Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
14. Alat potong Dua jenis pemotong ubin yang sering digunakan di lapangan adalah alat pemotong manual dan alat pemotong mesin yang digerakkan dengan tenaga listrik. Alat pemotong mesin yang digunakan pada umumnya yang mudah dibawa (portable) seperti yang ditunjukkan pada gambar di samping ini :
pemotong ubin manual
pemotong ubin portable / mesin
15. Mesin poles Mesin poles digunakan untuk menghaluskan dan mengkilapkan permukaan ubin teraso atau ubin marmer. Dalam pengoperasiannya mesin digerakan dengan menggunakan tenaga listrik atau motor bensin. Batu gerinda atau kain poles dipasang pada bagian bawah mesin
mesin poles
16. Mistar Mistar kayu atau mistar alumunium biasanya digunakan untuk memeriksa kelurusan dan kerataan permukaan pasangan ubin lantai atau ubin dinding. Disamping itu juga bisa digunakan sebagai penahan sementara pasangan ubin dinding bagian bawah seperti ditunjukkan pada gambar berikut :
pemasangan mistar penahan
Materi Pelatihan Instruktur MTU
51
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
Perawatan perkakas jinjing dan perlengkapan pekerjaan pasang ubin Perawatan alat adalah suatu tindakan yang dilakukan dalam rangka menjaga keawetan atau usia pakai dari peralatan dimaksud. Perawatan pada umumnya terdiri dari kegiatan membersihkan dan menyimpan alat setelah selesai digunakan. 1. Pemeliharaan alat-alat yang dibuat dari bahan kayu: a. Membersihkan alat dari kotoran/sisa adukan yang menempel pada alat dengan cara digosok dengan sikat sambil disiram air b. Memeriksa kembali jumlah alat sebelum disimpan, hal ini dimaksudkan untuk memastikan kalau-kalau ada alat yang tertinggal c. Menyimpan alat di tempat yang aman. Biasanya ditempatkan dalam kotak alat untuk kemudian disimpan di gudang d. Meletakkan alat dalam posisi miring terutama jika alat dicuci dengan air 2. Pemeliharaan alat-alat yang dibuat dari bahan logam: a. Membersihkan alat dari kotoran/sisa adukan yang menempel pada alat dengan cara digosok dengan sikat sambil disiram air b. Memeriksa kembali jumlah alat sebelum disimpan, hal ini dimaksudkan untuk memastikan kalau-kalau ada alat yang tertinggal c. Menyimpan alat di tempat yang aman. Biasanya ditempatkan dalam kotak alat untuk kemudian disimpan di gudang d. Mengeringkan alat dengan cara dilap dengan kain kering, setelah alat dicuci dengan air (supaya tidak terjadi karat) e. Melabur alat dengan oli jika tidak akan dipakai dalam jangka waktu lama
Penyiapan material perekat pekerjaan pasang ubin Tipe perekat ubin Perekat ubin yang sering digunakan dewasa ini pada umumnya terdiri dari: 1. Perekat adukan semen pasir Perekat adukan semen pasir digunakan jika dasar permukaan yang akan dipasang ubin tidak diplester terlebih dahulu. Misalnya ubin dinding langsung pada permukaan pasangan bata atau ubin lantai langsung dipasang di atas permukaan tanah atau urukan pasir. Perekat dibuat dari semen Portland sebagai bahan pengikat, pasir sebagai bahan pengisi dan air sebagai bahan yang membantu terjadinya pengerasan. Bahan-bahan tersebut dicampur dalam perbandingan 1 bagian semen: 3 bagian pasir yang di lapangan dikenal dengan istilah campuran 1 : 3. 2. Perekat semen Portland Perekat semen digunakan jika dasar permukaan yang akan dipasang ubin diplester terlebih dahulu sehingga dasar permukaan sudah dalam kondisi tegak lurus, rata, dan lurus. Perekat dibuat dari bahan semen Portland yang langsung dicampur dengan air sehinga membentuk pasta yang elastis. Perekat semen proses pengerasannya lebih cepat dibanding perekat jadi(instan) atau perekat adukan semen pasir.
52
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
3. Perekat jadi (instan) Perekat jadi(instan) adalah perekat yang dibuat dan dikemas oleh pabrik. Perekat dibuat campuran bahan semen, bahan tambah (additive), dan bahan pengisi(filler). Perekat jadi(instan)proses pengerasannya lebih lambat dibanding perekat semen biasa dan memiliki daya rekat yang tinggi sehingga lebih mudah dalam pemasangan. Pembuatan campuran perekat ubin 1. Membuat campuran perekat adukan semen pasir a. Perekat adukan semen pasir yang dibuat dengan peralatan manual. Menyediakan tempat membuat adukan kira-kira ukuran 1,5 x 1,5 meter yang Menuangkan pasir yang sudah diayak ke dalam tempat adukan Menuangkan semen di atas timbunan pasir Mengaduk semen dan pasir dalam keadaan kering sampai warnanya merata dengan menggunakan cangkul atau sekop Membentuk gunungan dengan cekungan di tengahnya Menuangkan air secukupnya ke dalam cekungan Mengaduk bahan sehingga merata sambil ditambahkan air sedikit demi sedikit supaya adukan tidak terlalu encer. cara menuangkan air
Materi Pelatihan Instruktur MTU
53
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
b. Membuat perekat adukan semen pasir dengan mesin Menyiapkan bahan yang sudah diayak Menakar bahan sesuai perbandingan campuran yang ditentukan Menghidupkan mesin pencampur Memasukkan pasir ke dalam tong pencampur Memasukkan semen ke dalam tong pencampur Menjalankan mesin berputar kurang lebih selama 2 menit sampai bahan tercampur dalam keadaan kering secara merata Menuangkan air sedikit demi sedikit sampai campuran merata tidak terlalu encer atau tidak terlalu kental Menuangkan adukan yang sudah jadi ke dalam kotak adukan. cara menuangkan bahan
c. Membuat campuran perekat semen biasa atau semen instan Langkah kerja membuat campuran perekat semen biasa atau semen instan pada dasarnya sama saja, baik menggunakan peralatan tangan maupun menggunakan mesin. Berikut adalah urutan langkah kerja membuat campuran perekat semen biasa atau semen instan. 1. Menuangkan semen ke dalam kotak aduk atau ember 2. Membentuk cekungan di tengah timbunan semen 3. Menuangkan air sedikit demi sedikit ke dalam cekungan 4. Mengaduksemen dan air dengan menggunakan sendok spesi sehingga merata. cara membuat campuran perekat semen
54
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pengetahuan bahan dan peralatan kerja
Pemeriksaan tempat penyimpanan material pekerjaan pasang ubin Seorang tukang pasang ubin perlu mengetahui lokasi tempat penyimpanan material dengan baik supaya pada saat pelaksanaan pekerjaan dia dapat mengetahui secara pasti dari mana material harus diambil. Lokasi tempat penyimpan material harus diperiksa kembali untuk meyakinkan bahwa tempat penyimpanan tersebut benar-benar aman, layak sebagai tempat penyimpanan dan jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi pemasangan. Pemeriksaan dilakukan dengan tujuan supaya pekerjaan pemasangan bisa berjalan lancar sesuai dengan rencana.
Prakiraan jumlah material pekerjaan pasang ubin Memperoleh gambar kerja pasangan ubin Seorang tukang pasang ubin harus bisa memperkirakan jumlah material pekerjaan pasangan ubin berdasarkan gambar kerja yang bisa diperoleh tukang dari atasannya. Mempelajari gambar kerja pasangan ubin
gambar denah
Materi Pelatihan Instruktur MTU
55
Pengetahuan bahan & peralatan kerja
Gambar kerja merupakan pedoman pelaksanaan pekerjaan yang harus difahami dan dijadikan acuan oleh seorang tukang sehingga hasil kerja akan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Gambar kerja pasangan ubin biasanya terdiri dari : 1. Gambar denah, yakni gambar yang memberikan informasi bagaimana tata-letak pasangan ubin yang harus dikerjakan. 2. Gambar potongan, yakni gambar yang mengkondisikan bagaimana tampak dari pasangan ubin jika dilihat dari suatu bagian dimana kita seolah-olah berada di dalamnya. Gambar potongan biasanya terdiri dari potongan melintang dan potongan memanjang. lihat gambar denah di samping ini : gambar potongan
56
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Waktu : Teori : 1 JPL Praktek : 4 JPL
Kebutuhan material : Tidak ada
Kebutuhan peralatan : Milimeter blok, pensil, penghapus, penggaris, segitiga.
Kompetensi Umum
4
Cara membaca gambar kerja
Cara membaca gambar kerja
Konstruksi yang akan dibangun harus direncanakan dahulu dalam bentuk gambar bangunan dengan mempertimbangkan: a. Tujuan utama membangun rumah, apakah untuk 1 lantai, 2 lantai atau kombinasi (ada bagian tertentu yang bertingkat). b. Jumlah penghuni, kebutuhan ruang, model struktur, rangka atap dan bahan yang akan digunakan. c. Model bangunan atau pertimbangan estetika. d. Rencana pengembangan pada masa mendatang, perhitungan Rencana Anggaran dan Biaya. e. Pengurusan Advice Planning (AP), Ijin Mendirikan Bangunan dan Jadwal pelaksanaan.
Gambar Bangunan meliputi : 1. Gambar Denah
Berisi pembagian kamar-kamar, ukuran ruangan, biasa dibuat dalam sekala 1 : 100, artinya kalau digambar ada garis panjangnya 1cm maka dalam kenyataan di lapangan panjang sebenarnya adalah 1cm x 100 = 100cm, sedangkan 100cm adalah sama dengan 1 meter.
Jadi bila ada rumah persegi berukuran 6 m x 10 m, maka dalam gambar denah dibuat berukuran 6 cm x 10 cm. Cara menulis ukuran yang lazim dalam bangunan adalah : 100 cm ditulis 1.00 (artinya 1 meter lebih nol nol cm)
150 cm ditulis 1.50 (artinya 1 meter lebih 50 cm)
Jadi bila ada rumah persegi berukuran 6 m x 9 m, maka dalam gambar denah dibuat berukuran 6 cm x 9 cm. 2. Tampak Depan, Tampak Samping, Tampak Belakang
Tampak depan, samping atau belakang menggambarkan bentuk bangunan yang direncanakan, berisi tampak dari pintu, jendela, atap, model kolom, lisplank, roster, glassblock dsb. Pada gambar tampak maka skala yang lazim adalah 1 : 100 seperti skala pada denah.
Arti simbol pada gambar kerja
58
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Cara membaca gambar kerja
B
+2.20
+3.00
1
3.00
+2.40
4.00
+2.60
8.00 1.00
+2.80
Gambar Denah
+2.00 +1.80
3.00
r. jemur & cuci
2
+1.60
2.95
3 4
0.65
a
kamar
3.00
A
7.00
void
3.00
r. santai 3.00
5 15.00
3.00
3.00 0.50
1.50
1.00
0.75
1.00
b 5.00 0.30
7
void
6.00
15.00
6
0.60
1.00
2.00
3.00
3.00
8.00
C
D
E
F
Denah lantai 2 (skala 1:100) Materi Pelatihan Instruktur MTU
59
Cara membaca gambar kerja
2. Tampak Depan, Tampak Samping, Tampak Belakang
Tampak depan, samping atau belakang menggambarkan bentuk bangunan yang direncanakan, berisi tampak dari pintu, jendela, atap, model kolom, lisplank, roster, glassblock dsb. Pada gambar tampak maka skala yang lazim adalah 1 : 100 seperti skala pada denah.
60
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Cara membaca gambar kerja
3. Gambar potongan
Gambar potongan berisi keterangan tentang konstrksi seperti model dan ukuran pondasi, tebal pasangan, keterangan letak sloof, kolom, ring balok, kuda-kuda, plafon, usuk dan reng, genteng dsb. Skala yang lazim dibuat juga 1 : 100. Gambar rencana pondasi berisi keterangan tentang ukuran, jenis pondasi dan posisi pondasi sesuai dengan denah sebagai pedoman untuk pekerjan galian. Skala gambar rencana pondasi 1 : 100, jika masih kurang jelas dapat dilengkapi dengan gambar detail pondasi. 3.00
2.93 0.70
pondasi sepatu
0.30 0.70
0.80
0.68
0.30
0.15
1.50
0.15
sloft 15/20 pondasi batu kali
3.30
1.50
0.30
0.83
0.15
1.18
0.15
sloft 15/20 pondasi batu kali
0.68 0.80
3.00
0.68
0.80
0.80
sloft 15/20 pondasi batu kali
0.30
0.15
0.80
0.80
3.70
3.00
0.30
0.15
3.00
0.68
0.30
0.68
1.50
0.15
0.30 0.80
15
15
kolom
15
15
4.50
0.15 0.30
5.00
kolom
0.70
Rencana pondasi & kolom (skala 1:100) Materi Pelatihan Instruktur MTU
61
Cara membaca gambar kerja
4. Gambar detail
Gambar potongan kadang masih kurang jelas, maka dibuatlah gambar detail yang berisi keterangan secara lengkap mendetail suatu konstruksi tertentu seperti detail pondasi, detail sambungan besi, detail sambungan kuda-kuda dll. Skala yang digunakan bisa 1 : 5, 1 : 10 atau 1 : 20, semakin besar gambarnya semakin jelas dan mudah dipahami.
nok 2/20
+8.05
genteng usuk 4/6
balok 6/12
6
balok tembok /12 dak beton
+6.26
3.00
+6.00 2.40
2.40
3.00
plafond
2
lis plank /15 trasram
0.74
reng 2 /3 ring balok talang
+3.00
+3.00
2.88
-0.25 -1.10
trasam slof 15/20
± 0.00
1.08
2.40
± 0.00
±0.00
0.68 2.00 Potongan A-a (skala 1:100)
Materi Pelatihan Instruktur MTU
0.15
batu kali
-1.33
62
3.00
+2.88
3.00
footplat
0.80
0.70 3.00
0.80
Cara membaca gambar kerja
pas batu bata
0.05
0.08
keramik
spesi pasir urug tanah urug
0.20
0.50
0.30
trasram
0.15
muka tanah
0.15
1.11
0.15
0.70
0.30
0.15
0.05
0.15 0.15 0.68 0.80
Gambar detail pondasi (skala 1:100) nok 2/20
+8.05
balok
trasram
6
/12
gording 6/12
lis plank 2/20
usuk 4/6
+6.26 ring balok
+6.00
/15
2.10 3.00
6
/12
ring balok
15
+3.00
trasam +2.88
±0.00
±0.00
±0.00 -0.25 -1.10
-0.40
pas bata
-1.33
anstamping
pasir urug
0.70
0.68
Potongan B-b (skala 1 : 100)
3.00
2.88
2.88
+2.88
1.10
+3.00
4.68
sun shadding
3.00
0.80
7.00
0.80
Materi Pelatihan Instruktur MTU
63
Kompetensi Inti
5
Pekerjaan Galian
Waktu : Teori : 1 JPL Praktek : -
Kebutuhan material : Tidak ada
Kebutuhan peralatan : Tidak ada
Pekerjaan galian
Macam-macam galian : Pemotongan Tanah (cuting)
Pemotongan tanah dilakukan ketika akan membangun di tanah lereng dengan peralatan seperti cangkul, belincong (ganco) atau alat berat. Biasanya bekas galian langsung diurug ke bagian bawah, sehingga tanah menjadi rata dan mudah didirikan bangunan.
Lereng Asli Pemotongan
pengurugan
Pekerjaan pemotongan dan pengurugan pada lereng
Galian Fondasi
Penggalian tanah untuk fondasi atau disebut galian fondasi yang baik adalah tanah galiannya ditempatkan di tempat yang tidak menganggu pemasangan fondasi, tidak terlalu dekat dengan galian supaya tidak jatuh ke dalam lagi / longsor. Pada bagian dalam bangunan sebaiknya humus dikupas dulu dan diletakkan di luar karena kalau humus ditimbun bekas galian, maka urugan tidak bisa dipadatkan dengan sempurna.
Tips bila timbul genangan air pada galian : Bila pada galian muncul genangan air tanah, sebaiknya dilakukan penyedotan dengan pompa air.
Pemanfaatan tanah buangan galian : Tanah buangan galian biasanya dikumpulkan dan dialokasikan untuk pengurugan
Materi Pelatihan Instruktur MTU
65
Pekerjaan galian
SALAH. buangan galian terlalu dekat
BENAR. buangan galian diberi jarak
66
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan galian
SALAH. humus tidak dikeruk bahaya ambles
BENAR. humus dikeruk kemudian diurug dengan pasir urug dan dipadatkan
Materi Pelatihan Instruktur MTU
67
Pekerjaan galian
Galian sumur, septic tank dan resapan Galian sumur berbentuk bulat, kedalaman tergantung permukaan air tanah yang ada di lokasi. Bisa 6 m, 8 m, 10 m bahkan ada yang s/d 20 m. Pada galian yang dalam harus dibantu dengan alat penghembus angin agar kebutuhan oksigen untuk pekerja terpenuhi.
Pompa Sirkulasi
O2
Oksigen dihisap
Pipa
Oksigen dihembuskan kedalam sumur
68
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Waktu : Teori : 1 JPL Praktek : 6 JPL
Kebutuhan material : Batu Kali, pasir, kapur, benang, reng/usuk, paku
Kebutuhan peralatan : Gergaji, palu, sekop, cangkul, palu godam 5 kg, ember, sendok semen, gerobak
Kompetensi Inti
6
Pekerjaan Pondasi Dangkal Batu Kali
Pekerjaan pondasi dangkal batu kali
Pemasangan pondasi Pondasi pada bangunan adalah merupakan kaki yang menahan seluruh beban bangunan di atasnya untuk diteruskan ke tanah . Pondasi harus kuat, sehingga pembuatannya tidak boleh sembarangan. Orang Belanda mengatakan ”jangan menghemat pada pondasi”. Hal ini menunjukkan bahwa kedudukan pondasi merupakan elemen yang sangat penting didalam rangkaian seluruh konstruksi bangunan. Secara gampang orang mengenal konstruksi fondasi menerus/lajur dari pasangan batu alam dan pondasi setempat , yang hanya dibuat pada pertemuan-pertemuan sudut dari konstruksi beton bertulang (footplat) beban dari atas yang menekan fondasi
humus ±20-30 cm
tanah lembek ±20-30 cm lapisan tanah asli/keras menyebar ke tanah
70
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan pondasi dangkal batu kali
a. Pondasi jalur dari pasangan Pondasi dari pasangan bisa dibuat dari batu alam seperti batu kali atau batu gunung yang dibelah-belah, pada beberapa daerah dimana susah mendapatkan batu alam bisa juga dibuat dari pasangan bata merah. Langkah kerja : a. Kerjakan galian tanah dengan rapi, tanah bekas galian ditumpuk di tempat yang aman agar tidak longsor atau masuk kembali ke galian dan tidak mengganggu tumpukan material yang akan dipasang. b. Buatlah profil pondasi sesuai bentuk yang ditentukan misal trapesium dengan lebar atas 30 cm, lebar bawah 80 cm dan tinggi 80 cm. Perhatikan bahwa as pondasi harus berada di bawah tarikan benang as pada bouwplank. c. Mulailah dengan urugan pasir dahulu sesuai ketentuan (misal 10 cm) d. Lanjutkan dengan pasangan batu kosong (aanstamping) dengan mengatur posisi batu berdiri sesuai ketentuan.Tinggi aanstamping umumnya adalah 15-20 cm. e. Isilah celah-celah pasangan batu kosong dengan pasir dan siramlah dengan air agar pasir masuk ke celah-celah sehingga kedudukan pasangan batu kosong terkunci rapat. f. Pasanglah pondasi dengan adukan yang tercampur dengan baik, misal perbandingan 1 PC: 6 pasir. Sewaktu memasang usahakan posisi batu adalah rebah bukan berdiri seperti aanstamping. g. Pada sudut yang ada kolomnya, berilah lubang untuk kolom sedalam sekitar 50 cm agar kolom masuk ke pondasi, sedalam 40 x diameter besi kolom. h. Pada keeseokan harinya siramlah pasangan batu supaya kebutuhan air oleh PC untuk proses pengeringan terpenuhi.
Pada sudut : Besi kolom masuk ke pondasi 40 ϕ
Materi Pelatihan Instruktur MTU
71
Pekerjaan pondasi dangkal batu kali
Masuknya besi kolom ke pondasi ini penting sekali, setelah belajar dari pengalaman bangunan yang rusak akibat gempa bumi di Aceh dan Yogyakarta, dahulu banyak sloof yang hanya diletakkan begitu saja di atas pondasi, begitu terkena gerakan mendatar akibat gempa maka banyak sloof yang bergeser, sehingga banyak tembok lurus yang ambruk. Bahkan mulai sekarang disarankan untuk memasang angkur sepanjang pasangan pondasi pada setiap jarak 1 m untuk menghubungkan pondasi dengan sloof, sedalam 40 x diameter angkur ( 12 mm) atau ditanam sedalam 40 x 1,2 cm = 48 cm atau sekitar 50 cm.
a. Pondasi dari beton bertulang / footplat Pondasi dari beton bertulang (footplat) biasanya dibuat pada daerah yang sulit didapat batu alam, atau letak tanah yang dalam sehingga kalau dipasang pondasi batu alam secara ekonomis lebih boros. Pondasi footplat sering digunakan pada bangunan bertingkat, namun dalam kondisi tertentu pondasi foot plat lebih ekonomis dibanding pondasi batu alam meskipun hanya untuk membuat rumah tidak bertingkat. Apabila tanah galian sudah keras, pondasi foot plat bisa langsung diletakkan di atas galian, tetapi apabila tanahnya lembek maka tanah dasarnya harus diperbaiki dahulu dengan cara dipadatkan dan diurug sirtu, atau dipilih cara pancang. Salah satu contoh perbaikan tanah secara sederhana adalah pembangunan di daerah pesisir/rawa-rawa yang sekarang sudah menjadi komplek perumahan Tanah Mas Semarang, sebagian besar pondasinya menggunakan foot plat, padahal tanahnya becek. Cara memperbaiki kondisi ini adalah di bawah footplat dipatok dahulu dengan terucuk dari bambu Ori yang tua atau kayu dolken sampai kedalaman tertentu ( sekitar 4m). Satu footplat berukuran 80 cm x 80 cm untuk rumah tidak tingkat dipatoki oleh sekitar 16 terucuk. Hasilnya sangat menakjubkan karena rata-rata rumah yang dibangun pada sekitar tahun 1980 an sampai sekarang tidak mengalami penurunan. Padahal dahulu daerah tersebut tidak diminati karena becek dan berair. Setelah pondasi dipasang baru diadakan pengurugan, sehingga rawa-rawa yang tadinya kosong sekarang sudah menjadi pemukiman yang padat penduduknya. Di daerah Jawa Timur, yang paling populer untuk memperbaiki tanah dasar sebelum dicor foot plat adalah dengan cara Strauss. Caranya adalah tanah dibor dahulu dengan diameter antara 20 cm – 30 cm tergantung keperluannya, kemudian dipasang rangkaian besi dengan beugel bulat baru dicor. Cara ini relatif mudah dan tidak memerlukan alat berat, hanya dibor secara manual sehingga mudah dilaksanakan. Apabila daerahnya sangat berair maka dipilih pondasi tiang pancang yang memakai alat berat.
72
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan pondasi dangkal batu kali
Tanah dasar yang masih lunak harus diperbaiki dahulu
Terucuk bamboo Ori atau dolken
Straus Strausdia. dia. 20 20––30 30 cm cm
Materi Pelatihan Instruktur MTU
73
Pekerjaan pondasi dangkal batu kali
Pondasi footplat yang baru saja dicor
Hal yang terpenting pada pembuatan foot plat: a. Sebaiknya dipasang dahulu lantai kerja agar memudahkan pengerjaan. b. Sebelum mengecor pastikan bahwa kedudukan pedestal/kolom benar-benar terletak pada as yang diharapkan dan tidak serong. c. Sering sekali terdapat kotoran tanah karena longsoran, maka dibersihkan dahulu sebelum dicor. d. Jangan mengecor terlalu encer karena berakibat mutu beton rendah, kuat tekannya menurun -
e. Gunakan vibrator atau penusuk untuk memadatkan beton.
74
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan pondasi dangkal batu kali
Contoh rangkaian pedestal di atas pondasi setempat dengan sloof dan kolom
Materi Pelatihan Instruktur MTU
75
Kompetensi Inti
7
Pekerjaan Beton
Waktu : Teori : (3) x 1 JPL Praktek : (3) x 7 JPL
Kebutuhan material : Usuk, multiplek 15 mm, paku multiplek, besi d 8, 10, D13, bendrat, semen, pasir, kerikil
Kebutuhan peralatan : Klem besi untuk kolom, Palu, gergaji, unting2, siku waterpass batang/selang, kunci besi sesuai besi, tang, meja sengkang, pen pembengkok tulangan, meteran (5), gunting potong besi, gunting potong portable, ember, molen, vibrator.
Pekerjaan beton
Pengecoran beton 1. Pengertian beton Beton adalah campuran antara Semen (PC) + Pasir + Kerikil dengan perbandingan tertentu ditambah air sebagai bahan pelarut dan akan mengeras pada saat proses hidrasi. Keunggulan beton adalah kekuatan tekan yang tinggi dikenal dengan f’c (kuat tekan) sedangkan kekuatan tariknya rendah. Beton dalam pengertian lain dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pasta semen dan agregat, pasta semen merupakan campuran air dan semen sedangkan agregat merupakan campuran pasir dan kerikil yang terdiri dari gradasi butiran yang saling mengisi. Perbandingan antara pasta semen dan agregat diantara 25 % pasta semen dan 75 % agregat dalam perbandingan jumlah berat. Pencampuran bahan beton yang menggunakan perbandingan berat, dalam pelaksanaan dilapangan diubah menjadi perbandingan volume. Contoh perbandingan pelaksanaan dilapangan menggunakan campuran 1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil.
1 bagian semen
2 bagian pasir
2 bagian kerikil
2/3 bagian air
Materi Pelatihan Instruktur MTU
77
Pekerjaan beton
2. Material penyusun beton 2.1. Portland Cement (PC) Portland cement adalah salah satu tipe semen hidraulis dengan komposisi utamanya adalah kalsium silikat hidraulis. Hidraulis artinya tipe semen tersebut akan membatu dan mengeras bila bereaksi secara kimia dengan air. Reaksi kimianya dinamakan reaksi hidrasi. Selama reaksi hidrasi tersebut semen bercampur dengan air membentuk masa batuan. Bila saat PC dan air tersebut berbentuk pasta (pasta semen) dicampurkan agregat (baik agregat kasar maupun agregat halus) maka pasta semen tersebut akan melingkupi agregat dan membentuk gaya adhesi suatu agregat. Saat pasta semen mengeras maka terbentuklah beton. Kadar semen yang cukup sesuai rancangan akan memnghasilkan kuat tekan yang sesuai, dan kadar semen yang kurang akan mengahsilkan kuat tekan yang rendah. Begitupun penggunaan mutu semen yang tepat pemakaiannya sesuai dengan jenisnya (I, II, III, IV dan V) akan dapat menghasilkan kualitas sesuai yang diinginkan. Catatan : Kadar dan mutu semen, tidak selalu kadar semen yang banyak akan menghasilkan beton yang baik. NO
78
TIPE SEMEN
PENGUNAAN
KARAKTER
1.
I
Normal, tidak memerlukan persyaratan khusus
Waktu ikat awal ± 120 menit Waktu ikat akhir ± 300 menit
2.
II
Moderate sulfate resistance, misal untuk konstruksi bawah tanah
Waktu ikat = PC tipe I Panas hidrasi sedang
3.
III
High early strength, untuk struktur yg memerlukan kekuatan awal yang tinggi
Komposisi kimia setara dgn tipe butiran partikel jauh lebih halus
4.
IV
Low heat of hydration, digunakan untuk struktur dengan massa beton yang besar misalnya graving dam
Panas hidrasi rendah
5.
V
High sulfate resistance, digunakan untuk konstruksiyg memerlukan ketahananyg tinggi terhadap serangan sulfat
Perkembangan kuat tekan lebih lambat dibanding tipe I Waktu ikat awal ± 240 menit Waktu ikat akhir ± 480 menit
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan beton
2.2. Air Fungsi air dalam beton adalah : Sebagai bahan Sebagai bahan Mempermudah Mempermudah
penghidrasi semen: semen bisa berfungsi sebagai bahan pengikat. pelumas proses pencampuran agregat dan semen pelaksanaan pengecoran beton (workability)
Syarat air sebagai bahan pencampur beton : Tidak mengandung unsur reaktif alkali Tidak mengandung bahan minyak, asam, zat organis Disarankan memakai air yang bisa diminum Jumlah Air Optimum(JAO) Jumlah air optimum dalam suatu rancangan campuran beton ditentukan dari kemudahan pekerjaan yang dapat dicapai dan jenis materialnya. Jumlah air optimum dikatakan tercapai apabila kemudahan pekerjaan pengecoran sesuai dengan tuntutan (dinyatakan dengan slump). Akibat penyimpangan jumlah air Dalam batas tertentu, kekuatan tekan beton bisa naik. Air berkurang akibatnya FAS mengecil sehingga kekuatan naik. Pekerjaan pengecoran menjadi lebih sulit karena air yang juga berfungsi sebagai bahan pelumas berkurang. Loss of slump beton menjadi lebih singkat sehingga proses pengecoran dituntut lebih cepat. Diperlukan sistem pemadatan ekstra agar didapat beton yang padat, bila tidak kemungkinan besar beton akan menjadi keropos. Bila jumlah air terlalu banyak Kuat tekan beton akan turun Dalam tingkat tertentu pengecoran beton akan lebih mudaht Dapat terjadi pemisahan antar butiran (segregesi) Cenderung terjadi penyusutan pada beton umur mudanya karena air kelebihan akan mengisi pori-pori, suatu saat akan keluar meninggalkan porinya.
3. Faktor Air Semen (F.A.S) Kadar air yang digunakan (faktor air semen/ f.a.s). Jika campuran beton kebanyakan air akan menghasilkan beton dengan tekanan rendah, jika air sedikit (masih dapat mencampur) menghasilkan beton yang kuat tekan tinggi. Namun pada kadar air rendah akan menjadikan adukan terlalu kental dan sulit dipadatkan, Jumlah air dalam adukan beton sangat tergantung pada nilai faktor air semen, dimana faktor Air Semen FAS) adalah perbandingan antara :
Materi Pelatihan Instruktur MTU
79
Pekerjaan beton
BERAT AIR YANG DIPERLUKAN BERAT SEMEN Bila jumlah air terlalu sedikit maka pembuatan beton akan sulit dikerjakan tetapi kalau terlalu banyak maka kuat tekan beton akan menurun. Nilai FAS yang lazim adalah berkisar antara 0,45 -0,65 (rata-rata 0,55), angka ini didapat dari penelitian yang dikerjakan di laboratorium beton. Contoh pembuatan beton secara manual : Ditentukan FAS = 0,55 Gunakan ember yang umum, misal : isinya 5 liter. Bila berat isi Semen Gresik 1,05 kg/liter maka berat semen dalam 1 ember = 5 liter x 1,05 kg/liter = 5,25 kg. Air yang digunakan adalah F.a.s x berat semen = 0,55 x 5,25 kg = 2,90 kg. Atau disederhanakan 3 kg atau sama dengan 3 liter karena berat isi air = 1 kg/liter. Karena isi ember = 5 liter maka volume air = 3 liter : 5 liter = 0,6 ember atau maksimal adalah 2/3 bagian. Bila dalam pencampuran ke dalam molen dimasukkan 1 zak semen yang beratnya 50 kg, maka tiap pencampuran diperlukan : Air sebanyak 0,55 x 50 kg = 27,5 kg atau 27,5 liter Bila ember yang isinya 5 liter maka banyaknya air = 27,5 liter : 5 liter = 5,5 ember.
80
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan beton
Bila cara mencampur dimasukkan 1 zak semen, maka untuk perbandingan pasir dan kerikil menggunakan kotak takaran dengan ukuran yang setara dengan isi zak semen. Zak semen 50 kg = 47,5 liter Ukuran takaran = 60 cm x 40 cm x 20 cm = 48 liter
4. Agregat Agregat adalah material granural ( suatu bahan yang keras dan kaku yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan ( mortar ) misalnya pasir, kerikil , batu pecah dan sebagainya.
4.1. Agregat dapat dibedakan berdasarkan : Proses pembentukanya :
Kekuatanya :
- Batuan Beku - Batuan Endapan - Batuan Metamorphik
- Batu Pecah (Crushed) - Alamiah (Uncrushed)
Ukuranya : - Agregat halus (lolos saringan no.4 /4.8 mm ) - Agregat kasar (tertahan saringan no.4 / 4.8 mm )
Materi Pelatihan Instruktur MTU
81
Pekerjaan beton
4.2. Pemilihan agregat : Agregat yang akan digunakan sebagai bahan campuran tergantung dari : Tersedianya bahan setempat Mutu bahan
Bentuk / jenis konstruksi yang dibuat Harga bahan tersebut
Kriteria pemilihan agregat Penilaian cocok atau tidaknya agregat yang digunakan sebagai bahan untuk campuran beton ditinjau dari : a. Ukuran dan gradasi : Persyaratan ukuran maximum agregat sebagai berikut : 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan 1/3 dari tebal plat ¾ jarak bersih minimum antara batang tulangan, berkas batang tulangan atau tendon pratekan
¾ jarak bersih minimum antara batang tulangan
1/3 dari tebal plat
1/5 jarak terkecil Gradasi agregat harus memenuhi persyaratan, agar beton yang dihasilkan memberikan : Workability (kelecakan), memungkinkan pengerjaan beton secara mudah,tanpa menimbulkan kemungkinan segregasi agregat. Kekuatan keawetan dan ketetapan bentuk gambar dibawah ini menunjukan berbagai macam type gradasi yang sering kita jumpai.
Agregat gradasi baik (well graded)
82
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan beton
Agregat bergeradasi jelek (gapgraded)
Agregat bergeradasi seragam (uniform graded)
PERSYARATAN AGREGAT Agregat untuk bahan bangunan sebaiknya dipilih yang memenuhi persyaratan sebagai berikut. a. Butir-butirnya tajam, kuat, dan bersudut. Ukuran kekuatan agregat dapat di¬lakukan dengan pengujian ketahanan aus dengan mesin uji Los Angeles, atau dengan bejana Rudeloff. Persyaratan menurut Standar Bidang Pekerjaan Umum dapat dibaca dalam Tabel.2.9. b. Tidak mengandung tanah atau kotoran lain yang lewat ayakan 0,075 mm. Pada agregat halus jumlah kandungan kotoran ini harus tidak lebih dari 5 persen untuk beton sampai 10 MPa, dan 2,5 persen untuk beton mutu yang le¬bih tinggi. Pada agregat kasar kandungan kotoran ini dibatasi sampai mak¬simum 1 persen. Jika agregat mengandung kotoran lebih dari batas-batas maksimum tersebut maka harus dicuci dengan air bersih. c. Harus tidak mengandung garam yang menghisap air dari udara. d. Harus yang benar-benar tidak mengandung zat organis. Kandungan zat orga¬nis dapat mengurangi mutu beton. Bila direndam dalam larutan 3% NaOH, cairan di atas endapan tidak boleh lebih gelap dari warna pembanding. Agre¬gat yang tidak diperiksa dengan percobaan warna dapat juga dipakai jika kuat tekan adukan dengan agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari tidak kurang dari 95 persen daripada kuat tekan adukan dengan agregat yang sama tetapi telah dicuci dalam larutan 3 persen NaOH dan kemudian dicuci dengan air bersih, pada umur yang sama. e. Harus mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik sehingga rongganya sedikit (untuk pasir modulus halus butirnya antara 2,50 - 3,80). Pasir yang seperti ini hanya memerlukan pasta semen sedikit. Materi Pelatihan Instruktur MTU
83
Pekerjaan beton
KEKUATAN BETON
BEJANA RUDOLF Maksimum bagian yang hancur, menembus ayakan 2 mm (persen) Ukuran butir
MESIN LOS ANGELES Maksimum bagian yang hancur, menembus ayakan 1,7 mm (persen)
19 – 30 mm
9,5 – 19 mm
Kelas I (sampai 10 Mpa)
30
32
50
Kelas II (10 Mpa – 20 Mpa)
22
24
40
Kelas III (diatas 20 Mpa))
14
16
27
5. Pengecoran beton 5.1. Pengadukan beton Proses pencampuran antara bahan – bahan dasar beton, yaitu semen, air, pasir dan kerikil, dalam perbandingan yang baik disebut proses pengadukan beton. Pengadukan ini dilakukan sampai warna adukan tampak rata, kelecakan yang cukup (tidak cair tidak padat), dan tampak campurannya juga homogen. Pemisahan butir – butir seharusnya tidak boleh terjadi selama proses pengadukan ini. Cara pengadukan dapat dilakukan dengan mesin atau tangan.
Pengadukan manual / tangan. Semen dan pasir dicampur secara kering diatas tempat yang rata, bersih, keras dan tidak menyerap air. Pencampuran secara kering ini dilakukan sampai warnanya sama. Campuran yang kering ini kemudian dicampur dengan kerikil dan diaduk kembali sampai rata. Alat pencampur dapat berupa cangkul, sekop atau cetok. Kemudian ditengah adukan tersebut dibuat lubang dan ditambahkan air sebanyak 75% dari jumlah air yang diperlukan, lalu adukan diulangi dan ditambahkan sisa air sampai adukan tampak merata.
84
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan beton
Contoh pengadukan manual / tangan.
Pengadukan dengan mesin Untuk pekerjaan – pekerjaan yang besar yang menggunakan beton dalam jumlah banyak, pengadukan dengan mesin dapat lebih murah dan memuaskan. Beton yang dibuat dengan mesin lebih homogen dan dapat dilakukan dengan faktor air semen yang lebih sedikit daripada bila diaduk dengan tangan. Cara pengadukan sebagai berikut : a. b. c. d. e.
Masukkan Masukkan Masukkan Masukkan Masukkan
air separo dari kebutuhan total air untuk sekali mengaduk kerikil, biarkan bercampur dengan air semen seperlunya sesuai perbandingan campuran pasir, biarkan mencampur air ½ bagian sisa dari perbandingan keseluruhan
5.2. Pengadukan adukan beton Adukan beton yang dibuat dengan tangan maupun dengan mesin harus diangkut ke tempat penuangan sebelum semen mulai berhidrasi (bereaksi dengan air). Selama pengangkutan harus selalu dijaga agar tidak ada bahan – bahan yang tumpah/keluar atau yang memisahkan diri dari campuran. Cara pengangkutan adukan beton itu tergantung jumlah adukan yang dibuat dan keadaan tempat penuangan. Pengangkutan adukan beton dapat dilakukan dengan menempatkan didalam ember, gerobak dorong, truk aduk beton, ban berjalan atau pompa. Materi Pelatihan Instruktur MTU
85
Pekerjaan beton
Umumnya pada proyek – proyek kecil pengadukan beton dilakukan di dekat lokasi penuangan, dan pengangkutan dikerjakan dengan ember atau gerobak dorong
Membawa beton dengan gerobak dorong
Bila tempat pengadukan beton cukup jauh dari tempat penuangannya, pengangkutan dilakukan dengan truk aduk beton (truck molen). Biasanya karena waktu angkut cukup lama maka diperlukan bahan kimia tambahan untuk memperlambat proses ikatan awal dari semen. Pengangkutan dengan pompa dan selang dilakukan bila antara tempat pengadukan beton dan tempat penuangan ”cukup ramai” sehingga tidak dapat diangkut dengan ember atau gerobak dorong. Pada cara ini adukan beton harus encer.
Membawa beton dengan pompa
5.3. Penuangan adukan beton Ditempat penuangan beton harus segera dipadatkan sebelum semen dan air mulai bereaksi (pada umumnya semen mulai bereaksi dengan air satu jam setelah semen dicampur dengan air).
86
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan beton
Hal – hal berikut harus diperhatikan selama penuangan dan pemadatan berlangsung : Adukan beton harus dituang secara terus – menerus (tidak terputus) agar diperoleh beton yang seragam dan tidak terjadi garis batas. Permukaan cetakan yang berhadapan dengan adukan beton harus diolesi minyak agar beton yang terjadi tidak melekat dengan cetakannya. Selama penuangan dan pemadatan harus dijaga agar posisi cetakan maupun tulangan tidak berubah. Adukan beton jangan dijatuhkan dengan tinggi jatuh lebih dari satu meter agar tidak terjadi pemisahan bahan pencampurnya. Pengecoran tidak boleh dilakukan pada waktu turun hujan. Sebaiknya tebal lapisan beton untuk setiap kali penuangan tidak lebih dari 45 cm pada beton massa, dan 30 cm pada beton bertulang. Harus dijaga agar beton yang masih segar tidak diinjak. Tinggi maximum penuangan 50 cm
5.4. Pemadatan adukan beton Pada prinsipnya pemadatan adukan beton disini ialah usaha agar sedikit mungkin pori/rongga yang terjadi didalam betonnya. Pemadatan adukan beton dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin. Pemadatan secara manual dilakukan dengan alat berupa tongkat baja atau tongkat kayu. Adukan beton yang baru saja dituang harus segera dipadatkan dengan cara ditusuk – tusuk dengan tongkat baja/kayu. Sebaiknya tebal beton yang ditusuk tidak lebih dari 15 cm. Penusukan dengan tongkat itu dilakukan beberapa waktu sampai tampak suatu lapisan mortar diatas permukaan beton yang dipadatkan itu. Pemadatan yang kurang mengakibatkan kurang baiknya mutu beton karena berongga.
Materi Pelatihan Instruktur MTU
87
Pekerjaan beton
Pemadatan dengan bantuan mesin dilakukan dengan alat getar (vibrator). Alat getar itu mengakibatkan getaran pada beton segar yang baru saja dituang, sehingga mengalir dan menjadi padat. Penggetaran yang terlalu lama harus dicegah untuk menghindari mengumpulnya kerikil di bagian bawah dan hanya mortar yang ada di bagian atas. Alat getar yang biasa dipakai ada 2 macam, yaitu : a. Alat getar intern (internal vibrator), ialah alat getar yang berupa seperti tongkat. Alat getar ini digetarkan dengan mesin dan dimasukkan ke dalam beton segar yang baru saja dituang. b. Alat getar cetakan (form vibrator; external vibrator), ialah alat getar yang ditempelkan dibagian luar cetakan sehingga cetakan bergetar dan membuat beton segar ikut bergetar pula sehingga dapat padat.
Perlu diperhatikan pada waktu pemadatan dengan vibrator segera berhenti bila : a. Terjadi perubahan tampang pada permukaan / adanyanya lapisan tipis yang mengkilat. b. Terbenamnya agregat besar. c. Naiknya buih- buih besar udara ke permukaan. d. Perbedaan suara vibrator.
88
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan beton
Penulangan beton Detail penulangan Tujuan : Setelah mengikuti pelajaran ini peserta diharapkan mampu menjelaskan detail penulangan pada konstruksi beton bertulang yang meliputi penulangan kolom, balok, plat lantai dan pondasi telapak Waktu : Teori : 2 jam Praktek : 4 jam. Isi materi :
1. Konstruksi beton Beton bertulang adalah material komposit dari dua material beton dengan penguatan dari baja tulangan yang tertanam dalam beton. Konstruksi beton bertulang dimana beton relatif rendah kekuatan tariknya dan keuletan yang didalamnya ada penguatan yang memiliki kekuatan tarik yang tinggi. Tulangan dirancang untuk menahan tegangan tarik di daerah tertentu dan yang mungkin menyebabkan retak pada beton.
Posisi penulangan pada konstruksi beton bertulang
Materi Pelatihan Instruktur MTU
89
Pekerjaan beton
Konstruksi beton bertulang berkembang seperti beton prategang (prestressed concrete), sehingga dapat meningkatkan kekuatan struktur yang pelaksanaanya dengan metode pre-tension dan post-tension. Beton bertulang modern dapat berisi beragam bahan penguat yang terbuat dari baja, polimer atau bahan komposit.
Konstruksi beton pra tegang
Untuk konstruksi yang kuat, ulet dan tahan lama beton bertulang perlu memiliki sifat-sifat : Kekuatan tekan tinggi. Kekuatan tarik tinggi. Ikatan yang baik ke beton. Tidak menyebabkan tekanan pada perubahan suhu. Daya tahan terhadap lingkungan, korosi dan tekanan yang berkelanjutan.
2. Detail penulangan Pendetailan penulangan merupakan persiapan pembuatan gambar kerja yang menunjukkan bentuk, ukuran dan lokasi tulangan yang telah dipikirkan untuk kemudahan dan dapat dikerjakan pada struktur beton bertulang di lapangan. Pendetailan yang baik memastikan bahwa beton bertulang akan efisien untuk memberikan perilaku konstruksi yang memuaskan sepanjang rentang dan pembebanan.
Pelaksanaan penulangan yang rumit pada dinding geser (shear wall)
90
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan beton
Beberapa alasan pendetailan penulangan yang baik meliputi : Untuk memberikan gaya tarik internal sehingga dapat menanamkan kekuatan dan daktilitas. Untuk mengendalikan retak lentur. Untuk mengendalikan retak akibat tegangan yang langsung pada struktur. Untuk memberikan kekuatan tekan. Untuk memberikan pengekangan untuk tulangan tekan. Untuk memberikan pengurungan beton. Untuk membatasi deformasi jangka panjang. Untuk memberikan perlindungan terhadap beton yang lepas (spalling). Untuk memberikan dukungan sementara untuk penguatan lain selama konstruksi.
3. Pertemuan kolom dengan balok Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada suatu kolom akan menyebabkan runtuhnya balok dan lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total seluruh struktur. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Selama gaya horizontal gempa yang diterapkan terus-menerus, hal ini menyebabkan perubahan terus-menerus dalam perilaku portal, akibatnya tegangan tarik dan ada kecenderung retak muncul di posisi dan arah yang berbeda. Perubahan posisi arah gempa ini adalah alasan mengapa perencanaan dengan mempertimbangkan gempa dan pendetailan penulangan begitu penting.
Perilaku kolom dan balok saat gempa
Pada pertemuan kolom dengan balok, pada saat terjadi gempa balok di kanan dan kiri akan menerima momen yang saling berlawanan arah. Suatu penampang di tempat pertemuan kolom dengan balok itu akan timbul tegangan tarik yang besar.
Materi Pelatihan Instruktur MTU
91
Pekerjaan beton
Gaya dan penulangan pada pertemuan kolom-balok.
Tegangan tarik tersebut akan menimbulkan keretakan yang arahnya miring membentuk diagonal. Untuk itu pada tempat pertemuan kolom dengan balok harus tetap dipasang sengkang (begel) kolom, walaupun ada kesulitan dalam pemasangannya.
92
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan beton
Keretakan pada pertemuan kolom-balok akibat gempa
Sengkang yang dipasang pada pertemuan kolom dengan balok harus merupakan sengkang tertutup dengan kait di dalam dan besarnya kait harus memenuhi persyaratan.
Gaya-gaya dan penulangan pada pertemuan kolom-balok.
Materi Pelatihan Instruktur MTU
93
Pekerjaan beton
4. Detail penulangan kolom Di banyak kasus, struktur runtuh bahkan ketika mereka memiliki sejumlah besar penulangan. Alasan untuk itu selalu sama, kurangnya sengkang, bentuk dan pemasasangan di tempat yang tidak benar. Selama adanya gaya gempa semakin menguat, gaya akan diterima beton dan tulangan. Kekuatan ini menyebabkan pembesaran gaya lateral akan membentuk dan menekuk keduanya sampai ke titik retak.
Lemahnya sengkang pada kolom saat gempa.
94
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan beton
Bahwa jenis kegagalan muncul pada kolom dengan jumlah tulangan yang besar, ketika kolom tidak dibangun sesuai dengan spesifikasi yang benar: Dengan kecukupan sengkang internal dan eksternal. Dengan benar dibentuk, sengkang anti gempa.
Tekuk pada tulangan longitudinal kolom.
Dalam peristiwa gempa, kolom selalu gagal dengan cara yang sama karena: 1. Ketika sengkang membuka, kehancuran beton terjadi di kepala atau kaki kolom. 2. Setelah sengkang menjadi terbuka , tulangan longitudinal tertekuk dan kehancuran beton berlangsung. Kolom bangunan patah dan hancur akibat gempa.
Materi Pelatihan Instruktur MTU
95
Pekerjaan beton
Pemasangan sengkang Pemasangan sengkang untuk kolom seperti di gambar berikut ini.
96
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan beton
Sambungan kolom Panjang sambungan lewatan minimal sama dengan panjang penyaluran yang dikalikan dengan faktor-faktor yang disambung. Kemiringan dari bagian tekukan pada batang tulangan tersebut terhadap sumbu kolom tidak boleh melebihi 1:6. Ikatan lateral atau sengkang spiral, jika digunakan, harus diletakkan tidak lebih dari 150 mm dari titik awal tekukan.
Sambungan penulangan kolom Materi Pelatihan Instruktur MTU
97
Pekerjaan beton
Sambungan penulangan kolom
98
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan beton
Pengakhiran penulangan kolom Pengakhiran tulangan kolom harus dijangkarkan sebesar panjang penyaluran tulangan tekan. Bengkokan 180° dengan R dan bengkokan ekstra 180° dengan R.
Pengakiran penulangan kolom dengan bengkokan 180°
Bengkokan 90° dengan R yang disatukan atau disebarkan.
Pengakiran penulangan kolom dengan bengkokan 90°.
Materi Pelatihan Instruktur MTU
99
Pekerjaan beton
5. Detail penulangan balok Struktur balok beton bertulang yang menerima beban akan mengalami lentur pada tengah-tengah bentang. Untuk balok yang menerus dan tumpuannya kaku maka di tumpuan juga akan mengalami lentur.
Deformasi balok menerima gaya.
Besarnya tulangan lentur minimal 2 batang dengan diameter minimal 12mm. Tulangan lentur lapangan harus diteruskan sampai tumpuan minimal 50% dari tulangan lentur tumpuan atau minimal 2 batang tulangan. Tulangan lentur lapangan yang tidak diteruskan sampai dengan tumpuan harus mendapatkan penjangkaran sebesar panjang penyaluran. Begitu juga tulangan lentur tumpuan juga harus mendapat penjangkaran sebesar panjang penyaluran
Skema penulangan balok.
100
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan beton
Dengan terbatasnya panjang tulangan yang ada di perdagangan, tulangan longitudinal balok diperbolehkan untuk disambung. Tempat penyambungan tulangan lentur diusahakan pada momen yang kecil. Diusahakan penyambungan tulangan dilakukan tidak pada satu tempat. Pada pertemuan dari komponen-komponen rangka utama (pertemuan balok dan kolom), sambungan lewatan tulangan yang menerus dan pengangkuran tulangan yang berakhir pada pertemuan itu harus dilindungi dengan sengkang pengikat yang baik.
Pemasangan sengkang pada sambungan lewatan balok.
Dengan adanya distribusi beban dari balok ke tumpuan akan terjadi gaya geser lentur. Gaya geser lentur mengakibatkan retak miring pada balok di dekat tumpuan. Kemiringan retak miring lebih kurang 45°.
Retak akibat gaya geser lentur pada balok.
Untuk mengantisipasi retak miring dimana gaya geser tidak mampu diterima beton, maka perlu dipasang tulangan geser lentur. Tulangan geser lentur dapat berupa kombinasi sengkang dengan tulangan miring dan yang paling baik dengan dipasang sengkang. Sengkang dipasang minimal sejauh 2d (d tinggi efektif balok) atau 1/5 bentang balok.
Materi Pelatihan Instruktur MTU
101
Pekerjaan beton
penulangan geser lentur pada balok.
Balok yang telah berakhir maka tulangannya harus mendapat penjangkaran yang cukup sepanjang panjang penyaluran tarik.
Penjangkaran akhir penulangan balok pada kolom tipis sulit dilakukan.
Ukuran lebar balok sebaiknya lebih kecil dibandingkan dengan lebar kolom, agar tulangan longitudinal balok tidak satu bidang dengan penulangan kolom, sehingga tulangan tidak bengkok dan memudahkan dalam pelaksanaannya.
102
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan beton
Penulangan balok dengan kolom yang berukuran sama tidak baik.
6. Detail penulangan plat Penulangan pelat beton bertulang pada daerah momen lapangan pada umumnya dibuat satu lapis, sedangkan pada tumpuan penulangannya dua lapis. Pada lapisan bawah perlu dipasang beton tahu dan pada bagian yang dua lapis tulangan perlu dipasang penyangga tulangan yang cukup kuat dan jaraknya jangan terlalu jarang. Beton tahu berguna sebagai sarana pembuatan ketebalan pelindung beton dan penyangga berguna untuk mempertahankan tinggi efektif sesuai kekuatan saat perencanaan.
Selimut beton dan penyangga tulangan pelat.
Materi Pelatihan Instruktur MTU
103
Pekerjaan beton
Pada pelat yang berlubang penulangan yang terputus harus dikompensasikan pada sekeliling lubang. Tulangan ekstra ini harus mempunyai penjangkaran yang baik sepanjang panjang penyaluran.
Skema penulangan lubang pada pelat.
7. Detail penulangan pondasi telapak Pondasi telapak akan menerima beban dari kolom yang berupa beban titik disalurkan ke lapisan tanah. Bentuk deformasi struktur pondasi telapak seperti gambar berikut ini. Deformasi tersebut pada kedua arah melintang dan memanjang. Bagian lapisan bawah akan tertarik, untuk itu dipasang tulangan tarik pada dua arah melintang dan memanjang juga
Deformasi dan penulangan pondasi telapak
104
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan beton
Perlu diperhatikan pada pelaksanaan pondasi yaitu penulangan awal dari kolom harus dijangkarkan sepanjang panjang penyaluran. Letak tulangan kolon diatas minimal dua tulangan dari pondasi yang teratas. Selimut beton pondasi harus tebal, mengingat konstruksi pondasi tidak akan terlihat lagi dan tertanam di dalam tanah.
Skema penulangan pondasi telapak
Beban titik dari kolom akan menimbulkan gaya geser pons (punching shear) yang menyebar ke bawah dengan kemiringan 45° pada pelat pondasi. Untuk mengendalikan gaya geser pons pada pondasi dipasang tulangan geser yang berupa tulangan miring dan tulangan vertikal.
Retak akibat geser pons dan skema penulangan geser.
Materi Pelatihan Instruktur MTU
105
Pekerjaan beton
Pemasangan tulangan geser dapat dengan penulangan-penulangan vertikal fabrikasi seperti gambar berikut ini
Retak akibat geser pons
8. Pelindung beton, jarak tulangan, jarak antar tulangan Pelindung beton untuk tulangan yang merupakan selimut beton adalah ketebalan beton yang diukur dari permukaan tulangan terluar sampai dengan permukaan beton terluar yang menempel begisting. Apabila suatu konstruksi beton bertulang yang diplester atau dilapisi bahan lainnya, lapisan tersebut tidak dapat disebut dengan selimut beton. Selimut beton berfungsi sebagai pelindung tulangan dari korosi, kebakaran dan memberikan lekatan dengan tulangan.
Selimut beton pada balok dan pelat.
Beton tahu merupakan salah satu cara untuk membuat ukuran ketebalan dari pelindung beton untuk tulangan. Untuk membuat pelindung beton pada permukaan atas, misalnya pelat beton, diperlukan peralatan seperti pesawat penyipat datar (PPD/waterpas instrument) atau dengan laser level agar permukaannya datar dan rata. Berikut ini salah satu tabel tebal selimut beton untuk konstruksi beton bertulang yang diambil dari Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002.
106
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan beton
Tebal selimut beton
Panjang sambungan lewatan minimal sama dengan panjang penyaluran yang dikalikan dengan faktor-faktor yang disambung. Kemiringan dari bagian tekukan pada batang tulangan tersebut terhadap sumbu kolom tidak boleh melebihi 1:6. Ikatan lateral atau sengkang spiral, jika digunakan, harus diletakkan tidak lebih dari 150 mm dari titik awal tekukan. Jarak antar tulangan
Materi Pelatihan Instruktur MTU
107
Pekerjaan beton
Jarak maksimal tulangan adalah suatu jarak yang diukur dari sumbu tulangan ke sumbu tulangan berikutnya. Pada konstruksi beton bertulang jarak maksimal tulangan ini dibatasi dengan tujuan untuk mengendalikan keretakan beton akibat penyusutan. Untuk itu jika jarak antar tulangan terlalu jauh perlu dipasang tulangan susut diantaranya hingga jaraknya tidak melebihi batas maksimal.
9. Kait standar dan diameter bengkokan Kait standar untuk sengkang dan kait pengikat Kait 135º untuk sengkang (begel) ditambah perpanjangan 6db pada ujung bebas kait. Kait standar
Kait gempa untuk kait pada sengkang, sengkang tertutup, atau pengikat silang yang mempunyai bengkokan tidak kurang dari 135º kecuali bahwa sengkang cincin harus mempunyai bengkokan tidak kurang dari 90º. Kait harus diberi perpanjangan 6db (namun tidak kurang dari 75 mm) yang mengait tulangan longitudinal dan mengarah pada bagian dalam sengkang atau sengkang tertutup.
108
Materi Pelatihan Instruktur MTU
Pekerjaan beton
Sengkang tertutup dan sepihak yang dipasang bertumpuk.
Kait standar untuk tulangan utama Bengkokan 180º ditambah perpanjangan 4db, tapi tidak kurang dari 60mm, pada ujungbebas kait. Bengkokan 90º ditambah perpanjangan 12db pada ujung bebas kait.
Materi Pelatihan Instruktur MTU
109
Pekerjaan beton
Diameter bengkokan tulangan Diameter bengkokan tulangan yang diukur pada bagian dalam batang tulangan.
Diameter bengkokan minimum tulangan.
Diameter bengkokan tidak boleh kurang dari nilai dalam Tabel 2. berikut ini. Ketentuan ini tidak berlaku untuk sengkang dan sengkang ikat dengan ukuran D-10 hingga D-16. Diameter dalam dari bengkokan untuk sengkang dan sengkang ikat tidak boleh kurang dari 4db untuk batang D-16 dan yang lebih kecil.
Diameter bengkokan minimum.
110
Materi Pelatihan Instruktur MTU