
Mahanani Puji Lestari
Tingkir Lor
6.
Lukluul Mahmudah
Tingkir Lor
7.
Khusnul Lestari
Tingkir Lor
8.
Zayyina Akhsana
Tingkir Lor
9.
Fajar Rizki
Tingkir Lor
10.
Wahyu Solehan
Magelang
11.
Alvianto
Salatiga
12.
M. Kahfid Ma‟arif
Magelang
13.
Agus Febrianto
Salatiga
14.
Ahmad Abdul Manan
Suruh
15.
Rifqi Sunan
Tingkir Lor
16.
Aldiyansyah
Tingkir Lor
117
KODE PENELITIAN MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP BUMI MADANIA TINGKIR LOR, TINGKIR, SALATIGA 1. Responden a. SM b. AAB c. FR d. NN e. PN 2. Metode Kode
MetodePenelitia
W
Wawancara
D
Dokumentasi
O
Obserfasi
3. Media Penyimpanan Data Kode
Penyimpanan Data
F
File
C
Catatan
118
MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP BUMI MADANIA, TINGKIR LOR Kode Responden
:
Kode Data
:
Hari/Tanggal
:
Tempat
:
Waktu
:
DaftarPertanyaan: 1. Dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam, hal pertama yang dilakukan guru di kelas itu seperti apa? 2. Materi apa yang diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam saat ini? 3. Dalam proses belajar guru menggunakan metode apa dek? 4. Media yang digunakan dalam menerapkan metode tersebut?
119
TRANSKIP WAWANCARA MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP BUMI MADANIA, TINGKIR LOR (Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang digunakan di SMP Bumi Madania) Kode Responden
: AAB
Kode Data
: 02
Hari/ Tanggal
: Senin/ 07 Oktober 2013
Tempat
: Kantor Bumi Madania
Waktu
: 09.30-12.00
Daftar Pertanyaan
:
1. Pengertian tentang Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Bumi Madania? a. Apa yang bapak ketahui tentang model pembelajaran? “ Model pembelajaran menurut saya ya sama dengan strategi atau coro yang digunakan sebelum mengajar. Model pembelajaran ada yang menuntut kerja sama, kerja indifidu, demonstrasi, semuanya memberikan informasi”. (02/ MPAI/ AAB/ W/ Senin-07-Oktober2013/ 09.30-12.00) b. Apa pengertian Pendidikan Agama Islam menurut bapak? “ Pendidikan Agama Islam itu seperti suatu usaha yang dilakukan oleh seorang guru dalam membantu peserta didik menuju kehidupan yang berdasarkan ajaran Islam ngoten mbak” . (02/ MPAI/ AAB/
120
W/ Senin-07-Oktober-2013/ 09.30-12.00) 2. Kriteria Pemilihan Model Pembelajaran dan Komponen dalam Menerapkan Model Pembelajaran Pendidikan Agama Islam a. Dalam suatu pemilihan model pembelajaran sebagai seorang pendidik harus mengetahui kriteria model pembelajaran. Apa yang menjadi kriteria pemilihan model pembelajaran yang bapak terapkan? “ Kriteria dalam menerapkan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam menurut saya menerangkan,
pemberian
diantaranya, kerja kelompok,
tes”.
(02/W/MPAI/AAB/Senin/07-
Oktober-2013) “ Dalam pemilihan model pembelajaran saya biasanya menetapkan juga metode, media yang digunakan agar sesuai dengan materi yang disampaikan
sehigga
dalam
proses
belajar
tercapai
tujuan
belajarnya”. (02/W/MPAI/AAB/Senin/07-Oktober-2013) b. Bagaimana penerapan kriteria tersebut dalam proses pembelajaran? “ Proses pembelajaran Pendidikan agama Islam ini saya awali dengan pendahuluan, seperti menyinggung materi secara singkat, lalu isi dari materi, diakhiri dengan tugas. (02/ AAB/ W/ Senin/7-Oktober-2013/ 09.30-12.00) “ Pendahuluan dalam pembelajaran saya gunakan untuk membuka pengetahuan yang mungkin secara singkat sudah diketahui siswa dengan memberikan pertanyaan, terus menerangkan, kadang memberi
121
contoh, mempraktikkan lalu di akhiri dengan tugas”. (02/ MPAI/ AAB/ Senin/7-Oktober-2013/ 09.30-12) 3. Model pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar di SMP Bumi Madania. a. Model pembelajaran apa yang bapak gunakan dalam proses belajar mengajar? “ Kebanyakan dalam mengajar terutama untuk pelajaran Pendidikan agama Islam ini, saya banyak menggunakan model pembelajaran kontekstual kui model belajar yang menghubungkan dengan dunia nyata”. (02/W/MPAI/AAB/Senin/07-Oktober-2013) b. Bagaimana penerapan model pembelajaran kontekstual dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam pak? “ Dalam Model Pembelajaran Kontekstual pendidik tidak hanya bisa menerangkan,
akan
tetapi
membangkitkan
semangat
belajar,
menerapkan yang sudah diajarkan dan mengamalkan dalam masyarakat. Contoh, ketika diajarkan tatacara takziyah, mulai dari ikut mensholati,ikut mengantarkan ke kuburan. Tidak hanya sebagai pengetahuan, tapi supaya diterapkan”. (02/W/MPAI/AAB/Senin/07Oktober-2013) c. Dalam penggunaan model pembelajaran kontekstual, pembelajaran PAI pelaksanaanya seperti apa? “ Proses pembelajaran tidak hanya saya lakukan didalam kelas, saya dan siswa saya kadang kala melakukan pembelajaran di alam
122
terbuka. Misalnya, senjoyo, sawah ataupun tadabur alam ke suatu tempat. Tidak hanya buat rekreasi, tetapi untuk bahan renungan juga atas ciptaan Allah” . (02/W/MPAI/AAB/Senin/07-Oktober-2013) d. Apa tujuan dari penggunaan model pembelajaran kontekstual bagi Pendidikan Agama Islam menurut bapak? “ Materi Pendidikan Agama Islam itu saya sampaikan tidak hanya menambah wawasan siswa, tetapi juga memberi informasi contohnya melalui film, kerja indifidu, kelompok dan sebagainya. Nggak selalu ceramah dan siswa sebagai pendengar. Saya memberikan contoh secara riil kepada peserta didik sebagai bekal peserta didik terjun ke masyarakat”. (02/MPAI/AAB/W/Senin/7Oktober-2013/09.30-12.00) e. Hasil dari penerapan model pembelajaran kontekstual yang bapak gunakan yang dapat dilihat dari peserta didik seperti apa? Adakah suatu perubahan yang terlihat pada diri peserta didik? “ Bisa dilihat dari berhasil tidaknya kan dari ujian dan sikap siswa saat bersama pendidik maupun temannya. Apalagi menghubungkan materi dengan dunia nyata, akan lebih diingat dan dicerna oleh peserta didik”. (02/W/MPAI/AAB/Senin/07-Oktober-2013)
123
PEDOMAN WAWANCARA MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMP BUMI MADANIA, TINGKIR LOR Kode Responden
:
Kode Data
:
Hari/Tanggal
:
Tempat
:
Waktu
:
DaftarPertanyaan: 5. Dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam, hal pertama yang dilakukan guru di kelas itu seperti apa? 6. Materi apa yang diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam saat ini? 7. Dalam proses belajar guru menggunakan metode apa dek? 8. Media yang digunakan dalam menerapkan metode tersebut?
124
125
126