Kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara-i sekalian untuk menghadiri
Misa Kaul Kekal Bruder Martin Lada, MGL
(Bruder pertama dari paroki Fransiskus Xaverius Kuta)
Selasa 8 September 2015 di Gereja FX pk 18.00 bersama Father Ken Barker, MGL dan para Imam MGL
Misa Syukur Ulang Tahun DOJCC ke - 11
Minggu 13 September 2015 pk. 16.00 di Susteran Immaculata (belakang Ayu Nadhi Tuban) bersama Father Ken Barker, MGL, Rm Hady Setiawan dan para Imam MGL
Jadwal Rutin DOJCC Bali
Gathering pertemuan Doa setiap minggu I,II, dan III di Basement Gereja FX pk. 11.30 Wita diawali makan siang bersama Terbuka Untuk UMUM
Sharing Group dan Formation Formation sebulan sekali Celebration Meal (Makan malam bersama) Terbuka Untuk UMUM Setiap Sabtu terakhir dalam bulan pk. 18.30 bergantian di rumah anggota
Tugas Koor Misa English
Setiap Minggu ke - 3 pk. 18.00 di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta Tugas Tatib di Gereja FX Sebulan sekali
DOA Kontemplasi (Taize, Adorasi, dll)
Terbuka Untuk UMUM Setiap Rabu ke -3 Ruang Pastoran Gereja FX pk. 18.30 Info mengenai DOJCC
Hubungi : 0878 6180 5088 www.DOJCC.com
[email protected]
PROGRES PEMBANGUNAN Rumah Pelangi Kasih Bali
Terimakasih untuk sumbangan para donatur. Persembahan kasih untuk pembangunan Rumah Pelangi di Pelaga - Bali dapat disalurkan ke Bank BCA No Rek: 4040400007
An: H B Hady Setiawan
Gathering DOJCC Bulan Agustus 2015
Ultah Imamat ke 29
Rm Hady Setiawan 15 Agustus 2015
Doa Taize di Gereja FX Rabu 19 Agustus 2015
Doa Kontemplasi diadakan setiap Rabu ke-3 di Gereja FX Terbuka untuk Umum
Mengunjungi Yustina Opname Demam Berdarah
Mengunjungi Rina opname di Prima Medika
Father Ken Barker MGL mengunjungi Bp Raymundus Ayah dari Bruder Martin MGL 27 Juli 2015 Kunjungan ke rumah Ibu Charlotte
Ulang Tahun Rita 24 Agustus 2015
Pemberkatan Rumah Keluarga Pak Joni 3 September 2015
Doa di Rumah Bp Richard Jimbaran 18 Agustus 2015
Foto bersambung ke hal. 39
Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE !
Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223)
Kritik dan saran :
[email protected]
Fresh JUICE ! Team
Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Rm Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty, Daniel, Yance, Pras, Iwan Setiawan, Yustina, Rita, Lia, Siska, Br. Martin MGL. Bro Adrian, MGL Distribusi : Anggota DOJ Bali Pembangunan Rumah Pelangi di Pelaga Sumbangan dapat disalurkan ke :
BCA No Rek: 4040400007 An: H B Hady Setiawan Harap sms / telpon 0878 6180 5088 untuk konfirmasi.
Fresh JUICE ! managed by : www.DOJCC.com
Shalom sahabat Fresh Juice, Kita berjumpa kembali dalam Fresh Juice September 2015 Bulan September, Gereja Katolik Indonesia memasuki Bulan Kitab Suci Nasional. Pimpinan Gereja menganjurkan umat Katolik menjadi lebih akrab dengan Kitab Suci dengan berbagai cara, sehingga dengan demikian umat semakin tangguh dan mendalam imannya dalam menghadapi kerumitan dan kesulitan hidup dewasa ini. FirmanMu pelita bagi kakiku Dan terang bagi jalanku Waktu kulemah dan hilang jalanku Tetaplah Kau disisiku Dan takkan kutakut sbab Engkau besertaku Bersamaku selamanya Penggalan lagu ini pasti sudah seting kita nyanyikan dan dengarkan. Marilah kita belajar lebih dan lebih lagi untuk mencintai kitab suci. Sabdanya yang hidup sebagai sumber pengharapan dalam hidup kita seharihari. Salam Fresh Juice Nathasa PemRed Fresh Juice Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Ada Kuasa dalam Ayat Kitab Suci Pembukaan Bulan Kitab Suci Nasional. St. Maria Margareta Redi 1Tes.5:1-6,9-11; Mzm.27:1,4,13-14; Luk.4:31-37
Lukas
4:32
Selasa 1 September 2015
Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab perkataan-Nya penuh kuasa.
Mazmur hari ini mengingatkan saya pada sebuah peristiwa, 5 Desember 1999. Hari itu, hari Minggu, sekitar pkl. 12.00 siang, tiba-tiba saya menyanyikan lagu pujian, yang isinya diambil dari Mazmur 27 ayat 4, “Satu hal telah kuminta kepada TUHAN, itulah yang kuingini diam di rumah TUHAN seumur hidupku, menyaksikan kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya.” Syair lagunya seperti ini, ‘Satu hal yang kurindu, berdiam di dalam rumahMu; satu hal yang kupinta, menikmati bait-Mu, Tuhan; lebih baik, satu hari di pelataran-Mu, daripada s’ribu hari di tempat lain; memuji-Mu, menyembahMu, kau Allah yang hidup, dan menikmati s’mua kemurahan-Mu. Pada saat yang bersamaan, ayah saya di rumah sedang menghadapi sakratul mautnya. Di kemudian hari, saya menyadari kuasa dari Doa lewat lagu itu, di mana Roh Kudus mendorong saya nyanyikan berkali-kali, seolah menyatakan kerinduan jiwa ayah saya untuk kembali ke rumah Bapa. Karena itu, ketika saudara-saudara saya bertanya, ayat Kitab Suci apa yang mau dituliskan di makam ayah kami, saya berikan ayat dari Mazmur ini. Perkataan Yesus yang ditulis dalam Kitab Suci, memang penuh kuasa! Sesuai dengan kebutuhan umat-Nya masing-masing yang membacanya; ayatayat itu bisa menyembuhkan, memberi jawaban, memberi ketenangan, menegur,meneguhkan, menubuatkan, mengusir roh-roh jahat, dan lainlain. Selamat memasuki bulan Kitab Suci Nasional. Semoga semua orang mencintai Kitab Suci. Narita
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 9 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
Kisah Orang Kudus
Rabu 2 September 2015
Beato Yohanes du Lau, dkk
Ludovikus Yosef Francois, Yohanes Gruyer & Petrus Renatus Rogue Kol. 1:1-8; Mzm. 52:10,11; Luk. 4:38-44.
Beato Yohanes adalah Uskup Agung Arles, Perancis. Ia dan kawan-kawan dirayakan pestanya pada hari ini sebab mereka wafat sebagai martir yang gagah berani dalam masa Revolusi Perancis. Konstitusi baru tahun 1790 menentang Gereja. Rakyat dipaksa menandatangani perjanjian dengan sumpah. Jika menolak, mereka dihukum. Pada tahun 1792, hukumannya bukan sekedar dijebloskan ke dalam penjara; sekarang, hukuman berarti mati. Banyak uskup, imam, kaum religius dan awam tak hendak menandatangani sumpah mendukung konstitusi Perancis. Mereka tahu bahwa mereka akan mengkhianati Allah dan Gereja-Nya. Paus Pius VI mengatakan bahwa mereka benar. Sungguh masa yang amat memilukan bagi rakyat Perancis. Pada tanggal 2 September 1792, suatu himpunan kira-kira beberapa ratus orang banyaknya mengadakan huru-hara dan menyerbu bangunan yang dulunya biara. Sekarang biara itu difungsikan sebagai penjara bagi para imam dan kaum religius. Khalayak ramai mendatangi para imam dan memaksa mereka menandatangani sumpah. Setiap imam menolak mentah-mentah; setiap imam itu dibantai di tempat. Di antara para martir adalah Beato Alexander Lenfant, seorang Yesuit. Hanya beberapa menit sebelum wafat dimartir, ia masih melayani Sakramen Tobat pada seorang rekan imam. Keduanya tewas beberapa saat kemudian. Para perusuh lalu pergi ke Gereja Karmelit yang juga dialihfungsikan sebagai penjara. Beato Yohanes, Uskup Agung Arles, dan para uskup serta para imam lainnya ditahan di sana. Semuanya menolak mengucapkan sumpah dan semuanya tewas dibantai. Pada tanggal 3 September, para perusuh yang sama menuju ke Seminari Lazaris. Seminari ini juga dialihfungsikan sebagai penjara sementara dengan sembilanpuluh imam dan kaum religius di dalamnya. Dari antara mereka, hanya empat orang yang lolos dari maut. Pada waktu Revolusi yang mengerikan ini berakhir, 1500 umat Katolik tewas dibantai. Termasuk di antara mereka adalah para uskup, imam dan kaum religius. Para martir yang kita rayakan pestanya pada hari ini berjumlah 191 orang. Mereka dimaklumkan “beato” pada tahun 1926 oleh Paus Pius XI. “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Pauline Books & Media.”
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
10 Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
www.DOJCC.com
Siapa Fokus Iman Kita? Peringatan Wajib St. Gregorius Agung Kol. 1:9-14; Mzm. 98:2-3ab,3cd-4,5-6; Luk. 5:1-11
Kamis 3 September 2015
Luk. 5:10“Jangan takut, mulai dari sekarang, engkau akan menjala manusia.”
Ketakutan adalah lawan dari keberanian. Sebagai manusia, kita bisa merasa takut karena banyak alasan. Ada yang takut dengan laba2, ada yang takut kalau diminta berpidato didepan orang banyak, ada yang takut sakit, dan banyak juga yang takut mati. Bapak Paus kita yang pertama ini, Santo Petrus juga pernah merasa takut. Dia takut akan kedosaan dan ketidaklayakannya dihadapan Tuhan Yesus. Saat dia melihat mukjizat banyaknya ikan yang terjala saat itu dan mengenal siapa Tuhan Yesus yang ada dihadapannya, dia melihat dirinya sendiri yang penuh dosa. Dia tidak mampu melontarkan pandangannya kembali pada Yesus dan terpaku pada kedosaan dirinya. Akibatnya dia berkata, “Aku ini orang berdosa, pergilah daripadaku.” Dia sangat takut akan keberadaan dirinya sendiri. Sayapun juga mengalami seperti ini, diawal perjalanan iman saya untuk kembali pada Tuhan. Melihat betapa buruknya kedosaan saya, sulit sekali untuk saya menerima diri. Pantaslah…! Kalau saya tidak bisa menerima Tuhan yang begitu baik, bagaimana saya bisa menerima diri saya yang bedanya dengan Tuhan bagai langit dan bumi. Lalu bagaimana saya bisa menerima sesama saya, yang juga manusia berdosa seperti saya. Sungguh sedih saat itu saat fokus mata hati saya tertegun hanya dengan diri saya sendiri. Saya pikir, inilah yang terjadi dengan Santo Petrus. Tetapi Tuhan Yesus berkata pada Petrus, “Jangan takut…!” Tuhan Yesus tahu bahwa dia seorang manusia lemah, perlu dikuatkan, disemangati, diingatkan bahwa Tuhanlah yang mempunyai kekuatan dan kekudusan yang jauh melebihi kedosaan kita. Tuhanlah yang menciptakan kita dan dia mampu membentuk kita sebagai intrumen kasihnya. Hasilnya… walaupun Santo Petrus dalam seluruh kisah perjanjian baru itu jatuh bangun dalam mengikuti Yesus, tetapi dia akhirnya berhasil menjala begitu banyak orang. Di Kisah para Rasul, tiga ribu orang langsung bertobat saat dia berbicara mengenai kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus (Kis. 2:41). Karena ini saya terhibur. Santo Petrus yang banyak gagalpun akhirnya berhasil. Sayapun, dan teman-teman semua juga mau dikuatkan kan?! Di Alkitab, perkataan “Jangan takut” ini tertulis 365 kali… bayangkan… setiap hari Tuhan mau menguatkan kita supaya kita berani memenuhi panggilanNya. Mari kita mohon padanya: Ya Yesus, kuatkanlah kami setiap hari, apalagi disaat dosa-dosa kami membuat kami takut akan Engkau. Amin. Frater David Lemewu
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 11 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
Damai
Jumat 4 September 2015
Kolose 1:20
Dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya baik yang ada di bumi, maupun di sorga sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus
St. Rosa dr Viterbo Kol. 1:15-20; Mzm. 100:2,3,4,5; Luk. 5:33-39.
Kata damai adalah salah satu kata favorit saya. Meresapinya sambil menarik napas panjang saja, bisa membuat saya merasa lebih baik. Kubawa damai bagimu, kubawa damai bagimu, kubawa damai, damai, damai bagimu. Saya jadi teringat lirik lagu tersebut yang kadang dinyanyikan pada saat misa sambil berjabat tangan, tergambar di benak saya, wajah-wajah yang memberikan senyum sembari mengulurkan jabatan tangan. Ketika kita menengok ke masa lalu dan ruang-ruang hati, mungkin ada bagianbagian yang masih belum sepenuhnya diperdamaikan. Kekurangan diri, kesempatan yang terasa tersia-siakan, luka-luka karena disakiti. Kita mungkin bisa tersenyum, tapi apakah ada damai di hati? Hidup adalah perjalanan mendamaikan hati dengan masa lalu, diri sendiri dan orang lain. Untuk kemudian bisa menjadi pribadi yang lepas bebas. Sebagaimana Kristus… Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diriNya, kitapun hendaknya memperdamaikan segala sesuatu dengan diri kita. Untuk itu kita memerlukan pertolongan Roh Kudus. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.(Filipi 4:7) Damai juga adalah juga wujud dari iman bahwa Allah yang Maha Kuasa dan Maha Kasih, tidak akan memberikan beban lebih daripada yang dapat kita tanggung. Bahwa rancanganNya adalah rancangan damai sejahtera. Bahwa Ia menyertai kita sampai akhir jaman. Beberapa waktu yang lalu saya sempat berkata kepada saudara saya “Terlepas apapun masalah kita, pertama-tama kita harus temukan damai di hati kita” Bagi saya damai itu adalah kunci untuk dapat menemukan jalan keluar. Sebuah titik terang di ujung terowongan yang gelap. Dan damai bisa kita temukan dalam doa. Allah yang Maha Kasih, hidup penuh dengan tantangan yang dapat mencuri damai di hati kami. Tambahkanlah selalu iman kami, untuk dapat menjadi pribadi yang lepas bebas dari ikatan luka dan kepahitan, percaya sepenuhnya penyertaanMu dan dapat menjalani hidup dalam damai. Yustina
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
12 Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
www.DOJCC.com
Bertekun dalam Iman Beata Teresa dr Kalkuta Kol. 1:21-23; Mzm. 54:3-4,6,8; Luk. 6:1-5.
Sabtu 5 September 2015
Kol 1:23 Sebab itu kamu harus bertekun
dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang,
”Jadilah Terang-Ku’, demikianlah bisikan Yesusu kepada Muder Teresa dari Kalkuta, ketika dia sedang merawat orang-orang sakit. Karena itu, Muder Teresa sungguh mengabdikan diri dan hidupnya menjadi terang bagi orang-orang yang hidupnya diselimuti kegelapan. Seluruh karya dan hisupnya dicurahkan kepada orang-orang terlantar di India, khususnya di Kalkuta. Dia melayani para penghuni kampung kumuh, mereka yang sakit dan yang mendekati sakrat maut yang tanpa memiliki apa dan siapa pun di sekitarnya. Muder mencurahkan hidup dan karyanya karena didorong oleh kehausan akan cinta kasih Kristus yang tersalib. Karya dan pengorbanannya juga didorong oleh pengalamannya sendiri akan terang kebenaran Yesus Kristus. Dia sendiri mengalami suatu kegelapan dan kekeringan rohani. Karena itu, lewat karya pengorbanannya itu, Muder ingin membawa orang kepada suatu terang yang tak terpadamkan. Dia ingin meyakinkan orang akan iman mereka akan Yesus. Dia meneguhkan mereka untuk selalu berbalik kepada Yesus, selalu tabah menghadapi kenyataan hidup. Muder meyakinkan orang banyak akan semangat hidup Kristus yang mati dan bangkit dari antara orang mati. Aku percaya bahwa, Muder Teresa telah dijelmah oleh semangat St. Paulus lewalt pewartaannya di dalam suratnya kepada umatnya di kolose. Dia menghimbau agar semua orang bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit. Kita juga diundang untuk selalu tabah menghadapi kenyataan hidup yang mungkin banyak sekali tantangan dan goncangan. Namun jangan sekali-kali berputus asa, bertekunlan di dalam iman menghadapi kenyataan hidup. Rm. Joseph, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 13 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
Minggu 6 September 2015
Tolle et Lege (Angkatlah dan Bacalah)
Hari Minggu Kitab Suci Nasional Yes. 35:4-7a; Mzm. 146:7,8-9a,9bc-10; Yak. 2:1-5; Mrk. 7:31-37
Mrk. 7:37“Ia menjadikan segala-galanya baik,
yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata“
Bagi saya Kitab Suci, baik itu Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, adalah pintu Hati Allah sendiri. Ketika saya membuka dan membaca Kitab Suci, setiap ceritera, perumpamaan, nasihat, puisi dan lagu pujian yang tertulis di dalamnya seolah berubah menjadi hidup, seolah-olah seperti anak-anak yang minta diberkati ketika saya misa entah itu di Gereja Fransiskus Xaverius Kuta, atau pun di Stasi St Paulus Ohe-Watublapi di Maumere. Semuanya berebutan minta diberkati lebih dahulu. Karena itu bagi saya Kitab Suci adalah kerinduan Allah untuk diperhatikan dan dikenal. Seperti St. Agustinus yang mendengar Kitab Suci-nya bersuara di sudut kamarnya tolle et lege, angkatlah dan bacalah. Sekali Sang Guru Retorika ini mengangkat Kitab Suci nya dan membuka helai-helai halamannya, gelisah hatinya pun terpuaskan, segalanya menjadi baik, telinganya tak lagi tuli dan mulutnya tak lagi bisu (Mrk. 7:37). Dulu waktu masih kecil saya suka membaca Kitab Suci, apalagi Perjanjian Lama, karena isinya penuh ceritera, seperti buku komik keluaran Marvel atau DC, ada banyak tokoh-tokoh hebat yang membuat banyak tanda heran. Tidak tidak ada sedikit pun pemikiran tentang Allah. Tentunya ketika makin dewasa pemikiran itu berkembang tetapi perkembangannya menjadi sedikit negatif, dari yang tadinya kagum, malah menjadi ragu-ragu dan mulai sangsi. Pada titik inilah saya membutuhkan Roh Kudus, Sang Inspirator, yang lebih dahulu menginspirasi para penulis Kitab Suci. Saya kemudian dipisahkan, disentuh, diludahi (Mrk. 7:33), pada saat itu baru saya paham akan arti Kitab Suci bagi hidup saya. Jadi kalau Anda pernah ragu dan sangsi, itu bukan tanda Anda kehilangan iman, tetapi menjadi titik penting dalam hidup untuk naik ke level iman yang lebih tinggi, tentu dengan bantuan Roh Kudus, untuk bersedia masuk dalam relasi yang lebih dekat dengan Allah pencipta Anda. Sebagai Imam tentu saya harus sering-sering membaca Kitab Suci, untuk mengetahui hati Allah sendiri, untuk mencoba memahami apa yang Allah ingin sampaikan kepada umatNya. Tentunya saya mempunyai bacaan-bacaan atau kisah-kisah kesukaan saya, tetapi sejalan dengan lebih seringnya membaca bacaan suci setiap kali menyiapkan khotbah atau menulis renungan Fresh Juiceini, saya dibantu untuk tidak membeda-bedakan mana yang bagus dan mana yang kurang bagus. Sambil mengutip Surat Yakobus, saya ingin mengajak teman-teman semua untuk lebih mencintai Kitab Suci, seluruhnya janganlah iman itu kamu amalkan dengan memandang muka (Yak. 2:1), do not judge the book from its cover. Angkatlah dan bacalah Kitab Suci Anda dan bersiaplah mengalami apa yang dialami St Agustinus dahulu. Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
14 Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
www.DOJCC.com
Berbuat Baik Setiap Hari Kol. 1:24 - 2:3; Mzm. 62:6-7,9; Luk. 6:6-11.
Senin 7 September 2015
Luk 6:9 “Aku bertanya kepada kamu: Manakah
yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?”
Pada bacaan Injil hari ini, bagi para ahli Taurat dan orang-orang Farisi peraturan tentang hari Sabat harus diberlakukan, apapun situasinya yaitu tidak boleh bekerja. Banyak orang yang “mematuhi peraturan, meski untuk itu dia mengorbankan orang lain. Taat peraturan menjadi lebih penting daripada menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Mereka lupa untuk apa peraturan itu dibuat. Seperti itulah yang juga dialami oleh para ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Itu sebabnya mereka tidak bisa menerima jika Tuhan Yesus menyembuhkan orang di hari Sabat (ayat 7). Menyembuhkan berarti menolong orang lain yang menderita karena penyakit (mati tangan kanannya), sehingga pulih dan mampu beraktivitas seperti semula. Orang yang menderita sakit itu terbebas dari penderitaannya. Tetapi bagi para ahli Taurat dan orang Farisi, Jika Tuhan Yesus menolong, menyembuhkan, itu berarti bekerja. Dan bekerja di hari Sabat itu dianggap berdosa. Melanggar peraturan Sabat. Bagi mereka, taat pada aturan hukum Taurat itu segalanya, meski dengan begitu mereka menjadi “buta” terhadap penderitaan sesama. Kalau begitu, mana yang lebih baik: yang taat hukum buatan manusia ataukah yang menolong sesama yang menderita? Bagi Tuhan Yesus, Sabat memang hari istirahat dan hari ibadah juga. Tetapi bukan berarti hari Sabat menjadi hari istirahat untuk berbuat baik. Berbuat baik, menolong yang menderita dan tersisih tidak mengenal hari istirahat atau hari “sabat”. Istirahat dari rutinitas yang menjadikan kita tidak bisa membangun relasi dengan Tuhan, memang harus dilakukan. Tetapi itu tidak berarti istirahat dari berbuat baik. Marilah terus berbuat baik setiap hari. Yudi
Undangan Terbuka untuk Umum
Misa Kaul Kekal Bruder Martin Lada, MGL Bruder pertama dari Paroki FX Kuta Selasa 8 September 2015 pk. 18.00 WITA di Gereja St. Fransiskus Xaverius Kuta - Bali. Misa oleh Father Ken Barker, MGL dan beberapa imam MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 15 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
Mengasihi dengan Tulus
Selasa 8 September 2015
Mat 1:19Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.
Kelahiran SP Maria Kem. Mi. 5:1-4a atau Rm. 8:28-30; Mzm. 13:6ab,6cd; Mat. 1:1-16,18-23
Membaca bacaan hari ini, saya teringat akan sebuah kasus terapi yang saya tangani minggu lalu. Seorang pria datang menemui saya, dia merasa dirinya hancur karena tunangannya ternyata memiliki banyak pria lain. Kejadian tersebut terjadi saat si pria mengambil kuliah lanjutan di luar negeri. Bahkan dia sampai hendak bunuh diri karena kejadian itu. Hmm..Pastinya bukan perkara yang mudah bagi yang mengalaminya bukan? Seperti kisah pada injil hari ini. Kalau saya membayangkan Yusuf, pasti dia merasa kaget karena Maria tiba – tiba hamil. Saat pertama kali mengetahui hal tersebut, mungkin hati Yusuf juga remuk, sakit hati, dan kecewa. Untungnya dia tidak seperti klien saya yang sampai hendak bunuh diri. Yusuf pasti mengasihi Maria dengan tulus. Yusuf tidak menggunakan emosinya untuk segera “balas dendam” kepada Maria.Dia tidak mengajukan Maria untuk dihukum.Dia lebih memilih Maria dapat melanjutkan hidupnya.Terbukti dengan dia hendak memutuskan pertunangan dengan Maria secara diam – diam. Kasih dan ketulusan inilah yang dapat dijadikan sebagai teladan, khususnya untuk kaum pria dan kepala rumah tangga.Bagaimana seorang kepala rumah tangga tidak hanya menopang sisi ekonomi keluarga saja, namun memastikan seluruh anggota keluarga merasakan dirinya dicintai dengan tulus, tanpa syarat. Cobalah sekali – kali kita bertanya kepada masing – masing anggota keluarga : Apakah kamu merasa dikasihi dalam keluarga kita? Apakah kamu merasa aku mengasihi kamu tanpa syarat apapun? Pertanyaan tersebut bisa ditanyakan kepada pasangan, ataupun orangtua bertanya kepada anak. Dari jawaban yang diterima, dari sana kita mendapat masukkan yang dapat kita gunakan untuk perjalanan bahtera rumah tangga kita ke depan nanti. Dan juga ingat, bahwa kita harus meminta rahmat dari Tuhan untuk dapat mengasihi dengan tulus, karena hanya dari Dia lah kita belajar mengasihi dengan tulus. Selamat merayakan Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria, dan biarlah Allah selalu menyertai kita dalam perjalanan kasih dan pelayanan kita. Salam Hangat, Daniel Anugroho, S.E, C.Ht-QHI
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
16 Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
www.DOJCC.com
Miskin Bukan Karena Materi St. Petrus Claver,Frederik Ozanam Kol. 3:1-11; Mzm. 145:2-3,10-11,12-13ab; Luk. 6:20-26.
Rabu 9 September 2015
Lukas 6:22 “Berbahagialah kamu, jika
karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.”
Setelah membaca dan merenungkan bacaan injil hari ini, sangat menyentuh saya. Terutama dalam perjalanan pekerjaan terakhir saya selama 2 tahun disebuah kantor. Bagaimana saya diperlakukan disana oleh seseorang yang tidak menyukai keberadaan saya. Seseorang yang sangat berpengaruh besar karena tangan kanan owner, tetapi cuman saya seorang yang berani berkata benar dan jujur tanpa menutupi apapun. Dengan apa yang saya lakukan, maka konsekuensinya saya tidak akan disukai bahkan didesak agar tidak nyaman dan akhirnya dalam satu titik saya harus memutuskan keluar dari zona nyaman saya. Injil hari ini menguatkan saya, bahkan kita semua yang pernah merasakan ketidakadilan didalam hidup. Di ayat yang ke 20 dikatakan “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.” Miskin yang dimaksudkan bukan cenderung pada hal materi saja, tetapi miskin jika kita tertekan dalam keadaan kehidupan yang harus dijalani. Percayakan semua kehidupan ini Tuhan yang atur, jalani kehidupan dengan sukacita dan rasa syukur pasti semua akan baik adanya. Seperti janji di ayat 21b “Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.” Mari kita semua bersyukur dan berterimakasih jika pernah mengalami hal yang kurang baik dalam hidup, jadikan itu semua pembelajaran agar kita semakin kuat dan percaya Tuhan menjadi juru selamat kita. Yudi
Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 17 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
Kamis 10 September 2015
Memberi adalah Sebuah Karunia
Luk 6:30 “Berilah kepada setiap
orang yang meminta kepadamu”
St. Nikolaus Tolentino, Oglerius, Fransiskus Garate Kol. 3:12-17; Mzm. 150:1-2,3-4,56; Luk. 6:27- 38.
Memberi adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah untuk dilakukan. Karena dengan memberi setiap orang pasti mengharapkan imbalan. Belum lama ini, rumah kami di Darwin didatangi oleh tiga perempuan aborigin (usia mereka sekitar 30-50 tahun). Saat itu saya sendiri berada di rumah, sementara ketiga romo tidak berada di tempat. Saya diberitahu oleh para romo, apabila ada orang aborigin datang untuk minta sesuatu khususnya uang atau pakaian, bilang saja kita tidak punya. Karena kalau kamu memberi, mereka akan pasti terus datang ke tempat kita, dan mungkin juga dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Pada saat itu mereka datang untuk meminta minuman dan juga uang. Ketiganya terlihat sangat lelah dan pucat wajah mereka. Mereka bertiga masing-masing meminta segelas teh atau air minum. Dua dari mereka yang satu sedang menderita sakit, sementara yang lainnya minta uang transport. Melihat kondisi mereka saat itu, saya merasa ibah dan ingin melakukan sesuatu untuk menolong mereka. Saya pun akhirnya memberikan sebotol air minum, tiga cankir teh disertai dan kue kering untuk mereka. Hari ini Gereja memperingati ketiga orang kudusnya yang telah memberi seluruh hidup mereka kepada Tuhan Yesus untuk bekerja di kebun anggur Bapa-Nya. Sejalan dengan semangat injil, khususnya perihal tentang memberi ketiga orang kudus telah setia sampai akhirnya hidupnya demi mewartakan kabar gembira Bapa di surga. Salah satu dari ketiga orang kudus ini, adalah Nikolaus Tolentino . Ia adalah seorang imam Italia dari Ordo st. Agustinus. Ia adalah imam yang saleh dan sederhana. Melalui homilinya ia mengubah hidup banyak orang dan percaya kepada Kristus. Dalam hidupnya, ia selalu mengunjungi orang sakit dan senantiasa melakukan puasa atau matiraga. Ia terkenal sebagai pembuat mujizat dan sebagai santo pelindung bagi jiwa-jiwa di api pencucian. Dalam pelayanan, saya dan anda mungkin hanya memberi separuh waktu dan tenaga kita untuk Tuhan dan misi-Nya. Hari ini, saya dan anda diajak oleh Gereja untuk mengikuti cara hidup ketiga orang kudusnya dalam memberi seluruh hidup mereka bagi Tuhan Yesus. Kita mohon doa dari ketiga orang kudus ini agar Tuhan sudi menganugerahkan rahmat kesetiaan dan penyerahan diri yang total dalam melayani-Nya. Frater Anis, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
18 Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
www.DOJCC.com
Bertobat dan Menjadi Seperti Anak Kecil
Jumat 11 September 2015
St. Yohanes Gabriel Perboyre 1Tim. 1:1-2,12-14; Mzm. 16:1,2a,5,7-8,11; Luk. 6:39-42.
Luk 6:41 Mengapakah engkau melihat
selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui
Akhir-akhir ini jika kita amati hampir semua stasiun televisi di Indonesia menayangkan program acara tentang kehidupan artis. Bukan hanya kehidupannya di dunia hiburan tetapi juga membahas sampai kepada kehidupan pribadi lengkap dengan masalahmasalah yang mereka hadapi. Bukan hanya tayangan positif namun akan semakin marak tentang kehidupan yang negative dan buruk mereka. Bahkan ada media yang benar-benar memberikan tayangan tentang kehidupan artis yang bisa saja menjatuhkan nama baik artis itu atau membuat artis terpojok dan tetntu saja hal ini akan dibicarakan semua warga Indonesia yang menonton berita artis tersebut dan tetntunya media banyak mengambil keuntungan dari menyebarkan gosip ini. Memang betul artis adalah public figure tapi perlu kita ketahui artis juga manusia. Dengan membicarakan kejelekan mereka yang belum tentu benar tanpa sadar kita terkadang tidak ingat akan diri kita sendiri yang mungkin jauh lebih buruk dari kehidupan artis yang ditayangkan. Melihat diri orang lain tentu jauh lebih mudah dari pada melihat diri sendiri. Melihat diri orang lain, kita bisa langsung mengamatinya dari ujung rambut sampai ujung kakinya, sedangkan untuk melihat diri sendiri, seseorang membutuhkan alat bantu, cermin. Maka apa yang dikatakan Yesus dalam Injil sangat tepat. Banyak orang yang suka menilai kesalahan-kesalahan orang lain dari pada menilai kesalahan-kesalahan dirinya sendiri. Karena melihat kesalahan orang lain jauh lebih mudah dari pada melihat kesalahan diri sendiri. Orang yang berani melihat kesalahannya sendiri adalah orang yang berani, dan tidak banyak orang yang mempunyai keberanian seperti ini. Marilah kita saling melihat apa yang baik dan.benar dalam diri sesama kita, sehingga kita akan dapat melihat dengan jelas apa yang buruk dan salah dan kemudian kita perbaiki dengan tepat. Ketika kesadaran dan kemauan diri untuk berubah, saat itulah sikap kerendahan hati berkembang dan menghasilkan buah melimpah. Ketenangan batin menjadi berkobar-kobar. Kita makin mampu memandang orang lain secara proposional. Sikap menghargai dan mencintai sesama makin mendarah daging. Apa yang diutarakan St. Paulus menjadi cerminan semangat kerendahan hati. “Tadinya aku seorang penghujat dan seorang penganaiaya yang ganas” (1 Tim 1:13). Paulus tidak malu dan takut mengakui diri sebagai seorang yang salah dan berdosa. Keberaniannya telah mendatangkan rahmat dan belaskasih Allah yang berlimpah-limpah. Bahkan ia justru dianggap setia dan dipercaya untuk ambail bagian dalam karya pelayanan oleh Allah (bdk. Ay 12). Semangat mawas diri dan rendah hati akan melahirkan dan menghidupkan sikap dan pengertian akan pengampunan yang tulus bagi sesama. Flo
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 19 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
Buah
Sabtu 12 September 2015
Luk 6:43:” Karena tidak ada pohon
St. Petrus Tarentasiensis 1Tim.1:15-17; Mzm.113:1-2,34,5a,6-7; Luk.6:43-49
yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik.”
Alkisah ketika seorang wanita yang berprofesi sebagai pencopet melahirkan bayi ia tidak dapat merawat bayi tersebut, karena itu ia memutuskan untuk meletakan bayi tersebut di depan pintu sebuah panti asuhan yang dikelolah oleh para biarawati. Setelah lewat beberapa waktu ia merindukan bayinya yang kini telah berusia setahun lebih. Maka iapun datang berkunjung ke panti tersebut, tapi sudah tentu ia tidak dapat mengenali anaknya lagi. Kemudian ia melihat beberapa orang anak yang seusia dengan anaknya sedang bermain bersama, ia mendekati anak-anak itu dan memperhatikan mereka satu-persatu, namum demikian ia tetap tidak dapat mengenali yang mana anaknya. Tibatiba wanita itu tersenyum dan melambaikan dompetnya didepan anak-anak itu. Salah seorang anak dengan cepat menyambar dompet itu, maka tahulah wanita itu yang mana anaknya. Injil hari ini mengatakan tentang tidak ada pohon yang baik yang menghasilkan buah yang tidak baik, dan juga tidak ada pohon yang tidak baik yang menghasilkan buah yang baik. Buah adalah lambang tentang hal yang diucapkan atau yang dilakukan seseorang, ada yang baik dan ada juga yang buruk. Segala yang kita katakan atau lakukan meluap dari hati . Hati adalah pusat pemikiran, kemauan, dan segala keputusan, karena itu buah yang dihasilkan tergantung pada perbendaharaan hati. Agar hati kita senantiasa dapat mempunyai perbendaharaan yang baik secara sederhana ingatlah bahwa Tuhan senantiasa memberikan yang terbaik untuk hidup kita, juga bahwa kita hidup dari kebaikan sesama. Hidup kita bisa bertumbuh dan berkembang seperti sekarang ini karena kebaikan keluarga, guru, teman, sahabat, dan mereka yang tidak kita kenal secara langsung yang pernah dengan tulus dan rela telah berjuang untuk kita. Dengan mengingat semua ini sudah tentu hati kita akan penuh dengan rasa syukur pada Tuhan, dan sudah dapat dipastikan bahwa kita akan menghasilkan buah yang baik bagi diri kita sendiri dan sesama sehingga nama Tuhan akan dimuliakan. Betty
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
20 Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
www.DOJCC.com
Koleksi Barang Baik Yes. 50:5-9a; Mzm. 116:1-2,3-4,5-6,8-9; Yak. 2:14-18; Mrk. 8:27-35
Minggu 13 September 2015
Luk 6:45, “Orang yang baik mengeluarkan barang
yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan hatinya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.”
Kecenderungan dari manusia adalah suka mengumpulkan ataupun mengoleksi. Dari teman-teman yang saya kenal, mereka suka mengoleksi perangko, lonceng, boneka, mobil-mobilan dan lain sebagainya. Kesenangan atau hobby membuat orang begitu getol dan gemar mengumpulkan. Tentu hobby mengoleksi sesuatu mempunyai dasar atau motivasi tertentu seperti supaya mengetahui latar belakang berbagai budaya ataupun Negara. Hobby mengumpulkan atau mengoleksi sesuatu secara tidak langsung membuat orang tersebut akan terikat dan lengket dengan barang yang dikoleksi. Misalnya kalau ada barang-barang koleksinya kurang atau hilang, orang tersebut akan tahu dan membuat hatinya sedih. Atau kalau orang mempunya hobby koleksi yang mahal, segala sesuatu akan dikorbankan demi membeli atau mendapatkan barang koleksi tersebut. Tentunya mengkoleksi bisa membuat orang menjadi baik atapun bisa menjadi jahat. Kalau orang mengumpulkan hal-hal yang baik, orang tersebut akan terbiasa berbuat baik. Contohnya kalau orang itu mengumpulkan rasa kasih sayang, cinta, sabar, suka membantu, itulah yang dikeluarkannya ketika dia berinteraksi dengan orang lain. Kalau orang suka mengumpulkan hal-hal yang jahat dan akhirnya bertumpuk-tumpuk seperti kebencian, balas dendam, iri hati, cemburu, itulah yang akan dikeluarkannya ketika orang tersebut berelasi dengan sesamanya. Hari ini Yesus bersabda, “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan hatinya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya.” Orang bijak mengatakan bahwa untuk mengurangi kebiasaan-kebiasaan buruk, orang harus melakukan kebiasaan-kebiasaan baik. Mengumpulkan atau mengkoleksi adalah sebuah kebiasaan. Jadi, marilah kita menambah perbendaharaan hal-hal baik dalam hidup kita supaya orang lain dapat menikmati kasih Tuhan dan memuliakan Allah Bapa di Surga. Amin Rm. Vincent, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 21 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
Kisah Orang Kudus
Senin 14 September 2015
Santo Yohanes Gabriel Dufresse, Martin
Pesta Salib Suci Bil. 21:4-9; Mzm. 78:1-2,34-35,3637,38; Flp. 2:6-11; Yoh. 3:13-17
Pesta Salib Suci
Konon ketika raja Persia menaklukkan Tanah Suci dan menduduki Yerusalem, ia merampas Salib Yesus dan membawanya ke Persia. Tetapi tidak lama kemudian ketika Kaisar Romawi Heraklius mengalahkan Persia, Salib Tuhan itu dikembalikan atas tuntutannya. Heraklius sendiri memikul Salib Tuhan itu hingga ke puncak Golgotha. Pada abad keempat, Salib itu ditemukan oleh Santa Helena, ibu Kaisar Konstantinus Agung. Sebuah gereja dibangun di sana sebagai penghormatan terhadap Salib Tuhan itu. Hari ini Gereja merayakan pesta Salib Suci. Pemuliaan Salib Tuhan ini dikaitkan dengan penemuannya oleh Santa Helena. Lebih dari itu pesta ini lebih merupakan ungkapan iman Gereja terhadap Salib Yesus sebagai jalan keselamatan.
Santo Yohanes Gabriel Dufresse, Martin Yohanes lahir pada tahun 1750. Ia adalah seorang misionaris di Tiongkok, yang terkenal sangat giat mewartakan Injil di sana hingga ditangkap dan dibuang oleh penguasa negeri itu. Meskipun demikian ia secara diam-diam kembali lagi ke sana dan kemudian diangkat menjadi Uskup. Ia berhasil memimpin misi Szechuan sampai ketahuan dan dipenggal kepalanya pada tahun 1815.
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
22 Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
www.DOJCC.com
Santa Perawan Maria Berdukacita Peringatan Wajib SP Maria Berdukacita 1Kor. 12:31-13:13; atau Ibr. 5: 7-9; Mzm 31:2-3a,3b-4,5-6,15-16, 20; Yoh. 19:25-27 atau Luk. 2:33-35.
Selasa 15 September 2015
Yoh 19:27 Kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!” Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya.
Hari ini kita merayakan Pesta Santa Perawan Maria Berdukacita, yang selalu mengingatkan kita pada dukacita, salah satu segi dalam kehidupan manusia. Simeon, dalam nubuatnya menandai dukacita yang akan disandang oleh Santa Perawan Maria, sebagai Ibu Yesus. Bahwa hatinya akan ditusuk dengan pedang, ikut menderita dengan Yesus, menderita sampai wafat dan dimakamkan. Nubuat Simeon ini juga tergambar jelas dalam dukacita perjalanan hidup Maria, mulai dari Yesus disunat, dipersembahkan di kenisah, dibawa mengungsi ke Mesir, ketinggalan di Bait Allah, dijumpai memanggul salib, wafat di Golgota hingga dimakamkan, terhitung ada tujuh peristiwa yang disebut sebagai sapta duka. Seperti setiap manusia, Maria secara istimewa mempunyai bagian dalam penderitaan Yesus. Semua penderitaan Maria ada kaitannya dengan Yesus. Tetapi tidak bedanya setiap penderitaan besar kecil dalam hidup kita, dimaksud untuk dipersatukan dengan salib Yesus, untuk menjadi berkat dan jalan keselamatan. Bunda Maria menjadi pengantar bagi kita, menghibur dan menguatkan hati kita, agar tidak takut, berani sakit sebentar untuk disembuhkan. Bunda Maria memberi teladan kepada kita untuk tidak bisa acuh, tetapi harus mengambil sikap, tajam menentang, sebelum mau mengakui dan menerima kenyataan. Terang ajaran Kristus itu seperti pedang bermata dua yang membelah hati-jiwa manusia hingga nampak isi yang sesungguhnya. kesetiaan Maria yang tulus dan murni, tanpa malu, tegas, tabah, berdiri di bawah salib, menggambarkan keberpihakan pada sisi Yesus. Orang bisa mengejek, menghina, tetapi akhirnya juga menghargai pendirian yang terang, tanpa malu, tegas memilih Tuhan, juga kalau ia dihina dan disalibkan. Dalam Injil Yohanes hari ini, kita melihat ada rombongan para wanita berdiri tegak di kaki Salib Yesus. Mereka yang sudah mengikuti Yesus dari Galilea dan melayani-Nya dalam kebutuhan sehari-hari, bersama Maria mengikuti Yesus sampai ke Gunung Kalfari. Wanita lebih tabah dalam derita, nampak setia menunggui sampai yang dikasihi itu tidak ada lagi. Peranan Maria melebihi lain-lainnya, Ia yang menyaksikan kelahiran Sang Putera di Betlehem, menyaksikan mangkat-Nya pula, kembali pulang ke sisi Bapa. Seluruh kehidupan Yesus terangkum dalam ingatan mesra dan kedalaman cinta hati Ibu-Nya. Sebagai lambang Ibu Gereja, Maria ikut melahirkan semua orang beriman, yang lahir dan disucikan oleh darah Sang Putera, dan satu demi satu Maria akan menerima dan mengantarnya dari kehidupan sampai kematian. Maria menjadi Ibu kelahiran, Ibu kehidupan, Ibu dalam segala peristiwa suka dan duka, Ibu paling dekat dalam penderitaan dan pada saat kematian. Manusia melihat pada Maria tidak lain adalah cinta-manusia Yesus dalam diri seorang Ibu, Ibu-Nya sendiri. Cinta Maria tidak lain adalah cinta murni, terang dan kuasa, karena merupakan pancaran Roh Kudus, yang nampak di dunia, dengan segala keagungan, kesucian, dan jernih, dari lahir sampai detik-detik terakhir. Doakanlah kami ya Santa Bunda Allah, supaya kami dapat menikmati janji Kristus. Herman Oleona
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 23 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
Rabu 16 September 2015
Sedikit Bicara Banyak Mendengar
Luk 7:31Kata Yesus: “Dengan apakah akan Kuumpamakan orang-orang dari angkatan ini dan dengan apakah mereka itu sama?
Peringatan Wajib St. Kornelius & St. Siprianus 1Tim. 3:14-16; Mzm. 111:1-2,3-4,5-6; Luk. 7:31-35
Ada dua pertanyaan yang menurut orang bijak memiliki jawaban yang sama. Pertama; “Mengapa manusia punya dua tangan, tapi hanya punya satu mulut?” Kedua; “Mengapa manusia punya dua telinga, tapi hanya punya satu mulut?” Supaya manusia sedikit bicara, banyak mendengar! Menurut orang bijak, hidup ini akan lebih damai kalau kita sedikit bicara, banyak mendengar. Memang ada benarnya juga. Betapa banyak pertengkaran terjadi di dalam rumahtangga karena prinsip yang digunakan bukan sedikit bicara banyak mendengar, melainkan sedikit mendengar banyak bicara. Dalam bacaan Injil tadi, dikisahkan bahwa Yesus menegur orangorang Farisi dan ahli-ahli Taurat karena mereka sedikit mendengar banyak bicara. Ketika Yohanes Pembaptis tampil dan mengajak mereka untuk berpuasa serta bertobat dari segala dosa yang telah mereka lakukan dan berkabung atas hukuman yang akan menimpa, mereka tidak mendengarkan. Malah sebaliknya mereka beranggapan bahwa Yohanes Pembaptis terlalu berlebihan. Dengan mengandalkan status sebagai anak-anak Abraham, mereka berpikir mereka tidak mungkin akan dihukum. Berpuasa dan berkabung boleh-boleh saja, tapi yang wajar-wajar sajalah. Yang lain lagi malah berkata, Yohanes Pembaptis itu sudah terlalu lama tinggal di padang gurun, sudah terlalu lama bergaul dengan roh-roh jahat, maka sudah tidak waras lagi. Ketika Yesus datang, dan mengajak mereka untuk bersukacita atas pengampunan Allah, mereka juga tidak mendengarkan. Sebaliknya mereka menghasut orang banyak untuk tidak mendengarkan Yesus. Menurut mereka, Yesus tidak menghormati Taurat. Dia dan para murid-Nya jarang berpuasa. Hampir setiap hari kerja-Nya hanya bergaul dan makan minum dengan para pendosa. Ia tidak waras lagi. Mereka punya telinga, tetapi tidak mau mendengar. “Kami meniup seruling bagimu, tetapi kamu tidak menari, kami menyanyikan kidung duka, tetapi kamu tidak menangis.” Diajak menangis dan meratap oleh Yohanes Pembaptis tidak mau. Diajak bergembira dan menari oleh Yesus tidak mau juga. Singkatnya, orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat ini menurut Yesus telah menutup telinga dan hati bagi sabda Allah. Hal ini memang sudah dinubuatkan oleh nabi Yeremia. “Firman Tuhan menjadi cemoohan bagi mereka, mereka tidak menyukainya” (Yer 6:10). Sekarang bagaimana dengan kita? Orang bijak tadi berkata, Hidup ini akan lebih damai kalau kita sedikit bicara, banyak mendengar. Justru karena itulah kita punya satu mulut dan dua telinga. Telinga ini bukan sekedar asesoris, supaya kita tampak lebih tampan dan cantik. Telinga ini memang fungsinya untuk mendengar. Mendengar Sabda Allah. Telinga dan pendengaran memiliki hubungan dengan keseimbangan. Orang yang pendengarannya terganggu, keseimbangannya juga terganggu. Itulah sebabnya mengapa orang yang tidak mendengarkan sabda Allah mudah goyah dan mudah jatuh. Itulah sebabnya mengapa orang yang tidak mendengarkan sabda Allah tidak bisa berdiri teguh. Orang yang tidak mendengarkan sabda Allah, tidak seimbang hidupnya.Maka baiklah kita menjadi orang-orang yang sungguh mendengarkan sabda Allah, dan sungguh mentaatinya. Frater Yance, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
24 Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
www.DOJCC.com
Mampukah kita menebus dosa kita? St. Martinus dr Finojosa, St.Hildegardis 1Tim. 4:12-16; Mzm. 111:7-8,9,10; Luk. 7:36-50.
Luk 7:42
Kamis 17 September 2015
“Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu.Siapakah diantara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?”
Mengasihi Tuhan itu adalah sebuah respon, bukan inisiatif yang kita mulai sendiri. Tuhan terlebih dahulu mengasihi kita, dan kasih terbesarnya adalah mengampuni dosa kita yang tidak mungkin bisa kita tebus sendiri, besar atau kecil. Mengapa? Karena dosa itu seperti menampar seseorang, melanggar harkat diri seseorang. Bayangkan kalau seorang anak menampar ibunya. Mungkinkah luka dihati sang ibu bisa ditebus dengan perbuatan anaknya? Ibu adalah seseorang yang luar biasa besar jasanya bagi seorang anak. Sang anak tidak mungkin punya kehidupan kalau ibunya tidak melahirkan dia. Karena itu, pastilah menurut saya ibu yang ditampar itu sangatlah kecewa dan apapun yang diperbuat anaknya tidak mungkin bisa menghapus kekecewaan itu. Yang hanya bisa sang ibu lakukan adalah memaafkan dia, dan memaafkan lagi, dan memaafkan lagi. Nah, bayangkan bahwa Tuhan itu bahkan jauh lebih besar lagi jasanya daripada seorang ibu. Allah Bapa kita menciptakan seluruh isi dunia untuk kita, termasuk keluarga, teman dan ibu kita. Tuhan Yesus sudah rela mati dikayu salib untuk dosa dosa kita sehingga kita bisa hidup dengannya selamanya disurga. Saat kita berdosa kita menampar Tuhan kita yang jasanya jauh tak terhingga. Mampukah kita menghapus sakit hati yang Tuhan terima dari kita? Perempuan yang mengurapi Yesus itu sadar bahwa dosanya besar dan tidak mampu membayarnya. Tetapi Simon sang tuan rumah yang dosanya lebih sedikit, mungkin tidak sadar bahwa diapun tidak mampu membayarnya. Ketidaksadaran ini bisa membuat kita berpikir bahwa saya bisa masuk surga dengan perbuatan-perbuatan baik saya, sepertinya, Santo Petrus di pintu gerbang surga punya timbangan yang mengukur, seberapa berat dosa kita, dan seberapa berat perbuatan baik kita. Kalau perbuatan baik lebih berat timbangannya, kita lolos ujian di dunia. Teman-teman, jangan terjebak! Kita semua adalah manusia berdosa. Dan betapapun kecilnya dosa kita, kita tidak mampu membayarnya. Kita perlu pengampunan Tuhan. Tetapi kita tidak mungkin bisa sadar, tanpa Roh Kudus yang memampukan kita mengenali kedosaan kita. Hanya Roh Kuduslah yang juga memampukan kita untuk menerima kasih pengampunan Tuhan Yesus. Hanya Roh Kuduslah juga yang memampukan kita untuk mengasihi Tuhan kita, sebagai tanda terimakasih kita atas pengampunannya yang besar. Roh Kudus itu ada di wanita itu. Mari kita juga mohon Tuhan untuk karunia ini. Frater David Lemewu MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 25 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
Hati-Hati Tergelincir
Jumat 18 September 2015
Hos 14: 10b ”sebab jalan jalan
St. Yosef dari Copertino, St. Yohanes Makias 1 Tim 6:2c-12; Mzm 49:6-7,8-9,17-18-20; Luk 8:1-3;
Tuhan adalah lurus, dan orang benar menempuhnya, tetapi pemberontak tergelincir disitu”
Ada satu kisah, disuatu waktu seorang yang sudah berumur melihat anak kecil yang berjalan memakai sepatu kayu. Orang tersebut berkata kepada sang anak ” Hati-hati, Nak dengan sepatu kayumu itu Jangan sampai kau tergelincir.” Sang anak tersenyum dan berterimakasih lalu bertanya “boleh saya tau namamu Tuan?” “ namaku adalah Imam” jawab orang tersebut “Jadi, Tuan lah yang selama ini terkenal dengan gelar Imam agung di masyarakat itu?” tanya sang anak “Bukan aku yang memberi gelar itu, Masyarakatlah yang berprasangka baik dan memberi gelar itu kepadaku,” kata Imam merendah. “Wahai Tuan Imam, hati - hati dengan gelarmu. Jangan sampai Tuan tergelincir ke neraka karena gelar...! Sepatu kayuku ini mungkin hanya menggelincirkanku di dunia. Tapi gelarmu itu bisa menjerumuskanmu ke dalam api yang kekal jika kesombongan dan keangkuhan menyertai nya,” kata si bocah Imam Agung yang diikuti banyak masyarakat itupun tersungkur menangis. Siapa sangka, peringatan datang dari lidah seorang bocah. Betapa banyak manusia tertipu karena jabatan, tertipu karena kedudukan, Jangan sampai kita jadi tergelincir jadi angkuh. Karena Gelar dan Kebesaran. Sehingga menjadi batu sandungan buat orang lain didalam pelayanan pelayanan yang ada. Sepasang tangan yang menarikmu kala terjatuh lebih harus kau percayai daripada seribu tangan yang menyambutmu kala tiba di puncak kesuksesan. Tuhan Yesus memberkati ! Prast
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
26 Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
www.DOJCC.com
Bertumbuh Bersama
Sabtu 19 September 2015
Lukas 8 :15
St. Yanuarius, St. Alfons dr Orozco, Yang jatuh di tanah yang St. Fransiskus Maria dr Camporosso baik itu ialah orang, yang setelah mendengar 1Tim. 6:13-16; firman itu, menyimpannya dalam hati Mzm. 100:2,3,4,5; yang baik dan mengeluarkan buah dalam Luk. 8:4-15. ketekunan.” Yesus banyak menyampaikan kabar baik dengan perumpamaan, Perikop hari ini tentang benih yang jatuh ke tanah, dan bebatuan. Ada yang mati, tumbuh tapi terhambat, namun ada juga yang tumbuh subur dan berbuah melimpah. Yesus ingin kita menerima firman Tuhan dan menjadikannya berbuah. Apa buah-buah dari firman? Karya karya pelayanan kita. Bila kita hanya menerima firman Tuhan tapi hanya menyimpan untuk diri sendiri saja, tidak lah ada gunanya. Tapi diresapi, diamalkan dan dikabarkan. Sejak kecil saya mencintai tanaman, malah pernah bercita-cita menjadi insinyur pertanian. Sampai saat ini saya senang dengan tanaman. Bila ada pameran tanaman, saya senang mencari bibit tanaman baru. Bila saya ke luar negri dan menemukan buah yang unik, saya menyimpan bijinya dan menanam di rumah. Namun mungkin hobi menanam saya masih tahap menanam tapi kemudian dihimpit kesusahan, sehingga tidak berkembang dan berbuah. Sulit sekali rasanya menyempatkan waktu untuk merawat tanaman sampai berkembang dan berbuah. Saat ini saya memperkerjakan tukang kebun yang merawat tanaman saya. Dalam kehidupan nyata, kita bisa menyewa tukang kebun untuk membuat benih itu bertumbuh. Namun bagaimana dengan firman yang telah tumbuh tapi terhimpit kesusahan, sehingga tidak bertumbuh sempurna. Komunitas. Teman teman sekomunitas adalah tukang kebun firman kita. Mereka akan membantu kita merawat firman itu agar bertumbuh, dan semoga berbuah banyak. Buahnya bisa berkembang karena kita melakukan bersama-sama. Menjadi buah yang lebih besar, lebih manis dan lebih bergizi bagi orang lain. Sudahkan anda berkomunitas? Mari kita tumbuhkan firman dalam hidup kita bersama sama. Jeff, Bali 2015
Undangan terbuka untuk umum
Misa Perayaan Ulang Tahun DOJ ke - 11 dan Dinner Minggu 13 September 2015 di Susteran Immaculata (SMI) Pk. 16.00 Tempat : Belakang Ayu Nadhi Tuban bersama para FR Ken Barker, MGL dan para Imam MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 27 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
Membuang Mutiara
Minggu 20 September 2015
Mrk. 9:33-34 “Apa yang kamu
Keb. 2:12,17-20;
Mzm. 54:3-4,5,6,8; Yak. 3:16-4:3; perbincangkan tadi di tengah jalan?... mereka Mrk. 9:30-37 diam, sebab di tengah jalan tadi mereka mempertengkarkan siapa yang terbesar di antara mereka“ Baru-baru ini saya mewakili Keuskupan Maumere berangkat ke Jakarta bersama tiga teman saya pengusaha dari Maumere. Kami mengikuti Konvensi Nasional Profesional dan Usahawan Katolik (PUKAT). Ada banyak hal yang dibicarakan mulai dari situasi ekonomi yang cenderung lesu dan harapan Gereja bagi anggotanya yang kebetulan berkecimpung dalam dunia usaha, dan kebetulan hampir semuanya orang keturunan China Indonesia. Satu hal penting yang membuat saya cukup kaget adalah pengakuan Gereja Katolik yang mungkin terlambat untuk memaknai pekerjaan para profesional dan usahawan ini sebagai panggilan. Jadi menjadi pengusaha dan kemudian menjadi orang kaya itu bukan hanya kebetulan. Kebetulan pengusaha, kebetulan kaya, dan atau kebetulan mewarisi usaha keluarga, jadi ya dijalani saja. Mereka dipanggil sebagai usahawan karena itu karena itu pula diutus untuk mewartakan Kerajaan Allah sebagai seorang profesional dan pengusaha. Saya kagum dengan kelompok profesional dan pengusaha Katolik ini. Mereka semua adalah pengusaha yang baik. Mereka semua berlomba untuk melayani sesama, dan yang namanya pengusaha, apapun yang mereka usahakan memang berhasil. Namun juga perlu dihindarkan persaingan antara PUKAT masing-masing Keuskupan untuk menonjolkan diri tentang mana yang paling hebat dalam pelayanan, mana yang paling banyak kegiatannya, mana yang paling banyak pengurusnya. Kisah Injil hari ini ditujukan untuk kita semua yang baik dan beriman. Injil hari ini mengetengahkan sisi normal tiap orang, yaitu ingin diakui, ingin dihargai dan dihormati. Saya yakin kalau sudah sampai mendapat teguran dari Yesus, berarti perdebatan di antara para rasul tentang siapa yang terbesar di antara mereka itu sudah mencapai taraf berlebihan dan mungkin ke arah perpecahan. Mungkin juga ada kompetisi yang tidak sehat. Mungkin saya mencium adanya gelagat persaingan dalam pelayanan di dalam kelompok PUKAT di atas, tetapi ketika saya lihat diri saya sendiri yang Imam ini, kharismatik lagi, ada juga modus tidak sehat dalam pelayanan terutama waktu doa pencurahan. Ada perasaan bangga yang tidak sehat juga kalau yang saya doakan lebih banyak yang resting teman saya di sebelah. Atau kalau saya kadang berkunjung ke Bali menginap di Paroki St Fransiskus Xaverius Kuta dan kemudian sudah banyak orang yang ngantri minta pengakuan dosa. Yang mau saya sharing-kan adalah bahwa setan itu pintar saudara-saudariku. Ia menggunakan talenta kita untuk menjauhkan kita dari Allah. Merasa bangga dan terpanggil dalam pelayanan itu adalah rahmat. Tetapi ketika kita menggunakan panggilan itu untuk bermegah diri dan menjadi terkenal sendiri, maka kita sama saja dengan membuang mutiara kepada babi. Rm. Wenz, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
28 Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
www.DOJCC.com
Membawa yang Terhilang Pesta St. Matius Ef. 4:1-7,11-13; Mzm. 19:2-3,4-5; Mat. 9:9-13
Senin 21 September 2015
Matius 9:13 “Jadi pergilah dan pelajarilah arti
firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”
Saat membaca dan merenungkan bacaan injil hari ini, serasa menyentuh saya yang sering menghakimi atau berpikiran buruk tentang orang lain yang kelihatan berbuat dosa dalam hidupnya. Contohnya nih, saya bertetangga kamar kos dengan seorang waria. Dia setiap hari keluar sewaktu saya sudah mulai bekerja pagi jam 2, dan kembali ke kos sekitar jam 6 pagi dengan membawa teman prianya ke kamar. Saat melihat hal itu pastilah saya berpikir jelek dan menghakimi dia karena sudah berbuat dosa. Pada injil hari ini, menceritakan Matius yang berprofesi sebagai pemungut cukai. Dia dibenci dan dihakimi orang Farisi karena dianggap merugikan masyarakat dengan mengambil keuntungan lebih. Namun, Yesus Sang Mesias tidak segan untuk mencari mereka yang berdosa dan yang dibenci banyak orang seperti Matius. Dia justru memberikan pengampunan, keselamatan, dan perubahan hidup menjadi manusia baru bagi pemungut cukai itu. Hidupnya tidak lagi berpusat pada diri sendiri, tetapi berpusat pada kemuliaan Allah dan menjadi berkat bagi banyak orang. Sukacita dan perubahan hidup membuat Matius rindu bersaksi bagi orang-orang di sekitarnya yang sedang bergumul dengan dosa, agar mereka juga berkesempatan disapa dan dijamah Yesus. Saat ini, marilah kita berjanji tidak lagi menghakimi dan membenci orang yang kelihatan berbuat dosa tetapi mengantar mereka berjumpa dengan Yesus Sang Juru Selamat. Melalui pendekatan, dan memberikan sukacita serta membagikan berkat yang telah Tuhan berikan pada kita. Percayalah orang yang bergumul dengan dosa akan dijamah juga seperti Matius. Yudi
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 29 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
Pelaku Firman
Selasa 22 September 2015
Luk 8:21”Ibuku
dan saudara-saudaraKu ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya”
St. Ignatius dr Santhi, Yusuf Calasanz Marqus Ezr. 6:7-8,12b,14-20; Mzm. 122:12,3-4a,4b-5; Luk. 8:19-21
Pernahkah kita memperhatikan bahwa dalam keadaan sulit kita bertambah kuat? Itulah saatnya kita menjadi berkembang, saatnya melakukan firmanNya,bukan sekedar mendengar atau membacanya. Itulah saatnya Tuhan sedang mengembangkan karakter kita dan mempersiapkan kita untuk berkat dan promosi baru. Kita mungkin tidak menyukainya, mengembang kadang terasa tidak nyaman.Tetapi jika kita dapat menjaga sikap yang benar, kita akan keluar lebih baik dari keadaan sebelumnya. Kunci untuk lulus ujian adalah tetap tenang.Saat kita dalam damai sejahtera, kita akan memiliki kekuatan.Saat kita tetap tenang, Tuhan dapat berperang untuk kita. Tetapi sebaliknya banyak orang melelahkan diri dengan frustasi, marah, bahkan putus asa saat melewati masa sulit. Serahkanlah segalanya kepada Tuhan dan bersedia untuk melalui saat-saat yang sulit dengan sikap yang baik. “Bapa, tolong berikanlah kepadaku kekuatan untuk melewati ini dengan sikap yang baik. Tolonglah aku untuk tetap menjaga damai sejahteraku” Keadaan ini tidak akan berubah hingga kita berubah dan bersedia melewatinya dengan tenang. Tetapi mungkin anda berkata,”Ini sangatlah sukar, dengan segala macam keluhan-keluhan yang ada, serasa tidak ada jalan keluar. Tidak. Janganlah percaya dengan perasaan saat itu.Kita memiliki pertolongan Tuhan yang mahatinggi dalam diri kita. Kita lebih dari pemenang bukan korban. Tentu saja, kita semua ingin Tuhan segera melepaskan kita, tetapi itu bukan cara Dia bekerja. Buatlah sebuah keputusan untuk menyerahkan keadaan itu kepada Tuhan dan berhentilah mengkhawatirkannya. Tuhan telah berjanji bahwa Dia tidak akan mengizinkan apa pun untuk masuk dalam kehidupan kita kecuali kita akhirnya bisa memperoleh kebaikan daripadanya. Pindahlah ke tempat yang tenang dan damai, berdoa merenungkan firmanNya. Walaupun keadaan itu sulit dan kita tidak menyukainya. Saat itulah kita sedang bertumbuh. Saat kita memahami prinsip ini, ini akan menjadikan hidup jauh lebih mudah. Tidak frustasi karena rencana kita tidak berhasil.Tidak perlu marah berlarut-larut karena seseorang bersikap tidak adil. Karena kita tahu bahwa Tuhanlah yang pegang kendali dan Ia menempatkan kita dimana Dia ingin kita ditempatkan. Doa : Bapa aku menaruh setiap permasalahan ke dalam tanganMu,karena mengetahui bahwa pada saat yang tepat, Engkau akan memutar balikkan segala sesuatu dan menggunakannya untuk kebaikanku. Amin Lulu
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
30 Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
www.DOJCC.com
Seberapa Yakinkah Saya akan Yesus ? Peringatan Wajib St. Padre Pio dr Pietrelcina, Im Ezr. 9:5-9; MT Tob.13:2,3-4a,4bcd,5,8; Luk. 9:1-6.
Rabu 23 September 2015
Luk. 9:1,6 Maka Yesus memanggil kedua belas
muridNya, lalu memberikan tenaga dan kuasa kepada mereka untuk menguasai setan-setan dan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit.
Hmmm… kira kira, kalau kita harus menghadapi setan, atau orang kerasukan setan deh.. apa reaksi kita? Dengar kata setan saja, udah merinding. Teman saya, boro boro ngadepin setan, mati lampu saja sudah takutnya minta ampun. Mau ke toilet saja lebih baik nahan kebelet daripada lewatin lorong gelap. Ada yang pernah nonton film Conjuring, yang diangkat dari kisah nyata? Disana justru sepasang suami istri yang jadi tokoh utama, malah menantang setan dengan meletakan banyak benda rohani di rumah yang penghuninya dirasuki. Mereka ngga ada takut bahwa harus menghadapi setan yang akan mengamuk. Saya suka sekali melihat si istri, Loraine, yang selalu menggunakan rosario melingkari tangan nya. Bukan sebagai aksesoris pastinya, tapi karena sering digunakan untuk berdoa. Kenapa Loraine dan Ed begitu yakin menjalani profesi ini ya? Tentu bukan tanpa alasan apapun, tapi lebih didasari keyakinan bahwa kuasa Yesus, dalam nama Yesus, dengan kuat kuasa darah Yesus, mampu menguasai dan menaklukan setan. Ada sebuah film juga yang sangat saya suka, the Rite, yang diangkat juga dari kisah nyata perjalanan iman seorang calon romo, dan memutuskan keluar dari seminari. Dia seorang yang sangat realistis. Dan tidak mempercayai adanya setan didunia nyata ataupun merasuki manusia. Sampai akhirnya dia diajak salah seorang romo senior yang memang terbiasa melakukan exorcism, mengenali tahapan tahapan orang yang kerasukan, dan bagaimana menanganinya. Sampai klimaksnya dia harus menghadapi sendiri seniornya yang kerasukan dan harus berjuang meraih satu jiwa tersebut. Dan terucaplah pengakuan iman nya saat menghadapi setan, bahwa dia percaya setan itu ada, akan tetapi dia lebih percaya bahwa kuasa darah Yesus diatas segalanya. Dan kalahnya kuasa gelap itu. Sejak hari itu dia melangkah dengan pasti meneruskan jenjang studi sampai lulus menjadi romo. Dua contoh nyata dari latar belakang berbeda, orang awam seperti Ed dan Loraine, maupun calon romo. Mereka semua berujung pada iman akan Yesus. Bahwa kuasa Yesus diatas segalanya. Bahkan setan pun tunduk dan gentar mendengar nama Yesus. Lalu bagaimana dengan kita ? apakah kita yakin Yesus yang kita sebut guru, sudah memberi kuasa kepada kita menaklukan setan dan mengusir penyakit? Sebagai bahan permenungan bagi diri sendiri, seberapa yakinkah saya kepada Yesus ? Rita
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 31 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
Hati yang Terbelenggu
Kamis 24 September 2015
Luk 9:9 “Lalu ia berusaha supaya
dapat bertemu dengan Yesus”
Peringatan Wajib St. Vinsensius Maria Strambi Hag. 1:1-8; Mzm. 149:1-2,3-4,5-6a,9b; Luk. 9:7-9.
Sebulan yang lalu komunitas St. Martin de Porres di Darwin mengadakan misa penyembuhan. Seusai misa, dilanjutkan dengan acara adorasi, penagkuan dan doa penyebuhan. Saat itu saya ditugasi untuk membantu pengaturan ketertiban selama acara doa bersama dan pengakuan berlangsung. Tiba-tiba ada seorang ibu memanggilku untuk mendoakan dia dan juga cucunya yang sedang menderita sakit di rumah. Mendengar permintaannya itu, saya malah meminta dia untuk menjumpai salah-satu dari romo yang ada pada malam itu. Tapi ibu itu tidak mau mengikuti apa yang saya katakan kepadanya. Ia malah terus meminta saya untuk mendoakan dia dan cucunya di rumah. Akhirnya saya menuruti apa yang diminta oleh ibu tadi. Seusai berdoa saya merasakan ada kedamaian dalam hatiku dan ibu itupun merasakan hal yang sama. Kamipun menjadi teman dan dia juga berdoa untuk saya. Hari ini gereja Katholik memperingati pesta St. Vinsensius Maria Strambi. Ia adalah seorang imam projo tapi kemudian bergabung dengan tarekat Pasionis St. Paulus dari Salib. Ia terkenal sebagai pembimbing rohani dan pewarta yang ulung dan menjadi uskup Macerata dan Tolentino (Italia Tengah). Terdorong oleh semangat apostolik, ia berusaha meningkatkan hidup rohani para imam maupun umat serta memberikan banyak bantuan kepada kaum miskin. Dalam pengejaran Napoleon, ia ditangkap dan diasingkan karena mempertahankan kebebasan Gereja. Dalam kehidupan pelayanan, kita akan berjumpa dengan orang-orang yang hendak meminta bantuan. Hal itu entah dalam kehidupan jasmani maupun rohani atau spiritual. Bantuan itu juga bersifat langsung misalnya berupa waktu dan tenaga maupun tidak langsung misalnya berupa doa-doa. Mereka datang ingin bertemu dan mengenal Tuhan Yesus. Marilah kita mengikuti teladan St. Vinsensius ynag dengan penuh semangat cinta-kasih membantu orang-orang untuk menemui Tuhan Yesus dalam hidup mereka. Ia memiliki hati yang terbuka dan menerima siapa saja yang datang kepadanya untuk memperoleh bantuan. Semoga dengan bantuan doa-doa dari St. Vinsensius kita memperoleh semangat kerasualan dan hati yang tidak terbelenggu oleh kepentingan-kepentingan yang bersifat duniawi. Fr. Anis. MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
32 Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
www.DOJCC.com
IA Genius ! Hag. 2:1b-9; Mzm. 43:1,2,3,4; Luk. 9:19-22.
Luk 9:20
Jumat 25 September 2015
Yesus bertanya kepada mereka: “Menurut kamu, siapakah Aku ini?” Jawab Petrus: “Mesias dari Allah.”
Malam ini, ketika saya menulis bahan renungan kali ini, saya baru saja pulang dari menonton sebuah konser yang Luar Biasa. Tiga gitaris terbaik Indonesia, yaitu : Balawan, Dewa Bujana, dan Tohpati berkolaborasi dengan Sadhu on Bass, Echa on Drum, dan Musisi hebat Indra Lesmana. Jika dikatakan tidak ada yang sempurna, maka konser tadi adalah antitesa dari konsep tersebut. Yang bisa saya katakan hanyalah PERFECTO !!! Bagi saya pribadi, Tuhan bukanlah sosok yang HANYA kita jumpai saat di gereja, di persekutuan, atau kegiatan-kegiatan rohani.Tapi kehadiran Tuhan bahkan begitu dekat dalam kehidupan sehari-hari.Salah satunya adalah dalam konser tadi. Jika saja pengalaman Petrus terjadi pada saya, saat saya mendengarkan karya mereka, maka jawab saya adalah : Ya Allah, Engkau sangat Jenius. Engkau yang menciptakan kami, Engkau ada di dalam diri kami, dan dalam iman kami, kami percaya KuasaMu menyertai hidup dan karya kami.Hal ini akhirnya mengingatkan saya, dan siapa saya. Saya adalah anak Allah Yang Maha Kuasa.KuasaNya ada pada diriku.Jadi mulai saat ini, tidak ada lagi alasan untuk saya hidup biasa-biasa saja. Tidak ada lagi alasan untuk mengeluh ketika Tantangan hidup ada di depan saya. Karena saya berasal dari Allah, dan Allah yang mencintai saya, akan berkarya dengan Jenius dan Luar Biasa. Sama luar biasa nya ketika IA juga berkarya dalam Balawan, Dewa Bujana, Tohpati, Echa, Sadhu dan Indra Lesmana. Itulah Tuhan bagi saya, Bagaimana dengan anda?? “Menurut kamu, siapakah AKU ini?” Siska
Renungan Harian Audio Katolik bisa klik di www.DailyFreshJuice.net
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 33 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
Pesan
Sabtu 26 September 2015
Luk 9: 45:”Mereka tidak mengerti
perkataan itu, sebab artinya tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya
St. Kosmas & St. Damianus, Gaspar Strangassinger, St. Elzear. Za. 2:1-5, 10-11a; MT Yer. 31:10,11-12ab,13; Luk. 9:43b-45.
Pesan adalah pemberitahuan yang dikirimkan dari satu orang ke orang lain, yang menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin, baik secara lisan, tulisan, tingkah laku, maupun mimik wajah. Misalnya kalau seorang Ibu membelalakan mata, artinya Ibu tidak setuju/marah dengan perkataan atau hal yang sedang dikerjakan oleh anaknya. Untuk dapat mendengarkan , mengerti dan menerima suatu pesan dibutuhkan bukan hanya telinga jasmani, tapi juga mata jasmani, namum yang lebih penting lagi adalah hati yang terbuka dan penuh kasih , sehingga walaupun pesan itu tidak sejalan dengan pikiran kita, kita dapat menerimanya. Dalam Injil hari ini, dikisahkan bahwa para murid tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Yesus, mereka tidak mengerti ketika Yesus mengatakan bahwa Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia. Mereka tidak percaya bahwa Yesus akan menderita dan mati di kayu salib, namun, apa yang dikatakan Yesus pasti akan terjadi, pikiran para murid bukanlah pikiran Yesus. Pilihan Yesus bukanlah pilihan para murid, jalan Yesus, bukan jalan yang dipilih oleh para murid. Mereka sulit memahami kata-kata Yesus karena mereka berpegang pada pikiran mereka sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat mengerti pesan yang ingin disampaikam oleh pihak lain, mulai dari dalam keluarga, tetangga hingga lingkungan yang lebih luas, kita harus tanggap terhadap pesan yang mereka sampaikan. sehingga kita dapat membantu mereka yang membutuhkan pertolongan. Pertolongan tidak selalu dalam bentuk uang, tapi juga bisa dapat bentuk kata-kata yang dapat memberi semangat dan kedamaian hati, atau dalam bentuk doa. Ketika mendengar pesan Tuhan untuk diri kita maka seperti para murid jaman dulu, kita juga seringkali mengalami kesukaran dalam menerima pesan Tuhan Yesus untuk kita, karena pesan yang disampaikan untuk kita sering tidak sesuai dengan keinginan dan cita-cita kita. Namum demikian betapapun sulitnya pesan untuk kita, Tuhan Yesus akan senantiasa beserta kita untuk melaksanakan pesanNya, karena pesanNya adalah rancangan yang terbaik bagi hidup kita. Betty
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
34 Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
www.DOJCC.com
Mujizat Kasih St. VINSENSIUS A PAULO, Im Bil. 11:25-29; Mzm. 19:8,10,12-13,14; Yak. 5:1-6; Mrk. 9:38-43,45,47-48
Minggu 27 September 2015
Mrk 9:38-40, “Guru, kami lihat seorang yang
bukan pengikut kita mengusir setan demi namaMu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita.” Tetapi kata Yesus, “Jangan kamu cegah dia!
Pertanyaan Yohanes kepada Yesus mendapatkan tanggapan seperti peribahasa yang mengatakan “menelan ludah sendiri”. Sebagai seorang murid, Yohanes mengharapkan bahwa Yesus, Sang Guru akan melarang orang lain mengatasnamakan Yesus untuk mengusir setan. Tetapi malahan sebaliknya Yesus mengatakan bahwa jangan melarang atau mencegah orang yang menggunakan nama Yesus untuk mengadakan mukjizat. Yohanes pikir bahwa hanya “pengikut” Yesus yang boleh menggunakan nama Yesus untuk melakukan mukjizat. Inilah yang menjadi pemikiran kita. Kenapa banyak orang percaya kepada Yesus tetapi orang lari dari pengikut Yesus? Mungkin orang lain melihat bahwa “pengikut” Yesus hanya orang-orang yang ada di dalam tembok gereja saja. Bisa jadi banyak “pengikut” Yesus yang hidup tidak sesuai dengan ajaran Kasih yang diajarkan oleh Yesus, sang Guru. Bisa jadi, “pengikut” Yesus tidak memberikan contoh yang baik kepada orang lain yang sebenarnya pada awalnya ingin menjadi pengikut Yesus. Kalau melihat dari pertanyaan Yohanes kepada Yesus, mungkin ada rasa iri hati dan cemburu terhadap orang yang mengusir setan atas nama Yesus, walaupun orang tersebut bukan pengikut Yesus. Makanya Yesus langsung berkata, “Jangan kamu cegah.” Berbuat baik dan berbagi kasih adalah satu mukjizat yang langka di dunia modern ini. Walaupun orang itu beragama lain, beribadah bukan di gereja, tetapi kalau berbuat kasih, tentunya kita percaya kepada Allah yang ada Kasih (Deus Caritas Est). Yang menjadi bahan refleksi dan renungan kita adalah bagaimana kita melihat orang lain yang bukan dari Gereja kita melakukan perbuatan baik? Tentunya kita tidak boleh melarang mereka bahkan sebagai pengikut Kristus, kita harus mendukungnya. Mari kita dukung semua orang yang melakukan “mukjizat kasih” dimanapun kita berada agar nama Yesus semakin dimuliakan. Amin Rm. Vincent, MGL
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 35 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
Senin 28 September 2015
Hati yang Tulus seperti Anak Kecil
Lukas 9:48
“Barangsiapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku; dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku. Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar.”
St. Wenseslaus, St. Laurensius Ruiz, St. Dominikus Ibanez Za. 8:1-8; Mzm. 102:16-18,1921,29,22-23; Luk. 9:46-50.
Untuk mengatasi pertengkaran di antara murid-murid Yesus tentang siapakah yang terbesar di antara mereka, Yesus mengambil seorang anak kecil dan menempatkan anak kecil tersebut di samping-Nya. Dan Yesus berkata Barang siapa menyambut anak ini dalam nama-Ku, ia menyambut aku; dan barang siapa menyambut Aku, ia menyambut Dia, yang mengutus Aku, Karena yang terkecil di antara kamu sekalian, dialah yang terbesar. Tuhan Yesus ingin mengajarkan kepada kita bahwa untuk menjadi yang terbesar, maka haruslah kita terlebih dahulu menjadi yang terkecil. Tuhan Yesus ingin kita semua memiliki hati seperti hati anak kecil, hati yang tulus. Terkadang dalam hidup pelayanan kita, kita mulai berpikir tentang apa yang akan kita dapatkan. Kita mengharapkan pujian dari orang lain, dan ingin dilihat “besar” di depan orang banyak. Harus lah kita belajar untuk tidak berpikir demikian, kerendahan hati menjadi keutamana dalam hidup kita. Tuhan sungguh berkenan dengan orang yang rendah hati. Tuhan akan menyediakan tempat yang sangat mulia. Karya Tuhan yang besar sering tersembunyi dalam hal-hal kecil. Tuhan yang besar menyembunyikan diri-Nya dalam hal-hal kecil. Oleh karena itu, kalau kita mau bertemu dengan Tuhan, mulailah menghargai dan melakukan hal-hal kecil. Doa: Ya Tuhan, semua orang berharga di hadapan-Mu. Mereka sangat Kauperhatikan dan Kaupelihara, terutama mereka yang lemah dan tidak berdaya. Semoga hatiku bisa menjadi seperti hati-Mu. Amin. -Santo-
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
36 Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
www.DOJCC.com
Dia Melihat St. Mikael, Gabriel, dan Rafael, Malaikat Agung. Dan 7:9-10, 13-14 ; Why 12:7-12a ; Mzm 138:1-2a, 2bc-3, 4-5 ; Yoh 1:47-51
Selasa 29 September 2015
Yoh 1:48 Kata Natanael kepada-Nya:
“Bagaimana Engkau mengenal aku?” Jawab Yesus kepadanya “Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau dibawah pohon ara.”
Dahulu ada saat dimana ketika saya sedang terpuruk dalam kesulitan, dalam hati saya menanyakan: “Apakah Engkau sungguh melihatku, Tuhan? Apakah Engkau sungguh mendengar doa-doaku? Ataukah karena banyaknya dosaku sampai doaku tak terdengar oleh Mu?”. Dan bagaikan anak kecil yang manja, saya mogok berdoa selama 1minggu (Hadeh ...malunya :). Tetapi kerinduan berdoa itu tidak dapat saya tahan dan akhirnya saya menyadari : siapakah saya hingga mengatur Tuhan. Kemudian saya mulai berdoa kembali. Tetapi justru ketika saya merendahkan hati tersebut, saya mengalami doa-doa yang terjawab, keinginan-keinginan yang terdengar. Dan saya merasakan Tuhan memang mendengar dan melihat kita, bahkan sampai kedalaman hati kita. Tuhan sungguh mengenal kita, bahkan melebihi kita mengenal diri kita sendiri. Walau terkadang jawaban atas doa kita tidak seperti yang kita inginkan, tetapi Dia mengetahui dan memberikan yang terbaik buat kita. Saya rasa mungkin hal itu juga yang dialami oleh Natanael. Dia takjub bagaimana Yesus mengenalnya walaupun belum pernah bertemu muka. Teman-teman, janganlah kita ragu seandainya doa-doa kita belum terjawab. Percayalah Tuhan sungguh melihat dan mendengar seruan kita. Hanya biarkanlah rencana dan kehendak Tuhan yang bekerja dalam hidup kita, maka kita akan melihat Tuhan mampu melakukan hal-hal besar bahkan mukjizat di dalam hidup kita. Karena Dia baik....sungguh baik. Jesus Bless Us Lia
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan 37 www.DOJCC.com
Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
Totalitas Mengikuti Yesus
Rabu 30 September 2015
Lukas 9 : 57
Peringatan Wajib St. Hieronimus Neh 2:1 – 8 ; Mzm 137:1-2,3,4-5 ; Luk 9:57-62;
“ Aku akan mengikuti Engkau, ke mana saja Engkau pergi “
“ Biarlah orang mati menguburkan orang mati “, kalimat ini terdengar kasar dan tdak mungkin . Kalimat ini menunjukkan orang mati adalah sebagai seseorang yang tiak bersungguh-sungguh dalam niat mengikuti Yesus. Ini sebagai tantangan, apakah orang yang hendak mengikuti Yesus sungguhsungguh total dalam mengikuti Yesus. Apakah masih ada keragu-raguan untuk niat tersebut. Cara Yesus memberikan “ tantangan” untuk mengikuti Yesus berbeda-beda untuk setiap orangnya. Ada yang memang sudah mempunyai niat untuk mengikuti Yesus atau ada yang “ dipaksa “ mengikuti Yesus. “ Dipaksa “ dengan satu peristiwa yang membuat orang akhirnya diproses mengikuti Yesus. Saya mengingat satu peristiwa yang sekarang ini di alami oleh saudara saya. Kurang lebih sejak 4 bulan yang lalu, saudara saya ini mengalami sakit yang beruntun. Dia merasa bahwa cobaan dalam hidupnya silih berganti. Dari permasalahan di kantor sampai dengan kesehatannya yang semakin lama semakin menurun. Pada suatu malam, saat kami berdua ngobrol, dia berkata : apa maksud Tuhan menghabisiku sehabis-habisnya? Apakah maksud Tuhan melakukan ini semua ? Dan di beberapa malam berikutnya, dia mengatakan kepada saya : Saya merasa Tuhan memurnikan saya. Kalau saya sembuh, saya akan menggunakan sisa hidup saya untuk Tuhan. Dengan berbagai hal yang bisa saya lakukan untuk melayani Tuhan. Apakah ini adalah tujuan Tuhan selama 4 bulan ini memprosesku ? Cara Tuhan memang unik dan ajaib. Tetapi pada saat kita memang berniat sungguh-sungguh untuk mengikuti Dia, Dia akan memberikan pemahaman kepada kita untuk memahami dan menerima peristiwa yang terjadi dalam hidup kita. Pertanyaannya adalah : apakah kita mau ? Alin
Setelah membaca renungan hari ini Saya akan
38 Fresh Juice !
Vol. 70 / 2015
www.DOJCC.com
Fresh Juice Lunch
bersama Rm John Laba, SDB dan Rm Vincent Widi , MGL 28 Agustus 2015
Tugas Liturgi di Gereja FX Koor dan Tatib Agustus 2015
Celebration Meal Sabtu 25 Juli 2015
Celebration Meal adalah Syukuran Makan bersama diadakan bergantian di rumah anggota setiap sabtu terakhir dalam bulan. Sebagai salah satu bentuk persiapan untuk menyambut hari Tuhan dalam Perayaan Ekaristi pada hari Minggu di Gereja.
Celebration Meal berikutnya :
Sabtu 19 September 2015 (Terbuka untuk Umum) Hubungi : 0878 6180 5088
Latihan band Worship Team DOJCC 25 Agustus 2015
Pendalaman Iman “CREDO” bersama Rm Vincent Widi, MGL
Seminar New Way of Life “Pengenalan Komunitas” 27-28 Agustus 2015