JADWAL MISA Misa Harian: Senin s/d Jumat 06.00 wib Hari Sabtu : 17.00 wib
19 Januari 2014
Tahun V – No.03
Silly Gift “Betapa pemberian hidup seseorang terlihat kecil bila diberikan pada Allah” – St. Josemaria Escriva.
Hari Minggu : 06.30 - 09.00 - 17.00 wib Misa Jumat Pertama : 06.00 - 12.00 - 19.30 wib Adorasi Ekaristi : Setiap hari Senin 15.00 s/d 22.00 di Kapel ditutup pukul 22.00 dengan ibadat penutup (completorium) PENYELIDIKAN KANONIK (dengan perjanjian) Hari Senin, 17.00 – 18.30 wib Romo A.S. Gunawan, Pr. Hari Kamis, 17.00 – 18.30 wib Romo Anton Baur, Pr. Website: www.parokisanmare.or.id Mailing-list:
[email protected] Facebook Group: SanMaRe Untuk kontribusi berita, artikel, pengumuman atau iklan baris, silakan email ke :
[email protected]
Aku masih bisa mengingat masa kecilku yang konyol. Ketika Hari Ibu, aku dan adik berpikir keras untuk bisa memberi ibuku sebuah hadiah. Kami tidak tahu apa yang bisa kami beri karena kami masih SD. Boro-boro punya tabungan, uang jajan yang sudah minim itu selalu kami pakai untuk membeli jajan, entah bakso sekolahan yang menggiurkan, mi kremes penuh MSG dan pengawet yang membuat jadi o’on tapi lezat, atau permen Jagoan Neon yang membuat lidah berwarna seperti habis minum cat air. Terinspirasi oleh kisah di sebuah majalah anak-anak, alias Bobo, kami akhirnya membuat kupon-kuponan dari sobekan kertas dengan tulisan “Kupon Pijat Gratis”. 1
Sambil malu-malu kucing, kami menyerahkan hadiah itu kepada bunda. Kami berkata bahwa ia boleh menggunakan kupon itu agar kami pijat bila lelah bekerja. Ketika kami berikan padanya, bunda hanya tertawa geli. Setelah dipikir-pikir lagi, hadiah tersebut terlihat konyol sekali. Apalagi, kalau aku mengingat-ingat kejadian itu di usiaku saat ini. Apalah artinya kertas dan coretan tangan carut-marut itu? Sama sekali tidak berharga. Tapi, ibuku menerimanya dengan senyum dan menyimpannya. Aku kecil dan adikku saat itu tersenyum puas karena merasa telah memberikan sesuatu untuk ibu. Mungkin, begitulah maksud dari kata-kata St. Josemaria Escriva yang mengatakan bahwa betapa pemberian hidup seseorang itu terlihat kecil bila diberikan kepada Allah. Allah begitu agung, mulia, dan bahagia. Dalam kehidupan interiornya, Allah Tritunggal tidak membutuhkan apa-apa lagi. Sedikitpun pujian dariku tidak menambah kemuliaan-Nya. Sedikitpun persembahanku tidak menambah keagungan-Nya.
“Sungguh, para bangsa bagaikan setitik air pada pinggir timba, bagaikan sebutir debu pada neraca. Sungguh, pulau-pulau tidak lebih berat dari tepung halus. Semua hutan tidak cukup kayu bakarnya untuk kurban bakaran, dan segala margasatwa tidak cukup untuk persembahan. Di hadapan Tuhan, segala bangsa tidak berarti apa-apa, bagi Tuhan mereka hampa dan ketiadaan belaka.” (Yes 40 : 15-17).
Akan tetapi, seperti orangtuaku, Ia menyambut persembahanku yang konyol itu. Ia melihat cinta yang kuselipkan dalam persembahanku itu, sebagaimana ibuku menghargai pemberianku dan adikku yang sebenarnya tidak berarti. Penderitaan dan pengorbanan diri yang kupersembahkan, yang kusatukan dengan korban Kristus yang sempurna, Allah Bapa terima dengan senyum yang lebar. Sungguh, Allah menampakkan rupa-Nya dalam diri orangtuaku. Hanya saja, aku sebagai anakanak dan remaja seringkali lamban dalam menangkap Rupa-Nya yang tersamar itu.
Memang, Ia menerima persembahan diriku dengan segala kekuranganku. Permasalahannya adalah apakah aku telah memberikan diriku secara total. Apakah aku telah benar-benar memberi diriku pada-Nya tanpa menahan diri? Bila persembahan diri manusia secara total saja sebenarnya tidak berarti menambah kemuliaan Tuhan, apalagi pemberian yang tidak penuh. Apabila gulali sebenarnya tidak bernilai bagi seorang dewasa, apalagi Allah Mahakuasa, apalagi gulali yang dipintal dengan setengah hati? Akankah aku terus bersembunyi di balik kelemahanku dan tidak berusaha memberikan persembahan dengan lebih baik lagi?
* Sumber : http://katolisitas.org/12490/silly-gift *
2
Pendaftaran Petugas Pasio Seksi Liturgi mengundang segenap umat paroki Santa Maria Regina Bintaro, baik pria maupun wanita, usia minimal 17 tahun yang berminat untuk menjadi petugas passio (kisah sengsara Yesus) dalam Pekan Suci 2014. Pendaftaran melalui ketua lingkungan masing-masing, sekretariat paroki, atau melalui email :
[email protected], atau sms kepada Bapak Tono (0811 969424). Pendaftaran ditutup tanggal 31 Januari 2014.
* Ucapan Terima Kasih * Dewan Paroki SanMaRe menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kemurahan hati Bapak/Ibu : • Bapak Louis Wilson atas sumbangan 1 unit Toyota Kijang Innova • Bapak Indra Wijaya (PT. Mitra Insan Solusi) atas sumbangan uang Rp. 30 juta • Bapak HTM atas sumbangan uang Rp 10 juta `` • Bapak HSH atas sumbangan uang Rp 15 juta • NN atas sumbangan Rp. 5 juta Yang telah mendukung pengadaan mobil pelayanan pastoral Pastor Paroki SanMaRe. Kami pun turut menghaturkan terima kasih kepada keluarga Bapak Dennis dan Ibu Ria yang telah berkenan meminjamkan satu unit mobil Nissan Grand Livina untuk pelayanan pastoral Pastor Paroki SanMaRe. Kiranya Allah Bapa senantiasa membalas segala kebaikan Bapak dan Ibu semuanya dengan berkat-berkat berlimpah.
Camping Rohani – OMK SanMaRe
OMK SanMaRe akan mengadakan camping rohani dan Misa Alam bersama Romo Anton pada hari Sabtu – Minggu, 25 – 26 Januari di Bumi perkemahan Cidahu. Mohon partisipasi umat. Pendaftaran peserta camping di depan gereja / aula.
LOWONGAN KERJA : Perusahaan Catur Nawa, Group membutuhkan dengan segera tenaga 1 (satu) Sopir/Driver untuk Direksi, 2 (dua) Teknisi Mesin Kopi (Roasted Coffee Machine) dan 3 (tiga) tenaga pembuat minuman kopi/cafe (BARISTA) yang sudah berpengalaman. Dapat menghubungi Divisi SDM/Umum, Ibu Eveline HP: 0817 6525 090 Email:
[email protected] I/01-II/14
PENDAFTARAN SISWA BARU GELOMBANG II TK-SD-SMP-SMA RICCI II. Hubungi segera 021 7355891 / 7361674. Alamat: Jln. Utama II No 1-2 Pondok Karya, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Tempat terbatas. Khusus KB-TK ada Trial Class. II/01-II/14
Umat yang ingin mengiklankan informasi lowongan pekerjaan, mencari pekerjaan atau jasa usaha pribadi diharapkan memberi sumbangan sebesar Rp 50.000 (dua kali pemuatan, maksimal 200 karakter). Materi iklan diserahkan ke sekretariat paroki setiap hari kerja atau email ke:
[email protected]
LOWONGAN KERJA : Dicari salesman pria, min SMU, memiliki kendaraan, mengenal Jabodetabek, jujur & bertanggung jawab. Hub
[email protected] III/01-II/14 3
Menuju Inkulturasi Misa Imlek (bagian 2 dari 3) Oleh P.Agustinus Lie, CDD
Pojok Liturgi
2. PERAYAAN MUSIM Dalam masyarakat Tionghua, ada perayaan yang dapat digolongkan sebagai pesta rakyat dan perayaan keagamaan. Pesta rakyat biasanya dihubungkan dengan perayaan musim. Kedua perayaan ini kerap kali bersinggungan, atau sering diadakan dalam satu rangkaian kesatuan, sehingga kerap kali sulit dibedakan antara perayaan agama atau pesta musim/ rakyat. Beberapa perayaan yang dapat digolongkan sebagai pesta rakyat adalah: Chunjie (Tahun Baru Imlek), Yuanxiao Jie (Cap Go Me), Qingming Jie (Mendoakan Arwah), Duanwu Jie (Bacang), Zhongqiu Jie (Pesta Musim Panas), Tongzhi Jie (Pesta Ronde). Di dalam pesta-pesta ini, selain pesta musim, juga disertai dengan pesta atau peringatan peristiwa penting dalam sejarah. Sementara itu, peringatan-peringatan yang lebih bersifat keagamaan, dan sangat sedikit, seperti Zhongyuan yang biasanya dirayakan pada pertengahan bulan tujuh Imlek untuk memberi makan arwah-arwah kelaparan.
Melihat sifatnya, perayaan Tahun Baru Imlek lebih merupakan pesta rakyat untuk menyambut musim semi baru. Tahun baru Imlek adalah hari raya tradisional orang Tionghua yang paling utama. Perayaan ini berlangsung selama limabelas hari, mulai dari hari pertama bulan Imlek sampai dengan Festival Lampion yuánxiâojié. Sepanjang dua pekan ini rumah-rumah dihiasi dengan pelbagai pernak pernik, dan orang-orang saling mengucapkan “selamat” satu sama lain, karena mereka dengan selamat telah melewati satu tahun yang baru lampau, saat untuk meninggalkan yang lama dan menyambut yang baru. Dua ungkapan yang senantiasa muncul untuk menyebutkan masa ini adalah guònián yang menyatakan bahwa tahun yang lama telah berlalu dan bàinián untuk menyambut tahun yang baru. 3. SIMBOL DAN RAHMAT ALLAH DALAM MISA IMLEK
Tentunya perayaan suatu masyarakat muncul dari penghayatan akan nilai-nilai tertentu. Nilai-nilai perayaan itu kemudian disakralkan dengan upacara keagamaan, agar masyarakat yang merayakannya tidak hanya jatuh pada pesta pora kegembiraan, tetapi mempersiapkan manusia yang merayakannya dalam lingkup yang lebih rohani. Di sinilah rakyat atau masyarakat diikat dalam kesatuan suci yang membentuk mereka menjadi umat kudus2. Hal yang sama terjadi dengan perayaan tahun baru Imlek. Apalagi perayaan ini adalah perayaan tahun baru menurut penanggalan Imlek, maka mereka yang merayakannya merasa perlu memasuki tahun yang baru dalam keadaan penuh berkat. Suatu Ketegangan Baru
Boleh tidaknya merayakan Imlek kerap kali menjadi dilema bagi umat Kristiani Tionghua. Mereka dihadapkan pada pilihan antara tetap merayakan Tahun Baru Imlek ataukah meninggalkannya 4
karena sudah menerima Kristus. Kedua hal ini sebenarnya tidak perlu dipertentangkan. Orang tidak perlu dipaksa untuk memihak yang satu dan menolak yang lain. Yang lebih utama adalah apakah tradisi itu bisa semakin memantapkan imannya pada Kristus. Di sini Gereja dapat menjadi jembatan penghubung yang ampuh melalui pemahaman yang tepat akan tradisi ini.
Pertanyaan dari sebagian umat “mana lebih utama, iman atau adat?” akan membawa kita kepada persepsi yang salah, dan “memaksa” kita harus berpihak: iman atau adat. Padahal tidak semua perayaan dalam tradisi itu kurang baik dan bertentangan dengan iman. Bagaimana mungkin pewartaan Injil akan berjalan dengan baik bila belum apa-apa justru sudah menghakimi suatu tradisi tanpa mempelajari dan mengerti tradisi tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah apakah dengan mengadakan Misa Imlek itu umat semakin dekat pada Kristus sendiri, ataukah sebaliknya.
Perayaan Tahun Baru Imlek dalam kehidupan menggereja tidak perlu sampai menimbulkan ketegangan baru. Secara sekilas Tahun Baru Imlek memiliki kemiripan dengan praktek paskah Yahudi, meskipun konteks dan teologinya sangat berbeda. Namun hal itulah yang menggelitik untuk dilihat secara bersamaan, ditambah lagi Buku Misa yang mendapat imprimatur dari Komisi Liturgi Konferensi Uskup Taiwan memakai kutipan perjamuan Paskah bangsa Yahudi sebagai bacaan pertamanya. Di sana ditemukan unsur-unsur yang sama, misalnya ada yang lewat/ berlalu, ada makan bersama dalam keluarga, warna merah (darah) di depan rumah, dan lain-lain.
Barangkali di sinilah letak inkulturasi Gereja di Taiwan untuk membawa orang lebih mengimani Kristus. Kebanyakan proses atau upaya inkuluturasi di Indonesia berhenti hanya pada hal-hal lahiriah, dengan penggunaan simbol-simbol tradisional, namun tidak menyentuh esensi dan masuk ke dalam nilai-nilainya sendiri. Lebih menyedihkan lagi kalau inkulturasi dijalankan hanya bertujuan demi inkulturasi itu sendiri.
Maka, bila Gereja Indonesia hendak merayakan Imlek, beberapa aspek ini hendaklah menjadi pertimbangan, agar jangan sampai para petugas pastoral jatuh pada semacam eforia perayaan Imlek yang datar dan sekadar di permukaan saja. Lewat / Berlalu
Ungkapan yang biasa diucapkan dalam merayakan Imlek adalah guònián yang artinya adalah nián lewat. Nián dalam bahasa Mandarin adalah tahun. Karena itu pada hari pertama Imlek, orang-orang mengatakan bahwa nián telah lewat, tahun yang lama sudah berlalu. Inilah ungkapan kegembiraan bahwa manusia sudah melewati satu tahun perjalanan hidupnya, baik dalam “kegembiraan, kesusahan, keberhasilan maupun kegagalan, dan saatnyalah memulai hidup yang baru dengan semangat yang baru. Yang sudah berlalu dapat menjadi pelajaran yang berharga untuk menapak ke masa depan yang lebih baik. Kita bisa melihat sedikit gambaran pada perayaan Paskah dalam tradisi Yahudi. Pada malam sebelum Paskah mereka semua bersiap-siap menantikan Allah melewati tanah mesir (bdk. Kel 12:12) untuk membebaskan mereka dari perbudakan, dan membebaskan mereka menuju ke Tanah Terjanji, ke masa depan yang lebih baik. Meskipun keduanya berbeda, tidak disangkal bahwa ada konteks melewati yang memberi harapan kepada manusia. Sambil menunggu dan berjaga-jaga orang diajak untuk mengarahkan diri kepada sesuatu di masa depan. (Bersambung di Warta SanMaRe minggu depan…)
5
Umat Bertanya
Romo Menjawab
Diasuh oleh Romo Anton Baur, Pr Bagi umat SanMaRe yang memiliki pertanyaan, silakan mengirimkannya ke email :
[email protected]
Romo menjawab: Romo, seingat saya, di setiap awal tahun, ada yang disebut sebagai Pekan Doa Sedunia. Benarkah itu? Tapi, saya tidak paham bagaimana maksud Pekan Doa Sedunia itu sendiri? (Bu Ina)
Bu Ina, terima kasih untuk pertanyaan yang mengungkapkan perhatian ibu bagi Gereja. Pekan Doa Sedunia merupakan saat yang dikhususkan untuk berdoa bagi Persatuan Umat Kristiani. Pekan Doa Sedunia ini menjadi sebuah gerakan ekumemis.
Inspirasinya mengalir dari Doa Yesus untuk Murid-Murid-Nya (Yoh 17:1-26). Yesus berdoa bagi para murid-Nya agar “mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau.”(Yoh 17:21). Harapan utama yang dibangun dalam Pekan Doa Sedunia ini agar kiranya kesatuan umat Kristiani dapat diusahakan dan semakin lama semakin berkembang baik. Terjadinya perpecahan dalam Gereja sepanjang sejarah Gereja memang merupakan realitas yang tak dapat disangkal. Namun, Pekan Doa Sedunia ini menjadi titik pengharapan dan permohonan agar Gereja Kristus itu sungguh menjadi satu kembali sebagaimana Yesus merindukannya. Pekan doa sedunia ini diselenggarakan setiap tanggal 18 Januari sampai dengan 25 Januari. **
Romo menjawab:
Mengapa kita berdiri saat mendengarkan Injil yang dibacakan dalam perayaan ekaristi? (Pak Rio)
Pak Rio, berdiri merupakan sikap siap dan siaga berhadapan dengan sesuatu. Selain itu, berdiri juga merupakan sikap hormat kepada seseorang yang kita hargai. Dalam semangat inilah, kita berdiri ketika mendengarkan Injil Tuhan yang diwartakan kepada kita. Sikap siap dan siaga inilah yang menunjukkan bahwa kita memberikan perhatian penuh pada sabda yang diwartakan. Injil sendiri merupakan kabar gembira tentang Yesus, Sang Juruselamat kita (Mrk 1:15). Maka, sungguh layak dan pantaslah jika kita mengambil siap dan siaga mendengarkan kabar gembira Yesus. Sikap siap dan siaga ini juga mengantar kita untuk berani mewartakan buah-buah dari Injil itu sendiri bagi sesama kita. Sebagai catatan tambahan, seusai imam atau diakon membacakan Injil dengan Evangeliarium, imam mencium Evangeliarium sambil berkata, “semoga karena pewartaan Injil ini, dosa-dosa kami dihapuskan” (Tata Perayaan Ekaristi 2005). Dari pernyataan yang imam katakan ini, tampak tegaslah bahwa kehadiran Yesus melalui sabda-Nya dalam Inijl—dengan penuh harapan—sungguh membuahkan penyelamatan bagi kita. Untuknya, sikap siap dan siaga menjadi sikap yang pantas kita upayakan dengan penuh kesadaran di hadapan-Nya ketika kita mendengarkan Sabda-Nya dalam Injil. ** 6
JADWAL LITURGI MINGGU BIASA III 25 & 26 Januari
MINGGU BIASA IV 01 & 02 Februari
Bacaan: Yes. 8:23b - 9:3; Mzm. 27:1,4,1314;Ul.:1a; 1Kor. 1:10-13,17; Mat. 4:12-23 Saran Nyanyian: PS 486(bait 2), 542, 544, 549, 618, 620, 677, 865, 953
Bacaan: Mal. 3:1-4; Mzm. 24:7,8,9,10; atau Ibr. 2:14-18; Luk. 2:22-40 (Luk. 2:22-32) Saran Nyanyian: PS 536, 539, 540, 803, 955, 550, 554, 555
Sabtu, 25 Januari, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Emmanuel – VI
Sabtu, 01 Februari, pukul 17.00 Koor dan Tatib: OMK
Petugas Lektor : Anastasia Raras & Anna Retno Hapsari Putra/i Altar: Septaviel Kenzie, Lukas Setya A.C.P, Hieronimus Raturangga, Thomas Ginta Tarigan, Brigieth Rungo Rata, Fridolin Rungo, Maria Carolina, Yohanna Emarina, Benedict Matthew, Helena Keren Imanuela Prodiakon: Rudy Trisnanta, Antonius Indarahardjo, Djonowardjoko, F.X. Soehartono, Hadi Susanto, Joannes Suharno
Petugas Lektor : Maria A. Tri Mardikowati & Adette Putra/i Altar: Alexander Andi, Christofer Rizal, Claudia Kartikasari Sutandi, Erica Ratnasari Sutandi, Graciella Antonius Putri, Reynaldo Antonius Putra, Joety J. Aaron Bongku, Ajeng Cipta Wening, Aurelian Anindita, Katarina Sari Kusuma Prodiakon: Ingewati Kusuma, Joko Galungan, Mudjihardjo, RM. Soedjono Respati, Veronika Kani, Tri Darmawati
Minggu, 26 Januari, pukul 06.30 Koor dan Tatib: St. Gregorius - IV
Minggu, 02 Februari, pukul 06.30 Koor dan Tatib: St. Yakobus – II
Petugas Lektor : Satrio Widodo & Adriana. P Putra/i Altar: Rahardianto Patiung, Grace Simon, Alfa Sebastian Kullit, Patricia Kristina, Gabriela Liviana, Nathania Edrea Haryanto , Antonius Rangga H.W., DeBritto Maurizt A.S., Mikael Josafat, Timothy Luke Lumy Prodiakon: Kristian Ong, PGL Sarwanawadya, Susman Riyadi, Adrianus Nggala, A. Nelwan, Donanta Octaviardi
Petugas Lektor : Carin Faradina & Yasinta Dhyaning Putra/i Altar: Maretha Prita Pradita, Gregorius Rio Alfrian, Felicitas Tania Elvina, Regina Retno Putri M., Shannon Wijaya, Issabella Titta Iswadi, Cita Permata Kusuma, Caroline Susan Mahadewi, Chelsea Novelia, Archangela Girlani Prodiakon: Aloysius Bambang, Deddy Kurniawan, F.A. Soedjarno, Gunawan Gunarso, Heru Yuniriyanto, Irwan Wijaya
Minggu, 26 Januari, pukul 09.00 Koor dan Tatib: PSA SALVE REGINA
Minggu, 02 Februari, pukul 09.00 Koor dan Tatib: Sta.Yoseph. Bakhita - VI
Petugas Lektor : Ch. Flavia D & C.M Ninuk Djonowardjoko Putra/i Altar: Oryza Emmanuella, Atlanta Andieani A.P., Samuel Yasadiputra, Bryan Yasadiputra, Elisabeth Yasadipura, Prabandari Ayu, Gabriel Kineta, Antonius Priya Prathama, Kristina Irmadani, Elisabeth Novadiana, Dylan Alexander, Gabriel Nathaniel Prodiakon: Frans Narendra, Haryono Widarta, Ignatius Soeprapto, Johanes Sumardi, Prima Widii H., Temmy Royani, Agustinus Darmawan, Bayu Rajasa, Eko Prihadi, Georgino Godong, Heribertus Darno, Indri Prijatmodjo, Johannes Pudjiastoto, Martha Maria Elfian
Petugas Lektor : Yuni & Dani Putra/i Altar: Nicolas Yabes Condi, Fr. Wahyuni Novita K., Carmelita Ome Leba, Diandra Forceila, Christina Simamora, Gabriela Alexander Putri, Hieronimus Raturangga, Thomas Ginta Tarigan, Brigitta Stephanie, Estherania N, Yosilia Paskalovana, Maria Carolina Itu Leba Prodiakon: Josz Juswanto, Okky Sentana, Romualdus Ponidjan, Victor Sudytio, Anna Retno H., Djoko Soetarno, F.X. Margiono, Gunawan Wibowo, Hexana Tri Sasongko, Joachim Sulistyo, Kamilus Arifin , Paul August Liqui, Rudy Trisnanta, Antonius Indarahardjo
Minggu, 26 Januari, pukul 17.00 Koor dan Tatib: Sta. Monika - III
Minggu, 02 Februari, pukul 17.00 Koor dan Tatib: St. Frans. Xaverius - IV
Petugas Lektor : Ag. Supratikno & Cicilia Nina Putra/i Altar: Alleandra Luwina N., Xaverio Anggara N., Darren Radyan, Davianna Inez Halim, Nicholas Wijaya, Prabandari Ayu, Aurelian Anindita, Katarina Sari Kusuma, Margaretha Velicia, Michael Rama Aviandri Prodiakon: Rinto Setiono, A. Bambang, Benni Saptiyanto, Engelbertha Dumatubun, G. Utomo, Heru Santosa
Petugas Lektor : Dewi Rajasa & Lily Parengkuan Putra/i Altar: Fransisca Mariana R.Z., Santos F. Tambunan, Melody Dennise Allegra, Villda Regina, Isabel Varella, Felix Harly Kusnadi, Antonius Rangga H.W., DeBritto Maurizt A.S., Florentina Harly Kusnadi, Gabriella Putri Prodiakon: Djonowardjoko, F.X. Soehartono, Hadi Susanto, Joannes Suharno, Kristian Ong, PGL Sarwanawadya
7
PENGUMUMAN 1.
Persekutuan Doa Karismatik Katolik – PDKK SanMaRe PDKK SanMaRe mengundang seluruh Umat SanMaRe untuk turut hadir dalam Misa, adorasi, dan doa penyembuhan pada hari Kamis, 23 Januari 2014 pukul 19.30 yang dibawakan oleh Romo, Suster, dan Frater CSE Lembah Karmel Cikanyere
2.
Pesta Natal & Tahun Baru Warga Senior Paroki SanMaRe Mengundang Bapak/ Ibu untuk menghadiri Misa Pesta Natal dan Tahun Baru 2014 pada Jumat 24 Januari 2014 pukul 10.00 di Aula SanMaRe, dilanjutkan dengan ramah tamah, tukar kado seharga minimal Rp 25.000, dan ditutup acara hiburan. Mohon kado dibungkus dengan kertas koran. Bagi peserta Ziarah Holyland akan diadakan pengarahan dari Christour. Terima kasih untuk kehadirannya.
3.
ULANG TAHUN PERKAWINAN Perayaan ekaristi ulang tahun perkawinan bulan Januari diadakan pada hari Sabtu, 25 Januari, pukul 17:00 di Gereja SanMaRe. Bapak-ibu yang merayakan ulang tahun perkawinan bulan Januari dimohon mendaftarkan diri di sekretariat paroki
4.
DONOR DARAH Seksi Kesehatan akan mengadakan kegiatan DONOR DARAH bekerjasama dengan PMI kota Tangerang Selatan, yang akan diadakan pada hari Minggu, 26 Januari 2014, di Ruang kelas 302-305, Gereja SantaMaria Regina, pkl 08.00 s/d 12.00 WIB. Mohon partisipasi umat.
5.
Penggalangan Dana untuk Paroki Kalasan – Yogjakarta Pada misa Sabtu-Minggu tanggal 25-26 Januari di Gereja SanMaRe ada penggalangan dana untuk Pengembangan kawasan terpadu Gereja Katolik Marganingsih Paroki Kalasan. Mohon partisipasi umat.
6.
Misa Peringatan 40 hari wafat (alm.) Romo Silvano Laurenzi, SX Mengajak seluruh umat Paroki SanMaRe Bintaro untuk hadir pada Misa Peringatan 40 hari wafat Alm. P. Silvano Laurenzi, SX yang dipimpin oleh Rm Alphonsus Setya Gunawan, Pr, yang diadakan pada hari Senin, 3 Februari 2014, Pkl 19.00 Wib, di Gereja SanMaRe.
7.
Retret Pria Sejati Katolik – Wanita Diberkati "Ingin hidup lebih berbahagia bersama keluarga anda? Retret Pria Sejati Katolik - Wanita Diberkati tanggal 8-9 Februari 2014 di Grand Pesona Sukabumi. Info: Edo 0811.9000.931, Vincent 0819.0898.6868, Luci 0878.7814.3010, Indah 0816.1960.897"
8.
Misa Ekaristi Kaum Muda Misa Ekaristi Kaum Muda diadakan pada Sabtu, 15 Februari 2014 pukul 17.00 dan dilanjutkan gathering oleh OMK dengan tema ”Between Love & Mind”. Mohon kehadiran seluruh OMK SanMaRe.
9.
Penerimaan Komuni Pertama Telah dibuka pendaftaran Bimbingan Komuni Pertama untuk anak-anak usia 10 tahun ke atas dan/atau kelas IV SD. Pendaftaran ditutup 2 Februari 2014. Formulir dapat diambil di sekretariat setiap hari kerja atau melalui Ketua Lingkungan. Penerimaan Komuni Pertama akan dilaksanakan pada 22 Juni 2014. Silakan hubungi: Ibu Lia (0812 990 1723 atau 7099 1723) dan Ibu Vivien (0815 965 0835)
10. Saling menerimakan Sakramen Pernikahan : a. Paulus Irawan Hernanta Wyrahardja dari Lingk. Fransiskus Maria dengan Louise Henriette Elizabeth Tiwon dari Depok : Pengumuman II b. Damianus Aji Sasongko dari Lingk. Gregorius dengan Frederika Pricillya Junifer Malingkonon dari Katedral Manado : Pengumuman II c. Amanda Marcellia Kenanga Arum dari Lingk. Andreas dengan Jotiarka Ghandama dari Paroki St. Matias - Cinere : Pengumuman II d. Aurelia Lisa dari Lingk. Gregorius dengan Nikolaus Herry Kangean dari Paroki St. Andreas – Kedoya : Pengumuman I Barangsiapa mengetahui adanya halangan perkawinan dimohon menghubungi Pastor Paroki. 11. Saling menerimakan Pemberkatan Pernikahan : a. Florentina Bunga Cintami dari Lingk. St. Regina dengan Mikhael Wisnu Setiawan dari Jakarta Timur : Pengumuman III Barangsiapa mengetahui adanya halangan perkawinan dimohon menghubungi Pastor Paroki.
8