minat berlangganan Tuntunan ISLAM? hubungi agen terdekat: | Ambon 0813.430.86.343 | Balikpapan 0813.90.999.159 | Bandar Lampung 081540824275 | Bantul 085228314100 | Banjarmasin#1 081349605358 | Banjarmasin#2 081348022900 | Banjarnegara 0813.9152.7890 | | Banyumas 085226882222 | Banyuwangi 081336422882 | Batang 0815.654.7164 | Berau 0811.596641 | | Blora 0813.2877.1832 | Bontang 0812.581.9262 | Boyolali 0857.2557.9118 | Cilacap 081230513118 | | Demak 0857.2617.1950 | Gianyar- Bali 0361-292359 | Grobogan 0813.2562.0937 | Gunungkidul 0878.3916.2755 | | Hulu Sungai Utara 081349781285 | Indramayu 081320358074 | Jakarta Barat 081.707.39.789 | | Jakarta Pusat 0815.8415.4260 | Jambi 085366281816 | Jepara 0813.2524.1985 | Kebumen 0878.3779.7773 | | Karanganyar 0816.427.9538 | Kendal 08122.564.103 | Kisaran 081375202566 | Klaten 0817.942.742.3 | | Kulonprogo 0813.28212132 | Wates-KP 087839398911 | Kudus 0291-333.1220 & 0815.7881.6153 | | Labuhan Batu Utara 081370955377 | | Langkat 081370439013 | Lamongan 085231551513 | | Lampung Tengah 081379342454 | Lampung Timur 0821.8353.5500 | Luwuk Banggai 0817.693.5003 | | Magelang (kab.) 0813.282.565.22 | Magelang (kota) 0293-363.792 | Malang 0812.5257.5100 | | Manado 0813.5640.3232 | Medan 08126302411 | Muko-Muko 0852.6849.0850 | Palembang 081373301094 | | Padang Sidempuan#1 081264117005 | Padang Sidempuan#2 081361667759 | | Pekalongan (kab.) 0858.42.0404.77 | Pekalongan (kota) 0856.4220.5499 | Pematang Siantar 081361173817 | | Pontianak 081256915708 | Purwokerto 08564.789.5017 | Purworejo 08522.692.1756 | | Purbalingga 0821.34.600.222 | Samarinda 0812.538.0004 | Serdang Bedagai 085261658206 | | Singaparna-Tasikmalaya 085322.400.124 | Selawan - Asahan 081375202566 | Rantau Perapat 081397936301 | | Sragen 0852.9371.1479 | Surabaya 081217026560 | Surakarta 0815.4854.6529 | | Tanah Bumbu - Kalsel 085298147419 | Tapanuli Selatan 081361667759 | Tapanuli Tengah 08126382034 | | Tarakan 085247133337 | Tapin - Kalsel 081349311222 | Temanggung 0877.1919.7899 | Tuban 085230882594 | | Wonosobo 0813.2871.8161 | Yogyakarta 0857.29.844.448 |
hadiahkan berkala Tuntunan ISLAM ini kepada relasi-sanak-kerabat-handai taulan, sehingga mereka berkesempatan mengkaji Tuntunan ISLAM, sebagai wujud salah satu bentuk DAKWAH Anda... hotline pemasaran & iklan: 0821.3461.7479 0274-786.3449 hotline bagian admin.: 08532.887799.7 email:
[email protected] 0857.29.844.448 Akun bank: Bank Syariah Mandiri, nomor rekening:
0300126664 a.n. Berkala Tuntunan Islam MT PPM
Ragam Isi Salam Tabligh: Allah adalah Maha Pencipta dan Maha Mengetahui. Dia Pencipta segala sesuatu pencipta langit dan bumi, dan bila berkehendak untuk menciptakan sesuatu, maka cukup mengatakan: “jadilah”, maka jadilah ia. Dia menciptakan bumi sebagai hamparan tempat kita tinggal dan langit sebagai atap. Dia pencipta apa-apa yang ada antara langit dan bumi. ........................ 4
Tafsir al-Qur’an: Surat al-Baqarah ayat 49-50 Mengapa al-Qur’an memakai ungkapan aali Fir’aun? Ungkapan ini me-nurut alQurtubi sebutan bagi suatu kaum atau pengikut yang mempunyai keyakinan sama dengan keyakinan orang yang disebutkan, yaitu Fir’aun. Ungkapan ini juga bisa bermakna Fir’aun dan pengikut-pengikutnya. ......................... 9
Tuntunan Akidah: Thiyarah atau tathayur adalah kepercayaan seseorang akan adanya nasib sial disebabkan oleh sesuatu yang dilihat atau didengar, atau karena sesuatu yang diketahui. ................. 26
Rabbana dzalamna anfusana, wa in lam taghfir lana wa tarkhamna lanakunanna minal-khasirin. “Ya Tuhan kami, kami telah mendhalimi diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” "Our Lord! we have been unjust to ourselves, and if Thou forgive us not, and have (not) mercy on us, we shall certainly be of the losers." (7:23)
Tuntunan Akhlak: Keutamaan Masjid ........................................ 33 Tuntunan Ibadah: Shalat Sunat Wudlu, .............................................. 38 Tuntunan Muammalah: Macam-macam Bentuk Jual Beli yang Dilarang ... 44 Syarah Hadits: Harta Kekayaan ........................................... 50
foto sampul: lukisan kaligrafi Munichi B. Edrees, disain:
[email protected] BERKALA TUNTUNAN ISLAM
ISLAM
THE WAY OF LIFE
Penasehat Ahli: Drs. H. Muhammad Muqoddas, Lc., M.A., Prof. Dr. H. Yunahar Ilyas, Lc., M.A., Prof. Dr. H.M. Din Syamsuddin, M.A. Pemimpin Umum: Agus Sukaca | Pemimpin Perusahaan: Ismail TS Siregar. Pemimpin Redaksi: Farid Bambang Siswantoro. Sidang Redaksi: Sutoto Jatmiko, Farid Setiawan, Arif Jamali Muis, Arief Budiman Ch., Majelis Redaksi: Anhar Anshori, Ahmad Supriyadi, Agus Taufiqurrahman, Agus Kusnadi, Agus Tri Sundani, Ahmad Muttaqin, Ahmad Yani, Alfis Chaniago, Andy Dermawan, Fathurrahman Kamal, Imron Anhar, Kamiran Qomar, Kasiyarno, Khamim Zarkasih Putro, Marsudi Iman, Moh. Damami Zein, Muhammad Furqan, Muhammad Ziyad, Munichy B. Edrees, Najib Sudarmawan, NurudinTriwidiyanto, Okrisal Eka Putra, Risman Muhtar, Shobahussurur, Suhairy Ilyas, Sukirman, Syakir Jamaluddin, Syamsul Hidayat, Waharjani, Wijdan al-Arifin, Wikan Eko Pramuji, Yusuf A. Hasan., Zulbahri Sutan Bagindo. Kontributor Materi: dr. H. Agus Sukaca, M.Kes., Drs. H. M. Yusron Asrofie, M.A., Dr. H. Syamsul Hidayat, M.Ag., Dr. Mahli Z. Tago, M.Si., Drs. H. Zaini Munir Fadloli, M.Ag., Ruslan Fariadi, S.Ag., M.SI., Dr. H. Agung Danarta, M.Ag., dan lain-lain. Manajer Pemasaran dan Periklanan: Agus Budiantoro | Manajer Keuangan: Taufiqurrahman | Manajer Operasional dan Administrasi: Fitri T. Nugroho; Diterbitkan oleh: Majelis Tabligh PP Muhammadiyah. Alamat: Jl. KHA. Dahlan 103 Yogyakarta-55262 telp. +62-274-375025 fax. +62-274-381031 HP. 081804085282, 085328877997, 085729844448. email:
[email protected] Akun bank: Bank Syariah Mandiri nomor: 0300126664 a.n. Berkala Tuntunan Islam MT PPM.
Salam Tabligh
MEMIKIRKAN CIPTAAN ALLAH Pembaca yang budiman! al pertama yang harus dilakukan seseorang untuk diakui menjadi muslim adalah mempersaksikan bahwa tidak ada ilah kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasululullah. Persaksian ini dikenal sebagai dua kalimah syahadah:
H
“Saya bersaksi bahwa tidak ada ilah kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah” Inilah fondasi pertama yang harus dibangun seorang muslim, yang kemudian diikuti empat fondasi lainnya: menegakkan shalat, membayar zakat, puasa ramadhan, dan berhaji ke tanah suci. Tentu ada alasan yang sangat kuat mengapa syahadat dijadikan fondasi yang pertama-tama harus dipasang dalam mendirikan bangunan Islam pada diri seseorang. Syahadat merupakan komitmen dan resolusi diri untuk melaksanakan kehidupan di dunia berdasarkan petunjuk Allah. Dengan adanya 4
Berkala Tuntunan ISLAM
komitmen tersebut, langkah-langkah selanjutnya secara bertahap dapat dijalani. Pernyataan bahwa tidak ada ilah kecuali Allah, sesungguhnya merupakan pernyataan pembebasan diri dari segala hal kecuali hanya yang berasal dari Allah saja. Inilah pernyataan untuk tunduk dan patuh hanya kepada Allah dan Rasul-Nya dengan tulus ikhlas. Pernyataan yang diawali dengan menolak segala macam bentuk pengaruh dari manapun asalnya, kecuali yang berasal dari Allah SWT. Apapun dan siapapun tidak boleh memberikan pengaruh kepadanya kecuali bersesuaian dan sejalan dengan ketentuan Allah. Sudah seharusnyalah kita membebaskan diri dari semua pengaruh selain Allah, karena Dialah pencipta, pemilik, pengatur, dan penguasa alam semesta di mana kita tinggal beserta semua isinya. Dialah pemilik sesungguhnya. Semua yang kita miliki hanyalah titipan Allah untuk waktu tertentu di dunia sebagai amanat untuk digunakan sebagai sarana dalam pengabdian kepada-Nya. Kita semua milik Allah dan kepada-Nya semua akan kembali
Dahulu kita tidak ada, kemudian ada dan lahir di bumi, kemudian kehidupan kita di bumi akan berakhir dan selanjutnya kita akan melewati kehidupan yang abadi di alam akhirat. Kita ada karena diciptakan oleh Allah. Allah adalah Maha Pencipta dan Maha Mengetahui. Dia Pencipta segala sesuatu pencipta langit dan bumi, dan bila berkehendak untuk menciptakan sesuatu, maka cukup mengatakan: “jadilah”, maka jadilah ia. Dia menciptakan bumi sebagai hamparan tempat kita tinggal dan langit sebagai atap. Dia pencipta apa-apa yang ada antara langit dan bumi. Dia adalah Pencipta yang paling baik. Dia yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya, dan memulai penciptaan manusia dari tanah, menetapkan ajal dan memberinya pasangan dari jenisnya sehingga mampu berkembang biak. Selanjutnya Allah menciptakan manusia dari saripati tanah, kemudian dijadikanNya saripati itu air mani yang tersimpan kokoh, kemudian air mani itu dijadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu dijadikan-Nya segumpal daging, segumpal daging dijadikan-Nya tulang belulang, dan tulang belulang itu dibungkus-Nya dengan daging, maka dijadikan-Nya makhluk yang (berbentuk) lain. Penciptaan manusia setelah Adam dan Hawa dilakukan melalui proses perkawinan, yakni pembuahan terhadap sel telur yang Allah berikan kepada wanita oleh sel sperma yang terdapat pada air mani laki-laki. Allah mensyariatkan pembuahan boleh dilakukan oleh seorang
laki-laki terhadap wanita yang terikat dalam ikatan pernikahan. Tanpa ikatan pernikahan, hubungan seksual laki-laki dan perempuan merupakan perbuatan zina yang termasuk dosa besar. Dialah yang memiliki kuasa terbesar. Tak ada sekutu dan sesuatu yang menandingi-Nya. Segala titah-Nya pasti terwujud. Di dalam diri-Nya melekat semua sifat-sifat kebaikan. Dia menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya). Ciptaan Allah amatlah rumit dan kompleks sehingga tidak ada makhluk yang dapat melakukannya. Allah membuat perumpamaan dengan menciptakan nyamuk atau makhluk yang lebih rendah dari itu. Hingga saat ini dan sampai akhir zaman nanti tidak ada yang dapat menciptakan nyamuk selain Allah. Yang bisa dilakukan manusia hanyalah melakukan modifikasi atas bahan-bahan baku yang kesemuanya telah diciptakan Allah. Terhadap nyamuk, manusia memang bisa melakukan rekayasa genetika sehingga terjadi mutasi genetik dan menghasilkan perubahan genetik dan bentuk nyamuk, tetapi tetaplah menjadi seekor nyamuk. Manusia tidak bisa menciptakan seekor nyamuk tanpa bahan-bahan dasar yang telah Allah ciptakan sebelumnya. Keberhasilan teknologi cloning yang telah mampu mengembangbiakkan domba tanpa proses perkawinan bukanlah keberhasilan menciptakan domba, tetapi hanya keberhasilan melakukan rekayasa atas proses perkembangbiakan dengan melakukan rekayasa genetika terhadan DNA yang diambil dari kelenjar EDISI 17/2014
5
susu domba induk. Tanpa bahan dasar DNA dari domba induk yang telah Allah sediakan di alam, manusia tidak akan bisa membuat domba. “Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah” Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dan di dalam tubuh manusia terdapat struktur tubuh dan fungsi-fungsi yang amat rumit. Penelitian tentangnya hingga kini masih jauh dari selesai dan tidak akan pernah selesai. Masih sangat banyak rahasia yang terdapat di dalamnya. Di antara yang sudah diketahui, terbukti betapa rumit dan kompleknya sehingga orang yang paling ahli tentang tubuh manusia, masih menyadari bahwa yang tidak diketahui masih amat banyak. Tubuh manusia terdiri dari banyak sekali sel, dalam setiap kilogram berat badan terdapat sekitar satu trilyun sel (bayangkan, 1 trilyun = 1.000 milyar; dan 1 milar = 1.000 juta). Seseorang dengan berat badan 60 kilogram memiliki kurang lebih 60 trilyun sel. Pada setiap sel terdapat inti yang di dalamnya mengandung deoxyribonecleic acid atau DNA, yaitu zat yang disebut sebagai gen. Di dalam gen terdapat kode gen yang tersusun lebih dari 3 milyar huruf kimia, semuanya tersimpan dalam untai-untai berukuran sangat kecil yang memiliki berat hanya 6
Berkala Tuntunan ISLAM
seper 200 milyar gram dan lebar hanya seper 500 ribu milimeter. Untuk memudahkan membayangkan betapa kecil dan ringannya DNA kita, bila seluruh populasi penduduk dunia yang berjumlah 6 milyar orang DNA nya dikumpulkan hanya akan menjadi seberat satu butir beras. Gen adalah cetak biru kehidupan kita dan elemen kunci yang memungkinkan diteruskannya kehidupan dari generasi ke generasi berikutnya, dan sel adalah unit dasar dari seluruh makhluk hidup.1 Mempelajari ciptaan Allah berupa tubuh manusia saja tidak ada habisnya. Sudah sangat banyak buku-buku dan penelitian tentangnya. Meskipun demikian, masih banyak lagi yang belum berhasil diketahui. Andaikata seluruh air laut dijadikan tinta untuk menulis ilmu Allah, niscaya akan habis air laut sebelum habis ditulis ilmu Allah, dan bila didatangkan tambahan sebanyak itu (akan habis juga sebelum selesai ditulis ilmu Allah). Bahkan bila ditambahkan tujuh laut lagi sesudah keringnya, niscaya tidak habis juga ditulis ilmu Allah. Kita semua mengerti bahwa volume air laut sangat banyak dan jumlahnya tak terhingga. Berapapun kita mengambilnya tidak pernah berkurang juga. Air laut yang menguap akan kembali menjadi air tawar melalui hujan. Diturunkannya dari awan air yang banyak tercurah, supaya ditumbuhkanNya dengan air itu biji-bijian dan tumbuhtumbuhan dan kebun-kebun yang lebat. Hujan mengairi bumi dan menghidupkannya setelah kematiannya. Tanaman tumbuh subur, hewan dan manusia bisa
hidup. Sisanya sebagian disimpan oleh bumi menjadi persediaan air tawar yang sangat diperlukan oleh manusia dan hewan, dan sebagian lainnya dialirkan kembali ke laut melalui sungai-sungai yang sangat indah. Peritiwa tersebut semakin membuktikan bahwa jumlah volume air laut tak terhingga. Andaikata air laut yang jumlah volumenya tak terhingga tersebut semua-nya dijadikan tinta untuk menulis ilmu Allah, niscaya akan kering sebelum ilmu-Nya selesai ditulis. Bahkan dengan penambahan hingga tujuh kali tak berhingga, masih juga tidak cukup menuliskan ilmu-Nya. Bandingkan dengan ilmu manusia! Andaikata ilmu manusia dibukukan semuanya dan air sungai Mahakam dijadikan tinta untuk menuliskannya, belum kering sungai Mahakam tentu ilmu manusia telah habis ditulis. Ini menunjukkan bahwa seberapapun luasnya ilmu manusia, tetap saja ada batasnya, meskipun kita tidak ada yang tahu di mana letak batasnya. Penjelasan Allah tersebut untuk meyakinkan kita bahwa sesungguhnya ilmu Allah sangat tidak terbatas. Tidak bisa diukur dan diperbandingkan dengan ilmu jenis makhluk apapun. Laut tidak bisa untuk mengukur ilmu Allah, demikian pula langit, bumi, bulan, bintang-bintang, dan makhluk apapun tetap tidak bisa. Seharusnya kita semakin yakin bahwa Allahlah pencipta yang sesungguhnya. Manusia hanya bisa merangkai dan memodifikasi bahan-bahan yang telah diciptakan Allah. Alat-alat sederhana berupa pisau, parang, linggis, senjata, dan
lain-lain dibuat manusia hanya dengan memodifikasi besi yang telah Allah ciptakan dan sediakan di alam. Rumah dibangun dengan merangkai dan memodifikasi batu, tanah, kayu, besi, alumunium, kain, dan lain-lain. Manusia membuat mobil dari besi, kayu, alumunium, karet, dan lain-lain. Manusia tidak bisa membuat besi, kayu, batu, alumunium, dan lain-lain tanpa bahan dasar. Semua bahan dasar telah tersedia, dan semuanya yang menciptakan Allah. Pengetahuan terhadap ciptaanciptaan Allah yang berhasil kita ketahui seharusnya menjadi bukti dan penguat atas keyakinan kita kepada Allah. Di dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang, merupakan bukti-bukti bagi orang-orang yang berakal. Pengertian sebaliknya, hanya orang-orang yang tidak berakal saja yang tidak menjadikan pengetahuannya atas alam semesta ini sebagai sesuatu yang mengantarkannya meyakini bahwa Allahlah sang Maha Pencipta yang harus kita taati. Sebagai Sang Maha Pencipta, Allah adalah penguasa sesungguhnya bagi seluruh alam dan mampu melakukan apa saja. Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam, mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan yang mati dari yang hidup, dan memberi rezeki kepada yang dikehendakiNya tanpa hitungan. Kita manusia semuanya berada dalam genggaman-Nya, tidak ada yang bisa lari dari kuasa-Nya, karena memang tidak tersedia ruangan dan tempat sesempit dan EDISI 17/2014
7
sekecil apapun yang berada di luar kuasa-Nya. Atas takdir Allah kita diciptakan sebagai makhluk paling sempurna. Akan tetapi akan menjadi makhluk paling hina kecuali tetap beriman kepada Allah dan beramal shaleh. Allah telah membekali manusia dengan sifat-sifat kefasikan dan ketakwaan. Semua potensi menjadi buruk atau baik telah diinstall pada diri setiap manusia, diantaranya tersimpan dalam gen-gen yang jumlahnya lebih dari satu trilyun per kilogram berat badan. Di dalamnya tersimpan gen positif dan negatif yang dilengkapi dengan tombol nyala padam. Lingkungan yang buruk memicu menyalanya gen-gen negatif dan lingkungan baik memicu menyalanya gen-gen positif. Manusia punya kuasa memilih: mau menyalakan atau memadamkan yang positif atau negatif, tentu dengan segala konsekuensi yang harus ditanggungnya. Barang siapa berbuat baik sekecil apapun akan melihat akibatnya, dan barang siapa berbuat buruk sekecil apapun juga akan melihat akibatnya. Setiap kita berbuat baik, gen positif menyala. Sebaliknya, setiap kita berbuat buruk, gen negatif menyala. Perbuatan baik adalah perbuatan mengikuti ilham takwa, yakni melakukan amalan yang diperintahkan atau diijinkan syara’. Melakukan perintah Allah adalah perbuatan baik. Mengikuti petunjukpetunjuk-Nya juga perbuatan baik. Setiap perbuatan baik memberikan akibat baik di dunia dan akhirat. Apa yang akan kita lihat sebagai akibat perbuatan baik adalah kebaikan juga. 8
Berkala Tuntunan ISLAM
Mengerti dan memahami bahwa Allahlah yang menciptakan segala sesuatu seharusnya mengantarkan kita tunduk dan patuh hanya kepada-Nya. Manusia telah diciptakan menjadi sebaik-baik makhluk, maka jangan sampai memperlakukan sesama makhluk Allah sebagai sekutuNya, karena hanya akan meruntuhkan derajatnya menjadi serendah-rendahnya makhluk yang rendah. Mempersaksikan bahwa tidak ada ilah kecuali Allah, adalah pernyataan membebaskan diri dari semua jenis pengaruh dari siapapun dan apapun, dan saat terbebas sepenuhnya kemudian mengikat diri kepada dzat yang memiliki kuasa dan pengaruh tak terbatas yakni Allah Subhanahu wata’ala. Berada dalam kuasa dzat yang memiliki kuasa tak terbatas, menjadikan kita menjadi manusia paling bebas. Wallahu a’lam. Samarinda, 20 April 2014 Agus Sukaca
[email protected] Catatan: 1 Kazuo Murakami: “The Divine Message of The DNA”, Mizan, cet VI, Des 2008, hal 37-38 * Referensi ayat-ayat Al-Qur’an: QS al-Hijr ayat 86; al-An’am ayat 102; alBaqarah ayat 22, 26, 117, 164; as-Sajdah ayat 7; al-An’am ayat 2; ash-Shura ayat 11; alMukminun ayat 12-14; al-A’la ayat 2; Ibrahim ayat 73; al-Kahfi ayat 110; Luqman ayat 27; an-Naba’ ayat 14-16; Ali Imran ayat 26-27; at-Tin ayat 4-6; as-Syams ayat 7-10; dan QS az-Zalzalah ayat 7-8.
Tafsir al-Qur’an
SURAT AL-BAQARAH AYAT 49-50
Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Firaun) dan pengikutpengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberatberatnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu. (49) Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Firaun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan. (50) [Qs. al-Baqarah/2: 49-50]
wa idz: Dan ingatlah ketika, (penjelasan panjang ungkapan ini, lihat Tafsir al-Baqarah ayat 30 di Berkala Tuntunan Islam Edisi 9 tahun 2012, halaman 7). najjainaakum: Kami selamatkan kamu sekalian (Bani Isra’il pada zaman Nabi Musa ‘alaihis salaam). Bisa juga ungkapan ini diartikan Kami membebaskan kamu dari kehancuran. min aali Fir’auna: dari para pengikut Fir’aun (termasuk Fir’aun juga). Fir’aun adalah Raja Mesir pada masa Nabi Musa ‘alaihis salaam.
Kata “aali” berarti kaum atau pengikut, juga berarti keluarga. Mengapa al-Qur’an memakai ungkapan aali Fir’aun? Ungkapan ini menurut al-Qurtubi sebutan bagi suatu kaum atau pengikut yang mempunyai keyakinan sama dengan keyakinan orang yang disebutkan, yaitu Fir’aun. Ungkapan ini juga bisa bermakna Fir’aun dan pengikutpengikutnya. Lihat ayat-ayat berikut:
EDISI 17/2014
9
(Keadaan mereka) serupa dengan keadaan Firaun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. Mereka mendustakan ayat-ayat Tuhannya maka Kami membinasakan mereka disebabkan dosa-dosanya dan Kami tenggelamkan Firaun dan pengikut-pengikutnya; dan kesemuanya adalah orang-orang yang lalim. [Qs. al-Anfaal: 54]
Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Firaun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. (45) Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras”. (46) [Qs. Ghafir: 45-46] Di dalam hadits yang berisi do’a shalawat untuk Nabi Muhammad shalla Allahu ‘alaihi wa sallam dan Nabi Ibrahim ‘alaihis salaam, kata “aali” dipakai untuk menyebut keluarganya karena konteks bunyi hadits itu merujuk juga untuk para sahabatnya. Artinya, kalau ada ungkapan “aali” dan disertai kata lainnya, maka artinya bisa lain. Dalam konteks 10
Berkala Tuntunan ISLAM
atau kaitan di dalam do’a shalawat, maka arti yang tepat untuk kata “aali” adalah “keluarga”. Ka’ab bin ‘Ujrah meriwayatkan:
Kami pernah bertanya kepada Rasulullah SAW.; “Wahai Rasulullah, bagaimana caranya kami bershalawat kepada tuan-tuan kalangan Ahlul Bait, sementara Allah telah mengajarkan kami bagaimana cara menyampaikan salam kepada kalian?” Maka Beliau bersabda: “Ucapkanlah: “Allahumma shalli ‘alaa Muhammad, wa ‘alaa aali Muhammad kamaa shollaita ‘alaa Ibrahiim wa ‘alaa aali Ibrahim innaka hamiidun majid. Allahumma baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aali Muhammadin kamaa baarakta ‘alaa Ibrahiim wa ‘alaa aali Ibrahim innaka hamiidun majiid” Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi shalawat kepada Ibrahiim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkah Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah berilah barakah kepada Muhammad
dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada Ibrahim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkah Maha Terpuji dan Maha Mulia. (HR Bukhari) yasuumuunakum: mereka menimpakan, mereka membuat kamu (kaum Bani Isra’il zaman Nabi Musa ‘alaihis salaam) merasakan.
Hai Bani Israel, ingatlah akan nikmatKu yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk). (Qs. alBaqarah: 40)
suu’al ‘adzaab: siksaan paling dahsyat, paling mengerikan. yudzabbikhuuna: menyembelehi, menyembelih dalam jumlah banyak sekali (massacre). abnaa’akum: anak laki-lakimu. wa yastakhyuuna: memberi hidup. nisaa’akum: para kaum wanita kamu, termasuk anak-anak perempuan. balaa’un ‘adliim: sebuah cobaan, ujian yang sangat dahsyat yang sudah tidak tertahankan lagi karena buruknya cobaan itu. Secara umum, pemakaian di dalam al-Qur’an, bala’ adalah ujian atau cobaan dengan sesuatu yang kelihatan bagus dan yang kelihatan jelek. (Lihat Boks) Ayat al-Baqarah 49 dan seterusnya ini merupakan rincian penjelasan dari ayat sebelumnya yang berbunyi:
Hai Bani Israel, ingatlah akan nikmatKu yang telah Aku anugerahkan kepadamu dan (ingatlah pula) bahwasanya Aku telah melebihkan kamu atas segala umat. (Qs. al-Baqarah: 47) Dua ayat di atas masih bersifat umum, sedangkan mulai ayat 2: 49, ayat tersebut dan ayat-ayat berikutnya mulai memerinci nikmat-nikmat apa saja yang telah diberikan kepada Bani Isra’il. faraqnaa bikumul bahra: Kami belah lautan untuk kamu (Bani Isra’il). Kata ganti “kamu” di ayat ini merujuk kepada kaum Bani Isra’il yang saat itu ada di Madinah, yang mewakili kakek moyang mereka Bani Isra’il pengikut Nabi Musa ‘alaihis salaam. fa-anjainaakum: lalu Kami selamatkan kamu. Penyelamatan ini ada dua macam. Pertama, penyelamatan dari air laut yang dalam. Dan kedua, penyelamatan dari Fir’aun dan pengikutnya atau tentaranya. Caranya adalah: wa-aghraqnaa aala Fir’auna: dan Kami tenggelamkan Fir’aun dan pengikut-pengikutnya. EDISI 17/2014
11
Mereka tenggelam ke dalam laut yang dalam dan mati. wa antum tandluruun:
Sedangkan menurut Imam Al-Raaghib Al-Isfahaanii, Mufradaat Alfaadl al-Qur’aan, nadlar adalah:
sedangkan kamu menyaksikan atau memperhatikan (memandang dengan seksama). Nalar (an-Nadlar) Secara bahasa, kata nadlar, menurut Ibnu Mandlur di dalam Lisaan al-‘Arab adalah:
An-Nadlar (nalar) adalah indera mata.… Ketika engkau mengatakan: Aku memandangi ini dan itu dengan pandangan mata dan hati.
12
Berkala Tuntunan ISLAM
An-Nadhar (nalar): bergerakgeraknya mata dan mata hati untuk mengetahui sesuatu dan melihatnya, maksudnya adalah memandang dengan
penuh perhatian dan menyelidik. Dengan demikian orang akan mengetahui (ma’rifah kepada) sesuatu yang dihasilkan dari penyelidikan. Itulah refleksi, pertimbangan dan pengetahuan yang diperoleh. Maka bisa juga dikatakan bahwa engkau memperhatikan padahal engkau tidak melihatnya, atau engkau tidak memperhatikan dengan seksama dan tidak mempertimbangkan atau berefleksi terhadap hal itu. Firman Allah Ta’ala: Katakanlah, perhatikan apa yang ada di langit (Yunus 10: 101), yakni: perhatikan dengan seksama dan penuh. Secara umum penggunaan mata (albashar) lebih banyak, sementara secara khusus penggunaan mata hati (al-bashirah) lebih banyak. Firman Allah Ta’ala: Pada hari itu, wajah-wajah akan berseriseri, memandang kepada Tuhan-nya (Qs. al-Qiyamah: 22-23). Penjelasan secara bahasa dan juga penggunaan al-Qur’an, kata an-nadlar (nalar) mengacu kepada dua hal yaitu memandang secara seksama dan penuh perhatian baik secara wadag maupun dengan menggunakan mata hati. AlQur’an menyuruh secara tidak langsung untuk memperhatikan gejala alam dengan menggunakan kata nadhar.
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia dicip-
takan (17). Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? (18). Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? (19). Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? (20) [al-Ghasyiyah: 17-20). Penggunaan kata nadlar (nalar) di dalam al-Qur’an sangat kelihatan positif baik berdasar surat Yunus: 101 maupun al-Ghasiyah: 17-20. Kalau manusia memandang, memperhatikan, mempertimbangkan secara seksama dan hati-hati dan dengan penuh perhatian, maka hal itu memang yang dikehendaki oleh alQur’an. Oleh karena itu penggunaan nalar menjadi sangat positif. MAKNAAYAT AL-BAQARAH: 49-50 Dimulai dari ayat Al-Baqarah 40 dan 47, kaum Bani Isra’il di Madinah diingatkan oleh al-Qur’an tentang nikmatnikmat yang telah diberikan kepada kakek moyang mereka yang mengikuti Nabi Musa ‘alaihis salaam. Hal ini dilakukan supaya Bani Isra’il mau mensyukurinya dan mau mengikuti Nabi Muhammad SAW mengimaninya dan masuk agama Islam. Nikmat itu kemudian dirinci dengan nikmat berupa diselamatkannya Bani Isra’il dari siksaan dan penindasan yang dilakukan oleh Fir’aun dan pengikutnya atas mereka dengan siksaan yang sangat dahsyat. Tidak hanya mereka selamat, tetapi Fir’aun dan pengikutnya binasa ditenggelamkan oleh Allah ta’aala ke dalam lautan dan kaum Bani Isra’il bisa lari keluar dari Mesir. EDISI 17/2014
13
Kisah Tenggelamnya Fir’aun
BOKS
dan Sebab-Sebab Pengejaran Nabi Musa ‘alaihis salaam
A
l-Qur’an surat Asy-Syu’araa’ ayat 1-68 menjelaskan secara rinci kisah Nabi Musa ‘alaihis salaam ketika berhadapan dengan Fir’aun dan kemudian lari membawa Bani Isra’il keluar dari negeri Mesir:
pelbagai macam tumbuh-tumbuhan yang baik?
1. Thaa Siin Miim. 2. Inilah ayat-ayat Al Qur’an yang menerangkan.
9. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.
3. Boleh jadi kamu (Muhammad) akan membinasakan dirimu, karena mereka tidak beriman.
10. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu menyeru Musa (dengan firman-Nya): “Datangilah kaum yang lalim itu,
4. Jika Kami kehendaki niscaya Kami menurunkan kepada mereka mukjizat dari langit, maka senantiasa kuduk-kuduk mereka tunduk kepadanya.
11. (yaitu) kaum Firaun. Mengapa mereka tidak bertakwa?”
5. Dan sekali-kali tidak datang kepada mereka suatu peringatan baru dari Tuhan Yang Maha Pemurah, melainkan mereka selalu berpaling daripadanya.
13. Dan (karenanya) sempitlah dadaku dan tidak lancar lidahku maka utuslah (Jibril) kepada Harun.
6. Sungguh mereka telah mendustakan (Al Qur’an), maka kelak akan datang kepada mereka (kenyataan dari) berita-berita yang selalu mereka perolok-olokan. 7. Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, berapakah banyaknya Kami tumbuhkan di bumi itu 14
Berkala Tuntunan ISLAM
8. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat suatu tanda kekuasaan Allah. Dan kebanyakan mereka tidak beriman.
12. Berkata Musa: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku takut bahwa mereka akan mendustakan aku.
14. Dan aku berdosa terhadap mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku”. 15. Allah berfirman: “Jangan takut (mereka tidak akan dapat membunuhmu), maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mukjizat-mukjizat); sesungguhnya Kami bersamamu mendengarkan (apa-apa yang mereka katakan),
16. Maka datanglah kamu berdua kepada Firaun dan katakanlah olehmu: “Sesungguhnya kami adalah Rasul Tuhan semesta alam, 17. lepaskanlah Bani Israel (pergi) beserta kami”. 18. Firaun menjawab: “Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu. 19. dan kamu telah berbuat suatu perbuatan yang telah kamu lakukan itu dan kamu termasuk golongan orang-orang yang tidak membalas guna”. 20. Berkata Musa: “Aku telah melakukannya, sedang aku di waktu itu termasuk orang-orang yang khilaf. 21. Lalu aku lari meninggalkan kamu ketika aku takut kepadamu, kemudian Tuhanku memberikan kepadaku ilmu serta Dia menjadikanku salah seorang di antara rasul-rasul. 22. Budi yang kamu limpahkan kepadaku itu adalah (disebabkan) kamu telah memperbudak Bani Israel”. 23. Firaun bertanya: “Siapa Tuhan semesta alam itu?” 24. Musa menjawab: “Tuhan Pencipta langit dan bumi dan apa-apa yang di antara keduanya. (Itulah Tuhanmu), jika kamu sekalian (orangorang) mempercayai-Nya”.
25. Berkata Firaun kepada orangorang sekelilingnya: “Apakah kamu tidak mendengarkan?” 26. Musa berkata (pula): “Tuhan kamu dan Tuhan nenek-nenek moyang kamu yang dahulu”. 27. Firaun berkata: “Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian benar-benar orang gila”. 28. Musa berkata: “Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal”. 29. Firaun berkata: “Sungguh jika kamu menyembah Tuhan selain aku, benar-benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan”. 30. Musa berkata: “Dan apakah (kamu akan melakukan itu) kendati pun aku tunjukkan kepadamu sesuatu (keterangan) yang nyata?” 31. Firaun berkata: “Datangkanlah sesuatu (keterangan) yang nyata itu, jika kamu adalah termasuk orangorang yang benar”. 32. Maka Musa melemparkan tongkatnya, yang tiba-tiba tongkat itu (menjadi) ular yang nyata. 33. Dan ia menarik tangannya (dari dalam bajunya), maka tiba-tiba tangan itu jadi putih (bersinar) bagi orang-orang yang melihatnya. EDISI 17/2014
15
34. Firaun berkata kepada pembesar-pembesar yang berada di sekelilingnya: Sesungguhnya Musa ini benar-benar seorang ahli sihir yang pandai, 35. ia hendak mengusir kamu dari negerimu sendiri dengan sihirnya; maka karena itu apakah yang kamu anjurkan?” 36. Mereka menjawab: “Tundalah (urusan) dia dan saudaranya dan kirimkanlah ke seluruh negeri orangorang yang akan mengumpulkan (ahli sihir), 37. niscaya mereka akan mendatangkan semua ahli sihir yang pandai kepadamu’. 38. Lalu dikumpulkanlah ahli-ahli sihir pada waktu yang ditetapkan di hari yang maklum, 39. dan dikatakan kepada orang banyak: “Berkumpullah kamu sekalian. 40. semoga kita mengikuti ahli-ahli sihir jika mereka adalah orang-orang yang menang” 41. Maka tatkala ahli-ahli sihir datang, mereka bertanya kepada Fir’aun: “Apakah kami sungguhsungguh mendapat upah yang besar jika kami adalah orang-orang yang menang?” 42. Firaun menjawab: “Ya, kalau demikian, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan menjadi orang yang didekatkan (kepadaku)”. 16
Berkala Tuntunan ISLAM
43. Berkatalah Musa kepada mereka: “Lemparkanlah apa yang hendak kamu Lemparkan”. 44. Lalu mereka melemparkan tali temali dan tongkat-tongkat mereka dan berkata: “Demi kekuasaan Firaun, sesungguhnya kami benarbenar akan menang”. 45. Kemudian Musa melemparkan tongkatnya maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu. 46. Maka tersungkurlah ahli-ahli sihir sambil bersujud (kepada Allah). 47. mereka berkata: “Kami beriman kepada Tuhan semesta alam, 48. (yaitu) Tuhan Musa dan Harun”. 49. Firaun berkata: “Apakah kamu sekalian beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepadamu? Sesungguhnya dia benar-benar pemimpinmu yang mengajarkan sihir kepadamu maka kamu nanti pasti benar-benar akan mengetahui (akibat perbuatanmu); sesungguhnya aku akan memotong tanganmu dan kakimu dengan bersilangan dan aku akan menyalibmu semuanya”. 50. Mereka berkata: “Tidak ada kemudaratan (bagi kami); sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami, 51. Sesungguhnya kami amat menginginkan bahwa Tuhan kami akan mengampuni kesalahan kami, karena
PATUNG FIR’AUN | wonderfullmoslem.blogspot.com
58. dan (dari) perbendaharaan dan kedudukan yang mulia, 59. demikianlah halnya dan Kami anugerahkan semuanya (itu) kepada Bani Israel. 60. Maka Firaun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit. 61. Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengi-kutpengikut Musa: “Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul”. kami adalah orang-orang yang pertama-tama beriman”. 52. Dan Kami wahyukan (perintahkan) kepada Musa: Pergilah di malam hari dengan membawa hambahamba-Ku (Bani Israel), karena sesungguhnya kamu sekalian akan disusuli”. 53. Kemudian Firaun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota. 54. (Firaun berkata): “Sesungguhnya mereka (Bani Israel) benar-benar golongan kecil, 55. Dan sesungguhnya mereka membuat hal-hal yang menimbulkan amarah kita, 56. Dan sesungguhnya kita benarbenar golongan yang selalu berjagajaga”. 57. Maka Kami keluarkan Firaun dan kaumnya dari taman-taman dan mata air,
62. Musa menjawab: “Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku”. 63. Lalu Kami wahyukan kepada Musa: “Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. 64. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain. 65. Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. 66. Dan Kami tenggelamkan golongan yang lain itu. 67. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman. 68. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. EDISI 17/2014
17
BOKS
BALAA’ Bala’ adalah ujian atau cobaan dengan sesuatu yang kelihatan bagus dan sesuatu yang kelihatan jelek.
D
i dalam al-Qur’an, kata bala’ dan kata kerjanya bisa dikatakan seimbang dipakai untuk menguji atau member cobaan kepada manusia baik itu berupa ujian dengan hal-hal baik maupun ujian berupa hal-hal yang buruk. Dari tiga puluh delapan kata bala’dan kata kerjanya, maka selain ujian yang baik dan buruk seimbang, maka ada juga ujian atau cobaan yang bersifat abstrak. Berikut disajikan ayat-ayat yang berisi kata bala’ atau kata kerjanya untuk bisa ditentukan sendiri mana yang cobaan baik, mana cobaan buruk, dan mana cobaan yang umum dan abstrak.
Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Firaun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu 18
Berkala Tuntunan ISLAM
yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu. (Qs. al-Baqarah: 49)
Dan (ingatlah hai Bani Israel), ketika Kami menyelamatkan kamu dari (Firaun) dan kaumnya, yang mengazab kamu dengan azab yang sangat jahat, yaitu mereka membunuh anak-anak lelakimu dan membiarkan hidup wanita-wanitamu. Dan pada yang demikian itu cobaan yang besar dari Tuhanmu”. (Qs. al-A’raf: 141)
Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allah-lah yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi
Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Qs. alAnfal: 17)
Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: “Ingatlah nikmat Allah atasmu ketika Dia menyelamatkan kamu dari (Firaun dan) pengikut-pengikutnya, mereka menyiksa kamu dengan siksa yang pedih, mereka menyembelih anak-anak lakilakimu, membiarkan hidup anakanak perempuanmu; dan pada yang demikian itu ada cobaan yang besar dari Tuhanmu”. (Qs. Ibrahim: 6)
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Qs. al-Baqarah: 155)
Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. (Qs. Ali Imran: 186)
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (Qs. ash-Shaffat: 106) Dan Kami telah memberikan kepada mereka di antara tanda-tanda kekuasaan (Kami) sesuatu yang di dalamnya terdapat nikmat yang nyata. (Qs. ad-Dukhan: 33)
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan sesuatu dari binatang buruan yang mudah didapat oleh tangan dan tombakmu supaya Allah mengetahui orang yang takut keEDISI 17/2014
19
pada-Nya, biar pun ia tidak dapat melihat-Nya. Barang siapa yang melanggar batas sesudah itu, maka baginya azab yang pedih. (Qs. alMaidah: 94)
Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya, dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Qs. al-An’am: 165)
Dan tanyakanlah kepada Bani Israel tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, diwaktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik. (Qs. al-A’raf: 163) 20
Berkala Tuntunan ISLAM
Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran). (Qs. al-A’raf: 168)
Di tempat itu (padang Mahsyar), tiap-tiap diri merasakan pembalasan dari apa yang telah dikerjakannya dahulu dan mereka dikembalikan kepada Allah Pelindung mereka yang sebenarnya dan lenyaplah dari mereka apa yang mereka adaadakan. (Qs. Yunus: 30)
Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah Arasy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): “Sesungguhnya kamu akan
dibangkitkan sesudah mati”, niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: “Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata”. (Qs. Hud: 7)
Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu. (Qs. an-Nahl: 92)
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya. (Qs. al-Kahfi: 7)
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji ka-
mu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan. (Qs. al-Anbiya: 35)
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al Kitab: “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. (Qs. anNaml: 40)
Apabila kamu bertemu dengan orangorang kafir (di medan perang) maka EDISI 17/2014
21
pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berhenti. Demikianlah, apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan se-bahagian yang lain. Dan orangorang yang gugur pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka. (Qs. Muhammad: 4)
Dan sesungguhnya Kami benarbenar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antaramu; dan agar Kami menyatakan (baik buruk) hal ihwalmu. (Qs. Muhammad: 31)
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (Qs. al-Mulk: 2)
Sesungguhnya Kami telah menguji mereka (musyrikin Mekah) sebagaimana Kami telah menguji pemilikpemilik kebun, ketika mereka ber22
Berkala Tuntunan ISLAM
sumpah bahwa mereka sungguhsungguh akan memetik (hasil) nya di pagi hari, (Qs. al-Qalam: 17)
Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: “Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barang siapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka ia adalah pengikutku.” Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: “Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya.” Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Qs. al-Baqarah: 249)
Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepadamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu; dan sesungguhnya Allah telah memaafkan kamu. Dan Allah mem-punyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yang beriman. (Qs. Ali Imran: 152)
Kemudian setelah kamu berduka-cita, Allah menurunkan kepadamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan daripadamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah. Mereka berkata: “Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?” Katakanlah: “Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah”. Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: “Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini”. Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (Qs. Ali Imran: 154) Sesungguhnya pada (kejadian) itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah), dan sesungguhnya Kami menimpakan azab (kepada kaum Nuh itu). (Qs. al-Mukminun: 30) Di situlah diuji orang-orang mukmin EDISI 17/2014
23
dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat. (Qs. alAhzab: 11)
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat. (Qs. al-Insan: 2)
Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia berkata: “Tuhanku telah memuliakanku” (15). Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata: “Tuhanku menghinakanku” (16). [Qs. al-Fajr: 15-16]
Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai memelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. Dan janganlah kamu makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan (janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa. Barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, maka hendaklah ia menahan diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan barang siapa miskin, maka bolehlah ia makan harta itu menurut yang patut. Kemudian apabila kamu menyerahkan harta kepada mereka, maka hendaklah kamu adakan saksi-saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. Dan cukuplah Allah sebagai Pengawas (atas persaksian itu). (Qs. an-Nisa’: 6)
Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?” (Qs. Thaha: 120).
Narasumber utama artikel ini: M. Yusron Asrofie
Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin. 24
Berkala Tuntunan ISLAM
Sedekah Masjid AN-NUR Tongkang Pingtung, Taiwan Membuka Dompet Sedekah untuk Masjid AN-NUR Tongkang, Pingtung, Taiwan
Atau, ke rekening Indonesia, via rekg: an: MOHAMMAD ADAM JERUSALEM no. rekening: 0329670428 (BNI SYARIAH Cab. YOGYAKARTA) kontak person: WhatsApp +62-81313.8883.12 email:
[email protected]
Atau secara Kwaho ke alamat: RIZAL DIAN AZMI, NATIONAL CENTRAL UNIVERCITY DEPARTMENT OF MATH NO. 300, JHONGDA RD., JHONGLY CITY, TAOYUAN COUNTY 32001, TAIWAN (R.O.C)
Masjid An-Nur di Tongkang, Pingtung, Taiwan, semula adalah musholla yang sehari-hari dipakai beribadah para Anak Buah Kapal warga Indonesia. Selama 3 tahun, bangunan musholla ini mengontrak. Kini, pemilik bangunan bersedia menjualnya dengan harga 5,5 juta NTD (1 NTD = Rp 380).Telah terkumpul dana 4 juta NTD, masih kurang 1,5 juta NTD (Rp 570 juta). FOSPI, organisasi para ABK ini bertekat untuk membeli dan menjadikannya sebuah masjid. Dan LazisMu PCIM Taiwan bertekad melaksanakan program kedua untuk membantu penggalangan dana masjid ini, setelah usai program pertama penggalangan dana untuk korban erupsi Gunung Kelud. Mari bergotong royong membantu saudara kita..... Musholla calon Masjid An-Nur di Tongkang Pingtung Taiwan. sumber: youtube
EDISI 17/2014
25
Tuntunan Akidah
THIYARAH
(TATHOYYUR)
ILUSTRASI | blogkoranislam.wordpress.com
A. Pengertian Thiyarah hiyarah atau tathayur adalah kepercayaan seseorang akan adanya nasib sial disebabkan oleh sesuatu yang dilihat atau didengar, atau karena sesuatu yang diketahui. Atau, dengan kata lain, thiyarah ialah kepercayaan bernasib sial karena adanya hal-hal atau kejadian-kejadian atau tanda-tanda tertentu atau warna atau individu atau hari dan bulan serta lainnya, yang karenanya seseorang menolak untuk melakukan sesuatu atau sebaliknya. Istilah tiyarah, oleh sebagian ulama’,
T
yang berdikaitkan dengan lafadz arti burung, di mana orang Arab jahiliyah 26
Berkala Tuntunan ISLAM
pada masa itu, mempercayai dan menjadikan burung sebagai pertanda sial, atau sebaliknya. Ketika mereka akan mengadakan safar (perjalanan), maka mereka terlebih dahulu akan melepaskan burung. Jika burung tersebut terbang ke arah kanan rumah maka mereka akan gembira tetapi jika ia terbang ke arah kiri maka mereka akan bersedih hati karena itu pertanda musibah akan menimpa dan selanjutnya mereka akan menangguhkan perjalanannya. Namun demikian, bukan berarti kepercayaan ini hanya ada pada orangorang Jahiliyah Arab saja, tetapi dimiliki pula oleh umat manusia sepanjang masa. Termasuk mereka yang hidup pada masa Nabi Musa as, sebagian masyarakat pada masa itu mempercayai bahwa Nabi Musa dan para pengikutnya adalah penyebab kesialan yang mereka alami. Hal ini dijelaskan oleh Allah SWT dalam firmanNya sebagai berikut:
Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata:
“Itu adalah karena (usaha) kami”. Dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Qs. alA’raaf: 131) Pada ayat lain, Allah SWT juga menjelaskan adanya kepercayaan semacam ini pada sebagian masyarakat lain yang menolak kedatangan utusan-utusan Allah SWT.
Dari Abdullah bin Mas’ud dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Thiyarah adalah syirik, thiyarah adalah syirik –tiga kali-. Tidaklah di antara kita (kecuali beranggapan seperti itu ) akan tetapi Allah menghilangkannya dengan tawakal.” (HR Abu Dawud) 2. Hadis riwayat Bukhari:
Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Sesungguhnya jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami akan merajam kamu dan kamu pasti akan mendapat siksa yang pedih dari kami”. Utusan-utusan itu berkata: “Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan (kamu bernasib malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas” (Qs. Yasin: 18-19)
Dari Abu Hurairah ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada ‘adwa (penularan), tidak ada thiyarah, tidak ada (kepercayaan sialnya) burung hammah, dan tidak ada ada (kepercayaan sialnya) bulan safar. (HR Bukhari) 3. Hadis riwayat an-Nasa’i:
B. Hukum Thiyarah Untuk mengetahui hukum thiyarah, di bawah ini akan dinukil beberapa hadits shahih, sebagai berikut: 1. Hadis riwayat Abu Dawud:
EDISI 17/2014
27
Dari Muawiyah bin al-Hakam asSalami, ia berkata: “Saya berkata, ‘Wahai Rasulullah Shallallahu’alaihiwasallam, sesungguhnya aku dekat dengan masa jahiliyyah. Dan sungguh Allah telah mendatangkan agama Islam ‘Dan di antara kita ada beberapa laki-laki yang bertathayyur).’ Beliau ber-sabda, ‘Itu adalah rasa waswas yang mereka dapatkan dalam dada mereka yang seringkali menghalangi mereka (untuk melakukan sesuatu), maka janganlah menghalang-halangi mereka. (HR An-Nasa’i) Berdasarkan hadits-hadits di atas, thiyarah adalah perkara yang diharamkan oleh syariat Islam. Perbuatan ini digolongkan pada perkara syirik yang dapat merusak aqidah dan sangat besar dosanya. Jika pelakunya melakukannya dengan ucapan dan perbuatan atas dasar keyakinan bahwa hal itu hanya merupakan tanda-tanda yang menyertai datangnya manfaat atau mudharat maka ia termasuk syirik kecil. Tetapi jika ia meyakini hal itu sebagai subyek atau faktor yang berpengaruh mutlak dalam mendatangkan manfaat atau menolak mudharat, maka ia dinyatakan musyrik dengan tingkat musyrik besar yang menyebabkan keluar dari tauhid dan Islam. Tetapi, manakala thiyarah muncul ke dalam hati seseorang dan ia berusaha mengusirnya dan tidak mempengaruhi rencananya sehingga menggagalkan rencana tersebut maka hal ini tidak berdosa baginya Para ulama’ menjelaskan bahwa pengharaman thiyarah disebabkan oleh 28
Berkala Tuntunan ISLAM
beberapa hal: 1. Karena dalam thiyarah terkandung penisbatan kemampuan mendatangkan manfaat dan mudharat kepada selain Allah SWT . 2. Karena dalam thiyarah terkandung sikap bergantung kepada selain Allah SWT. 3. Karena dalam thiyarah terkandung makna keterkaitan hati kepada selain Allah SWT . 4. Karena dalam thiyarah melahirkan rasa takut, tidak aman dari banyak hal dalam diri seseorang, sesuatu yang pada gilirannya menyebabkan kegoncangan jiwa yang dapat mempengaruhi proses kerjanya sebagai khalifah dimuka bumi. 5. Karena thiyarah membuka jalan penyebaran khurafat dalam masyarakat dengan jalan memberikan kemampuan mendatangkan manfaat dan mudharat atau mempengaruhi jalan hidup manusia kepada berbagai jenis makhluk yang sebenarnya tidak mereka miliki. Pada gilirannya, itu akan mengantarkan kepada perbuatan syirik besar. C. Bentuk-bentuk Thiyarah Di kalangan masyarakat telah tersebar kepercayaan-kepecayaan yang dapat dikatagorikan sebagai thiyarah, di antaranya adalah: 1. Kepercayaan sial terhadap hewan-hewan tertentu, seperti burung, kucing, ular, dan lain-lain Sebagian masyarakat mempercayai akan adanya kesialan karena suara
burung tertentu. Misalnya suara burung gagak, burung perkutut dan lain-lain . Mereka berkeyakinan kalau rumahnya didatangi burung tersebut, ada salah seorang dari penghuninya yang akan wafat Sebagian lain mempercayai jika seseorang menabrak kucing, atau bertemu ular maka akan terjadi sial Rasulullah SAW ber-sabda:
“Tidak ada penyakit menular, tidak ada tiyarah, tidak ada keyakinan kepada burung hantu, dan tidak ada keyakinan tentang sialnya(bulan) Shafar.” (HR Bukhari) 2. Kepercayaan sial terhadap hari, bulan, angka, warna dan lambang tertentu. Sebagian orang mempercayai bahwa malam Jum’at adalah malam yang keramat, yang pada hari itu banyak terjadi musibah. Di sebagian daerah, orang tidak mau bekerja di hari Senin dan tidak mau menikah di bulan Muharram karena dipecaya sebagai hari dan bulan sial. Orang Jahiliyah meyakini Shafar sebagai bulan sial bagi yang menikah di bulan tersebut. Karena itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menikahi Aisyah RA di bulan Syawal dan Aisyah radhiyallahu ‘anha berbangga-bangga dengan itu kepada istri Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang lain. Ibnu Katsir rahima hullah berkata dalam al-Bidayah wan
Nihayah, “Bersandingnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan Aisyah radhiyallahu ‘anha di bulan Syawal adalah bantahan bagi sebagian orang yang tidak menyenanginya dengan sangkaan khawatir adanya perceraian di antara keduanya. Kelompok Syiah Rafidhah sangat antipati terhadap angka sepuluh. Kepercayaan mereka dikaitkan dengan 10 sahabat Nabi yang sangat mereka benci bahkan meraka mengkafirkan mereka. Padahal 10 shabat tersebuat adalah orang-orang shalih yang oleh Nabi Muhammad SAW telah dipastikan masuk Surga. Sebagian orang juga menganggap adanya nomor-nomor keberuntungan, seperti angka delapan, atau nomor-nomor sial, seperti angka tiga belas. Begitu pula terhadap nama-nama yang dipercaya membawa kesialan, sehingga mereka harus mengganti dengan nama yang membawa keberuntungan. 3. Kepercayaan sial karena kejadian tertentu. Ada orang yang mempercayai bahwa penyakit yang sedang diderita sebagai pertanda baik atau sebaliknya. Misalnya, ketika ia merasakan gatal-gatal di telapak tangan kanan, itu dianggap sebagai pertanda kebaikan; tetapi kalau gatalnya telapak tangan kiri dianggap sebagai pertanda kejelekan. Contoh lain, Ketika seseorang merasakan di telinganya ada suara-suara gemuruh, hal itu dianggap sebagai tanda kejelekan. Ada juga orang yang menggagalkan rencana kegiatannya karena ketika EDISI 17/2014
29
hendak pergi ada gelas atau piring yang pecah, atau melihat hewan tertentu. Mereka mempercayai bahwa hal itu akan membawa sial. Begitu pula, kepercayaan akan mendapatkan sial disebabkan karena seseorang menyapu rumah di waktu siang atau malam karena mereka menyangka hal itu adalah sebab dihilangkan berkah dan rezeki. Ada juga orang yang beranggapan kalau dalam penjualan pertama (penglaris) mengeluarkan uang kembalian maka akan merusak jualannya di hari tersebut. 4. Keperyayaan sial terhadap tempattempat tertentu. Di antara perkara yang dipercaya mendatangkan sial oleh sebagian masyarakat adalah keberadaan tempat-
30
Berkala Tuntunan ISLAM
tempat tertentu. Misalnya, ketika di tempat tertentu sering terjadi kecelakaan lalu lintas, mereka menganggap tempat tersebut sebagai tempat “angker” yang memiliki pengaruh terhadap kecelakaan yang terjadi. Sering juga dijumpai kepercayaan bahwa daerah-daerah tertentu dianggap dapat mendatang sial. Misalnya, seseorang pengantin baru, tidak diizinkan lewat daerah semacam itu karena kelak akan dapat menyebabkan rumah tangganya berantakan. 5. Kepercayaan sial terhadap orangorang tertentu. Pada masa Nabi dahulu, orang-orang yang mengingkari kedatangannya menganggap beliau sebagai pembawa sial. Pada masa sekarang pun sering dijumpai
kepercayaan semacam itu. Misalnya, ketika seseorang bertemu dengan orang buta atau orang cacat lainnya, ia mempercayai bahwa pertemuannya dengan si orang cacat tersebut akan membawa sial. Ketika di suatu kampung terjadi bencana, musim paceklik, misalnya, terkadang penduduk kampung tersebut mempercayai bahwa bencana tersebut disebabkan oleh keberadaan seseorang di kampung tersebut. Sehingga mereka beramai-ramai mengusir orang tersebut karena dianggap sebagi pembawa bencana. D. Cara Menghindari Thiyarah Setelah mengetahui bahwa thiyarah adalah perbuatan syirik, seorang muslim harus berusaha menjauhkan dirinya dari thiyarah. Di antara usaha yang harus dilakukan adalah sebagai berikut. 1. Bertawakal kepada Allah Subhanahu wata’ala Asy-Syaikh Shalih al-Fauzan menyatakan bahwa tawakkal adalah perkara pokok dalam menghilangkan thiyarah, sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Rasulullah SAW di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud di atas.
netapkan segala sesuatu dengan penuh keadilan, rahmat, dan hikmah-Nya. 4. Memahami bahaya thiyarah Thiyarah bukanlah perkara yang boleh dianggap enteng, mengingat hal ini menyangkut keimanan seseorang kepada Allah SWT. Thiyarah termasuk salah satu bentuk penyimpangan dalam perkara aqidah. Thiyarah dapat menjerumuskan seseorang kepada dosa besar yang tak terampuni, yakni dosa syirik. 5. Mujahadah Seseorang harus bersungguh-sungguh dalam usaha untuk menghilangkan tiyarah yang ada di dalam jiwanya. Dia harus terus melawannya hingga hilang thiyarah itu secara total. 6. Berdo’a dan minta perlindungan kepada Allah SWT karena thiyarah termasuk bisikan setan Rasulullah SAW mengajarkan do’a guna menjaga diri dari penyakit tiyarah sebagaimana dijelaskan di dalam hadits berikut ini.
2. Mengimani qadha dan qadar Seorang muslim harus meyakini bahwa apa yang akan menimpanya pasti akan mengenainya dan sesuatu yang tak ditakdirkan mengenainya, tak akan pernah menimpanya. 3. Berbaik sangka kepada Allah Seorang muslim harus meyakini bahwa Allah Subhanahu wata’ala me-
Dari ‘Urwah bin ‘Amir, Ahmad AlQurasyi berkata, “Telah disebutkan thiyarah di sisi Nabi SAW, kemudian EDISI 17/2014
31
Rasulullah SAW juga mengajarkan do’a yang dapat menghapus dan menghilangkan thiyarah, sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad berikut.
Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan yang datang dari-Mu, dan tidak ada nasib sial kecuali nasib sial yang datang dari-Mu, dan tidak ada Ilah selain-Mu beliau bersabda: “Yang terbaik adalah sikap optimisme, dan thiyarah tidak boleh menahan kehendak seorang muslim. Apabila salah seorang diantara kalian melihat apa yang ia tidak sukai, maka hendaknya ia mengucapkan: ALLAAHUMMA LAA YA`TII BILHASANAATI ILLAA ANTA, WALAA YADFA’USSAY-YIAATI ILLAA ANTA, WALAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BIKA (Ya Allah, tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Engkau, dan tidak ada yang dapat menolak keburukan kecuali Engkau, dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali karena-Mu) ‘. (HR Abu Dawud) 32
Berkala Tuntunan ISLAM
Dari Abdullah bin ‘Amru, dia berkata; Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa tidak melanjutkan aktivitas kebutuhannya karena thiyarah (beranggapan sial karena melihat burung atau lainnya) maka sungguh ia telah berbuat syirik.” Para sahabat bertanya; “Lalu apakah yang dapat menghapuskannya wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “hendaklah ia berdo’a; ALLA-HUMMA LAA KHAIRA ILLA KHAIRUKA WALAA THOIRA ILLA THOIRUKA WALAA ILAAHA GHOIRUKA (Ya Allah, tidak ada kebaikan kecuali kebaikan yang datang dari-Mu, dan tidak ada nasib sial kecuali nasib sial yang datang dari-Mu, dan tidak ada Ilah selainMu.” Narasumber utama artikel ini: Zaini Munir Fadholi
Tuntunan Akhlak ADAB TERHADAP MASJID (1)
KEUTAMAAN MASJID “Sesungguhnya yang memakmurkan masjid‐ masjid Allah ialah orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) kecuali kepada Allah, maka semoga mereka menjadi golongan yang mendapatkan petunjuk”1
M
asjid adalah rumah Allah yang memiliki kedudukan istimewa dengan banyak manfaat yang telah dipersiapkan oleh Allah SWT bagi kaum muslimin dan muslimat yang senang ke masjid. Di antara keistimewaan masjid adalah sebagai berikut: 1. Langkah menuju masjid merupakan kebaikan dan sarana penghapusan dosa dan meninggikan derajat.
ILUSTRASI | ayoshalat.blogspot.com
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda “Ketika seseorang keluar dari rumahnya menuju masjid, maka tiap langkah satu kakinya dicatat satu kebaikan dan dari kakinya yang satu lagi sebagai penghapus satu kejelekan.”2 (Sunan Nasai - 698)
EDISI 17/2014
33
Dari Abi Hurairah RA: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian berjalan ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk melaksanakan kewajiban yang Allah tetapkan, maka kedua langkahnya, yang satu menghapus kesalahan dan satunya lagi meninggikan derajat.”3 Orang yang banyak langkahnya menuju masjid pahalanya lebih besar sebagaimana tersebut dalam hadits dari Abu Musa: “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Orang yang paling banyak mendapatkan pahala dalam shalat adalah mereka yang paling jauh (jarak rumahnya ke masjid), karena paling jauh dalam perjalanannya menuju masjid. Dan orang yang menunggu shalat hingga dia melaksanakan shalat bersama imam lebih besar pahalanya dari orang yang melaksanakan shalat kemudian tidur.” 4 (Bukhari - 614) Langkah menuju masjid adalah langkah menuju rumahAllah yang merupakan simbol segala macam kebaikan. Allah memberikan penghargaan sangat tinggi kepada orang-orang yang dengan ikhlas mendatangi rumah-Nya dengan memberikan nilai atas enerji yang dikeluarkan untuk setiap langkahnya. Satu langkah kaki mendapat apresiasi pengampunan atas dosa dan kesalahannya, dan langkah lainnya mendapatkan kebaikan dan peningkatan derajat. 2. Berkumpul dalam masjid untuk belajar al-Qur’an memberikan ketenangan, turunnya rahmat Allah, dan dikelilingi para Malaikat.
34
Berkala Tuntunan ISLAM
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Tidaklah sebuah kaum berkumpul di dalam rumah diantara rumah-rumah Allah ta’ala, membaca kitab Allah, dan saling mempelajarinya diantara mereka melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, mereka diliputi rahmat, serta dikelilingi malaikat, dan Allah menyebutnyebut mereka diantara malaikat yang ada di sisiNya.” Ketenangan dan rahmat adalah harapan semua orang, sayangnya belum banyak yang berusaha meraihnya. Membaca al-Qur’an di masjid kemudian berusaha memahaminya memberikan efek yang sangat dahsyat karena diberikan dukungan oleh para malaikat yang berkumpul di dalam majlis. Aura masjid adalah kebaikan dan kesalehan. Berada dalam masjid memberikan semangat menjadi lebih saleh dan lebih baik. 3. Melaksanakan shalat berjama’ah dalam masjid lebih utama 25 derajat dibandingkan shalat di rumah
maka Malaikat akan turun untuk mendo’akannya selama dia masih berada di tempat shalatnya, ‘Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia’. Dan seseorang dari kalian senantiasa dihitung dalam keadaan shalat selama dia menanti palaksanaan shalat.”5 (Bukhari - 611) 4. Mandi kemudian berangkat lebih awal menuju masjid pada hari Jum’at seolah berkorban.
Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma’il berkata, telah menceritakan kepada kami ‘Abdul Wahid berkata, telah menceritakan kepada kami Al A’masy berkata, aku mendengar Abu Shalih berkata, Aku mendengar Abu Hurairah berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Shalat seorang laki-laki dengan berjama’ah dibanding shalatnya di rumah atau di pasarnya lebih utama (dilipat gandakan) pahalanya dengan dua puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila dia berwudlu dengan menyempurnakan wudlunya lalu keluar dari rumahnya menuju masjid, dia tidak keluar kecuali untuk melaksanakan shalat berjama’ah, maka tidak ada satu langkahpun dari langkahnya kecuali akan ditinggikan satu derajat, dan akan dihapuskan satu kesalahannya. Apabila dia melaksanakan shalat,
Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa mandi pada hari Jum’at sebagaimana mandi janabah, lalu berangkat menuju Masjid, maka dia seolah berkurban seekor unta. Dan barangiapa datang pada kesempatan (saat) kedua maka dia seolah berkurban seekor sapi. Dan barangiapa datang pada kesempatan (saat) ketiga maka dia seolah berkurban seekor kambing yang bertanduk. Dan barangsiapa datang pada kesempatan (saat) keempat maka dia seolah EDISI 17/2014
35
berkurban seekor ayam. Dan barangsiapa datang pada kesempatan (saat) kelima maka dia seolah berkurban sebutir telur. Dan apabila imam sudah keluar (untuk memberi khuthbah), maka para malaikat hadir mendengarkan dzikir (khuthbah) tersebut.”6 (Bukhari - 832) 5. Bila di malam gelap pergi ke Masjid dijanjikan cahaya sempurna di akhirat
Dari Abdullah bin Aus dari Buraidah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Berilah kabar gembira bagi orang yang berjalan pada malam gelap gulita menuju masjid (untuk shalat berjama’ah) bahwa bagi mereka cahaya yang sempurna pada hari kiamat nanti.” (Abu Daud - 474) 6. Orang yang hatinya terikat dengan masjid mendapat naungan Allah pada hari kiamat
36
Berkala Tuntunan ISLAM
Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya; pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ‘ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling mencintai karena Allah; mereka tidak bertemu kecuali karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’, dan seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, serta seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri hingga kedua matanya basah karena menangis.”7 (Bukhari - 620) 7. Orang yang membangun masjid akan dibangunkan rumah di surga.
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sulaiman, telah menceritakan kepadaku Ibnu Wahb, telah mengabarkan kepadaku ‘Amru, bahwa Bukair menceritakan kepadanya, bahwa ‘Ashim bin ‘Umar bin Qatadah menceritakan kepadanya, bahwa dia mendengar ‘Ubaidullah Al Khaulani mendengar ‘Utsman bin ‘Affan berkata, di tengah pembicaraan orangorang sekitar masalah pembangunan masjid Rasulullah SAW, ia katakan: “Sungguh, kalian telah banyak berbicara, padahal aku mendengar Nabi SAW bersabda: “Siapa yang membangun masjid --Bukair berkata, menurutku beliau mengatakan: Karena mengharapkah ridla Allah--, maka Allah akan membangun untuknya yang seperti itu di surga.”8
Beberapa hadits menyebutkan rumah yang dibangunkan adalah semisalnya9, lebih luas10, jauh lebih baik11. Sekecil apapun yang dibangun untuk masjid bahkan hanya sebesar sarang burung untuk tempat telurnya, niscaya Allah akan membangunkan rumah baginya di surga12. (Bersambung) Ngebel, 14 Maret 2014 Agus Sukaca cata ta n: 1 QS at-Taubah ayat 18 2 Sunan Nasa’i HN 698 3 Shahih Muslim HN 1070; Sunan Abu Daud HN 1243; Musnad Ahmad HN 7118 & 8906; Sunan Ad-Darimi HN 359 4 Shahih Bukhari HN 614 5 Shahih Bukhari HN 611 6 Shahih Bukhari HN 832 7 Shahih Bukhari HN 620; Hadits serupa terdapat pula dalam Shahih Muslim HN 1712; Sunan Nasai HN 5285; Sunan Ahmad HN 9288 8 Shahih Bukhari HN 431; hadits-hadits semisal diriwayatkan pula dalam Shahih Muslim HN 828, Su nan Na si 681, Su nan Ib nu Majah HN 727,Musnad Ahmad HN 407 9 Musnad Ahmad HN 407, 10 Musnad Ahmad HN 6759 11 Musnad Ahmad HN 15431 12 Musnad Ahmad HN 2050
acehtruly.com EDISI 17/2014
37
Tuntunan Ibadah
SHALAT SUNAT WUDLU’ A. Pendahuluan halat adalah amalan yang paling baik di antara amalan-amalan yang lain. Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah SAW di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tsauban, berikut ini.
Beristiqamahlah kalian dan sekali-kali kalian tidak akan mampu (melakukan seluruh amal). Ketahuilah, sesungguhnya amalan kalian yang paling baik adalah shalat. Tidak ada yang menjaga wudhu melainkan ia adalah seorang mukmin (yang sempurna). (HR. Ibnu Majah) Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih. Oleh karena itu, umat Islam diperintahkan agar mengutamakan shalat di atas amalan-amalan yang lain. Perintah tersebut dapat dibaca dalam beberapa firman Allah SWT dan sabda Rasululllah SAW. Mereka juga selalu diingatkan agar memperbanyak menegakkan shalat dan mampu menjaganya dengan sebaikbaiknya. Mereka tidak cukup hanya dengan mengerjakan shalat-shalat yang diwajibkan (ash-shalawatul maktubah) 38
Berkala Tuntunan ISLAM
ILUSTRASI | asfa-id.blogspot.com
S
tetapi juga mengerjakan shalat-shalat yang dianjurkan (shalatut tathawwu’). Salah satu jenis shalat yang dianjurkan untuk dikerjakan oleh umat Islam adalah sholat sunnah wudhu atau sering disebut sholat syukrul wudhu. Dinamai demikian dikarenakan shalat tersebut dikerjakan mengiringi wudlu seseorang dan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas pertolongan yang diberikan-Nya sehingga ia mampu mendapatkan air untuk dipergunakan berwudlu’ dalam rangka menjalankan ibadah yang paling baik, yakni shalat. Shalat sunat wudlu’ sekalipun sangat mudah dan ringan untuk dikerjakan karena hanya terdiri dari dua rakaat, namun keutamaannya sangat besar.
B. Dasar Hukum Shalat sunat wudlu’ disyariatkan untuk dikerjakan (masyru’ah) berdasarkan beberapa hadits shahih yang bersifat qawliyah (ucapan Rasulullah SAW) dan taqririyah (pengakuan Rasulullah SAW). Di antara hadits-hadits qawliah tersebut adalah:
Dari Humran mantan budak Utsman, dia berkata, “Saya mendengar Utsman bin Affan --sedangkan dia di halaman masjid--, lalu muadzin mendatanginya ketika Ashar, lalu dia meminta air wudlu, lalu berwudlu, kemudian berkata, ‘Demi Allah, sungguh aku akan menceritakan kepada kalian suatu hadits, kalau bukan karena suatu ayat dalam Kitabullah niscaya aku tidak akan menceritakannya kepada kalian. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang laki-laki muslim berwudlu,
lalu memperbagus wudlunya, lalu melakukan shalat, melainkan pasti Allah mengampuni dosanya antara dia dan shalat sesudahnya.” (HR Muslim). Sedangkan hadits taqririyah diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, diantaranya adalah sebagai berikut:
Dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Bilal radliallahu ‘anhu setelah ia mengerjakan shalat Fajar (shalat Shubuh): “Wahai Bilal, ceritakan kepadaku amal yang paling utama yang sudah kamu amalkan dalam Islam, sebab aku mendengar di hadapanku suara sandalmu di dalam surga”. Bilal berkata; “Tidak ada amal yang utama yang aku sudah mengamalkannya kecuali bahwa jika aku bersuci (berwudhu’) pada suatu kesempatan malam ataupun siang melainkan aku selalu shalat dengan wudhu’ tersebut, berupa shalat yang telah dtetapkan kepadaku” (HR Muttafaq alaih). EDISI 17/2014
39
Berdasarkan kedua hadits di atas, juga hadits-hadits lain yang semakna dengannya, maka para ulama’ bersepakat mengenai kedudukan shalat sunah wudlu sebagai salah satu di antara shalatshalat yang dianjurkan untuk dilaksanakan. Hukum shalat tersebut bersifat sunnah atau dianjurkan (mustahab). Mayoritas ulama’ memasukkan shalat tersebut kedalam kelompok sunnah ghoiru mu’akadah, kecuali para pengikut Imam Syafi’i yang memasukkannya ke dalam kelompok amalan sunnah mu’akkadah. C. Keutamaan Shalat sunat Wudlu’ adalah termasuk diantara ibadah yang tergolong ringan, namun ia memiliki keutamaan yang sangat besar. Hal ini menunjukkan akan sifat kasih sayang Allah dan keluasan rahmatNya bagi hamba-hamba-Nya yang berkeinginan dan berharap memperoleh karunia-Nya yang berlimpah-limpah. Berdasarkan hadits-hadits shahih, shalat sunat Wudlu’ memiliki beberapa keutamaan. Diantara keutamaan shalat sunat Wudlu’ tersebut adalah sebagai berikut: 1. Allah SWT akan memberikan ampunan kepada orang yang telah berwudlu sesuai dengan contoh dari Rasulullah SAW, kemudian ia melanjutkan untuk mendirikan shalat sunat wudlu dengan hati khusyu. Dasarnya: hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di atas; juga hadts riwayat al-Bukhari berikut ini: 40
Berkala Tuntunan ISLAM
Bahwa Humran, mantan budaknya ‘Utsman, mengabarkan kepadanya, bahwa ia telah melihat ‘Utsman bin ‘Affan meminta untuk diambilkan bejana (berisi air). Lalu dia menuangkan pada telapak tangannya tiga kali lalu membasuh keduanya, lalu ia memasukkan tangan kanannya ke dalam bejana, lalu berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung, kemudian membasuh wajahnya sebanyak tiga kali, kemudian membasuh kedua tangan hingga siku sebanyak tiga kali, kemudian mengusap kepala, kemudian membasuh kedua kakinya sebanyak tiga kali hingga kedua mata kaki. Setelah itu ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa berwudhu seperti wudhuku ini lalu mendirikan shalat dua rakaat, yang pada shalatnya dia tidak berbicara pada dirinya sendiri
(yakni mendirikannya dengan khusyuk), niscaya Allah SWT akan memberikan ampunan kepadanya atas dosa-dosanya yang lalu.” (Hadis riwayat Imam al-Bukhari) 2. Allah SWT menetapkan akan memberikan balasan terindah berupa surga dengan segala kenikmatannya sebagai tempat kembali bagi hamba-hambaNya yang selalu melaksanakan shalat sunat Wudlu’, yang dikerjakannnya dengan ikhlas, Dasarnya: hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim di atas; juga hadits lain yang berbunyi:
Dari Uqbah bin Amir dia berkata, “Dahulu kami menggembala unta, lalu datanglah malam, maka aku mengistirahatkannya dengan memberikan makan malam. Lalu aku mendapati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berdiri dan berbicara kepada khalayak manusia. Sebagian dari sabdanya yang aku dengar adalah: ‘Tidaklah seorang muslim berwudlu lalu menyempurnakan wudlunya, kemudian mendirikan shalat dua rakaat dengan menghadapkan hati dan wajahnya, kecuali surga wajib diberikan kepadanya.” Uqbah berkata, ‘Maka aku berkata, ‘Alangkah baiknya ini”. Tiba-tiba seorang pembicara di depanku berkata, ‘Yang sebelumnya adalah lebih bagus’. Saat aku lihat, ternyata dia adalah Umar.’ Uqbah lalu berkata, ‘Sesungguhnya aku telah melihatmu datang barusan.” Umar lalu menyebutkan, “Tidaklah salah seorang di antara kalian berwudlu, lalu menyampaikan wudlunya atau menyempurnakan wudlunya kemudian dia bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya melainkan pintu surga yang delapan akan dibukakan untuknya. Dia masuk dari pintu manapun yang dia kehendaki. (HR Muslim) D. TATA CARA 1. Waktu pelaksanaan Shalat Sebagaimana dijelaskan di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bilal di atas, EDISI 17/2014
41
shalat sunat Wudlu’ hendaklah dikerjakan ketika seseorang habis berwudhu’, kapan saja, baik siang hari maupun malam hari. Menurut pendapat para pengikut Imam Hanafi dan Hambali, shalat ini harus dilakukan di luar waktu-waktu terlarang shalat. Sedangkan menurut para pengikut Imam Syafi’i, shalat sunat ini dapat dilakukan kapan saja, termasuk pada waktu-waktu terlarang shalat. Alasan mereka, karena shalat sunat Wudlu’ termasuk shalat yang mempunyai sebab, sedangkan larangan shalat pada waktuwaktu tertentu hanya berlaku untuk shalat-shalat yang tidak mempunyai sebab. Pendapat yang kedua ini yang dipilih oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan sekelompok ahlul ilmi. Mengenai jarak antara wudlu’ dan shalat sunat wudlu’ tidak dijumpai hadits yang menjelaskannnya. Karena itu, para ulama’ berbeda-beda pandangan. Menurut pendapat Al-Aujah, selama belum lama waktu yang memisahkan antara wudhu’ dan shalat sunat wudhu’, maka apabila jangka waktunya sudah lama, sudah tidak disunatkan lagi mengerjakan sholat sunat wudhu’. Adapun batasan lamanya waktu yang memisahkan itu menurut kebiasaan (adat) pada umumnya. Sebagian ulama’ menyatakan batas waktunya adalah selama belum berpaling dari niat mengerjakan sholat tersebut. Sebagian ulama yang lainnya menyatakan, selama belum kering air wudhu yang menempel di badannya. Ada juga ulama lain yang mengatakan bahwa batas waktunya adalah selama belum batal wudhunya tersebut. 42
Berkala Tuntunan ISLAM
2. Kaifiyat Shalat Mayoritas ulama’, termasuk para ulama’ Muhammadiyah, berpendapat bahwa shalat sunat Wudlu dikerjakan sebanyak 2 rakaat. Dalilnya adalah sebagaimana yang dijelaskan di dalam haditshadits di atas. Namun, menurut fatwa yang dikeluarkan oleh al-Lajnah adDa’imah lil buhutsil ilmiyah wal ifta’ (Tim Fatwa dari Arab Saudi) menyatakan bahwa shalat sunat Wudlu dapat dikerjakan lebih dari 2 rakaat. Fatwa ini tampaknya didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Bilal di atas. Mengenai kaifiyat shalat , karena tidak dijumpai dalil-dalil yang menjelaskannya secara khusus, maka pada dasarnya sholat sunat Wudlu tidak memiliki kaifiyat tertentu, baik menyangkut gerakan shalat maupun bacaannya. Dengan demikian, jika seseorang hendak melaksanakan shalat sunat Wudlu hendaklah ia mengerjakannya sebagaimana pada pelaksanaan shalat 2 raka’at yang lain, kecuali pada niat shalat yang harus di-sesuaikan. 3. Tempat Shalat Pada dasarnya shalat sunat Wudlu’ dapat dikerjakan di mana saja, baik di rumah maupun di masjid. Namun, tempat yang paling utama untuk melaksanakan shalat tersebut adalah di rumah. Hal ini sebagaimana dijelaskan di dalam sabda Rasulullah SAW berikut:
4. Ketentuan lain Para ulama’ menegaskan bahwa shalat sunat Wudlu adalah termasuk ke dalam kelompok shalat ghoiru maqsudah li dzatiha. Artinya adalah shalat yang pelaksanaannya bukan dimaksudkan untuk dzatnya melainkan karena sebabnya. Dalam hal shalat sunat Wudlu’ ini, pelaksanaan shalat sunatnya itu karena ia melakukan sebab berwudlu’. Oleh karenanya shalat sunat Wudlu dapat tercukupi dengan shalat yang lain, ketika ia dikerjakan sesudah berwudlu’. Misalnya, seorang Muslim berwudhu setelah mendengar adzan Dhuhur, kemudian ia mengerjakan shalat sunat qabliyyah dzuhur 2 rakaat, maka ia terhitung telah pula melaksanakan shalat sunat wudlu’. Hal tersebut berdasarkan keumuman perintah dalam hadits di atas. Demikian pandangan para ulama yang tergabung dalam Tim fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah dan lainnya, bahkan menurut mereka bisa pula mencukupi untuk shalat tahiyyatul masjid, karena shalat tersebut juga termasuk kelompok shalat ghoiru maqsudah li dzatiha. Dasar mereka adalah hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang menyatakan bahwa: “sesungguhnya amalan-amalan bergantung kepada niatnya, dan setiap orang berhak mendapatkan sesuatu (pahala) berdasarkan niatnya”. Pandangan yang sama juga dikemukakan oleh Ibnu ‘Utsaimin. Beliau
islampos.com
Shalat seseorang yang paling utama adalah di rumahnya kecuali shalat wajib. (HR Bukhari)
menyatakan bahwa, jika seseorang meniatkan shalat sunah rawatib, maka hal itu dapat mewakili shalat sunnah tahiyatul masjid dan shalat sunnah wudhu. Sebaliknya, jika dia meniatkan sunnah wudhu atau shalat tahiyyatul masjid, hal itu hanya bisa mewakili salah satunya atau keduanya; karena tujuan dari keduanya tercapai. Namun, tidak dapat mewakili sunnah rawatib, karena tujuan yang diinginkan darinya adalah terlaksananya dua rakaat sebelum shalat wajib secara tersendiri. Atau, dengan kata lain, shalat sunat rawatib adalah termasuk kelompok shalat maqsudah li dzatiha (shalat yang pelaksanaannya dimaksudkan untuk shalat itu sendiri). Pada bagian lain, Ibnu Utsaimin berpandangan bahwa tuntunan shalat sunat Wudlu’ juga berlaku bagi seseorang yang habis bertayamum. Alasan beliau adalah bahwa wudlu dan tayamum mempunyai kedudukan dan fungsi yang sama. Wallahu A’lam bis shawab. Narasumber utama artikel ini: Zaini Munir Fadholi EDISI 17/2014
43
Tuntunan Muamalah
MACAM-MACAM BENTUK JUAL BELI YANG DILARANG (3)
P
embahasan ini merupakan kelanjutan dari pembahasan sebelumnya tentang macam-macam jenis jual beli yang dilarang dalam Islam. Selain enam jenis jual-beli terlarang yang disebutkan terdahulu, terdapat beberapa bentuk lain dari praktek jual-beli yang dilarang dalam Islam, antara lain: 7. Jual Beli Muhaqalah, Mukhadharah, Mulamasah, Munabazah dan Muzabanah Larangan tentang keempat jenis jual beli ini telah disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh imam alBukhari dari sahabat Anas bin Malik ra, sebagai berikut:
“Dari Anas bin Malik r.a. ia berkata: Rasulullah saw melarang jual beli alMuhaqalah, al-Mukhadharah, alMulamasah, al-Munabazah dan jual beli al-Muzabanah.” (HR. Al-Bukhari) 44
Berkala Tuntunan ISLAM
Adapun pengertian dari kelima jenis jual beli tersebut adalah; a. Jual beli al-Muhaqalah adalah; jenis jual beli dengan cara sewa menyewa tanah, baik berbentuk sawah, kebun maupun berbentuk tambak dengan cara hasilnya nanti dibagi antara pemilik tanah dengan penyewa tanah. b. Jual beli al-Mukhadharah adalah; pengadaan jual beli buah-buahan yang masih berada di atas pohon yang belum diketahui secara pasti kualitas (baik-buruknya) buah yang masih diatas pohon itu pada saat terjadinya musim panen. Pengertian jual beli seperti ini daalam praktek masyarakat di Indonesia sering disebut dengan jual beli Ijon. c. Jual beli al-Mulamasah adalah; mengadakan jual beli dengan cara meraba barang yang akan diperjual belikan dengan tanpa melihat barangnya. d. Jual beli al-Munabazah adalah; mengadakan jual beli dengan cara saling melemparkan barang-barang yang akan dijual belikan dengan tampa memeriksanya kembali. e. Jual beli al-Muzabanah adalah; mengadakan jual beli kurma basah
dengan kurma kering yang masih berada di atas pohon. Hal ini juga berlaku terhadap semua jenis buahbuahan lainnya, sehingga taksiran perbedaan volume (baik secara kuantitas maupun kualitas) antara yang basah apabila telah kering tidak dapat diketahui. Dengan melihat definisi dari kelima jenis jual beli yang dilarang tersebut, dapat difahami bahwa di antara faktor yang menyebabkan dilarangnya praktek jual beli tersebut antara lain; faktor jahalah (kesamaran atau ketidaktahuan) terhadap kuantitas dan kualitas barang, tidak memberikan kepastian, adanya unsur maisir (spekulasi yang tidak dibenarkan), mengandung unsur riba, kezhaliman terhadap salah satu pihak yang bertransaksi, berpeluang menimbulkan penyesalan dari salah satu di antara dua belah pihak karena dapat menyebabkan kerugian bahkan dapat memunculkan ketidak harmonisan karena ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan yang dihadapinya. Faktor-faktor tersebut dapat dibuktikan, salah satunya ialah pada praktek jual beli Muzabanah. Secara substantif, definisi jual beli Muzabanah sebagaimana dikemukakan oleh para ulama adalah; setiap jual beli barang yang tidak/belum diketahui takaran, timbangan atau jumlahnya kemudian ditukar dengan barang lain yang sudah jelas timbangan atau jumlahya. Seperti; menukar kurma atau padi/ beras yang sudah ditimbang dengan kurma atau padi yang masih berada di pohonnya. Dalam praktek seperti ini
terdapat beberapa unsur larangan seperti; adanya unsur riba, karena tidak jelasnya takaran kedua kurma yang akan ditukar. Padahal syarat ketika menukar barang ribawi yang sejenis harus dengan cara tunai dan takaran yang sama. Pada contoh praktek tersebut juga terdapar unsur kezhaliman karena dapat merugikan salah satu pihak, serta adanya unsur maisir, karena adanya ketidakpastian dan spekulasi yang dilarang. Oleh sebab itu, Rasulullah SAW menegaskan dalam hadits lain dari sahabat Abdullah bin Umar ra;
“Dari Abdullah bin Umar ra. bahwa Rasulullah SAW melarang Al Muzaabanah. Al Muzaabanah adalah menjual kurma matang dengan kurma mentah yang ditimbang dan menjual anggur kering dengan anggur basah yang ditimbang. (HR. Al-Bukhari dan Muslim) 8. Jual Beli ‘Inah Selain dari kelima jenis jual beli di atas, masih terdapat lagi beberapa jenis jual beli yang dilarang oleh agama (Islam) karena memiliki unsur riba, yaitu juall beli ‘Inah, yaitu; suatu jenis jual beli dimana seseorang menjual barang kepada orang EDISI 17/2014
45
lain (pembeli) secara tidak tunai, kemudian ia membelinya lagi dari pembeli tersebut secara tunai dengan harga yang lebih murah. Tujuan dari transaksi ini adalah untuk mengakal-akali memperdaya pihak lain agar mendapatkan keuntungan dari transaksi utang piutang yang dikemas dengan akad atau transaksi jual beli. Contoh jual beli ‘Inah: “Seorang pemilik tanah ingin dipinjami uang oleh seseorang (pihak lain atau calon pembeli). Karena pada saat transaksi pihak yang ditawarkan belum memiliki uang tunai, maka pemilik tanah mengatakan kepadanya; Saya jual tanah ini kepadamu secara kredit seharga 200 juta rupiah dengan tenggang waktu pelunasan sampai dua tahun ke depan. Namun beberapa waktu kemudian, pemilik tanah mengatakan kepada pihak pembeli, sekarang saya membeli tanah itu lagi dengan harga 170 juta secara tunai. Sebenarnya di sini, pemilik tanah telah melakukan tipu muslihat, karena ia sesungguhnya ingin meminjamkan uang 170 juta dengan pengembalian lebih menjadi 200 juta. Tanah hanya sebagai perantara. Namun keuntungan dari utang di atas, itulah yang ingin dicari. Inilah yang disebut transaksi ‘inah. Ini termasuk di antara trik riba. Karena dalam hadits Nabi SAW disebutkan: “setiap piutang yang mendatangkan keuntungan, itu adalah riba.” Sedangkan hadits yang melarang jenis jual beli ‘Inah ini terdapat dalam hadits riwayat Abu Dawwud sebagai berikut:
46
Berkala Tuntunan ISLAM
“Dari Ibnu Umar ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Jika kalian berjual beli secara cara ‘inah, mengikuti ekor sapi, ridha dengan bercocok tanam dan meninggalkan jihad, maka Allah akan menguasakan kehinaan atas kalian. Allah tidak akan mencabutnya dari kalian hingga kalian kembali kepada agama kalian.” Abu Daud berkata, “Ini adalah riwayat Ja’far, dan hadits ini adalah lafadznya.” (HR. Abu Daud) 9. Bisnis (Jual Beli) Jasa Tato Seni tato merupakan salah satu jenis bisnis yang cukup digemari oleh sebagian orang terutama anak-anak muda. Bahkan dianggap sebagai karya seni yang menjadi ciri khas dan identitas sekelompok orang. Orang yang menggunakannya pun merasa percaya diri, macho dan gaul, tetapi oleh sebagian orang, para penggunanya justru sering diidentikkan dengan penilaian-penilaian negatif, seperti preman, anak jalanan dan lain sebagainya.
Dalam Islam, praktek tato atau bertato ini mendapatkan perhatian yang sangat serius, bahkan termasuk salah satu perbuatan yang dikutuk atau dimurkai oleh Rasulullah SAW. Maka jika hal ini termasuk perbuatan yang dimurkai (dilaknat) oleh Rasulullah SAW, maka tentu memfasilitasi dan menjual jasa tato juga bagian yang terlarang. Hal ini dapat dijumpai penjelasannya dalam beberapa hadis Nabi SAW, antara lain:
“Dari Aun bin Abu Juhaifah dia berkata; aku pernah melihat Ayahku berkata; sesungguhnya Nabi SAW melarang hasil (menjual) darah dan hasil penjualan anjing, memakan riba dan yang memberi makan dan yang mentato dan yang meminta ditato.” (HR. Al-Bukhari) Dalam hadits lain disebutkan:
“Telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Minhal telah menceritakan kepada kami Syu’bah berkata, telah mengabarkan kepada saya ‘Aun bin Abu Juhaifah berkata; Aku melihat Bapakku membeli tukang bekam lalu memerintahkan untuk menghancurkan alat-alat bekamnya. Kemudian aku tanyakan masalah itu. Lalu bapakku berkata: “Rasulullah SAW telah melarang harga (uang hasil jual beli) darah, anjing, memeras budak wanita dan melarang orang yang membuat tato dan yang minta ditato dan pemakan riba’ dan yang meminjamkan riba, serta melaknat pembuat patung.” (HR. Al-Bukhari) 10. Bisnis (Jual Beli) Prostitusi Prostitusi (zina/pelacuran) merupakan salah satu penyakit masyarakat (pekat) yang sudah lama muncul dan berkembang baik secara liar maupun secara terorganisir (baca: lokalisasi). Bahkan, bisnis ini dikembangkan oleh sebagian oknum untuk meraup keuntungan finansial sebanyak mungkin baik dengan cara yang santun maupun cara-cara pemaksaan, penculikan, penipuan dan berbagai cara yang tidak manusiawi. Pada zaman moderen, penyakit masyarakat ini semakin mengkhawatirkan karena sering dijadikan solusi oleh sebagian orang untuk mencari dan mencukupi penghidupan. Jual beli kenikmatan EDISI 17/2014
47
ini telah diharamkan dan dilaknat oleh Rasulullah SAW, sebagaimana dijelaskan dalam haditsnya;
“Dari Abu Mas’ud Al-Anshariy ra. bahwa Rasulullah SAW melarang uang hasil jual beli anjing, mahar seorang pezina (prostitusi) dan upah bayaran dukun.” (HR. Al-Bukhari) 11. Jual Beli Babi dan Anjing Keharaman dan kenajisan tentang dua jenis benda atau makhluk ini banyak dijumpai baik dalam al-Qur’an maupun hadis Nabi saw. Berikut ini merupakan dalil tentang kenajisan sekaligus keharaman babi dan anjing baik dalam alQur’an maupun hadits Nabi SAW:
“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) 48
Berkala Tuntunan ISLAM
mengundi nasib dengan anak panah.... “ (QS. Al-Ma’idah: 3)
“Dari Abi Hurairah, Muhammad Rasulullah SAWbersabda: “Sucikanlah bejana kalian apabila ia dijilat oleh anjing dengan mencucinya tujuh kali.” (HR. Muslim) Selain ayat dan hadits tersebut di atas, secara khusus tentang keharaman mengkonsumsi dan memakan hasil penjualan anjing dapat ditemukan dalam beberapa hadis Nabi SAW., antara lain:
“Dari Abu Mas’ud ra., ia berkata; Nabi SAW melarang untuk memakan hasil keuntungan dari anjing, dan dukun dan pelacur (prostitusi).” (HR. AlBukhari dan Muslim) 12. Jual Beli Khamar dan Obat Terlarang Salah satu jenis jual beli yang dilarang adalah Jual beli khamar dan sejenisnya. Mengkonsumsi barang-barang terlarang ini telah disebutkan secara tegas baik
dalam al-Qur’an maupun hadits Nabi SAW. Ketika Allah dan Rasulnya melarang mengkonsumsi sesuatu, maka sesuatu itupun dilarang untuk diperjual belikan, sebab memakan hasil penjualan barang haram sama dengan mengkonsumsinya. Adapun ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang keharaman mengkonsumsi khamar dan sejenisnya antara lain;
“Dari ‘Aisyah berkata; Ketika turun ayat-ayat dalam Surah al-Baqarah tentang masalah riba, Nabi SAW keluar ke masjid lalu membacakan ayat-ayat tersebut kepada manusia. Kemudian beliau mengharamkan perdagangan khamar.” (HR. Al-Bukhari)
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah; pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya....” (QS. Al-Baqarah: 219)
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkurban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Ma’idah: 90) Sedangkan hadits Nabi yang melarang dan melaknat bisnis dan mengkonsumsi khamar antara lain;
“Dari Abdurrahman bin Abdullah Al Ghafiqi dan Abu Thu’mah bekas budak mereka, keduanya mendengar Ibnu Umar berkata, “Rasulullah SAW bersabda: “Khamer dilaknat atas sepuluh bagian; dzatnya, yang memerasnya, yang minta diperaskan, penjualnya, yang minta dibelikan, yang membawanya, yang minta dibawakannya, yang memakan hasil penjualannya, peminumnya dan yang menuangkannya, “ (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah). (Bersambung) Narasumber utama artikel ini: Ruslan Fariadi EDISI 17/2014
49
Sarah Hadits “Dunia itu manis lagi hijau; barang siapa yang memperoleh harta dari usaha halalnya, lalu ia membelanjakannya sesuai dengan hak-haknya, niscaya Allah akan memberinya pahala dari nafkahnya itu, dan niscaya Dia akan memasukannya ke dalam surga-Nya. Dan barang siapa mem-peroleh harta dari usaha yang haram, lalu ia membelanjakannya bukan pada hak-haknya, niscaya Allah akan menjerumuskannya ke dalam tempat yang menghinakan. Dan banyak orang yang menangani harta Allah dan Rasul-Nya kelak di Hari Kiamat mendapat siksa neraka.”
HARTA KEKAYAAN Potensi untuk Menjadikan Diri Lebih Berdaya dan Memberdayakan Sesama
pentingnya bekerja keras untuk mendapatkan karunia Allah, dalam konteks ini harta benda, bagi setiap muslim. Salah satu ayat yang menegaskan pentingnya mencari dan memperoleh karunia tersebut adalah:
(HR Baihaqi melalui Ibnu Umar. r.a).
M
erupakan kekeliruan yang sangat besar bila ada umat Islam beranggapan bahwa harta benda (materi) bukanlah hal penting sehingga kita tidak perlu bersungguh-sungguh mendapatkannya. Padahal, banyak ayat dalam AlQur’an dan hadits yang menekankan
50
Berkala Tuntunan ISLAM
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS.Al-Jumu’ah: 10). Berdasarkan ayat ini, perintah mencari karunia Allah termasuk harta benda,
ternyata beriringan setelah menjalankan perintah shalat. Hal ini semakin mempertegas betapa pentingnya mencari karunia Allah tersebut bagi kehidupan kita sebagai muslim. Bahkan seorang mukmin yang dibunuh/terbunuh karena mempertahankan harta bendanya, kematiannya tergolong syahid. Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru r.a. katanya; aku mendengar Rasulullah SAW bersabda; “Barangsiapa yang dibunuh karena mempertahankan hartanya maka matinya adalah syahid (HR. Bukhari). Mencari Harta Halal itu Wajib Allah berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik…. (Qs. al-Baqarah: 267) Perintah untuk menafkahkan harta di jalan Allah hanya dapat dilakukan apabila kita memiliki harta. Tanpa harta, bagaimana mungkin kita mampu menjalankan perintah-Nya itu. Semakin banyak harta yang dimiliki, semakin maksimal potensi bagi kita untuk bisa membelanjakan harta tersebut di jalan Islam seperti yang diperintahkan-Nya. Rasulullah Saw juga bersabda; “Dunia itu manis lagi hijau; barang siapa yang memperoleh harta dari usaha halalnya, lalu ia membelanjakannya sesuai dengan hak-haknya, niscaya Allah akan memberinya
pahala dari nafkahnya itu, dan niscaya Dia akan memasukannya ke dalam surga-Nya. Dan barang siapa memperoleh harta dari usaha yang haram, lalu ia membelanjakannya bukan pada hak-haknya, niscaya Allah akan menjerumuskannya ke dalam tempat yang menghinakan. Dan banyak orang yang menangani harta Allah dan Rasul-Nya kelak di Hari Kiamat mendapat siksa neraka.” (Riwayat Baihaqi melalui Ibnu Umar. r.a). Selain menekankan agar memperoleh harta dan membelanjakannya di jalan Allah, hadits ini menegaskan pula keharusan mendapatkan harta melalui ikhtiar yang baik dan halal. Jadi, memperoleh harta yang halal itulah yang wajib dilakukan kemudian membelanjakan di jalan-Nya. Sedangkan mencari dan mendapatkan harta melalui cara-cara yang haram seperti korupsi, kolusi, serta sisisisi lain yang mengeksploitasi nafsu destruktif, bukan hanya dilarang Allah melainkan juga diancam dengan azab yang pedih di neraka kelak. Bahkan kejayaannya hidup di dunia yang ditempuh melalui penumpukan harta secara dzalim, sesungguhnya berlangsung sesaat. Kehidupan mereka tidak tenang karena ada pihak-pihak yang dirugikan lalu menunjukkan sikap permusuhan terhadapnya. Mereka yang didzalimi mendoakan keburukan bagi para pelaku kejahatan itu. Bahkan, dengan kehendak Allah, akhirnya mereka harus menerima hukuman di dunia, sedangkan di akhirat pun pasti Allah juga akan membalasnya dengan hukuman yang lebih berat. EDISI 17/2014
51
Belanjakan Harta Sesuai Perintah Allah dan Rasul-Nya Dalam kehidupan sehari-hari, beragam kebutuhan kita dan seluruh anggota keluarga memangtidak terlepas dari kebutuhan materi (harta). Mulai dari kebutuhan tempat tinggal yang terjaga kelayakannya untuk dihuni, kebutuhan pakaian dan makanan yang memenuhi standar gizi, terpenuhinya pelayanan kesehatan/pengobatan ketika sakit, pendidikan yang baik sebagai bekal kehidupananak-anak di masa depan, hingga kebutuhan tersier seperti kendaraan dan yang lain. Asalkan hartanya diperoleh secara halal lalu digunakan untuk meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan keluarga yang lebih baik demi meraih keridhaan Allah, maka semuanya bernilai ibadah. Mengenai hal ini, mari kita cermati sebuah hadits berikut: “Harta yang dinafkahkan oleh seorang laki-laki untuk keperluan rumah tangganya, istrinya, anak-anaknya, dan pembantunya, maka hal tersebut merupakan sedekah baginya”. (HR Thabrani melalui Abi Umamah) Keutamaan Memiliki Harta dan Membelanjakannya di Jalan Allah Memiliki harta yang cukup, langsung atau tidak langsung, akan membuat ibadah menjadi lebih optimalbahkan memungkinkan untuk dilakukan. Makan makanan halal dan baik yang diperoleh dengan membelinya secara halal (menggunakan uang atau harta), misalnya, dapat menyehatkan/menguatkan tubuh sehingga ritual ibadah seperti shalat dan 52
Berkala Tuntunan ISLAM
puasa, baik sunnah maupun wajib, bisa lebih khusyuk. Begitu pula ibadah shalat dan puasa akan lebih berkualitas dan berkuantitas, jikabadansudah kembali sehat dari sakit setelah memperoleh pelayanan kesehatan/pengobatan. Guna mendapat pelayanan/pengobatan terbaik dari dokter/rumah sakit tentunya juga ada biaya (harta) yang dikeluarkan. Untuk memenuhi rukun Islam lainnya seperti zakat, keberadaan harta kembali menjadi syarat utama. Bahkan untuk menunaikan rukun Islam kelima yaitu ibadah haji, kita pun harus memiliki harta (ongkos) yang jumlahnya tidak sedikit. Dengan memiliki harta berlebih, kita bisa menunjukkan kepedulian yang lebih besar terhadap sesama dan kepentingan umat Islam daripada sebatasmemenuhi kebutuhan pribadi dan keluarga sendiri, atau sekadar berdoa/mendoakan saudara seiman yang mengalami kelaparan atau musibah. Selain berzakat, dengan harta, kita pun bisa berinfaq, sedekah, atau mewakafkan sesuatu yang bermanfaat sehingga kita mampu membuktikan kepedulian secara lebih ril terhadap kebutuhan anak-anak yatim, anak-anak telantar, fakir miskin, maupun terhadap kegiatan keislaman dan keumatan seperti pembangunan masjid, sekolah gratis untuk anak-anak muslim yang miskin, rumah sakit gratis bagi kalangan tak mampu, pembinaan dan pemberian keterampilan bagi remaja dan kaum muda muslim yang menganggur, sekaligus menyediakan pekerjaan yang baik untuk mereka. Semua itu hanya bisa diwujudkan melalu kemampuan pe-
manfaatan sumberdaya materi, yaitu harta yang kita miliki. Apabila setiap pembelanjaan harta di jalan kebaikan tersebut didasari niat mengharap keridhaan Allah, maka sesungguhnya orang-orang yang melakukannya berada di jalan termulia dari kehidupan ini, yaitu berjihad di jalan Allah. Mereka juga disebut-sebut oleh Rasulullah SAW sebagai manusia yang paling utama. Pernah Rasulullah SAW ditanya tentang manusia yang paling utama, beliau menjawab, “Orang mukmin yang berjihad di jalan Allah dengan jiwa dan harta bendanya....” (HR. Bukhari melalui Abu Said) Dengan berorientasi pada tujuantujuan mulia yang dilandasi niat karena Allah, maka semakin banyak harta yang dimiliki akan semakin baiklah diri setiap muslim. Rasulullah SAW bersabda; “Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.” (HR. Thabrani)
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah ialah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah me-
lipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Qs. al-Baqarah: 261) Keutamaan lain dari membelanjakan harta di jalanAllah seperti zakat, misalnya, sebenarnya untuk memelihara harta kita dari potensi adanya harta haram karena dari banyaknya harta yang diperoleh itu terdapat hak-hak orang miskin dan kepentingan umat. Kemudian, dengan membelanjakan harta di jalan Allah seperti bersedekah, ternyata merupakan obat/penawar dari sakit (sarana penyembuhan) sekaligus pencegah dari bencana/ bala. Rasulullah SAW bersabda; “Peliharalah harta kalian dengan (membayar) zakat; obatilah orangorang sakit dengan banyak sedekah, dan bersiap-siaplah kalian dengan cara berdoa untuk menghadapi cobaan.” (Riwayat Al-Khatib melalui Ibnu Mas’ud r.a) Membelanjakan harta sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya memang tidak harus menunggu setelah kita memiliki harta yang banyak. Tetapi dengan banyak harta, kita akan lebih banyak dan sering menjalankan perintah-perintah tersebut, tanpa harus merasa khawatir bahwa harta kita akan habis atau menunggu setelah usia semakin senja dan tubuh mulai sakitsakitan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. katanya; Seorang lelaki datang menemui Rasulullah dan bertanya apakah sedekah yang paling utama itu. Rasulullah SAW bersabda, “Engkau bersedekah ketika engkau masih sehat dan harta tersebut EDISI 17/2014
53
masih disayangi. Engkau bimbang menjadi fakir dan bercita-cita untuk menjadi kaya. Jangan engkau tangguhkan (bersedekah) hingga ruh sampai di kalkum (menjelang kematian). Dalam keadaan tersebut barulah engkau berkata, ‘Berikanlah kepada si fulan ini dan si fulan itu, karena memang itu adalah hak mereka.’” (HR. Bukhari). Disamping terkandung berbagai keutamaan mengenai pentingnya memiliki harta dan membelanjakannya di jalan Allah, memiliki cukup harta dan mengeluarkannya sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya juga merupakan upaya untuk menjaga kehormatan diri dan keluarga. Rasulullah SAW bersabda; “Lindungilah kehormatan kalian dengan harta benda kalian.” (Riwayat Al-Khatib) Kalaulah Islam menekankan umatnyaagarberusaha memperoleh cukup harta melalui cara-cara yang baik lalu memanfaatkannya di jalan Islam, karena memang fungsi harta dalam Islam sangat penting sebagaimana diuraikan di atas. Bahkan, seperti telah dikemukakan pula, untuk menjalankan rukun Islam secara sempurna harus disertai dengan cukupnya harta benda yang kita miliki.
Cobaan Kemiskinan Tidak Lebih Baik dari Cobaan Kekayaan Ingat, meskipun kekayaan dan kemiskinan sesungguhnya merupakan cobaan, tetapi cobaan hidup dalam kemiskinantidak lebih baik daripada cobaan dalam kekayaan. Sebab Rasulullah SAW sendiri bersabda; “Kemiskinan hampir-hampir mendekatkan orang kepada pengingkaran terhadap Islam (kekufuran).”Beliau berdoa,”Aku berlindung kepada-Mu dan kefakiran dan kekufuran”. (HR. Abu Daud). Cobaan kemiskinan, tidak hanya berpotensi mendekatkan seseorang menjadi kafir, bahkan terbukti banyak umat Islam yang kemudian benar-benar menjadi kafir (murtad). Selain itu, kemiskinan juga menimbulkan dampak sosial yang merugikan banyak orang seperti pencurian, perampokan, penipuan, bahkan hingga pembunuhan. Mari kita berdoa, sebagaimana doa yang diajarkan Rasululaah SAW;”Aku berlindung kepada-Mu (ya Allah) dan kefakiran dan kekufuran”. (HR. Abu Daud). Narasumber utama artikel ini: Buya Muhammad Alfis Chaniago
Membelanjakan harta sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya memang tidak harus menunggu setelah kita memiliki harta yang banyak. Tetapi dengan banyak harta, kita akan lebih banyak dan sering menjalankan perintahperintah tersebut, tanpa harus merasa khawatir bahwa harta kita akan habis atau menunggu setelah usia semakin senja dan tubuh mulai sakit-sakitan. 54
Berkala Tuntunan ISLAM
Lembaga Zakat Nasional
LAZISMU
Jl. Menteng Raya 62 Jakarta Pusat 10340 t: @lazismu
f: lazismu.org
Da’i Mandiri Program pengiriman Juru Dakwah di wilayah pedalaman dan kawasan suku terasing melalui konsep gerakan dakwah dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat.
Save Our Schools LAZISMU mengembangkan gerakan masyarakat dengan tajuk SAVE OUR SCHOOLS, sebuah gerakan untuk pengembangan pendidikan dan penyelamatan sekolah yang mengalami kerusakan melalui pendekatan Integrated Development for Education (IDE).
Tani Bangkit Penanggulangan kemiskinan di kalangan masyarakat tani dengan menitikberatkan pemberdayaan petani sebagai pendekatan operasional, merupakan komitmen LAZISMU & MPM Muhammadiyah dalam mewujudkan kesejahteraan sosial bagi masyarakat Indonesia. Pemberdayaan petani merupakan perwujudan nyata bagi upaya menanggulangi kemiskinan di Indonesia.
Humanitarian Rescue (PKO) Humanitarian Rescue adalah aksi kerja sinergi LAZISMU dan MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) yang bergerak dalam bidang layanan kemanusiaan dengan fokus utama penanganan bencana (baik bencana alam maupun sosial) dan kesehatan masyarakat melalui sistem layanan yang terintegrasi (tanggap darurat/ emergency, rehabilitasi dan rekonstruksi).
1000 SARJANA Program 1000 Sarjana adalah program beasiswa kepada lulusan SLTA dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan kejenjang kesarjanaan.
Perempuan Berdaya Tuna Daksa Pantang Menyerah Qurban Pak Kumis Gerakan Orang Tua Asuh Youth Entrepreneurship Micro Finance Development Children Care Telp. 021-31 50 400 Faks. 021-31 432 30 SMS: 0856 1 62 62 22 Pin BB: 2777B132
www.lazismu.org 56
Berkala Tuntunan ISLAM
ternyata,
+62-21-31.50.400