(JVP) dalam bahasa Inggris, adalah tekanan sistem vena yang diamai secara idak langsung (indirek). Secara langsung (direk), tekanan sistem vena diukur dengan memasukkan kateter yang dihubungkan dengan sphygmomanometer melalui vena subclavia dextra yang diteruskan hingga ke vena centralis (vena cava superior).
Karena cara tersebut invasif, digunakanlah vena jugularis (externa dexter) sebagai penggani sphygmomanometer dengan iik nol (zero point) di tengah atrium kanan. Tiik ini kira-kira berada pada perpotongan antara garis tegak lurus dari angulus Ludovici ke bidang yang dibentuk kedua linea midaxillaris.
Vena jugularis idak terlihat pada orang normal dengan posisi tegak. Ia baru terlihat pada posisi berbaring di sepanjang permukaan musculus sternocleidomastoideus.
JVP yang meningkat adalah tanda klasik hipertensi vena (seperi gagal jantung kanan). Peningkatan JVP dapat dilihat sebagai distensi vena jugularis, yaitu JVP tampak hingga seinggi leher; jauh lebih inggi daripada normal.
Cara mengukur JVP yaitu JVP diukur pada seseorang dengan posisi setengah duduk 45° dalam keadaan rileks. Pengukuran dilakukan berdasarkan ingkat pengisian vena jugularis dari iik nol atau dari sudut sternum. Pada orang sehat, JVP maksimum 3-4 cm di atas sudut sternum.
ALAT DAN BAHAN 2 buah penggaris / mistar Pulpen Kapas dan alkohol SKENARIO
SESAK NAFAS Seorang kakek berumur 60 tahun dibawa kerumah sakit karena sesak nafas sejak 1 hari yang lalu. Dari anamnesa didapatkan sesaknya sudah lama dirasakan terutama saat berjalan beberapa meter saja sudah sesak dan meningkat sejak 1 hari yang lalu. Malam hari si kakek sering terbangun karena sesak dan lebih
suka menggunakan bantal inggi. Dari pemeriksaan isik didapatkan TD 160/90, frekuensi nadi 70x/menit, frekuensi nafas 30x/menit. Pemeriksaan Jantung JVP 3 cm dari angulus sterni, Pemeriksaan Thorax : paru Ronki +/+. Jantung: ictus teraba 1 jari lateral linea midclavicula RIC VI, auskultasi dalam batas normal. Tungkai edema +. Bagaimana mengukur JVP?
DASAR TEORI BATE’S. GUIDE TO PHYCAL EXAMINATION AND HISTORY TAKING. ED 9. PHILADELPHIA. 2007. SNELL,S. ANATOMI KLINIK UNTUK MAHASISWA KEDOKTERAN. EGC
ANATOMI STERNUM Sternum terdiri dari iga bagian : 1. Manubrium sterni 2. Corpus sterni 3. Processus xipoideus
Manubrium Sterni Merupakan bagian atas sternum, dan bersendi dengan klavikula dan kosta 1 dan bagian atas rawan kosta II pada masing-masing sisi. Manubrium sterni terletak berhadapan denagn thoracica III dan IV.
Corpus sterni Di atas bersendi dengan sendi ibrokarilago, ariculaio manubrio sternalis. Di bawah corpus sterni bersendi dengan processus xipoideus. Pada samping corpus sterni terdapat lekukan-lekukan untuk bersendi dengan bagian bawah rawan costa II dan rawan costa III sampai VII. Rawan II sampai VII bersendi dengan sternum melalui sendi sinovial.
Processus xipoideus merupakan bagian terbawah dan terendah sternum. Merupakan rawan hialin yang ipis yang pada orang dewasa mengalami osiikasi pada ujung proximalnya.
Angulus sterni (sudut Louis) yang dibentuk oleh persendian manubrium sterni dengan corpus sterni, dapat dikenal dengan adanya peninggian transversal pada permukaan anterior sternum. Peninggian transversal terletak seinggi rawan costa II, tempat dimana semua rawan costa dan costa dihitung. Angulus sterni terletak berhadapan dengan diskus intervetebralis antara vertebra thoracica IV dan V.
Sistem vena mempunyai tekanan lebih rendah dari pada arteri. Dinding vena sedikit mengandung otot dari pada arteri, hal ini mengurangi kekakuan vena dan lebih menggelembung. Hal lain yang menentukan tekanan vena adalah volume darah dan kapasitas jantung kanan untuk memompa darah ke system arteri pulmonalis. Penyakit jantung dapat mengubah berbagai variabel, mempengaruhi tekanan vena sentral. Misalnya gagalnya tekanan vena keika output ventrikel kiri atau volume darah berkurang secara signiikan, atau meningkat keika kegagalan jantung kanan atau keika tekanan meningkat di kantong pericardial akan menghambat darah balik ke atrium. Perubahan tekanan vena direleksikan dengan ingginya kolom darah di vena jogularis. Yang disebut Jogular venous Pressure (JVP). Tekanan vena jugularis merelksikan tekanan atrium kanan, yang memberikan indikator klinis yang pening untuk fungsi jantung dan hemodinamik jantung kanan. JVP biasanya diukur verikal jarak di atas angulus sternum: pertemuan ujung klavikula denan Kosta kedua dan manubrium sterni. Tinggi normal JVP adalah 5 -2 cm H2O sampai 5 +2 cm H2O
PROSEDUR INSPEKSI DAN PALPASI 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.
Melakukan cuci tangan menurut WHO. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan penderita Menjelaskan maksud pemeriksaan dan meminta persetujuan serta buat pasien nyaman. Penderita berbaring dengan membuat sudut 30 derajat dari bidang horizontal. Ideniikasi vena jugularis. Menemukan iik teratas pada pulsasi vena jugularis (bendung vena dengan cara mengurut vena kebawah lalu dilepas). Tentukan iik angulus sternalis (pertemuan manubrium sterni dengan corpus sterni) Dengan mistar plasik pertama proyeksikan iik teringgi pulsasi vena secara horizontal kedada sampai iik manubrium sterni. Kemudian mistar kedua letakkan verikal ke angulus sternalis. Ukurlah hasil pembacaan ( hasil yang dibaca 5+ angka didapat pada mistar). Tambahan: Untuk melihat kenaikan vena jugularis Tempatkan telapak tangan pada tengah abdomen Tekan telapak tangan kearah dalam Tahan 30-60 deik Mengamai ada idaknya kenaikan tekanan vena jugularis. Melakukan cuci tangan.
No 1
TEMPLATE
PROSEDUR
1. Senyum, Salam Perawat dan pasien interaksi
2. Ajak bicara 3. Inform Concent (Menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan dan minta persetujuan pasien) 1. Melakukan cuci tangan menurut (WHO)
2
2. Pemeriksa berdiri di sebelah kanan penderita 3. Penderita berbaring dengan membuat sudut 30 derajat 4. Ideniikasi vena jugularis 5. Menemukan iik teratas pada pulsasi vena jugularis Prosedur
6. Tentukan iik angulus sternalis.. 7. Dengan mistar pertama proyeksikan iik teringgi pulsasi vena secara horizontal. 8. Mistar kedua letakkan verikal ke angulus sternalis 9. Ukur lah jarak antara iik angulus strnalis verikal ke iik pertemuan kedua mistar 10. Melakukan cuci tangan 1. Menjelaskan tujuan pemeriksaan JVP
3 Penalaran Klinis
2. Mampu menyimpulkan hasil yang didapat 1. Menguasai diri sendiri
4 Profesional
2. Menghormai pasien 3. Mampu melakukan tugas dengan baik dan kesalahan minimal sesuai dengan standar yang berlaku.
0
1
2
Please download full document at www.DOCFOC.com Thanks