internal magazine 05 | Nov - 2013
www
PAK ERIK (DN)
“MILIKILAH MINDSET INTERNASIONAL & PANDAI MEMANFAATKAN PELUANG”
CORPORATE UNIVERSITY
SATU TAHUN CRJ1000 NEXTGEN
DAFTAR ISI
05 | Nov - 2013
Sumo Tournament in Jakarta 2013
INVIEW 10
INFOCUS 30
Tingkatkan Kualitas “Security Measures” Garuda
6
Garuda Indonesia Travel Fair 2013
14
Java Soulnation 2013
17
Garuda Online Sales Gathering
20
Kedatangan Airbus A330-300
22
New Seat Numbering
24 26
2
ICAO/McGill Pre Assembly Symposium 2013 ATR 72-600, Dukung Pariwisata Sekaligus Perkuat Jaringan Domestik
INSIDE
36
Interview ATR 72-600
Pak Erik Meijer (DN): “Milikilah Mindset Internasional & Pandai Memanfaatkan Peluang”
46
INFOCUS
INVIEW 4
Corporate University
28
40
Pak Faik Fahmi (DC): “Kini Saatnya Layanan yang MENGINSPIRASI dan MENYENTUH HATI”
64
Pak Kokoh Ritonga (PJ): Banyak “Values” yang Kita Peroleh di Sini
INSIDE
Mengenal Lebih Dekat “Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII)’
INSPIRASI 66
Purna Bakti Penerbang: Mewariskan Totalitas Pada Perusahaan
50
Pak Fajar Siddik (VZ): Meningkatkan Kualitas dan Kompetensi Human Capital
54
Satu Tahun CRJ1000 NextGen
70
58
Pemberian Bantuan Dana Pendidikan IIKGA Mendidik, Memotivasi
Perbedaan Generasi di Tempat Kerja, Bagaimana Mengatasinya?
60
Garuda Bakti Mei-Agustus 2013
72
Mau Kreatif? Jangan Setengah-Setengah!
INSIGHT
Alamat Redaksi :
Tim Kreatif :
Corporate Communications (JKTDP) Gedung Manajemen Lt. Dasar, Garuda City, Bandara Internasional Soekarno - Hatta Telp / Fax 021 2560 1068 email:
[email protected]
CRE8 – Creative Communication Boutique Kompas Gramedia Building Unit 1, 1st Floor Jl. Panjang 8a, Kebon Jeruk, Jakarta 11530 Telp: (021) 533 0150, 533 0170, EXT. 32138 Fax: (021) 530 4776
05 | Nov - 2013
DARI REDAKSI
It’s About the Will to Prepare to Win
ADA KESAMAAN UNSUR DALAM DUNIA OLAHRAGA DENGAN DUNIA BISNIS— termasuk bisnis jasa penerbangan—menyangkut “kompetisi”. Keduanya membutuhkan kecepatan dan kecermatan. Dalam kaitan ini kita dapat berkaca pada Paul William “Bear” Bryant, legenda American football era 1980-an yang prestasinya—baik sebagai pemain maupun coach klub-klub terkenal—menjadi inspirasi dan motivasi bagi generasi muda Amerika sampai saat ini. Rekor keberhasilan mengantongi 323 kemenangan tercatat sebagai pencapaian terbaik dalam sejarah sepakbola Amerika. Berkat prestasi yang diraihnya itu, ia dianugerahi “Presidential Medal of Freedom”, penghargaan nasional tertinggi dari Presiden Amerika Serikat bagi masyarakat sipil, oleh Presiden Ronald Reagan. “It’s not the will to win, but the will to prepare to win that makes the diference.” Kalimat inilah yang selalu diungkapkan Bryant kepada timnya setiap akan menghadapi pertandingan. Sebuah spirit yang bisa kita terapkan di berbagai aspek dan kegiatan, termasuk langkah kita untuk mengembangkan diri menjadi global player. Mencapai prestasi dan pengakuan di level global tentu bukan hal yang mustahil, namun persiapan dan langkah kongkret untuk mewujudkannya justru menjadi hal yang lebih penting. Beberapa artikel pokok dalam VIEW edisi kali ini memaparkan persiapan yang kita lakukan untuk “going global”, termasuk bergabungnya Garuda dalam aliansi global SkyTeam pada bulan Maret 2014. Melalui aliansi tersebut, kita—bersama 19 anggota SkyTeam yang lain—akan dapat menerbangkan customers ke 1.024 destinasi di 178 negara. Selain mengenai SkyTeam, kita juga akan membahas tentang pesawat ATR 72-600 yang akan segera melengkapi jajaran armada kita. Pesawat yang akan kita terima pada bulan November mendatang ini akan kita terbangkan ke ruterute sentra ekonomi baru di berbagai kawasan di Tanah Air. Human capital adalah aspek penting yang akan mendukung berbagai langkah transformasi yang kita laksanakan. Karena itu, “Corporate University” yang secara bertahap mulai kita realisasikan turut menjadi bahasan dalam edisi kali ini. Sebanyak enam Academy telah diluncurkan dan siap mendukung pengembangan human capital yang dibutuhkan Perusahaan. Akhirnya, diperlukan konsistensi untuk menjaga ritme langkah kita semua dalam mencapai tujuan menjadi global player. Semua bertumpu di pundak kita sebagai karyawan Garuda Indonesia, dan masing-masing kita harus mempersiapkan diri untuk memenangkan kompetisi. Benar kata Henry Hartman, “Success always comes when preparation meets opportunity”. [V]
05 | Nov - 2013
3
INVIEW
TINGKATKAN KUALITAS “SECURITY MEASURES” GARUDA Kerja sama ini akan meningkatkan kemampuan kita dalam menghasilkan langkah-langkah preventif di tengah berbagai ancaman yang membahayakan dunia penerbangan.
4
05 | Nov - 2013
Bila lembaga keimigrasian bertugas melakukan pemeriksaan dokumen saat penumpang akan keluar atau masuk ke suatu negara, regulasi keamanan penerbangan sipil mengharuskan perusahaan penerbangan memeriksa dokumen penumpang sebelum masuk ke dalam pesawat. Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut atau kegagalan dalam mendeteksi adanya penyalahgunaan dokumen dan penggunaan dokumen palsu, selain berpotensi melahirkan ancaman keamanan penerbangan, juga dapat berakibat penalti yang akan merugikan operator penerbangan.
“Flight screening” merupakan sebuah kegiatan pemeriksaan yang sederhana namun sangat penting.
Momen kerja sama ini dihadiri oleh karyawan dari berbagai unit kerja seperti DK, DS, OG, dan OS.
Dari Abu Dhabi
Antisipasi Ancaman Keamanan
Didasari prinsip tersebut, Perusahaan menjalin kerja sama “Flight Screening Agreement” dengan Consul Migration Integrity and Liaison Department of Immigration and Citizenship (DIAC) Australian Consulate General Dubai. Peningkatan kualitas security measures ini berlaku untuk pemeriksaan dokumen keberangkatan penumpang Garuda dari Abu Dhabi. Dokumen yang diperiksa antara lain tiket, paspor, visa, dan dokumen lain yang biasa dibawa oleh penumpang pesawat udara. Pemeriksaan dilakukan oleh petugas check-in counter di bawah pengawasan local staf Garuda yang telah mendapatkan training dari pihak DIAC. Bila ditemukan dokumen yang mencurigakan, petugas check-in counter akan melaporkannya kepada local staf Garuda yang selanjutnya melaporkan kecurigaan tersebut kepada DIAC untuk ditindaklanjuti.
Menurut Minister Counselor of Immigration of Australian Embassy Jakarta, Ms. Mary-Jane Jones, light screening merupakan sebuah kegiatan pemeriksaan yang sederhana namun sangat penting. Dari proses ini kita dapat mengurangi kemungkinan terjadinya tindak kejahatan atau ancaman keamanan di atas pesawat, yang dapat muncul dari penyalahgunaan dan pemalsuan dokumen. Bagi Perusahaan, sebagaimana diungkapkan Pak Batara Silaban (DE), kerjasama ini akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan staf kita, terutama yang berada di Abu Dhabi, sehingga mampu menghasilkan langkah-langkah keamanan yang lebih efektif dan preventif. Selain itu, melalui kerja sama ini, kita bisa mendapatkan dan memperbarui berbagai informasi mutakhir yang harus diwaspadai, misalnya tentang pemalsuan dokumen, penyelundupan dan perdagangan manusia, serta ancaman lain yang dapat membahayakan dunia penerbangan. [V]
05 | Nov - 2013
5
INVIEW
GATF 2013:
PROMOSIKAN “FIRST CLASS”, PERKENALKAN “SKYTEAM” Puncak “Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2013” yang diselenggarakan di Jakarta Convention Center pada tanggal 13 - 15 September lalu berlangsung meriah. Tidak kurang dari 50 travel agent, 20 hotel industry, 8 national tourism organization (NTO), 19 korporasi, 13 hotel and park, 22 media partner, serta 15 UKM dan mitra binaan Garuda berpartisipasi dalam acara yang didukung oleh Boeing dan BNI ini. Menteri BUMN Pak Dahlan Iskan, Direktur Utama BNI Pak Gatot M. Suwondo, Kementerian Perhubungan Pak Djoko Murjatmodjo, Presiden Direktur Mustika Ratu Ibu Mooryati Soedibyo, dan Putri Indonesia 2013 Whulandary Herman turut hadir dalam pembukaan GATF 2013 yang diresmikan oleh Pak Emir (DZ).
6
05 | Nov - 2013
Selain berbagai penawaran paket wisata yang menarik, nuansa layanan “First Class” menjadi daya tarik tersendiri dalam penyelenggaraan GATF tahun ini.
First Class dan SkyTeam Memasuki ruang pameran, pengunjung GATF 2013 segera disambut sebuah miniatur pesawat Boeing 777-300ER. Tidak jauh dari situ, sebuah cabin mock up mewakili layanan baru “First Class” yang telah diimplementasikan dalam armada kita yang juga baru, B777-300ER. Nuansa layanan “First Class” semakin terasa dengan kehadiran sebuah mobil limousine dan “luxury & comfortable lounge” yang merupakan layanan pre-journey bagi penumpang “First Class” Garuda. Di sudut yang lain, sebuah area “First Class Product Display” menampilkan beragam layanan “First Class”, lengkap dengan informasi yang diperlukan pengunjung.
Usai pembukaan, tamu undangan mencoba mock up First Class kita.
Selain armada dan layanan baru Garuda, hal lain yang juga kita perkenalkan dalam event GATF tahun ini adalah informasi mengenai joining date Garuda dengan aliansi global SkyTeam. Kalimat singkat “Joining in March 2014” yang ditempatkan bersama logo Garuda Indonesia pada sebuah wall of fame mewakili informasi tersebut.
Tujuh Puluh Miliar dalam Tiga Hari
Aliansi global SkyTeam, di mana kita akan resmi menjadi anggotanya pada Maret 2014, diperkenalkan pada GATF tahun ini.
GATF 2013 menghadirkan beragam penawaran menarik, mulai tiket murah, program khusus, hingga destinasi wisata domestik dan internasional dengan harga menarik. Karenanya, sejak acara dibuka pada hari pertama, booth-booth di area pameran telah diserbu pengunjung yang datang dari berbagai daerah dan beberapa negara tetangga. Ketua Panitia GATF 2013, Pak Sapto Waluyo (CMP) mengungkapkan bahwa dalam tiga hari, tidak kurang dari 59.000 orang mengunjungi GATF 2013, dan menghasilkan total penjualan lebih dari Rp 70 miliar.
05 | Nov - 2013
7
INVIEW
Angka tersebut melampaui target yang telah ditetapkan Perusahaan, yakni Rp 60 miliar dan 55.000 pengunjung. Selain itu, dibandingkan dengan pencapaian GATF 2012 lalu, yakni Rp 54 miliar dan 51.268 pengunjung, kita berhasil mencapai peningkatan yang signiikan.
Garuda Terpercaya Selain datang bersama teman dan rekan kerja, tidak sedikit pengunjung yang membawa serta keluarga mereka ke event pameran travel terbesar di Indonesia ini. Salah satunya adalah pasangan Pak Antonius dan Bu Merry Marina beserta seorang putranya. “Kami tahu tentang GATF dari pesan singkat yang dikirimkan seorang teman kepada kami. Kami sengaja datang bersama-sama karena memerlukan beberapa paket perjalanan untuk liburan keluarga,” jelas keduanya. Ia menambahkan, ia dan istrinya akhirnya berhasil mendapatkan paket wisata dengan harga yang memuaskan. “Kami akan terbang dengan Garuda, karena kami percaya pada keamanan dan kenyamanannya.” [V]
Pengunjung GATF tahun ini mencapai 59.000 orang dengan nilai transaksi hingga Rp 70 Milyar.
8
05 | Nov - 2013
Phase I 26 – 28 Apr • 5 Branch Offices 1. 2. 3. 4. 5.
JOGJAKARTA SURABAYA MANADO MAKASSAR PADANG
Phase II 17-19 May • 5 Branch Offices 1. 2. 3. 4. 5.
Phase III 31 May -2 Jun • 5 Branch Offices
BANDUNG SEMARANG BALIKPAPAN MEDAN DENPASAR
Tarian sambutan yang ditarikan siswi-siswi Flight Attendant memikat perhatian peserta GATF yang berasal dari negara sekitar kita.
1. 2. 3. 4. 5.
PONTIANAK PEKANBARU PALEMBANG BANJARMASIN JAYAPURA
Adam Rutland, British Embassy (Peserta)
Modern Namun Kental Tradisi Ini pertama kalinya kami mengikuti GATF. Event ini fantastis dan kami bangga bisa berada di sini. Partisipasi kami merupakan bagian dari kampanye pariwisata Inggris yang dibuka minggu depan, sekaligus respons atas rencana Garuda membuka direct light ke London. Garuda merupakan perusahaan modern, namun tetap kental akar tradisionalnya. Dengan penerbangan ke London nanti, kami harap semakin banyak masyarakat Indonesia yang mengunjungi Inggris, sebagaimana semakin banyak masyarakat Inggris yang sudah mengunjungi Indonesia.
Rafael J. A. Sani, Antavaya Group (Peserta)
First Class, Terobosan yang Hebat Kami telah berpartisipasi sejak GATF pertama kali diselenggarakan. Selain karena GATF merupakan travel fair terbesar di Indonesia, keikutsertaan kami dalam event ini juga dikarenakan Garuda berani membuka rute-rutenya dengan harga paling murah. Semoga Garuda semakin maju, terutama dengan adanya layanan “First Class” yang bagi saya merupakan sebuah terobosan yang bagus untuk ekspansi Garuda ke depan. Lebih jauh, saya juga melihat pergantian sistem (Passenger Service System—red) beberapa waktu lalu menjadi salah satu langkah maju lainnya dari Garuda. Sukses terus, Garuda!
Monik, Melbourne (Pengunjung)
Liz dan Yudit, Bank Mandiri (Pengunjung)
Garuda Sudah OK!
Membantu Penyuka Traveling
Saya datang ke sini karena menurut informasi dari orang tua saya, di GATF kita bisa memperoleh tiket murah. Ternyata benar! Semoga kegiatan ini bisa lebih sering diadakan supaya saya bisa melakukan penerbangan direct ke Melbourne menggunakan Garuda dengan harga tiket yang lebih murah. Menurut saya, Garuda sudah oke. Begitu masuk, kita bisa melihat interiornya yang baru, seat-nya yang nyaman, serta penampilan dan pelayanan pramugarinya yang semakin baik.
Beneran deh, ini oke banget! GATF sangat membantu orang yang suka traveling dengan banyak penawaran menarik dan diskon-diskon lainnya. Sebagai pengguna setia Garuda untuk tujuan domestik, kami tahu bahwa dalam hal pelayanan, Garuda sudah setara dengan penerbangan asing. Karena itu, dalam event ini kami berharap banget bisa memperoleh penerbangan internasional Garuda dengan harga murah. Pasti menyenangkan bisa ke luar negeri dengan Garuda.
05 | Nov - 2013
9
INVIEW
10
05 | Nov - 2013
SUMO TOURNAMENT IN JAKARTA 2013
Setelah Terbang Nyaman, Mereka Bertanding di Senayan
Pertama kali dalam sejarah, sumo hadir di kawasan ASEAN, dan kita menyediakan kenyamanan bagi para pesumo selama penerbangan mereka dari Negeri Sakura. Tak hanya untuk mempererat kerja sama bilateral antara Indonesia dengan Jepang, keikutsertaan Perusahaan dalam mensponsori “Sumo Tournament in Jakarta 2013” ini, menurut Pak Risnandi, VP International Region-2 (saat itu menjabat VP Japan, Korea, China Region/TYOAM), bertujuan agar masyarakat Indonesia lebih mengenal dan memahami budaya Jepang dengan baik.
Sekitar 7.500 pengunjung menyaksikan turnamen sumo pertama di Indonesia ini.
05 | Nov - 2013
11
INVIEW
Pak Faik (DC) dan Pak Erik (DN) secara simbolis menyerahkan hadiah kepada pemenang turnamen sumo hari pertama, Kisenosato dan hari kedua, Harumafuji.
Salah satu bentuk dukungan kita adalah menyediakan penerbangan Tokyo – Jakarta pp. bagi 40 pesumo papan atas dan oicial team dari Japan Sumo Association. Ini sekaligus merupakan bukti nyata, fasilitas yang dimiliki pesawat Garuda mampu memberikan kenyamanan kepada para penumpang, seberapa besar pun ukuran tubuh mereka. Pak Djunadi Putra Satrio, VP Marketing (JKTCM) menuturkan bahwa meski hampir semua pesumo tersebut memiliki berat badan rata-rata lebih dari 130 kg, sepanjang penerbangannya mereka tampak nyamannyaman saja menduduki kursi-kursi di First Class dan Executive Class kita. “Pesumo saja merasa nyaman duduk di kursi Garuda, apalagi kita...,” candanya.
Tak cuma pertandingan saja, kita juga bisa menyaksikan eksibisi pertandingan antara pemain sumo dengan anak-anak.
12
05 | Nov - 2013
First Class kita pun dapat memberi kenyamanan kepada pesumo yang bertubuh besar, ditunjang dengan layanan “Garuda Indonesia Experience.”
Di booth expo Garuda, pengunjung berkesempatan memperoleh harga spesial untuk penerbangan Jakarta – Tokyo seharga USD 350++.
Turnamen Sumo Pertama di Indonesia dan Asia Tenggara Sumo adalah gulat tradisional Jepang yang mendunia, namun pertandingan ini jarang digelar di luar negara asalnya. Tak heran jika “Sumo Tournament in Jakarta 2013” ini cukup dinantikan.
Olahraga turun-temurun ini dikenal sejak abad 12 Masehi, tepatnya pada periode Kamakura. Pada masa itu, selain menjadi seni bela diri para prajurit samurai, sumo juga dipraktikkan sebagai bagian dari upacara kuno tradisi dan hiburan Jepang, hingga akhirnya ditetapkan sebagai olahraga nasional Jepang pada 1909. Dalam rangka memperingati 55 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang, Garuda turut mendukung pelaksanaan “Sumo Tournament in Jakarta 2013” di Istora Senayan, Jakarta pada akhir bulan Agustus 2013 lalu. Direktur Promosi Kebudayaan Jepang, Yoshida Takuji, mengatakan pihaknya memilih Indonesia sebagai negara pertama penyelenggara turnamen sumo di kawasan Asia Tenggara karena negeri ini memiliki kedekatan historis dengan Jepang. “Untuk pertama kalinya dalam sejarah, sumo hadir di kawasan ASEAN. Saya harap ini dapat mempererat hubungan baik antara dua negara, dan lebih memperkenalkan kebudayaan Jepang kepada masyarakat Indonesia,” ungkapnya.[V]
05 | Nov - 2013
13
INVIEW
Promosi Tepat Menjangkau Target Market Dalam strategi komunikasi bisnis perusahaan, mensponsori sebuah event memberikan banyak manfaat. Terlebih bila pengunjungnya sesuai target market, seperti yang dilakukan Perusahaan di acara Java Soulnation beberapa waktu lalu.
14
05 | Nov - 2013
Benar apa yang dikemukakan oleh Peter V. Stanton, President and CEO of Stanton Communications, sponsporship event merupakan salah satu kegiatan promosi yang dapat mengangkat nama, bahkan meningkatkan citra perusahaan, di masyarakat. Oleh karena itu, untuk kali ketiga, kita kembali mensponsori penyelenggaraan “Java Soulnation”, sebuah event musik tahunan Java Festival Production yang menghadirkan banyak musisi, baik lokal maupun internasional. Tahun ini beberapa musisi dunia yang sudah kondang, seperti Mamas Gun, Chef’ Special, Far East Movement, Karmin, dan Macy Gray, tampil meramaikan event. Pagelaran musik yang sudah berlangsung selama enam tahun ini cukup menonjol dan mendapat banyak perhatian media, dan senantiasa ditunggu masyarakat.
Kehadiran Mobile Ticketing Counter kita cukup menarik perhatian pengunjung yang secara demograi sesuai dengan target konsumen kita.
Mobile Ticketing Counter Ditemui di booth Garuda yang berada tepat di depan pintu masuk Istora Senayan, Pak Djunadi (CM), menjelaskan, “Ini merupakan bagian dari program marketing kita, untuk mengasosiasikan brand Garuda dengan kegiatan-kegiatan yang memang disukai atau relevan dengan target segmen kita.” Berbeda dengan tahun lalu, di “Java Soulnation” kali ini selain membuka booth yang menampilkan pelayanan First Class, kita juga menghadirkan Mobile Ticketing Counter (MTC) dan memberikan reduksi tiket hingga 20% untuk setiap transaksi pembelian tiket yang dilakukan selama tiga hari pelaksanaan acara. Cukup banyak pengunjung memanfaatkan kehadiran MTC dan tawaran yang diberikan. Salah satunya, Johannes Raindy. Begitu mendengar kita memberikan harga khusus, di hari kedua perhelatan ia memesan tiga tiket untuk keluarganya dengan jadwal keberangkatan Desember 2013. “Keluarga saya yang lain juga minta tolong saya memesankan tiket,” jelasnya.
Menjangkau Decision Maker dan Influencer Event musik tahunan Java Festival Production ini menghadirkan banyak musisi, mulai dari musisi Indonesia, hingga musisi internasional, seperti Mamas Gun, Chef’ Special, Far East Movement, Karmin, dan Macy Gray.
Untuk menarik perhatian pengunjung, selama tiga hari pelaksanaan “Java Soulnation”, Garuda mengadakan Meet and Greet pada jam-jam tertentu dengan musisi-musisi pengisi acara tersebut.
05 | Nov - 2013
15
INVIEW
INVIEW
Di hari pertama, musisi yang berkesempatan melakukan Meet and Greet adalah Alphamama dan Aditya. Di hari kedua, Raisa, Chef’ Special, dan Jamie Aditya. Sementara di hari ketiga, kehadiran Tangga, Project Pop, dan All 4 One, mampu membuat keramaian tersendiri di depan booth kita. Menurut penjelasan Pak Djunadi (CM), mengingat pengunjung acara ini berasal dari beragam usia, kegiatan kita di event tersebut tak hanya menarik perhatian orang dewasa sebagai decision maker, tetapi juga remaja yang merupakan inluencer di dalam keluarga. Tak salah bila kemudian ia menyimpulkan, “Sponsorship kita di Java Soulnation ini bagus. Investasinya tidak terlalu besar tetapi crowd yang datang sesuai dengan segmen pasar yang kita tuju. Sehingga betul-betul sangat spesiik dan cocok dengan kebutuhan Garuda,” pungkasnya. [V]
Begitu melihat backwall booth kita yang menggambarkan kemewahan First Class, Chef’ Special, kelompok musisi dari Belanda, langsung meminta manajernya untuk meng-up grade penerbangan pulang mereka ke First Class tersebut.
16
05 | Nov - 2013
Yang berhak melakukan Meet and Greet dengan musisi pujaannya di booth kita adalah pengunjung yang telah mengikuti kuis kita di Twitter.
GOS:
PERLU TERUS DIKEMBANGKAN UNTUK MEREBUT POTENSI PASAR Jumlah pengguna internet di Indonesia menempati urutan ke-8 dunia. Melihat besarnya potensi pasar tersebut, kita harus terus mengembangkan “Garuda Online Sales”.
Menurut survei yang diselenggarakan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pada tahun 2012 jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 63 juta orang atau 24,23 persen dari total populasi. Tahun ini angka tersebut diprediksi naik menjadi 82 juta pengguna dan terus tumbuh menjadi 107 juta pada 2014, hingga mencapai 139 juta atau 50 persen total populasi pada 2015. Sedangkan pengguna internet global, menurut International Telecommunication Union (ITU) mencapai angka 2, 421 miliar pada 2011 dari 2, 044 miliar pada tahun sebelumnya. Dalam hal jumlah pengguna internet, Indonesia menempati posisi ke delapan di seluruh dunia. Jika menilik besarnya populasi melek internet di Indonesia, Garuda Online Sales (GOS) jelas memiliki potensi pasar yang amat menjanjikan. Apalagi dari jumlah tersebut, pemakai jasa e-commerce baru mencapai 2,6 persen.
05 | Nov - 2013
17
INVIEW
Dalam konteks itulah Pak Daniel Simeon Tumiwa, VP E-Commerce (JKTEC), yang ditemui pada acara Halal Bihalal dengan operator GOS beberapa waktu lalu di Jakarta, menggarisbawahi langkah GOS untuk melakukan penjualan tiket lewat intenet harus terus dikembangkan.
Ekspektasi Penumpang Kini Berbeda
segera ditemukan dan diatasi, maka persoalan yang sama akan terus terjadi. “Masalah tidak akan selesai jika ujungnya tidak kita perbaiki,” tegasnya lagi. Mengingat tuntutan kecanggihan layanan di masa datang, yakni semakin banyak transaksi yang dilakukan secara online, seluruh karyawan Garuda diharapkan dapat mendukung keberadaan GOS. “Apalagi GOS ini juga akan melibatkan karyawan dalam proses penjualan, dan sistem ini juga dipersiapkan untuk individual seller,” tambah Pak Daniel.
“Ekspektasi penumpang kini berbeda. Jika dahulu pelanggan langsung menelepon customer service ketika ada masalah, kini mereka bisa langsung mengungkapkannya di Twitter (media sosial).”
“Sebagai salah satu bentuk layanan Perusahaan yang berhubungan langsung dengan publik, layanan ini harus terus kita maintain dan sempurnakan,” ujar Pak Daniel. Sejak diluncurkan, pengembangan program GOS memang belum sempurna. Untuk mencapai bentuk online service yang ideal, masih terdapat banyak hal yang harus dibenahi dan ditata ulang, mulai dari kualitas call center, booking online, hingga sistem pembayaran. “Ekspektasi penumpang kini berbeda. Jika dahulu pelanggan langsung menelepon customer service ketika ada masalah, kini mereka bisa langsung mengungkapkannya di Twitter (media sosial). Kalau tidak segera kita tanggapi, mereka bisa kecewa,” tambah Pak Daniel. Penyelesaian sebuah keluhan bisa saja dilakukan sesaat. Namun yang lebih penting ialah menemukan root cause alias penyebab utamanya. Bila root cause tidak
Pentingnya Promosi Produk & Layanan
Di sisi lain, Pak Erik Meijer (DN), yang juga hadir acara tersebut, melihat ada hal yang tak kalah penting dari perbaikan sistem dan insentif yang sering disinggung oleh operator GOS, yakni bagaimana Garuda dituntut terus mengembangkan bisnis. “Bukan soal insentif dan sistem saja, namun perkembangan produk dan layanan Garuda juga perlu dipromosikan,” ujar Pak Erik di depan operator GOS. Karenanya, penting bagi kita untuk selalu memberikan informasi terbaru mengenai Garuda kepada operator GOS, sehingga produk inti Garuda dapat dijual dengan maksimal. “Garuda sudah memiliki First Class terbaik. Kelas ekonomi kita juga memperoleh penghargaan dari Skytrax
GOS member terbaik penerima insentif, berfoto bersama Pak Erik Meijer (DN) dan Pak Daniel S. Tumiwa (EC).
18
05 | Nov - 2013
GOS DI MATA AGEN Pada acara Halal Bihalal tersebut, Garuda mengundang travel agent GOS Member terbaik. Travel agent dengan penjualan tertinggi memperoleh insentif khusus dari perusahaan kita. Berikut beberapa kesan mereka atas layanan GOS.
Tim GOS diperkenalkan kepada operator GOS yang hadir pada acara Halal Bihalal.
sebagai “The Best Economy Class”. Ini semua karena kita terus meningkatkan pelayanan,” tambahnya. Bahkan, pada bulan September lalu kita juga telah terpilih sebagai “Best in Region: Asia and Australasia”, mengalahkan airlines besar dunia lain seperti Singapore Airlines, Cathay Paciic dan Air New Zealand. Penghargaan tersebut diberikan oleh “Airline Passenger Experience Association” (APEX) di Anheim, California. Menurut Pak Erik, berkat layanan Garuda yang semakin baik, beberapa negara seperti Jepang meminta Garuda membuka destinasi ke sejumlah kota di negara tersebut. Salah satunya ke Hokaido. Pada bulan-bulan tertentu kota tersebut memiliki pemandangan yang sangat indah. Bulan November contohnya, saat suhu di kota tersebut turun dan memasuki winter di mana salju pun turun, para wisatawan dapat bermain ski. Peristiwa alam ini sangat potensial bagi Garuda untuk membawa penumpang ke negeri itu. [V]
Diana Permata Sari, Di Tour and Travel Secara umum layanan Garuda untuk GOS Member sudah baik. Fiturnya sudah oke, namun loading-nya terkadang lama. Saran saya, sebaiknya Garuda memilih sistem yang simpel dan rendah tingkat trouble-nya. Di sisi lain Garuda sudah memberikan perhatian kepada kami. Ada komunikasi antara Garuda dengan kami. Ini yang tidak ada di maskapai lain.
Trio Budiman, PT Indo Citra Tamasya
Pemenang door prize.
GOS ini memudahkan agen, terutama agen baru. Tapi masih ada yang perlu disempurnakan terutama untuk sistem refund. Sebagai maskapai terbesar, kami berharap Garuda dapat memberi komisi yang lebih baik. Layanan kepada agen juga harus lebih baik lagi. Diadakannya penghargaan untuk GOS Member terbaik ini bagus, karena akan menjadi motivasi tersendiri.
05 | Nov - 2013
19
INVIEW
KEDATANGAN AIRBUS A330-300
TERBARU DAN TERBAIK DI KELASNYA Airbus A330-300 saat memasuki hanggar setelah menempuh perjalanan dari Paris.
‘Burung besi’ berbadan lebar (wide body) itu perlahan memasuki Hanggar 2 Garuda Maintenance Facility Aero Asia (GMF-AA). Diawaki Capt. Pilot Ronggo Karyawan, pesawat ini diterbangkan langsung dari pabrik Airbus di Toulouse ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta via Bandara Internasional Abu Dhabi.
20
05 | Nov - 2013
Kompetisi secara Global Kedatangan pesawat A330-300 ini merupakan salah satu bagian dari program transformasi bisnis dan ekspansi Garuda dalam mengembangkan armadanya, sesuai dengan program Quantum Leap Garuda 2011-2015. “... terutama untuk meningkatkan kapasitas serta mengembangkan jaringan Garuda ke wilayah Asia Pasiik dan Timur Tengah,” jelas Pak Emir (DZ).
yang menghadirkan kenyamanan bagi para customer kita. Salah satunya adalah dua kelas layanan premium, yaitu kelas eksekutif berkapasitas 36 seats serta 215 seats di kelas ekonomi, dengan jarak antartempat duduk 33-34 inci. Pesawat A330-300 seri terbaru ini merupakan yang pertama kita terima dari total 18 unit yang kita pesan. Sebanyak 17 lainnya akan kita terima secara bertahap hingga tahun 2017.
Elemen Utama Revitalisasi Garuda 1
Lebih lanjut, kehadiran armada ini akan membuat kita mampu memberikan layanan yang lebih baik, serta berkontribusi dalam perkembangan aviasi di Indonesia. Sementara itu, Wakil Menteri Perhubungan Bapak Bambang Susantono juga menyambut baik kedatangan pesawat yang akan memperkuat armada Garuda tersebut. “Di tengah pangsa pasar yang potensial, kedatangan armada-armada baru akan membuat Garuda mampu menjembatani kebutuhan mobilitas masyarakat, serta melakukan kompetisi secara global,” ujar Pak Bambang. Pak Bambang juga berharap pengembangan armada yang kita laksanakan akan berbanding lurus dengan pengembangan bandara ke depannya. “Semakin banyak armada, maka semakin besar tantangannya; baik bagi para otoritas pemegang kebijakan maupun bagi Garuda sendiri,” ujar beliau.
Dengan kedatangan pesawat A330-300 ini, armada kita memiliki usia rata-rata lima tahun, dan akan menjadi rata-rata kurang dari lima tahun pada tahun 2015. “Ini akan menjadikan kita salah satu perusahaan penerbangan dengan usia pesawat termuda di dunia,” kata Pak Emir. Sebelum ini kita telah mengoperasikan 16 pesawat A330, terdiri dari 10 pesawat A330-200 untuk melayani penerbangan jarak jauh serta 6 pesawat A330-300 seri lama untuk melayani rute-rute penerbangan domestik dan regional. “Pesawat jenis A330 telah menjadi elemen utama dalam kesuksesan program revitalisasi Garuda Indonesia,” ungkap Pak Emir. [V]
Andal dan Nyaman Airbus A330-300 merupakan pesawat terbaik di kelasnya. Dengan tenaga mesin Rolls-Royce Trent 700, pesawat ini juga menghadirkan tingkat keandalan yang telah teruji dengan biaya operasional yang rendah. Selain itu, pesawat ini mengusung teknologi yang lebih canggih daripada pesawat seri A330 sebelumnya karena memiliki daya jelajah yang lebih jauh. Selain memiliki keunggulan dalam hal teknologi dan daya jelajah, pesawat ini juga dilengkapi berbagai itur
3
1 Tarian kontemporer mewarnai acara penyambutan Airbus A330-300 di GMF-AA. 2 Kemegahan Airbus 330-300 disaksikan oleh para tamu pada acara penyambutan. 2
3 Pak Bambang Susantono (Komut) mencoba kenyamanan seat Airbus A330-300
05 | Nov - 2013
21
INVIEW
NEW SEAT NUMBERING
POLA BARU YANG FLEKSIBEL DAN MEMUDAHKAN Guna mendukung operasional Garuda dan menunjang transformasi yang dilaksanakan Perusahaan, sejak pertengahan September 2013 lalu kita mulai mengimplementasikan “New Seat Numbering”. Konsep penomoran baru ini disesuaikan dengan seat numbering yang diimplementasikan di armada baru kita, Boeing 777-300ER. “Bukan agar sama atau seragam, melainkan agar kita memiliki pola, yang berlaku baik pada pesawat wide body maupun narrow body,” SM Cabin Performance Control (JKTMLC), Pak Tuwarsiman, menjelaskan. Selain itu, lanjutnya, pola tersebut menjadi sangat penting dalam mengantisipasi terjadinya irregularities, misalnya ketika penumpang harus dialihkan ke pesawat lain karena kondisi tertentu. “Tidak semua penumpang harus mengalami reseating, meski pengalihan dilakukan dari pesawat wide body ke narrow body ataupun sebaliknya,” jelas Pak Tuwar. Pak Tuwar menambahkan, pola tersebut secara bertahap telah diimplementasikan pada armada kita
sejak 17 September hingga 15 Oktober 2013 lalu. Perubahan tersebut diberlakukan untuk pesawatpesawat B733, B735, B738 E Series, B738 M & F, CRJ1000, dan B744. Adapun untuk pesawat Airbus, pola ini baru akan diterapkan mulai bulan Desember 2013 nanti. Kemudahan new seat numbering ini didukung dengan penggunaan angka dan alfabet, yang konsepnya adalah sebagai berikut: • First Class dimulai dengan Row 1 • Executive Class dimulai dengan Row 6 • Economy Class dimulai dengan Row 21 • Tidak ada nomor 4, 13, 24 • Alphabet yang akan digunakan adalah ABCDEFGHJK • Konsep Alphabet seat di LH-RH Window adalah A-K • Konsep Alphabet seat untuk aircraft single aisle adalah C-H • Konsep Alphabet seat untuk aircraft double aisle adalah C-D dan G-H
BOEING 777-300ER
22
04 | Nov - 2013
Tuwarsiman (JKTMLC)
BOEING 737-300 PREVIOUS
NEW
BOMBARDIER CRJ1000 NEXTGEN PREVIOUS
NEW
05 | Nov - 2013
23
INVIEW
ICAO/McGill Pre Assembly Symposium 2013
Ketika Garuda Tampil Mewakili Indonesia “The 38th ICAO/McGill Pre Assembly Symposium 2013” yang dilaksanakan di kantor pusat ICAO - Montreal, akhir September 2013 lalu menjadi event yang membanggakan bagi kita.
Capt Novianto (DO, kiri) bersama pembicara lainnya pada sesi panel diskusi
“The 38th ICAO/McGill Pre Assembly Symposium 2013” yang dilaksanakan di kantor pusat ICAO Montreal, akhir September 2013 lalu menjadi event yang membanggakan bagi kita. Dalam kesempatan tersebut, Garuda diminta tampil pada simposium bertema “Enhanching Air Transport Connectivity and Proitability: Passengers, Cargo and Technology”, yang dibuka secara resmi oleh Raymond Benjamin (Secretary General ICAO) dan Daniel Jutras (Dean Faculty of Law McGill University). Capt. Novianto (JKTDO) yang hadir mewakili Garuda merupakan satu-satunya “Captain Pilot” di antara para narasumber pada simposium tersebut. Beliau menjadi
24
05 | Nov - 2013
salah satu pembicara pada panel diskusi tentang “Regulatory Responses to Consumer Concerns”, yang membahas keterlambatan pesawat, penolakan pada konsumen, gangguan operasional penerbangan, tuntutan adanya kompetensi, serta upaya-upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan layanan kepada para pengguna jasa; baik dari sisi regulatory, kebandaraan, dan operator penerbangan. Dimoderatori Kenneth Quinn (Partner – Pillsbury Winthrop Shaw Pittman LLP), Capt. Novianto tampil bersama empat panelis lainnya, yaitu Andrew Herdman (Director General – Association of Asia Paciic Airlines/ AAPA), Paul Fitzgerald (Senior Policy Advisor – Oice
“Malam Indonesia” diisi dengan pertunjukan gamelan dan tari-tarian daerah oleh warga negara Kanada.
of the Minister Transport Canada), Anita Mosner, (Partner – Holland & Knight), dan George Petsikas (President – National Airlines Council of Canada).
Belajar dari Negara Maju Capt. Novianto menjelaskan, topik pembahasan Simposium ICAO berkaitan dengan pemberlakuan “Customer Protection” di Amerika dan Uni Eropa, atau lebih spesiik lagi mengenai “kompensasi”, mengingat kedua negara tersebut menjadi kiblat adidaya yang “mengatur” industri penerbangan secara global. Sementara itu, ketika Singapura dan Australia belum menerapkan “Customer Protection” untuk penerbangan mereka, negara kita telah menerapkan ketentuan menyangkut proteksi bagi customer melalui Peraturan Menteri Perhubungan No 77 tahun 2011, yang di antaranya mengatur tentang: - Flight Delay (keterlambatan lebih dari 4 jam); baik keberangkatan maupun kedatangan - Denied Boarding (penolakan bagi penumpang untuk menaiki pesawat) - Cancellations (pembatalan penerbangan)
Hubungan industrial pada masyarakat Uni Eropa dan Amerika Serikat memang sudah sangat maju. Perjanjian antara maskapai dengan penumpangnya sudah menjadi ikatan yang dipahami para pihak sebagai tanggung jawab dan hak masing-masing. Sekiranya ditemukan perselisihan, proses penyelesaian melalui lembaga peradilan juga sudah sangat jelas dan mapan.
“Malam Indonesia” di Montreal Di sela rangkaian ICAO Assembly, Garuda juga menyelenggarakan “Malam Indonesia” di kantor pusat ICAO, di mana kita menampilkan berbagai kesenian dan kebudayaan Indonesia, antara lain tari Tor Tor dari Sumatera Utara, tari Penglebatan dari Bali, tari Poco Poco dari Sulawesi Utara, dan diiringi gamelan Jawa “Santi Laras”. Acara “Malam Indonesia” yang diselenggarakan bersama-sama dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kanada dan Kementerian Perhubungan tersebut dimaksudkan untuk lebih memperkenalkan Indonesia dan kebudayaannya kepada dunia. Hal itu mengingat acara “ICAO/ McGill Pre Assembly Symposium” dan “38th Session of the ICAO Assembly” dihadiri seluruh perwakilan negara anggota ICAO. [V]
05 | Nov - 2013
25
INVIEW
ATR 72-600 DUKUNG PARIWISATA SEKALIGUS PERKUAT JARINGAN DOMESTIK
Tak lama lagi, kita akan menerbangkan pesawat ATR 72-600 Turboprop. Beroperasinya pesawat tersebut selain untuk mengembangan bisnis Perusahaan, juga semakin membuktikan komitmen Perusahaan dalam mendukung perekonomian dan pariwisata Indonesia. Melihat kondisi geograis Indonesia, maka kita memerlukan pesawat berkapasitas kecil seperti ATR 72- 600 untuk menjangkau kota-kota sentra ekonomi regional dan melayani rute-rute dengan jumlah penumpang yang masih sedikit. Selain untuk menyempurnakan cakupan jaringan penerbangan kita, pengembangan bisnis dengan pesawat ATR 72-600 ini sejalan dengan upaya Perusahaan untuk mengembangkan dan memperkuat jaringan penerbangan di pasar domestik, sekaligus mendukung program “Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)”. “Kita terus melanjutkan program transformasi dan ekspansi Perusahaan sejalan dengan pertumbuhan positif industri penerbangan, dan seiring dengan rencana pemerintah untuk mengembangkan infrastruktur transportasi udara dengan membuka bandara-bandara
26
05 | Nov - 2013
Penandatanganan kerja sama antara Garuda, ATR dan NAC ini disaksikan oleh Menteri BUMN, Pak Dahlan Iskan, dan dihadiri 13 Kepala Daerah di Indonesia.
baru di Indonesia dalam dua tahun ke depan,” kata Pak Emir dalam acara penandatanganan kerja sama antara Garuda, ATR dan Nordic Aviation Capital (NAC) yang berlangsung di Grand Hyatt Jakarta pada awal Oktober 2013 lalu. Pada kesempatan yang sama, Filippo Bagnato, CEO ATR mengatakan, pihaknya menyambut baik kerja sama ini. “Kesepakatan ini merupakan bagian dari ekspansi ATR
72-600 di Asia Tenggara. Armada ini telah menjadi standar baru pengembangan konektivitas udara sebagai komitmen kami mendukung perkembangan industri di wilayah ini,” jelas Bagnato.
DUKUNGAN PARA KEPALA DAERAH Acara penandatanganan kerja sama antara Garuda, ATR dan Nordic Aviation Capital (NAC), turut disaksikan oleh 13 Bupati dan Walikota dari daerah-daerah yang akan dijangkau oleh ATR 72-600 Turboprop. Berikut ini tanggapan dan harapan mereka terhadap kerja sama ini.
Jangkau Kota-Kota Potensial Pesawat ATR 72-600 akan digunakan untuk melayani point-to-point dengan jarak tempuh kurang dari 400 nautical mile di seluruh wilayah Nusantara. Secara teknis hal ini bisa dilaksanakan karena ATR 72-600 memiliki kemampuan menjangkau bandara-bandara kecil dengan landasan pacu kurang dari 1.600 meter. Pesawat kecil yang mampu menerbangkan 70 penumpang dengan tingkat kenyamanan dan keamanan tinggi ini dapat menjangkau kota-kota yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang cukup potensial, serta tujuan wisata di remote area. Dengan demikian, armada ATR 72- 600 akan kita operasikan untuk melayani penerbangan dari hub dan spoke Garuda seperti Denpasar, Makassar dan Ambon menuju kota-kota lain di antaranya Labuan Bajo, Tambolaka dan Ende di Nusa Tenggara Timur, Bima (Nusa Tenggara Barat), Banyuwangi dan Jember (Jawa Timur), Bau-Bau dan Wangi-Wangi (Sulawesi Tenggara), Luwuk dan Poso (Sulawesi Tengah), Mamuju (Sulawesi Barat), Langgur dan Tual (Maluku), serta Kaimana (Papua).
Terbaik di Kelasnya Sebanyak 35 unit ATR 72-600 yang terdiri atas 25 unit pesawat yang sudah disepakati dan 10 pesawat yang masih berupa opsi ini, akan datang secara bertahap mulai kuartal IV tahun 2013 hingga 2017. Dua armada akan tiba di bulan November dan mulai beroperasi Desember mendatang. Ada beberapa alasan yang membuat Perusahaan memilih pesawat ATR 72-600. Antara lain, pesawat ini merupakan jenis terbaik di kelasnya dengan teknologi terkini, andal, memiliki konsumsi bahan bakar yang eisien dan ramah lingkungan. Di samping itu, ATR 72-600 juga sangat nyaman. Pesawat ini memiliki jarak antar kursi sebesar 30 inci, dan dilengkapi dengan interior Armonia yang dirancang khusus oleh biro desain Giugaro dari Italia. [V]
M. Sofhian Mile, Bupati Luwuk
Sudah Lama Ditunggu Selama ini banyak wisatawan maupun pekerja asing di daerah kami selalu menanyakan kapan Garuda akan masuk ke Luwuk. Sekarang kami sudah mendapatkan jawabannya. Tentu saja kami sangat senang dan sangat berterima kasih kepada Garuda. Kami akan memberikan dukungan penuh terhadap program ini, karena disamping daerah kami memerlukan penerbangan yang lancar dan kontinu setiap saat, kami juga mempunyai tanggung jawab terhadap Garuda sebagai national lag carrier. Kami berharap dengan pengembangan kerja sama sampai ke daerah ini, semoga misi untuk mengembangkan pasar domestik dapat segera terwujud dan Garuda bisa lebih maju lagi.
A.S. Tamrin, Walikota Bau-Bau
Menambah Frekuensi Penerbangan Penandatanganan kerja sama antara Garuda dan ATR memiliki makna yang sangat penting bagi kami di Bau-Bau. Sebab beberapa tahun belakangan, kami sangat mengharapkan adanya tambahan frekuensi penerbangan. Selama ini, penerbangan di Bau-Bau hanya tiga kali sehari, sementara arus frekuensi penumpang baik wisatawan maupun pebisnis terus meningkat. Dengan hadirnya pesawat ATR, semoga Garuda dapat menampung lebih banyak lagi sirkulasi penumpang di Bau-Bau dan kota-kota kecil lainnya di Indonesia, dengan pelayanan yang sama baiknya dengan penerbangan-penerbangan Garuda lainnya.
Piet Inkiriwang, Bupati Poso
Citra Positif bagi Poso Beroperasinya Garuda di Bandara Kasiguncu Poso merupakan sebuah kabar gembira bagi masyarakat Poso. Apalagi pesawat ATR 72-600 ini berteknologi modern dan didesain sangat nyaman. Semoga dengan masuknya Garuda, citra Poso sebagai daerah rentan konlik dapat berubah. Banyak tempat-tempat menarik yang bisa dikunjungi terutama pantainya yang bersih dan indah. Saat ini di Poso sudah ada beberapa investasi yang masuk, seperti pertambangan emas dan besi. Saya berharap masuknya Garuda, dapat mengundang para investor maupun pelaku usaha lainnya untuk datang ke Poso dan berinvestasi, sehingga berdampak kepada peningkatan ekonomi masyarakat.
05 | Nov - 2013
27
INFOCUS
Pelayanan prima adalah sebuah kemutlakan dalam industri jasa. Terlebih, berbagai penghargaan domestik dan internasional yang telah kita terima membawa konsekuensi semakin tingginya ekspektasi publik dan customer terhadap pelayanan kita. Selain itu, berbagai prestasi yang telah kita capai juga berdampak positif pada reputasi Perusahaan yang semakin baik. Hal itu di antaranya terlihat dalam kunjungan Bank Central Asia (BCA) ke kantor Manajemen Garuda dalam rangka benchmarking terhadap layanan kita belum lama ini. Dalam kesempatan tersebut, Pak Faik Fahmi (DC) berkesempatan memaparkan konsep layanan yang kita kembangkan (New Service Concept).
Pak Faik Fahmi (DC):
“Kini Saatnya Layanan yang MENGINSPIRASI dan MENYENTUH HATI” Airline adalah industri yang memiliki risiko tinggi dalam pengelolaannya. Mengapa? Karena ada banyak hal uncontrollable yang selalu menyertai operasional kita, seperti kondisi politik suatu negara, tourism, harga bahan bakar, bencana alam, dan lain sebagainya. Dari situ, kita dapat menyimpulkan bahwa hal yang dapat kita lakukan adalah meminimalisasi risiko tersebut melalui berbagai perbaikan dan pengembangan di segala aspek. Di antara pengembangan vital yang dilakukan Perusahaan adalah peningkatan layanan (service).
New Service Promise Layanan yang baik adalah layanan yang memudahkan dan datang dari hati. Dengan prinsip tersebut, dan sebagai bagian dari peningkatan service yang sedang kita laksanakan, sejak Agustus 2013 lalu kita mulai memperkenalkan “New Service Promise” Garuda Indonesia, yaitu “an uplifting experience that inspires the human spirit” dan “an authentic engagement that touches the heart.” Dengan pelayanan yang lebih baik, yang disampaikan dengan cara yang baik, kita akan dapat meningkatkan value dari layanan itu sendiri. Lebih dari sekadar untuk mendapatkan pujian, compliment harus menjadi input untuk membangkitkan spirit kita dan mendorong tercapainya konsistensi dan reliability Perusahaan. Layanan “Premium Check-in”, “Fast Track”, dan “Immigration on Board” adalah beberapa contoh layanan lebih yang kita berikan kepada customer dalam menyikapi infrastruktur bandara yang kurang memadai. Maka, meski kondisi bandara adalah hal yang uncontrollable, kita masih dapat mengontrolnya melalui service yang kita miliki.
28
05 | Nov - 2013
Selain itu, kini kita memiliki “New Service Concept”, konsep baru pelayanan Garuda mulai pre-journey, pre-in-post light hingga post journey, yang diterapkan di semua kelas layanan kita. Konsep ini tidak lagi memperhatikan “apa” yang kita berikan, melainkan lebih kepada “bagaimana” kita menyampaikannya kepada customer.
Dedicated Terminal Sebagai industri yang highly regulated dan ingin menjadi “global player”, kita harus kembali pada standard SkyTrax. Dengan demikian, konsistensi dan reliability tentu sangat penting bagi Garuda, meski kita dihadapkan pada hal-hal yang uncontrollable sekalipun. Tuntutan itu semakin besar mengingat perusahaan kita telah menjadi “World Best Economy Class” (SkyTrax, Juni 2013) dan “Best in Region: Asia and Australasia” (APEX, September 2013), serta masuk dalam daftar “10 Maskapai Terbaik Dunia”. Kita juga akan secara resmi bergabung dengan aliansi global SkyTeam pada kuartal pertama tahun 2014. Agar dapat mengontrol hal-hal uncontrollable dengan lebih baik, ke depan kita ingin dapat mengelola sendiri terminal kita (dedicated terminal). Tentunya, semua itu tidak terlepas dari program “Quantum Leap 2011-2015”, di mana kita akan memiliki “World Best Cabin Crew” dan menjadi “Five Star Airline” yang kompetitif, dengan layanan khas Garuda yang menginspirasi dan menyentuh hati. [V]
Excellent service is a must within the service industry. Moreover, the various domestic and international recognitions, which we have received, have consequently brought a higher public and customer expectation. Those achievements also signify Garuda’s increasing reputation, which was seen with the BCA Benchmarking Visit to Garuda Management recently. On that occasion, Pak Faik Fahmi (DC) shared about the service concept that we currently in the process of developing (New Service Concept).
“Now is the time for INSPIRING and HEARTFELT services.”
The airline industry is associated with high risk. Entailed in our day-to-day operations are uncontrollable factors, from political situations, tourism trends, fuel prices, to natural disasters. These risks are inevitable, but the impact can be managed and minimized through improvement and development initiatives undertaken across Garuda such as in the service aspect, which is a vital component of the company.
New Service Promise We believe that an excellent service is categorized by an eicient and genuine heartfelt service. Founded on these principles, and as part of our service improvement initiative, in August 2013 Garuda Indonesia introduced the “New Service Promise” that encompasses “an uplifting experience that inspires the human spirit” and “an authentic engagement that touches the heart.” Better service, performed in a better manner, will increase the value of the service itself. Beyond gaining compliments, we should see praise as input. Commendation is motivation for the furtherance of the Company’s consistency and reliability. To name a few, the “Premium Check- in”, “Fast Track”, and “Immigration on Board” services are examples of how we facilitate our customers and address their needs. These services speciically relate to gaps in the airport infrastructure. It is an uncontrollable factor, but one that we have been able to manage by applying the right service. Currently we also have the “New Service Concept” which is applied to all classes. This is a new service concept from Garuda, which covers the pre-journey, pre
“New Service Promise” Garuda: • An uplifting experience that inspires the human spirit • An authentic engagement that touches the heart and post light, to post journey experience, shifting the focus from service content to service execution.
Dedicated Terminal The highly-regulated nature of this industry, and our aspiration to become a global player, lead us to joining SkyTrax and reaching their standards. Thus, consistency and reliability are crucial to Garuda, even upon facing uncontrollable risks. We have been named as the “World’s Best Economy Class” (SkyTrax, June 2013) and “Best in Region: Asia and Australasia” (APEX, September 2013). We are included on the list of the “World’s Top 10 Airlines” and will oicially join the SkyTeam global alliance in the irst quarter of 2014. These achievements signify a much bigger responsibility for us to meet the standards of quality. To enhance our management eforts over these uncontrollable risks, in the future we should be managing our own dedicated terminal. This goes hand in hand with our “Quantum Leap 2011-2015” program, where will have the “World’s Best Cabin Crew” and will transform into a competitive “Five Star Airline”, promoting Garuda’s unique services that inspire and touch the heart of our customers. [V]
05 | Nov - 2013
29
INFOCUS
PENGOPERASIAN ATR 72-600
BECAUSE WE HAVE TO GROW THE BUSINESS ATR 72-600 Turboprop milik kita akan segera mengudara. Pengoperasian pesawat buatan Prancis-Itali ini bukan sekadar untuk mempertajam penetrasi pasar domestik, melainkan juga sebagai upaya pengembangan bisnis Perusahaan ke depan. Berikut petikan wawancara dengan Pak Prijastono Purwanto, VP Ground Services (CG).
Q
A
Mengapa Garuda Indonesia mengoperasikan pesawat turboprop?
Bagaimanakah network model ATR 72-600 Garuda Indonesia?
Pesawat turboprop seperti ATR 72-600 memiliki kapasitas yang sesuai (70 seats) untuk melayani rute penerbangan yang penumpangnya relatif belum cukup banyak untuk pesawat seukuran CRJ1000 (96 seats). Selain itu ATR 72-600 juga mampu beroperasi ke dan dari landasan relatif pendek (1400 m) dan sangat ekonomis (block fuel burn kurang dari 700 kg per jam), serta tingkat emisi rendah.
Kita akan menggunakannya untuk hub-feeder, hub bypass, maupun point-to-point dan kelak bahkan crossborder jarak dekat.
Apa nilai tambah pengoperasian ATR 72-600 bagi bisnis Garuda?
Menjanjikan, mengingat ATR 72-600 adalah pesawat yang amat ekonomis dan handal, akan dipasarkan sebagai produk Garuda dengan posisi brand superior. Kenyamanan kabinnya amat baik, serta memiliki inlight service lebih baik dari layanan ATR 72-600 pesaing, dan amat mirip dengan layanan CRJ1000 Garuda.
Network ATR 72-600 akan menyempurnakan cakupan network Garuda. Dengan ATR 72-600, kita dapat melayani penerbangan jarak dekat (point to point) yang berada di remote area; kota-kota sentra ekonomi regional, dan yang memiliki obyek wisata penting. Hal ini akan membantu aktivitas Corporate Accounts, GFF member dan bahkan kelak SkyTeam member.
Kalau begitu, destinasi kita akan bertambah? Benar, hal ini menjadikan Garuda Indonesia lebih “Indonesia”. ATR 72-600 akan memungkinkan para penumpang Garuda dapat terbang ke kotakota di remote area seperti Ende, Labuan Bajo, Bima dan kota-kota lainnya.
30
&
05 | Nov - 2013
Di mana ATR 72-600 nanti ditempatkan? Kita akan membangun beberapa base, antara lain di Denpasar, Bandung, Ambon dan beberapa kota lainnya.
Bagaimana tingkat confidence kita dari segi bisnis dalam mengoperasikan ATR 72-600?
Artinya bisnis kita semakin luas? Kita telah mencanangkan untuk memperluas bisnis dan ini adalah alat untuk memperluas bisnis kita. Pesawat ATR 72-600 berkapasitas kecil ini adalah pesawat yang digunakan untuk melayani rute dengan penumpang yang masih sedikit, dan kita gunakan untuk men-develop market. Kalau dianalogikan, kita itu seperti pisau serba bisa Swiss Army knife. Bombardier CRJ1000 NextGen dan ATR 72-600 adalah dua dari banyak pisau “Swiss Army”. ATR 72-600 untuk jarak dekat, sedangkan CRJ1000 untuk jarak yang lebih jauh.
We follow a proven industry wide model. Ini sudah biasa dilakukan oleh maskapai lain. Pak Prijastono Purwanto, VP Ground Services (CG).
Siapakah target segmen pelanggan ATR 72-600 Garuda Indonesia?
Bukankah pesawat turboprop itu biasanya dioperasikan oleh LCC?
Persis seperti target pelanggan Garuda, yaitu pebisnis, corporate traveller, government, personal travel, domestic leisure, inbound leisure (turis asing yang menghabiskan waktu 5 – 14 hari di Indoneisa/Asia Tenggara dan multidestinasi). Jangan lupa, kita punya lebih dari 1900 corporate account, 880.000 GFF member, dan juga kita akan bergabung SkyTeam. Ini sangat mendukung.
Pesawat turboprop biasa dioperasikan national fullservice carrier seperti Air France dengan HOP, Iberia, ANA, Air Canada, Lufthansa, South African, Jet Airways, Air New Zealand, United, US Airways, Air Baltic, dengan tarif normal dan inlight service yang disesuaikan. Hal ini karena pengoperasian pesawat turboprop (dengan seat tidak banyak), harus dengan normal yield yang harus cukup menutupi operating cost (jarak mendrive cost). Namun demikian, memang ada beberapa “hybrid LCC” yang mengoperasikan pesawat turboprop, seperti Virgin Australia, Cebu Paciic, Firely dan lain-lain.
Bagaimanakah konsep layanan ATR 72-600 Garuda Indonesia? Konsepnya adalah all Economy Class, amat mirip Economy Class CRJ1000. Inlight service untuk penerbangan di bawah 80 menit adalah snack box berisi dua items ditambah water in cup. Sedangkan penerbangan di atas 60 menit, penumpang memperoleh snack box tiga items, ditambah teh, kopi, air mineral, atau juice. Spesiikasi ini jauh lebih bagus dari layanan yang diberikan maskapai lain.
Kalau untuk ground service? Untuk ground service, ada through checkin untuk connecting lights dan koran atau permen diberikan di gate. Lalu, cabin baggage di atas 30 liter akan diberi tag dan diletakkan di kompartemen belakang, dan boarding/ disembarking pada waktu hujan memakai canopy.
Siapa saja operator ATR 72-600 dewasa ini? Kategori full service dan regional carrier antara lain Air France/HOP, Czech Airline, Iberia, Air New Zealand, MASWings, Bangkok Airways, Aer Lingus. Untuk kategori hybrid LCC antara lain Virgin Australia, Trip/Azul, Wings Air, dan Trigana.
Jadi pengoperasian pesawat yang lebih kecil sudah biasa dilakukan, ya? Ya, we follow a proven industry wide model. Ini sudah biasa dilakukan oleh maskapai lain. KLM sudah dari 20 tahun mengelola KLM Cityhopper. Kemudian, Delta Airlines dengan Delta Connection. Lufthansa memegang Lufthansa Regional dan Air Dolomiti, dan Air France memiliki Hop! for Air France. Dari perusahaan-perusahaan penerbangan ini, hubungan KLM Cityhopper dan KLM merupakan yang paling berbeda.
Bukan Hal Asing
Di mana bedanya?
Kehadiran pesawat-pesawat yang melayani rute jarak pendek (regional product) sesungguhnya bukan hal asing bagi perusahaan penerbangan besar di luar negeri. Di samping rute-rute jarak panjang, mereka tetap melayani rute yang lebih pendek. Apa pendapat Pak Prijastono soal ini?
KLM Cityhopper merupakan perusahaan penerbangan yang langsung berada di bawah KLM. Sedangkan Delta Connection milik Delta Air diterbangkan oleh SkyWest dan Comair. Keduanya merupakan maskapai penerbangan yang tidak berada secara langsung di bawah Delta Airline. 05 | Nov - 2013
31
• Hot/cold beverages + snacks on > 60mins routes
INFOCUS
The Denpasar base ofers 112 weekly lights covering 6 desinaions. Further bases in the near future (Bandung, Balikpapan, Makassar, Ambon etc.)
Seat Map ATR 72-600
Mempertimbangkan Banyak Faktor Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan ketika akan mengoperasikan pesawat baru. Keeisienan, kenyamanan, serta keamanan, adalah hitungan-hitungan mendasar yang telah kita lakukan sebelum memutuskan penggunaan pesawat baru. Apakah ATR 72-600 telah memenuhi itu semua?
Bagaimana tingkat safety pesawat turboprop? Pesawat turboprop generasi terbaru memiliki tingkat safety yang setara dengan pesawat jet. Bahkan secara desain, pesawat turboprop memiliki glide ratio yang lebih besar dari pesawat jet.
Bukankah pesawat turboprop memakai teknologi yang usang? Mesin turboprop mengunakan core turbine yang amat mirip dengan core turbine mesin jet. Beda utamanya, mesin jet menghasilkan daya dorong sedangkan mesin turboprop memutar propeller.
Bagaimanakah tingkat kenyamanan pesawat turboprop? Pesawat turboprop generasi baru menggunakan propeller berbilah enam, dan dilengkapi “damper” dan “soundprooing” sehingga menghasilkan tingkat vibrasi dan “cabin noise level” yang setara pesawat jet.
Kalau kabin? Khusus untuk ATR 72-600, kabinnya (Armonia) dirancang oleh biro desain Giugiaro dari Italia yang biasa mendesain mobil sport. Kursi ATR 72-600 adalah dari model “ergonomic slim design” dengan seat pitch 30-inci yang menghasilkan legroom setara B737-800/ CRJ1000.
Bukankah orang Indonesia tidak mau naik pesawat turboprop? Pada kenyataannya masyarakat Indonesia dewasa ini mau membayar tarif sampai 750.000 rupiah untuk penerbangan satu jam dengan pesawat turboprop, bahkan tanpa inlight service sama sekali. Misal di rute JOG-SUB, BDO-JOG.
32
05 | Nov - 2013
Kita telah mencanangkan untuk memperluas bisnis, dan ini adalah alat untuk memperluas bisnis kita. Bukankah pesawat turboprop didesain untuk rute perintis? Rute perintis lebih kepada rute-rute di pedesaan, pedalaman, dan pegunungan, sedangkan ATR 72-600 kita akan melayani kota setingkat kabupaten. Salah satu maskapai domestik sudah mengoperasikan 23 ATR 72-600 di rute Sumatera, Jawa/Bali, Nusa Tenggara dan Sulawesi/Maluku. Bahkan ada airline yang sudah menerbangi rute “cross border” Medan- Penang, Kuala Lumpur – Pekanbaru, dan Kuching- Balikpapan. Semua rute tersebut bukan rute perintis.
Berapa lama kemampuan terbang pesawat turboprop? Salah satu airline di Asia menerbangkan ATR 72- 600 di rute 2 jam 20 menit, bahkan ada airline yang menerbangkan ATR 72-600 di rute antar pulau lebih dari 3 jam penerbangan. Jadi tidak benar anggapan bahwa pesawat turboprop hanya untuk rute penerbangan 1 jam.
Apakah betul seragam awak kabin ATR 72-600 akan dibedakan? Ya, dengan desain yang lebih praktis, sesuai untuk aktivitas di remote airport namun tetap memakai color palette dari brand Garuda Indonesia. Apa yang kita lakukan membutuhkan dukungan dari seluruh pihak. Namun yang lebih penting, kita memiliki rasa percaya diri bahwa apa yang kita tawarkan ke pasar merupakan produk yang terbaik dan berkelas, ungkap Pak Prijastono menutup perbincangan. [V]
• Special cabin bag procedure to speed up boarding process. Oversized cabin bags ( > 27lit) tagged and stored in at compartment upon boarding, and claimed back near the aircrat stairs upon disembarking.
Garuda Indonesia’s ATR 72-600 • 35 aircraft on order (2 a/c in 2013) • 70Y slim seats @ 30 inch seat pitch (legroom similar to 31-in pitch conventional seats)
,
• Cabin designed by Giugiaro design firm
m)
• Cabin crews: 2 • Cabin equipment: 1 aft galley w/ 2 hot jugs, 1mini-oven, 3 half-trolleys, 5 containers
, Air es,
m
• Allows for services to lower-density markets with short runways • Good complement of CRJ1000 • Hot/cold beverages + snacks on > 60mins routes • Special cabin bag procedure to speed up boarding process. Oversized cabin bags ( > 27lit) tagged and stored in aft compartment upon boarding, and claimed back near the aircraft stairs upon disembarking.
The ATR72-600 Network, December 2013 05 | Nov - 2013
33
INFOCUS
LAYANAN ATR 72-600 TETAP MENGUSUNG KONSEP “FULL SERVICE AIRLINE” Pesawat ATR 72-600 yang segera akan kita operasikan nanti, memiliki kekhususan dari segi kapabilitas. Namun demikian, pesawat ATR 72-600 kita nanti harus tetap dapat mengusung konsep “full service airline”, sehingga diperlukan strategi dan konsep service delivery yang disesuaikan dengan keterbatasan tersebut.
Senior Manager Inlight Product & Operations (JKTCIP) Pak Jaya Avianto Maridal mengatakan, konsep layanan full service untuk pesawat ATR 72-600 telah disiapkan. Menurutnya, hal yang kini diperlukan adalah optimisme seluruh jajaran di Perusahaan. Berikut kutipan wawancara VIEW dengan Pak Jaya.
Menjelang kedatangan pesawat ATR 72-600 dalam jajaran armada kita, konsep baru seperti apa yang telah dipersiapkan? Konsep yang akan digunakan untuk pesawat ini nanti adalah simpel, praktis, namun tetap berkualiltas. Bagaimanapun juga, komitmen Garuda adalah menyediakan layanan terbaik sebagai “full service airline”. Jadi, dengan segala karakteristik yang dimiliki pesawat baru ini, kita tetap akan menjaga kualitas layanan melalui pemberian layanan penuh (full service) kepada customers. Tentu saja, dengan menerapkan berbagai penyesuaian, terutama terhadap tiga hal; Pertama, kondisi galley pesawat yang berukuran kecil, mengingat ia hanya bisa menampung beberapa equipment saja. Kedua, jumlah awak kabin yang bertugas pada penerbangan ATR 72-600 hanya berjumlah dua orang, sehingga membutuhkan penyesuaian dalam hal penyampaian service kepada penumpang.
34
05 | Nov - 2013
Faktor terakhir yang harus diperhatikan adalah waktu tempuh untuk rute-rute yang akan dilayani pesawat ATR 72-600 yang relatif singkat. Sehingga, kita harus sangat memperhatikan service window atau waktu yang benar-benar efektif untuk melakukan delivery kurang dari waktu tempuh tersebut. Dalam satu jam waktu tempuh, bisa jadi waktu service-nya hanya 30 menit. Dengan waktu yang ada tersebut, awak kabin harus mampu memberikan sevice terbaik mereka tanpa mengurangi kualitas layanannya; baik untuk penumpang maupun cockpit crew. Tentunya, semua kondisi tersebut bukan alasan untuk membatasi kualitas layanan kita, bukan? Kita harus menyesuaikan, bukan mengurangi.
Lalu layanan seperti apa yang berhasil dirumuskan untuk menjawab kondisi tersebut? Nah, pada akhirnya layanan yang paling tepat untuk ATR 72-600 adalah pemberian snack box; berisi dua snack dan satu cup air mineral, untuk penerbangan di bawah satu jam. Sedangkan untuk penerbangan di atas satu jam, kita tingkatkan kuantitas snack-nya menjadi tiga jenis, dengan tambahan minuman panas atau dingin serta pilihan jus. Mengenai hot beverage ini, kita manfaatkan dua hot jugs yang ada di setiap pesawat ATR 72-600.
Sejauh ini, berapa persen proses persiapan service kita untuk ATR 72-600? Sudah hampir selesai. Selanjutnya, kita akan melakukan life service simulation setelah pesawat tiba. Dalam simulasi itu, kita akan menciptakan kondisi yang mendekati sesungguhnya; ada proses boarding, sweeping bagasi, serving di dalam kabin, dan sebagainya. dalam tahapan ini, kami berkolaborasi dengan unit Ground Services (JKTCG). Dalam kaitan itu, untuk mengantisipasi keterbatasan yang ada di pesawat ATR 72-600, kami juga menerapkan “Service Modiication” dengan memindahkan beberapa jenis pelayanan dari atas pesawat ke ground (on-ground services), misalnya membagikan koran dan permen pada saat boarding. Hal itu untuk mengurangi durasi service delivery, yang pada akhirnya menghasilkan layanan dan operasional yang optimal.
Bagaimana dengan double uplift? Apakah memungkinkan?
Pak Jaya Avianto (JKTCIP)
Esensinya, service yang diberikan dalam penerbangan ATR 72-600 hampir sama dengan yang kita berikan dalam penerbangan Bombardier CRJ1000 NextGen. Bahkan, untuk penerbangan dengan waktu tempuh 60-80 menit, service yang kita berikan di ATR 72-600 sama persis dengan yang diberikan di pesawat Boeing 737-800NG. Hanya saja, hot meal tidak dimungkinkan untuk kita berikan dalam penerbangan ATR 72-600 dikarenakan terbatasnya equipment tadi. Hanya ada satu oven kecil di galley pesawat untuk memanaskan 12 pan saja. Sementara penumpangnya berjumlah 70 orang.
Dalam mempersiapkan service pada ATR 72-600 ini, apa tantangan kita? Memenuhi komitmen Perusahaan, bahwa Garuda bukan low cost carrier (LCC). Maka teman-teman di Marketing & Sales harus mampu mengomunikasikan dan menjual ATR 72-600 kepada publik, sekaligus memahamkan mereka bahwa pesawat ATR 72-600 kita
berbeda. Jika kita amati, beberapa industri penerbangan terkemuka dunia mengoperasikan pesawat ATR dengan konsep full service. Sementara industri penerbangan yang lain mengoperasikannya sebagai LCC. Intinya,
semua bergantung pada positioning yang kita lakukan serta bagaimana kita men-deine layanannya. Dengan demikian akan tercipta satu produk yang dikenal konsumen sebagai armada Garuda yang berbeda dengan ATR 72-600 yang dimiliki maskapai lain.
Tadinya kami menjadikan strategi tersebut solusi dalam menanggapi keterbatasan galley; membawa snack dan beverage untuk dua penerbangan sekaligus dengan memanfaatkan kompartemen yang ada di pesawat. Pada akhirnya cara itu tidak direkomendasikan, terutama menyangkut aspek safety. Namun kita sudah temukan jalan keluar untuk single uplift. Tim kami bersama ACS telah menemukan katering yang proporsional dan memenuhi standar service kita di kabupaten-kabupaten yang akan segera kita terbangi dengan pesawat ATR 72-600, yaitu Ende, Labuan Bajo, Bima, dan Tambolaka, untuk memenuhi kebutuhan inlight service kita.
Anda optimis operasional ATR 72-600 ke depan akan baik? Ini sudah digunakan oleh banyak airline, sehingga keberhasilannya bisa diukur. Saya optimis ini adalah poduk yang ditunggu oleh masyarakat. Itu terlihat dari respons para kepala daerah pada acara penandatanganan kerja sama antara Garuda dengan ATR dan Nordic Aviation Capital (NAC) bulan September lalu. Selain itu, kehadiran Garuda akan turut mengembangkan potensi ekonomi daerah, yang berarti kita mendukung program MP3EI. Karenanya, kita perlu saling meyakinkan satu sama lain bahwa ini adalah pilihan yang TEPAT. Kita harus optimis. Optimisme itu dapat kita bangun dengan menggali sebanyak mungkin informasi tentang ATR 72-600, dan yang tidak kalah penting adalah mencobanya sendiri. [V]
05 | Nov - 2013
35
INFOCUS Pak Erik Meijer (DN)
Milikilah Mindset Internasional & Pandai Memanfaatkan Q Peluang Sesuai yang diumumkan SkyTeam pada pertemuan tahunan International Air Transport Association (IATA) di Capetown, Afrika Selatan, bulan Juni 2013 lalu, Garuda Indonesia akan menjadi anggota SkyTeam yang ke-20 pada bulan Maret 2014. Dalam kaitan itu, Pak Emir (DZ) menegaskan, bergabungnya Garuda dalam aliansi global SkyTeam akan memberikan nilai tambah yang sangat besar, sejalan dengan langkah kita menjadi global player. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap, Pak Erik (DN) berkenan menjelaskan beberapa perubahan yang perlu dilakukan untuk mendukung keberhasilan kita menjadi member SkyTeam.
Q
Perubahan apa saja – khususnya dalam pola kerja dan layanan, yang perlu kita lakukan untuk mendukung rencana kita menjadi anggota SkyTeam? Banyak yang dapat dan sudah kita lakukan. Sebagai contoh, dilaksanakannya peningkatan “Passenger Service System” (PSS) kita. Perubahan sistem tersebut jelas sangat menuntut perubahan sikap dan pola kerja karyawan. Sisteam PSS yang baru ini jauh lebih canggih dan memiliki proses bisnis yang berbeda dengan sistem yang lama. Kita juga meningkatkan mutu pelayanan kita dengan mempersiapkan layanan SkyPriority, yang akan memberikan kemudahan dan kenyamanan di bandara yang standar dan konsisten menyangkut layanan priority check-in, priority baggage drop-of, priority at immigration, priority at security lines, priority service at ticketing oices, priority service at transfer desks, priority boarding, dan priority baggage handling bagi high value customers, yaitu para penumpang Elite Plus, First Class dan Business Class. (Seluruh anggota SkyTeam diharuskan memiliki layanan di bandara yang konsisten dan sesuai standard, yang mencakup priority check-in, priority baggage drop-of, priority at immigration, priority at security lines, priority service at ticketing oices, priority service at transfer desks, priority boarding, dan priority baggage handling.)
36
05 | Nov - 2013
Kalau pelanggan SkyTeam dimanjakan di luar negeri, maka kita juga harus dapat memanjakan pelanggan anggota SkyTeam di Indonesia. Tetapi ada satu perubahan yang sesungguhnya paling penting di sini, tegasnya.
Bisa dijelaskan lebih lanjut Pak? Dari segi kebanggaan kita sendiri! Bahwa kita dapat bergabung dengan satu aliansi besar dunia bukan karena kita yang meminta. Mereka sangat memerlukan airline di kawasan Asia Pasiik. Di mata mereka, Garuda merupakan airline terbaik di kawasan ini yang dapat mereka ajak untuk bekerjasama. Meski bisa dibilang “anak baru”, tetapi mereka justru melihat kita (Garuda), bahkan ingin mencontoh dan menjadi seperti kita. Ingat, peringkat Garuda di Skytrax paling tinggi dari anggota SkyTeam lain, kita juga mendapatkan apresiasi dan memiliki banyak penghargaan. Mereka yang ingin belajar dari kita untuk menjadi airline yang paling disukai oleh customer. Saya lihat, kita masih sering merendahkan diri dan malu-malu. Jangan begitu! Orang-orang di luar melihat kita sebagai airline terbaik. Kita harus lebih percaya diri.
Q
Selain kebanggaan, apa lagi yang harus diubah berkaitan dengan mindset kita? Kita harus memiliki mindset internasional karena nanti akan ada jutaan pelanggan yang datang ke Indonesia dengan airline mitra kita di SkyTeam. Mereka penumpang asing yang harus kita treat sebaik-baiknya. Kita harus percaya diri ketika berbicara dalam bahasa Inggris, tahu apa yang mereka butuhkan, dan harus memanfaatkan kecanggihan-kecanggihan yang kita miliki. Beruntung kita semua sudah diberkahi Indonesian Hospitality. Karakter yang sangat service oriented ini membuat masyarakat luar negeri dan airlines asing cemburu. Keramahan dan kehangatan ini yang membuat orang asing menjadi senang datang ke Indonesia dan bertemu orang Indonesia. Ini suatu hal yang sudah kita miliki. Persoalannya, bagaimana kita dapat memanfaatkan dan meningkatkan kelebihan yang kita miliki ini.
Marketing and Sales Tak hanya memberikan nilai tambah dari sisi network, pilihan destinasi, kemudahan penerbangan lanjutan (connecting), layanan yang cepat dan konsisten, serta manfaat yang lebih banyak bagi anggota Frequent Flyer Program, bergabungnya kita ke dalam aliansi juga memberikan nilai tambah terhadap kegiatan pemasaran dan penjualan. Berikut percakapan View lebih lanjut dengan Pak Erik (DN) sekitar potensi pasar, aktivitas promosi dan strategi marketing & sales.
“Kita harus memiliki mindset internasional karena nanti akan ada jutaan pelanggan yang datang ke kita dari airline mitra kita di SkyTeam.”
Q
Bagaimana strategi marketing & sales untuk menjual network yang sangat besar dan luas ini? Untuk hal-hal teknis, kita harus upload destinasi-destinasi yang bisa kita jual ke dalam sistem reservasi. Kita melakukan deal dengan anggota SkyTeam lain untuk melakukan codeshare atau joint sales agreement. Kita juga harus aktif melakukan kegiatan promosi, melakukan direct customer communication karena apabila customer tidak mengetahui mengenai aliansi yang telah kita laksanakan dan network penerbangan kita yang baru tentunya penerbangan kita tidak bakalan ada yang beli.
rute Makassar – Jakarta saja, tetapi harus lebih luas. Misalnya Makassar – Istanbul, Makassar – New York dan lainnya. Meskipun sebagian penerbangannya menggunakan Garuda dan sebagian lagi menggunakan penerbangan mitra SkyTeam, namun kita mampu untuk memikirkan dan menjual rute-rute tersebut. Akan percuma kita menjadi anggota aliansi, kalau tidak dapat memanfaatkan destinasi mereka untuk men-generate revenue bagi kita dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi customer, terutama penumpang “high value customer”.
Q
Di sisi branding, akan ada beberapa perubahan besar yang kita lakukan. Pertama, mulai sekarang kita akan mengecat beberapa pesawat kita dengan logo SkyTeam. Jadi selain logo Garuda Indonesia, akan ada logo SkyTeam. Semua airline anggota SkyTeam lain juga melakukan hal tersebut. Ini bagian dari persyaratan SkyTeam yang mengharuskan minimal 3% dari seluruh jumlah armada yang kita miliki memiliki “livery” khusus Garuda – SkyTeam. Sekaligus untuk mempromosikan bahwa kita adalah SkyTeam member.
Kita juga harus melakukan sosialisasi kepada para mitra kerja, mulai dari travel agents sampai sales force, agar langkah penjualan benar-benar dapat terlaksana. Hal ini merupakan pekerjaan yang besar, karena saat ini saja beberapa codeshare dengan beberapa airlines lain yang sudah kita miliki, belum 100% kita manfaatkan. Jadi masih banyak tugas di dalam.
Q
Kalau begitu, apa yang harus diubah? Dari kedua segi tersebut, tentunya kita tidak bisa lagi hanya memikirkan apa yang kita miliki sendiri. Perlu adanya perubahan mindset di tim strategi, perencanaan, operasional, dan unit-unit lainnya bahwa kita harus memikirkan dan mengupayakan untuk menjual destinasi, rute dan network yang jauh lebih luas. Yang jelas tidak hanya perlu perubahan mindset, namun pola kerja, aktivitas dan target kita pun juga perlu diubah. Misal, saya kepala cabang di Makassar, saya tak bisa lagi hanya memikirkan untuk menjual
Bagaimana rencana pengembangan, approach, dan company branding ke depan?
Sebelum “joining date” bulan Maret 2014, satu pesawat Garuda, yaitu A330-300 akan memiliki “livery” GA – SkyTeam. Setelah kita resmi bergabung, dua pesawat lainnya, yaitu Boeing 737-800 NG dan CRJ1000 NextGen akan menggunakan “livery” khusus Garuda-SkyTeam. Begitu juga di setiap perpanjangan kartu GFF kita. Di kartu baru, nantinya juga akan ada logo SkyTeam.
Q
Apa harapan dan target khusus untuk bidang marketing and sales? Tentunya saya berharap revenue kita akan naik, karena sekarang kita akan mendapatkan network yang jauh lebih luas dalam waktu yang sangat singkat, sehingga option untuk menjual kepada customer lebih banyak. Saya berharap dengan bergabung dalam SkyTeam, kita bisa mengambil banyak customer, terutama orang Indonesia, yang saat ini masih menggunakan airline lain kalau ke luar negeri. Kita sudah memiliki destinasi yang diinginkan pasar, itu merupakan opportunity yang ada di depan mata yang harus kita raih. Di akhir perbincangan, Pak Erik menekankan lagi pentingnya kita meningkatkan kepercayaan diri, karena, justru SkyTeam yang mengajak kita untuk bergabung. “Mereka ingin menjadi seperti kita,” pungkasnya. [V]
05 | Nov - 2013
37
INFOCUS did the decision to join the SkyTeam Fostering a Global Q How arrive? Mindset & Embracing the Opportunity In June 2013, it was announced by the SkyTeam at the International Air Transport Association (IATA) annual meeting in Capetown, South Africa that Garuda Indonesia would be the 20th member of the SkyTeam in March 2014. Regarding this issue, Pak Emir (DZ) asserted that in line with Garuda’s aspirations to become a global player, Garuda’s alliance strategy to join SkyTeam will increase its added value.
It is an honor for us to join one of the biggest alliances in the world. However, we were actually asked to join the SkyTeam, rather than by our request. They needed to cooperate with an airline in Asia Paciic and Garuda is therefore seen as the best airline in this area to collaborate with. Even though we are a new comer, other SkyTeam members are looking to us for inspiration. Remember that Garuda is at the highest position in the Skytrax ratings compared to other SkyTeam members. We have also won numerous prestigious awards and appreciation. They want to learn from us how to be the favorite customer airline. I’ve seen that sometimes we underestimate ourselves. Stop it
should be changed in regards to our Q What mindset? We have to establish a global mindset, since we are expecting millions of passengers from SkyTeam partner airlines to also ly with Garuda in the near future. They are foreign passengers who deserve the best services from us. We have to be conident when speaking in English, know what they need, and utilize the sophisticated technologies provided. We should be very thankful for being granted with the famous Indonesian Hospitality. We have been blessed with a strong service character, which has made other countries envious. The hospitality and warmth of Indonesia have fascinated them to come to this country. We should be proud of this. The problem is how we utilize and boost these strengths efectively.
To enable us to gain further understanding, Pak Erik (DN) was interviewed to help elucidate the changes required to support our success in becoming a SkyTeam member. The following is the outline of the interview.
Q
What changes should be done, particularly in terms of working pattern and services, to sustain our plan to become a member of SkyTeam? So far, we have done and will continue to do lots of changes. Our Passenger Service System (PSS) is evidence of this. The new systems consequently involved many changes and challenges for our employees to overcome. In comparison with the old systems, we now utilize a more sophisticated system with a diferent business process. We have improved our service quality and prepared the SkyPriority service, as a service of accessibility for passengers in the airport which will provide more comfort, especially for high value customers including Elite Plus, First Class and Business Class passengers, including checkin, baggage drop-of, immigration, security lines, ticketing oices, transfer desks, boarding, and baggage handling. (All SkyTeam members should establish consistent and standardized services in the airport, with a focus on a priority service at the following stages: check-in, baggage drop-of, immigration, security lines, ticketing oices, transfer desks, boarding, and baggage handling.) If SkyTeam members have been pampered overseas, we also have to pamper them in Indonesia!
38
05 | Nov - 2013
Marketing and Sales Besides increasing value added in terms of the light network and destination choices, accessibility for connecting lights, a quick and consistent service for passengers as well as more beneits for Frequent Flyer Program passengers, this alliance has also beneited value added in terms of marketing and sales. The following is the extract of a discussion concerning marketing and sales, related to working patterns, market potential, as well as promotion activities.
Q
What is the marketing and sales strategy to sell in this huge market? In reference to the technical issues, we should upload all possible destinations to our systems. We should also negotiate with other SkyTeam members for code share or joint sales agreements. Afterwards, we need to focus on promotion and direct customer communication. This is crucial since we can’t expect customers to buy our services if we don’t socialize this to them in the irst place. Furthermore, we should also socialize this to our partners, starting from travel agents to the sales
force, to encourage a selling behavior. This requires a large efort, since we haven’t utilized the existing code share agreements with other airlines. So we have to manage this internally.
Q
So, what should be changed? In regards to those two issues, it is vital for us not to think merely about ourselves. We should change our mindset in strategy, planning, and business operational to sell lights to wider destinations, routes, and networks. Furthermore, we shouldn’t only change the mindset, but we should also change our target setting. As an example, a branch manager in Makassar shouldn’t only sell Makassar - Jakarta routes, but he should also sell more options. For example Makassar - Istanbul, Makassar - New York, etc. Even though customers will ly with Garuda and our partners in SkyTeam, we should promote these routes. If we join the alliance but we don’t utilize it optimally to generate more revenue and to provide our best services for our customers, particularly “high value customers”, and then we have wasted the opportunity.
about development planning and the Q How company approach and branding in the future? In terms of branding, we will establish a signiicant change. We will paint our aircrafts with the SkyTeam logo. So there will be Garuda Indonesia and SkyTeam logo. All SkyTeam members do the same thing. This is a requirement from SkyTeam which says that at least 3 percent of the leet should have a special Garuda - SkyTeam livery. This helps promote that we are a SkyTeam member. Before the joining date on March 5, 2014, one of Garuda’s A330-300 aircraft will display a special GA - SkyTeam livery. After we oicially join the SkyTeam, two other aircraft, Boeing 737-800 NG and CRJ1000 NextGen will also use a special Garuda -SkyTeam livery.
your expectation in terms of marketing Q What’s and sales? I expect an increase in revenue, since we have established a wider network in a short period of time, so we have more options to sell. I expect that by joining SkyTeam, we will attract more customers, especially Indonesian customers who have previously been using other airlines when they ly overseas. We now provide everything the customers need. This is a good opportunity that we should grab fast. Pak Erik concluded the discussion by reminding us of the key issue to remember: We should be conident because we were asked to join the SkyTeam. “They want to be like us.” [V]
05 | Nov - 2013
39
INFOCUS
PAK KOKOH RITONGA (PJ)
BANYAK
“VALUES” YANG KITA PEROLEH DI SINI Sejak Perusahaan menandatangani kesepakatan untuk bergabung dengan SkyTeam pada tahun 2010 lalu, kita telah bekerja keras untuk memenuhi berbagai kriteria keanggotaan yang dipersyaratkan SkyTeam, dan banyak pula perubahan yang telah kita lakukan. Tetapi tak hanya itu, dalam proses tersebut, banyak values yang kita peroleh. Untuk menjadi anggota resmi salah satu aliansi penerbangan terbesar di dunia itu, Pak Kokoh Ritonga (PJ) mengungkapkan, jumlah persyaratan yang harus kita penuhi mencapai kurang lebih 243 items. Jumlah tersebut terbagi menjadi tiga bagian besar, yaitu aspek Corporate, Customer, dan Technology (IT). Lebih lanjut berikut percakapan kami seputar persiapan kita bergabung dengan SkyTeam.
saja perubahan yang telah kita Q Apa lakukan? Sudah banyak. Terutama di IT, karena SkyTeam mengharuskan kita untuk kompatibel dengan sistem yang telah dipakai oleh mayoritas anggota mereka, jadi kita mengubah sistem kita, di antaranya sistem layanan penumpang dari ARGA (Automatic Reservation Garuda) ke Altea Passenger Service System (PSS) yang dikembangkan Amadeus. Masih dalam hal IT, kita juga sudah menggunakan program yang membuat kita bisa melakukan interline e-ticket dan interline check in dengan SkyTeam. Kalau untuk aplikasi, salah satunya, kita sudah meng-up grade sistem GFF kita hingga memenuhi ketentuan mereka.
Q Dari segi bisnis?
Dari segi bisnis, salah satu perubahan mendasar yang telah kita lakukan adalah hingga
40
05 | Nov - 2013
saat ini kita sudah mempunyai perjanjian codeshare dengan 11 maskapai dari 19 maskapai penerbangan yang tergabung dalam SkyTeam. Selain itu, kalau sebelumnya kita (mungkin) masih mengabaikan interline sales dan lebih fokus menjual rute dan network penerbangan kita sendiri, setelah proses awareness dari SkyTeam, dalam beberapa bulan terakhir ini kita mulai melihat potensi-potensi dari saling menjual rute dan network member SkyTeam lain. Dari situ, kita mulai menjual rute penerbangan lain, mereka pun menjual rute penerbangan kita.
Q Bagaimana dengan korporasi?
Nah, dari segi korporasi, salah satunya kita sudah berada dalam Governing Board, lembaga paling tinggi di SkyTeam. Di lembaga tersebut, Pak Emir selaku CEO kita akan menjadi anggota dari Governing Board, kemudian VP Area kita akan menjadi anggota di marketing coordination masing-masing area.
Dukungan Perusahaan dan Karyawan Berbicara tentang SkyTeam, banyak perubahan yang harus kita lakukan. Keberhasilan perubahan tersebut
tak lepas dari dukungan seluruh karyawan dan jajaran yang akan menggerakkan Perusahaan. “Untuk memenangi persaingan ya kembali ke orangnya lagi. Boleh saja kita mempunyai platform IT yang kompatibel, layanan SkyPriority yang sama, tetapi kalau human capital-nya tak mendukung hal tersebut, kita pasti kalah,” pesannya. Secara khusus, Pak Kokoh pun menyoroti hal itu. Terlebih, menurutnya, SkyTeam adalah aliansi, kita bergabung untuk mengerjakan yang bisa kita lakukan bersama-sama dengan perusahaan penerbangan lain. Tetapi, secara bisnis kita tetap harus dapat memanfaatkan berbagai peluang yang ada melalui aliansi tersebut bagi perkembangan bisnis Perusahaan. Terlebih lagi, sesunguhnya kita merupakan airline dengan peringkat SkyTrax yang lebih tinggi di antara anggota SkyTeam lain. Berikut petikan perbincangan kami tentang dukungan Perusahaan dan karyawan.
karyawan, apa yang harus kita Q Dari persiapkan? Pastinya untuk masuk ke dalam persaingan global, kita tidak dapat lagi melakukan bisnis seperti biasa. Contoh, bagi teman-teman frontliners yang nanti akan langsung berinteraksi melayani penumpang dari ke-19 anggota SkyTeam. Para frontliners kita harus dapat memberikan layanan “Ground Services” sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh SkyTeam kepada seluruh penumpang yang terbang dengan Garuda Indonesia. Salah satu layanan yang saat ini tengah intensif dipersiapkan adalah layanan SkyPriority, di mana para frontliners dituntut untuk dapat memberikan layanan secara konsisten pada para penumpang Elite Plus, First Class dan Business Class. Esensi dari layanan SkyPriority tersebut adalah consistent customer experience, mulai dari layanan check-in, baggage drop-of, airport ticket oices, transfer desks, security, immigration, boarding, dan baggage handling. Untuk itu, Perusahaan telah mulai mempersiapkan mereka dengan memberikan training. Materinya mulai dari SkyTeam Awareness, Product Knowledge yang meliputi Frequent Flyer Program, Lounge Access, dan Code Share, serta pemantapan materi. Karena jumlah frontliners kita besar dan tersebar di berbagai wilayah termasuk di branch oice internasional, selain memberikan training secara langsung, kita juga menggunakan konsep ”Ambassador” atau training for trainers, maupun e-learning. Para “Ambassador” tersebut memiliki tanggung jawab mentransfer knowledge kepada frontliners di branch oice-nya masingmasing. Selain kepada frontliners, training juga disampaikan kepada Flight Attendant yang juga akan berinteraksi langsung dengan penumpang.
Q Sudah seberapa jauh progresnya?
Target kami pada bulan Februari 2014 nanti, 75% dari semua frontliners kita sudah selesai memperoleh training. Itu termasuk teman-teman di bagian ticketing, lounge, customer service, ground handling, contact center, dan juga Flight Attendant. Hal tersebut juga tidak terlepas dari persyaratan keanggotaan SkyTeam, dimana pada saat Audit bulan Februari 2014 nanti, para frontliners harus memiliki pengetahuan mengenai SkyTeam, dan 75% dari seluruh frontliners Garuda Indonesia telah mendapatkan training mengenai SkyTeam.
dengan karyawan di bagian Q Bagaimana lain? Sejauh ini kami sudah mendapat dukungan yang sangat baik mulai dari Direksi, VP, hingga turun ke karyawan di bawahnya. Para “Subject Matter Experts” (SMEs) pun - yang merupakan wakil dari berbagai fungsi di Perusahaan - tengah terus meminalisasi seluruh persyaratan SkyTeam sesuai bidangnya masing-masing. Meskipun begitu, kami mengharapkan seluruh jajaran manajemen – tidak hanya Direksi, namun juga VP akan lebih sering “sounding” tentang SkyTeam ini; baik ke lingkungan di dalam Perusahaan sendiri maupun ke pihak luar.
Q Mengapa?
Karena menurut saya, bagaimana pun awareness itu paling mudah bila prosesnya “top down”. SkyTeam as a business opportunity-lah yang akan menjadi tantangan kita semua di Garuda. Bila dari pihak manajemen - Direksi , VP - memiliki komitmen yang tinggi kepada SkyTeam, yang lain tentu akan mengikuti.
Tangible Value Dalam proses persiapan kita bergabung dengan SkyTeam, Pak Kokoh juga melihat banyaknya tangible value yang kita peroleh; baik dari aliansi SkyTeam maupun dari member SkyTeam lain, misalnya cara kerja kita yang menjadi lebih eisien dan teratur. “Kita jadi lebih bergaul! Ketika salah satu teman kita memerlukan data atau informasi, kini mereka bisa berinteraksi langsung dengan karyawan dari penerbangan luar yang bidang pekerjaannya sama,” terangnya. Dengan dilandasi the spirit of alliance, kita juga memperoleh banyak ilmu (transfer knowledge) dari maskapai penerbangan yang sudah lebih dulu bergabung dengan SkyTeam. Misalnya, ketika kita melaksanakan cut over ke sistem Amadeus, KLM tanpa segan mengirim perwakilannya untuk membantu kita di Jakarta dan Bali. Sedangkan ketika kita melakukan peralihan PSS di Jeddah, Saudia Airlines yang turun membantu kita. [V]
05 | Nov - 2013
41
INFOCUS
SkyTeam Basic Knowledge
Pengetahuan Dasar tentang SkyTeam
What is Alliance?
Apakah yang Disebut Aliansi?
Alliance is a coming together of two or more irms to create a unique organizational entity (such as joint venture) in which each irm retains its individual entity and internal control. In other words, alliance is an agreement between two or more parties working together and sharing competencies with the intention of expanding their market.
Aliansi adalah bergabungnya dua perusahaan atau lebih, menjadi sebuah entitas organisasi unik/baru (seperti joint venture), di mana setiap perusahaan masih mempertahankan identitas maupun kendali internal masing-masing. Dengan kata lain, aliansi adalah kesepakatan antara dua anggota aliansi atau lebih, untuk bekerja sama dan berbagi kemampuan dengan tujuan memperluas pangsa pasar masing-masing.
Global Airline Alliance Integrated business in which products, service standards, schedules, and airport facilities are standardized and com¬bined for higher eiciency. In airline industry, the competition is not just business to business, but alliance to alliance. Once an airline wishes to join an alliance, it has to obey with the complex requirement inquired by the alliance. Therefore, become part of global alliance is an achievement and can enhance airline brands. There are three global airline airlines in the world; Star Alliance, SkyTeam and One World.
Aliansi Maskapai Penerbangan Global Bisnis yang terintegrasi di mana produk, layanan, jadwal penerbangan dan fasilitas bandara distandardisasi dan digabungkan sehingga tercapai peningkatan eisiensi. Dalam industri penerbangan, persaingan tidak terbatas antar maskapai, melainkan juga antar aliansi. Dengan bergabung dalam sebuah aliansi, sebuah maskapai penerbangan terikat untuk memenuhi seluruh persyaratan dari aliansi tersebut. Menjadi anggota aliansi global adalah sebuah prestasi tersendiri, dan sekaligus meningkatkan citra dari maskapai penerbangan. Ada tiga aliansi penerbangan global di dunia: Star Alliance, SkyTeam dan One World.
42
05 | Nov - 2013
Why Alliances? • • • • •
Various demands from customers Prefer Non-stop or min-connecting flights. Consistent and fast service More benefits for frequent fliers Geographical limits.
Mengapa Bergabung dengan Aliansi? • Tuntutan penumpang yang terus meningkat • Lebih memilih penerbangan non-stop/transit seminimal mungkin • Pelayanan yang cepat serta konsisten • Memberi manfaat lebih banyak bagi anggota Frequent Flyer Program • Keterbatasan geografi
SkyTeam Network
Rute Jaringan SkyTeam
Both SkyTeam and Garuda will have complementary networks, where Garuda will get beneit from the SkyTeam network in Europe, America, and Africa. SkyTeam will also get beneit from the Garuda network in Southeast Asian region and South West Paciic.
Garuda Indonesia dan SkyTeam memiliki rute jaringan yang saling melengkapi. Garuda Indonesia dapat memanfaatkan jaringan SkyTeam di Eropa, Amerika dan Afrika, sedangkan SkyTeam dapat memanfaatkan jaringan Garuda Indonesia di kawasan Asia Tenggara dan South West Paciic.
SkyTeam Fact Sheet Destinations Countries Fleet Daily Departures Annual Passengers Frequent Flyer Members Headquarter Lounges Website Year of Formation Employees Managing Director
1.024 178 2.854 +(1,475) 14,793 569 juta 188 juta Amsterdam 530 www.skyteam.com 2000 452,590 Michael Wisbrun
Aeromexico, Air France, Delta Air Lines and Korean Air founded SkyTeam in June 2000. Since then, it has been steadily grown to our current membership of 19. The latest member joined SkyTeam is Xiamen Airlines.
Data & Fakta SkyTeam Destinasi Negara Armada Keberangkatan per Hari Penumpang per Tahun Anggota Frequent Flyer Kantor Pusat Jumlah Lounge Situs Web Tahun Didirikan Jumlah Karyawan Managing Director
1.024 178 2.854 +(1,475) 14,793 569 juta 188 juta Amsterdam 530 www.skyteam.com 2000 452,590 Michael Wisbrun
SkyTeam didirikan pada Juni 2000 oleh Aeromexico, Air France, Delta Air Lines dan Korean Air. Saat ini, keanggotaan SkyTeam telah berkembang menjadi 19 maskapai, dengan Xiamen Airlines sebagai anggota terbaru.
05 | Nov - 2013
43
INFOCUS
WE GAIN MANY Q “VALUES” IN THE PROCESS Following the Company’s decision in 2010 to sign an agreement and join the SkyTeam, intensive eforts have been taken in order to meet the membership criteria of the SkyTeam. We have made signiicant changes, but most importantly that process has allowed us to gain new values. “To be recognized as a member of the one of the world’s biggest airline alliances, there are around 243 items to be met,” explained Mr. Kokoh Ritonga, Executive Project Manager SkyTeam (PJ). The criteria are grouped into three primary areas: Corporate, Customer and Technology (IT). The excerpt below summarizes our discussion about our preparation prior to joining the SkyTeam in 2014.
Q
What can you tell us about the changes that we have implemented? The changes are signiicant, especially in IT. This is because the SkyTeam requires our system to be compatible with the system used by the majority of members. To meet that requirement, we have adjusted our systems. This has included moving the passenger service system from ARGA (Automatic Reservation Garuda) to Altea Passenger Service System (PSS) developed by Amadeus. We are now also using a program that enables us to perform interline e-ticket and interline check-in with SkyTeam. Speciically for application, one of our initiatives is to upgrade our GFF system and ensure its suitability for the SkyTeam’s requirements.
about changes in the business Q How side? One of the fundamental changes we took in terms of business was to sign codeshare agreements with 11 airlines, out of the 19 possible SkyTeam airline members. We also put more focus on interline sales. This is an area that we (possibly) overlooked before, where we emphasized more our own routes and networks. However, after undergoing an awareness process with SkyTeam, in recent months we have started to identify new potential business from promoting the routes and networks of other members. We then started to promote their routes, and in turn they promote our routes.
44
05 | Nov - 2013
And how about corporation? In terms of corporation, we are members of the Governing Board, which is the highest authority of SkyTeam. Pak Emir, our CEO, will be our representative on the Governing Board, and our Area VPs will be members under the marketing coordination unit in their respective areas.
Company and Employee Support The decision to join SkyTeam will bring changes. However, the success to implement those changes depends as well on the support of all employees. People determine excellence. A compatible IT platform, or identical SkyPriority service, mean little without quality human capital. This point was highlighted by Pak Kokoh. Emphasizing the SkyTeam’s unique characteristic as an alliance, Pak Kokoh views our presence in the SkyTeam as having a purpose to build a partnership. On the other hand, to ensure the Company’s growth in terms of business, we need to utilise the opportunities that may arise from such alliance. Moreover, in SkyTrax, Garuda’s rank is higher than other SkyTeam members. Below is an excerpt of our talk with Pak Kokoh regarding the support from the Company and employees
are the preparations we need to Q What take when we look at employees? TThe “business as usual” practices for certain do not apply in global competition. Our frontliners who are going to attend to passengers from SkyTeam’s 19 arline members need to be able to perform Ground Services according to the SkyTeam’s standards set for Garuda Indonesia. SkyPriority is one of our main focuses today. SkyPriority essentially promotes consistent customer experience, and it looks at services at the check-in, baggage drop-of, airport ticket oices, transfer desks, security, immigration, boarding, and baggage handling points. We are preparing the frontliners; ensuring they can perform a consistent level of service for passengers in the Elite Plus, First Class, and Business Class. For that purpose, Garuda has been conducting training with a wide-range of topics that address matters such as SkyTeam Awareness, Product Knowledge that covers theFrequent Flyer Program, Lounge Access, and Code Share as well as a general review. We realize that we have a large number of frontliners, located across diferent regions of this country as well as overseas in our international branch oices. Aside from in-class training, we also developed the “Ambassador” concept, or training for trainers and e-learning. These Ambassadors are responsible for knowledge transfer in their respective branch oices. Not only frontliners, we are also busy training the Flight Attendants as they will also be interacting directly with our passengers.
you share the progress of Q Can the trainings? Our target is to have completed 75 percent of our frontliner training by February 2014. Frontliners would include personnel involved in ticketing, lounge, customer service, ground handling, contact center, and Flight Attendants. Our target is in line with the SkyTeam’s membership requirement. SkyTeam is conducting an audit in February 2014 and this global alliance expects our frontliners to have proper knowledge regarding the SkyTeam.
about support from other Q What employees? The support has been tremendous, whether it is from Directors, VPs, or the staf. Representatives of Garuda’s various functions, the Subject Matter Experts (SMEs), are committed to inalize the SkyTeam’s requirements in their respective ields. However, we hope that everyone in management - not only the Directors, but also the VPs - could “promote” SkyTeam more, both internally and externally.
do you think that is Q Why important? I believe that the top-down approach is efective for building awareness. Right now, SkyTeam as a business opportunity is the challenge for Garuda. I think commitment to the SkyTeam shown by the management, Directors and VPs, will greatly inluence the overall commitment of employees.
Tangible Value Pak Kokoh has recognized a number of tangible values that we have gained during the process of joining SkyTeam. These values have been derived from the SkyTeam alliance as well as other SkyTeam members. “Well, we foster more interaction! When we need data or information, we can contact staf from other airlines who handle similar work,” explained Pak Kokoh. Among the beneits is the transfer of knowledge. Founded on the spirit of alliance, the SkyTeam promotes partnership as exempliied by KLM, who sent its representatives to Jakarta and Bali to assist the process of the system transfer to Amadeus, or Saudi Airlines who assisted us during the PSS transfer in Jeddah.[V]
SKYTEAM REQUIREMENTS Corporate-Related Requirements • SkyTeam Organization - Mandatory bilateral agreements implementation • Safety Security Quality • Budget & Finance • Communication • Branding • CSR • Staff Travel • Staff Training • Purchasing & Synergies
Costumer-Related Requirements • • • • • • • • • • •
skyteam.com Sales Revenue Management Reservation & Distribution Systems Airport Customer Services Lounges Onboard Frequent Flyer Program SkyPriority Customer Care Customer Insight and Research
IT Requirements • • • • •
Security, Privacy & Principles Collaboration SOA skyteam.com Reservation & Distribution o IET o *S o PNR View • Airport Services o IATCI • SkyPriority • FFP o Exchange accrual & billing iles o Exchange FF tier level o SSR FQTV with tier level o Redemption availability & sell o Technology to support Elite beneits • Preferred seating • Priority Res Waitlist • Priority Check-In • Priority Airport Stand-By • Guaranteed Y Booking (ELP) • SkyTeamNet
05 | Nov - 2013
45
INSIDE
CORPORATE UNIVERSITY
SEBUAH KEHARUSAN BILA INGIN JADI PEMAIN GLOBAL
1
Keputusan untuk mendirikan Corporate University tak lagi dapat ditunda. Terlebih jika kita ingin menjadi world class airline. Perusahaan yang excellent tidak hanya ditunjang human capital yang memahami kultur perusahaan, melainkan juga karyawan yang mengerti strategi bisnis. Itulah yang pada akhirnya mendorong perusahaan kita untuk membangun “Corporate University”. Merujuk kepada kesuksesan General Electric (GE) Campus yang berkedudukan di Crottonville, New Jersey, Amerika Serikat, perusahaan kita telah meletakkan fondasi “Garuda Indonesia Corporate University”. Lembaga ini
46
05 | Nov - 2013
kelak akan menyuplai human capital yang ikut menggerakkan roda perusahaan sesuai dengan rencana dan strategi yang telah ditetapkan. Sampai akhir September lalu, sebanyak enam Academy di Garuda Indonesia Corporate University telah diluncurkan, yaitu Pilot Academy, Engineering and Maintenance Academy, Marketing and Sales Academy, Ground Service Academy, Flight Attendant Academy, dan Finance Academy. Academy yang akan segera menyusul ialah Cargo Academy, Flight Operation Oicer (FOO) Academy, dan Leadership & Management Academy. Acara peluncuran dihadiri oleh Dekan dari masing-masing Academy, yang tak lain merupakan Direktur dari masing-masing Direktorat. Mereka adalah Pak Erik Meijer (DN) – Dekan Marketing and Sales Academy, Pak Faik Fahmi (DC) – Dekan Flight Attendant Academy & Ground Service Academy, Capt Novianto Herupratomo (DO) – Dekan Pilot Academy, Pak Handrito Hardjono (DF) – Dekan Finance Academy, dan Pak Batara Silaban (DE) – Dekan Engineering and Maintenance Academy.
Kembangkan Intangible Asset Kegiatan “soft launching” yang diadakan di Garuda Indonesia Training Center (GITC) dalam beberapa kesempatan berbeda tersebut menghadirkan tiga penguliah umum yaitu Dr Heru Wiryanto (pakar dan konsultan Human Resources Management), Prof. Dr. Ir. Djoko Suharto (Wakil Ketua Majelis Wali Amanat Institut Teknologi Bandung, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara), dan Dr. Jacky Mussry (Chief Operating Oicer & Senior Vice President MarkPlus, Inc.).
Mereka memberikan pembekalan dan wawasan tentang CU guna membangun kesiapan karyawan Garuda dalam menjalankan program CU Garuda nantinya. Pak Heru Wiryanto misalnya, mengatakan bahwa CU yang dibangun Garuda merupakan strategi yang tepat untuk menghadapi situasi bisnis yang kian dinamis. “Banyak perusahaan hanya sekadar formalitas mengirimkan pegawainya untuk pelatihan dengan desain secara generik, sehingga hasilnya sering tidak selaras dengan visi-misi perusahaan,” ujar Pak Heru. Ia menambahkan, di antara keuntungan CU bagi Garuda adalah mempertajam naluri bisnis para eksekutif dan mempersiapkan kader-kader masa depan Perusahaan. Menggali tentang pengelolaan CU ke depannya, Prof. Djoko lebih menyoroti komitmen para stakeholder CU. “Lulusan Corporate University sebaiknya dihargai secara layak, agar mereka bangga dengan profesinya, serta memiliki harga diri dan kepercayaan diri. Sebaliknya, para lulusan tersebut harus dapat menunjukkan perhatian dan minat yang besar pada bidangnya, agar dapat memberikan kontribusi yang besar pada Perusahaan dan masyarakat,” urai Pak Djoko. Sementara itu, Dr. Jacky Mussry mengatakan bahwa tren berkembangnya CU membuktikan bahwa human capital sebagai intangible asset perusahaan telah benar-benar diperhitungkan. Sebagaimana dikemukakan International Financial Reporting Standards (IFRS), semua intangible asset yang ada nilai ekonominya sangat diperhitungkan. Hal ini, kata Pak Jacky, menunjukkan bahwa di masa mendatang kompetisi tidak hanya mengandalkan tangible asset. “Kita bisa katakan bahwa umur pesawat Garuda akan terus menjadi muda. Namun di kemudian hari, yang akan menentukan sustainable competitiveness Garuda adalah marketing dan sales (beserta karyawan-karyawan potensial di baliknya) yang merupakan intangible asset Perusahaan,” ujar Jacky.
Apakah “Corporate University” itu? Ketika membahas tentang “Corporate University” , jangan bayangkan kita sedang bicara mengenai academia yang digagas Plato pada masa lima abad sebelum masehi—meski sesungguhnya lembaga pendidikan tinggi di seluruh dunia memiliki akar yang kuat pada apa yang digagas Plato tersebut.
2
3
1 Capt. Novianto (DO) menyalami para calon siswa Pilot Academy. 2 Pak Erik (DN) saat membuka acara soft launching Marketing & Sales Academy. 3
Pak Faik (DC) optimis dengan diresmikannya Ground Service Academy dan Flight Attendant Academy, Garuda akan menjadi perusahaan yang mampu tumbuh secara sustainable.
05 | Nov - 2013
47
INSIDE
Pak Batara (DE) secara simbolis menyerahkan bendera lambang Engineering & Maintenance Academy kepada Pak Fajar (VZ).
Ketika berbicara CU, kita lebih banyak berbicara mengenai sebuah institusi pendidikan yang membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan praktis sesuai kebutuhan industri atau perusahaan. Lembaga pendidikan ini juga harus dapat memperkaya pengetahuan para peserta didik sehingga akan menunjang peningkatan karir mereka. Namun CU berbeda dengan pendidikan vokasional yang hanya mengasah keterampilan ataupun kemampuan kerja peserta didik. Ada dimensi-dimensi
lain dari CU yang tidak dimiliki pendidikan vokasional. Karena itu, ada yang menyebut CU sebagai dimensi baru pendidikan vokasional. Istilah CU sendiri muncul pada tahun 1980-an di Amerika. Sebelumnya, hanya dikenal istilah training program yang melulu merujuk pada pelatihanpelatihan yang diadakan oleh departemen sumber daya manusia untuk meningkatkan pemahaman ataupun tingkat keahlian karyawan. Perspektif itu berubah, istilah CU dihadapkan pada sejumlah konsekuensi. Salah satunya adalah mengubah model pendidikan. Jika sebelumnya pendidikan hanya ditekankan pada kemampuan karyawan untuk menjawab kebutuhan di dalam organisasi, maka pada CU kemampuan karyawan harus dapat sejalan dengan langkah-langkah strategis yang dirancang organisasi atau perusahaan.
“Di antara keuntungan CU bagi Garuda adalah mempertajam naluri bisnis para eksekutif dan mempersiapkan kader masa depan.“ Heru Wiryanto (pakar Human Capital Management)
48
05 | Nov - 2013
Pak Handrito (DF) menyematkan pin di acara soft launching Finance Academy.
“Tren berkembangnya CU membuktikan bahwa human capital sebagai intangible asset Perusahaan telah benarbenar diperhitungkan.“ Jacky Mussry (Senior VP Markplus, Inc.) Christoper Prince dan Graham Beaver dari Notthingham Business School, dalam The International Journal of Management Education mengutip deinisi CU sebagai sebuah fungsi dan ataupun departemen yang secara strategis berorientasi ke depan dengan mengintegrasikan pengembangan sumber daya manusia, baik secara individual maupun tim. Semua itu dioptimalkan dengan melaksanakan riset, memberikan bahan pengajaran, dan menjajaki segala usaha untuk menghasilkan tim yang baik. Model CU seperti ini memungkinkan karyawan untuk dapat belajar, membangun dan mengembangkan diri, sehingga dapat memberikan efek yang signiikan terhadap organisasi tempat mereka bekerja. Di CU inilah
para CEO dapat menyaring dan mempersiapkan kadernya. Maka tidak mengherankan jika CU diadopsi banyak perusahaan kelas dunia. Sebut saja GE yang telah memulainya sejak tahun 1955, General Motor Motorola Corporate University sejak 1981, dan Walt Disney. Sedangkan di Eropa, perusahaan terkenal semacam Philips, Daimler-Chrysler, dan Deutsche Bank juga telah memiliki lembaga pendidikan serupa. Mereka mendirikan CU untuk memperoleh karyawan yang tidak sekadar mengetahui pekerjaan secara spesiik, melainkan juga memahami budaya serta orientasi perusahaan. Bahkan, kampus GE ini dikabarkan menghasilkan banyak CEO dan business leaders yang lebih hebat dibandingkan lulusan sekolah bisnis lainnya. [V]
05 | Nov - 2013
49
INSIDE
PAK FAJAR SIDDIK (VZ)
MENINGKATKAN KUALITAS & KOMPETENSI HUMAN CAPITAL Corporate University (CU) adalah sebuah model pembelajaran yang di dalam proses penyusunan programnya sangat mengedepankan pada kebutuhan organisasi Perusahaan, di mana karyawannya dapat mengembangkan pengetahuan, kemampuan dan keinginan bersama untuk membawa perusahaan menjadi kuat dan sukses dalam menjalankan bisnisnya.
Untuk mewujudkan hal tersebut di atas seluruh fungsi unit bisnis yang ada di dalam organisasi perusahaan secara terintegrasi merencanakan konsep kebutuhan pengembangan kompetensi yang tepat untuk dijalankan di dalam program pembelajaran. Dari mulai penyusunan materi pembelajaran, kurikulum, silabus sampai dengan Calendar of Learning (CoL), fungsi unit Learning & Development dan Human Capital mempunyai peran sangat penting untuk menganalisa setiap kebutuhan learning (Learning Need Analisys) program terhadap strategi inisiatif dan target pencapaian organisasi di unit bisnisnya atau Direktorat (KPI unit) yang berorientasi pada strategi bisnis Perusahaan (Corporate) yang telah ditetapkan. Sehingga dengan demikian, dalam implementasi program pembelajarannya, setiap Direktorat akan mempunyai identitas jurusan akademi yang akan dijalankan oleh unit Learning Development sesuai dengan proses pengelolaan akademi yang sejalan dengan konsep Corporate University. Konsepnya adalah program pembelajaran dan pengembangan yang dijalankan berjenjang, bertahap, terukur serta berkelanjutan (Knowledge Management) dan harus berdampak kepada pertumbuhan bisnis Perusahaan.
50
05 | Nov - 2013
Q
Bisa dijelaskan apa bedanya GITC dengan CU?
a
Perbedaannya dalam pendekatan Learning Need Analysis. CU sangat mengedepankan target bisnis Perusahaan yang harus di-support dengan pengembangan SDM.
CU tidak hanya mengonsentrasikan pengembangan SDM pada keahlian tertentu saja seperti keahlian dalam menjalankan pengoperasian pesawat, mengelola aspek teknik, Flight Operation Oicer bidang Reservasi, IT atau pelatihan lainnya yang bersifat keterampilan. CU memberikan ruang lingkup pembelajaran dan pengembangan yang diawali dengan kebutuhan bisnis Perusahaan dan strategi pengembangan SDM ke depan, dan CU merupakan ajang pengembangan bagi SDM yang mempunyai talenta kepemimpinan (leadership) dan pengembangan profesi dan manajerial bagi karyawan yang akan menjadi profesional bisnis di Perusahaan. Satu hal yang sangat penting adalah CU sangat respon terhadap metode Employee Development Program yaitu dengan menerapkan konsep learning terdiri dari 10% classroom, 20% diskusi & studi kasus, dan 70% job assignment. Pada tiga hingga empat tahun lalu, perbedaan GITC dan CU dapat dilihat dari program pelatihan yang disusun dalam “Calendar of Training”, program-progam mandatory dan regulasi training (Goverment Regulation dan Company Regulation), yang sarat dengan aspek tactical training.
Mulai tahun 2013, GITC sudah mulai menerapkan metode pembelajaran CU yang diawali dengan melakukan proses “ownership” dengan Direktorat beserta jajaran struktural, dan secara konsisten selaras dengan Business Strategy Corporate. Selain aspek “technical mastery” yang sudah menjadi mandatori pelatihan Perusahaan, aspek lain yang akan dikembangkan adalah aspek “personal mastery”, ”business mastery” dan “leadership mastery” dan telah kami realisasikan dalam Soft Launching 6 Program Academy, yaitu:
a
Betul, dan sudah dipastikan bahwa masing-masing Direktur akan berperan sebagai “Dean” atau Dekan yang membawahi akademi di bawahnya, dan satu level di bawah Direktur akan berperan sebagai “Learning Owner Program”. Hal tersebut sudah ditetapkan pada acara soft launching setiap akademi dan para Direktur yang berperan sebagai “Dean” telah menetapkan program di akhir 2013 pada saat Sidang Senat Akademi.
Mengapa?
“Pilot Academy”, “Finance Academy”, “Maintenance & Engenering Academy”, “Sales and Marketing Academy”, “Flight Attendant Academy” (di dalamnya termasuk “Cabin Service Academy”) dan “Ground Service Academy”. Sebelum akhir tahun kami sedang menyiapkan soft launching “FOO dan Ground Operations Academy” dan “Leadership & Management Academy”.
Q
Tujuannya adalah dalam rangka membangun “ownership” dan “partnership” dalam merespon kebutuhan pengembangan SDM sebagai aset Perusahaan, yang dibangun dan ditumbuhkan secara terus menerus dengan sistem yang terintegrasi dan mampu mendorong pertumbuhan Perusahaan ke arah yang lebih baik lagi.
Artinya kami sudah siap mengatakan Garuda Indonesia Training Center (GITC) sekarang adalah “Garuda Indonesia Corporate University”. Dan ini bukan milik kami atau Direktorat tertentu, tapi milik Perusahaan Garuda Indonesia yang dicintai oleh seluruh karyawannya.
Q
Apa Indikator keberhasilan Learning CU?
Q
Apakah betul nantinya para Direktur secara langsung menjadi Dekan Akademi yang ada di dalam CU?
a
a
Indikator yang paling ideal adalah kita mampu menerapkan Return of Invesment (ROI), yaitu seberapa besar kontribusi karyawan terhadap Perusahaan setelah mengikuti program pembelajaran. Untuk periode 2013/2014, indikator yang kami canangkan bagi Garuda Indonesia Corporate University adalah “Change Behavior“ atau perubahan perilaku dan learning akan menjadi budaya (Learning Culture). [V]
05 | Nov - 2013
51
INSIDE
FINANCE ACADEMY
PILOT ACADEMY Sejalan dengan program pengembangan armada Perusahaan, Garuda memerlukan penerbang yang memiliki kompetensi andal dan berwawasan global, agar dapat mendukung pencapaian target Perusahaan. Pilot Academy berfungsi memberi pelatihanpelatihan kepada pilot sesuai peraturan pemerintah yang diperlukan CASR dan pemenuhan regulasi internasional lainnya, termasuk standar IOSA. Lebih dari itu, Academy ini diharapkan bisa memberikan kesempatan yang adil bagi setiap pilot untuk berkembang dan berkontribusi kepada Perusahaan, sesuai dengan kemampuan dan potensi mereka. Pilot Academy dibagi ke dalam tiga jenjang pengajaran yaitu; New Entry Pilot Training, Captaincy Training, dan Pilot Professional Training. Sedangkan beberapa program pembelajaran berdasarkan kategorinya antara lain: 1). Personal Mastery: Fundamental and Characteristic of Professional Attitude, Work Ethics and Their Implementation, Indonesian Hospitality Culture, serta Building Interpersonal Communication. 2). Business Mastery: Airline Business Fundamental, Airline Challenge, Airline Regulatory Issues, Airline Strategy, Airline Business Environment, hingga Airline Human Capital, dan Airline Engineering & Ground Operation. 3). Leadership Mastery: Micro Planning, Thinking and Acting Systematicaly, Innovative Problem Solving, hingga Great Leader, Efective Leader, dan Competent Leader
52
05 | Nov - 2013
Finance Academy hadir untuk memenuhi kebutuhan setiap SDM agar dapat mengembangkan berbagai kompetensi di bidang keuangan, guna mendukung dan mempercepat perkembangan bisnis Perusahaan. Pembelajaran di Academy ini terdiri dari tiga level yakni, New Entry Development, Analyst and Specialist Development, dan Management and Expert Development. Bila program di level New Entry Development hanya terdiri dari Basic Introduction dan Mandatory, di dua level lain, karyawan dapat mempelajari Personal Mastery, Business Mastery, Leadership Mastery, maupun Functional Mastery (Elective Training). Di antara beberapa materi dalam Functional Mastery adalah Economics for Airlines, Capital Budgeting and Financial Analysis, Capital Market & Equity, Alternative Investment and Funding for Corporation, hingga Bloomberg & Reuters Training dan Investor Relation.
GROUND SERVICE ACADEMY Sejalan dengan target Garuda menjadi maskapai bintang lima dan SkyTeam member, Perusahaan membutuhkan human capital di bidang service yang tidak hanya memiliki kompetensi tinggi, namun juga berwawasan global. Karena itu, Academy ini diharapkan akan melahirkan world-class service staf yang mampu memberikan world class service, serta memiliki keterampilan yang mencakup functional mastery, leadership mastery, personal mastery, dan business mastery. Ada 4 jenis learning path yang dikembangkan di Ground Service Academy, yaitu: 1). Untuk karyawan baru, kurikulum akan difokuskan pada perilaku dasar dalam pelayanan, pengembangan winning attitude dan langkah menjadi 5 star credible professional. 2). Untuk level supervisor atau analyst, pembelajaran yang diberikan seputar pengembangan service culture, irst class service dan bagaimana meningkatkan pengalaman para pelanggan melalui touch point yang ada. 3). Untuk level manager, pembelajaran akan difokuskan pada “Care with Character” dan bagaimana mengelola team-work layanan. 4). Untuk level vice president dan senior manager, diberikan materi berupa pembekalan lebih lanjut seputar bagaimana mengelola service culture di industri penerbangan.
MARKETING AND SALES ACADEMY Academy ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan profesi marketing and sales yang tidak hanya andal secara individual namun juga dalam teamwork. Karena itu, program ini dirancang dengan mengacu kepada kebutuhan riil di lapangan dan selaras dengan strategi dan kebijakan Perusahaan. Program-progam ini secara berkala akan dievalusi agar tetap relevan dengan kebutuhan konkret perusahaan. Program pendidikan yang dijalankan pada Marketing and Sales Academy dikembangkan sesuai dengan paradigma baru pengembangan human
FLIGHT ATTENDANT ACADEMY Academy ini menyediakan pelatihan yang berkualitas dan andal kepada para cabin crew dalam bidang safety dan service, dengan mengedepankan Indonesian hospitality. Untuk menghasilkan human capital yang memiliki budaya layanan berkualitas, Academy ini akan terus mengembangkan dan memperbarui kurikulum serta metode pembelajarannya sesuai perkembangan zaman. Flight Attendant Academy dilengkapi kurikulum bintang lima yang mencakup; Integrated Service Training, Communication Competencies Improvement, Soft Skills Embedded Training, dan Approved Mandatory Training. Sementara itu, program pembelajarannya terbagi menjadi dua yaitu: 1). Regular FA Learning Program, yang terbagi dalam tiga jenjang; Junior FA, Senior FA, dan Flight Service Manager. 2). Special Learning Program, yang terbagi dalam Maitre d’Cabin, Chef on Board dan Instructor. Masing-masing program tersebut akan membekali berbagai pengetahuan, mencakup personal mastery, business mastery, functional mastery dan leadership mastery.
capital, yakni skema pelatihan yang tidak hanya berorientasi pada teori, melainkan juga dilengkapi dengan job assignment dan ield monitoring. Adapun modul yang diberikan dalam Marketing and Sales Academy terbagi ke dalam empat kategori, antara lain: 1). Functional Mastery: Marketing, Sales, dan Service. 2). Business Mastery: Organization dan Airline Business. 3). Personal Mastery: Self Exploration, Understanding Others, Personal Development dan Networking. 4). Leadership Mastery: Leading dan Decision Making.
ENGINEERING AND MAINTENANCE ACADEMY Academy ini disiapkan untuk menciptakan engineers dan personil teknik yang memiliki kompetensi andal, serta menguasai kompetensi lain yang meliputi functional mastery, leadership mastery, personal mastery, dan business mastery. Dalam pengembangan kompetensi functional mastery, Engineering and Maintenance Academy menjadi tempat pengembangan program pembelajaran mandatory dan non mandatory dalam pengelolaan armada, baik untuk unit Airworthiness Management (MQ), Aircraft Maintenance Management (ML), Fleet Management (AF), Fleet Acquition (AP), dan Proyek Delivery Pesawat (PB). Sedangkan untuk mastery lainnya, program pembelajaran di Academy ini akan melalui empat tahapan dengan materi pembelajaran yang berbedabeda; 1). Kelas Basic, dengan materi pembelajaran antara lain, Developing Personal & Interpersonal Communication Skill, Customer Care, dan Leading Team Achievement. 2). Kelas Inspector/Engineer/Planner Analyst, dengan materi pembelajaran Airline Business Foundation dan Competent Leader. 3). Kelas Senior Inspector/Engineer/Planner/Analyst; dengan materi Cross Culture Communication Skill, Delivering Five Star Customer Service, dan Efective Leader. 4). Kelas Technical Expert, dengan materi pendidikan seputar International Business Etiquete, Enterprise Risk Management Essential, Skywar, Great Leader, dan Innovative Problem Solving.
05 | Nov - 2013
53
INSIDE
SATU TAHUN CRJ1000 NEXTGEN Tanggal 17 Oktober 2012 menjadi salah satu tonggak bersejarah bagi Perusahaan kita. Pada tanggal tersebut, untuk pertama kalinya Garuda Indonesia mengoperasikan pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen. Tidak dapat dipungkiri, ada banyak keraguan muncul pada awal pengoperasian pesawat tersebut; baik dari customer (eksternal) maupun dari kita
sendiri (internal). Namun berkat komitmen dan upaya bersama, pengoperasian pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen dapat berjalan dengan baik. Kini setelah setahun beroperasi, Bombardier CRJ1000 NextGen telah melayani lebih dari 550 frekuensi penerbangan ke 86 destinasi setiap minggunya. Adakah kesan dan harapan di balik itu? Berikut penuturan beberapa rekan kita.
Prijastono Purwanto, VP CG (saat itu menjabat VP CP) Saat paling berkesan adalah ketika melakukan Service Trial On-Ground tanggal 11 Oktober 2012 di Hangar 2 GMF-AA, memakai pesawat CRJ1000 pertama PKGRA. Kami menguji seluruh service procedure untuk CRJ1000, dengan menjalankan test scenario yang mewakili typical service cycle CRJ1000: boardinglight 90 menit-landing-disembark-turnaround-boarding-light 60 menit-landing-disembark. Ada juga skenario di mana seorang penumpang bersikap kurang kooperatif ketika bagasi kabinnya yang oversized di-tag dan diletakkan di kompartemen 2, handling terhadap UM (unaccompanied minor), hingga pendistribusian
Wahyudi Kresna, (GM BO Ternate) Pada awal beroperasinya pesawat CRJ1000 tanggal 17 Oktober 2012, BO Ternate merupakan salah satu BO pertama yang diterbangi pesawat tersebut untuk rute UPG-TTE-UPG . Saat itu memang ada sedikit kendala, yakni ketika kabin pesawat tidak dapat menampung semua bagasi kabin penumpang. Namun setelah disosialisasikan ke penumpang, akhirnya
54
05 | Nov - 2013
dummy iPad/tablet sebagai inlight entertainment kepada penumpang Executive Class. Semua yang terlibat—baik dari pusat, operasional lapangan, stations/branch oices sampai service provider—melebur ke dalam satu tim besar. Bahkan, Pak DZ pun menyempatkan ikut di salah satu “dummy light”. Service trial on-ground yang lengkap seperti ini mungkin baru pertama kalinya dijalankan di Garuda. Pengalaman dari aktivitas hari itu terbukti amat berguna dan memberikan conidence dalam mengoperasikan CRJ1000 pada kondisi di lapangan yang sesungguhnya.
mereka dengan sendirinya menyerahkan bagasi ke petugas saat hendak memasuki pesawat, dan mengambilnya kembali dengan tertib ketika turun dari pesawat. Harapan kami, dapat ditambahkan layar monitor di setiap sudut pesawat CRJ1000 kita—seperti pesawat Boeing 737—sehingga selain dapat berfungsi sebagai IFE, layar monitor tersebut juga dapat membantu dalam demo safety light. Selain itu, kiranya warna cover seat pada Executive Class dapat diubah, tidak sama persis dengan cover seat di Economy Class .
Sony Syahlan, (OGL) Untuk memastikan kesiapan operasional CRJ1000 di seluruh stasiun domestik, dilaksanakan “Roadshow Bombardier CRJ1000” di Indonesia Timur (UPG, TTE, KDI, PLW, MDC, GTO) dan Indonesia barat (SRG, JOG, DPS,SUB,BPN,TRK). Tim Roadshow bertugas melaksanakan sosialisasi dan edukasi;
Jaya Avianto, CIP (saat itu menjabat CPG) Salah satu keputusan pada inalisasi pemaparan konsep service CRJ1000 CP kepada DZ adalah membuat disain baggage test unit (BTU) khusus untuk penumpang Y-class yang digunakan untuk sweeping over size cabin baggage. Hari itu Jumat malam, Pak Bagus (Ground Designer Team CPG) langsung membuat design BTU hanya dalam beberapa
Sarah Iridina, CIS (saat itu menjabat CPI) Yang paling mengesankan adalah saat melakukan service trial penyajian hot meal di CRJ1000, dengan ruang kabin yang sangat terbatas dan hanya dengan tiga light attendant. Pesawat telah dilengkapi oven untuk memanaskan makanan, dan kami mempelajari bahwa dalam penerbangan lebih dari 1 jam 45 menit, dapat disajikan
baik pengenalan pesawat, aircraft handling, ramp handling, technical handling, dispatch handling hingga airport supporting & readiness, serta mengecek kesiapan sarana dan prasarana pendukung di stations seperti towbar, canopy dan kesiapan catering uplift. Yang paling menggembirakan, sosialisasi tidak hanya dihadiri petugas ground handling, catering, dan perwakilan BO saja, namun juga pihak Bandar Udara (Kabandara, ATC, brieing oice, dan lainnya), Dinas Perhubungan daerah, Pertamina, bahkan travel agents yang ada di daerah. Mereka semua menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap operasional CRJ1000 yang memiliki keunggulan sangat irit bahan bakar ini.
jam. Mengingat BTU dibutuhkan untuk Live Service Simulation di Hanggar GMF-AA beberapa hari kedepan, pada hari Sabtu di minggu yang sama, saya mengupayakan pembuatan BTU tersebut di beberapa tukang las di sekitar kota Tangerang. Setelah seharian mencari, kami mendapatkan satu bengkel las yang mampu membuat BTU dalam waktu 2 hari. Akhirnya, saat simulasi, BTU telah dapat digunakan dan diperlihatkan kepada seluruh peserta live simulation.
hot meal. Bekerja sama dengan unit CPA, kami menyusun metode kerja bagi awak kabin, dan melakukan on ground service trial bersama unit CCB. Setelah melakukan pengkajian, barulah dilaksanakan service trial pada penerbangan sesungguhnya untuk rute UPG-TTE pp. Kami sangat berterima kasih kepada semua unit yang telah bekerja sama dalam trial tersebut, terutama kepada unit awak kabin. Saat ini, di beberapa rute CRJ1000 sudah dilakukan penyajian hot meal.
05 | Nov - 2013
55
INSIDE
Rosyinah, (VP Domestik Region-4 / UPGAM) Saat itu CRJ1000 adalah produk baru yang berbeda dengan produk Garuda lainnya, dan tim GA Group harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan konsep baru namun tetap sebagai “full service airline”. Contoh: penanganan bagasi dengan pelayanan karpet merah, pembagian permen dan koran di atas bus, juga usulan hot meal pada rute tertentu. Yang paling berkesan dan bersemangat adalah bagaimana kami meyakinkan semua orang, baik tim internal, customer, kolega, distribution channel, corporate account, serta komunitas, bahwa produk baru CRJ1000 adalah salah satu dari dua produk terbaik dunia untuk jenis tipe pesawat dan ukuran pesawat yang sama. Kami melakukan sosialisasi dan meyakinkan setiap orang bahwa produk ini sangat canggih dan ramah lingkungan. Kami memberinya nama “Private Jet”. Dengan keyakinan dan kegigihan seluruh tim, kini telah banyak rute-rute CRJ1000 yang menunjukkan performance baik, diantaranya: MDC - TTE vv, UPG - KDI vv, UPG - TTE vv, KOE - SUB vv dan lainnya. Prinsipnya adalah; dengan keyakinan, kemauan, dan proses, semua akan berujung pada performance yang baik.
Johanna Dwika Praptika, (Service Analyst / CGF) Tiga proses tahapan yang berkesan : Pertama, saat menyiapkan konsep service dari sisi ground, ketika kami bahkan tidak mengetahui gambaran pesawatnya. Beruntung Pak Prijastono, VP kami, memberi kesempatan melakukan kunjungan ke Brit Air (maskapai pertama yang mengoperasikan pesawat CRJ di tahun 2001). Disertai kerjasama yang baik dengan teman-teman di unit Ground Service Planning
56
05 | Nov - 2013
Maka dengan semangat “One Team One Spirit One Goal” kami mengajak semua insan Garuda untuk memberikan tenaga, pikiran, dan semangat kita dalam membangun Perusahaan tercinta. Oh ya, untuk memperingati satu tahun CRJ1000, Tim BO UPG (ground staf dan air crew) merayakannya di Trans Studio Mall Makassar.
Unbelievable Di lain kesempatan, saat kembali dari tugas di Manado pada 4 Mei 2013, saya melihat dua penumpang Executive Class asal Switzerland yang sangat menikmati penerbangan CRJ1000, terutama pelayanan cabin crew kita. Dalam obrolan singkat kami, mereka mengungkapkan kesan mereka tentang CRJ1000, “Unbelievable!” Umumnya, penumpang mengkonotasikan ‘pesawat kecil’ dengan kesan tidak nyaman dan sempit. Ini berbeda dengan kesan kedua wisatawan tersebut, yang disampaikan berdasarkan kenyamanan pelayanan cabin crew yang sangat hangat memperhatikan mereka (seperti membuka dan memberikan selimut), juga kenyamanan pesawat itu sendiri (tidak bising, bersih dan wangi). Karenanya, dalam berpetualang ke berbagai destinasi wisata, kedua turis ini selalu menggunakan Garuda, kecuali untuk rute yang tidak kita layani. Intinya, menjual Executive Class CRJ1000 sangat mungkin kita lakukan. Semua bergantung pada bagaimana kita memberikan pelayanan dan kenyamanan bagi penumpang di seluruh touch points, dan menjadikannya pengalaman yang tak akan mereka lupakan.
& Development, jadilah konsep service CRJ1000 yang setahun ini telah dijalankan oleh Branch Oices. Selanjutnya, ketika melaksanakan program roadshow untuk menyampaikan sosialisasi kepada 13 BO Domestik, yang dihadiri petugas Ground Handling, Catering provider, pihak bandara, Dinas Perhubungan Daerah, serta Travel Agent setempat. Mereka menyampaikan begitu banyak pertanyaan dan pernyataan sehingga suasana sosialisasi menjadi sangat “heboh” dan menyenangkan. Terakhir adalah ketika tim kami sukses melakukan Service Trial on Ground di Hanggar 2 GMF-AA menggunakan pesawat CRJ1000 pertama (PK-GRA). Trial tersebut dihadiri unit-unit terkait dari kantor pusat, 12 Station Manager & Services, Catering Provider, dan pihak Ground Handling sebagai pelaksana operasional di lapangan.
Boydike Kussudiarso, (GM Kendari / KDIDM) Ketika pertama sekali CRJ1000 akan terbang ke KDI, secara pribadi saya sampaikan ke semua rekan dan mitra kerja GA di BO KDI, “Accept the good”. Pesawat ini merupakan yang pertama di Indonesia dan terdengar ‘lain’ dari biasanya, terutama oleh masyarakat di Kendari. Kami berusaha memenuhi kebutuhan pesawat tersebut dari sisi service, dan memulainya dengan memuat iklan di koran lokal sesuai materi dari tim JKTCM. Karena penyebutan “CRJ1000” terdengar biasa-biasa saja, kami gunakan kata Bombardier yang lebih terkesan luar biasa. Tanggapannya, benar sesuai asumsi kami. Luar biasa!!! Customer antusias ingin melihat dan merasakan langsung pesawat tersebut. Bahkan ada penumpang yang datang dan bertanya dengan mimik serius, “Ada tiket pesawat bombastis?”
Harmini, FSM (JKTCC) Sebagai purser baru, saya mendapat penugasan 1 tahun di Makassar. Awalnya saya heran; kami bisa mempunyai banyak waktu luang karena pesawat CRJ1000 saat itu baru 2 buah dan hanya melayani rute ke Ternate dan Kendari. Selain itu, ketika itu muncul banyak pertanyaan bernada keraguan dari penumpang, “Kok pesawatnya kecil ya? Ini masih pesawat Garuda?” dan beragam pertanyaan serta komentar lainnya. Apalagi, canopy baru tersedia di Makassar dan di stations lain belum ada, sehingga agak repot jika hujan. CRJ1000 memang terkesan kecil, namun sesungguhnya memanjang. Karenanya meski
Kendala yang ada kami siasati dengan berbagai cara. Tidak adanya garbarata memunculkan ide adanya karpet merah agar customer merasa dimuliakan. Cuaca yang cepat berubah dan sangat menyulitkan proses handling saat hujan, memunculkan ide (bersama Pak Darwin/KKKDI dan Pak Budi/ AAKDI) pembuatan “connector/Aviobridge” dengan konstruksi yang dibuat sekokoh mungkin, yang paling penting handling bisa memenuhi OTP. Pak Arfak/SSKDI juga melakukan extra efort dalam mengatasi kendala di kompartemen kargo CRJ1000 yang tidak dapat mengirim marine product, dengan mendesain terpal pastik yang sesuai dengan layout kompartemen CRJ1000. Hasilnya, jadilah CRJ1000 dari BO KDI dapat mengangkut marine product dengan aman. Jika terjadi kebocoran, rembesan air dari marine product akan meleleh ke terpal dan tidak ke kompartemen kargo sehingga pesawat terhindar dari korosi. Karakter penumpang di setiap daerah berbedabeda. Karenanya, dibutuhkan sentuhan-sentuhan lain agar customer benar-benar melihat Garuda sebagai airline berkelas, sesuai ‘brand’ yang sering mereka lihat dalam iklan.
kapasitas hampir sama dengan Boeing Classic, pesawat ini terkesan kecil jika dilihat dari luar. Maka kami melakukan sosialisasi untuk mengubah paradigma tersebut, bahwa sesuai program Quantum Leap, Garuda melakukan peremajaan armada dengan pesawat tercanggih di kelasnya, hemat bahan bakar, dan selayak private jet. Setelah enam bulan, penumpang pun terbiasa dan bahkan menyerahkan bagasinya ke petugas. Mereka merasakan bahwa naik CRJ1000 memiliki banyak kekhususan; proses bagasi tidak lama (langsung siap sesaat turun dari pesawat) dan penerbangannya cepat. Pesawat ini jarang delay, bahkan lebih sering before schedule. Untuk melayani jalur domestik, khususnya Indonesia Timur dengan penerbangan kurang dari dua jam, CRJ1000 sangat tepat; ringkas, padat, dan praktis.
05 | Nov - 2013
57
INSIDE
Pemberian Bantuan Dana Pendidikan IIKGA
Mendidik, Memotivasi
Sebagai bentuk kepedulian akan masa depan putra-putri karyawan, untuk kesekian kalinya IIKGA memberikan bantuan dana pendidikan kepada putra-putri karyawan Garuda Indonesia Group. Menyadari pentingnya pendidikan bagi generasi muda, Ikatan Isteri Karyawan Garuda Indonesia (IIKGA), melalui program bantuan dana pendidikan, selalu mendukung putra-putri karyawan Perusahaan untuk menyelesaikan pendidikan formal mereka dan mendorong mereka untuk meraih prestasi yang tinggi. Program ini merupakan program tahunan IIKGA Bidang Pendidikan dan sudah berjalan selama lebih dari 10 tahun. Pada kesempatan ini pemberian bantuan dana pendidikan kepada 90 anak karyawan Garuda Indonesia Group, termasuk Abacus, GMF-AA, Aerowisata, dan Citilink, dilaksanakan pada tanggal 10 September lalu di Kantor IIKGA, Jakarta.
Belajar Menabung Di acara pemberian bantuan dana pendidikan tersebut, Ketua IIKGA Ibu Sandrina Emirsyah Satar menyatakan kegembiraannya bahwa program bantuan dana pendidikan untuk anakanak dapat terus berlangsung hingga saat ini. Melalui bantuan dalam bentuk tabungan tersebut,
58
05 | Nov - 2013
anak-anak diharapkan dapat belajar menabung sejak usia dini. Kepedulian dan perhatian Ibu Sandrina akan masa depan generasi muda Garuda juga tercermin ketika berdialog dengan anak-anak karyawan pada hari itu. “Awali setiap langkah dengan penuh semangat, agar hari ini lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini,” ajak beliau. “Setelah diambil sebagian untuk keperluan sekolah, harus diisi supaya bertambah banyak tabungannya, ya?” pesan Ibu Sandrina. “Sebagai generasi muda, kalian harus bersemangat! Saya berharap ada di antara kalian yang kelak dapat menjadi seperti Pak Emir yaitu sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia” seru Ibu Sandrina lagi. Anak-anak yang hadir pun sontak bertepuk tangan. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan dilanjutkan dengan lagu Kebanggaanku. Di sela-sela kata sambutan beliau, Ibu Sandrina juga melakukan dialog interaktif dengan anak-anak. Salah satu pertanyaan yang dilontarkan adalah, “Siapa yang tahu judul lagu tersebut? Dan siapa penciptanya?” Seorang anak tingkat SD dengan sigap mengacungkan jarinya. “Kebanggaanku, karya Addie MS,” jawabnya lantang, yang disambut senyuman Ibu Sandrina. Beliau berpesan bahwa anak-anak harus bisa menyanyikan lagu Kebanggaanku dan mengikuti terus perkembangan perusahaan kita ini supaya rasa memiliki dapat tumbuh. Raut kebahagiaan juga terlihat ketika pertanyaan beliau tentang award terakhir yang diterima Garuda dapat dijawab dengan baik oleh salah satu penerima bantuan dana pendidikan.
Bantuan Dana Pendidikan Non Akademik Sementara itu, Wakil Ketua Bidang Pendidikan IIKGA Ibu Naniek Handrito mengatakan, bantuan dana pendidikan ini kedepannya juga akan diberikan kepada putra-putri karyawan yang berprestasi di bidang non akademik. “Mudah-mudahan tahun depan IIKGA bisa mulai memperhatikan prestasi anak-anak di luar pendidikan
Ungkapan Kegembiraan Mereka
Immanuel Aprillio (11 tahun, kelas 6 SD), putra dari Pak Maruli P (Aerofood): “Sekarang kalau punya sisa uang jajan, dikumpulin, lalu ditabung di bank untuk sekolah.”
formal. Mereka yang berprestasi di bidang seni, olahraga, dan lainnya juga akan mendapat bantuan dana pendidikan,” ujar Ibu Naniek. Selain itu, IIKGA dalam waktu dekat akan mengadakan kunjungan ke Lombok untuk meninjau pengrajin tenun binaan Garuda, yang bertujuan agar Ibu-ibu IIKGA mengetahui apa saja yang telah dikerjakan oleh Garuda dalam membantu pembinaan para penenun dan sekaligus mengetahui cara pembuatan sebuah kain dari awal sampai akhir. Sedangkan untuk melestarikan lingkungan, IIKGA akan mengadakan program “Ecogreen” di daerah Cibinong dengan melaksanakan penanaman, belajar mengenal tanaman langka di Jawa dan Bali serta bagaimana cara merawatnya, dengan tujuan menambah pengetahuan Ibu-ibu dan dapat diterapkan di lingkungan keluarga. Ibu Sandrina dari awal menerapkan agar di setiap kegiatan yang dilakukan oleh IIKGA harus selalu dilengkapi dengan sesuatu yang bersifat pendidikan, sehingga dapat menambah pengetahuan Ibu-ibu. Menyambut baik kepedulian IIKGA, para siswa dan orangtua mengaku sangat gembira atas bantuan dana pendidikan yang mereka terima. “Saya berterima kasih kepada Perusahaan. Bantuan pendidikan ini dapat memotivasi belajar anak, sekaligus meringankan kami,” ujar Pak Maruli dari Aerofood.
Melly Rahma Anisa (13 tahun, kelas 2 SMP), putri dari Pak Urip Rusdiyana (Aerotrans): ““Bantuan ini dapat membantu meringankan biaya sekolah saya. Saya jadi senang bisa menabung tiap bulannya.”
Alfira Novihartuti (17 tahun, kelas 3 SMA), putri dari Pak Nanang Kurnyawan (VZN): “Alhamdulillah tiap tahun nilai saya bagus, sehingga bisa mendapatkan bantuan dana pendidikan ini. Semoga tabungan ini juga akan membuat saya lebih rajin menabung. Terima kasih, ibu-ibu IIKGA.”
Bekali Ibu Di tengah keriangan anak-anak pada hari itu, IIKGA juga mewujudkan kepedulian akan pentingnya peran ibu untuk menanamkan fondasi dasar pendidikan bagi anak. Pada kesempatan acara tersebut, IIKGA mendatangkan Drg. Ariiani Dianingsing dari Garuda Sentra Medika untuk berbagi pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut. Bila sang ibu pintar, maka ia akan mudah mentransfer pengetahuan kepada putra-putrinya. [V]
05 | Nov - 2013
59
INSIDE
GARUDA BAKTI (PERIODE MEI – AGUSTUS 2013)
TINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA UNTUK MENGHADAPI TANTANGAN KE DEPAN Penghargaan “Garuda Bakti” merupakan wujud apresiasi Perusahaan atas loyalitas dan dedikasi para karyawan, sekaligus juga menjadi motivasi bagi kita untuk meningkatkan kinerja dalam menghadapi tantangan masa depan.
Karyawan dengan masa kerja 20 tahun mendapat penghargaan cincin emas (karyawan pria) dan kalung emas (karyawan wanita).
60
05 | Nov - 2013
Seluruh penerima Penghargaan Garuda Bakti bertekad meningkatkan kinerjanya demi kemajuan Perusahaan.
Kunci keberhasilan sebuah perusahaan salah satunya ditentukan oleh kinerja manajemennya dalam menciptakan good corporate governance, dengan dukungan sumber daya manusia yang mumpuni. Dapat dikatakan Perusahaan kita sudah masuk kriteria tersebut. Bukti dari keberhasilan kita terlihat dari pengakuan maupun penghargaan dari berbagai pihak, seperti misalnya kini Garuda telah masuk dalam jajaran “The World’s Top 10 Airline”, dinyatakan sebagai “The World’s Best Regional Airline” oleh SkyTrax dan “The Best Regional Airline in Asia and Australasia” oleh “Airline Passenger Experience Association” (APEX). Penghargaan atas kinerja Perusahaan tersebut tentu tidak bisa dilepaskan dari kerja keras dan dedikasi segenap karyawan maupun manajemen. Menurut Pak Heriyanto AP (DI) di hadapan ke-86 penerima penghargaan “Garuda Bakti” periode Mei-Agustus 2013, bahwa mereka ini ikut menentukan keberhasilan Perusahaan, dan pencapaian masa bakti karyawan hingga 10, 20, 25, 30, dan 35 tahun adalah bukti bahwa karyawan memiliki loyalitas terhadap Perusahaan.
“Tidak mudah untuk mencapai prestasi selama menjalani masa kerja di Perusahaan. Diperlukan usaha keras, ketekunan, dan dedikasi tinggi.”
“Tidak mudah untuk mencapai prestasi selama masa kerja tersebut, tanpa ada usaha keras, ketekunan, dan dedikasi tinggi yang dimiliki karyawan terhadap Perusahaan,” paparnya. Akan tetapi, berbagai penghargaan yang kita terima bukanlah suatu target akhir, melainkan sebuah tantangan untuk meningkatkan kinerja, agar Perusahaan semakin berkembang di masa mendatang. “Perjalanan kita masih panjang. Terlebih tahun ini merupakan tahun yang cukup berat. Kita butuh usaha yang besar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Setelah menjadi Perusahaan terbuka, sudah menjadi tuntutan dari para stakeholders bahwa kita harus menjadi yang terbaik. Artinya, karyawan dituntut untuk meningkatkan produktivitas kerjanya,” tambah Pak Heriyanto. [V]
Pak Heriyanto (DI) memberikan Piagam Penghargaan kepada karyawan dengan masa bakti 10, 20, 25, 30 dan 35 tahun.
05 | Nov - 2013
61
INSIDE
“Perlu Sharing Forum dengan Karyawan Senior” Momen penghargaan masa bakti 10 tahun ini merupakan kesempatan baik bagi saya untuk introspeksi, melihat, dan memperbaiki segala kekurangan di masa lalu, sekaligus mempersiapkan diri menghadapi tantangan ke depan. Banyak hal yang dapat saya aplikasikan dari tempat kerja sebelumnya di unit saya sekarang ini. Rencana jangka pendek adalah mengatur transaksi agar aman, eisien, dan terkontrol. Dalam transaksi keuangan, pekerjaan unit satu dengan yang lain saling terkait, oleh karena itu diperlukan saling tukar informasi dan masukan di antara unit. Komunikasi yang selama ini sudah terjalin baik harus dipertahankan. Bahkan kalau perlu diadakan sharing forum dengan karyawan senior, baik formal maupun informal. (Taufik Satria /JKTDFP – 10 tahun)
“Selalu Berkoordinasi dengan Semua Unit” Selama masa kerja 20 tahun ini saya berusaha mengikuti perkembangan dunia penerbangan. Di samping senantiasa menjaga kondisi safety armada sesuai standar penerbangan internasional, kami selalu berkoordinasi dengan semua unit, mulai dari planning, operasional, bahkan saat pre light sampai post light. Harapan saya, semua unit selalu berkoordinasi dan bersatu padu dalam satu tim yang tangguh agar target Perusahaan tercapai dengan baik. Kami bangga atas pemberian penghargaan ini.
(Dadang Shalahuddin Yusuf / JKTOGW5 20 tahun)
62
05 | Nov - 2013
“Optimis Menghadapi Tantangan ke Depan” Menurut saya, penghargaan ini dapat memotivasi karyawan untuk terus meningkatkan kinerja. Sejak bergabung di Perusahaan ini tahun 1977, saya sudah beberapa kali pindah unit, yaitu di unit Teknik, Hanggar, Flight Engineering, dan sekarang di bagian Safety. Selain merupakan kebanggaan tersendiri karena telah mendapat penghargaan “Garuda Bakti” 10 tahun, 20 tahun, dan 30 tahun, saya juga mendapat penghargaan 10.000 jam terbang. Yang jelas, saya akan tetap optimis menghadapi tantangan ke depan.
(Firman Novizar / JKTDVF 2 – 35 tahun )
“Padukan Pengalaman dan Teknologi”
“Pertahankan Standar Layanan Kita” Dengan perbaikan pelayanan dan regenerasi pesawat yang dilakukan Perusahaan, saya optimis Garuda dapat meningkatkan jumlah penumpang. Sebagai maskapai penerbangan yang memiliki full service untuk para pelanggan anggotanya, maskapai kita tidak kalah dengan Cathay Paciic, Malaysia Airlines, Swiss Air, Air France, KLM, dan airline lain. Standar layanan Garuda yang sudah bagus ini harus dipertahankan melalui kinerja terpadu. Semboyan “One Team, One Spirit, One Goal” menuntut kerjasama tim dari semua lini, dengan berpegang pada visi dan misi yang sama.
Sejak bergabung di Garuda tahun 1993, saya ikut merasakan jatuh bangun dan suksesnya Perusahaan ini. Masuknya kita ke dalam jajaran 10 besar maskapai penerbangan dunia adalah berkat kerja keras semua karyawan di bawah kepemimpinan Pak Emir. Di Cargo Unit Procurement, kami berupaya mendukung sepenuhnya kegiatan operasional dan sales agar customer nyaman dan terlayani dengan baik. Kami juga siap berbagi ilmu kepada pada karyawan junior. Meski kemajuan teknologi sekarang ini sudah pesat, ada satu hal yang tidak bisa dibayar, yakni pengalaman. Kalau kita bisa memadukan pengalaman dan teknologi pasti Perusahaan akan tumbuh lebih baik dengan output yang baik pula. Bagi saya, membanggakan sekali bisa menjadi karyawan perusahaan seperti Garuda ini.
(Okke Gartika S. / JKTGFH3 - 20 tahun )
(Capt. Istiyanto / JKTOFT - 30 tahun)
05 | Nov - 2013
63
INSIDE
MENGENAL LEBIH DEKAT “MUSEUM TRANSPORTASI TAMAN MINI INDONESIA INDAH (TMII)”
Memelihara museum, baik dari sisi keutuhan koleksi maupun gedung penyimpanannya, tak bisa dianggap remeh. Tanpa pemeliharaan yang tepat dan dukungan dari pemerintah maupun masyarakat, museum dapat menjadi “gudang” penyimpan barang tua belaka.
Usaha kita untuk berkontribusi terhadap pengembangan “Museum Transportasi Taman Mini Indonesia Indah” rasanya sudah tepat. Seperti tertuang dalam kesepakatan antara antara Garuda dengan Kementerian Perhubungan RI sebagai pemilik museum, kita ikut ambil bagian dalam pemeliharaan. Kontribusi ini sangat diperlukan, mengingat pengelolaan museum selama ini hanya didukung oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sehingga pemeliharaannya belum maksimal. Museum yang dibangun di atas lahan seluas 6,25 hektar tersebut berfungsi mengumpulkan, memelihara, meneliti, memamerkan bukti sejarah dan perkembangan transportasi, serta perannya dalam pembangunan nasional. Pemancangan tiang dilakukan oleh Ibu Tien Soeharto pada tanggal 14 Februari 1984, sedang pembangunannya dimulai pada tahun 1985 dan diresmikan mantan Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1991.
Modernisasi Display Pesawat DC-9
Manekin awak kokpit dan awak kabin dengan seragam terbaru.
64
05 | Nov - 2013
Bentuk dukungan Perusahaan kita salah satunya diwujudkan dalam program repainting & reconditioning koleksi asli DC-9, pesawat Garuda yang ditempatkan di bagian terdepan museum dan menjadi koleksi utama yang paling banyak mendapat perhatian para pengunjung. Di dalam kabin pesawat yang kita gunakan pada periode 1969-1989 ini, pengunjung dapat melihat
tiga macam kursi yang mewakili masing-masing era logo Garuda Indonesia, yaitu kursi warna oranye untuk Orange Logotype, kursi biru untuk Modern Bird Symbol, dan cokelat untuk Brand Refresh. Para pengunjung dapat merasakan dan menikmati sekilas suasana di dalam pesawat kita. Mereka juga diperbolehkan untuk mengunjungi area kokpit, yang di dalamnya terdapat instrumen pesawat.
Di sisi lain area ini pengunjung juga dapat mengetahui peristiwa-peristiwa penting yang perusahaan kita alami, sejak awal berdiri hingga saat ini. Misalnya, ketika Garuda pertama kali melayani penerbangan haji Indonesia di tahun 1956, maupun momen penting dimana Garuda menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia pada 11 Februari 2011.
Penataan Ulang Ruang Pamer Garuda ‘Dari Masa ke Masa’
Fungsi museum transportasi tidak hanya sebagai tempat rekreasi, namun yang tak kalah penting, museum ini juga dapat menjadi sarana edukasi masyarakat, seperti “London Transport Museum” yang terletak di Covent Garden, London, Inggris. Salah satu museum terbesar di London ini menyajikan informasi sejarah dan perkembangan sistem transportasi umum yang ada di London sejak tahun 1800. Pengunjung dapat melihat bentuk asli bus, trem dan kereta api, serta proses pembuatan kereta api bawah tanah dari jarak dekat. Bahkan ada beberapa simulator yang dapat dinaiki oleh pengunjung. Jadi pengunjung tidak hanya melihat, tetapi juga merasakan pengalaman menumpang alat transportasi yang ada. Kini “London Transport Museum” sudah menjadi salah satu ikon dan destinasi yang menarik minat turis. Kesuksesan ini tidak lepas dari usaha pengelolanya dalam memasarkan museum tersebut. Mereka tidak pernah absen untuk membuat berbagai kegiatan yang berkelanjutan. Kegiatan-kegiatan yang diadakan di museum ini tak hanya bersifat menghibur, namun juga edukatif dan diperuntukkan bagi segala kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Menarik, bukan? Tak ada salahnya jika pengelola “Museum Transportasi TMII” mengadaptasi bagaimana cara Pemerintah Inggris mengemas dan mengembangkan “London Transport Museum”. Tentu hal ini juga perlu mendapat dukungan semua pihak, termasuk kita.[V]
Kini, ketika pertama kali memasuki ruang pamer Garuda di Anjungan Udara, para pengunjung diperlihatkan poster raksasa mengenai transformasi logo Garuda dari masa ke masa beserta maknanya. Masih di area yang sama, kita menghadirkan manekin awak kokpit dan awak kabin Garuda yang mengenakan seragam terbaru lengkap dengan aksesoris sesuai tugasnya masing-masing. Bila ingin mengetahui lebih lengkap sejarah seragam awak pesawat dari masa ke masa, kita juga menyediakan poster berisi gambar seragam tersebut mulai dari tahun 1949 hingga 2013. Pada periode 1949-1969, misalnya, terlihat seragam yang digunakan masih sederhana dan fungsional. Saat itu, model seragam dibuat pada era Republik Indonesia yang baru saja mempertahankan kemerdekaannya dan dalam proses pembangunan pasca kemerdekaan. Yang tak kalah menarik adalah pada area ini juga terdapat empat mock up pesawat Garuda, yang terdiri dari Boeing 777-300ER, Boeing 737-800 NG, Airbus A330200 dan Bombardier CRJ1000 NextGen, dilengkapi panel informasi singkat mengenai pesawat-pesawat tersebut. Selain itu, kita juga menampilkan poster yang menunjukkan perkembangan armada Garuda dari tahun ke tahun, mulai dari pesawat pertama DC 3 Dakota yang digunakan pada tahun 1949, Lockheed L-118 Electra, Convair 990 A, Fokker 27, hingga Boeing 777-300ER yang kita gunakan mulai tahun 2013.
Panel informasi mengenai tranformasi Garuda dari masa ke masa.
Tempat Rekreasi yang Edukatif
Panel informasi mengenai standar perangkat keamanan pesawat.
05 | Nov - 2013
65
INSPIRASI
PURNA BAKTI PENERBANG
MEWARISKAN TOTALITAS PADA PERUSAHAAN Menjalankan profesi yang berisiko tinggi tentu tidak mudah. Karena itu, keuletan, keteguhan, dan kesetiaan dalam menjalankannya hingga purna bakti menjadi prestasi dan kebanggaan tersendiri. Dalam setiap kesempatan Purna Bakti Pilot, Direktur Operasi Capt. Novianto (DO) selalu mengingatkan bahwa perkembangan Garuda membutuhkan human capital yang andal. Masing-masing kita dituntut untuk dapat mengembangkan prestasi dan hasil kerja keras para pendahulu kita, melalui dedikasi dan proses pembelajaran yang terus-menerus. Bagi Capt. M. Rudy Agustiansjah, Capt. Suherijono, Capt. Sofyan Yusuf, dan Capt. Chaerul Alamsjah, puluhan tahun bergabung dengan Garuda bukanlah waktu yang singkat. Karir panjang dan jam terbang tinggi merupakan bukti profesionalisme yang diiringi kesetiaan serta dedikasi kepada Perusahaan. Melalui rangkaian tulisan ini, mereka membagi pengalaman, pelajaran, dan cita-cita mereka selanjutnya.
CAPT. M. RUDY AGUSTIANSJAH
‘SAYA ADALAH PRODUK GARUDA’ Masa kerja 38 tahun di bawah kepak sayap Garuda Indonesia sejak 1975 menjadi bukti kesetiaan Capt. M. Rudy. Tawaran pekerjaan dari maskapai penerbangan lain yang beberapa kali diterimanya tak mampu membuatnya berpaling dari Perusahaan. “Saya benar-benar produk Garuda,” ujar Capt. Rudy. Ketika menyelesaikan penerbangan terakhirnya pada 15 Agustus 2013 lalu, ia telah mengantongi 21.704 jam terbang. Capt. Rudy mengaku, hanya sedikit duka yang ia rasakan selama menjadi bagian dari Garuda. “Prinsip saya, jika ikhlas menerima pekerjaan, kita pasti merasa senang dan ringan dalam menjalankannya,” ujarnya. Terlebih, katanya, suasana kekeluargaan di lingkungan kerjanya cukup tinggi. “Meski berbeda angkatan, setahun sekali kami bertemu dalam gathering,” tambahnya. “Saya berterima kasih kepada Garuda yang telah memperhatikan kesejahteraan saya dan keluarga. Semoga ke depan Garuda semakin berkembang dan maju,” harap captain yang telah mendapatkan penghargaan “Garuda Bakti 35 Tahun” dan “Trophy 20.000 Jam Terbang” ini. Di hadapan para juniornya, Capt. Rudy berpesan agar mereka selalu mengutamakan kesehatan dan melakukan uji proisiensi setiap 6 bulan sekali. “Kita dapat berkarya hanya jika badan kita sehat,” tegasnya. “Saya masih sehat, dan saya siap terbang untuk Garuda hingga usia 65 tahun,” ujarnya mantap.[V]
“Saya berterima kasih kepada Garuda yang telah memperhatikan kesejahteraan saya dan keluarga. Semoga ke depan Garuda semakin berkembang dan maju.”
66
05 | Nov - 2013
CAPT. SUHERIJONO
INGIN MEMBAGI ILMU KEPADA PARA JUNIOR
”Untuk para rekan junior, saya akan membagikan ilmu dan pengalaman yang telah saya dapatkan sebaik mungkin.”
Kebanggaan dan kecintaan Capt. Suherijono pada Tanah Air yang begitu tinggi terpuaskan saat ia diterima menjadi pilot Garuda, 38 tahun lalu. Cita-citanya untuk mengelilingi Indonesia pun tercapai. Rasa puas itu bertambah ketika ia tidak hanya berhasil menerbangi berbagai wilayah Tanah Air, namun juga wilayah internasional, yakni ketika dipercaya menerbangkan pesawat berbadan lebar (wide body). “Beberapa kota besar di Eropa, Timur Tengah, Asia, Asia Tenggara, dan beberapa kawasan lainnya telah saya singgahi,” ujarnya. “Dahulu saya tidak pernah bercita-cita menjadi penerbang,” Capt. Suherijono kembali mengenang perjalanannya menjadi pilot. Setelah lulus SMA, kondisi orang tua yang kurang mampu membuat Capt. Suherijono bingung apakah ia perlu melanjutkan studi atau harus mengakhiri pendidikan formalnya, hingga akhirnya ia mendengar informasi tentang rekrutmen pilot Garuda.
Kini, penerbang yang telah mengantongi 23.625 jam terbang ini ingin dapat terus menyumbangkan tenaga dan pikirannya untuk Perusahaan, ”Untuk para rekan junior, saya akan membagikan ilmu dan pengalaman yang telah saya dapatkan sebaik mungkin,” Menyongsong tantangan dunia penerbangan di masa depan, Capt. Suherijono mengatakan bahwa selain harus profesional, penerbang juga dituntut untuk selalu meng-update pengetahuan di dunia penerbangan, agar dapat bersaing di tingkat global. Berkaitan dengan itu, Capt. Suherijono mengaku bangga atas berbagai penghargaan yang diraih Perusahaan belum lama ini, di antaranya “World Top 10 Airlines” dan “World’s Best Economy Class” dari SkyTrax serta “Best in Region: Asia and Australasia” dalam ajang penghargaan “Passenger Choice Awards 2013” yang diselenggarakan sebuah asosiasi peningkatan layanan penerbangan yang berkedudukan di New York, Amerika Serikat.[V]
05 | Nov - 2013
67
INSPIRASI
“Di Garuda saya merasakan ketenangan. Dukanya tertutup oleh sukanya.”
CAPT. SOFYAN YUSUF
UNTUK KELUARGA DAN TUHAN
68
05 | Nov - 2013
Tamat dari pendidikan penerbangan di Curug tahun 1974, Capt. Sofyan sempat mencoba meniti karir di sebuah perusahaan swasta. Panggilan hati mendorongnya masuk ke Garuda, di mana ia mengawali karirnya sebagai Co-pilot F- 28. “Di Garuda saya merasakan ketenangan. Dukanya tertutup oleh sukanya,” ujar pria yang telah bergabung di perusahaan kita sejak 15 September 1986 ini. Capt. Sofyan lalu mengungkapkan alasan di balik loyalitasnya. “Meski materi tidak segalanya, namun kalau keluarga saya terpenuhi, sudah sepantasnya jika saya juga memberikan yang terbaik pada Perusahaan,” ucap pilot yang telah mengantongi 17.801 jam terbang ini. Ia berharap, profesionalisme yang dimiliki Garuda harus dipertahankan, bahkan ditingkatkan. Untuk menghadapi kompetisi global, kita harus mengedepankan safety, ketepatan jadwal terbang, dan peningkatan performance yang ada. “Dunia penerbangan tidak berhenti di satu titik. Selalu saja muncul hal baru. Untuk itu, kita dituntut terus belajar dan belajar,” pesannya. Bagi Capt. Sofyan, kepuasan sebagai pilot ia rasakan pada saat mampu menerbangkan pesawat dengan baik, serta ketika dapat memberikan kenyamanan dan keselamatan pada penumpang. Kini, purna dari tugas panjangnya sebagai pilot, ia ingin menghabiskan sisa waktu yang dimilikinya bersama keluarga dan mendekatkan diri kepada Tuhan.[V]
“SDM Garuda harus dapat memenuhi standar yang ditetapkan dunia penerbangan internasional.”
CAPT. CHAERUL ALAMSJAH
“SDM GARUDA HARUS BERSTANDAR INTERNASIONAL”
Ia baru berusia 20 tahun saat bergabung dengan Garuda. “Praktis, sejak usia itu saya sudah dimiliki Garuda, bahkan sampai detik ini pun,” kata pria yang akrab dipanggil Uyung ini. Tak heran, ketika ditanya penilaiannya terhadap Perusahaan, Capt. Chaerul mengatakan, “Perusahaan ini adalah segalanya bagi saya maupun keluarga. Saya hidup dan besar di Garuda,” urainya. Di antara rekan sejawatnya yang memasuki masa purna bakti—bahkan di antara karyawan Garuda lainnya— Capt. Chaerul termasuk satu dari sedikit yang memiliki masa kerja paling lama, yakni 40 tahun. Last light yang ia selesaikan dengan menerbangkan pesawat Garuda dari Beijing beberapa waktu lalu menggenapkan kariernya sebagai pilot senior, dengan total jam terbang 22.261 jam. Capt. Chaerul menilai, transformasi yang telah dilakukan Perusahaan sejauh ini mencerminkan bahwa perusahaan kita tumbuh sehat dari tahun ke tahun. “Tentunya itu semua berkat dukungan dan kerja keras seluruh karyawan,” tambah pria yang hobi memancing ini. Ia berharap, dengan semakin beratnya tantangan ke depan, Perusahaan dapat menyediakan human capital yang lebih andal lagi. “SDM kita harus dapat memenuhi standar dunia penerbangan internasional, terlebih kita sedang bertransformasi menjadi world class airline,” katanya. [V]
05 | Nov - 2013
69
INSIGHT
PERBEDAAN GENERASI DI TEMPAT KERJA, BAGAIMANA MENGATASINYA? By: Cynthia Wihardja Pendiri ActionCOACH South Jakarta.
Di kantor, kita mungkin bekerja dengan orang-orang dari generasi berbeda, dengan nilai serta gaya kerja masing-masing. Jika tidak memahami perbedaan ini, wajar apabila kita lantas merasa bingung dan frustrasi. Bisa terjadi karyawan terbaik mengundurkan diri karena cara kepemimpinan dan manajemen yang ia rasa tidak tepat untuknya. Atau, karyawan yang diinginkan justru menjauh karena tidak tertarik dengan budaya perusahaan. Sebuah perusahaan bisa dihuni oleh empat generasi: generasi Tradisional (lahir antara 1942-1945), Baby Boomers (lahir antara 1946-1964), Generasi X (lahir antara 1965-1980), dan Generasi Y (lahir antara 19811994).
Generasi Tradisional Mungkin merupakan pemilik perusahaan atau Dewan Direksi; mereka yang mengambil keputusan di tingkat paling atas. Baby Boomers adalah para pemimpin atau staf yang berusia lebih tua. Generasi X mungkin sedang meniti jalan ke posisi pemimpin dan tengah belajar mengambil keputusan-keputusan penting, sementara Generasi Y adalah mereka yang baru memasuki lapangan kerja, atau mulai bekerja di tingkat menengah ataupun bawah. Macam-macam generasi ini membawa nilai, prioritas, dan gaya kerja yang berbeda. Bisakah Anda bayangkan apa jadinya ketika keputusan besar diambil dengan menggunakan kerangka berpikir satu generasi saja? Generasi Tradisional cenderung homogen — utamanya terdiri dari pria, atau dari etnis tertentu. Keharmonisan, otoritas, dan jabatan adalah hal-hal yang dianggap penting. Mereka juga punya deinisi tegas tentang salah dan benar. Saat memimpin, gaya yang diperlihatkan seperti militer, menekankan pada perintah dan kendali. Umumnya, mereka mengharapkan karyawan untuk memiliki nilai yang sama. Kesetiaan sangat dihargai dan mereka mengandalkan hierarki organisasi; baik untuk pengambilan keputusan, maupun peningkatan karir.
Baby Boomers Mulai mengutamakan kekompakan tim dan pengambilan keputusan secara kelompok. Mereka juga mengedepankan pilihan individu, kebebasan, serta aktualisasi diri. Community involvement dinilai penting,
70
05 | Nov - 2013
dan mereka lebih luwes menghadapi keberagaman gender maupun suku di tempat kerja, serta secara umum memiliki sikap yang positif. Selain itu, generasi ini bersifat goal-oriented dan memandang penting kesejahteraan; semakin banyak pasangan Baby Boomers yang sama-sama bekerja sehingga menghasilkan pendapatan ganda.
Generasi X Tumbuh besar dengan orang tua bekerja. Berada sendirian di rumah dan memenuhi kebutuhan sendiri bukanlah hal yang asing. Mereka tidak menolak otoritas, tetapi tidak serta merta terkesan dengan pangkat atau hirarki. Lagi pula, bukankah mereka telah berdaya sejak kecil? Kemandirian dinilai penting dan mereka mulai ingin memiliki keseimbangan antara bekerja dan kehidupan pribadi. Bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja. Mereka suka menerima feedback dan recognition serta melihat diri sebagai komoditas bernilai jual. Bukannya terikat dengan hanya satu perusahaan, generasi ini mulai mencoba sistem bekerja lepas, dengan jam kerja leksibel serta kualitas hidup yang lebih baik.
Generasi Y Tumbuh dengan perawatan dan perhatian penuh. Mereka selalu mendapat pujian dan dorongan atas usaha sekecil apapun. Orang tua mereka pun menaruh ekspektasi yang lebih tinggi terhadap lingkungan dan sistem sekolah yang menampung anak-anak mereka. Memasuki dunia kerja, Generasi Y merasa berhak mendapat reward meski dengan kinerja yang tidak seberapa. Ekspresi diri sangat penting; mereka memandang diri sebagai brand. Mereka mencari kebebasan berekspresi dan kelonggaran dalam hal berpakaian maupun jam kerja, serta lingkungan kerja yang lebih terbuka dan tidak kaku. Mereka idealis; menyukai perusahaan dengan rasa tanggung jawab sosial dan punya andil di masyarakat. Rasa hormat, bagi Generasi Y, harus diraih (earned), bukan muncul karena kedudukan. Mereka tidak suka begitu saja melaksanakan perintah; mereka ingin tahu bagaimana tugas itu bermakna dalam konteks yang lebih besar. Dalam decisionmaking, mereka ingin terlibat secara aktif—bahkan sebagai staf junior yang baru mulai bekerja. Tumbuh dengan internet dan teknologi, mereka juga terbiasa dengan segala hal yang serba instan, seperti hasil, perubahan, maupun kemajuan. Jelas bukan, bagaimana gaya kepemimpinan dari satu generasi mungkin berlawanan dengan gaya kerja generasi lain?
Beberapa tips mengatasi jurang generasi di organisasi Anda. Pertama, komunikasikanlah. Perbedaan generasi bisa dirasakan oleh para karyawan, jadi kenapa tidak kita bicarakan secara terbuka. Ceritakan isi artikel ini, kemudian diskusikanlah dengan santai. Inilah salah satu sarana Anda membangun kekompakan tim. Kedua, sebagai pemilik dan pemimpin, dekatkanlah karyawan dengan visi Anda. Terkadang, pemimpin terlalu terpaku pada target dan angka. Padahal, karyawan di masa ini ingin tahu mengapa target itu penting. Mereka ingin mengenal tujuan organisasi serta misi yang ingin dicapai. Jangan sekadar membacakan visi dan misi – jelaskan juga apa makna pekerjaan sehari-hari para karyawan terhadap visi dan misi tersebut. Terakhir, cobalah ajukan lebih banyak pertanyaan, bukan pernyataan. Generasi Baby Boomers, X, dan Y mengedepankan individualitas, keputusan kelompok, dan keterlibatan aktif. Sementara, jika Anda memimpin melalui perintah berarti Anda mundur pada gaya Generasi Tradisional: command-and-control. Alih-alih demikian, bangunlah keterlibatan karyawan dan rasa keterikatan mereka terhadap suatu keputusan dengan mengajukan pertanyaan bersifat coaching. Minta feedback mereka. Tunjukkan bahwa Anda peduli dan bahwa Anda mau mendengarkan.
Perbedaan generasi memang bukan hal mudah. Dan dalam penjabaran seperti di atas, mungkin ada banyak generalisasi. Sebab itu, sangat penting untuk berusaha mengenal setiap orang di dalam tim Anda dan memahami karakter mereka. Cobalah melihat nilai-nilai apa yang dibawa oleh setiap orang, dari generasi manapun mereka berasal. Kita tidak akan tahu seperti apa generasi yang akan datang nanti. Sebagai pemimpin, semakin kita terbiasa berkomunikasi dengan jujur dan terbuka, membangun keterlibatan tim, dan menciptakan visi dengan tujuan jelas, semakin siap pula kita menghadapi hari-hari ke depan. [V]
05 | Nov - 2013
71
INSIGHT
MAU
KREATIF? JANGAN SETENGAH-SETENGAH! Kita mungkin pernah ditantang oleh atasan kita untuk menjadi lebih kreatif. Namun persoalannya, apakah kita dapat benar-benar kreatif? Bagaimana cara menjadi lebih kreatif?
72
05 | Nov - 2013
berlawanan. Bahkan jika perlu kita praktikkan hal tersebut dalam kehidupan kita. Midnight Sale yang sering digelar di kota-kota besar adalah contoh hasil berpikir “think the opposite”. Kemudian program “I Like Monday” di Hard Rock Cafe juga merupakan hasil dari cara berpikir “think the opposite”. Jika sebagian orang tidak menyukai hari Senin, maka kemudian orang berpikir terbalik untuk menyukai hari Senin.
Terpaku Kisah Sukses Lama
Kreatif adalah kata sifat yang muncul berdasarkan kemampuan seseorang untuk menemukan solusisolusi setiap masalah yang ditemukan. Caranya dapat sama sekali baru ataupun berdasarkan pada sesuatu yang sudah ada. Namun, kreativitas tidak hadir begitu saja. Ia hadir melalui proses. Hanya segelintir orang saja yang memang memiliki kreativitas tanpa harus dilatih. Sisanya harus mengasah diri untuk bisa memliki tingkat kreativitas yang mumpuni. Berikut adalah sejumlah tips yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan kreativitas.
Melihat ‘Sesuatu di Balik Sesuatu’ Jika kita melihat sesuatu yang luar biasa, pikirkanlah apa yang mendorong orang menggagas hal tersebut. Dugaan kita mungkin tidak terlalu tepat. Namun bukan itu intinya. Intinya adalah melatih diri untuk berpikir mencari kemungkinankemungkinan penyelesaian masalah.
Menggabungkan, Mengapa Tidak? Menggabungkan dua hal yang berbeda menjadi satu hal yang khusus adalah salah satu cara untuk menghasilkan sesuatu yang kreatif. Bayangkanlah kita menggabungkan dua alat yang berbeda menjadi sebuah alat baru yang memiliki fungsi khusus. Bayangkan saja kamera yang “dikawinkan” dengan telepon, yang kini menghasilkan telepon genggam berkamera. Ini yang 20 tahun lalu nyaris tidak terpikir oleh kebanyakan orang.
Kisah sukses lama memang menggoda kita untuk mengulangi hal yang sama berulang kali. Hal itu ternyata tidak selalu menguntungkan. Sebab dalam suasana kompetisi yang ketat, kompetitor selalu mencari cara untuk menang dan menyingkirkan ‘lawan’. Kesuksesan sebuah ide kadang-kadang sangat situasional, hanya berlaku pada kondisi tertentu. Di saat yang lain, siapa yang tahu?
Read, Watch and Talk Untuk merangsang kreativitas, kita harus lebih banyak membaca, melihat ilm, ataupun berbicara dan berdiskusi dengan orang lain. Semua aktivitas tersebut memperkaya wawasan, memperluas pengetahuan, dan menambah derajat analisa kita. Itu yang membuat kita semakin mudah ‘memproduksi’ gagasan dan ide-ide.
Catatlah Segalanya! Ini saran paling klasik. Bawalah catatan kemana pun kita pergi. Tulislah segera jika ada ide yang muncul di kepala. Ini benar lho, banyak ide ciamik menguap begitu saja karena kita lupa mencatatnya. Padahal jika ide tersebut dieksekusi mungkin akan menjadi sesuatu yang besar. [V]
Think the Opposite Mungkin terdengar agak aneh. Namun untuk menjadi seorang yang kreatif, ada kalanya kita harus melihat banyak hal dari sisi yang
05 | Nov - 2013
73
QUIZ
Pemenang Quiz GA VIEW edisi 04 | Ags - 2013: 3 Orang pemenang hadiah dari Garuda berupa Kain Tenun Bali adalah : 1. FX Edi Darmawan / JKTWLB 2. Devina Gunawan / JKTTC 3. Feradika Mopili / GTOSR 3 Orang pemenang hadiah dari PT Aktivasi Communication Terpadu (Kompas Gramedia Group) *) adalah : 1. Adityo Wildan / SUBRR 2. Liliek Indrayati / JKTCNN 3. Ade Kurniawati / JKTQXO *) Pemenang dapat memilih berlangganan salah satu satu majalah ini: Ride Bike, Angkasa ataupun Intisari, selama 6 bulan.
- Pemenang dapat menghubungi JKTDPE / Tel 25601068 / 1069
QUIZ GA VIEW 05 | Nov - 2013 1. Armada Airbus 330 – 300 yang baru saja kita terima, menggunakan mesin: a. 200 cc Silinder Tunggal c. 1926 BMW VI – Water Cooled V12 b. Rolls-Royce Trent 700 d. Renault V12 Aeroengine 2. Kapan secara resmi kita akan menjadi anggota Aliansi Global SkyTeam? a. April 2014 c. Maret 2014 b. Maret 2013 d. April 2013 3. Pesawat tipe apakah yang menjadi acuan dalam “New Seat Numbering” yang kita lakukan sejak September 2013? a. Boeing 737-800NG c. Boeing 737-400 b. Boeing 777-300ER d. CRJ1000 NextGen 4. Kapan pertama kali Garuda mengoperasikan pesawat CRJ1000 NextGen? a. 11 Oktober 2012 c. 17 Oktober 2012 b. 13 Oktober 2012 d. 19 Oktober 2012 5. Dalam rangka peringatan 55 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang, apa nama turnamen yang turut didukung oleh perusahaan kita? a. Sumo Tournament in Jakarta 2013 b. Shiatsu Tournament in Jakarta 2013 c. Soccer Tournament in Jakarta 2013 d. Tennis Tournament in Jakarta 2013
- Jawaban dikirim melalui email
[email protected], paling lambat 6 Desember 2013. - Pemenang akan diumumkan pada edisi GA VIEW berikutnya - Disediakan hadiah menarik bagi 6 pemenang
74
05 | Nov - 2013
Direktur Utama, Bapak Emirsyah Satar, terpilih sebagai “The 2013 Travel Business Leader of the Year” pada acara “2013 Travel Business Leader Award in Asia Pacific (TBLA)” yang diselenggarakan “Singapore Tourism Board” dan jaringan televisi internasional CNBC tanggal 22 Oktober 2013 lalu di Singapura. Pak Emir memenangkan award tersebut karena dinilai berhasil memberi kontribusi besar dalam “travel industry” (driving growth, success and profitability) di kawasan Asia Pacific.
Cargo Garuda Indonesia meraih penghargaan “The Rising Star Carrier of the Year” pada acara “Payload Asia Awards 2013” yang dilaksanakan di Singapura tanggal 17 Oktober 2013 lalu, mengungguli layanan Etihad Cargo dan Kenya Airways Cargo.